Top Banner
267

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Jan 18, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran
Page 2: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi i

COVER

PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN EKONOMI

Tim Penyusun:

Kusworo, S.Pd., M.Pd.

Rusmaini, S.Pd., M.Pd.E.

Badrus Sholeh, S.Pd., M.Pd.

Fitra Jaya, S.Pd., M.Pd.

Gd. A; R. 212 Universitas Pamulang

Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang | Tangerang Selatan | Banten

Page 3: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi ii

PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN EKONOMI

Penyusun:

Kusworo, S.Pd., M.Pd.

Rusmaini, S.Pd., M.Pd.E.

Badrus Sholeh, S.Pd., M.Pd.

Fitra Jaya, S.Pd., M.Pd.

ISBN: 978-602-5867-63-7

Editor:

Saiful Anwar, S.Pd., S.E., M.Pd

Desain sampul:

Ubaid Al Faruq, M.Pd

Tata letak: Aden, S.Si., M.Pd.

Penerbit:

UNPAM PRESS

Jl. Surya Kencana No. 1

R. 212, Gd. A Universitas Pamulang Pamulang | Tangerang Selatan | Banten

Tlp/Fax: 021. 741 2566 – 7470 9855 Ext: 1073

Email: [email protected]

Cetakan pertama, 13 Desember 2019

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang memperbanyak karya tulis dalam bentuk cetak dengan cara apapun tanpa ijin

tertulis dari penerbit

Page 4: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi iii

DATA PUBLIKASI UNPAM PRESS

| Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Pamulang

Gedung A. R. 212 Kampus 1 Universitas Pamulang

Jalan Surya Kencana Nomor 1. Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten.

Website: www.unpam.ac.id | email: [email protected]

Pembaharuan Pembelajaran Pendidikan Ekoomi/ Kusworo, S.Pd., M.Pd.,

Rusmaini, S.Pd., M.Pd.E., Badrus Sholeh, S.Pd., M.Pd., Fitra Jaya, S.Pd., M.Pd.-

1sted.

ISBN: 978-602-5867-63-7

1. Pembaharuan Pembelajaran Pendidikan Ekoomi I. Kusworo, S.Pd., M.Pd. II.

Rusmaini, S.Pd., M.Pd.E. III. Badrus Sholeh, S.Pd., M.Pd. IV. Fitra Jaya, S.Pd.,

M.Pd.

M072-13122019-01

Ketua Unpam Press: Pranoto Koordinator Editorial dan Produksi: Ubaid Al Faruq, Ali Madinsyah Koordinator Bidang Hak Cipta: Susanto Koordinator Publikasi dan Dokumentasi: Aden Desain Cover: Ubaid Al Faruq Tata Letak: Aden

Cetakan pertama, 13 Desember 2019

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menggandakan dan memperbanyak

sebagian atau seluruh buku ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin

penerbit

Page 5: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi iv

MODUL MATA KULIAH

PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN EKONOMI

IDENTITAS MATA KULIAH

Program Studi : Pendidikan Ekonomi S-1

Mata Kuliah/Kode : Pembaharuan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi/

Sks : 3 Sks

Prasyarat : -

Semester : vii

Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini memberikan pemahaman konsep teoritis dan praktis pembaruan pembelajaran pendidikan ekonomi, menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran ekonomi serta merancang media, modul dan model-model pembelajaran ekonomi serta mengimplementasikan media, modul, dan model pembelajaran ekonomi yang inovatif. Cakupan mata kuliah pembaruan pembelajaran pendidikan ekonomi meliputi : 1) menganalisis Pembelajaran Ekonomi, Pembelajaran IPS, Pembelajaran Kewirausahaan dan Pembelajaran Akuntansi, 2) menganalisis Hakikat Pembaruan dan Pembaruan Pembelajaran, 3) Mempraktikkan Pembelajaran Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, 4) Mempraktikkan Metode Pembelajaran Drill, 5) Mengintegrasikan prinsip desain isi pesan dalam modul pembelajaran dan konsep pembelajaran kontekstual, 6) menggunakan Modul Pembelajaran Berbasis Guided Inquiry, 7) Mempraktikkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, 8) Mempraktikkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD), 9) menggunakan Lembar kerja siswa (LKS) menggunakan Model pembelajaran predict - observe - explain (POE), 10)mempraktikkan model Pembelajaran Numbered head Together,11) mempraktikkan model Pembelajaran Role Playing, 12)mempraktikkan model pembelajaran Cooperative Integrative Reading Composition (CIRC)13) mempraktikkan model pembelajaran Carousel Feedback, 14) mempraktikkan model pembelajaran project-based learning berbantuan media pembelajaran flashcard, 15) mempraktikkan Model Pembelelajaran Problem Based Learning, 16) menggunakan Lembar Kerja Siswa Berbais Media Ilustrasi komik, 17) menggunakan media

Page 6: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi v

pembelajaran webquest, 18) mempraktikkan Model Pembelelajaran Gamification. Tugas yang wajib dikerjakan oleh mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah ini ada 3 yaitu: 1) merancang dan mempraktikkan Metode Pembelajaran Drill dan model pembelajaran Jigsaw, Student Teams Achievement Division (STAD),Numbered head Together (NHT), Role Playing, project-based learning berbantuan media pembelajaran flashcard, Problem Based Learning, dan Gamification. 2) merancang dan mempraktikkan modul pembelajaran kontekstual, Modul Pembelajaran Berbasis Guided Inquiry, Lembar kerja siswa (LKS) menggunakan Model pembelajaran predict - observe - explain (POE), Lembar Kerja Siswa Berbais Media Ilustrasi komik, dan; 3) merancang dan mempraktikkanmedia pembelajaran webquest.

Capaian Pembelajaran : Setelah mengikuti mata kuliah pembaruan pembelajaran pendidikan ekonomi, mahasiswa mampu memahami konsep pembaruan pembelajaran pendidikan ekonomi, menerapkan prinsip pembelajaran pendidikan ekonomi dan merancang serta menerapkan model-model pembelajaran, modul pembelajaran dan media pembelajaran.

Penyusun : 1. Kusworo, S.Pd., M.Pd. (Ketua)

2. Rusmaini, S.Pd., M.Pd.E. (Anggota 1)

3. Badrus Sholeh, S.Pd., M.Pd. (Anggota 2)

4. Fitra Jaya, S.Pd., M.Pd. (Anggota 3)

Ketua Program Studi

Saiful Anwar,S.Pd., S.E., M.Pd.

NIDN. 0426048502

Ketua Tim Penyusun

Kusworo, S.Pd., M.Pd.

NIDN: 0428128901

Page 7: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Tiada kata seindah intan permata mutiara di lautan dengan mengucapkan puji

sukur. Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan penulis rahmat dan

karunia Nya setiap detik dalam bernafas yang segar dan beraktivitas yang sehat dengan

keimanan dan ketaqwa’an kepada Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesailkan

modul mata kuliah “Pembaharuan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi”.

Modul Pembaharuan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi ini merupakan modul

yang disusun sebagai pegangan dosen dan mahasiswa pada mata kuliah Pembaharuan

Pembelajaran Pendidikan Ekonomi di Universitas Pamulang khususnya pada Program

Studi Pendidikan Ekonomi. Modul ini disiapkan untuk perkuliahan dengan bobot tiga

SKS, yang didalamnya terdapat 18 pertemuan. Modul Pembaharuan Pembelajaran

Pendidikan Ekonomi ini disusun sesuai dengan teknis pembelajaran serta komponen-

komponen pembaharuan pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi guru maupun calon

guru di lapangan ataupun di sekolah. Format modul terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian

depan, bagian utama, dan bagian akhir.(Muhidin, A., Faruq, U. A., & Aden, A.: 2018).

Kami ucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah terlibat dalam

penyusunan modul Pembaharuan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi ini, khususnya

ketua prodi dan para dosen Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang serta pihak lain

yang menerbiatkan modul ini.

Tangerang Selatan, 13 Desember 2019

Tim Penyusun

Kusworo, S.Pd., M.Pd

NIDN. 0428128901

Page 8: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi vii

DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................................... i

PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN EKONOMI ....................................... ii

DATA PUBLIKASI UNPAM PRESS ...................................................................................... iii

IDENTITAS MATA KULIAH .....................................................................................................iv

KATA PENGANTAR .................................................................................................................vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... vii

PERTEMUAN 1 .......................................................................................................................... 1

OVERVIEW PEMBELAJARAN EKONOMI ........................................................................... 1

A. Tujuan Perkuliahan ........................................................................................................ 1

B. Uraian Materi ................................................................................................................... 1

1. Konsep Mata Pelajaran Ekonomi .......................................................................... 1

2. Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial ........................................................................ 6

3. Konsep pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan ............................................ 12

4. Konsep pelajaran Akuntansi ................................................................................ 14

C. Topik Diskusi E-Learning ........................................................................................... 16

D. Latihan/Tugas ............................................................................................................... 16

E. Referensi ........................................................................................................................ 17

PERTEMUAN 2 ........................................................................................................................ 18

PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN ................................................................................... 18

A. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................. 18

B. Uraian Materi ................................................................................................................. 18

1. Hakikat pembaharuan ............................................................................................ 18

2. Hakikat Pembaruan dalam Pembelajaran ......................................................... 20

3. Model Pembaruan dalam Pembelajaran ........................................................... 26

C. Topik Diskusi E-Learning ........................................................................................... 28

D. Latihan/Tugas ............................................................................................................... 28

E. Referensi ........................................................................................................................ 29

PERTEMUAN 3 ........................................................................................................................ 30

PEMBELAJARAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI .................................. 30

A. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................. 30

Page 9: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi viii

B. Uraian Materi ................................................................................................................. 30

1. Urgensi Pembelajaran Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ...................... 30

2. Hakikat pembelajaran berpikir tingkat tinggi .................................................. 31

3. Metode-metode Pembelajaran Beroirentasi untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ................................................................. 33

4. Menyusun soal-soal HOTS ................................................................................... 36

5. Desain Pembelajaran beorientasi pada kemampuan berpikir tingkat

Tinggi ......................................................................................................................... 39

C. Topik Diskusi E-Learning ........................................................................................... 40

D. Latihan/Tugas ............................................................................................................... 41

E. Referensi ........................................................................................................................ 41

PERTEMUAN 4 ........................................................................................................................ 43

PEMBELAJARAN METODE DRILL .................................................................................... 43

A. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................. 43

B. Uraian Materi ................................................................................................................. 43

1. Teori Belajar Behavoristik .................................................................................... 43

2. Hakikat Pembelajaran Metode Drill .................................................................... 46

3. Langkah-langkah penerapan pembelajaran metode drill ............................. 48

4. Kelebihan dan kekurangan penerapan metode drill...................................... 49

C. Topik Diskusi E-Learning ........................................................................................... 50

D. Latihan/tugas................................................................................................................. 50

E. Referensi ........................................................................................................................ 51

PERTEMUAN 5 ........................................................................................................................ 52

MODUL PEMBELAJARAN EKONOMI BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING ........ 52

A. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................. 52

B. Uraian Materi ................................................................................................................. 53

1. Pendahuluan ............................................................................................................ 53

2. Konsep Dasar Modul Sebagai Media Pembelajaran ...................................... 53

3. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) .............. 61

4. Pengintegrasian Konsep Pembelajaran Kontekstual dan Prinsip Desain

Pesan Pembelajaran ke dalam Modul ............................................................... 62

C. Topik Diskusi E-Learning ........................................................................................... 68

D. Soal Latihan/Tugas ...................................................................................................... 68

E. Referensi ........................................................................................................................ 69

Page 10: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi ix

PERTEMUAN 6 ........................................................................................................................ 70

MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS GUIDED INQUIRY ............................................ 70

A. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................. 70

B. Uraian Materi ................................................................................................................. 70

1. Belajar ........................................................................................................................ 71

2. Pembelajaran ........................................................................................................... 75

3. Modul.......................................................................................................................... 77

4. Modul Pembelajaran Berbasis Guided Inquiry ............................................... 78

C. Topik Diskusi E-learning ............................................................................................ 81

D. Soal Latihan /Tugas ..................................................................................................... 81

E. Referensi ........................................................................................................................ 82

PERTEMUAN 7 ........................................................................................................................ 83

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW .............................................. 83

A. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................. 83

B. Uraian Materi ................................................................................................................. 83

1. Model Pembelajaran ............................................................................................... 83

2. Pengertian Model Pembelajaran ......................................................................... 84

3. Fungsi Model Pembelajaran................................................................................. 87

4. Model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw ................................................... 91

C. Topik DiskusiElearning .............................................................................................. 96

D. Soal Latihan /Tugas ..................................................................................................... 96

E. Referensi ........................................................................................................................ 98

PERTEMUAN 8 ........................................................................................................................ 99

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISION (STAD) ..................................................................................................................... 99

A. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................. 99

B. Uraian Materi ................................................................................................................. 99

1. Model Pembelajaran ............................................................................................... 99

2. Model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) ..................................................................................................... 106

C. Topik Diskusi Elearning ........................................................................................... 112

D. Soal Latihan /Tugas ................................................................................................... 112

E. Referensi ...................................................................................................................... 114

Page 11: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi x

PERTEMUAN 9 ...................................................................................................................... 115

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)MENGGUNAKAN ......................................................... 115

MODEL PEMBELAJARAN PREDICT - OBSERVE - EXPLAIN (POE) ....................... 115

A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 115

B. Uraian Materi ............................................................................................................... 115

1. Belajar ...................................................................................................................... 116

2. Pembelajaran ......................................................................................................... 120

3. Lembar Kerja Siswa (LKS) .................................................................................. 122

4. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Melalui Pendekatan Predict –

Observe - Explain (POE) ..................................................................................... 124

C. Topik Diskusi Elearning ........................................................................................... 127

D. Soal Latihan /Tugas ................................................................................................... 127

E. Referensi ...................................................................................................................... 129

PERTEMUAN 10 .................................................................................................................... 130

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ............................................................. 130

NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) ............................................................................ 130

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ...................................................................................... 130

B. URAIAN MATERI ......................................................................................................... 130

1. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together (NHT)

dalam proses pembelajaran. .............................................................................. 130

2. Pengertian Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head

Together .................................................................................................................. 130

3. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together ......... 134

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered

Head Together ....................................................................................................... 137

5. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together

Dalam Pembelajaran ............................................................................................ 138

C. TOPIK DISKUSI ELEARNING .................................................................................. 140

D. LATIHAN/TUGAS ........................................................................................................ 141

E. REFERENSI .................................................................................................................. 142

PERTEMUAN 11 .................................................................................................................... 143

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ............................................................. 143

ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) ............................................................................... 143

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ...................................................................................... 143

Page 12: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi xi

B. URAIAN MATERI ......................................................................................................... 143

1. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing (Bermain Peran)

dalam proses pembelajaran. .............................................................................. 143

2. Pengertian Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Role Playing

................................................................................................................................... 143

3. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing .................................. 146

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing

................................................................................................................................... 150

5. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing Dalam

Pembelajaran ......................................................................................................... 152

C. TOPIK DISKUSI ELEARNING .................................................................................. 154

D. LATIHAN/TUGAS ........................................................................................................ 154

E. REFERENSI .................................................................................................................. 155

PERTEMUAN 12 .................................................................................................................... 157

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING

COMPOSTITION (CIRC) ...................................................................................................... 157

A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 157

B. Uraian Materi ............................................................................................................... 157

1. Pendahuluan .......................................................................................................... 157

2. Konsep Dasar Model Pembelajaran ................................................................. 158

3. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif ........................................................ 161

4. Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading Composition ...... 164

C. Topik Diskusi E-Learning ......................................................................................... 168

D. Soal Latihan/Tugas .................................................................................................... 168

E. Referensi ...................................................................................................................... 169

PERTEMUAN 13 .................................................................................................................... 170

MODEL PEMBELAJARAN CAROUSEL FEEDBACK ................................................... 170

A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 170

B. Uraian Materi ............................................................................................................... 170

1. Pendahuluan .......................................................................................................... 170

2. Konsep Dasar Model Pembelajaran ................................................................. 171

3. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif ........................................................ 174

4. Model pembelajaran Carousel Feedback ....................................................... 177

C. Topik Diskusi E-Learning ......................................................................................... 180

Page 13: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi xii

D. Soal Latihan/Tugas .................................................................................................... 180

E. Referensi ...................................................................................................................... 181

PERTEMUAN 14 .................................................................................................................... 182

MODEL PEMBELAJARAN PROJECT-BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA

PEMBELAJARAN FLASHCARD ........................................................................................ 182

A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 182

B. Uraian Materi ............................................................................................................... 183

1. Pendahuluan .......................................................................................................... 183

2. Konsep Dasar Model Pembelajaran ................................................................. 183

3. Model Pembelajaran Project-Based Learning ............................................... 184

4. Media Pembelajaran ............................................................................................. 188

5. Pembaharuan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi ...................................... 192

C. Topik Diskusi E-Learning ......................................................................................... 193

D. Soal Latihan/Tugas .................................................................................................... 193

E. Referensi ...................................................................................................................... 194

PERTEMUAN 15 .................................................................................................................... 195

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ............................................................. 195

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) .............................................................................. 195

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ...................................................................................... 195

B. URAIAN MATERI ......................................................................................................... 195

1. Pengertian Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Problem Based

Learning .................................................................................................................. 195

2. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Problem Based Learning ........... 200

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Problem

Based Learning ..................................................................................................... 203

4. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Problem Based Learning

Dalam Pembelajaran ............................................................................................ 205

C. Topik Diskusi Elearning ........................................................................................... 206

D. Latihan/tugas............................................................................................................... 207

E. Referensi ...................................................................................................................... 208

PERTEMUAN 16 .................................................................................................................... 209

LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MEDIA ILUSTRASI KOMIK ............................. 209

A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 209

B. Uraian Materi ............................................................................................................... 210

Page 14: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi xiii

1. Konsep dasar Lembar Kerja Siswa .................................................................. 210

2. Komik Sebagai Media dalam Pembelajaran ................................................... 214

C. Topik Diskusi E-Learning ......................................................................................... 220

D. Soal Latihan/Tugas .................................................................................................... 220

E. Referensi ...................................................................................................................... 221

PERTEMUAN 17 .................................................................................................................... 222

MEDIA PEMBELAJARAN WEBQUEST ........................................................................... 222

A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 222

B. Uraian Materi ............................................................................................................... 222

1. Pengertian Konsep Media Pembelajaran Webquest ................................... 222

2. Sintak Pembuatan Media Pembelajaran Webquest ..................................... 226

3. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Webquest .................... 227

4. Merancang Media Pembelajaran Webquest ................................................... 228

C. Topik Diskusi Elearning ........................................................................................... 233

D. Latihan/ Tugas ............................................................................................................ 233

E. Referensi ...................................................................................................................... 234

PERTEMUAN 18 .................................................................................................................... 236

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GAMIFICATION .............................. 236

A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 236

B. Uraian Materi ............................................................................................................... 236

1. Pengertian Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Gamification ......... 236

2. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Gamification ................................. 240

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Gamification ............... 242

4. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Gamification Dalam

Pembelajaran ......................................................................................................... 243

C. Topik Diskusi Elearning ........................................................................................... 245

D. Latihan/tugas............................................................................................................... 246

E. Referensi ...................................................................................................................... 247

Page 15: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 1

PERTEMUAN 1

OVERVIEW PEMBELAJARAN EKONOMI

A. Tujuan Perkuliahan

Setelah mengikuti perkuliahan pada pertemuan ini, mahasiswa mampu:

1. Memahami konsep Ekonomi

2. Memahami konsep Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

3. Memahami Konsep Kewirausahaan

4. Memahami konsep Akuntansi

B. Uraian Materi

PETA KONSEP

1. Konsep Mata Pelajaran Ekonomi

Istilah ekonomi berasal dari bahasa inggris Economy. Kata economy

berasal dari bahasa yunani yakni oikonomike yang artinya pengelolaan rumah

tangga. Pengelolaan rumah tangga ini yakni suatu usaha dalam pembuatan

keputusan dan pelaksanaannya berhubungan dengan pengalokasian sumber

daya rumah tangga yang terbatas dengan tetap mempertimbangkan

kemampuan, usaha dan keinginan masing-masing (Damsar & Indriyani: 2013).

Dalam perkembangannya pada kajian akademik dikenal dengan istilah ilmu

ekonomi. Ilmu ekonomi merupakan bagian disiplin ilmu sosial (social

science)yang mempelajari bagaimana manusia memenuhi kebutuhan hidupnya,

dengan ilmu ekonomi manusia dapat mengambil keputusan berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu. Ilmu ekonomi senantiasa bermanfaat

Page 16: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 2

apabila masalah yang dipelajari ilmu ekonomi terkait dengan keterbatasan

sumber daya yang langka, sumber daya yang tidak langka tidak dipelajari dalam

ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi menganalisis terkait dengan barang apa yang harus

diproduksi, bagaimana cara memproduksinya dan untuk siapa barang dan jasa

diproduksi (Rahardja dan Manurung; 2004).

Dalam perkembangannya materi-materi dalam ilmu ekonomi diajarkan

untuk tujuan pendidikan, sehingga merupakan bagian dari ilmu pengetahuan

sosial atau yang dikenal dengan IPS (social studies) selain materi ilmu sejarah,

ilmu sosiologi dan ilmu geografi. Menurut Harold Kincaid (dalam Sapriya: 2009)

Social sciences represent yet another attempt to solve the puzzles inherent in the

situation of man in society. Social studies bukan sub disiplin ilmu tersendiri,

namun menggunakan materi dari ilmu-ilmu sosial (social science) untuk tujuan

pedagogis.Mata pelajaran ekonomi merupkan bagian dari pelajaran ilmu sosial,

di tingkat sekolah menengah pertama dikenal dengan pendekatan terpadu.

Sedangkan dijenjang sekolah menengah atas (SMA) mata pelajaran ekonomi

diajarkan dengan menggunakan pendekatan terpisah (separated).

a. Landasan Pembelajaran Ekonomi

Menurut Yulhendri dan Sofyan (2016) Pembelajaran ekonomi

merupakan upaya yang dilakukan untuk mentransformasi nilai, ketrampilan

dan pengetahuan kepada warga belajar terkait dengan perannya sebagai

konsumen maupun sebagai produsen.

b. Landasan lingkungan

Lingkungan pendidikan senantiasa terus berubah, karena lingkungan

disekitar kita begitu dinamis. Perubahan yang terjadi dimasyarakat begitu

cepat terkait dengan teknologi, informasi, sosial, budaya dan perkembangan

ilmu pengetahuan. Seperti sekarang ini trend ekonomi dari konvensional ke

arah yang serba digital seperti merebaknya e-commerce trend belanja barang

yang serba online, kemudahan dalam alat pembayaran e-money

menggantikan peran uang yang selama ini digunakan dalam keseharian kita.

Melihat tersebut diharapkan sebagai bagian dari masyarakat mampu

menyesuaiakn dengan perubahan serta tuntutan perubahan tersebut.

Page 17: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 3

c. Landasan Perkembangan materi ekonomi

Materi ekonomi dari waktu ke waktu mengalami perubahan dan evolusi.

Corak ekonomi menyesuiakan dengan masa pemerintahan masa tersebut dan

kemana arah ekonomi akan dibawa yang setiap pemerintahan memiliki

karaktersitik ekonominya masing-masing. Perjalanan sejarah bangsa

Indonesia ini dari kurun waktu awal kemerdekaan hinga sering dengan

pergantian rezim kekuasaan turut mempengaruhi juga dalam sistem politik

dinegara ini. Menurut Yulhendri dan Sofyan (2016) awal pembentukan negara

lebih didominasi oleh pemikiran sosialis dan perjuangan pada kaum penjajah

yang mendominasi kekayaan strategis Negara dalam bentuk perusahan yang

disebut kompeni. Maka hal tersebut pemikiran ekonomi lebih dominan

kelembagaan, maka materi-materi ekonomi dominan yang diajarkan untuk

mewujudkan pencapaian ideolohi negara. Kemudian orde baru membuka

ekonomi pasar sehingga terbentukalh grup-grup negara dan perushaan yang

melakukan ekspansi bisnis di Indonesia.

d. Perkembangan Kurikulum Pendidikan Ekonomi

Istilah kurikulum tidak asing ditelinga masyarakat, karena ketika

berbicara pendidikan maka didalamnya terkait istilah kurikulum melekat dalam

pendidikan tersebut. Secara terminologi kurikulum berasal dari istilah yunani

yang pada mulanya istilah tersebut dikenal dalam dunia olahraga. Istilah

yunani kurikulum dikenal dengan istilah “curir “atau pelari dan “curure “yang

berarti tempat berpacu. Dapat disimpulkan kurikulum merupakan acuan jarak

yang ditempuh untuk mencapai sebuah finish.

Awalnya kurikulum lebih dimaknai sejumlah materi pelajaran yang harus

dikuasi oleh peserta didik, ada dua hal yang menjadi penekanannya berupa isi

kurikulum berupa mata pelajaran dan tujuan kurikulum berupa penguasaan

kompetensi peserta didik tersebut. Namun dalam perkembangannya

kurikulum menekankan pada pengalaman belajar yang dialami oleh peserta

didik.

Kurikulum merupakan instrument untuk mencapai tujuan pendidikan,

masyarakat awam yang belum mengerti konteks kurikulum sering

menganalogikan ganti menteri ganti kurikulum, hal tersebut tidaklah

sepenuhnya benar karena kurikulum diperbaruhi untuk menyesuaikan

perkembangan zaman serta tuntutan lingkungan sekitar yang terus berubah.

Page 18: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 4

Namun di Indonesia diakui sering kita lihat pergantian kabinet suatu

pemerintahan biasanya terjadi pergantian kurikulum, sehingga masyarakat

berasumsi hal diatas, ganti menteri pendiidkan ganti kurikulum walaupun

anggapan tersebut tidaklah sepenuhnya benar. Menurut Mulyasa (2013)

Pengembangan kurikulum merupakan sesuatu proses yang kompleks, dan

melibatkan berbagai komponen yang saling terkait. Kurikulum sifatnya dinamis

dan perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman, meskipun demikian

perubahan dan pengembangannya harus dilakukan secara sistematis dan

terarah serta tidak asal berubah.

Selain kurikulum disesuaikan dengan perubahan dan tantangan zaman

serta kebutuhan terkait dengan kompetensi yang diharapkan, perkembangan

kurikulum dilihat dari sejarah bangsa ini disesuaikan dengan kepentingan

politik suatu pemerintahan dimana periode pemerintahan tersebut berkuasa,

seperti yang terlihat dalam perjalanan sejarah bangsa ini pada zaman

penjajahan belanda dan jepang.

Perubahan kurikulum ekonomi merupakan bagian dari pembaruan

kurikulum pendidikan nasional, dimana tercatat sejak kemerdekaan Indonesia

sudah beberapa kali terjadi perubahan kurikulum tersebut diawal

kemerdekaan tahun 1947 yang memuat daftar mata pelajaran dan jam

pengajarannya serta garis-garis besar pengajaran, secara periodik

perkembangan dengan kurikulum di Indonesia diawali pada tahun 1947,

kurikulum tahun 1952, kurikulum tahun 1964, kurikulum tahun 1968, kurikulum

tahun 1975, kurikulum tahun 1984, kurikulum tahun 2004 yang dikenal dengan

istilah kurikulum KBK (kurikulum berbasis kompetensi), kurikulum tahun 2006

yang dikenal dengan istilah KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) dan

kurikulum tahun 2013 kemudian kurikulum tahun 2013 versi revisi tahun 2016

dan 2018.

Menurut Yulhendri dan Syofyan (2016) tahun 1952 mengalami

penyempurnaan dan diberi nama retjana pelajaran terurai 1952, isi pelajaran

didalamnya harus mengaitkan dengan kesenian, pendidikan watak dan

jasmani. Kemudian diperiode berikutnya tahun 1964 kembali pada kurikulum

rencana pelajaran. Pada tahun 1968 kurikulum berubah mata pelajaran ilmu

pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial dan ilmu ekonomi hingga pada

perubahan kurkulum pada tahun 1975. Kurikulum 1984 atau sering dikenal

dengan istilah CBSA (cara siswa belajar aktif) menekankan pelajaran ekonomi

Page 19: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 5

dalam kurikulum ini dipisahkan satu persatu, kemudian tahun 1994

penyempurnaan pada pendidikan sejarah. Pada tahun2004 kurikulumnya

menekankan agar peserta didik mengikuti pendidikan sejarah disekolah yang

di inginkan. Kemudian tahun 2006 guru diberi keleluasaan untuk

merencanakan pembelajaran disekolah disesuaikan dengan kondisi sekolah

serta lingkungan berada. Tahun 2013 kurikulumnya menekankan pada aspek

sikap, pengetahuan dan ketrampilan disemua mata pelajarannya tak

terkecuali dalam mata pelajaran ekonomi tersebut. Pada kurikulum 2013 ini

penjurusan IPA atau IPS dilakukan semenjak kelas X yang sebelumnya pada

kelas XI SMA. Adapun kompetensi dasar (pengetahuan) mata pelajaran

ekonomi menurut Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 lampiran 12 adalah

sebagai berikut.

Kompetensi dasar Ekonomi Kelas X

3.1 Menganalisis konsep dan metode penghitungan pendapatan nasional

3.2 Menganalisis konsep pertumbuhan

3.3 Menganalisis peran pelaku ekonomi dalam kegiatan ekonomi

3.4 Mendeskripsikan terbentuknya keseimbangan pasar dan struktur pasar

3.5 Mendeskripsikan lembaga jasa keuangan dalam perekonomian

3.6 Mendeskripsikan bank sentral, sistem pembayaran, dan alat pembayaran

dalam perekonomian Indonesia

3.7 Mendeskripsikan konsep badan usaha dalam perekonomian Indonesia.

3.8 Mendeskripsikan perkoperasian dalam perekonomian Indonesia.

3.9 Mendeskripsikan konsep manajemen

Kompetensi Dasar Ekonomi Kelas XI

3.1 Menganalisis konsep dan metode penghitungan pendapatan nasional.

3.2 Menganalisis konsep pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi

serta permasalahan dan cara mengatasinya

3.3 Menganalisis permasalahan ketenagakerjaan dalam pembangunan

ekonomi

3.4 Menganalisis indeks harga dan inflasi

3.5 Menganalisis kebijakan moneter dan kebijakan fiscal

3.6 Menganalisis APBN dan APBD dalam pembangunan ekonomi

3.7 Menganalisis perpajakan dalam pembangunan ekonomi

3.8 Mendeskripsikan kerja sama ekonomi internasional

3.9 Menganalisis konsep dan kebijakan perdagangan internasional.

Page 20: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 6

Kompetensi Dasar Kelas XII Ekonomi

3.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi.

3.2 Mendeskripsikan konsep persamaan dasar akuntans

3.3 Menganalisis penyusunan siklus akuntansi pada perusahaan jasa

3.3 Menganalisis tahapan penutupan siklus akuntansi pada perusahaan jasa

3.4 Menganalisis penyusunan siklus akuntansi pada perusahaan dagang

3.5 Menganalisis tahapan penutupan siklus akuntansi pada perusahaan

dagang

2. Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial

Istilah IPS atau ilmu pengetahuan sosial merupakan nama mata pelajaran

disekolah dari tingkat dasar hingga menengah, atau nama bidang studi pada

program studi di perguruan tinggi dengan istilah social studies (Sapriya: 2009).

Istilah IPS di Indonesia merupakam kesepakatam para pakar di indonesiaa saat

seminar nasional tentang civic education tahun 1972 di tawangmangu solo,

dalam dunia pendidikan di Indonesia IPS digunakan sebagai mata pelajaran

mulai pertama diterapkan dalam kurikulum 1975. Bidang studi IPS berasal dari

amerika serikat yang dikenal dengan social studies. Di Indonesia, IPS sebagai

mata pelajaran erat kaitanya dengan perkembangan social studies dinegara

maju.

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan suatu program pendidikan dan

bukan sub disiplin ilmu tersendiri dan tidak ditemukan dalam nomenklatur filsafat

ilmu ,disiplin ilmu-ilmu sosial maupun ilmu pendidikan (Soemantri dalam

Gunawan: 2013). Menurut National council for social studies (NCSS) IPS disebut

sebagai social scienceeducation dan social studies. Artinya IPS mengikuti mata

pelajaran seperti geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antroplpgi,

psikologi dan lain sebagainya.

Definisi social studies menurut NCSS “ Social studies is the integrated

study of the social sciences and humanities to promote civic competente. Within

the school program, social studies provides coordinated, systematic study

drawing upon such disicplines as anthropology, archeology, economics,

geography, history, law, philosophy, political science, phsychology, religion, and

sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics and

natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young develop

the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as

citizen of a culturally diverse, democratic society in a interindependet world.”

Page 21: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 7

Dari uraian diatas menunjukkan bahwa materi dalam social studies

merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu dengan menggunakan

pendekatan integrated approach (pendekatan integrasi).

IPS (social studies) berbeda dengan ilmu sosial (social science)

Gambar 1. Ilmu Pendukung IPS

Semua bidang keilmuan baik ilmu-ilmu alam, ilmu –ilmu sosial dan

humaniora berakar pada filsafat, dan ketiga hal tersebut merupakan ilmu

pendukung IPS (social studies). Menurut Soemantri (dalam Sapriya :2009)

dalam struktur ilmu baik ilmu sosial maupun pendidikan nama social studies atau

pendidikan IPS bukan sebagai sub disiplin ilmu, hal ini dikarenakan karena social

studies merupakan sebuah program pendidikan dan bukan sub disiplin ilmu.

Keberadaan IPS di Indonesia seiring dengan kurikulum pendidikan yang

ada di Indonesia, dilihat dari perjalanan panjang kurikulum pendidikan negara ini

Pendidikan IPS tahun 1945-1964

Pada tahun 1945-1964 belum ada istilah IPS, namun pembelajarannya

memiliki karakteristik yang sama dengan IPS menurut edgar Wesley (1937) “

social studies are the social sciences simplified for pedagogical purposes” namun

saat itu pembelajarannya ada mata pelajaran sejarah, geografi, civics, koperasi

yang disampaikan secara terpisah pada jenjang sekolah dasar, sedangkan pada

jenjang sekolah menengah diajarkan mata pelajaran sosiologi, ekonomi dan

antropologi.

AGAMA

FILSAFAT

ILMU-ILMU ALAM (NATURAL SCIENCES)

ILMU-ILMU SOSIAL (SOCIAL SCIENCES)

HUMANITIS

(HUMANIORA)

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (SOCIAL STUDIES)

Page 22: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 8

Pendidikan IPS dalam kurikulum 1964-1968

Dalam kurikulum 1964, perubaha pendekatan dalam pembelajaran IPS,

walaupun pada saat tersebut istilah PIPS belum dikenal. Dimyati (1089)

menanamakan pendekatan yang digunakan bersifat korelatif dari ilmu-ilmu

sosial. Mata pelajaran pendidikan kemasyarakatan yang terdiri dari korelasi dari

mata pelajaran ilmu bumi, civics dan sejarah. Kemudian kurikulum tahun 1968

masih berlaku, istilah IPS (ilmu pengetahuan sosial) muncul pada seminar

nasional tentang civic education tahun 1972 ditawangmangu solo. Menurut

winaputra (2001) dalam laporan seminar tersebut ada tiga istilah yang muncul

yang digunakan dalam bertukar pakai (interchangeable) yakni pengetahuan

sosial, studi sosial dan ilmu pengetahuan sosial yang dipilih serta dikembangkan

dengan menggunakan pendekatan interdisipliner agar siswa mampu memahami

masaah sosial.

Dalam dunia persekolahan IPS sebagai mata pelajaran mulai tahun 1972-

1973 dalam kurikulum proyek perintis sekolah pembangunan (PPSP) IKIP

Bandung (Winaputra, 2001). Pada waktu tersebut IPS belum masuk dalam

kurikulu SD, SMP atau SMA. Menurut winaputra pada kurikulum SD 8 tahun

PPSP menggunakan istilah pendidikan kewarganegaraan negara/ studi sosial”

sebagai mata pelajaran sosial terpadu, dalam kurikulum PPSP tersebut IPS

disamaartikan dengan kewarganegaraan negara.

Tahun 1975 pengembangan kurikulum tidak dikembangkan oleh

kemenrian atau departemen pendidikan, namun oleh sebuah lembaga

dibawahnya yang dinamakan pusat pengembangan kurikulum. Pada kurikulum

tersebut menggunakan pendekatan yang berbeda dari kurikulum sebelumnya.

Pada kurikulum sebelumnya menggunakan nama disiplin ilmu-ilmu sosial

sebagai nama mata pelajaran pada kurikulum 1975 menggunakan nama IPS

(ilmu pengetahuan sosial). Dalam kurikulum dasar materi board file IPS meliputi

disiplin geografi, sejarah dan ekonomi sebagai disiplin utama. Pada jenjan MI/SD

mata pelajara IPS menggunakan pendekatan sesuai dengan ide IPS, pada

jenjang MTs/SMP menggunakan pendekatan terpisah, sedangkan pada jenjang

menengah materi IPS meliputi geografi dan kependudukan, sejarah, antroplogo

budaya, ekonomi dan koperasi serta tat buku dan hitung dagang. Pada kurikulum

tersebut IPS merupakan paduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran ilmu sosial.

Page 23: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 9

Pendidikan IPS dalam kurikulum 1994,

Kurikulum 1994 mulai digunakan tahun 1994 yaitu tahun ajaran 1994/1995.

Dalam keputusan Mendikbud Nomor 060/U/1993 dijelaskan yakni pada jenjang

pendidikan dasar terdapat mata pelajaran yang disebut ilmu pengetahuan sosial

(IPS) yang mencakup ilmu bumi, sejarah dan ekonomi. IPS sebagai suatu mata

pelajaran pada jenjang pendidikan dasar memiliki anggota disiplin ilmu yang

sama dengan kurikulum sebelumnya. Untuk pelajaran IPS kurikulum 1994,

menetapkan karakteristik sebagai berikut : (1) mata pelajaran IPS untuk SD

masih tetap menggunakan pendekatan terpadu (integrated) dan berlaku untuk

kelas III sampai dengan kelas VI sedangkan untuk kelas I dan II tidak secara

eksplisit bahwa IPS sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, (2) mata

pelajaran IPS untuk SMP tidak mengalami perubahan pendekatan masih bersifat

terkonfederasi (correlated) yang mencakup geografi, sejarah, dan ekonomi

koperasi; dan (3) mata pelajaran IPS untuk SMA menggunakan pendekatan

terpisah (separated) atas mata pelajaran sejarah nasional dan sejarah umum

untuk kelas I dan II; ekonomi dan geografi untuk kelas I dan II; sosiologi kelas

IIsejarah budaya untuk kelas kelas III program bahasa; ekonomi, sosiologi, tata

negara, dan antropologi untuk kelas III program IPS.

Perkembangan IPS dalam kurikulum 2006/ permendiknas

Pada tahun 2003 disahkan Undang-undang tentang sistem pendidikan

nasional, dengan disahkanya undang-undang tersebut berdampak terhadap

perubahan sistem kurikulum di Indonesia. Implikasi dari ketentuan undang-

undang tersebut lahirnya peraturan pemerintah (PP) nomor 9 tahun 2005 tentang

standar nasional pendidikan. Dalam PP tersebut dijelaskan bahwa kriteria

minimal tending sistem pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan

kurikulum, tenaga kependidikan negara kesatuan republic Indonesia menurut

pasal 35 Undang-undang No. 20 tahun 2003. Standar nasional pendidikan

digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, serta

kebiijakan dan sarana prasarana, pengelolaan dan pembiayaan.

Pasal 2 ayat (1) peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 dinyatakan

bahwa lingkup standar nasional meliputi: standar isi, standar proses, standar

kompetensi lulusan, standar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, standar

sarana dan prasarana, standar pembiayaan, standar pengelolaan standar

pembiayaan dan standar penilian pendidikan.

Page 24: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 10

Pasal 37 Undang-undang sistem pendidikan nasional dikemukakan bahwa

mata pelajaran IPS merupakan muatan wajib yang harus ada kurikulum

pendidikan dasar dan menengah. Pada bagian penjelasan UU pasal 37 bahwa

kajian ilmu pengetahuan sosial, antara lain ilmu bumi, sejarah, ekonomi,

kesehatan dan sebagainya dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial

masyarakat.

IPS dalam kurikulum 2013

Pada kurikulum 2013 menekan pengembangan pembelajaran ditekankan

pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam SKL. Penekanan

penguasaan kompetensi yang dibutuhkan pada saat ini dan masa depan,

penekanan pembelajaran dalam kurikulum 2013 yakni menekankan pada

pembelajaran aktif dan interaktif, dalam kurikulum tersebut terdapat beberapa

perubahan yakni pada standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi

dan standar penilaian. Dalam kurikulum 2013 mata pelajaran IPS tercantum

dalam struktur kurikulum pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs, sedangkan pada

jenjang SMA dan SMK tidak ada mata pelajaran IPS tetapi mata pelajaran yang

dikelompokkan pada kelompok ilmu-ilmu sosial.

Adapun kompetensi dasar (pengetahuan) mata pelajaran IPS menurut

Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 lampiran 11 adalah sebagai berikut

Kompetensi Dasar IPS Kelas VII

3.1 Memahami konsep ruang (lokasi, distribusi, potensi, iklim, bentuk muka bumi,

geologis, flora, dan fauna) dan interaksi antarruang di Indonesia serta

pengaruhnya terhadap kehidupan manusia dalam aspek ekonomi, sosial,

budaya, dan pendidikan.

3.2 Mengidentifikasi interaksi sosial dalam ruang dan pengaruhnya terhadap

kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya dalam nilai dan norma serta

kelembagaan sosial budaya

3.3 Memahami konsep interaksi antara manusia dengan ruang sehingga

menghasilkan berbagai kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi,

permintaan, dan penawaran) dan interaksi antarruang untuk

keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia.

Page 25: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 11

3.4 Memahami kronologi perubahan, dan kesinambungan dalam kehidupan

bangsa Indonesia pada aspek politik, sosial, budaya, geografis, dan

pendidikan sejak masa praaksara sampai masa Hindu-Buddha dan Islam.

Kompetensi Dasar IPS Kelas VIII

3.1 Menelaah perubahan keruangan dan interaksi antarruang di Indonesia dan

negara-negara ASEAN yang diakibatkan oleh faktor alam dan manusia

(teknologi, ekonomi, pemanfaatan lahan, politik) dan pengaruhnya terhadap

keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, budaya, dan politik.

3.2 Menganalisis pengaruh interaksi sosial dalam ruang yang berbeda terhadap

kehidupan sosial dan budaya serta pengembangan kehidupan kebangsaan

3.3 Menganalisis keunggulan dan keterbatasan ruang dalam permintaan dan

penawaran serta teknologi, dan pengaruhnya terhadap interaksi antarruang

bagi kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya di Indonesia dan negara-negara

ASEAN

3.4 Menganalisis kronologi, perubahan dan kesinambungan ruang (geografis,

politik, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya) dari masa penjajahan sampai

tumbuhnya semangat kebangsaan

Kompetensi Dasar IPS Kelas IX

3.1 Menelaah perubahan keruangan dan interaksi antarruang negara-negara

Asia dan benua lainnya yang diakibatkan faktor alam, manusia dan

pengaruhnya terhadap keberlangsungan kehidupan manusia dalam

ekonomi, sosial, pendidikan dan politik

3.2 Menganalisis perubahan kehidupan sosial budaya Bangsa Indonesia dalam

menghadapi arus globalisasi untuk memperkokoh kehidupan kebangsaan

3.3 Menganalisis ketergantungan antarruang dilihat dari konsep ekonomi

(produksi, distribusi, konsumsi, harga, pasar) dan pengaruhnya terhadap

migrasi penduduk, transportasi, lembaga sosial dan ekonomi, pekerjaan,

pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat

3.4 Menganalisis kronologi, perubahan dan kesinambungan ruang (geografis,

politik, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya) dari awal kemerdekaan sampai

awal reformasi

Page 26: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 12

3. Konsep pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan

Era globalisasi seperti saat ini menuntut masyarakat memiliki kompetensi,

daya saing, oleh sebab itu diperlukanlah inovasi dan kreatifitas untuk menjawab

tantangan tersebut. selain masyarakat dihadapkan pada tantangan,banyak

masalah sosial yang ada disekita kita,pengangguran, kemisikanan dan lain

sebainya. Penelitian Anwar (2018) menunjukkan bahwa faktor pendidikan

rendah mempengaruhi tingkat kemiskinan. Kemiskinan merupakan salahsatu

masalah sosial yang dapat dikurangi dengan banyaknya masyarakat yang

berwirausaha. Untuk mencapai tersebut perlu dibekali para siswa terkait dengan

pengetahuan kewirausahaan. Mata pelajaran kewirasuahaan merupakan mata

pelajaran wajib dalam kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 prakarya dan

kewirausahaan diajaran dijenjang menengah atas yakni di SMA, MA dan SMK.

Mata pelajaran kewirausahaan membekali para siswa

Kurikulum 2013 terkait dengan mata pelajaran kewirausahaan

disempurnakan menjadi prakarya dan kewirausahaan. Adapun kompetensi dasar

(pengetahuan) mata pelajaran kewirausahaan SMA/MA/SMK menurut

Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 lampiran 49 adalah sebagai berikut

Kompetensi dasar Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X

3.1 Menganalisis tahapan penutupan siklus akuntansi pada perusahaan dagang

3.2 Memahami perencanaan usaha kerajinan dengan inspirasi budaya lokal non

benda (misalnya cerita rakyat, mitos, simbol, tarian, pantun dan upacara

adat) yang meliputi ide dan peluang usaha, sumber daya, administrasi dan

pemasaran

3.3 Menganalisis sistem produksi kerajinan dengan inspirasi budaya lokal non

benda dan material daerah sekitar berdasarkan daya dukung yang dimiliki

oleh daerah setempat

3.4 Memahami perhitungan biaya produksi (Harga Pokok Produksi) produk

kerajinan dengan inspirasi budaya non benda

3.5 Memahami pemasaran produk kerajinan dengan inspirasi budaya non benda

secara langsung

3.6 Menganalisis proses evaluasi hasil kegiatan usaha kerajinan dengan inspirasi

budaya non benda

3.7 Memahami perencanaan usaha kerajinan dengan inspirasi artefak/objek

budaya lokal (misalnya pakaian daerah, wadah tradisional, dan senjata

Page 27: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 13

tradisional) yang meliputi ide dan peluang usaha, sumber daya, administrasi,

dan pemasaran

3.8 Menganalisis sistem produksi berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh

daerah setempat untuk kerajinan dengan inspirasi artefak/objek budaya lokal

dan material dari daerah sekita

3.9 Memahami perhitungan biaya produksi (Harga Pokok Produksi) produk

kerajinan dengan inspirasi artefak/objek budaya lokal

3.10 Memahami strategi pemasaran produk kerajinan dengan inspirasi

artefak/objek budaya lokal secara langsung

3.11 Memahami proses evaluasi hasil kegiatan usaha kerajinan dengan inspirasi

artefak/objek budaya local.

Kompetensi Dasar Kelas XI

3.1 Memahami perencanaan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk

bangun datar (sebagai solusi dari masalah lingkungan hidup) meliputi ide,

peluang usaha, sumber daya, administrasi dan pemasaran

3.2 Menganalisis sistem produksi kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun

datar berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh daerah setempat

3.3 Memahami perhitungan titik impas (Break Even Point) usaha kerajinan dari

bahan limbah berbentuk bangun datar

3.4 Menganalisis strategi promosi produk usaha kerajinan dari bahan limbah

berbentuk bangun datar

3.5 Menganalisis laporan kegiatan usaha kerajinan dari bah

3.6 Memahami perencanaan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk

bangun ruang (sebagai solusi dari masalah lingkungan hidup) meliputi ide,

peluang usaha, sumber daya, administrasi dan pemasaran.

3.7 Menganalisis system produksi kerajinan dari bahan limbah berbentuk

bangun ruang berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh daerah setempat

3.8 Memahami perhitungan titik impas (Break Even Point) usaha kerajinan dari

bahan limbah berbentuk bangun ruang

3.9 Menganalisis strategi promosi produk usaha kerajinan dari bahan limbah

berbentuk bangun ruang

3.10 Menganalisis laporan kegiatan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk

bangun ruang

Page 28: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 14

Kompetensi Dasar Kelas XII

1.1 Memahami perencanaan usaha kerajinan yang berdasarkan pada kebutuhan

dan keinginan lingkungan sekitar/pasar lokal meliputi ide dan peluang usaha,

sumber daya, administrasi, dan pemasaran

1.2 Menganalisis sistem produksi kerajinan yang berdasarkan pada kebutuhan

dan keinginan lingkungan sekitar/pasar lokal berdasarkan daya dukung yang

dimiliki oleh daerah setempat

1.3 Memahami perhitungan titik impas (Break Even Point) usaha kerajinan yang

berdasarkan pada kebutuhan dan keinginan lingkungan sekitar/ pasar lokal

1.4 Menganalisis media promosi untuk produk hasil usaha kerajinan yang

berdasarkan pada kebutuhan dan keinginan lingkungan sekitar/pasar lokal

1.5 Menganalisis sistem konsinyasi untuk kerajinan yang berdasarkan pada

kebutuhan dan keinginan lingkungan sekitar/pasar lokal

1.6 Memahami perencanaan usaha kerajinan berdasarkan pada kebutuhan dan

keinginan pasar global yang meliputi ide dan peluang usaha, sumber daya,

administrasi, dan pemasaran

1.7 Menganalisis sistem produksi kerajinan yang berdasarkan pada kebutuhan

dan keinginan pasar global dengan daya dukung yang dimiliki oleh daerah

setempat

1.8 Mengevaluasi kegiatan usaha kerajinan yang berdasarkan pada kebutuhan

dan keinginan pasar global

1.9 Menganalisis media promosi untuk produk hasil usaha kerajinan yang

berdasarkan pada kebutuhan dan keinginan pasar global

1.10 Menganalisis sistem konsinyasi kerajinan yang berdasarkan pada

kebutuhan dan keinginan pasar global

4. Konsep pelajaran Akuntansi

Pelajaran akuntansi pada jenjang SMK pada kurikulum 2013 selain

penyederhanaan jumplah mata pelajarannya juga meningkatkan jam kegiatan

belajar mengajar, dengan berubahnya jumlah mata pelajaran akuntansi

diharapkan kegiatan belajar mengajar menjadi mudah. Adapun Kompetensi

Dasar menurut SK Dirjen Dikdasmen No:330/D.D5/KEP/KR/2017 adalah sebagai

berikut.

Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Akuntansi Dasar SMK/MAK

Page 29: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 15

3.1 Memahami pengertian, tujuan, peran akuntansi dan pihak-pihak yang

membutuhkan informasi akuntansi

3.2 Memahami jenis-jenis profesi akuntansi (bidang-bidang spesialisasi

akuntansi, pentingnya etika profesi)

3.3 Memahami jenis dan bentuk badan usaha

3.4 Memahami asumsi, prinsipprinsip dan konsep dasar akutansi.

3.5 Memahami siklus akuntansi

3.6 Menerapkan persamaan dasar akuntansi

3.7 Memahami transaksi bisnis perusahaan baik perusahaan jasa, dagang dan

manufacture

3.8 Menerapkan jurnal, konsep debet dan kredit, saldo normal, sistematika

pencatatan, dan bentuk jurnal

3.9 Menerapkan buku besar

3.10 Menganalisis jurnal penyesuaian

3.11 Menganalisis perkiraan untuk menyusun neraca lajur sebagai pembantu

dalam membuat laporan keuangan

Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Akuntansi Keuangan SMK/MAK

3.1 Menganalisis pencatatan transaksi penjulan barang dagangan secara kredit,

wesel, dan penjualan angsuran

3.2 Menerapkan pengukuran dan pengakuan piutang

3.3 Menganalisis metode langsung dan metode cadangan untuk piutang tidak

tertagih

3.4 Menganalisis kartu piutang

3.5 Menganalisis piutang wesel

3.6 Menerapkan pencatatan utang jangka pendek (pembelian barang dagang

secara kredit, wesel, pembelian angsuran, utang pajak, utang gaji, dan

pendapatan diterima dimuka)

3.7 Menganalisis Kartu Utang

3.8 Menerapkan pencatatan persediaan

3.9 Menerapkan metode persediaan (FIFO, LIFO, Average, dan identifikasi

khusus

3.10 Menganalisis harga pokok produksi perusahaan manufacture

3.11 Menganalisis pembentukan kas kecil

3.12 Menganalisis pengelolan dana kas perusahaan di bank.

Page 30: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 16

3.13 Menerapkan asset tetap

3.14 Menerapkan metode penyusutan asset tetap dan pencatatannya

3.15 Mengevaluasi pengeluaran untuk pemeliharaan/pengembangan aset tetap

dan penghentian asset tetap

3.16 Menganalisis pencatatan beban deplesi aset tetap berupa sumber daya

alam

3.17 Menganalisis aset tetap tidak berujud serta amortisasinya

3.18 Menerapkan pencatatan utang wesel jangka panjang.

3.19 Menerapkan pencatatan penerbitan utang obligasi

3.20 Menganalisis penjualan konsinyasi

3.21 Menganalisis berbagai jenis modal perusahaan (Perbedaan Modal

perorangan, firma, PT, cv, dan Koperasi)

C. Topik Diskusi E-Learning

D. Latihan/Tugas

1. Uraikan landasan pembelajaran ekonomi yang anda ketahui!

2. Uraikanlah pendekatan pembelajaran IPS yang diajarkan pada jenjang dasar,

jenjang menengah pertama dan jenjang menengah atas yang kalian ketahui!

3. Uraikan secara singkat perkembangan kurikulum IPS yang ada indonsia anda

ketahu!

4. Analislah mengapa diterapkanya mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan

dalam kurikulum 2013!

5. Uraikan salahsatu kompetensi dasar dalam pelajaran Akuntansi Dasar di jenjang

SMK yang anda ketahui dan analisislah indeks pencapaian kompetensinya(IPK)-

nya !

KEYWORD :

Pembelajaran; Ekonomi; IPS; Akuntansi; kewirausahaan; kurikulum;

pendekatan; terpadu; terpisah; kompetensi;

Page 31: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 17

E. Referensi

Gunawan, Rudy.2013. Pendidikan IPS : Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung:

Alfabeta

Anwar, saiful dan Syafaatul Hidayati..2018.Potret Pendidikan Upah dan Sosial

Budaya Serta Tingkat Kemiskinan Kampung Anggris Kecamatan

Pagedangan Kabupaten Tangerang Tahun 2016. Jurnal Eduka Vol.4 No. 2

Hal. 102-111

Sapriya. 2011. Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran. Bandung :PT Remaja

Rosda Karya

Yulhendri, Rita Sofyan. 2016. Pendidikan Ekonomi Untuk Sekolah Menengah:

Perencanaan, Strategi dan Materi Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar

pelajaran kurikulum 2013 Lampiran 11

Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar

pelajaran kurikulum 2013 Lampiran 12

Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar

pelajaran kurikulum 2013 Lampiran 49

SK Dirjen Dikdasmen No:330/D.D5/KEP/KR/2017 tentang Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A) Muatan

Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Porgram Keahlian

(C2) dan Komepetensi Keahlian (C3).

Page 32: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 18

PERTEMUAN 2

PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan pada pertemuan ini, mahasiswa mampu:

1. Memahami hakikat pembaharuan

2. Memahami hakikat Pembaharuan Pembelajaran

B. Uraian Materi

PETA KONSEP

1. Hakikat pembaharuan

Istilah pembaharuan sering kita dengar dan seringkali tumpang tindih

dengan istilah perubahan. Pembaharuan (Innovation) sedangkan perubahan

(change). Konsep keduanya berbeda namun saling memiliki keterkaitan

keduanya. Pembaharuan yakni melalukan sesuatu yang baru namun memiliki

manfaat dari sebelumnya, sedangkan perubahan merupakan sesuatu yang

berbeda dari sebelumnya. Pembaruan sesuatu yang baru yang memiliki dampak

berupa perubahan yang lebih baik daripada sebelumnya. Sedangkan perubahan

merupakan sesuatu yang berubah dari sebelumnya yang belum tentu memiliki

manfaat atau dampak yang lebih baik daripada sebelumnya. Pembaharuan

merupakan inovasi yang mengembangkan sesuatu yang berbeda dan ke arah

yang lebih baik daripada sebelumnya. Pembaharuan ini dapat dilakukan

diberbagai aspek bidang kehidupan, seperti ekonomi, pendidikan, hukum,

kesehatan dan bidang lainnya. Inovasi merupakan hasil dari sebuah proses yang

kreatif.

