Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi i
COVER
PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN EKONOMI
Tim Penyusun:
Kusworo, S.Pd., M.Pd.
Rusmaini, S.Pd., M.Pd.E.
Badrus Sholeh, S.Pd., M.Pd.
Fitra Jaya, S.Pd., M.Pd.
Gd. A; R. 212 Universitas Pamulang
Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang | Tangerang Selatan | Banten
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi ii
PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN EKONOMI
Penyusun:
Kusworo, S.Pd., M.Pd.
Rusmaini, S.Pd., M.Pd.E.
Badrus Sholeh, S.Pd., M.Pd.
Fitra Jaya, S.Pd., M.Pd.
ISBN: 978-602-5867-63-7
Editor:
Saiful Anwar, S.Pd., S.E., M.Pd
Desain sampul:
Ubaid Al Faruq, M.Pd
Tata letak: Aden, S.Si., M.Pd.
Penerbit:
UNPAM PRESS
Jl. Surya Kencana No. 1
R. 212, Gd. A Universitas Pamulang Pamulang | Tangerang Selatan | Banten
Tlp/Fax: 021. 741 2566 – 7470 9855 Ext: 1073
Email: [email protected]
Cetakan pertama, 13 Desember 2019
Hak cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang memperbanyak karya tulis dalam bentuk cetak dengan cara apapun tanpa ijin
tertulis dari penerbit
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi iii
DATA PUBLIKASI UNPAM PRESS
| Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Pamulang
Gedung A. R. 212 Kampus 1 Universitas Pamulang
Jalan Surya Kencana Nomor 1. Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten.
Website: www.unpam.ac.id | email: [email protected]
Pembaharuan Pembelajaran Pendidikan Ekoomi/ Kusworo, S.Pd., M.Pd.,
Rusmaini, S.Pd., M.Pd.E., Badrus Sholeh, S.Pd., M.Pd., Fitra Jaya, S.Pd., M.Pd.-
1sted.
ISBN: 978-602-5867-63-7
1. Pembaharuan Pembelajaran Pendidikan Ekoomi I. Kusworo, S.Pd., M.Pd. II.
Rusmaini, S.Pd., M.Pd.E. III. Badrus Sholeh, S.Pd., M.Pd. IV. Fitra Jaya, S.Pd.,
M.Pd.
M072-13122019-01
Ketua Unpam Press: Pranoto Koordinator Editorial dan Produksi: Ubaid Al Faruq, Ali Madinsyah Koordinator Bidang Hak Cipta: Susanto Koordinator Publikasi dan Dokumentasi: Aden Desain Cover: Ubaid Al Faruq Tata Letak: Aden
Cetakan pertama, 13 Desember 2019
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menggandakan dan memperbanyak
sebagian atau seluruh buku ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin
penerbit
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi iv
MODUL MATA KULIAH
PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN EKONOMI
IDENTITAS MATA KULIAH
Program Studi : Pendidikan Ekonomi S-1
Mata Kuliah/Kode : Pembaharuan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi/
Sks : 3 Sks
Prasyarat : -
Semester : vii
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini memberikan pemahaman konsep teoritis dan praktis pembaruan pembelajaran pendidikan ekonomi, menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran ekonomi serta merancang media, modul dan model-model pembelajaran ekonomi serta mengimplementasikan media, modul, dan model pembelajaran ekonomi yang inovatif. Cakupan mata kuliah pembaruan pembelajaran pendidikan ekonomi meliputi : 1) menganalisis Pembelajaran Ekonomi, Pembelajaran IPS, Pembelajaran Kewirausahaan dan Pembelajaran Akuntansi, 2) menganalisis Hakikat Pembaruan dan Pembaruan Pembelajaran, 3) Mempraktikkan Pembelajaran Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, 4) Mempraktikkan Metode Pembelajaran Drill, 5) Mengintegrasikan prinsip desain isi pesan dalam modul pembelajaran dan konsep pembelajaran kontekstual, 6) menggunakan Modul Pembelajaran Berbasis Guided Inquiry, 7) Mempraktikkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, 8) Mempraktikkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD), 9) menggunakan Lembar kerja siswa (LKS) menggunakan Model pembelajaran predict - observe - explain (POE), 10)mempraktikkan model Pembelajaran Numbered head Together,11) mempraktikkan model Pembelajaran Role Playing, 12)mempraktikkan model pembelajaran Cooperative Integrative Reading Composition (CIRC)13) mempraktikkan model pembelajaran Carousel Feedback, 14) mempraktikkan model pembelajaran project-based learning berbantuan media pembelajaran flashcard, 15) mempraktikkan Model Pembelelajaran Problem Based Learning, 16) menggunakan Lembar Kerja Siswa Berbais Media Ilustrasi komik, 17) menggunakan media
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi v
pembelajaran webquest, 18) mempraktikkan Model Pembelelajaran Gamification. Tugas yang wajib dikerjakan oleh mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah ini ada 3 yaitu: 1) merancang dan mempraktikkan Metode Pembelajaran Drill dan model pembelajaran Jigsaw, Student Teams Achievement Division (STAD),Numbered head Together (NHT), Role Playing, project-based learning berbantuan media pembelajaran flashcard, Problem Based Learning, dan Gamification. 2) merancang dan mempraktikkan modul pembelajaran kontekstual, Modul Pembelajaran Berbasis Guided Inquiry, Lembar kerja siswa (LKS) menggunakan Model pembelajaran predict - observe - explain (POE), Lembar Kerja Siswa Berbais Media Ilustrasi komik, dan; 3) merancang dan mempraktikkanmedia pembelajaran webquest.
Capaian Pembelajaran : Setelah mengikuti mata kuliah pembaruan pembelajaran pendidikan ekonomi, mahasiswa mampu memahami konsep pembaruan pembelajaran pendidikan ekonomi, menerapkan prinsip pembelajaran pendidikan ekonomi dan merancang serta menerapkan model-model pembelajaran, modul pembelajaran dan media pembelajaran.
Penyusun : 1. Kusworo, S.Pd., M.Pd. (Ketua)
2. Rusmaini, S.Pd., M.Pd.E. (Anggota 1)
3. Badrus Sholeh, S.Pd., M.Pd. (Anggota 2)
4. Fitra Jaya, S.Pd., M.Pd. (Anggota 3)
Ketua Program Studi
Saiful Anwar,S.Pd., S.E., M.Pd.
NIDN. 0426048502
Ketua Tim Penyusun
Kusworo, S.Pd., M.Pd.
NIDN: 0428128901
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Tiada kata seindah intan permata mutiara di lautan dengan mengucapkan puji
sukur. Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan penulis rahmat dan
karunia Nya setiap detik dalam bernafas yang segar dan beraktivitas yang sehat dengan
keimanan dan ketaqwa’an kepada Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesailkan
modul mata kuliah “Pembaharuan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi”.
Modul Pembaharuan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi ini merupakan modul
yang disusun sebagai pegangan dosen dan mahasiswa pada mata kuliah Pembaharuan
Pembelajaran Pendidikan Ekonomi di Universitas Pamulang khususnya pada Program
Studi Pendidikan Ekonomi. Modul ini disiapkan untuk perkuliahan dengan bobot tiga
SKS, yang didalamnya terdapat 18 pertemuan. Modul Pembaharuan Pembelajaran
Pendidikan Ekonomi ini disusun sesuai dengan teknis pembelajaran serta komponen-
komponen pembaharuan pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi guru maupun calon
guru di lapangan ataupun di sekolah. Format modul terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian
depan, bagian utama, dan bagian akhir.(Muhidin, A., Faruq, U. A., & Aden, A.: 2018).
Kami ucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah terlibat dalam
penyusunan modul Pembaharuan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi ini, khususnya
ketua prodi dan para dosen Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang serta pihak lain
yang menerbiatkan modul ini.
Tangerang Selatan, 13 Desember 2019
Tim Penyusun
Kusworo, S.Pd., M.Pd
NIDN. 0428128901
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi vii
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................................... i
PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN EKONOMI ....................................... ii
DATA PUBLIKASI UNPAM PRESS ...................................................................................... iii
IDENTITAS MATA KULIAH .....................................................................................................iv
KATA PENGANTAR .................................................................................................................vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... vii
PERTEMUAN 1 .......................................................................................................................... 1
OVERVIEW PEMBELAJARAN EKONOMI ........................................................................... 1
A. Tujuan Perkuliahan ........................................................................................................ 1
B. Uraian Materi ................................................................................................................... 1
1. Konsep Mata Pelajaran Ekonomi .......................................................................... 1
2. Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial ........................................................................ 6
3. Konsep pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan ............................................ 12
4. Konsep pelajaran Akuntansi ................................................................................ 14
C. Topik Diskusi E-Learning ........................................................................................... 16
D. Latihan/Tugas ............................................................................................................... 16
E. Referensi ........................................................................................................................ 17
PERTEMUAN 2 ........................................................................................................................ 18
PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN ................................................................................... 18
A. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................. 18
B. Uraian Materi ................................................................................................................. 18
1. Hakikat pembaharuan ............................................................................................ 18
2. Hakikat Pembaruan dalam Pembelajaran ......................................................... 20
3. Model Pembaruan dalam Pembelajaran ........................................................... 26
C. Topik Diskusi E-Learning ........................................................................................... 28
D. Latihan/Tugas ............................................................................................................... 28
E. Referensi ........................................................................................................................ 29
PERTEMUAN 3 ........................................................................................................................ 30
PEMBELAJARAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI .................................. 30
A. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................. 30
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi viii
B. Uraian Materi ................................................................................................................. 30
1. Urgensi Pembelajaran Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ...................... 30
2. Hakikat pembelajaran berpikir tingkat tinggi .................................................. 31
3. Metode-metode Pembelajaran Beroirentasi untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ................................................................. 33
4. Menyusun soal-soal HOTS ................................................................................... 36
5. Desain Pembelajaran beorientasi pada kemampuan berpikir tingkat
Tinggi ......................................................................................................................... 39
C. Topik Diskusi E-Learning ........................................................................................... 40
D. Latihan/Tugas ............................................................................................................... 41
E. Referensi ........................................................................................................................ 41
PERTEMUAN 4 ........................................................................................................................ 43
PEMBELAJARAN METODE DRILL .................................................................................... 43
A. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................. 43
B. Uraian Materi ................................................................................................................. 43
1. Teori Belajar Behavoristik .................................................................................... 43
2. Hakikat Pembelajaran Metode Drill .................................................................... 46
3. Langkah-langkah penerapan pembelajaran metode drill ............................. 48
4. Kelebihan dan kekurangan penerapan metode drill...................................... 49
C. Topik Diskusi E-Learning ........................................................................................... 50
D. Latihan/tugas................................................................................................................. 50
E. Referensi ........................................................................................................................ 51
PERTEMUAN 5 ........................................................................................................................ 52
MODUL PEMBELAJARAN EKONOMI BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING ........ 52
A. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................. 52
B. Uraian Materi ................................................................................................................. 53
1. Pendahuluan ............................................................................................................ 53
2. Konsep Dasar Modul Sebagai Media Pembelajaran ...................................... 53
3. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) .............. 61
4. Pengintegrasian Konsep Pembelajaran Kontekstual dan Prinsip Desain
Pesan Pembelajaran ke dalam Modul ............................................................... 62
C. Topik Diskusi E-Learning ........................................................................................... 68
D. Soal Latihan/Tugas ...................................................................................................... 68
E. Referensi ........................................................................................................................ 69
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi ix
PERTEMUAN 6 ........................................................................................................................ 70
MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS GUIDED INQUIRY ............................................ 70
A. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................. 70
B. Uraian Materi ................................................................................................................. 70
1. Belajar ........................................................................................................................ 71
2. Pembelajaran ........................................................................................................... 75
3. Modul.......................................................................................................................... 77
4. Modul Pembelajaran Berbasis Guided Inquiry ............................................... 78
C. Topik Diskusi E-learning ............................................................................................ 81
D. Soal Latihan /Tugas ..................................................................................................... 81
E. Referensi ........................................................................................................................ 82
PERTEMUAN 7 ........................................................................................................................ 83
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW .............................................. 83
A. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................. 83
B. Uraian Materi ................................................................................................................. 83
1. Model Pembelajaran ............................................................................................... 83
2. Pengertian Model Pembelajaran ......................................................................... 84
3. Fungsi Model Pembelajaran................................................................................. 87
4. Model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw ................................................... 91
C. Topik DiskusiElearning .............................................................................................. 96
D. Soal Latihan /Tugas ..................................................................................................... 96
E. Referensi ........................................................................................................................ 98
PERTEMUAN 8 ........................................................................................................................ 99
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT
DIVISION (STAD) ..................................................................................................................... 99
A. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................. 99
B. Uraian Materi ................................................................................................................. 99
1. Model Pembelajaran ............................................................................................... 99
2. Model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) ..................................................................................................... 106
C. Topik Diskusi Elearning ........................................................................................... 112
D. Soal Latihan /Tugas ................................................................................................... 112
E. Referensi ...................................................................................................................... 114
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi x
PERTEMUAN 9 ...................................................................................................................... 115
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)MENGGUNAKAN ......................................................... 115
MODEL PEMBELAJARAN PREDICT - OBSERVE - EXPLAIN (POE) ....................... 115
A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 115
B. Uraian Materi ............................................................................................................... 115
1. Belajar ...................................................................................................................... 116
2. Pembelajaran ......................................................................................................... 120
3. Lembar Kerja Siswa (LKS) .................................................................................. 122
4. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Melalui Pendekatan Predict –
Observe - Explain (POE) ..................................................................................... 124
C. Topik Diskusi Elearning ........................................................................................... 127
D. Soal Latihan /Tugas ................................................................................................... 127
E. Referensi ...................................................................................................................... 129
PERTEMUAN 10 .................................................................................................................... 130
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ............................................................. 130
NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) ............................................................................ 130
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ...................................................................................... 130
B. URAIAN MATERI ......................................................................................................... 130
1. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together (NHT)
dalam proses pembelajaran. .............................................................................. 130
2. Pengertian Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head
Together .................................................................................................................. 130
3. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together ......... 134
4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered
Head Together ....................................................................................................... 137
5. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together
Dalam Pembelajaran ............................................................................................ 138
C. TOPIK DISKUSI ELEARNING .................................................................................. 140
D. LATIHAN/TUGAS ........................................................................................................ 141
E. REFERENSI .................................................................................................................. 142
PERTEMUAN 11 .................................................................................................................... 143
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ............................................................. 143
ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) ............................................................................... 143
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ...................................................................................... 143
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi xi
B. URAIAN MATERI ......................................................................................................... 143
1. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing (Bermain Peran)
dalam proses pembelajaran. .............................................................................. 143
2. Pengertian Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Role Playing
................................................................................................................................... 143
3. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing .................................. 146
4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing
................................................................................................................................... 150
5. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing Dalam
Pembelajaran ......................................................................................................... 152
C. TOPIK DISKUSI ELEARNING .................................................................................. 154
D. LATIHAN/TUGAS ........................................................................................................ 154
E. REFERENSI .................................................................................................................. 155
PERTEMUAN 12 .................................................................................................................... 157
MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING
COMPOSTITION (CIRC) ...................................................................................................... 157
A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 157
B. Uraian Materi ............................................................................................................... 157
1. Pendahuluan .......................................................................................................... 157
2. Konsep Dasar Model Pembelajaran ................................................................. 158
3. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif ........................................................ 161
4. Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading Composition ...... 164
C. Topik Diskusi E-Learning ......................................................................................... 168
D. Soal Latihan/Tugas .................................................................................................... 168
E. Referensi ...................................................................................................................... 169
PERTEMUAN 13 .................................................................................................................... 170
MODEL PEMBELAJARAN CAROUSEL FEEDBACK ................................................... 170
A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 170
B. Uraian Materi ............................................................................................................... 170
1. Pendahuluan .......................................................................................................... 170
2. Konsep Dasar Model Pembelajaran ................................................................. 171
3. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif ........................................................ 174
4. Model pembelajaran Carousel Feedback ....................................................... 177
C. Topik Diskusi E-Learning ......................................................................................... 180
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi xii
D. Soal Latihan/Tugas .................................................................................................... 180
E. Referensi ...................................................................................................................... 181
PERTEMUAN 14 .................................................................................................................... 182
MODEL PEMBELAJARAN PROJECT-BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA
PEMBELAJARAN FLASHCARD ........................................................................................ 182
A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 182
B. Uraian Materi ............................................................................................................... 183
1. Pendahuluan .......................................................................................................... 183
2. Konsep Dasar Model Pembelajaran ................................................................. 183
3. Model Pembelajaran Project-Based Learning ............................................... 184
4. Media Pembelajaran ............................................................................................. 188
5. Pembaharuan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi ...................................... 192
C. Topik Diskusi E-Learning ......................................................................................... 193
D. Soal Latihan/Tugas .................................................................................................... 193
E. Referensi ...................................................................................................................... 194
PERTEMUAN 15 .................................................................................................................... 195
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ............................................................. 195
PROBLEM BASED LEARNING (PBL) .............................................................................. 195
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ...................................................................................... 195
B. URAIAN MATERI ......................................................................................................... 195
1. Pengertian Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Problem Based
Learning .................................................................................................................. 195
2. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Problem Based Learning ........... 200
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Problem
Based Learning ..................................................................................................... 203
4. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Problem Based Learning
Dalam Pembelajaran ............................................................................................ 205
C. Topik Diskusi Elearning ........................................................................................... 206
D. Latihan/tugas............................................................................................................... 207
E. Referensi ...................................................................................................................... 208
PERTEMUAN 16 .................................................................................................................... 209
LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MEDIA ILUSTRASI KOMIK ............................. 209
A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 209
B. Uraian Materi ............................................................................................................... 210
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi xiii
1. Konsep dasar Lembar Kerja Siswa .................................................................. 210
2. Komik Sebagai Media dalam Pembelajaran ................................................... 214
C. Topik Diskusi E-Learning ......................................................................................... 220
D. Soal Latihan/Tugas .................................................................................................... 220
E. Referensi ...................................................................................................................... 221
PERTEMUAN 17 .................................................................................................................... 222
MEDIA PEMBELAJARAN WEBQUEST ........................................................................... 222
A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 222
B. Uraian Materi ............................................................................................................... 222
1. Pengertian Konsep Media Pembelajaran Webquest ................................... 222
2. Sintak Pembuatan Media Pembelajaran Webquest ..................................... 226
3. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Webquest .................... 227
4. Merancang Media Pembelajaran Webquest ................................................... 228
C. Topik Diskusi Elearning ........................................................................................... 233
D. Latihan/ Tugas ............................................................................................................ 233
E. Referensi ...................................................................................................................... 234
PERTEMUAN 18 .................................................................................................................... 236
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GAMIFICATION .............................. 236
A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 236
B. Uraian Materi ............................................................................................................... 236
1. Pengertian Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Gamification ......... 236
2. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Gamification ................................. 240
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Gamification ............... 242
4. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Gamification Dalam
Pembelajaran ......................................................................................................... 243
C. Topik Diskusi Elearning ........................................................................................... 245
D. Latihan/tugas............................................................................................................... 246
E. Referensi ...................................................................................................................... 247
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 1
PERTEMUAN 1
OVERVIEW PEMBELAJARAN EKONOMI
A. Tujuan Perkuliahan
Setelah mengikuti perkuliahan pada pertemuan ini, mahasiswa mampu:
1. Memahami konsep Ekonomi
2. Memahami konsep Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
3. Memahami Konsep Kewirausahaan
4. Memahami konsep Akuntansi
B. Uraian Materi
PETA KONSEP
1. Konsep Mata Pelajaran Ekonomi
Istilah ekonomi berasal dari bahasa inggris Economy. Kata economy
berasal dari bahasa yunani yakni oikonomike yang artinya pengelolaan rumah
tangga. Pengelolaan rumah tangga ini yakni suatu usaha dalam pembuatan
keputusan dan pelaksanaannya berhubungan dengan pengalokasian sumber
daya rumah tangga yang terbatas dengan tetap mempertimbangkan
kemampuan, usaha dan keinginan masing-masing (Damsar & Indriyani: 2013).
Dalam perkembangannya pada kajian akademik dikenal dengan istilah ilmu
ekonomi. Ilmu ekonomi merupakan bagian disiplin ilmu sosial (social
science)yang mempelajari bagaimana manusia memenuhi kebutuhan hidupnya,
dengan ilmu ekonomi manusia dapat mengambil keputusan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Ilmu ekonomi senantiasa bermanfaat
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 2
apabila masalah yang dipelajari ilmu ekonomi terkait dengan keterbatasan
sumber daya yang langka, sumber daya yang tidak langka tidak dipelajari dalam
ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi menganalisis terkait dengan barang apa yang harus
diproduksi, bagaimana cara memproduksinya dan untuk siapa barang dan jasa
diproduksi (Rahardja dan Manurung; 2004).
Dalam perkembangannya materi-materi dalam ilmu ekonomi diajarkan
untuk tujuan pendidikan, sehingga merupakan bagian dari ilmu pengetahuan
sosial atau yang dikenal dengan IPS (social studies) selain materi ilmu sejarah,
ilmu sosiologi dan ilmu geografi. Menurut Harold Kincaid (dalam Sapriya: 2009)
Social sciences represent yet another attempt to solve the puzzles inherent in the
situation of man in society. Social studies bukan sub disiplin ilmu tersendiri,
namun menggunakan materi dari ilmu-ilmu sosial (social science) untuk tujuan
pedagogis.Mata pelajaran ekonomi merupkan bagian dari pelajaran ilmu sosial,
di tingkat sekolah menengah pertama dikenal dengan pendekatan terpadu.
Sedangkan dijenjang sekolah menengah atas (SMA) mata pelajaran ekonomi
diajarkan dengan menggunakan pendekatan terpisah (separated).
a. Landasan Pembelajaran Ekonomi
Menurut Yulhendri dan Sofyan (2016) Pembelajaran ekonomi
merupakan upaya yang dilakukan untuk mentransformasi nilai, ketrampilan
dan pengetahuan kepada warga belajar terkait dengan perannya sebagai
konsumen maupun sebagai produsen.
b. Landasan lingkungan
Lingkungan pendidikan senantiasa terus berubah, karena lingkungan
disekitar kita begitu dinamis. Perubahan yang terjadi dimasyarakat begitu
cepat terkait dengan teknologi, informasi, sosial, budaya dan perkembangan
ilmu pengetahuan. Seperti sekarang ini trend ekonomi dari konvensional ke
arah yang serba digital seperti merebaknya e-commerce trend belanja barang
yang serba online, kemudahan dalam alat pembayaran e-money
menggantikan peran uang yang selama ini digunakan dalam keseharian kita.
Melihat tersebut diharapkan sebagai bagian dari masyarakat mampu
menyesuaiakn dengan perubahan serta tuntutan perubahan tersebut.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 3
c. Landasan Perkembangan materi ekonomi
Materi ekonomi dari waktu ke waktu mengalami perubahan dan evolusi.
Corak ekonomi menyesuiakan dengan masa pemerintahan masa tersebut dan
kemana arah ekonomi akan dibawa yang setiap pemerintahan memiliki
karaktersitik ekonominya masing-masing. Perjalanan sejarah bangsa
Indonesia ini dari kurun waktu awal kemerdekaan hinga sering dengan
pergantian rezim kekuasaan turut mempengaruhi juga dalam sistem politik
dinegara ini. Menurut Yulhendri dan Sofyan (2016) awal pembentukan negara
lebih didominasi oleh pemikiran sosialis dan perjuangan pada kaum penjajah
yang mendominasi kekayaan strategis Negara dalam bentuk perusahan yang
disebut kompeni. Maka hal tersebut pemikiran ekonomi lebih dominan
kelembagaan, maka materi-materi ekonomi dominan yang diajarkan untuk
mewujudkan pencapaian ideolohi negara. Kemudian orde baru membuka
ekonomi pasar sehingga terbentukalh grup-grup negara dan perushaan yang
melakukan ekspansi bisnis di Indonesia.
d. Perkembangan Kurikulum Pendidikan Ekonomi
Istilah kurikulum tidak asing ditelinga masyarakat, karena ketika
berbicara pendidikan maka didalamnya terkait istilah kurikulum melekat dalam
pendidikan tersebut. Secara terminologi kurikulum berasal dari istilah yunani
yang pada mulanya istilah tersebut dikenal dalam dunia olahraga. Istilah
yunani kurikulum dikenal dengan istilah “curir “atau pelari dan “curure “yang
berarti tempat berpacu. Dapat disimpulkan kurikulum merupakan acuan jarak
yang ditempuh untuk mencapai sebuah finish.
Awalnya kurikulum lebih dimaknai sejumlah materi pelajaran yang harus
dikuasi oleh peserta didik, ada dua hal yang menjadi penekanannya berupa isi
kurikulum berupa mata pelajaran dan tujuan kurikulum berupa penguasaan
kompetensi peserta didik tersebut. Namun dalam perkembangannya
kurikulum menekankan pada pengalaman belajar yang dialami oleh peserta
didik.
Kurikulum merupakan instrument untuk mencapai tujuan pendidikan,
masyarakat awam yang belum mengerti konteks kurikulum sering
menganalogikan ganti menteri ganti kurikulum, hal tersebut tidaklah
sepenuhnya benar karena kurikulum diperbaruhi untuk menyesuaikan
perkembangan zaman serta tuntutan lingkungan sekitar yang terus berubah.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 4
Namun di Indonesia diakui sering kita lihat pergantian kabinet suatu
pemerintahan biasanya terjadi pergantian kurikulum, sehingga masyarakat
berasumsi hal diatas, ganti menteri pendiidkan ganti kurikulum walaupun
anggapan tersebut tidaklah sepenuhnya benar. Menurut Mulyasa (2013)
Pengembangan kurikulum merupakan sesuatu proses yang kompleks, dan
melibatkan berbagai komponen yang saling terkait. Kurikulum sifatnya dinamis
dan perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman, meskipun demikian
perubahan dan pengembangannya harus dilakukan secara sistematis dan
terarah serta tidak asal berubah.
Selain kurikulum disesuaikan dengan perubahan dan tantangan zaman
serta kebutuhan terkait dengan kompetensi yang diharapkan, perkembangan
kurikulum dilihat dari sejarah bangsa ini disesuaikan dengan kepentingan
politik suatu pemerintahan dimana periode pemerintahan tersebut berkuasa,
seperti yang terlihat dalam perjalanan sejarah bangsa ini pada zaman
penjajahan belanda dan jepang.
Perubahan kurikulum ekonomi merupakan bagian dari pembaruan
kurikulum pendidikan nasional, dimana tercatat sejak kemerdekaan Indonesia
sudah beberapa kali terjadi perubahan kurikulum tersebut diawal
kemerdekaan tahun 1947 yang memuat daftar mata pelajaran dan jam
pengajarannya serta garis-garis besar pengajaran, secara periodik
perkembangan dengan kurikulum di Indonesia diawali pada tahun 1947,
kurikulum tahun 1952, kurikulum tahun 1964, kurikulum tahun 1968, kurikulum
tahun 1975, kurikulum tahun 1984, kurikulum tahun 2004 yang dikenal dengan
istilah kurikulum KBK (kurikulum berbasis kompetensi), kurikulum tahun 2006
yang dikenal dengan istilah KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) dan
kurikulum tahun 2013 kemudian kurikulum tahun 2013 versi revisi tahun 2016
dan 2018.
Menurut Yulhendri dan Syofyan (2016) tahun 1952 mengalami
penyempurnaan dan diberi nama retjana pelajaran terurai 1952, isi pelajaran
didalamnya harus mengaitkan dengan kesenian, pendidikan watak dan
jasmani. Kemudian diperiode berikutnya tahun 1964 kembali pada kurikulum
rencana pelajaran. Pada tahun 1968 kurikulum berubah mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial dan ilmu ekonomi hingga pada
perubahan kurkulum pada tahun 1975. Kurikulum 1984 atau sering dikenal
dengan istilah CBSA (cara siswa belajar aktif) menekankan pelajaran ekonomi
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 5
dalam kurikulum ini dipisahkan satu persatu, kemudian tahun 1994
penyempurnaan pada pendidikan sejarah. Pada tahun2004 kurikulumnya
menekankan agar peserta didik mengikuti pendidikan sejarah disekolah yang
di inginkan. Kemudian tahun 2006 guru diberi keleluasaan untuk
merencanakan pembelajaran disekolah disesuaikan dengan kondisi sekolah
serta lingkungan berada. Tahun 2013 kurikulumnya menekankan pada aspek
sikap, pengetahuan dan ketrampilan disemua mata pelajarannya tak
terkecuali dalam mata pelajaran ekonomi tersebut. Pada kurikulum 2013 ini
penjurusan IPA atau IPS dilakukan semenjak kelas X yang sebelumnya pada
kelas XI SMA. Adapun kompetensi dasar (pengetahuan) mata pelajaran
ekonomi menurut Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 lampiran 12 adalah
sebagai berikut.
Kompetensi dasar Ekonomi Kelas X
3.1 Menganalisis konsep dan metode penghitungan pendapatan nasional
3.2 Menganalisis konsep pertumbuhan
3.3 Menganalisis peran pelaku ekonomi dalam kegiatan ekonomi
3.4 Mendeskripsikan terbentuknya keseimbangan pasar dan struktur pasar
3.5 Mendeskripsikan lembaga jasa keuangan dalam perekonomian
3.6 Mendeskripsikan bank sentral, sistem pembayaran, dan alat pembayaran
dalam perekonomian Indonesia
3.7 Mendeskripsikan konsep badan usaha dalam perekonomian Indonesia.
3.8 Mendeskripsikan perkoperasian dalam perekonomian Indonesia.
3.9 Mendeskripsikan konsep manajemen
Kompetensi Dasar Ekonomi Kelas XI
3.1 Menganalisis konsep dan metode penghitungan pendapatan nasional.
3.2 Menganalisis konsep pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi
serta permasalahan dan cara mengatasinya
3.3 Menganalisis permasalahan ketenagakerjaan dalam pembangunan
ekonomi
3.4 Menganalisis indeks harga dan inflasi
3.5 Menganalisis kebijakan moneter dan kebijakan fiscal
3.6 Menganalisis APBN dan APBD dalam pembangunan ekonomi
3.7 Menganalisis perpajakan dalam pembangunan ekonomi
3.8 Mendeskripsikan kerja sama ekonomi internasional
3.9 Menganalisis konsep dan kebijakan perdagangan internasional.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 6
Kompetensi Dasar Kelas XII Ekonomi
3.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi.
3.2 Mendeskripsikan konsep persamaan dasar akuntans
3.3 Menganalisis penyusunan siklus akuntansi pada perusahaan jasa
3.3 Menganalisis tahapan penutupan siklus akuntansi pada perusahaan jasa
3.4 Menganalisis penyusunan siklus akuntansi pada perusahaan dagang
3.5 Menganalisis tahapan penutupan siklus akuntansi pada perusahaan
dagang
2. Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial
Istilah IPS atau ilmu pengetahuan sosial merupakan nama mata pelajaran
disekolah dari tingkat dasar hingga menengah, atau nama bidang studi pada
program studi di perguruan tinggi dengan istilah social studies (Sapriya: 2009).
Istilah IPS di Indonesia merupakam kesepakatam para pakar di indonesiaa saat
seminar nasional tentang civic education tahun 1972 di tawangmangu solo,
dalam dunia pendidikan di Indonesia IPS digunakan sebagai mata pelajaran
mulai pertama diterapkan dalam kurikulum 1975. Bidang studi IPS berasal dari
amerika serikat yang dikenal dengan social studies. Di Indonesia, IPS sebagai
mata pelajaran erat kaitanya dengan perkembangan social studies dinegara
maju.
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan suatu program pendidikan dan
bukan sub disiplin ilmu tersendiri dan tidak ditemukan dalam nomenklatur filsafat
ilmu ,disiplin ilmu-ilmu sosial maupun ilmu pendidikan (Soemantri dalam
Gunawan: 2013). Menurut National council for social studies (NCSS) IPS disebut
sebagai social scienceeducation dan social studies. Artinya IPS mengikuti mata
pelajaran seperti geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antroplpgi,
psikologi dan lain sebagainya.
Definisi social studies menurut NCSS “ Social studies is the integrated
study of the social sciences and humanities to promote civic competente. Within
the school program, social studies provides coordinated, systematic study
drawing upon such disicplines as anthropology, archeology, economics,
geography, history, law, philosophy, political science, phsychology, religion, and
sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics and
natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young develop
the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as
citizen of a culturally diverse, democratic society in a interindependet world.”
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 7
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa materi dalam social studies
merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu dengan menggunakan
pendekatan integrated approach (pendekatan integrasi).
IPS (social studies) berbeda dengan ilmu sosial (social science)
Gambar 1. Ilmu Pendukung IPS
Semua bidang keilmuan baik ilmu-ilmu alam, ilmu –ilmu sosial dan
humaniora berakar pada filsafat, dan ketiga hal tersebut merupakan ilmu
pendukung IPS (social studies). Menurut Soemantri (dalam Sapriya :2009)
dalam struktur ilmu baik ilmu sosial maupun pendidikan nama social studies atau
pendidikan IPS bukan sebagai sub disiplin ilmu, hal ini dikarenakan karena social
studies merupakan sebuah program pendidikan dan bukan sub disiplin ilmu.
Keberadaan IPS di Indonesia seiring dengan kurikulum pendidikan yang
ada di Indonesia, dilihat dari perjalanan panjang kurikulum pendidikan negara ini
Pendidikan IPS tahun 1945-1964
Pada tahun 1945-1964 belum ada istilah IPS, namun pembelajarannya
memiliki karakteristik yang sama dengan IPS menurut edgar Wesley (1937) “
social studies are the social sciences simplified for pedagogical purposes” namun
saat itu pembelajarannya ada mata pelajaran sejarah, geografi, civics, koperasi
yang disampaikan secara terpisah pada jenjang sekolah dasar, sedangkan pada
jenjang sekolah menengah diajarkan mata pelajaran sosiologi, ekonomi dan
antropologi.
AGAMA
FILSAFAT
ILMU-ILMU ALAM (NATURAL SCIENCES)
ILMU-ILMU SOSIAL (SOCIAL SCIENCES)
HUMANITIS
(HUMANIORA)
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (SOCIAL STUDIES)
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 8
Pendidikan IPS dalam kurikulum 1964-1968
Dalam kurikulum 1964, perubaha pendekatan dalam pembelajaran IPS,
walaupun pada saat tersebut istilah PIPS belum dikenal. Dimyati (1089)
menanamakan pendekatan yang digunakan bersifat korelatif dari ilmu-ilmu
sosial. Mata pelajaran pendidikan kemasyarakatan yang terdiri dari korelasi dari
mata pelajaran ilmu bumi, civics dan sejarah. Kemudian kurikulum tahun 1968
masih berlaku, istilah IPS (ilmu pengetahuan sosial) muncul pada seminar
nasional tentang civic education tahun 1972 ditawangmangu solo. Menurut
winaputra (2001) dalam laporan seminar tersebut ada tiga istilah yang muncul
yang digunakan dalam bertukar pakai (interchangeable) yakni pengetahuan
sosial, studi sosial dan ilmu pengetahuan sosial yang dipilih serta dikembangkan
dengan menggunakan pendekatan interdisipliner agar siswa mampu memahami
masaah sosial.
Dalam dunia persekolahan IPS sebagai mata pelajaran mulai tahun 1972-
1973 dalam kurikulum proyek perintis sekolah pembangunan (PPSP) IKIP
Bandung (Winaputra, 2001). Pada waktu tersebut IPS belum masuk dalam
kurikulu SD, SMP atau SMA. Menurut winaputra pada kurikulum SD 8 tahun
PPSP menggunakan istilah pendidikan kewarganegaraan negara/ studi sosial”
sebagai mata pelajaran sosial terpadu, dalam kurikulum PPSP tersebut IPS
disamaartikan dengan kewarganegaraan negara.
Tahun 1975 pengembangan kurikulum tidak dikembangkan oleh
kemenrian atau departemen pendidikan, namun oleh sebuah lembaga
dibawahnya yang dinamakan pusat pengembangan kurikulum. Pada kurikulum
tersebut menggunakan pendekatan yang berbeda dari kurikulum sebelumnya.
Pada kurikulum sebelumnya menggunakan nama disiplin ilmu-ilmu sosial
sebagai nama mata pelajaran pada kurikulum 1975 menggunakan nama IPS
(ilmu pengetahuan sosial). Dalam kurikulum dasar materi board file IPS meliputi
disiplin geografi, sejarah dan ekonomi sebagai disiplin utama. Pada jenjan MI/SD
mata pelajara IPS menggunakan pendekatan sesuai dengan ide IPS, pada
jenjang MTs/SMP menggunakan pendekatan terpisah, sedangkan pada jenjang
menengah materi IPS meliputi geografi dan kependudukan, sejarah, antroplogo
budaya, ekonomi dan koperasi serta tat buku dan hitung dagang. Pada kurikulum
tersebut IPS merupakan paduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran ilmu sosial.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 9
Pendidikan IPS dalam kurikulum 1994,
Kurikulum 1994 mulai digunakan tahun 1994 yaitu tahun ajaran 1994/1995.
Dalam keputusan Mendikbud Nomor 060/U/1993 dijelaskan yakni pada jenjang
pendidikan dasar terdapat mata pelajaran yang disebut ilmu pengetahuan sosial
(IPS) yang mencakup ilmu bumi, sejarah dan ekonomi. IPS sebagai suatu mata
pelajaran pada jenjang pendidikan dasar memiliki anggota disiplin ilmu yang
sama dengan kurikulum sebelumnya. Untuk pelajaran IPS kurikulum 1994,
menetapkan karakteristik sebagai berikut : (1) mata pelajaran IPS untuk SD
masih tetap menggunakan pendekatan terpadu (integrated) dan berlaku untuk
kelas III sampai dengan kelas VI sedangkan untuk kelas I dan II tidak secara
eksplisit bahwa IPS sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, (2) mata
pelajaran IPS untuk SMP tidak mengalami perubahan pendekatan masih bersifat
terkonfederasi (correlated) yang mencakup geografi, sejarah, dan ekonomi
koperasi; dan (3) mata pelajaran IPS untuk SMA menggunakan pendekatan
terpisah (separated) atas mata pelajaran sejarah nasional dan sejarah umum
untuk kelas I dan II; ekonomi dan geografi untuk kelas I dan II; sosiologi kelas
IIsejarah budaya untuk kelas kelas III program bahasa; ekonomi, sosiologi, tata
negara, dan antropologi untuk kelas III program IPS.
Perkembangan IPS dalam kurikulum 2006/ permendiknas
Pada tahun 2003 disahkan Undang-undang tentang sistem pendidikan
nasional, dengan disahkanya undang-undang tersebut berdampak terhadap
perubahan sistem kurikulum di Indonesia. Implikasi dari ketentuan undang-
undang tersebut lahirnya peraturan pemerintah (PP) nomor 9 tahun 2005 tentang
standar nasional pendidikan. Dalam PP tersebut dijelaskan bahwa kriteria
minimal tending sistem pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan
kurikulum, tenaga kependidikan negara kesatuan republic Indonesia menurut
pasal 35 Undang-undang No. 20 tahun 2003. Standar nasional pendidikan
digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, serta
kebiijakan dan sarana prasarana, pengelolaan dan pembiayaan.
Pasal 2 ayat (1) peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 dinyatakan
bahwa lingkup standar nasional meliputi: standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pembiayaan, standar pengelolaan standar
pembiayaan dan standar penilian pendidikan.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 10
Pasal 37 Undang-undang sistem pendidikan nasional dikemukakan bahwa
mata pelajaran IPS merupakan muatan wajib yang harus ada kurikulum
pendidikan dasar dan menengah. Pada bagian penjelasan UU pasal 37 bahwa
kajian ilmu pengetahuan sosial, antara lain ilmu bumi, sejarah, ekonomi,
kesehatan dan sebagainya dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial
masyarakat.
IPS dalam kurikulum 2013
Pada kurikulum 2013 menekan pengembangan pembelajaran ditekankan
pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam SKL. Penekanan
penguasaan kompetensi yang dibutuhkan pada saat ini dan masa depan,
penekanan pembelajaran dalam kurikulum 2013 yakni menekankan pada
pembelajaran aktif dan interaktif, dalam kurikulum tersebut terdapat beberapa
perubahan yakni pada standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi
dan standar penilaian. Dalam kurikulum 2013 mata pelajaran IPS tercantum
dalam struktur kurikulum pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs, sedangkan pada
jenjang SMA dan SMK tidak ada mata pelajaran IPS tetapi mata pelajaran yang
dikelompokkan pada kelompok ilmu-ilmu sosial.
Adapun kompetensi dasar (pengetahuan) mata pelajaran IPS menurut
Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 lampiran 11 adalah sebagai berikut
Kompetensi Dasar IPS Kelas VII
3.1 Memahami konsep ruang (lokasi, distribusi, potensi, iklim, bentuk muka bumi,
geologis, flora, dan fauna) dan interaksi antarruang di Indonesia serta
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia dalam aspek ekonomi, sosial,
budaya, dan pendidikan.
3.2 Mengidentifikasi interaksi sosial dalam ruang dan pengaruhnya terhadap
kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya dalam nilai dan norma serta
kelembagaan sosial budaya
3.3 Memahami konsep interaksi antara manusia dengan ruang sehingga
menghasilkan berbagai kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi,
permintaan, dan penawaran) dan interaksi antarruang untuk
keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 11
3.4 Memahami kronologi perubahan, dan kesinambungan dalam kehidupan
bangsa Indonesia pada aspek politik, sosial, budaya, geografis, dan
pendidikan sejak masa praaksara sampai masa Hindu-Buddha dan Islam.
Kompetensi Dasar IPS Kelas VIII
3.1 Menelaah perubahan keruangan dan interaksi antarruang di Indonesia dan
negara-negara ASEAN yang diakibatkan oleh faktor alam dan manusia
(teknologi, ekonomi, pemanfaatan lahan, politik) dan pengaruhnya terhadap
keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, budaya, dan politik.
3.2 Menganalisis pengaruh interaksi sosial dalam ruang yang berbeda terhadap
kehidupan sosial dan budaya serta pengembangan kehidupan kebangsaan
3.3 Menganalisis keunggulan dan keterbatasan ruang dalam permintaan dan
penawaran serta teknologi, dan pengaruhnya terhadap interaksi antarruang
bagi kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya di Indonesia dan negara-negara
ASEAN
3.4 Menganalisis kronologi, perubahan dan kesinambungan ruang (geografis,
politik, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya) dari masa penjajahan sampai
tumbuhnya semangat kebangsaan
Kompetensi Dasar IPS Kelas IX
3.1 Menelaah perubahan keruangan dan interaksi antarruang negara-negara
Asia dan benua lainnya yang diakibatkan faktor alam, manusia dan
pengaruhnya terhadap keberlangsungan kehidupan manusia dalam
ekonomi, sosial, pendidikan dan politik
3.2 Menganalisis perubahan kehidupan sosial budaya Bangsa Indonesia dalam
menghadapi arus globalisasi untuk memperkokoh kehidupan kebangsaan
3.3 Menganalisis ketergantungan antarruang dilihat dari konsep ekonomi
(produksi, distribusi, konsumsi, harga, pasar) dan pengaruhnya terhadap
migrasi penduduk, transportasi, lembaga sosial dan ekonomi, pekerjaan,
pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat
3.4 Menganalisis kronologi, perubahan dan kesinambungan ruang (geografis,
politik, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya) dari awal kemerdekaan sampai
awal reformasi
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 12
3. Konsep pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan
Era globalisasi seperti saat ini menuntut masyarakat memiliki kompetensi,
daya saing, oleh sebab itu diperlukanlah inovasi dan kreatifitas untuk menjawab
tantangan tersebut. selain masyarakat dihadapkan pada tantangan,banyak
masalah sosial yang ada disekita kita,pengangguran, kemisikanan dan lain
sebainya. Penelitian Anwar (2018) menunjukkan bahwa faktor pendidikan
rendah mempengaruhi tingkat kemiskinan. Kemiskinan merupakan salahsatu
masalah sosial yang dapat dikurangi dengan banyaknya masyarakat yang
berwirausaha. Untuk mencapai tersebut perlu dibekali para siswa terkait dengan
pengetahuan kewirausahaan. Mata pelajaran kewirasuahaan merupakan mata
pelajaran wajib dalam kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 prakarya dan
kewirausahaan diajaran dijenjang menengah atas yakni di SMA, MA dan SMK.
Mata pelajaran kewirausahaan membekali para siswa
Kurikulum 2013 terkait dengan mata pelajaran kewirausahaan
disempurnakan menjadi prakarya dan kewirausahaan. Adapun kompetensi dasar
(pengetahuan) mata pelajaran kewirausahaan SMA/MA/SMK menurut
Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 lampiran 49 adalah sebagai berikut
Kompetensi dasar Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X
3.1 Menganalisis tahapan penutupan siklus akuntansi pada perusahaan dagang
3.2 Memahami perencanaan usaha kerajinan dengan inspirasi budaya lokal non
benda (misalnya cerita rakyat, mitos, simbol, tarian, pantun dan upacara
adat) yang meliputi ide dan peluang usaha, sumber daya, administrasi dan
pemasaran
3.3 Menganalisis sistem produksi kerajinan dengan inspirasi budaya lokal non
benda dan material daerah sekitar berdasarkan daya dukung yang dimiliki
oleh daerah setempat
3.4 Memahami perhitungan biaya produksi (Harga Pokok Produksi) produk
kerajinan dengan inspirasi budaya non benda
3.5 Memahami pemasaran produk kerajinan dengan inspirasi budaya non benda
secara langsung
3.6 Menganalisis proses evaluasi hasil kegiatan usaha kerajinan dengan inspirasi
budaya non benda
3.7 Memahami perencanaan usaha kerajinan dengan inspirasi artefak/objek
budaya lokal (misalnya pakaian daerah, wadah tradisional, dan senjata
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 13
tradisional) yang meliputi ide dan peluang usaha, sumber daya, administrasi,
dan pemasaran
3.8 Menganalisis sistem produksi berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh
daerah setempat untuk kerajinan dengan inspirasi artefak/objek budaya lokal
dan material dari daerah sekita
3.9 Memahami perhitungan biaya produksi (Harga Pokok Produksi) produk
kerajinan dengan inspirasi artefak/objek budaya lokal
3.10 Memahami strategi pemasaran produk kerajinan dengan inspirasi
artefak/objek budaya lokal secara langsung
3.11 Memahami proses evaluasi hasil kegiatan usaha kerajinan dengan inspirasi
artefak/objek budaya local.
Kompetensi Dasar Kelas XI
3.1 Memahami perencanaan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk
bangun datar (sebagai solusi dari masalah lingkungan hidup) meliputi ide,
peluang usaha, sumber daya, administrasi dan pemasaran
3.2 Menganalisis sistem produksi kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun
datar berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh daerah setempat
3.3 Memahami perhitungan titik impas (Break Even Point) usaha kerajinan dari
bahan limbah berbentuk bangun datar
3.4 Menganalisis strategi promosi produk usaha kerajinan dari bahan limbah
berbentuk bangun datar
3.5 Menganalisis laporan kegiatan usaha kerajinan dari bah
3.6 Memahami perencanaan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk
bangun ruang (sebagai solusi dari masalah lingkungan hidup) meliputi ide,
peluang usaha, sumber daya, administrasi dan pemasaran.
3.7 Menganalisis system produksi kerajinan dari bahan limbah berbentuk
bangun ruang berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh daerah setempat
3.8 Memahami perhitungan titik impas (Break Even Point) usaha kerajinan dari
bahan limbah berbentuk bangun ruang
3.9 Menganalisis strategi promosi produk usaha kerajinan dari bahan limbah
berbentuk bangun ruang
3.10 Menganalisis laporan kegiatan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk
bangun ruang
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 14
Kompetensi Dasar Kelas XII
1.1 Memahami perencanaan usaha kerajinan yang berdasarkan pada kebutuhan
dan keinginan lingkungan sekitar/pasar lokal meliputi ide dan peluang usaha,
sumber daya, administrasi, dan pemasaran
1.2 Menganalisis sistem produksi kerajinan yang berdasarkan pada kebutuhan
dan keinginan lingkungan sekitar/pasar lokal berdasarkan daya dukung yang
dimiliki oleh daerah setempat
1.3 Memahami perhitungan titik impas (Break Even Point) usaha kerajinan yang
berdasarkan pada kebutuhan dan keinginan lingkungan sekitar/ pasar lokal
1.4 Menganalisis media promosi untuk produk hasil usaha kerajinan yang
berdasarkan pada kebutuhan dan keinginan lingkungan sekitar/pasar lokal
1.5 Menganalisis sistem konsinyasi untuk kerajinan yang berdasarkan pada
kebutuhan dan keinginan lingkungan sekitar/pasar lokal
1.6 Memahami perencanaan usaha kerajinan berdasarkan pada kebutuhan dan
keinginan pasar global yang meliputi ide dan peluang usaha, sumber daya,
administrasi, dan pemasaran
1.7 Menganalisis sistem produksi kerajinan yang berdasarkan pada kebutuhan
dan keinginan pasar global dengan daya dukung yang dimiliki oleh daerah
setempat
1.8 Mengevaluasi kegiatan usaha kerajinan yang berdasarkan pada kebutuhan
dan keinginan pasar global
1.9 Menganalisis media promosi untuk produk hasil usaha kerajinan yang
berdasarkan pada kebutuhan dan keinginan pasar global
1.10 Menganalisis sistem konsinyasi kerajinan yang berdasarkan pada
kebutuhan dan keinginan pasar global
4. Konsep pelajaran Akuntansi
Pelajaran akuntansi pada jenjang SMK pada kurikulum 2013 selain
penyederhanaan jumplah mata pelajarannya juga meningkatkan jam kegiatan
belajar mengajar, dengan berubahnya jumlah mata pelajaran akuntansi
diharapkan kegiatan belajar mengajar menjadi mudah. Adapun Kompetensi
Dasar menurut SK Dirjen Dikdasmen No:330/D.D5/KEP/KR/2017 adalah sebagai
berikut.
Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Akuntansi Dasar SMK/MAK
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 15
3.1 Memahami pengertian, tujuan, peran akuntansi dan pihak-pihak yang
membutuhkan informasi akuntansi
3.2 Memahami jenis-jenis profesi akuntansi (bidang-bidang spesialisasi
akuntansi, pentingnya etika profesi)
3.3 Memahami jenis dan bentuk badan usaha
3.4 Memahami asumsi, prinsipprinsip dan konsep dasar akutansi.
3.5 Memahami siklus akuntansi
3.6 Menerapkan persamaan dasar akuntansi
3.7 Memahami transaksi bisnis perusahaan baik perusahaan jasa, dagang dan
manufacture
3.8 Menerapkan jurnal, konsep debet dan kredit, saldo normal, sistematika
pencatatan, dan bentuk jurnal
3.9 Menerapkan buku besar
3.10 Menganalisis jurnal penyesuaian
3.11 Menganalisis perkiraan untuk menyusun neraca lajur sebagai pembantu
dalam membuat laporan keuangan
Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Akuntansi Keuangan SMK/MAK
3.1 Menganalisis pencatatan transaksi penjulan barang dagangan secara kredit,
wesel, dan penjualan angsuran
3.2 Menerapkan pengukuran dan pengakuan piutang
3.3 Menganalisis metode langsung dan metode cadangan untuk piutang tidak
tertagih
3.4 Menganalisis kartu piutang
3.5 Menganalisis piutang wesel
3.6 Menerapkan pencatatan utang jangka pendek (pembelian barang dagang
secara kredit, wesel, pembelian angsuran, utang pajak, utang gaji, dan
pendapatan diterima dimuka)
3.7 Menganalisis Kartu Utang
3.8 Menerapkan pencatatan persediaan
3.9 Menerapkan metode persediaan (FIFO, LIFO, Average, dan identifikasi
khusus
3.10 Menganalisis harga pokok produksi perusahaan manufacture
3.11 Menganalisis pembentukan kas kecil
3.12 Menganalisis pengelolan dana kas perusahaan di bank.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 16
3.13 Menerapkan asset tetap
3.14 Menerapkan metode penyusutan asset tetap dan pencatatannya
3.15 Mengevaluasi pengeluaran untuk pemeliharaan/pengembangan aset tetap
dan penghentian asset tetap
3.16 Menganalisis pencatatan beban deplesi aset tetap berupa sumber daya
alam
3.17 Menganalisis aset tetap tidak berujud serta amortisasinya
3.18 Menerapkan pencatatan utang wesel jangka panjang.
3.19 Menerapkan pencatatan penerbitan utang obligasi
3.20 Menganalisis penjualan konsinyasi
3.21 Menganalisis berbagai jenis modal perusahaan (Perbedaan Modal
perorangan, firma, PT, cv, dan Koperasi)
C. Topik Diskusi E-Learning
D. Latihan/Tugas
1. Uraikan landasan pembelajaran ekonomi yang anda ketahui!
2. Uraikanlah pendekatan pembelajaran IPS yang diajarkan pada jenjang dasar,
jenjang menengah pertama dan jenjang menengah atas yang kalian ketahui!
3. Uraikan secara singkat perkembangan kurikulum IPS yang ada indonsia anda
ketahu!
4. Analislah mengapa diterapkanya mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan
dalam kurikulum 2013!
5. Uraikan salahsatu kompetensi dasar dalam pelajaran Akuntansi Dasar di jenjang
SMK yang anda ketahui dan analisislah indeks pencapaian kompetensinya(IPK)-
nya !
KEYWORD :
Pembelajaran; Ekonomi; IPS; Akuntansi; kewirausahaan; kurikulum;
pendekatan; terpadu; terpisah; kompetensi;
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 17
E. Referensi
Gunawan, Rudy.2013. Pendidikan IPS : Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung:
Alfabeta
Anwar, saiful dan Syafaatul Hidayati..2018.Potret Pendidikan Upah dan Sosial
Budaya Serta Tingkat Kemiskinan Kampung Anggris Kecamatan
Pagedangan Kabupaten Tangerang Tahun 2016. Jurnal Eduka Vol.4 No. 2
Hal. 102-111
Sapriya. 2011. Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran. Bandung :PT Remaja
Rosda Karya
Yulhendri, Rita Sofyan. 2016. Pendidikan Ekonomi Untuk Sekolah Menengah:
Perencanaan, Strategi dan Materi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar
pelajaran kurikulum 2013 Lampiran 11
Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar
pelajaran kurikulum 2013 Lampiran 12
Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar
pelajaran kurikulum 2013 Lampiran 49
SK Dirjen Dikdasmen No:330/D.D5/KEP/KR/2017 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A) Muatan
Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Porgram Keahlian
(C2) dan Komepetensi Keahlian (C3).
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 18
PERTEMUAN 2
PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan pada pertemuan ini, mahasiswa mampu:
1. Memahami hakikat pembaharuan
2. Memahami hakikat Pembaharuan Pembelajaran
B. Uraian Materi
PETA KONSEP
1. Hakikat pembaharuan
Istilah pembaharuan sering kita dengar dan seringkali tumpang tindih
dengan istilah perubahan. Pembaharuan (Innovation) sedangkan perubahan
(change). Konsep keduanya berbeda namun saling memiliki keterkaitan
keduanya. Pembaharuan yakni melalukan sesuatu yang baru namun memiliki
manfaat dari sebelumnya, sedangkan perubahan merupakan sesuatu yang
berbeda dari sebelumnya. Pembaruan sesuatu yang baru yang memiliki dampak
berupa perubahan yang lebih baik daripada sebelumnya. Sedangkan perubahan
merupakan sesuatu yang berubah dari sebelumnya yang belum tentu memiliki
manfaat atau dampak yang lebih baik daripada sebelumnya. Pembaharuan
merupakan inovasi yang mengembangkan sesuatu yang berbeda dan ke arah
yang lebih baik daripada sebelumnya. Pembaharuan ini dapat dilakukan
diberbagai aspek bidang kehidupan, seperti ekonomi, pendidikan, hukum,
kesehatan dan bidang lainnya. Inovasi merupakan hasil dari sebuah proses yang
kreatif.
