Top Banner
UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG DALAM MEMGANTISIPASI KEBAKARAN HUTAN (STUDI KASUS DI DESA AIR HITAM LAUT RESORT CEMARA KAWASAN SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL WILAYAH III) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata (S.1) Dalam Prodi Ilmu Pemerintahan Pada Fakultas Syariah RISWAN PERMADI 105170595 Pembimbing Dr. YULIATIN, M.H.I KHAIRUN NAJIB, M.I.p PRODI ILMU PEMERINTAHAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2021
105

UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

Nov 24, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG

DALAM MEMGANTISIPASI KEBAKARAN HUTAN

(STUDI KASUS DI DESA AIR HITAM LAUT RESORT CEMARA

KAWASAN SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL WILAYAH III)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata (S.1)

Dalam Prodi Ilmu Pemerintahan

Pada Fakultas Syariah

RISWAN PERMADI

105170595

Pembimbing

Dr. YULIATIN, M.H.I

KHAIRUN NAJIB, M.I.p

PRODI ILMU PEMERINTAHAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 2021

Page 2: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

i

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Riswan Permadi

Nim : 105170595

Prodi : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Syariah

Alamat : Kec. Telanaipura, Kel. Pematang Sulur, Kota Jambi

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi saya yang berjudul :“Upaya

Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang Dalam Mengantisipasi

Kebakaran Hutan. (Studi Kasus Di Desa Air Hitam Laut Resort Cemara

Kawasan Seksi Pengelolaan Taman Nasional(SPTN) Wilayah III ).” Adalah

hasil karya pribadi yang tidak mengandung unsur plagiarisme dan tidak berisi

materi yang tidak di publikasikan atau ditulis orang lain, kecuali kutipan yang

telah disebutkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang di benarkan secara

ilmiah.

Apabila pernyataan ini tidak benar, maka peneliti siap mempertanggung

jawapkan sesuai dengan hukum yang berlaku dan ketentuan UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh dari skripsi ini.

Jambi, Maret 2021

Riswan Permadi

NIM : 105170595

Page 3: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

ii

Pembimbing I : Dr. YULIATIN, M.H.I

Pembimbing II : KHAIRUN NAJIB, M.I.P

Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi

Jl. Jambi- Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren

Jaluko Kab. Muaro Jambi 31346 Tel. (0741) 582021

Jambi, Januari 2021

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syariah

UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi

Di- Jambi

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Assalamualaikum Wr, Wb.

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sepenuhnya, maka skripsi saudara

Riswan Permadi, 105170595 yang berjudul: Upaya Balai Taman Nasional

Berbak dan Sembilang Dalam Mengantisipasi Kebakaran Hutan. (Studi

Kasus Di Desa Air Hitam Laut Resort Cemara Kawasan Seksi Pengelolaan

Taman Nasional(SPTN) Wilayah III). Telah disetujui dan dapat diajukan untuk

dimunakasahkan guna melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar sarjana strata

satu (S1) dalam program studi Ilmu PemerintahanFakultas Syariah Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Demikianlah, kami ucapkan terimakasih semoga bermanfaat bagi

kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.

Wassalamualaikum Wr, Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yuliatin, M.H.I Khairun Najib, M.I.P

NIP. 197407182000032002 NIDN. 2011118803

Page 4: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

iii

Page 5: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

iv

MOTTO

(٦( اِنَّ مَعَ الْعسُْرِ يسُْرًاۗ )٥فَاِنَّ مَعَ الْعسُْرِ يسُْرًاۙ )

“Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan,

sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.”

(QS. Asy-Syarh [94]: 5-6).

“ Ilmu itu bagaikan binatang buruan, sedangkan pena adalah

pengikatnya. Maka ikatlah binatang buruanmu dengan ikatan

yang kuat.”

(Imam Syafi‟i)

Page 6: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

v

PERSEMBAHAN

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

yang berjudul “Upaya Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang Dalam

Mengantisipasi Kebakaran Hutan. (Studi Kasus Di Desa Air Hitam Laut Resort

Cemara Kawasan Seksi Pengelolaan Taman Nasional(SPTN) Wilayah III)”, dan

diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana pada Program

Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi. Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak yang

terlibat langsung maupun tidak langsung atas selesainya Skripsi ini :

1. Ayah Reflis, sang tulang punggung keluarga. Banting tulang memperjuangkan

kehidupan anaknya.Terimakasih Ayah, semoga selalu diberi kesehatan wal

afiat oleh Allah SWT, tunggu sebentar lagi putera bungsumu ini bakal

membahagiakanmu. Thanks foreverything, Ayah!

2. Nurlis, S.Sb, M.IRt, (Sarjana Serba bisa – Master Ibu Rumah tangga). Seorang

wanita tangguh bin perkasa menyabet gelar kepahlawanan dalam membentuk

karakter anak – anaknya. Dengan tanpa gelar akademik sekalipun tetap

menjadi suksesor sarjana bagi anak – anaknya. Izinkan aku membentuk

senyum simpul manis di ujungbibirnya ketika sukses nanti.

3. Kakak Amelia Susanti,Abang Roni Efendi S.P dan Kakak Rita Silviana S.E,

Ketiga saudara kandung yang selalu membantu, support dan menyemangati.

Juga terimakasih untuk saudara ipar yang berasa seperti saudara kandung, bang

Page 7: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

vi

Imran, bang Madel S.Pd.I, dan kak Yeyen, yang juga selalu membantu dan

menyemangati

4. Terimakasih teruntuk Rika Levi Oktapia yang selalu membantu danmenemani.

Page 8: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

vii

ABSTRAK

Taman Nasional Berbak memegang peranan penting baik dalam skala

lokal, nasional, dan internasional.Secara lokal menjadi ekosistem penting dalam

menyangga tata air pada Daerah Aliran Sungai Batanghari.Secara nasional Taman

Nasional Berbak menjadi ikon penting kepedulian pemerintah Indonesia dalam

melestarikan kawasan ekosistem hutan rawa gambut dan fauna yang ada di

dalamnya.Sedangkan secara Internasional Taman Nasional Berbak memegang

peranan penting dalam pelestarian berbagai fauna langka.Tetapi kebakaran hutan

yang merusak hutan masih ada di Taman Nasional Berbak, sehingga diperlukan

upaya pengawasan oleh Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang,

pemerintah, dan pihak-pihak yang terkait untuk mengantisipasi masalah

tersebut.Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui upaya Balai Taman

Nasional Berbak dan Sembilang dalam mengantisipasi kebakaran hutan.Jenis

metode yang digunakan adalah dengan pendekatan kualitatif dengan

menggunakan teknik pengumpulan data melalui hasil observasi, wawancara, dan

dokumentasi lokasi penelitian dilaksanakan di Balai Taman Nasional Berbak dan

Sembilang Provinsi Jambi dan pada Taman Nasional Berbak Kabupaten Tanjung

Jabung Timur. Berdasarkan hasil analisis sangatlah penting untuk selalu

mengingatkan masyarakat terhadap pentingnya hutan, hal buruk yang dirasakan

jikalau hutan rusak, hukum yang berlaku akibat perusakan hutan dan pengawasan

yang ketat untuk mengantisipasi kebakaran hutan di Taman Nasional Berbak dan

Sembilang.

Kata Kunci: Upaya, Mengantisipasi, Kebakaran Hutan.

Page 9: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam

penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Disamping itu, tidak lupa pula

iringan shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad saw.

Skripsi ini berjudul Upaya Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang

Dalam Mengantisipasi Kebakaran Hutan. (Studi Kasus Di Desa Air Hitam

Laut Resort Cemara Kawasan Seksi Pengelolaan Taman Nasional(SPTN)

Wilayah III ). Adapun tujuan pembuatan skripsi ini adalah sebagai syarat untuk

meraih gelarsarjana.

Kemudian dalam menyelesaikan skripsi ini, tidak sedikit terdapat

hambatan dan rintangan yang dihadapi dan yang penulis temui baik dalam

mengumpulkan data maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan

dari berbagai pihak, terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh

pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih

kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama

sekali kepada Yang Terhormat:

1. Bapak Prof Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA, Ph.D sebagai Rektor Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 10: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

ix

2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag, M.H, Sebagai Dekan Fakultas Syariah

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Dr. Agus Salim, S. Th.I., M.A., M. IR., Ph Sebagai Wakil Dekan

Bidang Akademik Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, S.H, M. Hum., Sebagai Wakil Dekan Bidang

Akademik Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

5. Bapak Dr. H. Ishaq, M.Hum, Sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

dan Kerjasama Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

6. Ibu Dr. Irmawati Sagala, S.IP., M.Si dan Bapak Yudi Armansyah, M. Hum

Sebagai Kaprodi dan Sekprodi Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

7. Ibu Dr. Yuliatin., M.H.I danBapak Khairun Najib S.IP., M.IpSebagai

Pembimbing I dan Pembimbing II skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen, dan seluruh Karyawan /Karyawati

Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

9. Terimakasih kepada Bapak Ir. Pratono Puroso, M.Se selaku Kepala Balai

Taman Nasional Berbak dan Sembilang yang telah memberikan ijin untuk

dapat melakukan penelitian di Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang.

Page 11: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

x

10. Terimakasih Kepada Bapak Nurazman, SH.,M.Hum selaku Kepala Seksi

SPTB Wilayah III atas bimbingan dan masukannya, sehingga bisa

terselesaikannya Skripsi ini.

11. Terimakasih kepada Bapak Samporis selaku Kepala Resort Sungai Cemara

atas masukan dan pemberian kelengkapan data-data guna penyelesaian Skripsi

ini.

12. Terimakasih Kepada Ibu Serli, Bapak Ridwan, Yuswa, SH,Bapak Nurdani

Ginanjar, SH, Bapak Anwar, SH, Bapak Isal, Bapak Aldy, Bapak Sarif, Bapak

Wido, Ibu Tyas, Bapak Rahman, telah membantu memberikan data, informasi,

bimbingan dan bantuan sehingga bisa terselesaikannya Skripsi ini.

13. Terimakasi untuk seluruh pegawai Balai Taman Nasional Berbak dan

Sembilang yang telah bersedia meluangkan waktu untuk wawancara

denganpenulis dan senantiasa membantu penulis dalam pemberian

kelengkapan data-data guna penyelesaian Skripsi ini.

14. Untuk semua sahabat-sahabat seperjuangan Fakultas Syariah, terimakasih

telah menemani, berjuang bersama duduk di bangku kuliah yang penuh

kenangan.

15. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini baik langsung dan

tidak langsung.

Disamping itu, didasari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karen itu diharapkan kepada semua pihak untuk dapat memberikan

kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kapada Allah SWT kita

Page 12: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

xi

memohon ampunan-Nya dan kepada manusia kita mohon manfaatnya.Semoga

amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.

Jambi, Maret 2021

Penulis

Page 13: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

xii

DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................

PERNYATAAN .................................................................................................. i

PERSETUJUAN ................................................................................................ ii

MOTTO ............................................................................................................ iii

PERSEMBAHAN ............................................................................................. iv

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5

C. Batasan Masalah................................................................................ 5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 5

E. Kerangka Teori.................................................................................. 6

F. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 14

BAB II METODE PENELITIAN ......................................................................

A. Lokasi Penelitiaan ........................................................................... 17

B. Pendekatan Penelitian ..................................................................... 17

Page 14: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

xiii

C. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 18

D. Instrumen Pengumpulan Data ......................................................... 19

E. Analisi Data ..................................................................................... 21

F. Sistematika Penulisan ..................................................................... 22

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ................................

A. Deskripsi Taman Nasional Berbak ................................................... 24

1. Sejarah Kawasan ..................................................................... 24

2. Kelembagaan ........................................................................... 26

3. Kondisi Geografis .................................................................... 28

4. Aksesibilitas ............................................................................ 30

5. Kondisi Biofisik Kawasan ....................................................... 31

6. Potensi Hayati dan Non Hayati ............................................... 38

7. Visi Misi Taman Nasional Berbak .......................................... 50

8. Tugas dan Fungsi ..................................................................... 52

9. Sarana dan Prasarana ............................................................... 54

B. Deskripsi SPTN Wilayah III ........................................................ 55

1. Deskripsi Wilayah ................................................................... 55

2. Sarana dan Prasarana Resort Cemara Desa Air Hitam Laut ... 57

3. Resort Cemara Desa Air Hitam Laut ....................................... 58

BAB IV UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK JAMBI DALAM

MENGANTISIPASI KEBAKARAN HUTAN ................................................

A. Faktor penyebab terjadinya kebakaran hutan Taman Nasional Berbak

dan Sembilang di kawasan taman Nasional Berbak Desa Air Hitam

Page 15: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

xiv

Laut Resort Cemara SPTN Wilayah III Kecamatan Sadu Kabupaten

Tanjung Jabung Timur....................................................................60

B. Kendala Balai Taman Nasional Berbak Dan Sembilang Dalam

Mengantisipasi Kebakaran Hutan....................................................67

C. Upaya Pihak Balai Taman Nasional Berbak Dan Sembilang Dalam

Mengantisipasi Kerusakan Hutan di kawasan Taman Nasional Berbak

Desa Air Hitam Laut Resort Cemara SPTN Wilayah III Kecamatan

Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur.........................................71

BAB V PENUTUP ...............................................................................................

A. Kesimpulan ................................................................................ 79

B. Saran .......................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 82

LAMPIRAN

Page 16: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kerusakan hutan dapat menurunkan produktivitas sumber daya hutan,

sehingga hutan tidak mampu lagi memberikan manfaat yang optimal.Kerusakan

hutan itu seringkali disebabkan oleh ulah manusia dan aktivitas pembangunan

serta pemanfaatan lahan menjadi perkebunan.Sehingga hutan yang seharusnya di

lestarikan dan dirawat oleh masyarakat tersebut di alih pungsikan untuk

kepentingan pribadi, untuk mengantispasi kerusakan terus menerus pemerintah

harus membuat batasan terhadap pembukaan lahan terhadap masyarakat. Allah

berfirman didalam Al-Quran Surah Al-Rahman Ayat 7-9 yang berbunyi:

أقَِيمُو الْوَزْنَ وَالسَّماءَ رَفعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزانَ )( ألَاَّ تطَْغوَْا فيِ الْمِيزانِ )( وَ

بِالْقِسْطِ وَلا تخُْسِرُوا الْمِيزانَ

Artinya : “Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan. Agar

kamu jangan merusak keseimbangan itu. dan tegakkanlah keseimbangan itu

dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu1

Dari Ayat tersebut dapat diketahui bahwa menjaga keseimbangan alam itu

sangat penting dan jangan mengurangi keseimbangan tersebut agar bisa mendapat

kebaikan dan manfaat dari kita menjaga keseimbangan alam dan tidak

mengurangi keseimbangan itu salah satunya dengan cara tidak merusak alam.

1 QS: Al-Rahman Ayat 7-9

Page 17: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

2

Secara teori berdasarkan UU nomor 18 tahun 2013 tentang pencegahan

dan pemberantasan perusakan hutan, bahwa hutan sebagai karunia dan anugrah

dari Tuhan yang maha Esa yang diamanatkan kepada bangsa Indonesia,

merupakan kekayaan yang dikuasai oleh Negara dan memberikan manfaat bagi

umat manusia yang wajib di syukuri, dikelola dan dimanfaatkan secara optimal

serta dijaga kelestariannya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Bahwa

pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan harus dilaksanakan secara tepat dan

berkelanjutan dengan pertimbangan fungsi ekologi, sosial dan ekonomis, serta

untuk menjaga keberlanjutan bagi kehidupan sekarang dan kehidupan generasi

yang akan datang. Bahwa telah terjadi perusakan hutan yang disebabkan oleh

pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan yang tidak sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan.

Secara kelembagaan, Taman Nasional Berbak dimulai pada tahun 1997

sebagai Unit Pelaksana Teknis Balai Taman Nasional berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 185/Kpts-II/1997 tanggal 31 Maret 1997.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: P.03/Menhut-II/2007

Tanggal 1 Februari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis

Taman Nasional sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Menteri

Kehutanan No. P.52/Menhut-II/2009 Tanggal 27 Juli 2009, sebagai Unit

Pelaksana Teknis Balai Taman Nasional Tipe A. Terakhir sesuai dengan Surat

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:

P.07/Menlhk/Setjen/OTL.01/2016 Tanggal 10 Februari 2016 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional, pengelolaan kawasan

Page 18: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

3

Taman Nasional Berbak bergabung bersama dengan pengelolaan kawasan Taman

Nasional Sembilang menjadi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang yang

berkedudukan di Propinsi Jambi.2

Bahwa kebakaran hutan, telah menimbulkan kerugian di lingkungan hidup

dan meningkatkan pemanasan global yang telah menjadi isu nasional, regional

dan internasional.Kekayaan sumberdaya alam tersebut telah mengalami berbagai

tekanan. Kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan adalah kabut asap

yang terjadi pada tahun 2019 berdampak buruk bagi perekonomian masyarakat

jambi.