Menurut Rogers (dalam Pannen: 2016) ada beberapa karakteristik inovasi

direspon positif oleh masyarakat sekelilingnya yaitu:

Page 33: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 19

a. Keuntungan relatif (Relative Advantage)

Inovasi harus memberikan keuntungan relative bagi penggunaannya,

minuman air di botol misalnya air mineral aqua, ades dan lain sebagainya,

merupakan kebanggan tersendiri bagi peminumnya karena dapat menujukkan

kesadaran akan kesehatab dan kebersihan minuman. Dalam pembelajaran

inovatif guru mencobakan proses PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif

dan menyenangkan) yang disebarluaskan oleh proyek DBE 2 (Decentralized

Basic Education) dari USAID (US Agency for International Development). Hal

ini merupakan kebanggan bagi para guru karena dapat berpartisipasi dalam

kelompok guru-guru terpilih untuk menjalankan proyek pembaharuan sekolah

yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat.

b. Kecocokan dengan sistem yang lama(Compability)

Inovasi diharapkan memiliki beberapa kesamaan dengan sistem yang

ada, nilai/norma yang dipegang atau pengalaman yang pernah dialami. Dalam

pembelajaran inovatif misalnya, guru mengajak siswa belajar diluar kelas,

terkadang hal ini dipertanyakan oleh banyak pihak seperti orang tua, kepala

sekolah dan guru yang lain. Maka oleh sebab itu perubahan yang akan

diterapkan perlu di ujicobakan sebagian, sebisa mungkin diperkenalkan

melalui sistem yang sudah ada.

c. Kerumitan inovasi (Complexity)

Inovasi yang terlalu rumit dipelajari, dimengerti dan digunakan biasanya

tidak mudah untuk diterima. Inovasi yang terlalu rumit biasanya memakan

biaya yang banyak karena persiapan, pelaksanaan dan evaluasinya

membutuhkan waktu yang lama. Selain hal tersebut kesiapam guru dan murid

menjadi pertimbangan tersendiri bagi sekolah ketika melihat kompleksitas

sebuah perubahan. Pembelajaran inovatif biasanya mempersyaratkan adanya

perubahan tradisi dari tradisi mengajar menjadi tradisi belajar bersama,

perubahan wewenang dari wewenang guru menjadi wewenang bersama,

perubahan administrasi kelas dan lain sebagainya.

d. Kemudahan untuk dicoba (Trialability)

Inovasi yang mudah dicoba dan dirasakan kemanfaatanya oleh

pengguna biasanya akan lebih mudah diterima. Pembelajaran inovatif yang

Page 34: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 20

banyak diperkenalkan oleh berbagai agen internasional biasanya dikemas

dengan berbagai pelatihan, kesempatan uji coba dan kesempatan refleksi

terutama tantangan yang dihadapi dalam uji coba sehingga peserta betul-

betul memahami dan mengerti inovasi pembelajaran tersebut, misalnya

pengenalan metode lesson study oleh pemerintah jepang ke Indonesia dan

seluruh dunia sebagai inovasi pembelajaran.

e. Kemudahan untuk di implementasikan (Observability)

Inovasi yang mudah diimplementasikan dan diobservasi penerapannya

secara transparan akan semakin menarik untuk diterima. Pengguna akan

tertarik apabila inovasi tersebut berhasil, sebaliknya apabila inovasi kurang

membuahkan hasil maka pengguna akan berpikir kedua kali untuk

menggunakannya.

2. Hakikat Pembaruan dalam Pembelajaran

Dalam konteks pendidikan, pembelajaran merupakan bagian yang tidak

terpisah dalam sebuah pendidikan. Ada banyak pertanyaan, mengapa dalam

pembelajaran perlu pembaharuan (inovasi)? Apa perlunya pembaharuan dalam

pembelajaran? Dan hal apasaja yang perlu diperbaharui dalam sebuah

pembelajaran?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu direnungkan kembali, dan perlu

dijawab karena kehidupan ini terus berubah secara dinamis, manusia juga

sebagai manusia yang memiliki kemampuan berpikir dan berkembang didalam

dirinya senantiasa terus berubah, dan perubahan itu tidak bisa dihindari dalam

kehidupan ini termasuk dalam lingkup dunia pendidikan yang didalamnya ada

pembelajaran yang berlangsung di sebuah lembaga pendidikan.

Tabel 2.1 Perbedaan Perubahan (pendidikan) dan Pembaharuan

(pembelajaran)

Perubahan (Pendidikan) Pembaharuan (Pembelajaran)

Lingkup luas meliputi berbagai aspek kehidupan seperti penerapan kurikulum baru

Lingkup sempit, menjadi bagian dari unit terkecil pendidikan berupa proses belajar mengajar

Berbentuk kebijakan tertentu seperti peraturan atau peraturan pelaksanaan

Berupa temuan atau hasil kajian dari serangkaian proses belajar dan uji coba berdasar ilmu tertentu

Dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang sebagai agen perubahan

Dihasilkan oleh pihak terkait dalam proses belajar mengajar seperti guru

Page 35: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 21

dan peserta didik. Temuan dan kajian sering dilakukan oleh para pakar tanpa menunggu kebijakan

Dikoordinasikan ke unit yang lebih kecil dibawahnya

Disampaikan atau dipresentasikan dalam forum pertemuan ilmiah atau dari mulut ke mulut oleh guru kepada siswa

Kebijakan belum tentu dirasakan langsung oleh masyarakat

Temuan atau hasil kajian dapat dilihat dan dikaji ulang oleh peminat dari masyarakat.

(Sumber : Budiawati, dkk:2008)

Pembelajaran yang inovatif perlu dilakukan agar menghasilkan output

pembelajaran yang lebih baik daripada sebelumnya, disamping berbagai

tantangan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menghendaki

adanya pembaharuan dalam pembelajaran tersebut. Dalam pembaharuan

pembelajaran diperlukan agen pembaharuan dimana guru memiliki peran yang

besar dalam pembaharuan tersebut.Agar pembelajaran inovatif, diperlukan guru

yang inovatif dan kreatif terlebih dahulu. Dengan kreatifitas yang dimiliki oleh

guru maka inovasi dapat dihasilkan olehnya. Dalam inovasi pembelajaran, guru

dapat mengembangkan berbagai model dan metode yang dimilikinya untuk

diterapkan dalam pembelajaran disekolah. Sekolah sebagai sebuah institusi

pendidikan memiliki sistem yang didalamnya terdiri dari berbagai komponen dan

elemen.

Sebagai sebuah sistem sekolah memiliki komponen yang saling terkait satu

dengan yang lain dalam mengelola sebuah perubahan dan dampak yang

dihasilkan dari perubahan tersebut. Oleh sebab itu diperlukan harmonisasi antar

elemen atau pihak yang secara konsisten untuk melakukan pembaharuan yang

lebih baik. Komponen tersebut berupa input, proses dan output atau keluaran

yang diharapkan. Input berupa intake siswa, sarana pembelajaran, kurikulum,

manajemen sekolah sedangkan proses didalamya pembelajaran yang dilakukan

dan output berupa kompetensi yang dihasilkan dari lulusan tersebut. lulusan

yang dihasilkan oleh sekolah merupakan salahsatu tolak ukur keberhasilan

sebuah proses pendidikan, misalnya pada jenjang sekolah menengah kejuruan

(SMK) hal itu dapat dilihat dari tingkat kepuasan dunia usaha dan dunia industri

(DUDI) seperti temuan Putranto (2017)dengan pengembangan kerjasama link

and match, untuk meningkatkan kesiapan kerja antara sekolah dengan dudi,

dengan sosialiasasi kompetensi siswa, keterlibatan dudi dalam penerimaan

siswa baru, dan identifikasi kompetensi oleh DUDI.

Page 36: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 22

Guru dituntut untuk mengembangkan pembelajaran inovatif, pembelajaran

inovatif akan membantu siswa mengembangkan bakat dan kemampuannya

sehingga kompetensi pembelajaran akan tercapai. Menurut Pannen (2016) ide

untuk mengembangkan berbagai pembelajaran inovatif akan dapat diperoleh

guru jika:

a. Guru secara rutin terlibat dalam proses kolaboratif untuk berbagai dan

berdiskusi tentang berbagai praktik pembelajaran dan proses belajar siswa

dan tantangannya;

b. Guru secara terus menerus terlibat aktif dalam proses belajar, penelitian dan

reflekasi atas praktik yang dijalankannya;

c. Guru memiliki kepemimpinan pedagogis otonomi dan kewenangan di dalam

proses pembelajaran serta pengambilan keputusan berkenaan dengan proses

pembelajaran dan pencapaian hasil belajar siswanya;

d. Guru memiliki kemampuan untuk berimprovisasi dan kreatif dalam proses

pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran. kreativitas guru dan improvisasi

intensif sangat diperlukan untuk menciptakan pembelajaran inovatif yang

mampu mewadahi proses kontruksi pengetahuan oleh siswa.

Dalam era globalisasi ini, perubahan yang begitu cepat, seiring dengan

tuntutan ketrampilan dan pengetahuan dalam 21 th Century Education

Framework. Agar siswa mampu mersepon tantangan tersebut maka guru harus

memulainya dengan menghasilkan berbagai inovasi pembelajaran, sehingga

pada akhirnya dengan adanya siswa yang beragam, tuntutan kompetensi yang

meningkat, dan ketersediaan saranapembelajaran pendukung mengharuskan

guru untuk berubah dari perancang pembelajaran tradisional menjadi perancang

pembelajaran yang inovatif.

Pembelajaran inovatif selalu disandingkan dengan pembelajaran

tradisional, pembelajaran yang beroirentasi pada guru dan materi yang

disandingkan dengan pembelajaran pasif.

a. Pembelajaran Inovatif-Pembelajaran Tradisional

Pembelajaran tradisional biasanya digambarkan dengan guru berdiri

didepan kelas, menjelaskan informasi atau pengetahuan melalui ceramah,

sedangkan siswa duduk mendengarkan penjelasan oleh guru. Siswa pasif

mendengarkan ceramah dari guru, materi yang disampaikan oleh guru kurang

Page 37: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 23

dekat dengan kehidupan siswa, guru mengajar dengan minim referensi atau

sumber belajar, apabila guru membentuk kelompok, tanggung jawab

individual kurang terlihat karena tugas sering dikerjakan oleh salahsatu

anggota kelompok dan kelompok belajar biasnaya bersifat homogen. Guru

jarang melakukan pemantauan atau observasi terhadap kemajuan individual

siswa, pembelajaran yang dilakukan oleh guru hanya sebatas penyelesain

tugas sebagai indikator pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan

target penyelesaian kurikulum, penanaman karakter seoalah-olah menjadi

tugas bagi guru budi pekerti atau guru Pendidikan Karakter.

Pembelajaran inovatif memberikan tantangan guru yang berbeda

daripada sebelumnya. Guru dan siswa berekplorasi bersama, dalam suatu

pertemuan guru dapat menerapkan pembelajaran yang kolaboratif, pertemuan

berikutnya menerapkan pembelajaran berbasis proyek. Suasana lain dari

pada sebelumnya begitu terasa, sehingga berdampak pada antusiasmu siswa

mengikuti pembelajaran.

Unsur kebaruan ini merupakan salahsatu menarik perhatian dalam

model pembelajaran ARCS( Attention, Relevance, Confidence, and

Satisfaction) dari Keller (1987). Menurut Keller perhatian siswa dapat

diperoleh melalui (1) Perceptual arousal (sesuatu yang beda untuk

memancing keingintahuan siswa) atau Inqiry arousal (memancing

keingintahuan siswa melalui tantantangan-tantangan belajar yang menarik

atau masalah yang harus dipecahkan.

Terdapat beberapa unsur dalam kebaruan pembelajaran, seperti

diuraikan dalam tabel 1.2 dibawah ini

Tabel 2.2 Kebaharuan Dalam Setiap Pembelajaran

Engagement (menarik perhatian)

1. Menggunakan objek, peristiwa atau sesuatu yang sudah pernah diketahui siswa yang dapat menarik perhatian siswa (prior learning knowledge)

2. Menggunakan suatu yang baru atau anaeh dan menjelaskan hubungannya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan (facilitated connections)

Exploration (eksplorasi) Eksoplorasi terhadap objek, fenomena atau teori/prinsip yang akan dipelajari dengan menggunakan tanya jawab, menggunakan alat bantu multimedia, atau relita objek langsung . eksplorasi dapat dilakukan menggunakan pertanyaan pemandu; apa, siapa, mengapa,

Page 38: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 24

dimana; kapan dan bagaimana.

Explanation (Penjelasan)

Siswa diberi kesempatan untuk menjelaskan pemahamannya terhadap konsep atau proses yang dipelajari. Penjelasan dapat dilakukan secara individu maupun kelompok , dalam beragam bentuk pertanyaan, menggambar peta konsep, tulisan, drama, dan lain sebagainya.

Elaboration (elaborasi) Siswa diberi kesempatan untuk membuktikan pemahamannya dalam kegiatan praktik langsung atau pemecahan masalah secara otentik.

Evaluation (evaluasi) Siswa bersama guru mengukur apasaja yang sudah dipelajari, dimengerti, dikuasai melalui beragam bentuk ; tulisan naratif, puisi, gambar, poster, drama dan lain-lain ( multiple representation of understanding)

( Sumber: Pannen, dkk: 2016)

Guru dituntut untuk memiliki wawasan yang luas serta kompetensi yang

memadai untuk mewujudkan aspek kebaharuan tersebut. Disinilah peran guru

sebagai pembelajar sepanjang hayat (long life education) sangat diperlukan.

Guru senantiasa harus terus belajar, mengasah kompetensi pembelajaran

yang diperlukan dan senantiasa membekali dirinya dengan ilmu dan

ketrampilan.

b. Pembelajaran Beroirentasi pada Siswa- Pembelajaran Beroirentasi pada

Guru/ Materi Pelajaran

Peran perubahan guru dan perubahan paradigm pembelajaran dari

pembelajaran yang berpusat pada guru atau materi (content/teacher centered

learning) menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered

learning).

Pembelajaran yang berpusat pada guru/materi, guru pemeran utama

dalam pembelajaran, dan menjadi satu-satunya sumber informasi di depan

kelas (sage on the stage)dan siswa pasif mendengar. Sementara itu, didalam

pembelajaran berpusat pada siswa, guru menjadi pendamping belajar,

menjadi fasilitator bahkan berpatisipasi dalam proses belajar bersama siswa

(guide on the side)

Menurut pannen (2016) pembelajaran berfokus pada siswa memiliki

beberapa prinsip sebagai berikut:

Page 39: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 25

a. Pembelajaran berfokus pada siswa mempersyaratkan terjadinya proses

reflektif yang terus menerus dan berkesinambungan;

b. Keseragaman bagi semua pembelajaran secara merata, karena siswa

memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan unik, pembelajaran yang

berfokus pada siswa dipastikan memberikan pengalaman yang berbeda

untuk setiap siswa berdasarkan capaian pembelajaran dan kompetensi

yang harus dicapai, materi yang dipelajari dan media dan suasana belajar

yang unik;

c. Perbedaan setiap siswa dalam gaya belajar, kebutuhan dan minat menjadi

pertimbangan utama dalam merancang pembelajaran yang bermakna;

d. Kesempatan siswa untuk membuat pilihan dari beragam alternative

merupakan kunci untuk pembelajaran yang berfokus pada siswa

e. Siswa memiliki pengalaman dan latar belakang pengetahuan yang

berbeda-beda yang harus menjadi pertimbangan dalam pembelajaran yang

berfokus pada siswa;

f. Siswa memiliki kendali dan dapat mengendalikan proses belajarnya

masing-masing;

g. Memberikan pengalaman belajar yang memperdayakan siswa

h. Mempersyaratkan kerjasama dan kolaborasi antar siswa dengan guru dan

tenaga teknis lainnya dalam suasana proses belajar.

c. Pembelajaran Aktif- Pembelajaran Pasif

Pembelajaran aktif merupakan pendekatan yang mengoptimalkan

penggunaan semua potensi siswa sehingga semua siswa mencapai hasil

belajar yang sesuai dengan standar yang ditentukan, kebutuhan dan sesuai

dengan karakteristik pribadi serta potensi diri yang mereka miliki.

Menurut Panen (2016) Keaktifan siswa hendaknya bukan kekatifan fisik

atau psikomotor saja, tetapi keaktifan kognitif dan afektif. Pembelajaran di

abad 21 menyebutkan keaktifan ini sebagai disciplinary wyas of knowing,

doing and being, yang dapat ditimbulkan oleh guru melalui berbagai strategi,

misalnya:

1) Pemicu (kasus, pertanyaan soal, dan lain sebagainya) yang bersifat lintas

disiplin dan menghendaki analisis dan perspektif beragam, sehingga

Page 40: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 26

jawabannya bukan hanya satu dan semuanya menjadi benar berdasarkan

arguementasinya;

2) Perolehan pengetahuan secara kolaboratif-penerapan kontruktivisme sosial

melalui pembentukan kelompok yang kolaboratif dan heterogen, giliran

bagi setiap anggota kelompok untuk muncul, saling menghormati dan

menghargai dan berbagi dengan kelompoknya.;

3) Sacffolding: pemberian tantangan yang melebihi kapasitas siswa secara

bertahap, sehingga siswa terus ingin tahu dan ingin maju;

4) Assesment formatif yang berkelanjutan, sehingga siswa setiap saat selalu

dapat mengetahui posisinya, merefleksikan kekurangannya dan

menentukan strateginya untuk belajar lagi dan maju mencapai capaian

belajarnya.

3. Model Pembaruan dalam Pembelajaran

Membahas pembaharuan pembelajaran sangatlah banyak bentuknya.

Menurut Budiawati dkk (2008) beberapa pembaharuan menyangkut

pembelajaran berupa teori-teori pembelajaran, desain dan media pembelajaran

serta evaluasi pembelajaran.

a. Teori Pembelajaran : antara kontruktivisme dan objektivisme.

Aliran objektivisme melihat bahwa pembelajaran harus memiliki tujuan

khusus yang diharapkan. Tujuan tersebut mengacu pada materi yang

diajarkan dalam proses pembelajaran serta proses belajar yang terstruktur.

Aliran kontruktivisme ini melihat bahwa manusia sebagai mahluk yang

berkembang dan dinamis, manusia memiliki kemampuan alamiah berpikir,

sehingga manusia memiliki kemampuan untuk mencerna, memahami serta

mengkonstruksi pengetahuan yang mereka dapat hasil interaksi dengan

lingkungannya.

Terjadi perdebatan antara para konstruktivis dengan para objektivis,

kontruktivis mendebat objektivis yakni dalam proses belajar tidak harus diatur

oleh perancang pembelajaran karena objektivis dianggap terlalu mengatur

proses belajar dari aspek eksternal.

b. Desain Pembelajaran

Menurut Gagnon, Jr & Colay (dalam Budiawati, dkk :2008) mengusulkan

suatu model desain pembelajaran yang berlandaskan kontruktivisme. Desain

Page 41: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 27

pembelajaran tidak menyebutkan tujuan pembelajaran namun menekankan

strategi pembelajaran yang berbeda. Perbedaan tersebut berupa

pengelompokan siswa, kegiatan penghubung (antara prasyarat dan materi

belajar inti) serta evaluasi internal. Refleksi merupakan bentuk dari evaluasi

internal yang dapat dilakukan dalam desain pembelajaran tersebut.

c. Media pembelajaran dan strategi pembelajaran

Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi saat ini, Era

digitalisasi tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia termasuk dalam

pembelajaran. Konsep belajar mandiri dengan memanfaatkan layanan

internet, mengalihkan dari kelas klasik ke kelas virtual (dunia maya) dengan

menggunakan internet sebagai media pembelajaran. Muncul media

pembelajaran berbasis internet, E-learning memunculkan belajar jarak jauh

yang tidak dibatasi ruang dan waktu, strategi pembelajarannya pun

berkembang mengikuti perkembangan teknologi tersebut.Open access

sumber belajar yang dapat diakses secara bebas dan luas oleh lapisan

masyarakat dimanapun berada.

d. Evaluasi Pembelajaran

Selama ini kecenderungan penilaian belajar dilakukan oleh pihak

eksternal atau guru terhadap perkembangan belajar siswanya. Sebaiknya

siswa juga dapat diberikan kesempatan untuk menilai dirinya sendiri dengan

menggunakan penilaian portofolio yang berbasis pada konsep penilaian

autentik (authentic assessment) yakni melakukan penilaian diri atau

refleksi.Siswa diajak untuk melihat seberapa jauh apa yang telah mereka

alami setelah mengikuti pembelajaran tersebut dan bertanggung jawab

terhadap proses belajarnya masing-masing telah mereka lakukan. Untuk

mengimbanginya dapat dilakukan dengan penilaian dari teman bahkan orang

tua mereka.

Page 42: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 28

C. Topik Diskusi E-Learning

D. Latihan/Tugas

1. Uraikan perbedaan perubahan dengan pembaruan yang anda ketahui!

2. Uraikan ciri-ciri unsur kebaruan dalam pembelajaran yang anda ketahui!

3. Sebutkan model-model pembaruan pembelajaran!

4. Berilah contoh bentuk kebaruan pembelajaran yang anda dapat terapkan pada

materi IPS, yang selama ini IPS dianggap pelajaran yang bersifat hafalan dan

cenderung membosankan!

5. Berilah contoh bentuk kebaruan pembelajaran yang anda dapat terapkan pada

materi akuntansi, yang selama ini akuntansi dianggap pelajaran yang sulit oleh

para siswa!

KEYWORD

:Pembaruan;pembelajaran;inovasi;perubahan;menarik;eksplorasi;penjelasan;elaborasi;

evaluasi;aktif;teori;desain;media;strategi;evaluasi

PETUNJUK:

• Diskusikanlah Topik di bawah ini

• Gunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar

• Tidak diperbolehkan membicarakan hal lain di luar topik diskusi

PERTANYAAN:

Apabila anda menemukan siswa disekolah yang anda ajar pasif, siswa sudah terbiasa

dengan pembelajaran metode ceramah, motivasi belajar siswa rendah berdampak pada

prestasi belajar siswa yang rendah, apa yang akan and alakukan mengatasi keadaan

tersebut? pembaruan apa yang akan anda lakukan?berilah pendapat anda!

Page 43: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 29

E. Referensi

Budiawati, dkk. 2008. Pembaharuan dalam Pembelajaran Ekonomi dan Koperasi.

Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Pannen, Paulina, dkk. 2016. Pembaharuan dalam Pembelajaran.Tangerang

Selatan: Universitas Terbuka

Putranto, Ivan.2017. Pengembangan Kerjasama Link and Match Untuk

Meningkatkan Kesiapan Kerja Bagi Lulusan SMK Kompetensi Akuntansi di

Kota Semarang. Jurnal Mandiri Vol.1 No. 1 Juni 2017 Hal.69-83

Page 44: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 30

PERTEMUAN 3

PEMBELAJARAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan pada pertemuan ini, diharapakan mahasiswa

mampu:

1. Menganalisis Urgensi Pembelajaran Berbasis Kemampuan Berpikir Tingkat

Tinggi

2. Memahami Hakikat Pembelajaran Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

3. Memahami Metode-metode Pembelajaran Beroirentasi Kemampuan Berpikir

Tingkat Tinggi

4. Menyusun Soal-soal Kemampuan Berpikir Tingkat tTnggi

5. Membuat Desain Pembelajaran beroirentasi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

B. Uraian Materi

PETA KONSEP

1. Urgensi Pembelajaran Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Dari berbagai riset menunjukkan bahwa kualitas pendidikan dari berbagai

lembaga menunjukkan Indonesia masih tertinggal dari berbagai negara di dunia.

Data tahun 2016 dari INAP (Indonesia national assessment program)

kemampuan membaca masyarakat Indonesia 46, 83% (kurang), data tahun 2015

dari PISA ( Programme for international student assessment program) Indonesia

peringkat 64 dari 70 negara.

Page 45: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 31

Perlunya melatih penerapan pembelajaran berpikir tingkat tinggi (high order

thinking skill/HOTS) mengacu pada kurikulum 2013. Dalam standar proses

penerapan pembelajaran berorirentasi pada HOTS menekankan pada

peningkatan ketrampilan berpikir siswa, perbaikan kinerja siswa sehingga siswa

diharapkan mampu memecahkan masalah. Dalam peraturan menteri pendidikan

kebudayaan yakni nomor 20, 21 dan 24 tahun 2016 IPK (indikator pencapaian

kompetensi) dikembangkan oleh guru menganalisis dari keterkaitan standar

ketuntasan lulusan (SKL), kompetensi inti (KI), dan Kompetensi dasar dengan

mengkolaborasikan penguatan pendidikan karakter (PPK) dengan kegiatan

literasi dan pengembangan ketrampilan abad 21 (Wijaya: 2019). Guru dalam

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) guru diharapkan untuk

mengembangkan HOTS yang ada pada setiap kompetensi dasar pada materi

pelajaran yang akan diajar dari kognitif pada tingkat pertama hingga tingkat

paling tinggi (mencipta). Untuk menuju kemampuan berpikir tingkat tinggi dimulai

sebagai prasyarat yakni kemampuan berpikir awal (low order thinking

skill/LOTS). HOTS terdiri dari beberapa bentuk, diantaranya adalah berpikir

kreatif, berpikir kritis, problem solving, metakognitif. Pembelajaran berbasis

HOTS tersebut dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran disekolah,

misalnya menurut Sholeh (2016) secara teoritik berpikir kritis dapat diterapkan

dalam mata pelajaran IPS ekonomi

2. Hakikat pembelajaran berpikir tingkat tinggi

Menurut wijaya (2019) HOTS merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi

yang terdiri atas kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta atau

mengkreasikan.

Menurut Anderson dan krathwhol dalam leny novianti dimensi proses

kognitif dapat tergambar seperti tabel dibawah ini:

Page 46: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 32

Tabel 3.1 Level Kognitif

Level Kognitif Definisi

Level 1 Pemahaman

Mengingat (C1) Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan jangka panjang

Mengerti (C2) Mengambil makna dari intruksi yang diberikan

Level 2 penerapan

Menerapkan (C3) Menggunakan prosedur dari situasi yang berbeda

Level 3 penalaran (HOTS)

Menganalisis (C4) Memisahkan bahan menjadi beberapa bagian dan menentukan bagaimana setiap bagian tersebut saling berhubungan satu sama lain dan terhadap suatu struktur

Mengevaluasi (C5) Membuat penilian berdasarkan kriteria dan standar

Mengkreasi (C6) Menyatukan elemn-elemen agar membentuk sebuah kesatuan yang logis atau fungsiona.

Pembelajaran berbasis HOTS memiliki berbagai kelebihan, menurut

Byrnes (dalam Pannen dkk:2016) kelebihan-kelebihan pembelajaran HOTS

adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran lebih aktif hal ini dikarenakan pembelajaran berfokus pada

siswa bukan pada guru;

b. Pembelajaran ini mendorong siswa dapat menyimpan pengetahuannya

dalam memori jangka panjang;

c. Pembelajaran ini mendorong siswa menginternalisasikan pengetahuannya

yang ia peroleh dan bukan sekedar hanya mengingat atau mengetahuinya;

d. Pembelajaran ini mendorong siswa mengintegrasikan beberapa pengetahuan

yang siswa miliki untuk menyelesaikan sebuah tugas;

e. Pembelajaran ini juga menyiapkan siswa menghadapi dunia nyata

Selain metode-metode pembelajaran diatas, temuan penelitian menurut

Nurhasanah (2019) Penerapan pembelajaran Numbered Head Together dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa.

Page 47: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 33

3. Metode-metode Pembelajaran Beroirentasi untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Terdapat berbagai metode pembelajaran yang dapat mengembangkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, adapun metode-metode pembelajaran

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Contextual teaching and learning

Pembelajaran konstektual (contextual teaching and learning) menurut

Jauhar (2011) merupakan proses pembelajaran yang holistic dan bertujuan

membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya

terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari, sehingga siswa memiliki

pengetahuan/ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi

sendiri pemahammanya secara aktif. Lebih lanjut menurut Hamdayana(2014)

Contextual teaching and learning merupakan konsep belajar dimana guru

menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong sisiwa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan sehari-

harinya, sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan ketampilan dalam

konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses merekonstruksi

sendiri, sebagai bekal dalam memecahkan masalah kehidupannya sebagai

anggota masyarakat.

Menurut Sugiyanto (2007) Secara sederhana langkah penerapan CTL

dalam kelas secara garis besar sebagai berikut:

1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan

cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkontruksi sendiri

pengetahuan dan ketrampilan bertanya.

2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik

3) Kembangkan sifat ingin tahu dnegan bertanya

4) Cipatakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok).

5) Hadirkan model sebagai contoh pemodelan

6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan

7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

b. Discovery Learning

Pembelajaranpenemuan merupakan suatu model pembelajaran untuk

mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemuka sendiri,

Page 48: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 34

menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh menjadi tahan lama dan tidak

udah dilupakan oleh siswa (Hosanan: 2014). Menurut Markaban (dalam

Hosnan: 2014) sebagai berikut:

1) Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data

secukupnya;

2) Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses dan

mengorganisasi serta menganalisis data tersebut;

3) Siswa menyusun prakiraan dari hasil analisis yang dilakukannya

4) Apabila dipandang perlu, prakiraan yang telah dibuat siswa tersebut di atas

diperiksa oleh guru

c. Pembelajaran Inkuiri

Pembelajaran inkuiri merupakan proses pembelajaran yang didasarkan

pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis

(Hamdayama: 2014). Pada proses pembelajaran inkuiri menekankan

menekankan pada mencari dan menemukan informasi pengetahuan yang

siswa pelajari, guru tidak memberikan materi secara langsung kepada siswa.

adapun langkah-langkah penerapan pembelajaran inquiry menurut Hosnan

(2014) adalah sebagai berikut:

1) Orientasi

Guru mengkondisikan para peserta didik untuk siap melaksanakan

proses pembelajaran, pada tahap ini merangsang dan mengajak peserta

didik untuk berpikir memecahkan masalah

2) Merumuskan masalah

Pada tahap ini guru menyajikan persoalan yang menantang kepada

peserta didik untuk dipikir dan dipecahkan, masalah yang diberikan kepada

peserta didik tentu ada jawabannya dan guru mendorong peserta didik

mencari jawabannya melalui proses berpikir mereka.

3) Merumuskan hipotesis

Pada tahap ini hipotesis merupakan jawaban sementara dari

permasalahan yang dikaji dan perlu di uji kebenarannya, hipotesis

memerlukan landasan berpikir yang kokoh, dan bersifat rasional dan logis.

Diperlukan kedalaman wawasan dan pengalaman siswa, siswa yang

Page 49: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 35

kurang memiliki wawasan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional

dan logis.

4) Mengumpulkan data

Pada tahap ini berupa aktivitas mengumpulkan dan menjaring

informasi yang dibutuhkan, guru berperan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi

yang dibutuhkan.

5) Menguji hipotesis

Pada tahap ini peserta didik menentukan jawaban yang dianggap

diterima berdasarkan informasi yang didapatkan dari mengumpulkan data,

siswa mencari tingkat keyakonan atas jawaban yang diberikan dan

mengembangkan kemampuan berpikir rasional dengan didukung data yang

dapat dipertanggung jawabkan.

6) Merumuskan kesimpulan

Pada tahap ini siswa mendiskripksikan temuan yang diperoleh

berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

d. Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

Menurut Barrow ( dalam Huda: 2014) Pembelajaran berbasis masalah

(Project based learning) merupakan pembelajaran yang diperoleh melalui

proses pemehaman akan resolusi suatu masalah. Lebih lanjut menurut

Hosnan (2014) Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran

yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur dan

bersifat terbuka sebagai konteks bagi siswa untuk mengembangkan

ketrampilan menyelesaikan maslaah dan berpikir kritis serta sekaligus

membangun pengetahuan baru. Adapun langkah-langkah pembelajaran PBL

menurut Huda (2014) adalah sebagai berikut:

1) Siswa disajikan masalah

2) Siswa mendiskusikan masalah dalam tutorial PBL dalam sebuah kelompok

kecil, mereka mengklarifikasi fakta-fakta suatu kasus kemudian

mendifinisikan sebuah masalah; mengidentifikasi apa yang mereka

Page 50: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 36

butuhkan, menelaah masalah dan mendesain rencana tindakan untuk

menggarap masalah;

3) Siswa terlibat studi independen untuk menyelesaikan masalah diluar

bimbingan guru, hal ini bisa mencakup perpustakaan, databse, website,

masyarakat dan observasi

4) Siswa kembali pada tutorial PBL, lalu sharing informasi, melalui peer

teaching atau cooperarive learning atas masalah tertentu;

5) Siswa menyajikan solusi atas masalah;

6) Siswa meriview apa yang mereka pelajari selama proses pengerjaan

selama ini.

4. Menyusun Soal-Soal HOTS

Dalam menyusun pertanyaaan yang beroierentasi pada HOTS,

diklasifikasikan ke dalam empat jenis pertanyaan yakni pertanyaan inferensial,

pertanyaan interpretasi, pertanyaan transfer dan pertanyaan hipotetik.

a. Pertanyaan inferensial

Pada pertanyaan ini bahan sudah disiapkan oleh guru, peserta didik

mengkaji dan mengamati, informasi yang diberikan oleh guru dapat berbagai

bentuk seperti uraian singkat, gambar berita dan lain sebagainya. pertanyaan

tersebut segera dijawab oleh peserta didik setelah sebelumnya mengamati

atau membaca bahan atau informasi yang sudah diberikan oleh guru, seperti:

1) Apa yang saudara temukan dari apa yang sudah amati tersebut?

2) Bagaimana menurut pendapat saudara?

3) Bagaimana sikap saudara dengan makna yang saudara peroleh?

Pertanyaan inferensial juga mencakup pertanyaan:

1) Membangkitkan minat atau perhatian peserta didik, misalnya

bagaimanakah proses terjadinya gempa bumi?

2) Checking atau diagnosis, contohnya apa yang saudara ketahui tentang

tsunami?

3) Mengingat spesifik informasi dari suatu peristiwa, contohnya kapan

terjadinya sidang BPUPKI?dan berapa orang yang terlibat merumusakan

UUD dalam sidang BPUPKI tersebut?

Page 51: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 37

4) Manajerial, contohnya bagaimana caranya menanamkan nilai-nilai

nasionalisme di sekolah?

b. Pertanyaan interpretasi

Pertanyaan interpretasi diajukan pada peserta didik berkaitan dengan

informasi yang tidak lengkap, atau tidak terdapat dalam bahan yang disajikan

oleh guru dan peserta didik tidak bisa memberi makna suatu konsekuensi dari

suatu gejala atau sebab yang ada. Pertanyaannya biasanya dimulai dengan ‘’

Mengapa saudara berpendapat seperti itu?, Apa penyebab gempa yang

terjadi di…?

Pertanyaan interpretasi seperti juga dibawah ini,

1) Mendorong peserta didik untuk proses berpikir, misalnya apa yang saudara

ketahui tentang pengangguran?apa penyebabnya?bagaimana cara

mengatasinya?

2) Struktur dan mengarahkan learning, misalnya,

c. Pertanyaan Transfer

Jika dua jenis pertanyaan sebelumnya merupakan cara untuk

mendalami masalah, pertanyaan merupakan cara untuk memperluas

wawasan, misalnya apa perbedaan hukum permintaan dengan hukum

penawaran?bisakah saudara menjelaskan secara detail jawaban saudara?

Selain itu pertanyaan transfer mencakup pula, mengaplikasikan ilmu pada

kasus yang lain, "Bagaimana apabila teori ini diterapkan pada kasus

seperti…?mungkinkah hal tersebut dapat dilakukan? Apakah ada

kemungiknan upaya untuk?”

d. Pertanyaan Hipotetik

Pertanyaan hipotetik berkaitan dengan pertanyaan hipotesis,

generalisasi dan kesimpulan. Pertanyaan ini mendorong siswa untuk

melakukan peramalan atau prediksi dari sebuah permasalahan yang dianalisis

atau untuk mengambil generalisasi. Seperti

1) Apa yang terjadi apabila terjadi inflasi?

2) Bagaimana yang terjadi apabila pemerintah menggunakan kebijakan

subsidi untuk meningkatkan daya beli masyarakat?dan apa yang terjadi

apabila pemerintah menggunakan kebijakan menaikkan suku bunga untuk

meningkatkan daya beli masyarakat?

Page 52: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 38

3) Bagaimana seandainya kebijakan batasan usia kendaraan yang melintasi

dijalan raya seperti yang sudah diterapkan di negara luar, di terapkan di

negara Indosia adakah yang perlu direvisi atau dikembangkan?

Pertanyaa hipotetik mencakup juga,

1) Pertanyaan sebab akibat, contohnya apa yang terjadi apabila hutan yang

ada di Indonesia sudah tidak ada?

2) Pertanyaan reflektif, mempertanyakan kebenaran, misalnya bagaimana

saudara tahu jika yang saudara baca dari berita online tersebut benar?

HOTS dapat diukur dengan berbagai bentuk soal seperti pilihan ganda,

menjodohkan, uraian, isian singkat. Soal HOTS tidak harus berarti sulit.

Contoh soal sulit tetapi tidak termasuk HOTS

Apa nama mata uang negara Gambia?

a. Dalasi

b. Cedi

c. Naira

d. Kwanza

Contoh soal sulit tetapi tidak termasuk HOTS

Dimana dan tanggal berapa bapak proklamator dilahrikan?

a. Blitar, 12 Juli 1902

b. Surabaya, 6 Juni 1901

c. Blitar, 20 Agustus 1902

d. Surabaya, 14 Mei 1904

Contoh soal mudah tetapi termasuk HOTS

Linda merupakan siswa kelas XI SMA disalah satu kota di Jawa Tengah, ia

memiliki beberapa kebutuhan antara lain sebagai berikut:

1) Seragam pramuka seharga Rp 120.000,00

2) Tas baru harganya Rp 50.000,00, tas lama masih layak pakai

3) Buku mata pelajaran ekonomi seharga Rp 40.000,00

4) Memperbaiki sepeda seharga Rp 110.000,00

Apabila linda memiliki dana sebesar Rp 180.000,00, bagaimana cara yang

dapat dilakukan oleh linda untuk memenuhi kebutuhannya tersebut?

a) Memakai tas lama, memperbaiki sepeda dan membeli seragam

Page 53: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 39

b) Membeli buku mata pelajaran ekonomi dan seragam sekolah, tas

menggunakan yang lama.

c) Membeli tas baru dan memperbaiki sepeda

d) Membeli buku pelajaran ekonomi, membeli seragam baru dan

memperbaiki sepeda, kekurangannya utang ke teman

5. Desain Pembelajaran beorientasi pada kemampuan berpikir tingkat Tinggi

Langkah-langkah desain pembelajaran beroirentasi kemampuan berpikir

tingkat tinggi adalah sebagai berikut:

a. Menentukan dan menganalisis kompetensi dasar (KD) disesuaikan dengan

Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 sesuaikan dengan materi pelajaran yang

akan diajarkan.

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Ketrampilan

<Nomor KD><KD Pengetahuan> <Nomor KD><KD Pengetahuan>

b. Menentukan target sesuai dengan KD dengan materi yang ada dalam KD

No Kompetensi Dasar Target KD

KD Pengetahuan

<KD Pengetahuan> <Target pengetahuan yang

sesuai KD>

KD Ketrampilan

<KD Ketrampilan> <Target ketrampilan sesuai

KD>

<KD Ketrampilan> <Target ketrampilan sesuai

KD>

c. Proyeksikan dalam sumbu simetri seperti tabel, kombinasikan dimensi

pengetahuan dengan proses berpikir.

d. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan langkah sebagai berikut

dibawah ini:

1) Perhatikan dimensi proses kognitif dan dimensi ketrampilan yang target

peserta didik kuasai

2) Menentukan KD diturunkan menjadi Indek Pencapaian Kompetensi (IPK)

Page 54: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 40

3) Menggunakan kata kerja operasional (KKO), IPK di identifikasi dari low

order thinking skill (LOTS) menuju pada High order thinking skill (HOTS).

4) Merumuskan IPK penunjang dan IPK kunci , sedangkan IPK pengayaan

dirumuskan apabila kompetensi minimal oleh peserta didik sudah terpenuhi

Format perumusan IPK seperti tabel 3.2

Tabel 3.2 Format Perumus IPK

KD Tingkat kompetensi

KD

Proses Pikir dan

Ketrampil

Mater dan Sub

Materi

Indikator Pencapaian Kompetensi

KD Pengetahuan

Dimensi Pengetahuan Proses Berpikir

Proses Berpikir dan dimensi pengetahuan <gradasi dimensi proses berpikir>

IPK Penunjang:

IPK Kunci:

IPKPengayaan:

KD ketrampilan

Tingkat proses ketrampilan

Langkah proses ketrampilan: <Gradasi dimensi ketrampilan>

IPK Penunjang:

IPK Kunci:

IPK Penganyaan:

C. Topik Diskusi E-Learning

KEYWORD:

Pembelajaran;HOTS;kognitif;taksonomi;bloom;CTL;PBL;problem;solving;di

scovery;learning;inkuiri;soal

PETUNJUK:

• Diskusikanlah Topik di bawah ini

• Gunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar

• Tidak diperbolehkan membicarakan hal lain di luar topik diskusi

Page 55: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 41

D. Latihan/Tugas

1. Uraikan pembelajaran dengan beroirentasi pada kemampuan berpikir tingkat

tinggi yang kalian ketahui!

2. Uraikan metode-metode pembelajaran yang beroirentasi pada kemampuan

berpikir tingkat tinggi!

3. Analisislah mengapa perlunya penerapan pembelajaran kemampuan berpikir

tingkat tinggi disekolah!

4. Buatlah dua contoh soal tidak sulit tetapi beroreintasi pada kemampuan berpikir

tingkat tinggi (HOTS)!

5. Buatlah desain pembelajaran ekonomi berorientasi pada kemampuan berpikir

tingkat tinggi.

E. Referensi

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidika dan

Kebudayaan. 2018. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada

Ketrampilan Berpikir Tinggi : Program Peningkatan Kompetensi

Pembelajaran Berbasis Zonasi.

Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan

Berekarakter. Bogor: Ghalia Indonesia

Hosnan.2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 :

Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran : Isu-isu Metodis

dan Paradigmatis. Yogayakarta: Pustaka Pelajar

PERTANYAAN:

Apabila anda menjadi guru disekolah, siswa anda terbiasa berpikir tingkat

rendah (belajarnya mengingat atau menghafal), bagaimana yang anda

lakukan sebagai seorang guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir

siswa agar kemampuan berpikir siswanya lebih tinggi?berilah analisis

pendapat kalian!

Page 56: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 42

Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi Paikem : dari Behavoristik sampai

Konstruktivistik: Sebuah Pengembangan Pembelajaran berbaris CTL

(Contextual Teaching & Learning). Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Nurhasanah, Enok. Fanni Erda Tasla 2019. Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Teknik NHT dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

Mahasiswa Kelas 05PIEP003 Pada Mata Kuliah Ekonomi Moneter

Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang. Jurnal Eduka Vol. 5 No.1 Juli

2019 hal. 20-29

Pannen, Paulina dkk. 2016. Pembaharuan dalam Pembelajaran. Tangerang

Selatan: Universitas Terbuka

Sani, Ridwan Abdullah. 2019. Pembelajaran HOTS (High Order Thiniking Skill. Kota

Tangerang: Tira Smart

Sholeh, Badrus. 2016. Pengembangan Pembelajaran Pada Mata Pelajaran IPS

Ekonomi Pada Siswa SMP Menggunakan Pendekatan Critical Pedagogy.

Jurnal Pekobis (Pendidikan Ekonomi dan Bisnis) V0ol. 1 No. 1 Mei 2016.

Wijaya, Tri. 2019. Panduan Menyusun Silabus, RPP, dan Penilaian Hasil Belajar:

Konsep, Contoh dan Implementasinya. Yogyakarta: Noktah

Noviani, Leny. Pembelajaran Ekonomi Beroirentasi Pada High Order Thinking Skill

Page 57: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 43

PERTEMUAN 4

PEMBELAJARAN METODE DRILL

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan pada pertemuan ini, diharapkan mahasiswa

mampu:

1. Menganalis Teori Belajar Behavoristik

2. Memahami Hakikat Pembelajaran Metode Drill

3. Menganalisis Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran Metode Drill

4. Menyebutkan kelemahan dan kelebihan pembelajaran metode drill

B. Uraian Materi

PETA KONSEP

1. Teori Belajar Behavoristik

Banyak teori-teori belajar dijelaskan oleh beberapa ahli, salahsatunya

adalah teori belajar behavoristik, Rumpun teori behavoristik ini menekankan pada

perilaku yang dapat diukur dan diamati.

Belajar behavoristik menjelaskan bagaimana perilaku itu terbentuk hingga

berdampak pada hasil belajar.

Terdapat beberapa tokoh behavoristik seperti Edward Lee Thorndike

(1874-1949), Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936), John Watson (1878-1958),

Edwin R Guthrie (1886-1959), Burrhus Frederich Skinner(1904-1990) dan Clarck

Hull (1884-1952).

Page 58: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 44

Teori belajar behavorisme, tokoh yang terkenal adalah Thorndike saat

eksperimen pada binatang yang diterapkan juga pada manusia “ trial and error”

dan menghasilkan teori belajar “connectionism” karena belajar merupakan

pembentukan koneksi antara stimuls dan respons. Thorndike mengemukakan

ada tiga hukum belajar; (1) low of readiness, keberhasilan belajar dimulai dengan

kesiapan individu, (2) law of exercise, belajar perlu dilakukan latihan dan

pengulangan agar berhasil, (3) law of effect, belajar akan bersemangat apabila

mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik.

Ivan Pavlov (1849-1936) melakukan percobaan dilatarbelakangi dengan

keluarnya air liur. Air liur pada anjing akan keluar apabila anjing mencium bau

makanan, dalam percobaanya ivan Pavlov membunyikan bel sebelum

memperlihatkan makanan pada anjing., setelah berulang kali ternyata air liurnya

tetap keluar meskipun makanannya tidak ada, sehingga kesimpulan penelitian ini

adalah perilaku individu dapat dikondisikan yang berarti belajar merupakan

upaya untuk mengkondisikan pembentukan suatu perilaku atau respon sesuatu.

Teori Ivan Pavlov menghasilkan teori belajar “classical conditioning’. Teori

oenguatan atau koneksionisme. Apabila pengkondisian (conditioning) yang diberi

kondisi adalah perangsanya (stimulus), maka pada teori penguatan yang

dikondisi atau diperkuat oleh responnya. (Sagala:2013). Apabila siswa giat

belajar dan dapat menjawab pertanyaan dari guru seperti dalam ualangan

maupun kuis maka guru akan memberikan hadiah atau pujian.

Prinsip-prinsip belajar menurut teori behavorisme menurut Harley dan

Davis (dalam Sagala:2013) yakni: (1) proses belajar dapat terjadi dengan baik

apabila siswa terlibat aktif didalamnya (2) materi pelajaran diberikan dalam

bentuk unit-unit kecil dan diatur sedemikian rupa sehingga perlu memberikan

suatu respon tertentu saja, (3) tiap-tiap respons perlu diberi umpan balik secara

langsung sehingga siswa dapat dengan segera mengetahui apakah respons

yang diberikan betul atau tidak, dan (4) perlu diberikan penguatan setiap kali

siswa memberikan respons apakah bersifat positif atau penguatan negatif.

Respon yang kuat dari siswa oleh penghargaan berupa nilai, pemberian nilai

disini disebut “operant conditioning” dengan tokohnya Skinner. Pembelajarannya

yang terkenal adalah “programmed instruction”menggunakan media dan bahan

pengajaran. Bahan pengajaran disiapkan oleh guru yang sudah tersusun dalam

bagian bahan kecil-kecil dan dilengkapi dengan Tanya jawab.

Page 59: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 45

Setiap teori belajar memiliki karakteristik masing-masing, teori belajar

behavoristik lebih menekankan pada perilaku yang tingkah-laku yang teramati

dan bukan perilaku karena dapat diamati. Terdapat beberapa keunggulan teori

belajar behavoristik, yakni (1) sangat sesuai untuk pembelajaran yang bersifat

praktik dan pembiasaan yang menuntuk kecepatan dan reflakes misalnya

olahraga, bahasa asing, (2) sesuai dengan karakteristik anak yang masih

membutuhkan peran dan dominasi orang dewasa, suka meniru, suka mengulang

atau pembiasaan.

Teori behavoristik ini masih banyak diterapkan pada dunia pendidikan di

Indonesia, hal tersebut terlihat dari mulai jenjang pendidikan tingkat pendidikan

yang paling dini dan dasar hingga pada tingkat pendidikan paling tinggi,

pembentukan perilaku dilakukan melalui pembiasaan (drill) disertai dengan

penguatan masih sering dilakukan dalam oraktik pembelajaran. Dalam teori

belajar behavoristik ini peran siswa sebagai obyek yang pasif, dan guru dalam

kegiatan belajar mengajar masih mendominasi kegiatan belajar tersebut. dampak

dari kegiatan pembelajaran teori behavoristik ini proses pembelajaran kurang

memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif untuk berkeasi dan

bereksperimen mengembangkan bakat dan kemampuan yang mereka miliki.

Tujuan pembelajaran dari teori behavoristik yakni untuk menambah pengetahuan

siswa dan mengulang atau mengungkapkan pengetahuan siswa yang telah

mereka miliki sebelumny melalui berbagai bentuk sepeperti tes, laporan. Evaluasi

dilakukan secara terpisah dari kegiatan belajar siswa. Adapun bahan materi yang

diajarkan oleh guru sudah tersusun secara heirarkis dari yang sederhana hingga

kompleks.

Dalam teori belajar behavoristik siswa belajar dengan terlebih dahulu

membaca informasi dan soal, kemudian memberikan atau memilih jawaban yang

tersedia dalam soal tersebut. guru segera mencocokkan jawaban siswa, dan

siswa segera mengetahui hasil yang dikerjakan dan guru menyatakan hasil siswa

tersebut dengan kualifikasi nilai yang ditentukan. Siswa yang mendapatkan nila

yang baik akan mendapatkan pujian, sedangkan bagi mereka yang mendapatkan

nilai yang kurang baik maka akan mendapatkan peringatan oleh gurunya.

Pengajaran dilakukan secara terprogram, bahan disusun oleh guru, bisa

berbentuk buku modul belajar, program, kaset atau audio. Dengan pengajaran

terprogram tersebut diharapkan siswa dapat belajar secara mandiri atau

Page 60: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 46

individual, guru bertindak sebagai pengarah, motivator maupun pengelola

belajar.

Dari teori belajar tersebut kemudian diturunkan metode pembelajaran

2. Hakikat Pembelajaran Metode Drill

Pendidikan disekolah tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran, guru

memiliki peranan yang penting dalam pembelajaran, guru dituntut memiliki

kemampuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, menciptakan minat

siswa untuk belajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan

pembelajaran tidak terlepas dari penggunaan media dan metode yang

digunakan. Tidak ada metode atau media yang paling efektif dalam pembejaran,

efektif tidaknya penggunaan media dan metode pembelajaran dipengaruhi oleh

karakteristik peserta didik, sifat atau jenis materi, alokasi waktu yang tersedia dan

sarana pendukung yang ada disekolah. Metode pembelajaran merupakan

langkah operasional yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. guru dalam

memilih dan mengunakan metode pembelajaran tentu harus dilandasi beberapa

pertimbangan seperti yang dijelaskan diatas.

Menurut Soemosasmito (dalam Al tabany: 2014) Suatu pembelajaran

efektif apabila memenuhi persyaratan disebagai berikut:

a. Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap kegiatan

belajar mengajar;

b. Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa;

c. Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa;

d. Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan

struktur kelas yang mendukung butir b, tanpa mengabaikan butir d.

Metode drill merupakan metode pembelajaran yang memberikan latihan

berulang-ulang. Menurut Sudjana (dalam Jaelani: 2017) metode drill merupakan

suatu kegiatan dengan melakukan hal yang sama, dilakukan secara berulang-

ulang agar ketrampilan yang didapatkan secara permanen. Dengan latihan ini,

siswa akan terasah kemampuannya, latihan juga dapat memberikan penguatan

kepada peserta didik atas kelemahan yang dimilikinya dalam pembelajaran yang

dilakukan sebelumnya.

Tujuan penerapan metode ini adalah agar pengetahuan dan ketrampilan

yang diperoleh siswa menjadi lebih mantap. Dengan penerapan metode drill ini

Page 61: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 47

siswa mampu memiliki kebiasaan yang baik, selain itu penerapan metode drill ini

menjadikan siswa mencapi cepat dan cermat ketika mereka menyelesaikan soal.

.Menurut Roestiyah (dalam Soponyono, dkk : 2018) metode drill bertujuan agar

peserta didik mengembangkan kecakapan intelek dan mempunyai kemampuan

menghubungkan antara yang satu dengan yang lainnya, ada berbagai studi

penelitian terkait dengan efektifitas penggunaan metode drill tersebut, yakni

temuan dari Siadi dkk (2009) hasil belajar kimia dengan metode drill lebih baik

dari metode resitasi, temuan Jaelani dan Aisyah ( 2017) terdapat pengaruh

penggunaan metode drill terhadap hasil belajar matematika perkalian siswa kelas

III MIN Cirebon; Sari (2019) penerapan metode drill dapat meningkatkan hasil

belajar kognitif siswa pada materi himpunan. Hasil temuan lain diperkuat oleh

Hidayati (2019) menunjukkan bahwa hasil belajar mahasiswa setelah penerapan

metode drill perolehan hasil tes mengalami perbedaan, hasil belajar yang

diperoleh mahasiswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Temuan

serupa juga oleh Lubis (2019) menunjukkan bahwa metode drill dapat

meningkatkan aktivitas belajar pada mahasiswa pembelajaran psikologi

pendidikan.

Menurut Sriyono (dalam Wahyuni:2016) , penggunaan metode drill dalam

pembelajaran memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Hasil belajar yang didapatkan siswa agar lebih mantap

b. Mendapatkan pengetahuan, setelah latihan dilakukan maka pengetahuan,

ketrampilan akan menjadi luas

c. Latihan yang digunakan menjadikan siswa aktif belajar

d. Siswa akan terangsang dalam meningkatkan belajar, insiatif dan tanggung

jawabnya sendiri terpupuk.

e. Waktu senggangnya dimanfaatkan untuk menunjang belajarnya.

Prinsip dan petunjuk menggunakan metode drill menurut Majid(2016)

yakni:

a. Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan

tertentu;

b. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, jika kurang

berhasil lalu diadakan perbaikan agar lebih sempurna;

c. Latihan tidak terlalu lama asal sering dilaksanakan;

d. Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa;

Page 62: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 48

e. Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan berguna.

Guru dalam menerapkan pembelajaran menggunakan metode drill

tersebut melakukan latihan terbimbing dan mengarahkan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung, tujuannya agar kemampuan dan ketrampilan siswa

terasah dengan baik dan optimal, selain itu dapat juga menguatkan pemahaman

siswa dan memperbaiki metode pembelajaran sebelumnya yang dirasakan

kurang maksimal dalam pembelajaran yang telah dilakukan sehingga metode drill

dapat dijadikan alternatif kekurangan perbaikian metode pembelajaran

sebelumnya.

3. Langkah-langkah penerapan pembelajaran metode drill

Adapun langkah-langkah atau sintaks penerapan pembelajaran dengan

menggunakan metode drill menurut anitah dkk (dalam sari : 2019) adalah

sebagai berikut;

a. Peserta didik dibekali berkaitan dengan tujuan pembelajaran sehingga siswa

memiliki tanggung jawab untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan

dilakukannya tersebut;

b. Peserta didik diberi penjelasasan kebiasaan dalam mempelajari materi yang

akan dipelajari siswa tersebut, dan untuk mengukur keberhasilan pencapaian

tujuan pembelajaran maka peserta didik diberi latihan;

c. Waktu pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh

peserta didik;

d. Selingi dengan sesuatu yang menarik agar peserta didik tidak bosan;

e. Guru memperhatikan kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh

peserta didi, sehingga dapat dilakukan perbaikan.

Menurut Majid (2015), Ngalimun, Fauzani, Salabi dan Banjarmasin

(2015) (dalam Sari: 2019) terdapat beberapa prinsip dan petunjuk penggunaan

metode drill:

a. Peserta didik diberikan pendalaman agar memiliki pemahaman yang jelas dari

pelaksanaan latihan tersebut;

b. Guru melakukan diagnososi kepada peserta didik sebelum pembelajaran

dengan menggunakan metode drill dimulai;

c. Waktu pembelajaran menggunakan metode drill disesuaikan dengan

kemampuan peserta didik dan tidak boleh terlalu lama;

Page 63: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 49

d. Proses latihan awal dilakukan dengan memberikan materi dasar yang

berguna bagi peserta didik.

4. Kelebihan dan kekurangan penerapan metode drill

Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan penerapan metode

pembelajaran dengan menggunakan metode drill.

Adapun kelebihan penerapan pembelajaran metode drill menurut Sudjana

(dalam Purwati: 2010) adalah sebagai berikut:

a. Peserta didik diberikan bahan pelajaran dalam suasana yang sungguh-

sungguh akan menjadi kokoh tertanam dalam ingatan peserta didik, karena

pikiran, perasaan, kemampuan pada konsentrasi yang dilatihkan;

b. Peserta didik menggunakan kemampuan berpikirnya bertambah baik, dengan

pengajaran yang baik peserta didik menjadi lebih teratur, teliti dan daya

ingatnya terdorong lebih baik;

c. Dengan adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi langsung dari guru,

memungkinkan murid melakukan perbaikan kesalahan.