Menurut Rogers (dalam Pannen: 2016) ada beberapa karakteristik inovasi
direspon positif oleh masyarakat sekelilingnya yaitu:
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 19
a. Keuntungan relatif (Relative Advantage)
Inovasi harus memberikan keuntungan relative bagi penggunaannya,
minuman air di botol misalnya air mineral aqua, ades dan lain sebagainya,
merupakan kebanggan tersendiri bagi peminumnya karena dapat menujukkan
kesadaran akan kesehatab dan kebersihan minuman. Dalam pembelajaran
inovatif guru mencobakan proses PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif
dan menyenangkan) yang disebarluaskan oleh proyek DBE 2 (Decentralized
Basic Education) dari USAID (US Agency for International Development). Hal
ini merupakan kebanggan bagi para guru karena dapat berpartisipasi dalam
kelompok guru-guru terpilih untuk menjalankan proyek pembaharuan sekolah
yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat.
b. Kecocokan dengan sistem yang lama(Compability)
Inovasi diharapkan memiliki beberapa kesamaan dengan sistem yang
ada, nilai/norma yang dipegang atau pengalaman yang pernah dialami. Dalam
pembelajaran inovatif misalnya, guru mengajak siswa belajar diluar kelas,
terkadang hal ini dipertanyakan oleh banyak pihak seperti orang tua, kepala
sekolah dan guru yang lain. Maka oleh sebab itu perubahan yang akan
diterapkan perlu di ujicobakan sebagian, sebisa mungkin diperkenalkan
melalui sistem yang sudah ada.
c. Kerumitan inovasi (Complexity)
Inovasi yang terlalu rumit dipelajari, dimengerti dan digunakan biasanya
tidak mudah untuk diterima. Inovasi yang terlalu rumit biasanya memakan
biaya yang banyak karena persiapan, pelaksanaan dan evaluasinya
membutuhkan waktu yang lama. Selain hal tersebut kesiapam guru dan murid
menjadi pertimbangan tersendiri bagi sekolah ketika melihat kompleksitas
sebuah perubahan. Pembelajaran inovatif biasanya mempersyaratkan adanya
perubahan tradisi dari tradisi mengajar menjadi tradisi belajar bersama,
perubahan wewenang dari wewenang guru menjadi wewenang bersama,
perubahan administrasi kelas dan lain sebagainya.
d. Kemudahan untuk dicoba (Trialability)
Inovasi yang mudah dicoba dan dirasakan kemanfaatanya oleh
pengguna biasanya akan lebih mudah diterima. Pembelajaran inovatif yang
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 20
banyak diperkenalkan oleh berbagai agen internasional biasanya dikemas
dengan berbagai pelatihan, kesempatan uji coba dan kesempatan refleksi
terutama tantangan yang dihadapi dalam uji coba sehingga peserta betul-
betul memahami dan mengerti inovasi pembelajaran tersebut, misalnya
pengenalan metode lesson study oleh pemerintah jepang ke Indonesia dan
seluruh dunia sebagai inovasi pembelajaran.
e. Kemudahan untuk di implementasikan (Observability)
Inovasi yang mudah diimplementasikan dan diobservasi penerapannya
secara transparan akan semakin menarik untuk diterima. Pengguna akan
tertarik apabila inovasi tersebut berhasil, sebaliknya apabila inovasi kurang
membuahkan hasil maka pengguna akan berpikir kedua kali untuk
menggunakannya.
2. Hakikat Pembaruan dalam Pembelajaran
Dalam konteks pendidikan, pembelajaran merupakan bagian yang tidak
terpisah dalam sebuah pendidikan. Ada banyak pertanyaan, mengapa dalam
pembelajaran perlu pembaharuan (inovasi)? Apa perlunya pembaharuan dalam
pembelajaran? Dan hal apasaja yang perlu diperbaharui dalam sebuah
pembelajaran?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu direnungkan kembali, dan perlu
dijawab karena kehidupan ini terus berubah secara dinamis, manusia juga
sebagai manusia yang memiliki kemampuan berpikir dan berkembang didalam
dirinya senantiasa terus berubah, dan perubahan itu tidak bisa dihindari dalam
kehidupan ini termasuk dalam lingkup dunia pendidikan yang didalamnya ada
pembelajaran yang berlangsung di sebuah lembaga pendidikan.
Tabel 2.1 Perbedaan Perubahan (pendidikan) dan Pembaharuan
(pembelajaran)
Perubahan (Pendidikan) Pembaharuan (Pembelajaran)
Lingkup luas meliputi berbagai aspek kehidupan seperti penerapan kurikulum baru
Lingkup sempit, menjadi bagian dari unit terkecil pendidikan berupa proses belajar mengajar
Berbentuk kebijakan tertentu seperti peraturan atau peraturan pelaksanaan
Berupa temuan atau hasil kajian dari serangkaian proses belajar dan uji coba berdasar ilmu tertentu
Dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang sebagai agen perubahan
Dihasilkan oleh pihak terkait dalam proses belajar mengajar seperti guru
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 21
dan peserta didik. Temuan dan kajian sering dilakukan oleh para pakar tanpa menunggu kebijakan
Dikoordinasikan ke unit yang lebih kecil dibawahnya
Disampaikan atau dipresentasikan dalam forum pertemuan ilmiah atau dari mulut ke mulut oleh guru kepada siswa
Kebijakan belum tentu dirasakan langsung oleh masyarakat
Temuan atau hasil kajian dapat dilihat dan dikaji ulang oleh peminat dari masyarakat.
(Sumber : Budiawati, dkk:2008)
Pembelajaran yang inovatif perlu dilakukan agar menghasilkan output
pembelajaran yang lebih baik daripada sebelumnya, disamping berbagai
tantangan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menghendaki
adanya pembaharuan dalam pembelajaran tersebut. Dalam pembaharuan
pembelajaran diperlukan agen pembaharuan dimana guru memiliki peran yang
besar dalam pembaharuan tersebut.Agar pembelajaran inovatif, diperlukan guru
yang inovatif dan kreatif terlebih dahulu. Dengan kreatifitas yang dimiliki oleh
guru maka inovasi dapat dihasilkan olehnya. Dalam inovasi pembelajaran, guru
dapat mengembangkan berbagai model dan metode yang dimilikinya untuk
diterapkan dalam pembelajaran disekolah. Sekolah sebagai sebuah institusi
pendidikan memiliki sistem yang didalamnya terdiri dari berbagai komponen dan
elemen.
Sebagai sebuah sistem sekolah memiliki komponen yang saling terkait satu
dengan yang lain dalam mengelola sebuah perubahan dan dampak yang
dihasilkan dari perubahan tersebut. Oleh sebab itu diperlukan harmonisasi antar
elemen atau pihak yang secara konsisten untuk melakukan pembaharuan yang
lebih baik. Komponen tersebut berupa input, proses dan output atau keluaran
yang diharapkan. Input berupa intake siswa, sarana pembelajaran, kurikulum,
manajemen sekolah sedangkan proses didalamya pembelajaran yang dilakukan
dan output berupa kompetensi yang dihasilkan dari lulusan tersebut. lulusan
yang dihasilkan oleh sekolah merupakan salahsatu tolak ukur keberhasilan
sebuah proses pendidikan, misalnya pada jenjang sekolah menengah kejuruan
(SMK) hal itu dapat dilihat dari tingkat kepuasan dunia usaha dan dunia industri
(DUDI) seperti temuan Putranto (2017)dengan pengembangan kerjasama link
and match, untuk meningkatkan kesiapan kerja antara sekolah dengan dudi,
dengan sosialiasasi kompetensi siswa, keterlibatan dudi dalam penerimaan
siswa baru, dan identifikasi kompetensi oleh DUDI.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 22
Guru dituntut untuk mengembangkan pembelajaran inovatif, pembelajaran
inovatif akan membantu siswa mengembangkan bakat dan kemampuannya
sehingga kompetensi pembelajaran akan tercapai. Menurut Pannen (2016) ide
untuk mengembangkan berbagai pembelajaran inovatif akan dapat diperoleh
guru jika:
a. Guru secara rutin terlibat dalam proses kolaboratif untuk berbagai dan
berdiskusi tentang berbagai praktik pembelajaran dan proses belajar siswa
dan tantangannya;
b. Guru secara terus menerus terlibat aktif dalam proses belajar, penelitian dan
reflekasi atas praktik yang dijalankannya;
c. Guru memiliki kepemimpinan pedagogis otonomi dan kewenangan di dalam
proses pembelajaran serta pengambilan keputusan berkenaan dengan proses
pembelajaran dan pencapaian hasil belajar siswanya;
d. Guru memiliki kemampuan untuk berimprovisasi dan kreatif dalam proses
pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran. kreativitas guru dan improvisasi
intensif sangat diperlukan untuk menciptakan pembelajaran inovatif yang
mampu mewadahi proses kontruksi pengetahuan oleh siswa.
Dalam era globalisasi ini, perubahan yang begitu cepat, seiring dengan
tuntutan ketrampilan dan pengetahuan dalam 21 th Century Education
Framework. Agar siswa mampu mersepon tantangan tersebut maka guru harus
memulainya dengan menghasilkan berbagai inovasi pembelajaran, sehingga
pada akhirnya dengan adanya siswa yang beragam, tuntutan kompetensi yang
meningkat, dan ketersediaan saranapembelajaran pendukung mengharuskan
guru untuk berubah dari perancang pembelajaran tradisional menjadi perancang
pembelajaran yang inovatif.
Pembelajaran inovatif selalu disandingkan dengan pembelajaran
tradisional, pembelajaran yang beroirentasi pada guru dan materi yang
disandingkan dengan pembelajaran pasif.
a. Pembelajaran Inovatif-Pembelajaran Tradisional
Pembelajaran tradisional biasanya digambarkan dengan guru berdiri
didepan kelas, menjelaskan informasi atau pengetahuan melalui ceramah,
sedangkan siswa duduk mendengarkan penjelasan oleh guru. Siswa pasif
mendengarkan ceramah dari guru, materi yang disampaikan oleh guru kurang
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 23
dekat dengan kehidupan siswa, guru mengajar dengan minim referensi atau
sumber belajar, apabila guru membentuk kelompok, tanggung jawab
individual kurang terlihat karena tugas sering dikerjakan oleh salahsatu
anggota kelompok dan kelompok belajar biasnaya bersifat homogen. Guru
jarang melakukan pemantauan atau observasi terhadap kemajuan individual
siswa, pembelajaran yang dilakukan oleh guru hanya sebatas penyelesain
tugas sebagai indikator pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan
target penyelesaian kurikulum, penanaman karakter seoalah-olah menjadi
tugas bagi guru budi pekerti atau guru Pendidikan Karakter.
Pembelajaran inovatif memberikan tantangan guru yang berbeda
daripada sebelumnya. Guru dan siswa berekplorasi bersama, dalam suatu
pertemuan guru dapat menerapkan pembelajaran yang kolaboratif, pertemuan
berikutnya menerapkan pembelajaran berbasis proyek. Suasana lain dari
pada sebelumnya begitu terasa, sehingga berdampak pada antusiasmu siswa
mengikuti pembelajaran.
Unsur kebaruan ini merupakan salahsatu menarik perhatian dalam
model pembelajaran ARCS( Attention, Relevance, Confidence, and
Satisfaction) dari Keller (1987). Menurut Keller perhatian siswa dapat
diperoleh melalui (1) Perceptual arousal (sesuatu yang beda untuk
memancing keingintahuan siswa) atau Inqiry arousal (memancing
keingintahuan siswa melalui tantantangan-tantangan belajar yang menarik
atau masalah yang harus dipecahkan.
Terdapat beberapa unsur dalam kebaruan pembelajaran, seperti
diuraikan dalam tabel 1.2 dibawah ini
Tabel 2.2 Kebaharuan Dalam Setiap Pembelajaran
Engagement (menarik perhatian)
1. Menggunakan objek, peristiwa atau sesuatu yang sudah pernah diketahui siswa yang dapat menarik perhatian siswa (prior learning knowledge)
2. Menggunakan suatu yang baru atau anaeh dan menjelaskan hubungannya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan (facilitated connections)
Exploration (eksplorasi) Eksoplorasi terhadap objek, fenomena atau teori/prinsip yang akan dipelajari dengan menggunakan tanya jawab, menggunakan alat bantu multimedia, atau relita objek langsung . eksplorasi dapat dilakukan menggunakan pertanyaan pemandu; apa, siapa, mengapa,
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 24
dimana; kapan dan bagaimana.
Explanation (Penjelasan)
Siswa diberi kesempatan untuk menjelaskan pemahamannya terhadap konsep atau proses yang dipelajari. Penjelasan dapat dilakukan secara individu maupun kelompok , dalam beragam bentuk pertanyaan, menggambar peta konsep, tulisan, drama, dan lain sebagainya.
Elaboration (elaborasi) Siswa diberi kesempatan untuk membuktikan pemahamannya dalam kegiatan praktik langsung atau pemecahan masalah secara otentik.
Evaluation (evaluasi) Siswa bersama guru mengukur apasaja yang sudah dipelajari, dimengerti, dikuasai melalui beragam bentuk ; tulisan naratif, puisi, gambar, poster, drama dan lain-lain ( multiple representation of understanding)
( Sumber: Pannen, dkk: 2016)
Guru dituntut untuk memiliki wawasan yang luas serta kompetensi yang
memadai untuk mewujudkan aspek kebaharuan tersebut. Disinilah peran guru
sebagai pembelajar sepanjang hayat (long life education) sangat diperlukan.
Guru senantiasa harus terus belajar, mengasah kompetensi pembelajaran
yang diperlukan dan senantiasa membekali dirinya dengan ilmu dan
ketrampilan.
b. Pembelajaran Beroirentasi pada Siswa- Pembelajaran Beroirentasi pada
Guru/ Materi Pelajaran
Peran perubahan guru dan perubahan paradigm pembelajaran dari
pembelajaran yang berpusat pada guru atau materi (content/teacher centered
learning) menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered
learning).
Pembelajaran yang berpusat pada guru/materi, guru pemeran utama
dalam pembelajaran, dan menjadi satu-satunya sumber informasi di depan
kelas (sage on the stage)dan siswa pasif mendengar. Sementara itu, didalam
pembelajaran berpusat pada siswa, guru menjadi pendamping belajar,
menjadi fasilitator bahkan berpatisipasi dalam proses belajar bersama siswa
(guide on the side)
Menurut pannen (2016) pembelajaran berfokus pada siswa memiliki
beberapa prinsip sebagai berikut:
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 25
a. Pembelajaran berfokus pada siswa mempersyaratkan terjadinya proses
reflektif yang terus menerus dan berkesinambungan;
b. Keseragaman bagi semua pembelajaran secara merata, karena siswa
memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan unik, pembelajaran yang
berfokus pada siswa dipastikan memberikan pengalaman yang berbeda
untuk setiap siswa berdasarkan capaian pembelajaran dan kompetensi
yang harus dicapai, materi yang dipelajari dan media dan suasana belajar
yang unik;
c. Perbedaan setiap siswa dalam gaya belajar, kebutuhan dan minat menjadi
pertimbangan utama dalam merancang pembelajaran yang bermakna;
d. Kesempatan siswa untuk membuat pilihan dari beragam alternative
merupakan kunci untuk pembelajaran yang berfokus pada siswa
e. Siswa memiliki pengalaman dan latar belakang pengetahuan yang
berbeda-beda yang harus menjadi pertimbangan dalam pembelajaran yang
berfokus pada siswa;
f. Siswa memiliki kendali dan dapat mengendalikan proses belajarnya
masing-masing;
g. Memberikan pengalaman belajar yang memperdayakan siswa
h. Mempersyaratkan kerjasama dan kolaborasi antar siswa dengan guru dan
tenaga teknis lainnya dalam suasana proses belajar.
c. Pembelajaran Aktif- Pembelajaran Pasif
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan yang mengoptimalkan
penggunaan semua potensi siswa sehingga semua siswa mencapai hasil
belajar yang sesuai dengan standar yang ditentukan, kebutuhan dan sesuai
dengan karakteristik pribadi serta potensi diri yang mereka miliki.
Menurut Panen (2016) Keaktifan siswa hendaknya bukan kekatifan fisik
atau psikomotor saja, tetapi keaktifan kognitif dan afektif. Pembelajaran di
abad 21 menyebutkan keaktifan ini sebagai disciplinary wyas of knowing,
doing and being, yang dapat ditimbulkan oleh guru melalui berbagai strategi,
misalnya:
1) Pemicu (kasus, pertanyaan soal, dan lain sebagainya) yang bersifat lintas
disiplin dan menghendaki analisis dan perspektif beragam, sehingga
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 26
jawabannya bukan hanya satu dan semuanya menjadi benar berdasarkan
arguementasinya;
2) Perolehan pengetahuan secara kolaboratif-penerapan kontruktivisme sosial
melalui pembentukan kelompok yang kolaboratif dan heterogen, giliran
bagi setiap anggota kelompok untuk muncul, saling menghormati dan
menghargai dan berbagi dengan kelompoknya.;
3) Sacffolding: pemberian tantangan yang melebihi kapasitas siswa secara
bertahap, sehingga siswa terus ingin tahu dan ingin maju;
4) Assesment formatif yang berkelanjutan, sehingga siswa setiap saat selalu
dapat mengetahui posisinya, merefleksikan kekurangannya dan
menentukan strateginya untuk belajar lagi dan maju mencapai capaian
belajarnya.
3. Model Pembaruan dalam Pembelajaran
Membahas pembaharuan pembelajaran sangatlah banyak bentuknya.
Menurut Budiawati dkk (2008) beberapa pembaharuan menyangkut
pembelajaran berupa teori-teori pembelajaran, desain dan media pembelajaran
serta evaluasi pembelajaran.
a. Teori Pembelajaran : antara kontruktivisme dan objektivisme.
Aliran objektivisme melihat bahwa pembelajaran harus memiliki tujuan
khusus yang diharapkan. Tujuan tersebut mengacu pada materi yang
diajarkan dalam proses pembelajaran serta proses belajar yang terstruktur.
Aliran kontruktivisme ini melihat bahwa manusia sebagai mahluk yang
berkembang dan dinamis, manusia memiliki kemampuan alamiah berpikir,
sehingga manusia memiliki kemampuan untuk mencerna, memahami serta
mengkonstruksi pengetahuan yang mereka dapat hasil interaksi dengan
lingkungannya.
Terjadi perdebatan antara para konstruktivis dengan para objektivis,
kontruktivis mendebat objektivis yakni dalam proses belajar tidak harus diatur
oleh perancang pembelajaran karena objektivis dianggap terlalu mengatur
proses belajar dari aspek eksternal.
b. Desain Pembelajaran
Menurut Gagnon, Jr & Colay (dalam Budiawati, dkk :2008) mengusulkan
suatu model desain pembelajaran yang berlandaskan kontruktivisme. Desain
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 27
pembelajaran tidak menyebutkan tujuan pembelajaran namun menekankan
strategi pembelajaran yang berbeda. Perbedaan tersebut berupa
pengelompokan siswa, kegiatan penghubung (antara prasyarat dan materi
belajar inti) serta evaluasi internal. Refleksi merupakan bentuk dari evaluasi
internal yang dapat dilakukan dalam desain pembelajaran tersebut.
c. Media pembelajaran dan strategi pembelajaran
Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi saat ini, Era
digitalisasi tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia termasuk dalam
pembelajaran. Konsep belajar mandiri dengan memanfaatkan layanan
internet, mengalihkan dari kelas klasik ke kelas virtual (dunia maya) dengan
menggunakan internet sebagai media pembelajaran. Muncul media
pembelajaran berbasis internet, E-learning memunculkan belajar jarak jauh
yang tidak dibatasi ruang dan waktu, strategi pembelajarannya pun
berkembang mengikuti perkembangan teknologi tersebut.Open access
sumber belajar yang dapat diakses secara bebas dan luas oleh lapisan
masyarakat dimanapun berada.
d. Evaluasi Pembelajaran
Selama ini kecenderungan penilaian belajar dilakukan oleh pihak
eksternal atau guru terhadap perkembangan belajar siswanya. Sebaiknya
siswa juga dapat diberikan kesempatan untuk menilai dirinya sendiri dengan
menggunakan penilaian portofolio yang berbasis pada konsep penilaian
autentik (authentic assessment) yakni melakukan penilaian diri atau
refleksi.Siswa diajak untuk melihat seberapa jauh apa yang telah mereka
alami setelah mengikuti pembelajaran tersebut dan bertanggung jawab
terhadap proses belajarnya masing-masing telah mereka lakukan. Untuk
mengimbanginya dapat dilakukan dengan penilaian dari teman bahkan orang
tua mereka.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 28
C. Topik Diskusi E-Learning
D. Latihan/Tugas
1. Uraikan perbedaan perubahan dengan pembaruan yang anda ketahui!
2. Uraikan ciri-ciri unsur kebaruan dalam pembelajaran yang anda ketahui!
3. Sebutkan model-model pembaruan pembelajaran!
4. Berilah contoh bentuk kebaruan pembelajaran yang anda dapat terapkan pada
materi IPS, yang selama ini IPS dianggap pelajaran yang bersifat hafalan dan
cenderung membosankan!
5. Berilah contoh bentuk kebaruan pembelajaran yang anda dapat terapkan pada
materi akuntansi, yang selama ini akuntansi dianggap pelajaran yang sulit oleh
para siswa!
KEYWORD
:Pembaruan;pembelajaran;inovasi;perubahan;menarik;eksplorasi;penjelasan;elaborasi;
evaluasi;aktif;teori;desain;media;strategi;evaluasi
PETUNJUK:
• Diskusikanlah Topik di bawah ini
• Gunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar
• Tidak diperbolehkan membicarakan hal lain di luar topik diskusi
PERTANYAAN:
Apabila anda menemukan siswa disekolah yang anda ajar pasif, siswa sudah terbiasa
dengan pembelajaran metode ceramah, motivasi belajar siswa rendah berdampak pada
prestasi belajar siswa yang rendah, apa yang akan and alakukan mengatasi keadaan
tersebut? pembaruan apa yang akan anda lakukan?berilah pendapat anda!
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 29
E. Referensi
Budiawati, dkk. 2008. Pembaharuan dalam Pembelajaran Ekonomi dan Koperasi.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Pannen, Paulina, dkk. 2016. Pembaharuan dalam Pembelajaran.Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka
Putranto, Ivan.2017. Pengembangan Kerjasama Link and Match Untuk
Meningkatkan Kesiapan Kerja Bagi Lulusan SMK Kompetensi Akuntansi di
Kota Semarang. Jurnal Mandiri Vol.1 No. 1 Juni 2017 Hal.69-83
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 30
PERTEMUAN 3
PEMBELAJARAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan pada pertemuan ini, diharapakan mahasiswa
mampu:
1. Menganalisis Urgensi Pembelajaran Berbasis Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi
2. Memahami Hakikat Pembelajaran Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
3. Memahami Metode-metode Pembelajaran Beroirentasi Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi
4. Menyusun Soal-soal Kemampuan Berpikir Tingkat tTnggi
5. Membuat Desain Pembelajaran beroirentasi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
B. Uraian Materi
PETA KONSEP
1. Urgensi Pembelajaran Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Dari berbagai riset menunjukkan bahwa kualitas pendidikan dari berbagai
lembaga menunjukkan Indonesia masih tertinggal dari berbagai negara di dunia.
Data tahun 2016 dari INAP (Indonesia national assessment program)
kemampuan membaca masyarakat Indonesia 46, 83% (kurang), data tahun 2015
dari PISA ( Programme for international student assessment program) Indonesia
peringkat 64 dari 70 negara.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 31
Perlunya melatih penerapan pembelajaran berpikir tingkat tinggi (high order
thinking skill/HOTS) mengacu pada kurikulum 2013. Dalam standar proses
penerapan pembelajaran berorirentasi pada HOTS menekankan pada
peningkatan ketrampilan berpikir siswa, perbaikan kinerja siswa sehingga siswa
diharapkan mampu memecahkan masalah. Dalam peraturan menteri pendidikan
kebudayaan yakni nomor 20, 21 dan 24 tahun 2016 IPK (indikator pencapaian
kompetensi) dikembangkan oleh guru menganalisis dari keterkaitan standar
ketuntasan lulusan (SKL), kompetensi inti (KI), dan Kompetensi dasar dengan
mengkolaborasikan penguatan pendidikan karakter (PPK) dengan kegiatan
literasi dan pengembangan ketrampilan abad 21 (Wijaya: 2019). Guru dalam
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) guru diharapkan untuk
mengembangkan HOTS yang ada pada setiap kompetensi dasar pada materi
pelajaran yang akan diajar dari kognitif pada tingkat pertama hingga tingkat
paling tinggi (mencipta). Untuk menuju kemampuan berpikir tingkat tinggi dimulai
sebagai prasyarat yakni kemampuan berpikir awal (low order thinking
skill/LOTS). HOTS terdiri dari beberapa bentuk, diantaranya adalah berpikir
kreatif, berpikir kritis, problem solving, metakognitif. Pembelajaran berbasis
HOTS tersebut dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran disekolah,
misalnya menurut Sholeh (2016) secara teoritik berpikir kritis dapat diterapkan
dalam mata pelajaran IPS ekonomi
2. Hakikat pembelajaran berpikir tingkat tinggi
Menurut wijaya (2019) HOTS merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi
yang terdiri atas kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta atau
mengkreasikan.
Menurut Anderson dan krathwhol dalam leny novianti dimensi proses
kognitif dapat tergambar seperti tabel dibawah ini:
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 32
Tabel 3.1 Level Kognitif
Level Kognitif Definisi
Level 1 Pemahaman
Mengingat (C1) Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan jangka panjang
Mengerti (C2) Mengambil makna dari intruksi yang diberikan
Level 2 penerapan
Menerapkan (C3) Menggunakan prosedur dari situasi yang berbeda
Level 3 penalaran (HOTS)
Menganalisis (C4) Memisahkan bahan menjadi beberapa bagian dan menentukan bagaimana setiap bagian tersebut saling berhubungan satu sama lain dan terhadap suatu struktur
Mengevaluasi (C5) Membuat penilian berdasarkan kriteria dan standar
Mengkreasi (C6) Menyatukan elemn-elemen agar membentuk sebuah kesatuan yang logis atau fungsiona.
Pembelajaran berbasis HOTS memiliki berbagai kelebihan, menurut
Byrnes (dalam Pannen dkk:2016) kelebihan-kelebihan pembelajaran HOTS
adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran lebih aktif hal ini dikarenakan pembelajaran berfokus pada
siswa bukan pada guru;
b. Pembelajaran ini mendorong siswa dapat menyimpan pengetahuannya
dalam memori jangka panjang;
c. Pembelajaran ini mendorong siswa menginternalisasikan pengetahuannya
yang ia peroleh dan bukan sekedar hanya mengingat atau mengetahuinya;
d. Pembelajaran ini mendorong siswa mengintegrasikan beberapa pengetahuan
yang siswa miliki untuk menyelesaikan sebuah tugas;
e. Pembelajaran ini juga menyiapkan siswa menghadapi dunia nyata
Selain metode-metode pembelajaran diatas, temuan penelitian menurut
Nurhasanah (2019) Penerapan pembelajaran Numbered Head Together dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 33
3. Metode-metode Pembelajaran Beroirentasi untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Terdapat berbagai metode pembelajaran yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, adapun metode-metode pembelajaran
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Contextual teaching and learning
Pembelajaran konstektual (contextual teaching and learning) menurut
Jauhar (2011) merupakan proses pembelajaran yang holistic dan bertujuan
membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya
terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari, sehingga siswa memiliki
pengetahuan/ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi
sendiri pemahammanya secara aktif. Lebih lanjut menurut Hamdayana(2014)
Contextual teaching and learning merupakan konsep belajar dimana guru
menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong sisiwa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan sehari-
harinya, sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan ketampilan dalam
konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses merekonstruksi
sendiri, sebagai bekal dalam memecahkan masalah kehidupannya sebagai
anggota masyarakat.
Menurut Sugiyanto (2007) Secara sederhana langkah penerapan CTL
dalam kelas secara garis besar sebagai berikut:
1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkontruksi sendiri
pengetahuan dan ketrampilan bertanya.
2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
3) Kembangkan sifat ingin tahu dnegan bertanya
4) Cipatakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok).
5) Hadirkan model sebagai contoh pemodelan
6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan
7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
b. Discovery Learning
Pembelajaranpenemuan merupakan suatu model pembelajaran untuk
mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemuka sendiri,
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 34
menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh menjadi tahan lama dan tidak
udah dilupakan oleh siswa (Hosanan: 2014). Menurut Markaban (dalam
Hosnan: 2014) sebagai berikut:
1) Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data
secukupnya;
2) Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses dan
mengorganisasi serta menganalisis data tersebut;
3) Siswa menyusun prakiraan dari hasil analisis yang dilakukannya
4) Apabila dipandang perlu, prakiraan yang telah dibuat siswa tersebut di atas
diperiksa oleh guru
c. Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan proses pembelajaran yang didasarkan
pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis
(Hamdayama: 2014). Pada proses pembelajaran inkuiri menekankan
menekankan pada mencari dan menemukan informasi pengetahuan yang
siswa pelajari, guru tidak memberikan materi secara langsung kepada siswa.
adapun langkah-langkah penerapan pembelajaran inquiry menurut Hosnan
(2014) adalah sebagai berikut:
1) Orientasi
Guru mengkondisikan para peserta didik untuk siap melaksanakan
proses pembelajaran, pada tahap ini merangsang dan mengajak peserta
didik untuk berpikir memecahkan masalah
2) Merumuskan masalah
Pada tahap ini guru menyajikan persoalan yang menantang kepada
peserta didik untuk dipikir dan dipecahkan, masalah yang diberikan kepada
peserta didik tentu ada jawabannya dan guru mendorong peserta didik
mencari jawabannya melalui proses berpikir mereka.
3) Merumuskan hipotesis
Pada tahap ini hipotesis merupakan jawaban sementara dari
permasalahan yang dikaji dan perlu di uji kebenarannya, hipotesis
memerlukan landasan berpikir yang kokoh, dan bersifat rasional dan logis.
Diperlukan kedalaman wawasan dan pengalaman siswa, siswa yang
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 35
kurang memiliki wawasan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional
dan logis.
4) Mengumpulkan data
Pada tahap ini berupa aktivitas mengumpulkan dan menjaring
informasi yang dibutuhkan, guru berperan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi
yang dibutuhkan.
5) Menguji hipotesis
Pada tahap ini peserta didik menentukan jawaban yang dianggap
diterima berdasarkan informasi yang didapatkan dari mengumpulkan data,
siswa mencari tingkat keyakonan atas jawaban yang diberikan dan
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dengan didukung data yang
dapat dipertanggung jawabkan.
6) Merumuskan kesimpulan
Pada tahap ini siswa mendiskripksikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
d. Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
Menurut Barrow ( dalam Huda: 2014) Pembelajaran berbasis masalah
(Project based learning) merupakan pembelajaran yang diperoleh melalui
proses pemehaman akan resolusi suatu masalah. Lebih lanjut menurut
Hosnan (2014) Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran
yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur dan
bersifat terbuka sebagai konteks bagi siswa untuk mengembangkan
ketrampilan menyelesaikan maslaah dan berpikir kritis serta sekaligus
membangun pengetahuan baru. Adapun langkah-langkah pembelajaran PBL
menurut Huda (2014) adalah sebagai berikut:
1) Siswa disajikan masalah
2) Siswa mendiskusikan masalah dalam tutorial PBL dalam sebuah kelompok
kecil, mereka mengklarifikasi fakta-fakta suatu kasus kemudian
mendifinisikan sebuah masalah; mengidentifikasi apa yang mereka
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 36
butuhkan, menelaah masalah dan mendesain rencana tindakan untuk
menggarap masalah;
3) Siswa terlibat studi independen untuk menyelesaikan masalah diluar
bimbingan guru, hal ini bisa mencakup perpustakaan, databse, website,
masyarakat dan observasi
4) Siswa kembali pada tutorial PBL, lalu sharing informasi, melalui peer
teaching atau cooperarive learning atas masalah tertentu;
5) Siswa menyajikan solusi atas masalah;
6) Siswa meriview apa yang mereka pelajari selama proses pengerjaan
selama ini.
4. Menyusun Soal-Soal HOTS
Dalam menyusun pertanyaaan yang beroierentasi pada HOTS,
diklasifikasikan ke dalam empat jenis pertanyaan yakni pertanyaan inferensial,
pertanyaan interpretasi, pertanyaan transfer dan pertanyaan hipotetik.
a. Pertanyaan inferensial
Pada pertanyaan ini bahan sudah disiapkan oleh guru, peserta didik
mengkaji dan mengamati, informasi yang diberikan oleh guru dapat berbagai
bentuk seperti uraian singkat, gambar berita dan lain sebagainya. pertanyaan
tersebut segera dijawab oleh peserta didik setelah sebelumnya mengamati
atau membaca bahan atau informasi yang sudah diberikan oleh guru, seperti:
1) Apa yang saudara temukan dari apa yang sudah amati tersebut?
2) Bagaimana menurut pendapat saudara?
3) Bagaimana sikap saudara dengan makna yang saudara peroleh?
Pertanyaan inferensial juga mencakup pertanyaan:
1) Membangkitkan minat atau perhatian peserta didik, misalnya
bagaimanakah proses terjadinya gempa bumi?
2) Checking atau diagnosis, contohnya apa yang saudara ketahui tentang
tsunami?
3) Mengingat spesifik informasi dari suatu peristiwa, contohnya kapan
terjadinya sidang BPUPKI?dan berapa orang yang terlibat merumusakan
UUD dalam sidang BPUPKI tersebut?
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 37
4) Manajerial, contohnya bagaimana caranya menanamkan nilai-nilai
nasionalisme di sekolah?
b. Pertanyaan interpretasi
Pertanyaan interpretasi diajukan pada peserta didik berkaitan dengan
informasi yang tidak lengkap, atau tidak terdapat dalam bahan yang disajikan
oleh guru dan peserta didik tidak bisa memberi makna suatu konsekuensi dari
suatu gejala atau sebab yang ada. Pertanyaannya biasanya dimulai dengan ‘’
Mengapa saudara berpendapat seperti itu?, Apa penyebab gempa yang
terjadi di…?
Pertanyaan interpretasi seperti juga dibawah ini,
1) Mendorong peserta didik untuk proses berpikir, misalnya apa yang saudara
ketahui tentang pengangguran?apa penyebabnya?bagaimana cara
mengatasinya?
2) Struktur dan mengarahkan learning, misalnya,
c. Pertanyaan Transfer
Jika dua jenis pertanyaan sebelumnya merupakan cara untuk
mendalami masalah, pertanyaan merupakan cara untuk memperluas
wawasan, misalnya apa perbedaan hukum permintaan dengan hukum
penawaran?bisakah saudara menjelaskan secara detail jawaban saudara?
Selain itu pertanyaan transfer mencakup pula, mengaplikasikan ilmu pada
kasus yang lain, "Bagaimana apabila teori ini diterapkan pada kasus
seperti…?mungkinkah hal tersebut dapat dilakukan? Apakah ada
kemungiknan upaya untuk?”
d. Pertanyaan Hipotetik
Pertanyaan hipotetik berkaitan dengan pertanyaan hipotesis,
generalisasi dan kesimpulan. Pertanyaan ini mendorong siswa untuk
melakukan peramalan atau prediksi dari sebuah permasalahan yang dianalisis
atau untuk mengambil generalisasi. Seperti
1) Apa yang terjadi apabila terjadi inflasi?
2) Bagaimana yang terjadi apabila pemerintah menggunakan kebijakan
subsidi untuk meningkatkan daya beli masyarakat?dan apa yang terjadi
apabila pemerintah menggunakan kebijakan menaikkan suku bunga untuk
meningkatkan daya beli masyarakat?
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 38
3) Bagaimana seandainya kebijakan batasan usia kendaraan yang melintasi
dijalan raya seperti yang sudah diterapkan di negara luar, di terapkan di
negara Indosia adakah yang perlu direvisi atau dikembangkan?
Pertanyaa hipotetik mencakup juga,
1) Pertanyaan sebab akibat, contohnya apa yang terjadi apabila hutan yang
ada di Indonesia sudah tidak ada?
2) Pertanyaan reflektif, mempertanyakan kebenaran, misalnya bagaimana
saudara tahu jika yang saudara baca dari berita online tersebut benar?
HOTS dapat diukur dengan berbagai bentuk soal seperti pilihan ganda,
menjodohkan, uraian, isian singkat. Soal HOTS tidak harus berarti sulit.
Contoh soal sulit tetapi tidak termasuk HOTS
Apa nama mata uang negara Gambia?
a. Dalasi
b. Cedi
c. Naira
d. Kwanza
Contoh soal sulit tetapi tidak termasuk HOTS
Dimana dan tanggal berapa bapak proklamator dilahrikan?
a. Blitar, 12 Juli 1902
b. Surabaya, 6 Juni 1901
c. Blitar, 20 Agustus 1902
d. Surabaya, 14 Mei 1904
Contoh soal mudah tetapi termasuk HOTS
Linda merupakan siswa kelas XI SMA disalah satu kota di Jawa Tengah, ia
memiliki beberapa kebutuhan antara lain sebagai berikut:
1) Seragam pramuka seharga Rp 120.000,00
2) Tas baru harganya Rp 50.000,00, tas lama masih layak pakai
3) Buku mata pelajaran ekonomi seharga Rp 40.000,00
4) Memperbaiki sepeda seharga Rp 110.000,00
Apabila linda memiliki dana sebesar Rp 180.000,00, bagaimana cara yang
dapat dilakukan oleh linda untuk memenuhi kebutuhannya tersebut?
a) Memakai tas lama, memperbaiki sepeda dan membeli seragam
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 39
b) Membeli buku mata pelajaran ekonomi dan seragam sekolah, tas
menggunakan yang lama.
c) Membeli tas baru dan memperbaiki sepeda
d) Membeli buku pelajaran ekonomi, membeli seragam baru dan
memperbaiki sepeda, kekurangannya utang ke teman
5. Desain Pembelajaran beorientasi pada kemampuan berpikir tingkat Tinggi
Langkah-langkah desain pembelajaran beroirentasi kemampuan berpikir
tingkat tinggi adalah sebagai berikut:
a. Menentukan dan menganalisis kompetensi dasar (KD) disesuaikan dengan
Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 sesuaikan dengan materi pelajaran yang
akan diajarkan.
Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Ketrampilan
<Nomor KD><KD Pengetahuan> <Nomor KD><KD Pengetahuan>
b. Menentukan target sesuai dengan KD dengan materi yang ada dalam KD
No Kompetensi Dasar Target KD
KD Pengetahuan
<KD Pengetahuan> <Target pengetahuan yang
sesuai KD>
KD Ketrampilan
<KD Ketrampilan> <Target ketrampilan sesuai
KD>
<KD Ketrampilan> <Target ketrampilan sesuai
KD>
c. Proyeksikan dalam sumbu simetri seperti tabel, kombinasikan dimensi
pengetahuan dengan proses berpikir.
d. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan langkah sebagai berikut
dibawah ini:
1) Perhatikan dimensi proses kognitif dan dimensi ketrampilan yang target
peserta didik kuasai
2) Menentukan KD diturunkan menjadi Indek Pencapaian Kompetensi (IPK)
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 40
3) Menggunakan kata kerja operasional (KKO), IPK di identifikasi dari low
order thinking skill (LOTS) menuju pada High order thinking skill (HOTS).
4) Merumuskan IPK penunjang dan IPK kunci , sedangkan IPK pengayaan
dirumuskan apabila kompetensi minimal oleh peserta didik sudah terpenuhi
Format perumusan IPK seperti tabel 3.2
Tabel 3.2 Format Perumus IPK
KD Tingkat kompetensi
KD
Proses Pikir dan
Ketrampil
Mater dan Sub
Materi
Indikator Pencapaian Kompetensi
KD Pengetahuan
Dimensi Pengetahuan Proses Berpikir
Proses Berpikir dan dimensi pengetahuan <gradasi dimensi proses berpikir>
IPK Penunjang:
IPK Kunci:
IPKPengayaan:
KD ketrampilan
Tingkat proses ketrampilan
Langkah proses ketrampilan: <Gradasi dimensi ketrampilan>
IPK Penunjang:
IPK Kunci:
IPK Penganyaan:
C. Topik Diskusi E-Learning
KEYWORD:
Pembelajaran;HOTS;kognitif;taksonomi;bloom;CTL;PBL;problem;solving;di
scovery;learning;inkuiri;soal
PETUNJUK:
• Diskusikanlah Topik di bawah ini
• Gunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar
• Tidak diperbolehkan membicarakan hal lain di luar topik diskusi
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 41
D. Latihan/Tugas
1. Uraikan pembelajaran dengan beroirentasi pada kemampuan berpikir tingkat
tinggi yang kalian ketahui!
2. Uraikan metode-metode pembelajaran yang beroirentasi pada kemampuan
berpikir tingkat tinggi!
3. Analisislah mengapa perlunya penerapan pembelajaran kemampuan berpikir
tingkat tinggi disekolah!
4. Buatlah dua contoh soal tidak sulit tetapi beroreintasi pada kemampuan berpikir
tingkat tinggi (HOTS)!
5. Buatlah desain pembelajaran ekonomi berorientasi pada kemampuan berpikir
tingkat tinggi.
E. Referensi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidika dan
Kebudayaan. 2018. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada
Ketrampilan Berpikir Tinggi : Program Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran Berbasis Zonasi.
Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berekarakter. Bogor: Ghalia Indonesia
Hosnan.2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 :
Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia
Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran : Isu-isu Metodis
dan Paradigmatis. Yogayakarta: Pustaka Pelajar
PERTANYAAN:
Apabila anda menjadi guru disekolah, siswa anda terbiasa berpikir tingkat
rendah (belajarnya mengingat atau menghafal), bagaimana yang anda
lakukan sebagai seorang guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir
siswa agar kemampuan berpikir siswanya lebih tinggi?berilah analisis
pendapat kalian!
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 42
Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi Paikem : dari Behavoristik sampai
Konstruktivistik: Sebuah Pengembangan Pembelajaran berbaris CTL
(Contextual Teaching & Learning). Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Nurhasanah, Enok. Fanni Erda Tasla 2019. Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Teknik NHT dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Mahasiswa Kelas 05PIEP003 Pada Mata Kuliah Ekonomi Moneter
Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang. Jurnal Eduka Vol. 5 No.1 Juli
2019 hal. 20-29
Pannen, Paulina dkk. 2016. Pembaharuan dalam Pembelajaran. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka
Sani, Ridwan Abdullah. 2019. Pembelajaran HOTS (High Order Thiniking Skill. Kota
Tangerang: Tira Smart
Sholeh, Badrus. 2016. Pengembangan Pembelajaran Pada Mata Pelajaran IPS
Ekonomi Pada Siswa SMP Menggunakan Pendekatan Critical Pedagogy.
Jurnal Pekobis (Pendidikan Ekonomi dan Bisnis) V0ol. 1 No. 1 Mei 2016.
Wijaya, Tri. 2019. Panduan Menyusun Silabus, RPP, dan Penilaian Hasil Belajar:
Konsep, Contoh dan Implementasinya. Yogyakarta: Noktah
Noviani, Leny. Pembelajaran Ekonomi Beroirentasi Pada High Order Thinking Skill
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 43
PERTEMUAN 4
PEMBELAJARAN METODE DRILL
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan pada pertemuan ini, diharapkan mahasiswa
mampu:
1. Menganalis Teori Belajar Behavoristik
2. Memahami Hakikat Pembelajaran Metode Drill
3. Menganalisis Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran Metode Drill
4. Menyebutkan kelemahan dan kelebihan pembelajaran metode drill
B. Uraian Materi
PETA KONSEP
1. Teori Belajar Behavoristik
Banyak teori-teori belajar dijelaskan oleh beberapa ahli, salahsatunya
adalah teori belajar behavoristik, Rumpun teori behavoristik ini menekankan pada
perilaku yang dapat diukur dan diamati.
Belajar behavoristik menjelaskan bagaimana perilaku itu terbentuk hingga
berdampak pada hasil belajar.
Terdapat beberapa tokoh behavoristik seperti Edward Lee Thorndike
(1874-1949), Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936), John Watson (1878-1958),
Edwin R Guthrie (1886-1959), Burrhus Frederich Skinner(1904-1990) dan Clarck
Hull (1884-1952).
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 44
Teori belajar behavorisme, tokoh yang terkenal adalah Thorndike saat
eksperimen pada binatang yang diterapkan juga pada manusia “ trial and error”
dan menghasilkan teori belajar “connectionism” karena belajar merupakan
pembentukan koneksi antara stimuls dan respons. Thorndike mengemukakan
ada tiga hukum belajar; (1) low of readiness, keberhasilan belajar dimulai dengan
kesiapan individu, (2) law of exercise, belajar perlu dilakukan latihan dan
pengulangan agar berhasil, (3) law of effect, belajar akan bersemangat apabila
mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik.
Ivan Pavlov (1849-1936) melakukan percobaan dilatarbelakangi dengan
keluarnya air liur. Air liur pada anjing akan keluar apabila anjing mencium bau
makanan, dalam percobaanya ivan Pavlov membunyikan bel sebelum
memperlihatkan makanan pada anjing., setelah berulang kali ternyata air liurnya
tetap keluar meskipun makanannya tidak ada, sehingga kesimpulan penelitian ini
adalah perilaku individu dapat dikondisikan yang berarti belajar merupakan
upaya untuk mengkondisikan pembentukan suatu perilaku atau respon sesuatu.
Teori Ivan Pavlov menghasilkan teori belajar “classical conditioning’. Teori
oenguatan atau koneksionisme. Apabila pengkondisian (conditioning) yang diberi
kondisi adalah perangsanya (stimulus), maka pada teori penguatan yang
dikondisi atau diperkuat oleh responnya. (Sagala:2013). Apabila siswa giat
belajar dan dapat menjawab pertanyaan dari guru seperti dalam ualangan
maupun kuis maka guru akan memberikan hadiah atau pujian.
Prinsip-prinsip belajar menurut teori behavorisme menurut Harley dan
Davis (dalam Sagala:2013) yakni: (1) proses belajar dapat terjadi dengan baik
apabila siswa terlibat aktif didalamnya (2) materi pelajaran diberikan dalam
bentuk unit-unit kecil dan diatur sedemikian rupa sehingga perlu memberikan
suatu respon tertentu saja, (3) tiap-tiap respons perlu diberi umpan balik secara
langsung sehingga siswa dapat dengan segera mengetahui apakah respons
yang diberikan betul atau tidak, dan (4) perlu diberikan penguatan setiap kali
siswa memberikan respons apakah bersifat positif atau penguatan negatif.
Respon yang kuat dari siswa oleh penghargaan berupa nilai, pemberian nilai
disini disebut “operant conditioning” dengan tokohnya Skinner. Pembelajarannya
yang terkenal adalah “programmed instruction”menggunakan media dan bahan
pengajaran. Bahan pengajaran disiapkan oleh guru yang sudah tersusun dalam
bagian bahan kecil-kecil dan dilengkapi dengan Tanya jawab.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 45
Setiap teori belajar memiliki karakteristik masing-masing, teori belajar
behavoristik lebih menekankan pada perilaku yang tingkah-laku yang teramati
dan bukan perilaku karena dapat diamati. Terdapat beberapa keunggulan teori
belajar behavoristik, yakni (1) sangat sesuai untuk pembelajaran yang bersifat
praktik dan pembiasaan yang menuntuk kecepatan dan reflakes misalnya
olahraga, bahasa asing, (2) sesuai dengan karakteristik anak yang masih
membutuhkan peran dan dominasi orang dewasa, suka meniru, suka mengulang
atau pembiasaan.
Teori behavoristik ini masih banyak diterapkan pada dunia pendidikan di
Indonesia, hal tersebut terlihat dari mulai jenjang pendidikan tingkat pendidikan
yang paling dini dan dasar hingga pada tingkat pendidikan paling tinggi,
pembentukan perilaku dilakukan melalui pembiasaan (drill) disertai dengan
penguatan masih sering dilakukan dalam oraktik pembelajaran. Dalam teori
belajar behavoristik ini peran siswa sebagai obyek yang pasif, dan guru dalam
kegiatan belajar mengajar masih mendominasi kegiatan belajar tersebut. dampak
dari kegiatan pembelajaran teori behavoristik ini proses pembelajaran kurang
memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif untuk berkeasi dan
bereksperimen mengembangkan bakat dan kemampuan yang mereka miliki.
Tujuan pembelajaran dari teori behavoristik yakni untuk menambah pengetahuan
siswa dan mengulang atau mengungkapkan pengetahuan siswa yang telah
mereka miliki sebelumny melalui berbagai bentuk sepeperti tes, laporan. Evaluasi
dilakukan secara terpisah dari kegiatan belajar siswa. Adapun bahan materi yang
diajarkan oleh guru sudah tersusun secara heirarkis dari yang sederhana hingga
kompleks.
Dalam teori belajar behavoristik siswa belajar dengan terlebih dahulu
membaca informasi dan soal, kemudian memberikan atau memilih jawaban yang
tersedia dalam soal tersebut. guru segera mencocokkan jawaban siswa, dan
siswa segera mengetahui hasil yang dikerjakan dan guru menyatakan hasil siswa
tersebut dengan kualifikasi nilai yang ditentukan. Siswa yang mendapatkan nila
yang baik akan mendapatkan pujian, sedangkan bagi mereka yang mendapatkan
nilai yang kurang baik maka akan mendapatkan peringatan oleh gurunya.
Pengajaran dilakukan secara terprogram, bahan disusun oleh guru, bisa
berbentuk buku modul belajar, program, kaset atau audio. Dengan pengajaran
terprogram tersebut diharapkan siswa dapat belajar secara mandiri atau
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 46
individual, guru bertindak sebagai pengarah, motivator maupun pengelola
belajar.
Dari teori belajar tersebut kemudian diturunkan metode pembelajaran
2. Hakikat Pembelajaran Metode Drill
Pendidikan disekolah tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran, guru
memiliki peranan yang penting dalam pembelajaran, guru dituntut memiliki
kemampuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, menciptakan minat
siswa untuk belajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran tidak terlepas dari penggunaan media dan metode yang
digunakan. Tidak ada metode atau media yang paling efektif dalam pembejaran,
efektif tidaknya penggunaan media dan metode pembelajaran dipengaruhi oleh
karakteristik peserta didik, sifat atau jenis materi, alokasi waktu yang tersedia dan
sarana pendukung yang ada disekolah. Metode pembelajaran merupakan
langkah operasional yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. guru dalam
memilih dan mengunakan metode pembelajaran tentu harus dilandasi beberapa
pertimbangan seperti yang dijelaskan diatas.
Menurut Soemosasmito (dalam Al tabany: 2014) Suatu pembelajaran
efektif apabila memenuhi persyaratan disebagai berikut:
a. Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap kegiatan
belajar mengajar;
b. Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa;
c. Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa;
d. Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan
struktur kelas yang mendukung butir b, tanpa mengabaikan butir d.
Metode drill merupakan metode pembelajaran yang memberikan latihan
berulang-ulang. Menurut Sudjana (dalam Jaelani: 2017) metode drill merupakan
suatu kegiatan dengan melakukan hal yang sama, dilakukan secara berulang-
ulang agar ketrampilan yang didapatkan secara permanen. Dengan latihan ini,
siswa akan terasah kemampuannya, latihan juga dapat memberikan penguatan
kepada peserta didik atas kelemahan yang dimilikinya dalam pembelajaran yang
dilakukan sebelumnya.
Tujuan penerapan metode ini adalah agar pengetahuan dan ketrampilan
yang diperoleh siswa menjadi lebih mantap. Dengan penerapan metode drill ini
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 47
siswa mampu memiliki kebiasaan yang baik, selain itu penerapan metode drill ini
menjadikan siswa mencapi cepat dan cermat ketika mereka menyelesaikan soal.
.Menurut Roestiyah (dalam Soponyono, dkk : 2018) metode drill bertujuan agar
peserta didik mengembangkan kecakapan intelek dan mempunyai kemampuan
menghubungkan antara yang satu dengan yang lainnya, ada berbagai studi
penelitian terkait dengan efektifitas penggunaan metode drill tersebut, yakni
temuan dari Siadi dkk (2009) hasil belajar kimia dengan metode drill lebih baik
dari metode resitasi, temuan Jaelani dan Aisyah ( 2017) terdapat pengaruh
penggunaan metode drill terhadap hasil belajar matematika perkalian siswa kelas
III MIN Cirebon; Sari (2019) penerapan metode drill dapat meningkatkan hasil
belajar kognitif siswa pada materi himpunan. Hasil temuan lain diperkuat oleh
Hidayati (2019) menunjukkan bahwa hasil belajar mahasiswa setelah penerapan
metode drill perolehan hasil tes mengalami perbedaan, hasil belajar yang
diperoleh mahasiswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Temuan
serupa juga oleh Lubis (2019) menunjukkan bahwa metode drill dapat
meningkatkan aktivitas belajar pada mahasiswa pembelajaran psikologi
pendidikan.
Menurut Sriyono (dalam Wahyuni:2016) , penggunaan metode drill dalam
pembelajaran memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Hasil belajar yang didapatkan siswa agar lebih mantap
b. Mendapatkan pengetahuan, setelah latihan dilakukan maka pengetahuan,
ketrampilan akan menjadi luas
c. Latihan yang digunakan menjadikan siswa aktif belajar
d. Siswa akan terangsang dalam meningkatkan belajar, insiatif dan tanggung
jawabnya sendiri terpupuk.
e. Waktu senggangnya dimanfaatkan untuk menunjang belajarnya.
Prinsip dan petunjuk menggunakan metode drill menurut Majid(2016)
yakni:
a. Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan
tertentu;
b. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, jika kurang
berhasil lalu diadakan perbaikan agar lebih sempurna;
c. Latihan tidak terlalu lama asal sering dilaksanakan;
d. Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa;
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 48
e. Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan berguna.
Guru dalam menerapkan pembelajaran menggunakan metode drill
tersebut melakukan latihan terbimbing dan mengarahkan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, tujuannya agar kemampuan dan ketrampilan siswa
terasah dengan baik dan optimal, selain itu dapat juga menguatkan pemahaman
siswa dan memperbaiki metode pembelajaran sebelumnya yang dirasakan
kurang maksimal dalam pembelajaran yang telah dilakukan sehingga metode drill
dapat dijadikan alternatif kekurangan perbaikian metode pembelajaran
sebelumnya.
3. Langkah-langkah penerapan pembelajaran metode drill
Adapun langkah-langkah atau sintaks penerapan pembelajaran dengan
menggunakan metode drill menurut anitah dkk (dalam sari : 2019) adalah
sebagai berikut;
a. Peserta didik dibekali berkaitan dengan tujuan pembelajaran sehingga siswa
memiliki tanggung jawab untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan
dilakukannya tersebut;
b. Peserta didik diberi penjelasasan kebiasaan dalam mempelajari materi yang
akan dipelajari siswa tersebut, dan untuk mengukur keberhasilan pencapaian
tujuan pembelajaran maka peserta didik diberi latihan;
c. Waktu pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh
peserta didik;
d. Selingi dengan sesuatu yang menarik agar peserta didik tidak bosan;
e. Guru memperhatikan kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh
peserta didi, sehingga dapat dilakukan perbaikan.
Menurut Majid (2015), Ngalimun, Fauzani, Salabi dan Banjarmasin
(2015) (dalam Sari: 2019) terdapat beberapa prinsip dan petunjuk penggunaan
metode drill:
a. Peserta didik diberikan pendalaman agar memiliki pemahaman yang jelas dari
pelaksanaan latihan tersebut;
b. Guru melakukan diagnososi kepada peserta didik sebelum pembelajaran
dengan menggunakan metode drill dimulai;
c. Waktu pembelajaran menggunakan metode drill disesuaikan dengan
kemampuan peserta didik dan tidak boleh terlalu lama;
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 49
d. Proses latihan awal dilakukan dengan memberikan materi dasar yang
berguna bagi peserta didik.
4. Kelebihan dan kekurangan penerapan metode drill
Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan penerapan metode
pembelajaran dengan menggunakan metode drill.
Adapun kelebihan penerapan pembelajaran metode drill menurut Sudjana
(dalam Purwati: 2010) adalah sebagai berikut:
a. Peserta didik diberikan bahan pelajaran dalam suasana yang sungguh-
sungguh akan menjadi kokoh tertanam dalam ingatan peserta didik, karena
pikiran, perasaan, kemampuan pada konsentrasi yang dilatihkan;
b. Peserta didik menggunakan kemampuan berpikirnya bertambah baik, dengan
pengajaran yang baik peserta didik menjadi lebih teratur, teliti dan daya
ingatnya terdorong lebih baik;
c. Dengan adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi langsung dari guru,
memungkinkan murid melakukan perbaikan kesalahan.
