Page 1
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
I. KOMPETENSI UMUM
Untuk mengetahui dan memahami cara pengujian nilai MIC
dan pengujian koefisien fenol pada suatu densifektan.
II. KOMPETENSI KHUSUS
Untuk menentukan nilai MIC dan membandingkan daya kerja
dengan fenol 5 % berdasarkan koefisien fenol.
III. PRINSIP
Untuk menentukan nilai Minimal Inhibitory Concentration
(MIC) dan koefisien fenol dari sampel desinfektan yaitu Super pell
dengan menggunakan bakteri uji Basillus subtilis.
IV. LANDASAN TEORI
Dalam kehidupan sehari – hari penilaian sesuatu sidinfektan
sering dinyatakan sebagai “kuat”, “lemah”, atau “sedang”. Penilaian ini
sering didasarkan atas pengertian yang berbeda di antara para
pemakai, ada yang menilai suatu disinfektan kuat karena baunya, ada
pula yang mendasarkan karena rasa nyeri bila diletakkan di atas luka,
atau kerjanya korosif an sebaginya. Jarang sekali orang awam
menghubungkannya dengan sifat mikrobisida atau toksisitas bagi
manusia dan hewan. Sebenarnya nilai sesuatu zat yang digunakan
sebagai disinfektan tergantung pada sejumlah faktor yang boleh
dkatakantidak ada satupun disinfektan dapat memenuhi seluruhnya
(Irianto, 2006).
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 2
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
Disinfeksi berarti mematikan atau menyingkirkan organisme yang
dapat menyebabkan infeksi. Meskipun dengan melakukan disinfeksi
dapat mencapai keadaan steril, namun tidak seharusya terkandung
arti sterilisasi. Disinfeksi biasa dilaksanakan dengan menggunakan
zat–zat kimia seperti fenol, formadehilda, klor, iodium, atau subiinat.
Pada susu, disinfeksi bukan dimaksudkan untuk mematikan sel-
selvegetatif yang lebih sensitif tetapi bukan sppora – sporanya yang
tahan panas (Irianto, 2006).
Kefektifan suatu desinfektan yang dapat larut dalam air dan terdiri
dari turunan (golongan) senyawaan fenol dapat diuji dengan
penentuan koefisien fenol. Pengujian ini tidak dilakukan berdasarkakn
pembandingan dengan fenol murni dalam keadaan yang sama
(Irianto, 2006).
Desinfeksi adalah suatu proses untuk membunuh mikroorganisme
yang bersifat patogen yang bersifat patogen yang sering digunakan
adalah dengan cara kimia atau fisik, cara ini ditujukan untuk
pemakaian pada benda mati. Semua disinfekstansia efektif terhadap
sel vegetatif, tetapi tidak selalu efektif terhadap sporanya (Djide,
2008).
Desinfeksi merupakan proses yang mematikan semua
mikroorganisme patogen dengan cara kimiawi atau fisik. Desinfeksi
mempunyai daya kerja terhadap bentuk vegetatif dari mikroorganisme,
tetapi belum tentu mematikan sporanya (Hastowo, 1992).
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 3
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
Disinfektan adalah zat kimia yang digunakan untuk membunuh
mikroba pathogen pada benda-benda, misalnya pada lantai, runagan,
meja operasi, dan sebagainya. Tindakannya disebut desinfeksi
(Hasdianah).
Koefisen fenol dihitung sebagai rasio pengenceran tertinggi dari
disinfektan (X) yang diuji, yang tidak mematikan organisme uji dalam
waktu 5 menit (dalam medium pembiakan ada pertumbuhan), tetapi
mematikan organismeuji dalam waktu 10 menit (tidak ada
pertumbuhan dalam medium pembiakan terhadap pengenceran fenol
dalam keadaan fenol dalam keadaan dan waktu yang sama (Irianto,
2006).
