Page 1
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
BAB IUMUM
I.1 LATAR BELAKANG
Lingkungan hidup Indonesia sebagai karunia dan rahmat Tuhan Yang Maha
Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan ruang, baik bagi
kehidupan dalam segala aspek yang perlu dilindungi dari kerusakan dan
pencemaran oleh karenanya perlu dilestarikan. Pembangunan, penataan
dan revitalisasi embung merupakan rangkaian upaya untuk meningkatkan
nilai-nilai vitalitas yang strategis dan signifikan dari kawasan yang masih
mempunyai potensi serta pengendalian lingkungan kawasan.
Dengan adanya pembangunan/rehabilitasi embung, maka akan terjadi
perubahan morfologi sungai berupa pendangkalan, penggenangan air dan
penggalian material yang akan
sangat berbahaya jika tidak
ditangani secara seksama dan
secepat mungkin.Dalam rangka
upaya revitalisasi embung
tersebut, tentunya akan
membawa dampak positif baik
secara sosial, ekonomi dan
budaya, namun tentunya juga tidak dapat dipungkiri bahwa upaya-upaya
tersebut dapat membawa dampak negatif bagi kelestarian lingkungan
sekitar, bila tidak direncanakan dan diawasi dengan baik.
Kebijakkan Pemerintah Republik Indonesia dalam melakukan upaya
peningkatan produktivitas disektor pertanian di Indonesia bagian timur
khususnya pada Pulau Lombok, dengan melakukan revitalisasi embung-
embung secara bertahap.Hal ini dilakukan untuk menjamin kontinuitasbagi
I-1
Page 2
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
tersedianya sumber daya air yang mencukupi, sebagai salah satu
kebutuhan pokok pendukung keberhasilan di sektor pertanian.
Karena skala kegiatan ini tidak terlalu besar, maka sejalan dengan hal
tersebut, pembangunan embung ini perlu untuk dilengkapi dengan Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup – Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UKL-UPL).
Ketentuan ini juga sejalan dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Dan diperjelas lagi dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.10/PRT/M/2008 tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib dilengkapi dengan Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.Berdasarkan
uraian tersebut maka pihak Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I perlu
melakukan Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok.
Lokasi kegiatan pembangunan/ perbaikan 10 buah embung di Pulau Lombok
antara lain 5 buah embung di Kabupaten Lombok Tengah terdiri dari
Embung Bisok Bokah, Embung Gamang, Embung Rembuah, Embung Brami.
Sedangkan di Kabupaten Lombok Timur terdiri dari 5 buah embung, antara
lain; Embung Lendang Belo, Embung Batu Cangku, Embung Batu Payung,
Embung Seliat dan Embung Damrug. Lokasi pelaksanaan pekerjaan
ditunjukkan pada Gambar I-1.
I-2
Page 3
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
Gambar I-1. Lokasi Pelaksanaan Pekerjaan
I.2 METODOLOGII.2.1 Kewajiban Ketersediaan Dokumen UKL/UPL
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 05 Tahun 2012, terdapat beberapa kegiatan yang
memerlukan AMDAL di Bidang Pekerjaan Umum, antara lain:
1. Pembangunan bendungan/waduk atau jenis tampungan air lainnya
dengan tinggi ≥ 15 m, daya tampung ≥ 500,000 m3, dan luas genangan
≥ 200 Ha.
2. Pembangunan daerah irigasi dengan luas ≥ 3000 Ha.
3. Peningkatan/rehabilitas dengan luas tambahan ≥ 1000 Ha.
4. Percetakan sawah dengan luas ≥ 500 Ha.
5. Pengembangan/reklamasi rawa untuk kepentingan irigasi dengan luas ≥
1000 Ha.
6. Pembangunan pengaman pantai dan perbaikan muara sungai dengan
jarak dihitung tegak lurus pantai sebesar ≥ 500 m.
7. Normalisasi sungai (termasuk sodetan) dan pembuatan kanal banjir
dengan panjang ≥ 10 km dan volume pengerukan ≥ 500,000 m3.
I-3
Page 4
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
8. Pembangunan dan/atau peningkatan jalan tol yang membutuhkan
pengadaan lahan diluar rumija (ruang milik jalan).
9. Pembangunan subway/underpass, terowongan/ tunnel, jalan
layang/flyover, dengan panjang ≥ 2 Km.
10.Pembangunan jembatan, dengan panjang ≥ 500 m.
11.Pembangunan TPA sampah domestik pembuangan dengan sistem
controlled landfill/sanitary landfill termasuk instalasi penunjangnya.
12.Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), termasuk
fasilitas penunjangnya.
13.Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) limbah domestik
termasuk fasilitas penunjangnya.
14.Pembangunan sistem perpipaan air limbah.
15.Pembangunan saluran drainase (primer dan/atau sekunder) di
permukiman.
16.Jaringan air bersih di kota besar/metropolitan.
