Top Banner

of 26

Ulkus Kornea Perifer

Mar 08, 2016

Download

Documents

slide
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Ulkus Kornea Perifer (Marginal)Dhia Raihana RahdiI4A011003

    Pembimbingdr. M. Ali Faisal, Sp. M, M.ScUPF Ilmu Penyakit MataFK Unlam/RSUD Ulin BanjarmasinFebruari 2016

  • PENDAHULUANPenyebab gangguan visus/kebutaan signifikan di negara berkembang.Sekitar 28,1% transplantasi kornea karena lesi kornea (50,5% akibat keratitis).

    Paska terapi scar kornea, visus terganggu secara permanen.Penelitian cost effective di Thailand: biaya pengobatan ulkus kornea lebih besar jika dibandingkan rata-rata gaji pegawai biasa.

    Kampitak K, Patrasuwan S, Kongsomboon K. Cost evaluation of corneal ulcer treatment. J Med Assoc Thai 2013; 96(4): 1-4.

  • DEFINISI & INSIDENSIUlkus kornea: proses supuratif pada lapisan kornea yang disebabkan oleh organisme infektif.Biasanya terjadi akibat adanya diskontinuitas epitel kornea.AS: 30.000 kasus/tahun 3 kasus per 1000 orang.Negara berkembang: 1,5 juta kasus/tahun.Indonesia? tahun 1993: 5,3 kasus per 100.000 penduduk, laki-laki lebih dominan jika dibandingkan dengan perempuan.

    Fandri MY. Penatalaksanaan pada pasien ulkus kornea dengan prolaps iris oculi sinistra. Medula 2013; 1(1): 79-88.

  • ETIOLOGIBiswell R. Kornea Dalam Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC, 2013. Hal 128-135.

    BakteriFungalViralAmoebaStreptococcus pneumoniaeAspergillus spp.Herpes Simplex VirusAcanthamoeba spp.Pseudomonas aeruginosaFusarium spp.Moraxella liquefaciensCandida spp.Staphylococcus aureusRhizopusStaphylococcus epidermidisMucorStreptococcus alpha-hemolyticusMycobacterium fortuitum-Nocardia

  • PATOFISIOLOGIBiswell R. Kornea Dalam Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC, 2013. Hal 128-135.

  • MANIFESTASI KLINISGejala dan tanda ulkus kornea:Upadhyay MP, Srinivasan M, Whitcher JP. Managing corneal disease: focus on suppurative keratitis. Community Eye Health Journal 2009; 22(71): 39-41.Mata merahKongesti sirkumkornealNyeri pada mataPandangan kaburFotofobiaEpiforasiInfiltrat putih kekuningan pada kornea

  • DIAGNOSISDiagnosis tidak sulit ditegakkan.Kultur sensitivitas antibiotik.Dilakukan di fasilitas sekunderdan tersier.

    Jika dilakukan kultur harus mencakup media untuk pertumbuhan bakteri, jamur, dan amoeba. Garg P, Rao GN. Corneal ulcer: diagnosis and management. Community Eye Health 1999; 112(30): 21-23.

  • TERAPIWorld Health Organization. Guidelines for the management of corneal ulcer at primary, secondary & tertiary care health facilities in the South-East Asia region. World Health Organization Regional Office for South-East Asia 2004: 1-35.

  • TERAPIAntibiotik alternatif: Ciprofloksasin.Pemberian per jam sulit injeksi subkonjungtiva.Terapi tambahan: sikloplegik, analgesik, dan obat anti-glaukoma jika perlu.Terapi medikamentosa tak responsif pembedahan.World Health Organization. Guidelines for the management of corneal ulcer at primary, secondary & tertiary care health facilities in the South-East Asia region. World Health Organization Regional Office for South-East Asia 2004: 1-35.

  • LAPORAN KASUSIdentitasNama: Ny. NUmur: 62 tahunAgama: IslamPekerjaan: Ibu Rumah TanggaAlamat: BanjarmasinBerobat: 12 Februari 2016

  • LAPORAN KASUSAnamnesis 19 Februari 2016KU: mata kiri terasa nyeriRiwayat Penyakit SekarangPenderita datang dengan keluhan nyeri pada mata kiri sejak 2 minggu sebelum berobat ke RSUD Ulin . Mata kiri dirasakan sangat perih sehingga membuat pasien kesulitan untuk membuka mata. Nyeri mata kiri dirasakan pada awalnya saat pasien baru bangun tidur, mata dirasakan perih yang sifatnya ringan kemudian lama-kelamaan nyeri memberat terutama saat pasien membuka mata terutama saat berkedip.

  • LAPORAN KASUS Pasien juga mengeluh mata kiri merah, berair, terasa silau jika melihat cahaya, kadang-kadang keluar kotoran berwarna kekuningan. Pasien mengatakan masih bisa melihat benda-benda dengan jarak yang agak jauh baik mata kanan maupun mata kiri yang sakit, hanya saja mata sebelah kiri terasa kabur bersamaan dengan keluhan nyeri tersebut. Keluhan mata kiri ngeres, gata disangkal oleh pasien. Pasien telah mendapatkan pengobatan selama 5 hari dan melanjutkan pengobatannya karena mata dirasakan terkadang masih sakit, kabur dan merah.

