Francis DK Ching (1979)Arsitektur membentuk suatu tautan yang
mempersatukan ruang, bentuk, teknik dan fungsi.PENDAHULUANHotel
Indonesia merupakan hotel pertama di Indonesia. Hotel ini dibangun
pada masa pemerintahan Ir. Soekarno dan merupakan ide dari beliau
sendiri. Hotel Indonesia yang didesain oleh arsitek
berkewarganegaraan Amerika Serikat, Abel Sorensen dan Wendy
Sorensen ini merupakan hotel bertaraf internasional pertama di
Indonesia. Abel Sorensen adalah salah satu arsitek di Headquarter
Planning Office USA yang bertanggung jawab dalam pengerjaan dari
tiga bangunan United Nation di USA dan Wendy Sorensen adalah
narasumber informasi dari international community pada masa itu.
Hotel Indonesia mempunyai masa bangunan berbentuk T yang
memungkinkan para penghuni mendapatkan pemandangan Jakarta yang
mengagumkan dan menikmati hangatnya sinar matahari di setiap ruang
di hotel ini. Unsur unsur arsitektur yang ada dibangunan yang
didesain oleh kedua arsitek tersebut dapat mempengaruhi kenyamanan
penghuni dan banyaknya tamu yang datang. Desain Hotel Indonesia ini
bisa dijadikan inspirasi dalam mendesain dan merencanakan bangunan
bangunan hotel lainnya. Karenanya penting bagi kita untuk
mempelajari sejarah arsitektur Hotel Indonesia.
PEMBAHASANArsitektur merupakan seni dan ilmu dalam merancang
bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup
merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari
level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan,
arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan,
desain perabot dan desain produk. Marcus Vitruvius Pollio, arsitek
Romawi, insinyur, dan penulis yang pertama kali menegaskan dalam
bukunya De Architectura, bahwa bangunan yang baik harus memiliki
tiga hal, yaitu firmitas (kekuatan), utilitas (fungsi), dan
venustas (keindahan).Arsitektur dunia mengalami perkembangan
seiring dengan waktu, dimulai dari arsitektur prasejarah, perode
Klasik Eropa, Arsitektur Modern, hingga Arsitektuk Post-Modern
sekarang ini. Dalam tahapan tersebut banyak perkembangan yang
terjadi, dari bangunan yang banyak ornamen untuk mendukung
estetika, hingga penghilangan ornamen karena masyarakat telah bosan
dan menganggap bentuk bangunan (konstruksi) itu sendiri dapat
menimbulkan estetika.Di Indonesia sendiri, sejarah perkembangan
arsitektur berkembang mengikuti keinginan masyarakat yang beragam,
tahapan periode arsitektur di Indonesia dibagi menjadi empat
yaitu:1. Arsitektur Tradisional atau Arsitektur Vernakular2.
Arsitektur Kolonial3. Arsitektur Modern4. Arsitektur
Post-ModernDisetiap tahapan di atas, Indonesia mengalami mode
Arsitektur yang beragam. Arsitektur Tradisional yang sangat
mempertimbangkan alam sekitar, Arsitektur Kolonial yang dibawa oleh
para penjajah, Arsitektur Modern yang mengekspresikan keinginan
masyarakat untuk lepas dari belenggu penjajahan, dan Arsitektur
Post-Modern yang dapat mengekspresikan diri lebih bebas. Di sini
kami akan menjelaskan bangunan pada masa arsitektur modern, yaitu
bangunan yang dibangun pada rentang waktu setelah kemerdekaan
sampai sebelum tahun 1980-an. Setelah kemerdekaan, Ir. Soekarno
ingin meningkatkan citra Indonesia sebagai negara baru di forum
internasional. Alasan itu menginspirasi Ir. Soekarno untuk
membangun beberapa tempat untuk meningkatkan citra Indonesia, salah
satunya adalah Hotel Indonesia. Hotel Indonesia adalah hotel
pertama dan bertaraf internasional di Indonesia. Hotel Indonesia
dibangun oleh arsitek bernama Abel Sorensen dan Wendy Sorensen.
Mereka adalah arsitek yang telah dikenal oleh dunia. Hotel
Indonesia menggunakan langgam arsitektur internasional yang sedang
in pada saat itu. Langgam arsitektur internasional menganut prinsip
form follow function, prinsip yang pertama diperkenalkan oleh Loius
H Sullivan dan secara umum menjadi prinsip yang diterapkan dalam
arsitektur internasional. Sullivan sendiri percaya bahwa prinsipnya
ini muncul dari teori Vitruvius, yaitu firmitas (kekuatan),
utilitas (fungsi), dan venustas (keindahan). Langgam arsitektur
internasional Hotel Indonesia dapat dilihat dari bentuknya yang
bujur sangkar, sederhana, ramping, seimbang dan luas. Permukaan
bangunan rata dan ruang interior yang terbuka secara visual juga
ciri dari langgam internasionanya. Kaca dan baja dikombinasikan
dengan beton yang diperkuat adalah karakteristik material yang
digunakan langgam arsitektur internasional. Hotel Indonesia terdiri
dari dua masa bangunan berbentuk T. Masa bangunannya bernama
Ganesha Wing yang menggadap ke Timur dan Ramayana Wing yang
menggadap Utara. Hotel Indonesia berorientasi ke Bundaran HI karena
merupakan arah pandang terbaik (best view). Capaian Hotel Indonesia
adalah melalui Jalan M. H. Thamrin, Bundaran HI, berbelok ke lobi
hotel. Jalur untuk keluarnya dari lobi hotel ke Bundaran HI.
