-
7BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Senyawa ZnOKebanyakan metaloid dan non logam dapat membentuk
senyawa biner
dengan zinc, terkecuali gas mulia. Oksida ZnO merupakan bubuk
berwarna putihyang hampir tidak larut dalam larutan netral. Ia
bersifat amfoter dan dapat larutdalam larutan asam dan basa kuat.
Dalam larutan basa lemah yang mengandungion Zn2+, hidroksida dari
seng Zn(OH)2 terbentuk sebagai endapan putih. Dalamlarutan yang
lebih alkalin, hidroksida ini akan terlarut dalam bentuk
[Zn(OH)4]2-Senyawa nitrat Zn(NO3)2, klorat Zn(ClO3)2, sulfat ZnSO4,
fosfat Zn3(PO4)2,molibdat ZnMoO4, sianida Zn(CN)2, arsenit
Zn(AsO2)2, arsenat Zn(AsO4)2.8H2Odan kromat ZnCrO4 merupakan
beberapa contoh senyawa anorganik zinc. Salahsatu contoh senyawa
organik paling sederhana dari zinc adalah senyawa
asetatZn(COOCH3)2.
Tabel 2.1 Karakterisasi ZnOKarakterisasi
Rumus molekul ZnOMassa molar (berat molekul) 81,408 g /
molPenampilan Putih solidBau tanpa bauKepadatan 5,606 g / cm 3Titik
lebur (melting point) 1975 C (terurai)Titik didih (boiling point)
2360 CKelarutan dalam air 0,16 mg/100 mL (30 C)Band gap 3,3
eVIndeks bias (n D) 2.0041(Wikipedia, 2011)
-
8Suatu ion (molekul) kompleks terdiri dari suatu atom pusat
dengansejumlah ligan yang terikat pada atom pusat tersebut.
Banyaknya ligan yangterikat dengan atom pusat dinyatakan dengan
bilangan koordinasi. Denganmemberlakukan hukum aksi massa maka
dapat dinyatakan tetapan disosiasi atautetapan ketidakstabilan
kompleks (instabilitas). Semakin tinggi nilai
tetapanketidakstabilan larutan, Kinst semakin besar kemungkinan
hasil kali kelarutanendapan, maka endapan akan mulai terbentuk.
Pembentukn ZnO melibatkan beberapa tahap yaitu zinc asetat
dipisahkansebagai berikut :
Zn(CH3COO)2 Zn2+ + 2CH3COOH- .............. (1)Salah satu faktor
yang berpengaruh dalam proses pengendapan ZnO
adalah keasaman medium elektrolit. Pengaturan pH larutan
elektrolit dilakukandengan penambahan amonium hidroksida. Pada
proses ini, amonium hidroksidaterurai menjadi :
NH4OH NH4+ + OH- .............. (2)Dengan pencampuran dari kedua
bahan diatas, maka dapat terbentuk
endapan Zn(OH)2, kemudian Zn(OH)2 bereaksi dengan molekul air
untukmembentuk pertumbuhan unit Zn(OH)42- dan ion hidrogen (2H+)
sebagai berikut :
Zn(OH)2 + 2H2O Zn(OH)42- + 2H+ ............... (3)Zn(OH)42- ZnO
+ H2O + 2 OH- ................(4)
2.1.1 Sifat fisik ZnOa. Sifat mekanikZnO adalah material yang
relatif lunak dengan kekerasan perkiraan 4,5
pada skala Mohs. Konstanta elastisnya lebih kecil dari
semikonduktor III-V,seperti GaN. Kapasitas panas dan konduktivitas
panasnya tinggi, ekspansi termalrendah dan suhu lebur ZnO tinggi
yang bermanfaat untuk keramik.
Di antara semikonduktor tetrahedral, ZnO memiliki tensor
piezoelektriktertinggi atau setidaknya sebanding dengan GaN dan
AlN. Sifat ini membuat
-
9bahan ini merupakan teknologi penting bagi banyak aplikasi
piezoelektrik , yangmembutuhkan elektromekanis dengan kopling yang
besar.
b. Struktur kristalSeng oksida mengkristal dalam tiga bentuk :
wurtzite heksagonal,
zincblende kubik, dan jarang diamati kubik rocksalt. Struktur
wurtzite palingstabil dan dengan demikian yang paling umum pada
kondisi stabil. Bentukzincblende dapat distabilkan dengan ZnO yang
tumbuh pada substrat denganstruktur kisi kubik. Dalam kedua kasus,
seng dan oksida tetrahedral. Pada jenisrocksalt, struktur NaCl ini
hanya diamati pada tekanan relatif tinggi - ~ 10 Gpa.Kisi ZnO
heksagonal dan zincblende tidak memiliki simetri inversi (refleksi
darikristal relatif pada suatu titik tertentu tidak mengubahnya
menjadi dirinya sendiri).Kisi simetri lainnya mempunyai sifat
piezoelektrik menghasilkan blende yangheksagonal.
Struktur heksagonal memiliki grup jalur 6 mm (Hermann-Mauguin
notasi)atau C6v (Schoenflies notasi), dan kelompok ruang P63 mc
atau C6v. Konstanta kisia = 3,25 dan c = 5,2 ; rasio c / a ~ 1,60
dekat dengan nilai yang ideal untuk selheksagonal c / a = 1,633.
Kebanyakan pada golongan II-VI, dalam ZnO sebagianbesar adalah
ikatan ion, yang menjelaskan kuat piezoelektrik. Karena
bidangionicity ini, seng dan oksigen bermuatan listrik (positif dan
negatif). Oleh karenaitu, untuk menjaga netralitas listrik,
bidang-bidang kembali pada tingkat atomdalam bahan relatif besar,
tapi tidak dalam ZnO, permukaannya adalah atomdatar, stabil dan
menunjukkan tidak ada rekonstruksi. Anomali ZnO ini belumsepenuhnya
dijelaskan.