Perhitungan koefisien fenol dilakukan sebagai berikut (Radji,
2011):
Koefisien fenol=
Pengenceran tertinggi larutanbahanujiyangmematikandalamwaktu10menit ,tetapi
tidak mematikandalam5menitPengenceran tertinggi larutanbahanuji
yangmematikandalamwaktu10menit ,tetapitidak mematikandalam5menit
Penjelasan hasil uji koefisien fenol adalah sebagai berikut (Radji,
2011) :
Jika koefisien fenol yang diperoleh dikalikan dengan faktor 20
menghasilkan angka yanglebih kecil dari angka pengenceran yang
tertera pada etiket, pengenceran disinfektan tidak memenuhi
syarat.
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 4
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
Jika koefisien fenol yang diperoleh dikalikan dengan faktor 20
menghasilkan angka yang sesuai dengan angka pengenceran
yang tertera pada etiket, pengenceran disinfektan tersebut
memenuhi syarat.
Jika koefisien fenol yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, sampel
yang diuji bukan termasuk disinfektan.
Keefektian mematikan mikroorganisme dari suatu disinfektan
dapat ditentukan dengan penyampuran biakan mikroorganisme
apasaja yang harus dimusnahkan, kemudian menentukan waktu yang
diperlukan oleh disinfektan untuk mematikan organisme tersebut. Hal
ini dapat dilakukan dalam keadaan yang telah dibakukan secara teliti,
yaitu dengan medium pembiakan yang susunannya sudah ditetapkan,
suhu dan jumlah bakteri yang suah diketahui dengan resistensi yang
konstan, sehingga diperoleh hasil yang tepat dan dapat diulang
kembali (reproducible) (Irianto, 2006).
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 5
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
V. METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
autoklaf, botol pengencer, incubator, lampu spiritus, ose bulat,
rak tabung, spoit 1 ml, spoit 5 ml, dan tabung reaksi.
2. Bahan yang digunakan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
aquadest steril, biakan Bacillus subtilis, fenol 5%, kapas
medium nutrien broth, sampel Vixal®
B. Cara Kerja
1. Penyiapan Medium NB (Nutrien Broth)
Ditimbang bahan-bahan kemudian dimasukkan semua
bahan kedalam erlenmeyer lalu dilarutkan dalam air suling
hingga 500 ml. Ditutup medium tersebut dengan kapas dan
disterilkan di autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit,
kemudian disimpan dilemari pendingin.
2. Pembuatan fenol 5%
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunkan. Ditimbang
fenol sebanyak 5 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu
ukur 100 ml. Dicukupkan bolumenya sampai 100 ml dengan
aquadest.
3. Pengenceran Vixal®
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 6
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
Disiapkan alat dan bahan. Dibuat pengenceran Vixal® dalam
tabung reaksi dengan perbandingan 1:20, 1:40, 1:60, 1:80,
1:160, 1:320, 1:590, 1:1280 dan 1:14, 1:20, 1:26, 1:32, 1:38.
4. Pembuatan larutan baku fenol
Disiapkan alat dan bahan. Dibuat pengenceran baku fenol
dalam tabung reaksi dengan perbandingan 1:80, 1:90, 1:100.
5. UJI MIC (Minimal Inhibitory Concentration)
Disediakan 7 buah tabung steril, dan diisi 9,5 ml medium NB
steril kedalam tabung pertama dan 5 ml ke dalam tabung
lainnya. Ditambahkan ke dalam tabung pertama sampel
disinfektan akan diuji. Diambil dengan pipet steril 5 ml dari
tabung pertama dan dimasukkan ke dalam tabung kedua,
dicampurkan sampai homogen. Diperoleh pengenceran
pertama yakni 1:20. Kemudian diambil lagi 5 ml dari tabung
kedua ini dan dimasukkan ke dalam tabung ketiga dan
seterusnya sampai ada tabung ke sepuluh, setelah
dihomogenkan, dipipet 5 ml dari tabung terakhir dan dibuang.
Dimasukkan ke dalam tiap-tiap tabung 1 ose suspensi biakan
bakteri. Diinkubasikan semua tabung pada suhu 37oC dan
diamati pertumbuhan bakteri setelah 1 x 24 jam.
6. Uji Fenol
a. Disinfektan Vixal®
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 7
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Disiapkan 5 tabung reaksi yang berisi pengenceran sampel
1:16, 1:20, 1:26, 1:32, 1:38 (deret 1), dan 15 tabung yang
berisi 15 ml medium Nutrien Broth (NB) yang dibagi menjadi
3 seri (deret II, deret III, deret IV) masing-masing 5 tabung.
