Top Banner
UJI RANKING Oleh: Nama : Rofiyanti Amini Wibowo NRP : 113020064 No Meja : 1 (Satu) Kelompok : D Tanggal Praktikum : 16 April 2014 Asisten : Sri Mulyati
55

Uji Ranking

Dec 27, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Uji Ranking

UJI RANKING

Oleh:

Nama : Rofiyanti Amini WibowoNRP : 113020064No Meja : 1 (Satu)Kelompok : DTanggal Praktikum : 16 April 2014Asisten : Sri Mulyati

LABORATORIUM UJI INDRAWI DAN SENSORIJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG2014

Page 2: Uji Ranking

I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Tujuan

Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Aplikasi dalam Bidang Pangan.

1.1. Latar Belakang

Pengujian sensori atau pengujian dengan indra atau dikenal juga

dengan pengujian organoleptik sudah sejak manusia mulai menggunakan

inderanya untuk menilai kualitas dan keamanan suatu makanan dan

minuman. Barang yang direspon secara positif oleh indera manusia karena

menghasilkan kesan subjektif yang menyenangkan dan memuaskan harapan

konsumen disebut memiliki kualitas sensori yang tinggi. Pengujian sensori

mengedepankan metode ilmiah untuk menjelaskan fenomena sensori.

Analisi sensori adalah disiplin ilmu yang membutuhkan standarisasi dan

pengedalian yang tepat pada setiap tahap persiapan, pengukuran respon,

analisis data dan interpretasi hasil. Oleh karenanya dibutuhkan pencatatan

dan dokumentasi yang cermat. Panelis adalah orang atau sekelompok orang

yang menilai dan memberikan tanggapan terhadap produk yang diuji.

Analisis sensoriadalah suatu proses identifikasi, pengukuran ilmiah, analisis,

dan interpretasi atribut-atribut produk melalui lima panca indra manusia:

indra penglihatan, penciuman, pencicipan, peraba, dan pendengaran.

Analisis sensori juga melibatkan suatu pengukuran, yang dapat bersifat

kuantitatif ataupun kualitatif. Uji kesukaan atau penerimaan (preference or

Page 3: Uji Ranking

hedonic test) bertujuan mengidentifikasi tingkat kesukaan dan penerimaan

suatu produk. Uji afeksi (penerimaan dan kesukaan) bertujuan mengetahui

perbedaan-perbedaan pada suatu produk yang dapat dikenali oleh konsumen

dan berpengaruh terhadap kesukaan dan penerimaan. Uji ini bergantung

pada batas antara analisa sensori dengan riset konsumen serta memiliki

metode kriteria rekrutmen panel yang berbeda dari uji pembedaan dan uji

deskripsi. Dalam pengujian ranking panelis diminta untuk mengurutkan

intensitas sifat yang dinilai. Uji ranking dapat digunakan untuk

mengurutkan intensitas, mutu atau kesukaan konsumen, dalam rangka

memilih yang terbaik atau menghilangkan yang terjelek. Pada uji ranking ini

digunakan panelis terlatih (untuk uji ranking pembedaan) atau digunakan

panelis tak terlatih (untuk uji ranking kesukaan). Untuk uji ranking

pembedaan mula-mula dilakukan seleksi dan latihan panelis, sedang untuk

uji ranking kesukaan panelis diambil yang tidak terlatih. Selanjutnya,

kepada panelis disajiakan sampel-sampel yang akan dinilai dengan

dilengkapi kuesioner(Halfiah,2013).

1.2. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan mempelajari uji rangking adalah untuk mengurutkan

nilai mutu suatu bahan atau produk dan untuk memilih sampel yang terbaik

(superior) dan menghilangkan sampel terjelek (inferior).

Page 4: Uji Ranking

1.3. Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan mempelajari uji ranking adalah berdasarkan

pemberian nilai atau ranking terhadap kesan dari sampel, dimana semakin

tinggi nilai, maka semakin rendah mutu produk.

1.4. Aplikasi dalam Bidang Pangan

Aplikasi uji rangking dalam industri pangan yaitu digunakan untuk

mengurutkan suatu intensitas, mutu produk, atau kesukaan konsumen,

dalam rangka memilih yang terbaik atau menghilangkan yang terjelek.

Page 5: Uji Ranking

II BAHAN, ALAT, DAN METODE PERCOBAAN

Bab ini membahas mengenai : (1) Bahan-Bahan yang Digunakan,

(2) Alat-Alat yang Digunakan, dan (3) Metode Percobaan.

2.1. Bahan-Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan mempelajari uji

rangking adalah Teh Hijau dengan kode sampel 235 (Fresh tea), 501 (Nu

green tea), 725 (Pokka green tea), dan 925 (Zestea).

2.2. Alat-Alat yang Digunakan

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan mempelajari uji rangking

adalah nampan, sloki, sendok, dan gelas.

2.3. Metode Percobaan

2.3.1. Deskripsi Percobaan

Disajikan empat sampel Teh hijau yang berbeda merk, kemudian

diberikan nilai atau skor terhadap setiap sampel yang disajikan berdasarkan

kesan

yang didapat. Atribut mutu yang dinilai adalah aroma teh, rasa teh,

aftertaste, dan warna kuning. Makin tinggi nilai rank, makin rendah

mutunya. Kemudian diberi skala penilaian (1) Sangat baik, (2) Baik, (3)

Tidak baik, dan (4) Sangat tidak baik. Tidak boleh ada sampel yang

mempunyai skala nilai yang sama.

2.3.2. Analisis Perhitungan

1) Kisaran Nilai

Page 6: Uji Ranking

Berdasarkan tabel Five Percent Level-range total required for

significance (Kartika, dkk.,1987), misal jika terdapat 9 orang panelis dan 4

macam sampel, maka kisaran nilanya adalah 15 – 30, dengan ketentuan

sebagai berikut:

1. Jika nilainya < 15 → Sangat Baik

2. Jika nilainya antara 15-30 → Baik

3. Jika nilainya > 30 → Kurang Baik

2) Transformasi

Data asli penilaian panelis dirubah menjadi data transformasi dengan

rumus melihat tabel statistical chart 6, dengan melihat banyaknya sampel.

