PROGRAM API-PNRGOV Untuk Keamanan Penerbangan, Pengawasan Terorisme, Trans-National Crime & National Security DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI FAL MEETING 2017
PROGRAM API-PNRGOVUntuk Keamanan Penerbangan, Pengawasan Terorisme,
Trans-National Crime & National Security
DIREKTORAT JENDERALBEA DAN CUKAI
FAL MEETING 2017
Indonesian Customs
FUNGSI DJBC
REVENUE COLLECTOR
TRADE & TRAVEL FASILITATOR
INDUSTRIAL ASSISTANT
BORDER PROTECTOR
TUGAS FUNGSI DJBC
Indonesian Customs
APAKAH API-PNR ITU?
❖API, Advance Passenger Information :
▪ Data Identitas Penumpang sesuai pasport/travel document pada saat check-in yang dikelola airline pada Departure Control System
❖PNR, Passenger Name Record :
▪ Suatu data rekaman elektronik pada sistem reservasi Airline untuk kepentingan komersial
▪ Berisikan informasi seperti jadwal penerbangan, rinciankontak (phone & email) , nomor tempat duduk, detail bagasi dan metode pembayaran (credit card & acc )
▪ PNRGOV : Nick Name PNR for Government, diprakarsai oleh IATA, ICAO & WCO, diperkenalkan oleh Indonesian Customs di APEC 2013.
Indonesian Customs
PERBEDAAN API & PNR
Advance Passenger
Information (API)
Passenger Name
Record (PNR)
Biographical informationMisal : Identitas yang tercantum pada paspor
Reservation data Misal: nama, jadwal perjalanan, pemesanan tiket
Indonesian Customs
REGULASIRegulasi Pengiriman Data Penumpang❖ Undang-undang No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 10
Tahun 1995 tentang Kepabeanan
❖ Undang-undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
❖ Undang-undang No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian
❖ Peraturan Menteri Keuangan No. 166/PMK.04/2014 tentang Penyampaian Data Penumpang atas Kedatangan atau Keberangkatan Sarana Pengangkut Udara KeAtau Dari Daerah Pabean
REGULASI
Indonesian Customs
PERBEDAAN API & PNR
API
Didapat dari Departure Control
Syatem (DCS):
1. Name2. Sex3. Date of Birth
4. Nationality 5. Passport No.
6. Date of Issuing Passport7. Place of Issuing Passport8. Origin
9. Inbound10. Outbound
11. Booking code12. Baggage (Amount, claim
tag, weight)
13. Seat no14. Flight no
PNR
Didapat dari Airline/Computer
Reservation System (CRS) atau :
1. PNR record locator code.
2. Date of reservation/ issue of
ticket.
3. Date(s) of intended travel.
4. Name(s).
5. Available frequent flier and
benefit information
6. Other names on PNR, including
number of travelers on PNR.
7. All available contact information
(including originator of
reservation).
8. All available payment/billing
information
9. Travel itinerary for specific PNR.
10. Travel agency/travel agent.
11. Code share information
12. Split/divided information
Machine Readable Travel Documents
(MRTD)
13. Travel status of passenger
(including confirmations and
check-in status).
14. Ticketing information, including
ticket number, one way tickets
and Automated Ticket Fare
Quote (ATFQ) fields.
15. Baggage information.
16. Seat information, including seat
number.
17. General remarks including Other
Service Indicated (OSI), Special
Service Indicated (SSI) and
Supplemental Service Request
(SSR) information.
18. Any collected APIS information
19. All historical changes to the PNR
listed in numbers 1 to 18.
