8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1 Pengertian Konsep
Salah satu kunci keberhasilan dalam pembelajaran matematika yaitu
penguasaan konsep. Menurut KBBI bahwa: Konsep : (1) rancangan atau buram
dan sebagainya, (2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkrit,
(3) linguistik gambaran mental dari objek, proses atau apapun yang ada di luar
bahasa, digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Sedangkan
Soedjadi (2007:14) berpendapat bahwa: Ide abstrak yang digunakan untuk
mengelompokkan objek dan menerangkan konsep itu contoh dan bukan contoh
dari pengertian tersebut. Dengan demikian dapat ditarik pengertian konsep
adalah ide abstrak yang digunakan untuk mengelompokkan objek-objek tertentu.
2.1.2 Konsep Matematika
Dari pengertian konsep yang telah dijabarkan sebelumnya dapat ditarik
pengertian konsep matematika adalah ide/gagasan abstrak yang dapat digunakan
untuk mengelompokkan/mengklasifikasikan objek-objek matematika berdasarkan
ciri-ciri yang sama sehingga terdapat contoh-contoh dan yang bukan contoh
berdasarkan pengertian objek yang dirumuskan.
Konsep dalam matematika membantu siswa dalam menjelaskan masalah.
Salah satu ukuran seseorang memahami suatu konsep apabila seseorang itu dapat
menyatakan pengertian konsep dengan bahasanya sendiri. Agar seorang siswa
mampu memahami suatu konsep matematika lebih baik, maka siswa tersebut
harus juga memiliki suatu kemampuan dasar terlebih dahulu. Kemampuan dasar
adalah suatu kemampuan yang harus dimiliki untuk suatu pokok bahasan tertentu,
apabila kemampuan itu tidak dikuasai dimana hal tersebut merupakan prasyarat
mutlak, untuk itu apapun tujuan pembelajaran yang diharapkan tidak mungkin
tercapai. Sebagai contoh sebelum mempelajari fungsi kuadrat, siswa harus dapat
memahami materi prasyarat yang berhubungan dengan fungsi kuadrat yaitu
9
operasi aljabar dan persamaan kuadrat. Dengan demikian dapat ditekankan bahwa
belajar matematika itu tidak bisa secara acak, sebab konsep-konsep di dalam
matematika adalah heirarki
Jika siswa tidak dapat menguasai konsep dasar suatu masalah maka dapat
dipastikan bahwa siswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam merancang
penyelesaian dan melaksanakan rancangan penyelesaian masalah tersebut.
Kebanyakan siswa yang dihadapkan dengan suatu masalah akan selalu mencari
masalah yang dianggapnya memiliki kesamaan dengan masalah yang dihadapinya
tadi tanpa mencoba memahami masalah yang dihadapinya dan menguasai konsep
dasar masalah tersebut.
Selain itu konsep matematika akan berhasil dipelajari jika dihubungkan
dalam kehidupan sehari-hari (konkret) seperti yang dikemukakan oleh Dienes
dalam AL. Kristiyanto (http:// kris - 21. blogspot. com/2007/12/pembelajaran -
matematika - berdasar - teori_04.html) berpendapat bahwa: Tiap-tiap konsep
atau prinsip dalam matematika yang disajikan dalam bentuk yang konkrit akan
dapat dipahami dengan baik. Jadi makin banyak bentuk-bentuk yang berlainan
yang diberikan dalam konsep-konsep tertentu, akan makin jelas konsep yang
dipahami anak, karena anak-anak akan memperoleh hal-hal yang bersifat logis
dan matematis dalam konsep yang dipelajarinya itu.
Jadi seseorang dikatakan memahami suatu konsep apabila seseorang itu
dapat menyatakan pengertian konsep dengan bahasanya sendiri dan dapat
menerapkan konsep tersebut untuk memecahkan setiap masalah matematika,
dengan kata lain seseorang wajib harus mempunyai kemampuan dasar matematika
yaitu penalaran yang baik, karena setiap pokok bahasan matematika mempunyai
prasyarat, dimana jika kemampuan itu tidak dikuasai maka apapun tujuan
pembelajaran yang diharapkan akan sulit tercapai.
10
2.1.3 Pemahaman Konsep Matematika
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Pemahaman adalah sesuatu
hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar. Arikunto ( 2009:118 )
menyatakan bahwa pemahaman adalah bagaimana seseorang mempertahankan,
membedakan, menduga, menerangkan, memperluas, menyimpulkan,
menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan
memperkirakan. Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa
ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.
Jika dikaitkan dengan belajar matematika maka pemahaman terjadi karena
evaluasi yang dilakukan guru dalam mempelajari matematika. Agar dapat
menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran maka perlu
dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai pemahaman siswanya.
Dengan demikian dapat dikatakan pemahaman konsep matematika itu
adalah kemampuan matematika siswa untuk mendefenisikan konsep secara verbal
maupun tulisan serta mampu memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep
tersebut.
2.1.4 Pembelajaran Konsep Matematika
Objek pembelajaran matematika adalah abstrak. Matematika sebagai
bahan pelajaran mempunyai objek kajian abstrak berupa fakta, konsep, operasi
atau relasi prinsip. Menurut Hudojo (1988:3) bahwa: matematika berkenaan
dengan ide-ide (gagasan-gagasan), struktur-struktur dan hubungan-hubungannya
yang diatur secara logik sehingga matematika berkenaan dengan konsep abstrak
Jadi dalam pembelajaran matematika diperlukan obyek yang konkrit untuk
pemahaman konsep matematika.
Konsep matematika tersusun secara heirarkis, terstruktur, logis dan
kompleks dari yang paling sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks.
Hal ini sesuai dengan pendapat Karso (Syarifartikel.blogspot.com/2009/7/
pembelajaranmatematikasekolah1.html) yang mengatakan bahwa: Matematika
mempelajari tentang pola keteraturan, tentang struktur yang terorganisasi.
11
Berdasarkan hal tersebut dalam matematika terdapat topik atau konsep prasyarat
sebagai dasar untuk memahami topik atau konsep selanjutnya. Dengan demikian
mempelajari konsep matematika, konsep sebelumnya harus benar-benar dikuasai
agar dapat memahami konsep-konsep selanjutnya. Oleh karena itu dalam
pembelajaran konsep matematika tidak dapat dilakukan secara melompat-
melompat tetapi harus tahap demi tahap.
Proses pembelajaran matematika di sekolah harus dimulai dari konsep
yang sederhana ke konsep yang kompleks. Hal ini dikarenakan matematika
tersusun dari konsep-konsep yang heirarkis, ketat, terstruktur, logis, dan
sistematis. Oleh karena itu belajar matematika tidak boleh melompat-lompat tetapi
harus tahap demi tahap dari ide yang sederhana ke ide yang lebih kompleks.
Robert Gagne (dalam http://hafismuaddab.wordpress.com) mengungkapkan
belajar matematika harus didasarkan kepada pandangan bahwa tahap belajar yang
lebih tinggi berdasarkan atas tahap belajar yang lebih rendah.
Hal yang paling utama dalam pembelajaran matematika adalah
pemahaman pengetahuan tentang konsep, dilanjutkan pengetahuan tentang
prosedur dan pengetahuan tentang bagaimana mengaitkan konsep dan prosedur
dalam menyelesaikan masalah matematika.
Hal ini didukung oleh Niss (1998) (dalam Armanto, 2009: 5) yang
mengatakan bahwa:
Tujuan pembelajaran matematika sebaiknya diarahkan pada pemahaman
siswa akan berbagai fakta, prosedur, operasi matematika dan memiliki
kemampuan berhitung untuk menyelesaikan soal matematika secara
benar. Penekanan utamanya ditujukan pada berbagai aspek pembelajaran
matematika yaitu pola pikir dan kreativitas bermatematika, penyelesaian
soal aplikasi dan murni, eksplorasi, dan pemodelan. Dalam hal ini
pengajaran matematika harus menekankan pada pemberian kesempatan
pada siswa untuk secara aktif mengerjakan matematika berdasarkan
kemampuannya.
Berdasarkan kutipan di atas belajar matematika merupakan suatu aktifitas
mental untuk memahami konsep dalam matematika untuk kemudian diterapkan ke
dalam situasi lain. Disamping itu belajar matematika memerlukan situasi yang
menggembirakan dan tenang. Ketenangan dalam arti luas, meliputi ketenangan
12
lahir maupun batin. Kondisi lingkungan yang mendukung, menyenangkan dan
terbebas dari rasa takut, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah pada saat
berlangsungnya proses belajar mengajar, dapat mengantarkan siswa untuk
mengekspresikan segala kemampuan.
