Top Banner
UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE HARVESTER) MEREK MAXXI TIPE NDR-85 TURBO DI KECAMATAN SRAGI, LAMPUNG SELATAN (Skripsi) Oleh KEYAN PUTRA AJI BOMA PRATAMA RAMADHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018
56

UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

Jun 04, 2019

Download

Documents

vuongnhi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE HARVESTER)

MEREK MAXXI TIPE NDR-85 TURBO DI KECAMATAN SRAGI,

LAMPUNG SELATAN

(Skripsi)

Oleh

KEYAN PUTRA AJI BOMA PRATAMA RAMADHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

ABSTRAK

UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE HARVESTER)

MEREK MAXXI TIPE NDR-85 TURBO DI KECAMATAN SRAGI,

LAMPUNG SELATAN

Oleh

Keyan Putra Aji Boma Pratama Ramadhan

Hampir seluruh wilayah di Indonesia tidak memiliki ketersediaan tenaga kerja

yang banyak karenanya diperlukan alat bantu mekanis untuk menggantikannya,

terutama dalam hal pemanenan kekurangan tenaga kerja bisa digantikan oleh alat

mekanis salah satunya mesin pemanen padi combine harvester. Mesin pemanen

padi Combine Harvester tipe ridding merek Maxxi Tipe Ndr-85 Turbo adalah

mesin pertanian yang berfungsi untuk memanen padi melalui tahapan mengait,

mengarahkan, memotong, membawa hasil potongan, merontokan, dan

membersihkan gabah yang dilakukan secara terpadu dalam satu kali proses.

Tujuan dari penelitian ini mengetahui unjuk kerja mesin Combine Harvester

untuk pemanenan padi. Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu

persiapan mesin dan lahan, pengujian performansi mesin dan analisis data.

Parameter yang diamati adalah kecepatan kerja, kapasitas lapang

Page 3: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

teoritis, kapasitas lapang efektif, efisiensi lapang, gabah susut panen, dan

konsumsi bahan bakar. Hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan kerja mesin

sebesar 2,36 km/jam sedangkan pengujian yang dilakukan oleh Balai Besar

Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

efektif sebesar 0,39 ha/jam, kapasitas lapang teoritis sebesar 0,78 ha/jam, dan

efisiensi lapang sebesar 50%. Losses dengan persentase sebesar 0,8% memiliki

standar maksimal 3% lebih baik dibandingkan kehilangan dengan pemanenan

konvensional persentase hingga 18,75%. Konsumsi bahan bakar pada saat

pemanenan dengan luasan 1 ha dengan 2500 rpm menghabiskan bahan bakar

sebesar 20,83 liter/ha.

Kata kunci : Padi, Combine Harvester, Unjuk Kerja Mesin, Penelitian

Terdahulu.

Page 4: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

ABSTRACT

COMBINE HARVESTER PERFORMANCE OF MAXXY TYPE NDR-85

BRAND IN SUB-DISTRICT SRAGI, SOUTH LAMPUNG

by

Keyan Putra Aji Boma Pratama Ramadhan

It is almost in every place in Indonesia does not have a lot of labor availability,

that is why machine is needed to substituted it, especially in harvesting, the lack

of labor can be replaced by machine, one of the harvest machines is combine

harvester.Maxxi Type Ndr-85 Turbo combine Harvester type riding is an

agricultural machinery which has function to harvest rice through winnowing,

directing, cutting, and bring the slices, threshing, and clean the unhauled rice

which proceeded in one moment proceeding. The aim of this study is to know the

performance of Combine Harvester to harvest rice. This study consists of three

stages, they are machine and land preparation, engine testing performance and

data analysis. The observed parameters are working speed, and theoretical field

capacity, effective field capacity, grain harvest losses, and fuel consumption. The

results of this study will show that machine speed is 2,36 km/hour. The effective

field capacity losses with percentage about 0,39 ha/hour, theoretical field capacity

about 0,78 ha/hour, and field efficiency about 50%. Losses with the

Page 5: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

amount of percentage about 0,8% has maximum standard 3% better than losses

with conventional harvesting with percentage about 18,75%. Fuel consumption in

the harvesting process about 1 ha is about 2500 rpm spent about 20,83 liter/ha of

fuel.

Keywords : Rice, Combine Harvester, Machine Performance Testing,

Previous Studies

Page 6: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE HARVESTER)

MEREK MAXXI TIPE NDR-85 TURBO DI KECAMATAN SRAGI,

LAMPUNG SELATAN

Oleh

KEYAN PUTRA AJI BOMA PRATAMA RAMADHAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada

Jurusan Teknik Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 7: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang
Page 8: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang
Page 9: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang
Page 10: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Malang (Jawa Timur), Pada tanggal 23 Januari 1996, sebagai

anak sulung dari keluarga Bapak Ahmad Kausar dan Ibu Caty Putri Indranik

Susanti. Penulis menyelesaikan pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak pada

tahun 2001, Pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Pugung Raharjo,

Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2002-2008, Pendidikan Sekolah

Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Sekampung Udik, Kabupaten Lampung

Timur pada tahun 2008-2011, Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA

Negeri 1 Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2011-2014, dan

terdaftar sebagai mahasiswa S1 Teknik Pertanian di Universitas Lampung pada

tahun 2014 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa penulis terdaftar aktif diberbagai

organisasi kemahasiswaan sebagai :

1. Anggota Biasa Mahasiswa Teknik Pertanian (PERMATEP) Fakultas

Pertanian Universitas Lampung periode 2015/2016;

2. Staff Ahli Kementrian Hukum Advokasi dan Perundang-undangan Badan

Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung (BEM-U) periode 2014/2015;

3. Staff Ahli Kementrian Luar Negeri Badan Eksekutif Mahasiswa

Universitas Lampung (BEM-U) periode 2015/2016;

Page 11: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

4. Ketua Umum Organisasi Ikatan Mahasiswa SMAN 1 Trimurjo

(SMANJONILA) Periode 2016/2017.

Pada bidang Akademik penulis pernah menjadi asisten dosen pada mata kuliah

Hidrologi pada tahun 2017. Pada tahun 2018 penulis melaksanakan Kegiatan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Periode 1 tahun 2018 di Desa Gedung

Kecamatan Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus dan melaksanakan Praktik

Umum (PU) di Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (BALITTRI)

Kota Sukabumi Jawa Barat dengan judul laporan “Mempelajari Sistem Irigasi

pada Tanaman Kakao di Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar

(BALITTRI) Sukabumi, Jawa Barat”. Penulis berhasil mencapai gelar Sarjana

Teknologi Pertanian (S.T.P.) S1 Teknik Pertanian pada tahun 2018 dengan

menghasilkan skripsi yang berjudul “Unjuk Kerja Mesin Pemanen Padi (Combine

Harvester) Merek Maxxi Tipe NDR-85 Turbo di Kecamatan Sragi, Lampung

Selatan”.

Page 12: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

Bismillahirrahmanirrahim

Teruntuk kedua orang tua ku tercinta

Roro Lisya dan Ahmad Kausar, S.E.

