Top Banner
UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L.) TERHADAP HAMA KEPIK HITAMParaeucosmetus pallicornis Dallas. (Hemiptera: Lygaeidae)DI RUMAH KASA SKRIPSI OLEH: CICI KHAIRI GUSNARSIH 130301024 AGROTEKNOLOGI / HPT PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017 Universitas Sumatera Utara
70

UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Oct 01, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L.) TERHADAP HAMA KEPIK HITAMParaeucosmetus pallicornis Dallas.

(Hemiptera: Lygaeidae)DI RUMAH KASA

SKRIPSI

OLEH:

CICI KHAIRI GUSNARSIH 130301024

AGROTEKNOLOGI / HPT

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L.) TERHADAP HAMA KEPIK HITAMParaeucosmetus pallicornis Dallas.

(Hemiptera: Lygaeidae)DI RUMAH KASA

SKRIPSI

OLEH:

CICI KHAIRI GUSNARSIH 130301024

AGROTEKNOLOGI / HPT

Skripsi Sebagai Salah Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara,Medan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 3: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Judul : Uji ketahanan beberapa varietas padi (Oryza sativa L.) terhadap hama kepik hitam Paraeucosmetus pallicornis Dallas. (Hemiptera: Lygaeidae) di rumah kasa

Nama : Cici Khairi Gusnarsih NIM : 130301024 Program Studi : Agroteknologi

Disetujui Oleh: Ketua Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Dra. Maryani Cyccu Tobing, MS.)(Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr.Ketua Anggota

)

Diketahui Oleh:

(Dr. Ir. Sarifuddin, MP.

Ketua Program Studi )

Universitas Sumatera Utara

Page 4: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

ABSTRACT

Cici Khairi Gusnarsih. 2017. “Resistence Test of Rice (Oryza sativa) Varieties by Paraeucosmetus pallicornis Dallas. Pest at Screen House”. Supervised by Maryani Cyccu Tobing and Mukhtar Iskandar Pinem. Paraeucosmetus pallicornis is new pest on rice cultivatione and this pest can reduce rice production in Indonesia. This research was study to determine resistence of rice plant varieties against Paraeucosmetus pallicornis at screen house. This research had been conducted at screen house of Universitas Sumatera Utara for April-November 2017 using cohort randomized design (CRD) factorial with two factor and four repeated. The first factor is time introduction (W1,W2,W3, dan W4) and the second factor is rice varieties (Ciherang, Inpari 32, Mekongga, dan Mapan P-05). The results showed that all of the varieties of rice plant can be attacted by Paraeucosmetus pallicornis Dallas., all varieties resistance (varieties Ciherang, Mekongga, Inpari 32, and Mapan P-05 toward agains Paraeucosmetus pallicornis Dallas. Key words :Paraeucosmetus pallicornis, rice, plant resistence, varieties

Fv c c

Universitas Sumatera Utara

Page 5: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

ABSTRAK

Cici Khairi Gusnarsih. 2017. ”Uji Ketahanan Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa) Terhadap Hama Kepik Hitam (Paraeucosmetus pallicornisDallas. ) di Rumah Kasa”. Di bawah bimbingan Maryani Cyccu Tobing dan Mukhtar Iskandar Pinem. Paraeucosmetus pallicornis merupakan salah satu hama baru pada pertanaman padi yang dapat menurunkan produksi dan kualitas beras di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan beberapa varietas padi terhadap hama kepik hitam (Paraeucosmetus pallicornis )di rumah kasa. Penelitian dilaksanakan di rumah kasa fakultas petanian Universitas Sumatera Utara pada bulan April-November 2017 menggunakan rancangan acak kelompok factorial dengan dua factor dan empat ulangan. Faktor pertama waktu introduksi hama (W1,W2,W3, dan W4) dan faktor kedua yaitu varietas padi (Ciherang, Inpari 32, Mekongga, dan Mapan P-05). Hasil menunjukkan seluruh varietas dapat terserang oleh Paraeucosmetus pallicornis, terdapat seluruh varietas tahan (Ciherang, Inpari 32, Mekongga, dan Mapan P-05), terhadap serangan Paraeucosmetus pallicornisDallas. Kata Kunci :Paraeucosmetus pallicornis, padi, ketahanan tanaman, varietas

Universitas Sumatera Utara

Page 6: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

RIWAYAT HIDUP

Penulis (Cici Khairi Gusnarsih) dilahirkan di Pematang Siantar pada

tanggal 17 Agustus 1995, anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan

Khairianto dan Ritayani Sinaga, Spd.

