Top Banner

of 82

Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa-stain Salatiga

Oct 11, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA

    DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI BILANGAN

    BULAT MELALUI STAD (STUDENT TEAM-

    ACHIEVEMENT DIVISIONS)

    (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas IV MI Ma'arif Grabag I, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

    Oleh ISWANTO 125 07 021

    JURUSAN TARBIYAH

    PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    2010

  • PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:

    Nama : Iswanto

    NIM : 125 07 021

    Jurusan : Tarbiyah

    Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

    Judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa

    Dalam Menyelesaikan Soal Operasi Bilangan Bulat Melalui

    STAD (Student Team- Achievement Divisions) (Penelitian

    Tindakan Kelas Siswa Kelas IV MI Ma'arif Grabag I,

    Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran

    2009/2010)

    Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

    Salatiga, 8 Februari 2010

    Pembimbing

    Drs. Djoko Sutopo

    Nip. 195606031987031002

  • KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

    SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga

    http//www.salatiga.ac.id e-mail:[email protected]

    PENGESAHAN KELULUSAN

    Skripsi saudara Iswanto dengan Nomor Induk Mahasiswa 125 07 021 yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Operasi Bilangan Bulat Melalui STAD (Stu dent Team-Achievement Divisions) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas IV MI Ma'arif Grabag I, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010), telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada 20 Maret 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Salatiga, 20 Maret 2010 4 Rabiul Akhir 1431

    Panitia Ujian

    Ketua Sidang Sekretaris Sidang

    Dr. Imam Sutomo, M.Ag

    NIP 19580827 198303 1 002

    Dr. Muh Saerozi, M.Ag

    NIP 19660215 199103 1 001

    Penguji I Penguji II

    Drs. Abdul Syukur,M.Si Nip 19670307 199403 1 002

    Dra. Maryatin

    Nip 19690402 199803 2 001

    Pembimbing

    Drs. Djoko Sutopo Nip 19560603 198703 1 002

  • PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

    Nama : Iswanto

    NIM : 125 07 021

    Jurusan : Tarbiyah

    Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

    Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya

    sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang

    terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

    Salatiga, 8 Februari 2010

    Yang menyatakan,

    Iswanto

  • MOTTO

    1. Don't let paradise lonely without our attendance

    2. Be sure to be with your friends when you are away, there is always safety in

    number, not alone

    3. Be careful with your time ! never waste it ! youth is the hope for tomorrow

    4. We have to be honest to ourselves, and be sincere to others !

  • PERSEMBAHAN

    1. Tanda baktiku kepada kedua orang tuaku, Ayahku (Bpk. Suharto. Alm)

    I will continue your Leadership and I hope peace and happiness always be with

    you in Paradise.

    2. My Beautiful Mother (Ibu Rochimah). Maafkanlah anakmu yang sampai saat ini belum bisa menghadirkan yang terbaik, tapi aku semakin optimis dan semangat

    ketika mendengar indahnya do'a yang kau lantunkan di heningnya sepertiga

    malam. I will do my best, wish me luck, Mom. 3. Ibu Siti Maryati, S.Pd. dan Bapak Slamet HS. S. Pd. Peranmu begitu agung, kau

    telah membangun mental spiritualku, hingga aku bisa bangkit dan menikmati

    dunia pendidikan tinggi.

    4. Para dosenku dan saudara-saudaraku, Sahabat seperjuanganku

    5. My Close Foreigner's in Salatiga.(Duncan Harry Barlow, Alison Janne Ellwood,

    Jenna Derrick, Patrick Cheah, Candice Tan, Timothy Cheah Chu Shih, Amanda

    Cheah Chen Ling, etc) thanks for your spirit to improve my English, So I'm more

    optimists to face the brighter future.

    And I'm sorry all my mistakes.

    6. Dan teman-temanku semua yang mengenalku dan membaca tulisan ini.

  • Kata Pengantar

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat

    dan hidayah Nya sehingga Laporan Penelitian Tidakan Kelas ini dapat kami laksanakan

    dan kami selesaikan sesuai dengan rencana.

    Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini berlangsung selama 2 bulan yaitu sejak

    bulan Desember 2009 dan berakhir sampai dengan penyusunan laporan pada minggu

    terakhir bulan Januari 2010

    Adopsi permainan sangat penting dalam pembelajaran matematika, guna

    mengubah persepsi siswa tentang matematika sebagai pelajaran yang sulit, maka

    penelitian ini kami beri judul UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA

    DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI

    STAD (STUDENT TEAM-ACHIEVEMENT DIVISIONS) (Penelitian Tindakan Kelas

    Siswa Kelas IV MI Ma'arif Grabag I, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang Tahun

    Pelajaran 2009/2010).

    Pelaksanaan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini tidak akan terwujud tanpa

    adanya pemberian kesempatan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu

    penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi - tingginya kepada:

    1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga.

    2. Drs. Djoko Sutopo yang sangat sabar dan teliti didalam membimbing skripsi ini.

    3. Ahmad Sulthoni, M.Pd. selaku Kaprogdi PGMI STAIN Salatiga.

    4. Subandi, S.PdI Kepala Ma'arif Grabag I, atas kesempatannya sehingga kami bisa

    melaksanakan penelitian.

  • 5. Bapak Ibu Guru MI Ma'arif Grabag I, kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

    6. Siswa-siswi MI Ma'arif Grabag I, kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang

    7. Seluruh teman Ma'had Yakaomi STAIN Salatiga.

    8. Keluarga besar PGMI.

    9. Seluruh aktivis UKM/ UKK STAIN Salatiga.

    10. Dan teman-teman yang mengenalku dan membaca tulisan ini.

    Kami menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Penelitian Tidakan Kelas ini masih

    jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik, saran

    dan masukan yang dapat kami gunakan untuk menyempurnakan kegiatan penulisan hasil

    penelitian mendatang.

    Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu mencurahkan rahmat, bimbingan dan

    petunjukNya kepada kita semua. Amiin

    Salatiga, 8 Februari 2010

    Peneliti

  • ABSTRAK

    ISWANTO, 2010. Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Operasi Bilangan Bulat Melalui STAD (Student Team-Achievement Divisions) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas IV MI Ma'arif Grabag I, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Drs. Djoko Sutopo. Kata Kunci : STAD (Student Teams-Achievement Divisions)

    Berdasarkan pengamatan peneliti di MI Ma'arif Grabag I, Kecamatan Grabag,

    Kabupaten Magelang kebanyakan para siswa mengalami kesulitan di dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, baik secara individu maupun bersamasama dalam satu kelompok. Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) apakah metode STAD (Student Teams-Achievement Divisions) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. (2) apakah model STAD (Student Teams-Achievement Divisions) dapat meningkatkan prosentase pencapaian KKM. Tujuan Penelitian ini adalah (1) untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat (2) untuk mengetahui prosentase peningkatan pencapaian KKM. Sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam penyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui model STAD (student teams-achievement divisions) dengan permainan tangga gor garis bilangan. Proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas menggunakan dua siklus dengan model pembelajaran inkuiri dengan teknik permainan, dimana tahap atau siklus pertama dilaksanakan dengan permainan manik-manik dan pada tahap selanjutnya dilaksanakan dengan pembelajaran permainan tangga gor garis bilangan di halaman sekolah. Subyek penelitian sebanyak 24 siswa dan pengumpulan data menggunakan test dan dokumentasi.

    Analisis data menunjukkan pada siklus I mean meningkat menjadi 66,67 dan siklus II menjadi 77,5. Prosentase pencapaian KKM pada siklus I meningkat sebesar 16,67% dan pada siklus II meningkat 33,34%. Analisis data tersebut membuktikan bahwa dengan menggunakan model STAD (student teams-achievement divisions) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dan juga meningkatkan prosentase pencapaian nilai KKM pada siswa kelas IV MI Ma'arif Grabag I kecamatan Grabag.

    Sehingga hipotesis yang menyatakan model STAD (student teams-achievement divisions) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat diterima.

  • Daftar isi

    SAMPUL .................................................................................................................. i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING .............. ............................................................ ii

    PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................................. iii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................................ iv

    MOTTO ................................................................................................................... v

    PERSEMBAHAN ...................................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii

    ABSTRAK ................................................................................................................. ix

    DAFTAR ISI ............................................................................................................. x

    DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3

    C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3

    D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ...................................... 4

    E. Kegunaan penelitian ................................................................................. 5

    F. Definisi Operasional ................................................................................. 6

    G. Metode Penelitian

    1. Rancangan Penelitian ........................................................................ 12

    2. Subyek Penelitian .............................................................................. 13

  • 3. Langkah-Langkah .............................................................................. 14

    4. Pengumpulan Data ............................................................................. 15

    5. Analisis Data ......... .......................................................................... 16

    H. Sistematika Penulisan Skripsi. ............................................................... 17

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Teori Belajar

    1. Pengertian belajar .............................................................................. 19

    2. Faktor yang mempengeruhi belajar ................................................... 20

    B. Karakteristik Usia SD .............................................................................. 21

    C. Strategi Belajar matematika ................................................................... 22

    D. Operasi Bilangan Bulat ............................................................................ 23

    E. STAD (Student Team Achievement Divisions) ........................................ 25

    F. Operasi Bilangan Bulat Melalui STAD (Student Team

    Achievement Divisions) dengan teknik permainan .................................. 28

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Profil Madrasah .....................................................................................40

    B. Pelaksanaan Penelitian

    1. Pra siklus ........................................................................................ 43

    2. Pelaksanaan Siklus I ....................................................................... 43

    3. Pelaksanaan Siklus II ........................... ......................................... 46

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Pra siklus ................................................................................................. 48

    B. Siklus I

  • 1. Hasil siklus I .................................................................................... 49

    2. Pembahasan siklus I ........................................................................ 50

    C. Siklus II

    1. Hasil siklus II ................................................................................... 53

    2. Pembahasan siklus II ....................................................................... 54

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................................. 57

    B. Saran-Saran ............................................................................................. 57

    DAFTAR PUSTAKA

  • Daftar tabel

    Tabel 1 Jadwal kegiatan penelitian ............................................................................ 36

    Tabel 2 Data tenaga pendidik dan kependidikan ........................................................38

    Tabel 3 Data jumlah siswa tahun pelajaran 2009/2010 ..............................................39

    Tabel 4 Daftar siswa kelas IV Mi Ma'arif Grabag I ...................................................40

    Tabel 5 Susunan Komite Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Grabag I ...............................41

    Tabel 6 Data nilai semester I ............................ .........................................................48

    Tabel 7 Data nilai siklus I ...........................................................................................49

    Tabel 8 Data nilai siklus II ............................. ......................................................... 53

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Adopsi permainan sangat penting dalam pembelajaran matematika.