-
10
Struktur wurtzite Struktur Zinc blendeGambar 2.1 Struktur ZnO
(Behera, 2008)
2.1.2 Sifat kimia ZnOZnO terjadi sebagai bubuk putih umumnya
dikenal sebagai seng putih atau
sebagai zincite mineral. Mineral yang biasanya berisi sejumlah
unsur mangan danlainnya dan umumnya berwarna kuning hingga merah.
Kristal seng oksidaberubah dari putih ke kuning bila dipanaskan dan
di udara beralih ke putih padaproses pendinginan. Hal ini
disebabkan oleh kerugian yang sangat kecil darioksigen pada suhu
tinggi untuk membentuk non-stoikiometrik Zn1 + xO, di manapada
800C, x = 0,00007. Seng oksida adalah oksida amfoter yaitu hampir
tidaklarut dalam air dan alkohol, tetapi larut dalam (terdegradasi
oleh) kebanyakanasam, seperti asam klorida:ZnO + 2 HCl ZnCl2 +
H2O:Juga reaksinya terhadap basa dapat dilihat dari reaksi di bawah
ini:ZnO + 2NaOH + H2O Na2(Zn(OH)4)
ZnO bereaksi lambat dengan asam lemak dalam minyak
untukmenghasilkan karboksilat yang sesuai, seperti oleat atau
stearat. ZnO berbentukserbuk bila dicampur dengan larutan berair
dari seng klorida yang pekat dan inipaling baik sebagai hidroksi
zinc klorida. Ini dapat digunakan dalam kedokterangigi. ZnO juga
membentuk serbuk seperti jika direaksikan dengan asam fosfat,dan
ini membentuk dasar zinc fosfat digunakan dalam kedokteran
gigi.Komponen utama zinc fosfat yang dihasilkan oleh reaksi ini
adalah hopeite, Zn3(PO4) 2.4H2O.
-
11
ZnO terurai menjadi uap seng dan oksigen hanya pada sekitar
1975C,cukup mencerminkan stabilitas. Pemanasan dengan karbon
mengubah oksidamenjadi uap seng:ZnO + C Zn + CO
2.1.3 Sifat Optik ZnOZnO memiliki band gap relatif besar dari
~3,3 eV pada suhu kamar,
karena itu ZnO murni tidak berwarna dan transparan. Keuntungan
yang terkaitdengan band gap yang besar termasuk tegangan yang
tinggi, kemampuan untukmempertahankan medan listrik yang besar,
suara elektronik yang lebih rendah,dan suhu yang tinggi dan
tingginya daya operasi. Celah pita ZnO lebih lanjutdapat disetel
dari ~3-4 eV oleh paduan dengan magnesium oksida atau
oksidakadmium. Kebanyakan ZnO memiliki karakteristik tipe-n, bahkan
tanpa adanyapendopingan.
Pendopingan tipe-n mudah dicapai dengan menggantikan Zn
dengankelompok unsur golongan III yaitu Al, Ga, In atau
menggantikan oksigen dengankelompok unsur golongan VII yaitu klorin
atau yodium. Pendopingan ZnO yangmemiliki karakteristik tipe-p
sulit dilakukan. Masalah ini berasal dari dopan tipe-p dengan
kelarutan yang rendah dan itu adalah tidak hanya berlaku untuk
ZnO,tetapi juga untuk senyawa seperti GaN dan ZnSe.
Adanya ZnO tipe-p tidak membatasi aplikasi elektronik dan
aplikasioptoelektronik yang biasanya membutuhkan sambungan tipe-n
dan material jenisp. Dikenal dopan tipe-p yaitu termasuk kelompok
unsur Li, Na, K, kelompok-Vunsur N, P dan As; serta tembaga dan
perak. Mobilitas elektron ZnO sangatbervariasi terhadap suhu dan
memiliki maksimum ~ 2000 cm2/ (V S) pada~ 80Kelvin. Data mobilitas
lubang dengan nilai dalam kisaran 5 -30 cm2/ (VS).(Behera,
2008)
2.1.4 Aplikasi ZnOAplikasi bubuk seng oksida sangat banyak, dan
yang utama adalah
diringkas di bawah ini. Kebanyakan aplikasi mengeksploitasi
reaktivitas oksida
-
12
sebagai prekursor untuk senyawa seng lainnya. Untuk aplikasi
ilmu material, sengoksida memiliki indeks bias tinggi,
konduktivitas panas yang tinggi, dan materialperlindungan dari UV.
Karena itu, seng oksida dapat ditambahkan ke dalamberbagai bahan
dan produk, termasuk plastik, keramik, kaca, semen, karet,pelumas,
cat, salep, perekat, pigmen, makanan, baterai, dll.
1. Industri karetSekitar 50% dari penggunaan ZnO dalam industri
karet. Seng oksida
bersama dengan asam stearat mengaktifkan vulkanisasi, yang
dinyatakan tidakmungkin terjadi sama sekali. Seng oksida dan asam
stearat adalah bahan dalampembuatan karet. Campuran dua senyawa
memungkinkan karet lebih cepat danlebih terkendali. ZnO juga
merupakan bahan aditif untuk karet ban mobil.Vulkanisasi katalis
berasal dari seng oksida, dan itu sangatmeningkatkan konduktivitas
termal , yaitu sangat penting untuk mengurangi panasyang dihasilkan
oleh deformasi ketika ban berputar. Zat aditif ZnO jugamelindungi
karet dari jamur (lihat aplikasi medis) dan sinar UV.
2. KedokteranSeng oksida sebagai campuran dengan sekitar 0,5%
besi (III) oksida
(Fe 2 O 3) disebut kalamin digunakan dalam lotion kalamin. Ada
juga duamineral, zincite dan hemimorphite, disebut kalamin.
Partikel ZnO merupakan partikel oksida yang dapat menghilangkan
baudan antibakteri dan juga dapat ditambahkan ke dalam berbagai
bahan termasukkain katun, karet, kemasan makanan, dll..
Seng oksida banyak digunakan untuk mengobati berbagai jenis
kondisikulit, seperti produk bedak bayi dan krim pelindung, krim
kalamin, shampo anti-ketombe , dan salep antiseptik. Zinc oksida
juga dapat digunakan oleh atletsebagai perban untuk mencegah
kerusakan jaringan lunak selama latihan.