3) Anava

Rumus-rumus yang digunakan untuk pengisian tabel Anava pada uji

mutu hedonik adalah sebagai berikut :

a. FK =(total data konsentrasi)2

∑ panelis x∑ sampel

b. JKS =[ (∑ S 12)+ (∑ S 22 )+…+(∑ Sn2 )∑ panelis ] – FK

c.JKP= [ (∑ P12 )+(∑ P 22 )+…+(∑ Pn2)∑ sampel ] - FK

d. JKT = [(n12 )+(n2

2 )+…+(nn2 )]- FK

Page 7: Uji Ranking

e. JKG = JKT – JKP – JKS

Ketentuan tabel anava :

a. Jika F Hitung > F Tabel pada taraf 5 % dan 1 %, maka diberi tanda **

(sangat berbeda nyata).

b. Jika F Hitung > F Tabel pada taraf 5 %, tetapi F Hitung < F Tabel pada

taraf 1 %, maka diberi tanda * (berbeda nyata).

c. Jika F Hitung < F Tabel pada taraf 5 % dan 1 %, maka diberi tanda tn

(tidak berbeda nyata).

4) Uji Lanjut Duncan’s

a. Nilai rata-rata diurutkan dari yang terkecil ke terbesar

b. Tentukan standar galat, Sў = √ RJK Galat

∑ panelis

c. Tentukan SSR 5 %, pada tabel 8 (Buku Vincent)

d. Tentukan LSR 5 %, LSR = Sў x SSR 5%

e. Bandingkan perlakuan dengan LSR 5 %

f. Beri tanda * jika perlakuan > LSR 5 %

g. Beri tanda tn, jika perlakuan < LSR 5 %

h. Tabel perlakuan didapat dari selisih nilai rata-rata

Page 8: Uji Ranking

III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai: (1)Hasil Pengamatan dan (2)Pembahasan.

3.1. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Rangking Aroma Teh hijauSampel Rata-rata

Data AsliRata-rata

Data TransformasiMerk KodeFresh Tea 253 2,56 -0,05Nu green tea 501 2,33 0,13Pokka green tea 725 2,44 0,03zestea 925 2,67 -0,11(Sumber : Kelompok D, 2014).

Fresh Tea Nu green tea Pokka green tea zestea2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

Aroma teh hijau

Gambar 1. Grafik Uji Rangking Aroma Teh hijau

Berdasarkan kisaran nilai dalam hal aroma teh dapat disimpulkan

bahwa sampel 253,501,725 dan 925(Fresh tea, nu green, pokka green tea,

dan zestea) memiliki kualitas yang baik dalam hal aroma teh.

Berdasarkan tabel anava dapat disimpulkan bahwa fhitung<ftabel pada

taraf 5% dan 1% sehingga sampel 253,501,725 dan 925(Fresh tea, nu green,

Page 9: Uji Ranking

pokka green tea, dan zestea) dalam hal aroma teh tidak berbeda nyata

sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjut duncan. Pada atribut aroma teh

hijau yang mendapar skor paling tinggi adalah 925(zestea) dibanding

dengan sampel lainnya.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Rangking Rasa Teh hijauSampel Rata-rata

Data AsliRata-rata

Data TransformasiMerk KodeFresh Tea 253 2,78 -0,18Nu green tea 501 1,78 0,19Pokka green

tea725 2,44 0,02

zestea 925 2,56 -0,03(Sumber : Kelompok D, 2014).

Fresh Tea Nu green tea Pokka green tea zestea0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

Rasa Teh

Gambar 2. Grafik Uji Rangking Rasa Teh

Berdasarkan kisaran nilai dalam hal aroma teh dapat disimpulkan

bahwa sampel 253,501,725 dan 925(Fresh tea, nu green, pokka green tea,

dan zestea) memiliki kualitas yang baik dalam hal aroma teh.

Page 10: Uji Ranking

Berdasarkan hasil perhitungan dalam hal rasa jeruk tabel anava F

hitung < F tabel 5% dan 1% maka tidak berbeda nyata sehingga tidak

dilakukan uji lanjut Duncan.

Pada artibut rasa teh yang memiliki skor paling tinggi adalah 253(fresh

tea) dibanding dengan sampel lainnya.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Uji Rangking aftertaste teh hijauSampel Rata-rata

Data AsliRata-rata

Data TransformasiMerk KodeFresh Tea 253 2,89 -0,25Nu green

tea501 2,22 0,18

Pokka green tea

725 2,67 -0.11

zestea 925 2,22 0,18(Sumber : Kelompok D, 2014).

Fresh Tea Nu green tea Pokka green tea zestea0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

Aftertaste

Gambar 3. Grafik Uji Rangking aftertaste

Berdasarkan kisaran nilai sampel 253(Fresh tea) dengan kisaran nilai

26 maka memiliki kualitas yang baik, sampel 501(nu green tea) dengan

kisaran nilai 20 maka memiliki kualitas yang baik, sampel 725 (pokka green

Page 11: Uji Ranking

tea) dengan kisaran nilai 24 maka memiliki kualitas yang baik dan sampel

925(zestea) dengan kisaran nilai 20 maka memiliki kualitas yang baik.

Berdasarkan hasil perhitungan tabel anava dalam hal aftertaste dapat

disimpulkan bahwa f hitung<dari ftabel pada taraf 5% dan 1% sehingga

dalam hal aftertaste teh hijau pada sampel 253,501,725 dan 925(fresh tea,

nugreen tea, pokka green tea, zestea)tidak berbeda nyata sehingga tidak

dilakukan uji lanjut duncan.