Ku persembahkan karya kecil ini untuk adik-adik serta keluargaku

Terima kasih telah memberikan do’a, dukungan dan semangat selama

menjalankan studi. Banyak motivasi hingga pelajaran hidup yang diberikan bahwa

hidup tidak selamanya indah, belajarlah dari kesalahan agar bisa menjalani hidup

yang lebih baik dimasa depan. Teruntuk ayah dan ibu i love you so much.

Serta

Almamater Tercinta

Teknik Pertanian 2014

Universitas Lampung

Page 13: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

“Dan katakanlah (olehmu Muhammad), “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”

-Q.S. Thoha : 114

“Kita akan berhasil karena kita masih muda dan kita tidak akan, tidak

akan pernah menyerah” -Jack Ma-

“Jika berhasil jangan sombong, jika gagal jangan banyak alasan”

-Wishnutama-

Page 14: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

SANWACANA

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan

Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

penyusunan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Uswah

Khasanah Rasulullah SAW, yang kita nantikan syafa’atnya di yaumil akhir kelak.

Skripsi dengan judul “Unjuk Kerja Mesin Pemanen Padi (Combine Harvester)

Merek Maxxi Tipe NDR-85 Turbo di Kecamatan Sragi, Lampung Selatan” ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknologi

Pertanian Universitas Lampung. Atas bimbingan, dukungan moral dan materil

yang diberikan dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Ir. Agus Haryanto, M.P., selaku Ketua Jurusan Teknik

Pertanian Universitas Lampung dan Pembahas yang telah memberikan

kritik dan saran sebagai perbaikan selama penyusunan skripsi ini;

3. Bapak Ir. Oktafri, M.Si., selaku dosen Pembimbing Akademik dan

Pembimbing Kedua yang telah memberikan pengarahan, masukan,

bimbingan serta saran dalam penyelesaian skripsi ini;

Page 15: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

ii

4. Bapak Dr. Ir. Sandi Asmara, M.Si., selaku Pembimbing Pertama yang

telah memberikan pengarahan, masukan, bimbingan serta saran dalam

penyelesaian skripsi ini;

5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Teknik Pertanian yang telah membantu

dan memberikan ilmunya selama ini;

6. Ibu Roro Lisya dan Bapak Ahmad Kausar, S.E. yang selalu memberikan

dorongan semangat, nasihat, doa dan dukungannya selama pelaksanaan

penelitian dan penyusunan skripsi ini;

7. Fadillah Imania Putri Kausar, yang selalu memberikan dukungan dan

semangat;

8. Keluarga Besar Jurusan Teknik Pertanian, Universitas Lampung

(Angkatan 2014);

9. Teman-teman KKN desa Gedung Bondan Abi Manyu, Heru Muhammad

Alim, Lismarini Dewi, Yuni Hidayah Sari, Ria Yuliana, dan Fitriyani yang

telah menemani selama 40 hari;

10. Teman-teman Praktik Umum (PU) Balai Penelitian Tanaman Industri dan

Penyegar (BALITTRI) Sukabumi, Jawa Barat. Imam Mahriyansah, Nur

Azis Sigit Purnomo, Rakha Adipa, Sasongko Aji Wibowo, Muhammad

Muslihudin dan Nicolas yang telah menemani selama 40 hari;

11. Teman-teman seperjuangan Rakha Adipa, Danang Rezki Nugraha, Allan

Septiawan, Irvan Kurniawan, Retno Ayu Kusuma, M. Narta Nugraha,

Nicolas, Aldi Riski Wibowo, Andri Anggawa, Rizky Legowo, Rizky

Eprimal, Heri Pirnando, Rendi Rismawan, Andiko Ardiyanto, Suseno Ali

Page 16: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

iii

A, Ferdy Indra S, dan Rama Aldi, yang telah memberikan keceriaan

selama ini;

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

membantu penulis menyelesaikan skripsi.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan akan tetapi ada sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi yang membacanya Amiin...

Bandar Lampung,

Penulis,

Keyan Putra Aji Boma Pratama Ramadhan

Page 17: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

DAFTAR ISI

Halaman

SANWACANA ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii

I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3

1.3. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 4

2.1 Padi Sawah ........................................................................................................ 4

2.1.1. Proses Bercocok Tanam Padi .................................................................. 5

2.1.2. Persemaian .............................................................................................. 5

2.1.3. Persiapan dan Pengolahan Tanah Sawah ................................................ 5

2.1.4. Penanaman .............................................................................................. 6

2.1.5. Pemeliharaan ........................................................................................... 6

2.1.6. Pengendalian Industri Tanaman .............................................................. 6

2.1.7. Panen ...................................................................................................... 7

2.1.8. Tahap Pascapanen ................................................................................... 9

2.2. Mesin Pemanen Padi Combine Harvester......................................................... 9

2.2.1. Reel Guider ........................................................................................... 11

2.2.2. Cutting Header ...................................................................................... 11

2.2.3. Conveyor ............................................................................................... 12

2.2.4. Controller .............................................................................................. 13

2.2.5. Thresher ................................................................................................ 14

2.2.6. Centrifugal Blower ................................................................................ 14

2.2.7. Chaff Outlet ........................................................................................... 15

Page 18: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

v

2.2.8. Grain Outlet .......................................................................................... 15

2.2.9. Roda ...................................................................................................... 16

2.3. Kriteria Kinerja Mesin Combine Harvester .................................................... 17

2.4. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 18

III. METODELOGI PENELITIAN ...................................................................... 21

3.1. Waktu dan Tempat .......................................................................................... 21

3.2. Alat dan Bahan ................................................................................................ 21

3.3. Metode Penelitian............................................................................................ 21

3.4. Prosedur Penelitian.......................................................................................... 22

3.4.1. Persiapan Lokasi Penelitian .................................................................. 22

3.4.2. Penyediaan Mesin Panen Padi Combine Harvester .............................. 22

3.4.3. Persiapan Mesin Panen Padi Combine Harvester ................................. 23

3.4.4. Pengamatan Tanaman ........................................................................... 23

3.4.5. Pengukuran Kondisi Lahan ................................................................... 23

3.4.6. Pemanenan dengan Combine Harvester ............................................... 24

3.4.7. Pengukuran Laboratorium .................................................................... 24

3.4.8. Metode dan Analisis Data ..................................................................... 25

3.5. Parameter Pengamatan .................................................................................... 25

3.5.1. Kecepatan Kerja .................................................................................... 25

3.5.2. Kapasitas Lapang Teoritis ..................................................................... 26

3.5.3. Kapasitas Lapang Aktual ..................................................................... 26

3.5.4. Efisiensi Lapang .................................................................................... 27

3.5.5. Gabah Susut Panen ............................................................................... 27

3.5.6. Konsumsi Bahan Bakar ......................................................................... 28

3.6 Pelaksanaan Penelitian ..................................................................................... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 30

4.1. Pengamatan Kondisi Lahan dan Tanaman ...................................................... 30

4.1.1 Kondisi Lahan ........................................................................................ 30

4.1.2. Kondisi Tanaman .................................................................................. 31

4.2. Uji Kinerja Mesin Combine Harvester ........................................................... 34

4.2.1. Spesifikasi Mesin Combine Harvester .................................................. 34

4.2.2. Kecepatan Kerja .................................................................................... 39

4.2.3. Kapasitas Lapang dan Efisiensi Lapang ............................................... 40

4.2.4. Gabah Susut Panen ............................................................................... 42

4.3. Konsumsi Bahan Bakar dan Tenaga Kerja ..................................................... 46

Page 19: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

vi

V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 48

5.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 48

5.2 .Saran ................................................................................................................ 48

