Top Banner
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pepaya (Carica papaya L.) Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik di daeah tropis maupun sub tropis. di daerah-daerah basah dan kering atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan (sampai 1000 m dpl). Buah pepaya merupakan buah meja bermutu dan bergizi yang tinggi Prihatman (2000) dalam Astuti (2009). Nama daerah: Pente (Aceh), Pertek (Gayo), Pastela (Batak), Embetik (Karo), Botik (Batak Toba), Bala (Nias), Sikailo (Mentawai), Kates (Palembang), Kalikih (Minangkabau), Gedang (Lampung), Gedang (Sunda), Kates (Jawa Tengah), Kates (Madura), Gedang (Bali), Kustela (Banjar), Bua medung (Dayak Busang), Buah dong (Dayak Kenya), Kates (Sasak), Kampaya (Bima), Kala jawa (Sumbawa), Padu (Flores), Papaya (Gurontalo), Papaya (Buol), Kaliki (Baree), Papaya (Manado), Unti jawa (Makasar), Kaliki riaure (Bugis), Papai (Buru), Papaya (Halmahera), Papae (Ambon), Palaki (Seram), Kapaya (Tidore), Tapaya (Ternate), Ihwarwerah (Sarmi), Siberiani (Windesi) Depkes (2000) dalam Astuti (2009). Pepaya berasal dari Amerika Tengah. Tanaman buah menahun ini tumbuh pada tanah lembab yang subur dan tidak tergenang air, dapat ditemukan di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl. Sesungguhnya tanaman pepaya merupakan semak yang berbentuk pohon, bergetah, tumbuh tegak, tinggi 2,5-10 meter, batangnya bulat berongga, tangkai di bagian atas kadang dapat bercabang. Pada kulit batang terdapat tanda bekas tangkai daun yang telah lepas Dalimartha dan Hembing (1994) dalam Soranta (2009). Daun berkumpul di ujung batang dan ujung percabangan, tangkainya bulat silindris, berongga, panjang 25-100 cm. Helaian daun bulat telur dengan diameter 25-75 cm, berbagi menjari, ujung runcing, pangkal berbentuk jantung, warna permukaan atas hijau tua, permukaan bawah warnanya hijau muda, tulang daun menonjol di permukaan bawah. Cuping- cuping daun berlekuk sampai berbagi tidak beraturan, tulang cuping daun
16

Unimed Undergraduate 22805 File 6_ Bab II

Nov 08, 2015

Download

Documents

biotek
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Pepaya (Carica papaya L.)

    Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik di daeah tropis maupun sub

    tropis. di daerah-daerah basah dan kering atau di daerah-daerah dataran dan

    pegunungan (sampai 1000 m dpl). Buah pepaya merupakan buah meja bermutu

    dan bergizi yang tinggi Prihatman (2000) dalam Astuti (2009). Nama daerah:

    Pente (Aceh), Pertek (Gayo), Pastela (Batak), Embetik (Karo), Botik (Batak

    Toba), Bala (Nias), Sikailo (Mentawai), Kates (Palembang), Kalikih

    (Minangkabau), Gedang (Lampung), Gedang (Sunda), Kates (Jawa Tengah),

    Kates (Madura), Gedang (Bali), Kustela (Banjar), Bua medung (Dayak Busang),

    Buah dong (Dayak Kenya), Kates (Sasak), Kampaya (Bima), Kala jawa

    (Sumbawa), Padu (Flores), Papaya (Gurontalo), Papaya (Buol), Kaliki (Baree),

    Papaya (Manado), Unti jawa (Makasar), Kaliki riaure (Bugis), Papai (Buru),

    Papaya (Halmahera), Papae (Ambon), Palaki (Seram), Kapaya (Tidore), Tapaya

    (Ternate), Ihwarwerah (Sarmi), Siberiani (Windesi) Depkes (2000) dalam Astuti

    (2009).

    Pepaya berasal dari Amerika Tengah. Tanaman buah menahun ini tumbuh

    pada tanah lembab yang subur dan tidak tergenang air, dapat ditemukan di dataran

    rendah sampai ketinggian 1000 m dpl. Sesungguhnya tanaman pepaya merupakan

    semak yang berbentuk pohon, bergetah, tumbuh tegak, tinggi 2,5-10 meter,

    batangnya bulat berongga, tangkai di bagian atas kadang dapat bercabang. Pada

    kulit batang terdapat tanda bekas tangkai daun yang telah lepas Dalimartha dan

    Hembing (1994) dalam Soranta (2009). Daun berkumpul di ujung batang dan

    ujung percabangan, tangkainya bulat silindris, berongga, panjang 25-100 cm.