    Permainan yang menyenangkan akan merubah persepsi siswa tentang matematika

    sebagai pelajaran yang sulit. Penggunaan model permainan secara optimal yang

    pelaksanaannya secara kelompok akan memotivasi siswa untuk belajar matematika.

    Pembelajaran yang masih di dominasi dengan metode ceramah membuat

    siswa merasa berat dalam mencerna pelajaran matematika. Karena masa kanak-

    kanak masih berfikir secara konkret. Sehingga perlu adanya variasi pembelajaran

    dengan menggunakan berbagai metode yang mengarahkan siswa untuk bisa berfikir

    secara realistis.

    Begitu pentingnya kegembiraan bagi keseluruhan proses belajar, karena

    selama saat-saat yang penuh kegembiraan, pikiran akan terhibur dan akhirnya

    pelajaran yang disampaikan mudah diserap. Cukuplah untuk mengatakan bahwa

    kelas-kelas seharusnya sebanyak mungkin berbasis pengalaman bukan didaktik.

    (Donald Walters, 2004: 61).

    Bagi anak, bermain adalah suatu kegiatan yang serius tetapi mengasyikkan.

    Bermain adalah medium dimana si anak mencobakan diri bukan saja dalam

    fantasinya tetapi juga benar nyata secara aktif (Conny R Semiawan, 2008: 21 ).

    Perluasan himpunan bilangan asli menjadi bilangan bulat bukan hanya

    sekedar memenuhi kebutuhan yang berbentuk a + ... = b, dengan a > b, melainkan

  • untuk proses penghitungan yang lebih luas lagi dalam kehidupan nyata, seperti untuk

    melakukan pembukuan, pemasaran, perdagangan, industri dan IPTEK. Selain itu

    tumbuh pula untuk melakukan proses hutang piutang, maju mundur, atas bawah

    (Gatot Muhsetyo, 2007: 1.9)

    Operasi bilangan bulat telah diperkenalkan di kelas IV SD/MI pada awal

    semester II meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, dan secara

    spiral lebih mendalam sampai di kelas VI. Selama ini sudah cukup banyak buku-buku

    SD/MI yang menyampaikan ilustrasi dan materi bilangan bulat dengan berbagai

    ragam bentuknya, namun para peserta didik masih kesulitan didalam menguasainya

    karena konsep yang diberikan masih abstrak. Padahal dalam usia sekolah dasar,

    proses abstraksi siswa masih perlu dibantu media lain. Hampir semua buku tidak

    menjelaskan mengapa harus ada bilangan negatif dan bagaimana proses penentuan

    bilangan negatifnya. Tidak dipergunakannya media tertentu yang dapat

    memperlihatkan hasil operasi hitung secara konkrit. Penggunaan garis bilangan yang

    diperagakan dalam buku-buku tersebut selalu berorientasi pada ujung panah dalam

    menunjukkan hasil operasinya. Hal ini tidak salah namun jika orientasinya seperti ini,

    maka dapat dipastikan bahwa guru akan kesulitan dalam menyampaikan operasi

    pengurangan bilangan bulat yang berbentuk a-(-b).

    Kemampuan siswa kelas IV dalam hal penyelesaian soal penjumlahan dan

    pengurangan bilangan bulat relatif masih kurang. Hal ini ditunjukkan dalam proses

    belajar mengajar berlangsung, terlihat rata-rata kelas pada semester I sebesar 55, 21,

    banyaknya siswa yang telah memenuhi nilai KKM sebesar 66, 67% (16 dari 24

    siswa). Masih sedikit siswa yang berani tunjuk jari, bila guru memberikan

  • pertanyaan. Kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, masih sedikit

    siswa yang berani memberikan pendapat, masukan dan solusi, kurangnya

    kemampuan bekerja sama dengan teman dalam satu kelompok dan terbatasnya siswa

    yang menjawab dengan benar pertanyaan guru.

    Oleh karena itu penulis perlu melakukan Penelitian Tindakan Kelas.

    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu menyelesaikan

    soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui Cooperative Learning

    model STAD (Student Team-Achievement Divisions). Dalam hal ini permainan yang

    digunakan adalah permainan manik-manik dan tangga gor garis bilangan. Permainan

    dipilih, karena siswa umumnya sering melakukan permainan ini saat istirahat sekolah

    dan mengisi waktu luang di rumah. Dalam kegiatan ini guru bertindak sebagai

    pemandu, juri dan fasilitator.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasar latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam

    penelitian ini adalah

    1. Apakah model STAD (Student Team-Achievement Divisions) dapat meningkatkan

    kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan

    bilangan bulat?

    2. Apakah model STAD (Student Team-Achievement Divisions) dapat meningkatkan

    prosentase pencapaian KKM?

  • C. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam kegiatan penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    1. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan penjumlahan dan

    pengurangan bilangan bulat di kelas IV MI Ma'arif Grabag I, Kec. Grabag, Kab.

    Magelang.

    2. Untuk mengetahui besarnya peningkatan prosentase pencapaian KKM

    penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas IV MI Ma'arif Grabag I,

    Kec. Grabag, Kab. Magelang.

    D. Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan

    1. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis adalah pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya

    (Husaini Usman, 2003: 119). Sedangkan dalam pengertian yang lain Hipotesis

    adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang

    diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran

    yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang

    dikumpulkan melalui penelitian. (Suharsimi Arikunto, 1995: 71)

    Dari pengertian diatas maka hipotesis yang diajukan oleh peneliti dalam

    penelitian tindakan kelas ini adalah model STAD (Student Team-Achievement

    Divisions) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal

    operasi bilangan bulat mata pelajaran matematika kelas IV MI Ma'arif Grabag I,

    kec Grabag, kab. Magelang tahun pelajaran 2009/2010.

  • 2. Indikator Keberhasilan

    Untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan siswa dalam

    memecahkan masalah pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat,

    penulis membandingkan:

    a. Perkembangan nilai ratarata dari post test siklus I, post test siklus II, semakin

    baik nilai rata- rata tersebut berarti semakin meningkat kemampuan siswa

    dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

    b. Peningkatan yang signifikan nilai pelajaran matematika dari semester satu

    (sebelum di lakukan Tindakan Kelas) dengan nilai matematika sesudah di

    lakukan Tindakan Kelas (siklus I, dan siklus II). Berarti semakin meningkat

    nilai rata-rata matematika, maka semakin meningkat kemampuan siswa dalam

    melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

    c. Peningkatan prosentase siswa yang mencapai nilai KKM, berarti semakin

    meningkat prosentasenya maka semakin meningkat kemampuan siswa dalam

    melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

    E. Kegunaan Penelitian

    Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan memberikan

    manfaat yang berguna bagi perorangan maupun institusi / lembaga :

    1. Bagi Guru :

    Dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini guru akan

    mengetahui segala kekurangan yang ada dalam dirinya dan dapat dipergunakan

    sebagai bahan koreksi dan perbaikan untuk proses pembelajaran berikutnya.

  • 2. Guru lain :

    Dengan membaca laporan penelitian tindakan kelas ini akan mendapat

    gambaran yang jelas tentang bagaimana meningkatkan kemampuan meneliti dan

    memperbaiki proses pembelajarannya.

    3. Bagi Siswa:

    Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi siswa yang mengalami

    kesulitan dalam menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

    4. Bagi sekolah:

    Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang berguna untuk

    perbaikan proses pembelajaran di sekolah itu sendiri khususnya dan sekolah lain

    pada umumnya.

    F. Definisi Operasional

    1. Operasi Bilangan Bulat

    Operasi bilangan bulat terdiri dari penjumlahan, pengurangan, perkalian dan

    pembagian. Dalam penelitian tindakan kelas ini operasi bilangan bulat yang

    dibahas adalah hanya terbatas pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

    a. Mengenal bilangan bulat.

    Bilangan-bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5 .disebut bilangan cacah.

    Sedangkan 1, 2, 3, 4, 5 .disebut bilangan asli. Bilangan cacah adalah

    gabungan dari bilangan nol dan bilangan asli. Bilangan bulat negatif adalah

    lawan dari bilangan asli dan bilangan nol. Jadi bilangan bulat positif adalah

  • sebutan lain dari bilangan asli. Sehingga dapat dijelaskan bahwa contoh

    bilangan bulat yang dimaksud adalah . -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5.

    Berarti pada bilangan bulat terdiri dari ;

    1) Bilangan yang bertanda negative (.., -3, -2, -1) yang selanjutnya

    disebut bilangan bulat negatif.

    2) Bilangan (0) nol dan

    3) Bilangan-bilangan yang bertanda positif (1, 2, 3 ...) yang selanjutnya

    disebut bilangan bulat positif.

    b. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat

    1). Di dalam penjumlahan bilangan bulat yang akan dijabarkan adalah

    bagaimana kita dapat menjumlahkan dua buah bilangan bulat dengan

    pendekatan yang semi abstrak dan sebaran penjumlahannya yang

    mencakup:

    a) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.

    Contoh; 2 + 5 =.

    b) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.

    Contoh; 2 + (-5) = .

    c) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif.

    Contoh: (-2) + 5 = ..

    d) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.

    Contoh: (-2) + (-5)

    2). Di dalam pengurangan bilangan bulat yang akan dijabarkan adalah

    bagaimana kita dapat melakukan pengurangan dua buah bilangan bulat

  • dengan pendekatan yang semi abstrak dan sebaran pengurangannya yang

    mencakup:

    a) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.

    Contoh; 2 - 5 =.

    b) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.

    Contoh; 2 - (-5) = .

    c) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif.

    Contoh: (-2) - 5 = ..

    d) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.

    Contoh: (-2) - (-5).

    Dengan membahas operasi bilangan bulat pada

    penjumlahan dan pengurangan sesuai dengan uraian diatas, maka

    dapat ditarik delapan macam contoh variasi soal. Sehingga siswa

    harus lebih teliti dan konsentrasi didalam melakukan operasi bilangan

    bulat.

    2. STAD (Student Team Achievement Divisions).

    Menurut Slavin dalam (Isjoni, 1995: 74) STAD (Student Team

    Achievement Divisions) merupakan tipe cooperatif learning yang menekankan

    pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan

    saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai potensi

    yang maksimal.