Secara praktek bahwa secara keseluruhan kawasan hutan di Provinsi Jambi

dengan luas daratan 4.882.857 Ha yang memiliki kawasan hutan seluas 2.098.535

Ha, dan untuk luas kawasan Taman Nasional Berbak Jambi seluas 141.130

Ha.Hutan tersebut banyak berkurang wilayahnya dikarenakan adanya perambahan

hutan tanpa izin, ilegal logging, kebakaran hutan yang diakibatkan faktor manusia

atau orang-orang yang tidak bertanggung jawab, dan perburuan satwa.3

Banyak terjadi kerusakan hutan yang di sebabkan oleh pihak yang tidak

bertanggung jawab seperti kasus kebakaran hutan yang terjadi di Taman Nasional

Berbak. Salah satu penyebab terjadinya kerusakan hutan yaitu kebakaran, di

kawasan taman nasional Berbak pada tahun 2015 terjadi kebakaran hutan seluas

2

Rencana Pengelolaan Jangka Panjang (RPJP) Taman Nasional Berbak Hal.1

3 Taman Nasional Berbak & Dokumentasi Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Tahun 2017

Page 19: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

4

60.325,57 Ha, pada tahun 2018 terjadi kebakaran hutan seluas 588,37 Ha, dan

pada tahun 2019 terjadi kebakaran hutan seluas 18.003,31 Ha.4

Alasan penulis memilih penelitian di Kawasan Balai Taman Nasional

Berbak karenamemegang peranan penting baik dalam sekala lokal, nasional, dan

internasional. Secara lokal menjadi ekosistem penting dalam menyangga tata air

pada daerah aliran Sungai Batang Hari. Secara nasional Taman Nasional Berbak

merupakan kawasan pelestarian ekosistem lahan basah sebagai habitat harimau

Sumatra, Tapir Asia, dan Burung Air. Sedangkan secara internasional kawasan

Taman Nasional Berbak merupakan salah satu situs Ramsar dan Situs Cagar

Biosfer. Disekitar kawasan Taman Nasional Berbak tersebar 26 Desa. Desa-desa

tersebutter dapat dua Kabupaten yaitu Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten

Muaro Jambi. Adapun desa-desa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang

berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Berbak adalah desa-desa

yang terdapat di Kecamatan Sadu, Kecamatan Nipah Panjang, dan Kecamatan

Berbak.

Disini penulis memilih Desa Air Hitam Laut Resort Cemara SPTN

Wilayah III Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur dikarenakan

setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan POLHUT (Polisi Hutan)

TNBS Mengatakan, “disanalah tempat yang cukup luas terjadinya kebakaran

hutan pada tahun 2019”5. Dan dari hasil observasi didapatkan beberapa faktor

yang menyebabkan kebakaran hutan cukup luas pada tahun 2019 yaitu: diwilayah

4 Dokumentasi Taman Nasional Berbak Sembilang

5 Wawancara Ridwan selaku POLHUT (Polisi Hutan) TNBS, 07-10-1020

Page 20: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

5

SPTN Wilayah III terdapat lahan gambut cukup luas yang mudah terbakar,

ditambah lagi faktor dari masyarakat yang kurang mau mengikuti himbauwan

Pemerintah desa yang tidak boleh membuka lahan dengan membakar. Juga ingin

mengetahui bagaimana upaya pihak Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang

untuk mengantisipasi kebakaran hutan di kawasan yang dilindungi ini.6

Dari uraian di atas, bisa diketahu bahwa hutan memberikan kontribusi

yang tidak sedikit bagi kehidupan makhluk-makhluk di sekitarnya, khususnya

bagi manusia. Untuk itu sangatlah penting menjaga hutan. Salah satunya kawasan

hutan Balai Taman Nasional Berbak Jambi agar tetap lestari.

Berdasarkan hal tersebut diatas peneliti ingin mengetahui Upaya Balai Taman

Nasional Berbak dan Sembilang Dalam Mengantisipasi Kebakaran Hutan.

(Studi Kasus Di Desa Air Hitam Laut Resort Cemara Kawasan Seksi

Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III )

B. RumusanMasalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka terdapat beberapa masalah yang

perlu untuk dikaji lebih dalam, antara lain:

1. Apa factor penyebab terjadinya kebakaran hutan Taman Nasional Berbak dan

Sembilang di kawasan taman Nasional Berbak Desa Air Hitam Laut Resort

Cemara SPTN Wilayah III Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung

Timur?

6Observasi di Taman Nasional Berbak SPTN Wilayah IiI Kec. Tanjung Jabung Timur,

07/10/2020

Page 21: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

6

2. Apa kendala Balai Taman nasional berbak dan Sembilang dalam

mengantisipasi kebakaran hutan ?

3. Bagaimana upaya pihak Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang dalam

mengantisipasi kerusakan hutan di kawasan Taman Nasional Berbak Desa Air

Hitam Laut Resort Cemara SPTN Wilayah III Kecamatan Sadu Kabupaten

Tanjung Jabung Timur?

C. Batasan Masalah

Yang menjadi fokus permasalahan peneliti ini adalah bagaimana upaya

yang dilakukan oleh pihak Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang dalam

Mengantisipasi Kebakaran Hutan. (Studi Kasus di Resort Cemara Desa Air Hitam

Laut )

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya kebakaran hutan di kawasan

Taman Nasional Berbak Jambi.

b. Untuk mengetahui kendala Balai Taman nasional Berbak dan Sembilang dalam

mengantisipasi kebakaran hutan.

c. Untuk mengetahui upaya pihak kawasan Balai Taman Nasional Berbak dan

Sembilang dalam Mengantisipasi Kebakaran hutan di kawasan Balai Taman

Nasional Berbak Jambi.

2. Kegunaan Penelitian

Page 22: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

7

Hasil penelitan ini diharapkan berguna sebagai:

a. Secara akademisi, dalam kajian ilmu pemerintahan penelitian ini diharapkan

mampu menambah pengetahuan mengenai kajian upaya pemerintah dalam

mengantisipasi kebakaran hutan di provinsi Jambi. Dan sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Setrata Satu (S1).

b. Sebagai bahan masukan terhadap masyarakat tentang bagaimana cara

pencegahan kebakaran hutan

c. Agar masyarakat peduli terhadap hutan dan menjaga hutan agar tetap berseri

E. Kerangka Teori

1. Teori Antisipasi

a. Pengertian Antisipasi

Antisipasi merupakan bagian terpenting bagi seseorang dalam setiap

menghadapi situasi baru atau situasi yang mungkin terjadi. Setiap saat orang akan

melakukan kegiatan antisipasi. Antisipasi sangat diperlukan, karena untuk

menghadapi situasi baru atau permasalahan sebelum benar-benar terjadi. Dalam

menghadapi situasi baru atau permasalahan, seseorang perlu mengantisipasi apa

saja yang harus dipersiapkan dan apa saja yang harus dilakukan untuk

menghadapi situasi baru atau bagaimana memecahkan permasalahan tersebut.7

Antisipasi dalam KBBI diartikan sebagai perhitungan tentang hal-hal yang

akan (belum) terjadi; bayangan; ramalan; atau penyesuaian mental terhadap

7

Digilib, hal 9

Page 23: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

8

peristiwa yang akan terjadi.8 Memprediksi didefinisikan sebagai tindakan

memahami dugaan terhadap hasil suatu kejadian tanpa benar-benar melakukan

operasi yang terkait dengan kejadian tersebut, dan meramalkan didefinisikan

sebagai tindakan memahami dugaan yang mengarah kepada tindakan, sebelum

melakukan operasi yang terkait dengan tindakan. Sedangkan menurut Riegler

antisipasi adalah hasil dari kanalisasi internal (perihal pembuatan kanal/terusan,

penyaluran rasa tidak puas, dsb) yang memaksa jalan tertentu baik dalam fisik

atau alam abstrak.9

Glasersfeld mengelompokan tiga jenis umum antisipasi yaitu (1) dugaan

implisit yang hadir dalam tindakan kita, misalnya persiapan dan pengendalian

gerakan kita ketika kita meraba-raba dalam gelap; (2) prediksi hasil, misalnya

memprediksi bahwa segera terjadi hujan setelah memperhatikan langit diselimuti

oleh awan gelap; dan (3) ramalan peristiwa/kejadian yang diinginkan dan sarana

untuk mencapai hal tersebut, misalnya antisipasi seorang anak terhadap

kapitulasi.10

Kajian teori dalam penelitian ini adalah sebagai pedoman dalam mengkaji

permasalahan di atas. Adapun yang menjadi kajian dalam penulisan ini adalah

sebagai berikut :

8Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diakses dari http://www.kbbi.com/, 31

September 2020

9Alexander Riegler, “The Role of Anticipation in Cognition”. Proceeding of the

American Institute of Physics , Vol 573, (2001), hlm.537.

10

E. V. Glasersfeld, “Anticipation in the contruktivist Theory of Cognition”. In D. M.

Dubois (Ed.) Computing Anticipatory Systems, (1998), hlm. 40.

Page 24: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

9

1. Mendidik masyarakat umum tentang langkah-langkah dalam mencegah

kebakaran melalui informasi yang terkoordinasi seperti menggunakan media

cetak, elektronik dan media lainya

2. Melarang pengguanaan pembakaran, dan mendidik masyarakat dengan cara-

cara mempersiapkan lahan tanpa menggunakan Api (Zero Burning)

3. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan tenaga kerja termasuk

kariyawan sector baik Negara maupun suwasta

4. Menyediakan peralatan pemadam kebakaran sesuai dengan luas lahan yang di

butuhkan

5. Memberikan hukuman terhadap setiap pelaku yang melanggar Undang-

Undang tersebut

Peraturan dan Undang-Undang yang terkait dengan mencegah dan

pemberantasan lahan dan hutan dan kebakaran di tentukan dalam Undang-Undang

Nomor 5 tahun 1990, Undang-undang Nomor 5 tahun 1994, Undang-undang

Nomor 23 tahun 1997, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 dan peraturan

Nomor 4 Tahun 2001. Adapun teori yang harus dilakukan dalam mencegah

terjadinya kebakaran adalah sebagai berikut:

Hutan merupakan salah satu bentuk tata guna lahan yang lazim dijumpai di

daerah tropis, subtrovis di dataran rendah maupun pegunungan bahkan di daerah

kering sekalipun. Pengertian hutan adalah suatu masyarakat tumbuh tumbuhan

dan hewan yang hidup dalam lapisan dan permukaan tanah, yang terletak pada

Page 25: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

10

suatu kawasan dan membentuk suatu kesatuan ekosistem yang berada dalam

keseimbangan dinamis

Sedangkan pengertian hutan menurut pemerintah berdasarkan Undang-

Undang Pokok Kehutanan N0.41 Tahun 1999 adalah “suatu lapangan

pertumbuhan pohon-pohonan yang secara keseluruahan merupakan persekutuan

hidup alam hayati, alam lingkungan dan yang di tetapkan oleh pemerintah sebagai

hutan” 11

Indonesia memiliki luas hutan 144 juta hektare, atau 75 persen dari total

luas daratan. Sekitar 49 juta hektare merupakan areal hutan lindung, sedangkan 64

juta hektare telah dirancang untuk hutan produksi, dan luas selebihnya sebesar 31

hektare disediakan untuk keperluan perluasan pertanian. 12

Pengertian hutan di atas erat kaitannya dengan proses-proses yang saling

berhubungan seperti berikut ini:

a. Hidrologis, artinya hutan merupakan gudang penyimpanan air dan tempat

penyerapannya air hujan maupun embun yang pada akhirnya akan

mengalirkannya ke sungai-sungai yang memiliki mata air di tengah-tengah

hutan secara teratur menurut irama alam. Hutan juga berperan untuk

melindungi tanah dari erosi

b. Iklim artinya komponen ekosistem alam yang terdiri dari unsur-unsur hujan,

matahar, angina dan kelembaban

11

Arifin Arif, Hutan „Hakikat hutan dan pengaruhnya terhadap lingkungan: Penerbit

Yayasan Obor Indonesia Jakarta, 1994 Hal 4 -5

12

Arifin Arif, Hutan „Hakikat hutan dan pengaruhnya terhadap lingkungan: Penerbit

Yayasan Obor Indonesia Jakarta, 1994 Hal 4

Page 26: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

11

c. kesuburan tanah artinya tanah hutan merupakan pembentuk humus utama dan

penyimpanan unsur-unsur mineral bagi tumbuhan lain

d. keanekaragaman, artinya hutan memiliki kekayaan berbagai jenis flora dan

fauna

e. sumber daya alam, artinya hutan mampu memberikan sumbangan hasil alam

yang cukup besar bagi devisa Negara, terutama di bidang industry

f. wilayah wisata alam, artinya hutan mampu berfungsi sebagai sumber

inspirasi, keagungan Tuhan Yang Maha Esa, nilai estetika, etika dan

sebagainya.13

Faktor Masyarakat mempunyai andil yang paling besar terhadap adanya

kebakaran hutan. Beberapa faktor penyebab kebakaran hutan antara lain:

a. Pembukaan lahan dengan membakar

Masyarakat di sekitar kawasan hutan seringkali menggunakan api untuk

persiapan lahan, baik untuk membuat lahan pertanian maupun perkebunan.

Perbedaan biaya produksi yang tinggi menjadi satu faktor pendorong penggunaan

api dalam kegiatan persiapan lahan. Metode penggunaan api dalam kegiatan

persiapan lahan dilakukan karena murah dari segi biaya dan segi efektif dari segi

waktu dan hasil yang dicapai cukup memuaskan.

b. Pembalakan liar

Kegiatan pembalakan liar atau illegal loging lebih banyak menghasilkan

lahan-lahan kritis dengan tingkat kerawanan kebakaran yang tinggi. Seringkali,

13

G Ghozali Hlm 9-10

Page 27: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

12

api yang tidak terkendali secara mudah merambat ke areal hutan-hutan kritis

tersebut. Kegiatan pembalakan liar atau illegal loging seringkali meninggalkan

bahan bakar (daun, cabang, dan ranting) yang semakin lama semakin bertambah

dan menumpuk dalam kawasan hutan yang dalam musim kemarau akan

mengering dan sangat berpotensi sebagai penyebab kebakaranhutan.

c. Sebab lain

Sebab lain yang bisa menjadi pemicu terjadinya kerusakan kebakaran

hutan adalah faktor kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya api.

Biasanya bentuk kegiatan yang menjadi penyebab adalah ketidak sengajaan dari

pelaku. Misalnya masyarakat mempunyai interaksi yang tinggi dengan hutan.

Salah satu bentuk interaksi tersebut adalah kebiasaan penduduk mengambil kayu

yang biasanya sambil menyalakan rokok. Dengan tidak sadar mereka membuaang

puntung rokok dalam kawasan hutan yang mempunyai potensi bahan bakar

melimpah sehingga memungkinkan terjadinya kebakaran.14

Pada tatanan Provinsi, peran pemerintah daerah juga sangat besar dalam

mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan, di mana para Gubernur berkewajiban

untuk:15

a. Menyusun Peraturan Gubernur mengenai sistem pengendalian kebakaran hutan

dan lahan;

14

Ati Dwi Nurhayati dan Aldi Yusup

15

Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Peningkatan

Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan hlm. 8

Page 28: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

13

b. Mengoptimalkan peran dan fungsi Badan penanggulangan Bencana Daerah

sebagai koordinasi dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan;

c. Mengoleksikan biaya pelaksana pengendalian kebakaran hutan dan lahan

dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi;

d. Memfasilitasi hubungan kerja sama antar pemerintah kabupaten/kota dalam

pelaksanaan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di wilayah Provinsi

e. Melaporkan hasil pelaksanaan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di

wilayahnya kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan

Keamanan;

f. Mewajibkan kepada pelaku usaha pertanian untuk memiliki sumber daya

manusia, sarana dan prasarana pengendalian kebakaran, serta melaksanakan

pengendalian kebakaran lahan yang menjadi tanggungjawabnya;

g. Memberikan sanksi tegas kepada pelaku usaha pertanian yang tidak

melaksanakan pengendalian kebakaran lahan yang menjadi tanggungjawabnya;

Pada tataran dinas Kehutanan maka tugasnya sesuai dengan tugas dari

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah;16

a. Meningkatkan Koordinasi pelaksanaan pengendalian kebakaran hutan dan

lahan;

b. Meningkatkan kuantitatif dan kualitatif sumber daya manusia pengendalian

kebakaran hutan (Manggala Agni);

16Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Peningkatan

Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan hlm. 3

Page 29: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

14

c. Mewajibkan kepada pemegang izin usaha di bidang kehutanan untuk memiliki

sumber daya manusia, sarana dan prasarana pengendalian kebakaran hutan

serta melaksanakan pengendalian kebakaran hutan yang menjadi

tanggungjawabnya sesuai standar yang ditentukan;

d. Memberikan sanksi kepada pemegang izin usaha di bidang kehutanan yang

tidak memiliki sumber daya manusia, sarana dan prasarana pengendalian

kebaakaran hutan, serta tidak melaksanakan kegiatan pengendalian kebakaran

hutan di areal kerjanya;

e. Meningkatkan koordinasi dalam upaya pemulihan lingkungan hidup akibat

kebakaran hutan dan lahan

f. Meningkatkan koordinasi dan memberikan bantuan teknis untuk kerja sama

regional dan internasional yang menyebabkan kerusakan lingkungan akibat

kebakaran hutan dan/atau lahan.

g. Meningkatkan kinerja pejabat penyidik pegawai Negara sipil, Lingkungan

Hidup, Kehutanan, dan Polisi Kehutanan dalam rangka penegakan hukum

terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan.

