UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL KONSEP MELALUI BERMAIN KARTU ANGKA PADA KELOMPOK B DI TK PERTIWI JIMBUNG KLATEN 2012 / 2013 DI SUSUN OLEH SURATIYEM A53B090046 Tahun 2012
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF
DALAM MENGENAL KONSEP MELALUI
BERMAIN KARTU ANGKA PADA KELOMPOK B
DI TK PERTIWI JIMBUNG
KLATEN 2012 / 2013
DI SUSUN OLEH
SURATIYEM
A53B090046
Tahun 2012
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL KONSEP MELALUI BERMAIN KARTU ANGKA PADA KELOMPOK B
DI TK PERTIWI JIMBUNG KLATEN 2012/2013
Oleh : SURATIYEM
Abstrak Pembelajaran dengan klasikal ternyata hanya menghasilkan 52% anak yang nmampu
mengenal konsep dengan baik. Padahal harapan guru adalah 80% dari jumlah anak yang mampu mengenal konsep
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal konsep melalui media kartu angkapada anak kelompok B di TK Pertiwi Jimbung kabupaten Klaten tahun ajaran 2012/2013
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan setting TK Pertiwi Jimbung Klaten Data tentang prilaku guru, perilaku siswa, dan situasi kelas dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi, sedangkan data tentang kemampuan kognitif dikumpulkan dengan metode penugasan. Analisis data dengan tehnik analisis kritis untuk proses dan tehnik analisis komparatif untuk kemampuam kognitif dikumpulkam dengan nedia bermain kartu angka.
Kesimpulan hsil penelitian ini adalah bahwa penggunaan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuam kognitif dalam mengenal konsep pada anak Kelompok B di TK Pertiwi Jimbung Klaten. Adapun langkah-lanhkah penggunaan kartu angka yang berhasil sebagai berikut
(a) menyiapkan media sebelum anak memasukli ruangan, (b) menjelaskan terlebih dahulu kegiatan yang akan dilakukan, (c) menjelaskan media yang akan digunakan, (d) menkondisikan suasa yang menyenangkan dan memberi variasi kegiatan yang penunjang,(e) menugaskan anak menghubungkan gambar dengan lambang bilangan, (f) menugaskan anak secara individu dengan lembar kerja anak, (g) memberi motivasi anak yang belum mampu..
Kata kunci : kemampuam kognitif ,mengenal konsep,kartu angka
PENDAHULUAN
Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 – 6 tahun. Masa ini
merupakan masa yang paling vital bagi kehidupan anak sebab apa yang terjadi
pada masa kini akan menentukan perkembangan selanjutnya. Pada masa kini akan
fisik dan mental anak berkembang secara pesat, kemampuan bahasa juga
berkembang luar biasa.
Tujuan pendidikan anak usia dini adalah meletakkan dasar ke arah
perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan
anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk pertumbuhan
selanjutnya (Tangyong, Agus dkk, 1994:2).
Banyak cara yang telah dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan
pendidikan anak usia dini. Menurut Dit. PAUD Dekdiknas (2004:1). Anak
seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri, guru tentu saja,
bisa menuntun anak-anak menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang
terpenting agar anak dapat memahami sesuatu, ia harus membangun pengertian itu
sendiri, ia harus menemukan sendiri. Dari uraian ini anak dibiarkan bebas untuk
berkreatif.
Karena dunia anak adalah dunia bermain, maka dalam lembaga pendidikan
dini (Taman Kanak-kanak) diberikan pelajaran yang dapat merangsang jiwa anak
yaitu dengan bermain. Permainan pada anak Taman Kanak-kanak mempunyai
pengaruh pada perkembangan pribadi anak itu sendiri. Perkembangan ungkapan
kreatif, perkembangan aspek sosial dan lain-lain.
Fenomena yang berkembang saat ini adalah bahwa anak-anak masih
banyak yang dikendalikan dan diarahkan oleh guru baik dengan kata jangan, tidak
boleh dan sebagainya, maka dari itu jika fenomena ini dibiarkan terus maka
kreativtias anak tidak akan muncul. Adapun pada saat ini belum semua guru
memahami bagaimana membuat anak didik kita itu bisa berkreatif dan
menunjukkan bakat yang mereka miliki.
Dengan program kegiatan belajar Taman Kanak-kanak disebutkan bahwa
kegiatan belajar dalam rangka pengembangan kognitif anak melalui bermain
kartu angka , maka anak mampu dalam bertutur kata, berpikir, serta berolah raga
sebagai latihan motorik halus dan motorik kasar dan anak dapat bergerak sesuia
dengan irama musik dengan sendirinya tanpa disuruh atau meniru teman. Jadi
anak ini mempunyai kepercayaan diri penuh.
