UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L.) TERHADAP HAMA KEPIK HITAMParaeucosmetus pallicornis Dallas. (Hemiptera: Lygaeidae)DI RUMAH KASA SKRIPSI OLEH: CICI KHAIRI GUSNARSIH 130301024 AGROTEKNOLOGI / HPT PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017 Universitas Sumatera Utara
70
Embed
UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L.) TERHADAP HAMA KEPIK HITAMParaeucosmetus pallicornis Dallas.
(Hemiptera: Lygaeidae)DI RUMAH KASA
SKRIPSI
OLEH:
CICI KHAIRI GUSNARSIH 130301024
AGROTEKNOLOGI / HPT
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
Universitas Sumatera Utara
UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L.) TERHADAP HAMA KEPIK HITAMParaeucosmetus pallicornis Dallas.
(Hemiptera: Lygaeidae)DI RUMAH KASA
SKRIPSI
OLEH:
CICI KHAIRI GUSNARSIH 130301024
AGROTEKNOLOGI / HPT
Skripsi Sebagai Salah Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara,Medan
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
Universitas Sumatera Utara
Judul : Uji ketahanan beberapa varietas padi (Oryza sativa L.) terhadap hama kepik hitam Paraeucosmetus pallicornis Dallas. (Hemiptera: Lygaeidae) di rumah kasa
Nama : Cici Khairi Gusnarsih NIM : 130301024 Program Studi : Agroteknologi
Disetujui Oleh: Ketua Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Dra. Maryani Cyccu Tobing, MS.)(Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr.Ketua Anggota
)
Diketahui Oleh:
(Dr. Ir. Sarifuddin, MP.
Ketua Program Studi )
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Cici Khairi Gusnarsih. 2017. “Resistence Test of Rice (Oryza sativa) Varieties by Paraeucosmetus pallicornis Dallas. Pest at Screen House”. Supervised by Maryani Cyccu Tobing and Mukhtar Iskandar Pinem. Paraeucosmetus pallicornis is new pest on rice cultivatione and this pest can reduce rice production in Indonesia. This research was study to determine resistence of rice plant varieties against Paraeucosmetus pallicornis at screen house. This research had been conducted at screen house of Universitas Sumatera Utara for April-November 2017 using cohort randomized design (CRD) factorial with two factor and four repeated. The first factor is time introduction (W1,W2,W3, dan W4) and the second factor is rice varieties (Ciherang, Inpari 32, Mekongga, dan Mapan P-05). The results showed that all of the varieties of rice plant can be attacted by Paraeucosmetus pallicornis Dallas., all varieties resistance (varieties Ciherang, Mekongga, Inpari 32, and Mapan P-05 toward agains Paraeucosmetus pallicornis Dallas. Key words :Paraeucosmetus pallicornis, rice, plant resistence, varieties
Fv c c
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Cici Khairi Gusnarsih. 2017. ”Uji Ketahanan Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa) Terhadap Hama Kepik Hitam (Paraeucosmetus pallicornisDallas. ) di Rumah Kasa”. Di bawah bimbingan Maryani Cyccu Tobing dan Mukhtar Iskandar Pinem. Paraeucosmetus pallicornis merupakan salah satu hama baru pada pertanaman padi yang dapat menurunkan produksi dan kualitas beras di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan beberapa varietas padi terhadap hama kepik hitam (Paraeucosmetus pallicornis )di rumah kasa. Penelitian dilaksanakan di rumah kasa fakultas petanian Universitas Sumatera Utara pada bulan April-November 2017 menggunakan rancangan acak kelompok factorial dengan dua factor dan empat ulangan. Faktor pertama waktu introduksi hama (W1,W2,W3, dan W4) dan faktor kedua yaitu varietas padi (Ciherang, Inpari 32, Mekongga, dan Mapan P-05). Hasil menunjukkan seluruh varietas dapat terserang oleh Paraeucosmetus pallicornis, terdapat seluruh varietas tahan (Ciherang, Inpari 32, Mekongga, dan Mapan P-05), terhadap serangan Paraeucosmetus pallicornisDallas. Kata Kunci :Paraeucosmetus pallicornis, padi, ketahanan tanaman, varietas
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Penulis (Cici Khairi Gusnarsih) dilahirkan di Pematang Siantar pada
tanggal 17 Agustus 1995, anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan
Khairianto dan Ritayani Sinaga, Spd.
Adapun pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sekolah dasar di
SD Negeri 091510 TanggaBatu tamat pada tahun 2007, sekolah menengah
pertama di SMP Negeri 1 Hatonduhan tamat pada tahun 2010, sekolah menengah
atas di SMA Negeri 4 Pematang Siantar tamat pada tahun 2013 dan tahun yang
sama diterima di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur
SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
Penulis aktif dalam unit kegiatan mahasiswa kampus Universitas Sumatera
Utara yaitu UKM Himadita Nursery Fakultas Pertanian (2014-2017), serta UKM
Mahasiswa Perlindungan Tanaman (IMAPTAN) Universitas Sumatera Utara. dan
organisasi kampus Universitas Sumatera Utara berupa BKM Al-Mukhlisin
Fakultas Pertanian (2015-2016), Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi
(HIMAGROTEK) Universitas Sumatera Utara. Selama perkuliahan penulis juga
merupakan asisten pada praktikum Pengendalian Hayati (Tahun 2017). Penulis
juga merupakan penerima beasiswa Bidikmisi 2013-2017.
Penulis pernah mengikuti seminar nasional, menjadi panitia seminar
Tambulampot (2013), seminar nasional Explore Durian (2014), seminar nasional
Pemanfaatan Pekarangan Kota Menjadi Pertanian Pintar (2015) yang diadakan di
Universitas Sumatera Utara oleh UKM Himadita Nursery.