Tabel 4. Hasil Pengamatan Uji Rangking Warna Teh hijauSampel Rata-rata

Data AsliRata-rata Data Transformasi

Taraf nyataMerk Kode

Fresh Tea 253 2,33 0,13 ANu green tea 501 2,22 0,17 bPokka green

tea725 1,56 0,65 b

zestea 925 3,89 -0,95 b(Sumber : Kelompok D, 2014).

Fresh Tea Nu green tea Pokka green tea zestea0

0.51

1.52

2.53

3.54

4.5

Warna Teh hijau

Gambar 4. Grafik Uji Rangking Warna

Page 12: Uji Ranking

Berdasarkan kisaran nilai maka dapat disimpulkan bahwa sampel

dengan kode 725 sangat baik, sampel 253 dan 501 baik sedangkan sampel

925 kurang baik dalam hal warna kuning pekat.

Berdasarkan tabel anava maka dapat disimpulkan bahwa

Fhitung>ftabel pada taraf 5% dan 1% pada sampel 253(fresh tea),501(nu

green tea), 725(pokka green tea),dan 925(zestea)sangat berbeda nyata maka

dilakukan uji lanjut duncan.

Berdasarkan uji lanjut duncan maka dapat disimpulkan bahwa

sampel kode 925(zestea) berbeda nyata dengan sampel kode 253,501,dan

725(fresh tea, nu green tea dan pokka green tea), sampel kode 253,501,dan

725(fresh tea, nu green tea dan pokka green tea) tidak saling berbeda nyata

tetapi berbeda nyata dengan sampel 925(zestea) dalam hal warna kuning.

3.2. Pembahasan

Uji rangking digunakan untuk mengurutkan nilai mutu suatu bahan atau

produk. Dimana semakin rendah nilainya berarti semakin baik mutunya. Uji

rangking dapat menentukan kualitas suatu makanan berdasarkan kisaran

nilai. Data transformasi dalam uji rangking diperoleh dari tabel statistical

chart 6. Sedangkan uji skoring merupakan pengujian yang panelisnya

diminta untuk memberikan nilai atau skor pada bahan yang diuji. Dimana

semakin tinggi nilainya maka produk tersebut semakin baik.

Dalam uji rangking panelis diminta membuat urutan contoh-contoh

yang diuji menurut perbedaan tingkat mutu sensoris. Dalam urut jenjang ini,

Page 13: Uji Ranking

jarak interval antara jenjang keatas dan kebawah tidak harus sama. Missal

jenjang 1,2 tidak harus sama dengan jenjang 3,4. Uji rangking jauh berbeda

dengan uji skor. Dalam pengujian perjenjangan komoditi diurutkan atau

diberi nomor urut. Urutan pertama selalu menyatakan yang paling tinggi,

makin kebawah nomor urut makin besar. Angka-angka ini tudak

menyatakan besaran scalar melainkan nomor urut. Dalam uji rangking

contoh pembanding tidak ada. Pada besaran skala datanya diperlakukan

sebagai nilai pengukuran, karena itu dapat diambil rata-ratanya dan

dianalisis sidik ragam.Data uji rangking sebagaimana adanya tidak dapat

diperlakukan sebagai nilai besaran dan tidak dapat dianalisis sidik ragam,

tetapi mungkin dibuat rata-rata. Keuntungan dari uji rangking adalah cepat,

dapat digunakan untuk  bermacam-macam contoh, prosedur sederhana,

dapat menggunakan contoh baku atau tidak, dan memaksa adanya

keputusan relatif karena tidak ada dua contoh pada rank yang sama.

Sedangkan kelemahannya adalah mengabaikan jumlah atau tingkat

perbedaan diantara contoh, nilai satu set data tidak dapat dibandingkan

langsung dengan nilai yang sama pada set data lain dan bila terdapat

perbedaanyang kecil panelis merasa harus membedakan contoh yang

dianggap identik,sehingga dapat menyebabkan inkionsistensi pada uji

rangking(anonim,2014).

Proses pengolahan data untuk uji ranking dibagi menjadi dua cara,

yaitu cara kisaran nilai dan cara statistik. Cara kisaran nilai untuk pemberian

Page 14: Uji Ranking

nilainya mengacu pada Tabel Five Percent Level dalam Buku Bambang

Kartika, dimana kisaran nilai diperoleh dari jumlah sampel yang diujikan

dan jumlah panelis yang menguji. Untuk penilaian dengan nilai kurang dari

kisaran nilai berarti mutu dari sampel yang diujikan sangat baik, untuk

penilaian yang berada pada kisaran nilai berarti mutu sampel yang diujikan

baik, dan sebaliknya kalau untuk penilaian dengan nilai melebihi dari

kisaran nilai berarti mutu sampel yang diujikan kurang baik. Cara kedua

yaitu cara statistik dimana untuk menghitung data transformasi mengacu

pada Statistical Chart 6 dalam Buku Bambang Kartika, dimana data

diperoleh dengan melihat jumlah sampel yang diujikan (Garpersz, 1995).

Perbedaan uji rangking dan uji mutu hedonik adalah dapat dilihat dari

panelis yang digunakan di uji rangking panelis yang tidak terlatih (untuk uji

rangking perbedaan) dan panelis terlatih (untuk uji rangking kesukaan)

sedangkan pada uji mutu hedonik adalah panelis konsumen karena dalam

penilaian harus subjektif dan digunakan panelis yang banyak yang mewakili

keseluruhan konsumen, serta pada skala penilaian jika di uji mutu hedonik

nilai lebih tinggi maka sampel pada uji rangking nilainya semakin jelek

karena pada uji rangking penilaiannya objektif sedangkan pada uji mutu

hedonik penilaiannya secara subjektif.

