Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015 Bahan Raker Bidang Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015 Palangkaraya, 26 Maret 2015 1
Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan2015
Bahan Raker Bidang Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015Palangkaraya, 26 Maret 2015
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Outline Paparan
1
2
3
Anggaran Fungsi Pendidikan 2015
Pengalihan Kewenangan Pendidikan Menengah
Persiapan Penyerahan Kewenangan
4 Tindak Lanjut
11
PENGANTARANGGARAN FUNGSI PENDIDIKAN
12
12
13
Kebijakan Umum Pemanfaatan Anggaran Pendidikan
1 Nawacita
1.5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
1.6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
1.8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
1.9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
2 Arahan Khusus Presiden2.1. Wajib Belajar 12 Tahun.
2.2. Kartu Indonesia Pintar (KIP).
2.3. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata dan Kelautan/Maritim.
2.4. Pendidikan di Daerah Perbatasan, Papua, Papua Barat, dan Pedalaman.
3 Program Generik3.1. Penguatan Kapasitas Aktor Pendidikan.
3.2. Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan.
3.3. Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan: Pariwisata.
3.4. Penguatan Tatakelola dan Partisipasi Publik.
Nawacita5 Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia*
Program “Indonesia Pintar” melalui Wajib Belajar 12 tahun
Jenjang 2014 2015 2019
PAUD 66,4 68,1 77,20
SD 97,3 97,6 100,5
SMP 74,2 80,7 93,7
SMA/SMK 68,9 75,7 85,7
Peningkatan % Angka Partisipasi Kasar
17,9 Juta siswa menerima KIP
250Unit Sekolah Baru dibangun
850Unit SD-SMP Satu Atap dibangun di
9.500Ruang Kelas Baru dibangun
Perbatasan, Papua, Pedalaman
9,0Juta siswa SMA/SMK menerima BOS
73.000Lembaga PAUD Baru
* Termasuk Kebijakan Umum 2.1, 2.2, 2.4, 3.1, dan 3.2
AKSES
14
Beberapa Kegiatan Prioritas 2015:
diberi bantuan
(Rp.11,2 T)
(Rp.10,6 T)
(Rp.170 M)
(Rp.650 M)
(Rp.1,5 T)
(Rp.535 M)
ANGGARAN:
Nawacita5 Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia*
Program “Indonesia Pintar” melalui Wajib Belajar 12 tahun
15
7.500 Ruang kelas direhabilitasi
1.950Perpustakaan dibangun
52.000Guru disertifikasi
292.000Guru ditingkatkan
1.150 Laboratorium dibangun
* Termasuk Kebijakan Umum 2.1, 3.1, dan 3.2
MUTU
Jenjang 2014 2015 2019
SD 45,0 58,8 75,0
SMP 50,5 54,0 70,0
SMA/SMK 77,1 78,6 85,0
Peningkatan % sekolah akreditasiminimum B
33.300Sekolah diakreditasi
Beberapa Kegiatan Prioritas 2015:
(Rp.975 M)
(Rp.285 M)
(Rp.250 M)
(Rp.730 M)
(Rp.375 M)
(Rp.195 M)
ANGGARAN:
kompetensinya
16
Nawacita6 Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di
pasar internasional* Membangun sejumlah science and technopark di kawasan politeknik dan
SMK-SMK dengan prasarana dan sarana dengan teknologi terkini.
16
9Unit Sekolah Baru dibangun**
45Perpustakaan dibangun
4Unit Teaching Factory dibangun
320Ruang Kelas Baru dibangun
SMK Pariwisata
10Unit Sekolah Baru dibangun**
30Perpustakaan dibangun
4Unit Teaching Factory dibangun
200Ruang Kelas Baru dibangun
SMK Kelautan
* Termasuk Kebijakan Umum 2.3
35Ruang Praktik Siswa dibangun 75Ruang Praktik Siswa dibangun
Beberapa Kegiatan Prioritas 2015:
** Pembangunan 1 Unit SMK Baru = Rp± 20 M (termasuk peralatan)
3.600
2015 2015-19
20.000
60 400
1.050 6.000
1.200 8.500
162 550
Pembangunan SMK
17
Nawacita8 Melakukan revolusi karakter bangsa
17
Kurikulum disempurnakan
94.500Guru Non-PNS diberi Tunjangan Fungsional
206.200 Guru Non PNS diberi Tunjangan Profesi
Membangun pendidikan kewarganegaraan.