Universitas Sumatera Utara
Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. PP London
Sumatera Indonesia, Tbk. Bah Lias Estate, Simalungun, Sumatera Utara pada
tahun 2016.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini.
Skripsi yang berjudul“Uji Ketahanan Beberapa Varietas Padi (Oryza
sativa L.) Terhadap Hama Kepik Hitam Paraeucosmetus pallicornis Dallas.
(Hemiptera: Lygaeidae)di Rumah Kasa” merupakan salah satu syarat untuk dapat
memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi pembimbingProf. Dr.
Dra. Maryani Cyccu Tobing, MS. Sebagai Ketua dan Ir.
Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr. sebagai Anggota yang telah memberi saran dan
bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, November 2017
Penulis
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRACT .................................................................................................. i
ABSTRAK .................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................................. 1 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 3 Kegunaan Penelitian...................................................................................... 3 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Kepik Hitam Paraeucosmetus pallicornis ....................................... 4 Gejala Serangan ............................................................................................ 5 Ketahanan Tanaman ............................................................................... 6 Dekripsi Varietas Padi .......................................................................... 6 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 9 Bahan dan Alat ............................................................................................. 9 Metode Penelitian......................................................................................... 9 Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 12 Penyediaan Hama Kepik Hitam Paraeucosmetus pallicornis ............ 12 Persiapan Media Tanam .................................................................. 12 Persemaian dan Penanaman ............................................................ 12 Pemeliharaan ................................................................................... 13 Pengaturan Air ................................................................................ 13 Pemupukan ...................................................................................... 13 Introduksi imago Kepik Hitam ke Tanaman Uji ............................. 13 Peubah Amatan ..................................................................................... 14 Diameter Batang Tanaman Padi (mm) ................................................ 14 Jumlah anakan/rumpun ........................................................................ 14 Persentase gabah hampa/malai (%) ............................................................... 15
Universitas Sumatera Utara
Bobot 100 butir gabah ................................................................................... 16 Bobot Kering Tanaman........................................................................ 16 Jumlah Popolasi Akhir Setelah Introduksi .......................................... 16 Intensitas serangan (%) ........................................................................ 16 HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 17 KESIMPULAN Kesimpulan .......................................................................................... 35 Saran .................................................................................................... 35 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman 1 Rataan Intensitas serangan pada setiap Waktu Introduksi (%) 24 2 Rataan Diameter batang tanaman padi berbagai varietas (mm) 27 3 4
Rataan Jumlah anakan padi berbagai varietas pada 5 - 11 mst (batang) Rataan Bobot kering tajuk tanaman padi berbagai varietas (g)
28
30 5 Rataan Bobot 100 bulir tanaman padi berbagai varietas (g) 32 6 Rataan Persentase gabah hampa tanaman padi (g) 33 7 8
Rataan Jumlah populasi akhir P. pallicornis Ketahanan berbagai varietas padi terhadap P. pallicornis
34 36
DAFTAR GAMBAR
Universitas Sumatera Utara
No Teks Halaman 1 Gambar Imago P. Pallicornis 6 a. Imago Jantan P. pallicornis 6 b. Imago Betina P. pallicornis 6 2 Bagian batang dan bulir padi yang terserang P. pallicornis 7 3 Tanaman padi yang terserang jamur P. pallicornis 23 a. Bagian bulir yang menunjukkan gejala 23 b. Bagian daun yang menujukkan gejala 23 4 Histogram persentase rata-rata intensitas serangan yang
disebabkan oleh P. pallicornis (5 mst sampai dengan 11 mst) 25
DAFTAR LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
No Teks Halaman 1 Bagan Penelitian 40 2 Deskripsi Varietas Mekongga 41 3 Deskripsi Varietas Mapan P-05 42 4 Deskripsi Varietas Ciherang 43 5 Deskripsi Varietas Inpari 32 44 6 Diameter Batang Tanaman Padi pada Berbagai Varietas 45 7 Jumlah Anakan Tanaman Padi Berbagai Varietas 46 8 Bobot 100 Bulir Tanaman Padi Berbagai Varietas 47 9 Bobot Kering Tajuk Tanaman Padi pada Berbagai Varietas 48 10 Persentase Gabah Hampa tanaman padi berbagai varietas 49 11 Jumlah populasi akhir P. pallicornis setelah introduksi 50 12 Intensitas SeranganP. pallicornis(%) 51 13 Rataan Berat Kering Tajuk 52 14 Sidik Ragam Berat Kering Tajuk 53 15 Bagan Penelitian 54 16 Jadwal Penelitian 55
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Universitas Sumatera Utara
Padi merupakan salah satu tanaman budidaya yang memiliki peranan
penting disepanjang peradaban manusia. Produksi padi dunia menempati urutan
ketiga dari seluruh jenis tanaman serealia setelah jagung dan gandum. Namun
demikian, padi masih merupakan sumber karbohidrat utama bagi sebagian besar
penduduk dunia (Roy et al., 2011). Berdasarkan data FAO (2001) di negara-
negara di Asia yang memiliki jumlah penduduk yang cukup besar, seperti India,
Indonesia, Bangladesh, Burma, Kamboja, Laos, Filipina, dan Vietnam, padi
merupakan bahan pangan utama. Sekitar 75% kebutuhan kalori tiap hari diperoleh
dari padi dan lebih dari 50% populasi penduduk dunia menjadikan padi sebagai
sumber kalori utama.
Salah satu faktor yang menentukan naik turunnya produksi padi adalah
produktivitas. Perkembangan produksi padi di Provinsi Sumatera Utara tahun
2000-2015 mengalami pertumbuhan dengan rata-rata per tahun
mencapai 0,94%. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan produksi padi
dengan rata-rata pertumbuhan per tahun 1,48%. Pada tahun 2015 Angka Tetap
(ATAP) produksi padi 4.044.829 ton gabah kering giling naik 413.790 ton
dibanding ATAP tahun 2014 (BPS, 2015).