Adapun pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sekolah dasar di

SD Negeri 091510 TanggaBatu tamat pada tahun 2007, sekolah menengah

pertama di SMP Negeri 1 Hatonduhan tamat pada tahun 2010, sekolah menengah

atas di SMA Negeri 4 Pematang Siantar tamat pada tahun 2013 dan tahun yang

sama diterima di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur

SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

Penulis aktif dalam unit kegiatan mahasiswa kampus Universitas Sumatera

Utara yaitu UKM Himadita Nursery Fakultas Pertanian (2014-2017), serta UKM

Mahasiswa Perlindungan Tanaman (IMAPTAN) Universitas Sumatera Utara. dan

organisasi kampus Universitas Sumatera Utara berupa BKM Al-Mukhlisin

Fakultas Pertanian (2015-2016), Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi

(HIMAGROTEK) Universitas Sumatera Utara. Selama perkuliahan penulis juga

merupakan asisten pada praktikum Pengendalian Hayati (Tahun 2017). Penulis

juga merupakan penerima beasiswa Bidikmisi 2013-2017.

Penulis pernah mengikuti seminar nasional, menjadi panitia seminar

Tambulampot (2013), seminar nasional Explore Durian (2014), seminar nasional

Pemanfaatan Pekarangan Kota Menjadi Pertanian Pintar (2015) yang diadakan di

Universitas Sumatera Utara oleh UKM Himadita Nursery.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. PP London

Sumatera Indonesia, Tbk. Bah Lias Estate, Simalungun, Sumatera Utara pada

tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini.

Skripsi yang berjudul“Uji Ketahanan Beberapa Varietas Padi (Oryza

sativa L.) Terhadap Hama Kepik Hitam Paraeucosmetus pallicornis Dallas.

(Hemiptera: Lygaeidae)di Rumah Kasa” merupakan salah satu syarat untuk dapat

memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi pembimbingProf. Dr.

Dra. Maryani Cyccu Tobing, MS. Sebagai Ketua dan Ir.

Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr. sebagai Anggota yang telah memberi saran dan

bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan

skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, November 2017

Penulis

Universitas Sumatera Utara

Page 9: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

DAFTAR ISI

ABSTRACT .................................................................................................. i

ABSTRAK .................................................................................................... ii

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................................. 1 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 3 Kegunaan Penelitian...................................................................................... 3 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Kepik Hitam Paraeucosmetus pallicornis ....................................... 4 Gejala Serangan ............................................................................................ 5 Ketahanan Tanaman ............................................................................... 6 Dekripsi Varietas Padi .......................................................................... 6 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 9 Bahan dan Alat ............................................................................................. 9 Metode Penelitian......................................................................................... 9 Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 12 Penyediaan Hama Kepik Hitam Paraeucosmetus pallicornis ............ 12 Persiapan Media Tanam .................................................................. 12 Persemaian dan Penanaman ............................................................ 12 Pemeliharaan ................................................................................... 13 Pengaturan Air ................................................................................ 13 Pemupukan ...................................................................................... 13 Introduksi imago Kepik Hitam ke Tanaman Uji ............................. 13 Peubah Amatan ..................................................................................... 14 Diameter Batang Tanaman Padi (mm) ................................................ 14 Jumlah anakan/rumpun ........................................................................ 14 Persentase gabah hampa/malai (%) ............................................................... 15

Universitas Sumatera Utara

Page 10: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Bobot 100 butir gabah ................................................................................... 16 Bobot Kering Tanaman........................................................................ 16 Jumlah Popolasi Akhir Setelah Introduksi .......................................... 16 Intensitas serangan (%) ........................................................................ 16 HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 17 KESIMPULAN Kesimpulan .......................................................................................... 35 Saran .................................................................................................... 35 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 11: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman 1 Rataan Intensitas serangan pada setiap Waktu Introduksi (%) 24 2 Rataan Diameter batang tanaman padi berbagai varietas (mm) 27 3 4

Rataan Jumlah anakan padi berbagai varietas pada 5 - 11 mst (batang) Rataan Bobot kering tajuk tanaman padi berbagai varietas (g)

28

30 5 Rataan Bobot 100 bulir tanaman padi berbagai varietas (g) 32 6 Rataan Persentase gabah hampa tanaman padi (g) 33 7 8

Rataan Jumlah populasi akhir P. pallicornis Ketahanan berbagai varietas padi terhadap P. pallicornis