    Helaian daun bulat telur dengan diameter 25-75 cm, berbagi menjari, ujung

    runcing, pangkal berbentuk jantung, warna permukaan atas hijau tua, permukaan

    bawah warnanya hijau muda, tulang daun menonjol di permukaan bawah. Cuping-

    cuping daun berlekuk sampai berbagi tidak beraturan, tulang cuping daun

  • 5

    menyirip. Bunga jantan berkumpul dalam tandan, mahkota berbentuk terompet,

    warnanya putih kekuningan. Buahnya buah buni yang bisa bermacam-macam

    bentuk, warna, ataupun rasa daging buahnya. Bijinya banyak dan berwarna hitam.

    Tanaman ini dapat berbuah sepanjang tahun dimulai pada umur 6-7 bulan dan

    mulai berkurang setelah berumur 4 tahun Dalimartha dan Hembing (1994) dalam

    Soranta (2009).

    2.1.1. Klasifikasi Buah pepaya (Carica papaya L.)

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Spermatophyta

    Kelas : Dicotyledoneae

    Bangsa : Cistales

    Suku : Caricacea

    Marga : Carica

    Jenis : Carica papaya L. (Hembing, 2008)

    2.1.2. Biji Pepaya

    Biji pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari buah pepaya

    daerah Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan Komplek

    Adam Malik Kota Madya Medan, Sumatera Utara. Secara umum tanaman pepaya

    memiliki ciri-ciri yang sama dengan tanaman pepaya yang hidup di daerah lain.

    Biji pepaya yang diambil dari buah pepaya didaerah ini memiliki bentuk buah

    agak panjang dan lonjong, ukurannya bervariasi, dari yang kecil, sedang sampai

    besar. Banyaknya biji tergantung dari besar kecilnya buah. Permukaan biji agak

    keriput dan dibungkus oleh kulit ari yang bersifat seperti agar atau transparan,

    kotiledon putih, rasa biji pedas atau tajam dengan aroma yang khas. Kandungan

    kimia yang terdapat dalam biji pepaya adalah: 25% atau lebih lemak campuran,

    26,2% lemak, 24,3% protein, 17% serat, 15,5% karbohidrat, 8,8% abu dan 8,2%

    air (Kalie, 2008).

  • 6

    Gambar 2.1. Buah pepaya (Anonim1, 2010)

    2.1.3. Kandungan biji pepaya

    2.1.3.1. Tanin

    Tanin merupakan zat organik yang sangat kompleks dan terdiri dari

    senyawa fenolik. Istilah tanin pertama sekali diaplikasikan pada tahun 1796 oleh

    Seguil dalam Fitri (2009). Tanin terdiri dari sekelompok zat zat kompleks yang

    terdapat secara meluas dalam dunia tumbuh tumbuhan, antara lain terdapat pada

    bagian kulit kayu, batang, daun dan buah buahan. Ada beberapa jenis tumbuh

    tumbuhan atau tanaman yang dapat menghasilkan tanin, antara lain : tanaman

    pinang, tanaman akasia, gabus, bakau, pinus, pepaya dan gambir Risnasari (2001)

    dalam Fitri (2009).

    Tanin merupakan salah satu jenis senyawa yang termasuk ke dalam

    golongan polifenol. Senyawa tanin ini banyak dijumpai pada tumbuhan. Tanin

    dahulu digunakan untuk menyamakkan kulit hewan karena sifatnya yang dapat

    mengikat protein. Selain itu juga tanin dapat mengikat alkaloid dan glatin.Tanin

    secara umum didefinisikan sebagai senyawa polifenol yang memiliki berat

    molekul cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk kompleks dengan

    protein. Selain itu tanin juga dapat mengendapkan protein, alkaloid, dan glatin.

    Tanin juga dapat membentuk logam secara stabil, sehingga jika manusia

    kebanyakan mengkonsumsi makan yang memiliki tanin maka Fe pada darah akan

    berkurang sehingga menyebabkan anemia (Anonim2, 2010).

  • 7

    2.1.3.2. Flavonoid

    Flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder, kemungkinan

    keberadaannya dalam daun dipengaruhi oleh adanya proses fotosintesis sehingga

    daun muda belum terlalu banyak mengandung flavonoid (Sjahid, 2008).

    Flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang baik, menghambat banyak reaksi

    oksidasi, baik secara enzim maupun non enzim. Flavonoid bertindak sebagai

    penampung yang baik radikal hidroksi dan superoksida dengan demikian

    melindungi lipid membran terhadap reaksi yang merusak. Aktivitas

    antioksidannya dapat menjelaskan mengapa flavonoid tertentu merupakan

    komponen aktif tumbuhan yang digunakan secara tradisional untuk mengobati

    gangguan fungsi hati flavonoid merupakan golongan terbesar senyawa fenol alam

    Harbone (1987) dalam Sjahid (2008). Flavonoid merupakan senyawa polar karena

    mempunyai sejumlah gugus hidroksil yang tak tersulih atau suatu gula, sehingga

    akan larut dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol, aseton,

    dimetilsulfoksida, dimetilformamida, dan air. Adanya gula yang terikat pada

    flavonoid cenderung menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam air dan

    dengan demikian campuran pelarut dengan air merupakan pelarut yang lebih baik

    untuk glikosida dalam Harbone (1987) dalam Sjahid (2008).

    Flavonoid merupakan antioksidan yang dapat menangkap radikal

    bebas. Flavonoid menghentikan tahap awal reaksi dengan membebaskan satu

    atom hydrogen dari gugus hidroksilnya yang kemudian berikatan dengan satu

    radikal bebas. Dengan ikatan ini maka akan menstabilkan radikal peroksi yang

    membuat aktivasi energi berkurang, dan selanjutnya akan menghambat atau

    menghalangi reaksi oksidasi dari kolesterol Low density Lipoprotein (LDL)

    (Mutiah dkk., 2011).

    2.1.3.3. Saponin

    Saponin merupakaan senyawa glikosida kompleks dengan berat molekul

    tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman, hewan laut tingkat rendah dan

    beberapa bakteri. Saponin larut dalam air tetapi tidak larut dalam eter. Saponin

    dapat mengganggu penyerapan mineral dan vitamin dalam tubuh. Saponin dapat

  • 8

    menekan konsentrasi Fe hati melalui penyerapan Fe yang tidak sempurna dengan

    membentuk kompleks Saponin-Fe. Saponin mampu menurunkan konsentrasi

    kolesterol serum darah dengan mengikat dan mencegah absorbsi kolesterol karena

    interaksi saponin dan kolesterol merupakan kompleks yang tidak larut. Absorbsi

    kolesterol yang rendah menurunkan konsentrasi kolesterol serum darah dan

    memaksa meningkatnya metabolisme kolesterol dalam hati. Saponin juga dapat

    menguras kolesterol darah dengan membatasi penyerapan kembali dan

    meningkatkan ekskresi. Namun perlu diperhatikan bahwa penurunan konsentrasi

    kolesterol serum darah hanya dapat terjadi jika terjadi hiperkolesterol (Aswin,

    2008).

    Berdasarkan struktur kimianya, saponin dikelompokkan menjadi tiga kelas

    utama yaitu kelas streroid, kelas steroid alkaloid, dan kelas triterpenoid. Sifat yang

    khas dari saponin antara lain berasa pahit, berbusa dalam air, beracun bagi

    binatang berdarah dingin, mempunyai aktivitas hemolisis (merusak sel darah

    merah), tidak beracun bagi binatang berdarah panas. Saponin yang terkandung

    dalam tanaman pepaya (Carica papaya L.) banyak ditemukan pada bagian

    bijinya. Saponin yang ada dalam biji pepaya, bermanfaat untuk menurunkan

    aktifitas kolesterol serum seperti aksi resin, yaitu dengan mengurangi sirkulasi

    enterohepatik asam empedu. Melalui penghambatan reaksi oksidasi kolesterol

    LDL ini maka dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Dengan kandungan-

    kandungan tersebut, biji pepaya mempunyai efek hipolipidemia dan anti oksidan

    dalam darah (Mutiah dkk., 2011).

    2.2. Kolesterol

    Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan dan berupa seperti lilin

    (wax) yang diproduksi oleh tubuh kita, terutama di dalam hati (Heslet, 2007).

    Kolesterol merupakan suatu kombinasi dari asam lemak dan alkohol yang

    ditemukan didalam semua jaringan tubuh, khususnya dalam hepar, darah dan

    otak. Kolesterol adalah salah satu sterol yang penting dan terdapat banyak di

    alam. Dari semua proses kolesterol dapat dilihat bahwa gugus hidroksil yang

  • 9

    terdapat pada atom C nomor 3 mempunyai posisi , oleh karena dihubungkan

    dengan garis penuh. Struktur kolesterol dapat dilihat pada gambar 2.2.