Sedangkan kelemahan penerapan pembelajaran metode drill menurut
Sudjana (dalam Purwati: 2010) adalah sebagai berikut:
a. Mudah meninmbulkan kebosanan karena latihan yang dilakukan terus
menerus dibawah pengawasan ketat dan suasana yang serius;
b. Siswa mudah merasa bosan dan jengkel karena tekanan belajar yang berat;
c. Latihan yang terlampau bisa menimbulkan perasaan benci dalam diri peserta
didik;
d. Inisiatif dan kreatifitas siswa lemah karena latihan dan perintah yang diberikan
oleh guru;
e. Latihan ini bertujuan untuk mengokohkan asosiasi tertentu, maka peserta
didik akan merasa asing terhadap struktur-struktur baru dan perasaan tidak
berdaya muncul.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 50
C. Topik Diskusi E-Learning
D. Latihan/tugas
1. Jelaskan keterkaitan teori belajar behavorisme dengan metode Drill yang kalian
ketahui!
2. Analisilah beberapa pertimbangan sebelum memilih dan menggunakan suatu
metode pembelajaran yang kalian ketahui!
3. Uraikanlah langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan metode Drill yang
kalian ketahui!
4. Sebutkanlah kelemahan-kelemahan penerapan pembelajaran dengan
menggunakan metode Drill!
5. Sebutkanlah kelebihan-kelebihan penerapan pembelajaran menggunakan
metode Drill!
KEYWORD
:Pembelajaran;metode;drill;latihan;pendalaman;hasil;kognitif;kebiasaan;ketrampil
an;terasah;kemampuan
PETUNJUK:
• Diskusikanlah Topik di bawah ini
• Gunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar
• Tidak diperbolehkan membicarakan hal lain di luar topik diskusi
PERTANYAAN:
Tujuan penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode drill adalah
agar siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang mantap, dalam
pelaksanaannya salahsatu kelemahan penerapan dengan metode drill tersebut
adalah siswa menjadi bosan, apabila anda menjadi seorang guru dan
menerpakan pembelajaran dengan metode drill, langkah apa yang akan anda
lakukan agar siswa tidak bosa?berilah analisis pendapat anda!
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 51
E. Referensi
Al Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Grup
Hidayati, Syafaatul dan Saiful Anwar. 2019. Penerapan Metode Drill Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Ekonomi Mahasiswa Pendidikan
Ekonomi Universitas Pamulang. Pekobis Jurnal Pendidikan Ekonomi dan
Bisnis. Vol. 4 No. 1 Mei 2019. Hal. 53-64
Jaelani, Aceng, Siti Aisyah. 2017. Pengaruh Metode Drill Terhadap Hasil Belajar
Matematika Materi Perkalian Pada Siswa Kelas III MIN Kota Cirebon. Jurnal
Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI Vol.4(1) Hal. 87-96.
Lubis, Metha. 2019. Penerapan Metode Resitasi dan Metode Drill Dalam Meningkatkan
Aktivitas Pembelajaran Psikologi Pendidikan Pada Mahasiswa Pendidikan
Ekonomi Universitas Pamulang. Pekobis Jurnal Pendidikan Ekonomi dan
Bisnis. Vol. 4 No. 1 Oktober 2019 hal. 35-43.
Majid, Abdul;.2016. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Purwati, Pera. 2010.Pengaruh Penerapan Metode Drill/latihan Terhadap Minat Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih. Jurnal Pendidikan Universitas Garut. Vol. 4
No.1 2010 Hal. 48-53
Sagala, Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sari. Thereia Novita, Oce Datu Appulembang. 2019.Penerapan Metode Drill Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Materi Himpunan Kelas VII
Pada Suatu SMP di Sentani. Johme (Jurnal of Holistics Matemathics
Education). Vol. 2 No.2 Hal. 131-140
Siadi.2009. Komparasi Hasil Belajar Kimia Antara Siswa yang di beri Metode Drill
dengan Resitasi. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 1 2009 hal 360-
365
Soponyono, Andreas Eko, Kelly Sinaga, Jacob Selecky. 2018. Perbandingan
Penerapan Metode Drill dan Resitasi Terhadap Hasil Belajar Kognitif
Matematika Siswa Kelas XI IPA Di SMA ABC Cikarang . Johme: Journal of
Holistic Mathematics Education Vol.1 No. 1
Wahyuni, Nida. 2016. Penggunaan Metode Drill dalam Pembelajaran Matematika.
Prosiding Seminar Nasional 2016. Vol. 2 No. 1
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 52
PERTEMUAN 5
MODUL PEMBELAJARAN EKONOMI BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu :
1. Mahasiswa mampu untuk menjelaskan konsep modul sebagai media
pembelajaran.
2. Mahasiswa mampu untuk memahami dan menjelaskan konsep pembelajaran
kontekstual.
3. Mahasiswa mampu menyusun prinsip desain isi pesan pembelajaran dan prinsip
pembelajaran kontekstual .
Peta Konsep
Modul Pembelajaran Ekonomi Berbasis COntextual Learning
Konsep Modul Sebagai Media Pembelajaran
- Media Pembelajaran
- Modul Pembelajaran
- Struktur Modul
- Prosedur Penyusunan Modul
Konsep Pembelajaran Kontekstual
- Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Pengintegrasian Konsep Modul dan
Konsep Pembelajaran Kontekstual
- Konsep Modul Pembelajaran
Ekonomi Berbasis Contextual Learning
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 53
B. Uraian Materi
1. Pendahuluan
Pembelajaran dapat dipahami sebagai suatu kegiatan yang kompleks dan
saling berkaitan, yang didalamnya mencakup tiga komponen utama yaitu:
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Perencanaan dalam pembelajaran
menjadi hal pertama dan utama yang harus dipersiapkan oleh guru sebelum
melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi terarah
berdasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Guru dituntut untuk cermat dalam melakukan perencanaan dengan melakukan
kombinasi yang tepat dan sinergik pada sub materi yang akan diajarkan. Pada
setiap materi pembelajaran memiliki karakteristik tertentu yang berbeda yang
harus disesuaikan baik dalam penerapan strategi, media, maupun bahan ajar
yang akan digunakan. Perencanaan pembelajaran hendaknya dilakukan dengan
analisa yang mendalam oleh guru baik baik dari kajian secara teoritik maupun
empiris pada komponen-komponen yang mendukung dalam kegiatan
pembelajaran. Keterpaduan yang tepat dalam unsur-unsur pembelajaran
diharapkan dapat menghadirkan suasana pembelajaran dimana siswa dapat
secara aktif mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, melalui
serangkaian kegiatan yang disusun oleh guru.
Unsur pendukung dalam pembelajaran seperti staregi, motede, materi,
sumber belajar, dan bahan ajar diperlukan dilakukan penyesuaian berdasarkan
pada karakteristik dan kebutuhan belajar siswa pada setiap institusi pendidikan
yang berbeda dan lingkungan belajar yang berbeda dengan tetap mengacu pada
pencapaian kompetensi yang ditetapkan secara nasional. Pada pertemuan di
bab ini akan dibahas kerkait dengan pembaruan pembelajaran dalam bentuk
pengembangan sebuah bahan ajar cetak dalam bentuk modul yang
dikombinasikan dengan prinsip dan tahapan pembelajaran kontekstual atau yang
familiar dikenal CTL (Contextual Teaching and Learning).
2. Konsep Dasar Modul Sebagai Media Pembelajaran
a. Media Pembelajaran
Media dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang menjadi medium
(perantara) untuk menyempaikan suatu pesan dalam berkomunikasi. Konsep
media tersebut apabila diterapkan dalam ranah kegiatan pembelajaran
diartikan sebagai segala sesuatu yang membawakan pesan-pesan
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 54
pembelajaran. Pembawa pesan dalam pembelajaran tersebut dapat berupa
peristiwa/kejadian, bahan/alat dan manusia untuk terciptanya suatu kondisi
yang memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan
dan sikap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Smaldino (2011: 7)
mendeskripsikan secara garis besar terdapat 6 (enam) kategori dasar dalam
media sebagai berikut:
1) Teks : media teks terdiri dari susunan alfanumerik yang disusun
sedemikian rupa dan dapat di tampilkan dengan berbagai format seperti
layar LCD Proyektor, poster, papan tulis dan buku.
2) Audio : media penyampaian pesan audio meliputi segala sesuatu yang bisa
didengar, seperti suara manusia (misalnya pidato kebangsaan soekarno
dan tokoh lainnya), suara binatang, suara mekanis yang mengandung
pesan pembelajaran.
3) Visual : Media visual meluputi segala sesuatu yang dapat dilihat sebagai
sumber belajar yang mengandung pesan pembelajaran seperti gambar,
foto, kartun.
4) Vidio : Media vidio merupakan perpaduan antara antara audio dan visual
yang dapat menampikan gerak, gambar dan suara secara bersamaan,
dapat dikemas dalam bentuk rekaman vidio, animasi, DVD dll.
5) Miniatur : Media miniatur merupakan pengantar pesan pembelajaran
dengan menampilkan format tiga dimensi dengan ukuran yang lebih kecil
yang dapat disentuh oleh siswa
6) Manusia: Seorang guru yang memiliki keahlian tertentu dalam bidang studi
menjadi bagian terpenting dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat
belajar optimal dengan guru, antar siswa dan orang dewasa lainnya.
Media dalam pembelajaran dapat kita batasi definisinya pada berbagai hal
yang digunakan sebagai saluran dalam upaya penyampaian pesan maupun
informasi dalam pembelajaran. Secara khusus media pembelajaran
memungkinkan sebagai sarana yang dapat menciptakan kondisi agar siswa
dapat secara mudah untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap
melalui suatu kondisi perekayasan kejadian yang medukung memperoleh
informasi seperti lingkungan rumah, lingkungan sosial, lingkungan sekolah.
Pemerolehan informasi dari materi (seperti buku teks, lembar kegiatan siswa,
modul, dll) atau dari individu (seperti guru, teman sebaya, orang tua). Sehingga
fungsi atau kegunaan media dalam kegaiatan pembelajaran sebagai berikut:
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 55
1) Pemanfaatan unsur dalam media dalam kegiatan pembelajaran tidak
hanya berperan sebagai unsur tambahan, akan tetapi pemanfaatan media
dalam pembelajaran memiliki fungsi tersendiri yang berperan sebagai alat
bantu untuk menciptakan situasi dan kegiatan pembelajaran yang efektif
dan efisien.
2) Penggunaan unsur media dalam pembelajaran adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari keseluruhan proses pembelajaran yang dapat digolongkan
pada tahap perencanaan pembelajaran.
3) Penggunaan media dalam pembelajaran memiliki sifat yang tidak
terpisahkan dengan tujuan pembelajaran, sehingga penggunaan unsur
media harus selalu menyesuaikan dengan kompleksitias materi.
4) Penggunaan media dalam pembelajaran tidak hanya dimaknai hanya
sebagai alat hiburan yang hanya berfungsi melengkapi proses
pembelajaran dan sebagai sarana untuk menarik perhatian siswa, akan
tetapi pemanfaatan media dalam pembelajaran hendaknya mengandung
pesan moral, karakter dan pengetahuan siswa.
5) Penggunaan unsur media dalam pembelajaran lebih di fokuskan untuk
mempercepat pemahaman siswa terhadap suatu materi sehingga alokasi
waktu dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif.
6) Penggunaan unsur media dalam kegaiatan pembelajaran di prioritaskan
untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran.
Pembelajaran akan lebih menarik apabila didukung dengan penggunaan
media yang tepat. Dalam hal ini guru berperan aktif dalam melakukan
perencanaan penggunaan media pembelajaran. Bahkan lebih jauh guru
hendaknya melakukan inovasi – inovasi pengembangan media pembelajaran,
agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan siswa antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Adapun tahapan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
penggunaan media pembelajaran, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan sebagai berikut:
1) Guru hendakya melakukan analisa terkait dengan tujuan pembelajaran,
kompetensi inti yang hendak dicapai, serta analisis kompleksitas materi
pembelajaran.
2) Guru perlu melakukan diagnosis awal untuk mengetahui tingkat
kemampuan awal siswa maupun kesulitan belajar yang dihadapi, sehingga
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 56
penggunaan media mengandung kebermanfaatan yang tinggi untuk
mengatasi permasalahan kesulitan belajar siswa.
3) Guru perlu merancang desain penggunaan media yang menarik,
komunikatif dan sederhana, akan tetapi mampu membawakan pesan
pembelajaran yang mendalam dan meningkatkan kreativitas siswa dalam
belajar.
4) Guru hendaknya melakukan evaluasi secara berkala terkait penerapan
suatu media dalam pembelajaran, umpan balik, kritik dan saran dalam
penerapan media dapat menjadi perbaikan untuk meningkatkan mutu
kualitas pembelajaran.
b. Modul Pembelajaran
Rendahnya minta baca siswa terhadap bahan ajar menjadi salah satu
permasalahan serius dalam pembelajaran dewasa ini. Modul pembelajaran
dapat dijadikan opsi dalam meningkatkan minat baca siswa. Modul
merupakan suatu bahan ajar mandiri yang dikemas secara sistematis dan
terencana, yang didalamnya terdapat serangakaian pengalaman belajar yang
memudahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan secara spesifik. Modul disajikan dengan bahasa yang sederhana
dan mudah dipahami agar siswa dapat belajar secara mandiri maupun
dengan bimbingan minimal dari guru. Modul pembelajaran sebagai bahan
ajar mandiri memiliki beberapa karakter yang membedakannya dengan bahan
ajar lain (Daryanto, 2013: 9), diantaranya adalah:
1) Self Instruction
adalah karakteristik yang paling penting dalam sebuah modul, melalui
hal tersebut siswa dapat belajar secara mandiri atau dengan bimbingan
yang minimal dari guru. Modul yang memiliki karakteristik self instruction
harus memiliki hal-hal sebagai berikut :
a) Memuat prihal pencapaian kompetensi inti, kompetensi dasar serta
tujuan pembelajaran dengan jelas.
b) Mengemas materi pembelajaran kedalam unit-unit kegiatan yang lebih
spesifik, sehingga materi pembelajaran dapat dikuasai dengan jelas dan
tuntas.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 57
c) Memuat ilustrasi yang dan contoh yang terkait dengan materi
pembelajaran yang dipaparkan.
d) Memuat tugas, soal-soal latihan dan sejenisnya, yang memungkinkan
siswa untuk melakukan pengukuran pemahaman secara mandri
e) Kontekstual, modul pembelajaran hendaknya dikemas dengan
menyajikan materi dengan konteks kegiatan yang berada dalam
lingkungan belajar siswa.
f) Menerapkan bahasa yang komunikatif dan sederhana sehingga mudah
dipahami oleh siswa.
g) Memuat rangkuman materi pada setiap sub-bab pembahasan.
h) Memuat umpan balik atas penilaian kinerja dan pemahaman siswa
terhadap materi yang dipaparkan pada modul.
2) Self Contained
Self Contained diartikan apabila keseluruhan materi yang diperlukan
dalam pembelajaran telah termuat dalam modul tersebut. Karakter ini
memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari materi secara
utuh dan tuntas dalam kesatuan yang integral dalam sebuah modul.
Apabila dimungkinkan terjadi pemisahan atau pembagian antar materi
dalam sub bab yang berbeda, maka harus dilakukan dengan
memperhatikan kedalaman dan keluasan materi dengan megacu pada
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
3) Stand Alone
Stand Alone memberikan karakteristik bahwa modul pembelajaran
tidak bergantung pada media atau bahan ajar lain. Penggunaan modul
dengan karakter ini memungkinkan siswa tidak perlu menggunakan bahan
ajar lain atau media lain untuk mengerjakan tugas pada modul tersebut.
Kelengkapan dan kedalaman materi menjadi unsur penting dalam hal ini,
apabila dalam penggunaannya siswa masih memerlukan bahan ajar lain
selain modul yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak digolongkan
dalam modul yang berdiri sendiri.
4) Adaptif
Modul memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terkait
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Konsep adaptif disini
diartikan bahwa modul tersebut dapat menyesuaikan baik dari sisi desain
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 58
isi, teknik penyajian yang bersifat fleksible digunakan dalam berbagai
perangkat keras (hardwere).
5) Bersahabat (User Friendly)
Pada setiap bagian instruksi dan pemaparan informasi yang disajikan
bersifat bersahabat dan komunikatif. Dalam penyusunan instruksi dan
pemaparan materinya bersifat membantu dan bersahabat dengan
penggunanya. Menggunakan istilah-istilah yang umum digunakan, bahasa
yang sederhana dan mudah untuk dimenegerti.
c. Struktur Modul
Modul harus disusun berdasarkan keteraturan struktur dan pola-pola
tertentu, sehingga mempermudah siswa dalam mempelajarinya. Vembriarto
dalam Prastowo (2011: 114) terdapat beberapa unsur pembentukan modul
sebagaii berikut:
1) Rumusan tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik
tujuan pengajaran yang tercantum didalam modul terlebih dahulu
harus dirumuskan dalam bentuk perubahan tingkah laku siswa setelah
mereka menyelesaikan segala isntruksi dan tugas yang disajikan dalam
modul. Adapun rumusan tujuan pembelajaran ini dapat dicantumkan
umumnya dalam lembaran kegiatan siswa. Hal tersebut digunakan sebagai
sarana informasi kepada siswa terkait perubahan pengetahuan,
keterampilan dan sikap apa yang diharapkan setelah mereka mempelajari
modul tersebut.
2) Petunjuk untuk pendidik
Petunjuk ini berkaitan dengan keterangan tentang penyelenggaraan
pembelajaran. Pada bagian ini memuat penjelasan tentang teknis serta
urutan – urutan kegiatan yang harus dilakukan dikelas, alokasi waktu yang
disediakan untuk mempelajari modul, unsur pendukung seperti alat
maupun sumber belajar, teknis evaluasi dan instrumen evaluasi yang harus
digunakan.
3) Lembaran kegiatan siswa
Pada lembaran ini berisi pemaparan materi pembelajaran yang harus
dikuasai siswa. Uraian materi yang disajikan disusun secara khusus dan
sistematis, sehingga mempermudah siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 59
Uruian penyajian materi hendaknya tetap berdasar pada tujuan
pembelajaran dengan memperhatikan hirarkinya secara cermat.
4) Lembaran kerja bagi siswa
Setelah menyelesaikan perancangan uraian penyajian materi, tahap
selanjutnya yang harus dilakukan adalah menyusun lembar kerja bagi
siswa. Konten bagi lembar kerja siswa ini berisi pertanyaan-pertanyaan dan
permasalahan-permasalahan yang disajikan wajib diselesaikan oleh siswa.
lembar kerja siswa berdampingan dengan lembar kegiatan siswa yang
dimanfaatlan untuk menyelesaikan permasalahan yang disajikan
5) Kunci lembaran kerja
Modul pembelajaran tidak hanya dirancang agar siswa secara aktif
memecahkan masalah yang disajikan, akan tetapi siswa juga dituntut untuk
mengevaluasi pencapaian belajar mereka sendiri. Sehingga pada setiap
modul dicantumkan kunci lembaran kerja, namun dalam prakteknya kunci
lembar kerja terkadang di pengan oleh pendidik. Melalui kunci lembar kerja,
siswa dapat mengkonfirmasi jawaban-jawaban yang salah dan segera
melakukan perbaikan terhadap jawaban yang keliru, hal ini disebut sebagai
penguatan langsung terhadap respon siswa.
6) Lembar evaluasi
Evaluasi yang dilakukan pendidik terkait keberhasilan siswa
mempelajari modul ditentukan oleh hasil tes ahir yang dimuat dalam lembar
evaluasi, bukan pada lembar kerja. Siswa yang tidak memiliki motivasi
belajar yang tinggi mungkin hanya akan menyalin kunci jawaban yang
tersedia pada lembar kerjanya. Siswa tersebut akan segera sadar tanpa
belajar ia akan kesulitan menghadapi tes ahir yang disediakan oleh
pendidik. Lembar evaluasi dan kunci jawaban senantiasa di simpan oleh
pendidik.
7) Kunci lembar evaluasi
Kunci lembaran evaluasi disusun oleh penuis modul, dengan
menetapkan rating scale. Item soal yang dijabarkan dari tujuan
pembelajaran pada setiap standar kompetensinya. Sehingga pengukuran
ketercapaian belajar siswa dapat di ukur secara tepat. Hal ini lah yang
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 60
menjadi acuan tindakan yang perlu diambil apabila ada siswa yang belum
mencapai standar yang telah ditetapkan.
d. Prosedur Penyusunan Modul
Modul pembelajaran dirancang secara khusus dengan memperhatikan
prosedur yang baik dan benar. Penyusunan dengan berdasar kaidah-kaidah
penulisan bertujuan untuk menciptakan bahan ajar yang memiliki dampak
pada keefektifan belajar siswa. Penulisan modul dapat memperhatikan kaidah
penulisan (Daryanto, 2013 :16) sebagai berikut:
1) Analisis Kebutuhan Modul
Analisis kebutuhan modul pembelajaran diawali dengan melakukan
analisis terhadap kompetensi inti dan kompetensi dasar apa yang hendak
di programkan untuk mengetahui secara lebih spesifik kebutuhan modul
pembelajaran dari siswa atau peserta didik. Proses analisa kebutuhan
modul ini sebaiknya dilakukan oleh tim yang beranggotakan mereka yang
memilki kompetensi kusus dalam skema pengembangan bahan ajar.
2) Desain Modul
Desain modul yang dimaksud dalam hal ini adalah rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam rencana pelaksanan
pembelajaran termuat materi, media, strategi pembelajaran serta teknik
evaluasi yang akan digunakan. Sehingga RPP menjadi acuan awal dalam
perancangan modul pembelajaran
3) Implementasi
Modul pembelajaran di implementasikan sesuai dengan perencanaan
yang telah termuat didalam modul. Dimulai dari alat, bahan, media serta
lingkungan belajar yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran.
Implementasi di upayakan agar memenuhi semua unsur yang telah
ditetapkan dalam desain pelaksanaan pembelajaran. Penerapan dan
pelaksanaan unsur-unsur pembelajaran dilakukan secara konsisten.
4) Penilaian
Penilaian hasil belajar bertujuan unuk mengukur tingkat ketercapaian
belajar siswa setelah mengikuti seluruh kegiatan yang terdapat dalam
modul. Penilian dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah termuat
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 61
didalam modul. Penilian hasil belajar di ukur dengan menggunakan
instrumen yang telah dibuat saat penulisan modul
5) Evaluasi dan Validasi
Modul yang telah di implementasikan dalam kegiatan pembelajaran,
secara berkala harus dilakukan evaluasii dan validasi. Evaluasi bertujuan
untuk mengukur seberapa besar kebermanfaatan modul dalam
implementasinya yang disesuaikan dengan tujuan pengembangan modul.
Validasi bertujuan untuk mengukur kesesuaian modul terhadap kompetensi
yang ditargetkan dalam pembelajaran. Apabila konten yang termuat dalam
modul sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang menjadi target,
sehingga dapat dinyatakan bahwa modul tersebut valid.
6) Jaminan Kualitas
Jaminan kualitas diperlukan untuk memastikan pengembangan
modul dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan yang baku. Maka
selama proses pembuatan dan perlu dilakukan monitoring secara periodik
untuk menghindari konten yang tidak sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan. Pada tahap ahir modul perlu di uji efektifitasnya untuk
menentukan mengetahui kebermanfaatannya dalam kegiatan belajar
mengajar.
3. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
a. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran konteksual merupakan sebuah konsep belajar yang
mendorong siswa menghubungkan/mengaitkan materi yang dipelajari dengan
fenomena nyata dalam kehiduapn sehari-hari. Pembelajaran ini menekankan
pada keterkaitan antara pengetahuan secara tekstual dengan konteks dalam
kehidupan nyata dimana pengetahuan tersebut dapat diperoleh. Melalui
skema ini diharapkan siswa secara aktif mandapatkan pengetahuan secara
mendalam beserta makna yang terkandung didalamnya, tidak hanya sebatas
pengetahuan yang bersifat hapalan. Zahorik (dalam Hosnan, 2014: 269)
mendeskripsikan beberapa karakteristik penting dalam penerapan
pembelajaran kontestual :
1) Activating Knowledge, dalam pembelajaran kontestual kegiatan
pembelajaran diawali dengan mengaktifkan informasi pengetahuan yang
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 62
telah ada. Secara sederhana dapat dipahami bahwa sesuatu yang
dipelajari tidak terlepas dari apa yang telah dipelajari siswa dimasa lalu.
Pengetahuan yang akan diperoleh siswa bukan pengetahuan yang benar-
benar baru, akan tetapi merupakan keberlanjutan dan saling berkaitan
antar suatu konsep dengan konsep lainnya.
2) Acquiring Knowledge, Pemebelajaran kontekstual merupakan konsep
belajar dalam upaya menambah atau memperoleh pengetahuan.
Pengetahuan baru dikembangkan dan diperoleh melalui metode deduktif.
Konsep ini menggeneralisasi materi pembelajaran secara keseluruhan, dan
selanjutnya diperhatikan detail materi pembelajaran.
3) Understanding Knowledge, Pengetahuan yang diperoleh tidak hanya untuk
dihapal akan tetapi untuk diyakini dan dipahami. Misalkan dengan teknik
diskusi dan salling memberi tanggapan terhadap suatu konsep, apabila
dimungkinkan terdapat pendapat siswa yang berseberangan, maka
pendapat tersebut harus diluruskan berdasarkan pemahaman yang logis
dan analitis.
4) Applying Knowledge, Mempraktekkan pengatahuan dan pengalaman yang
telah diperoleh, sehingga tampak jelas perubahan prilaku siswa setelah
kegiatan pembelajaran. Pengetahuan yang diperoleh tidak hanya sebatas
dihapal, tetapi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa.
5) Reflecting knowledge, melakukan refleksi terkait dengan metode
pengembangan pengetahuan. Hal ini diperlukan sebagai umpan balik
dalam upaya perbaikan secara periodik dan penyempurnaan terhadap
metode yang digunakan.
4. Pengintegrasian Konsep Pembelajaran Kontekstual dan Prinsip Desain
Pesan Pembelajaran ke dalam Modul
a. Konsep Modul Pembelajaran Ekonomi Berbasis Kontekstual
Mengembankan bahan ajar pada dasarnya merupakan aktivitas
perencanaam materi ajar atau penyampaian pesan pembelajaran sehingga
dapat lebih mudah dipahami oleh siswa. Pengembangan bahan ajar selalu
didasarkan atas permasalahan dan kesulitan belajar siswa, sehingga inovasi
dalam mengembangkan bahan dapat menjadi solusi terhadap permasalahan
yang terjadi. Ketika kita hendak mengadopsi suatu konsep belajar kedalam
modul pembelajaran, maka harus mengacu pada prinsip desain isi pesan
pembelajaran dan disesuaikan dengan tahapan/sintak pembelajaran
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 63
kontekstual. Pembelajaran kontekstual berdasar atas strategi dan prinsip
pembelajaran dengan mendorong terciptanya lima bentuk pembelajaran
sebagai berikut:
1) Menghubungkan (relating) merupakan konsep belajar yang
menghubungkan antara konsep belajar yang hendak dipelajari dengan
konsep yang telah diketahui siswa sebelumnya. Pada kesempatan ini guru
memberikan stimulus untuk memandu siswa untuk mengingat pengetahuan
dimasa lalu yang memiliki kaitannya dengan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai. Pembelajaran dimulai dengan cara yang sederhana dari
lingkungan terdekat siswa.
2) Mencoba (experimenting), merupakan sebuah konsep belajar dengan
mengajak siswa pada pengalaman langsung yang berkaitan dengan materi
ajar. Perlu disadari bahwa tidak semua siswa memililki pengalaman yang
sama, untuk menangani permasalahan tersebut guru harus memberikan
kegaiatan yang hands-on, sehingga memungkinkan semua siswa memiliki
pengalaman yang sama.
3) Mengaplikasi (applying), siswa dapat menerapkan konsep yang mereka
pelajari dengan aktifitas untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan
yang telah dipilih dan didesain oleh guru berdasarkan pada tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai.
4) Bekerjasama (cooperating), bekerja sama dalam belajar diartikan sebagai
saling berbagai saling sumbang saran, merespon jawaban antar satu siswa
dengan siswa lainnya. Hal ini juga bertujuan untuk melatih kemampuan
komunikasi siswa, untuk dapat berani mengemukakan pendapat baik
tambahan atau bantahan terhadap pernyataan siswa lainnya.
5) Proses transfer ilmu (transferring), tahap ini merupakan strategi
pembelajaran untuk dapat menggunakan pengetahuan dalam sebuah
situasi baru atau suatu permasalahan yang belum dapat diselesaikan
sebelumnya. Hal inilah yang akan melahirkan ide-ide baru pada siswa
untuk memberikan usul, saran dan pendapat, sebagai sarana memacu
siswa untuk dapat aktif mengembangkan diri dalam upaya pemerolehan
pengetahuan.
Desain isi pesan pembelajaran perlu diperhatikan dengan cermat oleh
penulis modul. Penyampaian pesan pembelajaran berdasarkan pada konsep
teknologi pendidikan dan pembelajaran pada hekakatnya adalah upaya
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 64
penyampaian pesan kepada peserta didik oleh narasumber/penulis dengan
menggunakan alat, teknik, bahan serta lingkungan tertentu. Untuk
mendapatkan bahan ajar yang efektif, perlu diperhatikan beberapa prinsip
desain isi pesan pembelajaran sebagai berikut:
1) Kesiapan dan Motivasi
Kesiapan dan motivasi merupakan prinsip pertama dalam desain isi
pembelajaran, yang menyatakan bahwa pembelajaran akan lebih efektif
dan hasilnya lebih baik apabila siswa dalam keadaan siap dengan motivasi
yang tinggi. Kesiapan disini memiliki makna kesiapan secara keseluruhan
meliputi kesiapan mental, fisik dan pengetahuan prasyarat. Dalam hal ini
untuk mengetahui kesiapan siswa tersebut perlu dilakukan tes awal, tes
diagnosis maupun tes prasyarat. Pengetahuan prasyarat dibutuhkan
sebelum memulai pembelajaran dan hal ini harus terpenuhi. Apabila
pengetahuan yang disyaratkan belum terpenuhi maka perlu dilakukan
matrikulasi, sehingga siswa memiliki dasar pengetahuan yang sama.
Motivasi merupakan dorongan untuk bertindak melakukan suatu kegiatan,
termasuk belajar. Dorongan tersebut dapat berasal dari luar atau dari
dalam diri siswa. Motivasi merupakan bagian terpenting dalam kegaiatan
belajar, tanpa motivasi yang kuat siswa akan cenderung untuk malas dan
mengabaikan materi pelajaran. Cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan motivasi siswa antara lain dengan memberikan gambaran
tentang kegunaan dan pentingnya materi untuk dipelajarai, kerugian
apabila tidak serius dalam mempelajarinya. Relevansi atau manfaat materi
yang dipelajari dengan kehidupan waktu sekarang dan masa yang akan
datang, maupun dengan cara memberi penghargaan dan hukuman
(rewarnd and punishment).
2) Penggunaan alat pemusat perhatian
Prinsip ini menyatakan bahwa penyampaian pesan pembelajaran
akan menunjukkan hasil yang lebih baik lebih dan efektif dengan
menampilkan alat pemusat perhatian. Hal ini didasarkan pada asumsi
bahwa terpusatnya mental seorang siswa terhadap suatu objek menjadi
faktor penting terhadap keberhasilan belajar siswa. Semakin seorang siswa
memperhatikan maka akan semakin berhasil, sebaliknya semakin seorang
siswa tidak memperhatikan maka akan semakin tidak berhasil.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 65
Penggunaan alat pemusat perhatian merupakan bagian penting dalam
desain ini pesan pembealjaran akan tetapi dalam jangka waktu yang lama
hal tersebut sulit untuk dikendalikan. Hal tersebut menuntut diperlukannya
teknik atau alat untuk dapat mengendalikan perhatian siswa. Alat tersebut
dapat berupa ilustasi, gambar, audio, vidio, alat peraga dsb. Lebih jauh
dalam praktek pembelajaran dikelas untuk dapat mengendalikan perhatian
siswa dapat dilakukan misalnya dengan gerakan, sesuatu yang aneh,
menggetkan, menegangkan humor, dll.
3) Partisipasi aktif siswa
Prinsip ini menyatakan bahwa apabila siswa berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran baik dalam memberikan pertanyaan, menanggapai
pertanyaan maupun melakukan sumbang saran maka hasil belajar akan
lebih baik. Aktifitas tersebut meliputi aktifitas mental meliputi merasakan,
membayangkan, merenung, memikirkan jawaban dan aktifitas fisik meliputi
menulis, melakukan latihan, menjawab pertanyaan, mengerjakan tugas dan
lain lain.
4) Perulangan
Prinsip ini menyatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan secara
berulang-ulang akan memberikan hasil belajar yang optimal. Perulangan
dapat dilakukan dapat dilakukan dengan cara dan media yang sama atau
dengan cara dan media yang berbeda. Pengulangan ini juga dapat menjadi
penguatan bagi pemahaman.
5) Umpan Balik
Prinsip ini menyatakan bahwa pemberian umpan balik dapat
meningkatkan hasil belajar. Umpan balik merupakan informasi tentang
kemajuan hasil belajar yang diberikan kepada siswa. Apabila salah maka
maka guru memberikan pembenaran, dan apabila sudah benar guru
memberikan penguatan. Siswa akan menjadi semakin mantap
pengetahuannya apabila diberikan penguatan dan juga siswa akan
mengerti dimana kesalahannya apabila diberikan pembenaran oleh guru.
Dalam teknis penyusunan bahan ajar, umpan balik dimuat dalam bentuk
kunci jawaban.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 66
Pengembangan bahan ajar dalam bentuk modul pembelajaran barbasis
pembelajaran kontekstual pada dasarnya merupakan penyampaian isi pesan
pembelajaran yang umumnya disajikan dalam bentuk tahapan/sintak
pembelajaran dalam skema pembelajaran kelas. Jaya F, et all (2017)
Menyatakan bahwa pengembangan modul pembelajaran ekonomi berbasis
kontekstual learning pada SMA Negeri di Kabupaten Karanganyar secara
signifikan meningkatkan hasil belajar siswa. Berkaitan dengan hal tersebut
penting kiranya untuk memperhatikan urutan – urutan strategi pembelajaran
agar menjadi perhatian khusus. Adapun komponen pokok dalam strategi
pembelajaran meliputi kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian
materi, memancing penampilan siswa, pemberian umpan balik, kegiatan
tindak lanjut. Prinsip, strategi dan konsep pembelajaran kontekstual perlu di
integrasikan dalam prinsip desain isi pesan pembelajaran. Mengacu pada
beberapa konsep diatas, Modul pembelajaran ekonomi yang dikembangkan
dengan strategi pembelajaran kontekstual dapat disajikan dengan hirarki
sebagai berikut:
1) Kegiatan pembelajaran pendahuluan
Kegiatan pembelajaran pendahuuan mencakup ruang lingkup materi
dan tujuan pembelajaran. Berdasarkan konsep pembelajaran kontekstual
kegiatan pembelajaran pendahuluan dapat dilakukan dengan
menghubungkan materi pembelajaran pada masa yang telah lalu dengan
kaitannya pada tujuan pembelajaran yang hendak akan dicapai. Dalam
desain isi pesan pembelajaran hal tersebut dimuat dalam bentuk
pertanyaan atau pun re-view materi untuk memenuhi kaidah pengetahuan
prasyarat siswa.
2) Penyampaian materi pembelajaran
Mengacu pada konsep pengaplikasian pembelajaran kontekstual,
penyampaian materi dimuat dengan menghadirkan permasalahan sosial
yang terjadi dimasyarakat yang memiliki kaitan erat dengan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai. Hal ini ditujukan agar siswa mendapat
pengalaman langsung tentang materi yang dipelajari melalui kajian pustaka
yang dimuat oleh penulis, sehingga siswa dapat menyusun sendiri konsep
yang mereka pelajari. Supaya penyajian tersebut menarik perhatikan
siswa, perlu di gunakan alat pemusat perhatian. Alat pemusat perhatian ini
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 67
dapar berupan visualisasi yang menarik seperti gambar, gambar
permasalahan sosial, maupun perpaduan penegas warna dan garis.
Penyajian materi yang penting diperhatikan disini seperti prinsip
perulangan yang dapat diaplikasikan melalui pemberian tinjauan diawal,
penyajian materi selengkapnya dan ikhtisar atau rangkuman di ahir.
3) Memancing penampilan siswa
Prinsip ini bertujuan untuk memacu siswa dalam mengungkapkan
gagasan ataupun pemikirannya. Dalam teknik penulisan dengan mengacu
pada prinsip pembelajaran kontekstual selalu dihadirkan permasalahan
sosial melalui studi kepustakaan. Siswa diharapkan mampu untuk
mengeksplorasi permasalahan-permasalahan tersebut melalui pertanyaan
maupun solusi yang diberikan. Hal ini sangat menuntut agar siswa dapat
selalu mengkomunikasikan ide maupun gagasan dalam menghadapi
permasalahan yang diberikan guru. Kemampuan penyelesian masalah
menjadi fokus utama dalam pembelajaran kontekstual bukan terletak pada
hafalan konsep. Tujuan pembelajaran diharapkan dapat tercapai melalui
antusias diskusi dan sumbang saran antar siswa dibawah arahan dari guru
selaku fasilitator dalam pembelajaran
4) Pemberian umpan balik
Umpan ballik diperlukan untuk mengetahui penguasaan materi
pembelajaran oleh siswa. Umpan balik umumnya dalam wujud soal – soal
latihan berikut lembar jawabannya pada lembar berikutnya. Dengan
mengatahui jawaban yang benar siswa bisa mengoreksi secara mandiri
seberapa jauh penguasaan materi yang telah dipelajari.
5) Kegiatan tindak lanjut
Aktivitas tindak lanjut dapat dimuat dengan tiga teknik yang pertama
transfer pengetahuan, pemberian pengayaan dan remidial. Ketika siswa
mampu mentransfer pengetahuan maka siswa sampai pada tingkat
penguasaan konsep yang sangat baik. Pegayaan diberikan pada siswa
yang telah mencapai tujuan belajar yang ditargetkan. Remidial diberikan
pada siswa yang mengalami kesulitan belajar sehingga perlu diterapkan
strategi yang berbeda untuk mencapai standar kompetensi yang telah
ditetapkan.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 68
C. Topik Diskusi E-Learning
D. Soal Latihan/Tugas
1. Deskripsikan menurut pendapat kalian bagaimanakah peranan media dalam
pembelajaran?
2. Sebutkan dan berikan contoh jenis-jenis media pembelajaran?
3. Deskripsikan menurut pemahaman kalian apakah yang dimaksud modul
pembelajaran?
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru dalam proses pembelajaran, bahkan salah
satu kompetensi yang harus dimiliki guru adalah menulis bahan ajar. Hal tersebut
bertujuan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa yang berbeda-
beda disetiap institusi pendidikan. Mengacu pada hal tersebut, sebagai seorang guru
hal apa yang akan anda lakukan untuk memilih bahan ajar yang tepat untuk
dikembangkan serta strategi yang dipilih dalam desain penyampaian isi pesan
pembelajaran dalam bahan ajar?
Berikan contoh permasalahan belajar serta pengembangan bahan ajar maupun
strategi penyampaian pesan yang dipilih?
Keyword: Bahan ajar, pengembangan, pesan pembelajaran, permasalahan belajar,
siswa, kontekstual
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 69
4. Deskripsikan langkah – langkah pengembangan modul pembelajaran?
5. Sebutkan dan jelaskan karakteristik modul pembelajaran?
E. Referensi
Daryanto. 2013. Menyusun Modul (Bahan AjarUntuk Persiapan Guru Mengajar).Yogyakarta: Gava Media
Hosnan. 2014. Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21.
Bogor: Ghalia Indonesia
Jaya, F., Baedhowi, B., & Indriayu, M. (2017). PENGEMBANGAN MODUL
PEMBELAJARAN EKONOMI BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA
NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
Diva Press.
Smaldino, Sharon E. 2011. Instructional Technology and Media for Learning.
Jakarta:Kencana
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 70
PERTEMUAN 6
MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS GUIDED INQUIRY
A. Tujuan Pembelajaran
Kemampuan akhir yang akan dikuasai oleh mahasiswa setelah mempelajari
materi ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan konsep belajar dan pembelajaran
2. Menjelaskan modul pembelajaran
3. Menjelaskan model pembelajaranguided inquiry
4. Menggunakan modul pembelajaran Berbasis Guided Inquiry.
B. Uraian Materi
Peta Konsep Materi
Pernahkah Anda membaca novel? Atau cerpen? Buku pelajaran? Atau yang
lainnya. Kegiatan membaca yang Anda lakukan merupakan suatu kegiatan literasi
membaca yang akan memberikan pemahaman kepada Anda tentang isi dan tujuan
penulisannya. Dari berbagai macam buku tersebut memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Buku yang Anda baca tentu memiliki perbedaan baik dari segi
desain maupun isi buku.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 71
Pada pertemuan kali ini akan dibahan salah satu bahan ajar berupa modul
pembelajaran. Bahan ajar ini tentaunya terdapat pengembangan yang memberikan
ciri khas dari bahan tersebut. Pada kesempatan ini bahan ajar yang akan
dikembangkan berupa pengembangan modul pembelajaran berbasis guided inquiry.
Pembelajaran modul terintegrasi dengan model-model pembelajaran yang
memberikan aktivitas mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran.
1. Belajar
Sub materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
Gambar 1. Peta Sub Materi Belajar
a. Pengertian Belajar
Sering kita mendengar kata belajar dalam lingkungan dunia pendidikan.
Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar apa itu belajar? bagimana penerapan
belajar? Banyak ahli mendefinisikan tentang belajar sesuai dengan konteks
tujuan akhir yang diharapkan.
Belajar merupakan suatu proses tahapan perubahan baik dari segi
kognitif, afektif dan konatif. Belajar merupakan suatu proses perubahan yang
akan dialami oleh siswa dalamberperilaku mulai dari yang belum tahu menjadi
tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih
terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat
bagi lingkungan maupun individu itu sendiri (Trianto, 2009). perubahan ini
yang diinginkan dari setiap proses pendidikan agar siswa mampu
menyesuaikan diri dalam setiap perkembangannya untuk menjadi prbadi yang
optimal.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 72
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 2. Aktivitas Belajar Mahasiswa
Perhatikan Gambar 2 di atas, dapat diketahui bahwa mahasiswa sedang
melakukan kegiatan mandiri dalam memahmi materi yang akan dipelajari.
Kegiatan belajar merupakan aktivitas yang menuntut mahasiswa untuk
meningkatkan kemampuan kogitif, afektif, dan psikomotorik. Kegiatan belajar
juga merupakan suatu pembentukan sikap siswa agar mampu beretika dan
berbudaya dengan baik dalam lingkungannya. Pembentukaan sikap yang saat
ini digaungkan oleh pemerintah seperti adanya Pendidikan Penguatan
Karakter (PPK). Oleh karena itu, belajar memiliki peran penting dalam
pembentukan karakter maupun perubahan perilaku peserta didik (Rusman,
2013: 85).Pentingnya kegiatan belajar ini tentunya menjadi perhatian bagi
guru atau dosen dalam mendesain pembelajaran agar mampu
mengembangkan segala aspek nilai baik kognitif, afektif dan konatif
mahasiswa.
b. Aktivitas belajar
Kegiatan belajar yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan suatu
integrasi dari aktifitas fisik dan mental yang saling bersinergi untuk mencapai
tujuan dari kegiatan belajar tersebut. Sanjaya (2008: 112) dalam suatu
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 73
karyanya menyatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental yang
dialami dalam diri seseorang, sehingga dapat menyebabkan perubahan
perilaku dari individu tersebut. Perubahan ini yang akan memberikan
mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan dan pengalaman mahasiswa
dalam pembelajaran.
Gambar 2. Aktivitas Kelompok
Perhatikan Gambar 2 di atas, kegiatan belajar yang dilakukan oleh
mahasiswa dapat berupa kegiatan berkelompok. Kegiatan belajar secara
berkelompok dapat dilakukan melalui metode diskusi dalam upaya
menyelesaikan studi pengetahuan. Aktivitas belajar juga dapat dilakukan
secara mandiri maupun secara berkelompok. Kegiatan mandiri dan kelompok
memiliki desain materi yang berorientasi pada tujuan akhir yang diharapkan.
Kegiatan kelompok merupakan intagrasi dari multikarakteristik masing-masing
individu untuk saling berinteraksi satu sama lain. Kegiatan kelompok
merupakan tujuan dari pembelajaran yang diharapkan kempauan abad 21
dapat dioptimalka. Salah satu kemampuan tersebut diantaranya kemampuan
kolaborasi antar anggota kelompok untuk memecahkan suatu kasus yang
diberikan dosen.
Kegiatan belajar mahasiswa dalam pemebelajaran merupakan suatu
proses dalam upaya mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki.
Pengembangan ini membuktikan bahwa mahasiswa sebagai unsur subyek
yang berperan penting dalam mengembangkan potensinya. Hal ini tentu
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 74
mahasiswa sebagai insan yang aktif dan kritis untuk dapat mengurangi
kepasifannya. Sanjaya (2008: 99) dalam bukunya menyatakan bahwa siswa
sebagai pelakuyang aktif belajar, dalam hal ini siswa tidak pasif yang hanya
mendapatkan informasi pengetahuan saja akan tetapi sebagai individu yang
yang memiliki kemmpuan untuk berkembang. Berikut ini beberapa jenis
aktivitas belajar menurut Rusman (2013: 97-99) diantaranya.
a. Belajar arti kata
Aktivitas siswa dalam kegiatan tentu dilakukan dengan komunikasi
atas kata-kata yang disampaikan. Terkadang dalam kegiatan pembelajaran
kata-kata yang dikenal oleh anak belum tentu memahami makna dari kata-
kata tersebut.
b. Belajar kognitif
Aktivitas belajar kognitif merupakan kegiatan siswa dalam
memahami, menjelaskan dan mengulangi informasi yang telah diketahui
dengan menhadirkan kembali dalam berupa tanggapan atau gagasan
dalam bentuk kalimat.
c. Belajar Menghafal
Belajar menghafal merupakan suatu aktivitas untuk menyimpan
informasi dalam bentuk ingatan, sehingga dapat dimunculkan kembali ke
alam bawah sadar jika diperlukan.
d. Belajar teori
Aktivitas dalam belajar teori merupakan cara berpikir untuk membuat
kerangka berpikir yang digunakan untuk menjelaskan kejadian alam atau
kejadian sosial.
e. Belajar konsep
Belajar konsep merupakan suatu aktivitas mental dalam menjelaskan
suatu lambang, bendat serta peristiwa dengan cara mengamati
karakteristiknya.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 75
f. Belajar kaidah
Merupakan suatu konsep untuk menghubungkan dua atau lebih
sehungga terbentuk suatu kesatuan yang mempresentasikan suatu
kesatuan yang tidak terpisahkan.
g. Belajar berpikir
Aktivitas belajar kognitif merupakan kegiatan siswa dalam
memecahkan suatu permasalahan melalui proses mental atau psikis siswa.
h. Belajar keterampilan motorik
Kegiatan motorik merupakan aktivitas perilaku berupa gerak-gerik
anggota badan secara terpadu. Sehingga aktivitas pembelajaran akan
memberikan pengalaman dalam kegiatan siswa.
i. Belajar estetis
Belajar estetis merupakan penerapan kegiatan pembelajaran dimana
siswa memproses untuk mencipta dengan penghayatan yang berdasarkan
pada nilai-nilai seni.
2. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan aktivitas yang dilakukan oleh guru, siswa dan
sumber belajar yang di lakukan di dalam kelas. Kegiatan pembelajaran didesain
oleh guru dalam upaya tercapainya kemampuan akhir siswa yang harus diterima.
Pembahasan pembelajaran sering dihubungkan dengan suatu proses yang
dilakukan guru dalam memberikan informasi berupa materi belajarkepada siswa
melalui prosedur penyusunan materi, pengelolaan siswa, dan lingkungan yang
dilaksanakan di kelas (Irham dan Wiyani, 2013).
Kegiatan belajar dan mengajar merupakan aktivitas yang tersistem dari
berbagai unsur. Integrasi unsur-unsur tersebut akan membentuk suatu aktivitas
yangdibuat oleh guru untuk memberikan pemahaman tentang materi. Satu
kesatuan unsur-unsuryang saling berhubungan, berinteraksi untuk mendapatkan
suatu hasil yang diharapkan secara maksimalberdasarkantujuan yang telah
ditetapkan (Sanjaya, 2008).
Pembelajaranmerupakan kesatuan komponen yang saling berhubungan
baik dari segi materi, metode, sampai dengan evaluasi pembelajaran.Selain itu,
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 76
terdapat beberapa komponen lain yang nantinya memberikan sumbangsih pada
kegiatan pembelajaran seperti strategi pembelajaran dan media pembelajaran.
Komponen-komponen dari sistem pembelajaran saling berinterfungsi, yaitu
suatu komponen menjadi input dari komponen lainnya yang bersinergi untuk
mencapai tujuan (Pribadi, 2011: 31). Komponen tersebut di antaranya terdiri dari
tujuh jenis yaitu siswa, tujuan, metode pembelajaran, media, strategi
pembelajaran, evaluasi, dan umpan balik.
a. Siswa
Siswa merupakan subjek yang belajardari aktivitas pembelajaran
sehingga menjadi komponen yang sangat penting dalam sistem
pembelajaran. Seorang guru harus mampu memahami siswa dengan
multikarakteristik yang terdapat dalam diri siswa.
b. Tujuan
Tujuan pembelajaran merupakan hasil akhir yang akan dicapai oleh
siswa setelah mengikuti pembeljaran. Hasil akhir yang dicapai siswa dapat
berupa hasil kognitif, afektif dan psikomotorik.
c. Metode pembelajaran
Unsur metode pembelajaran adalah teknik atau cara prosedural yang
dilakukan dalam pembelajaran untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Metode yang diterapak bermacam-macam seperti metode ceramah, metode
diskusi dan metode demonstrasi.
d. Media pembelajaran
Media merupakan salah satu fasilitas yang digunakan oleh guru sebagai
perancatara dalam menyampaikan informasi. Media ini sangat diperlukan oleh
guru dalam kegiatan pembelajaran seperti leptop, infokus, dan alat peraga.
e. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran berupa cara yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi. Seorang guru harus memiliki keahlian dalam memilah
strategi yang cocok untuk materi yang akan disampaikan. Hal ini dengan
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 77
adanya strategi pemebalajaran dapat membantu siswa dalam memahami
materi.
f. Evaluasi
Hasil akhir dalam kegiatan pembelajaran dilakukan melalui kegiatan tes,
unjuk kerja, dan projek yang dapat mengukur ketercapaian kegiatan
pembelajaran.
g. Umpan balik
merupakan informasi yang dibutuhkan untuk tujuan peningkatan
keefektifan program pembelajaran.
3. Modul
Bahan ajar yang digunakan oleh guru beragam, baik yang berbentuk cetak
maupun elektronik. Bahan ajar yang berbentuk elektronik dapat berupa materi
yang diintegrasikan kedalam multimedia. Sedangkan salah satu bahan ajar yang
berbentuk cetak diantaranya modul pembelajaran.
Bahan ajar berupa modul sering digunakan oleh guru dalam memberikan
materi yang lebih komunikatif dan mudah dipahami oleh siswa. Hal ini karena
modul yang dibuat atau didesain oleh guru merupakan suatu kesatuan materi
yang utuh serta sistematis. Substansi bahan ajar berupa modul memberikan
aktivitas dan pengalman kepada siswa untuk membantu siswa dalam memahami
materi dan menguasai tujuan dari pembelajaran tersebut.
Modul pembelajaran dibuat menjadi suatu kesatuan yang utuh dan
sistematis. Hal ini karena modul dibuat dalam suatu paket yang diprogram oleh
seorang guru yang terdiri dari beberapa komponen diantaranya. Metode
pembelajaran, strategi pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran. Modul merupakan suatu alat pembelajaran yang berbentuk cetak
dan tertulisdimana disusun secara sistematis yang memuat materi belajar, tujuan
pembelajaran, petunjuk penggunaan dana belajar mandiri dengan modul, dan
siswa dapat mengevaluasi diri secara mandiri ketercapaian pembelajaran melalui
tes di akhir modul (Hamdani, 2011).
Modul pembelajaran merupakan salah satu bahan ajar yang dapat
digunakan oleh siswa secara mandiri. Modul pembelajaran dapat digunakan
siswa tanpa adanya guru disampingnya. Hal ini karena modul pembelajaran
merupakan suatu unit bahan ajar yang lengkap dan siswa dapat menilai sendiri
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 78
kemampuan akhir yang didapatkan setelah mempelajari modul. Maka dari itu
tujuan penulisan modul dapat memberikan pemahaman kepada siswa melalui
kegiatan pembelajaran yang terintegrasi didalam modul.
Modul pembelajaran disusun dengan tujuan agar mampu mengadaptasi
dengan lingkungan belajar siswa serta sesuai dengan tuntutan kurikulum. Proses
penyusunan modul pembelajaran guru harus mampu memperhatikan kebutuhan
siswa dimana modul tersebut harus memperhatikan karakteristik materi
pemeblajra dan karakteristik siswa sebagai pengguna bahan ajar.
4. Modul Pembelajaran Berbasis Guided Inquiry
Pengembangan modul pembelajaran merupakan suatu proses pembaruan
dalam bahan ajar. Modul yang digunakan oleh siswa langsung memberikan
keaktifan kepada siswa melalui tahapan-tahapan proses pembelajaran. Selain
itu, dalam pengembangan modul pembelajaran juga perlu diperhatikan desain
modul serta desain materi untuk memudahkan siswa dalam belajar. hal ini sesuai
dengan pendapat Woro (2017) yang menyatakan bahwa penggunaan desain
dalam mengembangkan modul pembelajaran merupakan salah satu komponen
dari prinsip pengembangan yang digunakan oleh guru sebagaipetunjuk arah
dalam proses tahapan dan teknik penyusunan modul.
Pengembangan desain modul pembelajaran merupakan salah satu cara
yang digunakan oleh guru dalam upaya memberikan kemudahan kepada siswa
untuk menggunakannya. Desain modul juga mampu memberikan gambaran
umum materi yang akan dipelajari dalam modul tersebut. Oleh karena itu,
seorang guru harus memperhataikan pengembangan desain maupun substansi
materi pembelajaran.
Dasar pengembangan modul pembelajaran juga harus memperhatikan
analisis kebutuan dan lingkungan tempat diterapkannya modul pembelajaran.
Analisis kebutuhan tersebut digunakan oleh guru dalam mengembangkan modul
pembelajaran agar dapat memperoleh data yang pasti berkaitan pembaruan
bahan ajar. Hal ini juga dengan adanya analsis kebutuhan dan lingkungan dapat
memberikan informasi yang jelas sehingga mampu memberikan sumbangsih
dalam upaya peningkatan kualitas pemebelajaran.
Pengembangan modul pembelajaran harus mampu memberikan
pengetahuan dan pengalaman belajar kepada siswa. Pengethauan dalah hal
kognitif dapat siswa peroleh melalui materi yang diutarakan dalam modul.
Sedangkan, pengetahuan dan pengalaman dapat diperoleh siswa melalui proses
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 79
atau kegiatan siswa yang didesain guru. Kegiatan pembelajaran akan
memberikan aktivitas kepada siswa untuk secara aktif belajar melalui panduan
terstruktur dalam modul. Salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru yaitu
memalui perpaduan modul pembelajaran yang diintegrasikan dengan model-
model pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diintegrasikan dalam modul
pembelajaran adalah model pembelajaran Guide inquiry. Model pembelajaran
dengan pendekatan guided inquirymerupakan kegiatan pembelajaran dimana
guru membimbing siswa untuk melakukan aktivitas pembelajaran dimana
dilakukan dengan cara memberi pertanyaan awal dan mengarahkan siswa pada
suatu diskusi (Jauhar, 2011: 69).Hal yang sama diungkapkan oleh Jauhar bahwa
tujuan pembelajaran Guided inquiry untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa
dalam mempelajari materi serta dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk
mempelajari prinsip dan konsep sains. Selain itu, tujuan pembelajaran inkuiri
terbimbingdapat mengembangkan keterampilan ilmiah sehingga siswa mampu
bekerja seperti layaknya seorang ilmuan. Siswa juga diajarkan untuk bersikap
bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran guided inquiry
merupakan aktivitas pembelajaran yang dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang lebih efektif. Pembelajaran inquiry juga mampu mendorong
keatfifan siswa dalam berdiskusi. Oleh kerna oti seorang guru harus mampu
mengembangkan modul yang diintegrasikan dengan strategi pembelajaran
guided inquiry. Pengembangan modul pembelajaran dengan pendekatan guided
inquiry dapat membantu guru untuk menciptakan situasi dan kondisi didalam
kelas lebih efektif hal ini karena siswa aktif mengikuti kegiatan belajar dan
berdiskusi dengan siswa yang lain (Woro, 2017).