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 50

Page 20: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Teks

1. Hasil pengukuran rata-rata kondisi tanaman. .................................................... 34

2.Hasil analisis uji kinerja combine harvester ...................................................... 39

3. Kondisi operator saat penelitian ........................................................................ 47

4. Hasil uji kadar air tanah .................................................................................... 53

5. Hasil uji kadar air gabah ................................................................................... 55

6. Hasil pengukuran kondisi tanaman ................................................................... 57

7. Waktu panen petak ulangan 1 ........................................................................... 60

8. Waktu panen petak ulangan 2 ........................................................................... 62

9. Hasil analisis data efisiensi lapang .................................................................... 67

10. Data hasil gabah dalam karung ....................................................................... 68

Page 21: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Teks

1. Padi Sawah .......................................................................................................... 5

2. Combine Harvester merek Maxxi Tipe NDR-85 Turbo ..................................... 9

3. Pengait dan pengarah (reel guider) ................................................................... 11

4. Pemotong padi (cutting header) ........................................................................ 11

5. Pembawa hasil potongan padi (coveyor)........................................................... 12

6. Pengendali (controller) ..................................................................................... 13

7. Perontok dan pembersih (thresher dan cleaner) ............................................... 14

8. Centrifugal blower ............................................................................................ 14

9. Pintu pengeluaran jerami dan kotoran (chaff outlet) ......................................... 15

10. Pengeluaran hasil (grain outlet) ...................................................................... 15

11. Roda (track) .................................................................................................... 16

12. Arah pemotongan tanaman saat pemanenan ................................................... 24

13. Diagram alir penelitian .................................................................................... 29

14. Lokasi pengambilan sampel tanah dan gabah ................................................. 31

15. Tanaman padi sebelum dipanen ...................................................................... 32

16. Komponen combine harvester ........................................................................ 38

17. Proses pemanenan dengan kondisi tanaman tegak.......................................... 43

18. Proses pengambilan gabah tercecer saat pemanenan berlangsung ................. 43

Page 22: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

ix

19. Pemisahan gabah tercecer dengan jerami ....................................................... 44

Lampiran

20. Panjang Lintasan Pemanenan lahan 1 ............................................................. 61

21. Panjang Lintasan Pemanenan lahan 1 ............................................................. 63

22. Pra penelitian diskusi tentang penggunaan combine harvester....................... 72

23. Combine harvester sebelum melakukan proses pemanenan ........................... 72

24. Pengisian bahan bakar combine harvester ...................................................... 72

25. Pengukuran luas lahan sawah.......................................................................... 73

26. Pengukuran kondisi tanaman padi .................................................................. 73

27. Pengambilan sampel padi ................................................................................ 73

28. Pengambilan sampel tanah .............................................................................. 74

29. Pemasangan terpal pada bagian kotoran (chaff outlet) ................................... 74

30. Kegiatan panen padi menggunakan combine harvester .................................. 74

31. Proses pengambilan gabah tercecer atau gabah susut panen .......................... 75

32. Contoh gabah tercecer saat panen menggunakan combine harvester ............. 75

33. Campuran gabah tercecer dan jerami setelah proses pemanenan ................... 75

34. Proses pemisahan gabah tercecer dengan jerami ............................................ 76

35. Penimbangan hasil gabah tercecer atau gabah susut panen ............................ 76

36. Hasil panen (gabah karung) menggunakan combine harvester ...................... 76

37. Sampel gabah dan tanah diukur di laboratoium .............................................. 77

38. Penimbangan kadar air awal gabah ................................................................. 77

39. Penimbangan kadar air awal tanah .................................................................. 77

40. Sampel gabah dan tanah di oven selama 24 jam ............................................. 78

41. Sampel gabah dan tanah setelah di oven ......................................................... 78

42. Penimbangan kadar air akhir gabah ................................................................ 78

Page 23: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

x

43. Penimbangan kadar air akhir tanah ................................................................. 79

Page 24: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan beras di Indonesia akan terus meningkat dari tahun ke tahun dengan

diperlukan ketersediaannya dalam jumlah yang besar serta mutu yang sesuai.

Untuk memenuhi ketersediaan beras tersebut saat ini mengalami berbagai kendala

selain dari serangan hama dan penyakit ada beberapa faktor alam yang

mempengaruhi, diantaranya : bencana alam (banjir kekeringan, gempa bumi), alih

fungsi lahan, perubahan iklim (climate change) serta minimnya tenaga kerja di

Desa.

Tanaman padi merupakan tanaman yang di budidayakan dengan pola tanam dan

musim yang serentak, hal ini membuat proses pemanenan padi dilakukan secara

bersamaan dan membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit. Sedangkan waktu

dari proses panen hingga pascapanen harus dilakukan secepat mungkin agar tidak

merusak mutu dari padi itu sendiri. Hampir seluruh wilayah di Indonesia tidak

memiliki ketersediaan tenaga kerja yang banyak karenanya diperlukan alat bantu

mekanis untuk menggantikannya. Terutama dalam hal pemanenan kekurangan

tenaga kerja bisa digantikan oleh alat mekanis, salah satunya mesin pemanen padi

combine harvester.

Page 25: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

2

Mesin pemanen padi combine harvester tipe ridding merek Maxxi Tipe Ndr-85

Turbo, adalah mesin pertanian yang berfungsi untuk memanen padi melalui

tahapan mengait, mengarahkan, memotong, membawa hasil potongan, merontok

dan membersihkan gabah yang dilakukan secara terpadu dalam satu kali proses.

Combine harvester merek Maxxi Tipe Ndr-85 Turbo sudah banyak digunakan

dalam kegiatan pemanenan padi sawah di berbagai jenis lahan dan daerah, salah

satunya di Kecamatan Sragi, Lampung Selatan. Menurut Pramudya (1996),

penerapan teknologi pertanian dalam bidang pemanenan padi sulit dilakukan. Hal

ini disebabkan oleh karakteristik petani Indonesia yang khas, yaitu mempunyai

lahan yang sempit berteras, lemah dalam penyediaan modal dan tingkat

pendidikan serta keterampilan yang rendah.

Penggunaan mesin combine harvester merek Maxxi Tipe Ndr-85 Turbo di

Kecamatan Sragi, baru sebatas tahap penggunaan/pemanfaatan saja belum

mencapai pemahaman tentang unsur kinerja mesin pemanen padi tersebut.

Informasi tentang unjuk kerja mesin combine harvester ini belum banyak

diketahui oleh pengguna, sehingga saat terjadi kendala dan hambatan

pengoperasian mesin pengguna sering kali kebingungan dalam

penanggulangannya. Pemahaman terhadap karakteristik unjuk kerja mesin sangat

diperlukan dalam pengoperasian, dikarenakan berkaitan dengan unjuk kerja

combine harvester serta perawatan dan perbaikannya. Oleh karna itu, tersediannya

informasi tentang unjuk kerja mesin combine harvester ini sangat diperlukan

keberadaannya. Dengan diketahuinya uji tentang karakteristik mesin combine

harvester diharapkan pengguna akan lebih mampu dalam meningkatkan kualitas

Page 26: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

3

dan kapasitas kerjanya. Hal ini yang menjadi latar belakang dilaksanakannya

penelitian ini.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui unjuk kerja mesin Combine

Harvester Maxxi Tipe Ndr-85 Turbo untuk pemanenan padi.