34 36

DAFTAR GAMBAR

Universitas Sumatera Utara

Page 12: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

No Teks Halaman 1 Gambar Imago P. Pallicornis 6 a. Imago Jantan P. pallicornis 6 b. Imago Betina P. pallicornis 6 2 Bagian batang dan bulir padi yang terserang P. pallicornis 7 3 Tanaman padi yang terserang jamur P. pallicornis 23 a. Bagian bulir yang menunjukkan gejala 23 b. Bagian daun yang menujukkan gejala 23 4 Histogram persentase rata-rata intensitas serangan yang

disebabkan oleh P. pallicornis (5 mst sampai dengan 11 mst) 25

DAFTAR LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 13: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

No Teks Halaman 1 Bagan Penelitian 40 2 Deskripsi Varietas Mekongga 41 3 Deskripsi Varietas Mapan P-05 42 4 Deskripsi Varietas Ciherang 43 5 Deskripsi Varietas Inpari 32 44 6 Diameter Batang Tanaman Padi pada Berbagai Varietas 45 7 Jumlah Anakan Tanaman Padi Berbagai Varietas 46 8 Bobot 100 Bulir Tanaman Padi Berbagai Varietas 47 9 Bobot Kering Tajuk Tanaman Padi pada Berbagai Varietas 48 10 Persentase Gabah Hampa tanaman padi berbagai varietas 49 11 Jumlah populasi akhir P. pallicornis setelah introduksi 50 12 Intensitas SeranganP. pallicornis(%) 51 13 Rataan Berat Kering Tajuk 52 14 Sidik Ragam Berat Kering Tajuk 53 15 Bagan Penelitian 54 16 Jadwal Penelitian 55

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara

Page 14: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Padi merupakan salah satu tanaman budidaya yang memiliki peranan

penting disepanjang peradaban manusia. Produksi padi dunia menempati urutan

ketiga dari seluruh jenis tanaman serealia setelah jagung dan gandum. Namun

demikian, padi masih merupakan sumber karbohidrat utama bagi sebagian besar

penduduk dunia (Roy et al., 2011). Berdasarkan data FAO (2001) di negara-

negara di Asia yang memiliki jumlah penduduk yang cukup besar, seperti India,

Indonesia, Bangladesh, Burma, Kamboja, Laos, Filipina, dan Vietnam, padi

merupakan bahan pangan utama. Sekitar 75% kebutuhan kalori tiap hari diperoleh

dari padi dan lebih dari 50% populasi penduduk dunia menjadikan padi sebagai

sumber kalori utama.

Salah satu faktor yang menentukan naik turunnya produksi padi adalah

produktivitas. Perkembangan produksi padi di Provinsi Sumatera Utara tahun

2000-2015 mengalami pertumbuhan dengan rata-rata per tahun

mencapai 0,94%. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan produksi padi

dengan rata-rata pertumbuhan per tahun 1,48%. Pada tahun 2015 Angka Tetap

(ATAP) produksi padi 4.044.829 ton gabah kering giling naik 413.790 ton

dibanding ATAP tahun 2014 (BPS, 2015).

Untuk meningkatkan produksi padi adalah memperbaiki kultur teknik

budidaya padi sawah dan menanam padi hibrida atau varietas unggul bersertifikat.

Varietas unggul berperan penting dalam program peningkatan produksi padi.

Selain memiliki hasil lebih tinggi 5–8 ton/ha, berumur pendek, 110–135 hari,

dengan umur yang lebih pendek, petani dapat meningkatkan intensitas penanaman

dari satu menjadi dua kali padi atau lebih pertahun. Varietas unggul memiliki

keunggulan seperti tahan terhadap hama, penyakit tertentu, rasa nasi dan respon

Universitas Sumatera Utara

Page 15: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

terhadap pupuk. Dibandingkan dengan benih padi varietas unggul murni (inbrida),

benih padi varietas hibrida berbeda dari segi konstruksi genetiknya, harga benih,

dan status biji turunan (F2) bila akan dijadikan benih lagi. Potensi hasil yang lebih

tinggi pada umumnya menjadi alasan utama untuk menanam benih hibrida.

Dibandingkan dengan varietas inbrida, kenaikan produksi padi varietas hibrida

yang sering dilaporkan adalah 15-20%. Namun potensi hasil padi hibrida yang

tinggi tersebut masih harus dibuktikan di lahan petani dengan teknologi budidaya

yang sesuai dengan kemampuan petani (Sumarno et al., 2008).

Berbagai kendala ditemukan oleh petani dalam meningkatkan produksi

padi, salah satu diantaranya adalah hama yang dapat menyebabkan rendahnya

produktivitas padi per hektar, bahkan dapat menyebabkan gagal panen atau puso.

Rata-rata kehilangan hasil tanaman padi karena hama sekitar 20 - 25% setiap

tahun (Untung, 2010).