Tujuan dilakukan uji rangking adalah untuk membuat urutancontoh-

contoh produk yang diuji menurut perbedaan tingkat mutusensorik,

sehingga dapat diketahui mutu produk tersebut. Uji peringkat atau ranking

Page 15: Uji Ranking

dilakukan untuk menentukan urutansejumlah komoditas atau produk

menurut perbedaan intensitasnya,misalnya tingkat kemanisan atau

kerenyahan. pemberian nomor urutbiasanya dimulai dari nomor satu yang

menyatakan nilai atauperingkat tertinggi diikuti peringkat kedua yang

mutunya lebihrendan dan seterusnya. Data respon dapat dianalisa dengan

menggunkan berbagai cara, yaitu :

1. Metode Rata-rataMetode ini dilakukan dengan menjumlahkan tingkat

urutan yang dinilai oleh panelis untuk masing-masing jenisproduk yang

sama dan dirata-ratakan (dibagi dengan jumlah panelis)

2. Metode Analisis dengan Tabel Fisher-Yates pada analisis ini, nomor

peringkat ditarsformasi terlebihdahulu menjadi data skor dengan

menggunakan tabel Fisher-Yates. Hasil Transformasi yang berupa matrix

skor laludianalisis dengan sidik ragam,. Jika analisis sidik ragam

menunjukan perbedaan yang nyata (Fhitung> Ftabel), dilanjutkan dengan uji

jarak Duncan untuk melihat sampel yang berbeda.

Pada sampel yang diujikan perlu diberi pengkodean. Hal ini

bertujuan untuk pada saat waktu pengujian panelis tidak memihak (bias).

Cara pengkodeannya yaitu dengan menggunakan nomor acak, biasanya

menggunakan nomor tiga angka (three digit number). Uji ranking termasuk

pada uji skalar krena hasil pengujian oleh panelis telah dinyatakan dalam

besaran kesan dengan jarak (interval) tertentu. Dalam uji ini panelis diminta

membuat urutan contoh-contohyang diuji menurut perbedaan tingkat mutu

Page 16: Uji Ranking

tingkat sensorik. Jarak atau interval antara jenjang/ranking ke atas dan ke

bawah tidak harus sama, misalnya jenjang no. 1 dan 2 boleh berbeda dengan

jenjang no.2 dan 3. Dalam uji penjenjangan/ranking, komoditi diurutkan dan

diberinomor urut. Urutan pertama selalu menyatakan tingkat tertinggi,makin

ke bawah nomor urutnya kian besar. Pada suatu industri pangan, perbaikan

produk maupun pemilihan produk terbaik merupakan salah satu alternatif

untuk menunjang pemasarannya. Keinginan konsumen yang selalu

menghendaki produk dengan mutu baik harus disediakan bila industri

tersebut ingin menjaring keuntungan dari penjualan produk yang dihasilkan.

Uji ranking dapat diterapkan untuk memecahkan permasalahan yang

ditemui tersebut. Uji ini bisa mengukur pengaruh proses baruterhadap mutu

produk, yaitu untuk mengetahui apakah produk barusama atau lebih baik

dari produk lama. Selain iu juga untuk menentukan contoh terbaik atau

produk yang paling digemari konsumen, tujuan utama pemasaran produk

itu. Dengan menggunakan uji ranking, uji penjenjangan atau pengurutan ini

maka mutu produk dapat diketahui dan diurutkan.Produk kesukaan

konsumen juga bisa diketahui sehingga untuk selanjutnya jenis atau tingkat

mutu produk inilah yang dijadikanpatokan dalam proses pembuatan suatu

produk. Angka-angka atau nilai hasil uji ranking yang dilakukan hanyalah

nomor urut, tidak menyatakan besaran skalar. Uji ini juga tidak menyatakan

contoh pembanding sebagai komoditi yang paling tingginilainya tetapi

hanyalah alat atau sarana untuk pedoman dalam membandingkan berbagai

Page 17: Uji Ranking

komoditi yang sama jenisnya sedangkan kualitasnya berbeda. Dalam uji

rangking, tidak disertakan contoh pembanding seperti uji Duo-Trio. Jumlah

sampel yang diujikan harus minimal 2 sampel atau lebih biasanya 2-7

sampel. Pada pengujian kali ini dapat dipakai panelis terlatih (5-15 orang)

atau panelis agak terlatih (15-25 orang)sedangkan jika panelis tidak terlatih

780 orang. Uji ranking dalam praktiknya memerlukan suatu formulir

pernyataan atau kuesioner/questionnaire untuk mendapatkan data/informasi

yang diperlukan dalam analisis data statistiknya agar hasil pengujian dapat

disimpulkan secara pasti(anonim,2014)

Dilakukannya pengujian kisaran nilai bertujuan untuk menentukan

bahan atau produk mulai dari yang terbaik, baik juga agak baik.

Panel konsumen bisa digunakan untuk uji rangking kesukaan tetapi

untuk uji rangking perbedaan tidak bisa. Karena uji rangking perbedaan

menggunakan panelis terlatih, karena panelis harus paham benar akan sifat

yang dinilai (Kartika, 1987).

Sampel yang digunakan dalam uji ranking adalah:

Teh yang berkualitas didapatkan dari daun muda dan kuncup peko,

dimana kandungan antioksidan dari bagian tersebut sangat tinggi. Dari hasil

Page 18: Uji Ranking

seduhan teh yaitu tingkat kecerahannya maka dapat diketahui tingkatan

mutunya. Dimana semakin bagus mutu teh maka warna dari hasil

seduhannya semakin cerah. Teh hijau memiliki mutu yang lebih bagus dari

pada teh wangi, sedangkan teh wangi mutunya lebih bagus dari pada

teh hitam. Teh hitam memiliki kualitas yang paling rendah karena teh hitam

mengalami oksidasi dan fermentasi, dimana kandungan polifenolnya  telah

teroksidasi oleh enzim polifenol oksidase menjadi senyawa  theaflavin dan

thearubigin, dimana kedua senyawa tersebut berpengaruh terhadap warna,

aroma, strength dan quality dari seduhan teh. Pada teh hijau  kandungan 

polifenolnya  cukup tinggi.  Karena  teh hijau tidak mengalami fermentasi

sehingga kadar polifenolnya tidak rusak. Teh hijau memliki warna yang

lebih jernih dan rasa yang lebih kuat sehingga teh hijau memiliki mutu yang

lebih bagus. Sedangkan  teh wangi  secara umum  mutunya dinilai 

dari kekuatan aromanya.  Dimana semakin  bagus aromanya  maka

kualitasnya  juga akan menjadi semakin bagus. Jenis dan jumlah bahan

pewangi yang dipakai sebagai campurannya harus diperhatikan karena dapat

mempengaruhi kekuatan aroma teh(anonim,2014).