Akhirnya, perlu disadari oleh semua pihak, agar siswa dapat memahami konsep
matematika dan pengetahuan matematika berkembang secara optimal perlu upaya
untuk mengemas pembelajaran matematika yang membuat proses belajar
mengajar bermakna, manarik dan menyenangkan. Sehingga guru juga dituntut
untuk mengaktifkan siswanya selama pembelajaran berlangsung.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran konsep
matematika merupakan usaha-usaha yang sengaja dilakukan pihak lain sehingga
memungkinkan terjadinya proses belajar matematika dengan penguasaan konsep
yang hierarki dan sistematis pada siswa sehingga siswa dapat mendefenisikan
konsep tersebut secara verbal maupun tulisan serta mampu memberikan contoh
dan bukan contoh.
2.1.5 Teori Belajar Kontruktivisme
Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan
teori belajar konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori
belajar kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia
membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada
pengetahuannya sesuai dengan pengalamannya. Hal ini menyatakan bahwa guru
tidak begitu saja memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa yang harus
aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka. Peran guru dalam
pembelajaran menurut teori kontruktivisme adalah sebagai fasilitator atau
moderator.
Wheatley (1991:12) dalam Hamzah (http://www.Duniaedukasi.net/teori-
belajar-konstruktivisme.html) pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif,
tetapi secara aktif oleh struktur kognitif siswa dan fungsi kognisi bersifat adaptif
dan membantu pengorganisasian melalui pengalaman nyata yang dimiliki anak
13
Dalam upaya mengimplementasikan teori belajar konstruktivisme, Tytler
(1996:20) dalam Hamzah (http://www.Duniaedukasi.net/teori-belajar-
konstruktivisme.html) mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan
rancangan pembelajaran, sebagai berikut:(1) memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri, (2) memberi
kesempatan kepada siswa untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga menjadi
lebih kreatif dan imajinatif, (3) memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba
gagasan baru, (4) memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang
telah dimiliki siswa, (5) mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan
mereka, dan (6) menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa teori belajar
konstruktivisme adalah pembelajaran yang melibatkan keaktifan dan pengalaman
siswa sehingga terbentuk kecakapan dimana siswa membina sendiri konsep dan
membuat penyelesaian kepada masalah
2.1.6 Strategi Belajar
Dalam setiap melaksanakan suatu kegiatan pembelajaran dibutuhkan
serangkaian kegiatan yang didesain agar tujuan pendidikan dapat tercapai.
Serangkaian kegiatan dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam
tugas/pekerjaan itu dapat berlangsung dengan baik serta dapat mencapai tujuannya
sesuai dengan diharapkan. Dalam dunia pendidikan strategi pembelajaran adalah
garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha untuk mencapai sasaran
atau tujuan dalam pembelajaran atau dengan kata lain strategi pendidikan
diartikan sebagai a plant, method, or series activities, designed, to achieves
ademium articultural educational goal. (David dalam Sanjaya).
Jadi menurut kutipan diatas, strategi pembelajaran dapat diartikan
perencanaan yang berisi serangkaian kegiatan yang didesain untuk mancapai
tujuan pembelajaran.
Agar mencapai hasil yang optimal, sebaiknya guru memperhatikan
perbedaan individual siswa baik aspek biologis, intelektual dan psikologis karena
dapat memberikan informasi kepada guru untuk mencapai hasil yang optimal.
14
Djaramah (2010:191) memberikan dasar pertimbangan kepada guru untuk dalam
memilih strategi pembelajaran yang akan diterapkan, adapun hal-hal tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Berpedoman pada tujuan yaitu apabila tujuannya jelas maka pemilihan
strategi pembelajaran akan menjadi lebih mudah.
b. Perbedaan individu anak didik, yaitu faktor biologis, intelektual dan faktor
psikologis
c. Kemampuan guru
d. Sifat bahan pelajaran termasuk mudah atau sukar
e. Situasi kelas
f. Kelengkapan fasilitas
g. Kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran
Sebelum memilih strategi belajar harus diperhatikan tujuan, sarana,
prasarana dan kelebihan serta kelemahan strategi pembelajaran agar tujuan
pembelajaran yang dicapai semaksimal mungkin.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi belajar adalah cara-
cara yang digunakan oleh pendidik untuk memilih kegiatan belajar yang akan
digunakan dalam pembelajaran.
2.1.7 Strategi Accelerated Learning
Accelerated learning atau pembelajaran dipercepat merupakan sebuah
inovasi pembelajaran matematika yang sejalan dengan teori kontruktivisme.
Accelerated learning ini bukanlah suatu sarana atau metode yang digunakan
melainkan strategi yang dapat mempercepat atau meningkatkan pembelajaran
dapat digolongkan ke dalam accelerated learning. Pada intinya accelerated
learning adalah filosofi pembelajaran dan kehidupan yang mengupayakan
demekanisasi dan memanusiawikan pengalaman bagi seluruh tubuh, seluruh
pikiran, dan seluruh pribadi.
Dalam accelerated learning, percepatan yang dimaksud yaitu percepatan
dan peningkatan pembelajaran, serta pemahaman materi pembelajaran. Guru
sebagai komponen utama dalam proses pembelajaran berperan memfasilitasi,
15
memediasi, serta menjadi narasumber ataupun moderator di dalam kelas.
Accelerated learning didasari pemikiran bahwa siswa harus
1. Belajar Bagaimana Belajar (Learning How to Learn) dan Belajar Bagaimana
Berpikir (Learning How to Think). Prioritas utama bagi sebuah lembaga
pendidikan pada masa yang berubah sangat cepat seperti sekarang ini adalah
mengajarkan kepada anak didik bagaimana cara belajar dan bagaimana cara
berpikir. Ketika seseorang mempelajari cara belajar, maka orang tersebut
tidak hanya bisa menghadapi teknologi baru dan perubahan, akan tetapi juga
dapat menyambut baik kedatangannya. Belajar Bagaimana Belajar berarti
mempelajari cara otak bekerja, cara memori bekerja, cara menyimpan
informasi, mengambilnya, menghubungkannya dengan konsep lain, dan
mencari pengetahuan baru dengan cepat kapanpun memerlukannya. Selain
itu, belajar bagaimana berpikir secara logis dan kreatif adalah satu hal yang
sangat penting jika ingin dapat memecahkan masalah sosial dan personal
secara efektif.
2. Belajar harus menyenangkan dan membangun rasa percaya diri. Hal ini
menjadi penting karena belajar yang menyenangkan merupakan kunci utama
bagi individu untuk memaksimalkan hasil yang akan diperoleh dalam proses
belajar. Apabila proses belajar menggembirakan, maka memberikan motivasi
tinggi sehingga penyajian bahan pelajaran dapat disuguhkan dengan penuh
makna serta memberi kesan tersendiri kepada siswa
3. Pengetahuan harus disampaikan dengan pendekatan multi-sensori dan multi-
model dengan menggunakan berbagai bentuk kecerdasan. Dalam proses
belajar mengajar di kelas, guru berhadapan dengan siswa yang berbeda-beda
jenis kecerdasannya. Ada sebagian siswa yang membutuhkan penggambaran
visual dan fisik dari konsep-konsep yang diajarkan. Sebagian lagi lebih suka
kerja otak yang abstrak, sebagian lainnya memerlukan gagasan-gagasan yang
diungkapkan secara verbal.
4. Orang tua khususnya dan masyarakat umumnya harus terlibat sepenuhnya
dalam pendidikan anak-anak. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama
antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Sekolah hanyalah membantu
16
kelanjutan pendidikan dalam keluarga, sebab pendidikan yang pertama dan
utama diperoleh anak dalam keluarga.
Accelerated learning adalah sebuah konsep pembelajaran yang berupaya
untuk mengoptimalkan proses internal dalam diri peserta didik ketika sedang
belajar sehingga terjadi pencapaian, pengorganisasian dan pengungkapan
pengetahuan baru. Accelerated learning ada dua yang dikenal, yaitu tipe SAVI
dan tipe MASTER.
Accelerated learning tipe SAVI (Somatik, Audiotori, Visual dan
Intelektual) disarankan oleh Dave Meier. Somatik dimaksud sebagai learning by
moving and doing (belajar dengan bergerak dan berbuat), Audiotori diartikan
learning by talking and hearing (belajar dengan berbicara dan mendengarkan),
Visual diartikan learning by observing and picturing (belajar dengan mengamati
dan mengggambar) dan Intelektual artinya learning by problem and reflecting
(belajar dengan melakukan pemecahan masalah dan melakukan refleksi).