Langkah-langkah dalam proses pembelajaran inquiry menurut Marrero
dalam Sujarwo (2011: 88) ada empat langkah yaitu sebagai berikut.
a. Tahap awal pembelajaran siswa diberikan berbagai pengetahuan dan
pengalaman dengan memberikan informasi berupa fenomena yang terjadi di
lingkungannya dengan cara memberikan pertanyaan yang dilakukan oleh
guru. Hal ini bertujuan agar membangun interaksi antara guru dengan siswa
dan siswa dengan siswa.
b. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran dan memprediksi akhir
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dilakukan guru dengan
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 80
memberikan pertanyaan kepada peserta didik dan membuat perkiraan hasil
yang akan didapat oleh siswa.
c. Tahap selanjutan peserta didik melakukan investigasi atas pertanyaan yang
diutarakan oleh guru.
d. Tahap akhir dimana peserta didik membuat ringkasan hasil investigasi.
Selain itu, Hosnan (2014: 342-344) juga menyatakan bahwa terdapat
langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran inquiry di antaranya:
a. Orientasi, dalam tahap ini guru memulai pembelajaran dengan membuat
suasana yang kondusif dan responsif.
b. Merumuskan masalah, kegiatan ini dilakukan dengan merumuskan masalah
dengan agar siswa mengikuti dan mencoba memahami suatu persoalan yang
mengandung teka-teki. Persoalan tersebut harus menantang dan memberikan
kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahakan masalah
teka teki.
c. Kegiatan selanjutnya yaitu merumuskan hipotesis. Kegiatan hipotesis
merupakan jawaban sementara yang diberikan oleh peserta didik berdasarkan
permaslahan yang sedang dikaji untuk ditarik kebenarannya.
d. Kegiatan mengumpulkan data, dalam tahap ini peserta didik secara mandiri
atau kelompok melakukan pengumpulan data untuk mendapatkan informasi
yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Dalam pembelajaran inquiry, kegiatan mengumpulkan data merupakan proses
mental yang sangat penting bagi peserta didik dalam mengembangkan
intelektualnya.
e. Menguji hipotesis, menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban
yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis, yang terpenting
adalah mencari tingkat keyakinan peserta didik atas jawaban yang diberikan.
f. Kegiatan akhir membuat kesimpulan, dalam tahapan akhir ini peserta didik
merumuskan kesimpulan dalam mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Kesimpulan merupakan tujuan akhir
dalam kegiatan belajar siswa.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 81
C. Topik Diskusi E-learning
KEYWORD : modul; pembelajaran; berbasis; Guided; Inquiry; hasil; belajar;
diskusi; kelompok; rasa; ingin; tahu; peningkatan;
PETUNJUK :
1. Diskusikan topik di bawah ini.
1. Gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
2. Tidak diperbolehkan membicarakan hal lain di luar topik diskusi.
JAWABAN :
D. Soal Latihan /Tugas
Untuk mengetahui apakah Anda telah mampu menerapkan model
pembelajaran yang terintegrasi dalam modul pembelajaran, kerjakan latihan berikut
ini.
1. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang modul pembelajaran!
PERTANYAAN :
Seorang guru dalam mendesain modul pembelajaran berbasis guided
inquiry perlu adanya sangat memperhatikan karakteristik siswa dan tujuan yang
ingin dicapai. Salah satu tujuan yang akan dicapai berupa meningkatkan rasa
ingin tahu siswa. Bagaimana cara Anda dalam upaya mencapai tujuan tersebut
dalam pembuatan modul pembelajaran berbasis guided inquiry?
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 82
2. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang model pembelajaran!
3. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang model pembelajaran guided inquiry!
4. Jelaskan tahapan pelaksanaan model pembelajara guided inquiry!
5. Jelaskan bagaimana mengimplementasikan model pembelajaran Guided Inquiry
pada modul pembelajaran!
E. Referensi
Hamdani. 2011. Strategi Belajar dan Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Irham, Muhamad dan Wiyani, Novan A. 2013. Psikologi Pendidikan: Teori dan
Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi Paikem dari Behavioristik Sampai
Konstruktivistik: Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis Contextual
Teaching and Learning (CTL). Jakarta: Prestasi Pustaka.
Pribadi, Benny A. 2011. Model Assure untuk Mendesain Pmebelajaran Sukses.
Jakarta: Dian Rakyat.
Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Sujarwo. 2011. Model - Model Pembelajaran: Suatu Strategi Mengajar. Yogyakarta:
Venus Gold Press.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progesif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Woro, K. (2017). Pengembangan Modul Pembelajaran Ekonomi Berbasis Guided
Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA
Muhammadiyah 1 Karanganyar. Jurnal mandiri, 1(1), 84-97.
Https://doi.org/10.33753/mandiri.v1i1.11
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 83
PERTEMUAN 7
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
A. Tujuan Pembelajaran
Kemampuan akhir yang akan dikuasai oleh mahasiswa setelah mempelajari
materi ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikanmodel pembelajaran
2. Menjelaskan model pembelajarankooperatif
3. Menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW
4. Menggunakanmodel pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW
B. Uraian Materi
Peta Konsep Materi
1. Model Pembelajaran
Sub materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini dapat dilihat pada
Gambar 1 berikut ini.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 84
Gambar 1. Peta Sub Materi Model Pembelajaran
2. Pengertian Model Pembelajaran
Sering kita mendengar kata model pembelajaran dalam lingkungan
pendidikan. Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar apa itu model pembelajaran?
Apa saja yang termasuk model-model pembelajaran? bagimana penerapan
model pembelajaran? Banyak ahli mendefinisikan tentangmodel pembelajaran
sesuai dengan konteks tujuan akhir yang diharapkan.
Sebelum membahasa model pembelajaran, kita harus tahu dahulu konsep
model. Definisi model menurut Hosnan (2014) yang menyatakan bahwa model
merupakan langkah-langkah yang sistematik tentang polakegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan belajar. Selain itu,model dapat dikatakan sebagai
pedoman bagi pengajar untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran merupakan konsep terintegrasi yang didesain oleh
guru untuk memaksimalkan pembelajaran agar mudah dipahami oleh siswa. Hal
ini karena pembelajaran mampu mengubah pola pikir siswa baik secara kognitif,
afektif dan konatif. Belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh
individu untuk dalam melakukan perubahan pengetahuan yang diwalai ketidak
tahuan menjadi tahu, yang tidak paham menjadi lebih paham, dari individu yang
kurang terampil menjadi lebih terampil yang nantinya akan lebih berguna di
dalam lingkungan individu itu sendiri (Trianto, 2009).Perubahan ini yang
diinginkan dari setiap proses pendidikan agar siswa mampu menyesuaikan diri
dalam setiap perkembangannya untuk menjadi prbadi yang optimal.
Oleh karena itu, seoarang guru harus mampu membuat kativitas
pembelajaran lebih inovatif, kreatif, dan menyenangkan.Seorang guru harus
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 85
mampu memadukan materi pembelajaran dengan model-model pembelajaran
yang sesuai. Hal ini agar mampu memberikan suasana pembelajran yang
menarik serta memotivasi siswa untuk lebih bersemangat dalam pembelajaran.
Hal ini dapat dilihat dalam Gambar 2 berikut ini.
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 2.Kegiatan Pembelajaran dengan Diskusi
Perhatikan Gambar 2 di atas, dapat diketahui bahwa mahasiswa tersebut
sedang berdiskusi. Kegiatan diskusi didesain oleh pengajar dengan semenarik
mungkin agar dapat memberikan stimulus untuk bersemangat dalam
belajar.Pentingnya kegiatan belajar ini tentunya menjadi perhatian bagi guru atau
dosen dalam mendesain pembelajaran agar mampu mengembangkan segala
aspek nilai baik kognitif, afektif dan konatif mahasiswa.
Selain itu, model pembelajaran yang dipilih oleh guru harus mampu
memberikan keaktifan kepada siswa untuk mampu mengemukakan atau
memaparkan hasil diskusi. Hal ini bertujuan agar masing masing sisiwa setiap
kelompok bertanggung jawab atas pelaksanaan dan hasil diskusi yang telah
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 86
dilakukan oleh kerja tim. Berikut Gambar 3 yang mengilustrasikan pembelajaran
yang bertanggung jawab.
Sumber : Dokumen pribadi
Gambar 3. Bentuk Tanggung jawab siswa dalam Kelompok
Perhatikan Gambar 3 di atas, siswa darai masing-masing kelompok
memaparkan hasil temuan dalam diskusi untuk dijelaskan di dalam kelas. Hal ini
dari kelompok timnya dan tim lain memperhatikan hasil pemeparan tersebut yang
nantinya dapat ditanggapi atau ditanyakan jika kurang sependapat dengan
pemaparannya. Bentuk pemaparan hasil diskusi inilah yang dapat memberikan
tanggung jawab kepada masing-masing siswa dalam kelompok.
Terdapat beberapa maca model pembelajaran yang telah dikembangkan
oleh para ahli, yaitu diantaranya terdapat model pembelajaran inquiry, Jigsaw,
konteksual, project based learning, STAD, terpadu, kooperatif tipe jigsaw, model
pembelajaran kuantum, dan model Problem Based Learning (PBL). Guru harus
mengetahui dan mamapu menggunakan model-model pembelajaran tersebut
agar dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Perlu
diperhatikan oleh guru bahwa dengan banyaknya model pembelajaran tidak
semua model pembelajaran diterapkan disemua materi pembelajaran.
Contohnya tidak semua model pembelajaran project based learning mampu
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 87
diterapkan kesemua materi pembelajaran.Model pembelajaran tersebut belum
tentu cocok untuk setiap topik atau mata pelajaran.
Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan oleh guru atau
pengajar dalam memilih model pembelajaran. Pertimbangan tersebut
diantaranya bahan materi pembelajaran, kemampuan siswa yang diharapkan,
kondisi siswa dan sarana prasarana yang mendukung. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sugiyanto (2009: 4) yang menyatakan bahwa terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam memutuskan pemilihan strategi yang akan
digunakandalam kegiatan pembelajaran diantaranya.
a. tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
tujuan pembelajaran berkaitan dengan kemampuan akhir yang harus dicapai
oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran
b. sifat bahan/materi ajar
pemilihan strategi pembelajarang perlu mempertimbangkan mahan materi
yang akan dipelajari berupa karakteristik materi baik materi dalam bentuk
teoritik atau aplikatif.
c. kondisi siswa, dan
situasi dan kondisi peru diperhatikan oleh guru agar pelaksanaan strategi
mampu diterapkan dengan baik. Kondisi siswa dapat berupa jumlah siswa,
kemampuan awal siswa serta multikarakteristik lainnya.
d. ketersediaan sarana-prasarana belajar.
sarana dan prasarana menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam
menerapkan strategi pembelajaran baik yang membutuhkan sarana prasarana
maupun tidak. Sarana dan prasarana yang biasa digunakan oleh guru dapat
berupa infocus, ruang kelas, dan alat peraga.
3. Fungsi Model Pembelajaran
Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar merupakan suatu integrasi dari
aktifitas fisik dan mental yang saling bersinergi untuk mencapai tujuan dari
kegiatan belajar tersebut. Aktivitas mental dan fisik individu harus mampu
dioptimalkan oleh guru melalui aktivitas pembelajaran yang interaktif. Model-
model pembelajaran menjadi salah satu pilihan guru dalam upaya
mengoptimalkan aktivitas belajar siswa. Hal ini karena model pembelajaran
memiliki fungsi untuk membantu guru dalam memperbaiki proses pembelajaran.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 88
Fungsi model pembelajaran selain untuk membantu guru dalam
memperbaikai kegiatan pembelajaran juga digunakan sebagai pengembangan
kurikulum. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Cauhan melalui Wahap (2008,
55) diantaranya fungsi model pembelajran yaitu sebagai pedoman, sebagai
pengembangan kurikulum, untuk menetapkan bahan pengajaran, dan membantu
perbaikan dalam mengejar. Berikut ini penjelasan masing-masing fungsi tersebut.
a. Sebagai pedoman,
Fungsi model pembelajaran dalam hal ini sebagai pedoman guru dalam
kegiatan pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran dapat membuat
guru mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dan siswa
dalam proses pembelajaran. Melalui langkah-langkah pembelajaran maka
dapat membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien dan dapat mencapai
tujuan pembelajaran.
b. Pengembangan kurikulum
Perubahan paradigma dalam penerapan kurikulum menuntut seorang
guru untuk mampu menyesuaikan. Melalui pendekatan model-model
pembelajaran dapat membantu guru dalam pengembangan kurikulum yang
berbeda dalam pendidikan.
c. Menetapkan bahan pengajaran
Fungsi model pembelajaran dapat membantu guru dalam menetapkan
bahan pengajaran secara rinci dan berkelanjutan. Model pembelajaran juga
membantu guru dalam melakukan perubahan-perubahan materi pembelajaran
sehingga mampu mengoptimalkan nilai kognitif, afektif, dan konatif siswa.
d. Membantu perbaikan dalam pengajaran
Model pembelajaran yang diterapkan guru tentunya memiliki dampak
positif bagi guru dalam proses pembelajaran. Melalui penggunaan model
pembelajaran guru mampu mengendalikan situasi belajar lebih kondusif dan
terkendali. Oleh karena itu, dengan pendekatan model pembelajaran maka
aktivatas pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 89
Berdasarkan pemaparan di atas dapat dilihat bahwa fungsi model
pembelajaran sangat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Model pembelajaran mampu memberikan keaktivan siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Peran siswa dalam kegiatan pembelajaran
sangat sentral dimana siswa lebih aktif dalam belajar. keaktifan siswa dalam
pembelajaran memiliki peran penting dalam menunjang kemampuan yang
dibutuhkan siswa dalam abad 21 yaitu kemampuan kolaboasi, kritis, kreatif,
dan komunikasi. Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa
untuk meningkatkan keefektifan dalam belajar adalah model pembelajaran
kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk turut serta peran aktif
dalam pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu
bentuk kegiatanbelajaryang digunakan oleh guru yang menggambarkan siswa
belajar dan bekerja secara berkelompok. Terdapat beberapa kelompok yang
terbagi dalam satu kelas, dimana kelompok kecil terdiri dari empat sampai
enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen (Rusman,
2011).
Pembelajaran dengan cara berkelompok yang dilakukan siswa harus
memiliki struktur kelompok yang heterogen. Kelompok yang heterogen yaitu
sekelompok siswa yang multikarakteristik seperti dari segi kemampuan yang
berbeda, minat dan bakat yang berbeda. Selain itu, dalam satu kelompok
beajar siswa harus terdiri dari beberapa jenis kelamin yang berbeda. Oleh
karena itu, seoarang guru harus mampu membuat kelompok belajar yang
tidak monoton diisi oleh siswa yang memiliki kemampuan tinggi semua atau
kemampuan rendah semua.
Tujuan pembentukan pembelajaran kelompok yang memiliki struktur
kelompok heterogen yaitu agar proses pembelajaran lebih aktif dan interaktif
didalam satu kelompok. Melalui pembelajaran kelompok yang heterogen juga
mampu mernstimulus kepada setiap siswa yang memiliki kemampuan tinggi
untuk mengajarkan materi yang belum dipahami kepada siswa yang memiliki
kemampuan rendah. Hal ini akan membuat nuansa pembelajaran menjadi
lebih interaktif.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 90
Terdapat beberapa karakteristik dari pembelajaran kooperatif
diantaranya pembelajaran secara tim, didasarkan pada manajemen
kooperatif, kemamuan untuk bekerjasama, keterampilan bekerja sama.
Berikut ini pemaparan beberaka karakteristik model pembelajaran kooperatif
yang perlu diketahui.
1) Pembelajaran secara tim
Kegiatan belajar secara Tim merupakan bagian dari pembelajaran
kerjasama dalam upaya mencapai tujuan. Tim merupakan beberapa
individu yang tergabung menjadi satu kesatuan untuk bekerjasama dalam
memecahkan masalah dan menyelesaikan masalah. Pembelajaran secara
tim membantu siswa untuk belajar bekerjasama, belajar menghargai
pendapat, dan belajar untuk saling membantu satu sama lain.
2) Didasarkan pada manajemen kooperatif
Manajemen merupakan suatu pengelolaan yang mengarahkan suatu
usaha untuk mencapai tujuan. Manajemen kooperatif dimana dalam
kegiatan kooperatif perlu adanya pengelolaan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, sampai kontrol. Manajemen sebagai perencanaan dalam
kooperatif dimana pembelajaran harus sesuai dengan perancangan dalam
perencanaan mulai dari langkah-langkah pembelajaran, tjuan yang harus
ditetapkan, bagimana cara mencapai tujuan, dan fasilitas apa saja yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Yang kedua fungsi manajemen sebagai
pelaksanaan dimana pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan
perencaaan yang telah dibuat untuk mencapai tujuan. Pelaksanaan
pembelajaran harus dijalankan secara efektif dan efisien agar mampu
memaksimalkannya. Yang terakhir fungsi manajemen sebagai kontrol,
dalam fungsi ini pembelajaran kooperatif harus di lakukan pengawasan
atau kontrol apakah mulai dari perencanaan, pelaksanaan apak bisa sesuai
dengan tujuan yang akan ditetapkan. Fungsi ini dapat diltentukan melalui
kriteria keberhasilan pembelajaran baik dilakuka melalui tes ataupun
nontes.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 91
3) Kemampuan untuk bekerjasama
Kriteria keberhasilan pembelajaran kooperatif dapat dilihat dari
kesuksesan dalam satu kelompok. Oleh karena itu, prinsip kebersamaan
dalam kerjasama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif.
Seorang guru harus mampu mengarahkan kepada siswa dalam kelompok
untuk saling bekerjasama. Tanpa kerjasama yang baik maka pembelajaran
kooperatif kurang optimal.
4) Keterampilan bekerja sama.
Keterampilan merupakan aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam
melakukan kerjasama secara berkelompok. Keterampilan siswa dalam
berkelompok dapat dilakukan seperti dalam berkomunikasi dan
berinteraksi. Maka dari itu, guru harus mendorong siswa untuk mau serta
mampu untuk berinteraksi dan komunikasi antar siswa dalam kelompok
agar dapat mencapai tujuan akhir dari kegiatan kerjasama.
4. Model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw
a. Pengertian Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang memiliki peran penting
dalam membentuk kemampuan siswa baik dalam segi kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Guru harus mampu membuat suasana pembelajaran yang
menarik dan menantang agar siswa mampu mengembangkan kemamampuan
serta pengetahuannya. Banyak cara yang dapat digunakan oleh guru dalam
meningkatkan kualitas pemeblajaran. Salah satu yang dapat dimaksimalkan
oleh guru yakni dengan menerapkan model pembelajaran. Model
pembelajaran adalah suatu pola terencana yang digunakan sebagai pedoman
bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran
merupakan kerangka konseptual yang digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
Terdapat berbagai model pembelajaran seperti yang dijelasakan pada
materi di atas. Salah satu model pembelajaran yang mampu meningkatkan
motivasi siswa yakni model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penerapan
model pembelajaran tipe jigsaw dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 92
dapat mengemukakan pendapat dalam pembelajaran, selanjutnya
menghargai pendapat siswa yang lain, sehingga siswa dapat terlibat langsung
dan aktif dalam proses pembelajaran seta dapat mengakibatkan peningkatan
positif terhadap hasil belajarnya (Fahrudin, 2017).
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakam salah satu model
pembelajarn yang digunakan oleh guru dengan menerapkan adanya
pengelompokkan tim kelompok ahli dan kelompok asal. Kedua kelompok tim
tersebut dibentuk oleh guru dengan memperhatikkan karakteristik siswa.
Seorang guru harus mampu membuat kelompok yang heterogen dengan
memperhatikan kemampuan siswa, bakat serta minat siswa.
Pada saat kerjasama tim berlangsung, para siswa boleh bekerja secara
berkelompok, saling bertukar jawaban, berdiskusi, dan saling membantu satu
sama lain, mereka dapat mendiskusikan pendekatan-pendekatan untuk
memecahkan permasalahan tersebut. Selain itu, para siswa juga dapat saling
memberikan pertanyaan tentang isi dari materi yang mereka pelajari tersebut.
Meskipun dapat saling membantu ketika kegiatan belajar dalam tim.
b. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe
jigsawadalah sebagai berikut:
1) Penyampaian Tujuan pembelajaran dan Motivasi
Pada langkah pertama ini, guru menyampaikan tujuan pelajaran yang
harus dikuasai oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran. Selain itu, guru
memberikan motivasi kepada siswa dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
2) Membentuk Kelompok Asal
Pada tahap ini, guru membagi siswa secara heterogen dengan
memperhatikan karakteristik siswa seperti kemampuan siswa, gender/jenis
kelamin, ras dan etnik. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana
setiap kelompoknya terdiri dari 4-6 orang siswa. Jumlah siswa dalam
kelompok disesuaikan dengan jumlah materi yang akan dibahas.
3) Membentuk kelompok ahli
Pada langkah ketiga ini, pembentukan kelompok ahli dilakukan oleh
guru dari setiap siswa dalam kelompok asal. Dalam hal ini setiap siswa
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 93
dalam kelompok asalah adalah siswa ahli. Masing-masing siswa tersebut
diberikan materi yang berbeda, akan tetapi memiliki materi yang sama
dengan siswa ahli dari beberapa kelompok lain.
Masing-masing siswa ahli dari setiap kelompok asal yang memiliki
materi yang sama dengan siswa ahli dikelompok lain membentuk kelompok
ahli.
4) Diskusi kelompok Ahli
Tahap ini dilakukan setelah kelompok ahli terbentuk, dimana masing
masing anggota ahli dari kelompok asal yang memiliki materi yang sama
berdiskusi untuk membahas secara mendalam materi tersebut. Masing-
masing anggota ahli dalam kelompok ahli saling membantu menjelaskan
agar mencapai titik temu dalam pemecahan masalah dalam materi.
5) Kelompok ahli kembali kedalam kelompok asal
Kegiatan ini dilakukan saat masing-masing anggita ahli dalam
kelompok ahli telah memahami materi yang dibahas. Selanjutnya anggota
ahli dari masing-masing kelompok ahli kembali lagi kedalam kelompok asal
dan menjelaskan materi yang elah dibahsa dalam kelompok ahli kepada
anggota kelompok asal secara bergantian.
6) Presentasi setiap materi dari masing-masing kelompok asal
Langkah ini dilakukan oleh guru dengan meminta kepada masing-
masing kelompok asal untuk menjelaskan salah satu materi yang dipilih.
Oleh karena itu, materi yang terpilih harus dipresentasikan oleh anggota
siswa kelompok asal tanpa memperhatikan anggota ahli yang
mendapatkan materi tersebut. Kegiatan ini diteruskan sampai jumlah materi
yang dibagikan selesai disampaikan oleh masing-masing kelompok.
7) Evaluasi
Setelah kegiatan belajar selesai, guru memberikan tes atau evaluasi
kepada siswa melalui pemberian kuis terkait dengan materi yang telah
dipelajari. Selain itu, guru juga melakukan penilaian terhadap presentasi
hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara
individual dan tidak dibenarkan bekerja sama ataupun saling membantu
satu sama lain. Hal ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 94
individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami materi
tersebut.
c. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsawdapat diterapkan diberbagai
mata pelajaran diantaranya materi Ekonomi, IPS, Akuntansi, dan
Kewirausahaan yang sesuai dengan karakteristik kemampuan yang
diharapkan dan mampu diaplikasingan dengan model pembelajaran
jigsaw.Sebagai contoh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
pada mata pelajaran Ekonomi materi peran pelaku ekonomi adalah sebagai
berikut:
Langkah Pertama:
Guru harus membuat persiapan terlebih dahulu, mulai dari membuat
perangkap pembelajaran seperti silabus dan RPP, materi ajar, media
pembelajaran serta alat dan bahan yang digunakan dalam melaksanakan
pembelajaran.
Langkah Kedua:
Guru menyampaikan pengantar materi pelajaran tentang peran pelaku
ekonomi diantaranya peran pelaku ekonomi Rumah Tangga Konsumen
(RTK), peran pelaku ekonomi Rumah Tangga Produsen (RTP), peran pelaku
ekonomi Rumah Tangga Negara (RTN), dan peran pelaku ekonomi Rumah
Tangga Luar Negeri (RTLN). Guru dapat menggunakan bantuan powerpoint,
kertas chart (peta konsep) maupun menggunakan media lainnya untuk
menjelaskan materi pengantar tersebut.
Langkah Ketiga:
Guru membentuk siswa menjadi empat kelompok, (dalam satu kelompok
terdiri dari empat orang sesuai dengan jumlah materi).Pembentukan kelompok
dilakuakan secara heterogen, baik dari segi kemampuan, jenis kelamin,
budaya, dan dapat bervariasi.
Langkah Keempat:
Guru membentuk anggota ahli di semua kelompok dengan memberikan
empat materi yang berbeda dalam satu kelompok asal.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 95
Langkah Kelima
Setiap anggota ahli yang memiliki materi yang sama dengan kelompok
lain berkumpul dan membntuk kelompok ahli yang memiliki materi yang sama.
kelompok mempelajari bahan ajar, mencari solusi dari kasus, permasalah
ataupun menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan guru. Guru
memberikan waktu kepada setiap kelompok untuk berdiskusi. Siswa dapat
menjawab pertanyaan guru dari berbagai sumber referensi, baik dari buku
paket, buku referensi, buku catatan, dan sumber-sumber referensi lainnya.
Langkah Keenam
Setelah masing-masing kelompok ahli menyelesaikan pembahasan
materi dan telah memahami semua. Maka, masing-masing anggota ahli dalam
kelompok ahli kembali ke dalam kelompok asal dan memaparkan atau
menjelaskan hasil diskusi dalam keompk ahli. Kegiatan ini dilakukan secara
bergantian antara anggota ahli dalam kelompok asal sampai satu kelompok
asal memahami materi.
Langkah Ketujuh
Selanjutnya guru meminta untuk masing-masing materi dipresentasikan
kepada masing-masing kelompok yang berbeda. Sampai pemaparannya
selesai semua.
Langkah Kedelapan
Guru memberikan evaluasi hasil belajar yang dapat dilakukan dengan
carai pemberian tes baik secara lisan maupun tulisan. Tes tertulis dapat
berupa tes pilihan ganda atau uraian. Selain itu, terdapat penilaian presentasi
yang dilkukan oleh masing-masing kelompok.
Langkah kesembilan
Diakhir pembelajaran guru bersama siswa memberikan kesimpulan atas
materi yang telah dipelajari yaitu kesimpulan mengenai materi “peran para
pelaku ekonomi”.
Tautan Eksternal
Telusurilah tautan berikut ini untuk lebih memahami materi pembelajaran!
https://www.youtube.com/watch?v=H57X8iMasm0
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 96
C. Topik DiskusiElearning
KEYWORD :
Penerapan; model; pembelajaran; tipe; jigsaw; belajar; hasil; diskusi;
kooperatif; kelompok;
Jawaban :
D. Soal Latihan /Tugas
Untuk mengetahui apakah Anda telah mampu mengaplikasikan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, kerjakan latihan berikut ini.
1. Uraikanlah penerapan model pembelaran koopratif tipe Jigsawdalam
matapelajaran Ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan?
PETUNJUK :
1. Diskusikan topik di bawah ini.
2. Gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
3. Tidak diperbolehkan membicarakan hal lain di luar topik diskusi.
PERTANYAAN :
Berdasarkan pemaparan materi berkaitan tentang konsep dan prinsip
model pembelajaran jigsaw tersebut. Dapat diketahui bahwa seorang guru
membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang digolongkan menjadi tim
ahli dan tim asal. Jelaskan bagaimana yang akan Anda lakukan jika
karakteristik yang terdapat di kelas terdapat siswa yang memiliki intak yang
kurang?
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 97
Ekonomi
Akutansi
.
IPS
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 98
E. Referensi
Fahrudin, A. (2017). Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajarkan
Menggunakan Quantum Learning Teknik Mind Mapping dengan
Cooperative Learning Teknik Jigsaw Di SMP Negeri 18
Tangerang. KEBERLANJUTAN, 1(2), 51-58.
Hidayati, S. (2011). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams
achiement divisions (STAD) untuk meningkatkan motivasi dfan hasil belajar
IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batang-Batang Sumenep. Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe student teams achiement divisions
(STAD) untuk meningkatkan motivasi dfan hasil belajar IPS siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Batang-Batang Sumenep/Syafaatul Hidayati.
Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran : mengembangkan profesionalisme
guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyanto. (2009). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: FKIP UNS.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progesif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Wahap, Abdul Azis. (2008). Metode dan Model-Model Mengajar: Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 99
PERTEMUAN 8
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
A. Tujuan Pembelajaran
Kemampuan akhir yang akan dikuasai oleh mahasiswa setelah mempelajari
materi ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskanmodel pembelajaran
2. Menjelaskan model pembelajarankooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD)
3. Menggunakanmodel pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division(STAD)
B. Uraian Materi
Peta Konsep Materi
1. Model Pembelajaran
Sub materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini dapat dilihat pada
Gambar 1 berikut ini.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 100
Gambar 1. Peta Sub Materi Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Sering kita mendengar kata model pembelajaran dalam lingkungan
pendidikan. Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar apa itu model
pembelajaran? Apa saja yang termasuk model-model pembelajaran?
bagimana penerapan model pembelajaran? Banyak ahli mendefinisikan
tentangmodel pembelajaran sesuai dengan konteks tujuan akhir yang
diharapkan.
Sebelum membahasa model pembelajaran, kita harus tahu dahulu
konsep model. Definisi model menurut Hosnan (2014: 337) yang menyatakan
bahwa model merupakan langkah-langkah yang sistematik tentang
polakegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Selain itu,model
dapat dikatakan sebagai pedoman bagi pengajar untuk merencanakan dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran merupakan konsep terintegrasi yang didesain
oleh guru untuk memaksimalkan pembelajaran agar mudah dipahami oleh
siswa. Hal ini karena pembelajaran mampu mengubah pola pikir siswa baik
secara kognitif, afektif dan konatif. Belajar merupakan suatu proses
perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham
menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan dari
kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan
maupun individu itu sendiri (Trianto, 2009). perubahan ini yang diinginkan dari
setiap proses pendidikan agar siswa mampu menyesuaikan diri dalam setiap
perkembangannya untuk menjadi prbadi yang optimal.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 101
Oleh karena itu, seoarang guru harus mampu membuat kativitas
pembelajaran lebih inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Guru harus mampu
memadukan materi pembelajaran dengan model-model pembelajaran yang
sesuai. Hal ini agar mampu memberikan suasana pembelajran yang menarik
serta memotivasi siswa untuk lebih bersemangat dalam pembelajaran. Hal ini
dapat dilihat dalam Gambar berikut ini.
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 2.Kegiatan Pembelajaran dengan Diskusi
Perhatikan Gambar 2 di atas, dapat diketahui bahwa mahasiswa
tersebut sedang berdiskusi. Kegiatan diskusi didesain oleh pengajar dengan
semenarik mungkin agar dapat memberikan stimulus untuk bersemangat
dalam belajar.Pentingnya kegiatan belajar ini tentunya menjadi perhatian bagi
guru atau dosen dalam mendesain pembelajaran agar mampu
mengembangkan segala aspek nilai baik kognitif, afektif dan konatif
mahasiswa.
Terdapat beberapa maca model pembelajaran yang telah dikembangkan
oleh para ahli, yaitu diantaranya terdapat model pembelajaran inquiry, model
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 102
pembelajaran Jigsaw, model pembelajaran konteksual, model pembelajaran
project based learning, model pembelajaran STAD, model pembelajaran
terpadu, model pembelajaran kuantum, dan model Problem Based Learning
(PBL). Seorang guru harus mampu memahami dan melaksanakan model-
model pembelajaran tersebut agar dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Perlu diperhatikan oleh guru bahwa dengan banyaknya model
pembelajaran tidak semua model pembelajaran diterapkan disemua materi
pembelajaran. Contohnya tidak semua model pembelajaran project based
learning mampu diterapkan kesemua materi pembelajaran.Model
pembelajaran tersebut belum tentu cocok untuk setiap topik atau mata
pelajaran.
Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan oleh guru
atau pengajar dalam memilih model pembelajaran. Pertimbangan tersebut
diantaranya bahan materi pembelajaran, kemampuan siswa yang diharapkan,
kondisi siswa dan sarana prasarana yang mendukung. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sugiyanto (2009: 4) yang menyatakan bahwa terdapat beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan dalam memilih model atau strategi pembelajaran
diantaranya
1) tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
tujuan pembelajaran berkaitan dengan kemampuan akhir yang harus
dicapai oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran
2) sifat bahan/materi ajar
pemilihan strategi pembelajarang perlu mempertimbangkan mahan materi
yang akan dipelajari berupa karakteristik materi baik materi dalam bentuk
teoritik atau aplikatif.
3) kondisi siswa
situasi dan kondisi peru diperhatikan oleh guru agar pelaksanaan strategi
mampu diterapkan dengan baik. Kondisi siswa dapat berupa jumlah siswa,
kemampuan awal siswa serta multikarakteristik lainnya.
4) ketersediaan sarana-prasarana belajar.
sarana dan prasarana menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam
menerapkan strategi pembelajaran baik yang membutuhkan sarana
prasarana maupun tidak. Sarana dan prasarana yang biasa digunakan oleh
guru dapat berupa infocus, ruang kelas, dan alat peraga.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 103
b. Fungsi Model Pembelajaran
Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan suatu integrasi
dari aktifitas fisik dan mental yang saling bersinergi untuk mencapai tujuan
dari kegiatan belajar tersebut. Aktivitas mental dan fisik individu harus mampu
dioptimalkan oleh guru melalui aktivitas pembelajaran yang interaktif. Model-
model pembelajaran menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh
guru dalam upaya mengoptimalkan aktivitas belajar siswa. Hal ini karena
model pembelajaran memiliki fungsi untuk membantu guru dalam
memperbaiki proses pembelajaran.
Fungsi model pembelajaran selain untuk membantu guru dalam
memperbaikai kegiatan pembelajaran juga digunakan sebagai pengembangan
kurikulum. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Cauhan melalui Wahap
(2008, 55) diantaranya fungsi model pembelajran yaitu sebagai pedoman,
sebagai pengembangan kurikulum, untuk menetapkan bahan pengajaran, dan
membantu perbaikan dalam mengejar. Berikut ini penjelasan masing-masing
fungsi tersebut.
1) Sebagai pedoman,
Fungsi model pembelajaran dalam hal ini sebagai pedoman guru
dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran dapat
membuat guru mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Melalui langkah-langkah
pembelajaran maka dapat membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien
dan dapat mencapai tujuan pembelajaran.
2) Pengembangan kurikulum
Perubahan paradigma dalam penerapan kurikulum menuntut seorang
guru untuk mampu menyesuaikan. Melalui pendekatan model-model
pembelajaran dapat membantu guru dalam pengembangan kurikulum yang
berbeda dalam pendidikan.
3) Menetapkan bahan pengajaran
Fungsi model pembelajaran dapat membantu guru dalam
menetapkan bahan pengajaran secara rinci dan berkelanjutan. Model
pembelajaran juga membantu guru dalam melakukan perubahan-
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 104
perubahan materi pembelajaran sehingga mampu mengoptimalkan nilai
kognitif, afektif, dan konatif siswa.
4) Membantu perbaikan dalam pengajaran
Model pembelajaran yang diterapkan guru tentunya memiliki dampak
positif bagi guru dalam proses pembelajaran. Melalui penggunaan model
pembelajaran guru mampu mengendalikan situasi belajar lebih kondusif
dan terkendali. Oleh karena itu, dengan pendekatan model pembelajaran
maka aktivatas pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat dilihat bahwa fungsi model
pembelajaran sangat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Model pembelajaran mampu memberikan keaktivan siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Peran siswa dalam kegiatan pembelajaran
sangat sentral dimana siswa lebih aktif dalam belajar. keaktifan siswa dalam
pembelajaran memiliki peran penting dalam menunjang kemampuan yang
dibutuhkan siswa dalam abad 21 yaitu kemampuan kolaboasi, kritis, kreatif,
dan komunikasi. Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa
untuk meningkatkan keefektifan dalam belajar adalah model pembelajaran
kooperatif.
c. Model pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk turut serta peran aktif
dalam pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu
bentuk kegiatan belajar yang digunakan oleh guru yang menggambarkan
siswa belajar dan bekerja secara berkelompok. Terdapat beberapa kelompok
yang terbagi dalam satu kelas, dimana kelompok kecil terdiri dari empat
sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen
(Rusman, 2011).
Pembelajaran dengan cara berkelompok yang dilakukan siswa harus
memiliki struktur kelompok yang heterogen. Kelompok yang heterogen yaitu
sekelompok siswa yang multikarakteristik seperti dari segi kemampuan yang
berbeda, minat dan bakat yang berbeda. Selain itu, dalam satu kelompok
beajar siswa harus terdiri dari beberapa jenis kelamin yang berbeda. Oleh
karena itu, seoarang guru harus mampu membuat kelompok belajar yang
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 105
tidak monoton diisi oleh siswa yang memiliki kemampuan tinggi semua atau
kemampuan rendah semua.
Tujuan pembentukan pembelajaran kelompok yang memiliki struktur
kelompok heterogen yaitu agar proses pembelajaran lebih aktif dan interaktif
didalam satu kelompok. Melalui pembelajaran kelompok yang heterogen juga
mampu mernstimulus kepada setiap siswa yang memiliki kemampuan tinggi
untuk mengajarkan materi yang belum dipahami kepada siswa yang memiliki
kemampuan rendah. Hal ini akan membuat nuansa pembelajaran menjadi
lebih interaktif.
Terdapat bebrapa karakteristik dari pembelajaran kooperatif diantaranya
pembelajaran secara tim, didasarkan pada manajemen kooperatif, kemamuan
untuk bekerjasama, keterampilan bekerja sama. Berikut ini pemaparan
beberaka karakteristik model pembelajaran kooperatif yang perlu diketahui.
1) Pembelajaran secara tim
Kegiatan belajar secara Tim merupakan bagian dari pembelajaran
kerjasama dalam upaya mencapai tujuan. Tim merupakan beberapa
individu yang tergabung menjadi satu kesatuan untuk bekerjasama dalam
memecahkan masalah dan menyelesaikan masalah. Pembelajaran secara
tim membantu siswa untuk belajar bekerjasama, belajar menghargai
pendapat, dan belajar untuk saling membantu satu sama lain.
2) Didasarkan pada manajemen kooperatif
Manajemen merupakan suatu pengelolaan yang mengarahkan suatu
usaha untuk mencapai tujuan. Manajemen kooperatif dimana dalam
kegiatan kooperatif perlu adanya pengelolaan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, sampai kontrol. Manajemen sebagai perencanaan dalam
kooperatif dimana pembelajaran harus sesuai dengan perancangan dalam
perencanaan mulai dari langkah-langkah pembelajaran, tjuan yang harus
ditetapkan, bagimana cara mencapai tujuan, dan fasilitas apa saja yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Yang kedua fungsi manajemen sebagai
pelaksanaan dimana pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan
perencaaan yang telah dibuat untuk mencapai tujuan. Pelaksanaan
pembelajaran harus dijalankan secara efektif dan efisien agar mampu
memaksimalkannya. Yang terakhir fungsi manajemen sebagai kontrol,
dalam fungsi ini pembelajaran kooperatif harus di lakukan pengawasan
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 106
atau kontrol apakah mulai dari perencanaan, pelaksanaan apak bisa sesuai
dengan tujuan yang akan ditetapkan. Fungsi ini dapat diltentukan melalui
kriteria keberhasilan pembelajaran baik dilakuka melalui tes ataupun
nontes.
3) Kemampuan untuk bekerjasama
Kriteria keberhasailah pemebelajaran kooperatif dapat dilihat dari
keberhasilan secara kelompok. Oleh karena itu, prinsip kebersamaan
dalam kerjasama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif.
Seorang guru harus mampu mengarahkan kepada siswa dalam kelompok
untuk saling bekerjasama. Tanpa kerjasama yang baik maka pembelajaran
kooperatif kurang optimal.
4) Keterampilan bekerja sama.
Keterampilan merupakan aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam
melakukan kerjasama secara berkelompok. Keterampilan siswa dalam
berkelompok dapat dilakukan seperti dalam berkomunikasi dan
berinteraksi. Maka dari itu, guru harus mendorong siswa untuk mau serta
mampu untuk berinteraksi dan komunikasi antar siswa dalam kelompok
agar dapat mencapai tujuan akhir dari kegiatan kerjasama.
2. Model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division
(STAD)
a. Pengertian Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD)
Salah satu faktor penting dalam mendukung keberhasilan proses
pembelajaran di dalam kelas adalah dengan memilih model pembelajaran
yang tepat. Model pembelajaran adalah suatu pola terencana yang digunakan
sebagai pedoman bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang digunakan oleh
guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu Ada banyak
sekali jumlah variasi Model pembelajaran saat ini, salah satunya yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 107
Model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
pertama kali dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di
Universitas John Hopkin. Slavin menjelaskan bahwa kegiatan
pembelajarandengan menggunakan STADmampumemotivasi siswa untuk
saling membantu satu sama lain untuk memahami materi dan menguasai
keterampilan yang diajarkan oleh guru. Apabila siswa menginginkan
kelompoknya menang dan memperoleh hadiah, maka mereka harus saling
bantu-membantu teman lainnya dalam mempelajari dan memahami pelajaran.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa (Hidayati, 2011).
Pada saat model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) diterapkan, para siswa harus mendorong dan
memotivasi satu sama lain untuk melakukan yang terbaik. Para siswa
diberikan waktu dan kesempatan untuk bekerja sama setelah penjelasan
materi oleh guru.
Pada saat kerjasama tim berlangsung, para siswa boleh bekerja secara
berpasangan ataupun berkelompok, saling bertukar jawaban, berdiskusi, dan
saling membantu satu sama lain, mereka dapat mendiskusikan pendekatan-
pendekatan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Selain itu, para siswa
juga dapat saling memberikan pertanyaan tentang isi dari materi yang mereka
pelajari tersebut. Meskipun dapat saling membantu ketika kegiatan belajar
dalam tim, para siswa tidak dapat saling membantu ketika menjalani kuis di
akhir pelajaran, sehingga setiap siswa harus benar-benar menguasai materi
tersebut (tanggungjawab individual).
Menurut Slavin model STAD merupakan variasi pembelajaran kooperatif
yang paling banyak diteliti. Model ini juga sangat mudah untuk diadaptasi,
digunakan dalam pelajaran Matematika, IPA,IPS,Bahasa Inggris,teknik,dan
subjek lainnya dalam berbagai tingkat pendidikan.
b. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD)
Menurut Slavin dalam Rusman (2011) langkah-langkah dalam model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
adalah sebagai berikut:
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 108
1) Penyampaian Tujuan dan Motivasi
Pada langkah pertama ini, guru perlu menyampaikan tujuan pelajaran yang
ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memberikan motivasi
kepada siswa untuk semangat belajar.
2) Pembagian Kelompok
Pada tahap ini, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana setiap
kelompoknya terdiri dari 4-5 orang siswa yang memprioritaskan
heterogenitas (keberagaman) kelas dalam presentasi akademik,
gender/jenis kelamin, ras dan etnik.
3) Presentasi dari Guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dan diawali dengan menyampaikan
tujuan pembelajaraan yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta
pentingnya mempelajarai pokok bahasan tersebut. Selanjutnya, guru
memberikan motivasi kepada siswa agar dapat belajar dengan aktif dan
kreatif. Dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi,
pertanyaan dan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari. Guru juga perlu menjelaskan mengenai keterampilan dan kemampuan
yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa, tugas dan pekerjaan yang
harus dilakukan serta cara mengerjakannya.
4) Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan
lembaran kerja sebagaui pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua
anggota menguasai dan masing-masing siswa memberikan kontribusi.
Salama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan arahan
serta bimbingan, dorongan dan bantuan apabila diperlukan. Kerja tim ini
merupakan ciri terpenting dari model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD).
5) Kuis (Evaluasi)
Setelah kegiatan belajar dalam tim selesai, guru mengevaluasi hasil belajar
siswa melalui pemberian kuis terkait dengan materi yang telah dipelajari.
Selain itu, guru juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja
masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak
dibenarkan bekerja sama ataupun saling membantu satu sama lain. Hal ini
dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab
kepada diri sendiri dalam memahami materi tersebut. Guru menetapkan
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 109
skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60,75,84, dan
seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.
6) Penghargaan prestasi Tim
Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan
angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas
keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan
tahapan-tahapan berikut ini:
a) Menghitung Skor Individu
Menurut Slavin (Rusman,2011:216), untuk menghitung perkembangan
skor individu dihitung sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai
berikut:
Tabel 1.1 Penghitungan Perkembangan Skor Individu
No Nilai Tes Skor
Perkembangan
1. Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 0 poin
2. 10 sampai 1 poin di bawah skor dasar 10 poin
3. Skor 0 sampai 10 poin di atas skor
dasar
20 poin
4. Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin
5. Pekerjaan sempurna (tanpa
memerhatikan skor dasar)
30 poin
b) Menghitung Skor Kelompok
Skor kelompok dihitung berdasarkan rata-rata skor perkembanga
anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor
perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah
anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan rata-rata skor
perkembangan anggota kelompok, diperoleh skor kelompok
sebagaimana dalam tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.2 Penghitungan Perkembangan Skor Kelompok
No Rata-rata Skor Kualifikasi
1. 0 ≤ N ≤ 5 -
2. 6 ≤ N ≤ 15 Tim yang Baik (Good Team)
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 110
3. 16 ≤ N ≤ 20 Tim yang Baik Sekali (Great Team)
4. 21 ≤ N ≤ 30 Tim yang Istimewa (Super Team)
c) Pemberian Hadiah dan Pengakuan Skor Kelompok
Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru
memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing
kelompok sesuai dengan prestasinya (kriteria tertentu yang ditetapkan
oleh guru).
c. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) Dalam Pembelajaran
Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) dapat diterapkan diberbagai mata pelajaran diantaranya
materi Ekonomi, IPS, Akuntansi, dan Kewirausahaan.Sebagai contoh
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) pada mata pelajaran Ekonomi materi Permintaan adalah
sebagai berikut:
Langkah Pertama:
Guru harus membuat persiapan terlebih dahulu, mulai dari membuat
perangkap pembelajaran seperti silabus dan RPP, materi ajar, media
pembelajaran serta alat dan bahan yang digunakan dalam melaksanakan
pembelajaran.
Langkah Kedua:
Guru menyampaikan materi pelajaran tentang Permintaan, seperti:
pengertian permintaan, fungsi permintaan, hukum permintaan, serta faktor-
faktor yang mempengaruhi permintaan (dalam menjelaskan materi guru dapat
menggunakan bantuan powerpoint, kertas chart (peta konsep) maupun
menggunakan media lainnya.
Langkah Ketiga:
Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, (dalam satu
kelompok dapat beranggotakan menjadi 3-5 orang) pembentukan kelompok
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 111
dilakuakan secara heterogen, baik dari segi kemampuan, jenis kelamin,
budaya, dan dapat bervariasi.
Langkah Keempat:
Guru memberikan bahan ajar, kasus, permasalahan, soal-soal latihan
atau pun tugas kepada masing-masing kelompok yang berkaitan dengan
materi Permintaan.
Langkah Kelima
Setiap kelompok mempelajari bahan ajar, mencari solusi dari kasus,
permasalah ataupun menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan guru.
Guru memberikan waktu kepada setiap kelompok untuk berdiskusi. Siswa
dapat menjawab pertanyaan guru dari berbagai sumber referensi, baik dari
buku paket, buku referensi, buku catatan, dan sumber-sumber referensi
lainnya.
Langkah Keenam
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi
yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja
masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak
boleh bekerjasama.
Langkah Ketujuh
Guru memberikan penghargaan ataupun hadiah bagi siswa dan
kelompok siswa yang memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna.
Langkah Kedelapan
Diakhir pembelajaran guru bersama peserta didik memberikan
kesimpulan atas materi yang telah dipelajari yaitu kesimpulan mengenai
materi “Permintaan”.
Tautan Eksternal
Telusurilah tautan berikut ini untuk lebih memahami materi pembelajaran!
https://www.youtube.com/watch?v=joZpveLy774
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 112
C. Topik Diskusi Elearning
KEYWORD :
model; pembelajaran; kooperatif; tipe; student; teams; achievement; Division;
STAD; hasil; belajar; pembelajaran; diskusi; kelompok;
PETUNJUK :
3. Diskusikan topik di bawah ini.
4. Gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
5. Tidak diperbolehkan membicarakan hal lain di luar topik diskusi.
PERTANYAAN :
Seorang guru harus mampu memberikan pembelajaran yang kreaif
untuk memberikan situasi dan kondisi pembelajaran lebih menantang dan
menarik. Sebagai calon guru, persiapan apa yang harus Anda perhatikan dan
lakukan jika Anda memilih model pembelajaranSTAD?
JAWABAN:
D. Soal Latihan /Tugas
Untuk mengetahui apakah Anda telah mampu mengaplikasikan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, kerjakan latihan berikut ini.
1. Uraikanlah penerapan model pembelaran koopratif tipe STAD dalam
matapelajaran Ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan?
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 113
.
Kewirausahaan
Ekonomi
IPS
Akuntansi
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 114
E. Referensi
Hidayati, S. (2011). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams
achiement divisions (STAD) untuk meningkatkan motivasi dfan hasil belajar
IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batang-Batang Sumenep. Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe student teams achiement divisions
(STAD) untuk meningkatkan motivasi dfan hasil belajar IPS siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Batang-Batang Sumenep/Syafaatul Hidayati.
Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran : mengembangkan profesionalisme
guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyanto. (2009). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: FKIP UNS.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progesif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Wahap, Abdul Azis. (2008). Metode dan Model-Model Mengajar: Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 115
PERTEMUAN 9
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN PREDICT - OBSERVE - EXPLAIN (POE)
A. Tujuan Pembelajaran
Kemampuan akhir yang akan dikuasai oleh mahasiswa setelah mempelajari
materi ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan konsep belajar dan pembelajaran
2. Menjelaskan konsep Lembar Kerja Siswa (LKS)
3. Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasisModel PembelajaranPredict
Observe Explain (POE)
B. Uraian Materi
Peta Konsep Materi
Gambar 9.1. Peta Konsep Materi
Pernahkah Anda membaca majalah? Atau puisi? Buku pelajaran? Atau yang
lainnya. Kegiatan membaca yang Anda lakukan merupakan suatu kegiatan literasi
membaca yang akan memberikan pemahaman kepada Anda tentang isi dan tujuan
penulisannya. Dari berbagai macam buku tersebut memiliki karakteristik yang
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 116
berbeda-beda. Buku yang Anda baca tentu memiliki perbedaan baik dari segi
desain maupun isi buku.
Pada pertemuan kali ini akan dibahas salah satu bahan ajar berupa Lembar
Kerja Siswa (LKS). Bahan ajar ini tentunya pernah Anda miliki dan dipelajari pada
saat mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bahkan di
Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada kesempatan ini bahan ajar yang akan
dikembangkan berupa pengembangan LKSdengan pendekatanPredict Observe
Explain (POE). Sebelum mempelajari materi pengembangan LKS dengan
pendekatan POE, berikut akan disajikan materi pengantar tentang belajar,
1. Belajar
Sub materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
Gambar 1. Peta Sub Materi Belajar
a. Pengertian Belajar
Sering kita mendengar kata belajar dalam lingkungan dunia pendidikan.
Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar apa itu belajar? bagimana penerapan
belajar? Banyak ahli mendefinisikan tentang belajar sesuai dengan konteks
tujuan akhir yang diharapkan.
Belajar merupakan suatu proses tahapan perubahan baik dari segi
kognitif, afektif dan konatif. Belajar merupakan suatu proses perubahan yang
akan dialami oleh siswa dalamberperilaku mulai dari yang belum tahu menjadi
tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih
terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat
bagi lingkungan maupun individu itu sendiri (Trianto, 2009). perubahan ini
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 117
yang diinginkan dari setiap proses pendidikan agar siswa mampu
menyesuaikan diri dalam setiap perkembangannya untuk menjadi prbadi yang
optimal.
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 2. Aktivitas Belajar Mahasiswa
Perhatikan Gambar 2 di atas, dapat diketahui bahwa mahasiswa sedang
melakukan kegiatan mandiri dalam memahmi materi yang akan dipelajari.
Kegiatan belajar merupakan aktivitas yang menuntut mahasiswa untuk
meningkatkan kemampuan kogitif, afektif, dan psikomotorik. Kegiatan belajar
juga merupakan suatu pembentukan sikap siswa agar mampu beretika dan
berbudaya dengan baik dalam lingkungannya. Pembentukaan sikap yang saat
ini digaungkan oleh pemerintah seperti adanya Pendidikan Penguatan
Karakter (PPK). Oleh karena itu, belajar memiliki peran penting dalam
pembentukan karakter maupun perubahan perilaku peserta didik (Rusman,
2013: 85).Pentingnya kegiatan belajar ini tentunya menjadi perhatian bagi
guru atau dosen dalam mendesain pembelajaran agar mampu
mengembangkan segala aspek nilai baik kognitif, afektif dan konatif
mahasiswa.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 118
b. Aktivitas belajar
Kegiatan belajar yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan suatu
integrasi dari aktifitas fisik dan mental yang saling bersinergi untuk mencapai
tujuan dari kegiatan belajar tersebut. Sanjaya (2008: 112) dalam suatu
karyanya menyatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental yang
dialami dalam diri seseorang, sehingga dapat menyebabkan perubahan
perilaku dari individu tersebut. Perubahan ini yang akan memberikan
mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan dan pengalaman mahasiswa
dalam pembelajaran.
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 2. Aktivitas Kelompok
Perhatikan Gambar 2 di atas, kegiatan belajar yang dilakukan oleh
mahasiswa dapat berupa kegiatan berkelompok. Kegiatan belajar secara
berkelompok dapat dilakukan melalui metode diskusi dalam upaya
menyelesaikan studi pengetahuan. Aktivitas belajar juga dapat dilakukan
secara mandiri maupun secara berkelompok. Kegiatan mandiri dan kelompok
memiliki desain materi yang berorientasi pada tujuan akhir yang diharapkan.
Kegiatan kelompok merupakan intagrasi dari multikarakteristik individu untuk
saling berinteraksi dengan siswa yang lain. Kegiatan kelompok merupakan
tujuan dari pembelajaran yang diharapkan kempauan abad 21 dapat
dioptimalka. Salah satu kemampuan tersebut diantaranya kemampuan
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 119
kolaborasi antar anggota kelompok untuk memecahkan suatu kasus yang
diberikan dosen.
Kegiatan belajar mahasiswa dalam pemebelajaran merupakan suatu
proses dalam upaya mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki.
Pengembangan ini membuktikan bahwa mahasiswa sebagai unsur subyek
yang berperan penting dalam mengembangkan potensinya. Hal ini tentu
mahasiswa sebagai insan yang aktif dan kritis untuk dapat mengurangi
kepasifannya. Sanjaya (2008: 99) dalam bukunya menyatakan bahwa siswa
sebagai pelakuyang aktif belajar, dalam hal ini siswa tidak pasif yang hanya
mendapatkan informasi pengetahuan saja akan tetapi sebagai individu yang
yang memiliki kemmpuan untuk berkembang. Berikut ini beberapa jenis
aktivitas belajar menurut Rusman (2013: 97-99) diantaranya.