Page 19: Uji Ranking

IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan membahas mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan kisaran nilai dalam hal aroma teh dapat disimpulkan

bahwa sampel 253,501,725 dan 925(Fresh tea, nu green, pokka green tea,

dan zestea) memiliki kualitas yang baik dalam hal aroma teh. Berdasarkan

tabel anava dapat disimpulkan bahwa fhitung<ftabel pada taraf 5% dan 1%

sehingga sampel 253,501,725 dan 925(Fresh tea, nu green, pokka green tea,

dan zestea) dalam hal aroma teh tidak berbeda nyata sehingga tidak perlu

dilakukan uji lanjut duncan. Pada atribut aroma teh hijau yang mendapar

skor paling tinggi adalah 925(zestea) dibanding dengan sampel lainnya.

Berdasarkan kisaran nilai dalam hal aroma teh dapat disimpulkan bahwa

sampel 253,501,725 dan 925(Fresh tea, nu green, pokka green tea, dan

zestea) memiliki kualitas yang baik dalam hal aroma teh.

Berdasarkan hasil perhitungan dalam hal rasa jeruk tabel anava F

hitung < F tabel 5% dan 1% maka tidak berbeda nyata sehingga tidak

dilakukan uji lanjut Duncan. Pada artibut rasa teh yang memiliki skor paling

tinggi adalah 253(fresh tea) dibanding dengan sampel lainnya. Berdasarkan

kisaran nilai sampel 253(Fresh tea) dengan kisaran nilai 26 maka memiliki

Page 20: Uji Ranking

kualitas yang baik, sampel 501(nu green tea) dengan kisaran nilai 20 maka

memiliki kualitas yang baik, sampel 725 (pokka green tea) dengan kisaran

nilai 24 maka memiliki kualitas yang baik dan sampel 925(zestea) dengan

kisaran nilai 20 maka memiliki kualitas yang baik.

Berdasarkan hasil perhitungan tabel anava dalam hal aftertaste dapat

disimpulkan bahwa f hitung<dari ftabel pada taraf 5% dan 1% sehingga

dalam hal aftertaste teh hijau pada sampel 253,501,725 dan 925(fresh tea,

nugreen tea, pokka green tea, zestea)tidak berbeda nyata sehingga tidak

dilakukan uji lanjut duncan. Berdasarkan kisaran nilai maka dapat

disimpulkan bahwa sampel dengan kode 725 sangat baik, sampel 253 dan

501 baik sedangkan sampel 925 kurang baik dalam hal warna kuning pekat.

Berdasarkan tabel anava maka dapat disimpulkan bahwa Fhitung>ftabel

pada taraf 5% dan 1% pada sampel 253(fresh tea),501(nu green tea),

725(pokka green tea),dan 925(zestea)sangat berbeda nyata maka dilakukan

uji lanjut duncan.

Berdasarkan uji lanjut duncan maka dapat disimpulkan bahwa

sampel kode 925(zestea) berbeda nyata dengan sampel kode 253,501,dan

725(fresh tea, nu green tea dan pokka green tea), sampel kode 253,501,dan

725(fresh tea, nu green tea dan pokka green tea) tidak saling berbeda nyata

tetapi berbeda nyata dengan sampel 925(zestea) dalam hal warna kuning.

4.2. Saran

Sebaiknya dalam dalam melakukan percobaan harus dilakukan dengan

baik dan berkonsentrasi, agar didapat hasil percobaan yang akurat dan

Page 21: Uji Ranking

maksimal. Selain itu dalam memberikan penilaian-penilaian harus

berdasarkan pendapat sendiri dan jangan terpengaruh dengan jawaban

panelis lain.

Page 22: Uji Ranking

DAFTAR PUSTAKA

.

Anonim (2014), Uji Rangking, http://id.scribd.com/doc/96109695/Uji-Ranking, Akses 19/04/14.

Anonim (2014), Teh Hijau, http://id.scribd.com/doc/128104389/Makalah-Teh Akses 20/04/14.

Halfiah,Hanifah (2013), Uji Rangking, http://hanifahalfiah.blogspot.com/2013 /10/acara-v-uji-kesukaan-ranking-analisis.html, Akses 19/04/14.

Gaspersz, V., (1995). Teknik Analisis Dalam Penilaian Percobaan.

Tarsito, Bandung.

Kartika, dkk, (1987), Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Yogyakarta.

Page 23: Uji Ranking

LAMPIRAN

Page 24: Uji Ranking

LAMPIRAN PERTANYAAN DISKUSI MODUL

1. Panelis yang bagaimana yang terbaik untuk uji rangking, jelaskan

pendapat atau alasan anda!

Jawab : Panelis yang ahli dan terlatih karena pada uji rangking panelis

diminta memberikan rangking terhadap produk yang diuji

tersebut, rangking yang diberikan tidak berganda dan rangking

yang terbaik menjadi identitas produk yang baik sesuai

mutunya, sehingga harus menggunakan panelis yang benar-

benar ahli agar tidak terjadi kesalahan dan data yang didapat

sesuai dengan yang seharusnya.

2. Nilai atau angka yang diberikan pada uji rangking tidak menyatakan

suatu besaran skala, apa maknanya menurut saudara dan jelaskan

alasannya!

Jawab : Seperti halnya uji rangking yang pengujiannya menguji mutu

suatu produk dengan menilai berdasarkan nilai mutu produk,

semakin tinggi nilai yang diberikan maka semakin rendah mutu

produk tersebut. Uji rangking ini termasuk kedalam uji skalar.