F. Tinjauan Pustaka

Agar untuk mendukung penelitian yang lebih integral maka penyusun

berusaha untuk melakukan analisis lebih awal terhadap pustaka atau karya- karya

yang lebih mempunyai relevansi terhadap topic yang akan diteliti.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Siti Aminah mahasiswa Fakultas

Syariah Jurusan Ilmu Pemerintahan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tahun

Page 30: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

15

2014 dengan judul skripsi “Peran Pemerintah Daerah Dalam Upaya Pencegahan

dan Penanggulangan Bencana Bahaya Kebakaran (Studi DAMKAR Kota

Jambi)”. Pada penelitian skripsi ini memebahas bagaimana kinerja dinas

pemadam kebakaran dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya

kebakaran di Kota Jambi dan apa sajakah kendala-kendala dinas pemadam

kebakaran dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran di

kota Jambi.17

Kedua, penelitian oleh Firda Tarunajaya, Dengan Judul “Pengendalian

Kebakaran Hutan Dan Lahan Dikawasan Konservasi Kamojang, Garud Jawa

Barat Tahun 2009.”Kesimpulannya a).pengendalian kebakaran hutan dan lahan

yang diterapkan dikawasan konservasi kamojang mencangkup aktifitas

pencegahan, pemadaman dan penanganan pasca kebakaran sesuai petunju Ditjen

PHKA yang dikoordinasikan ditingkat Balai, Seksi, hingga Resort. b). Gangguan

hutan yang terjadi dikawasan konservasi kamojang berupa rambahan hutan,

pembukaa lahan secara liar, pencurian kayu dan khususnya ganguan hutan berupa

kejadian kebakaran hutan dan lahan. c). Peran serta pihak terkait yaitu masyarakat

sekitar kawasan konservasi Kamojang, yaitu swasta (PT. Pertamina), Dinas

Kehutanan, PT. Perhutanan. Perhutani dan aparat pemerintah setempat telah

memberikan hasil nyata bagi tercapainya pengamanan dan pelestarian hutan. d).

Upaya BKSDA untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengendalian

kebakaran hutan dan lahan berupa pemberian kesempatan untuk mengolah lahan,

pemberian insentif ternak domba, dorongan dan peningkatan kemampuan

17

Siti Aminah, Peran Pemerintah Daerah Dalam Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan

Bencana Bahaya Kebakaran Kota Jambi, (Skripsi, Fakultas Syariah, 2014).

Page 31: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

16

masyarakat melalui pemberian motivasi dan pembinaan terhadap

Pamhutsuwakarsa.18

Ketiga, Penelitian yang dilakukan oleh kailani mahasiswa Fakultas

Syariah Jurusan Ilmu Pemerintahan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tahun

2016, dengan judul skripsi “Peranan Pemerintah dalam Menanggulangi

Pembakaran Lahan Perkebunan ( Studi Kasus Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Bungo)”. Pada penelitian Skripsi ini membahas Peranan pemerintah

dalam menanggulangi pembakaran lahan perkebunan pada Dinas Kehutanan dan

perkebunan Kabupaten Bungo karena peranan pemerintah dalam menanggulangi

pembakaran lahan perkebunan belum optimal.19

Sejauh ini dari pengamatan penulis tentang Skripsi terdahulu yang

membahas mengatasi permasalahan kebakaran hutan dan lahan. Sedangkan

dalam penelitian ini, penulis focus pada pembahasan tentang upaya pihak

Balai Taman Nasional dalam mengantisipasi kebakaran hutan yang pernah

terjadi diwilayah yang dilindungi.

18 Firda Tarunajaya “ Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan dikawasan Konservasi

Lamojang, garut jawa barat,” tahun 2009.

19Kailani, Peranan Pemerintah Dalam Menanggulangi Pembakaran Lahan Perkebunan

di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bungo.(Skripsi, Fakultas Syariah 2016.)”

Page 32: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

17

BAB II

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan pendekatan kualitatif.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandasan untuk

meneliti pada objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana

peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan

secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan

hasil penelitian lebih menekankan makna yaitu data yang sebenarnya.

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan oleh penyusun yaitu di SPTN Wilayah

III Desa Air Hitam Laut Resort Cemara Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung

Jabung Timur. Adapun alasan penyusun memilih lokasi ini dikarenakan suatu

wilayah Taman Nasional Berbak yang cukup luas terjadinya kebakaran hutan

pada kasus Tahun 2019 seluas 1103,53 Ha dan juga ingin mengetahui bagaimana

upaya pihak Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang dalam mengantisipasi

kebakaran hutan di kawasan yang dilindungi ini.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, pentingnya jenis data karena diperolehnya temuan dilapangan mengenai

kaitan masalah yang diangkat dalam judul ini, pendekatan ini dilkukan dengan

teknik pengumpulan data yang berdasarka pada instrument pengumpulan data.

Page 33: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

18

Penellitian ini bersifat deskriptif, metode ini adalah metode yang

menggambarkan suatu data yang akan dibuat, baik dari penulis maupun secara

kelompok. Ciri-ciri metode deskrptif adalah memusatkan diri pada

masalahsekarang dan masalah-masalah yang actual, dan kemudian data yang

dikumpulkan disusun , dijelaskan, dan dianalisis20

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 (dua) jenis sumber data yaitu:

a. Data Primer

Data primer yang peneliti maksud adalah informasi-informasi yang

diperoleh secara langsung yang dilakukan dengan observasi dan wawancara.

Adapun yang dijadikan data primer adalah data yang sifatnya berkaitan dengan

obyek penelitian. Mengambil sebuah data yang langsung didapat dari sumber dan

diberikan kepada pengumpul data atau peneliti.

b. Data Skunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah segala data yang berasal

dari sumber data primer yang dapat memberikan dan melengkapi serta

mendukung informasi terkait dengan obyek penelitian baik dari referensi-referensi

buku, internet, dan hasil penelitian yang telah disusun menjadi dokumen.

20Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. (Bandung : Alfabeta,

2009), hlm.9.

Page 34: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

19

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber subjek dari mana data

dapat diperoleh. Sumber data dalam kualitatif ini adalah orang ataunara sumber.

Posisi narasumber sangat penting, bukan hanya sekedar memberi respon

melainkan juga sebagai pemilik informasi. Jadi sumber data dalam penelitian ini

adalah orang atau narasumber yang terkait dengan TNBS.

D. Instrument Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dapat dilakukan dengan

berbagai terknik, namun dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang teliti.Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data

apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara

sistematis, serta dapat dikontrol keandalan (reliabilitas dan kesahihan

Validasinya).21

Dalam metode observasi ini penulis tidak hanya mengamati objek studi

tetapi juga mencatat hal-hal yang terdapat pada objek tersebut. Selain itu metode

ini penulis gunakan untuk mendapatkan data tentang situasi dan kondisi secara

universal dari objek penelitian, yakni meliputi pengamatan terhadap aktivitas

21

Husaini Usman, dan Purnomo Setiady, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta:Bumi

Aksara,2009), hlm.52

Page 35: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

20

pemerintah dalam melakukan pengawasan terhadap kebakaran hutan di Provinsi

Jambi.

2. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan metode dokumentasi atau

kepustakaan untuk memperkuat kebenaran data yang akan di analisis. Metode

dokumentasi adalah pengumpulan data melalui data peninggalan tertulis seperti

arsip, dan termasuk buku-buku tentang pendapat, teori, dan lain-lain yang

berhubungan langsung dengan penelitian dalam skripsi ini yaitu tentang Upaya

Balai Taman Nasional Berbak Dan Sembilang dalam Mengantisipasi Kebakaran

Hutan.

3. Wawancara

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya

menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Pokok-

pokok yang menjadi dasar pertanyaan diatur sangat terstruktur. Wawancara ini

bertujuan untuk mencari jawaban terhadap hipotesis kerja

Sedangkan wawancara tidak terstruktur pertanyaan tidak disusun terlebih

dahulu. Wawancara ini menemukan informasi yang bukan baku atau informasi

tunggal. Responden biasanya terdiri atas mereka yang terpilih saja karena sifat-

sifatnya yang khas.Biasanya mereka memiliki pengetahuan dan mendalami

situasi, dan mereka lebih mengetahui informasi yang dibutuhkan.

Metode wawancara ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi

langsung melalui tanya jawab. Peneliti melakukan wawancara ini dengan Kepala

Page 36: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

21

Resot Sungai Cemara, Sekretaris Desa Air Hitam Laut, Komandan Regu Satu

Manggala.

E. Analisis Data

Penelitian kualitatif, data yang diperoleh dari berbagai sumber dengan

mengunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam, dan dilakukan

secara berkala atau terus menerus. Tenik analisis data penelitian menjelaskan

tentang alat-alat analisis, perspektif dan model analisis.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis data kualitatif deskriptif. Analisis data kualitatif merupakan bentuk

penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan

dalam keadaan yang sewajarnya dan sebagaimana adanya. Memfokuskan terhadap

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verfikasi data.

1. Reduksi Data (Pengumpulan Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

maka perlu dicata secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya.

2. Display Data

Mendisplay data, sebagai sekumpulan informasi tersusun, dan memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Maka

data terorganisirkan data semakin mudah dipahami.

3. Kesimpulan

Page 37: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

22

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan adalah temuan baru yang sebelumnya

belum pernah ada.Temuan dapat berubah deskripsi atau gambaran suatu objek

yang sebelumnya remang-remang setelah diteliti menjadi jelas.22

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan pemahaman secara berurutan, pembahasan dalam

penulisan skripsi mempunyai sistematika sebagai berikut:

Pembahasan diawali dengan Bab I, Pendahuluan.Bab ini pada hakikatnya

menjadi pijakan bagi penulis skripsi. Bab ini berisikan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,

kerangka teori dan tinjauan pustaka.

Kemudian pada Bab II, membahas tentang metode penelitian dalam

pembutan skripsi dengan sub-sub tempat dan waktu penelitian, pendekatan

penelitian, jenis dan sumber data, instrumen pengumpulan data, analisis data

sistematika penulisan dan jadwal penelitian. Untuk mempermudah penulis dalam

menggunakan waktu dengan tepat maka dibuat jadwal penelitian dalam sub-sub

ini agar penelitian dalam penlisan ini selesai teepat pada waktunya.

Bab III berisi tentang gambaran umum Balai Taman Nasional Berbak

Sembilang

Selanjutnya dalam Bab IV berisi tentang pembahasan dan hasil penelitian.

22

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,R&D, hlm. 246

Page 38: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

23

Pembahasan ini diakhiri dengan Bab V yaitu bab penutup yang terdiri dari

kesimpulan dan saran-saran serta dilengkapi dengan daftar pustaka, lampiran dan

curriculum vitae. Kesimpulan ditarik dari pembuktian dan dari uraian yang telah

ditulis terdahulu dan berkaitan erat dengan pokok masalah. Kesimpulan bukan

resume dari apa yang ditulis dahulu kesimpulan adalah jawaban masalah dari data

yang telah diperoleh.

Page 39: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

24

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. DeskripsiTaman Nasional Berbak

1. Sejarah Kawasan

Kawasan Berbak pada mulanya merupakan Suaka Margasatwa yang

ditetapkan berdasarkan surat keputusan Gubernur Hindia Belanda Nomor 18

Tanggal 29 Oktober 1935. Penetapan kawasan ini sebagai Suaka Margasatwa

Berbak berdasarkan pada Hukum Pertambangan Hindia Belanda.

Dan dibawah perlindungan Hukum Cagar Alam dan Suaka Margasatwa

(Staatsblaad No. 17 Tahun 1932) ditetapkan kawasan Suaka Margasatwa seluas

190.000 ha di Provinsi Jambi dengan batas sebagai berikut :

Di sebelah Timur : Laut China Selatan

Di sebelah Utara : Selat Berhala

Di sebelah Barat : Sungai Berbak dari hulu dimana Sungai Air Hitam Dalam

mengalir, mengikuti sungai terakhir sampai batas Marga

Jeboes

Di sebelah Selatan : Pada batas antara Marga Djeboes dan Marga Berbak, juga

dengan Sungai Benu. 23

Pada Tanggal 7 Januari 1991, Pemerintah Indonesia menandatangani

persetujuan Konvensi Ramsar. Setahun kemuadian pada tanggal 7 januari 1991

23Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP).Hlm 4-5

Page 40: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

25

Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Luar Negeri menyampaikan

persetujuan terhadap Konvensi Ramsar kepada Direktur Jenderal UNESCO di

Perancis. Pada kesempatan ini pula Pemerintah Indonesia menunjuk Suaka

Margasatwa Berbak sebagai Lahan Basah penting Internasional.

Mengingat nilai penting dan potensi Suaka Margasatwa Berbak yang tinggi

akan keanekaragaman hayati baik tumbuhan maupun satwa, khususnya satwa

langka seperti Tapir dan Harimau dan telah terpenuhinya kriteria sebagai taman

nasional, maka status Suaka Margasatwa Berbak diubah melalui Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 285/Kpts-II/1992 Tanggal 26

Februari 1992 Tentang Perubahan Fungsi dan Penunjukan Suaka Margasatwa

Berbak seluas +162.700 ha menjadi Taman Nasional dengan nama Taman

Nasional Berbak.

Dalam perkembangan selanjutnya, diketahui luasan taman nasional berbak

yaitu 142.750,13 ha. Hal ini menjadi dasar pertimbangan surat Keputusan

Direktur Jenderal Perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam Nomor SK.113/IX-

SET/2014 tentang zonasi taman nasional Berbak Kabupaten Tanjung Jabung

Timur dan Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.24

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 dan

penunjukan Kawasan Hutan Taman Nasional Berbak sesuai Keputusan Mentri

Kehutanan, maka kawasan hutan Taman Nasional Berbak ditetapkan seluas

24Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP). Hlm 5-6

Page 41: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

26

141.261,94 ha sesuai Surat Keputusa Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutana

Nomor SK 4.649/Menlhk-PTKL/KUH/2015 Tanggal 26 Oktober 2015.

Pada Tahun 2016 Taman Nasional Berbak bergabung dengan Taman

Nasional Sembilang sehingga Balai Taman Nasional Berbak berubah nama

menjadi Taman Nasional Berbak dan Sembilang. Pada Tahun 2003 melalui SK

Menhut Nomor 95/Kpts-II/03 Tanggal 19 Maret 2003 ditetapkanlah Kawasan

Taman Nasional Sembilang seluas 202.896,31 ha.25

2. Kelembagaan

Secara kelembagaan, Taman Nasional Berbak dimulai pada Tahun 1997

sebagai Unit Pelaksana Teknis Balai Taman Nasional berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 185/Kpts-II/1997 tanggal 31 Maret 1997.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : P.03/Menhut-II/2017

Tanggal 1 Februari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis

Taman Nasional sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Menteri

Kehutanan No. P.52/Menhut-II/2009 Tanggal 27 Juli 2009, sebagaimana Unit

Pelaksana Teknis Balai Taman Nasional Tipe A. Terakhir sesuai dengan Surat

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutunan Nomor :

P.07/Menlhk/Setjen/OTL.01/2016 Tanggal 10 Februari 2016 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional, pengelolaan kawasan

Taman Nasional Berbak bergabung bersama dengan pengelolaan kawasan Taman

25Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP).Hlm. 6.