Ketika digunakan sebagai bahan dalam tabir surya , seng oksida
hanyaberada di permukaan kulit dan tidak terserap ke dalam kulit,
dan melindungi darikedua sinar UVA (320-400 nm) dan UVB (280-320
nm) yang merupakan sinar
-
13
ultraviolet . Karena seng oksida (juga pada umumnya, titanium
dioksida ) tidakterserap ke dalam kulit, maka material ini tidak
menyebabkan iritasi.
3. Filter rokokZinc oksida merupakan konstituen dari filter
rokok untuk menghilangkan
komponen berbahaya dari asap tembakau. Sebuah filter yang
terdiri dari arangdengan seng oksida dan besi oksida untuk
menghilangkan HCN dan H2S dari asaptembakau tanpa mempengaruhi
rasanya.
4. PigmenSeng putih digunakan sebagai pigmen dalam cat. Hal ini
juga digunakan
dalam pelapis untuk kertas. Seng oksida juga merupakan bahan
utama dalampembuatan bahan mineral pada make-up.
5. LapisanCat yang mengandung bubuk seng oksida telah lama
digunakan sebagai
pelapis anti korosi untuk berbagai macam logam. Terutama lebih
efektif untukbesi galvanis. Namun terakhir-terakhir ini sulit
digunakan untuk melindungikarena reaktivitas dari coating organik
yang menyebabkan kerapuhan dankurangnya kemampuan adhesi. Namun cat
yang mengandung seng oksida dapatmempertahankan fleksibilitas pada
permukaan selama bertahun-tahun.
ZnO tipe-n yang didoping dengan Al, Ga. Dalam kondisi transparan
dankonduktif ( transparansi ~ 90%, terendah resistivitas 10 -4 ~
cm). ZnO denganbahan pelapis Al digunakan melindungi jendela dari
panas. Lapisan inimemungkinkan bagian terlihat dari spektrum yang
mencerminkan radiasiinframerah (IR) ke dalam ruangan (hemat energi)
dan tidak membiarkan radiasiIR ke ruang (perlindungan panas),
tergantung pada sisi mana jendela dilapisi.
Berbagai plastik, seperti polietilen naphthalate (PEN), dapat
dilindungidengan menerapkan lapisan seng oksida. Lapisan ini akan
mengurangi difusioksigen dengan PEN. Lapisan seng oksida juga dapat
digunakanpada polikarbonat (PC) dalam aplikasi luar ruangan.
Lapisan ini melindungi PCdari bentuk radiasi matahari dan
menurunkan laju oksidasi seperti pada foto yangmenguning dari PC.
(Wikipedia, 2011)
-
14
2.2 NanopartikelNanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam
menciptakan material,
struktur fungsional, maupun piranti alam skala nanometer.
Material berukurannanometer memiliki sejumlah sifat kimia dan
fisika yang lebih unggul darimaterial berukuran besar (bulk).
Disamping itu material dengan ukuran nanometermemiliki sifat yang
kaya karena menghasilkan sifat yang tidak dimiliki olehmaterial
ukuran besar. Sejumlah sifat tersebut dapat diubah-ubah dengan
melaluipengontrolan ukuran material, pengaturan komposisi kimiawi,
modifikasipermukaan, dan pengontrolan interaksi antar partikel.
Material nanopartikeladalah material-material buatan manusia yang
berskala nano yaitu lebih kecil dari100 nm, termasuk di dalamnya
adalah nanodot atau quantum dot, nanowire dancarbon nanotube.
(Abdullah, 2008).
Selain nanopartikel juga dikembangkan material nanostruktur,
yaitumaterial yang tersusun oleh beberapa material nanopartikel.
Untuk menghasilkanmaterial nanostruktur maka partikel-partikel
penyusunnya harus diproteksisehingga apabila partikel-partikel
tersebut digabung menjadi material yangberukuran besar maka sifat
individualnya dipertahankan. Sifat materialnanostruktur sangat
bergantung pada (a) ukuran maupun distribusi ukuran, (b)komponen
kimiawi unsur-unsur penyusun material tersebut, (c)
keberadaaninterface (grain boundary), dan (d) interaksi antar grain
penyusun materialnanostruktur.
Quantum dot adalah material berukuran kurang dari 100 nanometer
yangmengurung elektron secara 3-dimensi, baik arah x, y dan z. Hal
ini dimungkinkankarena diameter dari quantum dot tersebut sebanding
dengan panjang gelombangdari elektron. Bahkan, disebut bahwa
quantum dot ini merupakan atom buatan(artificial atom). Nanowire
adalah material berukuran nanometer yang dapatmengurung elektron
secara 2-dimensi dan bebas bergerak di dimensi yang ketiga,yaitu ke
depan atau ke belakang. (Astuti, 2007)
-
15
2.2.1 Nanopartikel ZnOSeng oksida adalah senyawa anorganik
dengan rumus kimia ZnO. Ini
biasanya muncul sebagai bubuk putih, hampir tidak larut dalam
air. Secara umumserbuk ini digunakan sebagai aditif dalam membuat
banyak produk termasukplastik, keramik, kaca, semen, karet
(misalnya, ban mobil), pelumas, cat, salep,lem, pigmen, makanan
(sumber nutrisi ), baterai, ferit, dll. ZnO terdapat dalamkerak
bumi sebagai mineral zincite. Namun, ZnO yang digunakan
secarakomersial adalah diproduksi secara sintetis.
Dalam ilmu material , ZnO adalah semikonduktor dengan lebar
celah pitadari II-VI semikonduktor kelompok (karena seng dan
oksigen terdapat masing-masing pada golongan 2 dan 6 dari tabel
periodik). Doping asli darisemikonduktor (karena kekosongan
oksigen) adalah tipe-n. Semikonduktor inimemiliki beberapa sifat
menguntungkan: transparansi yang baik, mobilitaselektron yang
tinggi , celah pita yang lebar , luminescence yang kuat pada
suhuruang, dll. ZnO sudah digunakan dalam berbagai aplikasi yaitu
untuk menyimpanenergi atau melindungi jendela dari panas, dan
aplikasi elektronik ZnO sebagaithin-film transistor dan dioda
pemancar cahaya yang telah ada mulai tahun 2009.