  • Pada proses pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD (Student

    Team-Achievement Divisions) dapat dilalui atau disajikan melalui lima tahapan

    yang meliputi:

    a. Tahap penyajian materi.

    b. Tahap kegiatan kelompok

    c. Tahap tes individual.

    d. Tahap penghitungan skor perkembangan individu dan

    e. Tahap pemberian penghargaan kelompok.

    Melalui tahapan tersebut maka suasana kelas akan lebih hidup dan

    siswa tidak merasa jenuh disaat melakukan proses belajar mengajar.

    3. Jenis permainan yang digunakan dalam kegiatan kelompok adalah

    a. Alat peraga manik-manik dengan pendekatan konsep himpunan

    Bentuk alat ini berupa bulatan-bulatan setengah lingkaran yang

    terbuat dari kertas yang apabila sisi diameternya digabungkan akan

    membentuk lingkaran penuh. Pemanfaatan alat ini menggunakan konsep

    menggabungkan dan memisahkan dua himpunan. Alat ini biasanya terdiri

    dari dua warna, satu warna untuk menandakan bilangan positif (misal

    biru), sedangkan warna lainnya untuk menandakan warna negatif

    (misalnya kuning).

    Dalam alat ini, bilangan nol (netral) diwakili oleh dua buah manik-

    manik dengan warna yang berbeda yang dihimpitkan pada sisi

    diameternya, sehingga membentuk lingkaran penuh dalam dua warna.

    Nilai netral ini dipergunakan pada saat kita akan melakukan operasi

  • pengurangan a b dengan b > a atau b < 0. selanjutnya dalam

    menggunakan alat peraga ini (dalam hal ini untuk melakukan operasi

    hitung penjumlahan dan pengurangan) harus memperhatikan beberapa

    prinsip kerjanya, yaitu:

    Dalam operasi hitung, proses penggabungan dalam konsep

    himpunan dapat diartikan sebagai penjumlahan, sedangkan proses

    pemisahan dapat diartikan sebagai pengurangan. Berarti, kalau kita

    menggabungkan sejumlah manik-manik ke dalam kelompok manik-manik

    lain sama halnya dengan melakukan penjumlahan. Namun demikian ada

    beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses penjumlahan:

    1) Jika a > 0 dan b > 0, maka sejumlah manik-manik digabungkan

    ke dalam kelompok manik-manik lain yang warnanya sama.

    2) Jika a > 0 dan b < 0 atau sebaliknya, maka sejumlah manik-manik

    yang mewakili bilangan positif digabungkan ke dalam kelompok

    manik-manik yang mewakili bilangan negatif. Selanjutnya dilakukan

    proses penghimpitan diantara kedua kelompok manik-manik tersebut

    agar ada yang menjadi lingkaran penuh. Tujuannya untuk mencari

    sebanyak-banyaknya kelompok manik-manik yang bernilai nol.

    Melalui proses ini akan menyisakan manik-manik yang tidak

    berpasangan, inilah yang merupakan hasil penjumlahan.

    Selanjutnya kalau kita melakukan proses pemisahan sejumlah

    manik-manik keluar ke luar dari kelompok manik-manik, maka sama

  • halnya dengan melakukan pengurangan. Namun demikian, ada beberapa

    hal yang harus diperhatikan dalam melakukan proses pengurangan, yaitu:

    a) Jika a > 0 dan b > 0 tetapi a > b, maka pisahkan secara langsung

    sejumlah b manik-manik keluar dari kelompok manik-manik yang

    berjumlah a.

    b) Jika a > 0 dan b > 0 tetapi a < b, maka sebelum memisahkan sejumlah

    b manik-manik yang nilai bilangannya lebih besar dari a, terlebih

    dahulu harus digabungkan dahulu sejumlah manik-manik yang bersifat

    netral ke dalam kelompok manik-manik a, dan banyaknya tergantung

    pada seberapa kurangnya manik-manik yang akan dipisahkan.

    c) Jika a > 0 dan b < 0, maka sebelum memisahkan sejumlah b manik-

    manik yang nilainya negatif, terlebih dahulu harus digabungkan

    sejumlah manik-manik yang bersifat netral dan banyaknya tergantung

    dari besarnya bilangan pengurangnya. ( b ).

    d) Jika a < 0 dan b > 0, maka sebelum melakukan proses pemisahan

    sejumlah b manik-manik yang bernilai positif dari kumpulan manik-

    manik yang bernilai negatif, terlebih dahulu harus digabungkan

    sejumlah manik-manik yang bersifat netral ke dalam kumpulan manik-

    manik a, dan banyaknya tergantung pada seberapa besarnya bilangan b.

    e) Jika a < 0 dan b < 0 tetapi a > b, maka sebelum melakukan proses

    pemissahan sejumlah b manik-manik yang bilangannya lebih kecil dari

    a, terlebih dahulu harus dilakukan proses penggabungan sejumlah

    manik-manik yang bersifat netral ke dalam kumpulan manik-manik a,

  • dan banyaknya tergantung dari seberapa kurangnya manik-manik yang

    akan dipisahkan.

    f) Jika a < 0 dan b < 0 tetapi a < b, maka secara langsung sejumlah

    manik-manik b dipisahkan keluar dari kelompok manik-manik yang

    berjumlah a.

    b. Permainan tangga gor garis bilangan

    Alat ini lebih cenderung merupakan alat permainan matematika,

    dan digunakan untuk mengenalkan atau melakukan operasi hitung dasar

    pada sistem bilangan bulat. Gor garis bilangan terbuat dari kertas duplek

    memanjang. Pada potongan duplek tersebut dibuat skala yang berurutan

    dan jarak antar skalanya sama. Alat ini disebut tangga gor garis bilangan,

    sebab pada saat menggunakannya, siswa harus meniti dengan engklek (

    bahasa jawa) gor berskala tersebut. Siswa melakukan loncatan-loncatan

    maju ataupun mundur diatas gor garis bilangan dan setiap loncatannya

    mengandung makna atau mewakili bilangan-bilangan yang dioperasikan.

    Namun bila dirasa kesulitan mendapatkan kertas duplek, siswa dapat

    membuat lapangan gor garis bilangan tersebut langsung di atas tanah atau

    dihalaman sekolah. Sehingga memungkinkan setiap anak atau kelompok

    dapat melakukan permainan.

    Seperti halnya dalam alat peraga manik-manik, maka pada saat

    menggunakan alat peraga gor garis bilangan, harus pula memperhatikan

    prinsip kerja permainan ini. Prinsip kerja yang harus diperhatikan dalam

  • melakukan operasi hitung penjumlahan maupun pengurangan dengan

    menggunakan permainan ini adalah sebagai berikut:

    1) Posisi awal siswa harus berada pada skala nol.

    2) Jika bilangan pertama bertanda positif, maka siswa menghadap

    bilangan positif dan kemudian melangkah ke skala yang sesuai dengan

    besarnya bilangan pertama tersebut. Jika bilangan pertamanya negatif,

    maka siswa tetap menghadap bilangan positif, kemudian melangkah

    mundur ke skala sesuai dengan besarnya bilangan pertama tersebut.

    3) Bila operasi penjumlahan, maka siswa tetap menghadap bilangan

    positif, tapi bila operasi pengurangan, maka siswa berbalik arah.

    4) Jika bilangan yang kedua positif maka siswa bergerak maju, jika

    negatif, maka siswa bergerak mundur ke skala sesuai dengan besarnya

    bilangan kedua tersebut.

    5) Skala terakhir yang ditempati siswa itulah sebagai hasil dari

    penjumlahan atau pengurangan.

    G. Metode penelitian.

    1. Rancangan Penelitian.

    Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas artinya penelitian yang

    dilakukan mempunyai ruang lingkup tindakan guru dan siswa dalam proses belajar

    mengajar sebagai objek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998:5).

  • Alasan dipilihnya penelitian ini adalah untuk meningkatkan proses dan

    hasil pembelajaran terutama pada pelajaran matematika pada materi operasi

    bilangan bulat (penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat).

    Model yang digunakan adalah mulai dari perencanaan, tindakan,

    pengamatan dan refleksi. (Suharsimi Arikunto, 2008: 16)

    Perencanaan

    Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

    Pengamatan

    Perencanaan

    Refleksi SIKLUS I I Pelaksanaan

    Pengamatan

    ?

  • 2. Subyek Penelitian

    Adapun subyek yang akan dikenai tindakan adalah siswa kelas IV MI

    Ma'arif Grabag I, kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Adapun lokasi

    penelitiannya adalah di Madrasah Ibtidaiyah Grabag I Jalan Raya Candi Umbul

    Kauman, Grabag Kab. Magelang Telp. (0293) 711118. Siswa yang diteliti

    berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 9 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki.

    Latar belakang orang tua sangat heterogen mulai dari petani, buruh tani, pedagang,

    pegawai negeri dll.

    Dasar pertimbangan pemilihan subyek yakni perlunya penerapan tindakan

    penelitian ini terhadap pembelajaran matematika pada operasi bilangan bulat

    khususnya pada siswa kelas IV semester II.

    Penelitian tindakan kelas ini berlangsung selama 2 bulan, dimulai dari awal

    bulan Desember 2009 mulai dari pembuatan proposal sampai dengan akhir bulan

    Januari 2010.

    3. Langkah-Langkah

    a. Perencanaan

    Pada tahap perencanaan peneliti melakukan persiapan perangkat

    pembelajaran yang berupa:

    1) Membuat rencana pembelajaran.

    2) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang

    diperlukan.

    3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi

    belajar mengajar dikelas dan

  • 4) Menyusun alat evaluasi.

    b. Tindakan

    Dalam hal ini guru menyusun tindakan terhadap pelaksanaan

    kegiatan atau program yang menjadi tugas sehari-hari. Adapun langkah-

    langkahnya adalah sebagai berikut :

    1) Guru mengadakan apersepsi untuk mengetahui tingkat kemampuan

    belajar siswa.

    2) Guru mengadakan proses pembelajaran dengan menerapkan metode yang

    sesuai dan menarik perhatian siswa.

    3) Guru menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga siswa tidak

    merasa bosan.

    4) Didalam tindakan ini peneliti melakukan simulasi pelaksanaan,

    menyiapkan alat pendukung/ sarana lain yang diperlukan, memberikan

    tugas dan lain sebagainya..

    c. Pengamatan

    Pada tahap pengamatan, guru menggambarkan obyek yang diamati.

    adapun cara pengamatannya yaitu :

    1) Mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan

    yang telah diterapkan.

    2) Mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang

    berlangsung dan untuk menghasilkan perubahan yang diharapkan.