Untuk meningkatkan produksi padi adalah memperbaiki kultur teknik
budidaya padi sawah dan menanam padi hibrida atau varietas unggul bersertifikat.
Varietas unggul berperan penting dalam program peningkatan produksi padi.
Selain memiliki hasil lebih tinggi 5–8 ton/ha, berumur pendek, 110–135 hari,
dengan umur yang lebih pendek, petani dapat meningkatkan intensitas penanaman
dari satu menjadi dua kali padi atau lebih pertahun. Varietas unggul memiliki
keunggulan seperti tahan terhadap hama, penyakit tertentu, rasa nasi dan respon
Universitas Sumatera Utara
terhadap pupuk. Dibandingkan dengan benih padi varietas unggul murni (inbrida),
benih padi varietas hibrida berbeda dari segi konstruksi genetiknya, harga benih,
dan status biji turunan (F2) bila akan dijadikan benih lagi. Potensi hasil yang lebih
tinggi pada umumnya menjadi alasan utama untuk menanam benih hibrida.
Dibandingkan dengan varietas inbrida, kenaikan produksi padi varietas hibrida
yang sering dilaporkan adalah 15-20%. Namun potensi hasil padi hibrida yang
tinggi tersebut masih harus dibuktikan di lahan petani dengan teknologi budidaya
yang sesuai dengan kemampuan petani (Sumarno et al., 2008).
Berbagai kendala ditemukan oleh petani dalam meningkatkan produksi
padi, salah satu diantaranya adalah hama yang dapat menyebabkan rendahnya
produktivitas padi per hektar, bahkan dapat menyebabkan gagal panen atau puso.
Rata-rata kehilangan hasil tanaman padi karena hama sekitar 20 - 25% setiap
tahun (Untung, 2010).
Berbagai jenis hama menyerang tanaman padi yang dapat mempengaruhi
produksi padi. Beberapa hama-hama penting pada tanaman padi yaitu Penggerek
Ciherang (V1) 104.65a 70.96 i 80.45 h 70.15 ij 67.03 l 78.65 Inpari 32 (V2) 86.95 fg 69.80 j 91.25 e 60.62 n 64.22 m 74.57 Mekongga (V3) 57.70 o 67.97 k 80.97 gh 66.32 l 53.66 v 65.33 Mapan P-05 (V4) 101.22c 94.30 d 102.95 b 81.87 g 64.40 m 88.95
Rataan 87.63 75.76 88.91 69.74 62.33 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang
sama menunjukkan berbeda nyata pada Uji Duncan taraf 5%. Dari Tabel 4 di atas dan berdasarkan analisa sidik ragam bobot kering
tanaman padi intensitas serangan (Lampiran 9), menunjukkan bahwa varietas padi
berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk tanaman padi. Bobot kering tajuk
tanaman padi pada varietas ciherang tertinggi terdapat di perlakuan W0 dan
berbeda nyata terhadap bobot kering tajuk pada varietas lainnya. Selanjutnya
Mapan P-05 pada W1, W2 dan W3 cenderung lebih berat dan berbeda nyata
berdasarkan uji lanjut dibandingkan bobot kering tajuk varietas lainnya.
Sedangkan pada perlakuan W4, bobot kering tajuk tanaman padi tertinggi pada
varietas Ciherang dan berbeda nyata terhadap varietas lainnya. Varietas yang
Universitas Sumatera Utara
memiliki bobot kering tajuk tertinggi pada setiap mingguan perlakuan cenderung
berubah-ubah.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bobot kering tajuk pada berbagai
varietas tanaman padi tertinggi pada varietas Mapan P-05 (88,95g) dan berbeda
nyata dengan varietas Mekongga (65,33 g). Pada varietas memiliki rata-rata bobot
berat kering yang lebih berat dikarenakan pada varietas Mapan P-05 memiliki
daun yang banyak serta ketinggian tanaman varietas ini lebih tinggi dibandingkan
dengan varietas lain, dikarenakan ketinggian tanaman mempengaruhi bobot dari
tajuk tanaman. Sedangkan pada varietas Mekongga, tinggi tanamannya masih
dibawah tinggi tanaman varietas lainnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Yulianingtyas et al. (2015) dan Siregar (2010) bobot kering total tanaman
dan bobot segar total tanaman saling mempengaruhi. Semakin besar bobot segar
total tanaman, maka nilai bobot kering total tanaman juga semakin besar serta
ukuran benih memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat kering tanaman.
Bobot 100 bulir Tanaman Padi Berbagai Varietas (g)
Pengambilan data bobot 100 bulir dengan cara bulir yang sudah dipanen
dikering ovenkan selama 24 jam dalam suhu 105 o
Tabel 5. Rataan bobot 100 bulir pada setiap varietas dan waktu introduksi
c. setelah di oven, ditimbang
dengan timbangan analitik yang bermerk Kenko. Bobot 100 bulir tanaman padi
Ciherang (V1) 1.87 f 2.10 ef 2.00 ef 2.05 bc 2.02 a 2.01 Inpari 32 (V2) 2.12 f 2.22 ef 2.22 ef 2.12 abc 1.92 d 2.12 Mekongga (V3) 1.80 cd 2.22 ef 1.77 ef 2.17 ab 1.85 ab 1.97
Universitas Sumatera Utara
Mapan P-05 (V4) 1.77 ef 1.37 e 0.67 ef 2.20 ab 1.12 ab 1.43 Rataan 1.89 1.98 1.67 2.14 1.73
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada Uji Duncan taraf 5%.