Di TK Pertiwi Jimbung Klaten, permainan di Taman Kanak-kanak sudah
berkembang sesuai dengan tahap perkembangan. Tetapi kenyataannya yang ada di
taman kanak-kanak memajukan anak-anak TK kebanyakan belum dapat mengenal
konsep dalam bermain. Hal ini terlihat saat anak disuruh bermain sendiri atau
anak disuruh bergerak bebas sesuai dengan irama musik, kebanyakan anak hanya
diam atau ada yang meniru temannya. Hal tersebut disebabkan karena guru taman
kanak-kanak kurang memperhatikan anak-anak didiknya.
Demikian juga dalam kegiatan permainan kartu angka , untuk
meningkatkan kemampuan kognitif anak harus sesuai dengan tujuan
pengembangan jasmani tersebut, maka guru TK harus menguasai permainan
tertentu. Anak dilatih gerak dasar, sehingga dapat berkembang. Apabila guru
kurang menguasai permainan ini maka anak TK juga akan terhambat.
Dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak TK sering mengalami
kendala adalah hal-hal yang dapat menghambat perkembangan kemampuan
kognitif anak, secara garis besar dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal adalah faktor yang berasal dari luar anak itu sendiri yaitu terletak pada
lingkungan (masyarakat, keluarga, sekolah).
Mengingat pentingnya kemampuan kognitif maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif
dalam Mengenal Konsep Melalui Bermain Kartu Angka”. Dalam penelitian
tindakan kelas ini dengan harapan anak dapat mengenal konsep bilangan yang
belum mereka ketahui menjadi lebih mengetahui dengan menyampaikan
pembelajaran melalui bermain kartu angka.
Yang melatarbelakangi permasalahan kemampuan kognitif dalam
pengembangan pembelajaran di TK di antaranya sebagai berikut Apakah
permainan kartu angka dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak di TK TK
Pertiwi Jimbung Klaten tahun 2012/2013 ?
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk
meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui permainan kartu angka di TK
Pertiwi Jimbung Klaten adalah untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak di
TK Pertiwi Jimbung Klaten dan untuk mengetahui besarnya peningkatan
kemampuan kognitif anak melalui Permainan kartu angka.Ada dua yang
diharapkan dalam penelitian ini, yaitu 1. Mendapatkan pengetahuan atau teori
baru tentang upaya peningkatan kemampuan kognitif anak melalui permainan
kartu angka.2. Menambah wacana manfaat permainan kartu angka dalam
mengembangkan kognitif anak.3. Sebagai dasar dalam pemilihan jenis
permainan yang dapat meningkatkan kognitif anak.Sebagai dasar dalam
penyediaan sarana prasarana pembelajaran.Menjadi acuan bagi guru dalam
menentukan metode pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan kognitif.
Menjadi suasana yang menyenangkan bagi anak Meningkatkan
kemampuan kognitif anak melalui bermain kartu angka.
Metode Penelitian
Setting penelitian tindakan kelas ini meliputi, tempat penelitian dan waktu
penelitian, sebagai berikut: (1) Tempat Penelitian dilakukan di TK Pertiwi
Jimbung Klaten.. Sekolah ini dipimpin oleh Suratiyem sebagai kepala sekolah,
yang membawahi 1 guru. 1 orang guru tadi mengajar TK Pertiwi Jimbung
menemani kepala sekolah. (2) Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun
ajaran 2012-2013 pada semester I.
Dalam penelitian tindakan kelas ini mengambil sampel semua anak TK
Pertiwi Jimbung Klaten yang berjumlah 16 anak yang memiliki kemampuan dan
daya tangkap yang berbeda-beda. Tetapi dengan adanya penelitian tindakan kelas
ini anak-anak dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya.Variabel dalam
penelitian peningkatan kemampuan kognitif anak dalam mengenal konsep melalui
media kartu angka dapat di jabarkan sebagai berikut :
Penulis akan merici chek list dan catatan lapangan yang akan dilaksanakan
sebagai berikut: (1) Chek list adalah daftar variabel yang akan dikumpulkan
datanya. Dalam hal ini peneliti tinggal memberikan tanda atau tally setiap
pemunculan gejala yang dimaksud (Arikunto, 2006:159 ).Check list merupakan
salah satu metode untuk memperoleh data yang berbentuk daftar yang berisi
pernyataan dan pertanyaan yang ingin diselidiki dengan memberi tanda cek oleh
individu / kelompok. Kegunaan check list bagi peneliti. Check list digunakan
peneliti mencatat hasil observasi anak didik tentang kemampuan belajar membaca
awal anak didik dengan menggunakan tanda check ( √ ). Check list berisi tentang
beberapa butir amatan yang diharapkan dapat dikuasai oleh anak didik. (2) Catatan
Lapangan adalah catatan tertulis mengenai apa yang didengar, dilihat, dialami,
dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam
penelitian kualitatif. Catatan lapangan ditulis secara rinci, cermat, luas dan
mendalam dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti tentang aktor,
aktivitas ataupun tempat berlangsungnya kegiatan tersebut. Catatan lapangan
adalah catatan yang dibuat dalam sebuah penelitian etnografi dari lapangan.