Ke dalam tabung ke-1 dari deret 1 dimasukkan suspensi
biakan bakteri sebanyak 1 ose kemudian didiamkan 30
detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret 1 dimasukkan
suspensi bakteri sebanyak 1 ose kemudian didiamkan 30
detik. Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3, ke-4 dari
deret 1, kemudian diistirahatkan selama 3 menit dan
dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air es. Ke dalam
tabung ke-1 dari deret II, dimasukkan 1 ose larutan dari
tabung ke-1 deret 1, kemudian didiamkan selama 30 detik.
Ke dalam tabung ke-2 dari deret II, dimasukkan 1 ose
larutan dari tabung ke-2 deret 1, kemudian didiamkan
selama 30 detik. Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-
3, ke-4, dan ke-5 dari deret II, kemudian diistirahatkan
selama 3 menit. Ke dalam tabung ke-1 deret III, dimasukkan
1 ose larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian didiamkan
selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret III,
dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2 deret I,
kemudian didiamkan selama 30 detik. Hal yang sama
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 8
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
dilakukan pada tabung ke-3, ke-4 dan ke-5 dari deret III,
kemudian diistirahatkan selama 3 menit. Ke dalam tabung
ke-2 dari deret IV, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-
2 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Hal yang
sama dilakukan pada tabung ke-3, ke-4, dan ke-5 dari deret
IV, kemudian diistirahatkan selama 3 menit. Semua tabung
dari deret II, deret III, dan deret IV diinkubasi dalam
inkubator pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam. Diamati
perubahan yang terjadi berupa kekeruhan medium.
b. Larutan baku fenol
Pertama-tama disiapkan alat dan bahan. Disiapkan 3
tabung reaksi yang berisi pengenceran sampel 1:80, 1:90,
dan 1:100 (deret 1), dan 9 tabung yang beirisi 5 ml medium
Nutrien Broth (NB) yang dibagi menjadi 3 deret(deret II, III,
dan IV) masing-masing 3 tabung. Ke dalam tabung ke-1 dari
deret I dimasukkan suspensi baktrei sebanyak 1 ose
kemudian didiamkan 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari
deret I dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1 ose
kemudian didiamkan 30 detik. Ke dalam tabung ke-3 dari
deret I dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1 ose ml
kemudian diistirahatkan 4 menit dan dimasukkan ke dalam
wadah berisi air es. Ke dalam tabung ke-1 dari deret II,
dimasukan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 9
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret
II, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-2 deret I,
kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-
3 dari deret II, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-3
deret I, kemudian diistirahatkan 4 menit. Ke dalam tabung
ke-1 dari deret III, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-
1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam
tabung ke-2 dari deret III, dimasukkan 1 ose dari larutan
tabung ke-2 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik.
Ke dalam tabung ke-3 dari deret III, dimasukkan 1 ose dari
larutan tabung ke-3 deret, kemudian diistirahatkan 4 menit.
Ke dalam tabung ke-1 dari deret IV, dimasukkan 1 ose
larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian didiamkan
selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret IV,
dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2 deret I,
kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-
3 dari deret IV, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-3
deret I, kemudian diistirahatkan 4 menit. Semua tabung dari
deret II, deret III, dan deret IV diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37oC selama 2 x 24 jam.
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 10
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
VI. HASIL
a. Gambar
1. Uji MIC
2. Uji desinfektan
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Hasil Uji MIC
Hasil Uji desinfektan 1:14 pada menit ke 5,10, dan 15.
Page 11
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Hasil Uji desinfektan 1:20 pada menit ke 5,10, dan 15.
Hasil Uji desinfektan 1:26 pada menit ke 5,10, dan 15.
Hasil Uji desinfektan 1:32 pada menit ke 5,10, dan 15.
Hasil Uji desinfektan 1:38 pada menit ke 5,10, dan 15.
Page 12
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
3. Uji fenol
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Hasil Uji fenol 1:80 pada menit ke 5,10, dan 15.