Skala pembangunan kegiatan ini tidak termasuk salah satu dari kegiatan di
atas, sehingga lebih memerlukan dokumen UKL/UPL daripada dokumen
AMDAL.Didalam penyusunan dokumen UKL/UPL memerlukan beberapa
aspek penyusunnya, antara lain :
1. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan dapat pula
didasarkan pada dampak usaha atau kegiatan tersebut terhadap salah
satu aspek lingkungan saja, atau dapat juga terhadap kesatuan dan tata
kaitannya dengan aspek-aspek lingkungan lainnya dalam batas wilayah
studi yang telah ditentukan.
2. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan atas dasar
kemungkinan timbulnya dampak positif atau dampak negatif tak boleh
dipandang sebagai faktor yang masing-masing bisa berdiri sendiri,
melainkan harus diperhitungkan bobotnya guna dipertimbangkan
hubungan timbal baliknya untuk mengambil keputusan.
3. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan berkaitan
secara relatifdengan besar kecilnya rencana usaha atau kegiatan, hasil
I-4
Page 5
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
guna dan daya gunanya, bila rencana usaha atau kegiatan tersebut
dilaksanakan.
Pedoman mengenai ukuran dampak penting yang menjadi dasar dalam
penyusunan dokumen UKL/UPL adalah sebagai berikut:
1. Jumlah Manusia yang Akan Terkena Dampak
Setiap rencana usaha atau kegiatan mempunyai sasaran sepanjang
menyangkut jumlah manusia yang diperkirakan akan menikmati manfaat
dari rencana usaha atau kegiatan itu bila nanti usaha atau kegiatan
tersebut dilaksanakan. Namun demikian, dampak lingkungan, baik yang
bersifat negatif maupun positif yang mungkin ditimbulkan oleh suatu
usaha atau kegiatan, dapat dialami oleh baik sejumlah manusia yang
termasuk maupun yang tak termasuk dalam sasaran rencana usaha atau
kegiatan.
Mengingat pentingnya manusia yang akan terkena dampak
mencakup ,spek yang luas, maka kriteria dampak penting dikaitkan
dengan sendi-sendi kehidupan yang di kalangan masyarakat luas berada
dalam posisi atau mempunyai nilai yang penting. Karena itu, dampak
lingkungan atau suatu rencana usaha atau kegiatan, yang penentuannya
didasarkan pada perubahan sendi-sendi kehidupan pada masyarakat
tersebut dan jumlah manusia yang terkena dampak menjadi penting bila
manusia di wilayah studi ANDAL yang terkena dampak lingkungan tetapi
tidak menikmati manfaat dari usaha atau kegiatan, jumlahnya sama atau
lebih besar dari jumlah manusia yang menikmati manfaat dari usaha
atau kegiatan di wilayah studi.
Adapun yang dimaksud dengan manfaat dari usaha atau kegiatan adalah
manusia yang secara langsung menikmati produk suatu rencana usaha
atau kegiatan dan atau yang diserap secara langsung sebagai tenaga
kerja pada rencana usaha atau kegiatan.
I-5
Page 6
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
2. Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak merupakan salah satu faktor yang
dapat menentukan pentingnya dampak terhadap lingkungan. Dengan
demikian dampak lingkungan suatu rencana usaha atau kegiatan
bersifat penting bila: rencana usaha atau kegiatan mengakibatkan
adanya wilayah yang mengalami perubahan mendasar dan segi
intensitas idampak, atau tidak berbaliknya dampak, atau segi kumulatif
dampak.
3. Lamanya Dampak Berlangsung
Dampak lingkungan atau suatu rencana usaha atau kegiatan dapat
berlangsung pada suatu tahap tertentu atau pada berbagai tahap dari
kelangsungan usaha atau kegiatan. Dengan kata lain dampak suatu
usaha atau kegiatan ada yang berlangsung relatif singkat, yakni hanya
pada tahap tertentu dari siklus usaha atau kegiatan (perencanaan,
konstruksi, pasca konstruksi). Namun ada pula yang berlangsung relatif
lama, sejak tahap konstruksi hingga masa pasca operasi usaha atau
kegiatan.Berdasarkan pengertian ini dampak lingkungan bersifat penting
bila rencana usaha atau kegiatan mengakibatkan timbulnya perubahan
mendasar dari segi intensitas dampak atau tidak berbaliknya dampak,
atau segi kumulatif dampak yang berlangsung hanya pada satu atau
lebih tahapan kegiatan.
4. Intensitas Dampak
Intensitas dampak mengandung pengertian perubahan lingkungan yang
timbul bersifat hebat, atau drastis, serta berlangsung di areal yang relatif
luas, dalam kurun waktu yang relatif singkat. Dengan demikian dampak
lingkungan tergolong penting bila:
a. Rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan perubahan pada
sifat-sifat fisik dan atau hayati lingkungan yang melampaui baku
mutu lingkungan menurut peraturan perundang-undang yang
berlaku.