Bersifat deskriptif (sesuai yang diamati) atau refiektif (mengandung penafsiran
peneliti). Catatan lapangan mencakup kesan dan penafsiran subjektif. Misalnya
pelajaran lebih baik, perilaku kurang perhatian (http://remenmaos.blogspot.com).
Pengumpulan data merupakan pekerjaan penelitian yang harus dilakukan
dalam kegiatan penelitian. Hubungan kerja antara peneliti dengan subjek peneliti
hanya berlaku untuk pengumpulan data penelitian. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini sebagai berikut: (1) Data dan Sumber Data.Menurut Arikunto (2007:
129), data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat.
Data yang diambil pada penelitian ini adalah data mengenai anak dan pelaksanaan
kegiatan belajar membaca dengan metode kartu angka. Sumber data penelitian ini
berasal dari guru dan anak didik. (2) Metode Pengumpulan Data, Ada beberapa
cara untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian, diantaranya: (a) Observasi
dalam tindakan ini untuk mengetahui tindak belajar dan mengajar guru dengan
menggunakan permainan kartu angka untuk meningkatkan kemampuan kognitif
pada anak kelompok B TK Pertiwi Jimbung Klaten. (b) Interview atau wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu. Maksud mengadakan wawancara
adalah mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi,
tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan. Merekonstruksi kebulatan-kebulatan
demikikan sebagai yang dialami masa lalu. Memproyeksikan kebulatan-kebulatan
sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang.
Memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang
lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi), dan memverifikasi,
mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai
pengecekan anggota. Interview dalam penelitian dilakukan kepada guru dan anak
didik. (c) Dokumentasi, Menurut Guba dan Lincoln dalam dokumen ialah setiap
bahan tertulis maupun film yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan
seorang penyidik. Dokumen terdiri dari dokumen pribadi dan dokumen resmi.
Dokumen resmi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang
tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. Dokumen resmi terbagi dalam
dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal dalam kalangan
sendiri. Dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh
suatu lembaga sosial, misalnya majalah, buletin, pernyataan, dan berita yang
disiarkan kepada media massa. Dokumen yang digunakan dalam penelitian untuk
mengumpulkan data tentang identitas anak, dan profil sekolah.
Analisis Data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan,
mengabstaksikan, mengorganisasikan data secara sistemetis dan rasional untuk
menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban
terhadap tujuan penelitian (http://remenmaos.blogspot.com/). Data observasi yang
sudah terkumpul akan diolah peneliti dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(a) Memberi nilai / skor adalah memberi nilai / skor pada setiap butir amatan yang
terdapat tanda check (√) sesuai ketentuan sebagai berikut: (1) Apabila anak dapat
menguasai butir amatan yang ada pada kolom, maka peneliti akan mencantumkan
tanda check (√) pada kolom butir amatan sesuai nomer butir amatan yang
dikuasai. (2) Apabila anak tidak dapat menguasai butir amatan yang ada pada
kolom, maka peneliti akan mengosongkan kolom butir amatan. (3) Setiap tanda
check (√) yang muncul mempunyai skor 1, jadi jika anak menguasai semua butir
amatan, anak akan mendapat total skor 6. (b) Membuat tabulasi skor, adalah
membuat tabulasi skor observasi tentang motivasi belajar mengenal angka anak
yang terdiri dari nomer, nama anak, butir amatan, jumlah skor/nilai butir amatan
yang dikuasai anak. (3) Menghitung hasil data adalah menghitung hasil data
tentang motivasi belajar bahasa anak dengan menerapkan media kancing baju
dalam prosentase. Cara menghitung prosentase tersebut sebagai berikut : (a) Skor
maximum 12, (b) Skor minimum 0, (c) Prosentase pencapaian
anak: 100xanamatbutirximummaSkor
anakdidapatyanganamatbutirSkor
Membandingkan hasil prosentase adalah membandingkan hasil prosentase
pencapaian setiap anak, dengan skor maximum pada setiap siklus yang telah
ditentukan oleh peneliti. Penelitian pada siklus I akan berhasil jika 80 % anak di
kelas sudah mencapai skor maxsimum yang telah ditentukan pada setiap siklus
(siklus I 60 %, siklus II 70 %, siklus III 80 %).
Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan analisis
interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Menurut M.B Miles dan A.M Hubernan (dalam Patilima
2005 :100) proses analisis interaktif dibagi menjadi 4 (empat) tahap. Adapun
tahap-tahapnya sebagai berikut: Pengumpulan DataMerupakan pengelompokan
data-data yang dibutuhkan dalam mendukung proses penelitian berdasarkan
kriteria tertentu untuk mencari data-data yang diinginkan. (a) Reduksi data yaitu
proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyederhanaan dan transformasi
data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. (b)
Penyajian Data dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan
informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Tujuan
akhir dari setiap penelitian adalah mendapatkan kesimpulan mengenai apa yang
telah disampaikan dengan hasil penelitian. Dengan diperolehnya kesimpulan maka
masalah dalam penelitian yang disajikan, dibahas, dan dicarikan jalan keluarnya
akan nampak dengan jelas.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan observasi kegiatan guru pada siklus II didapatkan hasil yang
menunjukkan peningkatan dalam proses pembelajaran dalam menyampaikan
materi kognitif dalam mengenal konsep bermain kartu angka.
Setelah dilaksanakan pembelajaran kognitif dalam mengenal konsep
dengan bermain kartu angka terlihat respon anak di TK Pertiwi Jimbung, Klaten
tahun pelajaran 2012/2013 sangat baik, yaitu anak terlihat lebih tertarik dan
berminat dalam pembelajaran dan anak lebih aktif dan antusias dalam bertanya
dan bekerja sama dengan temannya. Tidak terlihat lagi anak yang kurang
memperhatikan pembelajaran, ramai sendiri, dan mengobrol sendiri seperti pada
kondisi awal. Dengan menggunakan kartu angka, anak lebih suka untuk media
pembelajaran oleh guru dalam pembelajaran kartu angka pada anak.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan permainan kartu angka. Pada pra
siklus ketuntasan anak dalam mengenal konsep saat pembelajaran sebanyak 4
anak atau 25%, pada siklus I putaran I dengan menggunakan media kartu angka
yang baik 6 anak atau 57%, siklus I putaran kedua yang baik 8 anak atau 67%.
Dengan menggunakan media kartu angka ketuntasan anak dalam mengenal
konsep saat pembelajaran di siklus II putaran I ada 10 anak 71%, siklus II putaran
kedua yang tergolong baik ada 12 anak atau 75%.
Berdasarkan peningkatan setiap siklus maka dapat disimpulkan bahwa
media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal
konsep anak di TK Jimbung Klaten. Hal ini sesuai dengan pendapat Anggani
Sudono (2000 : 7) yang mengatakan bahwa permainan yang digunakan oleh anak
untuk memenuhi naluri dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui
berbagai metode salah satunya bermain kartu angka.
Pada kegiatan pelaksanaan pembelajaran telah ada kemajuan pada semua
kegiatan sehingga evaluasi dan refleksi telah diterapkan oleh guru dengan baik.
Pada siklus II dapat dikatakan bagus karena telah berhasil meningkatkan
persentase keberhasilan belajar anak karena telah memenuhi target ketuntasan
belajar anak sebesar 75% sehingga pembelajaran dapat dikatakan berhasil pada
siklus II ini.
Dengan demikian tindakan-tindakan yang dilakukan oleh guru dalam
usaha meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal konsep setelah
menggunakan media kartu angka siklus II dapat dikatakan bagus karena telah
berhasil meningkatkan persentase ketuntasan belajar anak karena telah memenuhi
target belajar anak sebesar 75% sehingga pembelajaran dapat dikatakan berhasil
pada siklus II ini.
Berdasarkan Sanjaya (2006: 107) bahwa kualitas pembelajaran dapat
dilihat dari segi proses dan hasil. Proses pembelajaran dikatakan berhasil bila
setidaknya 75% peserta didik terlibat secara aktif, antusias, motivasi baik secara
fisik, mental, ataupun sosial selama proses pembelajaran. Selain itu, anak didik
juga harus menunjukkan kegairahan tinggi terhadap pembelajaran. Dari segi hasil,
proses pembelajaran dikatakan berhasil bila setidaknya terdapat 75% anak didik
yang mengalami perubahan positif dan output yang bermutu tinggi.