1.3. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui unjuk kerja mesin combine

harvester Maxxi Tipe Ndr-85 Turbo sebagai pedoman dalam penggunaan dan

pengelolaan mesin tersebut untuk pemanenan padi di daerah pasang surut serta

memberikan informasi hingga rekomendasi tentang kelayakan penggunaan mesin

combine harvester berdasarkan hasil unjuk kerja mesin tersebut dan membantu

memberikan informasi tentang besarnya losses.

Page 27: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Padi Sawah

Menurut sejarahnya padi termasuk genus Oriza L. yang meliputi lebih kurang 25

spesies terbesar di daerah tropik dan daerah subtropika seperti di Asia, Afrika,

Amerika, dan Australia. Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara

Oryza officinalis dan Oryza Sativa f. spontanea (AAK, 1983).

Menurut Suparyono dan Setyono (1993), berdasarkan kedudukanya dalam

taksonomi tumbuhan, klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermathophyta (tumbuhan berbiji)

Kelas : Angiospermae

Sub kelas : Monocotyledone

Famili : Graminaceae

Sub family : Oryzidae

Genus : Oryza

Spesies : Oryza sativa L.

Page 28: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

5

Gambar 1. Padi Sawah

2.1.1. Proses Bercocok Tanam Padi

Menurut Aksi Agri Kanisius (1990), bahwa teknik bercocok tanaman padi yang

baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai. Hal ini harus

dimulai dari awal, yaitu sejak di lakukan persemaian tanaman hingga dipanen

sebagaimana diuraikan sebagai berikut:

2.1.2. Persemaian

Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi dimana dimulainya

dengan penggunaan benih unggul.benih yang digunakan harus sebaik-baiknya dan

sehat dimana tujuannya adalah membantu memberikan keadaan lingkungan yang

baik untuk saat awal pertumbuhan. Dari umur 25 – 40 hari benih siap ditanam

disawah yang telah disiapkan.

2.1.3. Persiapan dan Pengolahan Tanah Sawah

Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat

Page 29: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

6

tertentu sehingga memperoleh susunan tanah yang dikehendaki oleh tanaman,

pengolahan tanah yaitu pembersihan lahan, pencangkulan dan pembajakan.

2.1.4. Penanaman

Dalam penanaman yang baik harus diperhatikan sebelumnya adalah persiapan

lahan umur bibit dan tahap penanaman.

2.1.5. Pemeliharaan

Tanaman padi ditanam dengan baik dapat membuahkan hasil yang memuaskan,

sesuai dengan yang diharapkan.Perlu diperhatikan bahwa dalam pemeliharaan

adalah penyulaman dan penyiangan, pengairan padi sawah dan pemumupukan.

2.1.6. Pengendalian Industri Tanaman

Menurut Soemartono. B. (1984) ada beberapa cara memberantas pengganggu

tanaman padi sawah yaitu:

Cara fisik dan mekanik, misalnya dengan cara Gropyokan untuk

memberantas hama tikus.

Cara Biologis, dengan menggunakan predator atau parasit misalnya

burung yang memakan ulat.

Dengan mengatur waktu tanaman dengan cara pergiliran tanaman.

Menanam resisten, yaitu tanaman yang tahan terhadap hama dan

penyakit.

Penggunaan bahan kimia yaitu dengan cara penggunaan prestisida

(Insektisida, fungsida, rodentisida, dan herbisida).

Page 30: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

7

2.1.7. Panen

Panen merupakan tahap akhir penanaman padi sawah, berarti buah padi sudah

cukup masak dan siap untuk dipanen. Namun pemanenan padi harus di lakukan

pada waktu yang tepat, sebab ketepatan waktu memanen berpengaruh terhadap

jumlah, mutu gabah, dan berasnya. Panen yang terlambat pada varietas padi yang

mudah rontok, dan menurunkan hasil produksi. Sedangkan panen yang teralu awal

menyebabkan mutu padi kurang baik.

Faktor - faktor penting dalam mempertimbangkan kegiatan pemanenan

perontokan padi, beberapa ciri dari padi dan faktor lingkungan yang penting dan

yang perlu diperhatikan.

1. Derajat Kekuatan

Panjang dan ketahanan dari jerami ciri-ciri ini sangat mempengaruhi terhadap

proses pemotongan dan pengiriman dengan alat conveyor. Jerami yang kaku

dan keras dapat mengakibatkan kemacetan, dalam pemotogan dan pengaliran

keperontok, jika panenan ini dilakukan oleh mesin. Jerami yang panjang

dapat memudahkan perontokan secara manual, akan tetapi dalam mesin perontok

dalam mesin panen akan menyebabkan kemacetan dan kebutuhan tenaga yang

lebih besar untuk memprosesnya.

2. Varietas Padi.

Varietas padi yang mudah rontok merupakan masalah dalam pemanenan dengan

menggunakan mesin, dikarenakan getaran dan ketumpulan dari

pisau serta perlakuan dari mesin dapat menyebabkan rontoknya gabah dari

malainya.

Page 31: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

8

3. Ukuran

kadar air dan ketahanan biji-bijian (contoh: gabah). Faktor ukuran biji-bijian

menentukan ukuran lubang-lubang dari concave dari perontok, sedangkan

kadar air besar pengaruhnya terhadap rendemen beras utuh. Gabah dengan

kandungan air yang tinggi dapat menyebabkan tingginya persentase

gabah yang pecah atau rusak karena pukulan dalam unit perontok. Ketahanan biji-

bijian terhadap perlakuan yang diberikan oleh bagian-bagian dari mesin dapat

mempengaruhi mutu dari biji-bijian.

4. Iklim

Musim hujan dan musim kering sangat mempengaruhi kadar air dari gabah

dan jerami. Kadar air gabah menentukan waktu panen yang tepat.

Sedangkan kadar air jerami besar pengaruhnya dalam proses perontokan.

5. Keadaan Lapang

Terutama dalam pemakaian mesin panen, kandungan air dari tanah perlu

dipertimbangkan. Tanah yang kering akan menahan efisiensi kerja dari

mesin panen, sedangkan tanah berlumpur sering menyebabkan kemacetan operasi

sehingga kapasitas kerjanya rendah.

6. Tingkat Kemajuan Wilayah dan Sosial

Berkaitan dengan alat dan mesin pertanian (mekanisasi pertanian) dan kemung

kinan-kemungkinan pengenalan teknologi baru.

Page 32: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

9

2.1.8. Tahap Pascapanen

Menurut Aksi Agri Kanisius (1990), bahwa tahap pascapanen meliputi kegiatan

pasca perontokan, pengangkutan, pengeringan, pembersihan dan penyiapan serta

penggilingan. Ditambahkan Soeparyono dan Setyono (1993), bahwa pascapanen

hasil petani merupakan tahanan kegiatan yang dimulai sejak pemungutan hasil

sampai siap untuk dipasarkan dan digunakan oleh konsumen atau dapat oleh lebih

lanjut melalui kegiatan industri.