Gambar 2.2 Nanopartikel ZnO (Wikipedia, 2011)2.2.2 Metode
Pembuatan Nanopartikel
Sintesis nanopartikel dapat dilakukan dalam fasa padat, cair,
maupun gas.Proses sintesis pun dapat berlangsung secara fisika atau
kimia. Proses sintesissecara fisika tidak melibatkan reaksi kimia.
Yang terjadi hanya pemecahanmaterial besar menjadi material
berukuran nanometer, atau pengabunganmaterial berukuran sangat
kecil, seperti kluster, menjadi partikel berukuran
-
16
nanometer tanpa mengubah sifat bahan. Proses sintesis secara
kimia melibatkanreaksi kimia dari sejumlah material awal
(precursor) sehingga dihasilkanmaterial lain yang berukuran
nanometer. Contohnya adalah pembentukannanopartikel garam dengan
mereaksikan asam dan basa yang bersesuaian.
Secara umum, sintesis nanopartikel akan masuk dalam dua
kelompokbesar, yaitu:
a. Top-downMetode top-down (pengecilan ukuran) adalah memecah
partikel berukuran
besar menjadi partikel berukuran nanometer. Metoda yang
digunakan padaproses top-down antara lain:
- Pearl/Ball Milling- High-pressure homogenization-
Lithography/etchingb. Bottom-upMetode Bottom-up (penyusunan
atom-atom) adalah memulai dari atom-atom
atau molekul-molekul atau kluster-kluster yang diassembli
membentuk partikelberukuran nanometer yang dikehendaki. Metode
pembuatan partikel nano terdiriatas beberapa proses kimia dan
fisika, yang meliputi:
1. Proses wet chemical, yaitu proses presipitasi seperti: kimia
koloid,metoda hidrotermal, dan proses sol-gel. Proses ini intinya
mencampurion-ion dengan jumlah tertentu dengan mengontrol suhu dan
tekananuntuk membentuk insoluble material yang akan terbentuk
endapan.Endapan dikumpulkan dengan cara penyaringan atau spray
drying untukmendapatkan butiran kering.
2. Mechanical process, termasuk grinding, milling, dan teknik
mechanicalalloying. Intinya material ditumbuk secara mekanik untuk
membentukpartikel yang lebih halus.
3. Form-in-place process, seperti lithography, vacum deposition
process,dan spray coating. Proses ini spesifik untuk membuat
nanopartikelcoating.
-
17
4. Gas-phase synthesis, termasuk didalamnya adalah
mengontrolperkembangan carbon nanotube dengan proses catalytic
crackingterhadap gas yang penuh dengan karbon seperti methan.
(Rosmayati,2010)
Gambar 2.3Metode sintesis nanopartikel (Abdullah, 2008)
2.2.3 Pembuatan Nanopartikel ZnOa. Proses tidak langsung
(Prancis)Logam seng dilebur dalam wadah grafit dan menguap pada
suhu di atas 907C
(biasanya sekitar 1000 C). Uap seng seketika itu akan bereaksi
dengan oksigendi udara dan disertai dengan penurunan suhu. Partikel
seng oksida diangkut kedalam saluran pendingin dan dikumpulkan
dalam sebuah wadah. Metode tidaklangsung ini dipopulerkan oleh
LeClaire (Prancis) pada tahun 1844 dan karena ituumumnya dikenal
sebagai proses Prancis. Produk ini biasanya terdiri dari
partikelseng oksida diaglomerasi dengan ukuran rata-rata 0,1 sampai
beberapa
-
18
mikrometer. Sebagian besar seng oksida didunia diproduksi
melalui prosesPrancis.
b. Proses langsung (Amerika)Dalam proses langsung, bahan awal
adalah berbagai seng terkontaminasi,
seperti bijih seng. Hal ini dikurangi dengan cara pemanasan
dengan bahan aditifkarbon (misalnya antrasit) untuk menghasilkan
uap seng, yang kemudianteroksidasi seperti dalam proses tidak
langsung. Karena kemurnian lebih rendahdari sumber bahan tersebut,
maka produk akhir juga memiliki kualitas yang lebihrendah dalam
proses langsung.
c. Proses kimia basahProses kimia basah di mulai dengan cara
memurnikan larutan seng,
dimana seng karbonat atau seng hidroksida diendapkan.
Selanjutnya disaring,dicuci, dikeringkan dan dikalsinasi pada suhu
~ 800 C.
d. Sintesis laboratorium
Gambar 2.4 Kristal ZnO
Sebagian besar metode produksi ZnO adalah digunakan untuk studi
ilmiahdan aplikasi elektronik. Metode-metode ini dapat
diklasifikasikan oleh bentukZnO yang dihasilkan (film tipis,
nanowire ), suhu ("rendah", yang dekat dengansuhu kamar atau
"tinggi", yaitu T ~ 1000 C), jenis proses (deposisi uap
ataupertumbuhan dari larutan) dan parameter lainnya.
Seng oksida biasanya berupa bubuk putih yang dapat diproduksi
dilaboratorium dengan mengelektrolisis larutan natrium bikarbonat
dengan anodaseng. Seng hidroksida dan gas hidrogen yang dihasilkan
pada saat pemanasanterurai menjadi oksida seng. (Wikipedia,
2011).
-
19
Zn + 2 H2O Zn (OH)2 + H2Zn (OH)2 ZnO + H2O
2.3 Metode kopresipitasiMetode kopresipitasi merupakan salah
satu metode sintesis senyawa
anorganik yang didasarkan pada pengendapan lebih dari satu
substansi secarabersamasama ketika melewati titik jenuh.
Kopresipitasi merupakan metode yangmenjanjikan karena prosesnya
menggunakan suhu rendah dan mudah untukmengontrol ukuran partikel
sehingga waktu yang dibutuhkan relatif lebih singkat.Beberapa zat
yang paling umum digunakan sebagai zat pengendap dalamkopresipitasi
adalah hidroksida, karbonat, sulfat dan oksalat.