Hasil Uji fenol 1:90 pada menit ke 5,10, dan 15.
Hasil Uji fenol 1:100 pada menit ke 5,10, dan 15.
Page 13
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
a. Data Pengamatan
1. Data Pengamatan UJI MIC (Minimal Inhibotory Concentration)
No Pengenceran Pengamatan Keterangan
1 1 : 20 - Jernih
2 1 : 40 + Keruh
3 1 : 80 + Keruh
4 1 : 160 + Keruh
5 1 : 320 + Keruh
6 1 : 590 + Keruh
7 1 : 1280 + Keruh
Keterangan:
(-) = Jika tidak ada pertumbuhan
(+) = Jika ada pertumbuhan
2. Data Pengamatan Koefisien fenol
a. Sampel Uji Vixal®
N
O
Pengencer
an tabung
Hasil Pengamatan
Waktu Kontak
5’ 10’ 15’
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 1 : 14 + + - + + - - + - + - +
2 1 : 20 + + + + + + - + - + + -
3 1 : 26 + + + + + - + + - + + +
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 14
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
4 1 : 32 + + - + - + - + - + + +
5 1 : 38 + - + + - + + + - + + +
Keterangan:
(-) = Jika tidak ada pertumbuhan
(+) = Jika ada pertumbuhan
b. Larutan baku fenol
NoPengenceran
tabung
Hasil Pengamatan
Waktu Paruh
5’ 10’ 15’
1 1 : 80 + - -
2 1 : 90 + + -
3 1 : 100 + - -
Keterangan : (-) = Jika tidak ada pertumbuhan
(+) = Jika ada pertumbuhan
VII. PEMBAHASAN
Disinfektansia adalah bahan atau zat yang akan digunakan
untuk menghilangkan atau menghancurkan bakteri, baik bakteri
patogen atau nonpatogen, terutama bakteri yang membahayakan
(Patogen). Istilah ini pada umumnya digunakan dalam proses
membebaskan benda-benda mati atau infeksi, dan aman untuk
dipakai dalam bidang industri ataui pada rumah sakit atau industri
makanan/minuman dan industri farmasi lainnya.
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 15
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu desinfektan adalah :
1. Waktu dan lamanya kontak dengan mikroba
2. Suhu desinfektan
3. Konsentrasi desinfektan
4. Jumlah dan tipe dari mikroorganisme
5. Keadaan bahan yang didesinfektan
Pada percobaan ini dilakukan uji MIC, untuk mengetahui nilai
konsentrasi terkecil dari suatu disinfektansia atau antiseptika yang
masih dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Untuk uji MIC digunakan medium Nutrient Broth (NB). Medium
ini digunakan untuk membiakkan bakteri karena terdiri dari ekstrak
beef yang berfungsi sebagai sumber energi dan karbon untuk
pertumbuhan bakteri, pepton sebagai sumber utama senyawa organik
nitrogen, vitamin dan karbohidrat, dan aquadest sebagai pelarut untuk
menghomogenkan medium dan sumber O2.
Pertama-tama disediakan 10 tabung steril, dan diisi medium NB
9,5 mL ke dalam tabung pertama dan 5 mL pada tabung yang lainnya,
kemudian diberi label dari tabung pertama sampai kesepuluh.
Kemudian diambil smpel Vixal sebanyak 0,5 mL kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi pertama, dihomogenkan
(pengenceran 1 : 20). Dari pengenceran 1 : 20, diambil 5 ml dengan
menggunakan spoit yang telah disterilkan terlebih dahulu dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi kedua lalu dihomogenkan
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 16
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
(pengenceran 1 : 40). Dilakukan pengerjaan yang sama untuk
pengenceran 1 : 80, 1 : 160, 1 : 320, 1 : 640, 1 : 1280, Selanjutnya
dimasukan 0,2 ml suspense biakan bakteri Basillus subtilis ke dalam
masing-masing tabung reaksi. kemudian dihomogenkan.
Diinkubasikan di inkubator pada suhu 37o C selama 1 x 24 jam. Lalu
diamati kekeruhan yang terjadi.