Menghilangkan model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional.
Jaminan hidup yang memadai bagi para guru terutama bagi guru yang ditugaskan di daerah terpencil.
Ujian Nasional diperbaiki
62.500 Guru di daerah perbatasan/pedalaman/CLC
* Tunjangan Profesi Guru PNS dan Tambahan Penghasilan Guru dibayar melalui Transfer ke Daerah (Rp. 71,2T)
Beberapa Kegiatan Prioritas 2015:
diberi Tunjangan Khusus(Rp.1,7 T)
(Rp.345 M)
(Rp.5.8 T)
ANGGARAN:
18
Nawacita9 Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia*
18
Pembuatan dan pemutaran Film untuk Pendidikan Karakter melalui bioskop
(termasuk bioskop keliling).
10.000 Cagar Budaya dilestarikan/diregistrasi
Memperkuat pendidikan ke-bhinneka-an dan menciptakan ruang-ruang dialog antar warga.
Mengembangkan insentif khusus untuk memperkenalkan dan mengangkat kebudayaan lokal.
Meningkatkan proses pertukaran budaya untuk membangun kemajemukan sebagai kekuatan budaya.
300 Desa Adat, Komunitas Budaya, dan Cagar Budaya direvitalisasi
10 Rumah Budaya dibangun/dirintis di Luar Negeri
12 Museum dibangun/direvitalisasi
* Termasuk Kebijakan Umum 3.3
Beberapa Kegiatan Prioritas 2015:
19
Program Generik
4 Penguatan Tatakelola dan Partisipasi Publik
• Opini BPK: WTP (Wajar Tanpa
Pengecualian).
• Nilai LAKIP: 80.
• Predikat WBK (Wilayah Bebas
dari Korupsi)• Indek Kepuasan Pemangku
Kepentingan: 77.
• Penguatan Pengawasan dan SPI (Satuan
Pengawas Internal)
• Sosialisasi Budaya Anti Korupsi• Peningkatan Kualitas dan Kualifikasi
Auditor dan Pengelola Keuangan• Penguatan e-Procurement, e-Office, e-
MSA (Monitoring dan Serapan Anggaran),
• Layanan Pusat Terpadu Satu Pintu (PTSP)
TARGETBeberapa Kegiatan Prioritas 2015:
Pembangunan Pendidikan Erat Kaitannya Dengan Pembangunan Kesehatan & Penanggulangan Kemiskinan
Pendidikan vs Kesehatan
y = 0.8374x + 61.755R² = 0.2148
50.00
55.00
60.00
65.00
70.00
75.00
80.00
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00
An
gka
Har
apan
Hid
up
(Ta
hu
n)
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun)
20
Penduduk kabupaten/kota dengan rata-rata lama sekolah yang tinggi, cenderungmemiliki angka harapan hidup yang tinggi
Catatan: analisis di atas diolah berdasarkan data BPS tahun 2008
Kesehatan
21
Melek Aksara vs. Tingkat Kemiskinan
y = -0.5068x + 100.87R² = 0.2512
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00
Pro
po
rsiP
en
du
du
kM
ele
kA
ksar
a(%
)
Proporsi Penduduk Miskin (%)
Kabupaten/kota dengan proporsi penduduk miskin yang tinggi, cenderungmemiliki proporsi penduduk melek aksara yang rendah
Catatan: analisis di atas diolah berdasarkan data BPS tahun 2008
Kesehatan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Rata-rata Lama Sekolah
(MYS)
Harapan Lama Sekolah
(EYS)
Indeks Pendidikan
Pendidikan
Harapan Hidup Pada Saat Lahir
GNI Perkapita (PPP $)
Indeks Kesehatan
Indeks Pendapatan
Kesehatan
Perhitungan HDI atau IPM 2012
(usia 15 tahun keatas) (mulai masuk sekolah)
13,2 Tahun(tertinggi =18)
7,9 Tahun(tertinggi =12,6)
22
Ekonomi
Rp.