Sedangkan kelemahan penerapan pembelajaran metode drill menurut

Sudjana (dalam Purwati: 2010) adalah sebagai berikut:

a. Mudah meninmbulkan kebosanan karena latihan yang dilakukan terus

menerus dibawah pengawasan ketat dan suasana yang serius;

b. Siswa mudah merasa bosan dan jengkel karena tekanan belajar yang berat;

c. Latihan yang terlampau bisa menimbulkan perasaan benci dalam diri peserta

didik;

d. Inisiatif dan kreatifitas siswa lemah karena latihan dan perintah yang diberikan

oleh guru;

e. Latihan ini bertujuan untuk mengokohkan asosiasi tertentu, maka peserta

didik akan merasa asing terhadap struktur-struktur baru dan perasaan tidak

berdaya muncul.

Page 64: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 50

C. Topik Diskusi E-Learning

D. Latihan/tugas

1. Jelaskan keterkaitan teori belajar behavorisme dengan metode Drill yang kalian

ketahui!

2. Analisilah beberapa pertimbangan sebelum memilih dan menggunakan suatu

metode pembelajaran yang kalian ketahui!

3. Uraikanlah langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan metode Drill yang

kalian ketahui!

4. Sebutkanlah kelemahan-kelemahan penerapan pembelajaran dengan

menggunakan metode Drill!

5. Sebutkanlah kelebihan-kelebihan penerapan pembelajaran menggunakan

metode Drill!

KEYWORD

:Pembelajaran;metode;drill;latihan;pendalaman;hasil;kognitif;kebiasaan;ketrampil

an;terasah;kemampuan

PETUNJUK:

• Diskusikanlah Topik di bawah ini

• Gunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar

• Tidak diperbolehkan membicarakan hal lain di luar topik diskusi

PERTANYAAN:

Tujuan penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode drill adalah

agar siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang mantap, dalam

pelaksanaannya salahsatu kelemahan penerapan dengan metode drill tersebut

adalah siswa menjadi bosan, apabila anda menjadi seorang guru dan

menerpakan pembelajaran dengan metode drill, langkah apa yang akan anda

lakukan agar siswa tidak bosa?berilah analisis pendapat anda!

Page 65: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 51

E. Referensi

Al Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,

Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Grup

Hidayati, Syafaatul dan Saiful Anwar. 2019. Penerapan Metode Drill Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Ekonomi Mahasiswa Pendidikan

Ekonomi Universitas Pamulang. Pekobis Jurnal Pendidikan Ekonomi dan

Bisnis. Vol. 4 No. 1 Mei 2019. Hal. 53-64

Jaelani, Aceng, Siti Aisyah. 2017. Pengaruh Metode Drill Terhadap Hasil Belajar

Matematika Materi Perkalian Pada Siswa Kelas III MIN Kota Cirebon. Jurnal

Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI Vol.4(1) Hal. 87-96.

Lubis, Metha. 2019. Penerapan Metode Resitasi dan Metode Drill Dalam Meningkatkan

Aktivitas Pembelajaran Psikologi Pendidikan Pada Mahasiswa Pendidikan

Ekonomi Universitas Pamulang. Pekobis Jurnal Pendidikan Ekonomi dan

Bisnis. Vol. 4 No. 1 Oktober 2019 hal. 35-43.

Majid, Abdul;.2016. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Purwati, Pera. 2010.Pengaruh Penerapan Metode Drill/latihan Terhadap Minat Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih. Jurnal Pendidikan Universitas Garut. Vol. 4

No.1 2010 Hal. 48-53

Sagala, Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sari. Thereia Novita, Oce Datu Appulembang. 2019.Penerapan Metode Drill Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Materi Himpunan Kelas VII

Pada Suatu SMP di Sentani. Johme (Jurnal of Holistics Matemathics

Education). Vol. 2 No.2 Hal. 131-140

Siadi.2009. Komparasi Hasil Belajar Kimia Antara Siswa yang di beri Metode Drill

dengan Resitasi. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 1 2009 hal 360-

365

Soponyono, Andreas Eko, Kelly Sinaga, Jacob Selecky. 2018. Perbandingan

Penerapan Metode Drill dan Resitasi Terhadap Hasil Belajar Kognitif

Matematika Siswa Kelas XI IPA Di SMA ABC Cikarang . Johme: Journal of

Holistic Mathematics Education Vol.1 No. 1

Wahyuni, Nida. 2016. Penggunaan Metode Drill dalam Pembelajaran Matematika.

Prosiding Seminar Nasional 2016. Vol. 2 No. 1

Page 66: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 52

PERTEMUAN 5

MODUL PEMBELAJARAN EKONOMI BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu :

1. Mahasiswa mampu untuk menjelaskan konsep modul sebagai media

pembelajaran.

2. Mahasiswa mampu untuk memahami dan menjelaskan konsep pembelajaran

kontekstual.

3. Mahasiswa mampu menyusun prinsip desain isi pesan pembelajaran dan prinsip

pembelajaran kontekstual .

Peta Konsep

Modul Pembelajaran Ekonomi Berbasis COntextual Learning

Konsep Modul Sebagai Media Pembelajaran

- Media Pembelajaran

- Modul Pembelajaran

- Struktur Modul

- Prosedur Penyusunan Modul

Konsep Pembelajaran Kontekstual

- Karakteristik Pembelajaran Kontekstual

Pengintegrasian Konsep Modul dan

Konsep Pembelajaran Kontekstual

- Konsep Modul Pembelajaran

Ekonomi Berbasis Contextual Learning

Page 67: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 53

B. Uraian Materi

1. Pendahuluan

Pembelajaran dapat dipahami sebagai suatu kegiatan yang kompleks dan

saling berkaitan, yang didalamnya mencakup tiga komponen utama yaitu:

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Perencanaan dalam pembelajaran

menjadi hal pertama dan utama yang harus dipersiapkan oleh guru sebelum

melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi terarah

berdasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Guru dituntut untuk cermat dalam melakukan perencanaan dengan melakukan

kombinasi yang tepat dan sinergik pada sub materi yang akan diajarkan. Pada

setiap materi pembelajaran memiliki karakteristik tertentu yang berbeda yang

harus disesuaikan baik dalam penerapan strategi, media, maupun bahan ajar

yang akan digunakan. Perencanaan pembelajaran hendaknya dilakukan dengan

analisa yang mendalam oleh guru baik baik dari kajian secara teoritik maupun

empiris pada komponen-komponen yang mendukung dalam kegiatan

pembelajaran. Keterpaduan yang tepat dalam unsur-unsur pembelajaran

diharapkan dapat menghadirkan suasana pembelajaran dimana siswa dapat

secara aktif mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, melalui

serangkaian kegiatan yang disusun oleh guru.

Unsur pendukung dalam pembelajaran seperti staregi, motede, materi,

sumber belajar, dan bahan ajar diperlukan dilakukan penyesuaian berdasarkan

pada karakteristik dan kebutuhan belajar siswa pada setiap institusi pendidikan

yang berbeda dan lingkungan belajar yang berbeda dengan tetap mengacu pada

pencapaian kompetensi yang ditetapkan secara nasional. Pada pertemuan di

bab ini akan dibahas kerkait dengan pembaruan pembelajaran dalam bentuk

pengembangan sebuah bahan ajar cetak dalam bentuk modul yang

dikombinasikan dengan prinsip dan tahapan pembelajaran kontekstual atau yang

familiar dikenal CTL (Contextual Teaching and Learning).

2. Konsep Dasar Modul Sebagai Media Pembelajaran

a. Media Pembelajaran

Media dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang menjadi medium

(perantara) untuk menyempaikan suatu pesan dalam berkomunikasi. Konsep

media tersebut apabila diterapkan dalam ranah kegiatan pembelajaran

diartikan sebagai segala sesuatu yang membawakan pesan-pesan

Page 68: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 54

pembelajaran. Pembawa pesan dalam pembelajaran tersebut dapat berupa

peristiwa/kejadian, bahan/alat dan manusia untuk terciptanya suatu kondisi

yang memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan

dan sikap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Smaldino (2011: 7)

mendeskripsikan secara garis besar terdapat 6 (enam) kategori dasar dalam

media sebagai berikut:

1) Teks : media teks terdiri dari susunan alfanumerik yang disusun

sedemikian rupa dan dapat di tampilkan dengan berbagai format seperti

layar LCD Proyektor, poster, papan tulis dan buku.

2) Audio : media penyampaian pesan audio meliputi segala sesuatu yang bisa

didengar, seperti suara manusia (misalnya pidato kebangsaan soekarno

dan tokoh lainnya), suara binatang, suara mekanis yang mengandung

pesan pembelajaran.

3) Visual : Media visual meluputi segala sesuatu yang dapat dilihat sebagai

sumber belajar yang mengandung pesan pembelajaran seperti gambar,

foto, kartun.

4) Vidio : Media vidio merupakan perpaduan antara antara audio dan visual

yang dapat menampikan gerak, gambar dan suara secara bersamaan,

dapat dikemas dalam bentuk rekaman vidio, animasi, DVD dll.

5) Miniatur : Media miniatur merupakan pengantar pesan pembelajaran

dengan menampilkan format tiga dimensi dengan ukuran yang lebih kecil

yang dapat disentuh oleh siswa

6) Manusia: Seorang guru yang memiliki keahlian tertentu dalam bidang studi

menjadi bagian terpenting dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat

belajar optimal dengan guru, antar siswa dan orang dewasa lainnya.

Media dalam pembelajaran dapat kita batasi definisinya pada berbagai hal

yang digunakan sebagai saluran dalam upaya penyampaian pesan maupun

informasi dalam pembelajaran. Secara khusus media pembelajaran

memungkinkan sebagai sarana yang dapat menciptakan kondisi agar siswa

dapat secara mudah untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap

melalui suatu kondisi perekayasan kejadian yang medukung memperoleh

informasi seperti lingkungan rumah, lingkungan sosial, lingkungan sekolah.

Pemerolehan informasi dari materi (seperti buku teks, lembar kegiatan siswa,

modul, dll) atau dari individu (seperti guru, teman sebaya, orang tua). Sehingga

fungsi atau kegunaan media dalam kegaiatan pembelajaran sebagai berikut:

Page 69: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 55

1) Pemanfaatan unsur dalam media dalam kegiatan pembelajaran tidak

hanya berperan sebagai unsur tambahan, akan tetapi pemanfaatan media

dalam pembelajaran memiliki fungsi tersendiri yang berperan sebagai alat

bantu untuk menciptakan situasi dan kegiatan pembelajaran yang efektif

dan efisien.

2) Penggunaan unsur media dalam pembelajaran adalah bagian yang tidak

terpisahkan dari keseluruhan proses pembelajaran yang dapat digolongkan

pada tahap perencanaan pembelajaran.

3) Penggunaan media dalam pembelajaran memiliki sifat yang tidak

terpisahkan dengan tujuan pembelajaran, sehingga penggunaan unsur

media harus selalu menyesuaikan dengan kompleksitias materi.

4) Penggunaan media dalam pembelajaran tidak hanya dimaknai hanya

sebagai alat hiburan yang hanya berfungsi melengkapi proses

pembelajaran dan sebagai sarana untuk menarik perhatian siswa, akan

tetapi pemanfaatan media dalam pembelajaran hendaknya mengandung

pesan moral, karakter dan pengetahuan siswa.

5) Penggunaan unsur media dalam pembelajaran lebih di fokuskan untuk

mempercepat pemahaman siswa terhadap suatu materi sehingga alokasi

waktu dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif.

6) Penggunaan unsur media dalam kegaiatan pembelajaran di prioritaskan

untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran.

Pembelajaran akan lebih menarik apabila didukung dengan penggunaan

media yang tepat. Dalam hal ini guru berperan aktif dalam melakukan

perencanaan penggunaan media pembelajaran. Bahkan lebih jauh guru

hendaknya melakukan inovasi – inovasi pengembangan media pembelajaran,

agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan siswa antusias dalam mengikuti

pembelajaran. Adapun tahapan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan

penggunaan media pembelajaran, terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan sebagai berikut:

1) Guru hendakya melakukan analisa terkait dengan tujuan pembelajaran,

kompetensi inti yang hendak dicapai, serta analisis kompleksitas materi

pembelajaran.

2) Guru perlu melakukan diagnosis awal untuk mengetahui tingkat

kemampuan awal siswa maupun kesulitan belajar yang dihadapi, sehingga

Page 70: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 56

penggunaan media mengandung kebermanfaatan yang tinggi untuk

mengatasi permasalahan kesulitan belajar siswa.

3) Guru perlu merancang desain penggunaan media yang menarik,

komunikatif dan sederhana, akan tetapi mampu membawakan pesan

pembelajaran yang mendalam dan meningkatkan kreativitas siswa dalam

belajar.

4) Guru hendaknya melakukan evaluasi secara berkala terkait penerapan

suatu media dalam pembelajaran, umpan balik, kritik dan saran dalam

penerapan media dapat menjadi perbaikan untuk meningkatkan mutu

kualitas pembelajaran.

b. Modul Pembelajaran

Rendahnya minta baca siswa terhadap bahan ajar menjadi salah satu

permasalahan serius dalam pembelajaran dewasa ini. Modul pembelajaran

dapat dijadikan opsi dalam meningkatkan minat baca siswa. Modul

merupakan suatu bahan ajar mandiri yang dikemas secara sistematis dan

terencana, yang didalamnya terdapat serangakaian pengalaman belajar yang

memudahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan secara spesifik. Modul disajikan dengan bahasa yang sederhana

dan mudah dipahami agar siswa dapat belajar secara mandiri maupun

dengan bimbingan minimal dari guru. Modul pembelajaran sebagai bahan

ajar mandiri memiliki beberapa karakter yang membedakannya dengan bahan

ajar lain (Daryanto, 2013: 9), diantaranya adalah:

1) Self Instruction

adalah karakteristik yang paling penting dalam sebuah modul, melalui

hal tersebut siswa dapat belajar secara mandiri atau dengan bimbingan

yang minimal dari guru. Modul yang memiliki karakteristik self instruction

harus memiliki hal-hal sebagai berikut :

a) Memuat prihal pencapaian kompetensi inti, kompetensi dasar serta

tujuan pembelajaran dengan jelas.

b) Mengemas materi pembelajaran kedalam unit-unit kegiatan yang lebih

spesifik, sehingga materi pembelajaran dapat dikuasai dengan jelas dan

tuntas.

Page 71: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 57

c) Memuat ilustrasi yang dan contoh yang terkait dengan materi

pembelajaran yang dipaparkan.

d) Memuat tugas, soal-soal latihan dan sejenisnya, yang memungkinkan

siswa untuk melakukan pengukuran pemahaman secara mandri

e) Kontekstual, modul pembelajaran hendaknya dikemas dengan

menyajikan materi dengan konteks kegiatan yang berada dalam

lingkungan belajar siswa.

f) Menerapkan bahasa yang komunikatif dan sederhana sehingga mudah

dipahami oleh siswa.

g) Memuat rangkuman materi pada setiap sub-bab pembahasan.

h) Memuat umpan balik atas penilaian kinerja dan pemahaman siswa

terhadap materi yang dipaparkan pada modul.

2) Self Contained

Self Contained diartikan apabila keseluruhan materi yang diperlukan

dalam pembelajaran telah termuat dalam modul tersebut. Karakter ini

memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari materi secara

utuh dan tuntas dalam kesatuan yang integral dalam sebuah modul.

Apabila dimungkinkan terjadi pemisahan atau pembagian antar materi

dalam sub bab yang berbeda, maka harus dilakukan dengan

memperhatikan kedalaman dan keluasan materi dengan megacu pada

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

3) Stand Alone

Stand Alone memberikan karakteristik bahwa modul pembelajaran

tidak bergantung pada media atau bahan ajar lain. Penggunaan modul

dengan karakter ini memungkinkan siswa tidak perlu menggunakan bahan

ajar lain atau media lain untuk mengerjakan tugas pada modul tersebut.

Kelengkapan dan kedalaman materi menjadi unsur penting dalam hal ini,

apabila dalam penggunaannya siswa masih memerlukan bahan ajar lain

selain modul yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak digolongkan

dalam modul yang berdiri sendiri.

4) Adaptif

Modul memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terkait

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Konsep adaptif disini

diartikan bahwa modul tersebut dapat menyesuaikan baik dari sisi desain

Page 72: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 58

isi, teknik penyajian yang bersifat fleksible digunakan dalam berbagai

perangkat keras (hardwere).

5) Bersahabat (User Friendly)

Pada setiap bagian instruksi dan pemaparan informasi yang disajikan

bersifat bersahabat dan komunikatif. Dalam penyusunan instruksi dan

pemaparan materinya bersifat membantu dan bersahabat dengan

penggunanya. Menggunakan istilah-istilah yang umum digunakan, bahasa

yang sederhana dan mudah untuk dimenegerti.

c. Struktur Modul

Modul harus disusun berdasarkan keteraturan struktur dan pola-pola

tertentu, sehingga mempermudah siswa dalam mempelajarinya. Vembriarto

dalam Prastowo (2011: 114) terdapat beberapa unsur pembentukan modul

sebagaii berikut:

1) Rumusan tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik

tujuan pengajaran yang tercantum didalam modul terlebih dahulu

harus dirumuskan dalam bentuk perubahan tingkah laku siswa setelah

mereka menyelesaikan segala isntruksi dan tugas yang disajikan dalam

modul. Adapun rumusan tujuan pembelajaran ini dapat dicantumkan

umumnya dalam lembaran kegiatan siswa. Hal tersebut digunakan sebagai

sarana informasi kepada siswa terkait perubahan pengetahuan,

keterampilan dan sikap apa yang diharapkan setelah mereka mempelajari

modul tersebut.

2) Petunjuk untuk pendidik

Petunjuk ini berkaitan dengan keterangan tentang penyelenggaraan

pembelajaran. Pada bagian ini memuat penjelasan tentang teknis serta

urutan – urutan kegiatan yang harus dilakukan dikelas, alokasi waktu yang

disediakan untuk mempelajari modul, unsur pendukung seperti alat

maupun sumber belajar, teknis evaluasi dan instrumen evaluasi yang harus

digunakan.

3) Lembaran kegiatan siswa

Pada lembaran ini berisi pemaparan materi pembelajaran yang harus

dikuasai siswa. Uraian materi yang disajikan disusun secara khusus dan

sistematis, sehingga mempermudah siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Page 73: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 59

Uruian penyajian materi hendaknya tetap berdasar pada tujuan

pembelajaran dengan memperhatikan hirarkinya secara cermat.

4) Lembaran kerja bagi siswa

Setelah menyelesaikan perancangan uraian penyajian materi, tahap

selanjutnya yang harus dilakukan adalah menyusun lembar kerja bagi

siswa. Konten bagi lembar kerja siswa ini berisi pertanyaan-pertanyaan dan

permasalahan-permasalahan yang disajikan wajib diselesaikan oleh siswa.

lembar kerja siswa berdampingan dengan lembar kegiatan siswa yang

dimanfaatlan untuk menyelesaikan permasalahan yang disajikan

5) Kunci lembaran kerja

Modul pembelajaran tidak hanya dirancang agar siswa secara aktif

memecahkan masalah yang disajikan, akan tetapi siswa juga dituntut untuk

mengevaluasi pencapaian belajar mereka sendiri. Sehingga pada setiap

modul dicantumkan kunci lembaran kerja, namun dalam prakteknya kunci

lembar kerja terkadang di pengan oleh pendidik. Melalui kunci lembar kerja,

siswa dapat mengkonfirmasi jawaban-jawaban yang salah dan segera

melakukan perbaikan terhadap jawaban yang keliru, hal ini disebut sebagai

penguatan langsung terhadap respon siswa.

6) Lembar evaluasi

Evaluasi yang dilakukan pendidik terkait keberhasilan siswa

mempelajari modul ditentukan oleh hasil tes ahir yang dimuat dalam lembar

evaluasi, bukan pada lembar kerja. Siswa yang tidak memiliki motivasi

belajar yang tinggi mungkin hanya akan menyalin kunci jawaban yang

tersedia pada lembar kerjanya. Siswa tersebut akan segera sadar tanpa

belajar ia akan kesulitan menghadapi tes ahir yang disediakan oleh

pendidik. Lembar evaluasi dan kunci jawaban senantiasa di simpan oleh

pendidik.

7) Kunci lembar evaluasi

Kunci lembaran evaluasi disusun oleh penuis modul, dengan

menetapkan rating scale. Item soal yang dijabarkan dari tujuan

pembelajaran pada setiap standar kompetensinya. Sehingga pengukuran

ketercapaian belajar siswa dapat di ukur secara tepat. Hal ini lah yang

Page 74: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 60

menjadi acuan tindakan yang perlu diambil apabila ada siswa yang belum

mencapai standar yang telah ditetapkan.

d. Prosedur Penyusunan Modul

Modul pembelajaran dirancang secara khusus dengan memperhatikan

prosedur yang baik dan benar. Penyusunan dengan berdasar kaidah-kaidah

penulisan bertujuan untuk menciptakan bahan ajar yang memiliki dampak

pada keefektifan belajar siswa. Penulisan modul dapat memperhatikan kaidah

penulisan (Daryanto, 2013 :16) sebagai berikut:

1) Analisis Kebutuhan Modul

Analisis kebutuhan modul pembelajaran diawali dengan melakukan

analisis terhadap kompetensi inti dan kompetensi dasar apa yang hendak

di programkan untuk mengetahui secara lebih spesifik kebutuhan modul

pembelajaran dari siswa atau peserta didik. Proses analisa kebutuhan

modul ini sebaiknya dilakukan oleh tim yang beranggotakan mereka yang

memilki kompetensi kusus dalam skema pengembangan bahan ajar.

2) Desain Modul

Desain modul yang dimaksud dalam hal ini adalah rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam rencana pelaksanan

pembelajaran termuat materi, media, strategi pembelajaran serta teknik

evaluasi yang akan digunakan. Sehingga RPP menjadi acuan awal dalam

perancangan modul pembelajaran

3) Implementasi

Modul pembelajaran di implementasikan sesuai dengan perencanaan

yang telah termuat didalam modul. Dimulai dari alat, bahan, media serta

lingkungan belajar yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran.

Implementasi di upayakan agar memenuhi semua unsur yang telah

ditetapkan dalam desain pelaksanaan pembelajaran. Penerapan dan

pelaksanaan unsur-unsur pembelajaran dilakukan secara konsisten.

4) Penilaian

Penilaian hasil belajar bertujuan unuk mengukur tingkat ketercapaian

belajar siswa setelah mengikuti seluruh kegiatan yang terdapat dalam

modul. Penilian dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah termuat

Page 75: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 61

didalam modul. Penilian hasil belajar di ukur dengan menggunakan

instrumen yang telah dibuat saat penulisan modul

5) Evaluasi dan Validasi

Modul yang telah di implementasikan dalam kegiatan pembelajaran,

secara berkala harus dilakukan evaluasii dan validasi. Evaluasi bertujuan

untuk mengukur seberapa besar kebermanfaatan modul dalam

implementasinya yang disesuaikan dengan tujuan pengembangan modul.

Validasi bertujuan untuk mengukur kesesuaian modul terhadap kompetensi

yang ditargetkan dalam pembelajaran. Apabila konten yang termuat dalam

modul sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang menjadi target,

sehingga dapat dinyatakan bahwa modul tersebut valid.

6) Jaminan Kualitas

Jaminan kualitas diperlukan untuk memastikan pengembangan

modul dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan yang baku. Maka

selama proses pembuatan dan perlu dilakukan monitoring secara periodik

untuk menghindari konten yang tidak sesuai dengan tujuan yang

ditetapkan. Pada tahap ahir modul perlu di uji efektifitasnya untuk

menentukan mengetahui kebermanfaatannya dalam kegiatan belajar

mengajar.

3. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

a. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran konteksual merupakan sebuah konsep belajar yang

mendorong siswa menghubungkan/mengaitkan materi yang dipelajari dengan

fenomena nyata dalam kehiduapn sehari-hari. Pembelajaran ini menekankan

pada keterkaitan antara pengetahuan secara tekstual dengan konteks dalam

kehidupan nyata dimana pengetahuan tersebut dapat diperoleh. Melalui

skema ini diharapkan siswa secara aktif mandapatkan pengetahuan secara

mendalam beserta makna yang terkandung didalamnya, tidak hanya sebatas

pengetahuan yang bersifat hapalan. Zahorik (dalam Hosnan, 2014: 269)

mendeskripsikan beberapa karakteristik penting dalam penerapan

pembelajaran kontestual :

1) Activating Knowledge, dalam pembelajaran kontestual kegiatan

pembelajaran diawali dengan mengaktifkan informasi pengetahuan yang

Page 76: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 62

telah ada. Secara sederhana dapat dipahami bahwa sesuatu yang

dipelajari tidak terlepas dari apa yang telah dipelajari siswa dimasa lalu.

Pengetahuan yang akan diperoleh siswa bukan pengetahuan yang benar-

benar baru, akan tetapi merupakan keberlanjutan dan saling berkaitan

antar suatu konsep dengan konsep lainnya.

2) Acquiring Knowledge, Pemebelajaran kontekstual merupakan konsep

belajar dalam upaya menambah atau memperoleh pengetahuan.

Pengetahuan baru dikembangkan dan diperoleh melalui metode deduktif.

Konsep ini menggeneralisasi materi pembelajaran secara keseluruhan, dan

selanjutnya diperhatikan detail materi pembelajaran.

3) Understanding Knowledge, Pengetahuan yang diperoleh tidak hanya untuk

dihapal akan tetapi untuk diyakini dan dipahami. Misalkan dengan teknik

diskusi dan salling memberi tanggapan terhadap suatu konsep, apabila

dimungkinkan terdapat pendapat siswa yang berseberangan, maka

pendapat tersebut harus diluruskan berdasarkan pemahaman yang logis

dan analitis.

4) Applying Knowledge, Mempraktekkan pengatahuan dan pengalaman yang

telah diperoleh, sehingga tampak jelas perubahan prilaku siswa setelah

kegiatan pembelajaran. Pengetahuan yang diperoleh tidak hanya sebatas

dihapal, tetapi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa.

5) Reflecting knowledge, melakukan refleksi terkait dengan metode

pengembangan pengetahuan. Hal ini diperlukan sebagai umpan balik

dalam upaya perbaikan secara periodik dan penyempurnaan terhadap

metode yang digunakan.

4. Pengintegrasian Konsep Pembelajaran Kontekstual dan Prinsip Desain

Pesan Pembelajaran ke dalam Modul

a. Konsep Modul Pembelajaran Ekonomi Berbasis Kontekstual

Mengembankan bahan ajar pada dasarnya merupakan aktivitas

perencanaam materi ajar atau penyampaian pesan pembelajaran sehingga

dapat lebih mudah dipahami oleh siswa. Pengembangan bahan ajar selalu

didasarkan atas permasalahan dan kesulitan belajar siswa, sehingga inovasi

dalam mengembangkan bahan dapat menjadi solusi terhadap permasalahan

yang terjadi. Ketika kita hendak mengadopsi suatu konsep belajar kedalam

modul pembelajaran, maka harus mengacu pada prinsip desain isi pesan

pembelajaran dan disesuaikan dengan tahapan/sintak pembelajaran

Page 77: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 63

kontekstual. Pembelajaran kontekstual berdasar atas strategi dan prinsip

pembelajaran dengan mendorong terciptanya lima bentuk pembelajaran

sebagai berikut:

1) Menghubungkan (relating) merupakan konsep belajar yang

menghubungkan antara konsep belajar yang hendak dipelajari dengan

konsep yang telah diketahui siswa sebelumnya. Pada kesempatan ini guru

memberikan stimulus untuk memandu siswa untuk mengingat pengetahuan

dimasa lalu yang memiliki kaitannya dengan tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai. Pembelajaran dimulai dengan cara yang sederhana dari

lingkungan terdekat siswa.

2) Mencoba (experimenting), merupakan sebuah konsep belajar dengan

mengajak siswa pada pengalaman langsung yang berkaitan dengan materi

ajar. Perlu disadari bahwa tidak semua siswa memililki pengalaman yang

sama, untuk menangani permasalahan tersebut guru harus memberikan

kegaiatan yang hands-on, sehingga memungkinkan semua siswa memiliki

pengalaman yang sama.

3) Mengaplikasi (applying), siswa dapat menerapkan konsep yang mereka

pelajari dengan aktifitas untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan

yang telah dipilih dan didesain oleh guru berdasarkan pada tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai.

4) Bekerjasama (cooperating), bekerja sama dalam belajar diartikan sebagai

saling berbagai saling sumbang saran, merespon jawaban antar satu siswa

dengan siswa lainnya. Hal ini juga bertujuan untuk melatih kemampuan

komunikasi siswa, untuk dapat berani mengemukakan pendapat baik

tambahan atau bantahan terhadap pernyataan siswa lainnya.

5) Proses transfer ilmu (transferring), tahap ini merupakan strategi

pembelajaran untuk dapat menggunakan pengetahuan dalam sebuah

situasi baru atau suatu permasalahan yang belum dapat diselesaikan

sebelumnya. Hal inilah yang akan melahirkan ide-ide baru pada siswa

untuk memberikan usul, saran dan pendapat, sebagai sarana memacu

siswa untuk dapat aktif mengembangkan diri dalam upaya pemerolehan

pengetahuan.

Desain isi pesan pembelajaran perlu diperhatikan dengan cermat oleh

penulis modul. Penyampaian pesan pembelajaran berdasarkan pada konsep

teknologi pendidikan dan pembelajaran pada hekakatnya adalah upaya

Page 78: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 64

penyampaian pesan kepada peserta didik oleh narasumber/penulis dengan

menggunakan alat, teknik, bahan serta lingkungan tertentu. Untuk

mendapatkan bahan ajar yang efektif, perlu diperhatikan beberapa prinsip

desain isi pesan pembelajaran sebagai berikut:

1) Kesiapan dan Motivasi

Kesiapan dan motivasi merupakan prinsip pertama dalam desain isi

pembelajaran, yang menyatakan bahwa pembelajaran akan lebih efektif

dan hasilnya lebih baik apabila siswa dalam keadaan siap dengan motivasi

yang tinggi. Kesiapan disini memiliki makna kesiapan secara keseluruhan

meliputi kesiapan mental, fisik dan pengetahuan prasyarat. Dalam hal ini

untuk mengetahui kesiapan siswa tersebut perlu dilakukan tes awal, tes

diagnosis maupun tes prasyarat. Pengetahuan prasyarat dibutuhkan

sebelum memulai pembelajaran dan hal ini harus terpenuhi. Apabila

pengetahuan yang disyaratkan belum terpenuhi maka perlu dilakukan

matrikulasi, sehingga siswa memiliki dasar pengetahuan yang sama.

Motivasi merupakan dorongan untuk bertindak melakukan suatu kegiatan,

termasuk belajar. Dorongan tersebut dapat berasal dari luar atau dari

dalam diri siswa. Motivasi merupakan bagian terpenting dalam kegaiatan

belajar, tanpa motivasi yang kuat siswa akan cenderung untuk malas dan

mengabaikan materi pelajaran. Cara yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan motivasi siswa antara lain dengan memberikan gambaran

tentang kegunaan dan pentingnya materi untuk dipelajarai, kerugian

apabila tidak serius dalam mempelajarinya. Relevansi atau manfaat materi

yang dipelajari dengan kehidupan waktu sekarang dan masa yang akan

datang, maupun dengan cara memberi penghargaan dan hukuman

(rewarnd and punishment).

2) Penggunaan alat pemusat perhatian

Prinsip ini menyatakan bahwa penyampaian pesan pembelajaran

akan menunjukkan hasil yang lebih baik lebih dan efektif dengan

menampilkan alat pemusat perhatian. Hal ini didasarkan pada asumsi

bahwa terpusatnya mental seorang siswa terhadap suatu objek menjadi

faktor penting terhadap keberhasilan belajar siswa. Semakin seorang siswa

memperhatikan maka akan semakin berhasil, sebaliknya semakin seorang

siswa tidak memperhatikan maka akan semakin tidak berhasil.

Page 79: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 65

Penggunaan alat pemusat perhatian merupakan bagian penting dalam

desain ini pesan pembealjaran akan tetapi dalam jangka waktu yang lama

hal tersebut sulit untuk dikendalikan. Hal tersebut menuntut diperlukannya

teknik atau alat untuk dapat mengendalikan perhatian siswa. Alat tersebut

dapat berupa ilustasi, gambar, audio, vidio, alat peraga dsb. Lebih jauh

dalam praktek pembelajaran dikelas untuk dapat mengendalikan perhatian

siswa dapat dilakukan misalnya dengan gerakan, sesuatu yang aneh,

menggetkan, menegangkan humor, dll.

3) Partisipasi aktif siswa

Prinsip ini menyatakan bahwa apabila siswa berpartisipasi aktif dalam

kegiatan pembelajaran baik dalam memberikan pertanyaan, menanggapai

pertanyaan maupun melakukan sumbang saran maka hasil belajar akan

lebih baik. Aktifitas tersebut meliputi aktifitas mental meliputi merasakan,

membayangkan, merenung, memikirkan jawaban dan aktifitas fisik meliputi

menulis, melakukan latihan, menjawab pertanyaan, mengerjakan tugas dan

lain lain.

4) Perulangan

Prinsip ini menyatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan secara

berulang-ulang akan memberikan hasil belajar yang optimal. Perulangan

dapat dilakukan dapat dilakukan dengan cara dan media yang sama atau

dengan cara dan media yang berbeda. Pengulangan ini juga dapat menjadi

penguatan bagi pemahaman.

5) Umpan Balik

Prinsip ini menyatakan bahwa pemberian umpan balik dapat

meningkatkan hasil belajar. Umpan balik merupakan informasi tentang

kemajuan hasil belajar yang diberikan kepada siswa. Apabila salah maka

maka guru memberikan pembenaran, dan apabila sudah benar guru

memberikan penguatan. Siswa akan menjadi semakin mantap

pengetahuannya apabila diberikan penguatan dan juga siswa akan

mengerti dimana kesalahannya apabila diberikan pembenaran oleh guru.

Dalam teknis penyusunan bahan ajar, umpan balik dimuat dalam bentuk

kunci jawaban.

Page 80: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 66

Pengembangan bahan ajar dalam bentuk modul pembelajaran barbasis

pembelajaran kontekstual pada dasarnya merupakan penyampaian isi pesan

pembelajaran yang umumnya disajikan dalam bentuk tahapan/sintak

pembelajaran dalam skema pembelajaran kelas. Jaya F, et all (2017)

Menyatakan bahwa pengembangan modul pembelajaran ekonomi berbasis

kontekstual learning pada SMA Negeri di Kabupaten Karanganyar secara

signifikan meningkatkan hasil belajar siswa. Berkaitan dengan hal tersebut

penting kiranya untuk memperhatikan urutan – urutan strategi pembelajaran

agar menjadi perhatian khusus. Adapun komponen pokok dalam strategi

pembelajaran meliputi kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian

materi, memancing penampilan siswa, pemberian umpan balik, kegiatan

tindak lanjut. Prinsip, strategi dan konsep pembelajaran kontekstual perlu di

integrasikan dalam prinsip desain isi pesan pembelajaran. Mengacu pada

beberapa konsep diatas, Modul pembelajaran ekonomi yang dikembangkan

dengan strategi pembelajaran kontekstual dapat disajikan dengan hirarki

sebagai berikut:

1) Kegiatan pembelajaran pendahuluan

Kegiatan pembelajaran pendahuuan mencakup ruang lingkup materi

dan tujuan pembelajaran. Berdasarkan konsep pembelajaran kontekstual

kegiatan pembelajaran pendahuluan dapat dilakukan dengan

menghubungkan materi pembelajaran pada masa yang telah lalu dengan

kaitannya pada tujuan pembelajaran yang hendak akan dicapai. Dalam

desain isi pesan pembelajaran hal tersebut dimuat dalam bentuk

pertanyaan atau pun re-view materi untuk memenuhi kaidah pengetahuan

prasyarat siswa.

2) Penyampaian materi pembelajaran

Mengacu pada konsep pengaplikasian pembelajaran kontekstual,

penyampaian materi dimuat dengan menghadirkan permasalahan sosial

yang terjadi dimasyarakat yang memiliki kaitan erat dengan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai. Hal ini ditujukan agar siswa mendapat

pengalaman langsung tentang materi yang dipelajari melalui kajian pustaka

yang dimuat oleh penulis, sehingga siswa dapat menyusun sendiri konsep

yang mereka pelajari. Supaya penyajian tersebut menarik perhatikan

siswa, perlu di gunakan alat pemusat perhatian. Alat pemusat perhatian ini

Page 81: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 67

dapar berupan visualisasi yang menarik seperti gambar, gambar

permasalahan sosial, maupun perpaduan penegas warna dan garis.

Penyajian materi yang penting diperhatikan disini seperti prinsip

perulangan yang dapat diaplikasikan melalui pemberian tinjauan diawal,

penyajian materi selengkapnya dan ikhtisar atau rangkuman di ahir.

3) Memancing penampilan siswa

Prinsip ini bertujuan untuk memacu siswa dalam mengungkapkan

gagasan ataupun pemikirannya. Dalam teknik penulisan dengan mengacu

pada prinsip pembelajaran kontekstual selalu dihadirkan permasalahan

sosial melalui studi kepustakaan. Siswa diharapkan mampu untuk

mengeksplorasi permasalahan-permasalahan tersebut melalui pertanyaan

maupun solusi yang diberikan. Hal ini sangat menuntut agar siswa dapat

selalu mengkomunikasikan ide maupun gagasan dalam menghadapi

permasalahan yang diberikan guru. Kemampuan penyelesian masalah

menjadi fokus utama dalam pembelajaran kontekstual bukan terletak pada

hafalan konsep. Tujuan pembelajaran diharapkan dapat tercapai melalui

antusias diskusi dan sumbang saran antar siswa dibawah arahan dari guru

selaku fasilitator dalam pembelajaran

4) Pemberian umpan balik

Umpan ballik diperlukan untuk mengetahui penguasaan materi

pembelajaran oleh siswa. Umpan balik umumnya dalam wujud soal – soal

latihan berikut lembar jawabannya pada lembar berikutnya. Dengan

mengatahui jawaban yang benar siswa bisa mengoreksi secara mandiri

seberapa jauh penguasaan materi yang telah dipelajari.

5) Kegiatan tindak lanjut

Aktivitas tindak lanjut dapat dimuat dengan tiga teknik yang pertama

transfer pengetahuan, pemberian pengayaan dan remidial. Ketika siswa

mampu mentransfer pengetahuan maka siswa sampai pada tingkat

penguasaan konsep yang sangat baik. Pegayaan diberikan pada siswa

yang telah mencapai tujuan belajar yang ditargetkan. Remidial diberikan

pada siswa yang mengalami kesulitan belajar sehingga perlu diterapkan

strategi yang berbeda untuk mencapai standar kompetensi yang telah

ditetapkan.

Page 82: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 68

C. Topik Diskusi E-Learning

D. Soal Latihan/Tugas

1. Deskripsikan menurut pendapat kalian bagaimanakah peranan media dalam

pembelajaran?

2. Sebutkan dan berikan contoh jenis-jenis media pembelajaran?

3. Deskripsikan menurut pemahaman kalian apakah yang dimaksud modul

pembelajaran?

Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru dalam proses pembelajaran, bahkan salah

satu kompetensi yang harus dimiliki guru adalah menulis bahan ajar. Hal tersebut

bertujuan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa yang berbeda-

beda disetiap institusi pendidikan. Mengacu pada hal tersebut, sebagai seorang guru

hal apa yang akan anda lakukan untuk memilih bahan ajar yang tepat untuk

dikembangkan serta strategi yang dipilih dalam desain penyampaian isi pesan

pembelajaran dalam bahan ajar?

Berikan contoh permasalahan belajar serta pengembangan bahan ajar maupun

strategi penyampaian pesan yang dipilih?

Keyword: Bahan ajar, pengembangan, pesan pembelajaran, permasalahan belajar,

siswa, kontekstual

Page 83: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 69

4. Deskripsikan langkah – langkah pengembangan modul pembelajaran?

5. Sebutkan dan jelaskan karakteristik modul pembelajaran?

E. Referensi

Daryanto. 2013. Menyusun Modul (Bahan AjarUntuk Persiapan Guru Mengajar).Yogyakarta: Gava Media

Hosnan. 2014. Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21.

Bogor: Ghalia Indonesia

Jaya, F., Baedhowi, B., & Indriayu, M. (2017). PENGEMBANGAN MODUL

PEMBELAJARAN EKONOMI BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA

NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:

Diva Press.

Smaldino, Sharon E. 2011. Instructional Technology and Media for Learning.

Jakarta:Kencana

Page 84: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 70

PERTEMUAN 6

MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS GUIDED INQUIRY

A. Tujuan Pembelajaran

Kemampuan akhir yang akan dikuasai oleh mahasiswa setelah mempelajari

materi ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan konsep belajar dan pembelajaran

2. Menjelaskan modul pembelajaran

3. Menjelaskan model pembelajaranguided inquiry

4. Menggunakan modul pembelajaran Berbasis Guided Inquiry.

B. Uraian Materi

Peta Konsep Materi

Pernahkah Anda membaca novel? Atau cerpen? Buku pelajaran? Atau yang

lainnya. Kegiatan membaca yang Anda lakukan merupakan suatu kegiatan literasi

membaca yang akan memberikan pemahaman kepada Anda tentang isi dan tujuan

penulisannya. Dari berbagai macam buku tersebut memiliki karakteristik yang

berbeda-beda. Buku yang Anda baca tentu memiliki perbedaan baik dari segi

desain maupun isi buku.

Page 85: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 71

Pada pertemuan kali ini akan dibahan salah satu bahan ajar berupa modul

pembelajaran. Bahan ajar ini tentaunya terdapat pengembangan yang memberikan

ciri khas dari bahan tersebut. Pada kesempatan ini bahan ajar yang akan

dikembangkan berupa pengembangan modul pembelajaran berbasis guided inquiry.

Pembelajaran modul terintegrasi dengan model-model pembelajaran yang

memberikan aktivitas mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran.

1. Belajar

Sub materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini dapat dilihat pada

gambar berikut ini.

Gambar 1. Peta Sub Materi Belajar

a. Pengertian Belajar

Sering kita mendengar kata belajar dalam lingkungan dunia pendidikan.

Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar apa itu belajar? bagimana penerapan

belajar? Banyak ahli mendefinisikan tentang belajar sesuai dengan konteks

tujuan akhir yang diharapkan.

Belajar merupakan suatu proses tahapan perubahan baik dari segi

kognitif, afektif dan konatif. Belajar merupakan suatu proses perubahan yang

akan dialami oleh siswa dalamberperilaku mulai dari yang belum tahu menjadi

tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih

terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat

bagi lingkungan maupun individu itu sendiri (Trianto, 2009). perubahan ini

yang diinginkan dari setiap proses pendidikan agar siswa mampu

menyesuaikan diri dalam setiap perkembangannya untuk menjadi prbadi yang

optimal.

Page 86: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 72

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 2. Aktivitas Belajar Mahasiswa

Perhatikan Gambar 2 di atas, dapat diketahui bahwa mahasiswa sedang

melakukan kegiatan mandiri dalam memahmi materi yang akan dipelajari.

Kegiatan belajar merupakan aktivitas yang menuntut mahasiswa untuk

meningkatkan kemampuan kogitif, afektif, dan psikomotorik. Kegiatan belajar

juga merupakan suatu pembentukan sikap siswa agar mampu beretika dan

berbudaya dengan baik dalam lingkungannya. Pembentukaan sikap yang saat

ini digaungkan oleh pemerintah seperti adanya Pendidikan Penguatan

Karakter (PPK). Oleh karena itu, belajar memiliki peran penting dalam

pembentukan karakter maupun perubahan perilaku peserta didik (Rusman,

2013: 85).Pentingnya kegiatan belajar ini tentunya menjadi perhatian bagi

guru atau dosen dalam mendesain pembelajaran agar mampu

mengembangkan segala aspek nilai baik kognitif, afektif dan konatif

mahasiswa.

b. Aktivitas belajar

Kegiatan belajar yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan suatu

integrasi dari aktifitas fisik dan mental yang saling bersinergi untuk mencapai

tujuan dari kegiatan belajar tersebut. Sanjaya (2008: 112) dalam suatu

Page 87: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 73

karyanya menyatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental yang

dialami dalam diri seseorang, sehingga dapat menyebabkan perubahan

perilaku dari individu tersebut. Perubahan ini yang akan memberikan

mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan dan pengalaman mahasiswa

dalam pembelajaran.

Gambar 2. Aktivitas Kelompok

Perhatikan Gambar 2 di atas, kegiatan belajar yang dilakukan oleh

mahasiswa dapat berupa kegiatan berkelompok. Kegiatan belajar secara

berkelompok dapat dilakukan melalui metode diskusi dalam upaya

menyelesaikan studi pengetahuan. Aktivitas belajar juga dapat dilakukan

secara mandiri maupun secara berkelompok. Kegiatan mandiri dan kelompok

memiliki desain materi yang berorientasi pada tujuan akhir yang diharapkan.

Kegiatan kelompok merupakan intagrasi dari multikarakteristik masing-masing

individu untuk saling berinteraksi satu sama lain. Kegiatan kelompok

merupakan tujuan dari pembelajaran yang diharapkan kempauan abad 21

dapat dioptimalka. Salah satu kemampuan tersebut diantaranya kemampuan

kolaborasi antar anggota kelompok untuk memecahkan suatu kasus yang

diberikan dosen.

Kegiatan belajar mahasiswa dalam pemebelajaran merupakan suatu

proses dalam upaya mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki.

Pengembangan ini membuktikan bahwa mahasiswa sebagai unsur subyek

yang berperan penting dalam mengembangkan potensinya. Hal ini tentu

Page 88: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 74

mahasiswa sebagai insan yang aktif dan kritis untuk dapat mengurangi

kepasifannya. Sanjaya (2008: 99) dalam bukunya menyatakan bahwa siswa

sebagai pelakuyang aktif belajar, dalam hal ini siswa tidak pasif yang hanya

mendapatkan informasi pengetahuan saja akan tetapi sebagai individu yang

yang memiliki kemmpuan untuk berkembang. Berikut ini beberapa jenis

aktivitas belajar menurut Rusman (2013: 97-99) diantaranya.

a. Belajar arti kata

Aktivitas siswa dalam kegiatan tentu dilakukan dengan komunikasi

atas kata-kata yang disampaikan. Terkadang dalam kegiatan pembelajaran

kata-kata yang dikenal oleh anak belum tentu memahami makna dari kata-

kata tersebut.

b. Belajar kognitif

Aktivitas belajar kognitif merupakan kegiatan siswa dalam

memahami, menjelaskan dan mengulangi informasi yang telah diketahui

dengan menhadirkan kembali dalam berupa tanggapan atau gagasan

dalam bentuk kalimat.

c. Belajar Menghafal

Belajar menghafal merupakan suatu aktivitas untuk menyimpan

informasi dalam bentuk ingatan, sehingga dapat dimunculkan kembali ke

alam bawah sadar jika diperlukan.

d. Belajar teori

Aktivitas dalam belajar teori merupakan cara berpikir untuk membuat

kerangka berpikir yang digunakan untuk menjelaskan kejadian alam atau

kejadian sosial.

e. Belajar konsep

Belajar konsep merupakan suatu aktivitas mental dalam menjelaskan

suatu lambang, bendat serta peristiwa dengan cara mengamati

karakteristiknya.

Page 89: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 75

f. Belajar kaidah

Merupakan suatu konsep untuk menghubungkan dua atau lebih

sehungga terbentuk suatu kesatuan yang mempresentasikan suatu

kesatuan yang tidak terpisahkan.

g. Belajar berpikir

Aktivitas belajar kognitif merupakan kegiatan siswa dalam

memecahkan suatu permasalahan melalui proses mental atau psikis siswa.

h. Belajar keterampilan motorik

Kegiatan motorik merupakan aktivitas perilaku berupa gerak-gerik

anggota badan secara terpadu. Sehingga aktivitas pembelajaran akan

memberikan pengalaman dalam kegiatan siswa.

i. Belajar estetis

Belajar estetis merupakan penerapan kegiatan pembelajaran dimana

siswa memproses untuk mencipta dengan penghayatan yang berdasarkan

pada nilai-nilai seni.

2. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan aktivitas yang dilakukan oleh guru, siswa dan

sumber belajar yang di lakukan di dalam kelas. Kegiatan pembelajaran didesain

oleh guru dalam upaya tercapainya kemampuan akhir siswa yang harus diterima.

Pembahasan pembelajaran sering dihubungkan dengan suatu proses yang

dilakukan guru dalam memberikan informasi berupa materi belajarkepada siswa

melalui prosedur penyusunan materi, pengelolaan siswa, dan lingkungan yang

dilaksanakan di kelas (Irham dan Wiyani, 2013).

Kegiatan belajar dan mengajar merupakan aktivitas yang tersistem dari

berbagai unsur. Integrasi unsur-unsur tersebut akan membentuk suatu aktivitas

yangdibuat oleh guru untuk memberikan pemahaman tentang materi. Satu

kesatuan unsur-unsuryang saling berhubungan, berinteraksi untuk mendapatkan

suatu hasil yang diharapkan secara maksimalberdasarkantujuan yang telah

ditetapkan (Sanjaya, 2008).

Pembelajaranmerupakan kesatuan komponen yang saling berhubungan

baik dari segi materi, metode, sampai dengan evaluasi pembelajaran.Selain itu,

Page 90: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 76

terdapat beberapa komponen lain yang nantinya memberikan sumbangsih pada

kegiatan pembelajaran seperti strategi pembelajaran dan media pembelajaran.

Komponen-komponen dari sistem pembelajaran saling berinterfungsi, yaitu

suatu komponen menjadi input dari komponen lainnya yang bersinergi untuk

mencapai tujuan (Pribadi, 2011: 31). Komponen tersebut di antaranya terdiri dari

tujuh jenis yaitu siswa, tujuan, metode pembelajaran, media, strategi

pembelajaran, evaluasi, dan umpan balik.

a. Siswa

Siswa merupakan subjek yang belajardari aktivitas pembelajaran

sehingga menjadi komponen yang sangat penting dalam sistem

pembelajaran. Seorang guru harus mampu memahami siswa dengan

multikarakteristik yang terdapat dalam diri siswa.

b. Tujuan

Tujuan pembelajaran merupakan hasil akhir yang akan dicapai oleh

siswa setelah mengikuti pembeljaran. Hasil akhir yang dicapai siswa dapat

berupa hasil kognitif, afektif dan psikomotorik.

c. Metode pembelajaran

Unsur metode pembelajaran adalah teknik atau cara prosedural yang

dilakukan dalam pembelajaran untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Metode yang diterapak bermacam-macam seperti metode ceramah, metode

diskusi dan metode demonstrasi.

d. Media pembelajaran

Media merupakan salah satu fasilitas yang digunakan oleh guru sebagai

perancatara dalam menyampaikan informasi. Media ini sangat diperlukan oleh

guru dalam kegiatan pembelajaran seperti leptop, infokus, dan alat peraga.

e. Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran berupa cara yang digunakan guru dalam

menyampaikan materi. Seorang guru harus memiliki keahlian dalam memilah

strategi yang cocok untuk materi yang akan disampaikan. Hal ini dengan

Page 91: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 77

adanya strategi pemebalajaran dapat membantu siswa dalam memahami

materi.

f. Evaluasi

Hasil akhir dalam kegiatan pembelajaran dilakukan melalui kegiatan tes,

unjuk kerja, dan projek yang dapat mengukur ketercapaian kegiatan

pembelajaran.

g. Umpan balik

merupakan informasi yang dibutuhkan untuk tujuan peningkatan

keefektifan program pembelajaran.

3. Modul

Bahan ajar yang digunakan oleh guru beragam, baik yang berbentuk cetak

maupun elektronik. Bahan ajar yang berbentuk elektronik dapat berupa materi

yang diintegrasikan kedalam multimedia. Sedangkan salah satu bahan ajar yang

berbentuk cetak diantaranya modul pembelajaran.

Bahan ajar berupa modul sering digunakan oleh guru dalam memberikan

materi yang lebih komunikatif dan mudah dipahami oleh siswa. Hal ini karena

modul yang dibuat atau didesain oleh guru merupakan suatu kesatuan materi

yang utuh serta sistematis. Substansi bahan ajar berupa modul memberikan

aktivitas dan pengalman kepada siswa untuk membantu siswa dalam memahami

materi dan menguasai tujuan dari pembelajaran tersebut.

Modul pembelajaran dibuat menjadi suatu kesatuan yang utuh dan

sistematis. Hal ini karena modul dibuat dalam suatu paket yang diprogram oleh

seorang guru yang terdiri dari beberapa komponen diantaranya. Metode

pembelajaran, strategi pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan evaluasi

pembelajaran. Modul merupakan suatu alat pembelajaran yang berbentuk cetak

dan tertulisdimana disusun secara sistematis yang memuat materi belajar, tujuan

pembelajaran, petunjuk penggunaan dana belajar mandiri dengan modul, dan

siswa dapat mengevaluasi diri secara mandiri ketercapaian pembelajaran melalui

tes di akhir modul (Hamdani, 2011).

Modul pembelajaran merupakan salah satu bahan ajar yang dapat

digunakan oleh siswa secara mandiri. Modul pembelajaran dapat digunakan

siswa tanpa adanya guru disampingnya. Hal ini karena modul pembelajaran

merupakan suatu unit bahan ajar yang lengkap dan siswa dapat menilai sendiri

Page 92: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 78

kemampuan akhir yang didapatkan setelah mempelajari modul. Maka dari itu

tujuan penulisan modul dapat memberikan pemahaman kepada siswa melalui

kegiatan pembelajaran yang terintegrasi didalam modul.

Modul pembelajaran disusun dengan tujuan agar mampu mengadaptasi

dengan lingkungan belajar siswa serta sesuai dengan tuntutan kurikulum. Proses

penyusunan modul pembelajaran guru harus mampu memperhatikan kebutuhan

siswa dimana modul tersebut harus memperhatikan karakteristik materi

pemeblajra dan karakteristik siswa sebagai pengguna bahan ajar.

4. Modul Pembelajaran Berbasis Guided Inquiry

Pengembangan modul pembelajaran merupakan suatu proses pembaruan

dalam bahan ajar. Modul yang digunakan oleh siswa langsung memberikan

keaktifan kepada siswa melalui tahapan-tahapan proses pembelajaran. Selain

itu, dalam pengembangan modul pembelajaran juga perlu diperhatikan desain

modul serta desain materi untuk memudahkan siswa dalam belajar. hal ini sesuai

dengan pendapat Woro (2017) yang menyatakan bahwa penggunaan desain

dalam mengembangkan modul pembelajaran merupakan salah satu komponen

dari prinsip pengembangan yang digunakan oleh guru sebagaipetunjuk arah

dalam proses tahapan dan teknik penyusunan modul.

Pengembangan desain modul pembelajaran merupakan salah satu cara

yang digunakan oleh guru dalam upaya memberikan kemudahan kepada siswa

untuk menggunakannya. Desain modul juga mampu memberikan gambaran

umum materi yang akan dipelajari dalam modul tersebut. Oleh karena itu,

seorang guru harus memperhataikan pengembangan desain maupun substansi

materi pembelajaran.

Dasar pengembangan modul pembelajaran juga harus memperhatikan

analisis kebutuan dan lingkungan tempat diterapkannya modul pembelajaran.

Analisis kebutuhan tersebut digunakan oleh guru dalam mengembangkan modul

pembelajaran agar dapat memperoleh data yang pasti berkaitan pembaruan

bahan ajar. Hal ini juga dengan adanya analsis kebutuhan dan lingkungan dapat

memberikan informasi yang jelas sehingga mampu memberikan sumbangsih

dalam upaya peningkatan kualitas pemebelajaran.

Pengembangan modul pembelajaran harus mampu memberikan

pengetahuan dan pengalaman belajar kepada siswa. Pengethauan dalah hal

kognitif dapat siswa peroleh melalui materi yang diutarakan dalam modul.

Sedangkan, pengetahuan dan pengalaman dapat diperoleh siswa melalui proses

Page 93: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 79

atau kegiatan siswa yang didesain guru. Kegiatan pembelajaran akan

memberikan aktivitas kepada siswa untuk secara aktif belajar melalui panduan

terstruktur dalam modul. Salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru yaitu

memalui perpaduan modul pembelajaran yang diintegrasikan dengan model-

model pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diintegrasikan dalam modul

pembelajaran adalah model pembelajaran Guide inquiry. Model pembelajaran

dengan pendekatan guided inquirymerupakan kegiatan pembelajaran dimana

guru membimbing siswa untuk melakukan aktivitas pembelajaran dimana

dilakukan dengan cara memberi pertanyaan awal dan mengarahkan siswa pada

suatu diskusi (Jauhar, 2011: 69).Hal yang sama diungkapkan oleh Jauhar bahwa

tujuan pembelajaran Guided inquiry untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa

dalam mempelajari materi serta dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk

mempelajari prinsip dan konsep sains. Selain itu, tujuan pembelajaran inkuiri

terbimbingdapat mengembangkan keterampilan ilmiah sehingga siswa mampu

bekerja seperti layaknya seorang ilmuan. Siswa juga diajarkan untuk bersikap

bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan.