Dari hasil percobaan ini diperoleh hasil bahwa pada
pengenceran 1 : 20 tidak terjadi kekeruhan. Kekeruhan terjadi pada
pengenceran 1 : 40 sampai pengenceran terakhir, yaitu 1 : 1280. Hal
ini menunjukkan bahwa pada pengenceran tersebut sampel Vixal
masih dapat menghambat pertumbuhan bakteri Basillus subtilis.
Berarti nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC) untuk sampel
Vixal adalah 1 : 20.
Nilai koefisien fenol adalah perbandingan pengenceran tertinggi
desinfektansia dengan pengenceran tertinggi baku fenol 5%, dimana
pengenceran tersebut dapat mematikan bakteri uji dalam kontak
waktu 10 menit, tetapi tidak mematikan bakteri uji dalam waktu kontak
5 menit.
Pada percobaan ini dilakukan penentuan koefisien fenol
dimana pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan daya
mematikan dari suatu antiseptik yaitu apakah memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan sebagai antiseptik yang baik atau tidak. Dalam
penentuan nilai koefisien fenol ini yang digunakan sebagai sampel
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 17
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
adalah desinfektan Vixal yang telah ditentukan nilai Minimum
Inhibitory Concentration (MIC) nya yaitu konsentrasi terendah
antiseptik yang masih mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
Penentuan nilai koefisien fenol ini dilakukan dengan membandingkan
daya mematikan antiseptik Vixal dengan daya mematikan terhadap
larutan baku fenol 5 % dengan menggunakan mikroba uji Bacillus
subtilis.
Adapun persyaratan hasil dari uji koefisien fenol adalah :
a. Jika diperoleh koefisien fenol lebih kecil dari 0,005 maka contoh
yang diperiksa bukan termasuk antiseptik atau desinfektansia.
b. Jika diperoleh koefisien fenol kurang dari 1 berarti bahan tersebut
adalah sama atau kurang efektif daripada fenol. Dan jika diperoleh
koefisien fenol lebih besar dari 1 berarti bahwa bahan kimia
tersebut lebih efektif dari fenol di bawah kondisi test yang sama.
c. Jika koefisien fenol yang diperoleh dikalikan dengan faktor 20
menghasilkan angka yang lebih kecil dari angka pengenceran
yang tertera pada etiket, maka pengenceran antiseptik atau
deinfektan tidak memenuhi syarat.
d. Jika koefisien fenol yang diperoleh dikalikan dengan factor 20
menghasilkan angka sesuai dengan angka pengenceran yang
tertera pada etiket, maka pengenceran antiseptik atau
desinfektansia tersebut memenuhi syarat.
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 18
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
Pada percobaan koefisien fenol dilakukan untuk mengetahui pada
konsentrasi rendah sebuah desinfektan bisa membunuh
mikroorganisme.sampel yang digunakan tersebut ternyata merupakan
sampel yang efektif untuk membunuh mikroorganisme ini bisa di lihat dari
koefisien fenol yang di dapatkan yaitu 0,26.
VIII. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diperoleh hasil bahwa produk desinfektan
vixal merupakan desinfektan yng efektif, dimana dapat diligat dari
koefisien fenol dibawah dari 1 yaitu 0,26 sehingga memenuhi syrat
sebagai desinfektan yang efektif.
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 19
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
IX. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014.”Analisi Mikrobiologi Farmasi”UMI:Makassar.
Djide, Natsir. 1979.Mikrobiologi farmasi dasar.Unhas : Makassar
Hasdianah. 2001. Mikrobiologi. Mahasiswa Kebidanan, Keperawatan, Dan Kesehatan Masyarakat : Numed
Koes, irianto. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Yrama Widya; Bandung.
Maksum, Radji 2011. Buku Ajar Mikrobiolog kedokterani. EGC; Jakarta.
Waluyo, Lud. 2003. “Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi” . Umm.Press.