2.2. Mesin Pemanen Padi Combine Harvester

Gambar 2. Combine Harvester merek Maxxi Tipe NDR-85 Turbo

Mesin pemanen padi tipe ridding merek Maxii NDR-85 Turbo, adalah mesin

pertanian yang berfungsi untuk memanen padi melalui tahapan mengait,

mengarahkan, memotong, membawa hasil potongan, merontok, dan

membersihkan gabah yang dilakukan secara terpadu dalam satu kali proses.

Menurut Priyanto (1997), combine harvester adalah mesin panen padi yang serba

komplit dan canggih dalam pengoperasiannya. Combine harvester juga dapat

Page 33: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

10

bekerja dengan cepat pada areal sawah yang luas dan waktu yang dibutuhkan

dalam proses pemanenan juga relatif singkat.

Combine harvester tersebut dapat bekerja pada areal sawah yang luas namun

hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat karena combine ini dilengkapi

dengan alat pemotong, perontok dan mengarungkan padi dalam suatu proses

kinerja saja (Hasibuan, 1999).

Pada dasarnya proses panen padi dapat dilakukan melalui dua macam cara, yaitu

melalui cara tradisional dan menggunakan mesin perontok padi tipe stasioner.

Mengingat adanya beberapa jenis lahan, maka kedua cara tersebut dirasa belum

maksimal, sehingga perlu dilakukan perancangan dan pengembangan produk

mesin pemanen padi combine harvester portable. Mesin ini mempunyai

kemampuan kerja merontokkan bulir padi dari batangnya dan sekaligus dapat

menebang batang padi tersebut ( Departemen Pertanian, 1993).

Mesin ini terdiri dari beberapa bagian yaitu (reel guider), (cutting header),

pengantar hasil potongan (coveyor), kendali (controller), pemotongan dan

pembersih (thresher dan cleaner), (centrifugal blower), pintu pengeluaran jerami

dan kotoran (chaff outlet), pengeluaran hasil (grain outlet), dan roda (track).

Page 34: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

11

2.2.1. Reel Guider

Gambar 3. Pengait dan pengarah (reel guider)

Pengait adalah bagian pada combine harvester yang fungsinya menarik/mengait

batang tanaman padi dari posisi tegak kearah pisau pemotong., terdapat 4 bagian

seperti bentuk sisir lalu akan berputar sesuai dengan pengaturan kecepatan yang

telah ditentukan.

2.2.2. Cutting Header

Gambar 4. Pemotong padi (cutting header)

Page 35: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

12

Pisau pemotong berbentuk segitiga digunakan untuk memotong bagian batang

padi pisau ini bergerak secara horizontal, berjumlah 26 buah dan perlu

diperhatikan dalam perawatannya agar proses pemotongan berjalan dengan baik

tanpa mengurangi produktivitas pemanenan.

2.2.3. Conveyor

Gambar 5. Pembawa hasil potongan padi (coveyor)

Konveyor berfungsi mengumpulkan batang padi yang sudah terpotong kearah

tengah dimana terdapat konveyor kanvas. Konveyor kanvas ini selanjutnya

membawa padi ini ke bagian perontokan, berbeda dengan konveyor mangkuk

berfungsi membawa bahan (butiran gabah) ke bagian atas, sedangkan Konveyor

screw membawa bahan (butiran gabah) dalam arah horizontal.

Page 36: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

13

2.2.4. Controller

Gambar 6. Pengendali (controller)

Mesin pemanen padi combine harvester memiliki beberapa tuas yang memiliki

fungsi yang berbeda, sehingga diperlukan operator mesin yang baik untuk

mengoperasikan alat tersebut. Combine dapat bergerak maju jika mesin

penggeraknya hidup, kemudian masukkan gigi transmisi utama dengan kecepatan

low, netral, high, dan deep dengan porseneling maju 1,2 dan 3 dan mundur R.

Pastikan pandangan operator/ pengemudi lurus ke depan atau mengontrol semua

sistemnya agar tidak terjadi hal-halyang tidak diinginkan atau menimbulkan

kecelakaan.

Page 37: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

14

2.2.5. Thresher

Gambar 7. Perontok dan pembersih (thresher dan cleaner)

Berfungsi untuk merontokkan (melepaskan) butiran gabah dari malainya gabah

dari batang yang baru masuk. Gabah yang masih belum terpisah dari malainya

yang masih terkumpul dari hasil penyaringan dibawa kembali oleh konveyor

mangkok kebagian perontok untuk dirontokkan kembali.

2.2.6. Centrifugal Blower

Gambar 8. Centrifugal blower

Adalah mesin atau alat yang digunakan untuk menaikkan atau memperbesar

tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu ruangan tertentu, dalam

Page 38: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

15

hal ini blower menghembuskan angin untuk membuang jerami, kulit, dan gabah

kosong menuju pintu pengeluaran kotoran.

2.2.7. Chaff Outlet

Gambar 9. Pintu pengeluaran jerami dan kotoran (chaff outlet)

Pintu pengeluaran jerami terdapat dibagian belakang combine harvester berfungsi

untuk tempat keluarnya kotoran yang terjadi saat proses pemanenan berlangsung.

2.2.8. Grain Outlet

Gambar 10. Pengeluaran hasil (grain outlet)

Page 39: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

16

Bagian pengeluaran hasil gabah berfungsi untuk mengeluarkan hasil pemanenan

padi kedalam karung, memiliki 4 tusukan beras dan dapat menampung 2 orang

helper.

2.2.9. Roda

Gambar 11. Roda (track)

Bagian penggerak pada combine harvester berbentuk trak karet (full track rubber

belt), untuk memudahkan jalannya combine harvester dalam kondisi tanah yang

kering atau basah pada saat proses pemanenan berlangsung.

Mekanisme kerja mesin adalah sebagai berikut yaitu tegakan tanaman padi lalu

diarahkan dan dikaitkan oleh reel guider, lalu dipotong bagian bawah oleh cutting

header, kemudian hasil potongan dibawa oleh conveyor menuju thresher untuk

dirontok. Kemudian gabah hasil perontokan sekaligus dibersihkan dan

dikeluarkan melalui grain outlet. Kotoran dan jerami sisa perontokan dikeluarkan

melalui chaff outlet, sedangkan gabah masuk ke dalam kotak penampungan

sementara dan siap masuk ke dalam karung.

Page 40: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

17

2.3. Kriteria Kinerja Mesin Combine Harvester

Kapasitas lapang termasuk salah satu komponen dari kinerja suatu mesin menurut

Daywin et al (1992) ada dua jenis kapasitas lapang yang digunakan dalam

pertanian, yaitu kapasitas lapang teoritis dan kapasitas lapang efektif. Kedua jenis

kapasitas ini dinyatakan dalam satuan ha/jam, kapasitas lapang teoritis adalah

kemampuan kerja suatu alat di dalam suatu bidang tanah jika mesin berjalan maju

sepenuh waktunya (100%) dan alat tersebut bekerja lebar maksimum (100%).

Kapasitas lapang efektif merupakan rata-rata dari kemampuan kerja mesin

dilapang untuk menyelesaikan suatu bidang tanah atau jumlah dari produktivitas

yang benar-benar terjadi saat bekerja.