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran guided inquiry

merupakan aktivitas pembelajaran yang dapat menciptakan suasana

pembelajaran yang lebih efektif. Pembelajaran inquiry juga mampu mendorong

keatfifan siswa dalam berdiskusi. Oleh kerna oti seorang guru harus mampu

mengembangkan modul yang diintegrasikan dengan strategi pembelajaran

guided inquiry. Pengembangan modul pembelajaran dengan pendekatan guided

inquiry dapat membantu guru untuk menciptakan situasi dan kondisi didalam

kelas lebih efektif hal ini karena siswa aktif mengikuti kegiatan belajar dan

berdiskusi dengan siswa yang lain (Woro, 2017).

Langkah-langkah dalam proses pembelajaran inquiry menurut Marrero

dalam Sujarwo (2011: 88) ada empat langkah yaitu sebagai berikut.

a. Tahap awal pembelajaran siswa diberikan berbagai pengetahuan dan

pengalaman dengan memberikan informasi berupa fenomena yang terjadi di

lingkungannya dengan cara memberikan pertanyaan yang dilakukan oleh

guru. Hal ini bertujuan agar membangun interaksi antara guru dengan siswa

dan siswa dengan siswa.

b. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran dan memprediksi akhir

pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dilakukan guru dengan

Page 94: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 80

memberikan pertanyaan kepada peserta didik dan membuat perkiraan hasil

yang akan didapat oleh siswa.

c. Tahap selanjutan peserta didik melakukan investigasi atas pertanyaan yang

diutarakan oleh guru.

d. Tahap akhir dimana peserta didik membuat ringkasan hasil investigasi.

Selain itu, Hosnan (2014: 342-344) juga menyatakan bahwa terdapat

langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran inquiry di antaranya:

a. Orientasi, dalam tahap ini guru memulai pembelajaran dengan membuat

suasana yang kondusif dan responsif.

b. Merumuskan masalah, kegiatan ini dilakukan dengan merumuskan masalah

dengan agar siswa mengikuti dan mencoba memahami suatu persoalan yang

mengandung teka-teki. Persoalan tersebut harus menantang dan memberikan

kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahakan masalah

teka teki.

c. Kegiatan selanjutnya yaitu merumuskan hipotesis. Kegiatan hipotesis

merupakan jawaban sementara yang diberikan oleh peserta didik berdasarkan

permaslahan yang sedang dikaji untuk ditarik kebenarannya.

d. Kegiatan mengumpulkan data, dalam tahap ini peserta didik secara mandiri

atau kelompok melakukan pengumpulan data untuk mendapatkan informasi

yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.

Dalam pembelajaran inquiry, kegiatan mengumpulkan data merupakan proses

mental yang sangat penting bagi peserta didik dalam mengembangkan

intelektualnya.

e. Menguji hipotesis, menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban

yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh

berdasarkan pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis, yang terpenting

adalah mencari tingkat keyakinan peserta didik atas jawaban yang diberikan.

f. Kegiatan akhir membuat kesimpulan, dalam tahapan akhir ini peserta didik

merumuskan kesimpulan dalam mendeskripsikan temuan yang diperoleh

berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Kesimpulan merupakan tujuan akhir

dalam kegiatan belajar siswa.

Page 95: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 81

C. Topik Diskusi E-learning

KEYWORD : modul; pembelajaran; berbasis; Guided; Inquiry; hasil; belajar;

diskusi; kelompok; rasa; ingin; tahu; peningkatan;

PETUNJUK :

1. Diskusikan topik di bawah ini.

1. Gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

2. Tidak diperbolehkan membicarakan hal lain di luar topik diskusi.

JAWABAN :

D. Soal Latihan /Tugas

Untuk mengetahui apakah Anda telah mampu menerapkan model

pembelajaran yang terintegrasi dalam modul pembelajaran, kerjakan latihan berikut

ini.

1. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang modul pembelajaran!

PERTANYAAN :

Seorang guru dalam mendesain modul pembelajaran berbasis guided

inquiry perlu adanya sangat memperhatikan karakteristik siswa dan tujuan yang

ingin dicapai. Salah satu tujuan yang akan dicapai berupa meningkatkan rasa

ingin tahu siswa. Bagaimana cara Anda dalam upaya mencapai tujuan tersebut

dalam pembuatan modul pembelajaran berbasis guided inquiry?

Page 96: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 82

2. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang model pembelajaran!

3. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang model pembelajaran guided inquiry!

4. Jelaskan tahapan pelaksanaan model pembelajara guided inquiry!

5. Jelaskan bagaimana mengimplementasikan model pembelajaran Guided Inquiry

pada modul pembelajaran!

E. Referensi

Hamdani. 2011. Strategi Belajar dan Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Irham, Muhamad dan Wiyani, Novan A. 2013. Psikologi Pendidikan: Teori dan

Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi Paikem dari Behavioristik Sampai

Konstruktivistik: Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis Contextual

Teaching and Learning (CTL). Jakarta: Prestasi Pustaka.

Pribadi, Benny A. 2011. Model Assure untuk Mendesain Pmebelajaran Sukses.

Jakarta: Dian Rakyat.

Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Sujarwo. 2011. Model - Model Pembelajaran: Suatu Strategi Mengajar. Yogyakarta:

Venus Gold Press.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progesif. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Woro, K. (2017). Pengembangan Modul Pembelajaran Ekonomi Berbasis Guided

Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA

Muhammadiyah 1 Karanganyar. Jurnal mandiri, 1(1), 84-97.

Https://doi.org/10.33753/mandiri.v1i1.11

Page 97: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 83

PERTEMUAN 7

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

A. Tujuan Pembelajaran

Kemampuan akhir yang akan dikuasai oleh mahasiswa setelah mempelajari

materi ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikanmodel pembelajaran

2. Menjelaskan model pembelajarankooperatif

3. Menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

4. Menggunakanmodel pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

B. Uraian Materi

Peta Konsep Materi

1. Model Pembelajaran

Sub materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini dapat dilihat pada

Gambar 1 berikut ini.

Page 98: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 84

Gambar 1. Peta Sub Materi Model Pembelajaran

2. Pengertian Model Pembelajaran

Sering kita mendengar kata model pembelajaran dalam lingkungan

pendidikan. Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar apa itu model pembelajaran?

Apa saja yang termasuk model-model pembelajaran? bagimana penerapan

model pembelajaran? Banyak ahli mendefinisikan tentangmodel pembelajaran

sesuai dengan konteks tujuan akhir yang diharapkan.

Sebelum membahasa model pembelajaran, kita harus tahu dahulu konsep

model. Definisi model menurut Hosnan (2014) yang menyatakan bahwa model

merupakan langkah-langkah yang sistematik tentang polakegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan belajar. Selain itu,model dapat dikatakan sebagai

pedoman bagi pengajar untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan

pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran merupakan konsep terintegrasi yang didesain oleh

guru untuk memaksimalkan pembelajaran agar mudah dipahami oleh siswa. Hal

ini karena pembelajaran mampu mengubah pola pikir siswa baik secara kognitif,

afektif dan konatif. Belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh

individu untuk dalam melakukan perubahan pengetahuan yang diwalai ketidak

tahuan menjadi tahu, yang tidak paham menjadi lebih paham, dari individu yang

kurang terampil menjadi lebih terampil yang nantinya akan lebih berguna di

dalam lingkungan individu itu sendiri (Trianto, 2009).Perubahan ini yang

diinginkan dari setiap proses pendidikan agar siswa mampu menyesuaikan diri

dalam setiap perkembangannya untuk menjadi prbadi yang optimal.

Oleh karena itu, seoarang guru harus mampu membuat kativitas

pembelajaran lebih inovatif, kreatif, dan menyenangkan.Seorang guru harus

Page 99: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 85

mampu memadukan materi pembelajaran dengan model-model pembelajaran

yang sesuai. Hal ini agar mampu memberikan suasana pembelajran yang

menarik serta memotivasi siswa untuk lebih bersemangat dalam pembelajaran.

Hal ini dapat dilihat dalam Gambar 2 berikut ini.

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 2.Kegiatan Pembelajaran dengan Diskusi

Perhatikan Gambar 2 di atas, dapat diketahui bahwa mahasiswa tersebut

sedang berdiskusi. Kegiatan diskusi didesain oleh pengajar dengan semenarik

mungkin agar dapat memberikan stimulus untuk bersemangat dalam

belajar.Pentingnya kegiatan belajar ini tentunya menjadi perhatian bagi guru atau

dosen dalam mendesain pembelajaran agar mampu mengembangkan segala

aspek nilai baik kognitif, afektif dan konatif mahasiswa.

Selain itu, model pembelajaran yang dipilih oleh guru harus mampu

memberikan keaktifan kepada siswa untuk mampu mengemukakan atau

memaparkan hasil diskusi. Hal ini bertujuan agar masing masing sisiwa setiap

kelompok bertanggung jawab atas pelaksanaan dan hasil diskusi yang telah

Page 100: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 86

dilakukan oleh kerja tim. Berikut Gambar 3 yang mengilustrasikan pembelajaran

yang bertanggung jawab.

Sumber : Dokumen pribadi

Gambar 3. Bentuk Tanggung jawab siswa dalam Kelompok

Perhatikan Gambar 3 di atas, siswa darai masing-masing kelompok

memaparkan hasil temuan dalam diskusi untuk dijelaskan di dalam kelas. Hal ini

dari kelompok timnya dan tim lain memperhatikan hasil pemeparan tersebut yang

nantinya dapat ditanggapi atau ditanyakan jika kurang sependapat dengan

pemaparannya. Bentuk pemaparan hasil diskusi inilah yang dapat memberikan

tanggung jawab kepada masing-masing siswa dalam kelompok.

Terdapat beberapa maca model pembelajaran yang telah dikembangkan

oleh para ahli, yaitu diantaranya terdapat model pembelajaran inquiry, Jigsaw,

konteksual, project based learning, STAD, terpadu, kooperatif tipe jigsaw, model

pembelajaran kuantum, dan model Problem Based Learning (PBL). Guru harus

mengetahui dan mamapu menggunakan model-model pembelajaran tersebut

agar dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Perlu

diperhatikan oleh guru bahwa dengan banyaknya model pembelajaran tidak

semua model pembelajaran diterapkan disemua materi pembelajaran.

Contohnya tidak semua model pembelajaran project based learning mampu

Page 101: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 87

diterapkan kesemua materi pembelajaran.Model pembelajaran tersebut belum

tentu cocok untuk setiap topik atau mata pelajaran.

Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan oleh guru atau

pengajar dalam memilih model pembelajaran. Pertimbangan tersebut

diantaranya bahan materi pembelajaran, kemampuan siswa yang diharapkan,

kondisi siswa dan sarana prasarana yang mendukung. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sugiyanto (2009: 4) yang menyatakan bahwa terdapat beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam memutuskan pemilihan strategi yang akan

digunakandalam kegiatan pembelajaran diantaranya.

a. tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

tujuan pembelajaran berkaitan dengan kemampuan akhir yang harus dicapai

oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran

b. sifat bahan/materi ajar

pemilihan strategi pembelajarang perlu mempertimbangkan mahan materi

yang akan dipelajari berupa karakteristik materi baik materi dalam bentuk

teoritik atau aplikatif.

c. kondisi siswa, dan

situasi dan kondisi peru diperhatikan oleh guru agar pelaksanaan strategi

mampu diterapkan dengan baik. Kondisi siswa dapat berupa jumlah siswa,

kemampuan awal siswa serta multikarakteristik lainnya.

d. ketersediaan sarana-prasarana belajar.

sarana dan prasarana menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam

menerapkan strategi pembelajaran baik yang membutuhkan sarana prasarana

maupun tidak. Sarana dan prasarana yang biasa digunakan oleh guru dapat

berupa infocus, ruang kelas, dan alat peraga.

3. Fungsi Model Pembelajaran

Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar merupakan suatu integrasi dari

aktifitas fisik dan mental yang saling bersinergi untuk mencapai tujuan dari

kegiatan belajar tersebut. Aktivitas mental dan fisik individu harus mampu

dioptimalkan oleh guru melalui aktivitas pembelajaran yang interaktif. Model-

model pembelajaran menjadi salah satu pilihan guru dalam upaya

mengoptimalkan aktivitas belajar siswa. Hal ini karena model pembelajaran

memiliki fungsi untuk membantu guru dalam memperbaiki proses pembelajaran.

Page 102: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 88

Fungsi model pembelajaran selain untuk membantu guru dalam

memperbaikai kegiatan pembelajaran juga digunakan sebagai pengembangan

kurikulum. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Cauhan melalui Wahap (2008,

55) diantaranya fungsi model pembelajran yaitu sebagai pedoman, sebagai

pengembangan kurikulum, untuk menetapkan bahan pengajaran, dan membantu

perbaikan dalam mengejar. Berikut ini penjelasan masing-masing fungsi tersebut.

a. Sebagai pedoman,

Fungsi model pembelajaran dalam hal ini sebagai pedoman guru dalam

kegiatan pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran dapat membuat

guru mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dan siswa

dalam proses pembelajaran. Melalui langkah-langkah pembelajaran maka

dapat membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien dan dapat mencapai

tujuan pembelajaran.

b. Pengembangan kurikulum

Perubahan paradigma dalam penerapan kurikulum menuntut seorang

guru untuk mampu menyesuaikan. Melalui pendekatan model-model

pembelajaran dapat membantu guru dalam pengembangan kurikulum yang

berbeda dalam pendidikan.

c. Menetapkan bahan pengajaran

Fungsi model pembelajaran dapat membantu guru dalam menetapkan

bahan pengajaran secara rinci dan berkelanjutan. Model pembelajaran juga

membantu guru dalam melakukan perubahan-perubahan materi pembelajaran

sehingga mampu mengoptimalkan nilai kognitif, afektif, dan konatif siswa.

d. Membantu perbaikan dalam pengajaran

Model pembelajaran yang diterapkan guru tentunya memiliki dampak

positif bagi guru dalam proses pembelajaran. Melalui penggunaan model

pembelajaran guru mampu mengendalikan situasi belajar lebih kondusif dan

terkendali. Oleh karena itu, dengan pendekatan model pembelajaran maka

aktivatas pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

Page 103: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 89

Berdasarkan pemaparan di atas dapat dilihat bahwa fungsi model

pembelajaran sangat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Model pembelajaran mampu memberikan keaktivan siswa

dalam mengikuti pembelajaran. Peran siswa dalam kegiatan pembelajaran

sangat sentral dimana siswa lebih aktif dalam belajar. keaktifan siswa dalam

pembelajaran memiliki peran penting dalam menunjang kemampuan yang

dibutuhkan siswa dalam abad 21 yaitu kemampuan kolaboasi, kritis, kreatif,

dan komunikasi. Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa

untuk meningkatkan keefektifan dalam belajar adalah model pembelajaran

kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk turut serta peran aktif

dalam pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu

bentuk kegiatanbelajaryang digunakan oleh guru yang menggambarkan siswa

belajar dan bekerja secara berkelompok. Terdapat beberapa kelompok yang

terbagi dalam satu kelas, dimana kelompok kecil terdiri dari empat sampai

enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen (Rusman,

2011).

Pembelajaran dengan cara berkelompok yang dilakukan siswa harus

memiliki struktur kelompok yang heterogen. Kelompok yang heterogen yaitu

sekelompok siswa yang multikarakteristik seperti dari segi kemampuan yang

berbeda, minat dan bakat yang berbeda. Selain itu, dalam satu kelompok

beajar siswa harus terdiri dari beberapa jenis kelamin yang berbeda. Oleh

karena itu, seoarang guru harus mampu membuat kelompok belajar yang

tidak monoton diisi oleh siswa yang memiliki kemampuan tinggi semua atau

kemampuan rendah semua.

Tujuan pembentukan pembelajaran kelompok yang memiliki struktur

kelompok heterogen yaitu agar proses pembelajaran lebih aktif dan interaktif

didalam satu kelompok. Melalui pembelajaran kelompok yang heterogen juga

mampu mernstimulus kepada setiap siswa yang memiliki kemampuan tinggi

untuk mengajarkan materi yang belum dipahami kepada siswa yang memiliki

kemampuan rendah. Hal ini akan membuat nuansa pembelajaran menjadi

lebih interaktif.

Page 104: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 90

Terdapat beberapa karakteristik dari pembelajaran kooperatif

diantaranya pembelajaran secara tim, didasarkan pada manajemen

kooperatif, kemamuan untuk bekerjasama, keterampilan bekerja sama.

Berikut ini pemaparan beberaka karakteristik model pembelajaran kooperatif

yang perlu diketahui.

1) Pembelajaran secara tim

Kegiatan belajar secara Tim merupakan bagian dari pembelajaran

kerjasama dalam upaya mencapai tujuan. Tim merupakan beberapa

individu yang tergabung menjadi satu kesatuan untuk bekerjasama dalam

memecahkan masalah dan menyelesaikan masalah. Pembelajaran secara

tim membantu siswa untuk belajar bekerjasama, belajar menghargai

pendapat, dan belajar untuk saling membantu satu sama lain.

2) Didasarkan pada manajemen kooperatif

Manajemen merupakan suatu pengelolaan yang mengarahkan suatu

usaha untuk mencapai tujuan. Manajemen kooperatif dimana dalam

kegiatan kooperatif perlu adanya pengelolaan mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, sampai kontrol. Manajemen sebagai perencanaan dalam

kooperatif dimana pembelajaran harus sesuai dengan perancangan dalam

perencanaan mulai dari langkah-langkah pembelajaran, tjuan yang harus

ditetapkan, bagimana cara mencapai tujuan, dan fasilitas apa saja yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Yang kedua fungsi manajemen sebagai

pelaksanaan dimana pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan

perencaaan yang telah dibuat untuk mencapai tujuan. Pelaksanaan

pembelajaran harus dijalankan secara efektif dan efisien agar mampu

memaksimalkannya. Yang terakhir fungsi manajemen sebagai kontrol,

dalam fungsi ini pembelajaran kooperatif harus di lakukan pengawasan

atau kontrol apakah mulai dari perencanaan, pelaksanaan apak bisa sesuai

dengan tujuan yang akan ditetapkan. Fungsi ini dapat diltentukan melalui

kriteria keberhasilan pembelajaran baik dilakuka melalui tes ataupun

nontes.

Page 105: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 91

3) Kemampuan untuk bekerjasama

Kriteria keberhasilan pembelajaran kooperatif dapat dilihat dari

kesuksesan dalam satu kelompok. Oleh karena itu, prinsip kebersamaan

dalam kerjasama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif.

Seorang guru harus mampu mengarahkan kepada siswa dalam kelompok

untuk saling bekerjasama. Tanpa kerjasama yang baik maka pembelajaran

kooperatif kurang optimal.

4) Keterampilan bekerja sama.

Keterampilan merupakan aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam

melakukan kerjasama secara berkelompok. Keterampilan siswa dalam

berkelompok dapat dilakukan seperti dalam berkomunikasi dan

berinteraksi. Maka dari itu, guru harus mendorong siswa untuk mau serta

mampu untuk berinteraksi dan komunikasi antar siswa dalam kelompok

agar dapat mencapai tujuan akhir dari kegiatan kerjasama.

4. Model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw

a. Pengertian Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang memiliki peran penting

dalam membentuk kemampuan siswa baik dalam segi kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Guru harus mampu membuat suasana pembelajaran yang

menarik dan menantang agar siswa mampu mengembangkan kemamampuan

serta pengetahuannya. Banyak cara yang dapat digunakan oleh guru dalam

meningkatkan kualitas pemeblajaran. Salah satu yang dapat dimaksimalkan

oleh guru yakni dengan menerapkan model pembelajaran. Model

pembelajaran adalah suatu pola terencana yang digunakan sebagai pedoman

bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran

merupakan kerangka konseptual yang digunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.

Terdapat berbagai model pembelajaran seperti yang dijelasakan pada

materi di atas. Salah satu model pembelajaran yang mampu meningkatkan

motivasi siswa yakni model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penerapan

model pembelajaran tipe jigsaw dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk

Page 106: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 92

dapat mengemukakan pendapat dalam pembelajaran, selanjutnya

menghargai pendapat siswa yang lain, sehingga siswa dapat terlibat langsung

dan aktif dalam proses pembelajaran seta dapat mengakibatkan peningkatan

positif terhadap hasil belajarnya (Fahrudin, 2017).

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakam salah satu model

pembelajarn yang digunakan oleh guru dengan menerapkan adanya

pengelompokkan tim kelompok ahli dan kelompok asal. Kedua kelompok tim

tersebut dibentuk oleh guru dengan memperhatikkan karakteristik siswa.

Seorang guru harus mampu membuat kelompok yang heterogen dengan

memperhatikan kemampuan siswa, bakat serta minat siswa.

Pada saat kerjasama tim berlangsung, para siswa boleh bekerja secara

berkelompok, saling bertukar jawaban, berdiskusi, dan saling membantu satu

sama lain, mereka dapat mendiskusikan pendekatan-pendekatan untuk

memecahkan permasalahan tersebut. Selain itu, para siswa juga dapat saling

memberikan pertanyaan tentang isi dari materi yang mereka pelajari tersebut.

Meskipun dapat saling membantu ketika kegiatan belajar dalam tim.

b. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe

jigsawadalah sebagai berikut:

1) Penyampaian Tujuan pembelajaran dan Motivasi

Pada langkah pertama ini, guru menyampaikan tujuan pelajaran yang

harus dikuasai oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran. Selain itu, guru

memberikan motivasi kepada siswa dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran.

2) Membentuk Kelompok Asal

Pada tahap ini, guru membagi siswa secara heterogen dengan

memperhatikan karakteristik siswa seperti kemampuan siswa, gender/jenis

kelamin, ras dan etnik. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana

setiap kelompoknya terdiri dari 4-6 orang siswa. Jumlah siswa dalam

kelompok disesuaikan dengan jumlah materi yang akan dibahas.

3) Membentuk kelompok ahli

Pada langkah ketiga ini, pembentukan kelompok ahli dilakukan oleh

guru dari setiap siswa dalam kelompok asal. Dalam hal ini setiap siswa

Page 107: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 93

dalam kelompok asalah adalah siswa ahli. Masing-masing siswa tersebut

diberikan materi yang berbeda, akan tetapi memiliki materi yang sama

dengan siswa ahli dari beberapa kelompok lain.

Masing-masing siswa ahli dari setiap kelompok asal yang memiliki

materi yang sama dengan siswa ahli dikelompok lain membentuk kelompok

ahli.

4) Diskusi kelompok Ahli

Tahap ini dilakukan setelah kelompok ahli terbentuk, dimana masing

masing anggota ahli dari kelompok asal yang memiliki materi yang sama

berdiskusi untuk membahas secara mendalam materi tersebut. Masing-

masing anggota ahli dalam kelompok ahli saling membantu menjelaskan

agar mencapai titik temu dalam pemecahan masalah dalam materi.

5) Kelompok ahli kembali kedalam kelompok asal

Kegiatan ini dilakukan saat masing-masing anggita ahli dalam

kelompok ahli telah memahami materi yang dibahas. Selanjutnya anggota

ahli dari masing-masing kelompok ahli kembali lagi kedalam kelompok asal

dan menjelaskan materi yang elah dibahsa dalam kelompok ahli kepada

anggota kelompok asal secara bergantian.

6) Presentasi setiap materi dari masing-masing kelompok asal

Langkah ini dilakukan oleh guru dengan meminta kepada masing-

masing kelompok asal untuk menjelaskan salah satu materi yang dipilih.

Oleh karena itu, materi yang terpilih harus dipresentasikan oleh anggota

siswa kelompok asal tanpa memperhatikan anggota ahli yang

mendapatkan materi tersebut. Kegiatan ini diteruskan sampai jumlah materi

yang dibagikan selesai disampaikan oleh masing-masing kelompok.

7) Evaluasi

Setelah kegiatan belajar selesai, guru memberikan tes atau evaluasi

kepada siswa melalui pemberian kuis terkait dengan materi yang telah

dipelajari. Selain itu, guru juga melakukan penilaian terhadap presentasi

hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara

individual dan tidak dibenarkan bekerja sama ataupun saling membantu

satu sama lain. Hal ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara

Page 108: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 94

individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami materi

tersebut.

c. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsawdapat diterapkan diberbagai

mata pelajaran diantaranya materi Ekonomi, IPS, Akuntansi, dan

Kewirausahaan yang sesuai dengan karakteristik kemampuan yang

diharapkan dan mampu diaplikasingan dengan model pembelajaran

jigsaw.Sebagai contoh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

pada mata pelajaran Ekonomi materi peran pelaku ekonomi adalah sebagai

berikut:

Langkah Pertama:

Guru harus membuat persiapan terlebih dahulu, mulai dari membuat

perangkap pembelajaran seperti silabus dan RPP, materi ajar, media

pembelajaran serta alat dan bahan yang digunakan dalam melaksanakan

pembelajaran.

Langkah Kedua:

Guru menyampaikan pengantar materi pelajaran tentang peran pelaku

ekonomi diantaranya peran pelaku ekonomi Rumah Tangga Konsumen

(RTK), peran pelaku ekonomi Rumah Tangga Produsen (RTP), peran pelaku

ekonomi Rumah Tangga Negara (RTN), dan peran pelaku ekonomi Rumah

Tangga Luar Negeri (RTLN). Guru dapat menggunakan bantuan powerpoint,

kertas chart (peta konsep) maupun menggunakan media lainnya untuk

menjelaskan materi pengantar tersebut.

Langkah Ketiga:

Guru membentuk siswa menjadi empat kelompok, (dalam satu kelompok

terdiri dari empat orang sesuai dengan jumlah materi).Pembentukan kelompok

dilakuakan secara heterogen, baik dari segi kemampuan, jenis kelamin,

budaya, dan dapat bervariasi.

Langkah Keempat:

Guru membentuk anggota ahli di semua kelompok dengan memberikan

empat materi yang berbeda dalam satu kelompok asal.

Page 109: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 95

Langkah Kelima

Setiap anggota ahli yang memiliki materi yang sama dengan kelompok

lain berkumpul dan membntuk kelompok ahli yang memiliki materi yang sama.

kelompok mempelajari bahan ajar, mencari solusi dari kasus, permasalah

ataupun menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan guru. Guru

memberikan waktu kepada setiap kelompok untuk berdiskusi. Siswa dapat

menjawab pertanyaan guru dari berbagai sumber referensi, baik dari buku

paket, buku referensi, buku catatan, dan sumber-sumber referensi lainnya.

Langkah Keenam

Setelah masing-masing kelompok ahli menyelesaikan pembahasan

materi dan telah memahami semua. Maka, masing-masing anggota ahli dalam

kelompok ahli kembali ke dalam kelompok asal dan memaparkan atau

menjelaskan hasil diskusi dalam keompk ahli. Kegiatan ini dilakukan secara

bergantian antara anggota ahli dalam kelompok asal sampai satu kelompok

asal memahami materi.

Langkah Ketujuh

Selanjutnya guru meminta untuk masing-masing materi dipresentasikan

kepada masing-masing kelompok yang berbeda. Sampai pemaparannya

selesai semua.

Langkah Kedelapan

Guru memberikan evaluasi hasil belajar yang dapat dilakukan dengan

carai pemberian tes baik secara lisan maupun tulisan. Tes tertulis dapat

berupa tes pilihan ganda atau uraian. Selain itu, terdapat penilaian presentasi

yang dilkukan oleh masing-masing kelompok.

Langkah kesembilan

Diakhir pembelajaran guru bersama siswa memberikan kesimpulan atas

materi yang telah dipelajari yaitu kesimpulan mengenai materi “peran para

pelaku ekonomi”.

Tautan Eksternal

Telusurilah tautan berikut ini untuk lebih memahami materi pembelajaran!

https://www.youtube.com/watch?v=H57X8iMasm0

Page 110: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 96

C. Topik DiskusiElearning

KEYWORD :

Penerapan; model; pembelajaran; tipe; jigsaw; belajar; hasil; diskusi;

kooperatif; kelompok;

Jawaban :

D. Soal Latihan /Tugas

Untuk mengetahui apakah Anda telah mampu mengaplikasikan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, kerjakan latihan berikut ini.

1. Uraikanlah penerapan model pembelaran koopratif tipe Jigsawdalam

matapelajaran Ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan?

PETUNJUK :

1. Diskusikan topik di bawah ini.

2. Gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

3. Tidak diperbolehkan membicarakan hal lain di luar topik diskusi.

PERTANYAAN :

Berdasarkan pemaparan materi berkaitan tentang konsep dan prinsip

model pembelajaran jigsaw tersebut. Dapat diketahui bahwa seorang guru

membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang digolongkan menjadi tim

ahli dan tim asal. Jelaskan bagaimana yang akan Anda lakukan jika

karakteristik yang terdapat di kelas terdapat siswa yang memiliki intak yang

kurang?

Page 111: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 97

Ekonomi

Akutansi

.

IPS

Page 112: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 98

E. Referensi

Fahrudin, A. (2017). Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajarkan

Menggunakan Quantum Learning Teknik Mind Mapping dengan

Cooperative Learning Teknik Jigsaw Di SMP Negeri 18

Tangerang. KEBERLANJUTAN, 1(2), 51-58.

Hidayati, S. (2011). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams

achiement divisions (STAD) untuk meningkatkan motivasi dfan hasil belajar

IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batang-Batang Sumenep. Penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe student teams achiement divisions

(STAD) untuk meningkatkan motivasi dfan hasil belajar IPS siswa kelas VIII

SMP Negeri 1 Batang-Batang Sumenep/Syafaatul Hidayati.

Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran : mengembangkan profesionalisme

guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyanto. (2009). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: FKIP UNS.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progesif. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Wahap, Abdul Azis. (2008). Metode dan Model-Model Mengajar: Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.

Page 113: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 99

PERTEMUAN 8

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

A. Tujuan Pembelajaran

Kemampuan akhir yang akan dikuasai oleh mahasiswa setelah mempelajari

materi ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskanmodel pembelajaran

2. Menjelaskan model pembelajarankooperatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD)

3. Menggunakanmodel pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division(STAD)

B. Uraian Materi

Peta Konsep Materi

1. Model Pembelajaran

Sub materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini dapat dilihat pada

Gambar 1 berikut ini.

Page 114: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 100

Gambar 1. Peta Sub Materi Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Sering kita mendengar kata model pembelajaran dalam lingkungan

pendidikan. Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar apa itu model

pembelajaran? Apa saja yang termasuk model-model pembelajaran?

bagimana penerapan model pembelajaran? Banyak ahli mendefinisikan

tentangmodel pembelajaran sesuai dengan konteks tujuan akhir yang

diharapkan.

Sebelum membahasa model pembelajaran, kita harus tahu dahulu

konsep model. Definisi model menurut Hosnan (2014: 337) yang menyatakan

bahwa model merupakan langkah-langkah yang sistematik tentang

polakegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Selain itu,model

dapat dikatakan sebagai pedoman bagi pengajar untuk merencanakan dan

melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran merupakan konsep terintegrasi yang didesain

oleh guru untuk memaksimalkan pembelajaran agar mudah dipahami oleh

siswa. Hal ini karena pembelajaran mampu mengubah pola pikir siswa baik

secara kognitif, afektif dan konatif. Belajar merupakan suatu proses

perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham

menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan dari

kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan

maupun individu itu sendiri (Trianto, 2009). perubahan ini yang diinginkan dari

setiap proses pendidikan agar siswa mampu menyesuaikan diri dalam setiap

perkembangannya untuk menjadi prbadi yang optimal.

Page 115: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 101

Oleh karena itu, seoarang guru harus mampu membuat kativitas

pembelajaran lebih inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Guru harus mampu

memadukan materi pembelajaran dengan model-model pembelajaran yang

sesuai. Hal ini agar mampu memberikan suasana pembelajran yang menarik

serta memotivasi siswa untuk lebih bersemangat dalam pembelajaran. Hal ini

dapat dilihat dalam Gambar berikut ini.

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 2.Kegiatan Pembelajaran dengan Diskusi

Perhatikan Gambar 2 di atas, dapat diketahui bahwa mahasiswa

tersebut sedang berdiskusi. Kegiatan diskusi didesain oleh pengajar dengan

semenarik mungkin agar dapat memberikan stimulus untuk bersemangat

dalam belajar.Pentingnya kegiatan belajar ini tentunya menjadi perhatian bagi

guru atau dosen dalam mendesain pembelajaran agar mampu

mengembangkan segala aspek nilai baik kognitif, afektif dan konatif

mahasiswa.

Terdapat beberapa maca model pembelajaran yang telah dikembangkan

oleh para ahli, yaitu diantaranya terdapat model pembelajaran inquiry, model

Page 116: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 102

pembelajaran Jigsaw, model pembelajaran konteksual, model pembelajaran

project based learning, model pembelajaran STAD, model pembelajaran

terpadu, model pembelajaran kuantum, dan model Problem Based Learning

(PBL). Seorang guru harus mampu memahami dan melaksanakan model-

model pembelajaran tersebut agar dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran. Perlu diperhatikan oleh guru bahwa dengan banyaknya model

pembelajaran tidak semua model pembelajaran diterapkan disemua materi

pembelajaran. Contohnya tidak semua model pembelajaran project based

learning mampu diterapkan kesemua materi pembelajaran.Model

pembelajaran tersebut belum tentu cocok untuk setiap topik atau mata

pelajaran.

Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan oleh guru

atau pengajar dalam memilih model pembelajaran. Pertimbangan tersebut

diantaranya bahan materi pembelajaran, kemampuan siswa yang diharapkan,

kondisi siswa dan sarana prasarana yang mendukung. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sugiyanto (2009: 4) yang menyatakan bahwa terdapat beberapa hal

yang perlu dipertimbangkan dalam memilih model atau strategi pembelajaran

diantaranya

1) tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

tujuan pembelajaran berkaitan dengan kemampuan akhir yang harus

dicapai oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran

2) sifat bahan/materi ajar

pemilihan strategi pembelajarang perlu mempertimbangkan mahan materi

yang akan dipelajari berupa karakteristik materi baik materi dalam bentuk

teoritik atau aplikatif.

3) kondisi siswa

situasi dan kondisi peru diperhatikan oleh guru agar pelaksanaan strategi

mampu diterapkan dengan baik. Kondisi siswa dapat berupa jumlah siswa,

kemampuan awal siswa serta multikarakteristik lainnya.

4) ketersediaan sarana-prasarana belajar.

sarana dan prasarana menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam

menerapkan strategi pembelajaran baik yang membutuhkan sarana

prasarana maupun tidak. Sarana dan prasarana yang biasa digunakan oleh

guru dapat berupa infocus, ruang kelas, dan alat peraga.

Page 117: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 103

b. Fungsi Model Pembelajaran

Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan suatu integrasi

dari aktifitas fisik dan mental yang saling bersinergi untuk mencapai tujuan

dari kegiatan belajar tersebut. Aktivitas mental dan fisik individu harus mampu

dioptimalkan oleh guru melalui aktivitas pembelajaran yang interaktif. Model-

model pembelajaran menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh

guru dalam upaya mengoptimalkan aktivitas belajar siswa. Hal ini karena

model pembelajaran memiliki fungsi untuk membantu guru dalam

memperbaiki proses pembelajaran.

Fungsi model pembelajaran selain untuk membantu guru dalam

memperbaikai kegiatan pembelajaran juga digunakan sebagai pengembangan

kurikulum. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Cauhan melalui Wahap

(2008, 55) diantaranya fungsi model pembelajran yaitu sebagai pedoman,

sebagai pengembangan kurikulum, untuk menetapkan bahan pengajaran, dan

membantu perbaikan dalam mengejar. Berikut ini penjelasan masing-masing

fungsi tersebut.

1) Sebagai pedoman,

Fungsi model pembelajaran dalam hal ini sebagai pedoman guru

dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran dapat

membuat guru mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan oleh

guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Melalui langkah-langkah

pembelajaran maka dapat membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien

dan dapat mencapai tujuan pembelajaran.

2) Pengembangan kurikulum

Perubahan paradigma dalam penerapan kurikulum menuntut seorang

guru untuk mampu menyesuaikan. Melalui pendekatan model-model

pembelajaran dapat membantu guru dalam pengembangan kurikulum yang

berbeda dalam pendidikan.

3) Menetapkan bahan pengajaran

Fungsi model pembelajaran dapat membantu guru dalam

menetapkan bahan pengajaran secara rinci dan berkelanjutan. Model

pembelajaran juga membantu guru dalam melakukan perubahan-

Page 118: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 104

perubahan materi pembelajaran sehingga mampu mengoptimalkan nilai

kognitif, afektif, dan konatif siswa.

4) Membantu perbaikan dalam pengajaran

Model pembelajaran yang diterapkan guru tentunya memiliki dampak

positif bagi guru dalam proses pembelajaran. Melalui penggunaan model

pembelajaran guru mampu mengendalikan situasi belajar lebih kondusif

dan terkendali. Oleh karena itu, dengan pendekatan model pembelajaran

maka aktivatas pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat dilihat bahwa fungsi model

pembelajaran sangat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Model pembelajaran mampu memberikan keaktivan siswa

dalam mengikuti pembelajaran. Peran siswa dalam kegiatan pembelajaran

sangat sentral dimana siswa lebih aktif dalam belajar. keaktifan siswa dalam

pembelajaran memiliki peran penting dalam menunjang kemampuan yang

dibutuhkan siswa dalam abad 21 yaitu kemampuan kolaboasi, kritis, kreatif,

dan komunikasi. Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa

untuk meningkatkan keefektifan dalam belajar adalah model pembelajaran

kooperatif.

c. Model pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk turut serta peran aktif

dalam pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu

bentuk kegiatan belajar yang digunakan oleh guru yang menggambarkan

siswa belajar dan bekerja secara berkelompok. Terdapat beberapa kelompok

yang terbagi dalam satu kelas, dimana kelompok kecil terdiri dari empat

sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen

(Rusman, 2011).

Pembelajaran dengan cara berkelompok yang dilakukan siswa harus

memiliki struktur kelompok yang heterogen. Kelompok yang heterogen yaitu

sekelompok siswa yang multikarakteristik seperti dari segi kemampuan yang

berbeda, minat dan bakat yang berbeda. Selain itu, dalam satu kelompok

beajar siswa harus terdiri dari beberapa jenis kelamin yang berbeda. Oleh

karena itu, seoarang guru harus mampu membuat kelompok belajar yang

Page 119: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 105

tidak monoton diisi oleh siswa yang memiliki kemampuan tinggi semua atau

kemampuan rendah semua.

Tujuan pembentukan pembelajaran kelompok yang memiliki struktur

kelompok heterogen yaitu agar proses pembelajaran lebih aktif dan interaktif

didalam satu kelompok. Melalui pembelajaran kelompok yang heterogen juga

mampu mernstimulus kepada setiap siswa yang memiliki kemampuan tinggi

untuk mengajarkan materi yang belum dipahami kepada siswa yang memiliki

kemampuan rendah. Hal ini akan membuat nuansa pembelajaran menjadi

lebih interaktif.

Terdapat bebrapa karakteristik dari pembelajaran kooperatif diantaranya

pembelajaran secara tim, didasarkan pada manajemen kooperatif, kemamuan

untuk bekerjasama, keterampilan bekerja sama. Berikut ini pemaparan

beberaka karakteristik model pembelajaran kooperatif yang perlu diketahui.

1) Pembelajaran secara tim

Kegiatan belajar secara Tim merupakan bagian dari pembelajaran

kerjasama dalam upaya mencapai tujuan. Tim merupakan beberapa

individu yang tergabung menjadi satu kesatuan untuk bekerjasama dalam

memecahkan masalah dan menyelesaikan masalah. Pembelajaran secara

tim membantu siswa untuk belajar bekerjasama, belajar menghargai

pendapat, dan belajar untuk saling membantu satu sama lain.

2) Didasarkan pada manajemen kooperatif

Manajemen merupakan suatu pengelolaan yang mengarahkan suatu

usaha untuk mencapai tujuan. Manajemen kooperatif dimana dalam

kegiatan kooperatif perlu adanya pengelolaan mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, sampai kontrol. Manajemen sebagai perencanaan dalam

kooperatif dimana pembelajaran harus sesuai dengan perancangan dalam

perencanaan mulai dari langkah-langkah pembelajaran, tjuan yang harus

ditetapkan, bagimana cara mencapai tujuan, dan fasilitas apa saja yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Yang kedua fungsi manajemen sebagai

pelaksanaan dimana pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan

perencaaan yang telah dibuat untuk mencapai tujuan. Pelaksanaan

pembelajaran harus dijalankan secara efektif dan efisien agar mampu

memaksimalkannya. Yang terakhir fungsi manajemen sebagai kontrol,

dalam fungsi ini pembelajaran kooperatif harus di lakukan pengawasan

Page 120: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 106

atau kontrol apakah mulai dari perencanaan, pelaksanaan apak bisa sesuai

dengan tujuan yang akan ditetapkan. Fungsi ini dapat diltentukan melalui

kriteria keberhasilan pembelajaran baik dilakuka melalui tes ataupun

nontes.

3) Kemampuan untuk bekerjasama

Kriteria keberhasailah pemebelajaran kooperatif dapat dilihat dari

keberhasilan secara kelompok. Oleh karena itu, prinsip kebersamaan

dalam kerjasama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif.

Seorang guru harus mampu mengarahkan kepada siswa dalam kelompok

untuk saling bekerjasama. Tanpa kerjasama yang baik maka pembelajaran

kooperatif kurang optimal.

4) Keterampilan bekerja sama.

Keterampilan merupakan aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam

melakukan kerjasama secara berkelompok. Keterampilan siswa dalam

berkelompok dapat dilakukan seperti dalam berkomunikasi dan

berinteraksi. Maka dari itu, guru harus mendorong siswa untuk mau serta

mampu untuk berinteraksi dan komunikasi antar siswa dalam kelompok

agar dapat mencapai tujuan akhir dari kegiatan kerjasama.

2. Model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division

(STAD)

a. Pengertian Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams

Achievement Division (STAD)

Salah satu faktor penting dalam mendukung keberhasilan proses

pembelajaran di dalam kelas adalah dengan memilih model pembelajaran

yang tepat. Model pembelajaran adalah suatu pola terencana yang digunakan

sebagai pedoman bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang digunakan oleh

guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu Ada banyak

sekali jumlah variasi Model pembelajaran saat ini, salah satunya yaitu model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

Page 121: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 107

Model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

pertama kali dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di

Universitas John Hopkin. Slavin menjelaskan bahwa kegiatan

pembelajarandengan menggunakan STADmampumemotivasi siswa untuk

saling membantu satu sama lain untuk memahami materi dan menguasai

keterampilan yang diajarkan oleh guru. Apabila siswa menginginkan

kelompoknya menang dan memperoleh hadiah, maka mereka harus saling

bantu-membantu teman lainnya dalam mempelajari dan memahami pelajaran.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa (Hidayati, 2011).

Pada saat model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) diterapkan, para siswa harus mendorong dan

memotivasi satu sama lain untuk melakukan yang terbaik. Para siswa

diberikan waktu dan kesempatan untuk bekerja sama setelah penjelasan

materi oleh guru.

Pada saat kerjasama tim berlangsung, para siswa boleh bekerja secara

berpasangan ataupun berkelompok, saling bertukar jawaban, berdiskusi, dan

saling membantu satu sama lain, mereka dapat mendiskusikan pendekatan-

pendekatan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Selain itu, para siswa

juga dapat saling memberikan pertanyaan tentang isi dari materi yang mereka

pelajari tersebut. Meskipun dapat saling membantu ketika kegiatan belajar

dalam tim, para siswa tidak dapat saling membantu ketika menjalani kuis di

akhir pelajaran, sehingga setiap siswa harus benar-benar menguasai materi

tersebut (tanggungjawab individual).

Menurut Slavin model STAD merupakan variasi pembelajaran kooperatif

yang paling banyak diteliti. Model ini juga sangat mudah untuk diadaptasi,

digunakan dalam pelajaran Matematika, IPA,IPS,Bahasa Inggris,teknik,dan

subjek lainnya dalam berbagai tingkat pendidikan.

b. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement

Division (STAD)

Menurut Slavin dalam Rusman (2011) langkah-langkah dalam model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

adalah sebagai berikut:

Page 122: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 108

1) Penyampaian Tujuan dan Motivasi

Pada langkah pertama ini, guru perlu menyampaikan tujuan pelajaran yang

ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memberikan motivasi

kepada siswa untuk semangat belajar.

2) Pembagian Kelompok

Pada tahap ini, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana setiap

kelompoknya terdiri dari 4-5 orang siswa yang memprioritaskan

heterogenitas (keberagaman) kelas dalam presentasi akademik,

gender/jenis kelamin, ras dan etnik.

3) Presentasi dari Guru

Guru menyampaikan materi pelajaran dan diawali dengan menyampaikan

tujuan pembelajaraan yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta

pentingnya mempelajarai pokok bahasan tersebut. Selanjutnya, guru

memberikan motivasi kepada siswa agar dapat belajar dengan aktif dan

kreatif. Dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi,

pertanyaan dan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-

hari. Guru juga perlu menjelaskan mengenai keterampilan dan kemampuan

yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa, tugas dan pekerjaan yang

harus dilakukan serta cara mengerjakannya.

4) Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)

Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan

lembaran kerja sebagaui pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua

anggota menguasai dan masing-masing siswa memberikan kontribusi.

Salama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan arahan

serta bimbingan, dorongan dan bantuan apabila diperlukan. Kerja tim ini

merupakan ciri terpenting dari model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD).

5) Kuis (Evaluasi)

Setelah kegiatan belajar dalam tim selesai, guru mengevaluasi hasil belajar

siswa melalui pemberian kuis terkait dengan materi yang telah dipelajari.

Selain itu, guru juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja

masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak

dibenarkan bekerja sama ataupun saling membantu satu sama lain. Hal ini

dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab

kepada diri sendiri dalam memahami materi tersebut. Guru menetapkan

Page 123: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 109

skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60,75,84, dan

seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.

6) Penghargaan prestasi Tim

Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan

angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas

keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan

tahapan-tahapan berikut ini:

a) Menghitung Skor Individu

Menurut Slavin (Rusman,2011:216), untuk menghitung perkembangan

skor individu dihitung sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai

berikut:

Tabel 1.1 Penghitungan Perkembangan Skor Individu

No Nilai Tes Skor

Perkembangan

1. Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 0 poin

2. 10 sampai 1 poin di bawah skor dasar 10 poin

3. Skor 0 sampai 10 poin di atas skor

dasar

20 poin

4. Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin

5. Pekerjaan sempurna (tanpa

memerhatikan skor dasar)

30 poin

b) Menghitung Skor Kelompok

Skor kelompok dihitung berdasarkan rata-rata skor perkembanga

anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor

perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah

anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan rata-rata skor

perkembangan anggota kelompok, diperoleh skor kelompok

sebagaimana dalam tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2 Penghitungan Perkembangan Skor Kelompok

No Rata-rata Skor Kualifikasi

1. 0 ≤ N ≤ 5 -

2. 6 ≤ N ≤ 15 Tim yang Baik (Good Team)

Page 124: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 110

3. 16 ≤ N ≤ 20 Tim yang Baik Sekali (Great Team)

4. 21 ≤ N ≤ 30 Tim yang Istimewa (Super Team)

c) Pemberian Hadiah dan Pengakuan Skor Kelompok

Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru

memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing

kelompok sesuai dengan prestasinya (kriteria tertentu yang ditetapkan

oleh guru).

c. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) Dalam Pembelajaran

Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) dapat diterapkan diberbagai mata pelajaran diantaranya

materi Ekonomi, IPS, Akuntansi, dan Kewirausahaan.Sebagai contoh

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) pada mata pelajaran Ekonomi materi Permintaan adalah

sebagai berikut:

Langkah Pertama:

Guru harus membuat persiapan terlebih dahulu, mulai dari membuat

perangkap pembelajaran seperti silabus dan RPP, materi ajar, media

pembelajaran serta alat dan bahan yang digunakan dalam melaksanakan

pembelajaran.

Langkah Kedua:

Guru menyampaikan materi pelajaran tentang Permintaan, seperti:

pengertian permintaan, fungsi permintaan, hukum permintaan, serta faktor-

faktor yang mempengaruhi permintaan (dalam menjelaskan materi guru dapat

menggunakan bantuan powerpoint, kertas chart (peta konsep) maupun

menggunakan media lainnya.

Langkah Ketiga:

Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, (dalam satu

kelompok dapat beranggotakan menjadi 3-5 orang) pembentukan kelompok

Page 125: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 111

dilakuakan secara heterogen, baik dari segi kemampuan, jenis kelamin,

budaya, dan dapat bervariasi.

Langkah Keempat:

Guru memberikan bahan ajar, kasus, permasalahan, soal-soal latihan

atau pun tugas kepada masing-masing kelompok yang berkaitan dengan

materi Permintaan.

Langkah Kelima

Setiap kelompok mempelajari bahan ajar, mencari solusi dari kasus,

permasalah ataupun menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan guru.

Guru memberikan waktu kepada setiap kelompok untuk berdiskusi. Siswa

dapat menjawab pertanyaan guru dari berbagai sumber referensi, baik dari

buku paket, buku referensi, buku catatan, dan sumber-sumber referensi

lainnya.

Langkah Keenam

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi

yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja

masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak

boleh bekerjasama.

Langkah Ketujuh

Guru memberikan penghargaan ataupun hadiah bagi siswa dan

kelompok siswa yang memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna.

Langkah Kedelapan

Diakhir pembelajaran guru bersama peserta didik memberikan

kesimpulan atas materi yang telah dipelajari yaitu kesimpulan mengenai

materi “Permintaan”.

Tautan Eksternal

Telusurilah tautan berikut ini untuk lebih memahami materi pembelajaran!

https://www.youtube.com/watch?v=joZpveLy774

Page 126: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 112

C. Topik Diskusi Elearning

KEYWORD :

model; pembelajaran; kooperatif; tipe; student; teams; achievement; Division;

STAD; hasil; belajar; pembelajaran; diskusi; kelompok;

PETUNJUK :

3. Diskusikan topik di bawah ini.

4. Gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

5. Tidak diperbolehkan membicarakan hal lain di luar topik diskusi.

PERTANYAAN :

Seorang guru harus mampu memberikan pembelajaran yang kreaif

untuk memberikan situasi dan kondisi pembelajaran lebih menantang dan

menarik. Sebagai calon guru, persiapan apa yang harus Anda perhatikan dan

lakukan jika Anda memilih model pembelajaranSTAD?

JAWABAN:

D. Soal Latihan /Tugas

Untuk mengetahui apakah Anda telah mampu mengaplikasikan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD, kerjakan latihan berikut ini.

1. Uraikanlah penerapan model pembelaran koopratif tipe STAD dalam

matapelajaran Ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan?

Page 127: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 113

.

Kewirausahaan

Ekonomi

IPS

Akuntansi

Page 128: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 114

E. Referensi

Hidayati, S. (2011). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams

achiement divisions (STAD) untuk meningkatkan motivasi dfan hasil belajar

IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batang-Batang Sumenep. Penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe student teams achiement divisions

(STAD) untuk meningkatkan motivasi dfan hasil belajar IPS siswa kelas VIII

SMP Negeri 1 Batang-Batang Sumenep/Syafaatul Hidayati.

Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran : mengembangkan profesionalisme

guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyanto. (2009). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: FKIP UNS.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progesif. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Wahap, Abdul Azis. (2008). Metode dan Model-Model Mengajar: Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.

Page 129: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 115

PERTEMUAN 9

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN PREDICT - OBSERVE - EXPLAIN (POE)

A. Tujuan Pembelajaran

Kemampuan akhir yang akan dikuasai oleh mahasiswa setelah mempelajari

materi ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan konsep belajar dan pembelajaran

2. Menjelaskan konsep Lembar Kerja Siswa (LKS)

3. Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasisModel PembelajaranPredict

Observe Explain (POE)

B. Uraian Materi

Peta Konsep Materi

Gambar 9.1. Peta Konsep Materi

Pernahkah Anda membaca majalah? Atau puisi? Buku pelajaran? Atau yang

lainnya. Kegiatan membaca yang Anda lakukan merupakan suatu kegiatan literasi

membaca yang akan memberikan pemahaman kepada Anda tentang isi dan tujuan

penulisannya. Dari berbagai macam buku tersebut memiliki karakteristik yang

Page 130: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 116

berbeda-beda. Buku yang Anda baca tentu memiliki perbedaan baik dari segi

desain maupun isi buku.

Pada pertemuan kali ini akan dibahas salah satu bahan ajar berupa Lembar

Kerja Siswa (LKS). Bahan ajar ini tentunya pernah Anda miliki dan dipelajari pada

saat mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bahkan di

Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada kesempatan ini bahan ajar yang akan

dikembangkan berupa pengembangan LKSdengan pendekatanPredict Observe

Explain (POE). Sebelum mempelajari materi pengembangan LKS dengan

pendekatan POE, berikut akan disajikan materi pengantar tentang belajar,

1. Belajar

Sub materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini dapat dilihat pada

gambar berikut ini.

Gambar 1. Peta Sub Materi Belajar

a. Pengertian Belajar

Sering kita mendengar kata belajar dalam lingkungan dunia pendidikan.

Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar apa itu belajar? bagimana penerapan

belajar? Banyak ahli mendefinisikan tentang belajar sesuai dengan konteks

tujuan akhir yang diharapkan.

Belajar merupakan suatu proses tahapan perubahan baik dari segi

kognitif, afektif dan konatif. Belajar merupakan suatu proses perubahan yang

akan dialami oleh siswa dalamberperilaku mulai dari yang belum tahu menjadi

tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih

terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat

bagi lingkungan maupun individu itu sendiri (Trianto, 2009). perubahan ini

Page 131: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 117

yang diinginkan dari setiap proses pendidikan agar siswa mampu

menyesuaikan diri dalam setiap perkembangannya untuk menjadi prbadi yang

optimal.

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 2. Aktivitas Belajar Mahasiswa

Perhatikan Gambar 2 di atas, dapat diketahui bahwa mahasiswa sedang

melakukan kegiatan mandiri dalam memahmi materi yang akan dipelajari.

Kegiatan belajar merupakan aktivitas yang menuntut mahasiswa untuk

meningkatkan kemampuan kogitif, afektif, dan psikomotorik. Kegiatan belajar

juga merupakan suatu pembentukan sikap siswa agar mampu beretika dan

berbudaya dengan baik dalam lingkungannya. Pembentukaan sikap yang saat

ini digaungkan oleh pemerintah seperti adanya Pendidikan Penguatan

Karakter (PPK). Oleh karena itu, belajar memiliki peran penting dalam

pembentukan karakter maupun perubahan perilaku peserta didik (Rusman,

2013: 85).Pentingnya kegiatan belajar ini tentunya menjadi perhatian bagi

guru atau dosen dalam mendesain pembelajaran agar mampu

mengembangkan segala aspek nilai baik kognitif, afektif dan konatif

mahasiswa.

Page 132: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 118

b. Aktivitas belajar

Kegiatan belajar yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan suatu

integrasi dari aktifitas fisik dan mental yang saling bersinergi untuk mencapai

tujuan dari kegiatan belajar tersebut. Sanjaya (2008: 112) dalam suatu

karyanya menyatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental yang

dialami dalam diri seseorang, sehingga dapat menyebabkan perubahan

perilaku dari individu tersebut. Perubahan ini yang akan memberikan

mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan dan pengalaman mahasiswa

dalam pembelajaran.

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 2. Aktivitas Kelompok

Perhatikan Gambar 2 di atas, kegiatan belajar yang dilakukan oleh

mahasiswa dapat berupa kegiatan berkelompok. Kegiatan belajar secara

berkelompok dapat dilakukan melalui metode diskusi dalam upaya

menyelesaikan studi pengetahuan. Aktivitas belajar juga dapat dilakukan

secara mandiri maupun secara berkelompok. Kegiatan mandiri dan kelompok

memiliki desain materi yang berorientasi pada tujuan akhir yang diharapkan.

Kegiatan kelompok merupakan intagrasi dari multikarakteristik individu untuk

saling berinteraksi dengan siswa yang lain. Kegiatan kelompok merupakan

tujuan dari pembelajaran yang diharapkan kempauan abad 21 dapat

dioptimalka. Salah satu kemampuan tersebut diantaranya kemampuan

Page 133: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 119

kolaborasi antar anggota kelompok untuk memecahkan suatu kasus yang

diberikan dosen.

Kegiatan belajar mahasiswa dalam pemebelajaran merupakan suatu

proses dalam upaya mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki.

Pengembangan ini membuktikan bahwa mahasiswa sebagai unsur subyek

yang berperan penting dalam mengembangkan potensinya. Hal ini tentu

mahasiswa sebagai insan yang aktif dan kritis untuk dapat mengurangi

kepasifannya. Sanjaya (2008: 99) dalam bukunya menyatakan bahwa siswa

sebagai pelakuyang aktif belajar, dalam hal ini siswa tidak pasif yang hanya

mendapatkan informasi pengetahuan saja akan tetapi sebagai individu yang

yang memiliki kemmpuan untuk berkembang. Berikut ini beberapa jenis

aktivitas belajar menurut Rusman (2013: 97-99) diantaranya.

1) Belajar arti kata

Aktivitas siswa dalam kegiatan tentu dilakukan dengan komunikasi

atas kata-kata yang disampaikan. Terkadang dalam kegiatan pembelajaran

kata-kata yang dikenal oleh anak belum tentu memahami makna dari kata-

kata tersebut.