    Gambar 2.2. Struktur Kolesterol (Marks, 2001).

    Kolesterol merupakan komponen esensial membran struktur semua sel

    dan merupakan utama sel otak dan sel saraf. Kolesterol di dalam tubuh terutama

    diperoleh dari hasil sintesis di dalam hati. Bahan bakunya diperoleh dari

    karbohidrat, protein dan lemak. Jumlah yang disintesis bergabung pada

    kebutuhan tubuh dalam jumlah yang diperoleh dari makanan. Kolesterol dalam

    konsentrasi tinggi terdapat dalam jaringan kelenjar dan di dalam hati. Kolesterol

    merupakan bahan antara pembentukan jumlah steroid penting, seperti asam

    empedu, asam kolat, hormon-hormon adrenal korteks, estrogen, androgen, dan

    progesteron (Heslet, 2007).

    Kolesterol terdapat dalam jaringan dan dalam lipoprotein plasma, yang

    bisa dalam bentuk kolesterol bebas atau gabungan dengan asam lemak rantai

    panjang sebagai ester kolesteril. Unsur ini disintesis dalam banyak jaringan dari

    Asetil-KoA dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh lewat empedu (Muray dan

    Graner, 2000). Kolesterol di dalam tubuh mempunyai fungsi ganda, yaitu disatu

    titik diperlukan dan disisi lain dapat membahayakan, tergantung berapa banyak di

    dalam tubuh dan di bagian mana kolesterol di hasilkan oleh hati dan merupakan

    beberapa komponen lemak yang terdapat di dalam darah manusia. Tubuh perlu

    membina sel-sel membran, sebagai lapisan perlindungan pada sel saraf, serta

    untuk menghasilkan vitamin D dan beberapa hormon (Muray dan Graner 2000).

  • 10

    Lebih dari separuh jumlah kolesterol dalam tubuh berasal dari sintesis sekitar

    (700 mg/hari), dan sisanya berasal dari makanan sehari-hari sementara usus

    sekitar 10% lainnya. Makanan yang banyak mengandung kolesterol yaitu antara

    lain, daging ayam, margarine, kuning telur, dan makanan gorengan-gorengan

    (Muray, 2000).

    Daging sebagai bahan makanan sangat jarang dihubungkan dengan kasus

    alergi makanan, karena daging merupakan sumber protein yang baik untuk tubuh.

    Daging kambing termasuk dalam kelompok sumber protein hewani. Kebutuhan

    konsumsinya termasuk dalam asupan protein sehari-hari, tidak dapat dihitung

    secara terpisah. Daging kambing mangandung suatu grup lemak yang dikenal

    dengan nama asam linoleik atau linoleat yang meningkatkan kadar koleserol,

    sehingga memperburuk kadar kolesterol bagi penderita kolesterol tinggi,

    sedangkan bagi penderita darah tinggi, daging kambing mengandung kadar

    mineral, natrium, dan kalium yang lebih tinggi dibandingkan dengan daging

    lainnya, dan dapat mengganggu kerja jantung. Menghindari makanan daging

    terutama daging kambing sebab daging kambing mengandung sumber protein,

    vitamin B komplek, dan juga mineral, seperti besi, fosfor, kalsium, dan kalium.

    Selain itu di balik kelezatan seratus gram daging kambing, ternyata menyimpan

    kandungan energi sebanyak 200 kalori dengan 22 gram protein, dan 10 gram

    lemak (Heslet, 2007).

    Kolesterol dapat larut dalam pelarut, misalnya eter, kloroform, benzena

    dan alkohol panas. Apabila terdapat dalam konsentrasi tinggi, kolesterol

    mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak

    berbau, dan mempunyai titik lebur 150-1510C. Endapan kolesterol apabila

    terdapat dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh

    darah karena dinding pembuluh darah menjadi makin tebal. Hal ini

    mengakibatkan juga berkurangnya elastisitas atau kelenturan pembuluh darah.

    Dengan penyempitan pembuluh darah dan berkurangnya kelenturan pembuluh

    darah, maka aliran darah terganggu dan untuk mengatasi gangguan ini jantung

    harus memompa darah lebih keras. Hal ini berarti jantung harus bekerja lebih

    keras dari pada biasanya (Deviana, 2010).

  • 11

    Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang disebut

    HDL (High Density lipoprotein) untuk dibawa kehati yang selanjutnya akan

    diuraikan lalu dibuang kedalam kantung empedu sebagai asam (cairan) empedu.