Berbagai jenis hama menyerang tanaman padi yang dapat mempengaruhi

produksi padi. Beberapa hama-hama penting pada tanaman padi yaitu Penggerek

batangpadiScirpophaga interculas (Walker.), wereng coklat (Nilaparvata

lugensStal.), wereng hijau (Nephotettix virescens Distans.), kepinding

tanah(Scotinophara coarctata Fabricus.), tikus (Rattus argentiventer), dan keong

mas (Pomacea canaliculata Lamarck.) (IRRI, 2005).

Diantara beberapa hama padi terdapat hama baru yang ditemukan yaitu

kepik hitam Paraeucosmetus pallicornis (Dallas.) (Hemiptera: Lygaeidae), yang

biasanya merupakan hama pada tanaman kacang-kacangan tetapi saat ini telah

menyebar luas menjadi hama baru pada tanaman padi khususnya pada padi irigasi

(Manalo et al., 2014). Menurut Risnandi (2011) serangan yang ditimbulkan oleh

Universitas Sumatera Utara

Page 16: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

hama P. pallicornis ialah dengan menghisap bulir padi mengakibatkan padi

menjadi hampa, jika masih ada yang dipanen tidak laku terjual karena beras

setelah digiling berwarna hitam dan terasa pahit. Kepik hitam dianggap sebagai

hama baru dan masalah baru pada tanaman padi yang banyak tersebar di Sulawesi

Tenggara. Hal ini menyebabkan butir beras cenderung pahit dalam rasa, rawan

rusak dan tidak enak untuk dikonsumsi manusia (Rahayu et al., 2015).

Hama kepik hitam P. pallicornis pada pertanaman padi menyerang pada

fase vegetatif dan generatif tanaman serta perkembangan P. pallicornis

berlangsung mengikuti fase pertumbuhan tanaman padi. Akhir-akhir ini di

beberapa daerah Provinsi seperti Gorontalo, Kalimantan Timur, bahkan di

Kabupaten Manggarai (NTT) dilaporkan adanya serangan hama barukepik

penghisap bulir padi yaitu pada pertanaman padi fase generatif ditemukan

populasi P.pallicornis cukup tinggi. Luas hamparan sekitar 5 ha, populasi 2 – 20

ekor per rumpun dengan tingkat serangan 50% (Rauf et al., 2010).

Berdasarkan informasi dari Balai Karantina Pertanian Provinsi Sumatera

Utara yang terdapat di Kualanamu bahwa di daerah Kabupaten Langkat dan

sekitarnya terdapat hama baru yaitu kepik hitam yang menyerang batang tanaman

padi serta bulirnya. Akibat dari serangan hama tersebut yaitu bulir padi tampak

berwarna coklat kehitaman dan terasa hampa pada bulir padi sehingga dapat

menurunkan produktivitas padi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan menguji ketahanan beberapa varietas padi terhadap hama kepik

hitam (Paraeucosmetus pallicornis Dallas.).

Tujuan Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Page 17: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Penelitian ini bertujuan untuk menguji ketahanan beberapa varietas padi

terhadap hama kepik hitam Paraeucosmetus pallicornis Dallas.

(Hemiptera: Lygaeidae) di Rumah Kasa.

Hipotesis Penelitian

Terdapat varietas padi yang tahan terhadap hama kepik hitam

Paraeucosmetus pallicornis (Hemiptera: Lygaeidae).

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

varietas padi yang tahan terhadap hama kepik hitam

Paraeucosmetus pallicornis Dallas. (Hemiptera: Lygaeidae) serta sebagai salah

satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di program studi

Agroekotenologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

TINJAUAN PUSTAKA

Biologi Kepik HitamParaeucosmetus pallicornis Dallas. (Hemiptera: Lygaeidae)

Menurut Estoy et al (2013) bahwa P. pallicornis (Dallas) meletakkan telur

tunggal di bawah tanah kering yang tipis dan transparan. Telur P. pallicornis

memiliki panjang dengan ukuran yaitu rata-rata 1 mm. Total masa perkembangan

dari telur sampai dewasa berkisar 35-39 hari.Menurut hasil penelitian Rahayu et

al (2015) telurnya berwarna putih susu dan bulat panjang serta mudah dilepas

atau jatuh bila disentuh. Apabila telur akan menetas maka telur berwarna merah

bata.