Indonesian Customs
LATAR BELAKANG
Memperhatikan meningkatnya resiko trans-national organized crime (TOC) and
international terrorism, Customs menyadari harus meningkatkan pengawasan atas
passengers guna mengidentifikasi pelaku dan meminimalisasi ancaman terhadap
keamanan global
APIS UNDER WCO-ICAO-IATA
WCO Policy (merujuk The revised Kyoto Convention)
Aturan WCO dapat dipandang sebagai berikut:
(a) Bahwa WCO menyediakan informasi terkait dgn APIS bagi anggotanya
(b) Bahwa WCO menyediakan forum untuk penyelesaian kendala dalam
implementasi APIS
(c) Bahwa WCO secara bersama dengan industri penerbangan (airline) berupaya
mencapai kesepakatan standard sehingga APIS tidak dikembangkan dgn cara
yg tidak konsisten atau tidak terstruktur
IATA Policy
Keterikatan IATA dalam APIS secara mendasar berkaitan dengan keinginan untuk
meningkatkan fasilitasi, meningkatnya pemrosesan kedatangan penumpang
internasional yang melalui Customs, Immigration and other border controls
IATA melihat adanya manfaat khusus dlm kerjasama yg dibentuk antara WCO dan
ICAO guna mendefinisikan data and bentuk message utk APIS systems format
UN/EDIFACT PAXLST
Indonesian Customs
AWAL MULA
Sejak terjadinya serangan teroris pada tanggal 11 September 2001 di Amerika,
Border Agencies semakin intensif untuk menerapkan sistem informasi
pengawasan dalam rangka profiling dan targetting penumpang dan crew
pesawat udara.
Border Agencies bekerja sama dengan maskapai penerbangan dan asosiasi
penerbangan untuk merumuskan sistem informasi pengawasan penumpang
Beberapa maskapai penerbangan di Amerika Serikat setuju untuk menguji
sistem API dimana Data penumpang (sebagaimana tercantum dalam MRTD)
direkam oleh airline selama proses check-in di luar negeri (departure), melalui
sistem kontrol data diformat dan ditransmisikan ke sistem Customs terpusat
(contoh pada US Customs), yang selanjutnya dilakukan dishare untuk analisis
Kelebihan proses ini adalah lebih efisien (waktu) dibandingkan pemrosesan
data penumpang pada penerbangan yang yang tidak menggunakan sistemAPI.
APIS in global
Indonesian Customs
API DI INDONESIA
Mandatory Data
Element
Optional Data
Element
-Name (surname, given name)
-Nationality
-Gender
-Date of Birth
-Official Travel Document Type
-Official Travel Document Number
-Expiration Date of Official Travel
Document
-Issuing Country of Official Travel
Document
-Inbound Passenger
Itinerary
-Outbound
Passenger Itinerary
-PNR Reference *
-Baggage info *
-Seat Number *
-Port of Embarkation
-Port of Debarkation
-Destination Address
-Port of Clearance
(only for inbound)
-Country of Primary
Residence
-Country of Birth
Sejak 2009, hampir semua data yang diwajibkan (mandatory) telah dikirimkan oleh
Airlines, hanya ada beberapa data yang memang berdasarkan kesepakatan untuk
ditunda sampai perkembangan PAU lebih lanjut.
* Ket: Penundaan kewajiban pengiriman (menunggu kesiapan sistem PNR)
Blm bisa dipenuhi oleh sebagian besar Airlines krn masih menggunakan versi 02B
Indonesian Customs
MANFAAT DATA API-PNRGOV
• Mendeteksi adanya potensi risiko/bahaya lebih dini (Early Warning, EarlyDetection & Targeting) baik terkait terorisme, penerimaan negara,barang terlarang,barang berbahaya maupun hal ikhwal kepentingannasional.
(3 HARI SEBELUM KEBERANGKATAN TARGET DAPAT TERSDETEKSI)
• Informasi terkait Mapping, Profiling, History & Database lalu-lintas orang2khususnya watchlist dan asssociated person (jaringan).
• Meminimalkan hambatan kelancaran arus penumpang dan barangbawaannya dalam mendukung travel facilitation.
• Meningkatkan keakuratan pengawasan penumpang dan barangbawaannya.
• Efisiensi waktu analisis dalam melakukan risk assesment, profiling dantargeting terhadap lalu-lintas orang dan barang bawaannya.
• Efisiensi pendayagunaan petugas pengawasan.
• Validitas hasil atensi terhadap parameter yang diberikan.