Susut panen atau kehilangan hasil panen adalah banyaknya butir gabah yang

tercecer akibat perlakuan panen dengan tenaga pemanenan atau peralatan panen

yang digunakan. Pemanenan dengan sistem kelompok yang berjumlah 20 orang

menyebabkan kehilangan hasil hanya 4,39% lebih rendah bila dibandingkan

dengan pemanenan sistem keroyokan yang besarnya antara 15,2 %-16,2%

(Nugraha, 2012)

Cara menentukan susut panen bermacam-macam salah satunya yaitu dengan

menghitung atau membandingkan antara produktivitas hasil panen dari petak

kontrol yang dipanen secara berhati-hati dengan produktivitas hasil panen dari

petak yang dipanen oleh tenaga pemanen seperti layaknya memanen padi

(Nugraha, 2009).

Page 41: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

18

2.4. Penelitian Terdahulu

1. Menurut Hindiyani (2013) Metode pemanenan padi dilahan sawah dapat

dilakukan secara manual menggunakan sabit atau mekanis menggunakan rice

combine harvester. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kapasitas

kerja dan susut pemanenan menggunakan rice combine harvester A dan rice

combine harvester B kemudian membandingkannya. Hasil pengujian rice

combine harvester menunjukan kapasitas lapang efektif pemanenan, susut

produksi GKP, serta persentase tingkat kebersihan dan gabah utuh untuk mesin A

berturut-turut 0.486 ha/jam, 2.013%, 98.3%, dan 97.6% sedangkan untuk mesin B

berturut-turut 0.422 ha/jam, 3.028%, 98.3%, dan 97.3%.

2. Menurut Wardana (1998) Kecenderungan terjadinya pergeseran tenaga kerja

dari sektor pertanian (industi primer) ke sektor industri sekunder dan tersier

menimbulkan kekhawatiran dan telah mengakibatkan terjadinya kekurangan

sumber daya manusia pada sektor pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk

mempelajari kinerja head feed combine harvester (Yanmaar, CA 85 M)

membandingkan pemanenan padi secara manual dan mekanis ditinjau dari biaya

produksi dan efisiensi waktu dan mempelajari kemungkinan penerapan combine

harvester pada sawah di Indonesia. Dari hasil percobaan didapatkan kapasitas

mesin panen ini sebesar 0.032 - 0.059 ha/jam sedikit berbeda dengan spesifikasi

mesin dikarenakan kondisi tanah yang basah, keterampilan operator, dan waktu

terbuang untuk belok sebesar 30.14%. Susut panen penggunaan mesin panen ini

6.69% lebih kecil dibandingkan panen dengan sabit 11.61% kecepatan mesin

panen mempengaruhi persentase susut panen yang dihasilkan.

Page 42: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

19

3. Menurut Ikhsan (2014) Lahan sawah memiliki luasan per petak kurang dari 0,1

ha dan berteras. Mesin pemanen padi sawah tipe sandang (paddy mower)

merupakan mesin yang dapat beroperasi dilahan kecil dan berteras. Tujuan

penelitian ini adalah mengukur dan membandingkan susut panen dengan sabit dan

paddy mower dengan metode petak sampling parameter yang diukur

menggunakan parameter kapasitas lapang efektif (KLE). Hasil pengukuran rata-

rata susut saat panen mekanis lebih rendah yaitu 4.25% dibandingkan dengan

pemanenan manual sebesar 7.89%, begitu pula dengan KLE pemanenan mekanis

lebih besar yaitu 0.041 ha/jam berbanding 0.012 ha /jam orang pada pemanenan

manual. Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan pertimbangan pemilihan metode

pemanenan terutama di lahan sawah berteras yang tidak dapat dijangkau mesin

pemanen lainnya untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja pemanen.

4. Menurut Monalisa (1995) di Darmaga, Bogor dengan menggunakan Combine

Harvester (Yanmar, CA 85 M) telah menguji kinerja dari mesin panen tersebut.

Uji kinerja dilakukan pada dua jenis lahan dengan kondisi tanaman dan tanah

yang berbeda. Untuk lahan I (Leuwikopo) didapatkan efisiensi lapang sebesar

48,7% dan susut panen sebesar 30,5 gr/m2 atau 34,01% dari potensi hasil gabah

susut panen pada lahan I ini sangat besar karena pemanenan jauh melewati masa

panen optimum dan pertumbuhan padi kurang baik serta terserang hama burung.

Untuk lahan II (Cikarawang) efisiensi lapang sebesar 44,44% dan susut panen

54,5 gr/m2 atau 6,41% dari potensi hasil gabahnya. Dari masing-masing lahan

dilakukan satu kali pemanenan dengan tinggi pemanenan dan kecepatan putaran

motor yang sama.

Page 43: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

20

5. Menurut Valentinus (2016) Kebutuhan beras sebagai salah satu sumber pangan

utama penduduk Indonesia terus meningkat dengan laju peningkatan 2% pertahun.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung gabah yang terbuang saat

pemanenan berlangsung, terbuang karna tidak terpanen, hilang karna guncangan

mesin, hilang saat pemotongan di thrasher dan kapasitas serta efisiensi lahan

menggunakan Mini combine harvester. Penelitian ini dilakukan dari April-Mei

2016 di Desa Torout, Kecamatan Tompaso Baru, Kabupaten Minahasa Selatan.

Menggunakan varietas padi local Sako (Serayu), Mini combine harvester maxxi

tipe-M digunakan dalam proses pemanenan. Hasil yang didapatkan dari penelitian

kehilangan (losses) saat proses pemotongan dan pemanenan (2.09%, - 0.81%)

kehilangan saat pemanenan kondisi tanaman tegak (1.08% - 0.17%), kehilangan

saat tidak terpotong (1.44% - 0.40%), saat di thrasher kehilangan sebesar (0.003%

– 0.002%).

Page 44: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

III. METODELOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan 20 Mei - 15 Juni 2018 di Jurusan Teknik

Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dan di Kecamatan Sragi,

Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin pemanen padi Combine

Harvester Merk Maxxi Tipe Ndr-85 Turbo, stopwatch, meteran, noise meter,

kantung plastik sampel, plastik penampung gabah, plastik terpal, tali raffia, alat

tulis, kamera, gelas ukur, corong minyak, dirigen minyak, tampah, karung, tiang

penanda, dan timbangan. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah padi/gabah dan bahan bakar.

3.3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipergunakan adalah Metode Percobaan, percobaan yang

dimaksud adalah kegiatan pemanenan padi menggunakan Combine Harvester

Merk Maxxi Tipe Ndr-85 Turbo dilahan sawah Kecamatan Sragi, Kabupaten

Page 45: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

22

Lampung Selatan. Percobaan dilakukan dengan padi varietas Muncul dilahan

sawah berukuran 96 m x 28 m. Kemudian dibagi menjadi 2 ulangan dengan

minimum panjang lintasan 20 m, dilakukan perhitungan menggunakan parameter

yang telah ditentukan dalam penelitian.

3.4. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan semua perlengkapan

diantaranya mesin pemanen padi Combine Harvester dan alat yang telah dipersiapkan.