2) Belajar kognitif

Aktivitas belajar kognitif merupakan kegiatan siswa dalam

memahami, menjelaskan dan mengulangi informasi yang telah diketahui

dengan menhadirkan kembali dalam berupa tanggapan atau gagasan

dalam bentuk kalimat.

3) Belajar Menghafal

Belajar menghafal merupakan suatu aktivitas untuk menyimpan

informasi dalam bentuk ingatan, sehingga dapat dimunculkan kembali ke

alam bawah sadar jika diperlukan.

4) Belajar teori

Aktivitas dalam belajar teori merupakan cara berpikir untuk membuat

kerangka berpikir yang digunakan untuk menjelaskan kejadian alam atau

kejadian sosial.

5) Belajar konsep

Page 134: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 120

Belajar konsep merupakan suatu aktivitas mental dalam menjelaskan

suatu lambang, bendat serta peristiwa dengan cara mengamati

karakteristiknya.

6) Belajar kaidah

Merupakan suatu konsep untuk menghubungkan dua atau lebih

sehungga terbentuk suatu kesatuan yang mempresentasikan suatu

kesatuan yang tidak terpisahkan.

7) Belajar berpikir

Aktivitas belajar kognitif merupakan kegiatan siswa dalam

memecahkan suatu permasalahan melalui proses mental atau psikis siswa.

8) Belajar keterampilan motorik

Kegiatan motorik merupakan aktivitas perilaku berupa gerak-gerik

anggota badan secara terpadu. Sehingga aktivitas pembelajaran akan

memberikan pengalaman dalam kegiatan siswa.

9) Belajar estetis

Belajar estetis merupakan penerapan kegiatan pembelajaran dimana

siswa memproses untuk mencipta dengan penghayatan yang berdasarkan

pada nilai-nilai seni.

2. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan aktivitas yang dilaksanakan guru, siswa dan

sumber belajar yang di lakukan di dalam kelas. Kegiatan belajar didesain oleh

guru dalam upaya tercapainya kemampuan akhir siswa yang harus diterima.

Pembahasan pembelajaran sering dihubungkan dengan suatu proses yang

dilakukan guru dalam memberikan informasi berupa materi belajarkepada siswa

melalui prosedur penyusunan materi, pengelolaan siswa, dan lingkungan yang

dilaksanakan di kelas (Irham dan Wiyani, 2013).

Kegiatan belajar dan mengajar merupakan aktivitas yang tersistem dari

berbagai unsur. Integrasi unsur-unsur tersebut akan membentuk suatu aktivitas

yangdibuat oleh guru untuk memberikan pemahaman tentang materi. Satu

kesatuan unsur-unsuryang saling berhubungan, berinteraksi untuk mendapatkan

Page 135: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 121

suatu hasil yang diharapkan secara maksimalberdasarkantujuan yang telah

ditetapkan (Sanjaya, 2008).

Pembelajaranmerupakan kesatuan komponen yang saling berhubungan

baik dari segi materi, metode, sampai dengan evaluasi pembelajaran.Selain itu,

terdapat beberapa komponen lain yang nantinya memberikan sumbangsih pada

kegiatan pembelajaran seperti strategi pembelajaran dan media pembelajaran.

Komponen-komponen dari sistem pembelajaran saling berinterfungsi, yaitu

suatu komponen menjadi input dari komponen lainnya yang bersinergi untuk

mencapai tujuan (Pribadi, 2011: 31). Komponen tersebut di antaranya terdiri dari

tujuh jenis yaitu siswa, tujuan, metode pembelajaran, media, strategi

pembelajaran, evaluasi, dan umpan balik.

a. Siswa

Siswa merupakan subjek yang belajardari aktivitas pembelajaran

sehingga menjadi komponen yang sangat penting dalam sistem

pembelajaran. Seorang guru harus mampu memahami siswa dengan

multikarakteristik yang terdapat dalam diri siswa.

b. Tujuan

Tujuan pembelajaran merupakan hasil akhir yang akan dicapai oleh

siswa setelah mengikuti pembeljaran. Hasil akhir yang dicapai siswa dapat

berupa hasil kognitif, afektif dan psikomotorik.

c. Metode pembelajaran

Unsur metode pembelajaran adalah teknik atau cara prosedural yang

dilakukan dalam pembelajaran untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Metode yang diterapak bermacam-macam seperti metode ceramah, metode

diskusi dan metode demonstrasi.

d. Media pembelajaran

Media merupakan salah satu fasilitas yang digunakan oleh guru sebagai

perancatara dalam menyampaikan informasi. Media ini sangat diperlukan oleh

guru dalam kegiatan pembelajaran seperti leptop, infokus, dan alat peraga.

Page 136: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 122

e. Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran berupa cara yang digunakan guru dalam

menyampaikan materi. Seorang guru harus memiliki keahlian dalam memilah

strategi yang cocok untuk materi yang akan disampaikan. Hal ini dengan

adanya strategi pemebalajaran dapat membantu siswa dalam memahami

materi.

f. Evaluasi

Hasil akhir dalam kegiatan pembelajaran dilakukan melalui kegiatan tes,

unjuk kerja, dan projek yang dapat mengukur ketercapaian kegiatan

pembelajaran.

g. Umpan balik

merupakan informasi yang dibutuhkan untuk tujuan peningkatan

keefektifan program pembelajaran.

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

a. Definisi Lembar Kerja Siswa (LKS)

Bahan ajar merupakan salah satu alat atau media yang digunakan oleh

guru dalam mentransfer ilmu yang kepada siswa.Bahan ajar merupakan suatu

alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dan dapat

membantu guru untuk melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar. Bahan

ajar yang digunakan oleh guru dapat berupa cetak maupun elektronik. Bahan

ajar yang berbentuk elektronik dapat berupa materi yang diintegrasikan

kedalam multimedia. Sedangkan salah satu bahan ajar yang berbentuk cetak

diantaranya modul pembelajaran dan lembar kerja siswa.

Lembar Kerja Siswa merupakan salah satu bahan ajar berbentuk cetak,

dimana dalam LKSterdapat materi-materi dan soal yang nantinya dapat

dijadikan bahan evaluasi siswa untuk dikerjakan berdasarkan komponen-

komponen seperti tugas atau latihan, petunjuk penggunaan, dan langkah-

langkah penyelesaian (Prastowo, 2013: 204).Oleh karena itu, desain

pembuatan LKS harus memperhatikan komponen-komponen yang

membentuk bahan ajar berupa LKS.

Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan oleh guru berupa Bahan

ajar berupa LKS sering digunakan oleh guru dalam memberikan materi yang

Page 137: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 123

lebih komunikatif dan mudah dipahami oleh siswa. Hal ini karena LKS yang

dibuat atau didesain oleh guru semenarik mungkin dari kesatuan materi yang

utuh serta sistematis. Substansi bahan ajar berupa LKS memberikan aktivitas

dan pengalaman kepada siswa dalam memahami materi dan menguasai

tujuan dari pembelajaran tersebut.

Lembar kerja siswa didesainguru dalam suatu paket yang diprogram

dengan melibatkan siswa sebagai subyek pembelajaran. Pembuatan LKS

membantu guru dalam melakukan kegiatan belajar.Terdapat banyak

komponen dalam LKS diantaranya materi belajar, metode pembelajaran,

tujuan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

Lembar kerja siswa merupakan bahan ajar yang dapat digunakan secara

mandiri oleh siswa. LKS pembelajaran dapat digunakan siswa tanpa adanya

guru disampingnya. Hal ini karena LKS merupakan suatu unit bahan ajar yang

lengkap serta mampu mengevaluasi diri melalui soal tes diakhir materi. Maka

dari itu dengan adanya LKS dapat digunakan oleh guru sebagai petunjuk

pelaksanaan kegiatan mengajar dan sebagai pedoman siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar.

LKS pembelajaran disusun dengan tujuan agar mampu mengadaptasi

dengan lingkungan belajar siswa serta sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Proses penyusunan LKS guru harus mampu memperhatikan kebutuhan siswa

dimana LKS tersebut harus memperhatikan karakteristik materi pembelajar

dan karakteristik siswa sebagai pengguna bahan ajar.

b. Struktur lembar kerja siswa

Struktur LKS memberikan gambaran komponen – komponen yang

terdapat dalam membuat lembar kerja siswa. Berikut ini dipaparkan secara

umum struktur Lembar Kerja Siswa yaitu sebagai berikut.

1) Judul, tempat, semester danmata pelajaran.

Bagian ini menjelaskan identitas Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

digunakan oleh siswa. Identitas dalam LKS terdiri dari judul LKS yang

menggambarkan nama bahan ajar.Mata pelajaran menggambarkan disiplin

ilmu yang akan dipelarai siswa seperti lembar kerja siswa matematika.

Semester menunjukkan waktu disampaikan materi tersebut.

Page 138: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 124

2) Petunjuk belajar

Bagian ini menjelaskan petunjukan bagai siswa dalam belajar

menggunakan lembar kerja siswa. Melalui petunjuk ini akan memberikan

kemudahan untuk siswa dalam mengikuti kegiatan belajar untuk dapat

mencapai tujuan pembelajaran.

3) Kompetensi yang akan dipahami

Komponen ini menjelaskan kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa

setelah belajar dengan menggunakan LKS. Kompetansi dalam kurikulum

K13 menggambarkan kemampuan kognitif dan keterampilan.

4) Indikator

Berupa alat ukur dalam menilai ketercapaian pembelajaran yang

dilakukan siswa.

5) Informasi pendukung

Pada bagian ini guru memberikan materi atau kegiatan pembelajan

untuk mengaktifkan siswa dalam belajar.

6) Tugas dan langkah kerja

Pada tahap ini guru memberikan latihan atau tugas kepada siswa

serta langkah-langkah dalam menyelesaikannya

7) Penilaian

Kegiatan ini dilakukan oleh guru dalam upaya menilai atau

memberikan evaluasi atas ketercapaian pembelajaran berdasarkan tujuan

pembelajaran.

4. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Melalui Pendekatan Predict – Observe

- Explain (POE)

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)adalah suatu proses pembaruan

dalam bahan ajar. LKS yang digunakan oleh siswa langsung memberikan

keaktifan kepada siswa melalui kegiatan-kegiatan terstruktur dan sistematis.

Dalam hal ini guru mendesain materi pembelajaran dengan memperhatikan

keaktifan siswa.

Page 139: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 125

Pengembangan desain LKS merupakan salah satu solusi yang dapat

digunakan oleh guru dalam upaya memudahkan siswa dalam menggunakannya.

Desain LKS dapat berupa desain tata letak dan desain kegiatan pembelajaran.

Desain kegiatan pembelajaran dapat berupa bagian – bagian yang terstruktur

dengan tahapan pembelajaran. Tahapan-tahapan pembelajaran bertujuan untuk

memberikan stimulus kepada siswa untuk aktif dalam mengikuti langkah-langkah

dalam pembelajaran di LKS. Oleh karena itu, seorang guru harus

memperhataikan pengembangan desain maupun substansi materi pembelajaran.

PengembanganLKS juga harus memperhatikan analisis kebutuan dan

lingkungan tempat diterapkannya bahan ajar. Analisis kebutuhan tersebut

digunakan oleh guru dalam mengembangkan LKS agar dapat memperoleh data

yang pasti berkaitan pembaruan bahan ajar yang dibutuhkan untuk

meningkatkan hasil belajar. Hal ini juga dengan adanya analsis kebutuhan dan

lingkungan dapat memberikan informasi yang jelas sehingga mampu

memberikan sumbangsih dalam upaya peningkatan kualitas pemebelajaran.

Pengembangan LKS harus mampu memberikan pengetahuan dan

pengalaman belajar kepada siswa pada saat menggunakan bahan ajar tersebut.

Pengetahuan dalah kemampuan kognitif yang didapat siswa melalui materi yang

disampaikan dalam lembar kerja siswa. Sedangkan, pengalaman dapat diperoleh

siswa melalui aktivitas pembelajaranberupa langkah-langkah pembelajaran yang

didesain guru. Keaktifkan belajar siswa merupakan hal penting dalam

pembelajaran karena siswa mampu membangun pengetahuannya. Salah satu

cara yang dapat digunakan oleh guru yaitu dengan mengembangkan lembar

kerja siswa yang diintegrasikan dengan model-model pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diintegrasikan dalam lembar

kerja siswa adalah model pembelajaran Predict Observe Explain (POE). Model

pembelajaran POE merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat

digunakan oleh guru dalam upaya untuk menggali pemahaman siswa. Hal ini

sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggara, D. S., Abdillah, C.,

& Gunawan, H. I. (2019) "Based on the results of the study and discussion,

conclusions obtained about the development of student worksheets based on

predict-observe-explain on elementary school mathematics subjects in plane

material valid, practical, and can improve students' concept comprehension.”

artinya bahwa berdasarkan hasil penelitian dan diskusi dapat diperoleh tentang

pengembanganlembar kerja siswa berdasarkan pendekatan predict observe

Page 140: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 126

explain (POE) pada mata pelajaran matematika sekolah dasardapat dikatakan

valid, praktis, dan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Cara yang digunakan yaitu melalui tahapan pembelajaran mulai dari tahap

memprediksi, tahap mengamati, dan tahap memberikan penjelasan. Berikut ini

pemaparan atau penjelasan masing-masing tahapan model pembelajaran

Predict Observe Explain (POE) yaitu.

a. Prediksi (Predict)

Pada tahap ini guru memberikan suatu pokok permasalahan berupa

peristiwa atau fenomena yang nantinya perlu adanya jawaban. Selanjutnya

siswa diminta untuk memprediksi atau menuliskan jawaban awal berdasarkan

pengetahuan atau kemampuan awal yang dimilki sisiwa.

b. Mengamati (Observe)

Proses mengamati dilakukan oleh siswa mengenai peristiwa atau

fenomena yang terjadi. Pengamatan dilakukan baik secara langsung maupun

tidak langsung. Dalam perose pengamatan siswa mencatat temuan temuan

dilapangan dan siswa mengaitkan hasil temuan tersebut dengan prediksi atau

jawaban sementara pada tahap awal di atas.

c. Menjelaskan (Explain)

Tahapan yang terakhir ini dimana siswa memberikan penjelasan atas

aktivitas sebelumnya yaitu sisiwa menilai apakah hasil temuan yang dilakukan

pada saat proses pengamatan sesuai dengan dugaan atau jawaban yang

telah dikemukakan.

Tautan Eksternal

Telusurilah tautan berikut ini untuk lebih memahami materi pembelajaran!

https://scholar.google.co.id/citations?user=FtqqdOAAAAAJ&hl=id

Page 141: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 127

C. Topik Diskusi Elearning

KEYWORD :

lembar;kerja;siswa;lembar; kerja; siswa;LKS;

model;pembelajaran;predict;observe;explain;POE;hasil;belajar;kelompok;diskusi

;

PETUNJUK :

6. Diskusikan topik di bawah ini.

7. Gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

8. Tidak diperbolehkan membicarakan hal lain di luar topik diskusi.

PERTANYAAN :

Seorang guru harus mampu memberikan pengalaman kepada siswa

dalam melaksanakan kegiatan belajar di kelas. Selain itu juga guru harus

mampu membuat kegiatan belajar lebih menarik dan menantang. Salah satu

yang dapat dilakukan yaitu menggunakan bahan ajar seperti modul

pembelajaran yang diinegrasikan dengan model pembelajran. Jelaskan hal-hal

yang harus Anda lakukan dalam membuat modul pembelajaran yang

diintegrasikan dengan model model pembelajran!

D. Soal Latihan /Tugas

Untuk mengetahui apakah Anda telah mampu membuat LKS dengan

pendekatan Predict Observe Explain (POE), kerjakan latihan berikut ini.

Uraikanlah penerapan tahapan Predict Observe Explain (POE) pada sub

bagian LKS dalam mata pelajaran ekonomi melalui tahapan pembelajaran berikut.

1. Prediksi (Predict)

Page 142: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 128

2. Mengamati (Observe)

3. Menjelaskan (Explain)

Page 143: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 129

E. Referensi

Anggara, D. S., Abdillah, C., & Gunawan, H. I. (2019, June). Developing Predict-

Observe-Explain worksheets on elementary school mathematics subject.

In Empowering Science and Mathematics for Global Competitiveness:

Proceedings of the Science and Mathematics International Conference

(SMIC 2018), November 2-4, 2018, Jakarta, Indonesia (p. 452). CRC

Press.

Irham, Muhamad dan Wiyani, Novan A. (2013). Psikologi Pendidikan: Teori dan

Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Prastowo, Andi. (2013). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:

Diva Press

Pribadi, Benny A. (2011). Model Assure untuk Mendesain Pmebelajaran Sukses.

Jakarta: Dian Rakyat.

Rusman. (2013). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progesif. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Page 144: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 130

PERTEMUAN 10

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu mengaplikasikan Konsep Model

Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together (NHT)

B. Uraian Materi

1. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together (NHT)

dalam proses pembelajaran.

2. Pengertian Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head

Together

Model pembelajaran akan terbentuk jika pendekatan, strategi, metode,

teknik dan taktik pembelajaran sudah tersusun menjadi rangkaian yang utuh.

Jadi, model pembelajaran merupakan gambaran suatu pembelajaran yang

dimulai dari awal hingga akhir sehingga membentuk suatu penyajian yang khas

dalam suatu pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) adalah sutau model pembelajaran yang dilandasi oleh teori

belajar konstruktivis.

Page 145: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 131

Model pembelajaran Numbered Head Together (kepala bernomor) pertama

kali dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993). Model pembelajaran ini

melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam

suatu pelajaran, dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran

tersebut. Tidak hanya itu, Kagan juga menjelaskan bahwa model pembelajaran

Numbered Head Together (kepala bernomor) secara tidak langsung dapat

melatih siswa dalam berpendapat, sehingga dapat memberikan informasi, siswa

dapat mendengarkan pendapat temannya dengan cermat, dan siswa dapat

berbicara dengan lebih produktif.

Sehingga model pembelajaran ini dapat memberikan kesempatan

pada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban

yang paling tepat. Selain itu, model pembelajaran kepala bernomor ini juga dapat

mendorong siswa untuk lebih aktif dalam mengemukakan pendapat. Model

pembelajaran Numbered Head Together ini bisa digunakan untuk semua mata

pelajaran baik mata pelajaran eksakta maupun sosial, bisa dalam materi

pelajaran bentuk fakta, prinsip, konsep dan prosedur dan NHT dapat digunakan

di semua tingkat pendidikan, baik dari tingkat pendidikan anak usia dini, sekolah

dasar, sekolah menengah, maupun perguruan tinggi.

Teori NHT ini didukung dengan penelitian Nurhasanah & Erda (2019)

menjelaskan bahwa terdapat peningkatan kemampuan belajar mahasiswa

setelah menerapkan model pembelajaran tipe Numbered Head Together pada

matakuliah ekonomi moneter program studi pendidikan ekonomi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang. Kemudian diikuti oleh

Abdillah, Candra (2019) menyatakan bahwa model pembelajaran Numbered

Head Together dengan bantuan powerpoint dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran matakuliah perencanaan pengajaran melalui peningkatan

keterampilan dosen, aktivitas belajar dan prestasi belajar mahasiswa Program

Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP, Universitas Pamulang.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang cukup banyak diterapkan

di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi adalah model pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Head Together atau disingkat NHT tidak hanya itu

saja, NHT (Kepala bernomor) ini juga banyak sekali digunakan sebagai bahan

penelitian baik penelitian eksperimen maupun penelitian tindakan kelas (PTK).

Numbered Head Together atau yang biasa disebut dengan kepala

bernomor ialah suatu Model pembelajaran kooperatif yang mengutamakan

Page 146: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 132

keaktifan peserta didik dalam mencari informasi, mengelola dengan

mendiskusikannya kemudian melaporkan hasil informasi yang didapat di depan

kelas dihadapan teman-temannya (Rahayu, 2006). NHT pertama kali dikenalkan

oleh Spencer Kagan dkk (1993). Model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini

merupakan model pembelajaran yang terstruktural, yang menekankan pada

struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi

siswa. Menurut Kagan (1993) model pembelajaran kepala bernomor ini

menghendaki agar peserta didik dapat saling bekerjasama dengan tim

kelompoknya. Struktur pembelajaran dalam Numbered Head Together ini

dikembangkan sebagai sarana alternatif dalam pembelajaran klasik.

Pembelajaran kelas klasikal merupakan kemampuan belajar yang utama.

Hal itu disebabkan oleh pengajaran klasikal merupakan kegiatan mengajar yang

tergolong efisien. Secara ekonomis, pembiayaan kelas studi lebih murah, oleh

karena itu ada jumlah minimum siswa dalam kelas. Jumlah siswa dalam kelas

pada umumnya berkisar anara 10 sampai 45 orang. Dengan jumlah tersebut

seorang siswa dapat belajar dengan cara klasikal berarti melaksanakan dua

kegiatan sekaligus, yaitu pengelolaan pelajaran. Penciptaan kelas dapat

menciptakan kondisi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan belajar.

Pembelajaran kelas klasikal adalah pola pembelajaran dimana dalam

waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas.

Model pembelajaran ini merupakan model yang paling awal digunakan di

pendidikan pra sekolah, dengan sarana pembelajaran yang pada umumnya

sangat terbatas, serta kurang memperhatikan minat indidvidu anak. Pengajaran

klasikal adalah model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dengan

menjelaskan materi pelajaran diawal kegiatan kepada para peserta didik. Para

siswa mempunyai kemampuan minimum untuk tingkat itu dan diasumsikan untuk

mempunyai minat dan kecepata belajar yang relative sama. Dengan kondisi

seperti ini, konidisi belajar siswa secara individual baik menyangkut kecepatan

belajar, kesulitan belajar dan minat belajar sulit untuk diperhatikan oleh guru.

Pada umumnya cara guru dalam menentukan kecepatan menyajikan dan tingkat

kesukaran materi kepada siswa berdasarkan pada informasi kemampuan siswa

secara umum. Guru terlihat sangat menominasi dalam menentukan semua

kegiatan pembelajaran. Banyaknya materi yang akan diajarkan, urutan materi

pelajaran, kecepatan guru mengajar dan lainnya ada ditangan guru.

Page 147: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 133

Pembelajaran klasikal menurut Aunurrahman (2009) yang menyatakan

bahwa model pembelajaran klasikal lebih menitikberatkan pada peran guru

dalam memberikan informasi melalui materi pelajaran yang disajikan. Model

pembelajaran klasikal menggunakan pembelajaran kelas dalam proses

pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, model / metode

pembelajaran klasikal tidak sepenuhnya berpusat kepada guru saja, akan tetapi

peran siswa juga dituntut secara aktif pada proses kegiatan belajar mengajar.

Pembelajaran klasik yang digunakan dalam Numbered Head Together ini

memiliki pendekatan yang berorientasi pada siswa, sehingga siswa aktif dalam

proses pembelajaran. Dalam praktiknya model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together atau yang biasa disebut dengan kepala bernomor ini

dilakukan dengan cara guru memberikan materi terlebih dahulu, kemudian guru

memberikan soal atau studi kasus yang akan dibahas oleh peserta didik, peserta

didik diberi waktu beberapa menit untuk membahas materi yang ditugaskan oleh

guru. Selanjutnya hasil pembahasan peserta didik tersebut dilaporkan dengan

cara guru menyebutkan nomor secara acak, peserta didik yang mendapatkan

nomor tersebut kemudian mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian

ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan (Tryana,

2008).

Pembelajaran kooperatif tipe NHT ini merupakan model pembelajaran yang

membutuhkan kerjasama yang kuat antar anggota kelompok agar tugas-tugas

yang diberikan oleh guru dalam kelompok dapat tercapai dengan baik. Tujuan

pembentukan kelompok dalam model pembelajaran kooperatif ini ialah agar

peserta didik dapat berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran,

dapat saling bertukar pikiran dan saling menghargai pendapat antar teman.

Keaktifan pembelajaran peserta didik dapat dilihat dari cara siswa berdiskusi,

mengemukakan pendapat dan menanggapi komentar teman dengan cara yang

positif.

Menurut Kagan dalam Ibrahim (2000) pembelajaran tipe Numbered Head

Together dapat membuat peserta didik lebih aktif dan lebih memahami materi

pelajaran. Selanjutnya Ibrahim (2000) menyatakan bahwa ada tiga tujuan yang

akan dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu

:

Page 148: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 134

a. Hasil belajar peserta didik lebih terstruktur sehingga kinerja akademik peserta

didik baik dalam bentuk tugas-tugas latihan maupun hasil ujian akan lebih

meningkat.

b. Lebih menghargai keragaman teman-temannya, karena setiap peserta didik

memiliki cara berpikir, latar belakang dan cara mengemukakan pendapat yang

berbeda-beda.

c. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, karena peserta didik

saling bergantung dengan teman satu kelompoknya dan saling

bermusyawarah dalam mencari hasil jawaban yang benar.

Ada banyak keterampilan yang dapat dikembangkan oleh peserta didik

pada model pembelaran kooperatif tipe NHT. Keterampilan tersebut diantaranya

yaitu: siswa saling berbagi tugas, aktif bertanya dan memberikan komentar,

saling menghargai pendapat teman satu sama lain, saling memberikan ide-ide

dan pendapat yang baik, bekerjasama dalam kelompok dan berusaha mencari

solusi pada setiap permasalah materi pelajaran. Ada tiga konsep yang dihasilkan

dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT menurut Kagen dalam

Ibrahim (2000), tiga konsep tersebut yaitu:

a. Pembentukan kelompok;

Peserta didik dibentuk menjadi 3-5 kelompok, setiap anggota kelompok

diberi penomoran kepala dari 1-5.

b. Diskusi masalah;

Peserta didik berdiskusi dengan tim satu kelompok dan mencari solusi

atas permasalah ataupun menyelesaikan tugas-tugas, soal-soal latihan yang

diberikan oleh guru.

c. Tukar jawaban antar kelompok

Setelah peserta didik berdiskusi dengan teman satu kelompok kemudian

hasil diskusi tersebut dilaporkan dengan saling bertukar jawaban antar

kelompok.

3. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together

Menurut Kagen dalam Majid (2016) terdapat empat sintak yang harus

dilaksanakan dalam model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (Kepala bernomor), langkat-langkah tersebut ialah:

Page 149: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 135

a. Penomoran

Penomoran merupakan hal terpenting dalam model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together. Pada tahapan iin guru membentuk

siswa menjadi beberapa kelompok. Dalam satu kelompok bisa terdiri dari 3-5

orang. Pembentukan kelompok dapat bervariasi, yaitu siswa dapat berhitung

dari 1-5 ataupun guru dapat langsung menunjuk anggota dalam setiap

kelompok, dan dalam tiap kelompok diberi nomor 1-5 (Penomoran tersebut

disesuaikan dengan banyak anggota dalam setiap kelompok)

b. Mengajukan Pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan

tersebut dapat bervariasi. Pertanyaan tersebut bisa secara spesifik ataupun

pertanyaan secara umum dengan tingkat kesulitan yang bervariasi juga.

Misalnya “Apa yang saudara ketahui tentang inflasi?” selanjutnya ”Bagaimana

pengaruh inflasi terhadap perekonomian Indonesia?”

c. Berpikir Bersama

Siswa menyatukan pendapat terhadap jawaban pertanyaan yang

diberikan oleh guru, pendapat yang telah disatukan tersebut kemudian

didiskusikan bersama anggota kelompok untuk memutuskan jawaban yang

paling benar dan setiap anggota kelompok jawaban tersebut.

d. Menjawab

Dalam menjawab pertanyaan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dilakukan dengan

cara guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya

terpanggil tersebut harus mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan

yang diberikan oleh guru di hadapan teman-temannya. Pemanggilan nomor

kepala tersebut dapat dilakukan oleh guru secara bervariasi, guru dapat

memanggil nomor secara acak maupun memanggil nomor dengan melakukan

hitung-hitungan atau tebak angka sehingga angka dari hasil tebakan tersebut

merupakan angka dari penomoran siswa. Pada saat menjawab siswa tidak

diperbolehkan lagi berdiskusi dengan anggota kelompoknya, hal ini bertujuan

agar siswa dapat lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan

diskusi.

Page 150: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 136

Dari keempat sintak diatas, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Head Together dapat dikembangkan lagi menjadi enam sintak sesuai dengan

kondisi dan kebutuhan guru dan peserta didik. Keenam sintak tersebut terdiri

dari:

a. Persiapan

Sebelum memulai pembelajaran langkah awal yang harus dilakukan guru

ialah membuat persiapan mengajar seperti mempersiapkan rancangan

program pembelajaran (RPP), materi ajar, media pembelajaran, lembar kerja

siswa ataupun soal-soal latihan baik itu pertanyaan secara lisan maupun

tulisan yang dapat disesuaikan dengan model pembelajaran numbered head

together (NHT).

b. Pembentukan kelompok

Setelah guru menyiapkan bahan dan alat pembelajaran, kemudian guru

membentuk siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3-5 orang

dalam setiap kelompok. Kemudian setiap anggota kelompok mendapatkan

nomor kepala, nomor kepala tersebut dapat dibuat dalam bentuk topi kerucut

atau bisa juga menggunakan topi ulangtahun yang diberi penomoran.

c. Memiliki buku paket atau buku referensi

Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk membaca dan

mempelajari materi yang sedang dibahas dari berbagai sumber belajar seperti

buku paket ataupun buku referensi.

d. Diskusi Masalah

Guru memberikan soal-soal latihan maupun pertanyaan kepada setiap

kelompok. Kemudian masing-masing kelompok berdiskusi mengenai

pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dalam diskusi kelompok tersebut setiap

siswa harus berpikir bersama untuk mendapatkan jawaban yang terbaik.

e. Memanggil nomor anggota kelompok

Guru menyebut satu nomor secara acak, kemudian siswa yang

mendapatkan nomor tersebut mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan

dari guru.

Page 151: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 137

f. Memberi kesimpulan

Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan berdasarkan materi

pelajaran yang telah dibahas dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together.

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head

Together

a. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together

Berdasarkan sintak diatas Hill (1993) dalam Triyana (2008)

mengemukakan bahwa kelebihan dari model pembelajaran kooperatif

Numbered Head Together ialah sebagai berikut:

1) Prestasi belajar siswa lebih meningkat

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together peserta didik dapat berperan aktif dalam

pembelajaran sehingga keaktifan siswa dalam pembelajaran tersebut dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa

2) Memperdalam pemahaman siswa dari materi yang telah dipelajari

Dalam langkah NHT siswa diberikan kesempatan untuk mencari

informasi dari berbagai sumber, sehingga dengan cara tersebut siswa akan

lebih banyak mendapat materi dan lebih paham terhadap materi tersebut

3) Pembelajaran lebih menyenangkan

Pembelajaran NHT yang lebih melibatkan siswa membuat siswa lebih

aktif dan pembelajaran akan lebih menyenangkan

4) Siswa lebih terampil baik sebagai pemimpin maupun sebagai anggota

NHT memberikan kesempatan kepada setiap anggota kelompok

untuk bertanggungjawab atas apa yang dilakukannnya baik tanggungjawab

sebagai ketua maupun sebagai anggota kelompok

5) Meningkatkan rasa ingin tahu siswa

Siswa diberi kesempatan dalam mencari informasi sehingga jika ada

keraguan maka siswa dapat bertanya kepada guru sehingga tingkat

keingintahuan peserta didik juga akan lebih meningkat

Page 152: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 138

6) Meningkatkan rasa percaya diri siswa

Setiap siswa bertanggungjawab atas penomoran kepala yang

dimilikinya sehingga dengan tanggungjawab tersebut siswa akan lebih

berusaha untuk mencari jawaban yang lebih baik serta secara tidak

langsung rasa percaya diri siswa juga akan menjadi meningkat

7) Siswa lebih aktif untuk berpartisipasi dalam diskusi

NHT yang biasa disebut kepala bernomor memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, siswa

dapat berpartisipasi dalam hal bertanya, menanggapi, menyanggah

ataupun memberikan komentar terhadap materi pelajaran yang sedang

dipelajari.

b. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together

Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran kooperatif Numbered

Head Together juga memiliki kekurangan. Adapun kekurangan dari kooperatif

Numbered Head Together (kepala bernomor) ini ialah sebagai berikut:

1) Model pembelajaran ini membutuhkan waktu yang cukup lama bagi siswa

maupun bagi guru, kekurangan ini terjadi karena guru membutuhkan waktu

yang cukup lama untuk membuat alat atau media pembelajaran seperti

kepala bernomor. Sedangkan siswa membutuhkan waktu yang cukup lama

untuk mencari jawaban atas pertanyaan atau soal-soal latihan yang

diberikan guru;

2) Membutuhkan kemampuan yang khusus dalam melakukan atau

menerapkannya. Sehingga guru perlu menyiapkan alat dan bahan dalam

melakukan penomoran seperti topi yang telah diberikan penomoran;

3) Dalam membentuk kelompok, guru harus memperhatikan kemampuan

siswa secara heterogen dan dengan menggunakan pengaturan tempat

duduk yang berbeda-beda dan hal ini membutuhkan waktu yang khusus.

5. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together

Dalam Pembelajaran

Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together dapat

diterapkan diberbagai mata pelajaran diantaranya materi Ekonomi, IPS,

Akuntansi, dan Kewirausahaan.Sebagai contoh penerapan model pembelajaran

Page 153: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 139

kooperatif tipe numbered head together pada mata pelajaran Ekonomi materi

Bank dan Lembaga Keuangan sebagai berikut:

Langkah Pertama:

Guru harus membuat persiapan terlebih dahulu, mulai dari membuat

perangkap pembelajaran seperti silabus dan RPP, materi ajar, media

pembelajaran serta alat dan bahan yang digunakan dalam melaksanakan

pembelajaran.

Langkah Kedua:

Guru menyampaikan materi pelajaran tentang Bank dan lembaga

keuangan, seperti: pengertian bank, fungsi bank, jenis-jenis bank, peran bank,

pengertian lembaga keuangan, jenis-jenis lembaga keuangan, perbedaan

lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank, peran lembaga

keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. (dalam menjelaskan materi

guru dapat menggunakan bantuan powerpoint, kertas chart (peta konsep)

maupun menggunakan media lainnya.

Langkah Ketiga:

Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, (dalam satu

kelompok dapat beranggotakan menjadi 3-5 orang) pembentukan kelompok

dilakuakan secara heterogen dan dapat bervariasi. Setiap anggota kelompok

medapatkan penomoran kepala, penomoran kepala tersebut ditandai dengan

sebuah topi yang dituliskan angka pada masing-masing anggota kelompok.

Langkah Keempat:

Guru memberikan kasus, permasalahan, soal-soal latihan atau pun tugas

kepada masing-masing kelompok yang berkaitan dengan materi Bank dan

Lembaga Keuangan.

Langkah Kelima

Setiap kelompok mencari solusi dari kasus, permasalah ataupun

menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan guru. Guru memberikan waktu

kepada setiap kelompok untuk berdiskusi. Siswa dapat menjawab pertanyaan

guru dari berbagai sumber referensi, baik dari buku paket, buku referensi, buku

catatan, dan sumber-sumber referensi lainnya.

Page 154: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 140

Langkah Keenam

Setelah siswa berdiskusi maka langkah selanjutnya ialah menjawab

pertanyaan guru dengan cara guru memanggil nomor tertentu, penentuan nomor

tersebut dapat dilakukan guru dengan cara yang bervariasi, seperti: guru

menyakan tanggal hari pahlawan, maka hari pahlawan jatuh pada tanggal 10

november berarti siswa yang memiliki penomoran kepala dengan angka 10 ialah

yang harus menjawab pertanyaan guru, atau dapat juga dengan membuat game

seperti hitung-hitungan seperti (4x3-7=5) maka siswa yang mendapatkan

penomoran kepala angka 5 harus menjawab pertanyaan guru dan ada banyak

cara lain yang dapat digunakan guru. Pada saat siswa tersebut

Langkah Ketujuh

Diakhir pembelajaran guru bersama peserta didik memberikan kesimpulan

atas materi yang telah dipelajari yaitu kesimpulan mengenai “Bank dan Lembaga

Keuangan”.

Tautan Video Penerapan Model Pembelajaran NHT

C. Topik Diskusi Elearning

KEYWORD : Numbered Head Together; Kepala Bernomor

TOPIK DISKUSI

Jika saudara menjadi seorang guru, namun saat mempraktikkan model

pembelajaran NHT saudara belum mempersiapakan media pembelajaran

seperti kepala bernomor, maka langkah apa yang akan saudara lakukan

agar pembelajaran NHT tetap dapat dilaksanakan?

JAWABAN :

https://www.youtube.com/watch?v=rIVtrVIqXjE

Page 155: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 141

D. Soal Latihan/ Tugas

1. Uraikanlah penerapan model pembelaran koopratif tipe numbered head together

dalam matapelajaran Ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan?

.

Ekonomi

IPS

Akuntansi

Kewirausahaan

Page 156: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 142

E. Referensi

Abdillah, Candra (2018) Penerapan Model NHT Berbantu Powerpoint dalam

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Perencanaan Pengajaran Pada

Mahasiswa Kelas 02PIEM001 Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang.

EDUKA. Jurnal Hukum dan Bisnis, Vo. 4 No. 2 Desember 2018.

ISSN:2505-5406.

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Ibrahim, M. (2000). Pembelajaran Kooperatif. University Press. Surabaya.

Majid, Abdul. (2016). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurhasanah, E, Erda (20019) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik

Nht Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Kelas

05piep003 Pada Mata Kuliah Ekonomi Moneter Pendidikan Ekonomi,

Universitas Pamulang. EDUKA. Jurnal Hukum dan Bisnis, Vo. 5 No. 1 Juli

2019. ISSN:2505-5406.

Tryana, A. (2008). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads

Together. Bandung: Sinar Baru

Page 157: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 143

PERTEMUAN 11

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu mengaplikasikan Konsep Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Role Playing (Bermain Peran)

B. Uraian Materi

1. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing (Bermain Peran)

dalam proses pembelajaran.

2. Pengertian Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Role Playing

Dalam dunia hiburan kita sering mengenal adanya film/sinetron yang

didalamnya ada artis yang sedang memainkan perannya dengan baik. Peran

pemain sinetron tersebut beraneka ragam mulai dari perannya sebagai pemain

antagonis, protagonis, beperan untuk menangis, marah, pendiam, dan lain

sebagainya. Semua peran tersebut terkadang bukanlah karakter asli pemain

sinetron tersebut. Sama hal nya dalam dunia pendidikan, dalam pembelajaran

Page 158: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 144

kooperatif dikenal dengan istilah role playing. Model pembelajaran kooperatif tipe

role playing biasa dikenal dengan istilah bermain peran. Model pembelajaran ini

merupakan suatu aktivitas peserta didik dalam satu kelompok untuk dapat

memainkan perannya berdasarkan permasalahan yang ditemukan pada

pembahasan materi yang sedang dipelajari. Sementara teman atau kelompok

lain serta guru mengamati peran kelompok tersebut dan memberikan tanggapan.

Model pembelajaran role playing memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk lebih kreatif dalam memainkan perannya. Peran yang dimainkan oleh

peserta didik tidak harus sebagai tokoh antagonis ataupun protagonis, namun

peran yang dimainkan oleh perserta didik dalam model role playing ini berupa

peran yang terkait dari materi pelajaran yang sedang dibahas dalam kelompok

peserta didik tersebut.

Mode pembelajaran kooperatif tipe role playing merupakan suatu cara yang

dapat dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam menguasai bahan pelajaran

dengan mengembangkan imajinasi yang penuh penghayatan dan didalamnya

terdapat aturan, unsur dan tujuan dalam pelaksanaan pembelajaran (Santoso:

2011).

Selanjutnya Jill Hadfield dalam Agus (2012) menyatakan bahwa model

pembelajaran dengan cara bermain peran (role playing) ini adalah model

pembelajaran yang merupakan sejenis permainan gerak yang dilakukan oleh

peserta didik dalam satu kelompk yang di dalamnya terdapat unsur kebahagiaan,

tujuan, dan pelaksanaannya berdasarkan aturan yang berlaku. Esensi role

playing adalah keterlibatan peserta didik (partisipan) secara langsung dalam

menghadapi situasi permasalahan serta baik pemain peran maupun penontoh

(pengamat) mampu memahami hasil dari keterlibatan dalam partisipasi ini.

Pernyataan Jill Hadfield didukung dengan adanya pendapat Hamalik

(2004) yang menyatakan bahwa model pembelajaran bermain peran (role

playing) adalah model pembelajaran dimana setiap siswa mendapatkan peran

masing-masing kemudian peran tersebut dipraktikkan dengan

mendramatisasikan peran tersebut dalam sebuah pentas maupun didalam

kelas. Bermain peran (role playing) adalah model pembelajaran yang

memberikan interaksi sosial kepada setiap pesrta didik dalam menyampaikan

materi pelajaran melalui perannya secara aktif. Sehingga model pembelajaran ini

menimbulkan keterlibatan pengalaman secara langsung dari peran yang

dimainkan oleh peserta didik dengan bantuan seperangkat/serangkaian alat dan

Page 159: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 145

sumber belajar, situasi pembelajaran dan perangkat pembelajaran yang telah

dirancang oleh guru.

Menurut Huda (2013) adapun fungsi dari model pembelajaran role

playing ini yaitu sebagai berikut:

a. Mengeksplorasi perasaan peserta didik;

Dalam menghayati perannya peserta didik dapat mengeksplorasi

perasaannya dengan maksimal, peserta didik dapat bertindak layaknya peran

yang dilakoninya, seperti jika dalam pelajaran ekonomi pada materi pasar,

maka disini peserta didik dapat mengeksplor perasaanya sebagai penjual

ataupun sebagai pembeli dalam proses tawar menawar.

b. Mentransfer dan mewujudkan pandangan mengenai perilaku, nilai, dan

persepsi siswa;

Setelah mampu mengeksporasikan perasan peserta didik maka baik

secara langsung maupun tidak langsung peserta didik akan mentrasfer ilmu,

perilaku, nilai dan persepsinya masing-masing.

c. Mengembangkan skill pemecahan masalah dan tingkah laku, dan;

Dengan berperan layaknya seorang pemain sinetron maka peserta didik

dapat mengembangkan keterampilannya dalam berperilaku dan memecahkan

masalah yang terjadi baik yang berkaitan dengan materi pelajaran yang

sedang dipelajari maupun yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

d. Mengeksplorasi materi pelajaran dengan cara yang berbeda.

Model pembelajaran kooperatif tipe role playing ini merupakan salah

satu model pembelajaran yang kreatif karena peserta didik dapat memperoleh

materi pelajaran dengan cara yang berbeda, peserta didik tidak hanya

mendapatkan informasi dari ceramah yang membuatnya bosan tetapi peserta

didik baik sebagai pemain peran maupun sebagai penonton dapat

memperoleh materi pelajaran langsung dari sipemain peran, maka dengan

materi yang diperoleh secara langsung akan lebih membuat peserta didik

dalam memahami materi pelajaran.

Keberhasilan model pembelajaran melalui role playing ini ditentukan dari

kualitas permainan peran yang ditampilkan, dan selain itu model pembelajaran ini

juga ditentukan pada persepsi peserta didik dari peran yang dimainkan terhadap

kehidupan nyata. (Uno: 2007). Keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe

Page 160: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 146

role playing ini juga telah dibuktikan dalam penelitian Anwar, S.& Soffi (2018).

Dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada

hasil belajar peserta didik kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan

dengan menggunakan model pembelajaran Role Playing. Peningkatan hasil

belajar tersebut dilihat dari nilai rata-rata data awal peserta didik yaitu dari nilai

rata-rata 64,81 meningkat menjadi 84,14. meningkat tersebut sebesar 30%.

Selain itu meningkatnya hasil belajar peserta didik, keaktifan peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran di kelas pun juga mengalami peningkatan.

Dari pendapat ahli dan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran role playing merupakan model pembelajaran yang

menghasilkan kreativitas peserta didik dalam menghayati peran dan mentransfer

materi kepada teman-temannya sehingga dengan menerapkan model

pembelajaran role playing maka dapat mengingkatkan keaktifan pembelajaran

peserta didik dan selanjutnyan hasil belajar peserta didik juga akan ikut

meningkat.

3. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing

Ada sembilan sintaks model pembelajaran kooperatif role playing yang

dapat dilakukan oleh guru maupun peserta didik, adapun tahapannya yaitu

sebagai berikut:

Tahap 1: Melakukan Pemanasan Pada Setiap Kelompok

a. Mengidentifikasi dan memaparkan masalah yang berkaitan dengan materi

pelajaran yang sedang dipelajari

b. Menjelaskan masalah yang akan dibahas pada setiap kelompok agar

mendapatkan solusi dari pemecahan masalah tersebut

c. Memberi menafsirkan masalah.

Guru memberikan penjelasan kepada peserta tentang hasil penafsiran

masalah yang akan dibahas oleh peserta didik

d. Menjelaskan maksud, tujuan, sintak, serta kelebihan dan kekurangan dari

model pembelajaran kooperatif tipe role playing.

Sebelum siswa memainkan perannya pada model pembelajaran role playing,

guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tentang apa itu model

pembelajaran koopeatif tipe role playing, mengapa siswa harus menggunakan

model pembelajaran role playing, bagaimana langkah-langkah yang harus

Page 161: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 147

dilakukan oleh peserta didik lalu apa kelebihan dan kekurangan model

pembelajaran ini jika diterapkan dalam pembelajaran khususnya mata

pelajaran Ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan.

Tahap 2: Melakukan proses Seleksi pada Partisipan

a. Menganilisis peran

Peran yang akan dilakoni oleh peserat didik beraneka ragam, peran

tersebut disesuaikan dengan materi pelajaran yang hendak diperankan. Maka

dari itu guru harus menganalisis peran apa saja yang akan dipraktikkan oleh

partisipan (peserta didik).

b. Memilih pemain (peserta didik) yang akan bermain peran

Setiap peserta didik memiliki latar belakang, tingkat berfikir dan tingkat

kemampuan bermain peran yang berbeda-beda, tingkat kesulitan untuk

memerankan sebuah permainanpun juga berbeda-beda. Maka dari itu setelah

melakukan analisis terhadap suatu peran selanjutnya guru perlu memilih

pemain (peserta didik) yang akan bermain peran.

Tahap 3: Mengatur settingan kegiatan

a. Mengatur sesi yang terdapat dalam peran

Kegiatan bermain peran akan lebih baik jika peran tersebut telah diatur

dan disetting semenarik mungkin, salah satunya guru harus mengatur sesi

yang terdapat dalam peran.

b. Kembali menegaskan tentang suatu peran

Guru harus sering menegaskan tentang peran terhadap peserta didik,

agar peserta didik lebih paham bagaimana peran yang akan dimainkan.

c. Mendekati situasi permasalahan.

Peran yang akan dimainkan oleh peserta didik harus mendekati situasi

permasalah sehinnga permasalahan yang diperankan tersebut mendapatkan

solusi dan jalan keluar dari permasalahan yang terjadi.

Page 162: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 148

Tahap 4: Menyiapan beberapa peserta didik yang bertindak sebagai pengamat

a. Memberikan keputusan tentang materi ataupun permasalahan yang akan

dibahas.Guru bersama dengan peserta didik memutuskan tentang

materi/masalah yang akan dibahas.

b. Guru memberikan tugas pengamatan terhadap pemain peran.

Selain ada peserta didik yang berperan dalam permasalahan namun ada

juga peserta didik yang berperan sebagai pengamat. Pengamatan tersebut

diberikan oleh guru kepada peserta didik agar peserta didik lainnya dapat

menilai penampilan kelompok yang sedang melakukan permainan bermain

peran.

Tahap 5: Bermain Peran

a. Pembelajaran kooperatif role playing dimulai

Guru bersama dengan peserta didik memulai role playing (bermain

peran)

b. Mengukuhkan model pembelajaran kooperatif tipe role playing

Pengukuhan model pembelajaran kooperatif ini biasanya dapat

dilakukan pada bagian tengah, maupun akhir pembelajaran sebelum

melaksanakan evaluasi.

c. Guru mengakhiri model pembelajaran role playing.

Setelah setiap kelompok membahas materi yang akan diparaktikkan,

maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh guru yaitu mengakhiri

model pembelajaran role playing atau yang biasa disebut bermain peran.

Tahap 6: Melaksanakan Diskusi dan Evaluasi Tahap I

a. Melakukan review

Guru dan peserta didik secara bersama-sama mereview aktivitas

peserta didik dalam melaksanakan perannya.

b. Mendiskusikan pada hal-hal penting

Guru bersama dengan peserta didik saling mendiskusikan hal-hal

terpenting dalam permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran

Page 163: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 149

c. Mengembangkan peran selanjutnya.

Setelah mendiskusikan hal-hal penting selanjutnya guru

mengembangkan peran yang akan dipraktikkan oleh peserta didik selanjutnya

Tahap 7: Kembali bermain peran

a. Memainkan peran yang berbeda dari sebelumnya

Setelah melalukan peran yang pertama selanjutnya guru dan peserta

didik memainkan peran yang berbeda.

b. Memberikan komentar dan alternatif untuk langkah yang akan dilakukan

selanjutnya. Guru sebagai motivator memberikan komentar berupa kritik

ataupun masukan dan alternatif untuk langkah-langkah yang akan dikerjakan

pada tahap selanjutnya.

Tahap 8: Melaksanakan Diskusi dan Evaluasi Tahap II

a. Melakukan Review

Sama halnya pada tahapan ke-6, guru dan peserta didik secara

bersama-sama mereview aktivitas peserta didik dalam melaksanakan

perannya.

b. Mendiskusikan pada hal-hal penting

Guru bersama dengan peserta didik saling mendiskusikan hal-hal

terpenting dalam permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran

c. Mengembangkan peran selanjutnya.

Setelah mendiskusikan hal-hal penting selanjutnya guru

mengembangkan peran yang akan dipraktikkan oleh peserta didik selanjutnya

Tahap 9: Saling Berbagi Pengalaman dan Memberikan Kesimpulan

a. Peserta didik antar kelompok saling berbagi pengalaman atas peran yang

telah dimainkan

b. Guru menjelaskan hubungan materi pelajaran yang sedang dibahas dengan

kegiatan yang diperankan oleh peserta didik terhadap kehidupan sehari-hari

yang dihadapi oleh setiap manusia.

c. Guru bersama dengan peserta didik menutup pelajaran dengan memberikan

kesimpulan terhadap materi pelajaran dan penerapan bermain peran yang

dilakukan oleh peserta didik.

Page 164: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 150

Selanjutnya, menurut Mulyadi (2011) Langkah-langkah (Sintak) Model

Pembelajaran kooperatif tipe Role Playing dapat dikembangkan lagi menjadi

sebelas langkah, adapun langkah-langkah dari model pembelajaran ini ialah:

a. Guru mempersiapkan skenario pembelajaran melalui perangkat pembelajaran

baik berupa silabus, RPP, media pembelajaran maupun materi pelajaran;

b. Sebelum siswa memainkan skenario yang akan peran, beberapa hari

sebelumnya guru terlebih dahulu menujuk beberapa siswa untuk mempelajari

skenario tersebut;

c. Guru membentuk kelompok siswa dengan anggota 4-5 orang;

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan penjelasan

tentang kompetensi yang ingin dicapai;

e. Guru memanggil para siswa yang telah ditunjuk beberapa hari sebelumnya

untuk memainkan perannya berdasarkan skenario yang sudah dipersiapkan;

f. Setiap siswa duduk dikelompoknya masing-masing sambil melakukan

pengamatan terhadap skenario yang sedang dimainkan;

g. Setelah penampilan setiap kelompok selesai, masing-masing siswa diberikan

lembar kerja untuk melakukan penilaian terhadap penampilan kelompok

h. Setiap kelompok bertanggung jawab untuk menyampaikan kesimpulan dari

skenario yang telah dimainkan;

i. Guru memberikan kesimpulan secara keseluruhan dari semua penampilan

kelompok;

j. Guru memberikan evaluasi terhadap penampilan setiap kelompok;

k. Setelah melakukan evaluasi, langkah terakhir ialah mengakhiri pembelajaran

dengan cara guru dan siswa saling mengaitkan materi pelajaran, dengan

skenario yang diperankan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing

a. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing

Kelebihan model pembelajaran kooperatif role playing memiliki yaitu

dapat melibatkan seluruh siswa untuk dapat berpartisipasi secara aktif dan

totalitas dalam memainkan perannya. Melalui keaktifan siswa untuk

berpartisipasi, maka secara tidak langsung melatih siswa dalam

menyampaikan kata-kata dengan bahasa yang baik dan benar. Siswa

mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya dalam

Page 165: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 151

bermain peran dan saling bekerjasama dalam kelompok. Selain itu, kelebihan

model pembelajaran ini adalah, sebagai berikut:

1) Siswa lebih tertarik dalam kegiatan pembelajaran karena model

pembelajaran ini mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-

hari yang juga berguna bagi siswa;

2) Siswa dapat merasakan perasaan orang lain, menghargai setiap

pendapat dan kritikan yang masuk, memiliki rasa toleransi dan tenggang

rasa antar sesama, karena pada model ini siswa dapat memainkan peran

sebagai orang lain;

3) Siswa menjadi terlatih dalam mendesain sebuah penemuan baru dalam

memecahkan masalah;

4) Siswa lebih kreatif dalam mengemikakan ide-ide, pikiran dan bertindak

sesuai dengan tingkah laku yang lebih baik;

5) Siswa dapat memecahkan masalah pada kehidupan sehari-hari yang

dihadapi karena peran yang dimainkan siswa dihayati lebih mendalam;

6) Siswa dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dan

melakukan penyelidikan atas masalah tersebut;

7) Meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam mencari solusi atas

permasalahan yang terjadi;

8) Teori yang ada pada tingkat pendidikan di sekolah lebih relevan

kehidupan sehari-hari, serta dapat diaplikasikan dalam dunia kerja

(Djumingin:2011);

9) Siswa diberikan kebebasan dalam menentukan keputusan secara tetap

dan dapat mengeluarkan ekspresinya secara menyeluruh;

10) Dengan penerapan model pembelajaran bermain peran, maka siswa

memiliki pengalaman yang menyenangkan secara langsung sehingga

dengan pengalaman tersebut akan membuat kesan menyenangkan yang

lebih kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa;

11) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik karena siswa berpartisipasi

secara aktif, antusias dan bersemangat dalam melaksanakan perannya

12) Meningkatkan semangat belajar siswa dan menumbuhkan rasa

kebersamaan, kerjasama, tanggung jawab antar sesama dan

meningkatkan rasa kebersamaan dalam berteman (Santoso:2011).

b. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing

Page 166: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 152

Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran ini juga memiliki

kekurangan. Adapun kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe

Role Playing (bermain peran) ialah sebagai berikut:

1) Model pembelajran ini membutuhkan waktu bermain peran yang relatif

panjang/banyak;

2) Model pembelajaran ini memerlukan tingkat kreativitas dan daya kreasi

yang cukup tinggi baik dari pihak pendidik (guru) maupun peserta didik

(siswa). Kelemahannya tidak semua guru dan siswa memiliki kreativitas

dan daya kreasi yang tinggi

3) Tidak semua materi pelajaran dapat menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe role playing (Djumingin, 2011: 175-176);

4) Kebanyakan dari siswa merasa malu dalam pelakoni peran yang akan

dimainkan, sehingga pembelajaran menjadi kurang kondusif;

5) Jika pelaksanaan pembelajaran role playing mengalami kegagalan, maka

akan memberikan kesan yang kurang bagus dan tujuan pembelajaran tidak

dapat tercapai sebagaimana mestinya (Santoso, 2011).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran role

playing adalah model pembelajaran inovatif yang memberikan pembaharuan

dalam pembelajaran, dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam ketertarikan

terhadap materi pelajaran yang disajikan, sehingga tujuan pembelajaran yang

telah dirancang dapat lebih mudah tercapai.

5. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing Dalam

Pembelajaran

Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing dapat diterapkan diberbagai

mata pelajaran diantaranya materi Ekonomi, IPS, Akuntansi, dan

Kewirausahaan.Sebagai contoh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Role Playing pada mata pelajaran Akuntansi materi Jurnal Umum. Pada materi

ini peran yang akan dimainkan oleh siswa ialah sebagai sebagai audit

perusahaan maupun pihak di luar perusahaan dan mencatat setiap transaksi

yang terjadi. Adapun langkah-langkah dari penerapan model Role Playing ini

ialah sebagai berikut:

Page 167: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 153

Langkah Pertama:

Guru harus membuat persiapan terlebih dahulu, mulai dari membuat

perangkap pembelajaran seperti silabus dan RPP, materi ajar, media

pembelajaran serta alat dan bahan yang digunakan dalam melaksanakan

pembelajaran.

Langkah Kedua:

Guru menyampaikan materi pelajaran tentang Jurnal Umum dan guru

harus mempersiapkan bukti-bukti transaksi, sehingga bukti-bukti transaksi akan

menjadi alat peraga baik perusahaan maupun pihak di luar perusahaan

melakukan transaksi.

Langkah Ketiga:

Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, (dalam satu

kelompok dapat beranggotakan menjadi 3-5 orang) secara heterogen.