Indonesian Customs
FUNGSI API-PNR YAITU UNTUK PENGAWASAN
Drugs Smuggling
High Value Goods Smuggling
Money Laundering
Cultural Heritage Smuggling
Terrorism/Security Thread
CITES Smuggling
Travel Document Fraud
Indonesian Customs
FACILITATION SECURITY
Trade & Travel Facilitation will never walk alone without Trade & Travel SecurityThe only choice is “SECURING TRADE & TRAVEL FACILITATION”
Public Health : Virus and DeseaseQuarantine Protection on Plant,
Agriculture and Animal
Customs Fraud : Duty Evation & IPRImmigration fraud : Illegal Migration & Travel Doc. Fraud
ECONOMIC INTEREST:TRADES, BUSINESS, TOURISM, &
CONNECTIVITY
NATIONAL SECURITY & SAFETY: Trans-National Organized Crime (TOC) : Terrorist, Drugs, Fire-arms, Money Laundry, CITES, & Invaluable Cultural Heritage
INTERNATIONAL CONSENSUS:APEC, UNWTO, WTTC,
IATA & ICAO
TANTANGAN TUGAS
CUSTOMS & BORDER AGENCIES RISK MANAGEMENT SYSTEM
(API-PNR)+NII
EMERGING GROWTH OF PASSEGER
LIMITED NUMBER OF OFFICER & FACILITY
FACILITATION VS SECURITY
TRADE AND TRAVEL
BALANCING
Indonesian Customs
Indonesian Customs
STANDARISASI PNR
International Civil Aviation Organization (ICAO) bersama International Air Transport Association (IATA)dan World Customs Organization (WCO) mengembangkan standard message untuk PNR
PNR FOR GOVERNMENT
PNRGOV
Indonesian Customs
STANDARD & GUIDELINES
Indonesian Customs
REKOMENDASI INTERNASIONAL
• WCO API Contact Committee telah menyetujui PNRGOV sebagaistandar untuk PNR Message.
• Pertemuan Facilitation (Fal) Meeting 2012 antara ICAO, IATA & WCOmerekomendasikan inisiatif agar customs diseluruh dunia didoronguntuk menerapkan API-PNRGOV dalam manajemen risikopengawasan penumpang.
• UN Security Council (UNSC) Resolution 2178, September 2014
• G7 Foreign Minister Meeting Communique, Germany April 15, 2015
• G7 Leaders’ Statement on the Fight Against Terrorism andViolent Extremism, Taormina Italy May 26, 2017.
Indonesian Customs
REKOMENDASI INTERNASIONAL
Indonesia (DJBC) telah mendapatkan pengakuan atas inisiatif penyeragaman data penumpang melalui program implementasi PNRGOV pada forum APEC 2013
Indonesian Customs
KESEPAKATAN BERSAMA
Kesepakatan Ditjen Perhubungan Udara, DJBC & DitjenImigrasi pada pertemuan 18 desember 2013menyepakati DJBC sebagai leading sectorpengembangan PNRGOV di indonesia dan hasilnya akan digunakan untuk mendukung tugas pengawasan masing-masing
Indonesian Customs
Mendukung Keamanan Penerbangan
dengan mendeteksi High-Risk Passenger
Officials: Mogadishu Flights Safe from Laptop Attacks
Modus Serangan Terrorist saat ini makin bervariasi salah satunya dengan Bom Laptop
yang lolos X-Ray seperti yang terjadi di Somalia, dengan API-PNR yang dilengkapi
Database orang-orang terkait jaringan teroris, pemeriksaan di bandara untuk orang2
yang terdeteksi dapat dilakukan lebih seksama sehingga bisa mencegah kejadian fatal.
Indonesian Customs
PROGRESS
• Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan Penumpang Pesawat Udara dan Barang Bawaannya, Juli 2014
• Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Imigrasi, Oktober, 2014
• Interkoneksi API dengan Sistem Informasi Keimigrasian (SIMKIM), Pertengahan Maret 2015
• API sudah operasional sejak 2009
• Pembangunan Network Connectivity antara Data Center Airlines dunia yang berpusat di Frankfurt-Germany (Under Amadeus Data Center) & Dallas-USA (Sabre Data Center) sudah jadi, menyusul Data Center Navitaire di Austin Texas, Travelsky di Beijing China dan Mercator di Dubai UEA.
