Top Banner
UNDESENSUS TESTIS BILATERAL O leh : Nor Ain Ghazali C111 08 799 Pembimbing : dr. Rizal Basry Supervisor: Prof. dr. Farid Nur Mantu SpB., Sp.BA Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, 2013 REFERAT BEDAH ANAK APRIL 2013
23

Undesensus Testis Bilateral

Dec 11, 2014

Download

Documents

Aienx Zali

UDT slide
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Undesensus Testis Bilateral

UNDESENSUS TESTIS BILATERAL

Oleh:Nor Ain Ghazali

C111 08 799

Pembimbing:dr. Rizal Basry

Supervisor:Prof. dr. Farid Nur Mantu SpB., Sp.BA

Bagian Ilmu BedahFakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Makassar, 2013

REFERAT BEDAH ANAK APRIL 2013

Page 2: Undesensus Testis Bilateral

Pendahuluan Suatu kondisi medis yang ditandai dengan tidak adanya

testis di dalam skrotum Kelainan genital yang paling sering ditemukan 10% bersifat bilateral, selebihnya unilateral Penanganan:

Terapi hormonal Terapi bedah

Page 3: Undesensus Testis Bilateral

1762: John Hunter memulakan studi tentang desensus testis dan menemukan posisi abdominal, suplai neurovaskular & muskulus kremaster

1820: JF Rosenmerkel melakukan operasi orchidopexy tidak berhasil akibat timbulnya infeksi

1877: Tommy Anandale berhasil melakukan orchidopexy tanpa sebarang komplikasi

Page 4: Undesensus Testis Bilateral

Epidemiologi 3% laki – laki yang lahir cukup bulan mengalami undesensus

testis 1% pada usia 6 bulan hingga 1 tahun 30% pada bayi yang lahir prematur 1,5% - 4% kasus UDT turut ditemukan pada ayah dan 6,2%

pada saudara laki-laki penderita

Page 5: Undesensus Testis Bilateral

Anatomi testis

Page 6: Undesensus Testis Bilateral

Anatomi testis Testis berada didalam skrotum dan digantung spermatic cord Dilapisi oleh tunika vaginalis & tunika albuginea Epididimis:

Duktus deferens: Struktur perpanjangan dari posterior testis Menyatu dengan duktus vesika seminalis membentuk duktus

ejakulatori. M. cremaster

Refleks cremaster: N. genitofemoralis & N. Ilioinguinalis

Page 7: Undesensus Testis Bilateral

Vaskularisasi: Arteri testikular yang berasal dari aorta abdominal Pleksus pampiniformis

Vena testikular kanan v. cava inferior Vena testikular kiri v. renalis kiri

Aliran limfatik Mengikuti pembuluh darah di spermatic cord menuju nodus para-

aorta Persarafan

Serabut saraf dari pleksus n. testikularis Dibentuk dari n. vagus parasimpatetik & serabut aferen visceral dari

segmen thorakal T7 korda spinalis

Page 8: Undesensus Testis Bilateral

Embriologi Differensiasi gonad dimulakan oleh gene SRY pada usia

gestasi 7 minggu. Gene SRY menginduksi Sel Sertoli untuk menghasilkan

Mullerian Inhibiting Factor (MIF) involusi duktus Mullerian & meningkatkan reseptor androgen pada membran sel Leydig

Sel Leydig mensekresi testosteron differensiasi duktus Wolfian epididimis, vas deferens dan vesika seminalis (usia gestasi

Page 9: Undesensus Testis Bilateral

Fase Transabdominal Dimulai antara usia gestasi minggu ke-10 hingga minggu ke-

23 Testis turun dari urogenital ridge regio inguinal

Regresi ligamentum suspensorium cranialis Pemendekan gubernaculum

Page 10: Undesensus Testis Bilateral

Fase Inguinoscrotal Minggu 24 hingga 34 kehamilan. Dibawah pengaruh hormon androgen

Androgen merangsang N. Genitofemoral untuk sekresi Calcitonin-gene Related Peptide kontraksi gubernaculum testis masuk ke dalam skrotum