Tabel 5 menunjukkan bahwa bobot 100 bulir berbagai varietas tanaman
padi dengan bobot tertinggi pada varietas Inpari 32 yang berbedanyata dengan
varietas Mapan P-05. Sesuai dengan deskripsi varietas bobot padi Inpari 32
memiliki bobot yang tergolong sedang dikarenakan varietas ini merupakan
VUB(varietas unggul baru), dari deskripsi ini maka bobot 100 bulir berpengaruh
nyata dengan introduksi P. pallicornis.Wahyuni et al., (2010) menyatakanhasil
dari pertanaman padi (gabah) dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu genetik,
kondisi abiotik dan biotik. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa hasil gabah
(GKP) sangat dipengaruhi oleh kesesuaian varietas yang ditanam, keberadaan dan
keparahan serangan hama penyakit dan kondisi lingkungan tumbuh (ketersediaan
air, pemupukan yang sesuai, kerebahan tanaman karena angin)(Wahyuni et
al.,2010).
Bobot terendah didapat pada varietas Mapan P-05 (1,43 g) yang berbeda
nyata dengan varietas Inpari 32 (2,12 g), Ciherang (2,01 g), dan varietas
Mekongga (1,97 g). Terjadi pergeseran bobot berat yaitu pada deskripsi varietas
Mapan P-05 (3,7). Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan faktor genetik yang yang
mempengaruhi hasil gabah mencakup sifat fisiologik, morfologi tanaman,
danketahanan terhadap hama penyakit. Setiap karakter fisiologik tanaman dapat
mempengaruhi hasil dalam berbagai cara seperti efisiensi fisiologis tanaman
dalamsistem produksi, termasuk tingkat kegagalan dan sterilitas gabah. Hasil
gabah dipengaruhi oleh potensi genetik dari suatu varietas (Singh et al., 2013).
Universitas Sumatera Utara
Gabah Hampa Tanaman Padi Berbagai Varietas (%)
Persentase gabah hampa dihitung dengan cara memisahkan gabah hampa
dari gabah yang bernas/berisi, kemudian dihitung dengan menggunakan rumus.
Persentase gabah hampa tanaman padi dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rataan persentase gabah hampa pada setiap varietas dan waktu introduksi
Ciherang (V1) 27.19 i 21.71 k 15.10 m 27.43 i 21.27 k 22.54 Inpari 32 (V2) 20.65 k 24.78 j 40.38 f 32.84 h 42.28 e 32.19 Mekongga (V3) 24.98 j 27.99 i 18.56 l 37.08 g 25.69 j 26.87 Mapan P-05 (V4) 52.42 c 54.75 b 72.06 a 44.89 d 45.12 d 53.86
Rataan 31.31 32.31 36.53 35.56 33.60 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang
sama menunjukkan berbeda nyata pada Uji Duncan taraf 5%.
Dari Tabel 6 di atas dan berdasarkan analisa sidik ragam persentase gabah
hampa tanaman padi (Lampiran 10), menunjukkan bahwa varietas padi
berpengaruh nyata terhadap persentase gabah hampa. Persentase gabah hampa
padi pada varietas mapan p-05 tertinggi terdapat pada perlakuan W0 dan berbeda
nyata terhadap varietas lainnya. Selanjutnya pada pengamatan W1 sampai dengan
W4 rataan persentase gabah hampa cenderung tertinggi terdapat pada varietas
Mapan P-05. Pada Pengamatan rataan mingguan persentase gabah hampa tertinggi
pada pengamatan introduksi W4 dan rataan persentase gabah hampa berdasarkan
perlakuan terdapat pada perlakuan W0 (tanpa introduksi).
Universitas Sumatera Utara
Pada hasil pengamatan menunjukkan bahwa persentase gabah tanaman
padi dengan persentase tertinggi didapat pada varietas mapan p-05 (53,86%) dan
berbeda nyata dengan varietas ciherang (22,54%). Dari hasil penelitian P.
pallicornis lebih nenyukai varietas Mapan P-05. Varietas ini merupakan varietas
hibridayang memiliki deskripsi bobot bulir 100 gram yaitu 3,7 gram. Dari
deskripsi tersebut maka bobot 100 bulir berpengaruh nyata terhadap introduksi
hama dan berbeda nyata terhadap varietas. Hal ini sesuai dengan literatur Salaki
dan Senewe (2012) yang menyatakan bahwa serangga Paraeucosmetus sp.
merupakan salah satu hama tanaman padi yang merusak isi bulir tanaman padi
sampai matang. Populasi dan tingkat serangan hama ini telah tersebar di beberapa
lokasi sentra produksi tanaman padi.
Populasi P. pallicornis setelah introduksi (ekor)
Jumlah populasi akhir P. pallicornisdihitung pada saat pemanenan bulir dan
tajuk tanaman dengan menghitung populasi setiap perlakuan. Jumlah populasi
akhir P. pallicornis dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Rataan populasi akhir pada setiap varietas dan waktu introduksi
Ciherang (V1) 16.00 c 11.50 f 11.50 f 6.75 g 9.15 Inpari 32 (V2) 12.50 ef 12.50 ef 14.50 d 12.00 f 10.3 Mekongga (V3) 16.00 c 13.25 e 14.75 d 16.50 c 12.1 Mapan P-05 (V4) 20.00 b 21.00 b 21.00 b 23.50 a 17.1
Rataan 16.125 14.5625 15.4375 14.6875 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang
sama menunjukkan berbeda nyata pada Uji Duncan taraf 5%. Dari Tabel 7 di atas dan berdasarkan analisa sidik ragam populasi akhir P.
pallicornis (Lampiran 12), menunjukkan bahwa varietas padi berpengaruh nyata
Universitas Sumatera Utara
terhadap populasi akhir P. pallicornis. Populasi akhir P. pallicornis pada varietas
Mapan P-05 tertinggi terdapat pada perlakuan W1 dan berbeda nyata terhadap
varietas lainnya. Selanjutnya pada pengamatan W1 sampai dengan pengamatan
W4 populasi akhir P. pallicornis cenderung tertinggi terdapat pada varietas
Mapan P-05 dan berbeda nyata terhadap varietas lainnya. Populasi akhir P.
pallicornisterendah pada setiap rataan perlakuan varietas terdapat pada varietas
ciherang dan populasi akhir P. pallicornisterendah pada rataan perlakuan W
terdapat pada W2 (6 MST).