69,4 Tahun(tertinggi =83,4)
$ 3.716(tertinggi =83.717)
0,674 (tertinggi =0,979)(Pendidikan memiliki efek pengali terhadap kesehatan dan pendapatan)
PERKEMBANGAN HDI (IPM) INDONESIATH. 2005-2011
0.57 0.580.59 0.60 0.61 0.61 0.62
0.400
0.450
0.500
0.550
0.600
0.650
0.700
0.750
0.800
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011Sumber: HDR 2011, UNDP
Rank 108Jumlah Negara 169
Rank 124Jumlah Negara 187
1. DKI Jakarta2. Sulawesi Utara3. Riau4. Yogyakarta5. Kalimantan Timur6. Kepulauan Riau7. Kalimantan Tengah8. Sumatera Utara
9. Sumatera Barat20. Sumatera Selatan11. Bengkulu12. Bangka Belitung13. Jambi14. Jawa Tengah15. Bali
15 Provinsi di atas rerata Nasional (2011)
1. Aceh2. Jawa Barat3. Jawa Timur4. Sulawesi Selatan5. Lampung6. Maluku7. Sulawesi Tengah8. Banten9. Gorontalo
10. Sulawesi Tenggara11. Kalimantan Selatan12. Sulawesi Barat13. Kalimantan Barat14. Papua Barat15. Maluku Utara16. Nusa Tenggara Timur17. Nusa Tenggara Barat18. Papua
.
18 Provinsi di bawah rerata Nasional (2011)
23
HDI atau IPM 2012 PROVINSI
24Sumber: BPS, 2012
78.33
58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80
94. Papua
53. Nusa Tenggara Timur
91. Papua Barat
76. Sulawesi Barat
63. Kalimantan Selatan
36. Banten
81. Maluku
11. Aceh
35. Jawa Timur
33. Jawa Tengah
19. Bangka Belitung
17. Bengkulu
13. Sumatera Barat
62. Kalimantan Tengah
64. Kalimantan Timur
14. Riau
31. DKI Jakarta
73,29
Keterkaitan Pembangunan Pendidikan dengan IPM, Indeks Daya Saing Global, MDGs dan EFA
Rata-rata Lama Sekolah: rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 25 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani.Harapan Lama Sekolah : 13,2 Tahun
PAUDPendidikan Menengah
Universal SDPendidikan Tinggi SMP
Indeks Daya Saing GlobalIndeks Pembangunan
Manusia
Harapan Lama Sekolah
Rata-rata Lama Sekolah
• Kualitas Dikdas• APK dikdas• APK SM• APK Dikti• Kualitas managemen• Pelatihan & DIKTI• Efisiensi pasar kerja• Inovasi
MDG’s
SD/MISMP/MTs
Harapan Lama Sekolah
Rata-rata Lama Sekolah
• Kualitas Dikdas• APK Dikdas• APK SM• APK Dikti• Kualitas managemen• Pelatihan & Dikti• Efisiensi pasar kerja• Inovasi
APM SD/MI : 95,7
25
KOMPONEN ANGGARAN PENDIDIKANANGGARAN FUNGSI PENDIDIKAN
2014 2015
A Belanja Pemerintah Pusat 130,279.57 154,236.30
1 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 80,661.03 46,801,4
2 Kementerian Ristek dan Dikti - 41,507,7
3 Kementerian Agama 42,566.93 48,178.3
4 K/L lainnya 7,051.61 8,480.8
5 Bagian Anggaran 69 9,268.1
B Transfer ke Daerah 238,619.49 254,895.50
1 Anggaran Pendidiakan dalam DBH 982.48255 1,337.7
2 DAK Pendidikan 10,041.30 10,041.3
3 Anggaran Pendidikan dalam DAU 135,644.27 134,970.3
4 Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD 1,853.60 1,096.0
5 Tunjangan Profesi Guru 60,540.70 70,252.7
6 Anggaran Pendidikan dalam OTSUS 4,094.63 4,234.7
7 Dana Insentif Daerah 1,387.80 1,664.5
8 Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 24,074.70 31,298.3
Total Anggaran Fungsi Pendidikan 368,899.06 409,131.80
20.00% 20.06%
TOTAL BELANJA NEGARA 1,842,495.00 2,039,483.60
Postur Anggaran Fungsi Pendidikan 2014 - 2015
26
Milyar Rp