I-6
Page 7
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
b. Rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan perubahan
mendasar pada komponen lingkungan yang melampaui kriteria yang
diakui, berdasarkan pertimbangan ilmiah.
c. Rencana usaha atau kegiatan akan mengakibatkan spesies-spesies
yang langka dan atau endemik, dan atau dilindungi menurut
peraturan perundang - undangan yang berlaku terancam punah atau
habitat alaminya mengalami kerusakan.
d. Rencana usaha atau kegiatan menimbulkan kerusakan atau
gangguan terhadap kawasan lindung (hutan lindung, cagar alam,
taman nasional, suaka margasatwa, dan sebagainya) yang telah
ditetapkan rnenurut peraturan perundang-undangan.
e. Rencana usaha atau kegiatan akan merusak atau memusnahkan
benda-benda dan bangunan peninggalan sejarah yang bemilai tinggi.
f. Rencana usaha atau kegiatan akan mengakibatkan konflik atau
kontroversi dengan masyarakat, pemerintah daerah, atau pemerintah
pusat dan atau menimbulkan konflik atau kontroversi di kalangan
masyarakat, pemerintah daerah atau pemerintah pusat.
g. Rencana usaha atau kegiatan mengubah atau memodifikasi area
yang mempunyai nilai keindahan alami yang tinggi.
5. Banyaknya Komponen Lingkungan Lain yang Terkena Dampak
Mengingat komponen lingkungan hidup pada dasamya tidak ada yang
berdiri sendiri, atau dengan kata lain satu sama lain saling terkait dan
pengaruh mempengaruhi maka dampak pada suatu komponen
lingkungan umumnya berdampak lanjut pada komponen lingkungan
lainnya. Atas dasar pengertian ini dampak tergolong penting bila
rencana usaha atau kegiatan menimbulkan dampak sekunder dan
dampak lanjutan lainnya yang jumlah komponennya Iebih atau sama
dengan komponen lingkungan yang terkena dampak primer.
I-7
Page 8
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
6. Sifat Kumulatif Dampak
Kumulatif mengandung pengertian bersifat bertambah, bertumpuk, atau
bertimbun.Dampak suatu usaha atau kegiatan dikatakan bersifat
kumulatif bila.pada awalnya dampak tersebut tidak tampak atau
dianggap tidak penting, tetapi karena aktivitas tersebut bekerja berulang
kali atau terus menerus, maka lama kelamaan dampaknya bersifat
kumulatif. Dengan demikian dampak suatu usaha atau kegiatan
tergolong penting bila:
a. Dampak Iingkungan berlangsung berulang kali dan terus menerus
sehingga pada kurun waktu tertentu tidak dapat diasimilasi oleh
lingkungan alam atau sosial yang menerimanya.
b. Beragam dampak lingkungan bertumpuk dalam suatu ruang tertentu
sehingga tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial
yang menerimanya.
c. Dampak lingkungan dan berbagai sumber kegiatan menimbulkan
efek yang saling memperkuat (sinergetik).
7. Berbalik atau Tidak Berbaliknya Dampak
Dampak kegiatan terhadap lingkungan ada yang bersifat dapat
dipulihkan, namun ada pula yang tidak dapat dipulihkan walau dengan
intervensi manusia sekalipun. Dalam hal ini maka dampak bersifat
penting bila perubahan yang akan dialami oleh suatu komponen
lingkungan tidak dapat dipulihkan kembali walaupun dengan intervensi
manusia.
I.2.2 Rencana Usaha Atau Kegiatan dan Komponen
Lingkungan
BerdasarkanPeraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012,
secara garis besar sistematika Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan meliputi:
1. Identitas Pemrakarsa
I-8
Page 9
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
2. Rencana Usaha atau Kegiatan
3. Dampak Lingkungan yang ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
4. Jumlah dan Jenis Izin IZIN PPLH yang dibutuhkan
5. Surat Pernyataan
6. Daftar Pustaka
7. Lampiran
Pada bagian ini hanya akan diuraikan tentang Rencana Usaha atau Kegiatan
dan Komponen Lingkungan. Dampak-dampak yang akan terjadi dan upaya
Pengelolaan Lingkungan serta upaya Pemantauan Lingkungan akan
diuraikan menurut komponen proyek. Pada bab terakhir akan diuraikan
tentang Pelaporan dan Pernyataan Pelaksanaan.
I.2.3 Metodologi dan Rancangan Kegiatan Penyusunan UKL dan UPL
Penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) 10 Buah Embung di Pulau Lombok
memerlukan kajian atau studi yang mendalam terhadap berbagai
komponen terkait.Mempertimbangkan hal tersebut diatas dan
mempertimbangkan juga tentang tahapan kegiatan yang harus
dilaksanakan sesuai dengan pedoman penyusunan yang telah ditetapkan
serta kepentingan dokumen UKL-UPL. Maka diperlukan suatu metodologi
yang memuat proses penyusunan UKL-UPL dan metode-metode yang akan
digunakan dalam studi ini dengan diskripsi yang lengkap dan berurutan
sehingga bisa dijadikan sebagai acuan dalam penentuan rincian kegiatan
studi UKL-UPL. Proses punyusunan tersebut harus dijelaskan dengan
lengkap dan berurutan sehingga dapat menjadi acuan dalam studi
penyusunan dokumen UKL-UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok dengan
rincian metode sebagai berikut:
1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pengumpulan data pada Pekerjaan Penyusunan UKL/UPL 10 Buah
Embung Di Pulau Lombok, meliputi komponen data primer dan data
I-9
Page 10
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
sekunder yang berhubungan dengan data rencana kegiatan penggunaan
lahan, serta data komponen lingkungan di wilayah studi. Kualitas data
komponen lingkungan akan memberikan input yang sangat bermanfaat
dalam pendekatan prakiraan dan evaluasi dampak dari suatu rencana
kegiatan.