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 20
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
X. LAMPIRAN
A. Skema Kerja
a. UJI MIC (Minimal Inhibitory Concentration)
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 21
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
b. Pengujian koefisien fenol sampel vixal
Suspensi biakan 0,02 ml
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Vixal
direndam dalam air es
5 menit
10 menit
15 menit
5 ml NB
5 ml NB
5 ml NB
1:16 1:20 1:26 1:32 1:38
INKUBASI 1 X 24 JAM
Page 22
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
c. Pengujian koefisien fenol bahan baku fenol
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Suspensi biakan 0,02 ml
Fenol 5%Direndam dalam air es
4 menit
4 menit
4 menit
4 menit
1:80 1:90 1:100
5 ml NB
5 ml NB
5 ml NB
INKUBASI 1 X 24 JAM
Page 23
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
B. Uraian Bakteri
Bacilus subtilis (Buchanan, 1974):
Kingdom : Prokariotik
Divisi : Protophyta
Class : Schmycomycetes
Ordo : Eubacteriales
Family : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Species : Bacillus subtilis
Morfologi (Pelczar, 1986):
Kuman ini berbentukbatang lurus, tidak bercabang dan
menghasilkan endospora, Gram (+) berukuran 1,5 x 4,5, sendiri-
sendiri atau tersusun dalam bentuk rantai bergerak dan bulu
bersimpai. Tumbuh pada agar darah membentuk zona hemofilia
yang lebih lebar. Dapat juga tumbuh pada kaldu agar gizi dan lain-
lain. Koloni pada nutrien agar, bundar atau tidak beraturan,
permukaan suram, menjadi tebal, dan tidak tembus pandang.
Beberapa jenis membuat hemosili yang dapat larut. Kuman ini
bersifat patogen oportunis menyebabkan infeksi pada telur dan
septicemia. Dapat mencemari botol transfusi darah sehingga
melisiskan sel darah.
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 24
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
C. Uraian Bahan
1. Alkohol (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol
RM/BM : C2H5OH/46,07
Pemerian :Cairan tidak berwarna, jernih mudah
menguap, bau khas, rasa panas, mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru
yang tidak berasap.
Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air, dalam
kloroform P dan dalam eter P
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai disinfektan
2. Aquadest (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air Suling
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau
tidak berasa
Kegunaan : Sebagai sumber nutrien mikroba dan pelarut
medium
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 25
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
3. Extract beef (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : BEEF EXTRAK
Nama lain : Kaldu nabati dan kaldu hewani
Pemerian : Berbau dan berasa pada lidah
Kelarutan : Larut dalam air dingin
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai sumber nutrien mikroba
4. Pepton (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi :PEPTON
Nama lain : Pepton kering
Pemerian : Serbuk kuning kemerahan sampai coklat, bau
khas, tidak busuk
Kelarutan :Larut dalam air, memberikan larutan berwarna
coklat kekuningan yang bereaksi agak asam,
tidak larut dalam etanol (95%) P dan dalam
eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai sumber nutrien mikroba
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 26
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
D. Uraian Sampel
Vixal®
Nama Produk : VIXAL
Bahan aktif : HCl 17%
Netto : 500 ml
Kegunaan : Pembersih lantai
Perhatian : Hati-hati dalam penggunaan; Iritasi pada
mata dan kulit; Hindari kontak dengan mata
Produksi :PT Budi Nusa Tataprima Lebah Abang, Bekasi
untuk PT Unilever Indonesia Tbk.
Depkes RI PKD 20304400379
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 27
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
E. Perhitungan
1. Perhitungan Baku Fenol 5%
a. 1:80
180 x
x5 =
180
x100 =
180
x = 1,25 ml
b. 1:90
190 x
x5 =
190
x100 =
190
x = 1,1 ml
c. 1:100
1100 x
x5 =
1100
x100 =
1100
x = 1 ml
2. Perhitungan desinfektan
a. 1:16
116x5=0,35
b. 1:20
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011
Page 28
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
120x5=0,25
c. 1:26
126x 5=0,19
d. 1:32
132x5=0,15
e. 1:38
138x5=0,13
3. Perhitungan nilai Kf
Nilai Kf = FP(+)10’(-)5 disenfektan FP(+)10’(-)5 baku fenol
Kf = Kf
Nilai koefisien fenol listerin
Nilai Kf =
NURMIATI RAMLI ST. MARYAM
150 2012 0011