Elongasi processus vaginalis melalui inguinal ring Faktor mekanik: Tekanan intra-abdominal

Page 11: Undesensus Testis Bilateral
Page 12: Undesensus Testis Bilateral

Klasifikasi

Page 13: Undesensus Testis Bilateral

Etiologi Kelainan aksis hipotalamus – hipofise – testis

Hipotalamus menghasilkan GnRH, hipofise menghasilkan FSH dan LH sedangkan testis terdiri dari sel Sertoli yang menghasilkan MIF dan sel Leydig yang menghasilkan hormon testosteron dan hormon Insulin-like 3 (INSL3).

Desensus testis dikatakan tidak terjadi pada mamalia yang diangkat hipofisenya, dan ini menandakan bahwa kekurangan FSH dan LH dapat menjadi penyebab kepada terjadinya undesensus testis.

Faktor mekanik

Page 14: Undesensus Testis Bilateral

Faktor resiko Prematuritas Berat lahir rendah Kelahiran kembar Riwayat ibu terpapar dengan estrogen pada trimester

pertama kehamilan

Page 15: Undesensus Testis Bilateral

Anamnesis Pemeriksaan fisis

Diagnosis

Status kelahiran penderita Lahir cukup bulan / prematur? Penggonaan obat oleh ibu

saat hamil Testis pernah teraba saat lahir

Riwayat operasi inguinal Riwayat kelainan genital

dalam keluarga

Posisi “frog leg position” Palpasi dari bagian SIAS

menyusuri kanalis inguinalis medial skrotum

Testis teraba: didorong masuk ke dalam skrotum dan ditahan selama 1 menit otot kremaster fatigue retraktil

Testis kembali ke posisi asal UDT

Page 16: Undesensus Testis Bilateral

Teknik pemeriksaan testis

A: Menyusuri kanalis inguinalis dimulai dari SIAS. B & C: Jika teraba, testis diarahkan ke arah skrotum dengan ujung jari. D: Memanipulasi ke dalam skrotum.

Page 17: Undesensus Testis Bilateral

Pemeriksaan Laboratorium Radiologi

Diagnosis

Kasus bilateral & tidak teraba konfirmasi adanya testis dan menyingkirkan kemungkinan intersex

Usia < 3 bulan: FSH, LH, testosteron

Usia > 3 bulan: tes stimulasi hCG

Pada kasus testis tidak teraba

USG testis di kanalis inguinalis

CT scan abdomen testis intraabdominal

Page 18: Undesensus Testis Bilateral

Penatalaksanaan Indikasi terapi:

Mengurangi fertilitas Mengurangi resiko testikuler malignant Koreksi hernia inguinal Mencegah torsi testicular Trauma Psikologi

Page 19: Undesensus Testis Bilateral
Page 20: Undesensus Testis Bilateral

Penatalaksanaan - Orchidopexy

1. Insisi transversal pada daerah kanalis inguinalis

2. Insisi pada aponeurosis oblique externa aponeurosis dibuka secara lateral

Page 21: Undesensus Testis Bilateral

3. Testis dimobilisasi keluar secara blunt dissection

4. Anatomi processus vaginalis, aponeurosis oblique externa, vas deferens

Page 22: Undesensus Testis Bilateral

5. Diseksi jari untuk mencipta ruangan dalam skrotum

6. Fiksasi testis dalam skrotum menggunakan benang yang difiksasi pada sisi medial paha

Page 23: Undesensus Testis Bilateral

Prognosis Komplikasi kurang dari 5% infeksi Laki – laki dengan undesensus testis bilateral mempunyai

resiko 6 kali lipat lebih tinggi untuk mengalami infertilitas dibandingkan dengan kasus unilateral.

98% kasus yang tidak ditangani azoospermia 35% laki-laki yang dilakukan orchidopexy sebelum usia 6

bulan menjadi infertile meskipun jumlah sel germinal pada saat operasi adalah normal