1) Belajar arti kata
Aktivitas siswa dalam kegiatan tentu dilakukan dengan komunikasi
atas kata-kata yang disampaikan. Terkadang dalam kegiatan pembelajaran
kata-kata yang dikenal oleh anak belum tentu memahami makna dari kata-
kata tersebut.
2) Belajar kognitif
Aktivitas belajar kognitif merupakan kegiatan siswa dalam
memahami, menjelaskan dan mengulangi informasi yang telah diketahui
dengan menhadirkan kembali dalam berupa tanggapan atau gagasan
dalam bentuk kalimat.
3) Belajar Menghafal
Belajar menghafal merupakan suatu aktivitas untuk menyimpan
informasi dalam bentuk ingatan, sehingga dapat dimunculkan kembali ke
alam bawah sadar jika diperlukan.
4) Belajar teori
Aktivitas dalam belajar teori merupakan cara berpikir untuk membuat
kerangka berpikir yang digunakan untuk menjelaskan kejadian alam atau
kejadian sosial.
5) Belajar konsep
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 120
Belajar konsep merupakan suatu aktivitas mental dalam menjelaskan
suatu lambang, bendat serta peristiwa dengan cara mengamati
karakteristiknya.
6) Belajar kaidah
Merupakan suatu konsep untuk menghubungkan dua atau lebih
sehungga terbentuk suatu kesatuan yang mempresentasikan suatu
kesatuan yang tidak terpisahkan.
7) Belajar berpikir
Aktivitas belajar kognitif merupakan kegiatan siswa dalam
memecahkan suatu permasalahan melalui proses mental atau psikis siswa.
8) Belajar keterampilan motorik
Kegiatan motorik merupakan aktivitas perilaku berupa gerak-gerik
anggota badan secara terpadu. Sehingga aktivitas pembelajaran akan
memberikan pengalaman dalam kegiatan siswa.
9) Belajar estetis
Belajar estetis merupakan penerapan kegiatan pembelajaran dimana
siswa memproses untuk mencipta dengan penghayatan yang berdasarkan
pada nilai-nilai seni.
2. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan aktivitas yang dilaksanakan guru, siswa dan
sumber belajar yang di lakukan di dalam kelas. Kegiatan belajar didesain oleh
guru dalam upaya tercapainya kemampuan akhir siswa yang harus diterima.
Pembahasan pembelajaran sering dihubungkan dengan suatu proses yang
dilakukan guru dalam memberikan informasi berupa materi belajarkepada siswa
melalui prosedur penyusunan materi, pengelolaan siswa, dan lingkungan yang
dilaksanakan di kelas (Irham dan Wiyani, 2013).
Kegiatan belajar dan mengajar merupakan aktivitas yang tersistem dari
berbagai unsur. Integrasi unsur-unsur tersebut akan membentuk suatu aktivitas
yangdibuat oleh guru untuk memberikan pemahaman tentang materi. Satu
kesatuan unsur-unsuryang saling berhubungan, berinteraksi untuk mendapatkan
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 121
suatu hasil yang diharapkan secara maksimalberdasarkantujuan yang telah
ditetapkan (Sanjaya, 2008).
Pembelajaranmerupakan kesatuan komponen yang saling berhubungan
baik dari segi materi, metode, sampai dengan evaluasi pembelajaran.Selain itu,
terdapat beberapa komponen lain yang nantinya memberikan sumbangsih pada
kegiatan pembelajaran seperti strategi pembelajaran dan media pembelajaran.
Komponen-komponen dari sistem pembelajaran saling berinterfungsi, yaitu
suatu komponen menjadi input dari komponen lainnya yang bersinergi untuk
mencapai tujuan (Pribadi, 2011: 31). Komponen tersebut di antaranya terdiri dari
tujuh jenis yaitu siswa, tujuan, metode pembelajaran, media, strategi
pembelajaran, evaluasi, dan umpan balik.
a. Siswa
Siswa merupakan subjek yang belajardari aktivitas pembelajaran
sehingga menjadi komponen yang sangat penting dalam sistem
pembelajaran. Seorang guru harus mampu memahami siswa dengan
multikarakteristik yang terdapat dalam diri siswa.
b. Tujuan
Tujuan pembelajaran merupakan hasil akhir yang akan dicapai oleh
siswa setelah mengikuti pembeljaran. Hasil akhir yang dicapai siswa dapat
berupa hasil kognitif, afektif dan psikomotorik.
c. Metode pembelajaran
Unsur metode pembelajaran adalah teknik atau cara prosedural yang
dilakukan dalam pembelajaran untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Metode yang diterapak bermacam-macam seperti metode ceramah, metode
diskusi dan metode demonstrasi.
d. Media pembelajaran
Media merupakan salah satu fasilitas yang digunakan oleh guru sebagai
perancatara dalam menyampaikan informasi. Media ini sangat diperlukan oleh
guru dalam kegiatan pembelajaran seperti leptop, infokus, dan alat peraga.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 122
e. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran berupa cara yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi. Seorang guru harus memiliki keahlian dalam memilah
strategi yang cocok untuk materi yang akan disampaikan. Hal ini dengan
adanya strategi pemebalajaran dapat membantu siswa dalam memahami
materi.
f. Evaluasi
Hasil akhir dalam kegiatan pembelajaran dilakukan melalui kegiatan tes,
unjuk kerja, dan projek yang dapat mengukur ketercapaian kegiatan
pembelajaran.
g. Umpan balik
merupakan informasi yang dibutuhkan untuk tujuan peningkatan
keefektifan program pembelajaran.
3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
a. Definisi Lembar Kerja Siswa (LKS)
Bahan ajar merupakan salah satu alat atau media yang digunakan oleh
guru dalam mentransfer ilmu yang kepada siswa.Bahan ajar merupakan suatu
alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dan dapat
membantu guru untuk melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar. Bahan
ajar yang digunakan oleh guru dapat berupa cetak maupun elektronik. Bahan
ajar yang berbentuk elektronik dapat berupa materi yang diintegrasikan
kedalam multimedia. Sedangkan salah satu bahan ajar yang berbentuk cetak
diantaranya modul pembelajaran dan lembar kerja siswa.
Lembar Kerja Siswa merupakan salah satu bahan ajar berbentuk cetak,
dimana dalam LKSterdapat materi-materi dan soal yang nantinya dapat
dijadikan bahan evaluasi siswa untuk dikerjakan berdasarkan komponen-
komponen seperti tugas atau latihan, petunjuk penggunaan, dan langkah-
langkah penyelesaian (Prastowo, 2013: 204).Oleh karena itu, desain
pembuatan LKS harus memperhatikan komponen-komponen yang
membentuk bahan ajar berupa LKS.
Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan oleh guru berupa Bahan
ajar berupa LKS sering digunakan oleh guru dalam memberikan materi yang
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 123
lebih komunikatif dan mudah dipahami oleh siswa. Hal ini karena LKS yang
dibuat atau didesain oleh guru semenarik mungkin dari kesatuan materi yang
utuh serta sistematis. Substansi bahan ajar berupa LKS memberikan aktivitas
dan pengalaman kepada siswa dalam memahami materi dan menguasai
tujuan dari pembelajaran tersebut.
Lembar kerja siswa didesainguru dalam suatu paket yang diprogram
dengan melibatkan siswa sebagai subyek pembelajaran. Pembuatan LKS
membantu guru dalam melakukan kegiatan belajar.Terdapat banyak
komponen dalam LKS diantaranya materi belajar, metode pembelajaran,
tujuan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Lembar kerja siswa merupakan bahan ajar yang dapat digunakan secara
mandiri oleh siswa. LKS pembelajaran dapat digunakan siswa tanpa adanya
guru disampingnya. Hal ini karena LKS merupakan suatu unit bahan ajar yang
lengkap serta mampu mengevaluasi diri melalui soal tes diakhir materi. Maka
dari itu dengan adanya LKS dapat digunakan oleh guru sebagai petunjuk
pelaksanaan kegiatan mengajar dan sebagai pedoman siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar.
LKS pembelajaran disusun dengan tujuan agar mampu mengadaptasi
dengan lingkungan belajar siswa serta sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Proses penyusunan LKS guru harus mampu memperhatikan kebutuhan siswa
dimana LKS tersebut harus memperhatikan karakteristik materi pembelajar
dan karakteristik siswa sebagai pengguna bahan ajar.
b. Struktur lembar kerja siswa
Struktur LKS memberikan gambaran komponen – komponen yang
terdapat dalam membuat lembar kerja siswa. Berikut ini dipaparkan secara
umum struktur Lembar Kerja Siswa yaitu sebagai berikut.
1) Judul, tempat, semester danmata pelajaran.
Bagian ini menjelaskan identitas Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
digunakan oleh siswa. Identitas dalam LKS terdiri dari judul LKS yang
menggambarkan nama bahan ajar.Mata pelajaran menggambarkan disiplin
ilmu yang akan dipelarai siswa seperti lembar kerja siswa matematika.
Semester menunjukkan waktu disampaikan materi tersebut.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 124
2) Petunjuk belajar
Bagian ini menjelaskan petunjukan bagai siswa dalam belajar
menggunakan lembar kerja siswa. Melalui petunjuk ini akan memberikan
kemudahan untuk siswa dalam mengikuti kegiatan belajar untuk dapat
mencapai tujuan pembelajaran.
3) Kompetensi yang akan dipahami
Komponen ini menjelaskan kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa
setelah belajar dengan menggunakan LKS. Kompetansi dalam kurikulum
K13 menggambarkan kemampuan kognitif dan keterampilan.
4) Indikator
Berupa alat ukur dalam menilai ketercapaian pembelajaran yang
dilakukan siswa.
5) Informasi pendukung
Pada bagian ini guru memberikan materi atau kegiatan pembelajan
untuk mengaktifkan siswa dalam belajar.
6) Tugas dan langkah kerja
Pada tahap ini guru memberikan latihan atau tugas kepada siswa
serta langkah-langkah dalam menyelesaikannya
7) Penilaian
Kegiatan ini dilakukan oleh guru dalam upaya menilai atau
memberikan evaluasi atas ketercapaian pembelajaran berdasarkan tujuan
pembelajaran.
4. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Melalui Pendekatan Predict – Observe
- Explain (POE)
Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)adalah suatu proses pembaruan
dalam bahan ajar. LKS yang digunakan oleh siswa langsung memberikan
keaktifan kepada siswa melalui kegiatan-kegiatan terstruktur dan sistematis.
Dalam hal ini guru mendesain materi pembelajaran dengan memperhatikan
keaktifan siswa.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 125
Pengembangan desain LKS merupakan salah satu solusi yang dapat
digunakan oleh guru dalam upaya memudahkan siswa dalam menggunakannya.
Desain LKS dapat berupa desain tata letak dan desain kegiatan pembelajaran.
Desain kegiatan pembelajaran dapat berupa bagian – bagian yang terstruktur
dengan tahapan pembelajaran. Tahapan-tahapan pembelajaran bertujuan untuk
memberikan stimulus kepada siswa untuk aktif dalam mengikuti langkah-langkah
dalam pembelajaran di LKS. Oleh karena itu, seorang guru harus
memperhataikan pengembangan desain maupun substansi materi pembelajaran.
PengembanganLKS juga harus memperhatikan analisis kebutuan dan
lingkungan tempat diterapkannya bahan ajar. Analisis kebutuhan tersebut
digunakan oleh guru dalam mengembangkan LKS agar dapat memperoleh data
yang pasti berkaitan pembaruan bahan ajar yang dibutuhkan untuk
meningkatkan hasil belajar. Hal ini juga dengan adanya analsis kebutuhan dan
lingkungan dapat memberikan informasi yang jelas sehingga mampu
memberikan sumbangsih dalam upaya peningkatan kualitas pemebelajaran.
Pengembangan LKS harus mampu memberikan pengetahuan dan
pengalaman belajar kepada siswa pada saat menggunakan bahan ajar tersebut.
Pengetahuan dalah kemampuan kognitif yang didapat siswa melalui materi yang
disampaikan dalam lembar kerja siswa. Sedangkan, pengalaman dapat diperoleh
siswa melalui aktivitas pembelajaranberupa langkah-langkah pembelajaran yang
didesain guru. Keaktifkan belajar siswa merupakan hal penting dalam
pembelajaran karena siswa mampu membangun pengetahuannya. Salah satu
cara yang dapat digunakan oleh guru yaitu dengan mengembangkan lembar
kerja siswa yang diintegrasikan dengan model-model pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diintegrasikan dalam lembar
kerja siswa adalah model pembelajaran Predict Observe Explain (POE). Model
pembelajaran POE merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat
digunakan oleh guru dalam upaya untuk menggali pemahaman siswa. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggara, D. S., Abdillah, C.,
& Gunawan, H. I. (2019) "Based on the results of the study and discussion,
conclusions obtained about the development of student worksheets based on
predict-observe-explain on elementary school mathematics subjects in plane
material valid, practical, and can improve students' concept comprehension.”
artinya bahwa berdasarkan hasil penelitian dan diskusi dapat diperoleh tentang
pengembanganlembar kerja siswa berdasarkan pendekatan predict observe
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 126
explain (POE) pada mata pelajaran matematika sekolah dasardapat dikatakan
valid, praktis, dan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.
Cara yang digunakan yaitu melalui tahapan pembelajaran mulai dari tahap
memprediksi, tahap mengamati, dan tahap memberikan penjelasan. Berikut ini
pemaparan atau penjelasan masing-masing tahapan model pembelajaran
Predict Observe Explain (POE) yaitu.
a. Prediksi (Predict)
Pada tahap ini guru memberikan suatu pokok permasalahan berupa
peristiwa atau fenomena yang nantinya perlu adanya jawaban. Selanjutnya
siswa diminta untuk memprediksi atau menuliskan jawaban awal berdasarkan
pengetahuan atau kemampuan awal yang dimilki sisiwa.
b. Mengamati (Observe)
Proses mengamati dilakukan oleh siswa mengenai peristiwa atau
fenomena yang terjadi. Pengamatan dilakukan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Dalam perose pengamatan siswa mencatat temuan temuan
dilapangan dan siswa mengaitkan hasil temuan tersebut dengan prediksi atau
jawaban sementara pada tahap awal di atas.
c. Menjelaskan (Explain)
Tahapan yang terakhir ini dimana siswa memberikan penjelasan atas
aktivitas sebelumnya yaitu sisiwa menilai apakah hasil temuan yang dilakukan
pada saat proses pengamatan sesuai dengan dugaan atau jawaban yang
telah dikemukakan.
Tautan Eksternal
Telusurilah tautan berikut ini untuk lebih memahami materi pembelajaran!
https://scholar.google.co.id/citations?user=FtqqdOAAAAAJ&hl=id
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 127
C. Topik Diskusi Elearning
KEYWORD :
lembar;kerja;siswa;lembar; kerja; siswa;LKS;
model;pembelajaran;predict;observe;explain;POE;hasil;belajar;kelompok;diskusi
;
PETUNJUK :
6. Diskusikan topik di bawah ini.
7. Gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
8. Tidak diperbolehkan membicarakan hal lain di luar topik diskusi.
PERTANYAAN :
Seorang guru harus mampu memberikan pengalaman kepada siswa
dalam melaksanakan kegiatan belajar di kelas. Selain itu juga guru harus
mampu membuat kegiatan belajar lebih menarik dan menantang. Salah satu
yang dapat dilakukan yaitu menggunakan bahan ajar seperti modul
pembelajaran yang diinegrasikan dengan model pembelajran. Jelaskan hal-hal
yang harus Anda lakukan dalam membuat modul pembelajaran yang
diintegrasikan dengan model model pembelajran!
D. Soal Latihan /Tugas
Untuk mengetahui apakah Anda telah mampu membuat LKS dengan
pendekatan Predict Observe Explain (POE), kerjakan latihan berikut ini.
Uraikanlah penerapan tahapan Predict Observe Explain (POE) pada sub
bagian LKS dalam mata pelajaran ekonomi melalui tahapan pembelajaran berikut.
1. Prediksi (Predict)
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 128
2. Mengamati (Observe)
3. Menjelaskan (Explain)
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 129
E. Referensi
Anggara, D. S., Abdillah, C., & Gunawan, H. I. (2019, June). Developing Predict-
Observe-Explain worksheets on elementary school mathematics subject.
In Empowering Science and Mathematics for Global Competitiveness:
Proceedings of the Science and Mathematics International Conference
(SMIC 2018), November 2-4, 2018, Jakarta, Indonesia (p. 452). CRC
Press.
Irham, Muhamad dan Wiyani, Novan A. (2013). Psikologi Pendidikan: Teori dan
Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Prastowo, Andi. (2013). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
Diva Press
Pribadi, Benny A. (2011). Model Assure untuk Mendesain Pmebelajaran Sukses.
Jakarta: Dian Rakyat.
Rusman. (2013). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. (2008). Strategi pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progesif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 130
PERTEMUAN 10
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu mengaplikasikan Konsep Model
Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together (NHT)
B. Uraian Materi
1. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together (NHT)
dalam proses pembelajaran.
2. Pengertian Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head
Together
Model pembelajaran akan terbentuk jika pendekatan, strategi, metode,
teknik dan taktik pembelajaran sudah tersusun menjadi rangkaian yang utuh.
Jadi, model pembelajaran merupakan gambaran suatu pembelajaran yang
dimulai dari awal hingga akhir sehingga membentuk suatu penyajian yang khas
dalam suatu pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT) adalah sutau model pembelajaran yang dilandasi oleh teori
belajar konstruktivis.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 131
Model pembelajaran Numbered Head Together (kepala bernomor) pertama
kali dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993). Model pembelajaran ini
melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam
suatu pelajaran, dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran
tersebut. Tidak hanya itu, Kagan juga menjelaskan bahwa model pembelajaran
Numbered Head Together (kepala bernomor) secara tidak langsung dapat
melatih siswa dalam berpendapat, sehingga dapat memberikan informasi, siswa
dapat mendengarkan pendapat temannya dengan cermat, dan siswa dapat
berbicara dengan lebih produktif.
Sehingga model pembelajaran ini dapat memberikan kesempatan
pada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban
yang paling tepat. Selain itu, model pembelajaran kepala bernomor ini juga dapat
mendorong siswa untuk lebih aktif dalam mengemukakan pendapat. Model
pembelajaran Numbered Head Together ini bisa digunakan untuk semua mata
pelajaran baik mata pelajaran eksakta maupun sosial, bisa dalam materi
pelajaran bentuk fakta, prinsip, konsep dan prosedur dan NHT dapat digunakan
di semua tingkat pendidikan, baik dari tingkat pendidikan anak usia dini, sekolah
dasar, sekolah menengah, maupun perguruan tinggi.
Teori NHT ini didukung dengan penelitian Nurhasanah & Erda (2019)
menjelaskan bahwa terdapat peningkatan kemampuan belajar mahasiswa
setelah menerapkan model pembelajaran tipe Numbered Head Together pada
matakuliah ekonomi moneter program studi pendidikan ekonomi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang. Kemudian diikuti oleh
Abdillah, Candra (2019) menyatakan bahwa model pembelajaran Numbered
Head Together dengan bantuan powerpoint dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran matakuliah perencanaan pengajaran melalui peningkatan
keterampilan dosen, aktivitas belajar dan prestasi belajar mahasiswa Program
Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP, Universitas Pamulang.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang cukup banyak diterapkan
di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi adalah model pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Head Together atau disingkat NHT tidak hanya itu
saja, NHT (Kepala bernomor) ini juga banyak sekali digunakan sebagai bahan
penelitian baik penelitian eksperimen maupun penelitian tindakan kelas (PTK).
Numbered Head Together atau yang biasa disebut dengan kepala
bernomor ialah suatu Model pembelajaran kooperatif yang mengutamakan
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 132
keaktifan peserta didik dalam mencari informasi, mengelola dengan
mendiskusikannya kemudian melaporkan hasil informasi yang didapat di depan
kelas dihadapan teman-temannya (Rahayu, 2006). NHT pertama kali dikenalkan
oleh Spencer Kagan dkk (1993). Model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini
merupakan model pembelajaran yang terstruktural, yang menekankan pada
struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa. Menurut Kagan (1993) model pembelajaran kepala bernomor ini
menghendaki agar peserta didik dapat saling bekerjasama dengan tim
kelompoknya. Struktur pembelajaran dalam Numbered Head Together ini
dikembangkan sebagai sarana alternatif dalam pembelajaran klasik.
Pembelajaran kelas klasikal merupakan kemampuan belajar yang utama.
Hal itu disebabkan oleh pengajaran klasikal merupakan kegiatan mengajar yang
tergolong efisien. Secara ekonomis, pembiayaan kelas studi lebih murah, oleh
karena itu ada jumlah minimum siswa dalam kelas. Jumlah siswa dalam kelas
pada umumnya berkisar anara 10 sampai 45 orang. Dengan jumlah tersebut
seorang siswa dapat belajar dengan cara klasikal berarti melaksanakan dua
kegiatan sekaligus, yaitu pengelolaan pelajaran. Penciptaan kelas dapat
menciptakan kondisi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan belajar.
Pembelajaran kelas klasikal adalah pola pembelajaran dimana dalam
waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas.
Model pembelajaran ini merupakan model yang paling awal digunakan di
pendidikan pra sekolah, dengan sarana pembelajaran yang pada umumnya
sangat terbatas, serta kurang memperhatikan minat indidvidu anak. Pengajaran
klasikal adalah model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dengan
menjelaskan materi pelajaran diawal kegiatan kepada para peserta didik. Para
siswa mempunyai kemampuan minimum untuk tingkat itu dan diasumsikan untuk
mempunyai minat dan kecepata belajar yang relative sama. Dengan kondisi
seperti ini, konidisi belajar siswa secara individual baik menyangkut kecepatan
belajar, kesulitan belajar dan minat belajar sulit untuk diperhatikan oleh guru.
Pada umumnya cara guru dalam menentukan kecepatan menyajikan dan tingkat
kesukaran materi kepada siswa berdasarkan pada informasi kemampuan siswa
secara umum. Guru terlihat sangat menominasi dalam menentukan semua
kegiatan pembelajaran. Banyaknya materi yang akan diajarkan, urutan materi
pelajaran, kecepatan guru mengajar dan lainnya ada ditangan guru.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 133
Pembelajaran klasikal menurut Aunurrahman (2009) yang menyatakan
bahwa model pembelajaran klasikal lebih menitikberatkan pada peran guru
dalam memberikan informasi melalui materi pelajaran yang disajikan. Model
pembelajaran klasikal menggunakan pembelajaran kelas dalam proses
pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, model / metode
pembelajaran klasikal tidak sepenuhnya berpusat kepada guru saja, akan tetapi
peran siswa juga dituntut secara aktif pada proses kegiatan belajar mengajar.
Pembelajaran klasik yang digunakan dalam Numbered Head Together ini
memiliki pendekatan yang berorientasi pada siswa, sehingga siswa aktif dalam
proses pembelajaran. Dalam praktiknya model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together atau yang biasa disebut dengan kepala bernomor ini
dilakukan dengan cara guru memberikan materi terlebih dahulu, kemudian guru
memberikan soal atau studi kasus yang akan dibahas oleh peserta didik, peserta
didik diberi waktu beberapa menit untuk membahas materi yang ditugaskan oleh
guru. Selanjutnya hasil pembahasan peserta didik tersebut dilaporkan dengan
cara guru menyebutkan nomor secara acak, peserta didik yang mendapatkan
nomor tersebut kemudian mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian
ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan (Tryana,
2008).
Pembelajaran kooperatif tipe NHT ini merupakan model pembelajaran yang
membutuhkan kerjasama yang kuat antar anggota kelompok agar tugas-tugas
yang diberikan oleh guru dalam kelompok dapat tercapai dengan baik. Tujuan
pembentukan kelompok dalam model pembelajaran kooperatif ini ialah agar
peserta didik dapat berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran,
dapat saling bertukar pikiran dan saling menghargai pendapat antar teman.
Keaktifan pembelajaran peserta didik dapat dilihat dari cara siswa berdiskusi,
mengemukakan pendapat dan menanggapi komentar teman dengan cara yang
positif.
Menurut Kagan dalam Ibrahim (2000) pembelajaran tipe Numbered Head
Together dapat membuat peserta didik lebih aktif dan lebih memahami materi
pelajaran. Selanjutnya Ibrahim (2000) menyatakan bahwa ada tiga tujuan yang
akan dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu
:
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 134
a. Hasil belajar peserta didik lebih terstruktur sehingga kinerja akademik peserta
didik baik dalam bentuk tugas-tugas latihan maupun hasil ujian akan lebih
meningkat.
b. Lebih menghargai keragaman teman-temannya, karena setiap peserta didik
memiliki cara berpikir, latar belakang dan cara mengemukakan pendapat yang
berbeda-beda.
c. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, karena peserta didik
saling bergantung dengan teman satu kelompoknya dan saling
bermusyawarah dalam mencari hasil jawaban yang benar.
Ada banyak keterampilan yang dapat dikembangkan oleh peserta didik
pada model pembelaran kooperatif tipe NHT. Keterampilan tersebut diantaranya
yaitu: siswa saling berbagi tugas, aktif bertanya dan memberikan komentar,
saling menghargai pendapat teman satu sama lain, saling memberikan ide-ide
dan pendapat yang baik, bekerjasama dalam kelompok dan berusaha mencari
solusi pada setiap permasalah materi pelajaran. Ada tiga konsep yang dihasilkan
dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT menurut Kagen dalam
Ibrahim (2000), tiga konsep tersebut yaitu:
a. Pembentukan kelompok;
Peserta didik dibentuk menjadi 3-5 kelompok, setiap anggota kelompok
diberi penomoran kepala dari 1-5.
b. Diskusi masalah;
Peserta didik berdiskusi dengan tim satu kelompok dan mencari solusi
atas permasalah ataupun menyelesaikan tugas-tugas, soal-soal latihan yang
diberikan oleh guru.
c. Tukar jawaban antar kelompok
Setelah peserta didik berdiskusi dengan teman satu kelompok kemudian
hasil diskusi tersebut dilaporkan dengan saling bertukar jawaban antar
kelompok.
3. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together
Menurut Kagen dalam Majid (2016) terdapat empat sintak yang harus
dilaksanakan dalam model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (Kepala bernomor), langkat-langkah tersebut ialah:
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 135
a. Penomoran
Penomoran merupakan hal terpenting dalam model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together. Pada tahapan iin guru membentuk
siswa menjadi beberapa kelompok. Dalam satu kelompok bisa terdiri dari 3-5
orang. Pembentukan kelompok dapat bervariasi, yaitu siswa dapat berhitung
dari 1-5 ataupun guru dapat langsung menunjuk anggota dalam setiap
kelompok, dan dalam tiap kelompok diberi nomor 1-5 (Penomoran tersebut
disesuaikan dengan banyak anggota dalam setiap kelompok)
b. Mengajukan Pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan
tersebut dapat bervariasi. Pertanyaan tersebut bisa secara spesifik ataupun
pertanyaan secara umum dengan tingkat kesulitan yang bervariasi juga.
Misalnya “Apa yang saudara ketahui tentang inflasi?” selanjutnya ”Bagaimana
pengaruh inflasi terhadap perekonomian Indonesia?”
c. Berpikir Bersama
Siswa menyatukan pendapat terhadap jawaban pertanyaan yang
diberikan oleh guru, pendapat yang telah disatukan tersebut kemudian
didiskusikan bersama anggota kelompok untuk memutuskan jawaban yang
paling benar dan setiap anggota kelompok jawaban tersebut.
d. Menjawab
Dalam menjawab pertanyaan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dilakukan dengan
cara guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya
terpanggil tersebut harus mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru di hadapan teman-temannya. Pemanggilan nomor
kepala tersebut dapat dilakukan oleh guru secara bervariasi, guru dapat
memanggil nomor secara acak maupun memanggil nomor dengan melakukan
hitung-hitungan atau tebak angka sehingga angka dari hasil tebakan tersebut
merupakan angka dari penomoran siswa. Pada saat menjawab siswa tidak
diperbolehkan lagi berdiskusi dengan anggota kelompoknya, hal ini bertujuan
agar siswa dapat lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
diskusi.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 136
Dari keempat sintak diatas, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Head Together dapat dikembangkan lagi menjadi enam sintak sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan guru dan peserta didik. Keenam sintak tersebut terdiri
dari:
a. Persiapan
Sebelum memulai pembelajaran langkah awal yang harus dilakukan guru
ialah membuat persiapan mengajar seperti mempersiapkan rancangan
program pembelajaran (RPP), materi ajar, media pembelajaran, lembar kerja
siswa ataupun soal-soal latihan baik itu pertanyaan secara lisan maupun
tulisan yang dapat disesuaikan dengan model pembelajaran numbered head
together (NHT).
b. Pembentukan kelompok
Setelah guru menyiapkan bahan dan alat pembelajaran, kemudian guru
membentuk siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3-5 orang
dalam setiap kelompok. Kemudian setiap anggota kelompok mendapatkan
nomor kepala, nomor kepala tersebut dapat dibuat dalam bentuk topi kerucut
atau bisa juga menggunakan topi ulangtahun yang diberi penomoran.
c. Memiliki buku paket atau buku referensi
Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk membaca dan
mempelajari materi yang sedang dibahas dari berbagai sumber belajar seperti
buku paket ataupun buku referensi.
d. Diskusi Masalah
Guru memberikan soal-soal latihan maupun pertanyaan kepada setiap
kelompok. Kemudian masing-masing kelompok berdiskusi mengenai
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dalam diskusi kelompok tersebut setiap
siswa harus berpikir bersama untuk mendapatkan jawaban yang terbaik.
e. Memanggil nomor anggota kelompok
Guru menyebut satu nomor secara acak, kemudian siswa yang
mendapatkan nomor tersebut mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan
dari guru.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 137
f. Memberi kesimpulan
Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan berdasarkan materi
pelajaran yang telah dibahas dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together.
4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head
Together
a. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together
Berdasarkan sintak diatas Hill (1993) dalam Triyana (2008)
mengemukakan bahwa kelebihan dari model pembelajaran kooperatif
Numbered Head Together ialah sebagai berikut:
1) Prestasi belajar siswa lebih meningkat
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together peserta didik dapat berperan aktif dalam
pembelajaran sehingga keaktifan siswa dalam pembelajaran tersebut dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa
2) Memperdalam pemahaman siswa dari materi yang telah dipelajari
Dalam langkah NHT siswa diberikan kesempatan untuk mencari
informasi dari berbagai sumber, sehingga dengan cara tersebut siswa akan
lebih banyak mendapat materi dan lebih paham terhadap materi tersebut
3) Pembelajaran lebih menyenangkan
Pembelajaran NHT yang lebih melibatkan siswa membuat siswa lebih
aktif dan pembelajaran akan lebih menyenangkan
4) Siswa lebih terampil baik sebagai pemimpin maupun sebagai anggota
NHT memberikan kesempatan kepada setiap anggota kelompok
untuk bertanggungjawab atas apa yang dilakukannnya baik tanggungjawab
sebagai ketua maupun sebagai anggota kelompok
5) Meningkatkan rasa ingin tahu siswa
Siswa diberi kesempatan dalam mencari informasi sehingga jika ada
keraguan maka siswa dapat bertanya kepada guru sehingga tingkat
keingintahuan peserta didik juga akan lebih meningkat
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 138
6) Meningkatkan rasa percaya diri siswa
Setiap siswa bertanggungjawab atas penomoran kepala yang
dimilikinya sehingga dengan tanggungjawab tersebut siswa akan lebih
berusaha untuk mencari jawaban yang lebih baik serta secara tidak
langsung rasa percaya diri siswa juga akan menjadi meningkat
7) Siswa lebih aktif untuk berpartisipasi dalam diskusi
NHT yang biasa disebut kepala bernomor memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, siswa
dapat berpartisipasi dalam hal bertanya, menanggapi, menyanggah
ataupun memberikan komentar terhadap materi pelajaran yang sedang
dipelajari.
b. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together
Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran kooperatif Numbered
Head Together juga memiliki kekurangan. Adapun kekurangan dari kooperatif
Numbered Head Together (kepala bernomor) ini ialah sebagai berikut:
1) Model pembelajaran ini membutuhkan waktu yang cukup lama bagi siswa
maupun bagi guru, kekurangan ini terjadi karena guru membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk membuat alat atau media pembelajaran seperti
kepala bernomor. Sedangkan siswa membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk mencari jawaban atas pertanyaan atau soal-soal latihan yang
diberikan guru;
2) Membutuhkan kemampuan yang khusus dalam melakukan atau
menerapkannya. Sehingga guru perlu menyiapkan alat dan bahan dalam
melakukan penomoran seperti topi yang telah diberikan penomoran;
3) Dalam membentuk kelompok, guru harus memperhatikan kemampuan
siswa secara heterogen dan dengan menggunakan pengaturan tempat
duduk yang berbeda-beda dan hal ini membutuhkan waktu yang khusus.
5. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together
Dalam Pembelajaran
Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together dapat
diterapkan diberbagai mata pelajaran diantaranya materi Ekonomi, IPS,
Akuntansi, dan Kewirausahaan.Sebagai contoh penerapan model pembelajaran
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 139
kooperatif tipe numbered head together pada mata pelajaran Ekonomi materi
Bank dan Lembaga Keuangan sebagai berikut:
Langkah Pertama:
Guru harus membuat persiapan terlebih dahulu, mulai dari membuat
perangkap pembelajaran seperti silabus dan RPP, materi ajar, media
pembelajaran serta alat dan bahan yang digunakan dalam melaksanakan
pembelajaran.
Langkah Kedua:
Guru menyampaikan materi pelajaran tentang Bank dan lembaga
keuangan, seperti: pengertian bank, fungsi bank, jenis-jenis bank, peran bank,
pengertian lembaga keuangan, jenis-jenis lembaga keuangan, perbedaan
lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank, peran lembaga
keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. (dalam menjelaskan materi
guru dapat menggunakan bantuan powerpoint, kertas chart (peta konsep)
maupun menggunakan media lainnya.
Langkah Ketiga:
Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, (dalam satu
kelompok dapat beranggotakan menjadi 3-5 orang) pembentukan kelompok
dilakuakan secara heterogen dan dapat bervariasi. Setiap anggota kelompok
medapatkan penomoran kepala, penomoran kepala tersebut ditandai dengan
sebuah topi yang dituliskan angka pada masing-masing anggota kelompok.
Langkah Keempat:
Guru memberikan kasus, permasalahan, soal-soal latihan atau pun tugas
kepada masing-masing kelompok yang berkaitan dengan materi Bank dan
Lembaga Keuangan.
Langkah Kelima
Setiap kelompok mencari solusi dari kasus, permasalah ataupun
menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan guru. Guru memberikan waktu
kepada setiap kelompok untuk berdiskusi. Siswa dapat menjawab pertanyaan
guru dari berbagai sumber referensi, baik dari buku paket, buku referensi, buku
catatan, dan sumber-sumber referensi lainnya.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 140
Langkah Keenam
Setelah siswa berdiskusi maka langkah selanjutnya ialah menjawab
pertanyaan guru dengan cara guru memanggil nomor tertentu, penentuan nomor
tersebut dapat dilakukan guru dengan cara yang bervariasi, seperti: guru
menyakan tanggal hari pahlawan, maka hari pahlawan jatuh pada tanggal 10
november berarti siswa yang memiliki penomoran kepala dengan angka 10 ialah
yang harus menjawab pertanyaan guru, atau dapat juga dengan membuat game
seperti hitung-hitungan seperti (4x3-7=5) maka siswa yang mendapatkan
penomoran kepala angka 5 harus menjawab pertanyaan guru dan ada banyak
cara lain yang dapat digunakan guru. Pada saat siswa tersebut
Langkah Ketujuh
Diakhir pembelajaran guru bersama peserta didik memberikan kesimpulan
atas materi yang telah dipelajari yaitu kesimpulan mengenai “Bank dan Lembaga
Keuangan”.
Tautan Video Penerapan Model Pembelajaran NHT
C. Topik Diskusi Elearning
KEYWORD : Numbered Head Together; Kepala Bernomor
TOPIK DISKUSI
Jika saudara menjadi seorang guru, namun saat mempraktikkan model
pembelajaran NHT saudara belum mempersiapakan media pembelajaran
seperti kepala bernomor, maka langkah apa yang akan saudara lakukan
agar pembelajaran NHT tetap dapat dilaksanakan?
JAWABAN :
https://www.youtube.com/watch?v=rIVtrVIqXjE
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 141
D. Soal Latihan/ Tugas
1. Uraikanlah penerapan model pembelaran koopratif tipe numbered head together
dalam matapelajaran Ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan?
.
Ekonomi
IPS
Akuntansi
Kewirausahaan
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 142
E. Referensi
Abdillah, Candra (2018) Penerapan Model NHT Berbantu Powerpoint dalam
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Perencanaan Pengajaran Pada
Mahasiswa Kelas 02PIEM001 Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang.
EDUKA. Jurnal Hukum dan Bisnis, Vo. 4 No. 2 Desember 2018.
ISSN:2505-5406.
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Ibrahim, M. (2000). Pembelajaran Kooperatif. University Press. Surabaya.
Majid, Abdul. (2016). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurhasanah, E, Erda (20019) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik
Nht Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Kelas
05piep003 Pada Mata Kuliah Ekonomi Moneter Pendidikan Ekonomi,
Universitas Pamulang. EDUKA. Jurnal Hukum dan Bisnis, Vo. 5 No. 1 Juli
2019. ISSN:2505-5406.
Tryana, A. (2008). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads
Together. Bandung: Sinar Baru
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 143
PERTEMUAN 11
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu mengaplikasikan Konsep Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Role Playing (Bermain Peran)
B. Uraian Materi
1. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing (Bermain Peran)
dalam proses pembelajaran.
2. Pengertian Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Role Playing
Dalam dunia hiburan kita sering mengenal adanya film/sinetron yang
didalamnya ada artis yang sedang memainkan perannya dengan baik. Peran
pemain sinetron tersebut beraneka ragam mulai dari perannya sebagai pemain
antagonis, protagonis, beperan untuk menangis, marah, pendiam, dan lain
sebagainya. Semua peran tersebut terkadang bukanlah karakter asli pemain
sinetron tersebut. Sama hal nya dalam dunia pendidikan, dalam pembelajaran
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 144
kooperatif dikenal dengan istilah role playing. Model pembelajaran kooperatif tipe
role playing biasa dikenal dengan istilah bermain peran. Model pembelajaran ini
merupakan suatu aktivitas peserta didik dalam satu kelompok untuk dapat
memainkan perannya berdasarkan permasalahan yang ditemukan pada
pembahasan materi yang sedang dipelajari. Sementara teman atau kelompok
lain serta guru mengamati peran kelompok tersebut dan memberikan tanggapan.
Model pembelajaran role playing memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk lebih kreatif dalam memainkan perannya. Peran yang dimainkan oleh
peserta didik tidak harus sebagai tokoh antagonis ataupun protagonis, namun
peran yang dimainkan oleh perserta didik dalam model role playing ini berupa
peran yang terkait dari materi pelajaran yang sedang dibahas dalam kelompok
peserta didik tersebut.
Mode pembelajaran kooperatif tipe role playing merupakan suatu cara yang
dapat dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam menguasai bahan pelajaran
dengan mengembangkan imajinasi yang penuh penghayatan dan didalamnya
terdapat aturan, unsur dan tujuan dalam pelaksanaan pembelajaran (Santoso:
2011).
Selanjutnya Jill Hadfield dalam Agus (2012) menyatakan bahwa model
pembelajaran dengan cara bermain peran (role playing) ini adalah model
pembelajaran yang merupakan sejenis permainan gerak yang dilakukan oleh
peserta didik dalam satu kelompk yang di dalamnya terdapat unsur kebahagiaan,
tujuan, dan pelaksanaannya berdasarkan aturan yang berlaku. Esensi role
playing adalah keterlibatan peserta didik (partisipan) secara langsung dalam
menghadapi situasi permasalahan serta baik pemain peran maupun penontoh
(pengamat) mampu memahami hasil dari keterlibatan dalam partisipasi ini.
Pernyataan Jill Hadfield didukung dengan adanya pendapat Hamalik
(2004) yang menyatakan bahwa model pembelajaran bermain peran (role
playing) adalah model pembelajaran dimana setiap siswa mendapatkan peran
masing-masing kemudian peran tersebut dipraktikkan dengan
mendramatisasikan peran tersebut dalam sebuah pentas maupun didalam
kelas. Bermain peran (role playing) adalah model pembelajaran yang
memberikan interaksi sosial kepada setiap pesrta didik dalam menyampaikan
materi pelajaran melalui perannya secara aktif. Sehingga model pembelajaran ini
menimbulkan keterlibatan pengalaman secara langsung dari peran yang
dimainkan oleh peserta didik dengan bantuan seperangkat/serangkaian alat dan
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 145
sumber belajar, situasi pembelajaran dan perangkat pembelajaran yang telah
dirancang oleh guru.
Menurut Huda (2013) adapun fungsi dari model pembelajaran role
playing ini yaitu sebagai berikut:
a. Mengeksplorasi perasaan peserta didik;
Dalam menghayati perannya peserta didik dapat mengeksplorasi
perasaannya dengan maksimal, peserta didik dapat bertindak layaknya peran
yang dilakoninya, seperti jika dalam pelajaran ekonomi pada materi pasar,
maka disini peserta didik dapat mengeksplor perasaanya sebagai penjual
ataupun sebagai pembeli dalam proses tawar menawar.
b. Mentransfer dan mewujudkan pandangan mengenai perilaku, nilai, dan
persepsi siswa;
Setelah mampu mengeksporasikan perasan peserta didik maka baik
secara langsung maupun tidak langsung peserta didik akan mentrasfer ilmu,
perilaku, nilai dan persepsinya masing-masing.
c. Mengembangkan skill pemecahan masalah dan tingkah laku, dan;
Dengan berperan layaknya seorang pemain sinetron maka peserta didik
dapat mengembangkan keterampilannya dalam berperilaku dan memecahkan
masalah yang terjadi baik yang berkaitan dengan materi pelajaran yang
sedang dipelajari maupun yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
d. Mengeksplorasi materi pelajaran dengan cara yang berbeda.
Model pembelajaran kooperatif tipe role playing ini merupakan salah
satu model pembelajaran yang kreatif karena peserta didik dapat memperoleh
materi pelajaran dengan cara yang berbeda, peserta didik tidak hanya
mendapatkan informasi dari ceramah yang membuatnya bosan tetapi peserta
didik baik sebagai pemain peran maupun sebagai penonton dapat
memperoleh materi pelajaran langsung dari sipemain peran, maka dengan
materi yang diperoleh secara langsung akan lebih membuat peserta didik
dalam memahami materi pelajaran.
Keberhasilan model pembelajaran melalui role playing ini ditentukan dari
kualitas permainan peran yang ditampilkan, dan selain itu model pembelajaran ini
juga ditentukan pada persepsi peserta didik dari peran yang dimainkan terhadap
kehidupan nyata. (Uno: 2007). Keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 146
role playing ini juga telah dibuktikan dalam penelitian Anwar, S.& Soffi (2018).
Dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada
hasil belajar peserta didik kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan
dengan menggunakan model pembelajaran Role Playing. Peningkatan hasil
belajar tersebut dilihat dari nilai rata-rata data awal peserta didik yaitu dari nilai
rata-rata 64,81 meningkat menjadi 84,14. meningkat tersebut sebesar 30%.
Selain itu meningkatnya hasil belajar peserta didik, keaktifan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran di kelas pun juga mengalami peningkatan.
Dari pendapat ahli dan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran role playing merupakan model pembelajaran yang
menghasilkan kreativitas peserta didik dalam menghayati peran dan mentransfer
materi kepada teman-temannya sehingga dengan menerapkan model
pembelajaran role playing maka dapat mengingkatkan keaktifan pembelajaran
peserta didik dan selanjutnyan hasil belajar peserta didik juga akan ikut
meningkat.
3. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing
Ada sembilan sintaks model pembelajaran kooperatif role playing yang
dapat dilakukan oleh guru maupun peserta didik, adapun tahapannya yaitu
sebagai berikut:
Tahap 1: Melakukan Pemanasan Pada Setiap Kelompok
a. Mengidentifikasi dan memaparkan masalah yang berkaitan dengan materi
pelajaran yang sedang dipelajari
b. Menjelaskan masalah yang akan dibahas pada setiap kelompok agar
mendapatkan solusi dari pemecahan masalah tersebut
c. Memberi menafsirkan masalah.
Guru memberikan penjelasan kepada peserta tentang hasil penafsiran
masalah yang akan dibahas oleh peserta didik
d. Menjelaskan maksud, tujuan, sintak, serta kelebihan dan kekurangan dari
model pembelajaran kooperatif tipe role playing.
Sebelum siswa memainkan perannya pada model pembelajaran role playing,
guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tentang apa itu model
pembelajaran koopeatif tipe role playing, mengapa siswa harus menggunakan
model pembelajaran role playing, bagaimana langkah-langkah yang harus
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 147
dilakukan oleh peserta didik lalu apa kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran ini jika diterapkan dalam pembelajaran khususnya mata
pelajaran Ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan.
Tahap 2: Melakukan proses Seleksi pada Partisipan
a. Menganilisis peran
Peran yang akan dilakoni oleh peserat didik beraneka ragam, peran
tersebut disesuaikan dengan materi pelajaran yang hendak diperankan. Maka
dari itu guru harus menganalisis peran apa saja yang akan dipraktikkan oleh
partisipan (peserta didik).
b. Memilih pemain (peserta didik) yang akan bermain peran
Setiap peserta didik memiliki latar belakang, tingkat berfikir dan tingkat
kemampuan bermain peran yang berbeda-beda, tingkat kesulitan untuk
memerankan sebuah permainanpun juga berbeda-beda. Maka dari itu setelah
melakukan analisis terhadap suatu peran selanjutnya guru perlu memilih
pemain (peserta didik) yang akan bermain peran.
Tahap 3: Mengatur settingan kegiatan
a. Mengatur sesi yang terdapat dalam peran
Kegiatan bermain peran akan lebih baik jika peran tersebut telah diatur
dan disetting semenarik mungkin, salah satunya guru harus mengatur sesi
yang terdapat dalam peran.
b. Kembali menegaskan tentang suatu peran
Guru harus sering menegaskan tentang peran terhadap peserta didik,
agar peserta didik lebih paham bagaimana peran yang akan dimainkan.
c. Mendekati situasi permasalahan.
Peran yang akan dimainkan oleh peserta didik harus mendekati situasi
permasalah sehinnga permasalahan yang diperankan tersebut mendapatkan
solusi dan jalan keluar dari permasalahan yang terjadi.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 148
Tahap 4: Menyiapan beberapa peserta didik yang bertindak sebagai pengamat
a. Memberikan keputusan tentang materi ataupun permasalahan yang akan
dibahas.Guru bersama dengan peserta didik memutuskan tentang
materi/masalah yang akan dibahas.
b. Guru memberikan tugas pengamatan terhadap pemain peran.
Selain ada peserta didik yang berperan dalam permasalahan namun ada
juga peserta didik yang berperan sebagai pengamat. Pengamatan tersebut
diberikan oleh guru kepada peserta didik agar peserta didik lainnya dapat
menilai penampilan kelompok yang sedang melakukan permainan bermain
peran.
Tahap 5: Bermain Peran
a. Pembelajaran kooperatif role playing dimulai
Guru bersama dengan peserta didik memulai role playing (bermain
peran)
b. Mengukuhkan model pembelajaran kooperatif tipe role playing
Pengukuhan model pembelajaran kooperatif ini biasanya dapat
dilakukan pada bagian tengah, maupun akhir pembelajaran sebelum
melaksanakan evaluasi.
c. Guru mengakhiri model pembelajaran role playing.
Setelah setiap kelompok membahas materi yang akan diparaktikkan,
maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh guru yaitu mengakhiri
model pembelajaran role playing atau yang biasa disebut bermain peran.
Tahap 6: Melaksanakan Diskusi dan Evaluasi Tahap I
a. Melakukan review
Guru dan peserta didik secara bersama-sama mereview aktivitas
peserta didik dalam melaksanakan perannya.
b. Mendiskusikan pada hal-hal penting
Guru bersama dengan peserta didik saling mendiskusikan hal-hal
terpenting dalam permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 149
c. Mengembangkan peran selanjutnya.
Setelah mendiskusikan hal-hal penting selanjutnya guru
mengembangkan peran yang akan dipraktikkan oleh peserta didik selanjutnya
Tahap 7: Kembali bermain peran
a. Memainkan peran yang berbeda dari sebelumnya
Setelah melalukan peran yang pertama selanjutnya guru dan peserta
didik memainkan peran yang berbeda.
b. Memberikan komentar dan alternatif untuk langkah yang akan dilakukan
selanjutnya. Guru sebagai motivator memberikan komentar berupa kritik
ataupun masukan dan alternatif untuk langkah-langkah yang akan dikerjakan
pada tahap selanjutnya.
Tahap 8: Melaksanakan Diskusi dan Evaluasi Tahap II
a. Melakukan Review
Sama halnya pada tahapan ke-6, guru dan peserta didik secara
bersama-sama mereview aktivitas peserta didik dalam melaksanakan
perannya.
b. Mendiskusikan pada hal-hal penting
Guru bersama dengan peserta didik saling mendiskusikan hal-hal
terpenting dalam permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran
c. Mengembangkan peran selanjutnya.
Setelah mendiskusikan hal-hal penting selanjutnya guru
mengembangkan peran yang akan dipraktikkan oleh peserta didik selanjutnya
Tahap 9: Saling Berbagi Pengalaman dan Memberikan Kesimpulan
a. Peserta didik antar kelompok saling berbagi pengalaman atas peran yang
telah dimainkan
b. Guru menjelaskan hubungan materi pelajaran yang sedang dibahas dengan
kegiatan yang diperankan oleh peserta didik terhadap kehidupan sehari-hari
yang dihadapi oleh setiap manusia.
c. Guru bersama dengan peserta didik menutup pelajaran dengan memberikan
kesimpulan terhadap materi pelajaran dan penerapan bermain peran yang
dilakukan oleh peserta didik.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 150
Selanjutnya, menurut Mulyadi (2011) Langkah-langkah (Sintak) Model
Pembelajaran kooperatif tipe Role Playing dapat dikembangkan lagi menjadi
sebelas langkah, adapun langkah-langkah dari model pembelajaran ini ialah:
a. Guru mempersiapkan skenario pembelajaran melalui perangkat pembelajaran
baik berupa silabus, RPP, media pembelajaran maupun materi pelajaran;
b. Sebelum siswa memainkan skenario yang akan peran, beberapa hari
sebelumnya guru terlebih dahulu menujuk beberapa siswa untuk mempelajari
skenario tersebut;
c. Guru membentuk kelompok siswa dengan anggota 4-5 orang;
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan penjelasan
tentang kompetensi yang ingin dicapai;
e. Guru memanggil para siswa yang telah ditunjuk beberapa hari sebelumnya
untuk memainkan perannya berdasarkan skenario yang sudah dipersiapkan;
f. Setiap siswa duduk dikelompoknya masing-masing sambil melakukan
pengamatan terhadap skenario yang sedang dimainkan;
g. Setelah penampilan setiap kelompok selesai, masing-masing siswa diberikan
lembar kerja untuk melakukan penilaian terhadap penampilan kelompok
h. Setiap kelompok bertanggung jawab untuk menyampaikan kesimpulan dari
skenario yang telah dimainkan;
i. Guru memberikan kesimpulan secara keseluruhan dari semua penampilan
kelompok;
j. Guru memberikan evaluasi terhadap penampilan setiap kelompok;
k. Setelah melakukan evaluasi, langkah terakhir ialah mengakhiri pembelajaran
dengan cara guru dan siswa saling mengaitkan materi pelajaran, dengan
skenario yang diperankan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing
a. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing
Kelebihan model pembelajaran kooperatif role playing memiliki yaitu
dapat melibatkan seluruh siswa untuk dapat berpartisipasi secara aktif dan
totalitas dalam memainkan perannya. Melalui keaktifan siswa untuk
berpartisipasi, maka secara tidak langsung melatih siswa dalam
menyampaikan kata-kata dengan bahasa yang baik dan benar. Siswa
mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya dalam
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 151
bermain peran dan saling bekerjasama dalam kelompok. Selain itu, kelebihan
model pembelajaran ini adalah, sebagai berikut:
1) Siswa lebih tertarik dalam kegiatan pembelajaran karena model
pembelajaran ini mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-
hari yang juga berguna bagi siswa;
2) Siswa dapat merasakan perasaan orang lain, menghargai setiap
pendapat dan kritikan yang masuk, memiliki rasa toleransi dan tenggang
rasa antar sesama, karena pada model ini siswa dapat memainkan peran
sebagai orang lain;
3) Siswa menjadi terlatih dalam mendesain sebuah penemuan baru dalam
memecahkan masalah;
4) Siswa lebih kreatif dalam mengemikakan ide-ide, pikiran dan bertindak
sesuai dengan tingkah laku yang lebih baik;
5) Siswa dapat memecahkan masalah pada kehidupan sehari-hari yang
dihadapi karena peran yang dimainkan siswa dihayati lebih mendalam;
6) Siswa dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dan
melakukan penyelidikan atas masalah tersebut;
7) Meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam mencari solusi atas
permasalahan yang terjadi;
8) Teori yang ada pada tingkat pendidikan di sekolah lebih relevan
kehidupan sehari-hari, serta dapat diaplikasikan dalam dunia kerja
(Djumingin:2011);
9) Siswa diberikan kebebasan dalam menentukan keputusan secara tetap
dan dapat mengeluarkan ekspresinya secara menyeluruh;
10) Dengan penerapan model pembelajaran bermain peran, maka siswa
memiliki pengalaman yang menyenangkan secara langsung sehingga
dengan pengalaman tersebut akan membuat kesan menyenangkan yang
lebih kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa;
11) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik karena siswa berpartisipasi
secara aktif, antusias dan bersemangat dalam melaksanakan perannya
12) Meningkatkan semangat belajar siswa dan menumbuhkan rasa
kebersamaan, kerjasama, tanggung jawab antar sesama dan
meningkatkan rasa kebersamaan dalam berteman (Santoso:2011).
b. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 152
Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran ini juga memiliki
kekurangan. Adapun kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe
Role Playing (bermain peran) ialah sebagai berikut:
1) Model pembelajran ini membutuhkan waktu bermain peran yang relatif
panjang/banyak;
2) Model pembelajaran ini memerlukan tingkat kreativitas dan daya kreasi
yang cukup tinggi baik dari pihak pendidik (guru) maupun peserta didik
(siswa). Kelemahannya tidak semua guru dan siswa memiliki kreativitas
dan daya kreasi yang tinggi
3) Tidak semua materi pelajaran dapat menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe role playing (Djumingin, 2011: 175-176);
4) Kebanyakan dari siswa merasa malu dalam pelakoni peran yang akan
dimainkan, sehingga pembelajaran menjadi kurang kondusif;
5) Jika pelaksanaan pembelajaran role playing mengalami kegagalan, maka
akan memberikan kesan yang kurang bagus dan tujuan pembelajaran tidak
dapat tercapai sebagaimana mestinya (Santoso, 2011).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran role
playing adalah model pembelajaran inovatif yang memberikan pembaharuan
dalam pembelajaran, dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam ketertarikan
terhadap materi pelajaran yang disajikan, sehingga tujuan pembelajaran yang
telah dirancang dapat lebih mudah tercapai.
5. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing Dalam
Pembelajaran
Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing dapat diterapkan diberbagai
mata pelajaran diantaranya materi Ekonomi, IPS, Akuntansi, dan
Kewirausahaan.Sebagai contoh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Role Playing pada mata pelajaran Akuntansi materi Jurnal Umum. Pada materi
ini peran yang akan dimainkan oleh siswa ialah sebagai sebagai audit
perusahaan maupun pihak di luar perusahaan dan mencatat setiap transaksi
yang terjadi. Adapun langkah-langkah dari penerapan model Role Playing ini
ialah sebagai berikut:
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 153
Langkah Pertama:
Guru harus membuat persiapan terlebih dahulu, mulai dari membuat
perangkap pembelajaran seperti silabus dan RPP, materi ajar, media
pembelajaran serta alat dan bahan yang digunakan dalam melaksanakan
pembelajaran.