Accelerateed learning tipe MASTER Dengan M: Mind, A: Acquiring the
fact, S: Search out the meaning, T: Trigger the memory, E: Exhibit what you know
dan R: Reflecting.
Prinsip-prinsip Accelerated learning
1. Belajar Melibatkan seluruh Pikiran dan Tubuh. Belajar tidak hanya
menggunakan otak (sadar, rasional, memakai otak kiri, dan verbal), tetapi
juga melibatkan seluruh tubuh/pikiran dengan segala emosi, indra, dan
sarafnya.
2. Belajar adalah Berkreasi, Bukan Mengkonsumsi. Pengetahuan bukanlah
sesuatu yang diserap oleh pembelajar, melainkan sesuatu yang diciptakan
pembelajar. Pembelajaran terjadi ketika seorang pembelajar memadukan
pengetahuan dan keterampilan baru ke dalam struktur dirinya sendiri yang
telah ada. Belajar secara harfiah adalah menciptakan makna baru, jaringan
saraf baru, dan pola interaksi elektrokimia baru di dalam sistem otak/tubuh
secara menyeluruh.
17
3. Kerja Sama Membantu Proses Belajar. Semua usaha belajar yang baik
mempunyai landasan sosial. Kita biasanya belajar lebih banyak dengan
berinteraksi dengan kawan-kawan daripada yang kita pelajari dengan cara
lain manapun. Persaingan di antara pembelajar memperlambat pembelajaran.
Kerja sama di antara mereka mempercepatnya. Suatu komunitas belajar selalu
lebih baik hasilnya daripada beberapa individu yang belajar sendiri-sendiri.
4. Pembelajaran Berlangsung pada Banyak Tingkatan secara Simultan. Belajar
bukan hanya menyerap satu hal kecil pada satu waktu secara linear,
melainkan menyerap banyak hal sekaligus. Pembelajaran yang baik
melibatkan orang pada banyak tingkatan secara simultan (sadar dan bawah-
sadar, mental dan fisik) dan memanfaatkan seluruh saraf reseptor, indra, jalan
dalam sistem total otak/tubuh seseorang. Bagaimanapun juga, otak bukanlah
prosesor berurutan, melainkan prosesor paralel, dan otak akan berkembang
pesat jika ia ditantang untuk melakukan banyak hal sekaligus.
5. Belajar Berasal dari Mengerjakan Pekerjaan Itu Sendiri (dengan Umpan
Balik). Belajar paling baik adalah dalam konteks. Hal-hal yang dipelari secara
terpisah akan sulit diingat dan mudah menguap. Kita belajar berenang dengan
berenang, cara mengelola sesuatu dengan mengelolanya, cara bernyanyi
dengan bernyanyi. Pengalaman yang nyata dan konkret dapat menjadi guru
yang jauh lebih baik daripada sesuatu yang hipotetis dan abstrak, asalkan di
dalamnya tersedia peluang untuk terjun langsung secara total, mendapatkan
umpan balik, merenung, dan menerjunkan diri kembali
6. Emosi Positif Sangat Membantu Pembelajaran. Perasaan menentukan kualitas
dan juga kuantitas belajar seseorang. Perasaan negatif menghalangi belajar.
Perasaan positif mempercepatnya. Belajar yang penuh tekanan, menyakitkan,
dan bersuasana muram tidak dapat mengungguli hasil belajar yang
menyenangkan, santai, dan menarik hati.
7. Otak-Citra Menyerap Informasi secara Langsung dan Otomatis. Sistem saraf
manusia lebih merupakan prosesor citra daripada prosesor kata. Gambar
konkret jauh lebih mudah ditangkap dan disimpan daripada abstraksi verbal.
18
Menerjemahkan abstraksi verbal menjadi berbagai jenis gambar konkret akan
membuat abstraksi verbal itu bisa lebih cepat dipejari dan lebih mudah diingat
Langkah demi langkah accelerated learning tipa MASTER :
a. Ciptakan Suasana Hati yang Tepat (Motivating Your Mind)
Hubungan yang baik antara guru dan murid adalah salah satu faktor
penentu apakah pembelajaran dapat berjalan dengan menyenangkan dan efektif.
Jika siswa stres atau kurang percaya diri atau tidak melihat manfaat yang akan
dipelajari, maka siswa tidak akan dapat belajar dengan baik. Sangat penting
meluangkan waktu bersama siswa dan menjamin siswa dapat menerima, bebas
stres dan suasana hati gembira.
Berikut ini adalah beberapa cara membangkitkan motivasi siswa:
1. Jelaskan pada siswa cara kerja otak mereka dan gaya belajar.
2. Tekankan relevansi.
3. Visualisasikan kualitas hasil.
4. Beri siswa kepercayaan mengontrol diri.
5. Beri jaminan rasa aman untuk kesalahan.
6. Sugesti keberhasilan.
7. Menciptakan motto kelas.
b. Memperoleh Informasi (Acquiring the Fact)
Dalam memperoleh informasi akan lebih cepat jika menggunakan cara
yang paling sesuai dengan gaya belajar siswa tersebut. Ada tiga gaya belajar yang
biasa diterapkan yaitu gaya belajar visual, auditori dan kinestetis.
1. Visual, belajar melalui melihat sesuatu. Belajar melihat gambar, diagram
grafik pertunjukan,peragaan, melihat video dll.
2. Auditori, belajar melalui mendengar sesuatu. Belajar melalui kaset,kuliah
atau ceramah, diskusi, debat dll.
3. Kinestetik, belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung.
Belajar melalui bergerak pengalaman langsung atau mengalami sendiri.
19
Mengidentifikasi dan memahami gaya belajar diri sendiri dan orang lain
membuka pintu untuk meningkatkan kinerja dan prestasi san memperkaya
pengalaman dalam setiap aspek kehidupan.
Tugas guru adalah harus mampu menggunakan ketiga gaya belajar
tersebut dan memberikan gambaran besar tentang seluruh materi yang akan
diajarkan. Rose dan Nicholl menawarkan beberapa strategi yang dapat digunakan
untuk memperoleh informasi dengan lebih mudah , yaitu (1) dapatkan gambaran
lebih menyeluruh dari apa yang diketahui; (2) bagi materi menjadi bagian-bagian
kecil; (3) bertanya terus; (4) kenali gaya belajar sendiri.
Metode yang dapat digunakan adalah dengan menuliskan garis besar pada
papan tulis, menggunakan OHP, menggunakan peta konsep, flowchart,
menggunakan komputer atau media pembelajaran atau bisa menggunakan metode
pembelajaran yang melibatkan pengalaman sendiri seperti role play, demonstrasi,
diskusi, menyuruh siswa untuk memberikan warna pada bagian yang penting,
metode dapat dilakukan dengan memilih salah satu atau sebagian sesuai dengan
materi yang akan disampaikan.
Saat guru menyampaikan informasi baru, wajar bila siswa mulai
memproses informasi dalam dirinya. Siswa memproses informasi tersebut dengan
cara yang berbeda-beda sehingga dapat menimbulkan kegaduhan. Bila guru
berusaha menghentikan kegaduhan ini, dapat menghambat pemahaman siswa.
Cara yang efektif untuk mengurangi kegaduhan adalah berhenti dan
menganjurkan siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya sejenak. Pada
kesempatan ini guru dapat membantu pemahaman siswa tertentu. Dalam suasana
seperti ini guru dapat mengambil sikap proaktif dengan menjelaskan kembali ide
utama sehingga membantu proses internalisasi mengembangkan kerja sama antara
siswa guru maupun antar siswa. Semua pengalaman itu bagi siswa sangat positif
sehingga meningkatkan rasa percaya diri, komunikasi yang lancar dan jelas.
20
c. Menyelidiki Makna (Search Out the Meaning)
Tujuan pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu, tetapi membantu siswa
mengembangkan pemahamannya sendiri sampai ke pemahaman yang benar
tentang subjek.
Mengubah fakta menjadi makna melibatkan semua jenis kecerdasan
sehingga memberi banyak kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan
makna tersebut, dimana kedelapan kecerdasan kita berperan aktif. Penggunaan
seluruh kecerdasan mendorong seseorang berpikir dengan cara-cara baru, hasilnya
pembelajar akan menjadi kreatif. Gardner (Dalam Rose dan Nicholl, 2002:59)
mengemukakan 8 jenis kecerdasan sebagai berikut :
1. Kecerdasan linguistik (bahasa) adalah kemampuan membaca, menulis dan
berkomunikasi dengan kata-kata atau bahasa.