Berdasarkan keberhasilan penelitian ini melalui siklus I dan siklus II
dengan menggunakan media kartu angka, maka hipotesis yang mengatakan
Peningkatan kognitif dalam mengenal angka pada anak kelompok B di TK Pertiwi
Jimbung, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 terbukti kebenarannya.
Dari keseluruhan pembahasan penelitian tindakan kelas ini dapat
disimpulkan sebagai berikut : (1) Dalam menerapkan permainan untuk
meningkatkan kemampuan bahasa TK Pertiwi Jimbung II, Klaten dengan cara
melakukan kegiatan cerita yaitu dengan media kartu angka ini berguna untuk
bersosialisasi, dan merangsang kemampuan kognitif anak. (2) Hasil penelitian :
(a). Pada kondisi awal dengan menggunakan pengamatan pada saat anak belajar di
kelas, terlihat anak tidak semangat. Dari hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa
kemampuan mengenal konsep anak hanya mencapai 42% atau 10 anak yang
kemampuan mengenal konsep baik 2,5% atau 4 anak. (b). Pada siklus II putaran
pertama hasil kemampuan mengenal konsep dengan media kartu angka dari 16
anak yang tuntas dalam pembelajaran adalah 10 anak atau 62% dan yang tidak
tuntas sebanyak 1 anak atau 6,2%. Sehingga terjadi peningkatan sebesar 18% dari
I putaran kedua yang hanya mencapai 43%. Pada siklus II putaran kedua hasil
kemampuan mengenal konsep dengan media kartu angka dari 16 anak yang tuntas
dalam pembelajaran adalah 15 anak atau 92% dan yang tidak tuntas sebanyak 1
anak atau 8 %. Sehingga terjadi peningkatan sebesar 20% dari siklus II putaran
pertama yang hanya mencapai 72%. Hasil perbaikan pembelajaran pada siklus II
putaran kedua sebesar 92% dan rata-rata kemampuan mengenal konsep sebesar 84
diatas 84% menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran siklus II putaran II telah
berhasil.
(1). Berdasarkan keberhasilan pembelajaran melalui siklus I dan siklus II dengan
menggunakan media kartu angka, maka dapat disimpulkan bahwa “Melalui Media
Kartu Angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep anak kelompok
B di TK Pertiwi Jimbung II Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013. dapat tercapai. (2)
Langkah-langkah pembelajaran dengan media kartu angka adalah sebagai berikut:
(a). Guru merencanakan pembelajaran terlebih dulu. (b) Guru membagi menjadi 4
kelompok untuk memudahkan penelitian yang dilaksanakan. (c) Pemberian
reword pada anak yang menyelesaikan pembelajaran membuat anak tambah
semangat dalam belajar. (d) Motivasi yang diberikan pada anak yang belum mau
atau tidak selesai mengerjakan tugasnya menjadikan anak bertambah tertarik
dengan permainan kartu angka.
Media kartu angka merupakan suatu cara penyampaian atau penyajian
materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk permainan dari guru kepada anak
didik dan berfungsi untuk membantu perkembangan kognitif dan befikir anak
serta memotivasi anak untuk cinta menghitung. Media kartu angka adalah salah
satu media pengembangan kognitif yang dapat mengembangkan beberapa aspek
fisik atau psikis anak TK sesuai dengan tahap perkembangan (Dhiene, 2005:50).
Manfaat yang dapat diambil dari media kartu angka di Taman Kanak-
Kanak adalah melatih daya tangkap, dan daya pikir, daya konsentrasi, membantu
perkembangan fantasi atau daya imajinasi bagi anak, menciptakan suasana yang
menyenangkan dan akrap di ruang kelas, mengembangkan perbendaharaan angka
anak.
Bentuk penyajian proses pembelajaran di Taman Kanak-kanak adalah
terpadu antara bidang pengembangan satu dengan lainnya. Setiap metode
pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk itu dengan adanya
pembelajaran terpadu maka pengembangan metode yang bervariasi dapat
membantu pencapaian tujuan materi pembelajaran.
Dari uraian di atas tetang kartu angka dalam bab ini dapat dikatakan bahwa
media kartu angka dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak di TK
Pertiwi Jimbung II, Klaten. Hal ini dikarenakan pertama media kartu angka pada
umumnya lebih berkesan dari pada menyebutkan angkanya saja, sehingga pada
umumnya media kartu angka terekam jauh lebih kuat dalam memori anak. Kartu
angka dapat dipraktekkan sendiri sehingga bisa diingat secara utuh selama
berpuluh-puluh tahun kemudian. Kedua, melalui media kartu angka anak diajar
untuk mengambil hikmah dari permainan tadi yang untuk kemudian menirukan
sendiri baik dirumah maupun waktu mempraktekkan bermain dengan temannya.