Tidak ada nilai berganda. Lain halnya dengan uji skoring yang

menetapkan nilai mutu sensorik terhadap bahan yang diuji pada

jenjang mutu atau tingkat skala hedonik. Tingkat skala mutu uji

skoring ini dapat dinyatakan dalam ungkapan-ungkapan skala

mutu yang sudah menjadi baku.

Page 25: Uji Ranking

LAMPIRAN SOAL KUIS DAN JAWABAN

1. Apa yang dimaksud dengan uji rangking? Jelaskan!

Uji ranking merupakan uji skalar karena hasil pengujian oleh panelis

telah dinyatakan dalam besaran kesan dengan jarak atau interval

tertentu.Prinsip dari uji ranking, panelis diminta untuk membuat

urutan dari yang diuji menurut perbedaan tingkat mutu sensorik. Penilaian

ini bersifat subjektif karena panelis memberikan nilai dari kesukaannya

sendiri. Dalam uji rangking tidak disertakan contoh pembanding. Urutan

pertama selalu menyatakan yang paling tinggi, makin ke bawah nomor urut

makin rendah. Data hasil daripengamatan yang telah diuji secara statistik

yaitu dengan menggunakananalysis of variance dan uji Duncan. Analisis

ragam  untuk mengetahui adanya perbedaan nyata dalam data. Jika terdapat

perbedaan nyata dalam data maka dilakukan uji Duncan untuk menguji

perbedaan di antara semua pasangan perlakuan yang ada dari percobaan

tersebut, serta masih dapat mempertahankan tingkat signifikasi yang

ditetapkan.

2. Jelaskan perbedaan antara uji rangking dengan uji skoring?

Dalam pemberian nilai mutu produk uji rangking semakin kecil nilai yang

diberikan semakin baik kualitas produk tersebut, sedangkan uji skoring

sebaliknya, semakin kecil nilai yang diberikan semakin rendah kualitas

Page 26: Uji Ranking

produk tersebut. Pada uji rangking pemberian nilai tidak boleh ada yang

sama antara produk satu dengan produk lainnya. Sedangkan pada uji skoring

pemberian nilai di perbolehkan sama antara produk satu dengan produk

lainnya. Pada uji ranking tidak boleh dilakukan berulang untuk

pencicipannya sedangkan pada uji skoring boleh dilakukan berulang.

3. Jelaskan yang dimaksud dengan uji skalar dan sebutkan macam-

macam uji skalar?

Uji skalar adalah pengujian organoleptik dimana dalam hal ini panelis

diminta untuk menyatakan besaran kesan yang dapat dinyatakan baik berupa

besaran skalar maupun berupa besaran skala numerik. Besaran skalar

digambarkan dalam bentuk garis lurus berarah denagn pembagian skala

dengan jarak yang sama atau dalam bentuk pita skalar dengan degradasi

yang mengarah. Uji skalar terdiri dari , uji skalar garis, uji pembandingan

pasangan, uji skor, uji pembanding jamak, dan uji penjenjangan atau

ranking.

4. Sebutkan 4 kegunaan uji rangking dalam industri pangan?

- Reformulasi produk

- Pengembangan produk baru

- Pemilihan proses produksi yang lebih efisien

- Mengetahui produk yang terbaik atau menghilangkan produk yang jelek

Page 27: Uji Ranking

5. Diketahui ssr 5% 2,905, 3,050, 3,135. Rata-rata sampel a -0,5,

sampel b -0,2, sampel c 0,34, dan sampel d 0,46. Sy= 0,24. Hitunglah

taraf nyata!

SSR LSR RATA-RATA PERLAKUANTARAF NYATA

5% 5% PERLAKUAN 1 2 3 4 5%

- - -0,5 - a2,905 0,697 -0,2 0,3tn - ab3,050 0,732 0,34 0,84* 0,54tn - B3,135 0,752 0,46 0,96* 0,66tn 0,12tn - bLSR 5% = sy x SSR 5%

LSR 5% (1) = 0,24 x 2,905 = 0,697

LSR 5% (2) = 0,24 x 3,050 = 0,732

LSR 5% (3) = 0,24 x 3,135 = 0,752

Kesimpulan : Berdasarkan hasil uji duncan dapat disimpulkan bahwa

sampel a tidak berbeda nyata dengan sampel b dan berbeda nyata dengan

sampel c dan d. Sampel b,c dan d tidak saling berbeda nyata. Sampel c dan

d berbeda nyata dengan sampel a.

Page 28: Uji Ranking

LAMPIRAN PERHITUNGAN

Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Ranking Aroma Teh

PanelisKode Sampel JUMLA

HRATA-RATA253 501 725 925

DA DT DA DT DA DT DA DT DA DT DA DT11 1 1,03 2 0,3 3 -0,3 4 -1,03 10 0 2,5 012 2 0,3 3 -0,3 1 1,03 4 -1,03 10 0 2,5 013 2 0,3 1 1,03 3 -0,3 4 -1,03 10 0 2,5 014 3 -0,3 1 1,03 2 0,3 4 -1,03 10 0 2,5 015 4 -1,03 3 -0,3 1 1,03 2 0,3 10 0 2,5 016 3 -0,3 4 -1,03 2 0,3 1 1,03 10 0 2,5 017 2 0,3 3 -0,3 4 -1,03 1 1,03 10 0 2,5 018 2 0,3 3 -0,3 4 -1,03 1 1,03 10 0 2,5 019 4 -1,03 1 1,03 2 0,3 3 -0,3 10 0 2,5 0∑ 23 -0,43 21 1,16 22 0,3 24 -1,03 90 0 22,5 0

RATA-RATA 2,56 -0,05 2,33 0,13 2,44 0,03 2,67 -0,11 10 0 2,5 0(Sumber: Kelompok D, 2014)

Kisaran Rangking : 15 - 30

Kesimpulan :

Berdasarkan kisaran nilai dapat disimpulkan bahwa sampel 253, 501,

725 dan 925 (fresh tea, nuu green tea, pokka green tea, dan zestea)

memiliki kualitas yang baik dalam hal aroma teh karena nilai DA setiap

sampel kurang dari 15

Perhitungan:

FK = 02

9 ×4 = 0

Page 29: Uji Ranking

JKS = (−0,43)2+(1,16)2+(0,3)2+(−1,03)2

9−0=0,02

JKP = (0)2

4−0=0

JKT = [(1,03)¿¿2+(0,30)2 ….+(−0,30)2]−0=20,72¿

JKG = 20,72−0−0,02=20,70

RJKS = 0,02

3=0,01

RJKP = 08=0

RJKP = 20,70

24=0,86

F Hitung = 0,010,86

=0,01

F Hitung = 0

0,86=0

Tabel Anava

Variasi 

DB 

JK 

RJK 

F Hitung 

F tabel

5% 1%Sampel 3 0,02 0,01 0,01 tn 3,01 4,72Panelis 8 0 0 0 tn    Galat 24 20,70 0,86  Total 35 20,72  

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel anava dapat disimpulkan bahwa F hitung < F tabel

pada taraf 5% dan 1%, sehingga sampel 253, 501, 725, dan 925 (fresh tea,

nuu green tea, pokka green tea, dan zestea) dalam hal aroma teh tidak

berbeda nya sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjut Duncan's.

Page 30: Uji Ranking

Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Rangking Rasa Teh

Panelis

Kode SampelJUMLAH

RATA-RATA253 501 725 925

DA DT DA DT DA DT DA DT DA DT DA DT11 3 -0,3 2 0,3 1 1,03 4 -1,03 10 0 2,5 012 2 0,3 3 -0,3 1 1,03 4 -1,03 10 0 2,5 013 3 -0,3 2 0,3 4 -1,03 1 1,03 10 0 2,5 014 3 -0,3 1 1,03 2 0,3 4 -1,03 10 0 2,5 015 4 -1,03 3 -0,3 2 0,3 1 1,03 10 0 2,5 016 3 -0,3 1 1,03 2 0,3 4 -1,03 10 0 2,5 017 2 0,3 3 -0,3 4 -1,03 1 1,03 10 0 2,5 018 4 -1,03 3 -0,3 2 0,3 1 1,03 10 0 2,5 019 1 1,03 2 0,3 4 -1,03 3 -0,3 10 0 2,5 0∑ 25 -1,63 20 1,76 22 0,17 23 -0,3 90 0 22,5 0

RATA-RATA 2,78 -0,18 2,22 0,19 2,44 0,02 2,56 -0,03 10 0 2,5 0(Sumber : Kelompok D, 2014)

Kisaran Rangking : 15 – 30

Kesimpulan :

Berdasarkan kisaran nilai dapat disimpulkan bahwa sampel 253,501,725 dan

925 (fresh tea, nuu green tea, pokka green tea, dan zestea) memiliki kualitas yang

baik dalam hal rasa teh karena nilai DA setiap sampel kurang dari 15.

Perhitungan :

FK = 02

9 ×4 = 0

JKS = (−1,63)2+(1,76)2+(0,17)2+(−0,3)2

9−0=0,65

JKP = (0)2

4−0=0

JKT = [(−0,3)¿¿2+(0,30)2 ….+(−0,30)2]−0=20,72¿

JKG= 20,72−0−0,65=20,06

RJKS = 0,02

3=0,01

RJKP = 08=0

Page 31: Uji Ranking

RJKP = 20,06

24=0,84

F Hitung = 0,220,84

=0,26

F Hitung = 0

0,84=0

Tabel Anava

VariasiDB

JKRJK

F Hitung

F tabel5% 1%

Sampel 3 0,65 0,22 0,26tn 3,01

4,72

Panelis 8 0 0 0tn    Galat 24 20,06 0,84  Total 35 20,72  

Kesimpulan :

Berdasarkan tabel anava dapat disimpulkan bahwa F hitung < F tabel pada

taraf 5% dan 1% sehingga sampel 253, 501, 725 dan 925 (Fresh tea, nuu green

tea, pokka green tea, dan zestea) tidak berbeda nyata dalam hal rasa teh maka

tidak perlu dilakukan uji lanjut Duncan’s.

Page 32: Uji Ranking

Tabel 3. Hasil Pengamatan Uji Rangking After Taste pada Teh Hijau

Panelis

Kode SampelJUMLAH

RATA-RATA253 501 725 925

DA DT DA DT DA DT DA DT DA DT DA DT11 3 -0,30 1 1,03 2 0,30 4 -1,03 10 0 2,5 0

12 2 0,30 3 -0,30 1 1,03 4 -1,03 10 0 2,5 0

13 3 -0,30 2 0,30 4 -1,03 1 1,03 10 0 2,5 0

14 1 1,03 2 0,30 3 -0,30 4 -1,03 10 0 2,5 0

15 4 -1,03 3 -0,30 1 1,03 2 0,30 10 0 2,5 0

16 3 -0,30 1 1,03 4 -1,03 2 0,30 10 0 2,5 0

17 4 -1,03 2 0,30 3 -0,30 1 1,03 10 0 2,5 0

18 3 -0,30 4 -1,03 2 0,30 1 1,03 10 0 2,5 0

19 3 -0,30 2 0,30 4 -1,03 1 1,03 10 0 2,5 0

∑ 26 -2,23 20 1,63 24 -1,03 20 1,63 90 0 22,5 0

RATA-RATA

2,89 -0,25 2,22 0,18 2,67 -0,11 2,22 0,18 10 0 2,5 0

(Sumber : Kelompok D, 2014)

Kisaran Rangking : 15 – 30

Kesimpulan :

Berdasarkan kisaran nilai sampel kode 253 (Freshtea) dengan kisaran nilai

26 maka memiliki kualitas yang baik, sampel kode 501 ( NU green tea) dengan

kisaran nilai 20 maka memiliki kualitas yang baik, sampel kode 725 (Pokka green

tea) dengan kisaran nilai 24 maka memiliki kualitas baik dan sampel 925 (Zestea)

dengan kisaran nilai 20 maka memiliki kualitas yang baik.