2. Kecerdasan logis-matematis adalah kemampuan berpikir (menalar),
menghitung, berpikir logis dan sistematis.
3. Kecerdasan visual-spasial adalah kemampuan berpikir menggunakan gambar,
memvisualisasikan masa depan. Membayangkan berbagai hal dalam mata
pikiran.
4. Kecerdasan musical adalah kemampuan mengubah atau menciptakan music,
dapat menyanyi dengan baik atau memahami dan mengapresiasikan musik
serta menjaga ritme.
5. Kecerdasan kinestetik-tubuh adalah kemampuan menggunakan tubuh secara
terampil untuk menyelesaikan masalah, menciptakan produk atau
mengemukakan gagasan atau emosi
6. Kecerdasan interpersonal(sosial) adalah kemampuan bekerja secara efektif
dengan orang lain, berhubungan dengan orang lain dan memperlihatkan empati
dan pengertian, memperlihatkan motivasi dan tujuan mereka.
7. Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan menganalisa dan merenungkan
diri, mampu menilai seseorang, meninjau perilaku seseorang dan perasaan
terdalamnya, membuat rencana dan menyusun tujuan yang hendak dicapai.
21
8. Kecerdasan naturalis adalah kemampuan mengenal flora dan fauna,melakukan
pemilahan-pemilahan runtut dalam dunia kealaman dan menggunakan
kemampuan ini secara produktif.
Setiap jenis kecedasan adalah sumber daya yang bisa diterapkan ketika
mengeksplorasi dan menginterpretasi fakta-fakta dari subyek pelajaran. Dengan
mengeksplorasi proses belajar dengan kecerdasan yang disukai maka pemahaman
fakta yang tidak mendalam dapat menjadi pemahaman yang mendalam yang
berguna bagi diri dan dapat mengaitkan pemahaman baru dengan yang telah
diketahui. Cara belajar yang efektif yaitu dengan menggunakan sebanyak
mungkin kecerdasan secara praktis, dengan cara ini kita mengalami dan
menghayati yang dipelajari secara utuh.
Guru tidak perlu khawatir untuk mengidentifikasi gaya belajar yang
disukai setiap siswa, guru hanya perlu merancang berbagai macam aktivitas yang
menggabungkan sebanyak mungkin jenis kecerdasan. Dengan kegiatan ini guru
harus merangkul setiap siswa di dalam kelas bukan hanya siswa-siswa dengan
kecerdasan linguistik dan logis-matematis.
Untuk membantu siswa menangkap makna, guru dapat melakukan:
1. Berikan Analogi; memberikan gambaran-gambaran yang lebih akrab atau
dikenal oleh siswa.
2. Kerangka visual pikiran; Anda dapat membuat diagram materi yang sedang
diajarkan atau peta pikiran. Dengan demikian hubungan antar tiap bagian
dapat tervisualisasikan.
3. Pemikiran mendalam; mungkin Anda dapat membantu siswa mengkaji lebih
detail. Anda dapat menunjukkan contoh konkret atau bukti formal.
4. Sequence Shuffle untuk tipe kinestesik; untuk tipe siswa kinestesik, berilah
kesempatan agar dapat melakukan gerakan tertentu. Biarkan saja ia pindah
posisi untuk merenungkan lebih dalam.
5. Arahan imajinasi; bangun percaya diri siswa. Picu imajinasinya. Dukung dan
arahkan imajinasi ke makna terdalam atau lebih.
6. Pertanyaan tantangan; munculkan beberapa pertanyaan yang memancing rasa
penasaran. Tahap demi tahap semakin dalam.
22
7. Pembelajaran interpersonal.
8. Bantu membangun kecerdasan intrapersonal.
d. Memicu Memori (Trigger the Memory)
Ada banyak hal yang harus diingat dalam suatu subyek tertentu, tapi
apakah subyek tersebut tersimpan dimemori jangka panjang atau bersifat
sementara. Materi akan lebih cepat diterima apabila cara belajar cocok dengan
suasana hati. Itulah sebabnya mengapa sangat penting belajar dengan gaya belajar
yang disukai dan dengan menggunakan sebanyak mungkin kecerdasan yang ada
dalam diri siswa
Pembelajaran dikatakan bermanfaat jika pembelajaran tersebut tidak
bersifat sementara maksudnya siswa dapat mengingat materi tersebut dalam waktu
jangka panjang atau waktu yang lebih lama untuk dapat menggunakan ingatan
untuk materi selanjutnya. Sehingga pengulangan materi sangat penting dalam
belajar.
Gunakan review berputar. guru dapat meminta seorang siswa untuk
menyebutkan apa yang paling ia sukai dalam pelajaran yang baru berlangsung.
Pernyataan siswa itu kemudian disambung dengan siswa yang lain. Anda dapat
berperan sebagai fasilitator. Tetapi saat melakukan pengulangan ambil jeda
beberapa menit karena kebanyakan orang sulit berkonsentrasi dengan sungguh-
sungguh selama lebih dari 20 menit.
Salah satu cara terbaik untuk mengingat adalah dengan memori visual,
memori visual kita sangat kuat. Kita mengingat gambar lebih baik daripada kata-
kata itu karena kekuatan memori visual yang kita miliki merangsang begitu
banyak alat visual belajar. Guru dapat membuat gambaran mental dari bahan
pembelajaran, grafik, diagram, membuat warna menarik pada bagian yang penting
atau membuat peta konsep. Guru dapat melakukan pengulangan-pengulangan
secara terencana. Misalnya siswa dapat membuat peta pikiran dari suatu subjek.
Setiap hari peta pikiran itu diamati secara sepintas. Jika ingin dikomentari,
langsung ditambahkan. Adapun beberapa strategi yang dapat dipakai sangat
23
efektif menurut para ahli memori, antara lain : pemakaian asosiasi, kategorisasi,
mendongeng, akronim, kartu pengingat, peta konsep, musik, dan peninjauan
e. Memamerkan Apa yang Diketahui (Exhibit What You Know)
Siswa jelas perlu menyatakan apa yang telah dipelajari dan seberapa baik
dengan mempunyai pengetahuan yang mendalam dan bukan hanya kulitnya saja.
Tes dilakukan bukan sebagai penentu menang atau kalah tetapi sebagai umpan
balik yang operasional agar siswa melihat tes sebagai pandangan yang positif
untuk memamerkan kemampuan yang telah mereka dapat bukan malah
menjatuhkan motivasi belajar mereka.
Ada beberapa teknik untuk mempraktekkan apa yang telah diketahui.
1. Ujilah diri sendiri, menguji diri sendiri harus atas kemampuan siswa, ketika
menguji diri sendiri menjadi bagian dari teknik belajar maka seseorang tersebut
telah mampu melihat fakta atas kesalahan yang mungkin akan dilakukan dan
akan lebih mengerti bahwa kesalahan adalah batu loncatan bukan penghalang.
Jika seseorang belajar dari kesalahan maka tidak akan salah lagi dan akan tahu
sejauh mana pemahaman yang diperoleh dari pembelajaran. Kesalahan adalah
terminal sementara menuju sukses.
2. Praktikkan apa yang anda pelajari, dari pemula menjadi ahli tergantung
seberapa banyak praktik yang dilakukan, jika seseorang mampu
mempraktikkan apa yang diketahui, maka dia telah menunjukkan penguasaan
yang mendalam terhadap materi tersebut.
3. Menggunakan apa yang diketahui dalam cara yang berbeda, meningkatkan
serta mengembangkannya adalah penguasaan yang sebenarnya. Seseorang
punya kemungkinan jauh lebih besar untuk memperoleh informasi jangka
panjang jika menerapkan penguasaan terhadap materi dengan segera.