Page 42: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

27

Nasional Sembilang menjadi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang yang

berkedudukan di Provinsi Jambi.

Kelembagaan Taman Nasional Berbak ditetapkan berdasarkan kepada

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor

P.7/MenLHK/Setjen/OTL.0/I/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit

Pelaksana Teknis Taman Nasional. Berdasarkan Peraturan Menteri tersebut,

kategori Taman Nasional Berbak merupakan Taman Nasional dengan Kategori

Tipe A. Oleh karena itu, Taman Nasional Berbak memiliki satu kepala Taman

Nasional dengan eselon III dan satu orang Kepala Tata Usaha eselon IV dan

memiliki tiga wilayah atau seksi pengelolahan yaitu : SPTN Wilayah I yang

meliputi Suak Kandis dan Sungai Rambut, SPTN Wilayah II yang meliputi

wilayah Sunsang dan Sungai Sembilang dan SPTN Wilayah III meliputi wilayah

Air Hitam dan Tanah Pilih. Masing- masing SPTN dikepalai oleh kepala seksi

eselon IV. Berikut adalah Struktur Organisasi Taman Nasiona Tipe A.26

Gambar 1: Struktur Organisasi Balai Taman Nasional Tipe A

26Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP).Hlm. 1-2

Page 43: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

28

Untuk menunjang operasional Taman Nasional, juga dibantu oleh kelompok

jabatan fungsional yang terdiri dari Polisi Kehutanan, Pengendali Ekosistem

Hutan, Penyuluh Kehutanan, Fungsional Pengelola Pengadaan Barang da Jasa dan

Fungsional Umum. Adapun jumlah total pegawai dalam lingkup Taman Nasional

Berbak sebanyak 90 orang dengan rincian sebagai berikut:27

Tabel 1.Jumlah Pegawai Lingkup Taman Nasional Berbak

danSembilang Berdasarkan Eselon dan Jabatan Fungsional

3. Kondisi Geografis

a. Taman Nasional Berbak

Secara geografis kawasan Taman Nasional Berbak terletak antara

103°48‟ - 104°28‟ Bujur Timur dan 1°05‟ - 1°40‟ LintangSelatan. Batas-

batas kawasan Taman Nasional Berbak sebagai berikut:

SebelahTimur : berbatasan dengan desa-desa yangmasukdalam wilayah

27Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP).Hlm. 2-3

No

Eselon/Jabatan

Balai SPT

N

1

SPT

N

2

SPT

N

3

Jumlah

1 Eselon III 1 - - - 1

2 Eselon IV 1 1 1 1 4

3 Polisi Kehutanan 7 10 12 11 40

4 Pengendali Ekosistem Hutan 8 3 1 2 14

5 Penyuluh Kehutanan 3 - - 1 4

6 FungsionalPengelola

Pengadaan Barang & Jasa

1

1

7 Fungsional Umum 15 5 2 2 24

Jumlah 88

Page 44: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

29

Kecamatan Sadu

SebelahBarat : berbatasan dengan Sungai Berbak,TamanHutan Raya

(Tahura) Orang Kayo Hitam dan Hutan Lindung gambut

(HLG)

SebelahUtara : berbatasan dengan desa-desa diKecamatanSadu

SebelahSelatan : berbatasan dengan kawasan TamanNasional

Kawasan Taman Nasional Berbak dengan luas 141.261,94 ha membentang

pada dua kabupaten, yaitu Kabupaten Tanjung JabungTimur dan Kabupaten

Muaro Jambi, Propinsi Jambi. Sebagai Kawasan Pelestarian Alam, TN Berbak

kaya akan sumberdaya alam yang terdiri dari beberapa tipe ekosistem. Kawasan

TN Berbak kaya denganekoton perairan darat yang merupakan sistem ekologi

yang ada di TN Berbak meliputi: ekosistem hutan rawa air tawar, ekosistem hutan

rawa gambut dan ekosistem hutan daratan rendah dengan ketinggian 0-20 m dpl.

Berikut adalah Peta dari Taman Nasional Berbak.28

Gambar 2: Peta Wilayah Kerja Taman Nasional Berbak

28Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP).Hlm. 3-4

Page 45: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

30

4. Aksesibilitas

Taman Nasional Berbak dapat dicapai melalui 2 (dua) pintu masuk utama,

yaitu Air Hitam Dalam dan Air Hitam Laut. Perjalanan menuju pintu masuk Air

Hitam Dalam ditempuh lewat 2 (dua) alternatif: (1) Jalur yang umum digunakan

adalah dengan perjalanan darat Jambi-SuakKandis – Resort Simpang dilanjutkan

dengan speedboat menuju Zona Pemanfaatan Air Hitam Dalam. (2) Jalur

Alternatif adalah dengan perjalanan speedboat Jambi-Air Hitam Dalam menyusuri

Sungai Batanghari.

Sedangkan perjalanan menuju pintu masuk Air Hitam Laut ditempuh

lewat 4 (empat) alternatif : (1) Jalur yang umum digunakan adalah dengan

perjalanan darat Jambi – Nipah Panjang dilanjutkan dengan speedboat laut ke

Desa Air Hitam Laut. Selanjutnya dengan menggunakan pompong atau speedboat

kecil dengan kecepatan sedang menuju Zona Pemanfaatan Air Hitam Laut. (2)

Dapat juga dicapai dengan melalui jalan darat Jambi – Muara Sabak dilanjutkan

dengan speedboat laut Muara Sabak – Desa Air Hitam Laut dan menggunakan

pompong atau speedboat kecil menuju Zona pemanfaatan Air Hitam laut. (3) Jalur

lainnya adalah dengan perjalanan speedboat menyusuri Sungai Batanghari dengan

rute Jambi – Sungai Lokan dilanjutkan dengan kendaraan roda dua menuju Desa

Air Hitam Laut. (4) Jalur yang biasa dilakukan petugas adalah perjalanan darat

Jambi – Nipah Panjang dilanjutkan dengan menyeberang ke Parit 3 Sungai Jeruk

dengan pompong besar dilanjutkan dengan kendaraan roda dua menuju Desa Air

Page 46: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

31

Hitam Laut kemudian menggunakan pompong atau speedboat kecil menuju zona

Pemanfaatan Air Hitam Laut.29

Gambar 3 : Aksesibilitas Menuju TN Berbak

5. Kondisi Biofisik Kawasan

a. Kondisi Fisik Kawasan

1. Iklim

Kawasan Taman Nasional Berbak yang berada di pantai timur Sumatra

dicirikan dengan suhu tinggi dan konstan sepanjang tahun, membuat iklim tropis.

Suhu rata-rata tahunan sebesar 26,5 °C dan minimun sebesar 22,7 °C, dengan

suhu rata-rata bulanan maksimum sebesar 31,6 °C dan minimum sebesar 22,7 °C.

Curah hujan tahunan cukup tinggi berkisar antara 2000 mm dan 2500 mm. Curah

hujan ini tidak terdistribusi merata sepanjang tahun. Pada bulan Juni s.d. Oktober,

angin Monsoon yang relatif kering datang dari tenggara dengan sedikit hujan (<

100 mm/bulan). Selama bulan Nopember s.d. April hujan dengan intensitas lebih

29Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP). Hlm. 7-8

Page 47: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

32

besar >500 mm/bulan dengan datangnya angin Monsoon Barat Laut dari Lautan

India. Kecepatan angin terlihat konstan sepanjang tahun berkisar antara 5 – 8

Knot, angin yang kuat bertiup pada musim hujan terutama di daerah sekitar pesisir

laut, yang mengakibatkan desa-desa sulit dilewati perahu kecil.

Berdasarkan klasifikasi Oldeman et al, tipe iklim di kawasan Taman

Nasional Berbak termasuk tipe iklim C (dengan 5 – 6 bulan basah berurutan dan

bulan kering kurang dari 3 bulan berurutan).

2. Topografi

Kondisi topografi di kawasan Taman Nasional Berbak adalah datar

denganketinggian maksimum 15 meter diatas permukaan laut. Takaya (1987

dalam Furukawa, 1994) menjelaskan karakteristik dari zona lahan basah pantai

pada Sumatra bagian timur sebagai berikut: (i) suatu rangkaian dataran rendah

yang memadat sepanjang garis pantai; (ii) berelevasi rendah; (iii) relief rendah;

(iv) suatu siklus banjir dan drainase secara diurnal dekat pantai dan daratan

musiman; (v) terkecuali untuk yang paling terbaru lahan terbentuk yang ditutupi

dengan gambut. Seluruh karakteristik ini sesuai dengan mayoritas kawasan Taman

Nasional Berbak yang berada pada Daerah Aliran Sungai Air Hitam Laut. Pada

bagian barat daya DAS Air Hitam Laut terbentuk perbukitan dan elevasi

meningkat dengan tajam sampai 50 – 60 m diatas permukaan laut.30

3. Geologi

Taman Nasional Berbak termasuk dalam daerah lahan basah di Jambi pada

bagian timur Sumatera. Tipe formasi geologi kawasan Taman Nasional Berbak

30Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP). Hlm. 8-9

Page 48: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

33

termasuk dalam formasi deposit alluvial. Daerah ini terdiri dari bahan halus

seperti liat dan pasir. Zona geomorfologi pada kawasan ini dicirikan oleh tipe

fisiografi utama yaitu berupa dataran alluvial, rawa gambut dan rawa pasang

surut. Daerah ini dicirikan oleh terjadinya banjir yang teratur, membentang rendah

dan lahan-lahan berawa gambut. Ini adalah daerah dimana sungai-sungai utama

Sumatera bagian timur dari pegunungan Bukit Barisan menjadi muara-muara

sungai yang lebar dengan hamparan lumpur, dan akhirnya mencapai Selat Malaka

dan Laut Cina Selatan. Kenyataannya, daerah lahan rendah bagian Timur dibentuk

oleh aliran sedimen yang kontinyu dari sungai-sungai tersebut selama hampir

seluruh periode geologi terakhir, Holosen. Dataran-dataran aluvial masih terus

menerus tumbuh menyamping kearah timut. Diperkirakan bahwa pertambahan

lahan tahunan dapat mencapai 20 meter, meskipun data-data untuk Jambi tidak

ada. Dikarenakan daerah pesisir yang sangat dinamis, beberapa daerah lebih

mengalami erosi daripada pertambahan. Erosi dapat mencapai sebesar 20 meter

pertahun.31

Adanya Laut Cina Selatan yang sangat dangkal (bagian dari dataran tinggi

Sunda) antara Sumatera, Kalimantan dan Jawa telah memungkinkan pembentukan

yang cepat dari daerah luas lahan baru melalui sedimentasi deposit sungai

(aluvial) di atas liat-liat laut. Disamping itu, ada beberapa bukti bahwa penurunan

beberapa meter permukaan laut pada masa Pleistosen akhir telah menambah

pertumbuhan lahan yang cepat. Jadi kondisi alam di daerah lahan basah lahan

rendah di Provinsi Jambi sebagian besar ditentukan oleh kondisi lahan dan

31Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP).hlm. 9-10

Page 49: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

34

penggunaan lahan di daerah lahan tinggi yaitu daerah pegunungan Piedmont dan

daerah Peneplains.

Dengan letak yang jauh dari daerah-daerah bergunung Sumatera Tengah

(Bukit Barisan), lahan rendah adalah daerah yang tenang secara geologi dengan

sedikit bahaya oleh gempa bumi gunung-gunung yang merusak.

4. Tanah

Daerah lahan basah terutama didominasi oleh tanah-tanah yang jenuh air,

memiliki permukaan air tanah yang tinggi, sering atau terus menerus tergenang.

Hal ini disebabkan rendahnya ketinggian dari daerah kawasan dari permukaan

laut, dan rendahnya ketinggian membuat lahan rentan terhadap banjir oleh laut

dan juga banyak sungai yang melewati daerah tersebut.

Menurut Pusat Penelitian Tanah (PPT,1986), tanah-tanah organosol

(tanah-tanah dengan kandungan bahan organik yang tinggi) adalah tipe tanah

utama di daerah lahan basah. Tanah tersebut terbentuk antara sungai-sungai di

semua daerah lahan rendah, biasanya dipisahkan dari sungai oleh tanah-tanah

gleisol. Tanah-tanah organosol di Sumatera biasanya memiliki kandungan rasio –

CN (bahan organik) lebih dari 30 persen, dan keasaman (pH) 4 atau kurang

(masam).32

Tanah-tanah organosol selalu mengandung gambut, didaerah lahan basah

memiliki kedalaman sampai beberapa meter.Gambut memiliki kapasitas menahan

air yang besar, bahkan demikian juga pada musim kemarau. Tanah gambut

mungkin mengandung kadar air tawar dalam jumlah besar. Bisanya, kubah-kubah

32Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP).hlm. 10-11

Page 50: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

35

(dome) gambut yang cekung dibentuk terangkat di atas lahan sekeliling atau

sungai.Hal ini berarti suplai air ke kubah-kubah (dome) tersebut tidak berasal dari

sungai tetapi dari air hujan.Tanah-tanah organosol biasanya jenuh air atau

tergenang sepanjang tahun.Dikarenakan kemasamannya, tanah-tanah tersebut

memiliki sedikit potensi untuk pemanfaatannya.Disamping itu tanah-tanah

tersebut hanya dimanfaatkan jika air gambut dikeluarkan.Tanah-tanah ini

mengandung bahaya penurunan tanah (sampai beberapa meter tergantung pada

kedalaman lapisan gambut).

Seringkali tanah bagian bawah (sub soil) dari tanah-tanah organosol adalah

tanah-tanah yang berpotensi sulfat masam (potential acid sulphate soil / PASS)

yang dengan mudah teroksidasi saat terbuka dan menjadi masam.Dimana tanah

PASS terbentuk, lapisan gambut (tetapi kenyataannya kandungan airnya)

seharusnya masih utuh, karena asidifikasi menjadikan kendala yang besar bagi

penggunaan lahan untuk maksud-maksud pertanian.Tanah-tanah PASS,

kemasaman dari tanah- tanah organosol itu sendiri dan sedikitnya konsentrasi hara

membuat tanah-tanah organosol/tanah-tanah gambut tidak sesuai kegiatan

pertanian.33

5. Hidrologi

Kawasan Taman Nasional Berbak termasuk ke dalam tiga Daerah Aliran

Sungai (DAS) yaitu DAS Batanghari (sub DAS Sungai Air Hitam Dalam /AHD),

DAS Sungai Air Hitam Laut /AHL dan DAS Sungai Benu. Sungai AHD dan DAS

Sungai Benu menempati bagian kecil saja dari kawasan Taman Nasional Berbak.

33Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP).hlm. 12

Page 51: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

36

Sungai-sungai tersebut selain berfungsi sebagai air minum juga berfungsi sebagai

sarana transportasi air. Pada umumnya air sungai tersebut berwarna keruh dan

coklat sampai hitam karena pengaruh gambut.Keadaan sungai-sungai utama yang

berada dalam kawasan Taman Nasional Berbak adalah sebagai berikut :34

a. Sungai Air Hitam Laut/AHL

Sungai AHL merupakan sungai utama yang melintasi dan memotong

kawasan Taman Nasional Berbak dengan anak-anak sungainya meliputi sebagian

besar kawasan.Sungai AHL berhulu di luar kawasan Taman Nasional Berbak,

berdekatan dengan areal hutan produksi.

Sungai AHL yang berwarna hitam mempunyai batas air hanya dalam rawa

gambut, baik di dalam dan di luar kawasan serta bermuara di Laut Cina

Selatan.Anak-anak sungai AHL diantaranya adalah sungai Simpang Jelai, sungai

Simpang Malaka dan sungai Simpang Kubu. Semua sungai ini memiliki daerah

tangkapan air di tanah gambut, airnya berwarna hitam dan bersifat masam.

Sungai AHL memiliki kedalaman menengah, 15 meter pada muaranya,

dan dapat dilalui oleh kapal berbobot 30 ton sepanjang kurang lebih 33 Km (15

Km dari garis belakang pantai), sampai sungai Simpang Kubu kemudian

dilanjutkan dengan perahu kecil. Selanjutnya menuju ke hulu tertutup dengan

tanaman bakung (Susum Anthelminticum) dan sulit untuk dilewati.