Perhitungan :

Fk = (total)2

(∑ panelis x ∑ sampel)

= ( 0)2

9 x 4

= 0

Page 33: Uji Ranking

JKS = (∑ S1)2+(∑ S2)2+(∑ S3)2+(∑ S4)2

∑ panelis

= (-2,23)2+(1,63)2+(-1,03)2+(1,63)2

9

= 1,26

JKP = (∑ P1)2+(∑ P2)2+...+(∑ P13)2

∑ sampel

= (0)2+(0)2+ (0)2+(0)2+(0)2+(0)2+.....+(0)2

4

= 0

JKT = [ (n1)2+ (n2)2+........................+(n52)2] - Fk

= [ (-0.3)2 + (0.3)2+...............+(1,03)2 ] – 0

= 20,7

JKG = JKT – JKS – JKP

= 20.7 – 1,26 – 0

=19,44

Perhitungan Tabel ANAVA

Sumber Variansi dB JK RJK F hitung

F tabel

1% 5%Sampel 3 1,26 0,42 0,52tn 3.01 4.72

Panelis 8 0 0 0tn

Galat 24 19,44 0.81

Total 35 20,7

- 0

- FK

- 0

- 0

Page 34: Uji Ranking

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil perhitungan tabel ANAVA dapat disimpulkan bahwa F

hitung < F tabel pada taraf 5% dan 1% sehingga dalam hal after taste teh hijau

pada sampel kode 253, 501, 725, dan 925 (Freshtea, NU green tea, Pokka green

tea, dan Zestea) tidak berbeda nyata sehingga tidak dilakukan uji lanjut duncan.

Page 35: Uji Ranking

Tabel 4. Hasil Pengamatan Uji Rangking Warna Kuning pada Teh Hijau

Panelis

Kode SampelJUMLAH

RATA-RATA253 501 725 925

DA DT DA DT DA DT DA DT DA DT DA DT11 3 -0,30 2 0,30 1 1,03 4 -1,03 10 0 2,5 0

12 3 -0,30 2 0,30 1 1,03 4 -1,03 10 0 2,5 0

13 1 1,03 2 0,30 4 -1,03 3 -0,30 10 0 2,5 0

14 2 0,30 3 -0,30 1 1,03 4 -1,03 10 0 2,5 0

15 1 1,03 2 0,30 3 -0,30 4 -1,03 10 0 2,5 0

16 3 -0,30 2 0,30 1 1,03 4 -1,03 10 0 2,5 0

17 3 -0,30 2 0,30 1 1,03 4 -1,03 10 0 2,5 0

18 3 -0,30 2 0,30 1 1,03 4 -1,03 10 0 2,5 0

19 2 0,30 3 -0,30 1 1,03 4 -1,03 10 0 2,5 0

∑ 21 1,16 20 1,5 14 5,88 35 -8,54 90 0 22,5 0

RATA-RATA

2,33 0,13 2,22 0,17 1,56 0,65 3,89 -0,95 10 0 2,5 0

(Sumber : Kelompok D, 2014)

Kisaran Rangking : 15 – 30

Kesimpulan :

Berdasarkan kisaran nilai maka dapat disimpulkan bahwa sampel kode

725 (Pokka green tea) sangat baik, sampel kode 253 (Freshtea) dan kode 501

( NU green tea) baik sedangkan sampel kode 925 (Zestea) kurang baik dalam hal

warna kuning pekat.

Perhitungan :

Fk = (total)2

(∑ panelis x ∑ sampel)

= ( 0)2 = 0

9 x 4

JKS = (∑ S1)2+(∑ S2)2+(∑ S3)2+(∑ S4)2 - FK

Page 36: Uji Ranking

∑ panelis

= (1,16)2+(1,5)2+(5,88)2+(-8,54)2

9

= 12,34

JKP = (∑ P1)2+(∑ P2)2+...+(∑ P13)2

∑ sampel

= (0)2+(0)2+ (0)2+(0)2+(0)2+(0)2+.....+(0)2

4

= 0

JKT = [ (n1)2+ (n2)2+........................+(n52)2] - Fk

= [ (-0.30)2 + (-0.30)2+...............+(-1,03)2 ] – 0

= 20,7

JKG = JKT – JKS – JKP

= 20.7 – 12,34 – 0

= 8,36

- 0

- 0

- 0

Page 37: Uji Ranking

Perhitungan Tabel ANAVA

Sumber Variansi dB JK RJK F hitung

F tabel

1% 5%Sampel 3 12,34 4,11 11,74tn 3.01 4.72

Panelis 8 0 0 0tn

Galat 24 8,36 0,35

Total 35 20,7

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil perhitungan tabel ANAVA dapat disimpulkan bahwa F

hitung > F tabel pada taraf 5% dan 1% pada sampel kode 253 (Freshtea), 501

(NU green tea), 725 (Pokka green tea) dan sampel kode 925 (Zestea) sangat

berbeda nyata sehingga dilanjutkan uji duncan.

Tabel Uji Duncan’s Terhadap Warna Kuning Sampel Teh HijauSSR 5

%LSR5 %

Nilai rata-rata

Perlakuan Taraf nyata 5%1 2 3 4

- - -0,95 (925) - - - - a2,92 0,58 0,13 (253) 1,08* - - - b3,07 0,61 0,61 (501) 1,12* 0,04 tn - - b3,15 0,65 0,65 (725) 1,6* 0,52 tn 0,48 tn - b

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel uji duncan maka dapat disimpulkan bahwa sampel kode 925

(Zestea) berbeda nyata dengan sampel kode 253, 501, dan 725 (Freshtea, NU

green tea dan Pokka green tea). Sampel kode 253, 501, dan 725 )Freshtea, NU

green tea, dan Pokka green tea) tidak saling berbeda nyata tetapi berbeda nyata

dengan sampel 925 (Zestea) dalam hal warna kuning.