Pembentukan. Setiap anggota kelompok mendapatkan perannya masing-

masing.

Langkah Keempat:

Guru memberikan kasus transaksi yang terjadi di perusahaan selama satu

periode kepada masing-masing.

Langkah Kelima

Setiap anggota kelompok membagi perannya masing-masing, kemudian

mereka membuat skenario sendiri, lalu mempraktikkan di dalam kelompoknya

masing-masing. Setelah itu skenario yang telah disusun tersebut di praktikkan di

depan kelas.

Langkah Keenam

Diakhir pembelajaran guru bersama peserta didik memberikan kesimpulan

dan peniliaian antar kelompok.

Tautan Video Penerapan Model Pembelajaran

https://youtu.be/mRuw8_nGH08

Page 168: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 154

C. Topik Diskusi Elearning

D. Soal Latihan/Tugas

1. Uraikanlah penerapan model pembelaran koopratif tipe Role Playing dalam

matapelajaran Ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan?

.

KEYWORD :

Role Playing; Bermain Peran

TOPIK DISKUSI

Model pembelajaran role playing menjelaskan tentang bagaimana siswa

bermain peran terhadap materi ataupun kasus yang akan dipraktikkannya.

Sebelum memainkan peran tersebut siswa diminta untuk membuat skenario

pembelajaran. Tugas saudara ialah pilihlah salah satu materi dari pelajaran

Ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan, kemudian buatlah skenario

pembelajaran tersebut

Ekonomi

JAWABAN :

Page 169: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 155

E. Referensi

Anwar, Saiful dkk. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing

Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Kelas X Program

Keahlian Akuntansi di SMK Letris Indonesia 2 Tahun Ajaran 2016/2017.

PEKOBIS Jurnal Pendidikan, Ekonomi dan Bisnis. ISSN: 2503-5142. Vol.1,

No V Mei 2018.

Djumingin, Sulastriningsih. 2011. Strategi dan Aplikasi Model Pembelajaran Inovatif

Bahasa dan Sastra. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Mulyadi. 2011. Model Pembelajaran Role Playing. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

IPS

Akuntansi

Kewirausahaan

Page 170: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 156

Santoso, Ras Budi Eko. 2011. Model Pembelajaran Role Playing, (Online),.html,

diakses 10 November 2016.

Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 171: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 157

PERTEMUAN 12

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING

COMPOSTITION (CIRC)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :

1. Mahasiswa mampu untuk menjelaskan konsep dasar model pembelajaran.

2. Mahasiswa mampu untuk memahami dan menjelaskan konsep dan unsur-unsur

pembelajaran kooperatif.

3. Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan model pembelajaran CIRC.

Peta konsep

B. Uraian Materi

1. Pendahuluan

Pembelajaran kooperatif lahir dari kritik atas konsep belajar yang kompetitif

dan individualis. Siswa datang kesekolah hanya untuk menjadi yang terbaik dan

berkompetisi dengan teman kelasnya. Pada pola pembelajaran kompetitif dan

Model Pembelajaran Cooperative Integrated

Reading Composition (CIRC)

Konsep Dasar Model

Pembelajaran

Peranan Model Pembelajaran

Konsep Dasar Model

Pembelajaran Kooperatif

- Unsur Penting dalam

Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran CIRC

- Pengertian Pembelajaran CIRC

- Tahapan dalam pembelajaran CIRC

- Kelebihan dan Kekurangan CIRC

Page 172: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 158

individualis ini, instruksi-instruksi yang seringkali disampaikan oleh guru seperti

“saya ingin kalian berkerja sendiri”, “perhatikan dirimu sendiri, jangan perhatikan

orang lain”, “geser tempat dudukmu”. Apabila dirancang dengan baik pola

pembelajaran kompetitif dan individualis ini akan efektif dalam upaya memotivasi

siswa untuk dapat melakukan yang terbaik bagi dirinya sendiri. Namun demikian,

terdapat beberpa kelemahan pada pola pembelajaran ini menyebabkan

beberapa permasalahan yang turut mengiringinya, seperti kompetisi yang tidak

sehat. Seperti misalnya ketika guru memberikan pertanyaan pada satu siswa,

siswa yang lainnya berharap agar jawaban yang diberikan salah. Unsur rasa

kebersamaan dan saling tolong menolong sangat kurang dalam pola

pembelajaran individualis dan kompetitif ini.

Siswa yang memiliki motivasi dan kemampuan yang rendah akan sangat

sulit untuk sukses dan semakin tertinggal dalam penerapan pola pembelajaran

individualis semacam ini. Siswa yang tidak dapat mengikuti ritme belajar

dikwatirkan dapat menimbulkan rasa prustasi pada diri siswa. Pembelajaran

kooperatif secara sederhana dapat diartikan pembelajaran yang dilakukan siswa

secara bersama-sama dalam sebuah tim atau kelompok dalam upaya

penyelesaian tugas yang dirancang oleh guru guna mencapai tujuan

pembelejaran. Melalui pola pembelajaran kooperatif ini diharapkan rasa

kebersamaan dan tanggung jawab sosial siswa meningkat, sehingga sifat-sifat

individualis dan selalu ingin menang sendiri dapat terkikis. Hal itu juga sebagai

upaya guru dalam menanamka nilai-nilai karakter pada siswa.

2. Konsep Dasar Model Pembelajaran

Hosnan (2014: 337) yang mendefinisikan bahwa model merupakan

langkah-langkah yang sistematik tentang pola kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan belajar. Selain itu,model dapat dikatakan sebagai pedoman bagi

pengajar untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran merupakan konsep terintegrasi yang didesain oleh guru

untuk memaksimalkan pembelajaran agar mudah dipahami oleh siswa. Hal ini

karena pembelajaran mampu mengubah pola pikir siswa baik secara kognitif,

afektif dan konatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2009: 19). yang

menyatakan bahwa belajar merupakan suatu“proses perubahan perilaku tetap

dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang

Page 173: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 159

terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan

baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri.” perubahan

ini yang diinginkan dari setiap proses pendidikan agar siswa mampu

menyesuaikan diri dalam setiap perkembangannya untuk menjadi prbadi yang

optimal. Oleh karena itu, seoarang guru harus mampu membuat kativitas

pembelajaran lebih inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Guru harus mampu

memadukan materi pembelajaran dengan model-model pembelajaran yang

sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pentingnya kegiatan belajar ini

tentunya menjadi perhatian bagi guru atau dosen dalam mendesain

pembelajaran agar mampu mengembangkan segala aspek nilai baik kognitif,

afektif dan konatif mahasiswa.

Selain itu, model pembelajaran yang dipilih oleh guru harus mampu

memberikan keaktifan kepada siswa untuk mampu mengemukakan atau

memaparkan hasil diskusi. Hal ini bertujuan agar masing masing sisiwa setiap

kelompok bertanggung jawab atas pelaksanaan dan hasil diskusi yang telah

dilakukan oleh kerja tim. Apabila satu kelompok mamaparkan hasil diskusi,

kelompok yang lain turut menanggapi atau menanyakan apabila ada pendapat

atau gagasan yang belum disepakati bersama. Bentuk pemaparan hasil diskusi

dapat memberikan tanggung jawab kepada masing-masing siswa dalam

kelompok. Terdapat beberapa macam model pembelajaran yang telah

dikembangkan oleh para ahli, yaitu diantaranya terdapat model pembelajaran

inquiry, model pembelajaran Jigsaw, model pembelajaran konteksual, model

pembelajaran project based learning, model pembelajaran STAD, model

pembelajaran terpadu, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, model

pembelajaran kuantum, dan model Problem Based Learning (PBL). Seorang

guru harus mampu memahami dan melaksanakan model-model pembelajaran

tersebut agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Perlu diperhatikan oleh

guru bahwa dengan banyaknya model pembelajaran tidak semua model

pembelajaran diterapkan disemua materi pembelajaran. Contohnya tidak semua

model pembelajaran project based learning mampu diterapkan kesemua materi

pembelajaran. Model pembelajaran tersebut belum tentu cocok untuk setiap topik

atau mata pelajaran.

Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan oleh guru atau

pengajar dalam memilih model pembelajaran. Pertimbangan tersebut

diantaranya bahan materi pembelajaran, kemampuan siswa yang diharapkan,

Page 174: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 160

kondisi siswa dan sarana prasarana yang mendukung. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sugiyanto (2009: 4) yang menyatakan bahwa terdapat beberapa hal

yang perlu dipertimbangkan dalam memilih model atau strategi pembelajaran

diantaranya

a. tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

b. sifat bahan/materi ajar

c. kondisi siswa, dan

d. ketersediaan sarana-prasarana belajar.

a. Peranan Model Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu integrasi dari aktifitas fisik dan mental

yang saling bersinergi untuk mencapai tujuan dari kegiatan belajar tersebut.

Aktivitas mental dan fisik individu harus mampu dioptimalkan oleh guru

melalui aktivitas pembelajaran yang interaktif. Model-model pembelajaran

menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru dalam upaya

mengoptimalkan aktivitas belajar siswa. Hal ini karena model pembelajaran

memiliki fungsi untuk membantu guru dalam memperbaiki proses

pembelajaran. Fungsi model pembelajaran selain untuk membantu guru

dalam memperbaikai kegiatan pembelajaran juga digunakan sebagai

pengembangan kurikulum. Fungsi model pembelajran yaitu sebagai pedoman,

sebagai pengembangan kurikulum, untuk menetapkan bahan pengajaran, dan

membantu perbaikan dalam mengejar. Berikut ini penjelasan masing-masing

fungsi tersebut.

1) Sebagai Pedoman

Fungsi model pembelajaran dalam hal ini sebagai pedoman guru

dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran dapat

membuat guru mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan oleh

guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Melalui langkah-langkah

pembelajaran maka dapat membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien

dan dapat mencapai tujuan pembelajaran.

2) Pengembangan kurikulum

Perubahan paradigma dalam penerapan kurikulum menuntut seorang

guru untuk mampu menyesuaikan. Melalui pendekatan model-model

Page 175: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 161

pembelajaran dapat membantu guru dalam pengembangan kurikulum yang

berbeda dalam pendidikan.

3) Menetapkan bahan pengajaran

Fungsi model pembelajaran dapat membantu guru dalam

menetapkan bahan pengajaran secara rinci dan berkelanjutan. Model

pembelajaran juga membantu guru dalam melakukan perubahan-

perubahan materi pembelajaran sehingga mampu mengoptimalkan nilai

kognitif, afektif, dan konatif siswa.

4) Membantu perbaikan dalam pengajaran

Model pembelajaran yang diterapkan guru tentunya memiliki dampak

positif bagi guru dalam proses pembelajaran. Melalui penggunaan model

pembelajaran guru mampu mengendalikan situasi belajar lebih kondusif

dan terkendali. Oleh karena itu, dengan pendekatan model pembelajaran

maka aktivatas pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa peranan model

pembelajaran sangat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Model pembelajaran mampu memberikan keaktivan siswa

dalam mengikuti pembelajaran. Peran siswa dalam kegiatan pembelajaran

sangat sentral dimana siswa lebih aktif dalam belajar. keaktifan siswa dalam

pembelajaran memiliki peran penting dalam menunjang kemampuan yang

dibutuhkan siswa dalam abad 21 yaitu kemampuan kolaboasi, kritis, kreatif,

dan komunikasi. Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa

untuk meningkatkan keefektifan dalam belajar adalah model pembelajaran

kooperatif.

3. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif muncul dengan asumsi bahwa siswa akan lebih

mudah untuk memahami dan menemukan sebuah konsep yang sulit apabila

dilakukan dengan cara berdiskusi dengan siswa lainnya. Siswa yang tergabung

dalam sebuah kelompok akan saling bantu membantu, menyumbangkan saran

dan ide dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang kompleks. Kelompok

yang terbentuk berupa kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 siswa dengan

kondisi yang bersifat heterogen baik dalam unsur kemampuan akademik, jenis

kelamis, ras atau budaya. Penanaman jiwa sosial dalam penggunaan kelompok

Page 176: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 162

belajar menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. Pembentukan

kelompok bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada semua

siswa agar dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan menyelesaikan masalah.

Dalam sebuah kelompok, peran anggota kelompok adalah tercapainya

ketuntasan belajar terhadap materi yang disajikan oleh guru, serta saling

membantu antar anggota kelompok untuk mencapai ketuntasan secara

bersamaan.

Pembelajaran kooperatif menekakan pada pencapaian kesuksesan dan

tujuan belajar secara kelompok. Kesuksesan belajar secara kelompok hanya

dapat dicapai apabila anggota-anggota dalam kelompok tersebut berkerja secara

bersama dan saling bantu membantu untuk mencapai ketuntasan belajar pada

materi yang telah ditetapkan. Melalui pembelajaran kooperatif ini diharapkan

dapat memaksimalkan segala potensi akademik serta pengetahuan siswa baik

secara individu maupun berkelompok. Hal tersebut dikarenakan, dalam kerja

suatu tim/kelompok siswa dapat membentuk atau memperbaiki hubungan

dengan siswa lainya dengan berbagai latar belakang perbedaan yang dimilikinya,

pengembangan nilai toleransi, saling menghormati serta mengasah kemampuan

penyelesaian masalah baik individu maupun kelompok. Pembelajaran kooperatif

dipercaya dapat mengurangi kesenjangan pada level input serta memupuk rasa

solidaritas dikalangan siswa. Melalui pembelejaran ini diharapkan terbentuknya

generasi yang tidak hanya cakap secara akademik maupun pengetahuan yang

cemerlang, akan tetapi lahir juga individu sebagai hasil dari proses pendidikan

yang memilki jiwa solidaritas sosial yang kuat.

Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dapat dijadikan salah satu

indikator dari keefektifan penerapan sebuah starategi pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk melibatkan interaksi aktif siswa

serta partisipasinya dalam pembelajaran, memfasilitasi siswa dalam

pembentukan jiwa kepemimpinan dan pengambilan keputusan dalam kelompok.

Siswa dihadapkan dalam suatu suasana belejar yang kolaboratif untuk mencapai

suatu tujuan secara bersama-sama, melalui hal ini siswa dapat mengasah

keterampilan yang berkaitan dengan hubungan sesama manusia. Kemampuan

dalam menjalin hubungan baik dengan lingkungan yang beragam akan menjadi

bekal yang sangat bermanfaat untuk siswa bagi kehidupan mereka diluar

sekolah. Secara lebih spesifik pembelajaran kooperatif ditujukan untuk

terciptanya hasil belajar akademik yang memuaskan, penerimaan siswa terhadap

Page 177: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 163

keberagaman serta pengembangan keterampilan sosial siswa. Pembelajaran

yang dilakukan secara bersama-sama maupun individu akan memberikan

keuntungan baik pada siswa yang memilki kemampuan tinggi maupun siswa

yang memilki kemampuan rendah dalam penyelesaian tugas akademik yang

disusun guru dalam skema pembelajaran kooperatif.

a. Unsur Penting dalam Pembelajaran Kooperatif

Menurut Johnson & Johnson dan Sutton dalam Trianto (2009: 60)

terdapat lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu :

1) Ketergantungan yang bersifat positif antar siswa

Pada sistem pembelajaran koopartif siswa akan merasa bahwa diri

nya pada suatu tujuan yang sama dan dituntut untuk bekerja secara

bersama yang mengikat antar satu dengan yang lainnya. Siswa tidak akan

merasa berhasil kecuali seluruh anggota kelompoknya juga berhasil. Siswa

berada pada suatu kondisi dimana meraka merasa dirinya merupakan

bagian kelompok yang harus mempunyai andil dalam mencapai

kesuksesan kelompok secara bersama-sama.

2) Interaksi antar siswa yang semakin meningkat

Pembelajaran kooperatif akan meningkatkan intensitas interaksi

siswa secara signifikan. Hal tersebut disebabkan karena siswa yang satu

akan saling membantu siswa yang lain dalam suatu kelompok belajar.

Prinsip ini akan terjadi secara alamiah karena kegagalan satu siswa dalam

kelompok turut mempengaruhi kesuksesan kelompok. Untuk

menanggulangi hal tersebut, siswa yang membutuhkan bantuan akan

segera menerima bantuan dari teman sekolompoknya. Bantuan yang

diberikan dalam sistem pembelajaran kooperatif berkaitan dengan tukar

menukar ide dalam menyelesaikan masalah yang dipelajari bersama.

3) Tanggung jawab individual

Pembelajaran kooperatif mengembangkan rasa tanggungjawab

sosial siswa yang diwujudkan dalam bentuk (a) memberikan bantuan pada

siswa yang membutuhkan bantuan/mengalami permasalahan belajar, (b)

setiap anggota kelompok harus memiliki kontribusi aktif dalam pengerjaan

tugas, tidak boleh hanya sekedar “membonceng” pekerjaan rekan

sekelompoknya.

Page 178: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 164

4) Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil

Pada pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya dituntut untuk

mempelajari atau memahami materi yang diberikan saja, akan tetapi siswa

dituntut untuk belajar berinteraksi dengan baik dengan siswa lain dalam

kelompoknya. Sikap yang ditunjukkan siswa sebagai anggota dari

kelompok dalam menyampaikan dan menerima ide-ide atau gagasan dari

teman kelompoknya membutuhkan keterampilan khusus

5) Proses kelompok

Pembelajaran kooperatif tidak akan berjalan dengan efektif tanpa

adanya proses kelompok baik. Proses kelompok terjadi pada saat anggota

kelompok berdiskusi bersama, saling bantu membantu dalam memberikan

gagasan, ide dan saran sebagai upaya penyelesaian tugas secara

bersama-sama.

4. Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading Composition

a. Konsep Dasar Pembelajaran CIRC

Model pembelajaran cooperative integrated reading composition

merupakan bagian dari pembelajran kooperatif dengan teknik

pengintergrasian antara pengajaran, membaca dan menulis. Model

pembelajaran CIRC bertujuan untuk memanfaatkan tim dalam pembelajaran

kooperatif untuk dapat menfasilitasi siswa dalam memperoleh kemampuan

pemahaman bacaan yang dapat diterapkan secara luas. Secara sederhana

cooperative integrated reading composition dapat dipahami sebagai sebuah

program yang komprehensif dalam upaya mengajari pelajaran menulis,

membaca dan seni berbahasa. Slavin (2009:200) menyatakan bahwa

Pengembangan CIRC dihasilkan dari sebuah analisis masalah-masalah

tradisional dalam pengajaran membaca, menulis dan seni berbahasa. Dalam

pengembangannya CIRC tidak hanya digunakan pada mata pelajaran bahasa

pada tingkat sekolah dasar saja, akan tetapi juga telah diterapkan pada mata

pelajaran sains maupun ilmu sosial pada tingkat sekolah menangah.

Penerapan CIRC dalam ilmu sosial seperti diungkapkan oleh Soffiatun, S., &

Anwar, S. (2017) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa pembelajaran

circ memberikan dampak pada peningkatan hasil belajar pada mata kuliah

sejarah teori ekonomi. Pembelajaran CIRS membagi siswa kedalam kelompok

Page 179: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 165

kecil yang heterogen dengan anggota 4 – 5 siswa. Model pembelajaran

kooperatif ini mengandung beberapa unsur sebagai berikut:

1) Pembelajaran Kelompok, Kelompok terdiri dari anggoata yang heterogen

baik dari sisi jenis kelamin, suku, asal, budaya maupun dari sisi

kemampuan akademik tinggi, sedang atau rendah. Setiap anggota tim

akan mendapat point yang didasarkan atas kinerja mereka secara

individual dalam menyelesaikan laporan, karangan atau tugas. Poin-poin

tersebut selanjutnya diakumulasikan untuk membentuk poin secara

kelompok atau tim.

2) Rangkaian kegiatan dalam pembelajaran terkait dengan bahan bacaan,

setiap kelompok melakukan aktifitas diskusi sesuai dengan bahan bacaan

yang diberikan. Dalam hal ini guru bertugas untuk mengarahkan atau

membimbing pola diskusi siswa. Laporan hasil diskusi dapat disusun dalam

bentuk identifikasi masalah yang dapat dinarasikan dengan baik oleh

siswa.

3) Anggota dalam satu kelompok melakukan peninjauan ulang apabila semua

siswa telah menyelesaikan tugasnya. Hal ini bertujuan untuk memastikan

tugas yang dikerjakan sesuai dengan kriteria.

4) Evaluasi atau tes pada ahir pembelajaran, hal ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat pemahan siswa terhdap bahan bacaan yang menjadi

bahan diskusi. Pada sesi ini siswa tidak diperkenankan bekerja secara

kelompok atau saling membantu.

5) Pengajaran langsung dalam memahami bacaan. Program pembelajaran

dalam perancangan kegiatan disetiap pertemuannya siswa mendapat

pengajaran terkait dengan kemampuan khusus untuk memahami bacaan.

Pengajaran tersebut dapat berbentuk mengidentifikasi masalah, identifikasi

gagasann utama atau membuat kesimpulan yang komprehensif mewakili

keseluruhan bacaan.

Minat baca atau kemampuan membaca menjadi bekal penting yang

harus dimiliki siswa dalam upaya menambah pengetahuan ataupun

pemahaman materi. Pada model pembelajaran CIRC siswa bekerja dalam

suatu kelompok untuk mencari ide penyelesaian masalah, gagasan atau hal

lainnya terkait dengan penyelesaian tugas dari bahan bacaan yang diberikan

oleg guru. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan pembelajaran

mandiri dengan peran guru yang minimal. Peran guru dalam model ini hanya

Page 180: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 166

memberikan bantuan berupa araham pada kelompok yang mengalami

kesulitan dalam penyelesain tugasnya. Penerapan pembelajaran kooperatif

tipe CIRS adalah sebagai berikut:

1) Membaca lisan

Pembelajaran menfasilitasi siswa untuk dapat membaca dengan

keras dan memungkinkan siswa menerima umpan balik sesama anggota

timnya serta melatih terkait dengan kemampuan untuk memberikan respon

dalam kegiatan membaca.

2) Kemampuan memahami bacaan

Melalui kelompok-kelompok kooperatif yang terbentuk berguna untuk

menfasilitiasi siswa dalam upaya mempelajari kemampuan dalam

memahami bacaan yang dapat diterapkan secara lebih luas.

3) Menulis dan seni berbahasa

Mengembangkann kemampuan siswa dalam seni berhasa ataupun

menulis dengan memanfaatkan teman satu kelompok ataupun dari

kelompok lain.

b. Tahapan dalam pembelajaran CIRC

1) Orientasi

Pada tahap ini, guru memberikan apersepsi dan mengkonfirmasi

pengetahuan awal siswa, guru harus memastikan semua siswa memilki

pengetahuan awal yang sama atau memberikan matrikulasi sebagai upaya

menyamakan pengetahuan awal siswa. Dalam tahap ini juga guru

menyampaikan tentang tujuan pembelajaran kepada siswa.

2) Organisasi

Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil yang heterogen secara

kualifikasi akademik, suku, budaya ataupun jenis keragaman lainnya. Guru

memberikan bahan bacaan terkait dengan tujuan pembelajaran yang akan

dibahas siswa. Guru memberikan arahan teknis diskusi dan teknis

penyelesaian tugas.

Page 181: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 167

3) Pengenalan Konsep

Pengenalan konsep baru dalam hal ini diperoleh dari hasil eksplorasi

selama proses diskusi. Keterangan ini bisa diperoleh dari poster, kliping,

buku paket, film, keterangan guru atau sumber lainnya.

4) Publikasi

Pada tahap ini siswa mengkomunikasikan hasil eksplorasi dalam

proses diskusi, membuktikan dan memperagakan terkait materi yang

dipelajari didepan kelas, serta memperkenankan kelompok lainnya untuk

memberikan tanggapan atau saran

5) Penguatan dan Refleksi

Pada tahap ini guru memberikan penguatan terkait eksplorasi siswa

pada materi yang menjadi bahan bacaan. Guru meluruskan persepsi-

persepsi yang keliru dari siswa, serta memberikan contoh maupun

pengaplikasian konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari untuk lebih

memantapkan pemahaman siswa.

c. Kelebihan dan Kekurangan model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition

1) Kelebihan Model Pembelajaran CIRC

a) Cooperative integrated reading and composition merupakan model

pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

terkait penyelesaian soal cerita.

b) Berkurangnya dominasi guru dalam proses pembelajaran.

c) Rangkaian kegiatan dalam pembelajaran tipe ini sederhana dan mudah

untuk diterapkan.

d) Meningaktkan motivasi siswa dalam pengerjaan tugas secara lebih teliti

dalam pembelajaran kelompok.

e) Pemahaman siswa lebih baik dalam penyelesaian soal dan sesama

siswa dalam satu kelompok dapat saling mengecek pekerjaan.

f) Peningkatan hasil belajar terutama dalam penyelesaian soal ceita

g) Siswa yang memilki kemampuan yang rendah dalam penyelesaian

masalah lebih dapat terbantu dalam konsep pembelajaran CIRC.

Page 182: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 168

2) Kekurangan CIRC

a) Pembelajaran CIRS tidak tepat diaplikasikan pada siswa yang memiliki

minat baca yang lemah.

b) Apabila terlalu sering diterapkan siswa akan merasa cepat bosan

c) Siswa cenderung merasa lelah dan menjenuhkan apabila dinsruksikan

untuk terlalu banyak membaca.

C. Topik Diskusi E-Learning

D. Soal Latihan/Tugas

1. Deskripsikan menurut pendapat kalian apakah yang dimaksud modell

pembelajaran?

2. Deskripsikan unsur-unsur penting dalam pembelajaran kooperatif?

3. Deskripsikan menurut pemahaman kalian tentang pembelajaran CIRC?

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan pembelajaran

pada aktivitas penyelesaian tugas melalui diskusi kelompok. Menurut anda dalam

pengaplikasian pembelajaran kooperatif, hal apa sajakah yang perlu dipersiapkan oleh

guru sebelum melaksanakan pembelajaran? serta berikanlah contoh skema

pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada mata pelajaran ekonomi di sekolah menengah

atas?

Keyword: pembelajaran kooperatif, CIRC, kelompok, masalah pembelajaran, aktivitas

siswa

Page 183: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 169

4. Deskripsikan tahapan dalam pembelajaran CIRC?

5. Sebutkan dan jelaskan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran CIRC?

E. Referensi

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad21.Bogor: Ghalia Indonesia.

Soffiatun, S., & Anwar, S. (2017). READING COMPOSITION (CIRC) UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH SEJARAH TEORI EKONOMI (STUDI PADA MAHAMAHASISWA S1 PENDIDIKAN EKONOMI 01PIEEB FKIP UNIVERSITAS PAMULANG). PEKOBIS, 1(1).

Sugiyanto, 2009, Model-model pembelajaran Inovatif, Surakarta:

PanitiaSertifikasiGuru Rayon 13 FKIP UNS Slavin, E. Robert. 2008. Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung ;

Nusa Media. Trianto (2009).Mendesain Model Pembelajaran Inovatif

Progresif.Surabaya:Kencana

Page 184: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 170

PERTEMUAN 13

MODEL PEMBELAJARAN CAROUSEL FEEDBACK

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :

1. Mahasiswa mampu untuk menjelaskan konsep dasar model pembelajaran dan

peranannya.

2. Mahasiswa mampu untuk memahami dan menjelaskan konsep pembelajaran

kooperatif serta komponen utamanya.

3. Mahasiswa mampu memahami model pembelajaran kooperatif carousel

feedback dan penerapannya dalam pembelajaran.

Peta Konsep

B. Uraian Materi

1. Pendahuluan

Pembelajaran kooperatif lahir dari kritik atas konsep belajar yang kompetitif

dan individualis. Siswa datang kesekolah hanya untuk menjadi yang terbaik dan

berkompetisi dengan teman kelasnya. Pada pola pembelajaran kompetitif dan

individualis ini, instruksi-instruksi yang seringkali disampaikan oleh guru seperti

“saya ingin kalian berkerja sendiri”, “perhatikan dirimu sendiri, jangan perhatikan

Model Pembelajaran Carousel Feedback

Konsep Dasar Model Pembelajaran

Peranan Model Pembelajaran

Konsep Dasar Model Pembelajaran

Kooperatif

Komponen Utama dalam Pembelajaran

Kooperatif

Model Pembelajaran Carousel Feedback

Page 185: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 171

orang lain”, “geser tempat dudukmu”. Apabila dirancang dengan baik pola

pembelajaran kompetitif dan individualis ini akan efektif dalam upaya memotivasi

siswa untuk dapat melakukan yang terbaik bagi dirinya sendiri. Namun demikian,

terdapat beberpa kelemahan pada pola pembelajaran ini menyebabkan

beberapa permasalahan yang turut mengiringinya, seperti kompetisi yang tidak

sehat. Seperti misalnya ketika guru memberikan pertanyaan pada satu siswa,

siswa yang lainnya berharap agar jawaban yang diberikan salah. Unsur rasa

kebersamaan dan saling tolong menolong sangat kurang dalam pola

pembelajaran individualis dan kompetitif ini.

Siswa yang memiliki motivasi dan kemampuan yang rendah akan sangat

sulit untuk sukses dan semakin tertinggal dalam penerapan pola pembelajaran

individualis semacam ini. Siswa yang tidak dapat mengikuti ritme belajar

dikwatirkan dapat menimbulkan rasa prustasi pada diri siswa. Pembelajaran

kooperatif secara sederhana dapat diartikan pembelajaran yang dilakukan siswa

secara bersama-sama dalam sebuah tim atau kelompok dalam upaya

penyelesaian tugas yang dirancang oleh guru guna mencapai tujuan

pembelejaran. Melalui pola pembelajaran kooperatif ini diharapkan rasa

kebersamaan dan tanggung jawab sosial siswa meningkat, sehingga sifat-sifat

individualis dan selalu ingin menang sendiri dapat terkikis. Hal itu juga sebagai

upaya guru dalam menanamka nilai-nilai karakter pada siswa.

2. Konsep Dasar Model Pembelajaran

Hosnan (2014: 337) yang mendefinisikan bahwa model merupakan

langkah-langkah yang sistematik tentang polakegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan belajar. Selain itu,model dapat dikatakan sebagai pedoman bagi

pengajar untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran merupakan konsep terintegrasi yang didesain oleh guru

untuk memaksimalkan pembelajaran agar mudah dipahami oleh siswa. Hal ini

karena pembelajaran mampu mengubah pola pikir siswa baik secara kognitif,

afektif dan konatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2009: 19). yang

menyatakan bahwa belajar merupakan suatu“proses perubahan perilaku tetap

dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang

terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan

baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri.” perubahan

ini yang diinginkan dari setiap proses pendidikan agar siswa mampu

menyesuaikan diri dalam setiap perkembangannya untuk menjadi prbadi yang

Page 186: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 172

optimal. Oleh karena itu, seoarang guru harus mampu membuat kativitas

pembelajaran lebih inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Guru harus mampu

memadukan materi pembelajaran dengan model-model pembelajaran yang

sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pentingnya kegiatan belajar ini

tentunya menjadi perhatian bagi guru atau dosen dalam mendesain

pembelajaran agar mampu mengembangkan segala aspek nilai baik kognitif,

afektif dan konatif mahasiswa.

Selain itu, model pembelajaran yang dipilih oleh guru harus mampu

memberikan keaktifan kepada siswa untuk mampu mengemukakan atau

memaparkan hasil diskusi. Hal ini bertujuan agar masing masing sisiwa setiap

kelompok bertanggung jawab atas pelaksanaan dan hasil diskusi yang telah

dilakukan oleh kerja tim. Apabila satu kelompok mamaparkan hasil diskusi,

kelompok yang lain turut menanggapi atau menanyakan apabila ada pendapat

atau gagasan yang belum disepakati bersama. Bentuk pemaparan hasil diskusi

dapat memberikan tanggung jawab kepada masing-masing siswa dalam

kelompok. Terdapat beberapa macam model pembelajaran yang telah

dikembangkan oleh para ahli, yaitu diantaranya terdapat model pembelajaran

inquiry, model pembelajaran Jigsaw, model pembelajaran konteksual, model

pembelajaran project based learning, model pembelajaran STAD, model

pembelajaran terpadu, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, model

pembelajaran kuantum, dan model Problem Based Learning (PBL). Seorang

guru harus mampu memahami dan melaksanakan model-model pembelajaran

tersebut agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Perlu diperhatikan oleh

guru bahwa dengan banyaknya model pembelajaran tidak semua model

pembelajaran diterapkan disemua materi pembelajaran. Contohnya tidak semua

model pembelajaran project based learning mampu diterapkan kesemua materi

pembelajaran. Model pembelajaran tersebut belum tentu cocok untuk setiap topik

atau mata pelajaran.

Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan oleh guru atau

pengajar dalam memilih model pembelajaran. Pertimbangan tersebut

diantaranya bahan materi pembelajaran, kemampuan siswa yang diharapkan,

kondisi siswa dan sarana prasarana yang mendukung. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sugiyanto (2009: 4) yang menyatakan bahwa terdapat beberapa hal

yang perlu dipertimbangkan dalam memilih model atau strategi pembelajaran

diantaranya

Page 187: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 173

a. tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

b. sifat bahan/materi ajar

c. kondisi siswa, dan

d. ketersediaan sarana-prasarana belajar.

a. Peranan Model Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu integrasi dari aktifitas fisik dan mental

yang saling bersinergi untuk mencapai tujuan dari kegiatan belajar tersebut.

Aktivitas mental dan fisik individu harus mampu dioptimalkan oleh guru

melalui aktivitas pembelajaran yang interaktif. Model-model pembelajaran

menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru dalam upaya

mengoptimalkan aktivitas belajar siswa. Hal ini karena model pembelajaran

memiliki fungsi untuk membantu guru dalam memperbaiki proses

pembelajaran. Fungsi model pembelajaran selain untuk membantu guru

dalam memperbaikai kegiatan pembelajaran juga digunakan sebagai

pengembangan kurikulum. Fungsi model pembelajran yaitu sebagai pedoman,

sebagai pengembangan kurikulum, untuk menetapkan bahan pengajaran, dan

membantu perbaikan dalam mengejar. Berikut ini penjelasan masing-masing

fungsi tersebut.

b. Sebagai Pedoman

Fungsi model pembelajaran dalam hal ini sebagai pedoman guru dalam

kegiatan pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran dapat membuat

guru mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dan siswa

dalam proses pembelajaran. Melalui langkah-langkah pembelajaran maka

dapat membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien dan dapat mencapai

tujuan pembelajaran.

c. Pengembangan kurikulum

Perubahan paradigma dalam penerapan kurikulum menuntut seorang

guru untuk mampu menyesuaikan. Melalui pendekatan model-model

pembelajaran dapat membantu guru dalam pengembangan kurikulum yang

berbeda dalam pendidikan.

Page 188: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 174

d. Menetapkan bahan pengajaran

Fungsi model pembelajaran dapat membantu guru dalam menetapkan

bahan pengajaran secara rinci dan berkelanjutan. Model pembelajaran juga

membantu guru dalam melakukan perubahan-perubahan materi pembelajaran

sehingga mampu mengoptimalkan nilai kognitif, afektif, dan konatif siswa.

e. Membantu perbaikan dalam pengajaran

Model pembelajaran yang diterapkan guru tentunya memiliki dampak

positif bagi guru dalam proses pembelajaran. Melalui penggunaan model

pembelajaran guru mampu mengendalikan situasi belajar lebih kondusif dan

terkendali. Oleh karena itu, dengan pendekatan model pembelajaran maka

aktivatas pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa peranan model

pembelajaran sangat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Model pembelajaran mampu memberikan keaktivan siswa

dalam mengikuti pembelajaran. Peran siswa dalam kegiatan pembelajaran

sangat sentral dimana siswa lebih aktif dalam belajar. keaktifan siswa dalam

pembelajaran memiliki peran penting dalam menunjang kemampuan yang

dibutuhkan siswa dalam abad 21 yaitu kemampuan kolaboasi, kritis, kreatif,

dan komunikasi. Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa

untuk meningkatkan keefektifan dalam belajar adalah model pembelajaran

kooperatif.

3. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif muncul dengan asumsi bahwa siswa akan lebih

mudah untuk memahami dan menemukan sebuah konsep yang sulit apabila

dilakukan dengan cara berdiskusi dengan siswa lainnya. Siswa yang tergabung

dalam sebuah kelompok akan saling bantu membantu, menyumbangkan saran

dan ide dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang kompleks. Kelompok

yang terbentuk berupa kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 siswa dengan

kondisi yang bersifat heterogen baik dalam unsur kemampuan akademik, jenis

kelamis, ras atau budaya. Penanaman jiwa sosial dalam penggunaan kelompok

belajar menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. Pembentukan

kelompok bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada semua

siswa agar dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan menyelesaikan masalah.

Page 189: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 175

Dalam sebuah kelompok, peran anggota kelompok adalah tercapainya

ketuntasan belajar terhadap materi yang disajikan oleh guru, serta saling

membantu antar anggota kelompok untuk mencapai ketuntasan secara

bersamaan.

Pembelajaran kooperatif menekakan pada pencapaian kesuksesan dan

tujuan belajar secara kelompok. Kesuksesan belajar secara kelompok hanya

dapat dicapai apabila anggota-anggota dalam kelompok tersebut berkerja secara

bersama dan saling bantu membantu untuk mencapai ketuntasan belajar pada

materi yang telah ditetapkan. Melalui pembelajaran kooperatif ini diharapkan

dapat memaksimalkan segala potensi akademik serta pengetahuan siswa baik

secara individu maupun berkelompok. Hal tersebut dikarenakan, dalam kerja

suatu tim/kelompok siswa dapat membentuk atau memperbaiki hubungan

dengan siswa lainya dengan berbagai latar belakang perbedaan yang dimilikinya,

pengembangan nilai toleransi, saling menghormati serta mengasah kemampuan

penyelesaian masalah baik individu maupun kelompok. Pembelajaran kooperatif

dipercaya dapat mengurangi kesenjangan pada level input serta memupuk rasa

solidaritas dikalangan siswa. Melalui pembelejaran ini diharapkan terbentuknya

generasi yang tidak hanya cakap secara akademik maupun pengetahuan yang

cemerlang, akan tetapi lahir juga individu sebagai hasil dari proses pendidikan

yang memilki jiwa solidaritas sosial yang kuat.

Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dapat dijadikan salah satu

indikator dari keefektifan penerapan sebuah starategi pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk melibatkan interaksi aktif siswa

serta partisipasinya dalam pembelajaran, memfasilitasi siswa dalam

pembentukan jiwa kepemimpinan dan pengambilan keputusan dalam kelompok.

Siswa dihadapkan dalam suatu suasana belejar yang kolaboratif untuk mencapai

suatu tujuan secara bersama-sama, melalui hal ini siswa dapat mengasah

keterampilan yang berkaitan dengan hubungan sesama manusia. Kemampuan

dalam menjalin hubungan baik dengan lingkungan yang beragam akan menjadi

bekal yang sangat bermanfaat untuk siswa bagi kehidupan mereka diluar

sekolah. Secara lebih spesifik pembelajaran kooperatif ditujukan untuk

terciptanya hasil belajar akademik yang memuaskan, penerimaan siswa terhadap

keberagaman serta pengembangan keterampilan sosial siswa. Pembelajaran

yang dilakukan secara bersama-sama maupun individu akan memberikan

keuntungan baik pada siswa yang memilki kemampuan tinggi maupun siswa

Page 190: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 176

yang memilki kemampuan rendah dalam penyelesaian tugas akademik yang

disusun guru dalam skema pembelajaran kooperatif.

a. Unsur Penting dalam Pembelajaran Kooperatif

Menurut Johnson & Johnson dan Sutton dalam Trianto (2009: 60)

terdapat lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu :

1) Ketergantungan yang bersifat positif antar siswa

Pada sistem pembelajaran koopartif siswa akan merasa bahwa diri

nya pada suatu tujuan yang sama dan dituntut untuk bekerja secara

bersama yang mengikat antar satu dengan yang lainnya. Siswa tidak akan

merasa berhasil kecuali seluruh anggota kelompoknya juga berhasil. Siswa

berada pada suatu kondisi dimana meraka merasa dirinya merupakan

bagian kelompok yang harus mempunyai andil dalam mencapai

kesuksesan kelompok secara bersama-sama.

2) Interaksi antar siswa yang semakin meningkat

Pembelajaran kooperatif akan meningkatkan intensitas interaksi

siswa secara signifikan. Hal tersebut disebabkan karena siswa yang satu

akan saling membantu siswa yang lain dalam suatu kelompok belajar.

Prinsip ini akan terjadi secara alamiah karena kegagalan satu siswa dalam

kelompok turut mempengaruhi kesuksesan kelompok. Untuk

menanggulangi hal tersebut, siswa yang membutuhkan bantuan akan

segera menerima bantuan dari teman sekolompoknya. Bantuan yang

diberikan dalam sistem pembelajaran kooperatif berkaitan dengan tukar

menukar ide dalam menyelesaikan masalah yang dipelajari bersama.

3) Tanggung jawab individual

Pembelajaran kooperatif mengembangkan rasa tanggungjawab

sosial siswa yang diwujudkan dalam bentuk (a) memberikan bantuan pada

siswa yang membutuhkan bantuan/mengalami permasalahan belajar, (b)

setiap anggota kelompok harus memiliki kontribusi aktif dalam pengerjaan

tugas, tidak boleh hanya sekedar “membonceng” pekerjaan rekan

sekelompoknya.

4) Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil

Pada pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya dituntut untuk

mempelajari atau memahami materi yang diberikan saja, akan tetapi siswa

dituntut untuk belajar berinteraksi dengan baik dengan siswa lain dalam

Page 191: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 177

kelompoknya. Sikap yang ditunjukkan siswa sebagai anggota dari

kelompok dalam menyampaikan dan menerima ide-ide atau gagasan dari

teman kelompoknya membutuhkan keterampilan khusus

5) Proses kelompok

Pembelajaran kooperatif tidak akan berjalan dengan efektif tanpa

adanya proses kelompok baik. Proses kelompok terjadi pada saat anggota

kelompok berdiskusi bersama, saling bantu membantu dalam memberikan

gagasan, ide dan saran sebagai upaya penyelesaian tugas secara

bersama-sama.

4. Model pembelajaran Carousel Feedback

Model pembelajaran secara sederhana dapat dipahami sebagai suatu pola

yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Model

pembelajaran carousel feedback merupakan startegi penyampaian pesan

pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa bekerja dalam

kelompok untuk dapat mendiskusikan dan memahami permasalahan, isu-isu

kunci, keyakinan, konsep dalam mengingat fakta, informasi. Dalam proses

pembelajaran tersebut siswa bekerja secara bersama dalam kelompok untuk

dapat memberikan tanggapan terkait pertanyaan yang diberikan oleh guru dan

merenungkan tanggapan yang diberikan oleh siswa lain. Model pembelajaran

corousel feedback akan efektif diterapkan dalam pembelajaran, hal ini

dikarenakan model corousel feedback memfasilitasi siswa untuk dapat

memperoleh penjelasan dan pemahaman yang mendalam melalui diskusi dan

perenungan atas tanggapan yang dihasilkan oleh kelompok lain, sehingga

mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran.

Model corousel feedback sangat efektif untuk membentuk keterampilan

siswa dalam hal mengevaluasi, mencermati, berdiskusi terhadap berbagai tugas

dan upaya mereka dalam penyelesaian masalah, serta mampu memberikan

evaluasi terhadap pendapat siswa lain melalui opini yang logis analitis. Berikut

tahapan dalam model pembelajaran carousel feedback sebagai berikut:

a. Siswa dikelompokan sesuai dengan jumlah substansi bab yang menjadi

tujuan pembelajaran

b. Kelompok-kelompok tersebut diberikan waktu selama 10 menit untuk

mendiskusikan substansi bab yang diperoleh serta meluliskan jawaban pada

lembaran yang telah disediakan.

Page 192: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 178

c. Kelompok melakukan rotasi atau berpindah sesuai aturan yang telah

disepakati atau dapat juga dilakukan searah jarum jam dan dapat menempati

tempat pada kelompok selanjutnya.

d. Anggota dalam sebuah kelompok membacakan hasil diskusi pada kelompok

sebelumnya, supaya kelompknya dapat memberi umpan balik (feedback)

yang dapat berbentuk komentar positif, saran atau tambahan untuk catatan

hasil diskusi tersebut dalam waktu 5 menit.

e. Guru memberikan tanda perpindahan antar satu kelompok ke kelompok

selanjutnya dengan membunyikan bel.

f. Kelompok melakukan rotasi atau perpindahan untuk berdiskusi dan

memberikan umpan balik serta sumbang saran terhadap hasil kerja kelompok

lain, hingga kembali pada posisi semula.

g. Setiap kelompok melakukan re-view atau mengkaji ulang terkait dengan

umpan balik yang berasal dari kelompok lain, menyimpulkan dan

mempresentasikan didepan kelas.

Pengimplementasian model pembelajaran corouse feedback dengan tepat

akan mempermudah guru dalam melakukan pengelolaan kelas, hasil ahir yang

diharapkan dalam penerapan model corousel feedback ini tidak lain untuk dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Anwar, S. (2017) dalam penelitiannya

menyatakan bahwa terdapat peningkatan kemampuan sosial dan kemampuan

berkomukasi selama penerapan metode carousel feedback. Hasil belajar yang

baik berawal dari proses pembelajaran yang efektif. Pelaksanan pembelajaran

corouse feedback dilaksanakan pada suatu kesatuan yang tergabung dalam

unsur-unsur pembelajaran kooperatif pembelajaran kooperatif. Terdapat

beberapa konsep utama yang membedakan antara model pembelajaran

kooperatif dengan model pembelajaran laiinya menurut Slavin dalam Trianto

(2009: 61) sebagai berikut:

a. Penghargaan kelompok

Kelompok siswa yang memenuhi kriteria tertentu hendaknya diberikan

penghargaan. Pemberian penghargaan dalam hal ini dapat memacu motivasi

siswa untuk menjadi kelompok yang terbaik.

b. Tanggung jawab individual

Konsep ini memberikan makna bahwa keberhasilan kelompok

merupakan wujud keberhasilan belajar individu dari keseluruhan anggota

Page 193: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 179

kelompok. Tanggung jawab dalam hal ini difokuskan pada upaya untuk saling

bantu membantu serta memastikan individu yang menjadi anggota kelompok

memiliki kesiapan dalam menghadapi evaluasi walau tanpa bantuan dari

rekan lainnya.

c. Kesempatan yang sama untuk sukses

Konsep ini memberikan makna bahwa setiap siswa yang menjadi bagian

dari kelompok telah berupaya untuk membantu kelompoknya melalui

peningkatan belajar dari setiap individu. Hal ini memberikan penekanan

bahwa setiap siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah

adalah sama, bergantung pada bagaimana mereka melakukan yang terbaik

terutama bagi diri mereka sendiri serta kontribusi seluruh anggota dalam

kelompok memiliki pengaruh yang sangat bernilai

Penerapan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hubungan yang

positif antar siswa serta sebagai cara dalam mengembangkan kemampuan

akademis mereka. Siswa dalam situasi pembelajaran kooperatif akan lebih

banyak berinteraksi dengan teman mereka untuk belajar dari pada interkasinya

dengan guru. Peranan guru dalam pembelajaran kooperatif hanya terbatas

fasilitator dan motivator saja. Interaksi antara satu siswa dengan siswa yang

lainnya dalam pembelajaran kooperatif dapat memunculkan banyak ide-ide atau

gagasan baru yang memperkaya pengatahuan siswa. Pembelajaran kooperatif

dapat menjadi salah satu opsi yang tepat dalam upaya memperbaiki hubungan

baik antar siswa, menghindari bullying yang kerap terjadi pada dunia pendidikan

saat ini.

Pembelajaran seyogyanya dilaksanakan dalam ranah yang menenamkan

rasa demokratis pada diri siswa, agar individu sebagai produk dalam dunia

pendidikan memiliki jiwa sosial yang tinggi dalam kehidupan nyata pada

masyarakat yang plural. Pengembangan sikap demokrasi ini dapat ditempa

melalui pembelajaran kooperatif. Peran aktif siswa dalam pembelajaran

merupakan salah satu ciri dari suasana pembelajaran kooperatif.

Pengelompokan siswa ditentukan oleh guru dengan memerhatian segala

pertimbangan terkait kebergaman yang ada pada diri siswa serta guru

mendeskripsikan prosedur dengan jelas. Namun demikian, guru tidak

diperkenankan memilki otoritas penuh dalam mengatur tingkah laku maupun

aktivitas siswa secara ketat dalam kelompok, siswa memilki otoritas untuk

Page 194: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 180

mengendalikan serta memilki ruang yang bebas dalam kelompoknya.

Pembelajaran kooperatif akan efektif apabila didukung oleh materi dan sarana

prasarana yang lengkap sehingga memudahkan siswa untuk mencari sumber

belajar yang mendukung dalam penyelesaian tugas yang didesain oleh guru.

C. Topik Diskusi E-Learning

D. Soal Latihan/Tugas

1. Deskripsikan menurut pemahaman kalian apakah yang dimaksud dengan model

pembelajaran?

2. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah pembelajaran kooperatif?

3. Deskripsikan komponen utama dalam pembelajaran kooperatif?

Model pembelajaran kooperatif mampu untuk meningkatkan solidaritas siswa dalam

belajar. Tidak semua model pembelajaran sesuai dengan materi pembelejaran, hal

inilah yang menuntut guru untuk melakukan analisis sebelum menerapkan model

pembelajaran. Sebagai seorang guru hal apa sajakah yang perlu anda siapkan sebelum

menerapkan pembelajaran kooperatif tipe carousel feedback, agar penyampaian materi

dalam pembelajaran menjadi efektif?

Keyword: model pembelajaran, kooperatif, pembelajaran kelompok, carousel feedback,

hasil belajar, pembelajaran efektif

Page 195: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 181

4. Sebutkan dan jelaskan kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif?

5. Deskripsikan menurut pemahaman kalian terkait dengan model pembelajaran

carouse feedback, apakah efektif apabila diterapkan dalam pembelajaran

ekonomi dengan permasalahan belajar rendahnya intensitas interaksi siswa

dalam kelas?

E. Referensi

Anwar, S. (2017). The Use Of Carousel Feedback In Order To Improve Student

Personal Relationships Taking Part A Village Vocational Programme

Concerned With Starfruit Farming In Depok (A District Of West

Java). EDUKA: JURNAL PENDIDIKAN, HUKUM DAN BISNIS, 2(2).

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad

21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sugiyanto, 2009, Model-model pembelajaran Inovatif, Surakarta: PanitiaSertifikasiGuru Rayon 13 FKIP UNS

Trianto (2009).Mendesain Model Pembelajaran Inovatif

Progresif.Surabaya:Kencana

Page 196: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 182

PERTEMUAN 14

MODEL PEMBELAJARAN PROJECT-BASED LEARNING BERBANTUAN

MEDIA PEMBELAJARAN FLASHCARD

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :

1. Mahasiswa mampu untuk menjelaskan konsep dasar model pembelajaran .

2. Mahasiswa mampu untuk memahami dan menjelaskan model pembelajaran

project-based learning.

3. Mahasiswa mampu menganalisis fungsi media dalam pembelajaran.

4. Mahasiswa mampu memahami konsep pembaruan pembelajaran melalui

integrasi model dan media pembelajaran.

Peta Konsep

Model Pembelajaran Project-Based Learning berbantuan

Media Pembelajaran Flashcard

Konsep Dasar Model Pembelajaran

Model Pembelajaran Project-Based

Learning

- Pengertian Project-Based Learning

- Langkah - Langkah Project-Based

Learning

- Kelebihan dan Kekurangan Project-

Based Learning

Media Pembelajaran

- Pengertian Media Pembelajaran

- Media Pembelajaran

Flashcard

Pembaharuan Pembelajaran

Pendidikan Ekonomi

Page 197: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 183

B. Uraian Materi

1. Pendahuluan

Ilmu-ilmu sosial termasuk didalamnya pendidikan ekonomi dalam teknis

penyampaiannya sangat ditekankan pada pengamatan terhadap objek material

secara langsung. Prilaku-prilaku ekonomi yang diamati siswa secara langsung

akan dapat membuka cakrawala berpikir siswa sehingga yang semula hanya

terbatas pada konsep semata dapat berkembang dengan lebih baik. Guru

sebagai arsitek dalam kegiatan pembelajaran seyogyanya mampu

mengakomodasi seluruh perbedaan kemampuan berpikir siswa dalam suatu

kelas. Kreatifits guru dalam merancang serta mengembangkan desain

pembelajaran diperlukan agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan inovatif.

Pembelajaran pada era sekarang lebih ditekankan pada pemahaman siswa

secara keseluruhan, bukan pada hafalan-hafalan yang sangat bersifat teoritik.

Pergeseran paradigma ini turut menggeser peran guru yang semula menjadi

sumber utama aktifitas pembelajaran, kini hanya menjadi fasilitator dan motivator

dalam kegiatan pembelajaran.

Kemampuan guru dalam melakukan inovasi penerapan strategi

pembelajaran menjadi faktor penting mewujudkan pembelajaran yang bermutu.

Penerapan strategi pembelajaran pada umumnya didasarkan pada

permasalahan belajar siswa yang menuntut penyelesaian. Pembelajaran

hendaknya diarahkan pada aktifiatas aktif siswa dalam memperoleh informasi,

salah satunya adalah project-based learning. Model pembelajaran ini memacu

siswa melakukan aktifitas aktif melalui pengerjaa proyek yang dirancang guru

akan membantu mereka membangun pengetahuannya sediri. Pengggunaan

model pembelajaran yang dikombinasikan dengan media pembelajaran akan

memberikan warna baru dalam kegiatan belajar, sehingga memungkinkan siswa

untuk tidak cepat jenuh dan bosan dalam kegaiatan belajar.

2. Konsep Dasar Model Pembelajaran

Model pembelajaran secara sederhana dapat dipahami sebagai sebuah

bentuk pembelajaran yang dikemas secara lengkap dari perencanaan hingga

teknik evaluasi pada ahir pembelajaran. Trianto (2011: 51) mendefiniskan model

pembelajaran sebagai suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam

tutorial. Pembelajaran akan menjadi lebih bermakna apabila guru bisa

Page 198: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 184

menciptakan suasana belajar yang dapat melibatkan peran serta siswa secara

aktif dalam upaya mengembangkan pengetahuannya melalui pengamatan

langsung, diskusi, tanya jawab, sumbang saran, serta kebabasan siswa dalam

mengemukakan ide, gagasan ataupun pendapat. Melalui proses pembelajaran

diharapkan siswa memperoleh perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap

yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Penyempurnaan dan perbaikan dalam kurikulum selalu dilakukan untuk

menyesuaikan dengan tuntutan perubahan zaman serta kompetensi sumberdaya

manusia yang diperlukan. Perubahan kurikulum tersebut menuntut agar guru

selaku penanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah lebih

cepat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Perubahan yang sangat

fundamental dalam pembelajaran adalah perubahan orientasi pembelajaran yang

semula berpusat pada guru (teacher centered) menjadi pembelajaran yang

berpusat pada siswa (student centered). Pembelajaran yang semula didominasi

oleh teknik ekspositori beralih ke partisipatori. sehingga pendeatan yang semula

tekstual berganti pada pendekatan yang bersifat kontekstual. Perubahan tersebut

dimaksudkan untuk merubah kualitas pendidikan mulai dari sisi proses hingga

hasil pendidikan.

3. Model Pembelajaran Project-Based Learning

a. Pengertian Project-Based Learning

Pembelajaran berbasis proyek atau project based learning merupakan

salah satu model pembelajaran yang telah banyak diterapkan dinegara maju.

Model pembelajaran ini memungkinkan guru untuk melakukan

pengelolaan/pengaturan kelas dengan melibatkan siswa kedalam sebuah

proyek yang dirancang khusus berdasarkan tujuan pembelajaran. Proyek

yang dimaksud dalam hal ini memuat serangkaian tugas yang bersifat

kompleks dengan berdasar pada pertanyaan dan permasalahan yang bersifat

menantang. Pertanyaan dan permasalahan dirancang guru tersebut untuk

memacu siswa agar dapat menyelesaikan permasalahan melalui serangkaian

metode ilmiah. Pembelajaran ini menekankan siswa untuk dapat berpikir kritis

dan analitis berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah yang dapat dipertanggung

jawabkan. Ketarmpilan berkomunikasi, pemecahan masalah dan kolaborasi

sangat diperlukan dalam penerapan model pembelajaran ini. Secara garis

besar pengaplikasian model project based learning dalam kegiatan

pembelajaran ditujukan untuk:

Page 199: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 185

1) Menerapkan penanaman konsep penting secara mendalam

2) Meningkatan kemampuan berpikir kritis dalam pemecahan masalah, serta

diiringi dengan kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi.

3) Melakukan penyelidikan melalui serangkaian metode ilmiah yang dapat

dipertanggungjawabkan untuk menghasilkan suatu konsep.

4) Melakukan penyelidikan terbimbing melalui sejumlah pertanyaan yang

dirancang khusus dan sistematis.

5) Menanamkan kepada siswa kemampuan untuk berpendapat, kesempatan

untuk memilih dan bertanggung jawab atas pendapat dan pilihannya.

6) Melibatkan public audience yang termuat didalamnya teman kelas, guru

dan orang lain sebagai sumber belajar yang mendukung.