Sungai Simpang Malaka hanya sejauh kira-kira 10 Km dan dapat dilalui

oleh perahu.Selama musim kemarau mungkin sudah tertutup pada tempat

pertemuan dengan sungai AHL. Juga selama air surut, ketika ketinggian air kira-

34Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP). hlm.12

Page 52: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

37

kira 1,5 meter lebih rendah, sulit dilalui, karena sisa pohon tumbang, tepat di

bawah permukaan air.

b. Sungai Air Hitam Dalam/AHD

Sungai AHD yang terletak dibagian barat kawasan Taman Nasional

Berbak sebagian berada di dalam kawasan tetapi kebanyakan di luar

kawasan.Sungai ini airnya berwarna hitam dan bersifat masam.Sungai kecil ini

jalan yang paling baik untuk mencapai batas sebelah barat, dan sekurang-

kurangnya dapat dilayari sampai ke sungai Simpang Batang.

Ketika musim hujan sebagian besar dari kawasan Taman Nasional Berbak

tergenang.Penggenangan di bagian barat kawasan Taman Nasional Berbak

bertepatan dengan naiknya permukaan air sungai Berbak. Sungai AHD, yang

berasal dari kawasan Taman Nasional dan bermuara ke sungai Berbak, tinggi

permukaan airnya tidak hanya oleh bagian yang disebabkan musim hujan tetapi

juga dipengaruhi oleh pergerakan pasang surut yang dialami sungai Berbak,

sehingga air tawar dapat masuk kembali jauh kedalam kawasan Taman Nasional.

Pengaruh pasang surut nyata dengan jelas lebih dari 10 Km masuk ke dalam

kawasan.35

c. Sungai Benu

Sungai Benu mengalir di sisi selatan kawasan Taman Nasional Berbak dan

sekaligus menjadi batas alam dengan Provinsi Sumatera Selatan.Sungai ini airnya

berwarna hitam dan bersifat masam dan berhulu di luar kawasan yang berada di

Provinsi Sumatera Selatan.

35Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP).hlm. 13

Page 53: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

38

Aksesibilitas ke dalam kawasan Taman Nasional Berbak melalui Sungai

Benu kira-kira sama dengan sungai AHL, tetapi lebih dangkal (5–

10 meter). Tumpukan bakung (Susum Anthelminticum) menutup sungai

setelah 25 Km (15 Km dari garis pantai).Anak sungai Simpang Kanan dapat

dilayari dengan perahu kecil.

6. Potensi Hayati dan Non Hayati

a. Potensi Hayati

1) Keragaman Flora

Berdasarkan survei yang dilakukan (Dransfield 1974; Franken Danroos

1981; Silvius Et Al 1984; Giesen 1991) jumlah vegetasi yang sudah tercatat

sebanyak 261 spesies dari 73 famili, yang terdiri dari 67% berupa jenis pohon dan

semak, 17% jenis liana dan 8% jenis herba dan epifit. Diperkirakan 187 jenis

tumbuhan dikategorikan Appendiks I CITES, diantaranya 10 jenis dari keluarga

Myrtaceae, 9 jenis keluarga Arecaceae dan 8 jenis dari keluarga Moraceae. Di

kawasan Taman Nasional Berbak ditemukan 23 jenis Palem (Dransfield 1974;

Giesen 1991) dan sepuluh jenis pandan dengan jumlah yang sengat

tinggi.Kawasan ini menjadi daerah rawa gambut yang paling kaya spesies Palem

di dunia (Wibowo dan Suyatno 1997).36

Dari segi ekonomi jenis palem sudah lama berguna sebagai bahan

bangunan seperti rotan (Calamus sp dan Korthalsia sp), Nibung (Oncosperma

36Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP).hlm.13-14

Page 54: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

39

tigillarium) sebagai tiang bangunan rumah ditanah berlumpur,(daun Nipah) untuk

atap rumah, kelapa sebagai sumber makanan, minyak sayur, gula, dan alkohol.

Dan kegunaan untuk obat- obatan seperti sumsum batang nipah (Nypa fruticans),

untuk mencegah malaria.

Selain beberapa jenis palem yang mempunyai berbagai kegunaan, didalam

kawasan Taman Nasional Berbak juga banyak ditemukan tanaman berkayu, jenis-

jenis selain palem yang bernilai ekonomi (lampiran tabel jenis tumbuhan)

Perbandingan vegetasi pada 3 (tiga) sungai yang disurvei oleh Giesen

(1991) (Air Hitam Dalam, Air Hitam Laut dan Simpang kanan) memperlihatkan

bahwa vegetasi pada sungai Air Hitam Dalam mempunyai perbedaan yang

menyolok dari kedua sungai lainnya, mungkin disebabkan oleh pengaruh aliran air

dari Sungai Batanghari/Berbak yang kembali masuk kedalam aliran Sungai Air

Hitam Dalam setiap tahun.

Jenis-jenis vegetasi yang menarik dari hutan tepi sungai di kawasan Taman

Nasional Berbak jenis Nypa fruticans dan Pandanus tectonus.Pada aliran sungai

yang dipengaruhi oleh air payau jenis Nypa fruticans banyak ditemukan tumbuh

berkelompok. Makin kearah dalam ( hulu ) sungai kelompok jenis ini akan

berganti dengan jenis Pandanus tectorius yang dipengaruhi oleh air tawar. Kedua

jenis ini jarang bahkan tidak pernah terdapat secara bersama-sama. Pergantian dari

air payau ke air tawar dalam sungai ditandai oleh perubahan yang mendadak oleh

keberadaan nipah ( Nypa fruticans ) yang dengan tiba-tiba diganti oleh jenis

pandan ( Pandanus heliocopus).

Page 55: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

40

Menuju arah ke hulu sungai Air Hitam Laut dekat Sungai Simpang kubu

terdapat jenis bakung (Susum anthelminticum).Jenis ini tumbuh mengapung

sangat rapat menutupi sungai, sehingga sulit dilewati.Jenis ini juga terdapat

melimpah di aliran Sungai Benuh dekat Sungai Simpang Kanan.

Sejauh ini sebagian besar dari kawasan Taman Nasional Berbak saat ini

merupakan hutan yang masih primer.Beberapa bagian sudah tidak primer lagi,

terutama pada bagian barat laut, merupakan hutan sekunder dengan penutupan

tajuk kemungkinan kembali menjadi hutan primer dalam beberapa dekade.Hutan

sekunder ini masih menyediakan habitat yang baik bagi satwa liar dan mempunyai

nilai yang tinggi untuk dikembangkan menjadi areal wisata.Struktur vertikal hutan

rawa gambut di Bentang Alam Ekosistem Berbak terbentuk dari pohon dengan

ketinggian rata-rata dapat mencapai 35 - 45 meter dengan pohon penembus kanopi

(emergent trees) dapat mencapai 50 sampai 60 meter.37

2) Keragaman Fauna

Taman Nasional Berbak yang merupakan bagian dari Bentang Alam

Ekosistem Berbak merupakan perwakilan kawasan hutan rawa gambut terluas dan

relatif utuh di Indonesia dan Asia Tenggara yang telah dilindungi undang-

undang.Secara biogeografis digolongkan dalam bioregion Paparan Sunda Besar

(Sundaland Bioregion).Kawasan ini mempunyai nilai khusus untuk memelihara

keanekaragaman genetis dan ekologis dataran pesisir Sumatera. Disamping itu

TN. Berbak merupakan “gudang penyimpan gen” (gene pool) flora dan fauna

37Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP).hlm. 14-15

Page 56: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

41

yang dimanfaatkan untuk bahan baku farmakologis, pangan dan budidaya

tumbuhan hias. Kawasan ini terdapat 44 jenis reptilia, 22 jenis moluska, 95 jenis

ikan, 53 jenis mamalia diantaranya langka dan terancam punah, seperti harimau

Sumatera (Panthera tigrissumatrae), Tapir Asia (Tapirus indicus), Hystrix

brachyuran, Lutra sumatrana, jenis reptil Buaya Sinyolong

(Tomistomaschlegelii), Buaya muara (Crocodylus porosus), Citra indica , jenis

ikan Balantiocheilos melanopterus. Di TN. Berbak dapat ditemukan sekitar 50

jenis satwa liar yang telah digolongkan dalam CITES Appendiks I dan II.

Sebanyak 12 jenis mamalia, 3 jenis reptili dan 1 jenis ikan dilindungi oleh

Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 yang lampirannya diperbaharui dengan

PermenLHK No.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018

Tabel 2. Daftar Jenis Satwa di TN. Berbak Digolongkan Dalam IUCN

Red List

Status IUCN Nama Umum Nama Ilmiah

Endangered Sumatran tiger Panthera tigris

sumatrea

Malayan Tapir Tapirus indicus

River Terrapin Batagur baska

False Ghavial Tomistoma schlegelii

Page 57: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

42

White winged wood- Duck Cairina scutulata

Chinese Egret Egretta eulophotes

Strom's stork Ciconia stormi

Lesser whisting duck Dendrocygna javanica

Nordmann's

Greenshank

Tringa guttifer

Silverywood pigeon Columba argentina

Vulnerable Milky Stork Mycteria cinera

Balck partridge Melanoperdix nigra

Great knot Calidris tenuirostris

Common kingfisher Alcedo atthis

Blue Banded

Kingfisher

Alcedo euryzonia

Lesser adjutant Leptoptilos javanicus

Changeable hawk- Spizaetus cirrhatus

Page 58: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

43

Eagle

Malayan Sunbear Helarctos malayanus

Clouded Leopard Neofelis nebulosa

Estuarine Crocodile Crocodyla porosus

Hasil survei Zoological Society of London (ZSL) yang dilaksanakan pada

tahun 2007 s/d 2016 tercatat 19 ekor Harimau Sumatera (Panthera tigris

sumatrae) di kawasan ini.Mamalia lainnya adalah Binturong Muntu (Atritis

binturong), Beruang Madu (Helarctos malayanus), Owa Ungko (Hylobates

agilis), Musang Leher Kuning(Martes flavigula), Macan Dahan (Neofelis

nebulosa), Tapir (Tapirus indicus), selain itu juga terdapat dua spesies bulus

(Amyca cartilegania) di kawasan ini. Kawasan ini juga merupakan salah satu dari

beberapa kawasan di dunia yang masih terdapat Buaya Ikan (Tomistoma

schlegelii), (Silvius dkk, 1984; Wibowo dan Suyatno 1997 dan 1998 Colijn 1999).

Dalam kawasan ini juga terdapat spesies Bangau Storm (Cicconia stormi)

Mentok Rimba (Cairina scutulata) yang merupakan spesies langka dan hanya

beberaparatus ekor saja di dunia ini.

Selain itu juga ditemukan lebih dari 22 jenis burung Wader Migran

diantaranya Tringa gutiffer, Calidris alba, Charadil sveredus dan Limcola

falcinelus yang ditemukan dipantai Cemara sebelah timur di luar kawasan Taman

Page 59: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

44

Nasional Berbak yang berasal dari kawasan Asia menuju Australia yang dapat

dijumpai pada Bulan Oktober dan November.

Pada jenis ikan terdapat 93 jenis dari 20 famili antara lain jenis Arwana

(Scleropages formosus), Belido (Notopterus sp.), Betok (Anabas testudineus),

Tapah (Wallagosp.), Betutu (Oxyeleotris marmorata), dan Patin (Pangasiussp.).38

b. Potensi Non Hayati

1) Potensi Non Hayati

Jasa lingkungan didefinisikan sebagai jasa yang diberikan oleh fungsi

ekosistem alam maupun buatan yang nilai dan manfaatnya dapat dirasakan secara

langsung maupun tidak langsung oleh para pemangku kepentingan (stakeholder)

dalam rangka membantu memelihara dan/atau meningkatkan kualitas lingkungan

dan kehidupan masyarakat dalam mewujudkan pengelolaan ekosistem secara

berkelanjutan (Sriyanto, 2007). Menurut Widarti dalam buku Pedoman

Inventarisasi Potensi Potensi Jasa Lingkungan ( PHKA, 2003) Pengertian lain jasa

lingkungan adalah suatu produk yang dapat atau tidak dapat diukur secara

langsung berupa Jasa Wisata Alam/rekreasi, Perlindungan Sistem Hidrologi,

Kesuburan Tanah, Pengendalian Erosi dan Banjir, Keindahan, Keunikan dan

Kenyamanan.

2) Potensi Jasa Lingkungan

38Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP).hlm. 16-18

Page 60: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

45

Jasa lingkungan didefinisikan sebagai jasa yang diberikan oleh fungsi

ekosistem alam maupun buatan yang nilai dan manfaatnya dapat dirasakan secara

langsung maupun tidak langsung oleh para pemangku kepentingan (stakeholder)

dalam rangka membantu memelihara dan/atau meningkatkan kualitas lingkungan

dan kehidupan masyarakat dalam mewujudkan pengelolaan ekosistem secara

berkelanjutan (Sriyanto, 2007). Menurut Widarti dalam buku Pedoman

Inventarisasi Potensi Potensi Jasa Lingkungan ( PHKA, 2003) Pengertian lain jasa

lingkungan adalah suatu produk yang dapat atau tidak dapat diukur secara

langsung berupa Jasa Wisata Alam/rekreasi, Perlindungan Sistem Hidrologi,

Kesuburan Tanah, Pengendalian Erosi dan Banjir, Keindahan, Keunikan dan

Kenyamanan.

3) Karbon

Analisis cadangan karbon hutan di kawasan Taman Nasional Berbak telah

dilakukan dengan menggunakan pendekatan tingkat kerincian (Tier -1) mengacu

pada Pedoman IPCC-LULUCF dan menggunakan data dari World Resources

Institute pada tahun 2007.Data WRI ini merujuk dari Gibbs, Brown dan Olson et

al (2009).Hasil analisis menyimpulkan bahwa Taman Nasional Berbak

mengandung cadangan karbon 25.998.500 ton C dengan rata-rata 0 – 225 ton C

per ha dan emisi karbon ~ 95.988.500 ton CO2e.Hal ini menunjukkan bahwa

kawasan Taman Nasional Berbak mempunyai kontribusi paling penting dalam

mitigasi perubahan iklim.

Page 61: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

46

Metodologi Tier-3 (Tingkat kerincian 3) dalam menilai emisi karbon hutan

lebih akurat telah digunakan pada kawasan Taman Nasional Berbak.Pendekatan

Tier-3 dilakukan dengan mengkombinasikan penghitungan berbasis citra satelit

dengan penilaian biomassa hutan di lapangan. Pengukuran biomassa hutan ini

akan dikonversi menjadi cadangan karbon dengan menggunakan Pedoman IPCC-

GPG. Survei karbon ini menghasilkan cadangan karbon sebenarnya dari tipe hutan

tertentu.Telah dilakukan penghitungan pada 30 (tiga puluh) petak contoh dengan

lokasi pada berbagai tipe hutan di kawasan Taman Nasional Berbak. Hasil

perhitungannya kawasan Taman Nasional Berbak memiliki total nilai rata-rata

jumlah kandungan karbon adalah 75,89 ton per ha dengan total kandungan karbon

sebesar 11.157.445 C ton per ha.

4) Air

Salah satu jasa lingkungan yang dikenal umum adalah jasa lingkungan tata

air. Dalam hal ini termasuk perlindungan daerah aliran sungai (watershed

protection) (Wunder,2005). Berdasarkan Undang Undang Nomor 7 Tahun 2004

tentang Sumber Daya Air, daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang

merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, dengan fungsi

menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke

tempat lain secara alami.

Kawasan Taman Nasional Berbak merupakan kawasan lahan basah

penting dengan DAS Utama Air Hitam dan dan sedikit DAS Sungai Benu, dan

Sub DAS Air Hitam Dalam DAS Batanghari.Dengan sebagian besar ekosistem

Page 62: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

47

rawa gambut, peran kawasan Taman Nasional Berbak sebagai penampung dan

pengatur tata air merupakan jasa lingkungan yang harus diperhatikan. Debit air

yang dikeluarkan dari kawasan Taman Nasional Berbak dari DAS Air Hitam Laut

pada musim kering tercatat 1,8 m3/detik dan musim hujan 62 m

3/detik. Kapasitas

debit air ini merupakan potensi jasa lingkungan air terhadap sistem penyangga

kehidupan.