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa populasitertinggi terdapat pada
varietas Mapan P-05 (17,10 ekor) dan berbeda nyata dengan varietas Ciherang
(9,15 ekor) dan Inpari 32 (10,130 ekor). Perbedaan jumlah populasi P. pallicornis
dipengaruhi oleh perkembangbiakan hama pada tiap varietas. persentase gabah
hampa dipengaruhi oleh banyak hal. Diantaranya perbedaan salah satunya ialah
daya tarik hama terhadap varietas. Dari hasil penelitian P. pallicornis lebih
nenyukai varietas Mapan P-05. Perbedaan jumlah populasi dipengaruhi oleh
banyak hal. Anggraini et al., (2014) menyatakan tinggi rendahnya serangan hama
pada tanaman padi bergantung pada bagian tanaman padi yang diserang, baik
pada fase vegetatif atau pada fase generatif. Bagian tanaman padi yang diserang
juga berpengaruh terhadap populasi serangga hama tersebut. Sehingga dengan
tingginya tingkat populasi hama maka akan meningkat pula tingkat serangan pada
tanaman padi oleh serangga hama tersebut.
Tinggi populasi hama pada varietas Mapan P-05 dikarenakan pada varietas
ini merupahan varietas hibrida. Dimana deskripsi ketahanan hama terhadap
varietas ini ialah agak peka. Satoto et al.,(2009) menyebutkan bahwa kendala
Universitas Sumatera Utara
utama yang aktual adalah beberapa varietas padi hibrida ada yang rentan terhadap
beberapa hama penyakit utama serta benih sulit diperoleh. Di samping itu, varietas
padi hibrida umumnya masih rentan terhadap hama dan penyakit menjadi
penghambat minat petani untuk adopsi. Selanjutnya, keragaman hasil panen pun
masih tidak stabil atau fluktuatif baik antarlokasi dan antarmusim. Sementara dari
sisi petani, sebagian belum memahami teknik budidaya padi hibrida dengan baik
dan benar.
Kriteria Ketahanan Berbagai Varietas pada Tanaman Padi
Penetapan ketahanan tanaman padi terhadap hamaP. pallicornis dilakukan
berdasarkan Standard Evaluation System for Rice (IRRI 2002)yaitu dengan
persentase intensitas serangan hama. Kriteria ketahanan 4 varietas diuji dapat
Dari hasil penelitian didapatkan ketahanan beberapa varietas yang diujitahan
terhadap serangan P. pallicornis walaupun persentase intensitas serangan setiap
varietas berbeda. Seluruh varietas yang diuji diduga dikategorikan sebagai
kerusakan ringan.
Varietas Ciherang merupakan varietas yang tahan terhadap wereng coklat
biotipe 2 dan agak tahan dengan biotipe 3 (Lampiran 4), sehingga sesuai dengan
penelitian ini yang menunjukkan tahan. Ketahanan P. pallicornis dengan
intensitas serangannya sampai 50% disesuaikan dengan ketahanan tanaman
terhadap wereng coklat (Kaparang, 2011). Varietas Mekongga, Inpari 32 dan
Universitas Sumatera Utara
Mapan P-05 dari deskripsi tanaman agak tahan terhadap wereng coklat, maka
pada penelitian ini terjadi pergeseran ketahanan menjadi tahan terhadap P.
pallicornis. Berdasarkan penelitian ini terlihat bahwa beberapa varietas yang diuji
semula agak tahan (Lampiran 5) ternyata mengalami pergeseran menjadi tahan.
Keller et al., (2000) menyatakan terjadinya pergeseran ketahanan ini diduga
karena adanya perbedaan ketahanan hanya bersifat semu, yang akhirnya pada
suatu saat akan muncul kembali sifat rentan terhadap patogen. Disamping itu P.
pallicornismempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan
sehingga dapat mematahkan ketahanan varietas yang semula.
Berdasarkan hasil pengamatan dengan berbagai peubah amatan seperti
diameter batang, berat kering tajuk, jumlah anakan, bobot 100 bulir menunjukkan
hasil yang hampir sama. Varietas yang memiliki hasil cenderung tertinggi pada
berbagai peubah amatan tersebut. Intensitas serangan pada varietas-varietas
tersebut menunjukkan persentase yang cukup rendah secara berturut-turut (7,48%,
3,09%, 2,73%, dan 2,30%). Chamzurni et al., (2010) menyatakan hal ini diduga
karena tanaman memiliki ketahanan yang baik dari segi morfologinya. Hal ini
sesuai dengan mekanisme perlawanan yang diekspresikan oleh tanaman inang
baik perlawanan dalam bentuk ketahanan morfologi maupun biokimia .
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Gejala serangan hama kepik hitam Paraeucosmetus pallicornis adalah
adanya bintik kehitaman bekas tusukan stilet pada daun dan bulir
berwarna coklat kehitaman serta bulir menjadi hampa.
2. Intensitas serangan disebabkan olehP. pallicornislebih tinggi diperoleh
pada varietas Mapan P-05 pada 11 mst.