4. Mendapatkan dukungan dari orang lain, dengan cara ini siswa akan saling
memberikan dukungan saat mengeksplorasi subjek dan akan mengevaluasi
kemajuan masing-masing. Kita akan mendapatkan umpan balik langsung
mengenai keakuratan dan keefektefitasan proses belajar dan mendapatkan
sudut pandang yang berbeda mengenai subyek tersebut. Semua kemajuan
24
manusia didasarkan atas kesediaan belajar dari kegagalan dan keberhasilan
banyak orang yang telah melakukannya sebelumnya.
f. Refleksikan Bagaimana Anda Belajar (Reflecting How Youve Learned)
Merefleksikan adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang kita ketahui
dan yang tidak kita ketahui. Refleksi adalah Cara paling sederhana untuk
memperbaiki kinerja guru dan siswa adalah melakukan renungan. Renungkan hal-
hal apakah yang dapat diperbaiki lagi. Akibatnya kita akan menemukan metode
yang sesuai dengan cara kerja otak unik kita atau gaya belajar sesuai dangan
kemampuan kita. Jika kita terus mengembangkan kebiasaan berpikir secara
otomatis dan mengevaluasi cara belajar dan berpikir atau bagaimana cara
melakukan sesuatu maka kita telah memiliki kontrol diri dan mendapatkan
informasi yang terus meningkat.
Evaluasi dan intropeksi diri secara terus menerus adalah karakteristik
kunci yang harus dimiliki oleh pembelajar yang mempunyai motivasi diri.
Kekuatan dan kelemahan harus diketahui sehingga tindakan yang tepat dapat
diambil.
Refleksi guru.
Renungkan apakah metode yang kita terapkan telah sesuai sasaran.
Renungkan pula apakah target kita tercapai. Bagaimana cara memperbaikinya.
Dengan perenungan ini, setahap demi setahap kita akan menuju titik optimal.
Refleksi siswa.
Tuntunlah siswa untuk merenungi apa yang telah ia pelajari. Apakah ia
telah belajar dengan cara yang efektif. Jadilah fasilitator untuk meningkatkan
kinerja belajar siswa. Mengevaluasi siswa dan melihat perkembangan siswa .
Skenario Strategi Accelerated learning model MASTER akan dijelaskan
pada table berikut :
25
Tabel 2.1 Skenario Strategi Accelerated Learning Dengan Bantuan Media
Autograph
No Tahap Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
1 Memotivasi
pikiran
(motivating
your Mind)
Menjelaskan tujuan
materi dan aplikasinya
secara nyata sehingga
menarik anak didik.
Sehingga merasa
termotivasi mempelajari
materi tersebut.
Mendengar
penjelasan materi
yang disampaikan
oleh guru
5 menit
2 Memperoleh
Informasi
(aquiring the
information)
Memberikan meteri
pelajaran, menggunakan
media autograph
Mengarahkan siswa
untuk mencari data
maupun fakta yang ada
terpaut dengan materi
yang akan diajarkan.
Mengarahkan siswa
membuat kelompok
Mendengarkan
penjelasan guru
Mencari data-data
dari buku pelajaran
atau sumber lain
berkenaan dengan
penjelasan guru
sebelumnya atau
menggunakan
autograph
Membentuk
kelompok
15 menit
3 Menyelidiki
Makna
(searching out
the meaning)
Menjelaskan hasil
temuan dari data-data
yang diperoleh dari buku
pelajaran dan dari media
autograph
Memberikan kesempatan
kepada siswa dalam
Memperhatikan
penjelasan dari guru
Melakukan dan
menyelidiki makna
dari materi pelajaran
yang berlangsung
perwakilan dari
20 menit
26
mencari dan menyelidiki
makna dari materi
pelajaran dengan
menggunakan autograph
Memecahkan hal-hal
baru yang belum
diketahui oleh siswa
kelompok dapat
menggunakan
autograph
Menanyakan kepada
guru terpaut dengan
temuan baru yang
belum diketahui
4 Memicu
Memori
(triggering the
memory)
Memberi penguatan
terhadap materi
pelajaran dan
menghubungkanya
antara teori dengan
aplikasi pada buku
pelajaran dengan cara
menanyakannya kepada
siswa
Menjawab dan
menjelaskan kepada
guru tentang hasil
yang diperoleh dari
percobaan/ praktikum
secara
individu/kelompok.
dalam bentuk laporan
tertulis
20 menit
5 Memamerkan
apa yang kamu
ketahui
(what you
know)
Memberikan kesempatan
kepada siswa dalam
mendemonstrasikan hasil
temuannya di depan
kelas terhadap materi
pelajaran dengan
menggunakan autograph
Memberi penilaian
terhadap hasil belajar
Mendemonstrasikan
hasil temuanya di
depan kelas secara
individu /kelompok
terkait dengan materi
pelajaran yang guru
sampaikan
Mengumpulkan
laporan hasil belajar
20 menit
6 Merefleksikan
Bagaimana
Anda Belajar
(reflecting how
Menyimpulkan dan
merangkum hasil yang
diperoleh dari materi
pelajaran yang
Memperhatikan
penjelasan
kesimpulan materi
yang disampaikan
10 menit
27
youve learned) disampaikan
Mengevaluasi dan
memperbaiki kesalahan
yang dilakukan siswa
dari guru
Menyadari bahwa
setiap kontribusi diri
merupakan penentu
baik tidaknya hasil
belajar
Setiap strategi pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan dari strategi accelerated learning adalah:
1. Meningkatkan prestasi belajar, kreatifitas baik fisik maupun psikologis
karena belajar sesuai dengan gaya belajar
2. Belajar melibatkan semua indera, otak kiri dan otak kanan
3. Meningkatkan motivasi belajar siswa, karena tujuan dari belajar adalah
belajar bagaimana belajar dan belajar bagaimana berpikir bukan sekedar
mengkomsumsi.
4. Meningkatkan rasa percaya diri bagi siswa karena belajar lebih
alamiah,menyenangkan dan tanpa tekanan sehingga bisa belajar lebih
cepat dan mengingat lebih banyak
5. Mengurangi sikap apatis (tidak peduli) dalam diri siswa terhadap bidang
studi yang diajarkan karena guru dituntut lebih dekat dengan siswa.
6. Menerima keragaman dan menjalin hubungan sosial yang baik dalam
belajar karena dituntut kerjasama antara siswa dan guru.
Adapun yang menjadi kelemahan dari model pembelajaran ini adalah:
1. Adanya kesulitan pada saat memamerkan apa yang diketahui. Karena
kemungkinan besar siswa yang kurang pandai akan merasa kurang pantas
2. Adanya saling memindahkan tanggung jawab kepada salah satu anggota
untuk menuntaskan materi yang diberikan oleh guru.
3. Adanya lingkungan yang tidak mendukung atau sarana dan prasarana tidak
memadai.
28
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa accelerated learning adalah
strategi percepatan dan peningkatan pemahaman materi pembelajaran dengan tipe
MASTER yang berupaya mengoptimalkan proses internal sehingga siswa dapat
belajar sesuai dengan kecerdasan dan gaya belajar yang mereka sukai.
2.1.8. Pembelajaran Konvensional
Metode konvensional yang dimaksud adalah metode yang masih
digunakan atau dipakai oleh guru dalam mengajarkan materi di suatu sekolah.
Tentunya banyak sekali metode konvensional yang digunakan di sekolah bisa saja
tanya-jawab, ceramah atau pemberian tugas.
Dalam pembelajaran konvesional, siswa belajar lebih banyak
mendengarkan penjelasan guru di depan kelas dan melaksanakan tugas jika guru
memberikan latihan-latihan kepada siswa. Hal ini sejalan dengan yang
dikemukakan Trianto (2007:1) bahwa: Dalam arti yang lebih substansial, bahwa
proses pembelajaran dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak
memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui
penemuan dan proses berpikirnya. Hal ini menunjukkan bahwa dominasi guru
dalam proses pembelajaran lebih dominan dan secara otomatis sangat
mempengaruhi keberhasilan yang dicapai siswa.
Metode konvensional yang digunakan adalah metode ceramah. Metode
ceramah ini berpusat pada guru atau lebih didominasi oleh guru. Menurut Sudjana
(1991:53) bahwa: Metode ceramah merupakan suatu cara penyampaian
informasi dengan lisan kepada sejumlah pendengar, kegiatan ini berpusat pada
penceramah dan komunikasi yang terjadi adalah searah.
Adapun langkah-langkah metode ceramah adalah :
1. Langkah persiapan
Guru menciptakan kondisi yang baik dan menjelaskan kepada siswa tentang
tujuan pelajaran dan pokok-pokok masalah yang akan dibahas dalam
pelajaran tersebut
2. Langkah penyajian
Guru menyampaikan bahan pelajaran.
29
3. Langkah generalisasi
Dalam hal ini unsur yang sama dan berbeda dihimpun untuk mendapatkan
kesimpulan mengenai pokok masalah.