5) Ekowisata

Dengan potensi utama kawasan Taman Nasional Berbak sebagai Kawasan

Lahan Basah Internasional yang memiliki keragaman tinggi tumbuhan dan satwa

serta lansekap alami yang indah, Pengembangan Pariwisata Alam di TNB

mempunyai arti yang sangat strategis. Objek daya tarik wisata kawasan Taman

Nasional Berbak dapat di nikmati pada dua zona pemanfaatan yaitu di Air Hitam

Dalam dan di Air Hitam Laut. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan di zona

pemanfaatan diantaranya sebagai berikut:

a) Penyusuran sungai (river cruising)

Kegiatan ini adalah perjalanan menelusuri sungai dari batas kawasan

menuju dermaga area utama sambil menikmati suara-suara air dan fauna serta

memperhatikan jenis-jenis vegetasi di sepanjang sungai untuk memperoleh

pengalaman wisata menarik.

b) Bersampan (canoeing)

Page 63: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

48

Kegiatan bersampan menikmati keindahan lansekap, menemukenali

tumbuhan dan satwa.

c) Berlatih dan Bergiat di alam terbuka (outward bond dan outdoor exercise)

Outward Bound yang merupakan perangkat Management Building bagi

para eksekutif di kota besar dapat diadaptasi menjadi perangkat bermain dan

berolahraga bagi para pelajar. Perangkat ini digunakan untuk pembelajaran

kerjasama, kompetisi, pengambilan keputusan, dan unsur pendidikan lainnya yang

bersifat positif.

d) Jelajah dan pengenalan tumbuhan dan satwa

Kegiatan menjelajah hutan dan melakukan pengenalan tumbuhan dan

satwa dengan menelusuri boardwalk yang telah disediakan. Sambil belajar,

peserta dapat menikmati pemandangan sungai dan hutan di menara-menara

pengamat sambil mempelajari kegiatan para penghuni hutan (satwa).

Selain daya tarik wisata di dalam kawasan, obyek wisata sejarah dan

budaya sepanjang Sungai Batanghari serta alamnya, juga merupakan aset wisata

yang tidak dapat diabaikan bila diintegrasikan dengan pengembangan pariwisata

alam kawasan Taman Nasional Berbak. Adapun objek-objek ekowisata dan wisata

budaya di sekitar kawasan Taman Nasional antara lain adalah:

1. Sungai Batanghari - Berbak

Daerah sepanjang Sungai Batanghari dan Sungai Berbak antara Jambi dan

Air Hitam Dalam memiliki panorama wisata sungai yang sangat menarik dengan

Page 64: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

49

lama perjaianan 3 jam bila menggunakan speedboat.Sepanjang jalan, wisatawan

dapat menikmati suasana perkampungan penduduk Melayu asli Jambi di

pinggiran sungai dengan bentuk rumah panggung, rumah rakit, dll.

2. Makam Rangkayo Hitam

Dalam sejarah disebutkan bahwa Rangkayo Hitam adalah penemu Kota

Jambi (Tanah Pilih).Bagi sebagian masyarakat Jambi, makam Rangkayo Hitam

dianggap keramat dan sering disinggahi para penziarah.Makam ini terletak di tepi

Sungai Batanghari, tepatnya di seputar Desa Simpang.Keunikan makam

Rangkayo Hitam dapat terlihat dari bentuk makamnya yang memiliki ukuran 7

meter lebih. Untuk dapat mencapai !okasi Makam Rangkayo Hitam, wisatawan

dapat singgah sebentar dalam perjalanan dari Jambi menuju Nipah Panjang.

3. Pantai Desa Cemara

Pantai Desa Cemara merupakan lokasi persinggahan burung- burung

Wader Migran dari wilayah Asia menuju Australia.Dengan pantai yang landai dan

berlumpur menjadikan pantai Desa Cemara sebagai penyedia makanan yang

berlimpah bagi kawanan burung migran tersebut. Pada bulan - bulan Oktober dan

November wisatawan dapat menyaksikan puluhan ribu burung-burung migran

yang singgah dipantai cemara, seperti Tringa gutiffer, Calidris alba, Charadius

Veredus, dan Limicola ffacinellus.

4. Pulau Berhala

Page 65: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

50

Di sekitar daerah penyangga (Buffer Zone) TNB, kawasan perencanaan

memiliki akses dengan Pulau Berhala yang dikelilingi oleh pulau-pulau kecil di

sekitarnya yaitu: Pudau Layak, Pulau Lampu dan Pulau Telor. Pulau Berhala

memiliki panorama pantai pasir putih dan batuan vulkanik yang sangat indah.

Pada puncak bukit ini terdapat bekas benteng pertahanan Angkatan Laut Jepang

yang dilengkapi dengan meriam. Terdapat pula makam Datuk Paduka Berhala.

5. Festival Mandi Safar

Ritual mandi shafar adalah ritual mandi yang dillaksanakan pada hari Rabu

terakhir bulan shafar setiap tahun Hijriyah, yang diawali dengan menulis tujuh

ayat Al-Quran yang berawal “Salamum”, yang kemudian dimasukkan ke dalam

air yang akan dipergunakan untuk mandi shafar.

Bagi masyarakat Desa Air Hitam Laut, mandi Shafar menjadi momen

penting dalam setahun sekali guna memupuk tali persaudaraan “ukhuwah

wathaniyah” (persaudaraan sebangsa dan setanah air) tanpa membedakan suku,

ras, dan agama.Semua bersama-sama menghadiri dan melaksanakan ritual

tersebut.

Kegiatan ini menjadi event daerah bersama dengan pemerintah daerah

kabupaten tanjabtim dan menjadikannya salah satu objek wisata tahunan.39

7. Visi dan Misi Taman Nasional Berbak

a. Visi

39Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP).hlm. 18-21

Page 66: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

51

Taman Nasional Berbak juga masuk dan ditetapkan sebagai salah satu

situs Ramsar pada taanggal 8 April 1992 dengan nomor 554. Adapun latar

belakang ditetapkanya kawasan ini sebagai situs Ramsar bahwa Taman Nasional

Berbaj merupakan kawasan konservasi hutan rawa terluas di Asia Tenggara yang

memiliki keunikan yaitu berupa gabungan antara hutan rawa gambut dan hutan

rawa air tawar serta hutan mangrove yang terbentang luas di Pesisir

TimurSumatera.

Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut maka, visi pengelolaan TN

Berbak dirumuskan sebagai berikut:“Berbak sebagai ekosistem lahan basah yang

secara ekologi berfungsi denganbaik sebagai habitat Harimau Sumatera, Tapir

Asia dan Burung Air”

b. Misi

Misi Taman Nasional Bebak adalah sebagai berikut:

1. Melindungi dan meningkatkan kualitas ekosistem lahan basah

KawasanTNBerbak

2. Mempertahankan populasi Harimau Sumatera di Kawasan TNBerbak

3. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi bio-ekologi Tapir Asia untuk

efektivitas konservasinya di Kawasan TNBerbak

4. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi bio-ekologi Burung Air untuk

efektivitas konservasinya di Kawasan TNBerbak40

40Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP).hlm. 24

Page 67: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

52

8. Tugas dan Fungsi Balai Taman Nasional Berbak

Sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik

Indonesia Nomor P.7/Menlhk/Setjen/Otl.0/1/2016 Tentang Organisasi dan Tata

Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Taman Nasional.

a. Balai Taman Nasional Berbak mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:

1) Inventarisasi potensi, penataan kawasan dan penyusunan rencana

pengelolaan;

2) Perlindungan dan pengamanan kawasan;

3) Pengendalian dampak kerusakan sumber daya alam hayati;

4) Pengendalian kebakaran hutan;

5) Pengenbangan dan pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar untuk

kepentingan non komersial;

6) Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa liar beserta habitatnya serta

sumberdaya genetik dan pengatahuan tradisional di dalam kawasan;

7) Pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan;

8) Evaluasi kesesuaian fungsi, memulihkan ekosistem dan penutupan kawasan;

9) Penyediaan data dan informasi, promosi dan pemasaran konservasi

sumberdaya alam dan ekosistemnya;

10) Pengenbangan kerjasama dan kemitraan bidang konservasi sumberdaya alam

dan ekosistemnaya;

11) Pengembangan bina cinta alam dan serta penyuluhan konservasi sumberdaya

alam dan ekosistemnya;

12) Pemberdayaan masyarakat didalam dan sekitar kawasan; dan

Page 68: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

53

13) Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga serta kehumasan.

b. Sub Bagian Tata Usaha

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tungas melakuakan urusan tata

persuratan, ketatalaksanakan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kearsipan,

rumah tangga, perencanaan, kerja sama, data, pemantauan dan evaluasi, pelaporan

serta kehumasan.

Dalam melaksanakan tugas, bagian tata usaha menyelenggarakan fungsi

sebagai berikut:

1) Pelaksanaan administrasi tata persuratan, ketatalaksanaan, kepegawaian,

keuangan, perlengkapan, kearsipan dan kerumah tangaan.

2) Penyiapan rencana program dan anggaran serta kerja sama dan kemitraan.

3) Pengelolaan data, pemantauan, evaluasi dan pelaporan serta kehumasan.

c. Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan inventarisasi potensi, penataan

kawasan, pengelolaan kawasan, perlindungan dan pengamanan, pengendalian

kebakaran hutan, evaluasi kesesuaian fungsi, pemulihan ekosistem, penutupan

kawasan, pengendalian dan pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar untuk

kepentingan non komersial, pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan,

penyuluhan, bina cinta alam dan pemberdayaan masyarakat didalam dan sekitar

kawasan.41

Seksi pengelolaan Taman Nasioanal Wilayah mempunyai fungsi sebagai

berikut:

41

Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan Jangka

Panjang (RPJP).hlm 26

Page 69: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

54

1) Melakukan penyusunan rencana, anggaran dan evaluasi pengelolaan kawasan

taman nasional

2) Pengelolaan kawasan taman nasional

3) Pelaksanaan penyelidikan, perlindungan, dan pengamanan hutan

4) Pengendalian kebakaran

5) Pelaksanaan kegiatan pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan dan

wisata alam

6) Pelaksanaan kegiatan penyuluhan, bina cinta alam, dan pembedayaa

masyarakat

7) Penyiapan bahan pelaksanaan kerja sama pengembangan konservasi

sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

9. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di Taman Nasional Berbak Sembilang yaitu:42

a. GPS : 33 Unit

b. Kamera : 19 Unit

c. Labtop : 14 Unit

d. Computer : 4 unit

e. Printer : 4 unit

f. Kendaraan Darat dan Air :

g. Kendaraan R4 Patroli 2 dan mini bus 2 : 4 unit

h. Kendaraan R4 Patrol 1 : 1 unit

42Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP) Hal 27

Page 70: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

55

i. Speedboat : 7 unit

j. Kendaraan R2 jenis KLX : 19 unit

k. Kendaraan R2 jenis Megapro : 9 unit

l. Kendaraan R2 jenis Yamaha Vixion : 1 unit

m. Kendaraan R2 jenis Bebek : 2 unit

n. Kendaraan R2 jenis Yamaha Scorpio : 1 unit

o. Handy talky : 12 unit

p. HP Satelit : 2 unit

q. Pelampung : 25 buah

r. Hardisk eksternal : 4 unit

s. Personal Use POLHUT : 40 buah

B. Deskripsi SPTN Wilayah III

1. Deskripsi Wilayah

Taman Nasional Berbak dan Sembilang (TNBS) merupakan marger dari

Taman Nasional Berbak dan Taman Nasional Sembilang berdasarkan Peraturan

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No p,7/Menlhk/Setjen/OTL.O/1/2016

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional. Luas

TNBS secara keseluruhan sebagaimana rincian sebagai berikut :43

Tabel. Luas dan Presentase keluasan Taman Nasional Berbak dan

Sembilang berdasarkan Kabupaten dan Provinsi

43Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP).hlm. 28

Page 71: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

56

No Provinsi/Wilayah

Kabupaten

Luas ha Persentase

TN Berbak dan

Sembilang

344.158,25 100,00

A TN Berbak/ Prov Jambi 141.261,94 41,05

1 Kabupaten Muaro Jambi 22.460,65 6,53

2 Kabupaten Tanjung

Jabung Timur

118.801,29 34,52

B TN Sembilang/Prov

Sumsel

202.896,31 58,95

1 Kabupaten Musi Banyu

Asin

202.896,31 58,95

Sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No

P.7/ Menlhk/Setjen/OTL.o/1/2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit

pelaksana Teknis Taman Nasional, bahwa Balai TNBS setingkat Eselon III/a

merupakan Tipe a dengan 3 Seksi Pengelolaan Wilayah yaitu :44

1. Seksi Pengelolaan TN Berbak Sembilang Wilayah I di Suak Kandis

Kabupaten Muara Jambi Provinsi Jambi

2. Seksi Pengelola TN Berbak Sembilang Wilayah II di Palembang Provinsi

Sumatera Selatan

44Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP). hlm 30

Page 72: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

57

3. Seksi Pengelolaan TN Berbak Sembilang Wilayah III di Air Hitam Laut

Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.

Seksi Pengelola TNBS Wilayah III yang secara administrasi terletak di

Kabupaten Tanjung Jabung Timur berkedudukan di Air Hitam Laut, yang dikelola

melalui manajemen tapak yaitu dalam bentuk Resort, berikut adalah luas lahan

SPTN Wilayah III,

2. Resort Cemara

Dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 7

Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman

Nasional Pasal 35 mengatakan, dalam rangka efektivitas pengelolaan Taman

Nasional, kepala Balai Besar/Balai Taman Nasional Tipe A dan Tipe B dapat

menetapkan Resort.Resort Sungai Cemara mengelola 3 desa yaitu Desa Labuhan

Pering, Sungai Cemara, dan Air Hitam Laut dengan luas 44. 636, 62 ha.45

45Dokumentasi Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Rencana Pengelolaan

Jangka Panjang (RPJP).hlm. 32

Page 73: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

58

BAB IV

UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK SEMBILANG DALAM

MEMGANTISIPASI KEBAKARAN HUTAN

A. Faktor Penyebab Terjadinya Kebakaran Hutan Taman Nasional Berbak

dan Sembilang di kawasan Taman Nasional Berbak Desa Air Hitam Laut

Resort Cemara SPTN Wilayah III Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung

Jabung Timur

Indonesia memiliki banyak hutan sebagai salah satu sumber kekayaan

alamnya. Sayangnya, kebakaran sering terjadi pada hutan dan lahan (karhutla)

yang hampir telah menjadi „langganan‟ setiap tahun.

Kebakaran hutan dan lahan gambut bisa terjadi karena faktor alam.namun,

sering kali kebakaran itu juga terjadi akibat ulah manusia. Pihak-pihak yang tidak

bertanggung jawab melakukan pembakaran hutan demi tujuan dan kepentingan

pribadi tanpa memikirkan dampaknya bagi sekitar.

Kebakaran hutan dan lahan berdampak buruk bagi lingkungan dan

makhluk hidup di sekitarnya. Hewan-hewan harus kehilangan tempat tinggal dan

tak sedikit yang mati karena ikut terbakar. Tanaman-tanaman yang bisa sebagai

bahan obat pun ikut musnah. Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan harus

menghirup asap berbahaya bagi kesehatan, jarak pandang terbatas yang berisiko

terjadi kecelakaan di jalan, serta aktivitas jadi terhambat dan berdampak pada

perekonomian masyarakat setempat

Page 74: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

59

Penyebab kebakaran di Wilayah Taman Nasional Berbak SPTN Wilayah

III Resot Cemara di akibatkan oleh beberapa Faktor, antara lain adalah sebagai

berikut:

1. Kemarau

Musim kemarau yang terlampau panjang merupakan penyebab kebakaran

hutan alami yang sulit dikendalikan. Kebakaran ini biasanya dipicu oleh gesekan

pohon atau daun kering. Gesekan yang terjadi bisa memercikkan api secara alami

dan menyebabkan kebakaran hutan. Kebakaran hutan di musim kemarau panjang

sering terjadi karena daun-daun pada kering ranting-rating menajadi garing

sehingga mudah terbakar dan sulit untuk di padamkan apalagi di musim kemarau

sering kali kekeringan yang membuat kesulitan air untuk memadamkan api pada

saat kebakaran itu melanda hutan.

Seperti yang di ungkapkan oleh bapak Samporis selaku kepala resot cemara

sebagai berikut:

“titik api benar-benar sulit untuk di padamkan ketika musim kemarau melanda

dikarenakan jumlah air yang sedikit untuk memadamkan kebakaran. Ditambah

lagi kebakaran begitu cepat meluas karena dedaunan dan pohon banyak yang mati

dan kering. Biasanya satu titik api yang timbul pada musim kemarau bisa

membakar berhektar-hektar lahan gambut.”46

Pada saat di musim kemarau titik api sangat mudah sekali terbentuk

dikarenakan semua daun-daun itu mengering dan mudah tersabar oleh api di

46Wawancara Samporis Selaku kepala Resort Sungai Cemara, 24 Maret 2021

Page 75: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

60

tambah dengan hembusan angin yang sangat kencang jadi api tersebut sangat

leluasa menghabis hutan dengan cepat. Jika terjadi musim kemarau panjang baik

itu masyarakat dari perkampungan ataupun masyarakat yang ada di suatu

perusahaan dimana wilayah yang besar potensi kebakaran harus saling kerja sama

dan sering patroli agar cepat mengetahui titik api serta menyiap pasokan air untuk

memadamkan jika terjadinya suatu kebakaran.