Berikut persiapan yang perlu dilakukan sebelum penelitian dimulai.

3.4.1. Persiapan Lokasi Penelitian

Lokasi tempat dilakukan penelitian ini adalah lahan persawahan yang sudah siap

dipanen yang bertempat di Desa Kuala Sekampung, Kecamatan Sragi, Kabupaten

Lampung Selatan, Provinsi Lampung.

3.4.2. Penyediaan Mesin Panen Padi Combine Harvester

Penyedian mesin panen padi telah disediakan oleh para pelaku UPJA (Usaha

Pelayanan Jasa Alsintan) di Kecamatan Sragi, Kabupaten Lampung Selatan.

Dengan melakukan penyewaan kepada para petani saat musim panen padi sawah

telah tiba. Kemudian dilakukan uji kinerja pada mesin Combine Harvester saat

mesin pemanen padi beroperasi dilahan persawahan.

Page 46: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

23

3.4.3. Persiapan Mesin Panen Padi Combine Harvester

Persiapan yang dilakukan sebelum pemanenan padi berlangsung yaitu pengecekan

untuk mesin panen padi, meliputi pembersihan bagian perontokan dan tangki

penampung gabah, pelumasan pisau pemotong lalu dilakukan pengecekan

kondisi tuas pada Combine Harvester Merk Maxxi Tipe Ndr-85 Turbo.

Pemeriksaan kondisi tuas dilakukan pada pengatur kecepatan, pengatur tinggi

pemotongan, pengatur sistem pembersihan, dan pengatur perontokan, hal ini

dimaksudkan agar operator combine harvester lebih maksimal dalam

pengoperasian mesin pemanen dengan data lebih akurat.

3.4.4. Pengamatan Tanaman

Pengamatan kondisi tanaman padi varietas muncul dilakukan secara acak dari

masing-masing petak percobaan. Kondisi tanaman yang diamati adalah tinggi

tanaman (cm), tinggi malai (cm), panjang malai (cm), jarak baris (cm), jarak lajur

(cm), jumlah rumpun dalam jarak satu meter dan jumlah malai per rumpun.

Masing-masing dilakukan sebanyak 5 kali ulangan.

3.4.5. Pengukuran Kondisi Lahan

Sebelum pemanenan berlangsung pada lahan kering dan datar, dilakukan

pengukuran luas panen, panjang lintasan penyesuaian, dan lintasan pengukuran.

Panjang lintasan pengukuran minimum adalah 20 m kemudian dari masing-

masing petak dipasangi patok untuk membagi petakan sawah menjadi dua bagian,

pengukuran tahanan penetrasi dan kadar air dilakukan sebanyak 5 kali ulangan

secara diagonal pada masing-masing petak percobaan.

Page 47: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

24

3.4.6. Pemanenan dengan Combine Harvester

Sebelum proses pemanenan dilakukan menggunakan mesin pemanen padi

combine harvester dilakukan pemotongan padi dibagian sisi petakan sawah, agar

pada saat combine harvester belok untuk menuju lintasan pemanenan selanjutnya

tidak merusak tanaman pada sisi petakan sawah dan hal ini dilakukan agar

memudahkan saat proses pemanenan berlangsung. Semua proses yang

berlangsung pada saat pemanenan sangat berkaitan dengan semua parameter yang

telah ditentukan.

Gambar 12. Arah pemotongan tanaman saat pemanenan

3.4.7. Pengukuran Laboratorium

A. Kadar Air Tanah

Kadar air tanah dilakukan pengukuran dengan metode oven, sampel tanah diambil

sebanyak 5 sampel secara diagonal pada tiap lahan percobaan.

B. Kadar Air Gabah

Pengukuran kadar air gabah dilakukan dengan metode oven, yaitu dengan cara

sebanyak 10 gr sampel dimasukan kedalam oven pada suhu 95 oC selama 24 jam.

Combine

Harvester

Arah

Pemotong-

an

Baris

Tanaman

Page 48: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

25

Kemudian berat sampel yang sebelumnya ditimbang setelah dimasukan dalam

desikator, kadar air didapat dari selisih antara berat basah dengan berat kering

dibagi berat basah (basis basah).

3.4.8. Metode dan Analisis Data

Metode penelitian dilakukan dengan metode percobaan dari pemanenan padi

menggunakan mesin combine harvester pengamatan dilakukan dengan cara

mencatat / mendata hasil pemanenan padi pada masing-masing parameter yang

diamati. Data tersebut selanjutnya disajikan dalam bentuk deskriptif dengan

mengukur kapasitas dan waktu kerja dari mesin pemanen padi combine harvester,

hasil penelitian juga disajikan dalam bentuk tabel.

3.5. Parameter Pengamatan

3.5.1. Kecepatan Kerja

Pengukuran kecepatan combine harvester didapatkan dari waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan satu lintasan (m/det), dengan areal seluas 1.344

m2

pengukuran dilakukan 2 kali ulangan.

Menurut Wardana (1998), Kecepatan kerja dihitung dengan persamaan berikut :

.................................................................... (1)

Dimana dalam hal ini,

v = Kecepatan kerja (km/jam)

s = Jarak (km)

t = waktu (jam)

Page 49: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

26

3.5.2. Kapasitas Lapang Teoritis

Kapasitas lapang teoritis adalah kecepatan penggarapan lahan yang akan

diperoleh seandainya mesin tersebut memanfaatkan 100% waktunya.

Menurut Daywin et.al (1992), kapasitas lapang teoritis dihitung dengan persamaan

berikut :

KLT = 0,36 (v x lk) ............................................ (2)

Dimana dalam hal ini,

KLT = Lapasitas lapang teoritis (ha/jam)

0,36 = Faktor konversi (1 m2/s ke 1 ha/jam)

v = Kecepatan rata-rata pada spesifikasi mesin (m/s)

lk = Lebar kerja (m)

3.5.3. Kapasitas Lapang Aktual

Kapasitas lapang aktual adalah rerata kecepatan penggarapan yang aktual

menggunakan suatu mesin didasarkan pada waktu lapang total dinyatakan dalam

satuan waktu hektar per jam.

Menurut Daywin et.al (1992), Kapasitas lapang aktual dihitung dengan

persamaan berikut :

................................................... (3)

Dimana dalam hal ini,

KLA = Kapasitas lapang aktual (ha/jam)

p = Panjang lahan (m)

l = Lebar lahan (m)

t = Waktu (jam)

Page 50: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

27

3.5.4. Efisiensi Lapang

Efisiensi lapang adalah perbandingan antara Kapasitas lapang aktual dengan

kapasitas lapang teoritis dinyatakan dalam persen.

Menurut Daywin et. al (1992), Efisiensi lapang dihitung dengan persamaan

berikut:

............................................. (4)

Dimana dalam hal ini,

EL = Efisiensi lapang (ha/jam)

KLA = Kapasitas lapang aktual (ha/jam)

KLT = Kapasitas lapang teoritis (ha/jam)

3.5.5. Gabah Susut Panen

Gabah susut panen adalah potensi kehilangan hasil yang dapat terjadi pada

proses pemanenan padi pada saat penumpukan dan pengumpulan padi untuk

dirontok. Penentuan susut panen dilakukan dengan mengambil potensi hasil

gabah menggunakan plastik penampung gabah dengan panjang 15 m yang

dipasang dibagian pengeluaran kotoran dan sisa jerami (chaff outlet) diayak lalu

ditimbang kemudian didapatkan hasil gabah tercecer.