Langkah Kedua:
Guru menyampaikan materi pelajaran tentang Jurnal Umum dan guru
harus mempersiapkan bukti-bukti transaksi, sehingga bukti-bukti transaksi akan
menjadi alat peraga baik perusahaan maupun pihak di luar perusahaan
melakukan transaksi.
Langkah Ketiga:
Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, (dalam satu
kelompok dapat beranggotakan menjadi 3-5 orang) secara heterogen.
Pembentukan. Setiap anggota kelompok mendapatkan perannya masing-
masing.
Langkah Keempat:
Guru memberikan kasus transaksi yang terjadi di perusahaan selama satu
periode kepada masing-masing.
Langkah Kelima
Setiap anggota kelompok membagi perannya masing-masing, kemudian
mereka membuat skenario sendiri, lalu mempraktikkan di dalam kelompoknya
masing-masing. Setelah itu skenario yang telah disusun tersebut di praktikkan di
depan kelas.
Langkah Keenam
Diakhir pembelajaran guru bersama peserta didik memberikan kesimpulan
dan peniliaian antar kelompok.
Tautan Video Penerapan Model Pembelajaran
https://youtu.be/mRuw8_nGH08
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 154
C. Topik Diskusi Elearning
D. Soal Latihan/Tugas
1. Uraikanlah penerapan model pembelaran koopratif tipe Role Playing dalam
matapelajaran Ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan?
.
KEYWORD :
Role Playing; Bermain Peran
TOPIK DISKUSI
Model pembelajaran role playing menjelaskan tentang bagaimana siswa
bermain peran terhadap materi ataupun kasus yang akan dipraktikkannya.
Sebelum memainkan peran tersebut siswa diminta untuk membuat skenario
pembelajaran. Tugas saudara ialah pilihlah salah satu materi dari pelajaran
Ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan, kemudian buatlah skenario
pembelajaran tersebut
Ekonomi
JAWABAN :
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 155
E. Referensi
Anwar, Saiful dkk. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing
Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Kelas X Program
Keahlian Akuntansi di SMK Letris Indonesia 2 Tahun Ajaran 2016/2017.
PEKOBIS Jurnal Pendidikan, Ekonomi dan Bisnis. ISSN: 2503-5142. Vol.1,
No V Mei 2018.
Djumingin, Sulastriningsih. 2011. Strategi dan Aplikasi Model Pembelajaran Inovatif
Bahasa dan Sastra. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Mulyadi. 2011. Model Pembelajaran Role Playing. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
IPS
Akuntansi
Kewirausahaan
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 156
Santoso, Ras Budi Eko. 2011. Model Pembelajaran Role Playing, (Online),.html,
diakses 10 November 2016.
Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 157
PERTEMUAN 12
MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING
COMPOSTITION (CIRC)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Mahasiswa mampu untuk menjelaskan konsep dasar model pembelajaran.
2. Mahasiswa mampu untuk memahami dan menjelaskan konsep dan unsur-unsur
pembelajaran kooperatif.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan model pembelajaran CIRC.
Peta konsep
B. Uraian Materi
1. Pendahuluan
Pembelajaran kooperatif lahir dari kritik atas konsep belajar yang kompetitif
dan individualis. Siswa datang kesekolah hanya untuk menjadi yang terbaik dan
berkompetisi dengan teman kelasnya. Pada pola pembelajaran kompetitif dan
Model Pembelajaran Cooperative Integrated
Reading Composition (CIRC)
Konsep Dasar Model
Pembelajaran
Peranan Model Pembelajaran
Konsep Dasar Model
Pembelajaran Kooperatif
- Unsur Penting dalam
Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran CIRC
- Pengertian Pembelajaran CIRC
- Tahapan dalam pembelajaran CIRC
- Kelebihan dan Kekurangan CIRC
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 158
individualis ini, instruksi-instruksi yang seringkali disampaikan oleh guru seperti
“saya ingin kalian berkerja sendiri”, “perhatikan dirimu sendiri, jangan perhatikan
orang lain”, “geser tempat dudukmu”. Apabila dirancang dengan baik pola
pembelajaran kompetitif dan individualis ini akan efektif dalam upaya memotivasi
siswa untuk dapat melakukan yang terbaik bagi dirinya sendiri. Namun demikian,
terdapat beberpa kelemahan pada pola pembelajaran ini menyebabkan
beberapa permasalahan yang turut mengiringinya, seperti kompetisi yang tidak
sehat. Seperti misalnya ketika guru memberikan pertanyaan pada satu siswa,
siswa yang lainnya berharap agar jawaban yang diberikan salah. Unsur rasa
kebersamaan dan saling tolong menolong sangat kurang dalam pola
pembelajaran individualis dan kompetitif ini.
Siswa yang memiliki motivasi dan kemampuan yang rendah akan sangat
sulit untuk sukses dan semakin tertinggal dalam penerapan pola pembelajaran
individualis semacam ini. Siswa yang tidak dapat mengikuti ritme belajar
dikwatirkan dapat menimbulkan rasa prustasi pada diri siswa. Pembelajaran
kooperatif secara sederhana dapat diartikan pembelajaran yang dilakukan siswa
secara bersama-sama dalam sebuah tim atau kelompok dalam upaya
penyelesaian tugas yang dirancang oleh guru guna mencapai tujuan
pembelejaran. Melalui pola pembelajaran kooperatif ini diharapkan rasa
kebersamaan dan tanggung jawab sosial siswa meningkat, sehingga sifat-sifat
individualis dan selalu ingin menang sendiri dapat terkikis. Hal itu juga sebagai
upaya guru dalam menanamka nilai-nilai karakter pada siswa.
2. Konsep Dasar Model Pembelajaran
Hosnan (2014: 337) yang mendefinisikan bahwa model merupakan
langkah-langkah yang sistematik tentang pola kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan belajar. Selain itu,model dapat dikatakan sebagai pedoman bagi
pengajar untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran merupakan konsep terintegrasi yang didesain oleh guru
untuk memaksimalkan pembelajaran agar mudah dipahami oleh siswa. Hal ini
karena pembelajaran mampu mengubah pola pikir siswa baik secara kognitif,
afektif dan konatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2009: 19). yang
menyatakan bahwa belajar merupakan suatu“proses perubahan perilaku tetap
dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 159
terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan
baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri.” perubahan
ini yang diinginkan dari setiap proses pendidikan agar siswa mampu
menyesuaikan diri dalam setiap perkembangannya untuk menjadi prbadi yang
optimal. Oleh karena itu, seoarang guru harus mampu membuat kativitas
pembelajaran lebih inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Guru harus mampu
memadukan materi pembelajaran dengan model-model pembelajaran yang
sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pentingnya kegiatan belajar ini
tentunya menjadi perhatian bagi guru atau dosen dalam mendesain
pembelajaran agar mampu mengembangkan segala aspek nilai baik kognitif,
afektif dan konatif mahasiswa.
Selain itu, model pembelajaran yang dipilih oleh guru harus mampu
memberikan keaktifan kepada siswa untuk mampu mengemukakan atau
memaparkan hasil diskusi. Hal ini bertujuan agar masing masing sisiwa setiap
kelompok bertanggung jawab atas pelaksanaan dan hasil diskusi yang telah
dilakukan oleh kerja tim. Apabila satu kelompok mamaparkan hasil diskusi,
kelompok yang lain turut menanggapi atau menanyakan apabila ada pendapat
atau gagasan yang belum disepakati bersama. Bentuk pemaparan hasil diskusi
dapat memberikan tanggung jawab kepada masing-masing siswa dalam
kelompok. Terdapat beberapa macam model pembelajaran yang telah
dikembangkan oleh para ahli, yaitu diantaranya terdapat model pembelajaran
inquiry, model pembelajaran Jigsaw, model pembelajaran konteksual, model
pembelajaran project based learning, model pembelajaran STAD, model
pembelajaran terpadu, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, model
pembelajaran kuantum, dan model Problem Based Learning (PBL). Seorang
guru harus mampu memahami dan melaksanakan model-model pembelajaran
tersebut agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Perlu diperhatikan oleh
guru bahwa dengan banyaknya model pembelajaran tidak semua model
pembelajaran diterapkan disemua materi pembelajaran. Contohnya tidak semua
model pembelajaran project based learning mampu diterapkan kesemua materi
pembelajaran. Model pembelajaran tersebut belum tentu cocok untuk setiap topik
atau mata pelajaran.
Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan oleh guru atau
pengajar dalam memilih model pembelajaran. Pertimbangan tersebut
diantaranya bahan materi pembelajaran, kemampuan siswa yang diharapkan,
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 160
kondisi siswa dan sarana prasarana yang mendukung. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sugiyanto (2009: 4) yang menyatakan bahwa terdapat beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan dalam memilih model atau strategi pembelajaran
diantaranya
a. tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
b. sifat bahan/materi ajar
c. kondisi siswa, dan
d. ketersediaan sarana-prasarana belajar.
a. Peranan Model Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu integrasi dari aktifitas fisik dan mental
yang saling bersinergi untuk mencapai tujuan dari kegiatan belajar tersebut.
Aktivitas mental dan fisik individu harus mampu dioptimalkan oleh guru
melalui aktivitas pembelajaran yang interaktif. Model-model pembelajaran
menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru dalam upaya
mengoptimalkan aktivitas belajar siswa. Hal ini karena model pembelajaran
memiliki fungsi untuk membantu guru dalam memperbaiki proses
pembelajaran. Fungsi model pembelajaran selain untuk membantu guru
dalam memperbaikai kegiatan pembelajaran juga digunakan sebagai
pengembangan kurikulum. Fungsi model pembelajran yaitu sebagai pedoman,
sebagai pengembangan kurikulum, untuk menetapkan bahan pengajaran, dan
membantu perbaikan dalam mengejar. Berikut ini penjelasan masing-masing
fungsi tersebut.
1) Sebagai Pedoman
Fungsi model pembelajaran dalam hal ini sebagai pedoman guru
dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran dapat
membuat guru mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Melalui langkah-langkah
pembelajaran maka dapat membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien
dan dapat mencapai tujuan pembelajaran.
2) Pengembangan kurikulum
Perubahan paradigma dalam penerapan kurikulum menuntut seorang
guru untuk mampu menyesuaikan. Melalui pendekatan model-model
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 161
pembelajaran dapat membantu guru dalam pengembangan kurikulum yang
berbeda dalam pendidikan.
3) Menetapkan bahan pengajaran
Fungsi model pembelajaran dapat membantu guru dalam
menetapkan bahan pengajaran secara rinci dan berkelanjutan. Model
pembelajaran juga membantu guru dalam melakukan perubahan-
perubahan materi pembelajaran sehingga mampu mengoptimalkan nilai
kognitif, afektif, dan konatif siswa.
4) Membantu perbaikan dalam pengajaran
Model pembelajaran yang diterapkan guru tentunya memiliki dampak
positif bagi guru dalam proses pembelajaran. Melalui penggunaan model
pembelajaran guru mampu mengendalikan situasi belajar lebih kondusif
dan terkendali. Oleh karena itu, dengan pendekatan model pembelajaran
maka aktivatas pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa peranan model
pembelajaran sangat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Model pembelajaran mampu memberikan keaktivan siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Peran siswa dalam kegiatan pembelajaran
sangat sentral dimana siswa lebih aktif dalam belajar. keaktifan siswa dalam
pembelajaran memiliki peran penting dalam menunjang kemampuan yang
dibutuhkan siswa dalam abad 21 yaitu kemampuan kolaboasi, kritis, kreatif,
dan komunikasi. Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa
untuk meningkatkan keefektifan dalam belajar adalah model pembelajaran
kooperatif.
3. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif muncul dengan asumsi bahwa siswa akan lebih
mudah untuk memahami dan menemukan sebuah konsep yang sulit apabila
dilakukan dengan cara berdiskusi dengan siswa lainnya. Siswa yang tergabung
dalam sebuah kelompok akan saling bantu membantu, menyumbangkan saran
dan ide dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang kompleks. Kelompok
yang terbentuk berupa kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 siswa dengan
kondisi yang bersifat heterogen baik dalam unsur kemampuan akademik, jenis
kelamis, ras atau budaya. Penanaman jiwa sosial dalam penggunaan kelompok
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 162
belajar menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. Pembentukan
kelompok bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada semua
siswa agar dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan menyelesaikan masalah.
Dalam sebuah kelompok, peran anggota kelompok adalah tercapainya
ketuntasan belajar terhadap materi yang disajikan oleh guru, serta saling
membantu antar anggota kelompok untuk mencapai ketuntasan secara
bersamaan.
Pembelajaran kooperatif menekakan pada pencapaian kesuksesan dan
tujuan belajar secara kelompok. Kesuksesan belajar secara kelompok hanya
dapat dicapai apabila anggota-anggota dalam kelompok tersebut berkerja secara
bersama dan saling bantu membantu untuk mencapai ketuntasan belajar pada
materi yang telah ditetapkan. Melalui pembelajaran kooperatif ini diharapkan
dapat memaksimalkan segala potensi akademik serta pengetahuan siswa baik
secara individu maupun berkelompok. Hal tersebut dikarenakan, dalam kerja
suatu tim/kelompok siswa dapat membentuk atau memperbaiki hubungan
dengan siswa lainya dengan berbagai latar belakang perbedaan yang dimilikinya,
pengembangan nilai toleransi, saling menghormati serta mengasah kemampuan
penyelesaian masalah baik individu maupun kelompok. Pembelajaran kooperatif
dipercaya dapat mengurangi kesenjangan pada level input serta memupuk rasa
solidaritas dikalangan siswa. Melalui pembelejaran ini diharapkan terbentuknya
generasi yang tidak hanya cakap secara akademik maupun pengetahuan yang
cemerlang, akan tetapi lahir juga individu sebagai hasil dari proses pendidikan
yang memilki jiwa solidaritas sosial yang kuat.
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dapat dijadikan salah satu
indikator dari keefektifan penerapan sebuah starategi pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk melibatkan interaksi aktif siswa
serta partisipasinya dalam pembelajaran, memfasilitasi siswa dalam
pembentukan jiwa kepemimpinan dan pengambilan keputusan dalam kelompok.
Siswa dihadapkan dalam suatu suasana belejar yang kolaboratif untuk mencapai
suatu tujuan secara bersama-sama, melalui hal ini siswa dapat mengasah
keterampilan yang berkaitan dengan hubungan sesama manusia. Kemampuan
dalam menjalin hubungan baik dengan lingkungan yang beragam akan menjadi
bekal yang sangat bermanfaat untuk siswa bagi kehidupan mereka diluar
sekolah. Secara lebih spesifik pembelajaran kooperatif ditujukan untuk
terciptanya hasil belajar akademik yang memuaskan, penerimaan siswa terhadap
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 163
keberagaman serta pengembangan keterampilan sosial siswa. Pembelajaran
yang dilakukan secara bersama-sama maupun individu akan memberikan
keuntungan baik pada siswa yang memilki kemampuan tinggi maupun siswa
yang memilki kemampuan rendah dalam penyelesaian tugas akademik yang
disusun guru dalam skema pembelajaran kooperatif.
a. Unsur Penting dalam Pembelajaran Kooperatif
Menurut Johnson & Johnson dan Sutton dalam Trianto (2009: 60)
terdapat lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu :
1) Ketergantungan yang bersifat positif antar siswa
Pada sistem pembelajaran koopartif siswa akan merasa bahwa diri
nya pada suatu tujuan yang sama dan dituntut untuk bekerja secara
bersama yang mengikat antar satu dengan yang lainnya. Siswa tidak akan
merasa berhasil kecuali seluruh anggota kelompoknya juga berhasil. Siswa
berada pada suatu kondisi dimana meraka merasa dirinya merupakan
bagian kelompok yang harus mempunyai andil dalam mencapai
kesuksesan kelompok secara bersama-sama.
2) Interaksi antar siswa yang semakin meningkat
Pembelajaran kooperatif akan meningkatkan intensitas interaksi
siswa secara signifikan. Hal tersebut disebabkan karena siswa yang satu
akan saling membantu siswa yang lain dalam suatu kelompok belajar.
Prinsip ini akan terjadi secara alamiah karena kegagalan satu siswa dalam
kelompok turut mempengaruhi kesuksesan kelompok. Untuk
menanggulangi hal tersebut, siswa yang membutuhkan bantuan akan
segera menerima bantuan dari teman sekolompoknya. Bantuan yang
diberikan dalam sistem pembelajaran kooperatif berkaitan dengan tukar
menukar ide dalam menyelesaikan masalah yang dipelajari bersama.
3) Tanggung jawab individual
Pembelajaran kooperatif mengembangkan rasa tanggungjawab
sosial siswa yang diwujudkan dalam bentuk (a) memberikan bantuan pada
siswa yang membutuhkan bantuan/mengalami permasalahan belajar, (b)
setiap anggota kelompok harus memiliki kontribusi aktif dalam pengerjaan
tugas, tidak boleh hanya sekedar “membonceng” pekerjaan rekan
sekelompoknya.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 164
4) Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil
Pada pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya dituntut untuk
mempelajari atau memahami materi yang diberikan saja, akan tetapi siswa
dituntut untuk belajar berinteraksi dengan baik dengan siswa lain dalam
kelompoknya. Sikap yang ditunjukkan siswa sebagai anggota dari
kelompok dalam menyampaikan dan menerima ide-ide atau gagasan dari
teman kelompoknya membutuhkan keterampilan khusus
5) Proses kelompok
Pembelajaran kooperatif tidak akan berjalan dengan efektif tanpa
adanya proses kelompok baik. Proses kelompok terjadi pada saat anggota
kelompok berdiskusi bersama, saling bantu membantu dalam memberikan
gagasan, ide dan saran sebagai upaya penyelesaian tugas secara
bersama-sama.
4. Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading Composition
a. Konsep Dasar Pembelajaran CIRC
Model pembelajaran cooperative integrated reading composition
merupakan bagian dari pembelajran kooperatif dengan teknik
pengintergrasian antara pengajaran, membaca dan menulis. Model
pembelajaran CIRC bertujuan untuk memanfaatkan tim dalam pembelajaran
kooperatif untuk dapat menfasilitasi siswa dalam memperoleh kemampuan
pemahaman bacaan yang dapat diterapkan secara luas. Secara sederhana
cooperative integrated reading composition dapat dipahami sebagai sebuah
program yang komprehensif dalam upaya mengajari pelajaran menulis,
membaca dan seni berbahasa. Slavin (2009:200) menyatakan bahwa
Pengembangan CIRC dihasilkan dari sebuah analisis masalah-masalah
tradisional dalam pengajaran membaca, menulis dan seni berbahasa. Dalam
pengembangannya CIRC tidak hanya digunakan pada mata pelajaran bahasa
pada tingkat sekolah dasar saja, akan tetapi juga telah diterapkan pada mata
pelajaran sains maupun ilmu sosial pada tingkat sekolah menangah.
Penerapan CIRC dalam ilmu sosial seperti diungkapkan oleh Soffiatun, S., &
Anwar, S. (2017) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa pembelajaran
circ memberikan dampak pada peningkatan hasil belajar pada mata kuliah
sejarah teori ekonomi. Pembelajaran CIRS membagi siswa kedalam kelompok
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 165
kecil yang heterogen dengan anggota 4 – 5 siswa. Model pembelajaran
kooperatif ini mengandung beberapa unsur sebagai berikut:
1) Pembelajaran Kelompok, Kelompok terdiri dari anggoata yang heterogen
baik dari sisi jenis kelamin, suku, asal, budaya maupun dari sisi
kemampuan akademik tinggi, sedang atau rendah. Setiap anggota tim
akan mendapat point yang didasarkan atas kinerja mereka secara
individual dalam menyelesaikan laporan, karangan atau tugas. Poin-poin
tersebut selanjutnya diakumulasikan untuk membentuk poin secara
kelompok atau tim.
2) Rangkaian kegiatan dalam pembelajaran terkait dengan bahan bacaan,
setiap kelompok melakukan aktifitas diskusi sesuai dengan bahan bacaan
yang diberikan. Dalam hal ini guru bertugas untuk mengarahkan atau
membimbing pola diskusi siswa. Laporan hasil diskusi dapat disusun dalam
bentuk identifikasi masalah yang dapat dinarasikan dengan baik oleh
siswa.
3) Anggota dalam satu kelompok melakukan peninjauan ulang apabila semua
siswa telah menyelesaikan tugasnya. Hal ini bertujuan untuk memastikan
tugas yang dikerjakan sesuai dengan kriteria.
4) Evaluasi atau tes pada ahir pembelajaran, hal ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pemahan siswa terhdap bahan bacaan yang menjadi
bahan diskusi. Pada sesi ini siswa tidak diperkenankan bekerja secara
kelompok atau saling membantu.
5) Pengajaran langsung dalam memahami bacaan. Program pembelajaran
dalam perancangan kegiatan disetiap pertemuannya siswa mendapat
pengajaran terkait dengan kemampuan khusus untuk memahami bacaan.
Pengajaran tersebut dapat berbentuk mengidentifikasi masalah, identifikasi
gagasann utama atau membuat kesimpulan yang komprehensif mewakili
keseluruhan bacaan.
Minat baca atau kemampuan membaca menjadi bekal penting yang
harus dimiliki siswa dalam upaya menambah pengetahuan ataupun
pemahaman materi. Pada model pembelajaran CIRC siswa bekerja dalam
suatu kelompok untuk mencari ide penyelesaian masalah, gagasan atau hal
lainnya terkait dengan penyelesaian tugas dari bahan bacaan yang diberikan
oleg guru. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan pembelajaran
mandiri dengan peran guru yang minimal. Peran guru dalam model ini hanya
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 166
memberikan bantuan berupa araham pada kelompok yang mengalami
kesulitan dalam penyelesain tugasnya. Penerapan pembelajaran kooperatif
tipe CIRS adalah sebagai berikut:
1) Membaca lisan
Pembelajaran menfasilitasi siswa untuk dapat membaca dengan
keras dan memungkinkan siswa menerima umpan balik sesama anggota
timnya serta melatih terkait dengan kemampuan untuk memberikan respon
dalam kegiatan membaca.
2) Kemampuan memahami bacaan
Melalui kelompok-kelompok kooperatif yang terbentuk berguna untuk
menfasilitiasi siswa dalam upaya mempelajari kemampuan dalam
memahami bacaan yang dapat diterapkan secara lebih luas.
3) Menulis dan seni berbahasa
Mengembangkann kemampuan siswa dalam seni berhasa ataupun
menulis dengan memanfaatkan teman satu kelompok ataupun dari
kelompok lain.
b. Tahapan dalam pembelajaran CIRC
1) Orientasi
Pada tahap ini, guru memberikan apersepsi dan mengkonfirmasi
pengetahuan awal siswa, guru harus memastikan semua siswa memilki
pengetahuan awal yang sama atau memberikan matrikulasi sebagai upaya
menyamakan pengetahuan awal siswa. Dalam tahap ini juga guru
menyampaikan tentang tujuan pembelajaran kepada siswa.
2) Organisasi
Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil yang heterogen secara
kualifikasi akademik, suku, budaya ataupun jenis keragaman lainnya. Guru
memberikan bahan bacaan terkait dengan tujuan pembelajaran yang akan
dibahas siswa. Guru memberikan arahan teknis diskusi dan teknis
penyelesaian tugas.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 167
3) Pengenalan Konsep
Pengenalan konsep baru dalam hal ini diperoleh dari hasil eksplorasi
selama proses diskusi. Keterangan ini bisa diperoleh dari poster, kliping,
buku paket, film, keterangan guru atau sumber lainnya.
4) Publikasi
Pada tahap ini siswa mengkomunikasikan hasil eksplorasi dalam
proses diskusi, membuktikan dan memperagakan terkait materi yang
dipelajari didepan kelas, serta memperkenankan kelompok lainnya untuk
memberikan tanggapan atau saran
5) Penguatan dan Refleksi
Pada tahap ini guru memberikan penguatan terkait eksplorasi siswa
pada materi yang menjadi bahan bacaan. Guru meluruskan persepsi-
persepsi yang keliru dari siswa, serta memberikan contoh maupun
pengaplikasian konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari untuk lebih
memantapkan pemahaman siswa.
c. Kelebihan dan Kekurangan model pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition
1) Kelebihan Model Pembelajaran CIRC
a) Cooperative integrated reading and composition merupakan model
pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
terkait penyelesaian soal cerita.
b) Berkurangnya dominasi guru dalam proses pembelajaran.
c) Rangkaian kegiatan dalam pembelajaran tipe ini sederhana dan mudah
untuk diterapkan.
d) Meningaktkan motivasi siswa dalam pengerjaan tugas secara lebih teliti
dalam pembelajaran kelompok.
e) Pemahaman siswa lebih baik dalam penyelesaian soal dan sesama
siswa dalam satu kelompok dapat saling mengecek pekerjaan.
f) Peningkatan hasil belajar terutama dalam penyelesaian soal ceita
g) Siswa yang memilki kemampuan yang rendah dalam penyelesaian
masalah lebih dapat terbantu dalam konsep pembelajaran CIRC.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 168
2) Kekurangan CIRC
a) Pembelajaran CIRS tidak tepat diaplikasikan pada siswa yang memiliki
minat baca yang lemah.
b) Apabila terlalu sering diterapkan siswa akan merasa cepat bosan
c) Siswa cenderung merasa lelah dan menjenuhkan apabila dinsruksikan
untuk terlalu banyak membaca.
C. Topik Diskusi E-Learning
D. Soal Latihan/Tugas
1. Deskripsikan menurut pendapat kalian apakah yang dimaksud modell
pembelajaran?
2. Deskripsikan unsur-unsur penting dalam pembelajaran kooperatif?
3. Deskripsikan menurut pemahaman kalian tentang pembelajaran CIRC?
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan pembelajaran
pada aktivitas penyelesaian tugas melalui diskusi kelompok. Menurut anda dalam
pengaplikasian pembelajaran kooperatif, hal apa sajakah yang perlu dipersiapkan oleh
guru sebelum melaksanakan pembelajaran? serta berikanlah contoh skema
pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada mata pelajaran ekonomi di sekolah menengah
atas?
Keyword: pembelajaran kooperatif, CIRC, kelompok, masalah pembelajaran, aktivitas
siswa
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 169
4. Deskripsikan tahapan dalam pembelajaran CIRC?
5. Sebutkan dan jelaskan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran CIRC?
E. Referensi
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad21.Bogor: Ghalia Indonesia.
Soffiatun, S., & Anwar, S. (2017). READING COMPOSITION (CIRC) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH SEJARAH TEORI EKONOMI (STUDI PADA MAHAMAHASISWA S1 PENDIDIKAN EKONOMI 01PIEEB FKIP UNIVERSITAS PAMULANG). PEKOBIS, 1(1).
Sugiyanto, 2009, Model-model pembelajaran Inovatif, Surakarta:
PanitiaSertifikasiGuru Rayon 13 FKIP UNS Slavin, E. Robert. 2008. Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung ;
Nusa Media. Trianto (2009).Mendesain Model Pembelajaran Inovatif
Progresif.Surabaya:Kencana
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 170
PERTEMUAN 13
MODEL PEMBELAJARAN CAROUSEL FEEDBACK
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Mahasiswa mampu untuk menjelaskan konsep dasar model pembelajaran dan
peranannya.
2. Mahasiswa mampu untuk memahami dan menjelaskan konsep pembelajaran
kooperatif serta komponen utamanya.
3. Mahasiswa mampu memahami model pembelajaran kooperatif carousel
feedback dan penerapannya dalam pembelajaran.
Peta Konsep
B. Uraian Materi
1. Pendahuluan
Pembelajaran kooperatif lahir dari kritik atas konsep belajar yang kompetitif
dan individualis. Siswa datang kesekolah hanya untuk menjadi yang terbaik dan
berkompetisi dengan teman kelasnya. Pada pola pembelajaran kompetitif dan
individualis ini, instruksi-instruksi yang seringkali disampaikan oleh guru seperti
“saya ingin kalian berkerja sendiri”, “perhatikan dirimu sendiri, jangan perhatikan
Model Pembelajaran Carousel Feedback
Konsep Dasar Model Pembelajaran
Peranan Model Pembelajaran
Konsep Dasar Model Pembelajaran
Kooperatif
Komponen Utama dalam Pembelajaran
Kooperatif
Model Pembelajaran Carousel Feedback
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 171
orang lain”, “geser tempat dudukmu”. Apabila dirancang dengan baik pola
pembelajaran kompetitif dan individualis ini akan efektif dalam upaya memotivasi
siswa untuk dapat melakukan yang terbaik bagi dirinya sendiri. Namun demikian,
terdapat beberpa kelemahan pada pola pembelajaran ini menyebabkan
beberapa permasalahan yang turut mengiringinya, seperti kompetisi yang tidak
sehat. Seperti misalnya ketika guru memberikan pertanyaan pada satu siswa,
siswa yang lainnya berharap agar jawaban yang diberikan salah. Unsur rasa
kebersamaan dan saling tolong menolong sangat kurang dalam pola
pembelajaran individualis dan kompetitif ini.
Siswa yang memiliki motivasi dan kemampuan yang rendah akan sangat
sulit untuk sukses dan semakin tertinggal dalam penerapan pola pembelajaran
individualis semacam ini. Siswa yang tidak dapat mengikuti ritme belajar
dikwatirkan dapat menimbulkan rasa prustasi pada diri siswa. Pembelajaran
kooperatif secara sederhana dapat diartikan pembelajaran yang dilakukan siswa
secara bersama-sama dalam sebuah tim atau kelompok dalam upaya
penyelesaian tugas yang dirancang oleh guru guna mencapai tujuan
pembelejaran. Melalui pola pembelajaran kooperatif ini diharapkan rasa
kebersamaan dan tanggung jawab sosial siswa meningkat, sehingga sifat-sifat
individualis dan selalu ingin menang sendiri dapat terkikis. Hal itu juga sebagai
upaya guru dalam menanamka nilai-nilai karakter pada siswa.
2. Konsep Dasar Model Pembelajaran
Hosnan (2014: 337) yang mendefinisikan bahwa model merupakan
langkah-langkah yang sistematik tentang polakegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan belajar. Selain itu,model dapat dikatakan sebagai pedoman bagi
pengajar untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran merupakan konsep terintegrasi yang didesain oleh guru
untuk memaksimalkan pembelajaran agar mudah dipahami oleh siswa. Hal ini
karena pembelajaran mampu mengubah pola pikir siswa baik secara kognitif,
afektif dan konatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2009: 19). yang
menyatakan bahwa belajar merupakan suatu“proses perubahan perilaku tetap
dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang
terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan
baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri.” perubahan
ini yang diinginkan dari setiap proses pendidikan agar siswa mampu
menyesuaikan diri dalam setiap perkembangannya untuk menjadi prbadi yang
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 172
optimal. Oleh karena itu, seoarang guru harus mampu membuat kativitas
pembelajaran lebih inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Guru harus mampu
memadukan materi pembelajaran dengan model-model pembelajaran yang
sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pentingnya kegiatan belajar ini
tentunya menjadi perhatian bagi guru atau dosen dalam mendesain
pembelajaran agar mampu mengembangkan segala aspek nilai baik kognitif,
afektif dan konatif mahasiswa.
Selain itu, model pembelajaran yang dipilih oleh guru harus mampu
memberikan keaktifan kepada siswa untuk mampu mengemukakan atau
memaparkan hasil diskusi. Hal ini bertujuan agar masing masing sisiwa setiap
kelompok bertanggung jawab atas pelaksanaan dan hasil diskusi yang telah
dilakukan oleh kerja tim. Apabila satu kelompok mamaparkan hasil diskusi,
kelompok yang lain turut menanggapi atau menanyakan apabila ada pendapat
atau gagasan yang belum disepakati bersama. Bentuk pemaparan hasil diskusi
dapat memberikan tanggung jawab kepada masing-masing siswa dalam
kelompok. Terdapat beberapa macam model pembelajaran yang telah
dikembangkan oleh para ahli, yaitu diantaranya terdapat model pembelajaran
inquiry, model pembelajaran Jigsaw, model pembelajaran konteksual, model
pembelajaran project based learning, model pembelajaran STAD, model
pembelajaran terpadu, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, model
pembelajaran kuantum, dan model Problem Based Learning (PBL). Seorang
guru harus mampu memahami dan melaksanakan model-model pembelajaran
tersebut agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Perlu diperhatikan oleh
guru bahwa dengan banyaknya model pembelajaran tidak semua model
pembelajaran diterapkan disemua materi pembelajaran. Contohnya tidak semua
model pembelajaran project based learning mampu diterapkan kesemua materi
pembelajaran. Model pembelajaran tersebut belum tentu cocok untuk setiap topik
atau mata pelajaran.
Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan oleh guru atau
pengajar dalam memilih model pembelajaran. Pertimbangan tersebut
diantaranya bahan materi pembelajaran, kemampuan siswa yang diharapkan,
kondisi siswa dan sarana prasarana yang mendukung. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sugiyanto (2009: 4) yang menyatakan bahwa terdapat beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan dalam memilih model atau strategi pembelajaran
diantaranya
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 173
a. tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
b. sifat bahan/materi ajar
c. kondisi siswa, dan
d. ketersediaan sarana-prasarana belajar.
a. Peranan Model Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu integrasi dari aktifitas fisik dan mental
yang saling bersinergi untuk mencapai tujuan dari kegiatan belajar tersebut.
Aktivitas mental dan fisik individu harus mampu dioptimalkan oleh guru
melalui aktivitas pembelajaran yang interaktif. Model-model pembelajaran
menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru dalam upaya
mengoptimalkan aktivitas belajar siswa. Hal ini karena model pembelajaran
memiliki fungsi untuk membantu guru dalam memperbaiki proses
pembelajaran. Fungsi model pembelajaran selain untuk membantu guru
dalam memperbaikai kegiatan pembelajaran juga digunakan sebagai
pengembangan kurikulum. Fungsi model pembelajran yaitu sebagai pedoman,
sebagai pengembangan kurikulum, untuk menetapkan bahan pengajaran, dan
membantu perbaikan dalam mengejar. Berikut ini penjelasan masing-masing
fungsi tersebut.
b. Sebagai Pedoman
Fungsi model pembelajaran dalam hal ini sebagai pedoman guru dalam
kegiatan pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran dapat membuat
guru mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dan siswa
dalam proses pembelajaran. Melalui langkah-langkah pembelajaran maka
dapat membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien dan dapat mencapai
tujuan pembelajaran.
c. Pengembangan kurikulum
Perubahan paradigma dalam penerapan kurikulum menuntut seorang
guru untuk mampu menyesuaikan. Melalui pendekatan model-model
pembelajaran dapat membantu guru dalam pengembangan kurikulum yang
berbeda dalam pendidikan.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 174
d. Menetapkan bahan pengajaran
Fungsi model pembelajaran dapat membantu guru dalam menetapkan
bahan pengajaran secara rinci dan berkelanjutan. Model pembelajaran juga
membantu guru dalam melakukan perubahan-perubahan materi pembelajaran
sehingga mampu mengoptimalkan nilai kognitif, afektif, dan konatif siswa.
e. Membantu perbaikan dalam pengajaran
Model pembelajaran yang diterapkan guru tentunya memiliki dampak
positif bagi guru dalam proses pembelajaran. Melalui penggunaan model
pembelajaran guru mampu mengendalikan situasi belajar lebih kondusif dan
terkendali. Oleh karena itu, dengan pendekatan model pembelajaran maka
aktivatas pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa peranan model
pembelajaran sangat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Model pembelajaran mampu memberikan keaktivan siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Peran siswa dalam kegiatan pembelajaran
sangat sentral dimana siswa lebih aktif dalam belajar. keaktifan siswa dalam
pembelajaran memiliki peran penting dalam menunjang kemampuan yang
dibutuhkan siswa dalam abad 21 yaitu kemampuan kolaboasi, kritis, kreatif,
dan komunikasi. Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa
untuk meningkatkan keefektifan dalam belajar adalah model pembelajaran
kooperatif.
3. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif muncul dengan asumsi bahwa siswa akan lebih
mudah untuk memahami dan menemukan sebuah konsep yang sulit apabila
dilakukan dengan cara berdiskusi dengan siswa lainnya. Siswa yang tergabung
dalam sebuah kelompok akan saling bantu membantu, menyumbangkan saran
dan ide dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang kompleks. Kelompok
yang terbentuk berupa kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 siswa dengan
kondisi yang bersifat heterogen baik dalam unsur kemampuan akademik, jenis
kelamis, ras atau budaya. Penanaman jiwa sosial dalam penggunaan kelompok
belajar menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. Pembentukan
kelompok bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada semua
siswa agar dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan menyelesaikan masalah.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 175
Dalam sebuah kelompok, peran anggota kelompok adalah tercapainya
ketuntasan belajar terhadap materi yang disajikan oleh guru, serta saling
membantu antar anggota kelompok untuk mencapai ketuntasan secara
bersamaan.
Pembelajaran kooperatif menekakan pada pencapaian kesuksesan dan
tujuan belajar secara kelompok. Kesuksesan belajar secara kelompok hanya
dapat dicapai apabila anggota-anggota dalam kelompok tersebut berkerja secara
bersama dan saling bantu membantu untuk mencapai ketuntasan belajar pada
materi yang telah ditetapkan. Melalui pembelajaran kooperatif ini diharapkan
dapat memaksimalkan segala potensi akademik serta pengetahuan siswa baik
secara individu maupun berkelompok. Hal tersebut dikarenakan, dalam kerja
suatu tim/kelompok siswa dapat membentuk atau memperbaiki hubungan
dengan siswa lainya dengan berbagai latar belakang perbedaan yang dimilikinya,
pengembangan nilai toleransi, saling menghormati serta mengasah kemampuan
penyelesaian masalah baik individu maupun kelompok. Pembelajaran kooperatif
dipercaya dapat mengurangi kesenjangan pada level input serta memupuk rasa
solidaritas dikalangan siswa. Melalui pembelejaran ini diharapkan terbentuknya
generasi yang tidak hanya cakap secara akademik maupun pengetahuan yang
cemerlang, akan tetapi lahir juga individu sebagai hasil dari proses pendidikan
yang memilki jiwa solidaritas sosial yang kuat.
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dapat dijadikan salah satu
indikator dari keefektifan penerapan sebuah starategi pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk melibatkan interaksi aktif siswa
serta partisipasinya dalam pembelajaran, memfasilitasi siswa dalam
pembentukan jiwa kepemimpinan dan pengambilan keputusan dalam kelompok.
Siswa dihadapkan dalam suatu suasana belejar yang kolaboratif untuk mencapai
suatu tujuan secara bersama-sama, melalui hal ini siswa dapat mengasah
keterampilan yang berkaitan dengan hubungan sesama manusia. Kemampuan
dalam menjalin hubungan baik dengan lingkungan yang beragam akan menjadi
bekal yang sangat bermanfaat untuk siswa bagi kehidupan mereka diluar
sekolah. Secara lebih spesifik pembelajaran kooperatif ditujukan untuk
terciptanya hasil belajar akademik yang memuaskan, penerimaan siswa terhadap
keberagaman serta pengembangan keterampilan sosial siswa. Pembelajaran
yang dilakukan secara bersama-sama maupun individu akan memberikan
keuntungan baik pada siswa yang memilki kemampuan tinggi maupun siswa
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 176
yang memilki kemampuan rendah dalam penyelesaian tugas akademik yang
disusun guru dalam skema pembelajaran kooperatif.
a. Unsur Penting dalam Pembelajaran Kooperatif
Menurut Johnson & Johnson dan Sutton dalam Trianto (2009: 60)
terdapat lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu :
1) Ketergantungan yang bersifat positif antar siswa
Pada sistem pembelajaran koopartif siswa akan merasa bahwa diri
nya pada suatu tujuan yang sama dan dituntut untuk bekerja secara
bersama yang mengikat antar satu dengan yang lainnya. Siswa tidak akan
merasa berhasil kecuali seluruh anggota kelompoknya juga berhasil. Siswa
berada pada suatu kondisi dimana meraka merasa dirinya merupakan
bagian kelompok yang harus mempunyai andil dalam mencapai
kesuksesan kelompok secara bersama-sama.
2) Interaksi antar siswa yang semakin meningkat
Pembelajaran kooperatif akan meningkatkan intensitas interaksi
siswa secara signifikan. Hal tersebut disebabkan karena siswa yang satu
akan saling membantu siswa yang lain dalam suatu kelompok belajar.
Prinsip ini akan terjadi secara alamiah karena kegagalan satu siswa dalam
kelompok turut mempengaruhi kesuksesan kelompok. Untuk
menanggulangi hal tersebut, siswa yang membutuhkan bantuan akan
segera menerima bantuan dari teman sekolompoknya. Bantuan yang
diberikan dalam sistem pembelajaran kooperatif berkaitan dengan tukar
menukar ide dalam menyelesaikan masalah yang dipelajari bersama.
3) Tanggung jawab individual
Pembelajaran kooperatif mengembangkan rasa tanggungjawab
sosial siswa yang diwujudkan dalam bentuk (a) memberikan bantuan pada
siswa yang membutuhkan bantuan/mengalami permasalahan belajar, (b)
setiap anggota kelompok harus memiliki kontribusi aktif dalam pengerjaan
tugas, tidak boleh hanya sekedar “membonceng” pekerjaan rekan
sekelompoknya.
4) Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil
Pada pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya dituntut untuk
mempelajari atau memahami materi yang diberikan saja, akan tetapi siswa
dituntut untuk belajar berinteraksi dengan baik dengan siswa lain dalam
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 177
kelompoknya. Sikap yang ditunjukkan siswa sebagai anggota dari
kelompok dalam menyampaikan dan menerima ide-ide atau gagasan dari
teman kelompoknya membutuhkan keterampilan khusus
5) Proses kelompok
Pembelajaran kooperatif tidak akan berjalan dengan efektif tanpa
adanya proses kelompok baik. Proses kelompok terjadi pada saat anggota
kelompok berdiskusi bersama, saling bantu membantu dalam memberikan
gagasan, ide dan saran sebagai upaya penyelesaian tugas secara
bersama-sama.
4. Model pembelajaran Carousel Feedback
Model pembelajaran secara sederhana dapat dipahami sebagai suatu pola
yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Model
pembelajaran carousel feedback merupakan startegi penyampaian pesan
pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa bekerja dalam
kelompok untuk dapat mendiskusikan dan memahami permasalahan, isu-isu
kunci, keyakinan, konsep dalam mengingat fakta, informasi. Dalam proses
pembelajaran tersebut siswa bekerja secara bersama dalam kelompok untuk
dapat memberikan tanggapan terkait pertanyaan yang diberikan oleh guru dan
merenungkan tanggapan yang diberikan oleh siswa lain. Model pembelajaran
corousel feedback akan efektif diterapkan dalam pembelajaran, hal ini
dikarenakan model corousel feedback memfasilitasi siswa untuk dapat
memperoleh penjelasan dan pemahaman yang mendalam melalui diskusi dan
perenungan atas tanggapan yang dihasilkan oleh kelompok lain, sehingga
mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran.
Model corousel feedback sangat efektif untuk membentuk keterampilan
siswa dalam hal mengevaluasi, mencermati, berdiskusi terhadap berbagai tugas
dan upaya mereka dalam penyelesaian masalah, serta mampu memberikan
evaluasi terhadap pendapat siswa lain melalui opini yang logis analitis. Berikut
tahapan dalam model pembelajaran carousel feedback sebagai berikut:
a. Siswa dikelompokan sesuai dengan jumlah substansi bab yang menjadi
tujuan pembelajaran
b. Kelompok-kelompok tersebut diberikan waktu selama 10 menit untuk
mendiskusikan substansi bab yang diperoleh serta meluliskan jawaban pada
lembaran yang telah disediakan.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 178
c. Kelompok melakukan rotasi atau berpindah sesuai aturan yang telah
disepakati atau dapat juga dilakukan searah jarum jam dan dapat menempati
tempat pada kelompok selanjutnya.
d. Anggota dalam sebuah kelompok membacakan hasil diskusi pada kelompok
sebelumnya, supaya kelompknya dapat memberi umpan balik (feedback)
yang dapat berbentuk komentar positif, saran atau tambahan untuk catatan
hasil diskusi tersebut dalam waktu 5 menit.
e. Guru memberikan tanda perpindahan antar satu kelompok ke kelompok
selanjutnya dengan membunyikan bel.
f. Kelompok melakukan rotasi atau perpindahan untuk berdiskusi dan
memberikan umpan balik serta sumbang saran terhadap hasil kerja kelompok
lain, hingga kembali pada posisi semula.
g. Setiap kelompok melakukan re-view atau mengkaji ulang terkait dengan
umpan balik yang berasal dari kelompok lain, menyimpulkan dan
mempresentasikan didepan kelas.
Pengimplementasian model pembelajaran corouse feedback dengan tepat
akan mempermudah guru dalam melakukan pengelolaan kelas, hasil ahir yang
diharapkan dalam penerapan model corousel feedback ini tidak lain untuk dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Anwar, S. (2017) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa terdapat peningkatan kemampuan sosial dan kemampuan
berkomukasi selama penerapan metode carousel feedback. Hasil belajar yang
baik berawal dari proses pembelajaran yang efektif. Pelaksanan pembelajaran
corouse feedback dilaksanakan pada suatu kesatuan yang tergabung dalam
unsur-unsur pembelajaran kooperatif pembelajaran kooperatif. Terdapat
beberapa konsep utama yang membedakan antara model pembelajaran
kooperatif dengan model pembelajaran laiinya menurut Slavin dalam Trianto
(2009: 61) sebagai berikut:
a. Penghargaan kelompok
Kelompok siswa yang memenuhi kriteria tertentu hendaknya diberikan
penghargaan. Pemberian penghargaan dalam hal ini dapat memacu motivasi
siswa untuk menjadi kelompok yang terbaik.
b. Tanggung jawab individual
Konsep ini memberikan makna bahwa keberhasilan kelompok
merupakan wujud keberhasilan belajar individu dari keseluruhan anggota
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 179
kelompok. Tanggung jawab dalam hal ini difokuskan pada upaya untuk saling
bantu membantu serta memastikan individu yang menjadi anggota kelompok
memiliki kesiapan dalam menghadapi evaluasi walau tanpa bantuan dari
rekan lainnya.
c. Kesempatan yang sama untuk sukses
Konsep ini memberikan makna bahwa setiap siswa yang menjadi bagian
dari kelompok telah berupaya untuk membantu kelompoknya melalui
peningkatan belajar dari setiap individu. Hal ini memberikan penekanan
bahwa setiap siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah
adalah sama, bergantung pada bagaimana mereka melakukan yang terbaik
terutama bagi diri mereka sendiri serta kontribusi seluruh anggota dalam
kelompok memiliki pengaruh yang sangat bernilai
Penerapan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hubungan yang
positif antar siswa serta sebagai cara dalam mengembangkan kemampuan
akademis mereka. Siswa dalam situasi pembelajaran kooperatif akan lebih
banyak berinteraksi dengan teman mereka untuk belajar dari pada interkasinya
dengan guru. Peranan guru dalam pembelajaran kooperatif hanya terbatas
fasilitator dan motivator saja. Interaksi antara satu siswa dengan siswa yang
lainnya dalam pembelajaran kooperatif dapat memunculkan banyak ide-ide atau
gagasan baru yang memperkaya pengatahuan siswa. Pembelajaran kooperatif
dapat menjadi salah satu opsi yang tepat dalam upaya memperbaiki hubungan
baik antar siswa, menghindari bullying yang kerap terjadi pada dunia pendidikan
saat ini.
Pembelajaran seyogyanya dilaksanakan dalam ranah yang menenamkan
rasa demokratis pada diri siswa, agar individu sebagai produk dalam dunia
pendidikan memiliki jiwa sosial yang tinggi dalam kehidupan nyata pada
masyarakat yang plural. Pengembangan sikap demokrasi ini dapat ditempa
melalui pembelajaran kooperatif. Peran aktif siswa dalam pembelajaran
merupakan salah satu ciri dari suasana pembelajaran kooperatif.
Pengelompokan siswa ditentukan oleh guru dengan memerhatian segala
pertimbangan terkait kebergaman yang ada pada diri siswa serta guru
mendeskripsikan prosedur dengan jelas. Namun demikian, guru tidak
diperkenankan memilki otoritas penuh dalam mengatur tingkah laku maupun
aktivitas siswa secara ketat dalam kelompok, siswa memilki otoritas untuk
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 180
mengendalikan serta memilki ruang yang bebas dalam kelompoknya.
Pembelajaran kooperatif akan efektif apabila didukung oleh materi dan sarana
prasarana yang lengkap sehingga memudahkan siswa untuk mencari sumber
belajar yang mendukung dalam penyelesaian tugas yang didesain oleh guru.
C. Topik Diskusi E-Learning
D. Soal Latihan/Tugas
1. Deskripsikan menurut pemahaman kalian apakah yang dimaksud dengan model
pembelajaran?
2. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah pembelajaran kooperatif?
3. Deskripsikan komponen utama dalam pembelajaran kooperatif?
Model pembelajaran kooperatif mampu untuk meningkatkan solidaritas siswa dalam
belajar. Tidak semua model pembelajaran sesuai dengan materi pembelejaran, hal
inilah yang menuntut guru untuk melakukan analisis sebelum menerapkan model
pembelajaran. Sebagai seorang guru hal apa sajakah yang perlu anda siapkan sebelum
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe carousel feedback, agar penyampaian materi
dalam pembelajaran menjadi efektif?
Keyword: model pembelajaran, kooperatif, pembelajaran kelompok, carousel feedback,
hasil belajar, pembelajaran efektif
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 181
4. Sebutkan dan jelaskan kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif?
5. Deskripsikan menurut pemahaman kalian terkait dengan model pembelajaran
carouse feedback, apakah efektif apabila diterapkan dalam pembelajaran
ekonomi dengan permasalahan belajar rendahnya intensitas interaksi siswa
dalam kelas?
E. Referensi
Anwar, S. (2017). The Use Of Carousel Feedback In Order To Improve Student
Personal Relationships Taking Part A Village Vocational Programme
Concerned With Starfruit Farming In Depok (A District Of West
Java). EDUKA: JURNAL PENDIDIKAN, HUKUM DAN BISNIS, 2(2).
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sugiyanto, 2009, Model-model pembelajaran Inovatif, Surakarta: PanitiaSertifikasiGuru Rayon 13 FKIP UNS
Trianto (2009).Mendesain Model Pembelajaran Inovatif
Progresif.Surabaya:Kencana
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 182
PERTEMUAN 14
MODEL PEMBELAJARAN PROJECT-BASED LEARNING BERBANTUAN
MEDIA PEMBELAJARAN FLASHCARD
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Mahasiswa mampu untuk menjelaskan konsep dasar model pembelajaran .
2. Mahasiswa mampu untuk memahami dan menjelaskan model pembelajaran
project-based learning.
3. Mahasiswa mampu menganalisis fungsi media dalam pembelajaran.
4. Mahasiswa mampu memahami konsep pembaruan pembelajaran melalui
integrasi model dan media pembelajaran.
Peta Konsep
Model Pembelajaran Project-Based Learning berbantuan
Media Pembelajaran Flashcard
Konsep Dasar Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Project-Based
Learning
- Pengertian Project-Based Learning
- Langkah - Langkah Project-Based
Learning
- Kelebihan dan Kekurangan Project-
Based Learning
Media Pembelajaran
- Pengertian Media Pembelajaran
- Media Pembelajaran
Flashcard
Pembaharuan Pembelajaran
Pendidikan Ekonomi
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 183
B. Uraian Materi
1. Pendahuluan
Ilmu-ilmu sosial termasuk didalamnya pendidikan ekonomi dalam teknis
penyampaiannya sangat ditekankan pada pengamatan terhadap objek material
secara langsung. Prilaku-prilaku ekonomi yang diamati siswa secara langsung
akan dapat membuka cakrawala berpikir siswa sehingga yang semula hanya
terbatas pada konsep semata dapat berkembang dengan lebih baik. Guru
sebagai arsitek dalam kegiatan pembelajaran seyogyanya mampu
mengakomodasi seluruh perbedaan kemampuan berpikir siswa dalam suatu
kelas. Kreatifits guru dalam merancang serta mengembangkan desain
pembelajaran diperlukan agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan inovatif.
Pembelajaran pada era sekarang lebih ditekankan pada pemahaman siswa
secara keseluruhan, bukan pada hafalan-hafalan yang sangat bersifat teoritik.
Pergeseran paradigma ini turut menggeser peran guru yang semula menjadi
sumber utama aktifitas pembelajaran, kini hanya menjadi fasilitator dan motivator
dalam kegiatan pembelajaran.
Kemampuan guru dalam melakukan inovasi penerapan strategi
pembelajaran menjadi faktor penting mewujudkan pembelajaran yang bermutu.
Penerapan strategi pembelajaran pada umumnya didasarkan pada
permasalahan belajar siswa yang menuntut penyelesaian. Pembelajaran
hendaknya diarahkan pada aktifiatas aktif siswa dalam memperoleh informasi,
salah satunya adalah project-based learning. Model pembelajaran ini memacu
siswa melakukan aktifitas aktif melalui pengerjaa proyek yang dirancang guru
akan membantu mereka membangun pengetahuannya sediri. Pengggunaan
model pembelajaran yang dikombinasikan dengan media pembelajaran akan
memberikan warna baru dalam kegiatan belajar, sehingga memungkinkan siswa
untuk tidak cepat jenuh dan bosan dalam kegaiatan belajar.
2. Konsep Dasar Model Pembelajaran
Model pembelajaran secara sederhana dapat dipahami sebagai sebuah
bentuk pembelajaran yang dikemas secara lengkap dari perencanaan hingga
teknik evaluasi pada ahir pembelajaran. Trianto (2011: 51) mendefiniskan model
pembelajaran sebagai suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam
tutorial. Pembelajaran akan menjadi lebih bermakna apabila guru bisa
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 184
menciptakan suasana belajar yang dapat melibatkan peran serta siswa secara
aktif dalam upaya mengembangkan pengetahuannya melalui pengamatan
langsung, diskusi, tanya jawab, sumbang saran, serta kebabasan siswa dalam
mengemukakan ide, gagasan ataupun pendapat. Melalui proses pembelajaran
diharapkan siswa memperoleh perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Penyempurnaan dan perbaikan dalam kurikulum selalu dilakukan untuk
menyesuaikan dengan tuntutan perubahan zaman serta kompetensi sumberdaya
manusia yang diperlukan. Perubahan kurikulum tersebut menuntut agar guru
selaku penanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah lebih
cepat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Perubahan yang sangat
fundamental dalam pembelajaran adalah perubahan orientasi pembelajaran yang
semula berpusat pada guru (teacher centered) menjadi pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student centered). Pembelajaran yang semula didominasi
oleh teknik ekspositori beralih ke partisipatori. sehingga pendeatan yang semula
tekstual berganti pada pendekatan yang bersifat kontekstual. Perubahan tersebut
dimaksudkan untuk merubah kualitas pendidikan mulai dari sisi proses hingga
hasil pendidikan.
3. Model Pembelajaran Project-Based Learning
a. Pengertian Project-Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek atau project based learning merupakan
salah satu model pembelajaran yang telah banyak diterapkan dinegara maju.
Model pembelajaran ini memungkinkan guru untuk melakukan
pengelolaan/pengaturan kelas dengan melibatkan siswa kedalam sebuah
proyek yang dirancang khusus berdasarkan tujuan pembelajaran. Proyek
yang dimaksud dalam hal ini memuat serangkaian tugas yang bersifat
kompleks dengan berdasar pada pertanyaan dan permasalahan yang bersifat
menantang. Pertanyaan dan permasalahan dirancang guru tersebut untuk
memacu siswa agar dapat menyelesaikan permasalahan melalui serangkaian
metode ilmiah. Pembelajaran ini menekankan siswa untuk dapat berpikir kritis
dan analitis berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah yang dapat dipertanggung
jawabkan. Ketarmpilan berkomunikasi, pemecahan masalah dan kolaborasi
sangat diperlukan dalam penerapan model pembelajaran ini. Secara garis
besar pengaplikasian model project based learning dalam kegiatan
pembelajaran ditujukan untuk:
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 185
1) Menerapkan penanaman konsep penting secara mendalam
2) Meningkatan kemampuan berpikir kritis dalam pemecahan masalah, serta
diiringi dengan kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi.
3) Melakukan penyelidikan melalui serangkaian metode ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk menghasilkan suatu konsep.
4) Melakukan penyelidikan terbimbing melalui sejumlah pertanyaan yang
dirancang khusus dan sistematis.