Wawancara dengan bapak siam selaku koordinator penyuluh

“Kebakaran hutan di musim kemarau sangat sering terjadi bahkan sulit bagi kita

untuk memadamkannya apalagi sangat jauh dari jangkauan yang membuat

kesulitan akses untuk memadamkanya dengan adanya kerja sama tadi setidaknya

upaya cepat tanggap akan menggurangi terjadinnya suatu kebakaran.”47

2. Rokok

Merokok di hutan bisa menjadi penyebab kebakaran hutan. Kali ini bukan

karena alam, melainkan ulah manusia. Risikonya akan semakin parah ketika

vegetasi kering kerontang karena musim kemarau panjang. Kadang masyarakat

petani tidak menyadari ketika mereka merokok dalam perjalannan ataupun di

dalam perkebunan mereka sering kali membuang sisa dari puntung rokok yang

masih menyala ke sembarang tempat sehingga api puntung rokok tersebut

mengenai salah satu daun kering atau ranting yang sudah rapuh sehingg

47

Wawancara bapak siam selaku koordinator penyuluh, 24 maret 2021

Page 76: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

61

memuncukan api maka dari situlah terjadinya suatu kebakaran hutan yang

disebabkan api rokok.

Informasi yang didapat dari hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Air hitam

laut mengatakan

“Besarnya faktor penyebab terjadinya kebakran hutan seringkali disebabkan dari

ulah manusia yang membuang sisa dari rokok yang masih hidup dengan

sembarang yang membuat terjadinya kebakaran hutan.walaupun api dari sisa

rokok sangat kecil tapi bisa berkibat fatal. Inilah yang kadang di remehkan

masyarakat sekitar tentang puntung rokok yang kecil bisa menyebabkan

kebakaran yang luas apa bila di biarkan dan tidak adanya kesadaran tetang api

rokok.”48

Jangankan rokok, daun saja kering yang saling bergesekan saja sudah bisa

menyulut api. Maka dari itu, mari kita berhati-hati ketika sedang berada di hutan.

Upayakan jangan di biasakan membuang puntung rokok semberangan hal itu bisa

memicu kebakaran hutan, sebelum membuang puntung rokok pastikan rokok

tersebut sudah mati kalau perlu buanglah ke dalam sungai atau tempat yang ada

airnya demi menjaga kelestarian hutan agar tetap terjaga dengan alami.

3.Pemburuan liar

Pemburuan hewan liar secara tidak langsung menjadi penyebab kebakaran

hutan juga. Apalagi jika pemburuan ini dilakukan dengan senapan yang bisa

48Wawancara M. Tang selaku Sekretaris Desa Air Hitam Laut, 23 Maret 2021

Page 77: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

62

memicu percikan api. Jika hal ini terjadi, tak hanya hutan yang akan habis, tetapi

flora dan fauna yang tinggal di hutan terancam kehidupannya.

Wawancara dengan bapak Ridwan Yuswa Selaku Polhut adalah sebagai berikut:

“Kadang para pemburu hewan liar sering menggunakan senapan yang beramunisi

belerang dimana belerang ini akan mengeluarkan percikan api sehingga sangat

gampang sekali terjadinya kebakaran hutan, apalagi pemburuan dilakukan oleh

masyarakat pada musim kemarau hasil dari ledakan senapan api yang digunakan

para pemburu itu sering kali mengenai daun-daun kering maka terjadilah suatu

kebakaran yang tidak disadari oleh para pemburu”.49

Dari wawancara di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa memburu hewan

liar menggunakan senapan api karna hal tersebut bisa merusak alam dan

mengurangi populasi dari hewan tersebut maka dari itu mari kita bersama menjaga

habitat hewan agar tetap terjaga populasinya.

4.Pembukaan Lahan

Masyarakat masih membuka lahan dengan membakar, itulah yang

membuat terjadinya kebakaran. Masyarakat melakukan hal tersebut karena itu

tradisi jaman dahulu turun temurun, cepat dan tidak banyak memakan biaya.

Itulah penyebab sering terjadinya suatu kebakaran hutan. Masyarakat membuka

lahan dengan membakar dan sulit untuk dicegah.

Wawancara dengan Bril GADE Danru regu 1 sebagai berikut:

49Wawancara bapak Ridwan Yuswa Selaku Polhut, 23 maret 2021

Page 78: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

63

“ Banyak masyarakat yang masih membuka lahan dengan membakar. dikarena

membuka lahan dengan membakar itu lebih mudah dan cepat. Masyarakat

membuka lahan dengan membakar sudah menjadi kebiasaan sejak lama. Dari

kebiasaan inilah yang menjadi tantangan kami untuk mengubah dan menyadarkan

masyarakat agar tidak lagi membuka lahan dengan membakar”50

Masyarakat setempat hanya memikirkan cara cepat untuk membuka lahan

dengan membakar tampa memikirkan ekosistem yang ada di dalam hutan tersebut

maka dari itu masyarakat setempat belum sepenuhnya menyadari bahanya nya

membuka lahan dengan cara membakar, kadang mereka membakar tampa

memikirkan kadar hutan tersebut sudah tau hutan tersebut luas dan lahan gambut

yang sulit di padamkan, namun yang ada dalam pikiran mereka hanya

kepentingan pribadi semata.

Kebiasan membuka lahan dengan membakar itulah yang harus di

hilangkan agar kelestarian hutan tetap terjaga, padahal masih banyak cara-cara

lain untuk membuka lahan tampa harus membakar hutan tersebut.

Membutuhkan waktu tidak sebentar untuk bisa memadamkan hutan yang

terbakar. Sadar akan pentingnya menjaga hutan dan lahan demi kelangsungan

hidup bersama, minimal kita harus memiliki pengetahuan tentang cara-cara untuk

mencegah agar tidak terjadi kebakaran hutan kembali yang telah merugikan

banyak pihak. Bukan hanya tugas pemerintah, masyarakat pun harus berinisiatif

dan ikut bertindak dalam hal pencegahan tersebut.

50

Wawancara Bril GADE Ade Hermawan selaku Danru regu 1, 24 maret 2021

Page 79: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

64

5. Illegal Logging

Illegal logging atau penebangan liar, Merupakan Api yang tidak terkendali

secara mudah mergiatan yang dilakukan oleh perotangan atau kelompok

masyarakat yang bertujuan mengambil atau menebang pohon yang besar untuk di

manfaatkan kayunya dan di jual demi kepentingan sekempok tampa memikirkan

akibat dari perbuatan mereka, setelah mereka menebang hutan dan mengambil

kayunya tanpa mereka sadari mereka telah merusak hutan secara Illegal. Hal itu

juga bisa membuat terjadinya kerusakan hutan serta kebakaran hutan.

Wawancara dengan Bapak Nurahman selaku Kepala Seksi SPTN Wilayah III

“Hutan bisa terbakar dari kegiatan mereka seperti sisa dari pohon yang di ambil

sudah pasti meninggalkan daun dan ranting di situlah nantinya akan mudah

terbakar apalagi sudah kering dan akan mudah terbakar kena percikan api atau

sebab lainya dan kadang mereka membuat api sendiri untuk keperluan mereka

seperti masak air, nasi dan lainnya itu bisa memicu terjadinya kebakaran hutan.

Sisa dari kayu yang diambil pastilah kering yang semakin lama bertambah dan

menumpuk di Kawasan hutan. Pada musim kemarau akan mengering dan

berpotensi menyebabkan kebakaran hutan baru.“51

Untuk itu mari jangan lagi melakukan menebangan hutan secara liar hal itu

dapat menrugikan kita dan saudara kita ataupun orang lain karena kegiatan

51

Wawancara dengan Bapak Nurahman selaku Kepala Seksi SPTN Wilayah III

Page 80: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

65

tersebut dapat memicu terjadinya kebakaran bukan satu hutan yang terbakar bisa

jadi hutan-hutan di sekitar ikut terbakar.

B. Kendala Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang dalam

Mengantisipasi Kebakaran Hutan

Kendala dalam Mengantisipasi kebakaran hutan adalah rintangan yang

membuat tidak berjalan lancer dalam upaya mengantisipasi kebakaran hutan yang

berdampak buruk bagi Flora, Fauna dan Manusia.

Kendala yang terjadi dalam mengatasi suatu kebakaran hutan ditaman

nasional berbak sembilang akses yang tidak mendukung dimana suatu kejadian

ada kebaran untuk mencapai di titik kebakaran tersebut membutuhkan waktu yang

sangat lama karna sulitnya medan yang harus di tempuh dan posisi armada

kebakaran kadang jauh dari lokasi kebaran hutan kadang masyarakat sengaja

membakar hutan yang sulit untuk di jangkau sehingga kebakaran tersebut sulit

untuk di padamkan dalam yang singkat.

Masyarakat setempat sulit untuk di ajak kerja sama dalam menjaga dan

melindungi hutan agar tidak ada lagi yang membuka lahan dengan membakar.

Kalau masyarakatnya sulit diajak kompromi maka kebakaran hutan akan terus

terjadi apa lagi dimusim kemarau sudah akses jalan susah dan airpun sulit untuk

didapatkan, karna daerah ini merupakan lahan gambut maka perlu pasokan air

haruslah memadai kalau tidak memadai apinya akan terus menyala jadi

kesulitanya dalam mengatasi kebakaran hutan tersebut berulang kali terjadi.

Page 81: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

66

Dan wawancara dengan Ade Hermawan Selaku Danru/komandan regu

satu manggala sebagai berikut:

“Menset masyarakat yang sulit dirubah.Masih memakai pola membuka

lahan dengan membakar, masih memakai tradisi dulu.Intinya sulit merubah

menset masyarakat”52

.

Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kendala dalam

mengantisipasi kebakaran hutan adalah akses mobilitas untuk membawa peralatan

jarak yang cukup jauh dan sulit merubah mindset masyarakat yang masih

membuka lahan dengan cara membakar.

Kebakaran hutan merupakan salah satu bentuk gangguan yang makin

sering terjadi. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan cukup

besar mencakup kerusakan ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati,

merosotnya nilai ekonomi hutan dan produktivitas tanah, dan asapnya

mengganggu kesehatan masyarakat serta mengganggu transportasi baik darat,

sungai, danau, laut dan udara.Itulah sangat perlu dalam mengantisipasi kebakaran

hutan.

Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang dalam Mengantisipasi

kebakaran hutan mempunyai beberapa kendala. Adanya kendala tersebut yang

membuat pihak Balai Taman Nasional Berbak SPTN Wilayah III Resort Cemara

adanya kesulitan dalam mengantisipasi kebakaran hutan. Adapun kendala Balai

52

Wawancara Ade Hermawan selaku Danru/Komandan regu satu Manggala TNBS 25/03/2021

Page 82: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

67

Taman Nasional Berbak dan Sembilang dalam mengantisipasi kebakaran hutan di

Resort Cemara SPTN Wilayah III Kec. Tanjung Jabung Timuryaitu :

1. Akses menuju lokasi kebakaran pada umumnya harus ditempuh melalui darat

dan sungai, sehinggan perlu waktu lama dan biaya yang cukup besar

2. Pada saat musim kemarau, beberapa sungai kering atau surut sehingga menjadi

penghambat untuk menuju lokasi terbakar dan juga mengurangi ketersediaan air

untuk pemadaman

3. Brigdalkarhut TNBS posisinya disimpang (Jambi) sehingga belum bisa

menjangkau wilayah TN Sembilang secara luas ( hanya kawasan yang berbatasan

dengan TN Berbak)

4. Ketersediaan anggaran oprasional penanganan karhutla belum memadai

(153.425.000,- dengan alokasi pembiayaan 15 x patrol dan 7 x pemadaman)

5. Masih ada anggota masyarakat desa sekitar kawasan yang mengolah lahan

dengan cara membakar

6. Adanya peluang dana desa untuk dialokasikan dalam kegiatan penanggulangan

dalkarhut belum bisa direalisasikan dikarenakan pihak desa belum paham

mengenai pertanggungjawabannya

Page 83: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

68

7. KMPA yang telah dibentuk belum bisa optimal dalam pencegahan dan

penanggulangan kebakaran karena terbatasnya skill, perlatan dan dana

oprasional53

Sedangkan kendala pencegahan dan penanggulangan yang dihadapi Balai

Taman Nasional Berbak dan Sembilang adalah sebagai berkut:

1. 90% kawasan Taman Nasional Berbak adalah lahan gambut. Sehingga apabila

terjadi kebakaran di lahan gambut tersebut sangatlah sulit untuk diatasi karena

kebakaran gambut merupakan kebakaran bawah tanah.

2. Aksesibilitas yang sulit karena beratnya medan yang dihadapi, kadang-kadang

untuk mencapai lokasi yang terbakar memerlukan waktu hingga tiga hari (Pada

kawasan tertentu aksesibilitas sangat dipengaruhi oleh pasang surutnya air).

3. Sumberdaya penanggulangan (potensi daerah, tenaga, peralatan dan dana)

belum memadai dan belum terorganisir dengan baik serta waktu turunnya dana

yang kurang tepat.

4. Kurangnya koordinasi antara pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan

penanganan kebakaran hutan.

5. Belum adanya teknologi yang mudah dan murah untuk melaksanakan

pembukaan lahan tanpa membakar, sehingga pengelola belum dapat melarang

untuk tidak membakar dalam melakukan pembukaan lahan, dan memberikan

solusi yang baik.

53

Data dokumentasi dari Taman Nasional Berbak dan Sembilang (TNBS)

Page 84: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

69

6. Masih kurangnya sumberdaya manusia yang profesional di bidang

pengendalian kebakaran hutan baik, secara kualitas maupun kuantitas serta

kurangnya penyuluhan terhadap masyarakat.

7. Masih terdapat persepsi yang berbeda antara penegak hukum terutama tentang

tindak pidana pelaku pembakaran hutan/lahan.

8. Kurangnya sarana dan prasarana pencegahan dan pengendalian kebakaran pada

instansi terkait, khususnya Balai Taman Nasional Berbak.

9. Kurangnya kesadaran masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Berbak

tentang pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan.54

Dari beberapa kendala diatas dapat disimpulkan bahwa masih banyak hal-

hal rintangan Taman Nasional Berbak dan Sembilang terkhusus di SPTN Wilayah

III Resort Cemara Desa Air Hitam Laut Kecamatan Tanjung Jabung Timur dalam

mengantisipasi kebakaran hutan

Itulah kendala Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang dalam

mengantisipasi kebakaran hutan di SPTN Wilayah III Resort Cemara Desa Air

Hitam Laut Kecamatan Tanjung Jabung Timur

.

54

Irwansyah Reza Lubis dan I.N.N. Suryadiputra, Upaya Pengelolaan Terpadu Hutan

Rawa Gambut Bekas Terbakar di Wilayah Berbak-Sembilang, “Sumatera Peatland Fire proc Part

4, hal 124-125

Page 85: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

70

C. Upaya pihak Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang dalam

mengantisipasi kerusakan hutan di kawasan Taman Nasional Berbak Desa

Air Hitam Laut Resort Cemara SPTN Wilayah III Kecamatan Sadu

Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Berbagai upaya pencegahan dan perlindungan kebakaran hutan telah

dilakukan pihak balai taman nasional berbak sembilang.

Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang melakukan beberapa cara

dalam antisipasi dan penanganan kebakaran hutan di kawasan Taman Nasional

Berbak Jambi agar tidak terulang kembali antara lain:55

1. Sosialisasi

Pemasangan papan larangan agar masyarakat tidak melakukan pembakaran

pada mengelolah lahan di Ds. Simpang Datuk, Ds. S. Sayang, Ds. Bakau Tuo,

Kel. Simpang. Wawancara dengan bapak Siam selaku koordinator penyuluhan

kehutana adalah sebagai berikut:

“sosialisasi melibatkan tim dari Balai baik Polhut, penyuluh, PEH dll. Kadang

kegiatan ini diadakan di balai desa, di sekolah, atau di masjid. Polhut diresot juga

melakukan penyuluhan mandiri, yaitu mendatangi rumah-rumah warga untuk

memberikan sosialisasi yang dinamakan dengan ajang sana atau silaturahim untuk

lebih membaur ke masyarakat.”56

55

Data dokumentasi dari TNBS

56

Wawancara dengan Siam selaku koordinator penyuluhan kehutana, 24 maret 2021

Page 86: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

71

Sosialisai dilakukan agar masyarakat setempat menyadari bahwa

pentingnya menjaga hutan dan bahayanya membakar hutan, dengan kita menjaga

hutan maka akan terjagalah ekosistem di dalamnya makanya jadi hutan kita tetap

lestari yang menikmati bukan kita saja, anak cucu kita juga akan menikmati tapi

jika kita merusak hutan dengan cara membakar maka yang akan terjadi hutan kita

akan rusak serta ekosistem di dalamnya juga ikut rusak yang rugi kita sendiri.

maka perlu adanya kerja sama agar hutan ini tetap terjaga.