Kompleksitas Pembiayaan Pendidikan
27
Masyarakat
Kemenkeu
Kemen-dikbud
DinasPendidikan
DinasPendidikan
Sekolah
Dekon
Pemprov
Kab/kota
DAU, Tunjangan guru,BOS, Bagi Hasil
PKH
Operasional
• DAU• DAK• Tunjangan
Profesiguru PNS
• Bagi hasil
• BSM,• Block grant fisik,• Tunjangan profesi
guru Non-PNS• Tunjangan khusus• BOP PAUD, BOS
Dikmen
Yayasan/organisasi
Pengalihan Kewenangan Pendidikan MenengahSesuai Undang-undang 23 tahun 2014
28
28
PERUBAHAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH
1. ManajemenPendidikan
2. Kurikulum 3. Akreditasi
4. Pendidik danTenaga
Kependidikan
5. PerizinanPendidikan
Ruang lingkup perubahan pembagian urusan pemerintahbidang pendidikan :
PERUBAHAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH (1. MANAJEMEN PENDIDIKAN)
Pusat:1. Penetapan SNP2. Pengelolaan Dikti
Provinsi:1. Pengelolaan Pendidikan
Khusus
Kab./Kota:1. Pengelolaan PAUDNI2. Pengelolaan Dikdas3. Pengelolaan Dikmen
UU 32 Tahun 2004 UU 23 Tahun 2014
Pusat:1. Penetapan SNP2. Pengelolaan Dikti
Provinsi:1. Pengelolaan Pendidikan
Khusus2. Pengelolaan Dikmen
Kab./Kota:1. Pengelolaan PAUDNI2. Pengelolaan Dikdas
PERUBAHAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH (2. KURIKULUM)
Pusat:1. Penetapan Kurikulum
nasional
Provinsi:1. Penetapan Kurikulum
Muatan Lokal (mulok)Pendidikan Khusus
Kab./Kota:1. Penetapan Kurikulum
mulok PAUDN2. Penetapan Kurikulum
mulok Dikdas3. Penetapan Kurikulum
mulok Dikmen
UU 32 Tahun 2004 UU 23 Tahun 2014
Pusat:1. Penetapan Kurikulum
nasional
Provinsi:1. Penetapan Kurikulum
mulok PendidikanKhusus
2. Penetapan Kurikulummulok dikmen
Kab./Kota:1. Penetapan Kurikulum
mulok PAUDN2. Penetapan Kurikulum
mulok Dikdas
PERUBAHAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH (3. AKREDITASI)
Pusat:1. Akreditasi PT2. Akreditasi Dikmen3. Akreditasi Dikdas4. Akreditasi PAUD5. Akreditasi Nonformal
UU 32 Tahun 2004 UU 23 Tahun 2014
Pusat:1. Akreditasi PT2. Akreditasi Dikmen3. Akreditasi Dikdas4. Akreditasi PAUD5. Akreditasi Nonformal
PERUBAHAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH (4. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN)
Pusat:1. Pengendalian Formasi
Pendidik2. Pengembangan Karier
Provinsi:1. -
Kab./Kota:1. Pemindahan PTK dalam
Kab./Kota
UU 32 Tahun 2004 UU 23 Tahun 2014
Pusat:1. Pengendalian Formasi
Pendidik2. Pengembangan karier3. Pemindahan PTK lintas
provinsi
Provinsi:1. Pemindahan PTK lintas
Kab./Kota dalam Provinsi
Kab./Kota:1. Pemindahan PTK dalam
Kab./Kota
PERUBAHAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH (5. PERIZINAN PENDIDIKAN)
Pusat:1. Penerbitan izin PTS2. Penerbitan izin Sekolah
Asing
Provinsi:1. Penerbitan izin SLB
Kab./Kota:1. Penerbitan izin SD2. Penerbitan izin SMP3. Penerbitan izin SM4. Penerbitan izin
Pendidikan nonformal
UU 32 Tahun 2004 UU 23 Tahun 2014
Pusat:1. Penerbitan izin PTS2. Penerbitan izin Sekolah
Asing
Provinsi:1. Penerbitan izin SM2. Penerbitan izin SLB
Kab./Kota:1. Penerbitan izin SD2. Penerbitan izin SMP3. Penerbitan izin
Pendidikan nonformal
Pasal 298Belanja DAK diprioritaskan untukmendanai kegiatan fisik dan dapatdigunakan untuk kegiatan nonfisik.