    LDL mengandung lebih banyak lemak daripada HDL sehingga ia akan

    mengembang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-

    B (apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagi lemak yang jahat karena dapat

    menyebabkan penempelan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan

    mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang membentuk HDL adalah

    Apo-A (apolipoprotein). HDL ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan

    mempunyai kepadatan tinggi atau lebih berat (Muray dkk., 2000).

    Kolesterol tidak sepenuhnya merupakan racun dalam tubuh, karena

    kolesterol merupakan unsur penting dalam tubuh yang diperlukan untuk mengatur

    proses kimiawi di dalam tubuh, tetapi kolesterol dalam jumlah tinggi bisa

    menyebabkan terjadinya aterosklerosis yang akhirnya akan berdampak pada

    penyakit jantung koroner. Terdapat korelasi yang jelas antara penyakit

    aterosklerosis arteria koroner dengan kadar kolesterol total dalam darah, yang

    terutama mencerminkan kandungan kolesterol pada LDL (Kolesterol LDL).

    Terdapat pula korelasi negatif yang lebih kuat antara penyakit aterosklerosis

    arteria koroner dengan kandungan kolesterol pada fraksi HDL. Orang yang kadar

    LDL-nya tinggi lebih mudah menderita penyakit jantung. Kolesterol darah yang

    tinggi merupakan kondisi yang sangat perlu diperhatikan, karena dapat

    mengakibatkan serangan aterosklerosis dan jantung koroner bahkan di Amerika

    dinyatakan sebagai pembunuh nomor satu. Kadar kolesterol tinggi, dapat

    diturunkan dengan pemberian obat penurun kadar koleterol yaitu probukol yang

    menghambat sintesis kolesterol secara langsung. Namun demikian, masih harus

    dibuktikan apakah dalam jangka panjang obat-obatan di atas dapat mengurangi

    angka kejadian penyakit kardiovaskuler (Deviana, 2010).

    2.2.1. Pengangkutan Kolesterol

    Menurut Muchtadi dkk., (1993), kolesterol diangkut oleh darah dalam

    bentuk terikat dalam lipoprotein plasma. Lipoprotein plasma meliputi:

  • 12

    1. Kilomikron

    Pada jenis lipoprotein ini kandungan lemaknya tinggi, densitas rendah

    komposisi trigliserida tinggi, dan membawa sedikit protein. Kilomikron dibentuk

    dari triasilgliserol, kolesterol, protein dan berbagai lipid yang berasal dari

    makanan yang masuk ke usus halus. Pada peredaran kilomikron, triasilgliserol

    dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase menghasilkan residu yang kaya

    kolesterol disebut sisa kilomikron dan dibawa ke hati.

    2. Very Low Desity Lipoprotein (VLDL)

    VLDL merupakan senyawa lipoprotein yang berat jenisnya sangat rendah.

    Jenis lipoprotein ini memiliki kandungan lipid tinggi. Kira-kira 20% kolesterol

    terbuat dari lemak endogenus di hati. Di dalam tubuh senyawa ini difungsikan

    sebagai pengangkut trigliserida dari hati ke seluruh jaringan tubuh. Sisa kolesterol

    yang tidak diekskresikan dalam empedu akan bersatu dengan VLDL sehingga 20

    menjadi LDL. Dengan bantuan enzim lipoprotein lipase, VLDL diubah menjadi

    IDL dan selanjutnya menjadi LDL.

    3. Low Density Lipoprotein (LDL)

    LDL merupakan senyawa lipoprotein yang berat jenisnya rendah.

    Lipoprotein ini membawa lemak dan mengandung kolesterol yang sangat tinggi,

    dibuat dari lemak endogenus di hati. LDL ini diperlukan tubuh untuk mengangkut

    kolesterol dari hati ke seluruh jaringan tubuh. LDL berinteraksi dengan reseptor

    pada membran sel membentuk kompleks LDL-reseptor. Kompleks LDL-reseptor

    masuk ke dalam sel melalui proses yang khas, yaitu dengan pengangkutan aktif

    atau dengan endositosis. LDL merupakan kolesterol jahat karena memiliki sifat

    aterogenik (mudah melekat pada dinding sebelah dalam pembuluh darah dan

    mengurangi pembentukan reseptor LDL). Hal ini akan menyebabkan terjadinya

    kenaikan kadar kolesterol-LDL. Kelebihan kolesterol dalam pembuluh darah akan

    dikembalikan oleh HDL ke hati dan mengeluarkannya bersama empedu (Heslet,

    2007).

    4. Intermediate density lipoprotein (IDL) merupakan lipoprotein berdensitas

    sedang.