Pada kopresipitasi material-material dasar diendapkan bersama
secarastoikiometri dengan reaktan tertentu. Suatu partikel bulat
haruslah berdiameterlebih besar 10-6 m agar mengendap dalam larutan
sebagai endapan. Metode yangdilakukan adalah dengan tahap pelarutan
dengan aquades, pengeringan danpencucian. Koprepitasi termasuk
rekristalisasi dimana ada tujuh metode dalamrekristalisasi yaitu:
memilih pelarut, melarutkan zat terlarut, menghilangkanwarna
larutan, memindahkan zat padat, mengkristalkan larutan, mengumpul
danmencuci kristal, mengeringkan produknya (hasil).
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan analis untuk
meminimalkankopresipitasi bersama endapan kristal. Ion pengotor
akan hadir dalam konsentrasiyang lebih rendah selama pengendapan.
Bila zat cair didinginkan, gerakantranslasi molekul-molekul menjadi
lebih kecil dan gaya molekul lebih besar.Hingga setelah
pengkristalan molekul mempunyai kedudukan tertentu dalamkristal.
Panas yang terbentuk pada pengkristalan disebut panas
pengkristalan.Selama pengkristalan temperatur tetap, disini terjadi
kesetimbangan terperaturakan turun lagi pengkristalan selesai.
Peristiwa kebalikan dari pengkristalandisebut peleburan. (Khairiah,
2011)
-
20
2.4 Karakterisasi Nanopartikel ZnO2.4.1 PSA (Particle Size
Analyzer)
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengetahui ukuran
suatupartikel yaitu:
1. Metode ayakan (Sieve analyses)2. Laser Diffraction (LAS)3.
Metode sedimentasi4. Electronical Zone Sensing (EZS)5. Analisa
gambar (mikrografi)6. Metode kromatografi7. Ukuran aerosol
submikron dan perhitunganSieve analyses (analisis ayakan) dalam
dunia farmasi sering kali digunakan
dalam bidang mikromeritik. Yaitu ilmu yang mempelajari tentang
ilmu danteknologi partikel kecil. Metode yang paling umum digunakan
adalah analisagambar (mikrografi). Metode ini meliputi metode
mikroskopi dan metodeholografi. Alat yang sering digunakan biasanya
SEM, TEM dan AFM. Namunseiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan yang lebih mengarah ke erananoteknologi, para peneliti
mulai menggunakan Laser Diffraction (LAS). Metodeini dinilai lebih
akurat untuk bila dibandingkan dengan metode analisa gambarmaupun
metode ayakan (sieve analyses), terutama untuk sample-sampel
dalamorde nanometer maupun submikron. (Lusi, 2011)
Contoh alat yang menggunakan metode LAS adalah particle size
analyzer(PSA).Metode LAS bisa dibagi dalam dua metode:1. Metode
basah: metode ini menggunakan media pendispersi untuk
mendispersikan material uji.2. Metode kering: metode ini
memanfaatkan udara atau aliran udara untuk
melarutkan partikel dan membawanya ke sensing zone. Metode ini
baikdigunakan untuk ukuran yang kasar, dimana hubungan
antarpartikel lemahdan kemungkinan untuk beraglomerasi
kecil.Pengukuran partikel dengan menggunakan PSA biasanya
menggunakan
metode basah. Metode ini dinilai lebih akurat jika dibandingkan
dengan metode
-
21
kering ataupun pengukuran partikel dengan metode ayakan dan
analisa gambar.Terutama untuk sampel-sampel dalam orde nanometer
dan submicron yangbiasanya memliki kecenderungan aglomerasi yang
tinggi. Hal ini dikarenakanpartikel didispersikan ke dalam media
sehingga partikel tidak salingberaglomerasi (menggumpal). Dengan
demikian ukuran partikel yang terukuradalah ukuran dari single
particle. Selain itu hasil pengukuran dalam bentukdistribusi,
sehingga hasil pengukuran dapat diasumsikan sudah
menggambarkankeseluruhan kondisi sampel. Beberapa analisa yang
dilakukan, antara lain:1) Menganalisa ukuran partikel.2)
Menganalisa nilai zeta potensial dari suatu larutan sample3)
Mengukur tegangan permukaan dari partikel clay bagi industri
keramik dan
sejenisnya. Dimana hal ini akan berpengaruh pada struktur
lapisan clay.Struktur lapisan clay ini sangat berpengaruh pada
metode slip casting.
4) Mengetahui zeta potensial coagulant untuk proses coagulasi
partikelpengotor bagi industri WTP (Water Treatment Plant)
5) Mengetahui ukuran partikel tegangan permukaan dari densitas
pada emulsiyang digunakan pada produk-produk industri
beverage.Keunggulan penggunaan Particle Size Analyzer (PSA) untuk
mengetahui
ukuran partikel:1) Lebih akurat. Pengukuran partikel dengan
menggunakan PSA lebih akurat
jika dibandingkan dengan pengukuran partikel dengan alat lain
seperti XRDataupun SEM. Hal ini dikarenakan partikel didispersikan
ke dalam mediasehingga ukuran partikel yang terukur adalah ukuran
dari single particle.
2) Hasil pengukuran dalam bentuk distribusi, sehingga dapat
menggambarkankeseluruhan kondisi sample.
3) Rentang pengukuran dari 0,6 nanometer hingga 7 mikrometer.
(Rusli, 2011)
-
22
Gambar 2.5 Instrumentasi PSA
Hasil uji PSA
Gambar 2.6 Ukuran partikel ZnO dengan variasi pH
-
23
Ukuran kristal ZnO berkisar dari 18,37-25,36 nm. Ukuran kristal
terbesar (25,36nm) terjadi pada pH 9, dan ukuran terkecil (18,37
nm) terjadi pada pH 11. Ukuranpartikel lebih besar dibandingkan
dengan ukuran kristal. Ukuran partikel berkisarantara 36,65-49,98
nm, ~ 25 nm lebih besar dari ukuran kristal. Particle SizeAnalysis
mengungkapkan bahwa ukuran partikel terbesar (49,98 nm) terjadi
padapH 8, dan ukuran partikel terkecil (36,65 nm) terjadi pada pH
11. Ukuran kristaldan partikel yang berbanding terbalik dengan
nilai pH. Ukuran kristal dan partikelZnO dapat dilihat pada Tabel
di bawah.