3. Pada berbagai peubah amatan agronomis menunjukkan hasil yang
hampir sama. Varietas yang berdasarkan deskripsitahan (Ciherang),
agak tahan (Mekongga), agak rentan (Inpari 32), agak peka (Mapan P-
05) menjadi varietas yang tahan terhadap serangan P. pallicornis.
4. Ketahanan tanaman terhadap P. pallicornisberdasarkan hasil
pengamatan bahwa empat varietas yang diuji menunjukkan bahwa
varietas yang diuji tahanterhadap P. pallicornis dengan persentase
intensitas serangan berbeda dan dalam kategori serangan ringan.
5. Pergeseran ketahanan pada beberapa varietas diduga karena faktor
lingkungan serta genetik yang berbeda tiap varietas.
Universitas Sumatera Utara
Saran
1. Varietas Ciherang dan Inpari 32 dapat menjadi pilihan dalam budidaya
padi dengan pola rotasi setiap musim tanam, untuk menghindari kerugian
yang lebih besar akibat serangan P. pallicornis.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penentuan skala
kerusakan pada tanaman padi secara lebih akurat karena sampai saat ini
skala kerusakan masih disamakan dengan skala kerusakan akibat WBC.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, S., Herlinda, S., Irsan, C., dan Umayah., A. 2014. Serangan Hama Wereng dan Kepik pada Tanaman Padi di Sawah Lebak Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal. Palembang. Ashari ., Rusastra I. W. 2014. Hybrid Rice Development: Lessons Learned from Asia’s Experience and Its Prospect for Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor. 32(2):103-121. Balai Karantina Pertanian Gorontalo, 2013. Ancaman Kepik Hitam Paraeucosmetus pallicornis (Dallas) pada Pertanaman Padi. Diakses dari http://gorontalo.karantina.pertanian.go.id
(07 Maret 2017).
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2017. Deskripsi Varietas Padi Unggul Baru. Diakses dari http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/. (12 Desember 2017).
BPS. 2015. Statistik Tanaman Padi dan Palawija Kabupaten Langkat. Diakses dari
http:/bps.go.id
(01 Maret 2017).
Champagne, ET. 2004. Rice Chemistry and Technology. Minnesota: American Association of Cereal Chemists, Inc.
Chamzurni, T, Ulim, MA, Dinnur, E. 2010. Uji Ketahanan Beberapa Varietas
Tomat Terhadap Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum f.sp lycopersici). J. Agrista. 14(2):62-6.
Deptan. 2007. Pedoman Pengamatan dan Pelaporan Perlindungan Tanaman Pangan. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Jakarta. Djafaruddin. 2008. Dasar-dasar Pengendalian Penyakit Tanaman. Bumi Aksara.
Jakarta. Estoy, G.F., J. R., B.M. Tabudlong, 2013. Biology of the Rice Grain Bug, Paraeucosmetuspallicornis (Dallas) (Hemiptera:Lygaeidae), A new Emerging Innsect Pest Of Rice. Abstracts of Paper Poster Paper Presentation. J.EntomolPhilipp.27(2):199-215. FAO. 2001. Rice in the World. In Report of the Fifth ExternalProgramme and Management Review of the International Plant Genetic Resources Institute. Http://www.fao.org/wairdocs/tac/x5801e/x5801e08.htm (accessed on 18 November 2017). IRRI Rice Knowledge Bank , 2005. Informasi Ringkas Teknologi Padi. Diakses dari http : // balitpa. litbang.deptan.go.id. (30 Januari 2017).
Kaparang, C.L., Pelealu., Salaki. Ch. L. 2011. Populasi dan Intensitas Serangan Paraeucosmetuspallicornis Pada Tanaman Padi di Kabupaten Minahasa Selatan. J. Eugenia. 17(3):173-176.
Kavitha, K., Dharma K. Reddy. 2013. Screening Techniques for Different Insect Pests in Crop Plants. Intern J. Biores Stress Manag. 3(2):188-195. Kementerian Pertanian. 2006. Pelepasan Galur Padi Hibrida P.05 Sebagai
Varietas Unggul Dengan Nama Varietas Mapan-P.05. Diakses dari http://perundangan.pertanian.go.id/. (12 Desember 2017).
Lafarge, T., B. Tubana., and E. Pasuquin. 2004. Yield advantage of hybrid rice
induced by its higher control in tiller emergence, New direction for a diverse planet: Proceedings of the 4th International Crop Science Congress. Brisbane, Australia.Http:// cropscience. org.au/icsc2004 /poster/2/7/1/862_lafargeta.htm
. Diakses (11 November 2017).
Ma’rufah, D. 2008. Mekanisme Ketahanan, Pola Pewarisan Genetik dan Screening pada Varietas Unggul Tahan Hama. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret Press. Surakarta. Manalo A. J., Berto C J., Layaoen G M. Abdilla E S. dan Briones T C. 2014. Milestones. Philippine Rice Research Institute (PhilRice)Maligaya, Science City of Muñoz. Nueva Ecija. Muhuria, L. 2003. Strategi Perakitan Gen-Gen Ketahanan Terhadap Hama. Pengantar Falsafah Sains. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Patihong, R. 2011. Mengenal Biologi Kepik Hitam (Paraeucosmetus pallicornisDallas), Hemiptera: Lygaeidea.sebagai OPT Baru pada Tanaman Padi Di Sulawesi Selatan. IP3 OPT. Sulawesi. Rahayu, M., Taufik M., Karimuna A., and Khaeruni A. 2015. The Biology of Black Ladybug (Paraeucosmetus pallicornis Dallas): A New Pest on Rice in Southeast Sulawesi. Australian J. 9(23):282-286.