Bangunan ini difungsikan untuk hotel, jadi desainnya pasti profit
oriented, memanfaatkan dengan maksimal lahan yang ada yaitu
memanfaatkan pemandangan jakarta dengan letaknya yang strategis.
Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah.
Sesuai dengan perkataan Loius I. Khan (1957), arsitek
berkewarganegaraan Amerika dan bapak modernisme dalam buku Ruang
dalam Arsitektur oleh Cornelis Van de Ven (1995), Arsitektur
berarti menciptakan ruang dengan cara yang benar benar direncanakan
dan dipikirkan, peruangan yang diterapkan di hotel ini benar benar
dipikirkan dengan matang oleh Sorensen. Dibuktikan dengan penataan
deret - deret kamar yang tidak saling berdempet, agar di setiap
kamar mendapatkan pemandangan jakarta secara maksimal dan
mendapatkan sinar matahari yang cukup. Sirkulasi ruang optimal
karena lobi yang terletak diantara Sayap Ganesha dan Ramayana
sehingga tidak mengganggu. Dapat dilihat lebih jelas pada gambar di
bawah.Gambar diatas menunjukkan pemandangan yang bisa dinikmati
melalui kamar hotel. Pada penataan interior di salah satu ruang
makannya, konstruksi atap dibiarkan terlihat tidak ditutup oleh
plafon. Karena dari sini dapat tercipta estetika dengan
sendirinya.Desain Sorensen yang sederhana, tidak membuat Hotel
Indonesia menjadi hambar, namun Hotel Indonesia tetap mampu
mewakili kekayaan budaya bangsa dengan karya karya seni yang berada
di dalamnya, yang dipilih sendiri oleh Ir. Soekarno. Banyak sekali
karya seni yang berada di Hotel Indonesia, contohnya sebagai
berikut:1. Prasasti yang berisi sajak karya Ramadhan K.H. dipajang
di dinding marmer sebelah kiri dekat pintu masuk lobi.
2. Kehidupan Masyarakat Bali ( Balinese Life ) karya Harijadi
S
3. Mural Gadis-Gadis Bhinneka Tunggal Ika, karya Soerono dkk.,
dengan ukuran 4 x 10,60 meter, menghiasi dinding luar Restoran
Ramayana.
4. Mozaik aneka tarian daerah, karya Georgius Sidharta,
menghiasi dinding sekitar panggung Restoran Ramayana.
5. 'Sea Creatures Karya Lee Man Fong
6. Patung gadis pergi mandi, karya CS Sulistyo, menghiasi kolam
samping Restoran Ramayana.
7. Mozaik dari batu di The Heritage 1.
Karya karya diatas merupakan bukti bahwa budaya Indonesia memang
sangat kaya dan indah. Setelah 50 tahun lebih, Hotel Indonesia
tetap berdiri kokoh tanpa renovasi yang berarti. Hal ini
membuktikan bahwa kontruksinya dibangun sedemikian rupa agar dapat
bertahan untuk puluhan tahun mendatang. Dengan penataan ruang
seperti yang telah dijelaskan di atas, diharapkan para penghuni
betah jika tinggal di kamar Hotel Indonesia, karena pemandangannya
yang menakjubkan akan membuat para tamu ingin kembali lagi untuk
menikmatinya, dan interior yang dihiasi oleh karya karya seniman
nusantara menciptakan kesan yang homey. Hotel Indonesia merupakan
perpaduan yang apik antara kemajuan teknologi pembangunan dan
etniknya kebudayaan Indonesia.SIMPULANHotel Indonesia termasuk
bangunan Arsitektur Modern di Indonesia. Hotel Indonesia salah satu
bangunan yang dapat dijadikan contoh untuk para arsitek masa kini,
karena kematangan pertimbangan sang arsitek dalam penerapan ruang
dan sirkulasinya. Mempertimbangkan fungsi dari bangunan, maka
kontruksi yang digunakan juga efisien dan kokoh. Tidak hanya
perencanaan ruang dan konstuksi yang bagus tapi juga tidak
melupakan identitas bangunan itu sendiri. Bahwa bangunan ini adalah
Hotel Indonesia yang merupakan cermin kebudayaan bangsa, interiror
dan eksteriornya ialah hasil budaya tersebut.PUSTAKABritannica.
2008. International Style.
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/291280/International-StyleG.
Brendan, C. Gordon. 1952. The talk of The Town Comfortable. The New
Yorker. 25 October, No. 10 Hal 26, New YorkP. Arifin. 2014. Hotel
Indonesia, Gagasan Bung Karno, Cagar Budaya Banga Dibangun dengan
Dana Pampasan Perang Jepang. Jakarta. Gramedia Pusataka utamaThe
Jakarta Post. 2012. Hotel Indonesis Kempinski: Sukarnos trails in
the heart of Jakarta.
http://www.thejakartapost.com/news/2012/09/23/hotel-indonesia-kempinski-sukarno-s-trails-heart-jakarta.html