Tabel 2.2 Perbandingan antara ukuran kristal dan partikel ZnOpH
Ukuran kristal (nm) Ukuran partikel (nm)8 24,96 49,989 25,36
48,3110 21,87 38,3211 18,37 36,65
(Alias, dkk., 2010)
2.4.2 XRD (X-Ray Diffraction)Difraksi sinar-X digunakan untuk
mengidentifikasi struktur kristal suatu
padatan dengan membandingkan nilai jarak d (bidang kristal) dan
intensitaspuncak difraksi dengan data standar. Sinar-X merupakan
radiasi elektromagnetikdengan panjang gelombang sekitar 100 pm yang
dihasilkan dari penembakkanlogam dengan elektron berenergi
tinggi.
-
24
C
CA d
BGambar 2.7 Difraksi sinar-X suatu kristal
Melalui analisis XRD diketahui dimensi kisi (d = jarak antar
bidang) dalamstruktur mineral. Sehingga dapat ditentukan apakah
suatu material mempunyaikerapatan yang tinggi atau tidak, dan
difraksi sinar-X suatu kristal seperti padagambar 2.7. Hal ini
dapat diketahui dari persamaan Bragg yaitu nilai sudutdifraksi yang
berbanding terbalik dengan nilai jarak d (jarak antar kisi)
dalamkristal. Sesuai dengan persamaan Bragg :
n. = 2dhkl . sin (Raghavan,V., 1989)dengan : d = jarak antar
bidang
= sudut pengukuran (sudut difraksi) = panjang gelombang
sinar-X
Difraksi sinar-X hanya akan terjadi pada sudut tertentu sehingga
suatu zatakan mempunyai pola difraksi tertentu. Pengukuran
kristalinitas relatif dapatdilakukan dengan membandingkan jumlah
tinggi puncak pada sudut-suduttertentu dengan jumlah tinggi puncak
pada sampel standar.
Di dalam kisi kristal, tempat kedudukan sederetan ion atau atom
disebutbidang kristal. Bidang kristal ini berfungsi sebagai cermin
untuk merefleksikansinar X yang datang. Posisi dan arah dari bidang
kristal ini disebut Indeks Miller.Setiap kristal memiliki bidang
kristal dengan posisi dan arah yang khas, sehinggajika disinari
dengan sinar-X pada analisis XRD akan memberikan difraktogramyang
khas pula.
-
25
Pada grafik XRD dapat kita tentukan parameter-parameter sebagai
berikut:1. Posisi puncak difraksi memberikan gambaran tentang
parameter kisi (a),
jarak antar bidang (dhkl), struktur kristal dan orientasi dari
sel satuan (dhkl)struktur kristal dan orientasi dari sel
satuan.
2. Intensitas relatif puncak difraksi memberikan gambaran
tentang posisi atomdalam sel satuan.
3. Bentuk puncak difraksi memberikan gambaran tentang ukuran
kristalit danketidaksempurnaan kisi. dhkl) dikelompokkan dalam
beberapa grup, denganintensitas relative paling tinggi pertama
disebut d1, kedua d2, ketiga d3 danseterusnya. (Aji, 2009)
Gambar 2.8 XRD (X-Ray Difraction)
-
26
Hasil Uji XRD
Gambar 2.9 Pola XRD ZnO berdasarkan variasi PH
Pada analisis XRD, terdapat struktur kristal yang berbentuk
heksagonalwurtzite dari endapan yang telah dikeringkan menjadi
bubuk putih halus ZnO.Puncak yang diamati dari pola intensitas yang
dikaitkan dengan struktur Kristalheksagonal tersebut yaitu dengan
konstanta sel: a=3,249 dan c=5,205. (Alias,dkk., 2010: 231-237)
-
27
Gambar 2.10 Pola XRD nanopartikel yang dihasilkan dengan
variabelkonsentrasi Zn(CH3COO)2.2H2O dan konsentrasi LiOH.H2O
0,23M
XRD digunakan untuk mengetahui kristalinitas nanokomposit ZnO
yangdihasilkan dengan menggunakan metode sol-gel, dimana derajat
kristalinitasnyacukup tinggi seperti yang ditunjukkan pada Gambar
2.10. Gambar tersebutmemiliki intensitas yang cukup tinggi dengan
bentuk puncak yang tajam. Jikadibandingkan dengan data JCPDS, maka
dapat disimpulkan bahwa partikel yangterbentuk adalah kristal ZnO
dengan morfologi heksagonal.
Konsentrasi Zn(CH3COO)2.2H2O 0,15 M menghasilkan peak yang
lebihpendek dibandingkan dengan konsentrasi 0,1 M.Ini menunjukkan
bahwa semakinbesar konsentrasi Zn(CH3COO)2.2H2O, semakin optimum
kristalinitas dari ZnOyang dihasilkan serta semakin kecil pula
ukuran partikelnya. (Winardi, dkk.,2011: 265-269)
-
28
2.4.3 Scanning Electron Microscopy (SEM)Scanning Electron
Microscopy (SEM) adalah salah satu jenis mikroskop
elektron yang menggunakan berkas elektron untuk menggambar
profil permukaanbenda. Prinsip kerja SEM adalah menembakkan
permukaan benda dengan berkaselektron berenergi tinggi. Permukaan
benda yang dikenai berkas akanmemantulkan kembali berkas tersebut
atau menghasilkan elektron sekunder kesegala arah. Tetapi ada satu
arah di mana berkas dipantulkan dengan intensitastertinggi.