Pengumpulan dan analisis data yang berupa parameter-parameter dari
berbagai komponen lingkungan hidup dilakukan untuk:
a. Menelaah, mengamati, dan mengukur rona lingkungan awal yang
diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan
proyek.
b. Menelaah, mengamati, dan mengukur komponen rencana kegiatan
yang diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari
lingkungan hidup sekitarnya.
c. Memprakirakan kualitas lingkungan akibat kegiatan proyek,
berdasarkan perhitungan pada data (parameter) rona lingkungan
awal
Secara umum lokasi-lokasi pengambilan data ditetapkan pada lokasi
yang berada di dalam wilayah studi.Dengan penentuan lokasi ini kondisi
lingkungan atau rona awal lingkungan hidup pada lokasi-lokasi yang
berpotensi menerima dampak, dapat diamati atau diukur sehingga dapat
diprakirakan besaran dampak di wilayah studi.Data yang berkualitas
sangat ditentukan oleh metode dan analisisnya. Data yang dikumpulkan
berupa data primer dan data sekunder.
A. Pengukuran Kualitas Udara Ambien
Udara ambien merupakan udara bebas dipermukaan bumi pada
lapisan troposfer yang berada di dalam wilayah yuridiksi RI, yang di
butuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan
unsur lingkungan hidup lainnya.
I-10
Page 11
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
Zat atau senyawa yang dapat mencemari udara digolongkan dalam
dua golongan, yaitu gas dan partikel. Dari banyak jenis gas yang
berbahaya dan dianggap mencemari ialah gas-gas yang mengandung
SOX, NOX, CO, oksidan dan hidrokarbon. Gas-gas tersebut dalam
jumlah yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan manusia,
hewan, tumbuh-tumbuhan dan unsur lingkungan hidup lainnya.
Teknis analisa parameter kualitas udara dapat dilihat pada Gambar I-
2 sebagai berikut.
Gambar I- 2.Teknik analisa parameter kualitas udara menggunakan Gas Monitor Portable IMR buatan USA
Sedangkan partikel merupakan zat dispersi, baik padat maupun cair
yang ukurannya lebih dari satu molekul dengan garis tengah kurang
dari 500 A. Adapun beberapa metode yang digunakan dalam
pengukuran kualitas udara ambien adalah sebagai berikut:
1. Lokasi pengambilan sampel dilakukan secara representatif agar
dapat mewakili wilayah studi, dengan cara pengukuran dilakukan
pada tempat terbuka sehingga aliran udara tidak terhambat.
2. Asumsi bahwa perubahan arah angin dapat mempengaruhi
tingkat pemaparan SOX, NOX, CO2, H2S disamping unsur lain yang
berhubungan dengan kualitas udara.
3. Jika menggunakan mesin genset yang bernahan bakar minyak,
harus ditempatkan sejauh 25 m dari lokasi pengambilan sampel
untuk menghindari gas buangan mesin tersebut.
I-11
Page 12
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
4. Pengambilan contoh udara dilakukan bersamaan dengan
pengamatan arah dan kecepatan angin.
Teknik analisa parameter kualitas udara dilakukan dengan :
1) Menggunakan sampler udara kemudian hasil koleksi udara di
analisa dengan menggunakan spektrophotometrik.
2) Khusus CO dianalisa dengan NDIR atau CO meter
3) Kadar debu atau partikel menggunakan kertas filter yang dipasang
pada filter.
Tabel I-1.Baku Mutu Udara Ambient
No Parameter Satuan Standar Kualitas
1.2.3.4.5.
Dust/debuCONOx
SO2
Pb
µg/nm3
µg/nm3
µg/nm3
µg/nm3
µg/nm3
23030.000
400900( - )
Hasil dari pengukuran kualitas udara ambien akan dibandingkan
dengan standar kualitas lingkungan berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 41 tahun 1999 tentang Kontrol Kualitas Udara. Standar Kualitas
dari masing- masing parameter dalam penentuan baku mutu udara
ambient yang ditetapkan pemerintah dapat terlihat dalam Tabel I-1.
B. Pengukuran Kualitas Air Badan Air (ABA)/Air Permukaan
Badan air adalah kumpulan air yang besarnya antara lain bergantung
pada relief permukaan bumi, curah hujan, suhu. Sebagai contoh
sungai, rawa, danau, laut, dan samudera.Metode pengambilan
sampling dan hasil analisa laboratorium dijelaskan sebagai berikut.