UU NO.23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH
Pasal 303Ayat 1)
Daerah dapat membentuk dana cadanganguna mendanai kebutuhan pembangunanprasarana dan sarana Daerah yang tidakdapat dibebankan dalam 1 (satu) tahunanggaran.
Ayat 3)
Dana cadangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) bersumber dari penyisihanatas penerimaan Daerah kecuali dari DAK,pinjaman Daerah, dan penerimaan lain-lainyang penggunaannya dibatasi untukpengeluaran tertentu.
Pasal 404Serah terima personel, pendanaan,sarana dan prasarana, serta dokumensebagai akibat pembagian UrusanPemerintahan antara Pemerintah Pusat,Daerah provinsi, dan Daerah Kab/Kotayang diatur berdasarkan Undang-Undangini dilakukan paling lama 2 (dua) Tahunterhitung sejak Undang-Undang ini diUndangkan
35
36
Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas Organisasi dan Anggaran
1. SETJEN
2. ITJEN
3. PAUDNI
4. DIKDAS
5. DIKMEN
10. DIKTI
7. BAHASA
9. LITBANG
6. KEBUDAYAAN
8. SDM
1. SETJEN
2. ITJEN
3. PAUD DIKMAS
4. DIKDASMEN
7. BAHASA
8. LITBANG
6. KEBUDAYAAN
5. GURU
Rp 3,82 T
Rp 0,21 T
Rp 4,03 T
Rp 18,19 T
Rp 20,49 T
Rp 1,40 T
Rp 0,50 T
Rp 3,56 T
Rp 1,27 T
Rp 41,51 T
Rp 4,57 T
Rp 0,21 T
Rp 2,07 T
Rp 31,03 T
Rp 11,82 T
Rp 1,72 T
Rp 0,50 T
Rp 1,34 T
Struktur LAMA Struktur BARU
• Eselon I berkurang 1.• Dikdas-Dikmen digabung.• Unit pengelola guru
disatukan.• Penguatan Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan.
Rp.2,1 TPenghematan dari Perjalanan Dinas/Meeting/Konsinyering yang digunakan untuk penajaman program/kegiatan prioritas (refocusing) [INPRES No 2 Tahun 2015]
Reorganisasi
Efisiensi Anggaran
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKRETARIATJENDERAL
DITJEN
KEBUDAYAAN
DITJEN GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
DITJENPAUD DAN
PENDIDIKAN MASYARAKAT
INSPEKTORAT JENDERAL
BADANPENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
DITJEN
PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH
BADANPENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
STAF AHLI BIDANG PEMBANGUNAN
KARAKTER
STAF AHLI BIDANG INOVASI DAN DAYA SAING
STAF AHLI BIDANG REGULASI PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
STAF AHLI BIDANG HUBUNGAN PUSAT DAN
DAERAH
37
STRUKTUR ORGANISASI KEMENDIKBUD(Perpres 14/2015)
Persiapan Penyerahan Kewenangan
38
38
39
1. Pengantar Menteri Koordinator PMK dan MenteriKoordinator Perekonomian
2. Paparan isu strategis dan langkah-langkah persiapan Implementasi UU No 23 Tahun 2014
3. Arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
4. Arahan Menteri Agama Tentang Posisi PendidikanAgama (Madrasah) Terkait UU No 23 tahun 2014;
5. Arahan Menteri Dalam Negeri;
6. Diskusi dan Masukan Isu Strategis
7. Kesimpulan.
Hasil Rakor Tingkat Menteri, 14 Januari 2015
UU No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah telahdiberlakukan 30 September 2014 dan memberikan masa transisiselama dua tahun.
a. Pemerintah Kabupaten/Kota bertanggung jawab untukpendidikan dasar (SD/SMP), sementara pendidikan menengah(SMA/SMK) dan pendidikan anak berkebutuhan khusus menjaditanggung jawab Pemerintah Propinsi.
b. Pengalihan kewenangan pengelolaan pendidikan menengah dari pemerintah Kab/Kota kepada pemerintah Prov. Berdampak kepada penyerahan personil, pendanaan, prasarana dan dokumen.