2. Meningkatkan koordinasi dengan perangkat Desa S. Rambut, Rantau Rasau,

Simpang Datuk, S. Sayang, Bakau Tuo, Air Hitam Laut, Cemara, Labuhan

Pering, Sungai Benuh, Tanah Pilih; Koramil 04 Nipah Panjang, Koramil 02

Sungsang; Polsek Berbak, Polsek Sadu. BPBD Kab. Tanjabtim, BNPB Prov.

Jambi, Dishut Prov Jambi, Tahura RangKayo Hitam, Posko Udara Prov

Sumsel dan Jambi, Balai PPI KHL Wil. Sumatera

Upaya pencegahan Karhutla dilakukan melalui sosialisasi dan edukasi ke

masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan. Dengan pendekatan

“Humanis” sosialisasi dan edukasi pembersihan lahan tanpa dibakar sangat

dibutuhkan oleh masyarakat, mengingat masih adanya masyarakat yang

membersihkan lahan dengan cara dibakar.

Dalam sosialisasi dan edukasi larangan pembakaran hutan dan lahan,

diharapkan warga masyarakat mengetahui bahaya dan sanksi yang diberikan jika

melakukan pembakaran hutan dan lahan. Sosialisasi dan edukasi ini diharapkan

dapat mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau,

Page 87: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

72

dihimbau kepada masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian terhadap alam dan

lingkungan.

Wawancara dengan POLHUT TNBS :

“Koordinasi dilakukan untuk meminimalisir terjadinya suatu kebakaran

hutan setiap ada kejadian kebakaran pihak-pihak terkait saling bekerja sama agar

cepat mengatasinya, dengan kerja sama ini akan berkuranngnya kebakaran

hutan.”57

3. Meningkatkan keberadaan petugas di Pos Jaga Simpang Malaka untuk

mencegah terjadinya kebakaran di Simpang Kubu, Simpang Piatu, Simpang

Gajah agar tidak terjadi kebakaran dengan sumber api didalam kawasan para

petugas jaga yang di tugaskan selalu siap dan memantau situasi agar selalu

kondusif serta melakukan pengawasan terhadap titik rawan kebakaran.

4. Patroli terpadu bersama instansi terkait (Daop Sumatera XI, Babimkamtibmas

Polsek Berbak dan Sadu, Babinsa Koramil Berbak dan Sadu).

Melakukan patroli bersama dalam pemantauan titik api, hal ini dilakukan agar

tidak terjadinya kebakaran yang di disengaja oleh masyarakat dan menghimau

kepada masyarakat agar tidak membakar hutan.

Wawancara dengan bapak ridwan yuswa selaku wakil coordinator polhut

yang mengatakan

57

Wawancara Ridwan selaku Polhut TNBS 07/10/2020

Page 88: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

73

“dalam setiap patrol itu kita mrnyisir lokasi daerah yang rawan terjadinya

kebakaran. Fungsi patrol untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran.”58

5. Pemantauan harian Hot Spot/ kebakaran melalui Fire Detection Camera (FDC)

6. Membentuk posko Brigdalkarhut :1 Posko Induk (Markas Brigdalkarhut/

DAOP Simpang) dan 3 Posko Lapangan (Desa Sungai Sayang, Kantor

SPTNW III Air Hitam Laut, Bagan Ujung 7,5 Benuh Hulu/ Ds. Tanah Pilih)

7. Memeberdayakan KMPA

a. Berbak: KMPA Ds. S. Aur, Ds. Rantau Rasau, Kel. Simpang.

b. Sembilang: KMPA Ds. S. Tabala Jaya, Ds. Karang Sari, Ds. Tanah Pilih. Ds.

Purwo Dadi

8. Memberdayakan MMP

a. Berbak: Ds. S. Sayang, Ds. Simpang Datuk, Kel. Simpang, Ds. Rantau Rasau,

Ds. Pematang Raman, Ds. Air Hitam Laut, Ds. Labuhan Pering, Ds. S. Benuh

(total 17 orang)

b. Sembilang: Ds. Tanah Pilih, Ds. Pancoran, Ds. Sunsang Empat (total 12 orang)

9. Mengikut sertakan dua orang staf dalam pengoprasionalan FDC yang diadakan

oleh Didjen PPI bulan April 2020

10. Dukungan BRG berupa pembangunan inprastuktur pembahasan Gambut

(Sekat Kenal: 47 titik dan sumur bor: 84 unit) dan Revitalisasi ekonomi/

58Wawancara Ridwan selaku POLHUT TNBS 07/10/2020

Page 89: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

74

pemberdayaan masyarakat: Ds. Air Hitam Laut 2 pokmas, Ds. Telaga Limo 1

pokmas. Ds. Rantau Rasau 1 pokmas, Kel. Simpang: 1 pokmas. Besarnya

bantuan tiap pokmas Rp. 100.000.000.-

Upaya yang telah dilakukan

Upaya yang telah dilakukan oleh Taman Nasional Berbak dan Sembilang

adalah sebagai berikut:59

1. Pencegahan kebakaran hutan.

a. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat di daerah-daerah rawan kebakaran

sekitar kawasan Taman Nasional Berbak di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

dan Kabupaten Muaro Jambi. Selain dari penyuluhan yang dilakukan oleh

Balai Taman Nasional Berbak, penyuluhan juga dilakukan oleh Departemen

Kehutanan yang bekerjasama dengan FFPMP II JICA dan Wetlands

International.

Kegiatan-kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan antara lain:

1) Pencanangan Deklarasi oleh Gubernur Jambi tanggal 1 Mei 2003 yang

disiarkan melalui TVRI, RRI dan koran lokal.

2) Pemasangan umbul-umbul dan spanduk.

3) Pembagian dan penyebaran leaflet dan stiker.

4) Pemutaran film di desa-desa rawan kebakaran.

59

Dokumentasi Taman Nasional Berbak dan Sembilang

Page 90: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

75

5) Dialog interaktif di TVRI oleh Kepala Balai Taman Nasional Berbak tentang

kebakaran hutan dan penayangan iklan layanan masyarakat melalui RRI.

6) Lomba menggambar tingkat SLTP/SLTA di desa rawan kebakaran hutan dan

lahan.

b. Sosialisasi sistem pembukaan lahan tanpa bakar oleh Dinas Perkebunan

Propinsi Jambi bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Berbak.

c. Pembentukan Brigade Kebakaran Hutan pada Balai Taman Nasional Berbak

(Harimau Berbak).

d. Gelar regu dan peralatan pemadam kebakaran.

e. Pembentukan Brigade Kebakaran Swakarsa di tiga desa sekitar kawasan

Taman Nasional Berbak yang bekerjasama dengan LSM Pinang Sebatang.

f. Pembangunan Greenbelt.

g. Rehabilitasi kawasan bekas kebakaran.

h. Pelatihan bagi masyarakat.

2. Pemadaman dan deteksi dini

a. Pengecekan titik api dan pemanfaatan data hotspot dari satelit untuk

disebarluaskan.

b. Pengaktifan posko siaga kebakaran hutan.

Page 91: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

76

c. Pemadaman kebakaran hutan (kawasan TN. Berbak, daerah penyangga dan

areal perkebunan/IPITI).

d. Mengakses titik api dari satelit NOAA.

e. Pelatihan penanggulangan kebakaran hutan bagi Polhut dan masyarakat.

f. Melaksanakan kegiatan Pusdalkarhutla (Pusat Pengendalian Kebakaran Iutan

dan Lahan) Propinsi Jambi dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran

hutan. BalaiTaman Nasional Berbak merupakan salah satu anggota kelompok

kerjanya.

3. Pasca kebakaran

a. Melakukan rehabilitasi pada kawasan bekas kebakaran.

b. Melakukan koordinasi dengan penegak hukum.

c. Menyiapkan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) untuk melaksanakan

penyidikan dalam masalah kebakaran hutan dan lahan.

d. Mengusulkan anggaran.

e. Mengusulkan peningkatan jumlah dan kualitas sarana dan prasarana

pemadaman kebakaran hutan.

f. Mensosialisasikan Peraturan Pemerintah (PP.No.4/2001 tentang Pengendalian

Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Iidup yang Berkaitan dengan

Kebakaran Iutan dan Lahan).

Page 92: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

77

g. Melaksanakan inventarisasi lahan bekas kebakaran.

Page 93: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Faktor penyebab terjadinya kebakaran hutan di Taman Nasional Berbak SPTN

Wilayah III ada beberapa hal, yaitu fakto kemarau, rokok, pemburuan liar,

pembukaan lahan,dan illegal loging.

2. Kendala Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang dalam mengantisipasi

kebakaran hutan yaitu: a. Akses menuju lokasi kebakaran pada umumnya

harus ditempuh melalui darat dan sungai, sehinggan perlu waktu lama dan

biaya yang cukup besar. b. Pada saat musim kemarau, beberapa sungai kering

atau surut sehingga menjadi penghambat untuk menuju lokasi terbakar dan

juga mengurangi ketersediaan air untuk pemadaman. c. Brigdalkarhut TNBS

posisinya disimpang (Jambi) sehingga belum bisa menjangkau wilayah TN

Sembilang secara luas ( hanya kawasan yang berbatasan dengan TN Berbak).

d. Ketersediaan anggaran oprasional penanganan karhutla belum memadai

(153.425.000,- dengan alokasi pembiyayan 15 x patrol dan 7 x pemadaman).

e. Masih ada anggota masyarakat desa sekitar kawasan yang mengolah lahan

dengan cara membakar. Adanya peluang dana desa untuk dialokasikan dalam

kegiatan penanggulangan dalkarhut belum bisa direalisasikan dikarenakan

pihak desa belum paham mengenai pertanggung jawabannya. f. KMPA yang

telah dibentuk belum bisa optimal dalam pencegahan dan penanggulangan

kebakaran karena terbatasnya skill, perlatan dan dana oprasional

Page 94: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

79

3. Dan Upaya Pihak Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang dalam

penanganan kebakaran hutan dikawasan Taman Nasional Berbak Jambi yaitu:

a. Sosialisasi, pemasangan papan larangan agar masyarakat tidak melakukan

pembakaran pada mengelolah lahan. b. Meningkatkan koordinasi dengan

perangkat Desa S. Rambut, Rantau Rasau, Simpang Datuk, S. Sayang, Bakau

Tuo, Air Hitam Laut, Cemara, Labuhan Pering, Sungai Benuh, Tanah Pilih;

Koramil 04 Nipah Panjang, Koramil 02 Sungsang; Polsek Berbak, Polsek

Sadu. BPBD Kab. Tanjabtim, BNPB Prov. Jambi, Dishut Prov Jambi, Tahura

Rang Kayo Hitam, Posko Udara Prov Sumsel dan Jambi, Balai PPI KHL Wil.

Sumatera. c. Meningkatkan keberadaan petugas di Pos Jaga Simpang Malaka

untuk mencegah terjadinya kebakaran di Simpang Kubu, Simpang Piatu,

Simpang Gajah agar tidak terjadi kebakaran dengan sumber api didalam

kawasan. d. Patroli terpadu bersama instansi terkait (Daop Sumatera XI,

Babimkamtibmas Polsek Berbak dan Sadu, Babinsa Koramil Berbak dan

Sadu). Dan masih bnyak lagi upaya yang dilakukan oleh TNBS.

B. Saran

Saran yang dapat dikemukakan adalah :

1. Menyebarkan peringatan dini melalui media lokal (cetak, radio), agar

diketahui oleh kelompok target pemakai hutan, masyarakat dan pengelola

lahan yang lain akan terjadinya kemarau panjang yang berpotensi

menyebabkan kebakaran

2. Lebih memantau aktivitas di sekitar lahan dan hutan, terutama daerah rawan

kebakaran melalui patrol harian

Page 95: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

80

3. Lebih banyak menyebarluaskan informasi larangan melakukan pembakaran

4. Persiapan, pelatihan dan penyegaran untuk semua petugas terkait dan

masyarakat dalam usaha –usaha pemadaman kebakaran

5. Rencana penanggulangan bersama dengan masyarakat

6. Melakukan pengecekan sumber-sumber air untuk rencana pemadaman

7. Melakukan pertemuan dan komunikasi secara rutin antara masyarakat,

perusahaan, polisi, dan TNI

8. Melakukan pemadaman sedini mungkin jika ditemukan sumber api meskipun

kecil

Page 96: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

81

DAFTAR PUSTAKA

Alexander Riegler, “The Role of Anticipation in Cognition”. Proceeding of the

American Institute of Physics , Vol 573, 2001

Arifin Arif, Hutan „Hakikat hutan dan pengaruhnya terhadap lingkungan: Penerbit

Yayasan Obor Indonesia Jakarta, 1994 .

Ati Dwi Nurhayati dan Aldi Yusup. Penyebab Kebakaran Hutan Di Kawasan

Hutan Pendidikan Gunung Walat, Jawa Barat

Data Balai Taman Nasional Berbak Dan Sembilang

Digilib UIN Sunan Ampel Surabaya

Dokumentasi Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Tahun 2017

G Ghozali UIN Maulana Malik Ibrahim

Husaini Usman, dan Purnomo Setiady, Metode Penelitian Sosial, Jakarta:Bumi

Aksara,2009.

Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Peningkatan

Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diakses dari http://www.kbbi.com

Observasi di Taman Nasional Berbak SPTN Wilayah IiI Kec. Tanjung Jabung

Timur, 07/10/2020

Page 97: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

82

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor:

47/Prementan/Ot.140/4/2014 Tentang Brigade dan Pedoman Pelaksanaan

Pencegahan Serta Pengendalian Kebakaran Laha TNB&

DokumentasiDinas Kehutanan Provinsi Jambi Tahun 2017 dan Kebun

RPJP TN Berbak.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :

Alfabeta, 2009.

Irwansyah Reza Lubis dan I.N.N. Suryadiputra, Upaya Pengelolaan Terpadu

Hutan Rawa Gambut Bekas Terbakar di Wilayah Berbak-Sembilang,

“Sumatera Peatland Fire proc Part 4

Irwandi, Jumani dan Ismail, Upaya Penanggulangan Kebakaran Hutan Dan Lahan

Di Desa Purwajaya Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kertanegara

Kalimantan Timur,”Jurnal AGRIFOR, Vol. XV No.2, Oktober 2016

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Perusakan Hutan

Wawancara Samporis Selaku kepala Resort Sungai Cemara, 24 Maret 2021

Wawancara Bapak Siam Selaku Koordinator Penyuluh, 24 maret 2021

Wawancara M. Tang selaku Sekretaris Desa Air Hitam Laut, 23 Maret 2021

Wawancara bapak Ridwan Yuswa Selaku Polhut, 23 maret 2021

Wawancara Bril GADE Ade Hermawan selaku Danru regu 1, 24 maret 2021

Page 98: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

83

Wawancara dengan Bapak Nurahman selaku Kepala Seksi SPTN Wilayah III

Wawancara Ade Hermawan selaku Danru/Komandan regu satu Manggala TNBS

2 maret 2021

Page 99: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

84

DOKUMENTASI

Wawancara Samporis Selaku kepala Resort Sungai Cemara tanggal 24/03/2021

Page 100: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

85

Dokumentasi meminta data dengan Tias Manggala tanggal 26/03/2021

Page 101: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

86

Wawancara M. Tang selaku Sekretaris Desa Air Hitam Laut tanggal 23/03/2021

Dokumentasi dengan Sarif yang membantu Observasi Tanggal 23/03/2021

Page 102: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

87

Dokumentasi meminta data dengan Dani selaku POLHUT TNBS

tanggal12/03/2021

Page 103: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

88

Wawancara Ade Hermawan selaku Danru/Komandan regu satu Manggala TNBS

tanggal 2/03/2021

Dokumentasi dengan Ridwan selaku POLHUT TNBS tanggal 07/10/2020

Page 104: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

89

Dokumentasi di depan kantor BRIGDALKARHUT TNBS tanggal 26/03/2021

Page 105: UPAYA BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK DAN SEMBILANG …

90