• Saat ini 27 dari 53 Airlines yang sudah selesai
Indonesian Customs
CONCERN UNTUK INTERKONEKSI
• SECURITY DATA
• PRIVACY PROTECTION
• MOU DENGAN INSTANSI USER UNT INTERKONEKSI
• MOU DENGAN UNI EROPA UNT AIRLINES DARI EU, BERDASARKAN EU DIRECTIVE TTG PRIVACY PROTECTION, AIRLINE BERBENDERA NEGARA ANGGOTA EU HANYA DIIJINKAN MENGIRIMKAN DATA API-PNR KE NEGARA YANG SUDAH MENANDATANGANI MOU DENGAN EU
Indonesian Customs
UPDATE TERKINI
• Sistem API-PNRGov telah menjadi rekomendasi tidak hanya WCO & APEC dimanaIndonesia menjadi inisiatornya tetapi belakangan juga UN Security Council (DewanKeamanan PBB) dan G7 untuk pengawasan Foreign Terrorist Fighter (FTF).
• Korea Selatan pada bulan April 2015 meminta Advise Indonesia dalampengembangan program PNRGov.
• Jepang dalam rangka persiapan pengamanan G-7 Summit 2016 dan Tokyo Olympic2020 meminta Indonesia menjadi pembicara di Workshop ttg Passenger NameRecord (PNR) di Jepang 26-29 Mei 2015 (Jepang baru mulai untuk persiapanpembangunan sistem).
• Indonesia diminta menjadi pembicara di World Customs Technology Innovation Forum 26-29 Oktober, 2015.
link : https://www.eiseverywhere.com/ehome/ti2015/338963/?&
• Indonesia pertama kali dimuat dalam WCO News Magazine Edisi Juni 2015 pada Headline-nya yaitu API-PNR , link: http://www.wcoomd.org/en/media/wco-news-magazine/~/media/8C15C4D2F4784FF9A09FA65E62B83599.ashx
• Kemlu dan Kemenkopolhukan pada rapat September 2015 memandang penting program ini untuk dilaksanakan di Indonesia terintegrasi dengan sitem dari Instansi penegak hukum untuk pengawasan Foreign Terrorist Fighter (FTF).
Indonesian Customs
REKOMENDASI
• Program API-PNRGov tidak hanya bisa dimanfaatkan oleh DJBC tetapi juga lembagapenegak hukum lainnya seperti POLRI, BIN, BAIS, Imigrasi, Perhubungan Udara, BNN,PPATK, KPK, dll dalam Intelligence Fusion Center untuk National Security.
• Program API-PNRGov akan lebih powerful lagi bilamana bisa terintegrasi atau dikombinasidengan sistem pengawasan dari Law Enforcement Agencies (LEA) lainnya sepertiPOLRI/BNN dengan i-24/7, mobile intercept, analyst notebook, Imigrasi dengan BorderControl Management (SIMKIM), Data Penerbangan Hubud, Data Intelijen, PPATK/KPK Dataaliran keuangan ditopang dengan BIG DATA ANALYSIS sehingga bisa menjadi embrioBORDER CONTROL & TARGETING CENTER demi kepentingan nasional yang lebih besar,termasuk keamanan penerbangan.
• Perlu dukungan level nasional tingkat tinggi untuk berbicara dengan Uni Eropa terkait MoUairline dari EU untuk pengiriman data API-PNR ke Indonesia terkait EU Directive ttg PrivacyProtection & Security Data.
• Program ini menyangkut data sensitive dan kepentingan nasional sehinggapengembangannya hendaknya murni memberdayakan potensi SDM nasional sehinggamencegah masuknya infiltrasi dari luar.
• Untuk privacy protection dan data security perlu menggandeng Lemsaneg.
Direktorat JenderalBea dan Cukai
MENUJU INSTITUSI BERMARTABAT DAN BERMASLAHAT