4. Langkah evaluasi
Tahap akhir ini, diadakan penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai bahan
yang telah diberikan guru
Metode pengajaran konvensioanal memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan-kelebihan pembelajaran ini adalah:
1. Dapat menampung kelas dalam jumlah besar
2. Bahan pengajaran atau keterangan dapat diberikan secara sistematis
dengan penjelasan yang monoton
3. Guru dapat memberikan tekanan pada hal-hal tertentu misalnya rumus atau
konsep yang dianggap penting
4. Dapat menutupi kekurangan karena ketidaktersediaan buku pelajaran atau
alat bantu sehingga tidak menghambat proses pembelajaran.
Selain kelebihan, metode ini juga memiliki kelemahan-kelemahan yang
dapat diperhatikan antara lain:
1. Proses pembelajaran berjalan monoton sehingga membosankan dan
membuat siswa pasif.
2. Siswa lebih terfokus pada catatan.
3. Siswa cepat melupakan pelajaran yang diberikan oleh guru.
4. Pengetahuan dan kemampuan siswa hanya sebatas pengetahuan yang
diberikan oleh guru.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode konvensioal adalah
metode pengajaran dimana guru menjelaskan isi materi atau yang mendominasi
kelas sehingga siswa hanya menjadi pendengar dan menjadikan siswa kurang
aktif.
30
2.1.9 Perbedaan strategi Accelerated learning dengan Konvensional
Secara rinci perbedaan karakteristik antara strategi pembelajaran
Akseleratif tipe MASTER dengan bantuan media autograph dengan strategi
pembelajaran konvensional sebagai berikut:
Tabel 2.2. Perbedaan Strategi Pembelajaran Aksleratif Model MASTER dan
Strategi Pembelajaran Konvensional
Aspek
Akseleratif/MASTER
dengan bantuan media
autograph
Konvensional
1 Kegiatan Belajar Berpusat kepada siswa,
Siswa secara aktif terlibat
dalam merancang,
melakukan dan
mengevaluasi kegiatan
pembelajaran
Cenderung berpusat
kepada guru, siswa hanya
sebagai pendengar
informasi
2 Peran Guru Guru sebagai pengarah
kegiatan siswa atau
fasilitator
Sumber informasi, rumus
diajarkan sampai paham
3 Sistem Belajar Siswa Berkelompok dan bebas
menggunakan kecerdasan
yang dimiliki sesuai
dengan gaya belajar
Individual dan monoton,
siswa hanya mendegarkan
apa yang dijelaskan oleh
guru
4 Aktifitas Siswa Lebih aktif karena
motivasi dari diri sendiri
Siswa merasakan
langsung manfaat dari
pembelajaran yang
sedang dilaksanakan.
Lebih Pasif, Siswa sebagai
penerima informasi secara
pasif terhadap materi yang
dipelajari. tidak merasakan
sejak dari awal tujuan dan
aplikasi dari informasi
5 Kemampuan Siswa Penyelesaian masalah Penyelesaian masalah
31
dalam Memecahkan
Masalah
yang didapat lebih
bervariasi karena
penyelidikan makna yang
mendalam
yang didapat hanya sejenis
yakni yang diberikan oleh
guru
5 Kegiatan Pemecahan
Masalah
Pemecahan masalah
dilakukan secara
berkelompok, komutatif
dan sesuai dengan tingkat
pemahaman makna
Pemecahan masalah
dilakukan secara individu
6 Sistem Penghargaan Penghargaan di dapat
karena kepuasan diri,
pujian dan nilai
Penghargaan diberikan
hanya nilai
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran accelerated
learning lebih menekankan siswa berperan aktif dalam pembelajaran sedangkan
pembelajaran konvensional menekankan guru yang mendominasi kelas.
2.1.10 Media Pembelajaran
Kemajuan teknologi informasi memberi arti tersendiri bagi kegiatan
pendidikan sehingga menjadi dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam
pengelolaan pendidikan dan pembelajaran yaitu dengan penggunaan media
pembelajaran. Namun, dalam kenyataannya tidak banyak guru yang
memanfaatkan media pembelajaran.
Kata media berasal dari bahasa Latin yakni medius yang secara harfiah
artinya tengah, pengantar, atau perantara. Arsyad (2009:4) mengatakan :
Media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan
pembelajaran. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi
yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran
maka media itu disebut sebagai media pembelajaran. Jadi media
pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar.
32
Hal senada juga di ungkapkan oleh Munadi (2008:7) mengatakan bahwa :
Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya
dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif
Sementara itu Gagne dan Briggs (dalam Arsyad 2009:4) secara implisit
menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan
untuk menyampaikan materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder,
kaset, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi dan komputer.
Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan
pesan pembelajaran yang dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan motivasi
siswa untuk belajar yang berupa buku, tape recorder, kaset, video recorder, film,
slide, foto, gambar, grafik, televisi dan komputer.
Pemakaian media pembelajaran dapat meningkatkan minat, rangsangan
dan motivasi belajar siswa dan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
siswa. Belajar dengan menggunakan media pembelajaran lebih dapat
meningkatkan pemahaman.
Penggunaan media berfungsi untuk tujuan instruksi, dimana informasi
yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam mental maupun
dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran yang menyenangkan
dapat terjadi. Disamping menyenangkan, media pembelajaran harus juga dapat
memberi pengalaman yang berkesan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa
sehingga materipun harus dirancang secara sistematis.
Manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran (Arsyad 2009:26)
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa
sehingga menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara
siswa dengan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-
sendiri berdasarkan minat dan kemampuannya.
33
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu:
a. Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di dalam
kelas dapat diganti dengan gambar, film, slide atau model.
b. Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak terlihat oleh indera dapat
disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide atau gambar.
c. Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi dalam puluhan
tahun dapat ditampilkan memalui rekaman video, film, foto, slide.
d. Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah ditampilkan
secara konkret melalui film, slide atau simulasi komputer.
e. Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan
dengan komputer atau video.
f. Peristiwa alam dapat disajikan dengan video, rekaman, dan simulasi
komputer.
4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya
interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.
Media pembelajaran dibagi dalam empat kelompok besar, yakni
a. media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan
hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata.
b. media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan.
c. media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan
penglihatan sekaligus dalam suatu proses.
d. Multimedia adalah media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah
proses pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang
memberikan pengalaman secara langsung, bisa melalui komputer atau
internet, bisa juga melalui pengalaman berbuat dan bertindak.
34
Tabel 2.3 Jenis Media
Kelompok
media Sifat Pesan Jenis Media
Media Audio Audio verbal dan non
verbal
1. Pita audio (rol atau kaset)
2. CD audio
3. Radio
Media Visual
Visual verbal, visual
non verbal grafis,
visual non verval tiga
dimensi
1. Slide
2. Poster
3. Buku
4. Photo
5. Transparansi
6. Miniatur
Media Audio-
Visual
Verbal dan non
verbal, terdengar dan
terlihat
1. Video
2. Televisi
Multimedia Pengalaman langsung 1. Komputer
2. Simulasi Komputer
Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran juga memerlukan perencanaan
yang baik. Seorang guru dituntut harus mampu menentukan media yang menarik
minat dan perhatian siswa serta menuntun pada penyajian yang lebih terstruktur
dan terorganisasi, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media
pembelajaran. Ely (dalam Sadiman 2007:85) yaitu:
Bahwa pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya bahwa
media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan.
Karena itu, meskipun isi dan tujuannya sudah diketahui, faktor-faktor lain
seperti karakteristik siswa, strategi belajar-mengajar, organisasi kelompok
belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu
dipertimbangkan.
35
Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis
yang perlu mendapat pertimbangan dalam memilih dan penggunaan media adalah
sebagai berikut :
1. Motivasi. Harus ada kebutuhan, minat dan keinginan untuk belajar dari pihak
siswa sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan.
2. Perbedaan individual. Siswa belajar dengan cara tingkat dan kecepatan yang
berbeda-beda.
3. Tujuan belajar. Jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari
melalui media pembelajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam
pembelajaran semakin besar.
4. Organisasi isi. Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau
keterampilan fisik yang akan dipelajari, diatur, dan diorganisasikan ke dalam
urutan-urutan yang bermakna.
5. Persiapan sebelum mengajar. Siswa sebaiknya telah menguasai secara baik
pelajaran dasar atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai.
6. Emosi. Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta
kecakapan aman berpengaruh dan bertahan.
7. Partisipasi. Agar pembelajran berjalan dengan baik, seorang siswa harus
menginternalisasi informasi, tidak sekedar diinformasikan kepadanya.
8. Umpan balik. Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala siswa
diinformasikan kemajuan belajarnya.