  • d. Refleksi

    Tahap refleksi, merupakan bagian terpenting sebagai perenungan

    mengenai keberhasilan dan atau kegagalan yang ada, baik dengan prosedur,

    alat, pelaku, sumber informasi dan cara analisisnya. Tahap ini untuk

    mengetahui apakah tindakannya yang dilakukan dapat mencapai tujuan yang

    diharapkan atau tidak dan juga sebagai bahan untuk merancang perencanaan

    selanjutnya.

    4. Pengumpulan Data.

    Pengumpulan data dimaksudkan sebagai pencatatan peristiwa atau

    karakteristik dari sebagian atau seluruh elemen populasi (Iqbal Hasan, 2002: 17).

    Adapun di dalam pengumpulan data peneliti menggunakan:

    a. Observasi atau pengamatan.

    Observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang sikap dan

    respon siswa setelah diadakan pre tes dan postes. Observasi atau pengamatan

    adalah cara pengumpulan data dengan terjun langsung dan melihat langsung ke

    lapangan (laboratorium), terhadap obyek yang diteliti (populasi). Pengamatan

    disebut juga penelitian lapangan.

    b. Tes

    Penulis mengadakan tes yaitu pre-tes dan pos-tes dalam setiap siklus

    yang harus dikerjakan oleh para siswa.

    c. Dokumentasi.

    Sebagai titik awal atau patokan keberhasilan, peneliti menggunakan

    dokumen berupa nilai matematika siswa (populasi) pada semester satu.

  • 5. Analisis Data

    Setelah data terkumpul, maka teknik analisis yang akan digunakan adalah

    dengan menggunakan analisis inverensial. Dan untuk mengetahui kenaikan yang

    signifikan peneliti menggunakan rumus t-test.

    Untuk mengetahui besarnya nilai rata-rata untuk data kuantitatif yang

    terdapat dalam sebuah sampel atau populasi yang dihitung peneliti menggunakan

    rumus mean. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut. (Husaini Usman, 2003:

    89)

    x =

    1

    1

    n

    x

    Keterangan; x = rata-rata x 1x = jumlah seluruh nilai x 1 1n = jumlah anggota sampel. Dalam menghitung atau menguji perbedaan mean antara siklus satu

    dengan siklus yang lainnya adalah menggunakan Varian dengan rumus

    sebagai berikut (Hartono, 2004: 116):

    SD =

    22

    n

    x

    n

    x

    SD 2 = n

    X 21 - 2

    1

    n

    x

    Keterangan: SD = standar deviasi

  • 1x = jumlah nilai dari populasi

    n = jumlah atau banyaknya populasi

    Untuk mengetahui adanya perubahan yang signifikan tersebut

    menggunakan t-test sebagai berikut:

    2

    22

    1

    21

    21

    nSD

    nSD

    t

    Setelah data diolah dengan rumus tersebut diatas kemudian

    ditafsirkan mengunakan analisis deskriftif.

    6. Sistematika Penulisan

    Bab I PENDAHULUAN : Dalam bab ini berisi tentang latar belakang

    masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator

    keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, dan metode penelitian.

    BAB II KAJIAN PUSTAKA: Dalam bab ini berisi uraian tentang teori

    belajar, karakteristik anak usia SD, strategi belajar matematika, operasi bilangan

    bulat, STAD (Student Team Achievement Divisions), dan operasi bilangan bulat

    melalui STAD dengan teknik permainan.

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN : Dalam bab ini berisi tentang

    profil madrasah, pelaksanaan penelitian.

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN : Pada bab ini berisi tentang

    uraian hasil dan pembahasan pra siklus, siklus I dan siklus II.

    BAB V PENUTUP : Pada bab penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.

  • BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Teori Belajar

    1. Pengertian Belajar

    Belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan

    dan sikap (Martinis Yamin, 2005: 97). Sedangkan belajar menurut Burton dalam

    (Uzer Usman, 1993: 4) adalah sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu

    berkat adanya interaksi antara individu dengan individu, individu dan individu

    dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan

    lingkungannya.

    Dapat diterangkan pula bahwa, belajar merupakan perubahan tingkah

    laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,

    mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar akan lebih

    baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat

    verbalistik (Sardiman, 1994: 22).

    Proses belajar dengan mengedepankan partisipasi aktif dari peserta didik

    akan menjadikan suasana kelas lebih hidup. Peserta didiklah yang mendominasi

    proses belajar di kelas dan guru bertindak sebagai fasilitator.

    Pembelajaran yang cocok untuk diterapkan di usia anak SD/MI adalah

    menggunakan metode mengajar yang bisa mengantarkan siswa untuk berfikir

    konkrit. Masa siswa yang masih dalam taraf berfikir abstrak, sehingga seorang

    guru harus bisa menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan bantuan

  • media lain. Sehingga peserta didik akan mudah mencerna pelajaran atau maksud

    pesan yang disampaikan oleh pendidik. Sehingga dengan demikian siswa akan

    memiliki konsep yang jelas terhadap materi yang disampaikan.

    2. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

    Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, terdapat beberapa faktor yang

    mempengaruhinya. Menurut Thomas F Staton dalam (Sardiman, 1994: 39) faktor

    psikologis dalam kegiatan belajar adalah:

    a. Motivasi

    Motivasi adalah keinginan atau dorongan untuk belajar. Seseorang akan

    berhasil dalam belajar jika pada dirinya terdapat keinginan untuk belajar.

    Adapun fungsi motivasi adalah:

    1) Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau motor yang

    melepaskan energi.

    2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

    3) Menyeleksi tujuan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan

    yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan yang

    tidak bermanfaat bagi tujuan.

    b. Konsentrasi

    Konsentrasi adalah memusatkan segenap perhatian pada suatu situasi

    belajar. Unsur motivasi sangat membantu tumbuhnya proses pemusatan

    perhatian.

    c. Reaksi

  • Didalam belajar membutuhkan reaksi yang melibatkan ketangkasan

    mental, kewaspadaan, perhitungan, ketekunan dan kecermatan untuk

    menangkap fakta-fakta dan ide-ide sebagaimana disampaikan oleh pengajarnya.

    Jadi orang yang belajar harus aktif, bertindak dan melakukannya dengan segala

    panca inderanya secara optimal.

    d. Organisasi

    Belajar juga dapat dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan,

    menata atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran kedalam suatu

    kesatuan pengertian. Untuk membantu siswa agar cepat dapat

    mengorganisasikan fakta atau ide-ide dalam fikirannya maka diperlukan

    perumusan tujuan yang jelas dalam belajar.

    e. Pemahaman

    Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu

    dengan fikiran. Pemahaman memiliki arti yang sangat mendasar yang

    meletakkan bagian-bagian belajar pada proporsinya. Tanpa itu maka skill

    pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna.

    B. Karakteristik Siswa Usia Sekolah Dasar.

    Karakteristik yang menonjol pada anak usia sekolah dasar adalah senang

    bermain, selalu bergerak, bekerja sama atau bermain dalam kelompok, dan senantiasa

    ingin melaksanakan atau merasakan sendiri

    Bagi anak, bermain adalah suatu kegiatan yang serius, tapi mengasikkan.

    Bermain adalah medium dimana, si anak mencobakan diri bukan saja dalam

    fantasinya tapi juga benar nyata secara aktif (Conny R Semiawan. 2008: 21)

  • Pada semua usia, minat memainkan peranan yang penting dalam kehidupan

    seseorang dan punya dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Sepanjang masa

    kanak-kanak minat menjadi sumber motivasi kuat untuk belajar (Elisabeth B

    Hurlock, 1978: 114).

    Kreativitas adalah memandang sebagai kreasi sesuatu yang baru dan orisinal

    secara kebetulan, sebagaimana seseorang anak yang bermain dengan balok-balok

    kayu dan kemudian anak menyebutnya rumah.

    Dengan memahami arti bermain bagi anak, maka dapat ditarik kesimpulan

    bahwa bermain adalah suatu kebutuhan bagi anak. Dengan merancang pelajaran

    tertentu untuk dilakukan sambil bermain maka anak belajar sesuai dengan tuntutan

    taraf perkembangannya.

    C. Strategi Belajar Matematika.

    Kecerdasan metematika logis adalah kemampuan untuk menangani bilangan

    dan perhitungan, pola dan pemikiran logis dan ilmiah. Dari logika timbul pemikiran

    ilmiah. Begitu pentingnya kecerdasan matematis logis bahkan tanpa kepekaan

    terhadap bilangan seseorang juga tidak dapat memahami ekonomi, politik dan sosial

    yang penting seperti anggaran pemerintah. Dengan menggunakan logika sebagai

    dasarnya, pemikiran ilmiah telah benar-banar mengubah dunia kita (Andang Ismail,

    2004: 61)

    Semakin banyak berbuat, maka semakin bergunalah aktivitas tersebut bagi

    usaha pengembangan kepribadiannya. Usia anak antara 8-12 tahun sangat aktif

    dinamis dan segala sesuatu yang aktif dan bergerak akan sangat menarik minat

    perhatian anak. Lagi pula minatnya banyak tertuju pada macam-macam aktifitas.

  • Siswa yang sudah termotivasi secara otomatis akan semakin maksimal

    didalam mengikuti proses belajar mengajar dikelas. Siswa akan merasa leluasa karena

    pembelajaran yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Ada tiga variabel penting

    yang saling ketergantungan yang bertumpu pada teori pembelajar sekolah yaitu

    (Benjamin S Bloom, 1976: 8)

    1. The extent to which the student has already learned the basic prerequisites to the

    learning to be accomplished. (Keluasan yang mana para siswa sudah mempelajari

    prasarat dasar terhadap pembelajaran yang tercapai )

    2. The extent to which the student is (or can be) motivated to engage in the learning

    process. (Tingkat keluasan siswa yang termotivasi untuk berlatih proses belajar)

    3. The extent to which the instructions to be given appropriate to the learner.

    (Keluasan yang mana instruksi yang diberikan sosok dengan si pembelajar)

    Dengan melihat point diatas maka untuk bisa mempelajari dengan maksimal

    maka perlu adanya persiapan yang kuat dari peserta didik. Faktor kesiapan tersebut

    diantaranya adalah motivasi untuk berlatih dan juga peserta didik siap dalam

    menerima instruksi yang diberikan oleh pendidik.

    Sehingga dengan demikian didalam mempelajari matematika peserta didik

    harus memahami konsep yang ada seperti rumus-rumus matematika. Selain itu

    strategi yang paling penting adalah banyak berlatih dengan sungguh-sungguh.

    D. Operasi Bilangan Bulat

    Dalam hal ini operasi bilangan bulat yang dibahas adalah terbatas pada

    penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

  • 1. Mengenal bilangan bulat.