Model pembelajaran berbasis proyek memberikan kebebasan lebih pada

siswa dalam proses belajarnya, siswa terlibat langsung dalam serangkaian

proses ilmiah yang mengharuskan mereka melakukan identifikasi

permasalahan, dilanjutkan dengan pengumpulan data, melakukan sintesis

dan diahiri dengan mengkomunikasikan hasil temuan mereka kepada teman

sekelasnya. Pembelajaran berbasis proyek tidak menginginkan pola

pembelajaran dimana siswa hanya datang, mendengarkan, menulis dan

menghafal materi pembelajaran saja. Pola pembelajaran ini menekankan

pada aktivitas berpikir siswa, mencari dan mengumpulkan data serta

mengolah dan melaporkan atau menyimpulkan hasil penelitian ilmiahnya.

Salah satu unsur dalam pembelajaran berbasis proyek adalah permasalahan

yang harus disusun secara sistematis. Saifullah, A. (2018) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat

mengembangkan soft skill dan meningkatkan kualitas hasil belajar

Permasalahan harus selaras dengan tujuan pembelajaran yang akan

diselesaikan siswa melalui metode ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.

Melalui serangkaian proses tersebut diharapkan siswa memiliki kemampuan

berpikir yang sistematik dan analitik.

Perencanaan dalam pembelajaran berbasis proyek membutuhkan

perencanaan yang matang dalam segala aspek yang mendukung.

Perencanaan tersebut memungkinkan perpindahan stimulus yang terorganisir

pada satu fase materi pelajaran ke fase lain melalui tujuan intruksional

tertentu. Hal yang paling fundamental dalam merencanakan pembelajaran

adalah penetapan tujuan atau sasaran. Penetapan tujuan menjadi landasan

Page 200: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 186

awal dalam menentukan/merancang situasi bermasalah yang tepat. Situasi

yang memiliki karakter membingungkan dan tidak jelas dipercaya dapat

memacu minat siswa untuk melakukan penyelidikan. Merancang situasi

bermasalah yang terstruktur merupakan tanggung jawab guru untuk

mewujudkan suasana belajar yang efektif.

b. Langkah-langkah Project-Based Learning

The Goerge Lucas Educational Foundation (2005) Pengimplementasian

model pembelajaran project-based learning mengacu pada beberapa langkah

sebagai berikut:

1) Start with the essential questiion

Pada tahap awal pembelajaran, guru hendaknya memulai dengan

pertanyaan esensial yang dapat memacu rasa ingin tahu siswa akan materi

yang akan dipelajari. Pertanyaan yang disajikan harus relevan dengan

tujuan pembelajaran dan realitas dunia nyata, sehingga memudahkan

siswa dalam melakukan analisis dan investigasi secara mendalam.

2) Design a plan for the project

Perencanaan dapat dilakukan oleh siswa bersamaan dengan guru,

atau dalam hal ini guru sebagai pembimbing terhadap siswa yang memiliki

perencanaan proyek yang sedang dikerjakan. Perencanaan memuat aturan

main, pemilihan segala kegiatan yang dapat mendukung dalam

menyelesaikan pertanyaan esensial, melakukan integrasi terhadap

berbagai alat atau unsur belajar yang mungkin digunakan oleh siswa dalam

upaya penyelesaian proyek.

3) Create a schedule

Pada tahap ini aktifitas yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) membuat batas waktu penyelesaian proyek

b) membimbing siswa agar dapat melakukan perencanaan dengan cara

yang baru

c) membimbing siswa apabila terdapat langkah yang tidak berkaitan

dengan penyelesaian proyek

d) mengarahkan siswa agar dapat memberikan alasan maupun penjelasan

terhadap cara yang dipilih.

Page 201: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 187

4) Monitor the students and the progress of the project

Guru melakukan pengawasan terhadap kegiatan siswa dalam

menyelesaikan proyek. Pengawasan yang dimaksud dapat diterapkan

dengan bentuk memberikan mengarahan dalam setiap proses atau

tahapan investigasi yang dilakukan oleh siswa, hal ini bertujuan untuk

meminimalisir kesalah pemahaman siswa terhadap materi ajar sedini

mungkin. Guru juga dapat menyiapkan rubrik sebagai instrumen untuk

merekam aktivitas siswa selama masa pengerjaan proyek dan dapat

mempermudah proses monitoring.

5) Assess the outcome

Penilaian ditujukan untuk mengetahui ketercapaian dari standar

kompetensi yang telah ditetapkan, memberikan evaluasi terhadap

kemajuan belajar pada setiap siswa, pemberian umpan balik serta

penguatan pada pengetahuan yang telah dipahami siswa dan juga sebagaii

landasaran atau dasar bagi guru untuk menerapkan atau merancang

strategi pembelajaran selanjutnya.

6) Evaluate the experience

Pada tahap ahir dari proses pembelajaran, guru bersamaan dengan

siswa melaksanakan refleksi terhadap keseluruhan aktivitas dalam upaya

penyelesaian masalah yang telah mereka kerjakan. Refleksi meliputi

refleksi secara individual dan kelompok. Tahap ahir ini siswa diminta untuk

mengungkapkan kesan maupun perasannya selama kegiatan penyelesaian

proyek. Pada tahap ini diharapkan guru dan siswa dapat berkolaborasi

dalam diskusi sebagai upaya perbaikan kualitas pembelajaran dan

dimungkinkan terdapat penemuan-penemuan baru yang dapat

dikembangkan pada pembelajaran selanjutnya.

c. Kelebihan dan Kekurangan model project-based learning

1) Kelebihan model pembelajaran project-based learning

Terdapat beberpa kelebihan model pembelajaran project-based

learning diantaranya adalah mengurangi porsi penilaian yang semula

hanya pada ujian tertulis. Penilaian hasil belajar siswa tidak hanya

ditentukan dari ujian secara tertulis saja, akan tetapi lebih ditekankan pada

proses dalam upaya mendapatkan pengetahuan tersebut melalui

serangkaian metode ilmiah dalam proyek yang dirancang guru. Siswa

Page 202: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 188

belajar berdasarkan pengalaman langsung melalui unsur-unsur sumber

belajar yang mendukung dalam pelaksanaan proyek. Model pembelajaran

ini akan membawa siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah. Siswa akan dihadapkan pada permaslahan-

permasalahan sosial yang ada pada sekitar mereka dan mengupayakan

penyelesaiannya. Model ini dapat menjadi sarana bagi siswa untuk dapat

mengembangkan kemampuan berkomunikasi, mengembangkan

pengalaman belajar melalui interaksi langsung dengan sumber belajar dan

kemampuan mengorganisasi proyek. Sehingga melalui penerapan model

pembelajaran ini siswa dapat lebih termotivasi dan pengetahuan yang

didapat lebih dapat tertanam dalam benak siswa.

2) Kekurangan Model pembelajaran

Kekurangan model pembelajaran project-based learning diantaranya

adalah diperlukannya keahlian khusus bagi guru dalam hal

pengorganisasian bahan ajar, melakukan perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran yang terkadang masih sukar untuk diterapkan. Pemecahan

masalah yang terkadang masih jauh dan terpisah dari realita kehidupan

nyata siswa. Guru kesulitan dalam menentukan topik yang sesuai dan

relevan dengan apa yang dibutuhkan siswa. Unsur bahan ajar yang

terkadang terlalu meluas dan hal tersebut dapat membuat tidak jelas pokok

materi yang menjadi sumber pembahasan. Penerapan model pembelajaran

berbasis peroyek cenderung memerlukan alokasi waktu yang lama dalam

hal penyelidikan dan diskusi, model pembelajaran ini relatif membutuhkan

waktu yang lama baik bagi siswa maupun guru dalam penerapannya

secara keseluruhan. Perbedaan pemahaman yang dimungkinkan terjadi

pada setiap peserta didik menjadi bagian dari kelemahan model

pembelajaran berbasis proyek ini.

4. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Perkembangan yang signifikan dalam bidang terknologi turut

mempengaruhi berkembangnya inovasi-inovasi dalam penggunaan media

pembelajaran. Sekolah dengan sarana dan prasarana yang lengkap akan

lebih mudah beradaptasi sehingga proses belajar menjadi lebih efektif.

Penggunaan unsur media dalam pembelajaran akan turut mempengaruhi

Page 203: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 189

suasana belajar. Daryanto (2013: 6) mendefinisikan media sebagai salah satu

komponen berkominkasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator

menuju komunikan. Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa media

merupakan komponen atau segala sesuatu yang dapat memfasilitasi dalam

penyampaian pesan. Media dalam hal ini bukan terbatas diartikan sebagai

komponen atau alat saja, akan tetapi lebih luas pada segala sesuatu yang

memungkinkann siswa untuk memperoleh pengetahahuan. Media berfungsi

sebagai perantara penyampaian pesan atau informasi antar sumber belajar

dan penerimanya.

Peranan media dalam pembelajaran sangat penting untuk menentukan

keberhasilan belajar siswa. Media pembelajaran yang dikombinasikan dengan

strategi yang tepat akan menghantarkan siswa pada kemudahan belajar

sehingga berdampak pada tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif

dan efisien. Kecermatan guru dalam merumuskan strategi dan penggunaan

media pembelajaran yang tepat harus didasarkan pada kesulitan dan

kebutuhan belajar siswa. Pola dan kemampuan belajar siswa yang berbeda-

beda diharapkan dapat terakomodir dengan penggunaan media pembelajaran

yang tepat sebagai unsur penunjang dalam proses pembelajaran. Media

pembelajaran dapat menjadi unsur pemusat perhatian siswa, sehingga siswa

tidak mudah bosan dan jenuh dalam belajar. Perkembangan teknologi yang

mendukung perkembangan media pembelajaran harus menjadi perhatian

khusus, terutama bagi guru, untuk merancang dan menggunakan media

pembelajaran yang menarik dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar.

Media pembelajaran dapat dibedakan berdasrkan pengelompokkan dan

tujuan penggunaannya. Media dapat dicirikan atas dasar kemampuan atau

kapasitasnya dalam memberikan stimulus pada indra penglihatan,

pendengaran, pengecapan, penciuman. Gearich dan Ely dalam Arsyad

(2013:14) mendeskripsikan ciri-ciri media pembelajaran sebagai berikut:

1) Ciri Fiksatif

Ciri fiksatif dapat diartikan kemampuan media dalam merekam,

merekonstruks, menyimpan, melestarikan suatu pristiwa atau objek.

Peristiwa tersebut merupakan kejadian yang hanya sekali dan tak terulang,

dimungkinkan untuk disusun kembali guna keperluan pembelajaran.

Page 204: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 190

2) Ciri Manipulatif

Kemampuan media pada ciri manipulatif membutuhkan perhatian

khusus karena apabila ada kesalahan dalam mengatur urutan kejadian

atau potongan bagian-bagian yang salah, maka hal tersebut dikwatirkan

dapat terjadi perbedaan penafsiran dan dapat membingungkan siswa.

3) Ciri Distributif

Ciri ini memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan

melelui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut dapat disajikan

kepada sejumlah siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama.

Terdapat beberapa jenis kategori media pembelajaran yang dapat

digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran dapat

diklasifikasikan berdasarkan sifat, jenis maupun karakteristiknya. Media dalam

bentuk grafis yang termasuk didalamnya yaitu foto, gambar, bagan, diagram,

grafik poster dll. Media tiga dimensi serta media proyeksi seperti OHP.

Lingkungan yang terkandung didalamnya unsur-unsur pembelajaran juga

dapat digolongkan sebagai media belajar. Media berdasarkan wujudnya dapat

dikategorikan menjadi media cetak, media visual, serta media audio visual.

Penggunaan media pembelajaran yang tepat hendaknya harus didasarkan

atas kebutuhan belajar siswa. Setiap materi pelejaran memilki karakteristik

dan kebutuhan media yang berbeda. Penggunaan media dalam proses

pembelajaran sejatinya ditujukan untuk mempermudah penyampaian pesan

dan isi pelajaran dari guru kepada siswa, berikut beberapa pertimbangan yang

dapat dijadikan landasan guru dalam melakukan pemilihan media

pembelajaran:

1) Tujuan Pembelajaran

Pemilihan media hendaknya mengacu pada tujuan pembelajaran dan

kompetensi yang ingin dicapai. Dengan mengetahui analisis awal

pembelajaran media dapat dipilih sesuai dengan kompleksitas materi.

Melalui penerapan media dalam pembelajaran diharapkan dapat

mempermudah dalam pencapaian tujuan pembemlajaran.

2) Kebermanfaatan

Media yang dipilih harus melalui pertimbangan manfaat yang

terdampak dari penerapan media tersebut. Media pembelajaran

Page 205: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 191

mempermudah siswa dalam memahami materi, apabila salah dalam

melakukan pemilihan media, penggunaan media akan semakin

membingungkan siswa.

3) Kondisi siswa

Media akan efektif apabila digunakan tidak bergantung dari

perbedaan inter individual antar siswa, contohnya apabila siswa tergolong

tipe auditif/visual maka siswa yang tergolong auditif dapat belajar dengan

media visual dan siswa yang tergolong visual dapat juga belajar dengan

menggunakan media auditif.

4) Ketersediaan

Meskipun suatu media dinilai sangat efektif dalam mencapai tujuan

pembelajaran, akan tetapi media tersebut tidak dapat difungsikan dalam

pembelajaran apabila tidak tersedia. Media yang digunakan untuk

mempermudah penyampaian materi pembelajaran harus tersedia apabila

diperlukan siswa.

5) Biaya

Biaya yang dikeluarkan untuk dapat menggunakan atau memperoleh

medaia pembelajaran, seharusnya dipertimbangkan dengan matang

terhadap hasil belajar yang ingin dicapai.

b. Media Pembelajaran Flashcard

Flashcard merupakan salah satu inovasi dalam pemanfaatan media

dalam pembelajaran, kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan

menggunakan media kartu sebagai alat bantu penunjang. Nurseto (2012: 8)

Menjelaskan media pembelajaran flashcard merupakan media pembelajaran

berbentuk kartu yang berisi rangkaian pesan dan berukuran (25 x 30cm).

Media pembelajaran flashcard selain berisi rangkaian kata dapat juga

berbentuk kartu bergambar pada bagian depan dan memuat keterangan pada

bagian belakang kartu. Penggunaan media flashcard dalam pembelajaran

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi karena media

pembelajaran flashcard digunakan secara bersama-sama antar siswa satu

dengan yang laiinnya. Penggunaan flashcard yang dilakukan secara bersama

antar siswa bersama dengan guru diharapkan dapat menjalin kedekatan

secara emosional dan mengikis individualisme.

Page 206: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 192

Media pembelajaran flash card dapat dipahami sebagai suatu media

pembelajaran dalam bentuk kartu yang didalamnya memuat rangkaian pesan

dengan ukuran tertentu. Pada bagian depan media ini memuat gambar

dilengkapi dengan keterangan, penjelasan maupun perintah pada bagian

belakang kartu. kelemahan media flashcard hanya hanya cocok pada

kelompok kecil siswa yang tidak lebih dari 30 orang siswa. Berikut beberapa

tahapan dalam pembuatan media flashcard:

1) Menyiapkan kertas yang memiliki tekstur lebih tebal atau terbuat dari bahan

kardus. Bidang ini memiliki fungsi untuk menempelkan gambar atau foto

yang relevan dengan tujuan pembelajaran.

2) Memotong kertas tersebut dengan ukuran 25 x 30 cm

3) Membuat kartu berdasarkan jumlah yang dikehendaki atau gambar yang

sesuai dengan tujuan pebelajaran

4) Lakukan pemilihan gambar yang relevan atau mewakili tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai pada media flashcard

5) Pada bagian belakang flashcard, tambakan pertanyaan maupun kata kunci

yang berkaitan dengan objek yang dijadikan gambar pada bagian depan

media flashcard.

5. Pembaharuan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi

Penerapan strategi pembelajaran dengan melakukan kombinasi dengan

memanfaatan media pembelajaran akan menjadikan suasana belajar yang lebih

efektif dan menyenangkan. Pemilihan strategi pembelajaran hendaknya selalu

didasarkan pada permasalahan dan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.

Media dapat berfungsi sebagai unsur penunjang dalam pembelajaran, hal ini

akan menjadi efektif apabila penerapan strategi pembelajaran dikombinasikan

dengan pemanfaatan media pembelajaran yang tepat. Kuncoro, I. W. (2016)

menyatakan bahwa model pembelajaran project-based learning berbantuan

media flashcard terbukti dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa

sekolah menengah atas di kabupaten boyolali. Pengembangan tersebut

menghasilkan sebuah prototype model pembelajaran project-based learning

berbantuan media flashcard yang tervalidasi melalui ahli maupun uji coba

produk.

Spesifikasi produk yang dikembangka dalam pembaharuan ini adalah

sebuah model pembelajaran project-based laerning berbantuan media

Page 207: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 193

pembelajaran flashcard yang tersusun dalam tiga bagian, yaitu bagian

pendahuluan, bagian inti dan bagian penutup. Pada bagian pendahuluan atau

pembuka memuat petunjuk penggunaan media flashcard dan peta konsep

materi. Bagian inti memuat tujuan pembelajaran yang dijabarkan melalui materi

dan pada bagian penutup memuat lembar kerja sebagai rangkaian proyek yang

akan dikerjakan oleh siswa. Produk yang dikembangkan juga dilengkapi dengan

silabus dan RPP sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Penerapan model pembelajaran ini diharapkan dapat memfasilitasi siswa dalam

upaya mengembangkan kemampuan berpikir yang kritis analitis serta

meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah melalui proyek-

proyek yang diranang guru dengan memanfaatkan media flashcard.

C. Topik Diskusi E-Learning

D. Soal Latihan/Tugas

1. Deskripsikan menurut pemahaman kalian apakah yang dimaksud dengan model

pembelajaran?

2. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah pembelajaran project-based learning?

Project-based learning merupakan bagian dari pembelajaran saintifik yang diterapkan

dalam kurikulum 2013. Penerapan kurikulum 2013 lebih menekankan penilaian dalam

proses pembelajaran bukan terletak pada hasil ahir. Menurut pendapat kalian

bagaimanakah peranan project-based learning dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa?

Keyword: project-based learning, pembelajaran, siswa, hasil belajar, berpikir kritis

Page 208: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 194

3. Deskripsikan kelebihan dan kelemahan penerapan model project-based learning

dalam pembelejaran?

4. Sebutkan dan jelaskan ciri – ciri media pembelajaran?

5. Deskripsikan menurut kalian pertimbangan apakah yang dilakukan oleg guru

dalam hal pemilihan media pembelajaran?

E. Referensi

Arsyad, A. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Daryanto, (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrma Widya

KUNCORO, I. W. (2016). PENGEMBANGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN FLASHCARD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SMA DI KABUPATEN BOYOLALI (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret).

Saifullah, A. (2018). Implementasi Model Project Based Learning untuk Mengembangkan Soft Skills dan Kualitas Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 5(2), 137-150.

Trianto, 2011. Model Pembelajaran Terpadu Konsep,Strategi Dan Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta : Bumi Aksara

Page 209: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 195

PERTEMUAN 15

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu mengaplikasikan Konsep Model

Pembelajaran Kooperatif Problem Based Learning (PBL)

B. Uraian Materi

PETA KONSEP

1. Pengertian Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Problem Based

Learning

Problem Based Learning (PBL) dapat diartikan sebagai Pembelajaran

Berbasis Masalah (PBM). Model pembelajaran ini sangat dipopulerkan di dunia

kedokteran sejak tahun 1970-an. PBL berfokus pada penyajian suatu

permasalahan (nyata atau simulasi) kepada siswa, kemudian siswa diminta

mecari pemecahannya melalui serangkaian penelitian dan investigas

berdasarakan teori, konsep, prinsip, pengalaman pribadi dan juga dari berbagai

bidang ilmu.

Page 210: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 196

Model pembelajaran problem based learning ini menggunakan berbagai

macam kecerdasan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dunia nyata.

Kehidupan yang selama ini kita kita jalani tidak terlepas dari masalah. Dengan

adanya model pembelajaran problem based learning maka akan dapata melatih

dan mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik untuk dapat

menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan

aktual siswa.

Model pembelajaran problem based learning merupakan pembelajaran

yang berorientasi dan berpusat pada pemecahan suatu masalah oleh siswa

melalui kerja kelompok. Dalam model pembelajaran ini peserta didik akan lebih

terbuka, saling demokrasi, bermusyawarah, memiliki rasa nyaman dan tenang

dalam belajar sehingga siswa dapat berpikir secara optimal dalam memecahkan

suatu masalah.

Problem Based Learning (PBL) merupakan model kurikulum yang

berhubugan dengan masalah dunia nyata siswa. Masalah yang diseleksi

mempunyai dua karakteristik penting, pertama masalah harus autentik yang

berhubungan dengan kontek sosial siswa, kedua masalah harus berakar pada

materi subjek dari kurikulum (Kamdi:2007).

Kurikulum tidak hanya sekedar mempelajari mata pelajaran, tetapi lebih

mengembangkan pikiran, menambah wawasan, serta mengembangkan

pengetahuan yang dimilikinya. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang

sifatnya berkesinambungan. Kurikulum tersebut di desai sedemikian rupa

sehingga tidak terjadi jurang yang memisahkan antara jenjang pendidikan dasar

dengan jenjang pendidikan selanjutnya.

Kurikulum juga bertitik tolak dari masalah kehidupan disesuaikan dengan

tingkat perkembangan dan minat serta kebutuhan individu, dan dikembangkan

oleh tim guru bersama-sama atau suatu departemen tertentu. Kurikulum sebagai

program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis mengemban

peranan yang sangat penting bagi pendidikan para siswa.

Menurut Nurhadi (2004: 65) “Model pembelajaran problem based learning

adalah aktivits pembelajaran melalui interaksi antara stimulus dan respons, dan

mengaitkan dengan lingkungan”. Lingkungan memberikan masukan kepada

siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi

menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga yang dihadapi dapat diselidiki,

dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik. Problem based

Page 211: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 197

learning merupakan sebuah model pembelajaran yang konstektual dengan

menyajikan masalah sehingga siswa dirangsang siswa untuk berpikir untuk

memecahkan masalah. Problem based learning atau yang biasa disingkat

dengan PBL juga merupakan suatu model pembelajaran yang dapat memberikan

tantantang kepada peserta didik untuk belajar dengan mendiskusikan solusi dari

permasalahan dunia nyata secara bersama-sama dalam satu kelompok.

Permasalahan yang didiskusikan oleh siswa berguna sebagai pengikat bagi

siswa agar dapat meningkatkan rasa ingin tahu terhadap materi pelajaran yang

sedang dipelajarai.

Berdasarkan uraian mengenai model pembelajaran Problem based

learning di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem based

learning atau yang biasa disebut dengan pembelajaran berbasis

masalah merupakan pembelajaran yang dihadapakan oleh siswa pada suatu

masalah dikehidupan nyata dan mencari solusinya melalui pembelajaran yang

sedang dipelajari. Masalah diberikan kepada siswa, sebelum siswa mempelajari

konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.

Dengan demikian untuk memecahkan masalah tersebut siswa akan mengetahui

bahwa mereka membutuhkan pengetahuan baru yang harus dipelajari untuk

memecahkan masalah yang diberikan.

Penerapan Model Pembelajaran PBL ini telah diaplikasikan oleh Hidayati

(2013). Dalam penelitiannya Hidayati menjelaskan bahwa Secara umum

penerapan model pembelajaran PBL berbasis desain menggunakan metode

yang sistematis namun fleksibel yang bertujuan untuk meningkatkan praktik-

praktik pendidikan melalui analisis iterative, desain,pengembangan dan

implementasi, berdasarkan kolaborasi antara peneliti dan praktisi secara nyata

tanpa adanya rekayasa.

Pemaparan tentang model pembelajaran Problem Based Learning ini

dikuatkan dengan adanya karakteristik dari model pembelajaran tersebut.

Karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menurut

Trianto (2009) adalah:

a. Adanya masalah yang akan dipecahkan;

b. Melatih kedisiplinan;

c. Penyelidikan secara autentik;

d. Menghasilkan solusi yang akan dipresentasikan, dan;

e. Saling kerjasama antar tim dalam satu kelompok.

Page 212: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 198

Tidak hanya itu menurut Rusman (2010:232), karakteristik model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut:

a. Dengan adanya permasalahan akan adanya topik pembahasan dalam

memulai pembelajaran;

b. Permasalahan yang diangkat merupakan permasalahan yang ada terjadi

dalam kehidupan sehari-hari khususnya permasalahan yang ada di dunia

nyata namun tidak terstruktur;

c. Dibutuhkan perspektif ganda dalam suatu permasalahan;

d. Pembelajaran membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru,

sehingga topik permasalahan yang ada memberikan tantangan kepada siswa

baik dalam bentuk pengetahuan, kompetensi maupun sikap siswa

e. Memberikan arahan kepada siswa siswa, karena arahan tersebut menjadi hal

utama dalam pemecahan permasalahan;

f. Problem based learning memberikan banyak manfaat mulai pengetahuan,

kegunaan serta evaluasi dalam mencari solusi permasalahan;

g. Problem based learning memberikan pembelajaran yang bersifat komunikatif

serta menimbulkan kooperatif dan kolaboratif antar sesama siswa;

h. Untuk mencari solusi dari persamasalahan yang ada dibutuhkan keterampilan

inquiri dan dan penguasaan tingkat pengetahuan yang sangat kuat;

i. Proses pembelajaran dilaksanakan secara menyeluruh dan sintesis;

j. Proses pembelajaran dalam problem based learning diakhiri dengan

melakukan evaluasi dan review berdasarakan pengalaman pribadi siswa.

Pada pembelajaran problem based learning ini masalah menjadi fokus

utama. Siswa diberikan masalah yang ada dan stimulus yang kuat. Sementara

itu, guru menjadi fasilitator yang membimbing siswa selama proses

pembelajaran. PBL mempunyai banyak variasi, di antaranya terdapat lima bentuk

pembelajaran berbasis masalah, diantaranya sebagai berikut:

a. Permasalahan sebagai pemandu;

Masalah menjadi acuan konkret yang dapat dijadikan perhatian dalam

proses pembelajaran. Topik diskusi diberikan sesuai dengan permasalahan

yang ada. Masalah yang ada menjadi kerangka berpikir siswa dalam

mengerjakan tugas secara berkelompok.

Page 213: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 199

b. Permasalahan sebagai satu kesatuan dan alat evaluasi;

Guru memberikan masalah setelah menjelaskan materi pelajaran dan

memberikan tugas-tugas yang berkaitan dengan materi pelajaran tersebut.

Hal ini bertujuan agar siswa mendapatkan kesempatan untuk berpikir dengan

biak dalam memecahkan masalah.

c. Permasalahan memberikan contoh;

Dengan adanya masalah yang diberikan maka dapat dijadikan sebagai

contoh dari bahan pembelajaran. Masalah memberikan kegunaan untuk

memberi gambaran tentang teori, konsep ataupun prinsip yang akan dibahas

oleh guru maupun siswa.

d. Permasalahan sebagai fasilitas belajar siswa;

Permasalahan yang ada memberikan fasilitas kepada siswa sebagai alat

untuk melatih proses berpikir dan bernalar siswa secara kritis.

e. Permasalahan memberikan stimulus selama proses pembelajaran.

Masalah memberikan rangsangan kepada siswa agar siswa dapat

mengembangkan keterampilan dalam hal mengumpulkan data, menganalisis

dan memecahkan masalah tersebut.

Tujuan yang ingin dicapai oleh model pembelajaran problem based

learning adalah meningkatkan kemampuan berpikir siswa secara kreatif, analitis,

sistematis, dan kritis sehingga dengan begitu siswa dapat mencari solusi dan

alternatif dalam memecahkan masalah melalui pengumpulan data secara empiris

dan model PBL ini juga dapat menumbuhkan sikap ilmiah tehadap siswa. Berikut

ini beberapa tujuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL):

a. Mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan keterampilan siswa

dalam memecahkan masalah.

Proses berpikir pada model pembelajaran PBL berbeda dengan proses

berpikir yang digunakan tentang pembelajaran abstrak. Proses berpikir pada

model PBL ini lebih menekankan pada situasi dan keadaan yang dihadapi di

dunia nyata. Dengan kemampuan proses berpikir pada pembelajaran PBL

maka siswa dapat terampil dalam mencari solusi terhadap permasalahan

yang ada.

Page 214: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 200

b. Belajar sebagai peran orang dewasa

Problem Based Learning (PBL) juga dapat membantu siswa berkinerja

dalam situasi-situasi kehidupan nyata dan belajar peran-peran penting yang

biasa dilakukan oleh orang dewasa..

c. Keterampilan-keterampilan untuk belajar mandiri

guru memberikan fasilitas kepada siswa dan membimbing siswa dalam

bentuk memberikan sebuah tugas yaitu sebuah permasalahan nyata yang

dihadapi. Sementara itu siswa berusaha mencari solusi atas permasalahan

tersebut. Tugas-tugas yang diberikan oleh guru bertujuan agar siswa

bertanggung jawab dan berupa mencari solusi baik secara mandiri ataupun

kelompok dalam kehidupan sehari-hari.

2. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Problem Based Learning

Berikut sintak/langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Problem

Based Learning, diantaranya sebagai berikut:

Langkah Keterangan Kegiatan

1 Orientasi siswa

terhadap suatu

masalah

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

yang hendak dicapai oleh siswa;

b. Guru menjelaskan hal-hal yang

dibutuhkan oleh siswa dalam proses

pembelajaran;

c. Guru menceritakan suatu fenomena

yang terjadi untuk memunculkan

masalah;

d. Guru memotivasi siswa dalam mencari

solusi dari masalah yang telah dipilih

2 Mengorganisasikan

siswa dalam

kegiatan

pembelajaran

a. Guru memberikan bantuan kepada

siswa untuk mendefinisikan serta

mengorganisasikan tugas yang

berkaitan dengan masalah yang

hendak akan dipecahkan.

3 Membimbing

dalam penyelidikan

baik secara

individu maupun

kelompok

a. Guru mendorong siswa untuk

mengumpulkan data-data dan

informasi yang sesuai dengan masalah

dan materi pelajaran yang akan

dibahas;

Page 215: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 201

b. Guru melaksanakan eksperimen, untuk

mendapatkan jawaban dari pemecahan

masalah.

4 Pengembangan

dan penyajian hasil

diskusi

a. Guru membantu siswa untuk

mempersiapkan hasil diskusi tiap

kelompok seperti laporan, video, dan

lain sebagainya.

b. Membantu siswa untuk saling berbagi

ilmu dan pengalaman antar teman

dalam satu kelompok maupun dengan

kelompok lain.

5 Melakukan analisis

dan evaluasi

proses pemecahan

masalah

a. Guru membantu siswa untuk

melakukan menutup pelajaran dalam

hal ini guru dapat memberikan

kesimpulan, melakukan refleksi

ataupun memberikan evaluasi

terhadap pekerjaan yang telah

dikerjakan oleh siswa.

Berikut uraian lebih lengkap mengenai langkah-langkah model

pembelajaran problem based learning (pembelajaran berbasis masalah) dalam

penerapan pembelajaran. Langkah-langkah tersebut dapat dirinci sebagai

berikut:

Langkah 1. Orientasi Siswa Terhadap Suatu Masalah.

Dalam memulai pembelajaran ini, guru hendaknya menjelaskan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai serta kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

oleh siswa maupun guru. Langkah pertama ini merupakan langkah penting

dalam menerapan model pembelajaran problem based learning, karena melalui

langkah ini guru menjelaskan secara detail apa saja kegiatan yang akan

dikerjakan oleh guru maupun siswa. Tidak hanya itu, selain guru menjelaskan

tujuan dan dan kegiatan apa saja yang akan dilakukan oleh siswa, guru juga

harus menjelaskan terlebih dahulu bagaimana sistem penilaian atau evaluasi

pembelajaran berlangsung. Karena dengan menyampaikan proses penilaian

secara transparan maka akan meningkatkan motivasi belajar siswa.

Langkah 2. Mengorganisasikan Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran.

Page 216: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 202

Dalam mencari solusi terhadap suatu masalah, maka dibutuhkan

kerjasama dan kolaborasi yang kuat antar sesama anggota dalam tim

(kelompok). Oleh karena itu, sebelum memulai kegiatan pembelajaran guru

sebaiknya membentuk kelompok dimana setiap kelompok mendapatkan masalah

yang berbeda. Dalam membentuk kelompok harus didasarkan pada prinsip-

prinsip seperti: anggota tiap kelompok harus bersifat heterogen, adanya interaksi

dan kerjasama antar setiap anggota dalam satu kelompok, menjalin komunikasi

yang baik, adanya tutor sebaya yang akan berbagi ilmu dan pengalaman dan lain

sebagianya. Selanjutnya guru melakukan monitoring dan mengevaluasi kinerja

setiap kelompok selama pembelajaran berlangsung. Setelah itu guru dan siswa

secara bersama menetapkan subtopik yang spesifik, mengerjakan tugas-tugas

secara berkelompok, melalukan penyelidikan dan menentukan jadwal

pemecahanan masalah

Langkah 3. Membimbing Dalam Penyelidikan Baik Secara Individu Maupun

Kelompok.

Pada langkah ini guru membantu siswa dalam mengumpulkan data dan

informasi terkait dalam pemecahan masalah, siswa diberi sebuah pertanyaan

yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas sehingga siswa

terangsang untuk berpikir secara kritis. Guru mengajarkan siswa untuk menjadi

seorang penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai

untuk masalah yang dihadapinya, selain itu guru juga harus mengajarkan kepada

siswa tentang cara dan bagaimana etika penyelidikan yang baik dan benar.

Langkah 4. Pengembangan Dan Penyajian Hasil Diskusi.

Setelah siswa dibentuk dalam satu kelompok kemudian siswa

mengumpulkan hasil diskusi kelompok tersebut baik dalam bentuk laporan

tertulis, laporan lisan, rekaman video, dan lain sebagainya. Hasil diskusi siswa

tersebut harus menjelaskan permasalahan yang terjadi dan solusi dari masalah

tersebut.

Langkah 5. Melakukan Analisis Dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah.

Langkah terakhir yang dilakukan ialah melalukan analisis dan evaluasi

proses pemecahan masalah. Pada langkah terakhir ini terdapat kegiatan-

kegiatan yang dapat membantu siswa untuk dapat menganalisis dan

Page 217: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 203

mengevaluasi proses berpikir siswa tersebut baik dalam tingkat pengetahuan

siswa maupun pada keterampilan siswa dalam melalukan investigasi yang telah

mereka kerjakan. Pada langkah ini siswa diminta untuk merekonstruksikan

pikiran dan kegiatan mereka. Tantangan terbesar guru dalam tahapan terakhir ini

ialah guru harus mampu menciptakan prose pembelajaran yang aktif dan

menyenangkan. Tidak hanya itu, pada langkah ini guru juga harus mampu

mengupayakan agar setiap siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam setiap

kegiatan yang dilakukan dalam kelompok. Guru dan siswa secara bersama-sama

menganalisis dan mengevaluasi hasil diskusi yang telah dikerjakan oleh setiap

kelompok.

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Problem Based

Learning

a. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Problem Based Learning

Menurut Kemendikbut (2013b) dalam Abidin (2014) menyatakan bahwa

model pembelajaran berbasis masalah ini memiliki kelebihan. Kelebihan dari

model PBL ini ialah sebagai berikut:

1) PBL dapat menciptakan pembelajaran lebih menjadi bermakna.

Siswa akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya untuk dapat

memecahkan suatu masalah. Tidak hanya itu, siswa juga dapat

menerapkan pengetahuan serta ilmu yang didapat oleh siswa setelah

penerapan model pembelajaran PBL ini dalam kehidupan sehari-hari;

2) Penerapan model pembelajaran PBL dapat diintegrasikan pada

pengetahuan dan keterampilan secara menyeluruh dalam konteks yang

relevan;

3) Model pemecahan masalah (PBL) dapat memicu siswa untuk berpikir kritis,

siswa akan lebih termotivasi untuk belajar secara mandiri ataupun

kelompok, dan dapat mengembangkan kerjasama yang baik antar anggota

dalam kelompok.

Selain Kemendikbut (2013b, Delisle dalam Abidin (2014) juga

mengemukakan kelebihan yang dimiliki dalam menerapkan model

pembelajaran PBL. Kelebihan tersebut diantaranya ialah:

1) Model pembelajaran PBL menjadi lebih bermakna karena mampu

menghubungkan dengan kondisi di kehidupan nyata;

Page 218: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 204

2) Mendorong siswa agar berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan

pembelajaran;

3) Terdapat pendekatan belajar secara interdisipliner dalam penerapan model

pembelajaran PBL;

4) Model pembelajaran PBL mengajarkan kepada siswa cara memecahkan

masalah;

5) PBL tidak hanya menciptakan pembelajaran secara kooperatif tetapi juga

dapat menciptakan pemebelajaran secara kolaboratif;

6) Model pembelajaran PBL ini mampu meningkatkan pendididikan menjadi

lebih berkualitas.

Dari beberapa kelebihan di atas, Abidin (2014) mengemukakan

pendapatnya sediri. Ia menyatakan bahwa kelebihan dari model pembelajaran

PBL ialah

1) Melalui penerapan model pembelajaran PBL (Berbasis Masalah) maka

siswa akan lebih termotivasi dalam melaksanakan proses pembelajaran;

2) Menigkatkan siswa untuk berpikir tingkat tinggi, terutama dalam mencari

solusi pemecahan masalah;

3) Siswa menjadi lebih percaya diri dan mampu berlajar secara mandiri.

b. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Problem Based Learning

Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran kooperatif Problem

Based Learning juga memiliki kekurangan. Adapun kekurangan dari kooperatif

Problem Based Learning (pembelajaran berbasis masalah) menurut Abidn

(2014) ialah sebagai berikut:

1) Terkadang siswa tidak percaya diri dalam memecahkan masalah secara

mandiri karena siswa lebih sering memperoleh informasi dari guru sebagai

narasumber dan fasilitator;

2) Siswa yang tidak percaya diri akan sulit dalam memecahkan masalah atau

bahkan tidak mau mencoba memecahkan masalah tersebut;

3) Siswa yang tidak paham terhadap materi yang dijelaskan oleh guru dan

memiliki pengetahuan yang minim akan sulit berpikir secara kritis untuk

memecahkan masalah.

Page 219: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 205

4. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Problem Based Learning Dalam

Pembelajaran

Model Pembelajaran Kooperatif Problem Based Learning dapat diterapkan

diberbagai materi pelajaran yang bersifat teori, terutama pada materi pelajaran

yang mengandung masalah atau kasus-kasus tertentu. Sebagai contoh

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning pada

mata pelajaran Ekonomi materi Koperasi sebagai berikut:

Langkah Pertama:

Guru harus membuat persiapan terlebih dahulu, mulai dari membuat

perangkap pembelajaran seperti silabus dan RPP, materi ajar, media

pembelajaran serta alat dan bahan yang digunakan dalam melaksanakan

pembelajaran.

Langkah Kedua:

Guru menyampaikan materi pelajaran tentang Koperasi, seperti: pengertian

koperasi, fungsi koperasi, jenis-jenis koperasi, koperasi sekolah serta peran

koperasi dalam kehidupan sehari-hari.

Langkah Ketiga:

Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, (dalam satu

kelompok dapat beranggotakan menjadi 3-5 orang) pembentukan kelompok

dilakuakan secara heterogen dan dapat bervariasi.

Langkah Keempat:

Guru memberikan studi kasus atau permasalahan yang berkaitan dengan

materi koperasi ke masing-masing kelompok.

Langkah Kelima

Setiap kelompok mencari solusi dari kasus, permasalah tersebut. Guru

memberikan waktu kepada setiap kelompok untuk berdiskusi. Siswa dapat

menjawab pertanyaan guru dari berbagai sumber referensi, baik dari buku paket,

buku referensi, buku catatan, dan sumber-sumber referensi lainnya.

Langkah Keenam

Setelah siswa berdiskusi maka langkah selanjutnya ialah guru memanggil

kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

Page 220: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 206

Langkah Ketujuh

Diakhir pembelajaran guru bersama peserta didik memberikan kesimpulan

dan melalukan evaluasi dari pembelajaran yang telah dipelajari, yaitu pada

materi koperasi.

Tautan Video Penerapan Model Pembelajaran PBL

C. Topik Diskusi Elearning

KEYWORD :Problem Based learning; Pembelajaran Berbasis Masalah

TOPIK DISKUSI

Penerapan model pembelajaran problem based learning akan

menghasil keterampilan-keterampilan untuk belajar mandiri .

Pertanyaannya keterampilan-keterampilan mandiri yang seperti apa yang

dimiliki oleh siswa setelah penerapan model pembelajaran berbasis

masalah (problem based learning)

JAWABAN :

https://www.youtube.com/watch?v=rIVtrVIqXjE

Page 221: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 207

D. Latihan/tugas

1. Uraikanlah penerapan model pembelaran koopratif tipe Problem Based Learning

dalam matapelajaran Ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan?

.

Ekonomi

IPS

Akuntansi

Kewirausahaan

Page 222: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 208

E. Referensi

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.

Bandung: PT Refika aditama

Hidayati, Syafa’atul (2013). Pengembangan Skenario Problem Based Learning

(PBL) Dalam Mata Pelajaran Ekonomi SMA. Ekuitas-Jurnal Pendidikan

Ekonomi. Vol. 1 No. 1 Desember 2013

Kamdi, W dkk. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Universitas Negeri

Malang. Malang

Nurhadi, (2004). Pembelajaran Kontekstual dan penerapannya dalam KBK. Malang:

UM Press

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran : mengembangkan profesionalisme

guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progesif. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Page 223: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 209

PERTEMUAN 16

LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MEDIA ILUSTRASI KOMIK

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :

1. Mahasiswa mampu untuk menjelaskan konsep dasar lembar kerja siswa.

2. Mahasiswa mampu untuk memahami dan menjelaskan komik sebagai media

pembelajaran.

3. Mahasiswa mampu menganalisis bentuk, jenis dan elemen komik.

Peta Konsep

Lembar Kerja Siswa Berbasis Media Ilustrasi Komik

Konsep Dasar Lembar Kerja Siswa

Komik Sebagai Media Pembelajaran

- Media Pembelajaran Komik

- Konsep Dasar Komik

- Bentuk dan Jenis Komik

- Elemen dalam Komik

Page 224: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 210

B. Uraian Materi

1. Konsep dasar Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa adalah salah satu bahan ajar yang dapat dimanfaatkan

oleh guru sebagai media dalam kegaiatan pembelajaran. Bahan ajar secara

sederhana dapat dipahami sebagai suatu bentuk bahan yang dapat digunakan

oleh instruktur/guru dalam kegiatan pembelajaran. Lembar kerja siswa memuat

lembaran tugas berikut langkah-langkah kerja operasionalnya sehingga

memungkinkan siswa untuk dapat berlajar secara mandiri atau dengan

pendampingan yang minimal dari guru. Prastowo (2015) menyatakan bahwa

lembar kegiatan siswa merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus

dikerjakan oleh peserta didik. Bagian dari lembar kegiatan siswa harus jelas

memuat kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

LKS dapat dinyatak sebagai bahan ajar yang baik apabila terpenuhinya

beberapa persyaratan tertentu yang diterima secara universal. Widjajanti

(2008:2) terdapat beberapa syarat yang harus terpenuhi sebuah LKS supaya

menjadi bahan ajar yang baik, diantaranya:

a. Syarat Didaktif

LKS meupakan salah satu bahan ajar dalam bentuk cetak yang

dipergunakan oleh guru atau instruktur pada proses pembelajaran. Pernanan

LKS dalam pembelejaran diharapkan dapat mempermudah siswa dalam

mencapai tujuan pembelajaran. LKS dinyatakan memenuhi syarat didaktif

berarti bahwa lembar kerja siswa harus mengikuti syarat-syarat pembelejaran

efektif.

1) Lembar kerja siswa yang baik harus dirancang untuk dapat mengakomodir

semua perbedaan perbedaan individual yang ada pada siswa, sehingga

penerapan LKS dalam pembelajaran dapat memberi manfaat kepada

seluruh siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda.

2) Lembar kerja siswa memberikan fokus pada upaya siswa untuk

menemukan konsep dalam tujuan pembelajaran, sehingga LKS berfungsi

sebagai pedoman siswa dalam mencari sumber informasi, bukan sebagai

media pemberi informasi secara langsung. Sehingga dalam penerapan

pembelajaran dengan LKS diharapkan terjadi perubahan yang signifikan

terhadap kemampuan berfikir siswa.

Page 225: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 211

3) Lembar kerja siswa memiliki stimulus yang variatif yang memacu siswa

dalam penggunaan atau penerapan berbagai kegiatan dan media yang

akan memfasilitasi siswa untuk dapat berdialog dengan sesama siswa,

menggambar, menulis hasil diskusi, pengoperasionalan sebuah alat dan

sebagainya.

4) Lembar kerja siswa yang baik hendaknya memuat serangkaian kegiatan

yang memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan siswa lainnya.

Interaksi dalam hal ini dapat berbentuk seperti menyampaikan gagasan,

pendapat ataupun ide. Melalui serangkaian kegiatan tersebut

dimungkinkan berkembangnya kemampuan emosional, komunikasi sosial,

moral ataupun estetika pada diri siswa. Sehingga siswa tidak hanya

memahami atau mengenal konsep secara akademis saja.

5) Lembar kerja siswa memuat serangkaian pengalaman belajar yang

bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kepribadian siswa meliputi

kemampuan intelektual dan emosional.

b. Syarat Kontruksi

Dalam melakukan pengembangan bahan ajar berbentuk lembar

kegiatan siswa harus diperhatikan dengan cermat terkait dengan penggunaan

bahasa, pemilihan diksi ataupun kosa kata yang sesederhana mungkin dan

dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Berikut terdapat beberapa syarat-

syarat konstruksi sebagai ketentuan kriteria bahan ajar lembar kerja siswa

yang berpredikat baik:

1) Penggunaan bahasa yang sesuai berdasarkan pda tingkat perkembangan

mental, fisik atau kedewasaan siswa.

2) Penggunaan struktur pola kalimat yang sederhana dan jelas, sehingga

tidak membingungkan siswa.

3) Memperhatikan tata urutan penyajian materi berdasarkan tujuan

pembelajaran dengan memperhatikan tingkat kemampuan siswa.

4) Pertanyaan yang disajikan dalam pengembangan lembar kerja siswa

sebisa mungkin menghindari pertanyaan yang memilki jawaban terbuka

atau paten. Dalam desain perancangan pertanyaan sangat dianjurkan

untuk menimbulkan jawaban yang memacu siswa untuk menganalisis dan

mengolah informasi, bukan mengambil jawaban langsung pada

pengetahuan yang terbatas.

Page 226: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 212

5) Pengembangan lembar kegiatan siswa hendaknya berdasar pada sumber

belajar yang masih dalam jangkauan siswa. Lembar kerja siswa

dikembangkan berdasarkan pada permasalahan dan kesulitan belajar

siswa.

6) Lembar kerja siswa menfasilitias ruang bagi siswa untuk dapat menulis

atau menggambar hal yang berkaitan dengan pertanyaan ataupun analisa

yang diberikan oleh siswa.

7) Lembar kerja siswa hendaknya memuat gambar dan ilustrasi yang

mempermudah siswa dalam belajar.

8) Penggunaan susunan kata yang interaktf dan komunikatif.

9) Lembar kerja siswa memuat kompetensi dasar dan tujuan belajar yang

jelas, serta memberikan motivasi pada siswa.

c. Syarat Teknis

Terdapat beberapa syarat teknis yang harus terpenuhi utuk

mendapatkan predikan sebagai lembar kehiatan siswa yang baik:

1) Tata penulisan

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tata penulisan seperti

penggunaan huruf maupun ukuran huruf yang jelas dan mudah dibaca.

Penggunaan bingkai sebagai cara untuk memberikan perbedaan ruang

kalimat instruksi dan jawaban siswa. Ukuran huruf dan gambar yang

proporsioanal.

2) Gambar

Lembar kegiatan siswa memuat gambar ataupun ilustrasi yang efektif

mewakili pesan pembelajaran. Gambar dapat berperan memperjelas

konsep tujuan pembelajaran.

3) Penampilan

Lembar kegiatan siswa hendaknya dirancang dengan desain yang

menarik terkait dengan ukuran lembar kerja siswa, penggunaan tata letak,

gambar ilustasi serta penggunaan warna yang proporsional.

Lembar kerja siswa yang digunakan dalam pembelajaran hendaknya

memenuhi beberapa unsur diatas. Sehingga LKS dapat berperan secara

optimal dalam mempermudah siswa memahami materi pembelajaran. Secara

lebih spesifik LKS memiki peranan atau fungsi dalam pembelajaran

Page 227: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 213

diantaranya adalah dapat meminimalkan peran guru yang dominan dalam

pembelajaran, akan tetapi lebiih berfokus pada aktifitas siswa secara aktif.

Siswa akan menjadi lebih mudah memahami materi pelajaran melalui

rancangan tugas atau latihan yang didesain oleh guru serta diperkaya dengan

ringkasan materi. Melalui LKS siswa diharapkan memiliki kemandirian belajar

yang tinggi, sehingga mereka dapat secara aktif mengembangkan dirinya

untuk dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berguna

bagi dirinya sediri. Secara umum struktur lembar kerja siswa terdiri dari unsur-

unsur sebagai berikut:

1) Judul, mata pelajaran semester

2) Petunjuk kerja atau teknis operasional lembar kerja siswa

3) Kompetensi dasar yang hendak dicapai

4) Indikator pembelajaran

5) Informasi pendukung tujuan pembelajaran

6) Petunjuk langkah pembelajaran dan tugas

7) instrumen evaluasi atau penilaian.

Penggunaan lembar kerja siswa dalam pembelajaran harus mengikuti

langkah langkah yang terprogram atau terencana agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai secara efektif dan efisien. Berikut adalah langkah-langkah

penerapan lembar kerja siswa dalam pembelajaran sebagai berikut:

1) Guru menyiapkan siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai :

a) Menghubungkan antara materi yang telah dipelajari atau pengetahuan

awal siswa yang relevan dengan materi yang akan dipelajari.

b) Memberikan motivasi pada siswa terkait pentingnya materi yang akan

dipelajari

c) Memberikan bimbingan atau arahan pada siswa dalam merumuskan

indikator yang hendak dicapai.

2) Guru memberikan pembukaan materi pelajaran dengan memberikan

presentasi ataupun demonstrasi terkait dengan tujuan pembelajaran.

3) Monitoring siswa dalam latihan terbimbing

a) Guru membagikan lembar kerja siswa

b) Guru memberikan pengarahan tentang mekanisme penyelesaian tugas

selama proses pembelajaran melalui media pembelajaran LKS

Page 228: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 214

c) Mengarahkan siswa agar berkerjas secara aktif dan mandiri

4) Pemberian umpan balik dan mengkonfirmasi pemahaman siswa

a) Memberikan bimbingan pada siswa dalam teknis penyelesaian masalah

yang dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok melalui media

pembelajaran LKS

b) Memberikan kunci jawaban siswa untuk memberikan konfirmasi

pencapaian pengetahuan yang diperoleh

5) Memfasilitasi siswa dalam penerapan dan pelatihan berkelanjutan pada

subsatansi materi yang akan datang.

2. Komik Sebagai Media dalam Pembelajaran

a. Media Pembelajaran Komik

Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu memperjelas

pemahaman materi yang dirasa rumit atau abastrak oleh siswa. Bagian dari

materi yang dirasa abstrak tersebit dapat dikontrikkan atau lebih

disederhanakan dengan memanfaatkan media pembelajaran. Media

pembelajaran dapat dipahami sebagai sebuah alat bantu yang digunakan oleh

guru atau instruktur untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pesan

pembelajaran tersebut dapat berupa penyaluran pengetahuan, ide, keahlian,

skill, ataupun pengalaman baik antara guru dan siswa melalui benda fisik atau

alat yang dapar difungsikan sebagai media dalam menstimulus fikiran,

perasaan, bakat atau motivasi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang efektif dan efisien. Secara lebih spesifik efektif disini dapat diartikan

bahwa media pembelajaran memberikan dampak hasil guna yang signifikan

dilihat dari sudut pandang penyampaian pesan dan urgensi kepentingan siswa

dalam pembelajara. Sedangkan efisien dapat dimaknai bahawa media

pembelajaran memiliki daya guna yng tinggi apabila diambil dari sudut

pandang ketepatan waktu, cara penggunaan maupun tempat.

Penambahan unsur media dalam pembelajaran dapat membantu

menguraikan materi pembelajaran yang kompleks menjadi lebih mudah

dipahami oleh siswa. Hamda, N (2017) menyatakan bahwa pengembangan

lembar kerja siswa dengan media ilustrasi komik dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Pemilihan media sebagai unsur tambahan harus selaras

dengan tujuan pembelajaran. Apabila hal tersebut diabaikan, unsur media

tidak akan dapat berjalan sesuai dengan fungsinya, sebaliknya akan semakin

menambah abstrak suatu materi ajar. Media pembelajaran dapat difungsikan

Page 229: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 215

sebagai sebuah sumber belajar dalam hal penyampaian informasi yang

menghubungkan antara siswa dan guru. Media dapat berperan sebagai

sebuah sarna yang memberikan efek visual pada siswa dalam upaya

memberikan motivasi pada siswa, mempermudah serta memperjelas materi-

materi yang memilliki tingkat kompleksitas yang tinggi menjadi lebih

sederhana. Secara umum fungsi dari media pembelajaran menurut Daryanto

(2010: 5) adalah sebagai berikut:

1) Memperjelas pesan isi pembelajaran supaya pesan tidak terlalu verbalistis.

2) Mengatasi permaslahan dalam hal waktu, ruang, daya indra maupun

tenaga.

3) Menimbulkan gairah belajar pada siswa, melalui interaksi langsung antara

siswa dengan sumber belajar.

4) Memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat belajar secara mandiri

berdasarkan pada kemampuan visual, bakat, kinestik maupun auditorinya.

5) Memberikan stimulus yang sama, menyamakan pengalaman belajar serta

menciptakan persepsi yang sama pada semua siswa.

b. Konsep Komik

Secara sederhana komik dapat dipahami sebagai bentuk alur cerita

yang dimuat dengan gambar. Komik merupakan cerita bergambar yang

memuat pesan melalui ilustrasi berupa pesan tertulis. Pemanfaatan media

komik dalam pembelajaran mampu untuk dapat memberikan stimulus dalam

upaya meningkatkan minat baca siswa. Bahan ajar yang termuat dalam

bentuk komik akan memacu imajinasi siswa dan ketertarikannya pada mata

pelajaran apabila didesain berdasarkan pada perkembangan kognitif anak.

Penggunaan ilustrasi gambar, warna, tema yang dirancang secara

proporsional dan sederhana bertujuan untuk memudahkan siswa dalam

memahami materi pembelajaran. Komik memuat dua unsur yaitu gambar dan

susunan kalimat, sehingga siswa tidak hanya membaca atau mengahafal

materi saja, akan tetapi dapat mengetahui karakter ataupun gambaran materi

secara visual melalui sebuah ilustrasi.

Komik memuat ilustrasi dalam bentuk kartun yang menggambarkan

karakter atau penerapan suatu cerita yang dirancang berdasarkan urutan

kejadian yang saling berkaitan antara satu gambar dengan gambar lainnya

bertujuan memberikan hiburan untuk pembacanya. Implikasi media komik

dalam kegiatan pembelajaran diharapkan dapat memberikan dampak yang

Page 230: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 216

signifikan dalam membangkitkan minat baca siswa. Komik dapat menjadi

salah satu alternatif yang dapat diambil oleh guru dalam upaya meningkatkan

kuallitas pembelajaran. Komik bermanfaat sebagai media komunikasi visual

yang memfasillitasi guru dalam penyampaian isi pesan pembelajaran,

gagasan, ide, informasi dalam bentuk gambar yang menarik. Penggunaan

komik sebagai bagian dari unsur pembelajaran hendaknya memuat pesan

singkat yang sederhana dan mudah untuk dipahami, hal ini dimaksudkan agar

pembaca atau siswa tidak mudah bosan dalam mempelajari materi ajar

melalui media komik tersebut. Materi – materi yang dirasa guru memilki

tingkat kompleksitas yang tinggi dapat kiranya diuraikan dalam bentuk media

komik. Tata letak dan penggunaan kombinasi warna dan ilustrasi yang

menarik tersebut, setidaknya dapat memacu siswa untuk terus membaca

komik. Sehingga pada konsep yang sulit, ilustrasi dapat berperan memberikan

kesan secara visual. Melalui hal tersebut pembelajaran akan lebih menarik

dan mudah dipahami.

Komik bukan sebagai suatu media yang asing lagi, komik menjadi bahan

bacaan yang merata pada seluruh dunia dan banyak digemari pada berbagai

tingkat usia. Pada Negara maju seperti Jepang komik bukan hanya sebagai

sarana hiburan semata akan tetapi dimanfaatkan sebagai sarana yang

membantu proses pembelajaran baik dilingkungan sekolah ataupun

masyarakat secara umum. Terdapat beberapak karakteristik pembelajaran

dalam media ilustrasi komik sebagai berikut :

1) Komik memuat cerita bersambung atas berbagai situasi

2) Komik bersifat humor

3) Perwatakan atau penokohan dalam komik harus familiar dan mudah

dikenal agar kekuatan komik sebagai medium ini dapat dihayati dengan

baik oleh pembaca.