Pengambilan sampel kualitas air badan air (ABA)/air permukaan pada
pekerjaan ini diambil di permukaannya (15-30 cm).Kualitas air
permukaan dibandingkan dengan Per PPRI. No.82/2001, kategori IV
tentang pengelolaan kualitas air dan standar bakumutu air. Sedangkan
data dari kualitas air tanah dibandingkan dengan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 416/MenKes/Per.IX/1990 tentang baku mutu
I-12
Page 13
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
persyaratan air bersih.Pengambilan sampel kualitas air dapat dilihat
pada Gambar I-3 sebagai berikut.
Gambar I-3. Pengambilan Sampel Kualitas Air
Metode pengukuran kualitas air dilaksanakan secara insitu (langsung
dilapangan) dan pengambilan sampel untuk dianalisis dilaboratorium.
Parameter yang diukur dilapangan (insitu) adalah suhu, oksigen
terlarut/ Dissolved Oxygen(DO), Derajat Keasaman/pH, Daya Hantar
Listrik (DHL) dan Zat Padat Terlarut (TDS), Peralatan yang dipakai
untuk pengukuran kualitas air secara langsung ditunjukkan pada Tabel
I-2 sebagai berikut.
Tabel I-2. Peralatan Kualitas Air
No Peralatan Model/Tipe Merck Buatan Unit
1
2
3
4
Termometer
pH Meter
DO Meter
Conductivity Meter
20 – 8440 - 03
230 A+
Orion 862A
Sension 5
Isuzu
Thermo
Thermo
Hach
Jepang
USA
USA
USA
2
1
1
1
Analisis laboratorium dilaksanakan untuk pengukuran parameter–
parameter kualitas air yang tidak dapat dilakukan secara langsung
(insitu). Pengambilan sampel air pada setiap lokasi pengamatan
dilaksanakan analisis sebagai berikut.
1) BOD5 menggunakan 500 ml botol gelas
2) COD menggunakan 500 ml botol gelas
I-13
Page 14
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
3) Logam berat menggunakan 250 ml botol gelas + HNO3
4) E.Coli/Coliform menggunakan 500 ml botol gelas steril
5) Minyak dan lemak menggunakan 500 ml botol gelas
Hasil analisa laboratorium atas sampel air permukaanmengenai baku
mutu kualitas air badan air / air permukaan disajikan pada Tabel I-3.
sebagai berikut
Tabel I-3.Baku Mutu Kualitas Air Badan Air (ABA)/Air Permukaan
No Parameter Satuan Baku Mutu
Metode Analisa
FISIKA1 Suhu/ Temperatur 0C Deviasi 3 Termometri2 Kekeruhan/ Turbidity NTU (-) Turbidimetri
3 Residu Tersuspensi (TSS) mg/l 50 Gravimetri
4 Residu Terlarut (TDS) mg/l 1000 GravimetriKIMIA1 pH - 6-9 Elektrometri2 BOD5 mg/l 2 Oxytop3 COD mg/l 10 Titrimetri4 Oksigen Terlarut (DO) mg/l 6 Elektrometri
5Total Fosfat sebagai P mg/l 0,2
Spektrophotometri
6 Amoniak (NH3-N) mg/l 0,5 Fotometri
7Minyak/Lemak µg/l 1
Spektrophotometri
8Nitrit (NO2-N) mg/l 0,06
Spektrophotometri
9Sulfat (SO4) mg/l 400
Spektrophotometri
10 Khlorin bebas (CL2) mg/l 0,03 Fotometri
11 Daya Hantar Listrik (DHL) µs/cm (-) Elektrometri
12 Sianida (CN) mg/l 0,02 Fotometri13 Flourida (F) mg/l 0,5 Fotometri14 Mangan (Mn) mg/l 0,1 SSA15 Besi (Fe) mg/l 0,3 SSA16 Chromium IV (Cr) mg/l 0,05 SSA17 Seng (Zn) mg/l 0,05 SSA18 Kadmium (Cd) mg/l 0,01 SSA19 Timbal (Pb) mg/l 0,03 SSABAKTERIOLOGI1 E.Coli mg/100ml 100 Tabung Ganda2 Coliform mg/100ml 100 Tabung Ganda
I-14
Page 15
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
C.Pengukuran Tingkat Kebisingan
Metodologi pengukuran tingkat kebisingan dapat dilaksanakan
berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.Kep –
48/MenLH/11/1996, berhubungan dengan Metode pengukuran,
perhitungan dan tingkat kebisingan lingkungan.Metodologi yang dipilih
adalah metode secara langsung, yaitu menggunakan Sound Level
Meter dengan Durasi 5 detik selama 10 menit. Metode perhitungan
menggunakan formula:
Ls = 10 log 1/16 [ T1. 10 0,1L1 + ………….+ T4. 100,1L4 ] dB (A)
Lm = 10 log 1/8 [ T5. 10 0,1L5 + ………….+ T7. 100,1L7 ] dB (A)
Untuk menunjukkan apakah tingkat kebisingan memenuhi atau
melebihi baku mutu standar, nilai Lsm harus dihitung dari pengukuran
lapangan yaitu :
Lsm = 10 log 1/24 [ 16. 10 0,1Ls +8.10 0,1(Lm+5) ] dB (A)
Nilai Lsm yang didapat harus dibandingkan dengan baku mutu yang
ditetapkan dengan +3 dB (A) sebagai toleransi.Pengambilan
sampeltingkat kebisingan ditunjukkan pada Gambar I-4 dibawah ini.