    5. High density lipoprotein (HDL)

  • 13

    HDL merupakan senyawa lipoprotein yang berat jenisnya tinggi.

    Membawa lemak total rendah, protein tinggi, dan dibuat dari lemak endogenus di

    hati. Kandungan kolesterol HDL lebih rendah dari LDL dan fungsinya sebagai

    pembuangan kolesterol maka HDL ini sering disebut kolesterol baik, 21 HDL ini

    digunakan untuk mengangkut kolesterol berlebihan dari seluruh jaringan tubuh

    untuk dibawa ke hati. Dengan demikian, HDL merupakan lipoprotein pembersih

    kelebihan kolesterol dalam jaringan. Kalau kadar HDL dalam darah cukup tinggi,

    terjadinya proses pengendapan lemak pada dinding pembuluh darah pun dapat

    dicegah. Kolesterol yang diangkut ke hati terutama berupa kolesterol yang akan

    dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan empedu dan hormon. Kandungan

    HDL dikatakan rendah jika kurang dari 35 mg% pada pria dan kurang dari 42

    mg% pada wanita. HDL dalam plasma darah akan mengikat kolesterol bebas

    maupun ester kolesterol dan mengangkutnya kembali ke hati. Selanjutnya,

    kolesterol yang terikat akan mengalami perombakan menjadi cadangan kolesterol

    untuk sintesis VLDL. Tingginya kadar HDL dalam darah akan mempercepat

    proses pengangkutan kolesterol ke hati, sehingga mengurangi kemungkinan

    terjadinya penimbunan kolesterol dalam pembuluh darah. Oksidasi kolesterol dan

    trigliserida menyebabkan pembentukan radikal bebas yang diketahui merusak sel-

    sel endotel (Kenastino, 2008).

    2.2.2. Akibat Kelebihan Kolesterol

    Kolesterol tidak sepenuhnya merupakan racun dalam tubuh, karena

    kolesterol merupakan unsur penting dalam tubuh yang diperlukan untuk mengatur

    proses kimiawi di dalam tubuh, tetapi kolesterol dalam jumlah tinggi bisa

    menyebabkan terjadinya aterosklerosis yang akhirnya akan berdampak pada

    penyakit jantung koroner. Terdapat korelasi yang jelas antara penyakit

    aterosklerosis arteria koroner dengan kadar kolesterol total dalam darah, yang

    terutama mencerminkan kandungan kolesterol pada LDL (Low Density

    Lipoprotein). Terdapat pula korelasi negatif yang lebih kuat antara penyakit

    aterosklerosis arteria koroner dengan kandungan kolesterol pada fraksi HDL.

    Orang yang kadar LDL-nya tinggi lebih mudah menderita penyakit jantung,

  • 14

    sedangkan yang kadar HDL-nya tinggi jarang menderita penyakit tersebut.

    Kolesterol darah yang tinggi merupakan kondisi yang sangat perlu diperhatikan,

    karena dapat mengakibatkan serangan aterosklerosis dan jantung koroner bahkan

    di Amerika dinyatakan sebagai pembunuh nomor satu (Stamler, 1992).

    Kolesterol yang berlebih dapat menimbulkan kerusakan di jaringan yang

    berkaitan dengan penyakit-penyakit tertentu seperti aterosklerosis, hipertensi, dan

    diabetes melitus. Apabila terdapat dalam konsentrasi tinggi, kolesterol

    mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak

    berbau dan mempunyai titik didih 150-1510C. Kerusakan ditimbulkan akibat

    adanya endapan kolesterol dalam pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan

    pembuluh darah karena dinding pembuluh darah menjadi tebal. Akibat

    penyempitan pembuluh darah maka elastisitas pembuluh darah berkurang

    sehingga aliran darah terganggu dan jantung harus memompa darah lebih kuat

    dari biasanya. Sejauh ini tindakan preventif yang paling penting terhadap

    perkembangan aterosklerosis adalah dengan mengonsumsi lemak tidak jenuh

    dengan kadar kolesterol yang rendah (Irianto, 2004).

    Kolesterol oksida mampu menyebabkan timbulnya luka pada lapisan

    endothelium dan mendorong terbentuknya plaque. Kolesterol oksida juga

    diketahui bersifat atherogenik, angiotoksik, mutagenik dan menghambat

    biosintesa kolesterol. Kerusakan atau luka pada sel-sel endotelium ini

    menstimulasi timbulnya plaque, penebalan dinding pembuluh darah dan

    penyempitan penampang pembuluh darah (Yuniastuti, 2008).