4) Cerita yang termuat dalam komik terkait dengan diri secara pribadi,

sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi pembaca agar mengidentifikasi

dirinya dengan tindakan ataupun perwatakan dari tokoh yang ditampilkan

5) Memuat cerita secara ringkas dan menarik perhatian

6) Komik dirancang agar terlihat lebih hidup melalui penggunaan komposis

warna secara proporsional.

Page 231: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 217

c. Bentuk dan Jenis Komik

Berdasarkan bentuknya komik dapat dibedakan menjadi dua yaitu

comic-strips (komik bersambung dan comic book (komik buku). Lebih lanjut

komik dapat dibedakan menjadi dua yaitu komik berdasarkan bentuknya dan

komik berdasarkan jenis ceritanya.

1) Komik berdasarkan bentuknya:

a) Komik Strip (comic strips)

Jenis ini mengarah pada jenis komik yang memuat beberapa

panel saja, yang umumnya ditampilkan dalam surat kabar atau majalah.

Komik jenis ini dibedakan menjadi dua yaitu komik strip bersambung

dan kartun komik

b) Buku Komik

Jenis komik yang disajikan dalam bentuk buku dan dikemas

serupa dengan majalah.

c) Novel Grafis

Jenis komik yang mengandung unsur lebih serius dengan alur

ceritayang panjang seperti novel, dan diperuntukkan bukann untuk

pembaca anak-anak.

d) Komik kompilasi

Merupakan kumpulan dari beberapa judul komik yang berbeda

dan komikus yang berbeda.

e) Komik Online

Merupakan komik yang dimuat dalam media internet dalam

publlikasinya. Komik yang diakses melalui media internet ini relatif lebih

mudah daripada komik yang menggunakan media cetak, serta

jangkauan pembaca yang lebih luas.

2) Komik berdararkan jenis ceritanya

a) Komik Edukasi

Komik edukasi adalah komik yang mengandung unsur dan nilai

pendidikan yang dimanfaatkan sebagai media dalam penyampaian

pesan yang bermuatan pendidikan. Komik jenis ini dapat digunakan

pada berbagai jenjang pendidikan baik dari tingkat pra-sekolah, SD,

SMP, SMA hingga pada perguruan tinggi.

Page 232: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 218

b) Komik Promosi

Komik promasi adalah komik yang digunakan untuk memberikan

informasi tentang suatu produk yang mengandung benefit sebagai

sarana promosi dengan menggunakan bahasa yang lugas, dan

kebanyakan cenderung mengandung humor.

c) Komik Wayang

Komik wayang adalah jenis komik yang memuat cerita-cerita tokoh

pewayawangan, seperti kisah perang antara andwa dan kurawa dalam

kisah mahabrata.

d) Komik Silat

Komik silat adalah jenis komik yang memuat adegan laga, teknis

bela diri atau pertarungan yang disesuaikan dengan karekteristik budaya

dari setiap daerah atau negara.

d. Elemen dalam Komik

Maharsi (2010:75) Menjelaskan beberapa elemen yang harus termuat

dalam sebuah komik, diantaranya adalah:

1) Panel adalah sebuah kotak yang didalamnya terdapat teks dan ilustrasi

yang merupakan sebuah rangkaian yang akan membentuk alur cerita.

Panel dapat disebut juga sebagai bingkai atau sebuah representasi dari

peristiwa utama yang terdapat dalam komik tersebut, berikut adalah contoh

panel dalam sebuah komik:

adapun aturan yang digunakan untuk membaca panel umumnya searah

jarum jam, yaitu berjalan dari kiri ke kanan, kemudia dilanjutkan dari atas

ke bawah. Kotak dalam panel tersebut adalah sebagai ruang yang akan

disi gambar ilustrasi atau teks yang membentuk sebuah cerita.

2) Sudut pandang serta ukuran gambar dalam panel, sudut pandang yang

dipilih harus proporsioanal berdasarkan adegan yang hendak dimunculkan

dalam komik tersebut. Ukuruan gambar yang ditetapkan berdasarkan

kebutuhan dari adengan yang ditampilkan, sehingga masing-masing

Page 233: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 219

gambar mampu untuk menyampaikan maksud dan makna tertentu dalam

sebuah komik.

3) Parit, merupakan ruang diantara panel.

dari gambar diatas dapat dipahami bahwa parit menjadi ruang pemisah

antar panel. Sela ruang ini bertujuan untuk menghadirkan imajinasi pada

pembaca ataupun gagasan yang sesuai berdasarkan interpretasi dari

pembaca itu sendiri.

4) Balon kata, memuat narasi yang merupakan representasi dari pembicaraan

tokoh atau peristiwa yang sedang terjadi maupun keadaan yang

terganmbar dalam panel tersebut.

5) Bunyi huruf, merupakan ekspresi yang bersumber dari ucapan pada objek

yang divisualkan.

6) Ilustrasi, merupakan gambar yang difungsikan untuk memberikan kejelasan

pada suatu peristiwa ataupun objek tertentu berdasarkan tujuan dan

maksud yang ingin disampaikan.

7) Cerita, merupakan sebuah narasi yang dikemukakan oleh komikus untuk

memperjelas makna.

8) Garis gerak, yaitu garis yang memberikan efek gerakan yang ingin

divisualkan oleh komikus pada karakter seperti manusia, hewan atau

benda dalam ilustrasi komik.

9) Symbolia, merupakan sebuah representasi dari karakter yang dimunculkan

dalam rangkaian cerita dalam komik.

Page 234: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 220

C. Topik Diskusi E-Learning

D. Soal Latihan/Tugas

1. Sebutkan dan jelaskan syarat-syarat lembar kerja siswa untuk mencapai kriteria

lembar kerja siswa yang baik?

2. Uraikan langkah-langkah pembelejaran dengan penerapan lembar kerja siswa?

3. Sebutkan dan jelaskan bentuk dan jenis komik?

4. Sebutkan dan jelaskan elemen-elemen yang ada dalam komik?

Jelaskan menurut pendapat kalian bagaimanakah lembar kerja siswa dapat turut

mempengaruhi pola pembelajaran, dan hal-hal apa saja kah yang perlu disiapkan oleh

guru sebelum merancang lembar kerja siswa agar dapat menyelesaikan permasalahan

hasil belajar secara efektif?

Keyword: Lembar kerja siswa, pembelajaran, permasalahan belajar, siswa, guru,

interaksi

Page 235: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 221

E. Referensi

Andi Prastowo. 2015. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:Diva Press

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media Hamda, N. (2017, April). PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA DENGAN

MEDIA ILUSTRASI KOMIK UNTUK MATA PELAJARAN EKONOMI DALAM RANGKA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016. In Prosiding Seminar Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (Vol. 3, No. 1).

Maharsi, Indiria. 2010. Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta: Kata Buku.

Widjajanti, E. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa. Makalah Seminar Pelatihan penyusunan LKS untuk Guru SMK/MAK pada Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Jurusan Pendidikan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

Page 236: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 222

PERTEMUAN 17

MEDIA PEMBELAJARAN WEBQUEST

A. Tujuan Pembelajaran

Kemampuan akhir yang akan dikuasai oleh mahasiswa setelah mempelajari

materi ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan media pembelajaran webquest

2. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan media pembelajaran webquest

3. Menjelaskan sintak pembuatan media pembelajaran webquest

4. Menggunakan Media Pembelajaran Webquest

B. Uraian Materi

PETA KONSEP

1. Pengertian Konsep Media Pembelajaran Webquest

Perubahan paradigma kurikulum dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) menjadi kurikulum 2013 atai K13 yang diterapkan sekarang menjadi K13

revisi mengakibatkan perubahan beberapa komponen. Salah satu perubahan

mendasar terdapat pada proses pembelajaran. Pembelajaran saat ini

Page 237: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 223

menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan ini menitikberatkan keterlibatan

siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar.

Perkembangan zaman juga menjadi pertimbangan untuk bidang

pendidikan dalam upaya mempersiapkan siswa yang mampu bersaing dan

bertahan. Tantangan dan kompetensi di era digital saat ini dibutuhkan

kemampuan guru dalam memahami dan menerapkan aplikasi media

pembelajaran berbasis digital.

Pada saat ini, perkembangan teknologi dan sains sangatlah pesat. Para

siswa cenderung tertarik pada hal tersebut karena dengan mempelajari

perkembangan teknologi, mereka dapat mengikuti tuntutan zaman.

Perkembangan teknologi juga sangat mempengaruhi kemajuan dalam dunia

pendidikan. Pendiidkan merupakan salah satu bagian penting dalam upaya

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, pendidikan

tidak dapat terlepas dari teknologi dalam pelaksanaan pendidikan agar mampu

mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Pemanfaatan teknologi sebagai media dalam proses pembelajaran dapat

membantutercapainya tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Melalui

penggunaan teknologi membuat siswa mudah untuk menerima informasi

pengetahun. Maka dari itu, kemampuan siswa dalam memperoleh informasi

dipengaruhi oleh teknologi belajar yang dilakukan guru (Ali dalam Lestari, 2018).

Teknologi yang digunakan dapat berupa alat atau media dengan pendekatan

digital yang dipadukan dengan kegiatan belajar siswa.

Media pembelajaran merupakan sebuah alat perantara yang dapat

memudahkan guru untuk mentransfer materi pelajaran kepada siswa.

Pemanfaatan media pembelajaran yang digunakan oleh guru harus memiliki

variasi, desain yang terdapat dalam media harus mampu memikat perhatian

siswa, mampu memberi pengalaman kepada siswa dalam mengikuti kegiatan

belajar sehingga memudahkansiswadalam menangkap materi pelajaran

(Primasari,dkk, 2014).

Hamalik mengatakan konsep media pembelajaran dimaknasi dalam arti

sempit hanya sebatas media yang dimanfaatkan oleh guru secara efektif dalam

perencanaan kegiatan belajar. Sedangkan dalam arti luas media tidak hanya

berupa media komunikasi elektronik yang kompleks akan tetapai dapat juga

terdiri dari diagram, slide, bagan yang dibuat guru, fotografi, dan objek-objek

Page 238: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 224

nyata (Lestari, 2018). Menurut Muhson (2010) terdapat beberapa manfaat media

pembelajaran, diantaranya:

a. Membuat lebih nyata berkenaan dengan konsep-konsep yang sifatnya abstrak

untuk mengurangi verbalisme.

b. Meningkatkan motivasi dan perhatian siswa dalam pembelajaran atau

kegiatan secara berkelompok serta membuat pembelajaran tidak

membosankan.

c. Melalui media pembelajaran membantu siswa menerima informasi dengan

semua indera yang dimiliki sehingga kelemahan dalam salah satu inderadapat

tergantikan atau diimbangi dengan kekuatan indera lainnya.

d. Media yang digunakan mampu membuat teori/konsep yang sukar diperoleh

dengan cara lain selain menggunakan media pembelajaran.

e. Meningkatkan interaksi secara langsung antara siswa dengan guru serta

siswa dengan lingkungan.

f. Penggunaan media dapat membantu guru dalam menyampaikan materi yang

seragam dalam pengamatan, hal inikarena kemampuan siswa dalam

menangkapmateri setiap siswa berbeda tergantung dari pengalaman dan

intelegensi masing-masing siswa.

g. Media pembelajaran dapat diulang atau disimpan oleh guru sehingga dapat

menyajikan materi yang konsisten.

Variasi media pembelajaran saat ini sangatlah banyak. Jenis-jenis media

pembelajaran yang dpat digunakan oleh guru yaitu media grafis, media tiga

dimensi, media proyeksi, dan media lingkungan (Sudjana dan Rivai, 2011).

Media grafis yang dapat digunakan guru antara lain gambar dari internet, foto

yang sesuai dengan materi, bagan, dan poster. Selanjutnya, media tiga dimensi

yang dapat digunakan guru dalam kegiatan belajar dapat berupa model kerja,

diorama dan mock up.Media proyeksi yang sering digunakan oleh guru seperti

slide power point, film, dan OHP. Guru juga mampu menggunakan lingkungan

sebagai media pembelajaran.

Pembelajaran digital yang dapat digunakan oleh guru dapat memanfaatkan

web. Media web merupakan salah satu media yang memanfaatkan situs

(website) melalui jaringan internet. Web based learning merupakan penerapan

dari salah satau pembelajaran berbasis elektronik (Rusman, 2013). Dalam

Page 239: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 225

pembelajaran berbasis web, siswa dapat belajar dimanapun dan kapanpun tanpa

dibatasi ruang dan waktu.

Salah satu media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi adalah

media webquest. Menurut Umi (2014) penggunaan media Webquestoleh guru

dapat meningkatkan potensi siswa dalam menggunakan teknologi seperti

komputer, informasi pengetahuan, dan pemahaman tentang materi. Dengan

diterapkannya media webquest, pola piker siswa semakin tertata rapi, semakin

berkembang dan juga semakin luas. Hal tersebut terjadi karena webquest

merupakan media yang menuntut siswa untuk berfikir dan selalu mencari

informasi untuk mencari solusi dalam memecahkan permasalahan yang ada.

Menurut Bornie Dodge (1997) mengartikan webquest sebagai an inquiry-

oriented activity which some or all the information that learners interact with

comes from resources on the internet” yang dimaknai bahwa webquest

merupakan kegiatan untuk mencari tahuseluruh informasi yang semua

sumbernya berasal dari internet. Sujatna dalam Lestari (2018) menjelaskan

bahwa webquest adalah segala aktivitas yang mana sebagian atau seluruh

informasi berorientasi pada interaksi antara peserta didik berasal dari sumber di

internet, dilengkapi dengan videoconference. Selanjutnya, menurut Woods,dkk

(2004) webquest adalah kerangka aktivitas pembelajaran online. Webquest

adalahkegiatan yang dilakukan siswamelaluiinquiry yang mewajibkan siswa

untuk berinteraksi dengan internet. Ada enam komponen webquest yaitu :

a. Pendahuluan (Introduction) yang menyediakan beberapa informasi latar

belakang dan dapat menangkap minat siswa

b. Gambaran Tugas (Description of the task) yaitudeskripsi tugas yang harus

dilengkapi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar.

c. Process atau proses yang berisi penjelasan mengenai proses yang harus

dilalui siswa berupa langkah-langkah siswa dalam mengerjakan tugas.

d. Sources merupakan sumber informasi yang dibutuhkan untuk mengerjakan

tugas.

e. Evaluasi (Evaluation), kegaiatan yang dilakukan oleh guru dengan

memberikan tes baik secara tertulis atau secara lisan.

f. Simpulan (Conclusion) yaitu aktivitas akhir dimana siswa dan guru secara

bersama sama untuk memberikan kesimpulan akhir dari pembelajaran.

Menurut Nordin dan Hong dalam Lestari (2018)webquest juga digunakan

pada semua mata pelajaran dengan materi yang disesuaikan guru. Seorang

Page 240: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 226

pengajar boleh memotivasi peserta didik dengan mengarahkan pembelajaran

inkuiri. Webquest berfungsi sebagai kerangka kerja yang dibuat oleh guru untuk

pembinaan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan

menggunakan internet.

2. Sintak Pembuatan Media Pembelajaran Webquest

Langkah sederhana untuk melakukan pengembangan Webquest antara

lain sebagai berikut:

a. Menetapkan topik materi dan tujuan pembelajaran

Kegiatan awal guru dalam pembelajran menggunakan webquest yaitu

dengan menentukan judul atau topik materi yang akan disampaikan serta

tujuan akhir yang harus dikuasi oleh siswa.

b. Guru membuat tugas yang bersifat menarik dan menantang bagi siswa

Pada kesempatan ini guru memberikan sebuah tugas yang akan

dikerjakan oleh siswa. Soal yang dibuat guru harus bersifat meningkatkan

rasa ingin tahu siswa untuk menemukan jawaban.

c. Memulai membuat webquest

Pada tahap ini siswa mulai menggunakan webquest untuk mencari tahu

jawaban atau untuk menyelesaikan studi soal yang diberikan guru.

d. Menyempurnakan proses

Guru dan siswa secara bersama –sama untuk menyempurnakan proses

pembelajaran.

e. Membuat page khusus untuk guru

Pada tahap ini siswa membuat halaman khusu untuk diberikan kepada

guru.

f. Melakukan uji coba sambil merevisi sesuai kebutuhan.

Pada tahap ini siswa melakukan uji coba dengan bersamaan merivisi

apabila terdapat kesalahan atau kurang sempurna dalam proses

pembelajaran.

Page 241: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 227

3. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Webquest

a. Kelebihan Media Pembelajaran Webquest

Menurut Tom March dalam Suroso,dkk (2007), kelebihan dari webquest

adalah sebagai berikut:

1) Motivasi Pelajar dan Keautentikan

Penggunaan webquest dapat meningkatkan motivasi siswa dalam

belajar, karena webquest menggunakan pertanyaan yang terpusat yang

penting untuk dicari jawabannya. Pada kegiatan ini juga siswa diminta

untuk memahami, membuat hipotesis, serta menemukan pemecahan

masalah maka siswa sedang berhadapan dengan materi yang autentik.

Selanjutnya untuk menumbuhkan motivasi siswa, guru dapat memberikan

sumber-sumber belajar yang nyata untuk dikerjakan.

2) Mengembangkan kemampuan berfikir

Webquest memaksa siswa untuk mentrasfer informasi menjadi

sesuatu yang lain, misalnya perbandingan, hipotesis atau solusi dan

pengelompokan. Dengan kata lain webquest menjadi fasilitator bagi siswa

untuk berfikir.

3) Cooperative Learning

Kelebihan yang dimiliki webquestdimana siswa berperan dalam

sebuah kelompok kecil. Selanjutnya, masing-masing kelompok akan saling

bekerjasama untuk mengerjakan tugas yang terdapat di web.

b. Kekurangan Media Pembelajaran Webquest

Kekurangan yang terdapat pada media pembelajaran webquest adalah

sebagai berikut:

1) Kesuksesan pembelajaran web sangat tergantung pada motivasi dan

kemandirian siswa dalam belajar

2) Jaringan internet juga menjadi kekurang yang akan dihadapi oleh siswa

untuk mengikuti pembelajaran dengan menggunakan web

3) Kebosanan dan kejenuhan akan datang pada siswa seketika bandwith

tidak cukup kuat untuk memberikan kemudahan kepada siswa dalam

memperoleh informasi.

Page 242: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 228

4) Diperlukan alat kendali berupa pedoman kepada siswa untuk mencari

informasi yang sesuai, karena kalau menggunakan media web terdapat

menu yang beragam.

5) Peserta didik terkadang merasa terisolasi dengan pembelajaran berbasis

web apalagi saat terdapat keterbatasan dalam fasilitas komunikasi.

Kelemahan yang sangat mendasar dalam pembelajaran berbasis web

adalah siswa kurang berinteraksi secara langsung dengan guru ataupun

dengan siswa (Rusman, 2009). Maka dari itu, perlu diperhatikan oleh guru

agar interaksi tetap dapat dibangun oleh siswa dalam upaya mengembangkan

kemampuan afektif dan psikomotorik siswa.

4. Merancang Media Pembelajaran Webquest

Menurut Nordin dan Hong dalam Lestari (2018) media pembelajaran

webquest sesuai digunakan pada semua mata pelajaran dan topik materi

Sebagai contoh penerapan media pembelajaran webquest pada mata pelajaran

Ekonomi materi Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal adalah sebagai berikut:

Langkah Pertama:

Menetapkan Materi.

Guru pada tahap ini merumuskan materi pembelajaran yang akan dibuat

dan diterapkan di media webquest.Materi yang digunakan harus disesuaikan

dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Ekonomi

yang sudah ada yaitu “Menganalisis instrument kebijakan moneter”

Langkah Kedua:

Mendesain Webquest.

Pada tahap ini guru menyiapkan komponen-komponen yang akan

digunakandalam pembelajaran. Komponen tersebut dapat berupa penyiapan

beberapa frame pada media webquest. Komponen-komponen webquestdapat

dilihat sebagai berikut.

a. Introduction

Pendahuluan yang menyediakan beberapa informasi latar belakang dan

dapat menangkap minat siswa

Page 243: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 229

Sumber: Penelitian lestari tahun 2018

Gambar 1.Halaman depan webquest

Sumber : Penelitian lestari tahun 2018

Gambar 2. Bagian-bagian dari webquest

Page 244: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 230

Sumber : Penelitian lestari tahun 2018

Gambar 3.Pendahuluan dalam website

b. Task

Pada bagian ini berupa tugas yang diberikan ke webquest dan materi

yang berguna untuk mempelajari materi dan menguji pemahaman siswa

dalam memahami materi.

Sumber : Penelitian lestari tahun 2018

Gambar 4. Bagian dalam webquest yangberisi tugas

c. Proses (Process)

Pada tahap ini terdapat pembimbingankepada siswa dalam

menyelesaikan tugas. Selain itu, dalam bagian ini juga terdapat beberapa

sumber referensi.

Page 245: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 231

Sumber : Penelitian lestari tahun 2018

Gambar 5. Bagian webquest berupa langkah-langkah mengerjakan tugas

Sumber : Penelitian lestari tahun 2018

Gambar 6. Bagian webquest berupa referensi

d. Evaluation

Berisi rubrik penilaian yang dapat dijadikan panduan kepada siswa untuk

dapat menilaipengetahuan apakah sudah tercapai atau belum tercapai.

Page 246: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 232

Sumber : Penelitian lestari tahun 2018

Gambar 7. Bagian evaluasi siswa

e. Conclusion

Berisi kesimpulan materi yang telah dipelajaari, yang berguna untuk

memberikan informasi pengetahuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Sumber : Penelitian lestari tahun 2018

Gambar 8. Kesimpulan materi

Langkah Ketiga:

Setelah semua ditentukan maka langkah selanjutnya membuat webquest pada

situs www.zunal.com.

Page 247: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 233

Tautan Video Penerapan Media Pembelajaran Webquest

Telusurilah tautan berikut ini untuk lebih memahami materi pembelajaran!

C. Topik Diskusi Elearning

D. Latihan/ Tugas

1. Uraikanlah media pembelajaran webquestdalam matapelajaran Ekonomi, IPS,

Akuntansi dan Kewirausahaan?

.

http://zunal.com./

PETUNJUK :

4. Diskusikan topik di bawah ini.

5. Gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

6. Tidak diperbolehkan membicarakan hal lain di luar topik diskusi.

PERTANYAAN :

Seorang guru dalam mendesain modul pembelajaran berbasis guided

inquiry perlu adanya sangat memperhatikan karakteristik siswa dan tujuan yang

ingin dicapai. Salah satu tujuan yang akan dicapai berupa meningkatkan rasa

ingin tahu siswa. Bagaimana cara Anda dalam upaya mencapai tujuan tersebut

dalam pembuatan modul pembelajaran berbasis guided inquiry?

Ekonomi

KEYWORD :

pengembangan;media;pembelajaran;webquest;hasil;belajar;desain;pembelajara

n;keaktifan;siswa;

Page 248: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 234

E. Referensi

Dodge, Bornie. 1997. Some Thoughts About WebQuests. (Online).

(http://webquest.sdsu.edu/about_webquests.html, diakses pada tanggal 12

November 2019)

Lestari, A. (2018). Efektivitas Media Webquest Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Ekonomi Siswa Sma. Jurnal Mandiri, 2(2), 283 - 297.

https://doi.org/10.33753/mandiri.v2i2.44

Muhson, A. (2010). Pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi

informasi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 8(2).

Kewirausahaan

Akuntansi

IPS

Page 249: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 235

Primasari, R., Zulfiani, Z., & Herlanti, Y. (2014). Penggunaan media pembelajaran di

madrasah aliah negeri se-Jakarta Selatan. EDUSAINS, 6(1), 67-72.

Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta

Sudjana N dan Rivai A.2011. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Rachmawati, U., & Madya, S. (2014). Pengembangan Webquest Sebagai Media

Instruksional Membaca Siswa SMA Negeri 1muntilan. Jurnal Kependidikan:

Penelitian Inovasi Pembelajaran, 44(1).

Woods, M. L., Shimon, J. M., Karp, G. G., & Jensen, K. (2004). Using webquests to

create online learning opportunities in physical education. Journal of

Physical Education, Recreation & Dance, 75(8), 41-46.

Page 250: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 236

PERTEMUAN 18

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GAMIFICATION

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu mengaplikasikan Konsep Model

Pembelajaran Kooperatif Gamification

B. Uraian Materi

Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Gamification dalam proses pembelajaran.

1. Pengertian Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Gamification

Kata game (permainan) bukanlah hal yang asing lagi didengar oleh siswa

maupun masyarakat umum. Nama gamification atau gamifikasi pun merupakan

arti dari kata game yang berarti permainan. Model pembelajaran gamification ini

merupakan sebuat teknik yang di desain dalam bentuk sebuah permainan.

Model pembelajaran ini dapat diterapkan dengan memanfaatkan mekanika

berbasis permainan, seni, dan cara berpikir siswa berdasarkan permainan dan

cara siswa dalam mempromosikan materi pelajaran yang sedang dipelajarainya.

(Kapp, 2012). Gamifikasi ini berlaku pada aplikasi non-game yang mendorong

siswa untuk mengetahui bagaimana penggunaan dari aplikasi tersebut.

Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Gamification

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran

Kooperatif Gamification

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Gamification Dalam Pembelajaran

Sintak Model Pembelajaran Kooperatif

Gamification

Page 251: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 237

Model pembelajaran gamifikasi ini bekerja melalui sebuah teknologi yang

canggih dan membuat teknologi dari yang digunakan menjadi lebih menarik.

Sehingga dengan ketertarikan tersebut maka siswa sebagai pengguna game

akan dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Gamifikasi ini juga dapat

membantu siswa untuk memecahkan masalah, membuat siswa yang yang

memiliki kecenderungan dalam bermain game dapat memanfaatkan aplikasi

game sebagai media pembelajaran.

Secara sederhana gamification dapat didefinisikan sebagai subuah proses

yang terintegrasi dalam sebuah permainan sehingga dapat memotivasi peserta

didik untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Model ini dapat berupa situs web,

media sosial, kegiatan operasional sehari-hari, dan lain sebagainya.

Dalam menerapkan model pembelajaran gamification ini terdapat beberapa

unsur penting yang harus diperhatikan. Unsur-unsur tersebut terdiri dari aturan-

aturan yang harus ditaati, tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, umpan

balik yang diberikan serta penghargaan diterima, pemecahan masalah,

menceritakan kronologi yang telah terjadi, adanya pemain, lingkungan yang

menunjang, dan tantangan serta rasa ingin tahu. Penerapan model gamifikasi ini

dapat memotivasi semangat belajar, melibatkan guru dan para siswa, dan

berpotensi untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Annie Lee, 2015).

Model gamification ini tidak hanya dapat digunakan dalam dunia

pendidikan, namun juga dapat digunakan dalam dalam dunia kerja maupun

dunia industri. Berikut contoh gamification diluar praktik pembelajaran.

a. Samsung Nation merupakan perusahaan yang memberikan reward kepada

para pengguna melalui lencana saat penggunanya berhasil mencapai tingkat

kemajuan yang lebih tinggi. Samsung yang merupakan perusahaan besar

menerapkan gamification dalam bisnis usahanya. banyak masyarakat yang

menggunakan teknologi yang dihasilkan oleh samsung. Diantaranya ialah

smartphone, tablet, dan barang-barang elektronik lainnya. Gamification yang

diterapkan oleh Samsung ini dapat berfungsi sebagai cara untuk

meningkatkan kinerja karyawan dan meningkatkan daya beli pelanggan

terhadap produk samsung.

b. Perusahaan franchise seperti KFC ataupun McDonalds biasanya pada

perusahaan itu terdapat tulisan yang menunjukkan ‘Employee of the year’,

dari kata-kata itu menunjukkan adanya gamifikasi. Gamifikasi yang diterapkan

Page 252: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 238

bisa dalam bentuk yang lain seperti pemberian skoring, point, kecepatan

dalam mengerjakan pekerjaan/tugas dan lain sebagainya.

Model gamification yang diterapkan dalam dunia pendidikan pada proses

pembelajaran telah dipraktikkan dalam penelitian Anwar (2018) dengan judul

penelitian Efektifitas Gamification Berbasis Blended Learning Pada Mata Kuliah

Pendidikan Ekonomi. Hasil dari penelitian ini ialah 1) proses pembelajaran pada

matakuliah Pembaharuan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi dapat dilakukan

dengan konsep gamification dengan menggabungkan pembelajaran tatap muka

di kelas dengan pembelajaran online learning; 2) respon mahasiswa dalam

proses pembelajaran dengan konsep gamification sebagian besar tertarik karena

merupakan hal baru bagi mereka; 3) terdapat nurturant effect selama selama

konsep gamification diterapkan di kelas.

Model pembelajaran gamification ini dapat diterapkan dalam pembelajaran

kelas klasikal maupun pembelajaran kelas virtual. Dimana pembelajaran kelas

klasikal ialah pola pembelajaran dimana dalam waktu yang sama, kegiatan

dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas. Model pembelajaran ini

merupakan model yang paling awal digunakan di pendidikan pra sekolah,

dengan sarana pembelajaran yang pada umumnya sangat terbatas, serta kurang

memperhatikan minat indidvidu anak. Model/metode pembelajaran klasikal tidak

sepenuhnya berpusat kepada guru saja, akan tetapi peran siswa juga dituntut

secara aktif pada proses kegiatan belajar mengajar.

Sedangkan pembelajaran kelas virtual Kelas biasa dikenal dengan kelas

maya yaitu kelas yang mengadakan proses pembelajaran tanpa tatap muka

secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Kelas virtual ini berkaitan erat

dengan media sosial seperti internet. Dalam pembelajaran ini guru membuat

sebuah forum diskusi yang harus didiskusikan oleh peserta didik. Kelas Virtual

biasa disebut dengan online learning yaitu pembelajaran yang dilakukan dengan

bantuan perangkat elektronik seperti komputer, laptop maupun telepon

genggam. Pembelajaran virtual dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dapat

dilaksanakan tanpa tatap muka yang didukung dengan bantuan teknologi, seperti

komputer, laptop, telepon genggam, tipe recorder, maupun satelit.

Gamifikasi merupakan unsur mekanik dalam sebuah permainan yang

memberikan solusi secara praktik dan dapat meningkatkan ketertarikan dalam

kelompok. Secara singkat gamifikasi dapat didefinisikan sebagai suatu konsep

yang menggunakan mekanika berbasis permainan. Jadi gamifikasi adalah suatu

Page 253: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 239

cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran

dengan cara menerapkan mekanisme dan unsur-unsur yang terdapat pada

permainan sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih aktif dan dapat

menarik perhatian siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran sehinnga akan

menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan hasil akhir nya

ialah meningkatkan prestasi belajar siswa itu sendiri. Model Pembelajaran

Kooperatif Gamifikasi ini dapat dilakukan dengan cara membentuk sebuah

kelompok yang beranggotakan 5-6 orang, pembentukan anggota kelompok

harus secara heterogen. Kelompok-kelompok bersaing dan berkompetisi untuk

mencapai suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mencapai target

tersebut, setiap kelompok harus mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya

dengan melewati beberapa level yang telah disediakan sesuai aturan-aturan

yang ada. Poin yang terkumpul akan dicatat oleh guru di papan skor (papan

tulis), kelompok yang mendapatkan poin terbanyak akan diberikan reward oleh

guru.

Model pembelajaran gamification harus dirancang dan dipersiapkan

sebaik-baiknya, karena dengan rancangan yang baik makan akan menghasilkan

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan di awal pembelajaran. Selain itu

penerapan pembelajaran gamification juga harus disesuaikan dengan

karakteristik yang ada. Adapun karakteristik dari aktivitas gamifikasi ialah sebagai

berikut: 1) Gamification memiliki tujuan pembelajaran yang jelas dan memberikan

hasil belajar yang baik; 2) Mengidentifikasi kemampuan siswa sesuai aktivitas

pembelajaran yang dilakukan; 3) Memberikan tantangan kepada siswa serta

penghargaan kelompok yang berhasil mengerjakan tantangan dengan cepat dan

benar; 4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan

terlebih dahulu sebelum melakukan praktik; 5) Mempergunakan alat peraga yang

berbeda serta warna-warna yang menyenangkan; 6) Pengelolaan kelas yang

baik sehingga siswa menjadi lebih nyaman; 7) Intruksi yang disampaikan harus

jelas dan akurat; 8) memiliki aturan peramainan dan unsur-unsur yang dapat

dimengerti oleh siswa; 9) Memberikan umpan balik yang relevan dan hadiah

kepada peserta yang berhasil melaksanakan tantangan yang diberikan; 10)

Melibatkan siswa untuk berpartisipasi secara interaktif. Jadi dapat disimpulkan

bahwa karakteristik dari model pembelajaran gamification memilik aktivitas

pembelajaran yang terdiri dari tujuan pembelajaran, kemampuan/ tingkat

pengetahuan siswa, memberikan tantangan, kesempatan untuk mencoba,

Page 254: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 240

menggunakan alat dan warna yang menarik, memiliki aturan yang jelas serta

umpan balik dan penghargaan yang menarik bagi siswa.

2. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Gamification

Berikut ini adalah langkah-langkah penerapan dari model pembelajaran

kooperatif gamification dalam pembelajaran, langkah-langkah tersebut terdiri

dari:

a. Adanya tujuan pembelajaran yang hendak dicapai;

b. Tentukan gagasan dan ide-ide terbaik;

c. Mensetting skenario permainan yang jelas dan teratur;

d. mendesain kegiatan-kegiatan pembelajaran;

e. Membentuk kelompok yang terdiri dari 3-5 orang; dan

f. Penerapan dinamika permainan yang jelas (Jusuf:2016)

Secara lebih detail langkah-langkah untuk melakukan gamifikasi dalam

pembelajaran menurut Heni Jusuf (2016) adalah sebagai berikut:

a. Guru terlebih dahulu membagi-bagi materi pelajaran dalam sub-sub materi

dari umum ke khusus. Dalam setiap sub materi tersebut terdapat kuis dan

soal-soal latihan. Siswa yang berhasil melaksanakan kuis dengan baik maka

akan mendapatkan reward atau penghargaan berupa poin ataupun nilai

tambahan.

b. Guru memisahakan materi-materi ke dalam setiap tingkatan atau level yang

berbeda. Sehingga, setiap siswa akan mendapatkan pengetahuan baru

sesuai dengan jenjang/level yang akan ditempuh; siswa tidak bisa menempuh

jenjang/level selanjutnya jika level sebelumnya tidak dikerjakan dengan baik.

c. Guru mencatat setiap poin/skor yang dapat siswa berdasarkan jenjang yang

ditempuh siswa. Sehingga dengan begitu siswa menjadi fokus untuk dapat

menciptakan point-point yang lebih banyak dalam permainan tersebut;

d. Adanya umpan balik berupa reward kepada siswa yang dapat memenangkan

permainan dengan baik. Reward tersebut dapat berupa point atau nilai

tambahan, sertifikat dan penghargaan lainnya lalu di posting melalui media

sosial ataupun website internal sekolah/institusi.

e. Adanya durasi waktu untuk menyelesaikan tantangan pada setiap jenjang

atau level sehingga siswa harus menyelesaikan tantangan sesuai waktu yang

telah ditentukan. Siswa yang tidak bisa menyelesaikan tantangan dari waktu

Page 255: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 241

yang telah ditentukan tidak diperbolehkan mengikuti permainan pada

jenjang/level berikutnya.

f. Setiap kelompok harus saling berkolaborasi secara bersama-sama untuk

menyelesaiak tantangan yang diberikan;

g. Siswa diperkenalkan tentang konsep dan mampu memaknai topik

pembelajaran, dimana setiap siswa mampu menghasilkan karya-karya

terbaiknya;

h. Siswa diberikan kebebasan untuk memberikan penilaian dan mengomentari

hasil pekerjaan dari kelompok yang berbeda. Hal ini bertujuan agar siswa

mampu menghargai kritik dan komentar dari kelompok lain;

i. Adanya bonus-bonus atau hadiah ekstra ketika siswa mampu mengerjakan

tantangan baru yang lebih sulit;

j. Adanya rencana kedua dalam bentuk cadangan skenario, sehingga jika siswa

tidak mampu melewati tantangan maka siswa dapat mencari solusi nya;

k. Guru harus mampu mengenal apa saja faktor pendorong dan faktor

penghambat siswa dalam proses pembelajaran;

l. Adanya fasilitas belajar yang dapat menciptakan karakter siswa untuk

melakukan permainan selama proses pembelajaran

m. Harus ada leaderboard (papan klasemen) secara spesialisasi yang dapat

memotivasi siswa untuk berkompetisi dan berkolaborasi dalam bermain

selama pembelajaran.

Dari langkah-langkah model pembelajaran gamification di atas dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran gamifikasi merupakan pembelajaran dengan

teknik permainan yang berjenjang dengan tingkat kesulitan yang berbeda

disetiap jenjang, setiap kelompok ataupun siswa yang berhasil menjalankan

tantangan di setiap jenjang maka akan mendapatkan penghargaan dari guru baik

berupa penambahan poin, penambahan nilai maupun reward lainnya, guru

bertugas mencatat skor disetiap hasil jawaban siswa pada papan klasemen.

Sehingga dengan begitu siswa akan menjadi lebih bersemangat untuk

mengumpulkan point.

Page 256: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 242

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Gamification

a. Kelebihan Model Pembelajaran Gamification

Setiap permainan memiliki kelebihan tertentu. Begitu juga model

pembelajaran gamification. Adapun kelebihan dari model pembelajaran

gamifikasi ini ialah sebagai berikut:

1) Proses pembelajaran menjadi lebih asik dan menyenangkan;

2) Meningkatkan semangat belajar siswa;

3) Siswa menjadi lebih fokus dan mengerti terhadap materi yang telah

dipelajari;

4) Siswa mendapatkan kesempatan untuk berkompetisi, berkolaborasi dan

meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Gamification

Selain memiliki kelebihan, pembelajaran gemification ini juga memiliki

kekurangan. Jika di perhatikan dengan cermat model pembelajaran gamifikasi

ini juga ini juga dapat berdampak pada perkembangan dan pertumbuhan

sosial dan emosional anak. Adapaun rincian dari kekuranga model

pembelajaran gamifikasi ini ialah sebagai berikut:

1) Penghargaan dalam bentuk ekstrinsik.

Pemberian penghargaan secara ektrisnisik secara umum dapat

membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran. Namun, guru harus tetap

membantu siswa dalam memberikan penghargaan secara intrinsik. Sebab

penghargaan secara intrinsik akan jauh lebih baik dan lebih bermakna

untuk siswa jika dibandingkan penghargaan dalam bentuk ekstrinsik.

Sehingga melalui penghargaan intrisnsik siswa akan lebih termotivasi untuk

menghasilkan sesuatu yang lebih baik lagi.

2) Aturan-aturan permainan.

Dalam melaksanaka pembelajaran gamifikasi siswa tidak

diperbolehkan menggunakan identitas diri sendiri, melainkan siswa harus

menggunakan identitas lain baik berupa nama buah, nama negara,

ataupun nama benda sehingga jika ada teman atau pun siswa itu sendiri

menyebutkan nama aslinya maka akan mengurangi point dari siswa

tersebut. Dengan aturan tersebut maka siswa menjadi tidak leluarsa dalam

Page 257: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 243

melaksanakn permaian (model pembelajaran gamifikasi. Terkadang dalam

penerapan pembelajaran gamifikasi terdapat aturan-aturan yang sama

seperti pelaksanaan pembelajaran pada umumnya, sehingga siswa tidak

mengalami adanya perbedaan dari proses pembelajaran gamifikasi ini.

3) Secara psikologis dapat merusak siswa.

Dengan adanya reward yang terus menerus diberikan kepada siswa

maka motivasi siswa dalam belajar bukan lagi mencari pengetahuan baru

atau meningkatkan prestasi belajar, namun siswa akan memandang

kegiatan belajar yang dilakukannya hanya sebagai batu loncatan untuk

memperoleh reward.

4) Sama hal nya dengan model-model pembelajaran lainnya, model

pembelajaran gamification akan berjalan dengan baik dan efektif, maka

dari itu dalam menerapkan model pembelajaran ini diperlukan media,

desain dan persiapan yang cukup baik

4. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Gamification Dalam

Pembelajaran

Model Pembelajaran Kooperatif Gamification dapat diterapkan diberbagai

materi pelajaran. Baik itu materi fakta, prinsip, konsep ataupun prosedur. Model

pembelajaran ini juga dapat diapilikasikan pada pelajaran dalam bentuk materi

ataupun praktik. Sebagai contoh penerapan model pembelajaran kooperatif

gamification di pendidikan ekonomi pada mata kuliah pembaharuan

pembelajaran:

Langkah Pertama:

Dosen/guru membuat perencanaan sebelum memulai pembelajaran,

seperti menyusun skenario pembelajaran baik secara tatap muka maupun

skenario pembelajaran secara online.

Langkah Kedua:

Dosen/guru merancang pembelajaran gamifikasi berdasarkan tugas-tugas

yang harus dikerjakan oleh siswa. Tingkat kerumitan pada setiap jenjang yang

akan ditempuh, kuis-kuis yang akan diberikan, reward, point minimal hingga point

terendah yang harus ditempuh siswa, serta peralatan ataupun media yang

dibutuhkan dalam pembelajaran gamifikasi

Page 258: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 244

Langkah Ketiga:

Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, (dalam satu

kelompok dapat beranggotakan menjadi 3-5 orang) pembentukan kelompok

dilakuakan secara heterogen dan dapat bervariasi.

Langkah Keempat:

Setiap kelompok diberi tugas yang harus diselesaikan dalam setiap level

permainan. Setiap level tersebut terdiri dari 4 mata pelajaran yang harus dikuasai

mahasiswa yaitu mata pelajaran Ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan.

Langkah Kelima

Pembagian tugas disetiap level.

Level 1: Mahasiswa harus mampu membuat perangkat pembelajaran berupa

prota, prosem, silabus dan RPP pada 4 mata pelajaran yaitu

ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan.

(Siswa yang tidak mampu menyelesaikan permainan di level 1 tidak

diperbolehkan untuk melanjutkan ke level 2, siswa yang bisa

mengerjakan tugas pada level pertama akan diberikan poin, dan

siswa yang lebih cepat mengerjakan tugas di level pertama dengan

baik akan mendapatkan reward)

Level 2: Setelah mampu menyelesaikan perangkat pembelajaran maka

selanjutnya siswa diberikan tugas untuk membuat 4 macam

model/metode dan strategi pembelajaran dari 4 mata pelajaran tadi

yaitu ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan. Terlebih dahulu

siswa harus membuat sintak dari model/metode dan strategi

pembelajaran yant telah dipilih.

(Siswa yang tidak mampu menyelesaikan permainan di level 2 tidak

diperbolehkan untuk melanjutkan ke level 3, siswa yang bisa

mengerjakan tugas sintak dari model/metode dan strategi dari 4 mata

pelajaran akan diberikan poin, dan siswa yang lebih cepat

mengerjakan tugas di level kedua dengan baik akan mendapatkan

reward )

Level 3: Setelah mampu membuat sintak dari model/metode dan strategi

pembelajaran pembelajaran dari mata pelajaran ekonomi, IPS,

Akuntansi dan Kewirausahaan maka tugas selanjutnya yang harus

Page 259: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 245

dilakukan oleh siswa ialah mempraktikkan model pembelajaran

tersebut di depan kelas.

(Siswa yang tidak mampu menyelesaikan permainan di level 3 maka

dianggap gagal, siswa yang bisa mempraktikkan model/metode dan

strategi dari 4 mata pelajaran akan diberikan poin, sementara siswa

yang lebih cepat mengerjakan tugas di level ketiga dengan baik akan

mendapatkan reward )

Langkah Keenam

Dalam penerapan model pembelajaran ini siswa diberikan aturan-aturan

permaian. Aturan permainan tersebut dapat berupa setiap anggota kelompok

tidak diperbolehkan untuk tidak hadir. Jika ada salah satu dari anggota kelompok

yang tidak hadir maka point kelompok yang telah dikumpulkan sebelumnya akan

dikurangi.

Langkah Ketujuh

Diakhir pembelajaran dosen bersama mahasiswa dapat menghitung point

yang telah dikumpulkan secara keseluruhan. Nilai akhir mahasiswa didapatkan

dari akumulasi point tersebut.

Tautan Video Penerapan Model Pembelajaran

C. Topik Diskusi Elearning

KEYWORD :

Gamification; Belajar melalui permainan

TOPIK DISKUSI

Jika dalam mempraktikkan model pembelajaran gamification ada salah

satu siswa yang tidak dapat melakukan tantangan pada level sebelumnya,

maka tindakan apa yang akan saudara lakukan? Lalu cara saudara melakukan

penilaian pada pembelajaran gamifikasi baik peniliaan kelompok ataupun

penilaian individu?

https://www.youtube.com/watch?v=6b3UKi5zLL8

Page 260: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 246

D. Latihan/tugas

1. Uraikanlah penerapan model pembelaran koopratif tipe gamification dalam

matapelajaran Ekonomi, IPS, Akuntansi dan Kewirausahaan?

.

Ekonomi

IPS

JAWABAN :

Page 261: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 247

E. Referensi

Anwar, Saiful dkk. 2018. EFEKTIFITAS GAMIFICATION BERBASIS BLENDED

LEARNING PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN EKONOMI. Vol. 6 No. 1

Hal 5-14. p-ISSN 2303-324X, e-ISSN 2579-387X.

Jusuf, Heni (2016). Penggunaan Gamifikasi dalam Proses Pembelajaran. Jurnal

TICOM. Vol. 5 No. 1 September 2016.

K. M. Kapp and J. Coné. (2012, May 5). What Every Chief Learning Officer Needs to

Know about Games and Gamification for Learning. Retrieved from What

Every Chief Learning Officer Needs to Know about Games and

Gamification for Learning: http://karlkapp.com/articles/Moncada dan

Moncada, 2014.

Akuntansi

Kewirausahaan

Page 262: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 248

GLOSARIUM

Belajar : Suatu proses dimana bertambahnya pengetahuan,

keterampilan, sikap dan merubah pola pikir manusia dari yang

tidak tau menjadi tau dandari yang tidak mengerti menjadi

mengerti.

Berpikir kreatif : Proses berpikir untuk menghasilkan sesuatu sesuatu yang baru dan yang berbeda.

Berpikir kritis : Proses berpikir, mengevaluasi dan mengemukakan alasan

untuk menyimpulkan dan menyelesaikan masalah atau

mengambil keputusan.

Bertanya : Cara seseorang untuk mengetahui sesuatu yang belum

dimengerti.

Ceramah : Interaksi satu arah yang lakukan antara pemateri dan audience.

Explain : Aktivitas siswa untuk menjelaskan hasil pengamatan.

Evaluasi : Penaksiran atau penilaian terhadap apa yang telah dikerjakan.

Gamification : Gamifikasi

Gamifikasi : Belajar sambil bermain,Permainan berpikir melalui teknik game

dan teknologi

Guided inquiry : Aktivitas penyelidikan yang dilakukan siswa dengan bimbingan

guru

Interaksi : Suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau lebih objek

saling mempengaruhi dan memberikan timbal balik satu sama

lain.

Klasikal : Kegiatan yang dilakukandalam waktu yang sama, oleh seluruh

anak sama dalam satu kelas.

Kognitif : Aspek yang berkaitan dengan otak dan kemampuan berpikir

Kolaborasi : Bentuk kerjasama yang dilakukan baik secara individu ataupun

kelompok yang dapat memberikan manfaat satu sama lain.

Kompetensi

Dasar

: Sejumlah kemampuan tertentu yang harus dikuasai peserta didik sebagai dasar merumuskan indikator

LOTS (low order

thinking skill)

: Kemampuan berpikir tingkat rendah berupa mengingat, memahami dan menerpakan

Mengajar : Perbuatan yang kompleks yang merupakan pengintegrasian

secara utuh dari berbagai komponen kemampuan.

Page 263: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 249

Metagkognitif : Kemampuan mengontrol ranah kognitif

Metode Drill : Metode latihan berulang-ulang

Metode

pembelajaran

: Cara yang dilakukan guru dalam menyajikan sutu konten

pelajaran. agar lebih menarik dan efektif.

Model

pembelajaran

: Kerangka pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman

dalam melakukan kegiatan.

Numbered Head

Together

: Kepala Bernomor

observe : Aktivitas siswa yang dilakukan melalui kegiatan pengamatan

lapangan.

Pembelajaran : Suatu proses dimana lingkungan seseorang dikelola dengan

pengetahuan, sikap dan keterampilan khusus terhadap situasi

tertentu.

Pendekatan

pembelajaran

: Sudut padang seseorang dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

Predict : Aktivitas siswa untuk memprediksi melalui pertanyaan yang

diajukan

Problem Based

Learning

: Pembelajaran Berbasis Masalah

Role Playing : Bermain Peran

Social Science : Ilmu-ilmu sosial seperti ilmu ekonomi, sejarah, sosiologi dan antroplogi

Social Studies : Mata Pelajaran dasar yang terdapat dalam kurikulum, TK, Dasar dan Menengah seperti IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)

Taksonomi : Pengelompokkan berdasarkan tingkatan atau hirarki Virtual : Kegiatan yang dilaksanakan tanpa tatap muka yang didukung

dengan bantuan teknologi, seperti komputer, laptop, telepon

genggam, tipe recorder, maupun satelit

webquest : Media pembelajaran digital yang memanfaatkan situs web.

Page 264: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 250

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Candra (2018) Penerapan Model NHT Berbantu Powerpoint dalam

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Perencanaan Pengajaran Pada

Mahasiswa Kelas 02PIEM001 Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang.

EDUKA. Jurnal Hukum dan Bisnis, Vo. 4 No. 2 Desember 2018. ISSN:2505-

5406.

Abidin, Yunus. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.

Bandung: PT Refika aditama

Andi Prastowo. (2015). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Yogyakarta:Diva Press

Anggara, D. S., Abdillah, C., & Gunawan, H. I. (2019). Developing Predict-Observe-

Explain worksheets on elementary school mathematics subject. In Empowering

Science and Mathematics for Global Competitiveness: Proceedings of the

Science and Mathematics International Conference (SMIC 2018), November 2-

4, 2018, Jakarta, Indonesia (p. 452). CRC Press.

Anwar, S. (2017). The Use Of Carousel Feedback In Order To Improve Student

Personal Relationships Taking Part A Village Vocational Programme

Concerned With Starfruit Farming In Depok (A District Of West Java). EDUKA:

JURNAL PENDIDIKAN, HUKUM DAN BISNIS, 2(2).

. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing Terhadap

Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Kelas X Program Keahlian Akuntansi di

SMK Letris Indonesia 2 Tahun Ajaran 2016/2017. PEKOBIS Jurnal Pendidikan,

Ekonomi dan Bisnis. ISSN: 2503-5142. Vol.1, No V Mei 2018.

Anwar, Saiful dkk. 2018. Efektifitas Gamification Berbasis Blended Learning Pada Mata

Kuliah Pendidikan Ekonomi. Vol. 6 No. 1 Hal 5-14. p-ISSN 2303-324X, e-ISSN

2579-387X.

Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media

. (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrma Widya

Djumingin, Sulastriningsih. (2011). Strategi dan Aplikasi Model Pembelajaran Inovatif

Bahasa dan Sastra. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Fahrudin, A. (2017). Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajarkan

Menggunakan Quantum Learning Teknik Mind Mapping dengan Cooperative

Learning Teknik Jigsaw Di SMP Negeri 18

Tangerang. KEBERLANJUTAN, 1(2), 51-58.

Page 265: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 251

Hamda, N. (2017, April). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Dengan Media Ilustrasi

Komik Untuk Mata Pelajaran Ekonomi Dalam Rangka Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Sma Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2016. In Prosiding

Seminar Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (Vol. 3, No. 1).

Hamdani. 2011. Strategi Belajar dan Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hidayati, S. (2011). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams

achiement divisions (STAD) untuk meningkatkan motivasi dfan hasil belajar IPS

siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batang-Batang Sumenep. Penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe student teams achiement divisions (STAD) untuk

meningkatkan motivasi dfan hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Batang-Batang Sumenep/Syafaatul Hidayati.

.(2013). Pengembangan Skenario Problem Based Learning (PBL) Dalam

Mata Pelajaran Ekonomi SMA. Ekuitas-Jurnal Pendidikan Ekonomi. Vol. 1 No. 1

Desember 2013

Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran

Abad21.Bogor: Ghalia Indonesia.

Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Ibrahim, M. (2000). Pembelajaran Kooperatif. University Press. Surabaya.

Irham, Muhamad dan Wiyani, Novan A. (2013). Psikologi Pendidikan: Teori dan

Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi Paikem dari Behavioristik Sampai

Konstruktivistik: Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis Contextual

Teaching and Learning (CTL). Jakarta: Prestasi Pustaka.

Jaya, F., Baedhowi, B., & Indriayu, M. (2017). Pengembangan Modul Pembelajaran

Ekonomi Berbasis Contextual Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Kelas X Ips Sma Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016.

Jusuf, Heni (2016). Penggunaan Gamifikasi dalam Proses Pembelajaran. Jurnal

TICOM. Vol. 5 No. 1 September 2016.

K. M. Kapp and J. Coné. (2012,). What Every Chief Learning Officer Needs to Know

about Games and Gamification for Learning. Retrieved from What Every Chief

Learning Officer Needs to Know about Games and Gamification for Learning:

http://karlkapp.com/articles/Moncada dan Moncada, 2014.

Kamdi, W dkk. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Universitas Negeri Malang.

Malang

Kuncoro, I. W. (2016). Pengembangan Model Project Based Learning Berbantuan

Media Pembelajaran Flashcard Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata

Pelajaran Ekonomi Sma Di Kabupaten Boyolali (Doctoral dissertation,

Universitas Sebelas Maret).

Page 266: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 252

Maharsi, Indiria. (2010). Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta: Kata Buku.

Majid, Abdul. (2016). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhidin, A., Faruq, U. A., & Aden, A. (2018). Booklet RPS & Modul: Manual dan Prosedur Penyusunan dan Penerbitan Modul Kuliah Universitas Pamulang.

Mulyadi. (2011). Model Pembelajaran Role Playing. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurhadi, (2004). Pembelajaran Kontekstual dan penerapannya dalam KBK. Malang:

UM Press

Nurhasanah, E, Erda (20019) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Nht

Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Kelas 05piep003

Pada Mata Kuliah Ekonomi Moneter Pendidikan Ekonomi, Universitas

Pamulang. EDUKA. Jurnal Hukum dan Bisnis, Vo. 5 No. 1 Juli 2019.

ISSN:2505-5406.

Prastowo, Andi. (2013). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:

Diva Press.

Pribadi, Benny A. (2011). Model Assure untuk Mendesain Pmebelajaran Sukses.

Jakarta: Dian Rakyat.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran: mengembangkan profesionalisme guru.

Jakarta: Rajawali Pers.

Saifullah, A. (2018). Implementasi Model Project Based Learning untuk

Mengembangkan Soft Skills dan Kualitas Hasil Belajar Siswa. Jurnal

Pendidikan Kewarganegaraan, 5(2), 137-150.

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Santoso, Ras Budi Eko. (2011). Model Pembelajaran Role Playing, (Online),.html,

diakses 10 November 2016.

Slavin, E. Robert. (2008). Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung;

Nusa Media.

Smaldino, Sharon E. (2011). Instructional Technology and Media for Learning.

Jakarta:Kencana.

Soffiatun, S., & Anwar, S. (2017). Reading Composition (Circ) Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Mata Kuliah Sejarah Teori Ekonomi (Studi Pada Mahamahasiswa

S1 Pendidikan Ekonomi 01pieeb Fkip Universitas Pamulang). PEKOBIS, 1(1).

Sugiyanto, (2009), Model-model pembelajaran Inovatif, Surakarta: Panitia Sertifikasi

Guru Rayon 13 FKIP UNS

Sujarwo. (2011). Model - Model Pembelajaran: Suatu Strategi Mengajar. Yogyakarta:

Venus Gold Press.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progesif. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Page 267: Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1eprints.unpam.ac.id/8633/1/PIE05323_PEMBAHARUAN... · 2020. 5. 16. · Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Pembaruan Pembelajaran

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Pembaruan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 253

Tryana, A. (2008). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads

Together. Bandung: Sinar Baru

Uno, Hamzah B. (2007). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahap, Abdul Azis. (2008). Metode dan Model-Model Mengajar: Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.

Wahap, Abdul Azis. (2008). Metode dan Model-Model Mengajar: Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.

Widjajanti, E. (2008). Kualitas Lembar Kerja Siswa. Makalah Seminar Pelatihan

penyusunan LKS untuk Guru SMK/MAK pada Kegiatan Pengabdian Kepada

Masyarakat Jurusan Pendidikan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

Woro, K. (2017). Pengembangan Modul Pembelajaran Ekonomi Berbasis Guided

Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA

Muhammadiyah 1 Karanganyar. Jurnal mandiri, 1(1), 84-97.

Https://doi.org/10.33753/mandiri.v1i1.11