    Bilangan-bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5 .disebut bilangan cacah. Sedangkan 1,

    2, 3, 4, 5 .disebut bilangan asli. Bilangan cacah adalah gabungan dari bilangan

    nol dan bilangan asli. Bilangan bulat adalah lawan dari bilangan asli dan bilangan

    nol. Jadi bilangan bulat positif adalah sebutan lain dari bilangan asli. Sedangkan

    bilangan bulat negatif adalah lawan dari bilangan bulat positif. Sehingga dapat

    dijelaskan contoh bilangan bulat adalah . -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5.

    Berarti pada bilangan bulat terdiri dari ;

    4) Bilangan yang bertanda negatif (-1, -2, -3) yang selanjutnya disebut

    bilangan bulat negative.

    5) Bilangan (0) nol dan

    6) Bilangan-bilangan yang bertanda positif (1, 2, 3 ...)

    2. Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

    a. Didalam penjumlahan bilangan bulat yang akan dijabarkan adalah bagaimana

    kita dapat menjumlahkan dua buah bilangan bulat dengan pendekatan yang

    semi abstrak dan sebaran penumlahannya yang mencakup:

    1) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.

    Contoh; 2 + 5 =.

    2) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.

    Contoh; 2 + (-5) = .

    3) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif.

    Contoh: (-2) + 5 = ..

    4) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negative.

  • Contoh: (-2) + (-5)

    b. Di dalam pengurangan bilangan bulat yang akan dijabarkan adalah bagaimana

    kita dapat malakukan pengurangan dua buah bilangan bulat dengan pendekatan

    yang semi abstrak dan sebaran pengurangannya yang mencakup

    1) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.

    Contoh; 2 - 5 =.

    2) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.

    Contoh; 2 - (-5) = .

    3) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif.

    Contoh: (-2) - 5 = ..

    4) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat

    negative.

    Contoh: (-2) - (-5)

    E. STAD (Student Team Achievement Divisions)

    STAD (Student Team Achievement Divisions) merupakan salah satu model

    pembelajaran dari cooperatif learning. Model ini dikembangkan oleh Slavin, dan

    merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan

    interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam

    menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2009: 74)

    1. Teknik yang digunakan dalam model STAD adalah sebagai berikut

    a. Guru memberikan penjelasan. Maksudnya adalah guru menerangkan materi

    baru, memberi contoh cara mengerjakan soal baru, meragakan keterampilan

    baru dsb. Misalnya pelajaran baru matematika mengenai bilangan bulat.

  • b. Murid belajar dalam tim atau kelompok. Dalam kelompok ini murid-murid

    secara bersama memperdalam atau memperluas pelajaran, berlatih bersama

    (bekerja sama) dll. Jadi dalam tahap ini guru harus menyediakan tugas yang

    harus dikerjakan oleh semua kelompok.

    c. Tes akhir sesi. Dalam tahap ini tentunya tidak ada lagi kerjasama.

    d. Penilaian dan pemberian penghargaan. Tes akhir sesi dikoreksi, yang

    nantinyadiberitahukan kepada seluruh siswa dan ada pemberian bonus atau

    penghargaan kepada tim terbaik.

    2. Keuntungan menggunakan STAD (Student Team Achievement Divisions) adalah

    a. Siswa saling mendukung dan membantu.

    Gagasan utama dari STAD (Student Team Achievement Divisions)

    adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu

    satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru (Robert

    E Slavin, 2009: 12). Jadi didalam STAD (Student Team Achievement Divisions)

    ada suatu kerjasama yang konstruktif artinya setiap individu berusaha

    membantu individu lain untuk saling meninggikan derajat kemanusiaannya

    masing-masing. Hal tersebut tercermin dalam sebuah dalil naqli sebagai

    berikut:

    Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa. Dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Q.S Al Maidah; 2)

    b. Adanya pemerataan kesempatan sukses yang sama.

  • Karakteristik unik dari metode pembelajran tim siswa adalah

    penggunaan metode skor yang memastikan semua siswa mendapat kesempatan

    yang sama untuk kontribusi dalam timnya. Didalam kerja kelompok siswa

    memiliki kesempatan yang sama karena tujuan cooperative learning model

    STAD adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda

    berdasarkan ras, budaya, kelas social, kemampuan dan ketidak ampuannya.

    (Isjoni, 2009: 40). Sehingga untuk mencapai sukses tersebut setiap siswa dalam

    kelompok harus ada rasa saling menghargai dan menghormati. Dalil naqli yang

    menunjuk pada kewajiban tersebut adalah (Salim Bahreisj, 1986: 291)

    ...

    ...

    Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berlaku baik terhadap tetangga, ...... dan barang siapa beriman kepada allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik atau diam saja. (H.R.Muslim)

    c. Siswa lebih aktif.

    Cooperative learning model STAD lebih mengedepankan pendekatan

    student centered (berpusat pada siswa) sehingga siswa lebih aktif melakukan

    kegiatan belajar, sedangkan posisi guru adalah sebagai pembimbing, yang

    mengarahkan kegiatan belajar dan sebagai fasilitator dalam pelaksanaannya dan

    lain sebagainya. Jadi dengan pendekatan ini, maka guru lebih efisien dalam

    penggunaan waktu dan tenaga. Karena setelah mendengarkan penjelasan dari

    guru, siswa bekerjasama dengan kelompoknya masing-masing.

    d. Siswa lebih kreatif.

  • Dengan melakukan penyesuaian diri antar anggota kelompoknya maka

    siswa akan melakukan aksi dan reaksi dengan tujuan yang jelas. Sehingga akan

    timbul suatu kreasi untuk menghadirkan potensi masing-masing siswa. Didalam

    kelompok siswa yang merasa mampu akan membimbing siswa lain yang

    kurang mampu sehingga siswa akan belajar lebih maksimal. Hal-hal seperti itu

    Rasulullah saw juga telah mengubah sikap dan pola pikir masyarakat menjadi

    masyarakat belajar, sehingga berkembang menjadi masyarakat ilmu yang mau

    dan mampu menghargai nilai-nilai ilmiah (Chabib Thoha, 1996:12).

    e. Adanya rasa percaya diri pada diri sendiri.

    Melalui STAD (Student Team-Achievemen Divisions) siswa akan

    merasa senang dan semangat untuk melakukan kerja kelompok sehingga akan

    menumbuhkan rasa percaya diri pada diri sendiri. Di dalam kerja kelompok

    tersebut siswa yang kurang aktif akan semakin aktif karena bantuan dari teman

    yang ainnya. Dengan kerja kelompok tersebut maka teman yang bisa, akan

    semakin penting kedudukannya terhadap teman yang laninya. Selain itu siswa

    yang lain semakin percaya diri dan tidak merasa ragu untuk menanyakan hal-

    hal yang kurang jelas kepada temannya. Allah telah memberinya potensi untuk

    dapat mengembangkan kreativitas dan menemukan kebenaran.

    Dalam alqur'an surat Al Mujadilah ayat 11 Allah berfirman.

    Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajad (Q.S. Al Mujadilah:11)

  • F. Operasi bilangan bulat melalui STAD (Student Team Achievement-

    Divisions) dengan teknik permainan.

    Operasi hitung bilangan bulat baru diperkenalkan kepada siswa sekolah dasar

    di kelas IV. Pada masa ini siswa masih dalam taraf berpikir operasional konkret,

    berarti pendekatan yang digunakan harus sesuai dengan perkembangan mental anak

    usia antara 10-11 tahun.

    Banyak persoalan yang muncul pada sistem bilangan bulat bagi siswa sekolah

    dasar kelas IV, misalkan waktu mereka akan melakukan operasi hitung seperti: 4 + (-

    7); (-6) + 9; (-3) (-6); 2 7; dan sebagainya. Persoalan yang muncul berkaitan

    dengan soal-soal tersebut adalah bagaimana memberikan penjelasan atau cara

    menanamkan pengertian operasi tersebut secara konkret, karena kita tahu bahwa pada

    umumnya siswa berpikir dari hal-hal yang bersifat konkret menuju hal-hal yang

    bersifat abstrak. Variasi model pembelajaran yang digunakan untuk mengarahkan

    peserta didik berfikir realistis diantaranya adalah sebagai berikut :

    1. Alat peraga manik-manik dengan pendekatan konsep himpunan

    Bentuk alat ini berupa bulatan-bulatan setengah lingkaran yang apabila

    sisi diameternya digabungkan akan membentuk lingkaran penuh. Pemanfaatan

    alat ini menggunakan konsep menggabungkan dan memisahkan dua himpunan.

    Alat ini biasanya terdiri dari dua warna, satu warna untuk menandakan bilangan

    positif ( misal hitam ), sedangkan warna lainnya untuk menandakan warna

    negatif ( misalnya merah ).

    Dalam alat ini, bilangan nol ( netral ) diwakili oleh dua buah manik-

    manik dengan warna yang berbeda yang dihimpitkan pada sisi diameternya,

  • sehingga membentuk lingkaran penuh dalam dua warna. Nilai netral ini

    dipergunakan pada saat kita akan melakukan operasi pengurangan a b dengan b

    > a atau b < 0. selanjutnya dalam menggunakan alat peraga ini (dalam hal ini

    untuk melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan) harus

    memperhatikan beberapa prinsip kerjanya, yaitu:

    Dalam operasi hitung, proses penggabungan dalam konsep himpunan

    dapat diartikan sebagai penjumlahan, sedangkan proses pemisahan dapat

    diartikan sebagai pengurangan. Berarti, kalau kita menggabungkan sejumlah

    manik-manik ke dalam kelompok manik-manik lain sama halnya dengan

    melakukan penjumlahan. Namun demikian ada beberapa hal yang perlu

    diperhatikan dalam proses penjumlahan:

    a. Jika a > 0 dan b > 0, maka sejumlah manik-manik digabungkan ke dalam

    kelompok manik-manik lain yang warnanya sama.

    b. Jika a > 0 dan b < 0 atau sebaliknya, maka sejumlah sejumlah manik-manik

    yang mewakili bilangan positif digabungkan ke dalam kelompok manik-

    manik yang mewakili bilangan negatif. Selanjutnya dilakukan proses

    penghimpitan diantara kedua kelompok manik-manik tersebut agar ada

    yang menjadi lingkaran penuh. Tujuannya untuk mencari sebanyak-

    banyaknya kelompok manik-manik yang bernilai nol. Melalui proses ini akan

    menyisakan manik-manik yang tidak berpasangan, inilah yang merupakan

    hasil penjumlahan.