Gambar I-4 Pengambilan Sampel Tingkat Kebisingan
Peralatan yang digunakan dalam pengukuran sampel tingkat
kebisingan ditunjukkan pada Tabel I-4 dibawah ini.
I-15
Page 16
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
Tabel I-4.Peralatan Pengukuran Tingkat Kebisingan
No
Peralatan Model/ Tipe Buatan Unit
1. Sound Level Meter REED C-
322
USA 1
D. Monitoring Fauna
Pengamatan terhadap fauna dilakukan terhadap semua fauna yang
dilakukan secara sensus visual dengan mencatat semua spesies yang
teramati dan dihitung jumlahnya tanpa melakukan penangkapan atau
gangguan.
Dalam upaya pemantauan fauna, fauna dari jenis ikan endemik yang
berada di sekitar embungakan diamati berdasarkan wawancaradengan
penduduk setempat, sedangkan dari jenis aves
(burung)pengamatannya dilakukan pada pagi hari yaitu dari jam 06.30
– 8.30 WIB. Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis
terhadap beberapa parameter biologis penting. Pengamatan fauna
yang dilakukan ditunjukkan pada Gambar I-5.
Gambar I-5 Pengamatan Fauna
Parameter struktur komunitas yang dilihat adalah indeks diversitas
(H’), indeks kesamarataan (E) dan indeks dominansi (C) dengan rumus
sebagai berikut:
I-16
Page 17
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
Rumus :
H '=∑i=1
s
p i ln p i
Keterangan :
H’ = indeks keragaman
S = jumlah jenis
pi = perbandingan jumlah individu jenis ke-i dengan jumlah
total individu (ni/N)
Rumus :
E= H 'H 'maks
Keterangan :
E = indeks kesamarataan
Hmaks = indeks keragaman maksimum (= ln S)
Rumus :
C=∑i=1
s
( p i)2
Keterangan :
C = indeks dominansi
E.Monitoring Flora
Pengamatan flora terdiri dari semua vegetasi, komposisi, kepadatan,
keanekaragaman dan dominasi. Pengamatan lapangan dilaksanakan di
hutan sekitar.Parameter penting yang didapat dari pengukuran dengan
menggunakan metode persegi empat ini adalah; Intensitas Relatif (Ri),
I-17
Page 18
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
Dominasi Relatif (Rd), dan Frekuensi Relatif (Rf). Indek nilai penting
(IVI) diketahui dengan formula sebagai berikut.
Hasil pengamatan flora ditunjukkan pada Gambar I-6 sebagai
berikut
I-18
Page 19
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
Gambar I-6 Pengamatan Flora
F. Survey Meteorologi
Data iklim dikumpulkan dari stasiun klimatologi terdekat yang
representatif. Data iklim yang dikumpulkan meliputi curah hujan, suhu
udara, kelembaban udara, arah dan kecepatan angin. Untuk
mempermudah dan mempersingkat waktu pelaksanaan pekerjaan
pengumpulan data sekunder yang mencakup curah hujan, suhu udara,
radiasi matahari, kelembaban udara, kecepatan dan arah angin data-
data tersebut di atas dapat diperoleh Stasiun Meteorologi di skitar area
studi.
Selain data sekunder, akan dilakukan pengamatan langsung terhadap
kondisi iklim mikro yang meliputi suhu udara dan kelembaban udara,
arah dan kecepatan angin di areal studi.
Gambar.I-7 Pengamatan Meteorologi ATE
Pelaksanaan survey meteorologi di lokasi studi harus
mempertimbangkan tata guna lahan eksisting serta lokasi-lokasi yang
diduga akan mengalami perubahan yang signifikan akibat rencana
kegiatan. Hasil kajian dan analisa dilakukan dengan penyajian dalam
bentuk grafik yang ditunjukkan pada Gambar I- 7 dan Gambar I-8
sebagai berikut.
I-19
Page 20
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
Gambar.I-8 Contoh Hasil Survey Meteorologi
G. Survey Sosial, Ekonomi dan Budaya
Survey sosial, ekonomi dan budaya merupakan penelitian lapangan
dengan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualtitatif.Pendekatan
kuantitatif dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Sedangkan
pendekatan kualitatif dilakukandengan menggunakan teknik
wawancara mendalam.
Dalam menentukan jumlah responden, salah satu metode yang
digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan
rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960:182), sebagai berikut:
Rumus :
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan (error tolerance)
I-20
Page 21
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas
toleransi kesalahan.Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan
persentase.Semakin kecil toleransi kesalahan, semakin akurat sampel
menggambarkan populasi.Misalnya, penelitian dengan batas kesalahan
5% berarti memiliki tingkat akurasi 95%.Penelitian dengan batas
kesalahan 2% memiliki tingkat akurasi 98%. Dengan jumlah populasi
yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin besar jumlah
sampel yang dibutuhkan.