40
1. UU No. 23 Tahun 2014 telah diberlakukan
a. Kementerian Agama mengusulkan pengelolaan MI, MTs danMA tetap berada dibawah kewenangan Kementerian Agama.
b. Agar pelayanan pendidikan yang berkualitas dapat diberikantidak hanya kepada jenis pendidikan umum tetapi jugapendidikan agama dan keagamaan diusulkan oleh KementerianAgama untuk memperoleh penganggaran yang memadaikhususnya bagi peningkatan kualitas sarpras pendidikan baiksatuan pendidikan swasta maupun negeri yang bersumber dariAPBN.
41
2. Pengelolaan Pendidikan Agama
42
Pemerintah Propinsi harus menganggarkan dana pendamping
DAK pendidikan menengah sebesar 10% dalam RAPBD
a. Laporan penyerapan DAK seluruh Kabupaten/Kota perlusajikan secara utuh, khususnya terkait dengan penambahanaset.
b. SILPA DAK TA 2010 s.d 2014 sebesar Rp. 2,4 T, apakahdengan diberlaku-kannya UU No. 23 Tahun 2014 akandihibahkan seluruhnya kepada Pemerintah Kabupaten/Kota,atau ada kebijakan lain?
3. Penyerapan Dana Alokasi Khusus (DAK)
43
a. BOS SD-SMP selama ini disalurkan melalui transfer ke provinsi danselanjutnya disalurkan ke sekolah. Diperlukan peninjauan kembalimekanisme penyaluran BOS 2017, dengan tetap memperhatikanketepatan waktu.
b. Dalam APBN 2015 BOS SMA/SMK masih dikelola oleh pemerintahpusat. Di tahun 2016 diusulkan agar mekanismenya sama denganBOS Pendidikan Dasar.
4. Penyaluran Bantuan Operasional Sekoah (BOS)
2012- sekarang
44
a. UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengatur bahwa pemerintahpusat mengendalikan formasi pendidik, pemindahan pendidik dan pengembangankarir pendidik. Pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan lintas provinsi.
a. TPG cenderung berlebih. Tahun 2014 dianggarkan sebesar Rp 60,5T tetapidiperkirakan penyerapannya maksimum sebesar Rp 56T. Diperlukan pendataandan sistem evaluasi beban mengajar secara cermat.
b. TPG terhutang akan mendapatkan perhatian khusus
b. Distribusi guru tidak merata, baik secara kuantitas maupun kualitassehingga rasio guru siswa dibeberapa daerah berlebih.
a. Kemendikbud akan memetakan secara cermat jumlah guru SMA/SMK yangakan diserahkan kepada Pemerintah Propinsi, hal ini terkait dengan hak gaji dantunjangan profesi.
b. Kemendikbud akan membuat aturan secara tegas batas rasio guru dan siswa,agar Pemerintah Daerah tidak mudah mengangkat guru honorer. Hal inisekaligus sebagai alat agar distribusi dan rasio guru terhadap murid diperbaiki.