  • Misalkan 3 + (-5) = ... ? Untuk menjalankan proses peragaan, bentuk

    operasi ini harus mengacu pada prinsip kerja penjumlahan nomor (b), yaitu

    dengan proses kerja sebagai berikut:

    1) Tempatkan 3 buah manik-manik yang bertanda positif ke dalam papan

    peragaan. Hal ini untuk menunjukan bilangan positif 3.

    2) Tambahkanlah ke dalam papan peragaan tersebut, manik-manik yang bertanda

    negatif sebanyak 5 buah, yang menunjukkan bilangan kedua dari operasi

    tersebut, yaitu -5

    3) Lakukan pemetaan antara manik-manik yang bertanda positif dengan yang

    bertanda negatif dengan tujuan untuk mencari sebanyak-banyaknya bilangan

    yang bersifat netral (bernilai nol)

    4) Dari hasil pemetaan pada langkah (c) di atas, maka akan ada 3 pasang manik-

    manik yang membentuk lingkaran penuh ( bersifat netral ). Jika pasangan

    manik-manik ini dikeluarkan, maka dalam papan peragaan terlihat ada 2 buah

    manik-manik yang berwarna merah ( bernilai -2 ). Peragaan ini menunjukkan

    kepada kita bahwa 3 + (-5) = -2

    Selanjutnya kalau kita melakukan proses pemisahan sejumlah manik-

    manik keluar dari kelompok manik-manik, maka sama halnya dengan melakukan

    pengurangan. Namun demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

    melakukan proses pengurangan, yaitu:

    a) Jika a > 0 dan b > 0 tetapi a > b, maka pisahkan secara langsung sejumlah b

    manik-manik-manik keluar dari kelompok manik-manik yang berjumlah a.

  • b) Jika a > 0 dan b > 0 tetapi a < b, maka sebelum memisahkan sejumlah b

    manik-manik yang nilai bilangannya lebih besar dari a, terlebih dahulu harus

    digabungkan dahulu sejumlah manik-manik yang bersifat netral ke dalam

    kelompok manik-manik a, dan banyaknya tergantung pada seberapa

    kurangnya manik-manik yang akan dipisahkan.

    c) Jika a > 0 dan b < 0, maka sebelum memisahkan sejumlah b manik-manik

    yang nilainya negatif, terlebih dahulu harus digabungkan sejumlah manik-

    manik yang bersifat netral dan banyaknya tergantung dari besarnya bilangan

    pengurangnya. ( b ).

    d) Jika a < 0 dan b > 0, maka sebelum melakukan proses pemisahan sejumlah b

    manik-manik yang bernilai positif dari kumpulan manik-manik yang bernilai

    negatif, terlebih dahulu harus digabungkan sejumlah manik-manik yang

    bersifat netral ke dalam kumpulan manik-manik a, dan banyaknya tergantung

    pada seberapa besarnya bilangan b.

    e) Jika a < 0 dan b < 0 tetapi a > b, maka sebelum melakukan proses pemisahan

    sejumlah b manik-manik yang bilangannya lebih kecil dari a, terlebih dahulu

    harus dilakukan proses penggabungan sejumlah manik-manik yang bersifat

    netral ke dalam kumpulan manik-manik a, dan banyaknya tergantung dari

    seberapa kurangnya manik-manik yang akan dipisahkan.

    f) Jika a < 0 dan b < 0 tetapi a < b, maka secara langsung sejumlah manik-manik

    b dipisahkan keluar dari kelompok manik-manik yang berjumlah a.

  • Misalkan: 3 5 = ... ? Untuk menjalankan proses peragaan bentuk

    operasi ini harus mengacu pada prinsip kerja nomor (b) bagian pengurangan,

    yaitu dengan proses kerja sebagai berikut:

    1) Tempatkan 3 buah manik-manik yang bertanda positif ke dalam papan

    peragaan (untuk menunjukkan bilangan positif 3 ).

    2) Karena operasi hitungnya berkenaan dengan pengurangan yaitu oleh bilangan

    positif 5, maka seharusnya kita memisahkan dari papan peragaan tersebut

    manik-manik yang bertanda positif sebanyak 5 buah. Namun untuk sementara

    pengambilan tidak dapat dilakukan, karena manik-manik yang ada hanya 3

    buah.

    3) Agar pemisahan dapat dilakukan, maka kita perlu menambahkan 2 pasang

    manik-manik netral (2 buah manik-manik yang bertanda positif dan 2 buah

    manik-manik bertanda negatif ) dan letaknya dihimpitkan ke dalam papan

    peragaan.

    4) Setelah melalui proses tersebut, dalam papan peragaan terlihat ada 5 buah

    manik-manik yang bertanda positif dan 2 manik-manik yang bertanda negatif.

    Selanjutnya kita dapat memisahkan ke 5 buah manik-manik bertanda positif

    keluar dari peragaan.

    5) Dari hasil pemisahan tersebut, di dalam papan peragaan sekarang terdapat 2

    buah manik-manik yang bertanda negatif (bernilai -2). Hal ini menunjukkan

    kepada kita bahwa 3 5 = -2.

    Berdasarkan proses kerja dari kedua peragaan di atas, secara

    realistik penggunaan alat peraga ini dapat memperlihatkan perbedaan proses

  • untuk mendapatkan hasil dari operasi hitung dalam sistem bilangan bulat yang

    berbentuk a + (-b) dan a b, sekaligus memperlihatkan pula secara nyata

    keberlakuan konsep a - b = a + (-b). Penggunaan peraga ini dapat

    dimanfaatkan untuk melatih pola ( logika ) berpikir siswa dalam memahami

    suatu persoalan.

    2. Permainan gor garis bilangan

    Alat ini lebih cenderung merupakan alat permainan matematika, dan

    digunakan untuk mengenalkan atau melakukan operasi hitung dasar pada sistem

    bilangan bulat. Gor garis bilangan terbuat dari kertas duplek memanjang. Pada

    potongan duplek tersebut dibuat skala yang berurutan dan jarak antar skalanya

    sama. Alat ini disebut gor garis bilangan, sebab pada saat menggunakannya,

    siswa harus meniti dengan engklek (bahasa jawa) gor berskala tersebut. Siswa

    melakukan loncatan-loncatan maju ataupun mundur diatas gor garis bilangan

    dan setiap loncatannya mengandung makna atau mewakili bilangan-bilangan

    yang dioperasikan. Namun bila dirasa kesulitan mendapatkan kertas duplek,

    siswa dapat membuat lapangan gor garis bilangan tersebut langsung di atas tanah

    atau dihalaman sekolah. Sehingga memungkinkan setiap anak atau kelompok

    dapat melakukan permainan.

    Seperti halnya dalam alat peraga manik-manik, maka pada saat

    menggunakan alat peraga gor garis bilangan, harus pula memperhatikan prinsip

    kerja permainan ini. Prinsip kerja yang harus diperhatikan dalam melakukan

    operasi hitung penjumlahan maupun pengurangan dengan menggunakan

    permainan ini adalah sebagai berikut:

  • a. Posisi awal siswa harus berada pada skala nol.

    b. Jika bilangan pertama bertanda positif, maka siswa menghadap bilangan

    positif dan kemudian melangkah ke skala yang sesuai dengan besarnya

    bilangan pertama tersebut. Jika bilangan pertamanya negatif, maka siswa tetap

    menghadap bilangan positif, kemudian melangkah mundur ke skala sesuai

    dengan besarnya bilangan pertama tersebut.

    c. Bila operasi penjumlahan, maka siswa tetap menghadap bilangan positif, tapi

    bila operasi pengurangan, maka siswa berbalik arah.

    d. Jika bilangan yang kedua positif maka siswa bergerak maju, jika negatif,

    maka siswa bergerak mundur ke skala sesuai dengan besarnya bilangan kedua

    tersebut.

    e. Skala terakhir yang ditempati siswa itulah sebagai hasil dari penjumlahan atau

    pengurangan.

    Misalkan: -3 + (-5) = ... ? Untuk menjalankan proses peragaan bentuk

    operasi ini harus mengacu pada prinsip kerja sebagai berikut:

    1) Dari 0, siswa melangkah mundur 3 satuan ke arah bilangan negatif. Hal ini

    menunjukkan bilangan pertamanya ( -3 ).

    2) Karena operasi hitungnya mengenai penjumlahan, yaitu oleh bilangan (-5),

    berarti siswa harus melangkah mundur sebanyak 5 satuan dari posisi -3. Dan

    ternyata berhenti di skala -8.

    3) Posisi akhir pada langkah kedua tepat berada di atas skala -8, dan ini

    menunjukkan hasil dari -3 + (-5). Jadi -3 + (-5) = -8

  • Misalkan: -3 (5) = ... ? Untuk menjalankan proses peragaan bentuk

    operasi ini harus mengacu pada prinsip kerja sebagai berikut:

    1) Dari 0, siswa melangkah mundur 3 satuan ke arah bilangan negatif. Hal ini

    menunjukkan bilangan pertamanya ( -3 ).

    2) Karena operasi hitungnya berupa pengurangan, maka siswa berbalik arah.

    3) Karena bilangan pengurangnya adalah positif (5), berarti siswa harus

    melangkah maju sebanyak 5 satuan dari posisi (-3). Dan ternyata berhenti di

    bilangan (-8).

    4) Posisi akhir pada langkah ketiga tepat berada di atas bilangan -8, dan ini

    menunjukkan hasil dari -3 (5). Jadi -3 (5) = (-8)

    Misalkan: -3 (-5) = ... ? Prinsip kerja permainannya adalah sebagai

    berikut:

    1) Dari 0, siswa melangkah mundur 3 satuan ke arah bilangan negatif. Hal ini

    menunjukkan bilangan pertamanya ( -3 ).

    2) Karena operasi hitungnya berupa pengurangan, maka siswa berbalik arah.

    3) Karena bilangan pengurangnya adalah negatif (-5), berarti siswa harus

    melangkah mundur sebanyak 5 satuan dari posisi (-3). Dan ternyata berhenti

    di bilangan 2.