Rauf, A. H., dan Lanya. 2009. Ekspedisi Kepik Hitam di Sulawesi Utara. Buletin Peramalam OPT. Sulawesi Utara. Risnandi. 2011. Kajian Perilaku Paraeucosmetus pallicornis di Kabupaten Wajo dan PinrangSulawesi Selatan. Buletin Peramalan OPT. Jatisari. Jawa Barat. Rondonuwu, S. L. 2007. Ekologi Serangga. Bahan Ajar Program Semi-Que. Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi. Manado.
Universitas Sumatera Utara
Roy, P., T. Orikasa., H. Okadome., N. Nakamura., and T. Shiina. 2011. Processing Conditions, Rice Properties, Health and Environment. Intern J. Environ Res Public Health. 8:1957-1976. Sadasivam, S., and B. Thayumanavan. 2003. Molecular Host Plant Resistance to Pest. Marcel Dekker, Inc.New York. Satoto, B., Sutaryo., B., Suprihatno. 2009. Prospek Pengembangan Varietas Padi Hibrida. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Karawang. Http://www.litbang.deptan.go.id/special/-padi/bbpadi_2009_itp_02.pdf. Diakses Tanggal 11 November 2017. Sinar Tani. 2014. Mekanisme Dan Type Ketahanan Tanaman. Diakses dari http://www.litbang.pertanian.go.id (15 Februari 2017). Salaki. 2011. Populasi dan Intensitas Serangan Paeucosmetus pallicornis (Hemiptera: Lygaedae) pada Tanaman Padi di Kabupaten Minahasa Selatan. J. Eugenia. 17(3):171-177. Singh, Y. V., Singh, K.K., Sharma, S.K. 2013. Influence of crop nutrition on grain yield, seed quality and water productivity under two rive cultivation system. J. Intern Rice Science. 20(2):129-138. Siregar, N. 2010. Pengaruh ukuran benih terhadap perkecambahan benih terhadap perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit Gmelina(Gmelina arborea Linn.). J. Tekno Tanaman. 3(1):32-40. Sumarno., Wargiono., J., U.G. Kartasasmita., Ismail. G. G.I., U.G. Soejotno., J. 2008. Pemahaman dan Kesiapan Petani Mengabdopsi Padi Hibrida. Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Iptek Tanaman Pangan. 3(2):167-168. Sodiq, M. 2009. Ketahanan Tanaman terhadap Hama.UPN Press. Jawa Timur. Suharsono. 2006. Antixenosis Morfologis Salah Satu Faktor Ketahanan Kedelai Terhadap Hama Pemakan Polong. Buletin Palawija. 12:29-34. Suprihatno, B., Daradjat. A.A., Satoto., Baehaki., Widiarta. N.A., Setyono., Indrasari, D.S., Lesmana, O.S., Sembiring, H. 2009. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Jawa Barat. Untung, K. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Hama Tanaman.Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Watung, F. W. 1996. Morfologi dan Biologi Paraeucosmetus pallicornis sp. (Hemiptera: Lygaedae) yang hidup pada tanaman padi dan rumput paspalum (Paspalum conjugatum Berg.). Tesis Fakultas Pascasarjana IPB. Bogor.
Wahab, I. M., Satoto, Rachmat, R., Guswara, A., dan Suharna. 2017. Deskripsi Varietas Unggul Padi. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jawa Barat. Yulianingtyas, AP. Sebayang, HT. Tyasmoro, SY. 2015. Pengaruh komposisi media tanam dan ukuran bibit pada pertumbuhan bibit tebu (Saccharum officinarum L.). J. Produksi Tanaman. 3(5):362-369.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Bagan Penelitian 50 cm
U1 U2 U3
V2W0 V4W2 V2W0
V2W1 V4W1 V2W1
V2W3 V4W3 V2W3
V2W2 V4W0 V2W2
V2W4 V4W4 V2W4
V3W0 V2W2 V3W0
V3W1 V2W1 V3W1
V3W2 V2W0 V3W2
V3W3 V2W3 V3W3
U4
V4W1
V4W2
V4W3
V4W0
V2W3
V4W4
V2W1
V2W2
V2W0
W3W4 V2W4 W3W4
V1W0 V3W2 V1W0
V1W1 V3W1 V1W1
V1W3 V3W3 V1W3
V1W2 V3W0 V1W2
V2W4
V3W1
V3W2
V3W3
V3W0
Universitas Sumatera Utara
V1W4 V3W3 V1W4
V4W0 V1W2 V4W0
V4W1 V1W1 V4W1
V4W2 V1W0 V4W2
V4W3 V1W3 V4W3
V1W3
V3W3
V1W1
V1W2
V1W0
V4W4 V1W4 V4W4
V1W4
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Deskripsi Varietas Padi
Deskripsi Varietas Mekongga Nomor seleksi : S4663-5D-KN-5-3-3 Asal persilangan : A2790/2 *IR64 Golongan : Cere Umur tanaman : 116-125 hari Bentuk tanaman : Tegak Tinggi tanaman : 91-106 cm Anakan produktif : 13-16 batang Warna kaki : Hijau Warna batang : Hijau Warna telinga daun : Tidak berwarna Warna lidah daun : Tidak berwarna Warna daun : Hijau Muka daun : Agak kasar Posisi daun : Tegak Daun bendera : Tegak Bentuk gabah : Ramping panjang Warna gabah : Kuning bersih Kerontokan : Sedang Tekstur nasi : Pulen Kadar amilosa : 23 % Indeks glikemik : 88 Bobot 1000 butir : 28 g Rata-rata hasil : 6,0 t/ha Potensi hasil : 8,4 t/ha Ketahanan terhadap Hama : • Agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan
3 dan, Penyakit • Agak tahan terhadap hawar daun bakteri strain IV
Anjuran tanam :Baik ditanam di lahan sawah dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl
Instansi pengusul : Balitpa dan BPTP Sultra Pemulia : Z. A. Simanullang, Idris Hadade, Aan A. Daradjat, dan Sahardi
Tim peneliti : B. Suprihatno, Y. Samaullah, Atito DS., Ismail B. P., Triny S. Kadir, dan A. Rifki
Teknisi : M. Suherman , Abd. Rauf Sery, Uan D., S. Toyib S. M., Edi S. MK, M. Sailan, Sail Hanafi, Z. Arifin, Suryono, Didi dan Neneng S.