5. Guru
NOJENJANG
JUMLAHKabupaten TK SD SMP SLB* SMA SMK
01 Dki Jakarta 409 17.969 9.309 529 4.796 2.379 35.391
02 Jawa Barat 4.148 128.596 36.331 1.870 16.500 8.249 195.694
03 Jawa Tengah 8.238 123.056 45.386 1.090 15.189 11.336 204.295
04 Di Yogyakarta 2.749 13.185 6.662 877 2.931 3.518 29.922
05 Jawa Timur 8.137 131.936 44.822 884 16.806 13.021 215.606
06 Aceh 2.502 28.490 13.437 31 8.907 3.100 56.467
07 Sumatera Utara 659 64.515 22.406 62 11.350 5.693 104.685
08 Sumatera Barat 1.689 30.399 13.435 293 7.731 4.380 57.927
09 Riau 872 26.408 9.016 31 5.189 1.876 43.392
10 Jambi 739 18.691 6.337 132 3.179 1.517 30.595
11 Sumatera Selatan 943 35.818 11.639 186 6.266 2.122 56.974
12 Lampung 1.148 35.047 11.189 96 5.493 2.197 55.170
13 Kalimantan Barat 533 27.472 7.003 55 2.985 1.489 39.537
14 Kalimantan Tengah 1.047 17.888 5.671 85 2.927 1.506 29.124
15 Kalimantan Selatan 1.986 21.351 7.066 89 2.880 1.767 35.139
16 Kalimantan Timur 544 18.850 6.897 95 2.992 2.131 31.509
17 Sulawesi Utara 1.215 13.210 6.691 68 3.119 2.050 26.353
18 Sulawesi Tengah 1.733 18.054 6.161 41 2.893 1.796 30.678
19 Sulawesi Selatan 3.429 42.434 17.782 335 9.364 4.816 78.160
20 Sulawesi Tenggara 1.500 13.841 6.672 48 4.077 1.550 27.688
Pemerintah merencanakan akan mengalokasikan dana Desa sebesarRp.9 T, dan salah satu komponen program yang dapat dibiayaitermasuk Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUDHI).
a. Perlu koordinasi antara Kemendikbud, Kemenkes, Kemenag,BKKBN dan Kemendagri serta Kementerian Desa, PDT danTransmigrasi untuk pelaksanaannya.
b. PAUD HI merupakan intervensi strategis untuk pengembangananak secara optimal dalam periode emas mereka sekaligussebagai upaya menyiapkan anak untuk masuk ke jenjangpendidikan dasar.
46
6. PAUD
47
a. Pemerintah Propinsi perlu membuat perencanaan yangmatang agar ketersediaan/kapasitas sekolah menengahagar transisi dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA dapat tercapai100%, sebagai prasyarat bagi keberhasilan Program WajibBelajar 12 Tahun.
b. Data arus peserta didik/kohort SMP/MTs di propinsimenjadi dasar bagi perencanaan penyediaan ruang kelas,perencanaan kebutuhan guru dan kebutuhan pendanaan.
c. Kemdikbud secara reguler mengadakan koordinasi denganPemerintah Propinsi agar Pemerintah Propinsi lebihbertanggung jawab atas pengelolaan pendidikan menengahtermasuk melakukan monitoring pendidikan dasar.
7. Pelaksanaan Wajar 12 Tahun di Provinsi
Kondisi Akses Pendidikan Menengah Per Kecamatan
48
Aceh
Sumut
Sumbar
RiauKep. Riau
Bengkulu
Babel
120
11
Jambi
Lampung
Sumsel
213
11
DKI Jakarta
Banten
Jabar
Jateng
D.I JogjaJatim Bali NTB NTT
Kalbar
Kalteng
Kaltim
Kaltim
55
4
41
5
271
16 386
35
152
6
158
18
101
23
191
23
152
2592
34
76
2693
19
56
1
113
3
221
75
44
2 543
30
162
12 118
14
122
12
133
12
Sulut
131
23
Gorontalo
55
20
Sulteng
129
32
Sulbar
61
7
Sulsel
272
32
Sultra
188
16Maluku
79
11
Malut
100
14
Pabar
64
103
Papua
111
307
Permendikbud 80 tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal pasal 4 mengamanatkan disetiapwilayah kecamatan minimal terdapat satu sekolah jenjang pendidikan menengah.
Keterangan:
• Jumlah Kecamatan yang belum memiliki SM/MA = 13,93%
• Jumlah Kecamatan yang memiliki SM/MA = 86,07% 5853
947
Sumber: Dapodikmen 2013
• Total Kecamatan di seluruh Indonesia berjumlah 6.800 kecamatan
Periode Waktu Paling Rentan: Transisi Antar Jenjang Studi Kasus di Kab. Sukabumi
SD
SMP
SMA/K
39.450
24.781 18.688
11.031
=14.669 (37,2%)
=7.657 (41,0%)
lulusan
lulusan
Siswa baru
Siswa baru
8.459
lulusan
44.923
Siswa baru
= 36.464 (81,2%)
Sumber : Disdik Kab. Sukabumi, 2011 49
Anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah perluditingkatkan akuntabilitas dan efisiensinya yang meliputi:
a. Komponen non gaji dalam DAU 2015 sebesar Rp 14,1 T(dari DAU yang diperkirakan untuk anggaran pendidikansebesar Rp. 135 T);
b. Komponen dana cadangan dalam TPG 2015 sebesar Rp.3,7 T (dari dana TPG sebesar Rp. 70,2 T);
c. Pemanfaatan anggaran pendidikan dalam OTSUS, DanaInsentif Daerah (DID) dan anggaran pendidikan dalamDBH yang totalnya sebesar Rp. 7,2 T.