9. Penguatan. Apabila siswa berhasil belajar, ia didorong untuk terus belajar.
10. Latihan dan penguatan. Sesuatu hal yang baru jarang sekali dapat dipelajari
secara efektif hanya dengan sekali jalan.
11. Penerapan. Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan
seseorang untuk menerapkan hasil belajar pada masalah atau situasi baru.
Dengan demikian media pembelajaran adalah media yang disiapkan untuk
memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, mempermudah pemahaman
siswa dan siswa diharapkan dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar
mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
36
2.1.11 Komputer Sebagai Media Pembelajaran Matematika
Komputer adalah alat elektronika yang termasuk pada kategori multimedia
karena mampu melibatkan berbagai organ tubuh sehingga memungkinkan pesan
dan informasi dapat mudah diterima. Teknologi komputer saat ini sudah menjadi
saran informasi dan pendidikan terutama dalam pembelajaran matematika.
Komputer menjadi sumber balajar yang menyediakan berbagai macam bentuk
media yang memungkinkan peserta didik untuk membuat desain dan merekayasa
suatu konsep dan ilmu pengetahaun, sehingga komputer tidak hanya sarana
komputasi atau pengolahan data.
Penggunaan komputer dapat meningkatkan ketertarikan siswa, karena
dilengkapi dengan animasi, warna, grafik dan suara sehingga guru dapat
menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Hal ini juga
dikemukakan Zarlis ( dalam Rusdi 2008:1) :
Dalam hal pendidikan, khususnya pembelajaran matematika, komputer berfungsi sebagai alat (tool), tutor dan tutee. Sebagai alat komputer dapat
digunakan untuk kalkulasi, membuat dokumen, membuat grafik,
menyimpan data dan sebagainya. Sebagai tutor komputer biasanya
digunakan unutk menyajikan, menjelaskan konsep, dan ide serta sebagai
sumber belajar. Sedangkan sebagai tutee digunakan oleh pengguna untuk
belajar bahasa pemograman.
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan komputer adalah alat bantu yang
digunakan untuk mempermudah pegolahan dan penyajian data atau konsep serta
dapat digunakan sebagai sumber belajar.
Pembelajaran dengan menggunakan komputer dapat mengurangi
keverbalan dan keabstrakan konsep matematika dan meningkatkan minat peserta
didik. Terutama dengan ditemukannya banyak software-software matematika
yang canggih semakin mengefektifkan proses pembelajaran. Arsyad (2009:31)
mengatakan :
Berbagai aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pembelajaran umumnya dikenal sebagai computer-assisted instruction (pembelajaran
dengan bantuan komputer). Aplikasi tersebut apabila dilihat dari cara
penyajian dan tujuan yang ingin dicapai meliputi tutorial(penyajian materi
secara bertahap), drill and practice (latihan untuk membantu siswa
menguasai materi yang dipelajari sebelumnya), permainan dan simulasi
37
(latihan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang baru
dipelajari) dan basis data (sumber yang dapat mambantu siswa menambah
informasi dan pengetahuannya sesuai dengan keinginan masing-masing). Software atau aplikasi yang dapat digunakan dalam pembelajaran
matematika lebih banyak dalam pengolahan data dan geometri. Seperti :Microsoft
Excel, SPSS, Maple, Mathlab, Geogebra, Cabry Geometry Pluss II, Autograph
3.20, Math 2008 dll.
Sebagai media pembelajaran komputer pasti memiliki keuntungan dan
keterbatasan. Berikut ini keuntungan dan keterbatasan computer yang digunakan
untuk tujuan pendidikan oleh Arsyad (2009: 54-55)
Keuntungan :
1. Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran,
karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara
yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar
dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program yang
digunakan.
2. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan
laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna, dan
musik yang dapat menambah realisme.
3. Kendali berada di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa
dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. Dengan kata lain, komputer
dapat berinteraksi dengan siswa secara perorangan misalnya dengan bertanya
dan menilai jawaban.
4. Kemampuan merekam aktivitas siswa selama menggunakan suatu program
pembelajaran memberikan kesempatan lebih baik untuk pembelajaran secara
perorangan dan perkembangan setiap siswa selalu dapat dipantau.
5. Dapat berhubungan dengan, dan dapat mengendalikan, peralatan lain seperti
compact disk, video tape, dan lain-lain dengan program pengendali dari
komputer.
38
Keterbatasan :
1. Meskipun harga peralatan keras komputer cenderung semakin menurun
(murah), pengembangan perangkat lunaknya masih relative mahal.
2. Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan ketrampilan
khusus tentang komputer.
3. Keragaman model komputer ( perangkat keras) sering menyebabkan program
(software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok (kompatibel) dengan
model lainnya.
4. Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreativitas siswa,
sehingga hal tersebut tentu tidak akan dapat mengembangkan kretivitas siswa.
5. Komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang
dalam kelompok kecil. Untuk kelompok yang besar diperlukan tambahan
peralatan lain yang mampu memproyeksikan pesan-pesan di monitor ke layar
lebih lebar.
Komputer juga disebut sebagai multimedia karena dengan komputer kita
bisa melihat gambar sekaligus mendengar suara. Dengan demikaian komputer
digunakan untuk mengurangi tingkat keverbalan konsep sehingga pelajaran lebih
menarik dan menyenangkan serta meningkatkan minat siswa belajar karena
menampilkan data secara audio-visual. Dalam penggunaan komputer kita juga
harus mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan komputer dengan konsep
yang akan diajarkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komputer merupakan alat
bantu yang menggunakan berbagai software untuk mengolah atau menyajikan
data.
2.1.12 Autograph
Autograph merupakan salah satu media pembelajaran yang berbasis ICT,
autograph merupakan salah satu software matematika. Autograph dapat
membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran terutama yang
pelajaran yang berhubungan dengan grafik dan kurva. Penggunaan autograph
39
dapat meningkatkan motivasi, daya pikir, minat dan pemahaman terhadap materi
yang dibahas.
Autograph memberikan tiga pilihan tampilan, yaitu 1D untuk statistika,
2D untuk grafik atau kurva dan 3D untuk Geometri atau ruang tiga dimensi.
Dalam penggunaannya autograph mempunyai dua level operasi system yaitu
Standard dan Advanced. Pada level Standard memberikan tampilan yang
sederhana dan pengurangan beberapa fungsi sedangkan Pada level Advanced
memberikan pilihan yang lebih lengkap bagi pengguna.
Douglas Butler adalah pencipta software autograph, beliau seorang
matematikawan lulusan dari Mathematics and Electrical Sciences at Cambridge
University. Douglas juga mengajar di secondary Mathematics kurang lebih 30
tahun, pernah manjadi Head of mathematics at oundle school dan pernah juga
menjadi Chairman of MEI school Project, a leading UK curriculum development
project (www.autograph-math.com). Butler (2011) menyebutkan bahwa :
mathematicians have been teaching the subject with nothing more that a writing surface and a piece of chalk for centuries, and to good effect,
certainly with the more able these are pupils who can , by and large, visualize the subject for themselves. The real beneficiaries in the new,
visual approach are the next ability level down. The rewards to them can
be considerable, and there is every chance that this approach can help
numbers who want to take the subject further to rise Autograph mudah digunakan, terutama dalam mode standard yang ideal
untuk pemahaman konsep. Ketika guru dengan menggunakan teknologi didalam
pembelajaran matematika maka guru tersebut akan lebih mudah mencapai
indikator pembelajaran dan kegiatan pembelajaran akan menjadi menyenangkan,
inovatif dan efektif. Autograph akan membantu siswa dan guru untuk melihat
hubungan antara representasi visual dan simbolik dan wahana ilmiah dimana
selanjutnya akan menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan benar dalam
penggunaan istilah-istilah dan konsep yang didalami.
Guru dapat menggunakan autograph untuk meningkatkan kemampuan
berpikir dengan cara mempraktekkan langsung dengan menggunakan computer
karena autograph dapat menganimasi konsep matematika dan membantu siswa
lebih memahami prinsip-prinsip matematika, lebih memotivasi dan lebih
40
menyenangkan. Hal ini memungkinkan guru untuk melakukan strategi
pembelajaran yang lebih menyenangkan dan efektif.
Belajar fungsi kuadrat lebih menyenangkan dan efektif jika menggunakan
autograph karena akan ditampilkan secara visual yang dinamis. Dimana guru
hanya menjadi fasilisator. Siswa benar-benar memahami dan menerapkan
pengetahuannya, belajar bagaimana belajar dan belajar bagaimana berfikir.