5) Menanamkan kepada siswa kemampuan untuk berpendapat, kesempatan
untuk memilih dan bertanggung jawab atas pendapat dan pilihannya.
6) Melibatkan public audience yang termuat didalamnya teman kelas, guru
dan orang lain sebagai sumber belajar yang mendukung.
Model pembelajaran berbasis proyek memberikan kebebasan lebih pada
siswa dalam proses belajarnya, siswa terlibat langsung dalam serangkaian
proses ilmiah yang mengharuskan mereka melakukan identifikasi
permasalahan, dilanjutkan dengan pengumpulan data, melakukan sintesis
dan diahiri dengan mengkomunikasikan hasil temuan mereka kepada teman
sekelasnya. Pembelajaran berbasis proyek tidak menginginkan pola
pembelajaran dimana siswa hanya datang, mendengarkan, menulis dan
menghafal materi pembelajaran saja. Pola pembelajaran ini menekankan
pada aktivitas berpikir siswa, mencari dan mengumpulkan data serta
mengolah dan melaporkan atau menyimpulkan hasil penelitian ilmiahnya.
Salah satu unsur dalam pembelajaran berbasis proyek adalah permasalahan
yang harus disusun secara sistematis. Saifullah, A. (2018) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat
mengembangkan soft skill dan meningkatkan kualitas hasil belajar
Permasalahan harus selaras dengan tujuan pembelajaran yang akan
diselesaikan siswa melalui metode ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.
Melalui serangkaian proses tersebut diharapkan siswa memiliki kemampuan
berpikir yang sistematik dan analitik.
Perencanaan dalam pembelajaran berbasis proyek membutuhkan
perencanaan yang matang dalam segala aspek yang mendukung.
Perencanaan tersebut memungkinkan perpindahan stimulus yang terorganisir
pada satu fase materi pelajaran ke fase lain melalui tujuan intruksional
tertentu. Hal yang paling fundamental dalam merencanakan pembelajaran
adalah penetapan tujuan atau sasaran. Penetapan tujuan menjadi landasan
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 186
awal dalam menentukan/merancang situasi bermasalah yang tepat. Situasi
yang memiliki karakter membingungkan dan tidak jelas dipercaya dapat
memacu minat siswa untuk melakukan penyelidikan. Merancang situasi
bermasalah yang terstruktur merupakan tanggung jawab guru untuk
mewujudkan suasana belajar yang efektif.
b. Langkah-langkah Project-Based Learning
The Goerge Lucas Educational Foundation (2005) Pengimplementasian
model pembelajaran project-based learning mengacu pada beberapa langkah
sebagai berikut:
1) Start with the essential questiion
Pada tahap awal pembelajaran, guru hendaknya memulai dengan
pertanyaan esensial yang dapat memacu rasa ingin tahu siswa akan materi
yang akan dipelajari. Pertanyaan yang disajikan harus relevan dengan
tujuan pembelajaran dan realitas dunia nyata, sehingga memudahkan
siswa dalam melakukan analisis dan investigasi secara mendalam.
2) Design a plan for the project
Perencanaan dapat dilakukan oleh siswa bersamaan dengan guru,
atau dalam hal ini guru sebagai pembimbing terhadap siswa yang memiliki
perencanaan proyek yang sedang dikerjakan. Perencanaan memuat aturan
main, pemilihan segala kegiatan yang dapat mendukung dalam
menyelesaikan pertanyaan esensial, melakukan integrasi terhadap
berbagai alat atau unsur belajar yang mungkin digunakan oleh siswa dalam
upaya penyelesaian proyek.
3) Create a schedule
Pada tahap ini aktifitas yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) membuat batas waktu penyelesaian proyek
b) membimbing siswa agar dapat melakukan perencanaan dengan cara
yang baru
c) membimbing siswa apabila terdapat langkah yang tidak berkaitan
dengan penyelesaian proyek
d) mengarahkan siswa agar dapat memberikan alasan maupun penjelasan
terhadap cara yang dipilih.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 187
4) Monitor the students and the progress of the project
Guru melakukan pengawasan terhadap kegiatan siswa dalam
menyelesaikan proyek. Pengawasan yang dimaksud dapat diterapkan
dengan bentuk memberikan mengarahan dalam setiap proses atau
tahapan investigasi yang dilakukan oleh siswa, hal ini bertujuan untuk
meminimalisir kesalah pemahaman siswa terhadap materi ajar sedini
mungkin. Guru juga dapat menyiapkan rubrik sebagai instrumen untuk
merekam aktivitas siswa selama masa pengerjaan proyek dan dapat
mempermudah proses monitoring.
5) Assess the outcome
Penilaian ditujukan untuk mengetahui ketercapaian dari standar
kompetensi yang telah ditetapkan, memberikan evaluasi terhadap
kemajuan belajar pada setiap siswa, pemberian umpan balik serta
penguatan pada pengetahuan yang telah dipahami siswa dan juga sebagaii
landasaran atau dasar bagi guru untuk menerapkan atau merancang
strategi pembelajaran selanjutnya.
6) Evaluate the experience
Pada tahap ahir dari proses pembelajaran, guru bersamaan dengan
siswa melaksanakan refleksi terhadap keseluruhan aktivitas dalam upaya
penyelesaian masalah yang telah mereka kerjakan. Refleksi meliputi
refleksi secara individual dan kelompok. Tahap ahir ini siswa diminta untuk
mengungkapkan kesan maupun perasannya selama kegiatan penyelesaian
proyek. Pada tahap ini diharapkan guru dan siswa dapat berkolaborasi
dalam diskusi sebagai upaya perbaikan kualitas pembelajaran dan
dimungkinkan terdapat penemuan-penemuan baru yang dapat
dikembangkan pada pembelajaran selanjutnya.
c. Kelebihan dan Kekurangan model project-based learning
1) Kelebihan model pembelajaran project-based learning
Terdapat beberpa kelebihan model pembelajaran project-based
learning diantaranya adalah mengurangi porsi penilaian yang semula
hanya pada ujian tertulis. Penilaian hasil belajar siswa tidak hanya
ditentukan dari ujian secara tertulis saja, akan tetapi lebih ditekankan pada
proses dalam upaya mendapatkan pengetahuan tersebut melalui
serangkaian metode ilmiah dalam proyek yang dirancang guru. Siswa
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 188
belajar berdasarkan pengalaman langsung melalui unsur-unsur sumber
belajar yang mendukung dalam pelaksanaan proyek. Model pembelajaran
ini akan membawa siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah. Siswa akan dihadapkan pada permaslahan-
permasalahan sosial yang ada pada sekitar mereka dan mengupayakan
penyelesaiannya. Model ini dapat menjadi sarana bagi siswa untuk dapat
mengembangkan kemampuan berkomunikasi, mengembangkan
pengalaman belajar melalui interaksi langsung dengan sumber belajar dan
kemampuan mengorganisasi proyek. Sehingga melalui penerapan model
pembelajaran ini siswa dapat lebih termotivasi dan pengetahuan yang
didapat lebih dapat tertanam dalam benak siswa.
2) Kekurangan Model pembelajaran
Kekurangan model pembelajaran project-based learning diantaranya
adalah diperlukannya keahlian khusus bagi guru dalam hal
pengorganisasian bahan ajar, melakukan perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran yang terkadang masih sukar untuk diterapkan. Pemecahan
masalah yang terkadang masih jauh dan terpisah dari realita kehidupan
nyata siswa. Guru kesulitan dalam menentukan topik yang sesuai dan
relevan dengan apa yang dibutuhkan siswa. Unsur bahan ajar yang
terkadang terlalu meluas dan hal tersebut dapat membuat tidak jelas pokok
materi yang menjadi sumber pembahasan. Penerapan model pembelajaran
berbasis peroyek cenderung memerlukan alokasi waktu yang lama dalam
hal penyelidikan dan diskusi, model pembelajaran ini relatif membutuhkan
waktu yang lama baik bagi siswa maupun guru dalam penerapannya
secara keseluruhan. Perbedaan pemahaman yang dimungkinkan terjadi
pada setiap peserta didik menjadi bagian dari kelemahan model
pembelajaran berbasis proyek ini.
4. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Perkembangan yang signifikan dalam bidang terknologi turut
mempengaruhi berkembangnya inovasi-inovasi dalam penggunaan media
pembelajaran. Sekolah dengan sarana dan prasarana yang lengkap akan
lebih mudah beradaptasi sehingga proses belajar menjadi lebih efektif.
Penggunaan unsur media dalam pembelajaran akan turut mempengaruhi
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 189
suasana belajar. Daryanto (2013: 6) mendefinisikan media sebagai salah satu
komponen berkominkasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator
menuju komunikan. Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa media
merupakan komponen atau segala sesuatu yang dapat memfasilitasi dalam
penyampaian pesan. Media dalam hal ini bukan terbatas diartikan sebagai
komponen atau alat saja, akan tetapi lebih luas pada segala sesuatu yang
memungkinkann siswa untuk memperoleh pengetahahuan. Media berfungsi
sebagai perantara penyampaian pesan atau informasi antar sumber belajar
dan penerimanya.
Peranan media dalam pembelajaran sangat penting untuk menentukan
keberhasilan belajar siswa. Media pembelajaran yang dikombinasikan dengan
strategi yang tepat akan menghantarkan siswa pada kemudahan belajar
sehingga berdampak pada tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif
dan efisien. Kecermatan guru dalam merumuskan strategi dan penggunaan
media pembelajaran yang tepat harus didasarkan pada kesulitan dan
kebutuhan belajar siswa. Pola dan kemampuan belajar siswa yang berbeda-
beda diharapkan dapat terakomodir dengan penggunaan media pembelajaran
yang tepat sebagai unsur penunjang dalam proses pembelajaran. Media
pembelajaran dapat menjadi unsur pemusat perhatian siswa, sehingga siswa
tidak mudah bosan dan jenuh dalam belajar. Perkembangan teknologi yang
mendukung perkembangan media pembelajaran harus menjadi perhatian
khusus, terutama bagi guru, untuk merancang dan menggunakan media
pembelajaran yang menarik dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar.
Media pembelajaran dapat dibedakan berdasrkan pengelompokkan dan
tujuan penggunaannya. Media dapat dicirikan atas dasar kemampuan atau
kapasitasnya dalam memberikan stimulus pada indra penglihatan,
pendengaran, pengecapan, penciuman. Gearich dan Ely dalam Arsyad
(2013:14) mendeskripsikan ciri-ciri media pembelajaran sebagai berikut:
1) Ciri Fiksatif
Ciri fiksatif dapat diartikan kemampuan media dalam merekam,
merekonstruks, menyimpan, melestarikan suatu pristiwa atau objek.
Peristiwa tersebut merupakan kejadian yang hanya sekali dan tak terulang,
dimungkinkan untuk disusun kembali guna keperluan pembelajaran.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 190
2) Ciri Manipulatif
Kemampuan media pada ciri manipulatif membutuhkan perhatian
khusus karena apabila ada kesalahan dalam mengatur urutan kejadian
atau potongan bagian-bagian yang salah, maka hal tersebut dikwatirkan
dapat terjadi perbedaan penafsiran dan dapat membingungkan siswa.
3) Ciri Distributif
Ciri ini memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan
melelui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut dapat disajikan
kepada sejumlah siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama.
Terdapat beberapa jenis kategori media pembelajaran yang dapat
digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran dapat
diklasifikasikan berdasarkan sifat, jenis maupun karakteristiknya. Media dalam
bentuk grafis yang termasuk didalamnya yaitu foto, gambar, bagan, diagram,
grafik poster dll. Media tiga dimensi serta media proyeksi seperti OHP.
Lingkungan yang terkandung didalamnya unsur-unsur pembelajaran juga
dapat digolongkan sebagai media belajar. Media berdasarkan wujudnya dapat
dikategorikan menjadi media cetak, media visual, serta media audio visual.
Penggunaan media pembelajaran yang tepat hendaknya harus didasarkan
atas kebutuhan belajar siswa. Setiap materi pelejaran memilki karakteristik
dan kebutuhan media yang berbeda. Penggunaan media dalam proses
pembelajaran sejatinya ditujukan untuk mempermudah penyampaian pesan
dan isi pelajaran dari guru kepada siswa, berikut beberapa pertimbangan yang
dapat dijadikan landasan guru dalam melakukan pemilihan media
pembelajaran:
1) Tujuan Pembelajaran
Pemilihan media hendaknya mengacu pada tujuan pembelajaran dan
kompetensi yang ingin dicapai. Dengan mengetahui analisis awal
pembelajaran media dapat dipilih sesuai dengan kompleksitas materi.
Melalui penerapan media dalam pembelajaran diharapkan dapat
mempermudah dalam pencapaian tujuan pembemlajaran.
2) Kebermanfaatan
Media yang dipilih harus melalui pertimbangan manfaat yang
terdampak dari penerapan media tersebut. Media pembelajaran
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 191
mempermudah siswa dalam memahami materi, apabila salah dalam
melakukan pemilihan media, penggunaan media akan semakin
membingungkan siswa.
3) Kondisi siswa
Media akan efektif apabila digunakan tidak bergantung dari
perbedaan inter individual antar siswa, contohnya apabila siswa tergolong
tipe auditif/visual maka siswa yang tergolong auditif dapat belajar dengan
media visual dan siswa yang tergolong visual dapat juga belajar dengan
menggunakan media auditif.
4) Ketersediaan
Meskipun suatu media dinilai sangat efektif dalam mencapai tujuan
pembelajaran, akan tetapi media tersebut tidak dapat difungsikan dalam
pembelajaran apabila tidak tersedia. Media yang digunakan untuk
mempermudah penyampaian materi pembelajaran harus tersedia apabila
diperlukan siswa.
5) Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk dapat menggunakan atau memperoleh
medaia pembelajaran, seharusnya dipertimbangkan dengan matang
terhadap hasil belajar yang ingin dicapai.
b. Media Pembelajaran Flashcard
Flashcard merupakan salah satu inovasi dalam pemanfaatan media
dalam pembelajaran, kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan
menggunakan media kartu sebagai alat bantu penunjang. Nurseto (2012: 8)
Menjelaskan media pembelajaran flashcard merupakan media pembelajaran
berbentuk kartu yang berisi rangkaian pesan dan berukuran (25 x 30cm).
Media pembelajaran flashcard selain berisi rangkaian kata dapat juga
berbentuk kartu bergambar pada bagian depan dan memuat keterangan pada
bagian belakang kartu. Penggunaan media flashcard dalam pembelajaran
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi karena media
pembelajaran flashcard digunakan secara bersama-sama antar siswa satu
dengan yang laiinnya. Penggunaan flashcard yang dilakukan secara bersama
antar siswa bersama dengan guru diharapkan dapat menjalin kedekatan
secara emosional dan mengikis individualisme.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 192
Media pembelajaran flash card dapat dipahami sebagai suatu media
pembelajaran dalam bentuk kartu yang didalamnya memuat rangkaian pesan
dengan ukuran tertentu. Pada bagian depan media ini memuat gambar
dilengkapi dengan keterangan, penjelasan maupun perintah pada bagian
belakang kartu. kelemahan media flashcard hanya hanya cocok pada
kelompok kecil siswa yang tidak lebih dari 30 orang siswa. Berikut beberapa
tahapan dalam pembuatan media flashcard:
1) Menyiapkan kertas yang memiliki tekstur lebih tebal atau terbuat dari bahan
kardus. Bidang ini memiliki fungsi untuk menempelkan gambar atau foto
yang relevan dengan tujuan pembelajaran.
2) Memotong kertas tersebut dengan ukuran 25 x 30 cm
3) Membuat kartu berdasarkan jumlah yang dikehendaki atau gambar yang
sesuai dengan tujuan pebelajaran
4) Lakukan pemilihan gambar yang relevan atau mewakili tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai pada media flashcard
5) Pada bagian belakang flashcard, tambakan pertanyaan maupun kata kunci
yang berkaitan dengan objek yang dijadikan gambar pada bagian depan
media flashcard.
5. Pembaharuan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi
Penerapan strategi pembelajaran dengan melakukan kombinasi dengan
memanfaatan media pembelajaran akan menjadikan suasana belajar yang lebih
efektif dan menyenangkan. Pemilihan strategi pembelajaran hendaknya selalu
didasarkan pada permasalahan dan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
Media dapat berfungsi sebagai unsur penunjang dalam pembelajaran, hal ini
akan menjadi efektif apabila penerapan strategi pembelajaran dikombinasikan
dengan pemanfaatan media pembelajaran yang tepat. Kuncoro, I. W. (2016)
menyatakan bahwa model pembelajaran project-based learning berbantuan
media flashcard terbukti dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa
sekolah menengah atas di kabupaten boyolali. Pengembangan tersebut
menghasilkan sebuah prototype model pembelajaran project-based learning
berbantuan media flashcard yang tervalidasi melalui ahli maupun uji coba
produk.
Spesifikasi produk yang dikembangka dalam pembaharuan ini adalah
sebuah model pembelajaran project-based laerning berbantuan media
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 193
pembelajaran flashcard yang tersusun dalam tiga bagian, yaitu bagian
pendahuluan, bagian inti dan bagian penutup. Pada bagian pendahuluan atau
pembuka memuat petunjuk penggunaan media flashcard dan peta konsep
materi. Bagian inti memuat tujuan pembelajaran yang dijabarkan melalui materi
dan pada bagian penutup memuat lembar kerja sebagai rangkaian proyek yang
akan dikerjakan oleh siswa. Produk yang dikembangkan juga dilengkapi dengan
silabus dan RPP sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Penerapan model pembelajaran ini diharapkan dapat memfasilitasi siswa dalam
upaya mengembangkan kemampuan berpikir yang kritis analitis serta
meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah melalui proyek-
proyek yang diranang guru dengan memanfaatkan media flashcard.
C. Topik Diskusi E-Learning
D. Soal Latihan/Tugas
1. Deskripsikan menurut pemahaman kalian apakah yang dimaksud dengan model
pembelajaran?
2. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah pembelajaran project-based learning?
Project-based learning merupakan bagian dari pembelajaran saintifik yang diterapkan
dalam kurikulum 2013. Penerapan kurikulum 2013 lebih menekankan penilaian dalam
proses pembelajaran bukan terletak pada hasil ahir. Menurut pendapat kalian
bagaimanakah peranan project-based learning dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa?
Keyword: project-based learning, pembelajaran, siswa, hasil belajar, berpikir kritis
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 194
3. Deskripsikan kelebihan dan kelemahan penerapan model project-based learning
dalam pembelejaran?
4. Sebutkan dan jelaskan ciri – ciri media pembelajaran?
5. Deskripsikan menurut kalian pertimbangan apakah yang dilakukan oleg guru
dalam hal pemilihan media pembelajaran?
E. Referensi
Arsyad, A. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Daryanto, (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrma Widya
KUNCORO, I. W. (2016). PENGEMBANGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN FLASHCARD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SMA DI KABUPATEN BOYOLALI (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret).
Saifullah, A. (2018). Implementasi Model Project Based Learning untuk Mengembangkan Soft Skills dan Kualitas Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 5(2), 137-150.
Trianto, 2011. Model Pembelajaran Terpadu Konsep,Strategi Dan Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta : Bumi Aksara
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 195
PERTEMUAN 15
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu mengaplikasikan Konsep Model
Pembelajaran Kooperatif Problem Based Learning (PBL)
B. Uraian Materi
PETA KONSEP
1. Pengertian Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Problem Based
Learning
Problem Based Learning (PBL) dapat diartikan sebagai Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM). Model pembelajaran ini sangat dipopulerkan di dunia
kedokteran sejak tahun 1970-an. PBL berfokus pada penyajian suatu
permasalahan (nyata atau simulasi) kepada siswa, kemudian siswa diminta
mecari pemecahannya melalui serangkaian penelitian dan investigas
berdasarakan teori, konsep, prinsip, pengalaman pribadi dan juga dari berbagai
bidang ilmu.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 196
Model pembelajaran problem based learning ini menggunakan berbagai
macam kecerdasan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dunia nyata.
Kehidupan yang selama ini kita kita jalani tidak terlepas dari masalah. Dengan
adanya model pembelajaran problem based learning maka akan dapata melatih
dan mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik untuk dapat
menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan
aktual siswa.
Model pembelajaran problem based learning merupakan pembelajaran
yang berorientasi dan berpusat pada pemecahan suatu masalah oleh siswa
melalui kerja kelompok. Dalam model pembelajaran ini peserta didik akan lebih
terbuka, saling demokrasi, bermusyawarah, memiliki rasa nyaman dan tenang
dalam belajar sehingga siswa dapat berpikir secara optimal dalam memecahkan
suatu masalah.
Problem Based Learning (PBL) merupakan model kurikulum yang
berhubugan dengan masalah dunia nyata siswa. Masalah yang diseleksi
mempunyai dua karakteristik penting, pertama masalah harus autentik yang
berhubungan dengan kontek sosial siswa, kedua masalah harus berakar pada
materi subjek dari kurikulum (Kamdi:2007).
Kurikulum tidak hanya sekedar mempelajari mata pelajaran, tetapi lebih
mengembangkan pikiran, menambah wawasan, serta mengembangkan
pengetahuan yang dimilikinya. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang
sifatnya berkesinambungan. Kurikulum tersebut di desai sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi jurang yang memisahkan antara jenjang pendidikan dasar
dengan jenjang pendidikan selanjutnya.
Kurikulum juga bertitik tolak dari masalah kehidupan disesuaikan dengan
tingkat perkembangan dan minat serta kebutuhan individu, dan dikembangkan
oleh tim guru bersama-sama atau suatu departemen tertentu. Kurikulum sebagai
program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis mengemban
peranan yang sangat penting bagi pendidikan para siswa.
Menurut Nurhadi (2004: 65) “Model pembelajaran problem based learning
adalah aktivits pembelajaran melalui interaksi antara stimulus dan respons, dan
mengaitkan dengan lingkungan”. Lingkungan memberikan masukan kepada
siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi
menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga yang dihadapi dapat diselidiki,
dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik. Problem based
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 197
learning merupakan sebuah model pembelajaran yang konstektual dengan
menyajikan masalah sehingga siswa dirangsang siswa untuk berpikir untuk
memecahkan masalah. Problem based learning atau yang biasa disingkat
dengan PBL juga merupakan suatu model pembelajaran yang dapat memberikan
tantantang kepada peserta didik untuk belajar dengan mendiskusikan solusi dari
permasalahan dunia nyata secara bersama-sama dalam satu kelompok.
Permasalahan yang didiskusikan oleh siswa berguna sebagai pengikat bagi
siswa agar dapat meningkatkan rasa ingin tahu terhadap materi pelajaran yang
sedang dipelajarai.
Berdasarkan uraian mengenai model pembelajaran Problem based
learning di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem based
learning atau yang biasa disebut dengan pembelajaran berbasis
masalah merupakan pembelajaran yang dihadapakan oleh siswa pada suatu
masalah dikehidupan nyata dan mencari solusinya melalui pembelajaran yang
sedang dipelajari. Masalah diberikan kepada siswa, sebelum siswa mempelajari
konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.
Dengan demikian untuk memecahkan masalah tersebut siswa akan mengetahui
bahwa mereka membutuhkan pengetahuan baru yang harus dipelajari untuk
memecahkan masalah yang diberikan.
Penerapan Model Pembelajaran PBL ini telah diaplikasikan oleh Hidayati
(2013). Dalam penelitiannya Hidayati menjelaskan bahwa Secara umum
penerapan model pembelajaran PBL berbasis desain menggunakan metode
yang sistematis namun fleksibel yang bertujuan untuk meningkatkan praktik-
praktik pendidikan melalui analisis iterative, desain,pengembangan dan
implementasi, berdasarkan kolaborasi antara peneliti dan praktisi secara nyata
tanpa adanya rekayasa.
Pemaparan tentang model pembelajaran Problem Based Learning ini
dikuatkan dengan adanya karakteristik dari model pembelajaran tersebut.
Karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menurut
Trianto (2009) adalah:
a. Adanya masalah yang akan dipecahkan;
b. Melatih kedisiplinan;
c. Penyelidikan secara autentik;
d. Menghasilkan solusi yang akan dipresentasikan, dan;
e. Saling kerjasama antar tim dalam satu kelompok.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 198
Tidak hanya itu menurut Rusman (2010:232), karakteristik model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut:
a. Dengan adanya permasalahan akan adanya topik pembahasan dalam
memulai pembelajaran;
b. Permasalahan yang diangkat merupakan permasalahan yang ada terjadi
dalam kehidupan sehari-hari khususnya permasalahan yang ada di dunia
nyata namun tidak terstruktur;
c. Dibutuhkan perspektif ganda dalam suatu permasalahan;
d. Pembelajaran membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru,
sehingga topik permasalahan yang ada memberikan tantangan kepada siswa
baik dalam bentuk pengetahuan, kompetensi maupun sikap siswa
e. Memberikan arahan kepada siswa siswa, karena arahan tersebut menjadi hal
utama dalam pemecahan permasalahan;
f. Problem based learning memberikan banyak manfaat mulai pengetahuan,
kegunaan serta evaluasi dalam mencari solusi permasalahan;
g. Problem based learning memberikan pembelajaran yang bersifat komunikatif
serta menimbulkan kooperatif dan kolaboratif antar sesama siswa;
h. Untuk mencari solusi dari persamasalahan yang ada dibutuhkan keterampilan
inquiri dan dan penguasaan tingkat pengetahuan yang sangat kuat;
i. Proses pembelajaran dilaksanakan secara menyeluruh dan sintesis;
j. Proses pembelajaran dalam problem based learning diakhiri dengan
melakukan evaluasi dan review berdasarakan pengalaman pribadi siswa.
Pada pembelajaran problem based learning ini masalah menjadi fokus
utama. Siswa diberikan masalah yang ada dan stimulus yang kuat. Sementara
itu, guru menjadi fasilitator yang membimbing siswa selama proses
pembelajaran. PBL mempunyai banyak variasi, di antaranya terdapat lima bentuk
pembelajaran berbasis masalah, diantaranya sebagai berikut:
a. Permasalahan sebagai pemandu;
Masalah menjadi acuan konkret yang dapat dijadikan perhatian dalam
proses pembelajaran. Topik diskusi diberikan sesuai dengan permasalahan
yang ada. Masalah yang ada menjadi kerangka berpikir siswa dalam
mengerjakan tugas secara berkelompok.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 199
b. Permasalahan sebagai satu kesatuan dan alat evaluasi;
Guru memberikan masalah setelah menjelaskan materi pelajaran dan
memberikan tugas-tugas yang berkaitan dengan materi pelajaran tersebut.
Hal ini bertujuan agar siswa mendapatkan kesempatan untuk berpikir dengan
biak dalam memecahkan masalah.
c. Permasalahan memberikan contoh;
Dengan adanya masalah yang diberikan maka dapat dijadikan sebagai
contoh dari bahan pembelajaran. Masalah memberikan kegunaan untuk
memberi gambaran tentang teori, konsep ataupun prinsip yang akan dibahas
oleh guru maupun siswa.
d. Permasalahan sebagai fasilitas belajar siswa;
Permasalahan yang ada memberikan fasilitas kepada siswa sebagai alat
untuk melatih proses berpikir dan bernalar siswa secara kritis.
e. Permasalahan memberikan stimulus selama proses pembelajaran.
Masalah memberikan rangsangan kepada siswa agar siswa dapat
mengembangkan keterampilan dalam hal mengumpulkan data, menganalisis
dan memecahkan masalah tersebut.
Tujuan yang ingin dicapai oleh model pembelajaran problem based
learning adalah meningkatkan kemampuan berpikir siswa secara kreatif, analitis,
sistematis, dan kritis sehingga dengan begitu siswa dapat mencari solusi dan
alternatif dalam memecahkan masalah melalui pengumpulan data secara empiris
dan model PBL ini juga dapat menumbuhkan sikap ilmiah tehadap siswa. Berikut
ini beberapa tujuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL):
a. Mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan keterampilan siswa
dalam memecahkan masalah.
Proses berpikir pada model pembelajaran PBL berbeda dengan proses
berpikir yang digunakan tentang pembelajaran abstrak. Proses berpikir pada
model PBL ini lebih menekankan pada situasi dan keadaan yang dihadapi di
dunia nyata. Dengan kemampuan proses berpikir pada pembelajaran PBL
maka siswa dapat terampil dalam mencari solusi terhadap permasalahan
yang ada.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 200
b. Belajar sebagai peran orang dewasa
Problem Based Learning (PBL) juga dapat membantu siswa berkinerja
dalam situasi-situasi kehidupan nyata dan belajar peran-peran penting yang
biasa dilakukan oleh orang dewasa..
c. Keterampilan-keterampilan untuk belajar mandiri
guru memberikan fasilitas kepada siswa dan membimbing siswa dalam
bentuk memberikan sebuah tugas yaitu sebuah permasalahan nyata yang
dihadapi. Sementara itu siswa berusaha mencari solusi atas permasalahan
tersebut. Tugas-tugas yang diberikan oleh guru bertujuan agar siswa
bertanggung jawab dan berupa mencari solusi baik secara mandiri ataupun
kelompok dalam kehidupan sehari-hari.
2. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Problem Based Learning
Berikut sintak/langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Problem
Based Learning, diantaranya sebagai berikut:
Langkah Keterangan Kegiatan
1 Orientasi siswa
terhadap suatu
masalah
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai oleh siswa;
b. Guru menjelaskan hal-hal yang
dibutuhkan oleh siswa dalam proses
pembelajaran;
c. Guru menceritakan suatu fenomena
yang terjadi untuk memunculkan
masalah;
d. Guru memotivasi siswa dalam mencari
solusi dari masalah yang telah dipilih
2 Mengorganisasikan
siswa dalam
kegiatan
pembelajaran
a. Guru memberikan bantuan kepada
siswa untuk mendefinisikan serta
mengorganisasikan tugas yang
berkaitan dengan masalah yang
hendak akan dipecahkan.
3 Membimbing
dalam penyelidikan
baik secara
individu maupun
kelompok
a. Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan data-data dan
informasi yang sesuai dengan masalah
dan materi pelajaran yang akan
dibahas;
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 201
b. Guru melaksanakan eksperimen, untuk
mendapatkan jawaban dari pemecahan
masalah.
4 Pengembangan
dan penyajian hasil
diskusi
a. Guru membantu siswa untuk
mempersiapkan hasil diskusi tiap
kelompok seperti laporan, video, dan
lain sebagainya.
b. Membantu siswa untuk saling berbagi
ilmu dan pengalaman antar teman
dalam satu kelompok maupun dengan
kelompok lain.
5 Melakukan analisis
dan evaluasi
proses pemecahan
masalah
a. Guru membantu siswa untuk
melakukan menutup pelajaran dalam
hal ini guru dapat memberikan
kesimpulan, melakukan refleksi
ataupun memberikan evaluasi
terhadap pekerjaan yang telah
dikerjakan oleh siswa.
Berikut uraian lebih lengkap mengenai langkah-langkah model
pembelajaran problem based learning (pembelajaran berbasis masalah) dalam
penerapan pembelajaran. Langkah-langkah tersebut dapat dirinci sebagai
berikut:
Langkah 1. Orientasi Siswa Terhadap Suatu Masalah.
Dalam memulai pembelajaran ini, guru hendaknya menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai serta kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
oleh siswa maupun guru. Langkah pertama ini merupakan langkah penting
dalam menerapan model pembelajaran problem based learning, karena melalui
langkah ini guru menjelaskan secara detail apa saja kegiatan yang akan
dikerjakan oleh guru maupun siswa. Tidak hanya itu, selain guru menjelaskan
tujuan dan dan kegiatan apa saja yang akan dilakukan oleh siswa, guru juga
harus menjelaskan terlebih dahulu bagaimana sistem penilaian atau evaluasi
pembelajaran berlangsung. Karena dengan menyampaikan proses penilaian
secara transparan maka akan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Langkah 2. Mengorganisasikan Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 202
Dalam mencari solusi terhadap suatu masalah, maka dibutuhkan
kerjasama dan kolaborasi yang kuat antar sesama anggota dalam tim
(kelompok). Oleh karena itu, sebelum memulai kegiatan pembelajaran guru
sebaiknya membentuk kelompok dimana setiap kelompok mendapatkan masalah
yang berbeda. Dalam membentuk kelompok harus didasarkan pada prinsip-
prinsip seperti: anggota tiap kelompok harus bersifat heterogen, adanya interaksi
dan kerjasama antar setiap anggota dalam satu kelompok, menjalin komunikasi
yang baik, adanya tutor sebaya yang akan berbagi ilmu dan pengalaman dan lain
sebagianya. Selanjutnya guru melakukan monitoring dan mengevaluasi kinerja
setiap kelompok selama pembelajaran berlangsung. Setelah itu guru dan siswa
secara bersama menetapkan subtopik yang spesifik, mengerjakan tugas-tugas
secara berkelompok, melalukan penyelidikan dan menentukan jadwal
pemecahanan masalah
Langkah 3. Membimbing Dalam Penyelidikan Baik Secara Individu Maupun
Kelompok.
Pada langkah ini guru membantu siswa dalam mengumpulkan data dan
informasi terkait dalam pemecahan masalah, siswa diberi sebuah pertanyaan
yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas sehingga siswa
terangsang untuk berpikir secara kritis. Guru mengajarkan siswa untuk menjadi
seorang penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai
untuk masalah yang dihadapinya, selain itu guru juga harus mengajarkan kepada
siswa tentang cara dan bagaimana etika penyelidikan yang baik dan benar.
Langkah 4. Pengembangan Dan Penyajian Hasil Diskusi.
Setelah siswa dibentuk dalam satu kelompok kemudian siswa
mengumpulkan hasil diskusi kelompok tersebut baik dalam bentuk laporan
tertulis, laporan lisan, rekaman video, dan lain sebagainya. Hasil diskusi siswa
tersebut harus menjelaskan permasalahan yang terjadi dan solusi dari masalah
tersebut.
Langkah 5. Melakukan Analisis Dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah.
Langkah terakhir yang dilakukan ialah melalukan analisis dan evaluasi
proses pemecahan masalah. Pada langkah terakhir ini terdapat kegiatan-
kegiatan yang dapat membantu siswa untuk dapat menganalisis dan
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 203
mengevaluasi proses berpikir siswa tersebut baik dalam tingkat pengetahuan
siswa maupun pada keterampilan siswa dalam melalukan investigasi yang telah
mereka kerjakan. Pada langkah ini siswa diminta untuk merekonstruksikan
pikiran dan kegiatan mereka. Tantangan terbesar guru dalam tahapan terakhir ini
ialah guru harus mampu menciptakan prose pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan. Tidak hanya itu, pada langkah ini guru juga harus mampu
mengupayakan agar setiap siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam setiap
kegiatan yang dilakukan dalam kelompok. Guru dan siswa secara bersama-sama
menganalisis dan mengevaluasi hasil diskusi yang telah dikerjakan oleh setiap
kelompok.
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Problem Based
Learning
a. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Problem Based Learning
Menurut Kemendikbut (2013b) dalam Abidin (2014) menyatakan bahwa
model pembelajaran berbasis masalah ini memiliki kelebihan. Kelebihan dari
model PBL ini ialah sebagai berikut:
1) PBL dapat menciptakan pembelajaran lebih menjadi bermakna.
Siswa akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya untuk dapat
memecahkan suatu masalah. Tidak hanya itu, siswa juga dapat
menerapkan pengetahuan serta ilmu yang didapat oleh siswa setelah
penerapan model pembelajaran PBL ini dalam kehidupan sehari-hari;
2) Penerapan model pembelajaran PBL dapat diintegrasikan pada
pengetahuan dan keterampilan secara menyeluruh dalam konteks yang
relevan;
3) Model pemecahan masalah (PBL) dapat memicu siswa untuk berpikir kritis,
siswa akan lebih termotivasi untuk belajar secara mandiri ataupun
kelompok, dan dapat mengembangkan kerjasama yang baik antar anggota
dalam kelompok.
Selain Kemendikbut (2013b, Delisle dalam Abidin (2014) juga
mengemukakan kelebihan yang dimiliki dalam menerapkan model
pembelajaran PBL. Kelebihan tersebut diantaranya ialah:
1) Model pembelajaran PBL menjadi lebih bermakna karena mampu
menghubungkan dengan kondisi di kehidupan nyata;
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 204
2) Mendorong siswa agar berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran;
3) Terdapat pendekatan belajar secara interdisipliner dalam penerapan model
pembelajaran PBL;
4) Model pembelajaran PBL mengajarkan kepada siswa cara memecahkan
masalah;
5) PBL tidak hanya menciptakan pembelajaran secara kooperatif tetapi juga
dapat menciptakan pemebelajaran secara kolaboratif;
6) Model pembelajaran PBL ini mampu meningkatkan pendididikan menjadi
lebih berkualitas.
Dari beberapa kelebihan di atas, Abidin (2014) mengemukakan
pendapatnya sediri. Ia menyatakan bahwa kelebihan dari model pembelajaran
PBL ialah
1) Melalui penerapan model pembelajaran PBL (Berbasis Masalah) maka
siswa akan lebih termotivasi dalam melaksanakan proses pembelajaran;
2) Menigkatkan siswa untuk berpikir tingkat tinggi, terutama dalam mencari
solusi pemecahan masalah;
3) Siswa menjadi lebih percaya diri dan mampu berlajar secara mandiri.
b. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Problem Based Learning
Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran kooperatif Problem
Based Learning juga memiliki kekurangan. Adapun kekurangan dari kooperatif
Problem Based Learning (pembelajaran berbasis masalah) menurut Abidn
(2014) ialah sebagai berikut:
1) Terkadang siswa tidak percaya diri dalam memecahkan masalah secara
mandiri karena siswa lebih sering memperoleh informasi dari guru sebagai
narasumber dan fasilitator;
2) Siswa yang tidak percaya diri akan sulit dalam memecahkan masalah atau
bahkan tidak mau mencoba memecahkan masalah tersebut;
3) Siswa yang tidak paham terhadap materi yang dijelaskan oleh guru dan
memiliki pengetahuan yang minim akan sulit berpikir secara kritis untuk
memecahkan masalah.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 205
4. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Problem Based Learning Dalam
Pembelajaran
Model Pembelajaran Kooperatif Problem Based Learning dapat diterapkan
diberbagai materi pelajaran yang bersifat teori, terutama pada materi pelajaran
yang mengandung masalah atau kasus-kasus tertentu. Sebagai contoh
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning pada
mata pelajaran Ekonomi materi Koperasi sebagai berikut:
Langkah Pertama:
Guru harus membuat persiapan terlebih dahulu, mulai dari membuat
perangkap pembelajaran seperti silabus dan RPP, materi ajar, media
pembelajaran serta alat dan bahan yang digunakan dalam melaksanakan
pembelajaran.
Langkah Kedua:
Guru menyampaikan materi pelajaran tentang Koperasi, seperti: pengertian
koperasi, fungsi koperasi, jenis-jenis koperasi, koperasi sekolah serta peran
koperasi dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah Ketiga:
Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, (dalam satu
kelompok dapat beranggotakan menjadi 3-5 orang) pembentukan kelompok
dilakuakan secara heterogen dan dapat bervariasi.
Langkah Keempat:
Guru memberikan studi kasus atau permasalahan yang berkaitan dengan
materi koperasi ke masing-masing kelompok.
Langkah Kelima
Setiap kelompok mencari solusi dari kasus, permasalah tersebut. Guru
memberikan waktu kepada setiap kelompok untuk berdiskusi. Siswa dapat
menjawab pertanyaan guru dari berbagai sumber referensi, baik dari buku paket,
buku referensi, buku catatan, dan sumber-sumber referensi lainnya.
Langkah Keenam
Setelah siswa berdiskusi maka langkah selanjutnya ialah guru memanggil
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 206
Langkah Ketujuh
Diakhir pembelajaran guru bersama peserta didik memberikan kesimpulan
dan melalukan evaluasi dari pembelajaran yang telah dipelajari, yaitu pada
materi koperasi.
Tautan Video Penerapan Model Pembelajaran PBL
C. Topik Diskusi Elearning
KEYWORD :Problem Based learning; Pembelajaran Berbasis Masalah
TOPIK DISKUSI
Penerapan model pembelajaran problem based learning akan
menghasil keterampilan-keterampilan untuk belajar mandiri .
Pertanyaannya keterampilan-keterampilan mandiri yang seperti apa yang
dimiliki oleh siswa setelah penerapan model pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning)
JAWABAN :
https://www.youtube.com/watch?v=rIVtrVIqXjE
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 207
D. Latihan/tugas
1. Uraikanlah penerapan model pembelaran koopratif tipe Problem Based Learning
dalam matapelajaran Ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan?
.
Ekonomi
IPS
Akuntansi
Kewirausahaan
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 208
E. Referensi
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung: PT Refika aditama
Hidayati, Syafa’atul (2013). Pengembangan Skenario Problem Based Learning
(PBL) Dalam Mata Pelajaran Ekonomi SMA. Ekuitas-Jurnal Pendidikan
Ekonomi. Vol. 1 No. 1 Desember 2013
Kamdi, W dkk. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Universitas Negeri
Malang. Malang
Nurhadi, (2004). Pembelajaran Kontekstual dan penerapannya dalam KBK. Malang:
UM Press
Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran : mengembangkan profesionalisme
guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progesif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 209
PERTEMUAN 16
LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MEDIA ILUSTRASI KOMIK
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Mahasiswa mampu untuk menjelaskan konsep dasar lembar kerja siswa.
2. Mahasiswa mampu untuk memahami dan menjelaskan komik sebagai media
pembelajaran.
3. Mahasiswa mampu menganalisis bentuk, jenis dan elemen komik.
Peta Konsep
Lembar Kerja Siswa Berbasis Media Ilustrasi Komik
Konsep Dasar Lembar Kerja Siswa
Komik Sebagai Media Pembelajaran
- Media Pembelajaran Komik
- Konsep Dasar Komik
- Bentuk dan Jenis Komik
- Elemen dalam Komik
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 210
B. Uraian Materi
1. Konsep dasar Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa adalah salah satu bahan ajar yang dapat dimanfaatkan
oleh guru sebagai media dalam kegaiatan pembelajaran. Bahan ajar secara
sederhana dapat dipahami sebagai suatu bentuk bahan yang dapat digunakan
oleh instruktur/guru dalam kegiatan pembelajaran. Lembar kerja siswa memuat
lembaran tugas berikut langkah-langkah kerja operasionalnya sehingga
memungkinkan siswa untuk dapat berlajar secara mandiri atau dengan
pendampingan yang minimal dari guru. Prastowo (2015) menyatakan bahwa
lembar kegiatan siswa merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Bagian dari lembar kegiatan siswa harus jelas
memuat kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
LKS dapat dinyatak sebagai bahan ajar yang baik apabila terpenuhinya
beberapa persyaratan tertentu yang diterima secara universal. Widjajanti
(2008:2) terdapat beberapa syarat yang harus terpenuhi sebuah LKS supaya
menjadi bahan ajar yang baik, diantaranya:
a. Syarat Didaktif
LKS meupakan salah satu bahan ajar dalam bentuk cetak yang
dipergunakan oleh guru atau instruktur pada proses pembelajaran. Pernanan
LKS dalam pembelejaran diharapkan dapat mempermudah siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran. LKS dinyatakan memenuhi syarat didaktif
berarti bahwa lembar kerja siswa harus mengikuti syarat-syarat pembelejaran
efektif.
1) Lembar kerja siswa yang baik harus dirancang untuk dapat mengakomodir
semua perbedaan perbedaan individual yang ada pada siswa, sehingga
penerapan LKS dalam pembelajaran dapat memberi manfaat kepada
seluruh siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda.
2) Lembar kerja siswa memberikan fokus pada upaya siswa untuk
menemukan konsep dalam tujuan pembelajaran, sehingga LKS berfungsi
sebagai pedoman siswa dalam mencari sumber informasi, bukan sebagai
media pemberi informasi secara langsung. Sehingga dalam penerapan
pembelajaran dengan LKS diharapkan terjadi perubahan yang signifikan
terhadap kemampuan berfikir siswa.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 211
3) Lembar kerja siswa memiliki stimulus yang variatif yang memacu siswa
dalam penggunaan atau penerapan berbagai kegiatan dan media yang
akan memfasilitasi siswa untuk dapat berdialog dengan sesama siswa,
menggambar, menulis hasil diskusi, pengoperasionalan sebuah alat dan
sebagainya.
4) Lembar kerja siswa yang baik hendaknya memuat serangkaian kegiatan
yang memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan siswa lainnya.
Interaksi dalam hal ini dapat berbentuk seperti menyampaikan gagasan,
pendapat ataupun ide. Melalui serangkaian kegiatan tersebut
dimungkinkan berkembangnya kemampuan emosional, komunikasi sosial,
moral ataupun estetika pada diri siswa. Sehingga siswa tidak hanya
memahami atau mengenal konsep secara akademis saja.
5) Lembar kerja siswa memuat serangkaian pengalaman belajar yang
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kepribadian siswa meliputi
kemampuan intelektual dan emosional.
b. Syarat Kontruksi
Dalam melakukan pengembangan bahan ajar berbentuk lembar
kegiatan siswa harus diperhatikan dengan cermat terkait dengan penggunaan
bahasa, pemilihan diksi ataupun kosa kata yang sesederhana mungkin dan
dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Berikut terdapat beberapa syarat-
syarat konstruksi sebagai ketentuan kriteria bahan ajar lembar kerja siswa
yang berpredikat baik:
1) Penggunaan bahasa yang sesuai berdasarkan pda tingkat perkembangan
mental, fisik atau kedewasaan siswa.
2) Penggunaan struktur pola kalimat yang sederhana dan jelas, sehingga
tidak membingungkan siswa.
3) Memperhatikan tata urutan penyajian materi berdasarkan tujuan
pembelajaran dengan memperhatikan tingkat kemampuan siswa.
4) Pertanyaan yang disajikan dalam pengembangan lembar kerja siswa
sebisa mungkin menghindari pertanyaan yang memilki jawaban terbuka
atau paten. Dalam desain perancangan pertanyaan sangat dianjurkan
untuk menimbulkan jawaban yang memacu siswa untuk menganalisis dan
mengolah informasi, bukan mengambil jawaban langsung pada
pengetahuan yang terbatas.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 212
5) Pengembangan lembar kegiatan siswa hendaknya berdasar pada sumber
belajar yang masih dalam jangkauan siswa. Lembar kerja siswa
dikembangkan berdasarkan pada permasalahan dan kesulitan belajar
siswa.
6) Lembar kerja siswa menfasilitias ruang bagi siswa untuk dapat menulis
atau menggambar hal yang berkaitan dengan pertanyaan ataupun analisa
yang diberikan oleh siswa.
7) Lembar kerja siswa hendaknya memuat gambar dan ilustrasi yang
mempermudah siswa dalam belajar.
8) Penggunaan susunan kata yang interaktf dan komunikatif.
9) Lembar kerja siswa memuat kompetensi dasar dan tujuan belajar yang
jelas, serta memberikan motivasi pada siswa.
c. Syarat Teknis
Terdapat beberapa syarat teknis yang harus terpenuhi utuk
mendapatkan predikan sebagai lembar kehiatan siswa yang baik:
1) Tata penulisan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tata penulisan seperti
penggunaan huruf maupun ukuran huruf yang jelas dan mudah dibaca.
Penggunaan bingkai sebagai cara untuk memberikan perbedaan ruang
kalimat instruksi dan jawaban siswa. Ukuran huruf dan gambar yang
proporsioanal.
2) Gambar
Lembar kegiatan siswa memuat gambar ataupun ilustrasi yang efektif
mewakili pesan pembelajaran. Gambar dapat berperan memperjelas
konsep tujuan pembelajaran.
3) Penampilan
Lembar kegiatan siswa hendaknya dirancang dengan desain yang
menarik terkait dengan ukuran lembar kerja siswa, penggunaan tata letak,
gambar ilustasi serta penggunaan warna yang proporsional.
Lembar kerja siswa yang digunakan dalam pembelajaran hendaknya
memenuhi beberapa unsur diatas. Sehingga LKS dapat berperan secara
optimal dalam mempermudah siswa memahami materi pembelajaran. Secara
lebih spesifik LKS memiki peranan atau fungsi dalam pembelajaran
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 213
diantaranya adalah dapat meminimalkan peran guru yang dominan dalam
pembelajaran, akan tetapi lebiih berfokus pada aktifitas siswa secara aktif.
Siswa akan menjadi lebih mudah memahami materi pelajaran melalui
rancangan tugas atau latihan yang didesain oleh guru serta diperkaya dengan
ringkasan materi. Melalui LKS siswa diharapkan memiliki kemandirian belajar
yang tinggi, sehingga mereka dapat secara aktif mengembangkan dirinya
untuk dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berguna
bagi dirinya sediri. Secara umum struktur lembar kerja siswa terdiri dari unsur-
unsur sebagai berikut:
1) Judul, mata pelajaran semester
2) Petunjuk kerja atau teknis operasional lembar kerja siswa
3) Kompetensi dasar yang hendak dicapai
4) Indikator pembelajaran
5) Informasi pendukung tujuan pembelajaran
6) Petunjuk langkah pembelajaran dan tugas
7) instrumen evaluasi atau penilaian.
Penggunaan lembar kerja siswa dalam pembelajaran harus mengikuti
langkah langkah yang terprogram atau terencana agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai secara efektif dan efisien. Berikut adalah langkah-langkah
penerapan lembar kerja siswa dalam pembelajaran sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai :
a) Menghubungkan antara materi yang telah dipelajari atau pengetahuan
awal siswa yang relevan dengan materi yang akan dipelajari.
b) Memberikan motivasi pada siswa terkait pentingnya materi yang akan
dipelajari
c) Memberikan bimbingan atau arahan pada siswa dalam merumuskan
indikator yang hendak dicapai.
2) Guru memberikan pembukaan materi pelajaran dengan memberikan
presentasi ataupun demonstrasi terkait dengan tujuan pembelajaran.
3) Monitoring siswa dalam latihan terbimbing
a) Guru membagikan lembar kerja siswa
b) Guru memberikan pengarahan tentang mekanisme penyelesaian tugas
selama proses pembelajaran melalui media pembelajaran LKS
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 214
c) Mengarahkan siswa agar berkerjas secara aktif dan mandiri
4) Pemberian umpan balik dan mengkonfirmasi pemahaman siswa
a) Memberikan bimbingan pada siswa dalam teknis penyelesaian masalah
yang dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok melalui media
pembelajaran LKS
b) Memberikan kunci jawaban siswa untuk memberikan konfirmasi
pencapaian pengetahuan yang diperoleh
5) Memfasilitasi siswa dalam penerapan dan pelatihan berkelanjutan pada
subsatansi materi yang akan datang.
2. Komik Sebagai Media dalam Pembelajaran
a. Media Pembelajaran Komik
Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu memperjelas
pemahaman materi yang dirasa rumit atau abastrak oleh siswa. Bagian dari
materi yang dirasa abstrak tersebit dapat dikontrikkan atau lebih
disederhanakan dengan memanfaatkan media pembelajaran. Media
pembelajaran dapat dipahami sebagai sebuah alat bantu yang digunakan oleh
guru atau instruktur untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pesan
pembelajaran tersebut dapat berupa penyaluran pengetahuan, ide, keahlian,
skill, ataupun pengalaman baik antara guru dan siswa melalui benda fisik atau
alat yang dapar difungsikan sebagai media dalam menstimulus fikiran,
perasaan, bakat atau motivasi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang efektif dan efisien. Secara lebih spesifik efektif disini dapat diartikan
bahwa media pembelajaran memberikan dampak hasil guna yang signifikan
dilihat dari sudut pandang penyampaian pesan dan urgensi kepentingan siswa
dalam pembelajara. Sedangkan efisien dapat dimaknai bahawa media
pembelajaran memiliki daya guna yng tinggi apabila diambil dari sudut
pandang ketepatan waktu, cara penggunaan maupun tempat.
Penambahan unsur media dalam pembelajaran dapat membantu
menguraikan materi pembelajaran yang kompleks menjadi lebih mudah
dipahami oleh siswa. Hamda, N (2017) menyatakan bahwa pengembangan
lembar kerja siswa dengan media ilustrasi komik dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Pemilihan media sebagai unsur tambahan harus selaras
dengan tujuan pembelajaran. Apabila hal tersebut diabaikan, unsur media
tidak akan dapat berjalan sesuai dengan fungsinya, sebaliknya akan semakin
menambah abstrak suatu materi ajar. Media pembelajaran dapat difungsikan
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 215
sebagai sebuah sumber belajar dalam hal penyampaian informasi yang
menghubungkan antara siswa dan guru. Media dapat berperan sebagai
sebuah sarna yang memberikan efek visual pada siswa dalam upaya
memberikan motivasi pada siswa, mempermudah serta memperjelas materi-
materi yang memilliki tingkat kompleksitas yang tinggi menjadi lebih
sederhana. Secara umum fungsi dari media pembelajaran menurut Daryanto
(2010: 5) adalah sebagai berikut:
1) Memperjelas pesan isi pembelajaran supaya pesan tidak terlalu verbalistis.
2) Mengatasi permaslahan dalam hal waktu, ruang, daya indra maupun
tenaga.
3) Menimbulkan gairah belajar pada siswa, melalui interaksi langsung antara
siswa dengan sumber belajar.
4) Memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat belajar secara mandiri
berdasarkan pada kemampuan visual, bakat, kinestik maupun auditorinya.
5) Memberikan stimulus yang sama, menyamakan pengalaman belajar serta
menciptakan persepsi yang sama pada semua siswa.
b. Konsep Komik
Secara sederhana komik dapat dipahami sebagai bentuk alur cerita
yang dimuat dengan gambar. Komik merupakan cerita bergambar yang
memuat pesan melalui ilustrasi berupa pesan tertulis. Pemanfaatan media
komik dalam pembelajaran mampu untuk dapat memberikan stimulus dalam
upaya meningkatkan minat baca siswa. Bahan ajar yang termuat dalam
bentuk komik akan memacu imajinasi siswa dan ketertarikannya pada mata
pelajaran apabila didesain berdasarkan pada perkembangan kognitif anak.
Penggunaan ilustrasi gambar, warna, tema yang dirancang secara
proporsional dan sederhana bertujuan untuk memudahkan siswa dalam
memahami materi pembelajaran. Komik memuat dua unsur yaitu gambar dan
susunan kalimat, sehingga siswa tidak hanya membaca atau mengahafal
materi saja, akan tetapi dapat mengetahui karakter ataupun gambaran materi
secara visual melalui sebuah ilustrasi.
Komik memuat ilustrasi dalam bentuk kartun yang menggambarkan
karakter atau penerapan suatu cerita yang dirancang berdasarkan urutan
kejadian yang saling berkaitan antara satu gambar dengan gambar lainnya
bertujuan memberikan hiburan untuk pembacanya. Implikasi media komik
dalam kegiatan pembelajaran diharapkan dapat memberikan dampak yang
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 216
signifikan dalam membangkitkan minat baca siswa. Komik dapat menjadi
salah satu alternatif yang dapat diambil oleh guru dalam upaya meningkatkan
kuallitas pembelajaran. Komik bermanfaat sebagai media komunikasi visual
yang memfasillitasi guru dalam penyampaian isi pesan pembelajaran,
gagasan, ide, informasi dalam bentuk gambar yang menarik. Penggunaan
komik sebagai bagian dari unsur pembelajaran hendaknya memuat pesan
singkat yang sederhana dan mudah untuk dipahami, hal ini dimaksudkan agar
pembaca atau siswa tidak mudah bosan dalam mempelajari materi ajar
melalui media komik tersebut. Materi – materi yang dirasa guru memilki
tingkat kompleksitas yang tinggi dapat kiranya diuraikan dalam bentuk media
komik. Tata letak dan penggunaan kombinasi warna dan ilustrasi yang
menarik tersebut, setidaknya dapat memacu siswa untuk terus membaca
komik. Sehingga pada konsep yang sulit, ilustrasi dapat berperan memberikan
kesan secara visual. Melalui hal tersebut pembelajaran akan lebih menarik
dan mudah dipahami.