Namun jika terkendala oleh keterbatasan waktu, biaya dan luasan
area, maka dengan pertimbangan efektifitas tanpa mengurangi
kualitas hasil survey, dapat digunakan metode prosentase responden
sebagai berikut:
Rumus :
Keterangan :
n = Jumlah responden
R = Jumlah populasi per wilayah
N = Total jumlah populasi
E = Jumlah sampel yang di inginkan
Data dari kuesioner ini diolah menjadi menggunakan statistik
deskripstif sehingga dapat memberikan deskripsi aspek-aspek
kehidupan masyarakat yang diungkap melalui kuisioner.Pemahaman
sosial lebih mendalam didapatkan dengan teknik observasi wawancara
mendalam kepada informan-informan kunci di lapangan yang mampu
menjadi sumber informasi yang relevan dengan tujuan kegiatan ini.
Data hasil wawancara kemudian diubah menjadi transkripsi unit-unit
analisis pokok yang kemudian menjadi basis analisis kritis bagi
I-21
Page 22
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
interpretasi data. Analisis data kemudian diolah sedemikian rupa
sehingga mampu memberi gambaran tentang:
1) Karakteristik masyarakat di area studi
2) Persepsi masyarakat atas rencana pembangunan dan perbaikan
embung
3) Pemetaan masalah dan isu strategis berdasarkan wilayah dan
dinamika sosial yang melatarbelakanginya.
4) Kondisi sosial ekonomi dan adat istiadat masyarakat setempat
Penelitian di lapangan terkait kegiatan survey sosial dan ekonomi
ditunjukkan pada Gambar I-9 dibawah ini.
Gambar I-9 Survey Sosial dan Ekonomi
Apek pengukuran, lokasi sampel, jenis dan kebutuhan data serta alat
yang digunakan dalam metode pengumpulan data primer dan data
sekunder ditunjukkan pada Tabel I-5 dan Tabel I-6 sebagai berikut.
Tabel I- 5. Jenis dan Metode Pengumpulan Data Primer
I-22
Page 23
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
NO ASPEK PENGUKURAN
LOKASI SAMPEL ALAT
1 Kualitas Udara
Lokasi terpilih mewakili:
1. Kawasanpemukiman
2. Lokasi rencana
kegiatan
3. Rencana jalan akses
proyek
Dust sampler
2 Tingkat Kebisingan
Lokasi terpilih mewakili:
1. Kawasanpemukiman
2. Lokasi rencana
kegiatan
3. Rencana jalan akses
proyek
Sound Level
Meter
3Kualitas air
permukaan
Lokasi terpilih mewakili:
Perairan embung sekitar
area rencana kegiatan :
pengambilan sample
sebanyak 3 titik
Water
QualityMeasurem
ent
4 Vegetasi
Lokasi terpilih mewakili:
1. Kawasan embung,
2. Lokasi rencana
kegiatan
3. Pemukiman penduduk
Visual &
wawancara
5 Satwa liar
Lokasi terpilih mewakili:
1. Kawasan embung,
2.Lokasi rencana kegiatan
3.Pemukiman penduduk
Visual &
wawancara
6Kondisi sarana dan
prasarana
Wilayah administrasi
Desa yang menjadi
lokasi kegiatan
Visual &
wawancara
7
Tempat/area yang
disucikan , bangunan
cagar budaya, dan
Kawasan Lindung
Wilayah administrasi
Desa yang menjadi
lokasi kegiatan
Visual &
wawancara
I-23
Page 24
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
Tabel I-6.Jenis dan Metode Pengumpulan Data Sekunder
NO JENIS DATA KEBUTUHAN DATA SUMBER DATA
1 Kebijakan Pembangunan RTRW Kabupaten
Bappeda
Status Lingkungan HidupBLH
Baku Mutu Lingkungan
Prop/Kab
BLH
2 Meterologi ATECurah Hujan
BMKG Lombok
Suhu Udara BMKG Lombok
Kelembapan BMKG Lombok
Radiasai Matahari BMKG Lombok3 Kependudukan
Jumlah & SebaranBPS dan Profil Desa
Penduduk, Komposisi:
Umur, Jenis Kelamin,
Agama,
Pendidikan
BPS dan Profil Desa
Mata PencaharianBPS dan Profile Desa
Jenis Penyakit yang adaBPS dan Puskesmas
4 EkonomiPengangguran
BPS dan Profil Desa
Pelayanan Umum (LH,
Kemiskinan, Kejahatan,
Kesehatan, Pendidikan)
BPSdan Profil Desa
5 Sarana dan Pra saranaJaringan Jalan
Bina Marga
PersampahanDKP
DrainaseDinas PU
Air BersihDinas PU
Fasilitas PendidikanBPS
Fasilitas KesehatanBPS
Fasilitas PeribadatanBPS
Fasilitas Sosial/Umum BPS
I-24
Page 25
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
NO JENIS DATA KEBUTUHAN DATA SUMBER DATA
lainnya6 Data Teknis
Gambar DesainBWS-Nusa Tenggara I
Bangunan EmbungBatas Lokasi Proyek
BWS-Nusa Tenggara I
Lama Berlangsungnya
Proyek
BWS-Nusa Tenggara I
Surat Permohonan
Masyarakat untuk
Pembangunan Embug
BWS-Nusa Tenggara I
Surat Pernyataan
Kesediaan Masyarakat
BWS-Nusa Tenggara I
Surat Ketersediaan
Masyarakat untuk
Pembangunan Embung
BWS-Nusa Tenggara I
Surat Ijin Penggunaan
Kawasan Hutan
BWS-Nusa Tenggara I
Data sekunder sebagai pelengkap untuk studi ini bersumber dari :
1) Sketsa daerah proyek
2) Peta Topografi / Rupa Bumi skala 1 : 25.000 (Bakosurtanal, 1998)
a. Dalam batas-batas wewenangnya, Pemberi Pekerjaan akan
membantu konsultan guna memperoleh data-data yang mutlak
diperlukan seperti catatan curah hujan dan banjir, data meteorologi,
peta-peta lain yang ada, hasil penyelidikan lainnya dan biaya untuk
mendapatkan data tersebut ditanggung oleh konsultan.