    4) Posisi akhir pada langkah ketiga tepat berada di atas bilangan 2, dan ini

    menunjukkan hasil dari -3 (-5). Jadi -3 (-5) = 2

  • BAB III

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    Penelitian tindakan kelas ini berlangsung selama 2 bulan, dimulai dari awal bulan

    Desember 2009 mulai dari pembuatan proposal sampai dengan akhir bulan Januari 2010

    yaitu penyusunan laporan ini. Adapun jadwalnya adalah sebagai berikut

    Jadwal Kegiatan

    No. Kegiatan Pelaksanaan

    1. Penyusunan Proposal 1 6 Desember 2009

    2. Permohonan ijin penelitian di MI Ma'arif

    Grabag I

    8 Desember 2009

    3. Pelaksanaan Penelitian

    Pra siklus 4 Januari 2010

    Siklus I 9 Januari 2010

    Siklus II 23 Januari 2010

    4. Penyusunan Laporan 23- 31 Januari 2010

    5. Penandatanganan skripsi oleh dosen

    pembimbing

    8 Februari 2010

    Tabel 1 Jadwal kegiatan

    A. PROFIL MADRASAH

    1. Identifikasi Madrasah :

    Nama : Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Grabag I

    NSM : 111233080258

    Status : Terakreditasi B

  • SK. No.Kw. 114/4/PP/03.2/623.8.191/2005

    Alamat : Jalan Candi Umbul Grabag

    Telepon : (0293) 3148107

    Nama yayasan : Yayasan Ma'arif

    Nomor SK : 24/5/88/IV/93

    Tahun berdiri : 1976

    Status tanah : Hak milik dan sertifikat sendiri.

    Visi, Misi dan Tujuan Madrasah. :

    a. Visi

    Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Grabag I sebagai lembaga pendidikan dasar

    berciri khas Islam perlu mempertimbangkan harapan peserta didik, orang tua

    peserta didik, lembaga pengguna lulusan Madrasah dan masyarakat dalam

    melakukan visinya Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Grabag I juga diharapkan

    merespon perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan

    dan teknologi, era informasi dan globalisasi yang sangat cepat. Madrasah

    Ibtidaiyah Ma'arif Grabag I ingin mewujudkan harapan dan respon dalam visi

    berikut:

    "Terwujudnya Madrasah Yang Melahirkan Generasi Qur'ani, Kreatif,

    Inovatif, Terampil dan Mandiri."

    Indikator visi;

    1) Terwujudnya peserta didik yang mampu membaca Al Qur'an dengan baik

    dan benar (tartil)

  • 2) Terwujudnya peserta didik yang tekun melaksanakan ibadah wajib maupun

    Sunnah.

    3) Terwujudnya peserta didik yang santun dalam bertutur dan berperilaku.

    4) Terwujudnya peserta didik yang unggul dalam prestasi akademik dan non

    akademik sebagai bekal melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi dan

    atau hidup mandiri.

    a. Misi

    1) Menciptakan lingkungan belajar yang kreatif, menantang, menyenangkan,

    dan terintegrasi dalam rangka mewujudkan visi.

    2) Memberdayakan seluruh potensi peserta didik dan ragam kecerdasan agar

    berprestasi maksimal secara intelektual, emosional dan spiritual.

    b. Tujuan Pendidikan Madrasah.

    Secara umum, tujuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Grabag

    I adalah memberikan bekal kemampuan dasar "baca, tulis dan menghitung"

    pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa, memberikan

    bekal pengetahuan dasar tentang agama Islam dan pengamalannya sesuai

    dengan tingkat perkembangan anak untuk mengikuti jenjang yang lebih

    dengan penekatan integral learning serta KBM diselenggarakan dengan model

    full day school.

    2. Data tenaga pendidik dan kependidikan.

  • Tenaga kependidikan Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Grabag I yang ada pada

    tahun pelajaran 2009/2010 berjumlah 13 orang yang terdiri dari 3 orang guru PNS

    dan 10 orang guru.

    NO. NAMA NIP PENDIDIKAN

    TERAHIR

    JABATAN

    1. Subandi, S.PdI 150418149 S.I Kepala

    madrasah

    2. Asfiyatun, S.Ag 150266397 S.I Guru

    3. M.Sumardi, S.PdI 150139725 S.I Guru /

    bendahara

    4. Nurul hikmah, S.Ag S.I Guru

    5. Anni Baroroh, S.Ag S.I Guru

    6. Farida Himawati,

    S.PdI

    S.I Guru

    7. Fatkhul Mujib, A.Ma D II Guru

    8. Puji Hartono, A.Ma D II Guru /

    Sekretaris

    9. M.Wildan, S.Ag S.I Guru

    10. Darul Hikmah, A.Ma D II Guru

    11. Uswatun H, A.Ma D II Guru

    12. Mudjiburrahman MAN Guru

    13. Mursidi, A.Ma D II Guru

    Tabel 2 Data tenaga pendidik dan kependidikan

    a. Data jumlah siswa tahun pelajaran 2009/2010

    Jumlah siswa pada tahun pelajaran 2009/ 2010 berjumlah 198 siswa

    dengan rincian sebagai berikut:

  • NO. KELAS JUMLAH SISWA

    1. 1 46

    2. 2 42

    3. 3 35

    4. 4 25

    5. 5 29

    6. 6 21

    JUMLAH 198

    Tabel 3 Data jumlah siswa tahun pelajaran 2009/2010

    b. Daftar siswa kelas IV Mi Ma'arif Grabag I, Kecamatan Grabag Kabupaten

    Magelang.

    NO NAMA JENIS KELAMIN

    1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.

    M. KHAMDANI ABDURAHMAN KHAIRUL AMAL ZEN M. IRFANI RIFAN PAMUNGKAS NISA'US SYIFA KHOLID UMAR CANTIKA AMALIA RISKI AHMAD NAWAWI FEBRIYANTO TAUFIQ SEPTIANIGRUM M. NAJID JAUHAR ARZAQI YULIA SINTIAWATI SIROJUDIN MUSTOFA R. MUWALIDIL MAHMUDAH M. MAULANA SANTOSA FAJAR HASANI ARSYIQOTUL MAGHFIRAH REZA AULIYAWAN ASNA ALFIANA APRILIANTI AL KHUSNA EKA SAPUTRA TSINIYATUL ARSYI FILHAQI MUHAMMAD RIJAL ALI

    L L L L P L P L L P L P L P L L P L P P L P L

  • c. Susunan Komite Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Grabag I

    No Nama Jabatan

    1. Puswito, BA Pelindung I

    2 Mursidi Pelindung II

    3 KH. Zainal Mustofa, Lc Penasihat I

    4 KH. Abdurrahman, Penasihat II

    5 KH.M.sholikin, Lc Penasihat III

    6 Rohmad hadi S,M.Hum Ketua I

    7 Aslahudin,S.Sos Ketua II

    8 H.Mursidi Amin Bendahara I

    9 Drs. Asrori Bendahara II

    10 Ahmad saifudin, S Thl Sekretaris I

    11 Puji hartono, A.Ma Sekretaris II

    12 Marsudi, A.Ma Bid. Pendidikan

    13 H Sutrisno Bid. Pendidikan

    14 Drs. Muslih Bid. Pendidikan

    15 Mahfud, S.Ag Bid. Pendidikan

    16 Agus marzuki. S.Ag Bid. Pendidikan

    17 H. Masturi Bid. Humas

    18 Wahdatudin, S.Ag Bid. Humas

    19 H. Ihsanudin Bid. Humas

    20 H. Islahudin Bid. Pembangunan

    21 Tolchah Mansur Bid. Pembangunan

    22 Drs. Fauzan Bid. Pembangunan

    23 Rohmat Efendi Bid. Pembangunan

    24. IZZUL HAQ TAUFIQURRAHMAN L

  • 24 Nasrodin Bid. Pembangunan

    25 H. Dumaeri Bid. Keamanan

    26 Sarmadi Bid. Keamanan

    27 Hasan Bid. Keamanan

    28 Taufiq Arifudin Bid. Keamanan

    Tabel 5 Susunan Komite Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Grabag I

    d. Fasilitas.

    1) Gedung lantai 2 (sertifikat milik sendiri).

    2) Lab. Computer.

    3) Aula.

    4) Mushola.

    5) Sarana olahraga.

    6) Perpustakaan.

    7) Koperasi sekolah.

    8) Unit Kesehatan Sekolah.

    e. Program Unggulan

    1) Lab Komputer.

    2) Madin.

    3) Kaligrafi

    4) Bahasa arab

    5) Bahasa inggris

    6) Hafalan Juz Amma.

    7) Seni rebana

  • 8) Olahraga

    9) Pramuka.

    f. Prestasi

    1) Juara 1 Mapel Bahasa Indonesia Depag Kab Magelang Tahun

    2002.

    2) Juara 1 lomba mapel PAI Depag se kab Magelang tahun 2005.

    3) Juara 1 lomba kaligrafi Depag kab Magelang tahun 2002.

    4) Juara 2 lomba Porseni Pidato Bahasa Jawa Depag kab Magelang

    tahun 2005.

    5) Juara 2 murotal tingkat Diknas kab Magelang tahun 2005.

    6) Juara 3 mapel Matematika tingkat Depag keb Magelang tahun

    2005.

    7) Juara harapan 2 mapel Bahasa Arab Depag kab Magelang tahun

    2005.

    8) Lulusan terbaik tingkat Madrasah se Kecamatan Grabag sampai

    sekarang.

    9) Juara 1 Tennis Meja se kecamatan Grabag tahun 2005.

    10) Juara 1 lomba Gerak Jalan Putri se kecamatan Grabag tahun 2005.

    B. Pelaksanaan penelitian.

    1. Pra siklus

    Pelaksanaan awal sebelum diadakannya Penelitian Tiindakan Kelas adalah

    peneliti mengambil data nilai matematika siswa pada semester I. Kemudian

  • mengadakan pre tes dan pos tes terlebih dahulu untuk mengetahui seberapa jauh

    kemampuan siswa kelas IV MI Ma'arif Grabag I. Patokan awal yang digunakan

    adalah nilai KKM sebesar 5,0. Dan mean semester I sebesar 55,21.

    2. Pelaksanaan siklus I.

    a. Perencanaan

    1) Menyusun RPP.

    2) Menyiapkan instrument penelitian

    3) Menyiapkan sumber belajar berupa materi diskusi, manik-manik

    setengah lingkaran.

    4) Menyiapkan format evaluasi pre tes maupun post tes.

    5) Mengembangkan skenario pembelajaran dengan menggunakan

    manik- manik

    6) Kelompok yang nilainya terbaik akan mendapatkan hadiah

    bintang sebagai tanda pemenang.

    7) Kriteria ketuntasan adalah jika terjadi peningkatan yang

    signifikan antara nilai matematika (semester sebelumnya) dan

    sesudah diterapkannya model STAD.

    b. Tindakan

    1) Guru melakukan apersepsi, motivasi untuk mengarahkan siswa

    memasuki materi yang akan diajarkan.

    2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

    3) Guru Menjelaskan materi bilangan bulat.