Belajar memecahkan masalah, menemukan makna bagi dirinya sendiri. Guru
memberi kesempatan untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri
dan mengajar siswa dengan menggunakan gaya belajar yeng mereka sukai.
Dengan demikian autograph adalah salah satu software matematika yang
dapat menampilkan grafik dalam bentuk 2D dan 3D.
2.1.13 Fungsi Kuadrat
a. Bentuk umum fungsi kuadrat
Fungsi f yang didefinisikan sebagai , di mana a,b,c
R dan a 0 disebut fungsi kuadrat dalam variabel x.
b. Menggambar Sketsa Grafik Fungsi Kuadrat
Grafik fungsi kuadrat yang sederhana dapat digambar menggunakan
langkah-langkah berikut :
Langkah 1
Menentukan beberapa anggota f, yaitu koordinat titik yang terletak pada
grafik fungsi f. titik-titik tersebut dapat ditentukan dengan memilih beberapa nilai
x bilangan bulat yang terletak di daerah asalnya kemudian di hitung nilai fungsi f
atau f(x). Biasanya lebih mudah jika menggunakan tabel.
Langkah 2
Menggambar koordinat titik-titik yang telah diperoleh pada langkah
pertama di dalam koordinat cartesius.
Langkah 3
Menghubungkan titik-titik yang telah digambar pada bidang cartesius
dengan menggunakan kurva yang mulus.
Sketsa grafik fungsi kuadrat secara umum.
41
Titik potong dengan sumbu x dan sumbu y
1) Titik potong dengan sumbu x
Titik potong dengan sumbu x diperoleh apabila y = 0, sehingga
merupakan persamaan kuadrat dalam variabel x. Akar-akar
persamaan kuadrat merupakan absis titik potongnya terhadap sumbu x. Nilai
diskriminannya menentukan banyak titik potong terhadap sumbu X. dimana
, maka grafik fungsi f memotong sumbu pada dua titik yang
berbeda.
, maka grafik fungsi f memotong sumbu pada satu titik atau
dikatakan menyinggung sumbu X.
, maka grafik f tidak memotong maupun menyinggung sumbu X
Dapat di lihat pada gambar di bawah ini :
2) Titik potong dengan sumbu Y
Titik potong dengan sumbu y diperoleh apabila , sehingga
, jadi titik potong dengan sumbu y adalah (0,c). sedemikian
sehingga berlaku untuk :
Jika , maka grafik fungsi f memotong sumbu Y positif.
Jika , maka gfarik fungsi f tepat momotong sumbu Y di titik asal O.
Jika , maka grafik fungsi f memotong sumbu Y negatif.
42
3) Titik puncak atau titik balik fungsi kuadrat dan persamaan sumbu simetri.
Titik balik atau titik puncak parabola dapat dicari dengan mengubah fungsi
kuadrat menjadi kuadrat sempurna. Dari bentuk umum fungsi akan diperoleh :
Untuk
Maka bentuk
selalu bernilai positif atau sama dengan nol
untuk semua x R , sehingga nilai terkecil (minimum) dari
adalah 0.
Dengan demikian,
mempunyai nilai minimum
dan nilai itu dicapai bila
, atau
. Jadi titik balik minimum parabola
adalah
Untuk
Maka bentuk
selalu bernilai negatif atau sama dengan nol
untuk semua x R , sehingga nilai terbesar(miximum) dari
adalah 0.
Dengan demikian,
mempunyai nilai maximum
dan nilai itu dicapai bila
, atau
. Jadi
titk balik maximum parabola
adalah
43
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Parabola , di mana a,b,c R dan a 0 mempunyai
titik puncak atau titik balik
, dimana
Apabila maka titik balik minimum dan kurva terbuka ke atas.
Apabila , maka titik balik maksimum dan kurva terbuka ke
bawah.
2. Parabola mempunyai sumbu simetri
3. Defenit positif dan defenit negatif
Grafik fungsi kuadrat bisa selalu berada di atas sumbu X dan selalu di
bawah sumbu X. Jika grafik fungsi kuadrat selalu berada di atas sumbu X disebut
defenit positif. Jika grafik fungsi kuadrat selalu berada di bawah sumbu X disebut
defenit negatif.
Defenit Positif
suatu grafik fungsi kuadrat
dikatakan defenit positif maka :
memiliki
Defenit Negatif
suatu grafik fungsi kuadrat
dikatakan defenit negatif maka :
memiliki
44
4) Membentuk fungsi kuadrat baru
Di atas telah dibahas cara-cara membuat sketsa grafik fungsi kuadrat
apabila persamaannya diketahui. Sebaliknya apabila sketsa grafik fungsi kuadrat
diketahui maka kita dapat menentukan rumus fungsi kuadrat tersebut. Proses
tersebut dikatakan menyusun atau membentuk fungsi kuadrat.
Keterangan-keterangan yang diketahui pada sketsa grafik fungsi kuadrat
sering kali mempunyai ciri-ciri tertentu.
a. Grafik fungsi kuadrat memotong sumbu X di titik dan
melalui titik tertentu , persamaan fungsi kuadrat dapat dinyatakan
sebagai berikut :
b. Grafik fungsi kuadrat menyinggung sumbu x di A dan melalui
sebuah titik tertentu . persamaan fungsi kuadrat dapat dinyatakan
sebagai berikut :
c. Grafik fungsi kuadrat melalui titik puncak atau titik balik P dan
melalui sebuah titik tertentu . persamaan fungsi kuadrat dapat
dinyatakan sebagai berikut :
d. Grafik fungsi kuadrat melalui titik-titik .
persamaan fungsi kuadrat dapat dinyatakan sebagai berikut :
45
2.2. Kerangka Konseptual
Pendidikan adalah modal utama untuk menghadapi perubahan yang cepat
terjadi sehingga bisa melakukan yang terbaik. Untuk dapat mengikuti perubahan
yang terjadi setiap individu diharapkan dapat belajar bagaimana belajar dan
belajar bagaimana berpikir.
Dalam pembelajaran oleh guru selama ini hanya menekankan pada
bagaimana langkah-langkah pengerjaan soal-soal dan akhirnya siswa cenderung
menghafal konsep-konsep. Hal ini berdampak lemahnya siswa dalam memahami
konsep-konsep matematika
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya pemahaman konsep
matematika siswa, salah satunya adalah Guru sangat mendominasi dalam
menentukan semua kegiatan pembelajaran. Banyaknya materi yang akan
diajarkan, urutan materi pelajaran, kecepatan guru mengajar, dan lain-lain. Selain
itu siswa tidak tahu akan manfaat dari materi yang dipelajari karena materi yang
diajarkan tidak dikaitkan dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
mengakibatkan siswa mudah jenuh dan mengakibatkan mereka kurang mampu
dalam memahami konsep matematika.
Salah satu usaha untuk menanggulangi hal tersebut yakni menggunakan
strategi pembelajaran accelerated learning dengan bantuan media autograph.
Dengan strategi belajar accelerated learning dengan bantuan media autograph
siswa dibantu menjadi seorang yang kritis menganalisis sesuatu hal karena mereka
berpikir bukan meniru dan belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa
yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya dan menjadi pembelajar yang mandiri
serta mampu berkinerja dikehidupan yang nyata karena akan diajarkan bagaimana
cara belajar dan bagaimana cara berpikir.
Dalam strategi pembelajaran accelerated learning digunakan tiga gaya
belajar yaitu gaya belajar visual, audiotori dan kinestetis. Accelerated learning
dengan bantuan media autograph membantu siswa memperoleh informasi dengan
gaya belajar visual dan kinestetik sehingga lebih mudah memahami konsep
matematika.
46
Hal ini berbeda dengan pembelajaran konvensional, yaitu kegiatan belajar
mengajar yang berlangsung tidak menekankan aktivitas siswa, yang diutamakan
adalah aktivitas mental dari guru atau dengan kata lain pembelajaran berpusat
pada guru sehingga siswa hanya akan mengahapal konsep matematika tanpa
harus memahaminya.
Untuk itu strategi accelerated learning dengan bantuan media autograph
dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika
siswa. Dengan demikian diharapkan bahwa melalui strategi accelerated learning
dengan bantuan media autograph dapat diperoleh hasil yang memuaskan pada
proses dan hasilnya.
2.3. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Pencapaian pemahaman konsep matematika siswa pada pokok fungsi
kuadrat dengan menerapkan strategi accelerated learning dengan bantuan media
autograph lebih baik dibandingkan dengan menerapkan pembelajaran
Konvensional.