Detektor di dalam SEM mendeteksi elektron yang dipantulkan
danmenentukan lokasi berkas yang dipantulkan dengan intensitas
tertinggi. Arahtersebut memberikan informasi profil permukaan benda
seperti seberapa landaidan ke mana arah kemiringan. Syarat agar SEM
dapat menghasilkan citra yangtajam permukaan benda harus bersifat
sebagai pemantul elektron atau dapatmelepaskan elektron sekunder
ketika ditembak dengan berkas elektron. Olehkarena itu, benda yang
akan di uji harus dilapisi dengan logam. Jika benda yangakan
diamati berasal dari logam tidak perlu dilapisi dengan logam
lagi(Mikrajuddin A. dan Khairurrijal, 2009).
Gambar 2.11 Instrumentasi SEM
-
29
Uji SEM
Gambar 2.12 Analisis FESEM dari ZnO dengan variasi pH : (a) pH
6, (b) pH 7,(c) pH 8, (d) pH 9, (e) pH 10 and (f) pH 11
Analisis FESEM menunjukkan bahwa partikel homogen dengan
strukturnano yang baik ketika pH meningkat menjadi kondisi basa (PH
9). NanopartikelZnO sebagian besar berbentuk bulat dan juga
terdapat aglomerasi yang rendah.Ukuran partikel ZnO yang didapat
adalah rata-rata sekitar 48.31 nm. (Alias, dkk.,2010: 231-237)
-
30
Gambar 2.13 Citra SEM permukaan lapisan ZnO yang dihasilkan pada
berbagaitemperatur pemanasan pada perbesaran 20.000X
Citra SEM dari film ZnO yang dihasilkan melalui temperature
yangberbeda-beda dapat dilihat pada Gambar 2.13. Permukaan yang
lebih homogenakan terbentuk untuk film yang dihasilkan pada
pemanasan 550C. Temperaturyang rendah menyebabkan penggumpalan di
permukaan. Temperatur pemanasanyang rendah menyebabkan kekasaran
lapisan menjadi meningkat. Hal inikemungkinan terjadi karena ada
degradasi struktur pada temperatur rendah.(Mulyanti, dkk., 2010:
298-306)
2.4.4 X-Ray FluorescenceJenis XRF yang pertama adalah WDXRF
(Wavelength-dispersive X-ray
Fluorescence) dimana dispersi sinar-X didapat dari difraksi
dengan menggunakananalyzer yang berupa kristal yang berperan
sebagai grid. Kisi kristal yang spesifikmemiliki panjang gelombang
yang sesuai dengan hukum bragg.X-Ray fluoresensi digunakan dalam
berbagai aplikasi, termasuk
penelitian dalam petrologi batuan beku, sedimen, dan metamorf
pertambangan (misalnya, mengukur kadarnya)
-
31
produksi semen material keramik dan kaca kajian lingkungan
(misalnya, analisis partikel pada filter udara) Industri minyak
bumi (misalnya kandungan sulfur dari minyak mentah dan
produk minyak bumi) bidang analisis dalam studi geologi dan
lingkungan
Gambar 2.14 X-Ray Fluorescence
X-Ray fluoresensi sangat cocok untuk penyelidikan yang
melibatkananalisis kimia unsur mayor (Si, Ti, Al, Fe, Mn, Mg, Ca,
Na, K, P) dalam batuandan sedimen analisis kimia unsur jejak (dalam
kelimpahan > 1 ppm; Ba, Ce, Co,Cr, Cu, Ga, La, Nb, Ni, Rb, Sc,
Sr, Rh, U, V, Y, Zr, Zn).
2.4.5 Spektrofotometer UV-VisSpektrofotometer adalah alat untuk
mengukur transmitan atau absorban
suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer
merupakangabungan dari alat optik dan elektronika serta sifat-sifat
kimia fisiknya dimanadetektor yang digunakan secara langsung dapat
mengukur intensitas dari cahayayang dipancarkan dan secara tidak
lansung cahaya yang diabsorbsi, jaditergantung pada spektrum
elektromagnetik yang diabsorb (serap) oleh benda. Tiap
-
32
media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu
tergantung padasenyawaan atau warna terbentuk.
Spektrofotometer dapat dinggap sebagai perluasan suatu
pemeriksaanvisualdengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi
energi. Absorbsi radiasioleh suatusampel diukur pada berbagai
panjang gelombangdan dialirkan olehsuatu perkamuntuk menghasilkan
spektrum tertentu yang khas untuk komponen yangberbeda.
Gambar 2.15 Spektrofotometer UV-Vis (Wikipedia, 2011)
JenisSpektrofotometer1. Spektrofotometer VisiblePada
spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi
adalah cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk
spektrumelektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia.
Panjang gelombangsinar tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga
semua sinar yang dapat dilihatoleh kita, entah itu putih, merah,
biru, hijau, apapun.. selama ia dapat dilihat olehmata, maka sinar
tersebut termasuk ke dalam sinar tampak (visible).
Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible
adalahlampu Tungsten. Tungsten yang dikenal juga dengan nama
Wolfram merupakanunsur kimia dengan simbol W dan no atom 74.
Tungsten mempunyai titik didihyang tertinggi (3422 C) dibanding
logam lainnya. karena sifat inilah maka iadigunakan sebagai sumber
lampu.
-
33
Sample yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample
yangmemiliki warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri dari
metodespektrofotometri visible. Oleh karena itu, untuk sample yang
tidak memilikiwarna harus terlebih dulu dibuat berwarna dengan
menggunakan reagent spesifikyang akan menghasilkan senyawa
berwarna. Reagent yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya
bereaksi dengan alat yang akan dianalisa. Selain itu jugaproduk
senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar-benar stabil. Salah
satucontohnya adalah pada analisa kadar protein terlarut (soluble
protein). Proteinterlarut dalam larutan tidak memiliki warna. Oleh
karena itu, larutan ini harusdibuat berwarna agar dapat dianalisa.
Reagent yang biasa digunakan adalahreagent Folin.
Saat protein terlarut direaksikan dengan Folin dalam suasana
sedikit basa,ikatan peptide pada protein akan membentuk senyawa
kompleks yang berwarnabiru yang dapat dideteksi pada panjang
gelombang sekitar 578 nm. Semakintinggi intensitas warna biru
menandakan banyaknya senyawa kompleks yangterbentuk yang berarti
semakin besar konsentrasi protein terlarut dalam sample.