Dilepas tahun : 2004 Sumber : Balai Besar Tanaman Padi, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Departemen Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3.
Deskripsi Varietas Padi Hibrida Mapan P.05 Nomor seleksi : P.05 Asal : Hasil persilangan antara CMS Jinzao A dengan Restorer Minghui 63 Golongan : Indica Umur tanaman : 113 – 115 hari Bentuk tanaman : Tegak Tinggi tanaman : 103 cm Anakan produktif : 7 – 19 batang per rumpun Warna kaki : Hijau Warna batang : Hijau Warna telinga daun : Tidak berwarna Warna lidah daun : Tidak berwarna Warna daun : Hijau Muka daun : Kasar Posisi daun : Tegak Daun bendera : Miring Bentuk gabah : Ramping Warna gabah : Kuning bersih Tipe endosperm : Tidak berperut Kesuburan malai : Fertil Jumlai gabah isi per malai : 169 butir Kerontokan : Mudah rontok Kerebahan : Tahan Tekstur nasi : Pulen Bobot 1000 butir gabah : 30,70 gram Kadar amilosa : 23,48 % Potensi hasil : 9,52 ton / ha gabah kering giling Rata-rata hasil : 7,79 ton / ha gabah kering giling Ketahanan terhadap hama : Agak peka terhadap wereng coklat biotipe 1,2,3 Ketahanan terhadap penyakit : Agak tahan terhadap tungro dan peka terhadap HDB strain IV dan VIII Pemulia Utama : Li Yuan Ping dan Liu Zu Han Sumber : Balai Besar Tanaman Padi, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Departemen Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4.
Deskripsi Varietas Ciherang Nomor seleksi : S3383-1D-PN-41-3-1 Asal persilangan :IR18349-53-1-3-1-3/3*IR19661-131-3-1-
3//4 *IR64 Golongan : Cere Umur tanaman : 116-125 hari Bentuk tanaman : Tegak Tinggi tanaman : 107-115 cm Anakan produktif : 14-17 batang Warna kaki : Hijau Warna batang : Hijau Warna telinga daun : Tidak berwarna Warna lidah daun : Tidak berwarna Warna daun : Hijau Muka daun : Kasar pada sebelah bawah Posisi daun : Tegak Daun bendera : Tegak Bentuk gabah : Panjang ramping Warna gabah : Kuning bersih Kerontokan : Sedang Kerebahan : Sedang Tekstur nasi : Pulen Kadar amilosa : 23% Indeks Glikemik : 54 Bobot 1000 butir : 28 g Rata-rata hasil : 6,0 t/ha Potensi hasil : 8,5 t/ha Ketahanan terhadap Hama Penyakit : • Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3 • Tahan terhadap hawar daun bakteri strain III dan IV Anjuran tanam : Baik ditanam di lahan sawah irigasi dataran rendah sampai 500 m dpl. Pemulia : Tarjat T, Z. A. Simanullang, E. Sumadi dan Aan A. Daradjat Dilepas tahun : 2000 Sumber : Balai Besar Tanaman Padi, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Departemen Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5.
Deskripsi Varietas Inpari 32 Nomor seleksi : BP10620F-BB4-14-BB8 Asal persilangan : Ciherang/IRBB64 Golongan : Cere Umur tanaman : ±120 hari Bentuk tanaman : Tegak Tinggi tanaman : ±97 cm Anakan produktif : 14-17 batang Warna kaki : Hijau Warna batang : Hijau Warna telinga daun : Tidak berwarna Warna lidah daun : Tidak berwarna Warna daun : Hijau Muka daun : Kasar pada sebelah bawah Posisi daun : Tegak Daun bendera : Tegak Bentuk gabah : Panjang ramping Warna gabah : Kuning bersih Kerontokan : Sedang Kerebahan : Agak tahan Tekstur nasi : Sedang Kadar amilosa : 23,46% Bobot 1000 butir : 27,1 g Rata-rata hasil : 6,0 t/ha Potensi hasil : 8,4 t/ha Ketahanan terhadap Hama Penyakit : • Agak rentan terhadap wereng coklat
biotipe 1,2dan 3 dan tahan Tahan terhadap hawar daun bakteri strain III
Anjuran tanam : Cocok ditanam diekosistem tanah dataran rendah sampai ketinggian 600 mdpl
Pemulia : Aan A. Darajat, Cucu Gunarsih, Trias Sitaresmi, Nafisah
Dilepas tahun : 2013 Sumber : Balai Besar Tanaman Padi, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Departemen Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Diameter Batang Tabel Diameter batang tanaman padi berbagai varietas( 5 mst-11 mst)
Tabel Sidik Ragam
SK db JK KT FH ket F 0.05 F 0.01 Blok 3 0.89995 0.299983 0.933281 * 2.76643793 4.145066 perlakuan 19 382.4606 20.1295 62.62512 * 1.77197184 2.240626 Varietas (V) 3 4.43749 1.479163 4.601841 * 2.76643793 4.145066 Umur (w) 4 368.1765 92.04413 286.3595 * 2.53358327 3.667447 V x W 12 9.846573 0.820548 2.552815 * 1.92634081 2.513445 Galat 57 53.29515 0.321429