    2.2.3. Metabolisme Kolesterol

    Kolesterol terkemas dalam kilomikron di usus dan dalam lipoprotein

    berdensitas sangat rendah (VLDL) di hati. Kolesterol diangkat lewat darah dalam

    partikel-partikel lipoprotein yang juga dengan mengangkut triasigliserol.

    Kolesterol yang mengalir dalam darah bentuk lipoprotein, berfungsi sebagai

    komponen stabilisasi membran sel dan sebagai prekursor garam empedu serta

    hormon steroid prekursor kolesterol diubah menjadi ubikoinon dolikol, dan di

    kulit menjadi kolekalsiferol yaitu bentuk aktif Vitamin D. Kolesterol yang di

  • 15

    peroleh dari makanan atau disintesa menjadi jalur yang terdapat pada hampir

    semua sel tubuh terutama di sel hati dan usus (Marks, 2001).

    2.2.4. Hati

    Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh, yang terletak di bagian

    teratas dalam rongga abdomen di sebelah kanan di bawah diafragma. Fungsi dasar

    hati dapat dibagi menjadi 1) fungsi faskular untuk menyimpan dan menyaring

    darah 2) fungsi metabolisme yang berhubungan dengan sebagian besar sistem

    metabolisme tubuh dan 3) fungsi sekresi dan ekskresi yang berperan membentuk

    empedu yang mengalir melalui saluran pencernaan (Guyton, 1997). Salah satu

    dari berbagai fungsi hati adalah untuk mengeluarkan empedu. Empedu melakukan

    beberapa fungsi penting yang berperan dalam pencernaan dan absorpsi lemak.

    Lemak dapat dicerna bukan karena enzim tapi asam empedu yang berperan dalam

    proses emulsifikasi sehingga partikel-partikel lemak yang besar menjadi kecil,

    kemudian hasil emulsifikasi ini dapat dicerna dengan bantuan enzim lipase yang

    disekresikan dalam getah pankreas. Selanjutnya asam empedu membantu

    transport dan absorpsi produk akhir lemak yang dicerna menuju dan melalui

    membran mukosa intentinal. Adanya serat mengakibatkan asam empedu diikat

    dan tidak kembali lagi ke hati sehingga lemak dan kolesterol akan dibuang

    bersama feses. Kandungan kolestrol dalam darah berkisar 200-220 mg/dL,

    meningkatnya kadar kolestrol dalam darah dapat menyempitkan pembuluh darah

    di jantung, sehingga terjadi gangguan jantung koroner. Pengobatan yang sering

    dilakukan adalah melebarkan pembuluh darah seperti, memasang ring atau

    melakukan operasi (Almatsier, 2001).

    2.3. Metode CHOD-PAP

    Prinsip: kolesterol dan ester-esternya dibebaskan dari lipoorotein oleh

    detergen. Kolesterol esterase menghidrolisa ester-ester tersebut dan H2 O2

    dibentuk dari kolesterol dalam proses oksidasi enzimatik oleh kolesterol

    oksidasi. H2 O2 bereaksi dengan 4-aminoantipyrine dan phenol dengan

  • 16

    katalisator peroksidase membentuk quinonimine yang berwarna. Absorbance

    warna ini sebanding dengan kolesterol dalam sampel.

    Penentuan konsentrasi kolesterol (Metode CHOD-PAP; Trinder, 1969).

    Kedalam tabung reaksi dimasukkan 10 l sampel serum darah dan 1000 l

    reagen. Semua bahan dicampur dengan baik lalu diinkubasi pada suhu 37 0C

    selama 10 menit. Serapan larutan dibaca pada panjang gelombang 500 nm

    menggunakan Microlab 200. Sebagai blanko digunakan 1000 l reagen.

    Pengukuran suatu seri larutan standar kolesterol menggunakan 10 l larutan

    kolesterol (berbagai konsentrasi) dan 1000 reagen.