50
8. Akuntabilitas dan Efisiensi
Tindak Lanjut Pengalihan Kewenangan Pendidikan Menengah
51
51
Hasil Rapat
1. Rapat koordinasi tingkat menteri (Menko Perekonomian, MenkoPKM, dan K/L terkait) untuk memutuskan kebijakan penataananggaran pendidikan transfer daerah sesuai dengan UU 23/2014(Tentang Pemerintahan Daerah) serta meningkatkan akuntabilitas danefektivitas pemanfaatannya.
2. Penataan administrasi anggaran pendidikan transfer daerah meliputi:DAK (Dana Alokasi Khusus), DAU (Dana Alokasi Umum) Non-Gaji, TPG(Tunjangan Profesi Guru), Tamsil (Tambahan Penghasilan Guru), BOS(Bantuan Operasional Sekolah).
3. Diusulkan adanya kebijakan untuk memastikan akuntabilitas danefisiensi pemanfaatan anggaran pendidikan dalam DBH (Dana BagiHasil), dana Otsus (Otonomi Khusus) dan DID (Dana Insentif Daerah)yang selama ini belum jelas pemanfaatanya
Hasil Rapat
4. Pemindahan anggaran sekolah menengah ke provinsi (sesuaiamanah UU 23/2014) akan dilakukan mulai 1 Januari 2017.Diusulkan adanya uji coba di beberapa provinsi mulai tahunanggaran 2016.
5. Diusulkan adanya reformulasi pengalokasian DAK berdasarkankebutuhan spesifik daerah serta kemampuan fiskal untukpenyediaan dana pendamping.
6. Segera dilakukan pendataan aset SMA/SMK untuk dialihkanpengelolannya dari Kabupaten/Kota ke Provinsi.
7. Melakukan pendataan PTK yang akurat untuk memastikankebutuhan dana transfer sehingga tidak terjadikekurangan/kelebihan
Hasil Rapat8. Diusulkan adanya kuota jumlah guru per kabupaten/kota/provinsi yang
bisa dibayar oleh APBN untuk mendorong rasio guru-siswa yang idealserta efisiensi gaji dan tunjangan guru.
9. Menuntaskan pembayaran tunggakan TPG dan Tamsil (PTK Dikmen)sehingga tidak menjadi beban pada saat pengalihan ke provinsi.
10. Penyaluran BOS Dikdas dipertimbangkan tetap di provinsi sepertisekarang mengingat pengalaman penyaluran melalui kabupaten/kotadi masa lalu sangat tidak lancar.
Informasi Tambahan untuk Kemdikbud
55
Informasi Tambahan Untuk Kemdikbud
1. Dalam Dana Desa tahun 2015 sebesar Rp20 Trilyun terdapatperuntukan untuk pengembangan PAUD. Hal ini sangat baikuntuk mendukung program Paudisasi (1 desa 1 PAUD).
2. Terdapat SILPA Rp6 Trilyun dalam pembayaran TPG 2014 (serapan Rp54 Trilyun dari alokasi Rp60 Trilyun) karena jumlahguru yang diusulkan lebih besar dari yang laik bayar di daerah. Kemdikbud diminta memvalidasi keakuratan data guru untukperencanaan ke depan.
3. Terdapat SILPA Buffer BOS 2014.
4. Sinkronisasi ketentuan penganggaran dalam UU 23/2014 denganUU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan.
Informasi Tambahan
• Rembuk Nasional Pendidikan akan diselenggarakan pada tanggal 29-31 Maret 2015 di Pusdiklat Kemdikbud, Sawangan, Depok
• Pembukaan akan dilakukan oleh Presiden RI Bapak Jokowi pada hari Minggu, 29 Maret 2015 pukul 19.00 WIB