    4) Guru mempraktekkan penggunaan manik-manik didepan kelas.

  • 5) Kelas dibagi menjadi 5 kelompok masingmasing beranggotakan

    5 siswa.

    6) Perwakilan dari masing-masing kelompok mempraktekkan

    penggunaan manik-manik didepan kelas dengan panduan dari

    guru dan siswa yang lain ikut memperhatikan

    7) Setiap kelompok akan menerima soal penjumlahan dan pengurangan yang

    harus diselesaikan bersama dalam diskusi kelompok.

    8) Ketua kelompok (siswa yang sudah faham) membimbing temannya yang

    belum faham.

    9) Setiap kelompok bersama-sama menyelesaikan tugas diskusi

    dengan permainan manik-manik.

    10) Selama kegiatan diskusi berlangsung guru bertindak sebagai

    pembimbing dan pemandu. ke setiap kelompok dan sekaligus melakukan

    pengamatan atas partisipasi anggota kelompok

    11) Guru bersama siswa mengoreksi tugas diskusi didepan kelas.

    12) Guru memberikan reward kepada kelompok yang mendapatkan nilai

    terbaik sebagai tanda pemenang.

    13) Guru memberikan kesempatan kepada siswa, untuk menanyakan hal-hal

    yang belum jelas.

    14) Guru memberikan pos tes sebelum mengakhiri siklus I.

    c. Pengamatan

    1) Observasi (kolaborasi) mengamati kegiatan guru pada saat

  • pembelajaran dan mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan

    instrumen pengamatan pembelajaran guru dan siswa.

    2) Guru mengevaluasi respon siswa selama pembelajaran.

    3) Guru mengevaluasi kegiatannya dengan menggunakan angket guru.

    d. Refleksi

    1) Siswa masih belum dapat memanfaatkan waktu yang tersedia dengan

    maksimal, terlihat 2 kelompok (Melati dan Jeruk) dari 5 kelompok belum

    menyelesaikan tugas secara tepat waktu dari guru.

    2) Siswa masih banyak merasa belum siap menerima pelajaran.

    3) Kurangnya ketelitian dari siswa didalam menuliskan antara tanda positif

    dan tanda negatif didalam menjawab soal dari guru.

    4) Sebagian siswa masih kurang percaya diri untuk menanyakan hal yang

    belum jelas kepada teman sekelompoknya

    5) Kurangnya kerjasama antar anggota kelompok, sehingga diskusi hanya

    dikuasai oleh siswa tertentu dimasing-masing kelompok.

    6) Antusias siswa masih kurang, sehingga proses belajar mengajar kurang

    maksimal.

    7) Dengan melihat hasil tersebut, maka perlu diadakannya siklus selanjutnya.

    3. Pelaksanaan siklus II.

    a. Perencanaan

    1) Guru menyusun RPP.

    2) Menyiapkan instrument penelitian.

  • 3) Menyiapkan sumber belajar berupa materi diskusi, angka-angka yang

    terbuat dari kertas berwarna, untuk membedakan antara bilangan bulat

    positif dengan bilangan bulat negatif.

    4) Menyiapkan format evaluasi pre tes maupun post tes.

    5) Mengembangakan skenario pembelajaran dengan menggunakan

    permainan tangga gor garis bilangan.

    b. Tindakan

    1) Guru menjelaskan materi bilangan bulat dengan menggunakan

    permainan tangga gor garis bilangan.

    2) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok masingmasing beranggotakan 5

    siswa.

    3) Tiap kelompok akan menerima soal penjumlahan dan pengurangan yang

    harus diselesaikan bersama dalam diskusi kelompok dihalaman sekolah.

    4) Setiap kelompok menyelesaikan tugas diskusi dengan permainan

    tangga gor garis bilangan.

    5) Selama kegiatan diskusi berlangsung guru bertindak sebagai pembimbing

    dan pemandu, ke setiap kelompok dan sekaligus melakukan pengamatan

    atas partisipasi anggota kelompok.

    6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa, untuk menanyakan

    hal-hal yang belum jelas.

    7) Guru memberikan pos tes sebelum mengakhiri siklus II.

    c. Pengamatan

  • 1) Observasi (kolaborasi) mengamati kegiatan guru pada saat pembelajaran

    dan mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan instrument

    pengamatan pembelajaran guru dan siswa.

    2) Guru mengevaluasi respon siswa selama pembelajaran.

    3) Guru mengevaluasi kegiatannya dengan menggunakan angket guru.

    d. Refleksi

    1) Antusias siswa dalam mempraktekkan tugas kelompok sangat baik, terlihat

    sebagian besar siswa berani mencoba permainan tersebut untuk

    menemukan hasil yang sesungguhnya.

    2) Ketelitian dari siswa sudah baik didalam menuliskan antara tanda positif

    dan tanda negatif didalam menjawab soal dari guru.

    3) Sebagian besar siswa semakin percaya diri untuk menanyakan hal yang

    belum jelas kepada teman sekelompoknya maupun kepada guru sehingga

    kerjasama antar anggota kelompok berjalan dengan maksimal.

    4) Dari siklus ke-2 ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan

    permainan tangga gor garis bilangan proses belajar mengajar siswa sangat

    maksimal, sehingga kegiatan tidak perlu dilanjutkan pada siklus

    berikutnya.

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Pra siklus.

    Pada tahap awal Penelitian Tindakan Kelas, peneliti mengadakan pengamatan

    awal terhadap aktifitas siswa dan refleksi guru / peneliti pada proses pembelajaran

    mata pelajaran matematika dengan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan

    bulat. Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian pre tes untuk mengukur kemampuan

    siswa sebelum pelaksanaan tindakan kelas.

    Kemudian peneliti mengambil nilai mata pelajaran matematika pada semester I

    (nilai sebelum dilakukan Tindakan Kelas) nilai KKM adalah sebesar 5,0 yang akan

    dijadikan sebagai data awal yang akan digunakan sebagai dasar untuk mengetahui

    peningkatan atau perkembangan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada

    materi pokok, penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hasil pengamatan dan

    penilaian awal tersebut adalah sebagai berikut:

    Data nilai semester I

    No Nama Nilai 1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    M .Khamdani A

    Khairul Amal Zen

    M. Irfani

    Rifan Pamungkas

    Nisa'us Syifa

    Kholid Umar

    Cantika Amalia Riski

    40

    66

    52

    50

    47

    57

    53

  • 8.

    9.

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    21

    22

    23

    24

    Ahmad Nawawi

    Febriyanto Taufiq

    Septianigrum

    M. Najid Jauhar A

    Yulia Sintiawati

    Sirojudin Mustofa

    R.Muwalidil M

    M. Maulana Santosa

    Fajar Hasani

    Arsyiqotul M

    Reza Auliyawan

    Asna Alfiana

    Aprilianti Al Khusna

    Eka Saputra

    Tsiniyatul Arsyi F

    Muhammad Rijal

    Izzul Haq T

    68

    79

    35

    65

    64

    42

    80

    68

    56

    49

    62

    46

    56

    47

    61

    22

    60

    Rata-rata 55,21

    Pada nilai pra siklus tersebut terlihat bahwa rata-rata kelas sebesar 55,21.

    Pencapaian nilai KKM adalah sebanyak 16 siswa (66,67%). Hasil tersebut yang akan

    menjadi patokan siklus I dan siklus II.

    B. Siklus I

    1. Data nilai pra siklus dan siklus I

    No Nama NILAI

    Pra siklus(x 1 ) (x 1)2 Siklus I

    (x 2 ) (x 2 )

    2

    1.

    2.

    M .Khamdani A

    Khairul Amal Zen

    40

    66

    1600

    4356

    100

    80

    10000

    6400

  • 3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    21

    22

    23

    24

    M. Irfani

    Rifan Pamungkas

    Nisa'us Syifa

    Kholid Umar

    Cantika Amalia R

    Ahmad Nawawi

    Febriyanto Taufiq

    Septianigrum

    M. Najid Jauhar A

    Yulia Sintiawati

    Sirojudin Mustofa

    R.Muwalidil M

    M. Maulana S

    Fajar Hasani

    Arsyiqotul M

    Reza Auliyawan

    Asna Alfiana

    Aprilianti Al K

    Eka Saputra

    Tsiniyatul Arsyi F

    Muhammad Rijal

    Izzul Haq T

    52

    50

    47

    57

    53

    68

    79

    35

    65

    64

    42

    80

    68

    56

    49

    62

    46

    56

    47

    61

    22

    60

    2704

    2500

    2209

    3249

    2809

    4624

    6241

    1225

    4225

    4196

    1764

    6400

    4624

    3136

    2401

    3844

    2116

    3136

    2209

    3721

    484

    3600

    70

    80

    60

    60

    80

    70

    80

    60

    40

    80

    60

    80

    80

    40

    60

    80

    50

    40

    60

    70

    40

    80

    4900

    6400

    3600

    3600

    6400

    4900

    6400

    3600

    1600

    6400

    3600

    6400

    6400

    1600

    3600

    6400

    2500

    1600

    3600

    4900

    1600

    6400

    Jumlah 1x =1325 ( 1x ) 2 =77273 2x=1600

    ( 2x ) 2

    =107040

    2. Pembahasan siklus I

    a. Banyaknya siswa yang telah memenuhi nilai KKM pada siklus I adalah 20

    dari 24 siswa (sebesar 83, 33%). Itu berarti dengan dilaksanakannya siklus I

    telah terjadi peningkatan prosentase siswa yang memenuhi nilai KKM sebesar

    16, 67%.

    b. - Besarnya mean siklus I dan pra siklus adalah

  • x =

    1

    1

    n

    x

    = 24

    1600

    = 66, 67

    - Besarnya mean pada pra siklus adalah

    x =

    1

    1

    n

    x

    = 24

    1325

    = 55, 21

    c. Pengujian perbedaan mean antara nilai pra siklus dan nilai siklus I

    Varian nilai pra siklus dan siklus I adalah

    1x = 1325 21x = 77.273 n = 24 2x = 1600 22x = 107040

    SD = n

    X 21 - 2

    1

    n

    x

    SD 21 = n

    X 21 - 2

    1

    n

    x

    = 24273.77

    -

    24

    1325 2

    = 3219, 71 ( 2,55 1) 2 = 3219, 71 3048, 14

  • = 171, 57

    SD 22 = n

    X 22 - 2

    2

    n

    x

    = 24

    040.107 -

    24

    1600 2

    = 4460 (66, 67) 2 = 4460 4444, 89 = 15, 11 Nilai t antara nilai semester I dan siklus I adalah