    Prosedur pengukuran kolesterol adalah sebagai berikut:

    Metode : Kolorimetrik, titik akhir, reaksi meningkat, CHOD-PAP

    Panjang gelombang : 500 nm, 546 nm Hg

    Suhu : 20-25 C 37 C

    Sampel : Serum, heparinized atau EDTA-plasma

    Linearitas : Sampai 800 mg / dl (Hitachi 911)

    Sensitivitas : Batas bawah deteksi adalah 3 mg / dl

    Standar ( harus dipesan secara terpisah)

    Konsentrasi : 200 mg / dl

    2.3.1. Komposisi reagen

    Tabel 2.1. Komposisi Reagen kit Kolesterol

    Komponen Konsentrasi Akhir

    Buffer baik, pH 6,7 50 mmol/L

    Phenol 5 mmol/L

    4- aminoantippyrine 0,3 mmol/L

    Cholesterol Esterase 200 U/L

    Cholesterol Oxidase 50 U/L

    Perokxidase 3 U/L

  • 17

    2.3.2. Prinsip pengujian

    Kolesterol Ester + H2O CHE> kolesterol + asam lemak

    Kolesterol + O2 CHE> Kolesterol -3-one + 4H2O

    2H2O2 + Phenol + 4 aminoantippyrine POD> Quinonimine 4 H2O

    *intensitas warrna pink / merah sebanding dengan konsentasi kolesterol dalam

    sampel kedalam kuvet dimasukkan

    Tabel 2.2. Prinsip pengujian

    Pipet ke tabung tes Blanko Std./Cal Sampel

    Reagent 1000 l 1000 l 1000 l

    Sampel, Std./Cal - 10 l 10 l

    Air destilasi 10 l

    Dicampur dengan baik kemudian diinkubasi selama 10 menit pada 370C

    atau selama 20 menit pada 20-25 0C. Mengukur absorban dan C.std./kal.

    (Wagner, 2006)

    2.4. Ciri-ciri Umum Mencit

    Mencit adalah hewan pengerat (Rodensia) yang cepat berkembang biak,

    mudah dipelihara dalam jumlah banyak, sifat anatomis dan fisiologisnya

    terkarakterisasi dengan baik. Mencit (Mus musculus) hidup dalam daerah yang

    cukup luas. Penyebarannya mulai dari iklim dingin, sedang maupun panas. Mencit

    paling banyak digunakan di laboratorium untuk berbagai penelitian (Mallole,M.,

    1989).

    Ukuran tubuh mencit demikian kecil, selain itu mencit mempunyai

    kecenderungan tidur dan istirahat di ujung kandang yang gelap. Sifat anatomis

    mencit antara lain : susunan gigi : seri 1/1, tidak ada taring, tidak ada premolar,

    gerahamnya 3/3. Terdapat 2 pasang mammae di bagian dada dan 2 pasang

    mammae di daerah inguinal. Data biologis mencit (Mus musculus) dapat dilihat

    pada Tabel 2.3.

  • 18

    Tabel 2.3. Data biologis mencit (Mus musculus L.)

    Kriteria Nilai

    Berat badan dewasa

    - jantan 20 40 g

    - betina 25 45 g

    Berat lahir 0,5 1,5 g

    Temperatur tubuh 36,6 38 oC

    Harapan hidup 1,5 3 tahun

    Konsumsi makanan 15g/100g/hari

    Konsumsi air minum 15ml/100g/hari

    Mulai dikawinkan

    - jantan 50 hari

    - betina 50 60 hari

    Siklus birahi 4 5 hari

    Lama hamil 19 21 hari

    Jumlah anak perkelahiran 10 12 ekor

    Umur sapih 21 28 hari

    Produksi anak 8/bulan

    Penggunaan oksigen 1,63 2,17/g/jam

    Detak jantung 325 780 / menit

    Volume darah 76 80 ml/kg BB

    Tekanan darah 113 147/81 106 mmHg

    Butir darah merah 7,0 12,5 x 10m mm

    3

    Hematokrit 39 49 %

    Hemaglobin 10,2 16,6 mg/dl

    Glukosa dalam darah 62 175 mg/dl

    Kolesterol serum 26,0 82,4 mg/100ml

    Sumber : Pramono dan Malole (1989).

    2.3.1. Klasifikasi Mencit (Mus musculus L.)

    Kingdom : Animalia

    Filum : Chordata

    Sub filum : Vertebrata

    Class : Mamalia

    Ordo : Rodentia

    Famili : Rusidae

    Genus : Mus

    Spesies : Mus musculus L.

  • 19

    2.4. Hipotesis

    2.4.1. Hipotesis Penelitian

    a. Hipotesis penelitian nihil (Ho) :

    1. Tepung biji pepaya tidak dapat menurunkan kolesterol darah

    mencit.

    b. Hipotesis alternatif (Ha) :

    1. Tepung biji pepaya dapat menurunkan kolesterol darah mencit.

    2.4.2. Hipotesis Statistik

    a) Hipotesis nihil (Ho)

    X A0 = X A1

    b) Hipotesis alternatif (Ha)

    X A0 X A1