Komik bukan sebagai suatu media yang asing lagi, komik menjadi bahan
bacaan yang merata pada seluruh dunia dan banyak digemari pada berbagai
tingkat usia. Pada Negara maju seperti Jepang komik bukan hanya sebagai
sarana hiburan semata akan tetapi dimanfaatkan sebagai sarana yang
membantu proses pembelajaran baik dilingkungan sekolah ataupun
masyarakat secara umum. Terdapat beberapak karakteristik pembelajaran
dalam media ilustrasi komik sebagai berikut :
1) Komik memuat cerita bersambung atas berbagai situasi
2) Komik bersifat humor
3) Perwatakan atau penokohan dalam komik harus familiar dan mudah
dikenal agar kekuatan komik sebagai medium ini dapat dihayati dengan
baik oleh pembaca.
4) Cerita yang termuat dalam komik terkait dengan diri secara pribadi,
sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi pembaca agar mengidentifikasi
dirinya dengan tindakan ataupun perwatakan dari tokoh yang ditampilkan
5) Memuat cerita secara ringkas dan menarik perhatian
6) Komik dirancang agar terlihat lebih hidup melalui penggunaan komposis
warna secara proporsional.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 217
c. Bentuk dan Jenis Komik
Berdasarkan bentuknya komik dapat dibedakan menjadi dua yaitu
comic-strips (komik bersambung dan comic book (komik buku). Lebih lanjut
komik dapat dibedakan menjadi dua yaitu komik berdasarkan bentuknya dan
komik berdasarkan jenis ceritanya.
1) Komik berdasarkan bentuknya:
a) Komik Strip (comic strips)
Jenis ini mengarah pada jenis komik yang memuat beberapa
panel saja, yang umumnya ditampilkan dalam surat kabar atau majalah.
Komik jenis ini dibedakan menjadi dua yaitu komik strip bersambung
dan kartun komik
b) Buku Komik
Jenis komik yang disajikan dalam bentuk buku dan dikemas
serupa dengan majalah.
c) Novel Grafis
Jenis komik yang mengandung unsur lebih serius dengan alur
ceritayang panjang seperti novel, dan diperuntukkan bukann untuk
pembaca anak-anak.
d) Komik kompilasi
Merupakan kumpulan dari beberapa judul komik yang berbeda
dan komikus yang berbeda.
e) Komik Online
Merupakan komik yang dimuat dalam media internet dalam
publlikasinya. Komik yang diakses melalui media internet ini relatif lebih
mudah daripada komik yang menggunakan media cetak, serta
jangkauan pembaca yang lebih luas.
2) Komik berdararkan jenis ceritanya
a) Komik Edukasi
Komik edukasi adalah komik yang mengandung unsur dan nilai
pendidikan yang dimanfaatkan sebagai media dalam penyampaian
pesan yang bermuatan pendidikan. Komik jenis ini dapat digunakan
pada berbagai jenjang pendidikan baik dari tingkat pra-sekolah, SD,
SMP, SMA hingga pada perguruan tinggi.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 218
b) Komik Promosi
Komik promasi adalah komik yang digunakan untuk memberikan
informasi tentang suatu produk yang mengandung benefit sebagai
sarana promosi dengan menggunakan bahasa yang lugas, dan
kebanyakan cenderung mengandung humor.
c) Komik Wayang
Komik wayang adalah jenis komik yang memuat cerita-cerita tokoh
pewayawangan, seperti kisah perang antara andwa dan kurawa dalam
kisah mahabrata.
d) Komik Silat
Komik silat adalah jenis komik yang memuat adegan laga, teknis
bela diri atau pertarungan yang disesuaikan dengan karekteristik budaya
dari setiap daerah atau negara.
d. Elemen dalam Komik
Maharsi (2010:75) Menjelaskan beberapa elemen yang harus termuat
dalam sebuah komik, diantaranya adalah:
1) Panel adalah sebuah kotak yang didalamnya terdapat teks dan ilustrasi
yang merupakan sebuah rangkaian yang akan membentuk alur cerita.
Panel dapat disebut juga sebagai bingkai atau sebuah representasi dari
peristiwa utama yang terdapat dalam komik tersebut, berikut adalah contoh
panel dalam sebuah komik:
adapun aturan yang digunakan untuk membaca panel umumnya searah
jarum jam, yaitu berjalan dari kiri ke kanan, kemudia dilanjutkan dari atas
ke bawah. Kotak dalam panel tersebut adalah sebagai ruang yang akan
disi gambar ilustrasi atau teks yang membentuk sebuah cerita.
2) Sudut pandang serta ukuran gambar dalam panel, sudut pandang yang
dipilih harus proporsioanal berdasarkan adegan yang hendak dimunculkan
dalam komik tersebut. Ukuruan gambar yang ditetapkan berdasarkan
kebutuhan dari adengan yang ditampilkan, sehingga masing-masing
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 219
gambar mampu untuk menyampaikan maksud dan makna tertentu dalam
sebuah komik.
3) Parit, merupakan ruang diantara panel.
dari gambar diatas dapat dipahami bahwa parit menjadi ruang pemisah
antar panel. Sela ruang ini bertujuan untuk menghadirkan imajinasi pada
pembaca ataupun gagasan yang sesuai berdasarkan interpretasi dari
pembaca itu sendiri.
4) Balon kata, memuat narasi yang merupakan representasi dari pembicaraan
tokoh atau peristiwa yang sedang terjadi maupun keadaan yang
terganmbar dalam panel tersebut.
5) Bunyi huruf, merupakan ekspresi yang bersumber dari ucapan pada objek
yang divisualkan.
6) Ilustrasi, merupakan gambar yang difungsikan untuk memberikan kejelasan
pada suatu peristiwa ataupun objek tertentu berdasarkan tujuan dan
maksud yang ingin disampaikan.
7) Cerita, merupakan sebuah narasi yang dikemukakan oleh komikus untuk
memperjelas makna.
8) Garis gerak, yaitu garis yang memberikan efek gerakan yang ingin
divisualkan oleh komikus pada karakter seperti manusia, hewan atau
benda dalam ilustrasi komik.
9) Symbolia, merupakan sebuah representasi dari karakter yang dimunculkan
dalam rangkaian cerita dalam komik.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 220
C. Topik Diskusi E-Learning
D. Soal Latihan/Tugas
1. Sebutkan dan jelaskan syarat-syarat lembar kerja siswa untuk mencapai kriteria
lembar kerja siswa yang baik?
2. Uraikan langkah-langkah pembelejaran dengan penerapan lembar kerja siswa?
3. Sebutkan dan jelaskan bentuk dan jenis komik?
4. Sebutkan dan jelaskan elemen-elemen yang ada dalam komik?
Jelaskan menurut pendapat kalian bagaimanakah lembar kerja siswa dapat turut
mempengaruhi pola pembelajaran, dan hal-hal apa saja kah yang perlu disiapkan oleh
guru sebelum merancang lembar kerja siswa agar dapat menyelesaikan permasalahan
hasil belajar secara efektif?
Keyword: Lembar kerja siswa, pembelajaran, permasalahan belajar, siswa, guru,
interaksi
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 221
E. Referensi
Andi Prastowo. 2015. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:Diva Press
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media Hamda, N. (2017, April). PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA DENGAN
MEDIA ILUSTRASI KOMIK UNTUK MATA PELAJARAN EKONOMI DALAM RANGKA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016. In Prosiding Seminar Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (Vol. 3, No. 1).
Maharsi, Indiria. 2010. Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta: Kata Buku.
Widjajanti, E. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa. Makalah Seminar Pelatihan penyusunan LKS untuk Guru SMK/MAK pada Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Jurusan Pendidikan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 222
PERTEMUAN 17
MEDIA PEMBELAJARAN WEBQUEST
A. Tujuan Pembelajaran
Kemampuan akhir yang akan dikuasai oleh mahasiswa setelah mempelajari
materi ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan media pembelajaran webquest
2. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan media pembelajaran webquest
3. Menjelaskan sintak pembuatan media pembelajaran webquest
4. Menggunakan Media Pembelajaran Webquest
B. Uraian Materi
PETA KONSEP
1. Pengertian Konsep Media Pembelajaran Webquest
Perubahan paradigma kurikulum dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) menjadi kurikulum 2013 atai K13 yang diterapkan sekarang menjadi K13
revisi mengakibatkan perubahan beberapa komponen. Salah satu perubahan
mendasar terdapat pada proses pembelajaran. Pembelajaran saat ini
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 223
menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan ini menitikberatkan keterlibatan
siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar.
Perkembangan zaman juga menjadi pertimbangan untuk bidang
pendidikan dalam upaya mempersiapkan siswa yang mampu bersaing dan
bertahan. Tantangan dan kompetensi di era digital saat ini dibutuhkan
kemampuan guru dalam memahami dan menerapkan aplikasi media
pembelajaran berbasis digital.
Pada saat ini, perkembangan teknologi dan sains sangatlah pesat. Para
siswa cenderung tertarik pada hal tersebut karena dengan mempelajari
perkembangan teknologi, mereka dapat mengikuti tuntutan zaman.
Perkembangan teknologi juga sangat mempengaruhi kemajuan dalam dunia
pendidikan. Pendiidkan merupakan salah satu bagian penting dalam upaya
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, pendidikan
tidak dapat terlepas dari teknologi dalam pelaksanaan pendidikan agar mampu
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Pemanfaatan teknologi sebagai media dalam proses pembelajaran dapat
membantutercapainya tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Melalui
penggunaan teknologi membuat siswa mudah untuk menerima informasi
pengetahun. Maka dari itu, kemampuan siswa dalam memperoleh informasi
dipengaruhi oleh teknologi belajar yang dilakukan guru (Ali dalam Lestari, 2018).
Teknologi yang digunakan dapat berupa alat atau media dengan pendekatan
digital yang dipadukan dengan kegiatan belajar siswa.
Media pembelajaran merupakan sebuah alat perantara yang dapat
memudahkan guru untuk mentransfer materi pelajaran kepada siswa.
Pemanfaatan media pembelajaran yang digunakan oleh guru harus memiliki
variasi, desain yang terdapat dalam media harus mampu memikat perhatian
siswa, mampu memberi pengalaman kepada siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar sehingga memudahkansiswadalam menangkap materi pelajaran
(Primasari,dkk, 2014).
Hamalik mengatakan konsep media pembelajaran dimaknasi dalam arti
sempit hanya sebatas media yang dimanfaatkan oleh guru secara efektif dalam
perencanaan kegiatan belajar. Sedangkan dalam arti luas media tidak hanya
berupa media komunikasi elektronik yang kompleks akan tetapai dapat juga
terdiri dari diagram, slide, bagan yang dibuat guru, fotografi, dan objek-objek
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 224
nyata (Lestari, 2018). Menurut Muhson (2010) terdapat beberapa manfaat media
pembelajaran, diantaranya:
a. Membuat lebih nyata berkenaan dengan konsep-konsep yang sifatnya abstrak
untuk mengurangi verbalisme.
b. Meningkatkan motivasi dan perhatian siswa dalam pembelajaran atau
kegiatan secara berkelompok serta membuat pembelajaran tidak
membosankan.
c. Melalui media pembelajaran membantu siswa menerima informasi dengan
semua indera yang dimiliki sehingga kelemahan dalam salah satu inderadapat
tergantikan atau diimbangi dengan kekuatan indera lainnya.
d. Media yang digunakan mampu membuat teori/konsep yang sukar diperoleh
dengan cara lain selain menggunakan media pembelajaran.
e. Meningkatkan interaksi secara langsung antara siswa dengan guru serta
siswa dengan lingkungan.
f. Penggunaan media dapat membantu guru dalam menyampaikan materi yang
seragam dalam pengamatan, hal inikarena kemampuan siswa dalam
menangkapmateri setiap siswa berbeda tergantung dari pengalaman dan
intelegensi masing-masing siswa.
g. Media pembelajaran dapat diulang atau disimpan oleh guru sehingga dapat
menyajikan materi yang konsisten.
Variasi media pembelajaran saat ini sangatlah banyak. Jenis-jenis media
pembelajaran yang dpat digunakan oleh guru yaitu media grafis, media tiga
dimensi, media proyeksi, dan media lingkungan (Sudjana dan Rivai, 2011).
Media grafis yang dapat digunakan guru antara lain gambar dari internet, foto
yang sesuai dengan materi, bagan, dan poster. Selanjutnya, media tiga dimensi
yang dapat digunakan guru dalam kegiatan belajar dapat berupa model kerja,
diorama dan mock up.Media proyeksi yang sering digunakan oleh guru seperti
slide power point, film, dan OHP. Guru juga mampu menggunakan lingkungan
sebagai media pembelajaran.
Pembelajaran digital yang dapat digunakan oleh guru dapat memanfaatkan
web. Media web merupakan salah satu media yang memanfaatkan situs
(website) melalui jaringan internet. Web based learning merupakan penerapan
dari salah satau pembelajaran berbasis elektronik (Rusman, 2013). Dalam
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 225
pembelajaran berbasis web, siswa dapat belajar dimanapun dan kapanpun tanpa
dibatasi ruang dan waktu.
Salah satu media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi adalah
media webquest. Menurut Umi (2014) penggunaan media Webquestoleh guru
dapat meningkatkan potensi siswa dalam menggunakan teknologi seperti
komputer, informasi pengetahuan, dan pemahaman tentang materi. Dengan
diterapkannya media webquest, pola piker siswa semakin tertata rapi, semakin
berkembang dan juga semakin luas. Hal tersebut terjadi karena webquest
merupakan media yang menuntut siswa untuk berfikir dan selalu mencari
informasi untuk mencari solusi dalam memecahkan permasalahan yang ada.
Menurut Bornie Dodge (1997) mengartikan webquest sebagai an inquiry-
oriented activity which some or all the information that learners interact with
comes from resources on the internet” yang dimaknai bahwa webquest
merupakan kegiatan untuk mencari tahuseluruh informasi yang semua
sumbernya berasal dari internet. Sujatna dalam Lestari (2018) menjelaskan
bahwa webquest adalah segala aktivitas yang mana sebagian atau seluruh
informasi berorientasi pada interaksi antara peserta didik berasal dari sumber di
internet, dilengkapi dengan videoconference. Selanjutnya, menurut Woods,dkk
(2004) webquest adalah kerangka aktivitas pembelajaran online. Webquest
adalahkegiatan yang dilakukan siswamelaluiinquiry yang mewajibkan siswa
untuk berinteraksi dengan internet. Ada enam komponen webquest yaitu :
a. Pendahuluan (Introduction) yang menyediakan beberapa informasi latar
belakang dan dapat menangkap minat siswa
b. Gambaran Tugas (Description of the task) yaitudeskripsi tugas yang harus
dilengkapi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar.
c. Process atau proses yang berisi penjelasan mengenai proses yang harus
dilalui siswa berupa langkah-langkah siswa dalam mengerjakan tugas.
d. Sources merupakan sumber informasi yang dibutuhkan untuk mengerjakan
tugas.
e. Evaluasi (Evaluation), kegaiatan yang dilakukan oleh guru dengan
memberikan tes baik secara tertulis atau secara lisan.
f. Simpulan (Conclusion) yaitu aktivitas akhir dimana siswa dan guru secara
bersama sama untuk memberikan kesimpulan akhir dari pembelajaran.
Menurut Nordin dan Hong dalam Lestari (2018)webquest juga digunakan
pada semua mata pelajaran dengan materi yang disesuaikan guru. Seorang
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 226
pengajar boleh memotivasi peserta didik dengan mengarahkan pembelajaran
inkuiri. Webquest berfungsi sebagai kerangka kerja yang dibuat oleh guru untuk
pembinaan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan
menggunakan internet.
2. Sintak Pembuatan Media Pembelajaran Webquest
Langkah sederhana untuk melakukan pengembangan Webquest antara
lain sebagai berikut:
a. Menetapkan topik materi dan tujuan pembelajaran
Kegiatan awal guru dalam pembelajran menggunakan webquest yaitu
dengan menentukan judul atau topik materi yang akan disampaikan serta
tujuan akhir yang harus dikuasi oleh siswa.
b. Guru membuat tugas yang bersifat menarik dan menantang bagi siswa
Pada kesempatan ini guru memberikan sebuah tugas yang akan
dikerjakan oleh siswa. Soal yang dibuat guru harus bersifat meningkatkan
rasa ingin tahu siswa untuk menemukan jawaban.
c. Memulai membuat webquest
Pada tahap ini siswa mulai menggunakan webquest untuk mencari tahu
jawaban atau untuk menyelesaikan studi soal yang diberikan guru.
d. Menyempurnakan proses
Guru dan siswa secara bersama –sama untuk menyempurnakan proses
pembelajaran.
e. Membuat page khusus untuk guru
Pada tahap ini siswa membuat halaman khusu untuk diberikan kepada
guru.
f. Melakukan uji coba sambil merevisi sesuai kebutuhan.
Pada tahap ini siswa melakukan uji coba dengan bersamaan merivisi
apabila terdapat kesalahan atau kurang sempurna dalam proses
pembelajaran.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 227
3. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Webquest
a. Kelebihan Media Pembelajaran Webquest
Menurut Tom March dalam Suroso,dkk (2007), kelebihan dari webquest
adalah sebagai berikut:
1) Motivasi Pelajar dan Keautentikan
Penggunaan webquest dapat meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar, karena webquest menggunakan pertanyaan yang terpusat yang
penting untuk dicari jawabannya. Pada kegiatan ini juga siswa diminta
untuk memahami, membuat hipotesis, serta menemukan pemecahan
masalah maka siswa sedang berhadapan dengan materi yang autentik.
Selanjutnya untuk menumbuhkan motivasi siswa, guru dapat memberikan
sumber-sumber belajar yang nyata untuk dikerjakan.
2) Mengembangkan kemampuan berfikir
Webquest memaksa siswa untuk mentrasfer informasi menjadi
sesuatu yang lain, misalnya perbandingan, hipotesis atau solusi dan
pengelompokan. Dengan kata lain webquest menjadi fasilitator bagi siswa
untuk berfikir.
3) Cooperative Learning
Kelebihan yang dimiliki webquestdimana siswa berperan dalam
sebuah kelompok kecil. Selanjutnya, masing-masing kelompok akan saling
bekerjasama untuk mengerjakan tugas yang terdapat di web.
b. Kekurangan Media Pembelajaran Webquest
Kekurangan yang terdapat pada media pembelajaran webquest adalah
sebagai berikut:
1) Kesuksesan pembelajaran web sangat tergantung pada motivasi dan
kemandirian siswa dalam belajar
2) Jaringan internet juga menjadi kekurang yang akan dihadapi oleh siswa
untuk mengikuti pembelajaran dengan menggunakan web
3) Kebosanan dan kejenuhan akan datang pada siswa seketika bandwith
tidak cukup kuat untuk memberikan kemudahan kepada siswa dalam
memperoleh informasi.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 228
4) Diperlukan alat kendali berupa pedoman kepada siswa untuk mencari
informasi yang sesuai, karena kalau menggunakan media web terdapat
menu yang beragam.
5) Peserta didik terkadang merasa terisolasi dengan pembelajaran berbasis
web apalagi saat terdapat keterbatasan dalam fasilitas komunikasi.
Kelemahan yang sangat mendasar dalam pembelajaran berbasis web
adalah siswa kurang berinteraksi secara langsung dengan guru ataupun
dengan siswa (Rusman, 2009). Maka dari itu, perlu diperhatikan oleh guru
agar interaksi tetap dapat dibangun oleh siswa dalam upaya mengembangkan
kemampuan afektif dan psikomotorik siswa.
4. Merancang Media Pembelajaran Webquest
Menurut Nordin dan Hong dalam Lestari (2018) media pembelajaran
webquest sesuai digunakan pada semua mata pelajaran dan topik materi
Sebagai contoh penerapan media pembelajaran webquest pada mata pelajaran
Ekonomi materi Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal adalah sebagai berikut:
Langkah Pertama:
Menetapkan Materi.
Guru pada tahap ini merumuskan materi pembelajaran yang akan dibuat
dan diterapkan di media webquest.Materi yang digunakan harus disesuaikan
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Ekonomi
yang sudah ada yaitu “Menganalisis instrument kebijakan moneter”
Langkah Kedua:
Mendesain Webquest.
Pada tahap ini guru menyiapkan komponen-komponen yang akan
digunakandalam pembelajaran. Komponen tersebut dapat berupa penyiapan
beberapa frame pada media webquest. Komponen-komponen webquestdapat
dilihat sebagai berikut.
a. Introduction
Pendahuluan yang menyediakan beberapa informasi latar belakang dan
dapat menangkap minat siswa
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 229
Sumber: Penelitian lestari tahun 2018
Gambar 1.Halaman depan webquest
Sumber : Penelitian lestari tahun 2018
Gambar 2. Bagian-bagian dari webquest
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 230
Sumber : Penelitian lestari tahun 2018
Gambar 3.Pendahuluan dalam website
b. Task
Pada bagian ini berupa tugas yang diberikan ke webquest dan materi
yang berguna untuk mempelajari materi dan menguji pemahaman siswa
dalam memahami materi.
Sumber : Penelitian lestari tahun 2018
Gambar 4. Bagian dalam webquest yangberisi tugas
c. Proses (Process)
Pada tahap ini terdapat pembimbingankepada siswa dalam
menyelesaikan tugas. Selain itu, dalam bagian ini juga terdapat beberapa
sumber referensi.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 231
Sumber : Penelitian lestari tahun 2018
Gambar 5. Bagian webquest berupa langkah-langkah mengerjakan tugas
Sumber : Penelitian lestari tahun 2018
Gambar 6. Bagian webquest berupa referensi
d. Evaluation
Berisi rubrik penilaian yang dapat dijadikan panduan kepada siswa untuk
dapat menilaipengetahuan apakah sudah tercapai atau belum tercapai.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 232
Sumber : Penelitian lestari tahun 2018
Gambar 7. Bagian evaluasi siswa
e. Conclusion
Berisi kesimpulan materi yang telah dipelajaari, yang berguna untuk
memberikan informasi pengetahuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sumber : Penelitian lestari tahun 2018
Gambar 8. Kesimpulan materi
Langkah Ketiga:
Setelah semua ditentukan maka langkah selanjutnya membuat webquest pada
situs www.zunal.com.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 233
Tautan Video Penerapan Media Pembelajaran Webquest
Telusurilah tautan berikut ini untuk lebih memahami materi pembelajaran!
C. Topik Diskusi Elearning
D. Latihan/ Tugas
1. Uraikanlah media pembelajaran webquestdalam matapelajaran Ekonomi, IPS,
Akuntansi dan Kewirausahaan?
.
http://zunal.com./
PETUNJUK :
4. Diskusikan topik di bawah ini.
5. Gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
6. Tidak diperbolehkan membicarakan hal lain di luar topik diskusi.
PERTANYAAN :
Seorang guru dalam mendesain modul pembelajaran berbasis guided
inquiry perlu adanya sangat memperhatikan karakteristik siswa dan tujuan yang
ingin dicapai. Salah satu tujuan yang akan dicapai berupa meningkatkan rasa
ingin tahu siswa. Bagaimana cara Anda dalam upaya mencapai tujuan tersebut
dalam pembuatan modul pembelajaran berbasis guided inquiry?
Ekonomi
KEYWORD :
pengembangan;media;pembelajaran;webquest;hasil;belajar;desain;pembelajara
n;keaktifan;siswa;
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 234
E. Referensi
Dodge, Bornie. 1997. Some Thoughts About WebQuests. (Online).
(http://webquest.sdsu.edu/about_webquests.html, diakses pada tanggal 12
November 2019)
Lestari, A. (2018). Efektivitas Media Webquest Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Ekonomi Siswa Sma. Jurnal Mandiri, 2(2), 283 - 297.
https://doi.org/10.33753/mandiri.v2i2.44
Muhson, A. (2010). Pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi
informasi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 8(2).
Kewirausahaan
Akuntansi
IPS
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 235
Primasari, R., Zulfiani, Z., & Herlanti, Y. (2014). Penggunaan media pembelajaran di
madrasah aliah negeri se-Jakarta Selatan. EDUSAINS, 6(1), 67-72.
Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta
Sudjana N dan Rivai A.2011. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Rachmawati, U., & Madya, S. (2014). Pengembangan Webquest Sebagai Media
Instruksional Membaca Siswa SMA Negeri 1muntilan. Jurnal Kependidikan:
Penelitian Inovasi Pembelajaran, 44(1).
Woods, M. L., Shimon, J. M., Karp, G. G., & Jensen, K. (2004). Using webquests to
create online learning opportunities in physical education. Journal of
Physical Education, Recreation & Dance, 75(8), 41-46.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 236
PERTEMUAN 18
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GAMIFICATION
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu mengaplikasikan Konsep Model
Pembelajaran Kooperatif Gamification
B. Uraian Materi
Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Gamification dalam proses pembelajaran.
1. Pengertian Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Gamification
Kata game (permainan) bukanlah hal yang asing lagi didengar oleh siswa
maupun masyarakat umum. Nama gamification atau gamifikasi pun merupakan
arti dari kata game yang berarti permainan. Model pembelajaran gamification ini
merupakan sebuat teknik yang di desain dalam bentuk sebuah permainan.
Model pembelajaran ini dapat diterapkan dengan memanfaatkan mekanika
berbasis permainan, seni, dan cara berpikir siswa berdasarkan permainan dan
cara siswa dalam mempromosikan materi pelajaran yang sedang dipelajarainya.
(Kapp, 2012). Gamifikasi ini berlaku pada aplikasi non-game yang mendorong
siswa untuk mengetahui bagaimana penggunaan dari aplikasi tersebut.
Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Gamification
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Kooperatif Gamification
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Gamification Dalam Pembelajaran
Sintak Model Pembelajaran Kooperatif
Gamification
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 237
Model pembelajaran gamifikasi ini bekerja melalui sebuah teknologi yang
canggih dan membuat teknologi dari yang digunakan menjadi lebih menarik.
Sehingga dengan ketertarikan tersebut maka siswa sebagai pengguna game
akan dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Gamifikasi ini juga dapat
membantu siswa untuk memecahkan masalah, membuat siswa yang yang
memiliki kecenderungan dalam bermain game dapat memanfaatkan aplikasi
game sebagai media pembelajaran.
Secara sederhana gamification dapat didefinisikan sebagai subuah proses
yang terintegrasi dalam sebuah permainan sehingga dapat memotivasi peserta
didik untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Model ini dapat berupa situs web,
media sosial, kegiatan operasional sehari-hari, dan lain sebagainya.
Dalam menerapkan model pembelajaran gamification ini terdapat beberapa
unsur penting yang harus diperhatikan. Unsur-unsur tersebut terdiri dari aturan-
aturan yang harus ditaati, tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, umpan
balik yang diberikan serta penghargaan diterima, pemecahan masalah,
menceritakan kronologi yang telah terjadi, adanya pemain, lingkungan yang
menunjang, dan tantangan serta rasa ingin tahu. Penerapan model gamifikasi ini
dapat memotivasi semangat belajar, melibatkan guru dan para siswa, dan
berpotensi untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Annie Lee, 2015).
Model gamification ini tidak hanya dapat digunakan dalam dunia
pendidikan, namun juga dapat digunakan dalam dalam dunia kerja maupun
dunia industri. Berikut contoh gamification diluar praktik pembelajaran.
a. Samsung Nation merupakan perusahaan yang memberikan reward kepada
para pengguna melalui lencana saat penggunanya berhasil mencapai tingkat
kemajuan yang lebih tinggi. Samsung yang merupakan perusahaan besar
menerapkan gamification dalam bisnis usahanya. banyak masyarakat yang
menggunakan teknologi yang dihasilkan oleh samsung. Diantaranya ialah
smartphone, tablet, dan barang-barang elektronik lainnya. Gamification yang
diterapkan oleh Samsung ini dapat berfungsi sebagai cara untuk
meningkatkan kinerja karyawan dan meningkatkan daya beli pelanggan
terhadap produk samsung.
b. Perusahaan franchise seperti KFC ataupun McDonalds biasanya pada
perusahaan itu terdapat tulisan yang menunjukkan ‘Employee of the year’,
dari kata-kata itu menunjukkan adanya gamifikasi. Gamifikasi yang diterapkan
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 238
bisa dalam bentuk yang lain seperti pemberian skoring, point, kecepatan
dalam mengerjakan pekerjaan/tugas dan lain sebagainya.
Model gamification yang diterapkan dalam dunia pendidikan pada proses
pembelajaran telah dipraktikkan dalam penelitian Anwar (2018) dengan judul
penelitian Efektifitas Gamification Berbasis Blended Learning Pada Mata Kuliah
Pendidikan Ekonomi. Hasil dari penelitian ini ialah 1) proses pembelajaran pada
matakuliah Pembaharuan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi dapat dilakukan
dengan konsep gamification dengan menggabungkan pembelajaran tatap muka
di kelas dengan pembelajaran online learning; 2) respon mahasiswa dalam
proses pembelajaran dengan konsep gamification sebagian besar tertarik karena
merupakan hal baru bagi mereka; 3) terdapat nurturant effect selama selama
konsep gamification diterapkan di kelas.
Model pembelajaran gamification ini dapat diterapkan dalam pembelajaran
kelas klasikal maupun pembelajaran kelas virtual. Dimana pembelajaran kelas
klasikal ialah pola pembelajaran dimana dalam waktu yang sama, kegiatan
dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas. Model pembelajaran ini
merupakan model yang paling awal digunakan di pendidikan pra sekolah,
dengan sarana pembelajaran yang pada umumnya sangat terbatas, serta kurang
memperhatikan minat indidvidu anak. Model/metode pembelajaran klasikal tidak
sepenuhnya berpusat kepada guru saja, akan tetapi peran siswa juga dituntut
secara aktif pada proses kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan pembelajaran kelas virtual Kelas biasa dikenal dengan kelas
maya yaitu kelas yang mengadakan proses pembelajaran tanpa tatap muka
secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Kelas virtual ini berkaitan erat
dengan media sosial seperti internet. Dalam pembelajaran ini guru membuat
sebuah forum diskusi yang harus didiskusikan oleh peserta didik. Kelas Virtual
biasa disebut dengan online learning yaitu pembelajaran yang dilakukan dengan
bantuan perangkat elektronik seperti komputer, laptop maupun telepon
genggam. Pembelajaran virtual dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dapat
dilaksanakan tanpa tatap muka yang didukung dengan bantuan teknologi, seperti
komputer, laptop, telepon genggam, tipe recorder, maupun satelit.
Gamifikasi merupakan unsur mekanik dalam sebuah permainan yang
memberikan solusi secara praktik dan dapat meningkatkan ketertarikan dalam
kelompok. Secara singkat gamifikasi dapat didefinisikan sebagai suatu konsep
yang menggunakan mekanika berbasis permainan. Jadi gamifikasi adalah suatu
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 239
cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran
dengan cara menerapkan mekanisme dan unsur-unsur yang terdapat pada
permainan sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih aktif dan dapat
menarik perhatian siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran sehinnga akan
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan hasil akhir nya
ialah meningkatkan prestasi belajar siswa itu sendiri. Model Pembelajaran
Kooperatif Gamifikasi ini dapat dilakukan dengan cara membentuk sebuah
kelompok yang beranggotakan 5-6 orang, pembentukan anggota kelompok
harus secara heterogen. Kelompok-kelompok bersaing dan berkompetisi untuk
mencapai suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mencapai target
tersebut, setiap kelompok harus mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya
dengan melewati beberapa level yang telah disediakan sesuai aturan-aturan
yang ada. Poin yang terkumpul akan dicatat oleh guru di papan skor (papan
tulis), kelompok yang mendapatkan poin terbanyak akan diberikan reward oleh
guru.
Model pembelajaran gamification harus dirancang dan dipersiapkan
sebaik-baiknya, karena dengan rancangan yang baik makan akan menghasilkan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan di awal pembelajaran. Selain itu
penerapan pembelajaran gamification juga harus disesuaikan dengan
karakteristik yang ada. Adapun karakteristik dari aktivitas gamifikasi ialah sebagai
berikut: 1) Gamification memiliki tujuan pembelajaran yang jelas dan memberikan
hasil belajar yang baik; 2) Mengidentifikasi kemampuan siswa sesuai aktivitas
pembelajaran yang dilakukan; 3) Memberikan tantangan kepada siswa serta
penghargaan kelompok yang berhasil mengerjakan tantangan dengan cepat dan
benar; 4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan
terlebih dahulu sebelum melakukan praktik; 5) Mempergunakan alat peraga yang
berbeda serta warna-warna yang menyenangkan; 6) Pengelolaan kelas yang
baik sehingga siswa menjadi lebih nyaman; 7) Intruksi yang disampaikan harus
jelas dan akurat; 8) memiliki aturan peramainan dan unsur-unsur yang dapat
dimengerti oleh siswa; 9) Memberikan umpan balik yang relevan dan hadiah
kepada peserta yang berhasil melaksanakan tantangan yang diberikan; 10)
Melibatkan siswa untuk berpartisipasi secara interaktif. Jadi dapat disimpulkan
bahwa karakteristik dari model pembelajaran gamification memilik aktivitas
pembelajaran yang terdiri dari tujuan pembelajaran, kemampuan/ tingkat
pengetahuan siswa, memberikan tantangan, kesempatan untuk mencoba,
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 240
menggunakan alat dan warna yang menarik, memiliki aturan yang jelas serta
umpan balik dan penghargaan yang menarik bagi siswa.
2. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Gamification
Berikut ini adalah langkah-langkah penerapan dari model pembelajaran
kooperatif gamification dalam pembelajaran, langkah-langkah tersebut terdiri
dari:
a. Adanya tujuan pembelajaran yang hendak dicapai;
b. Tentukan gagasan dan ide-ide terbaik;
c. Mensetting skenario permainan yang jelas dan teratur;
d. mendesain kegiatan-kegiatan pembelajaran;
e. Membentuk kelompok yang terdiri dari 3-5 orang; dan
f. Penerapan dinamika permainan yang jelas (Jusuf:2016)
Secara lebih detail langkah-langkah untuk melakukan gamifikasi dalam
pembelajaran menurut Heni Jusuf (2016) adalah sebagai berikut:
a. Guru terlebih dahulu membagi-bagi materi pelajaran dalam sub-sub materi
dari umum ke khusus. Dalam setiap sub materi tersebut terdapat kuis dan
soal-soal latihan. Siswa yang berhasil melaksanakan kuis dengan baik maka
akan mendapatkan reward atau penghargaan berupa poin ataupun nilai
tambahan.
b. Guru memisahakan materi-materi ke dalam setiap tingkatan atau level yang
berbeda. Sehingga, setiap siswa akan mendapatkan pengetahuan baru
sesuai dengan jenjang/level yang akan ditempuh; siswa tidak bisa menempuh
jenjang/level selanjutnya jika level sebelumnya tidak dikerjakan dengan baik.
c. Guru mencatat setiap poin/skor yang dapat siswa berdasarkan jenjang yang
ditempuh siswa. Sehingga dengan begitu siswa menjadi fokus untuk dapat
menciptakan point-point yang lebih banyak dalam permainan tersebut;
d. Adanya umpan balik berupa reward kepada siswa yang dapat memenangkan
permainan dengan baik. Reward tersebut dapat berupa point atau nilai
tambahan, sertifikat dan penghargaan lainnya lalu di posting melalui media
sosial ataupun website internal sekolah/institusi.
e. Adanya durasi waktu untuk menyelesaikan tantangan pada setiap jenjang
atau level sehingga siswa harus menyelesaikan tantangan sesuai waktu yang
telah ditentukan. Siswa yang tidak bisa menyelesaikan tantangan dari waktu
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 241
yang telah ditentukan tidak diperbolehkan mengikuti permainan pada
jenjang/level berikutnya.
f. Setiap kelompok harus saling berkolaborasi secara bersama-sama untuk
menyelesaiak tantangan yang diberikan;
g. Siswa diperkenalkan tentang konsep dan mampu memaknai topik
pembelajaran, dimana setiap siswa mampu menghasilkan karya-karya
terbaiknya;
h. Siswa diberikan kebebasan untuk memberikan penilaian dan mengomentari
hasil pekerjaan dari kelompok yang berbeda. Hal ini bertujuan agar siswa
mampu menghargai kritik dan komentar dari kelompok lain;
i. Adanya bonus-bonus atau hadiah ekstra ketika siswa mampu mengerjakan
tantangan baru yang lebih sulit;
j. Adanya rencana kedua dalam bentuk cadangan skenario, sehingga jika siswa
tidak mampu melewati tantangan maka siswa dapat mencari solusi nya;
k. Guru harus mampu mengenal apa saja faktor pendorong dan faktor
penghambat siswa dalam proses pembelajaran;
l. Adanya fasilitas belajar yang dapat menciptakan karakter siswa untuk
melakukan permainan selama proses pembelajaran
m. Harus ada leaderboard (papan klasemen) secara spesialisasi yang dapat
memotivasi siswa untuk berkompetisi dan berkolaborasi dalam bermain
selama pembelajaran.
Dari langkah-langkah model pembelajaran gamification di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran gamifikasi merupakan pembelajaran dengan
teknik permainan yang berjenjang dengan tingkat kesulitan yang berbeda
disetiap jenjang, setiap kelompok ataupun siswa yang berhasil menjalankan
tantangan di setiap jenjang maka akan mendapatkan penghargaan dari guru baik
berupa penambahan poin, penambahan nilai maupun reward lainnya, guru
bertugas mencatat skor disetiap hasil jawaban siswa pada papan klasemen.
Sehingga dengan begitu siswa akan menjadi lebih bersemangat untuk
mengumpulkan point.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 242
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Gamification
a. Kelebihan Model Pembelajaran Gamification
Setiap permainan memiliki kelebihan tertentu. Begitu juga model
pembelajaran gamification. Adapun kelebihan dari model pembelajaran
gamifikasi ini ialah sebagai berikut:
1) Proses pembelajaran menjadi lebih asik dan menyenangkan;
2) Meningkatkan semangat belajar siswa;
3) Siswa menjadi lebih fokus dan mengerti terhadap materi yang telah
dipelajari;
4) Siswa mendapatkan kesempatan untuk berkompetisi, berkolaborasi dan
meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Gamification
Selain memiliki kelebihan, pembelajaran gemification ini juga memiliki
kekurangan. Jika di perhatikan dengan cermat model pembelajaran gamifikasi
ini juga ini juga dapat berdampak pada perkembangan dan pertumbuhan
sosial dan emosional anak. Adapaun rincian dari kekuranga model
pembelajaran gamifikasi ini ialah sebagai berikut:
1) Penghargaan dalam bentuk ekstrinsik.
Pemberian penghargaan secara ektrisnisik secara umum dapat
membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran. Namun, guru harus tetap
membantu siswa dalam memberikan penghargaan secara intrinsik. Sebab
penghargaan secara intrinsik akan jauh lebih baik dan lebih bermakna
untuk siswa jika dibandingkan penghargaan dalam bentuk ekstrinsik.
Sehingga melalui penghargaan intrisnsik siswa akan lebih termotivasi untuk
menghasilkan sesuatu yang lebih baik lagi.
2) Aturan-aturan permainan.
Dalam melaksanaka pembelajaran gamifikasi siswa tidak
diperbolehkan menggunakan identitas diri sendiri, melainkan siswa harus
menggunakan identitas lain baik berupa nama buah, nama negara,
ataupun nama benda sehingga jika ada teman atau pun siswa itu sendiri
menyebutkan nama aslinya maka akan mengurangi point dari siswa
tersebut. Dengan aturan tersebut maka siswa menjadi tidak leluarsa dalam
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 243
melaksanakn permaian (model pembelajaran gamifikasi. Terkadang dalam
penerapan pembelajaran gamifikasi terdapat aturan-aturan yang sama
seperti pelaksanaan pembelajaran pada umumnya, sehingga siswa tidak
mengalami adanya perbedaan dari proses pembelajaran gamifikasi ini.
3) Secara psikologis dapat merusak siswa.
Dengan adanya reward yang terus menerus diberikan kepada siswa
maka motivasi siswa dalam belajar bukan lagi mencari pengetahuan baru
atau meningkatkan prestasi belajar, namun siswa akan memandang
kegiatan belajar yang dilakukannya hanya sebagai batu loncatan untuk
memperoleh reward.
4) Sama hal nya dengan model-model pembelajaran lainnya, model
pembelajaran gamification akan berjalan dengan baik dan efektif, maka
dari itu dalam menerapkan model pembelajaran ini diperlukan media,
desain dan persiapan yang cukup baik
4. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Gamification Dalam
Pembelajaran
Model Pembelajaran Kooperatif Gamification dapat diterapkan diberbagai
materi pelajaran. Baik itu materi fakta, prinsip, konsep ataupun prosedur. Model
pembelajaran ini juga dapat diapilikasikan pada pelajaran dalam bentuk materi
ataupun praktik. Sebagai contoh penerapan model pembelajaran kooperatif
gamification di pendidikan ekonomi pada mata kuliah pembaharuan
pembelajaran:
Langkah Pertama:
Dosen/guru membuat perencanaan sebelum memulai pembelajaran,
seperti menyusun skenario pembelajaran baik secara tatap muka maupun
skenario pembelajaran secara online.
Langkah Kedua:
Dosen/guru merancang pembelajaran gamifikasi berdasarkan tugas-tugas
yang harus dikerjakan oleh siswa. Tingkat kerumitan pada setiap jenjang yang
akan ditempuh, kuis-kuis yang akan diberikan, reward, point minimal hingga point
terendah yang harus ditempuh siswa, serta peralatan ataupun media yang
dibutuhkan dalam pembelajaran gamifikasi
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 244
Langkah Ketiga:
Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, (dalam satu
kelompok dapat beranggotakan menjadi 3-5 orang) pembentukan kelompok
dilakuakan secara heterogen dan dapat bervariasi.
Langkah Keempat:
Setiap kelompok diberi tugas yang harus diselesaikan dalam setiap level
permainan. Setiap level tersebut terdiri dari 4 mata pelajaran yang harus dikuasai
mahasiswa yaitu mata pelajaran Ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan.
Langkah Kelima
Pembagian tugas disetiap level.
Level 1: Mahasiswa harus mampu membuat perangkat pembelajaran berupa
prota, prosem, silabus dan RPP pada 4 mata pelajaran yaitu
ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan.
(Siswa yang tidak mampu menyelesaikan permainan di level 1 tidak
diperbolehkan untuk melanjutkan ke level 2, siswa yang bisa
mengerjakan tugas pada level pertama akan diberikan poin, dan
siswa yang lebih cepat mengerjakan tugas di level pertama dengan
baik akan mendapatkan reward)
Level 2: Setelah mampu menyelesaikan perangkat pembelajaran maka
selanjutnya siswa diberikan tugas untuk membuat 4 macam
model/metode dan strategi pembelajaran dari 4 mata pelajaran tadi
yaitu ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan. Terlebih dahulu
siswa harus membuat sintak dari model/metode dan strategi
pembelajaran yant telah dipilih.
(Siswa yang tidak mampu menyelesaikan permainan di level 2 tidak
diperbolehkan untuk melanjutkan ke level 3, siswa yang bisa
mengerjakan tugas sintak dari model/metode dan strategi dari 4 mata
pelajaran akan diberikan poin, dan siswa yang lebih cepat
mengerjakan tugas di level kedua dengan baik akan mendapatkan
reward )
Level 3: Setelah mampu membuat sintak dari model/metode dan strategi
pembelajaran pembelajaran dari mata pelajaran ekonomi, IPS,
Akuntansi dan Kewirausahaan maka tugas selanjutnya yang harus
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 245
dilakukan oleh siswa ialah mempraktikkan model pembelajaran
tersebut di depan kelas.
(Siswa yang tidak mampu menyelesaikan permainan di level 3 maka
dianggap gagal, siswa yang bisa mempraktikkan model/metode dan
strategi dari 4 mata pelajaran akan diberikan poin, sementara siswa
yang lebih cepat mengerjakan tugas di level ketiga dengan baik akan
mendapatkan reward )
Langkah Keenam
Dalam penerapan model pembelajaran ini siswa diberikan aturan-aturan
permaian. Aturan permainan tersebut dapat berupa setiap anggota kelompok
tidak diperbolehkan untuk tidak hadir. Jika ada salah satu dari anggota kelompok
yang tidak hadir maka point kelompok yang telah dikumpulkan sebelumnya akan
dikurangi.
Langkah Ketujuh
Diakhir pembelajaran dosen bersama mahasiswa dapat menghitung point
yang telah dikumpulkan secara keseluruhan. Nilai akhir mahasiswa didapatkan
dari akumulasi point tersebut.
Tautan Video Penerapan Model Pembelajaran
C. Topik Diskusi Elearning
KEYWORD :
Gamification; Belajar melalui permainan
TOPIK DISKUSI
Jika dalam mempraktikkan model pembelajaran gamification ada salah
satu siswa yang tidak dapat melakukan tantangan pada level sebelumnya,
maka tindakan apa yang akan saudara lakukan? Lalu cara saudara melakukan
penilaian pada pembelajaran gamifikasi baik peniliaan kelompok ataupun
penilaian individu?
https://www.youtube.com/watch?v=6b3UKi5zLL8
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 246
D. Latihan/tugas
1. Uraikanlah penerapan model pembelaran koopratif tipe gamification dalam
matapelajaran Ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan?
.
Ekonomi
IPS
JAWABAN :
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 247
E. Referensi
Anwar, Saiful dkk. 2018. EFEKTIFITAS GAMIFICATION BERBASIS BLENDED
LEARNING PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN EKONOMI. Vol. 6 No. 1
Hal 5-14. p-ISSN 2303-324X, e-ISSN 2579-387X.
Jusuf, Heni (2016). Penggunaan Gamifikasi dalam Proses Pembelajaran. Jurnal
TICOM. Vol. 5 No. 1 September 2016.
K. M. Kapp and J. Coné. (2012, May 5). What Every Chief Learning Officer Needs to
Know about Games and Gamification for Learning. Retrieved from What
Every Chief Learning Officer Needs to Know about Games and
Gamification for Learning: http://karlkapp.com/articles/Moncada dan
Moncada, 2014.
Akuntansi
Kewirausahaan
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 248
GLOSARIUM
Belajar : Suatu proses dimana bertambahnya pengetahuan,
keterampilan, sikap dan merubah pola pikir manusia dari yang
tidak tau menjadi tau dandari yang tidak mengerti menjadi
mengerti.
Berpikir kreatif : Proses berpikir untuk menghasilkan sesuatu sesuatu yang baru dan yang berbeda.
Berpikir kritis : Proses berpikir, mengevaluasi dan mengemukakan alasan
untuk menyimpulkan dan menyelesaikan masalah atau
mengambil keputusan.
Bertanya : Cara seseorang untuk mengetahui sesuatu yang belum
dimengerti.
Ceramah : Interaksi satu arah yang lakukan antara pemateri dan audience.
Explain : Aktivitas siswa untuk menjelaskan hasil pengamatan.
Evaluasi : Penaksiran atau penilaian terhadap apa yang telah dikerjakan.
Gamification : Gamifikasi
Gamifikasi : Belajar sambil bermain,Permainan berpikir melalui teknik game
dan teknologi
Guided inquiry : Aktivitas penyelidikan yang dilakukan siswa dengan bimbingan
guru
Interaksi : Suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau lebih objek
saling mempengaruhi dan memberikan timbal balik satu sama
lain.
Klasikal : Kegiatan yang dilakukandalam waktu yang sama, oleh seluruh
anak sama dalam satu kelas.
Kognitif : Aspek yang berkaitan dengan otak dan kemampuan berpikir
Kolaborasi : Bentuk kerjasama yang dilakukan baik secara individu ataupun
kelompok yang dapat memberikan manfaat satu sama lain.
Kompetensi
Dasar
: Sejumlah kemampuan tertentu yang harus dikuasai peserta didik sebagai dasar merumuskan indikator
LOTS (low order
thinking skill)
: Kemampuan berpikir tingkat rendah berupa mengingat, memahami dan menerpakan
Mengajar : Perbuatan yang kompleks yang merupakan pengintegrasian
secara utuh dari berbagai komponen kemampuan.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 249
Metagkognitif : Kemampuan mengontrol ranah kognitif
Metode Drill : Metode latihan berulang-ulang
Metode
pembelajaran
: Cara yang dilakukan guru dalam menyajikan sutu konten
pelajaran. agar lebih menarik dan efektif.
Model
pembelajaran
: Kerangka pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan kegiatan.
Numbered Head
Together
: Kepala Bernomor
observe : Aktivitas siswa yang dilakukan melalui kegiatan pengamatan
lapangan.
Pembelajaran : Suatu proses dimana lingkungan seseorang dikelola dengan
pengetahuan, sikap dan keterampilan khusus terhadap situasi
tertentu.
Pendekatan
pembelajaran
: Sudut padang seseorang dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
Predict : Aktivitas siswa untuk memprediksi melalui pertanyaan yang
diajukan
Problem Based
Learning
: Pembelajaran Berbasis Masalah
Role Playing : Bermain Peran
Social Science : Ilmu-ilmu sosial seperti ilmu ekonomi, sejarah, sosiologi dan antroplogi
Social Studies : Mata Pelajaran dasar yang terdapat dalam kurikulum, TK, Dasar dan Menengah seperti IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Taksonomi : Pengelompokkan berdasarkan tingkatan atau hirarki Virtual : Kegiatan yang dilaksanakan tanpa tatap muka yang didukung
dengan bantuan teknologi, seperti komputer, laptop, telepon
genggam, tipe recorder, maupun satelit
webquest : Media pembelajaran digital yang memanfaatkan situs web.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 250
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Candra (2018) Penerapan Model NHT Berbantu Powerpoint dalam
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Perencanaan Pengajaran Pada
Mahasiswa Kelas 02PIEM001 Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang.
EDUKA. Jurnal Hukum dan Bisnis, Vo. 4 No. 2 Desember 2018. ISSN:2505-
5406.
Abidin, Yunus. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung: PT Refika aditama
Andi Prastowo. (2015). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta:Diva Press
Anggara, D. S., Abdillah, C., & Gunawan, H. I. (2019). Developing Predict-Observe-
Explain worksheets on elementary school mathematics subject. In Empowering
Science and Mathematics for Global Competitiveness: Proceedings of the
Science and Mathematics International Conference (SMIC 2018), November 2-
4, 2018, Jakarta, Indonesia (p. 452). CRC Press.
Anwar, S. (2017). The Use Of Carousel Feedback In Order To Improve Student
Personal Relationships Taking Part A Village Vocational Programme
Concerned With Starfruit Farming In Depok (A District Of West Java). EDUKA:
JURNAL PENDIDIKAN, HUKUM DAN BISNIS, 2(2).
. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing Terhadap
Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Kelas X Program Keahlian Akuntansi di
SMK Letris Indonesia 2 Tahun Ajaran 2016/2017. PEKOBIS Jurnal Pendidikan,
Ekonomi dan Bisnis. ISSN: 2503-5142. Vol.1, No V Mei 2018.
Anwar, Saiful dkk. 2018. Efektifitas Gamification Berbasis Blended Learning Pada Mata
Kuliah Pendidikan Ekonomi. Vol. 6 No. 1 Hal 5-14. p-ISSN 2303-324X, e-ISSN
2579-387X.
Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media
. (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrma Widya
Djumingin, Sulastriningsih. (2011). Strategi dan Aplikasi Model Pembelajaran Inovatif
Bahasa dan Sastra. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Fahrudin, A. (2017). Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajarkan
Menggunakan Quantum Learning Teknik Mind Mapping dengan Cooperative
Learning Teknik Jigsaw Di SMP Negeri 18
Tangerang. KEBERLANJUTAN, 1(2), 51-58.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 251
Hamda, N. (2017, April). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Dengan Media Ilustrasi
Komik Untuk Mata Pelajaran Ekonomi Dalam Rangka Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Sma Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2016. In Prosiding
Seminar Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (Vol. 3, No. 1).
Hamdani. 2011. Strategi Belajar dan Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hidayati, S. (2011). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams
achiement divisions (STAD) untuk meningkatkan motivasi dfan hasil belajar IPS
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batang-Batang Sumenep. Penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe student teams achiement divisions (STAD) untuk
meningkatkan motivasi dfan hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Batang-Batang Sumenep/Syafaatul Hidayati.
.(2013). Pengembangan Skenario Problem Based Learning (PBL) Dalam
Mata Pelajaran Ekonomi SMA. Ekuitas-Jurnal Pendidikan Ekonomi. Vol. 1 No. 1
Desember 2013
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad21.Bogor: Ghalia Indonesia.
Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ibrahim, M. (2000). Pembelajaran Kooperatif. University Press. Surabaya.
Irham, Muhamad dan Wiyani, Novan A. (2013). Psikologi Pendidikan: Teori dan
Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi Paikem dari Behavioristik Sampai
Konstruktivistik: Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis Contextual
Teaching and Learning (CTL). Jakarta: Prestasi Pustaka.
Jaya, F., Baedhowi, B., & Indriayu, M. (2017). Pengembangan Modul Pembelajaran
Ekonomi Berbasis Contextual Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas X Ips Sma Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016.
Jusuf, Heni (2016). Penggunaan Gamifikasi dalam Proses Pembelajaran. Jurnal
TICOM. Vol. 5 No. 1 September 2016.
K. M. Kapp and J. Coné. (2012,). What Every Chief Learning Officer Needs to Know
about Games and Gamification for Learning. Retrieved from What Every Chief
Learning Officer Needs to Know about Games and Gamification for Learning:
http://karlkapp.com/articles/Moncada dan Moncada, 2014.
Kamdi, W dkk. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Universitas Negeri Malang.
Malang
Kuncoro, I. W. (2016). Pengembangan Model Project Based Learning Berbantuan
Media Pembelajaran Flashcard Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata
Pelajaran Ekonomi Sma Di Kabupaten Boyolali (Doctoral dissertation,
Universitas Sebelas Maret).
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 252
Maharsi, Indiria. (2010). Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta: Kata Buku.
Majid, Abdul. (2016). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhidin, A., Faruq, U. A., & Aden, A. (2018). Booklet RPS & Modul: Manual dan Prosedur Penyusunan dan Penerbitan Modul Kuliah Universitas Pamulang.
Mulyadi. (2011). Model Pembelajaran Role Playing. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nurhadi, (2004). Pembelajaran Kontekstual dan penerapannya dalam KBK. Malang:
UM Press
Nurhasanah, E, Erda (20019) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Nht
Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Kelas 05piep003
Pada Mata Kuliah Ekonomi Moneter Pendidikan Ekonomi, Universitas
Pamulang. EDUKA. Jurnal Hukum dan Bisnis, Vo. 5 No. 1 Juli 2019.
ISSN:2505-5406.
Prastowo, Andi. (2013). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
Diva Press.
Pribadi, Benny A. (2011). Model Assure untuk Mendesain Pmebelajaran Sukses.
Jakarta: Dian Rakyat.
Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran: mengembangkan profesionalisme guru.
Jakarta: Rajawali Pers.
Saifullah, A. (2018). Implementasi Model Project Based Learning untuk
Mengembangkan Soft Skills dan Kualitas Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan, 5(2), 137-150.
Sanjaya, Wina. (2008). Strategi pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Santoso, Ras Budi Eko. (2011). Model Pembelajaran Role Playing, (Online),.html,
diakses 10 November 2016.
Slavin, E. Robert. (2008). Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung;
Nusa Media.
Smaldino, Sharon E. (2011). Instructional Technology and Media for Learning.
Jakarta:Kencana.
Soffiatun, S., & Anwar, S. (2017). Reading Composition (Circ) Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Mata Kuliah Sejarah Teori Ekonomi (Studi Pada Mahamahasiswa
S1 Pendidikan Ekonomi 01pieeb Fkip Universitas Pamulang). PEKOBIS, 1(1).
Sugiyanto, (2009), Model-model pembelajaran Inovatif, Surakarta: Panitia Sertifikasi
Guru Rayon 13 FKIP UNS
Sujarwo. (2011). Model - Model Pembelajaran: Suatu Strategi Mengajar. Yogyakarta:
Venus Gold Press.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progesif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1
Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 253
Tryana, A. (2008). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads
Together. Bandung: Sinar Baru
Uno, Hamzah B. (2007). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahap, Abdul Azis. (2008). Metode dan Model-Model Mengajar: Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.
Wahap, Abdul Azis. (2008). Metode dan Model-Model Mengajar: Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.
Widjajanti, E. (2008). Kualitas Lembar Kerja Siswa. Makalah Seminar Pelatihan
penyusunan LKS untuk Guru SMK/MAK pada Kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat Jurusan Pendidikan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Woro, K. (2017). Pengembangan Modul Pembelajaran Ekonomi Berbasis Guided
Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA
Muhammadiyah 1 Karanganyar. Jurnal mandiri, 1(1), 84-97.
Https://doi.org/10.33753/mandiri.v1i1.11