2. Spektrofotometer UV (ultraviolet)Berbeda dengan
spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV
berdasarkan interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki
panjanggelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan
lampu deuterium.Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia
merupakan isotop hidrogen yangstabil yang terdapat berlimpah di
laut dan daratan. Inti atom deuteriummempunyai satu proton dan satu
neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satuproton dan tidak
memiliki neutron. Nama deuterium diambil dari bahasaYunani,
deuteros, yang berarti dua, mengacu pada intinya yang memiliki
duapartikel.
Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka
senyawa yangdapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa
yang tidak memilikiwarna bening dan transparan. Oleh karena itu,
sample tidak berwarna tidak perludibuat berwarna dengan penambahan
reagent tertentu. Bahkan sample dapatlangsung dianalisa meskipun
tanpa preparasi. Namun perlu diingat, sample keruh
-
34
tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau centrifugasi.
Prinsip dasar padaspektrofotometri adalah sample harus jernih dan
larut sempurna. Tidak adapartikel koloid apalagi suspensi.
Sebagai contoh pada analisa protein terlarut (soluble protein).
Jikamenggunakan spektrofotometri visible, sample terlebih dulu
dibuat berwarnadengan reagent Folin, maka bila menggunakan
spektrofotometri UV, sample dapatlangsung dianalisa.
3. Spektrofotometer UV-VisSpektrofotometri ini merupakan
gabungan antara spektrofotometri UV dan
Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber
cahaya UV dansumber cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih
canggih sudahmenggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber UV
dan Vis, yaituphotodiode yang dilengkapi dengan monokromator.Untuk
sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling
populerdigunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik
untuk sampleberwarna juga untuk sample tak berwarna.
4. Spektrofotometer IR (Infra Red)Dari namanya sudah bisa
dimengerti bahwa spektrofotometri ini berdasar pada
penyerapan panjang gelombang infra merah. Cahaya infra merah
terbagi menjadiinfra merah dekat, pertengahan, dan jauh. Infra
merah pada spektrofotometriadalah infra merah jauh dan pertengahan
yang mempunyai panjang gelombang2.5-1000 m.
Pada spektro IR meskipun bisa digunakan untuk analisa
kuantitatif, namunbiasanya lebih kepada analisa kualitatif. Umumnya
spektro IR digunakan untukmengidentifikasi gugus fungsi pada suatu
senyawa, terutama senyawa organik.Setiap serapan pada panjang
gelombang tertentu menggambarkan adanya suatugugus fungsi spesifik.
(Riyadi, W., 2009)
-
35
Uji UV-Vis Spectroscopy
Gambar 2.16 Analisis UV-Vis dari nanopartikel ZnO dari PH 8-11:
(a) pH 8, (b)pH 9, (c) pH 10, (d) pH 11 and (e) pH 9 (sebagai
fungsi gelombang)
-
36
Pada analisis sifat optik, diketahui energi gap dari bubuk ZnO
yangdisintesis dari PH 8 sampai 11 adalah 2,86-3,24 eV. Pada PH 9
memiliki nilaienergi gap tertinggi yaitu 3,24 eV. Sedangkan pada PH
6 dan 7 nilainya tidakterlihat karena partikel masih dalam ukuran
yang besar dan menggumpal. (Alias,dkk., 2010: 231-237)
Gambar 2.17 Nilai absorbansi dari ZnO dengan variabel
konsentrasiZn(CH3COO)2.2H2O dan konsentrasi LiOH.H2O 0,23M
Grafik 2.17 menunjukkan bahwa absorbansi dari ZnO menurun
secaraperiodik dengan semakin tingginya panjang gelombang untuk
konsentrasi zincasetat sebesar 0,05 M. Penurunan nilai absorbansi
yang sangat tajam dimulai padapanjang gelombang 340-360 nm untuk
konsentrasi Zn(CH3COO)2.2H2O sebesar0,1; 0,15 dan 0,2 M. Akan
tetapi absorbansinya mencapai stabil pada saat panjanggelombangnya
diatas 360 nm. (Winardi, dkk., 2011: 265-269)
-
37
Gambar 2.18 Kurva reflektansi film ZnO di atas substrat Silikon
(100)pada berbagai harga temperatur pemanasan
Dari karakterisasi menggunakan UV Vis spectroscopy seperti
diperlihatkanpada Gambar 2.18, dapat dilihat bahwa film ZnO yang
dihasilkan melaluitemperatur pemanasan 550C memiliki harga
reflektansi terendah. Dibandingkandengan harga reflektansi lapisan
silik on at = 600 nm, i.e 40% 7, maka lapisanZnO ini memiliki harga
yang lebih rendah 30 %. Oleh sebab itu dapat dikatakanbahwa lapisan
ZnO dapat digunakan sebagai lapisan anti refleksi karena
dapatmengurangi refleksi silikon sebesar 25%. (Mulyanti, dkk.,
2010: 298-306)
-
38
Gambar 2.19 Kurva absorbansi lapisan tipis ZnO
Gambar 2.19 merupakan spektrum absorbansi dari lapisan ZnO,
padasampel preheating dan post-heating puncak absorbansi berada
pada panjanggelombang yang sama yaitu pada 362,5 nm. Sedangkan pada
sampel non-heatingpuncak pertama berada pada panjang gelombang yang
hampir sama dengansampel lainnya, yaitu pada 365,8 nm, dan terdapat
puncak-puncak serapan lainpada panjang gelombang di atas 400 nm.
Spektrum absorbansi pada sampel nonheating, kemungkinan dilakukan
oleh senyawa organik yang masih tertinggal didalam lapisan,
agregasi dan bulir ZnO dengan ukuran yang besar dan heterogenserta
poros berukuran besar, hal ini terlihat dari lebarnya spektrum
absorbansi danmunculnya shoulder pada daerah panjang gelombang yang
lebih besar.
Tabel 2.3 Perhitungan besar pita energiSampel cutoff (nm) Energi
gap (eV)
Pre-heating 230C 386,67 3,20Post-heating 500C 386,12 3,21
(Aprilia, dkk., 2010: 230-240)