  • LAPORAN KASUSRiwayat Penyakit DahuluKeluhan serupa (-), operasi mata (-), alergi (-), hipertensi (+), DM (-)Riwayat Pemakaian KacamataPasien tidak pernah memakai kacamataRiwayat Penggunaan KortikosteroidPasien tidak ada riwayat menggunakan kortikosteroidRiwayat Penyakit KeluargaKeluhan serupa (-), hipertensi (+), DM (-)

  • LAPORAN KASUSPemeriksaan FisikTanda vitalTD: 140/100 mmHgN: 82 kali/menitRR: 20kali/menitT: 36,7 C

  • LAPORAN KASUSStatus lokal

    ODOS6/60Visus4/60-Koreksi(-), pinhole (-)Tak dilakukanSkiaskopiTak dilakukanBulat, sentral sejajarBulbus okuliBulat, sentral, sejajarGerak normalParesisGerak normalHitam, rapat, tak mudah dicabutSupersiliaHitam, rapat, tak mudah dicabutEdema (-), hordeolum (-), ptosis (-)Palpebra superiorEdema (+), hordeolum (-), ptosis (-)Dalam batas normalPalpebra inferiorDalam batas normalTenangKonjungtiva palpebralisHiperemis, sekret (-)TenangKonjungtiva fornicesHiperemis, sekret (-)

  • LAPORAN KASUS

    ODOSTenangKonjungtiva bulbiInjeksi konjungtiva (+), injeksi perikornea (+), sekret (+)Putih, nevus (-)SkleraInjeksi sklera (+)Jernih, licin, arkus senilis (+)KorneaKeruh, kasar, infiltrat (+) keputihan, ulkus perifer + 2 mm, arkus senilis (+)DalamCOADangkalHeterokromia (-), rubeosis iridis (-)IrisHeterokromia (-), rubeosis iridis (-)3 mm, refleks cahaya D/I (+/+)Pupil5 mm, refleks cahaya (+) menurunJernihLensaKeruh, terhalang ulkus

  • LAPORAN KASUSPemeriksaan PenunjangTidak ada pemeriksaan penunjang yang dilakukan.Diagnosis BandingUlkus kornea perifer tipe marginslUlkus kornea ec susp bakteriKeratitisDiagnosisUlkus kornea perifer tipe marginal dan hipertens grade II

  • LAPORAN KASUSTatalaksanaUE Neomisin 6x1 tetes/hrTetes mata steroidAtropin 0,5%

  • LAPORAN KASUSPrognosisAd visam: dubia ad bonamAd sanam: ad bonamAd vitam: ad bonamAd kosmetikam: ad bonam

  • PEMBAHASANAnamnesisNyeri mataFotofobiaEpiforasiHiperemisPenurunan visus (4/60)

  • PEMBAHASANPemeriksaan fisik OSUlkus perifer dengan ukuran + 2mmMixed injectionEdema palpebra superior sinistra

  • PEMBAHASANTrauma kornea pelepasan asam arakidonat yang merangsang defek epitelial dan rekrutmen eosinofil.Induksi platelet activating factor (PAF) agen kemotaktik yang poten untuk neutrofil + merangsang sekresi asam arakidonat + merangsang apoptosis sel.AA prostaglandin inflamasi lokal.Kerusakan kornea + inflamasi lokal akan menimbul-kan gejala dan tanda pada pasien.

    Kenchegowda S, Bazan HEP. Significance of lipid mediators in corneal injury and repair. Journal of Lipid Research 2010; 51: 879-891.

  • PEMBAHASANSeharusnya dilakukan pemeriksaan dengan slit lamp dan tes fluoresen.Sebaiknya dilakukan pemeriksaan lab darah pada pasien ini DM?RSUD Ulin RS tipe A, seharusnya dilakukan kultur dan tes sensitivitas mikroorganisme sesuai dengan guideline WHO tahun 2004.

  • PEMBAHASANDiagnosis awal ulkus kornea perifer.Tanpa kultur, maka pilihan antibiotik:Florokuinolon generasi IVTobramisin dan cefazolinTerapi alternatif:Ciprofloksasin, levofloksasin, ofloksasin, gentamisin, ceftazidime, vankomisin, neomisinAntibiotik yang diberikan sudah tepat.Simptomatik : atropin 0,5% Biswell R. Kornea Dalam Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC, 2013. Hal 128-135.

  • PENUTUPTelah dilaporkan seorang laki-laki usia 50 tahun dengan keluhan utama nyeri pada mata. Diagnosis adalah ulkus kornea perifer (marginal). Pasien diberikan terapi berupa tetes mata steroid, atropin 0,5% dan antibiotik topikal neomisin 6x1 tetes perhari.

  • TERIMA KASIH


Related Documents