b. Konsultan bertanggung jawab atas mutu data yang dipakai untuk
membuat Perencanaan. Konsultan wajib memeriksa kembali, bila
ternyata data tidak teliti, tidak realistik atau kurang
memadai/kurang lengkap, maka konsultan harus memberitahukan
hal ini kepada Pemberi Pekerjaan. Selanjutnya pihak Pemberi
Pekerjaan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar
pekerjaan dapat diteruskan.
I-25
Page 26
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
1. Metode Prakiraan Dampak
Adapun metode-metode yang digunakan untuk prakiraan dampak adalah
sebagai berikut:
A. Metode Pendekatan Model Matematis
Metode pendekatan model matematis dilakukan melalui penggunaan rumus
yang sesuai dengan kegiatan proyek serta keadaan alam di sekitar proyek
yang akan diperkirakan seberapa jauh dampak yang terjadi antara lain
tingkat kebisingan, kualitas udara dan kualitas air badan air (ABA).
B. Metode Pendekatan Berdasarkan Analogi
Metode pendekatan berdasarkan analogi dalam memprakirakan dampak
dengan metode ini adalah dengan mengkaji masalah lingkungan yang
timbul di suatu lokasi yang mempunyai perilaku ekosistem yang sama
dengan lokasi proyek yang akan diprakirakan dampaknya.
Lokasi tersebut dipakai sebagai suatu pembanding dari suatu lokasi proyek
yang akan dipakai sebagai studi sehingga dengan demikian akan
didapatkan prakiraan masalah lingkungan yang akan timbul dari kegiatan
proyek ini. Komponen lingkungan yang prakiraan dampaknya berdasarkan
analogi adalah: kecelakaan kerja, kesempatan kerja, pendapatan
masyarakat, terganggunya pasokan air terhadap lahan pertanian, dan
gangguan kamtibmas, dan lain-lain.
C. Metode Pendekatan Berdasarkan Empiris
Metode pendekatan berdasarkan empiris dilakukan melalui metode yang
berdasarkan hukum-hukum yang berlaku di lingkungan yang
menggambarkan sebab akibat misalnya timbulnya kesempatan kerja atau
kesempatan berusaha, adanya peningkatan pendapatan dan sebagainya.
D. Metode Pendekatan dengan Penggunaan Baku Mutu Lingkungan
I-26
Page 27
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
Metode pendekatan dengan penggunaan baku mutu lingkungan dalam
prakiraan dampak dengan metode ini dengan menggunakan pendekatan
pada standar atau kriteria baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan
berdasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku, baik yang berskala
nasional, sektoral maupun regional. Standar baku mutu ataupun kriteria ini
umumnya dipergunakan sebagai pembanding terhadap nilai parameter
komponen lingkungan yang telah maupun yang akan diperkirakan berubah
terhadap nilai ambang batas yang diperbolehkan atau diijinkan. Komponen
lingkungan yang menggunakan baku mutu lingkungan adalah kualitas air
dan kualitas udara.
E. Metode Penilaian Para Ahli (Professional Judgement)
Dampak lingkungan yang akan timbul dari pembangunan/perbaikan 10
Buah Embung Di Pulau Lombok diprakirakan oleh para anggota tim ahli
sesuai dengan keahlian dari masing-masing anggota tim.
Dengan pengalaman dalam disiplin ilmu pakar, yang bersangkutan
mempunyai intuisi yang kuat terhadap sesuatu hal dalam bidang atau
komponen yang ditekuni.Dari alasan ini maka dugaan komponen lingkungan
dapat didekati dengan pakar ahli di bidangnya.Komponen lingkungan yang
digunakan biasanya bukan komponen yang detail, tetapi merupakan bidang
yang luas.
Komponen lingkungan yang diprakirakan dampaknya berdasarkan
pendugaan (judgement) adalah kualitas udara dan kebisingan, air badan air,
flora, fauna, keresahan masyarakat, konflik sosial/ketidakpuasan serta
persepsi dan sikap masyarakat.
I-27
Page 28
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
I-28