Menurut Valentinus (2016), Gabah susut panen dihitung dengan persamaan

berikut:

........................................ (5)

Dimana dalam hal ini,

GSP = Gabah susut panen (%)

Page 51: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

28

gt = Gabah tercecer (kg/ha)

gk = Gabah karung (kg/ha)

3.5.6. Konsumsi Bahan Bakar

Konsumsi bahan bakar ini diukur dari bahan bakar penuh saat Combine

Harvester mulai memotong padi, pada saat Combine Harvester menyelesaikan

pemanenan satu petak lahan sawah. Konsumsi bahan bakar dihitung

menggunakan gelas ukur dengan melakukan penambahan bahan bakar, lalu

diketahui berapa jumlah selisih bahan bakar yang terpakai saat proses

pemanenan berlangsung (l/jam).

Page 52: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

29

3.6 Pelaksanaan Penelitian

Gambar 13. Diagram alir penelitian

Mulai

Pesiapan alat dan bahan

Persiapan padi yang akan

dipanen (Luas lahan)

Proses pemanenan padi

Pengamatan aspek – aspek

kinerja Combine Harvester

Analisis data

Selesai

Hasil

Hasil Parameter

Berat Gabah Karung

Berat Gabah Tercecer

Waktu

Bahan Bakar

Page 53: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penelitian ini diantaranya :

1. Kecepatan kerja pemanenan didapatkan hasil sebesar 2,36 km/jam.

2. Kapasitas lapang aktual pemanenan yang dihasilkan 0,39 ha/jam, kapasitas

lapang teoritis 0,78 ha/jam, dan efisiensi lapang sebesar 50%.

3. Hasil analisis gabah susut panen menggunakan combine harvester

menghasilkan persentase sebesar 0,8% dengan standar spesifikasi mesin

maksimum 3%.

4. Penggunaan bahan bakar pada proses pemanenan sebesar 20,83 liter/ha

atau 6,44 liter/jam.

5.2 .Saran

1. Menggunakan kecepatan yang disarankan, meminimalisir waktu yang

hilang saat pemanenan, penggunaan lahan yang lebih luas dengan jarak

yang berdekatan pada saat melakukan pengujian, serta kondisi tanah dan

tanaman yang berbeda untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik.

2. Perlu perhatian dari pemerintah agar pemanfaatan mesin pemanen padi

lebih maksimal dengan penyediaan modal, peningkatan keterampilan

Page 54: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

49

khususnya operator mesin, penataan luas lahan serta partisipasi masyarakat

(kelompok tani).

Page 55: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

50

DAFTAR PUSTAKA

Aksi Agri Kanisius. 1993. Dasar - Dasar Bercocok Tanam. Penerbit Kanisius.

Yogyakarta.

Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. 2016. Laporan Hasil Pengujian

Mesin Panen Padi Kombinasi MAXXI NDR-85 Turbo. Badan Litbang

Pertanian. Jakarta.

Barokah, N.I. 2001. Uji Kinerja dan Losses Combine Harvester Type CA 85 ML.

Skripsi Jurusan Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB.

Bogor.

Daywin. J.F., S. Godfreud, H. Imam. 1992. Mesin - Mesin Budidaya Pertanian.

Bogor. IPB Press.

Departemen Pertanian. 1993. Pasca Panen Padi. Badan Pendidikan dan

Pelatihan Pertanian

Departemen Pertanian. 2008. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian

Tanaman Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan. Departemen

pertanian. Jakarta.

Hasibuan, F. 1999. Kajian Teknis dan Ekonomis Pemakaian Head Feed Combine

Harvester (CA 385 EG). Di Daerah Sukamadi, Kabupaten Subang, Jawa

Barat. Jurusan Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB.

Bogor.

Hindiyani, L. 2013. Studi Kapasitas Kerja dan Susut Pemanenan Rice Combine

Harvester di Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Departemen Teknik

Mesin dan Biosistem. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.

Ikhsan, M. 2014. Studi Kapasitas Kerja dan Susut Saat Panen Padi (Oryza sativa

L.) Varietas Ciherang Menggunakan Paddy Mower. Departemen Teknik

Mesin dan Biosistem. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.

Monalisa, V. 1995. Uji Performansi Mesin Panen Padi Kombinasi (Combine

Harvester) Model CA 85 ML pada Lahan Sawah Tradisional. Jurusan

Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.

Page 56: UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE …digilib.unila.ac.id/54967/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang

51

51

Nugraha, S. 2009. Metode Pengukuran Susut Panen. diakses pada tanggal 18

November 2017: Http;//Litbang.deptan.go.id.

Nugraha S. 2012. Inovasi Teknologi Pascapanen untuk Mengurangi Kehilangan

Hasil dan Mempertahankan Mutu Padi/Beras di Tingkat Petani. Buletin

Teknologi Pascapanen Pertanian Vol. 8 (1).

Pondan, V.W.I.T, L. Ch. E. Lengkey, Daniel P.M. 2016. [Kajian Kehilangan

Hasil pada Pemanenan Padi Sawah Menggunakan Mesin Mini Combine

Harvester MAXXI-M]. Cocos Vol. 7. No. 6.

Pramudya, B. 1996. [Strategi Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian untuk

Usahatani Tanaman Pangan]. Agrimedia. Vol. 2 No. 2. Hal 5-12.

Priyanto, A. 1997. Penerapan Mekanisasi Pertanian. Buletin Keteknikan

Pertanian. Vol. 11 No. 1. Hal 54-58.

Sasmito A.D, 2015. Mini Combine Harvester. Warta Penelitian Vol. 37. No. 1.

Setyono, A, S. Nugraha, R. Tahir. 1993. Perbaikan Sistem Panen dalam Usaha

Menekan Kehilangan Hasil Padi.Prosiding Penelitian Tanaman Pangan

III 22-25 Agustus 1993. Bogor.

Setyono A, Sutrisno, dan Nugraha. 2000. Uji Coba Regu Pemanenan dan Mesin

Perontok Padi dalam Pemanenan Padi Sistem Regu.

http://litbang.deptan.go.id. Diakses rabu tanggal 18 april 2018.

Soemartono, B. 1984. Bercocok Tanam Padi. Yasguna. Jakarta.

Suparyono dan Setyono A. 1993. Padi. Jakarta: PT. Penebar Swadaya.

Standar Nasional Indonesia. 2008. Mesin Perontok Padi Tipe Pelemparan Jerami

Syarat Mutu dan Uji. Jakarta: BSN.

Tatipang Y, L. Ch. E. Lengkey, H. Rawung. 2015. [Kehilangan Panen dan

Pascapanen Padi Studi Kasus di Desa Molonggota Kecamatan Gentuma

Raya Kabupaten Gorontalo Utara]. Cocos Vol. 6. No. 9.

Wardana, N.L. 1998. Uji Kerja dan Analisis Biaya Penggunaan Head Feed

Combine Harvester (Yanmar, Ca 85 M) pada Sawah Tradisional. Jurusan

Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.