Nimfa P. pallicornismemiliki penampilan seperti semut dan berwarna

hitam. Tahap nimfa merupakan tahap yang terpanjang, berlangsung selama sekitar

dua kali lipat dari tahapan individu pada pasca embrio (Estoy et al., 2013). Nimfa

instar berwarna merah dan kepala berwarna hitam. Nimfa terdiri dari 5 (lima)

instar. Instar dua sampai limaberwarna hitam kecoklatandan sedikit berwarna

emas pada tubuhnya.Menurut penelitian Patihong (2011) periode nimfa terdiri

atas 5 instar. Nimfa-1 lamanya 4–6 hari (4.61 hari), nimfa-2 lamanya 2–3 hari

(2.6 hari), nimfa-3 lamanya 2–4 hari (2.77 hari), nimfa-4 lamanya 2–5 hari (3.3

hari) dan nimfa 5 lamanya 4–5 hari (4.28 hari). Periode imago berkisar 6–21 hari .

Menurut hasil penelitian Rauf dan Lanya(2009), imago P. pallicornis

aktif pada pagi dan sore hari. Warna dari imago didominasi oleh hitam dan sedikit

emas. Ukuran tubuh imago betina agak lebih besar dari imago jantan. Betina

dewasa jika dilihat dari ventral abdomennya ada tonjolan dan garis putih sedikit

lebih terang daripada imago jantan. Antena terdiri dari empat ruas. Mata majemuk

menonjol, kaki depan agak besar dibandingkan dengan dua pasang kaki belakang.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Secara umum hama ini bertelur di malam hari. Menurut Balai Karantina Pertanian

Gorontalo (2014), pada siang hari nimfa dan imago bersembunyi pada pangkal

batang. Imago merusak bulir dengan menusukkan stiletnya ke dalam bulir sambil

menghisap cairan gabah dan pangkal batang tanaman padi. Imago jantan

berukuran 7,32 mm dan betina berukuran 7,41 mm (Rahayu et al., 2015).

P. pallicornis menyukai lingkungan yang sejuk sebagai habitatnya,

sebelum pindah ke pertanaman padi kepik hitam akan tinggal di rumput baik itu

dipematang ataupun kebun kebun sebagai inangnya dan akan pindah ke

pertanaman padi pada saat padi memasuki fase generatif. P. pallicornis biasanya

muncul kepermukaan untuk mengisap bulir padi pada pagi dan sore hari. Pada

siang hari lebih cenderung dipangkal batang padi untuk menghindari terik

matahari (Patihong, 2011).

Gambar 1. Imago a. Jantan b. Betina (Sumber Australian Journal of Basic and Applied Sciences,

www.ajbasweb.com)

Universitas Sumatera Utara

Page 20: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Gejala Serangan

Kerusakan yang ditimbulkan oleh P. pallicornis antara lain yaitu beras

menjadi coklat kehitaman, mudah hancur apabila digiling dan setelah dimasak

terasa pahit.Serangga cenderung mengisap bulir-bulir padi pada pagi hari,

sebagian pada daun maupun batang. Serangga dapat ditemukan pada tanaman

muda sampai dengan menjelang panen. Pada sore hari serangga sangat aktif

bergerak di bagian tanaman dan di bagian tanah, sebagian lagi cenderung

bersembunyi di rekahan tanah. Pada setiap rumpun dapat ditemukan 10–20 ekor

serangga dengan berbagai stadia. Kepik hitam menyerang pada stadia vegetatif

dan generatif (Balai Karantina Pertanian Gorontalo, 2013).

Gambar 2. Serangan P. pallicornis pada batang dan bulir padi (Sumber : Balai Karantina Pertanian Gorontalo)

Hasil penelitian Salaki dan Senewe (2012) di lapangan menunjukkan

bahwa serangga hama P. pallicornis baik stadia nimfa maupun imago aktif di

permukaan tanaman pada malai padi dan ujung-ujung daun. Aktifitas dari

Universitas Sumatera Utara

Page 21: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

serangga ini pada siang hari nimfa dan imago turun ke bagian bawah tanaman

untuk berlindung dan beristirahat di antara daun dan tanaman padi. P. pallicornis

merusak isi bulir tanaman padi sehingga menyebabkan biji menjadi ramping.

Hama ini mulai berada di pertanaman saat padi berada dalam fase bunting sampai

saat panen. Gejala serangan P. pallicornis yaitu terdapatnya bintik hitam bekas

tusukanstilet dan terjadinya perubahan warna bulirmenjadi coklat kehitaman

(Kaparang et al., 2011).

Intensitas kerusakan pada umumnya mengikuti keadaan populasi

organisme penyebab kerusakan. Makin tinggi populasi organisme pengganggu

tanaman maka semakin besar kerusakan yang ditimbulkannya. Beberapa jenis

serangga dapat menyebabkan kerusakan yang sangat serius walaupun populasinya

di alam sedikit. Tingginya kerusakan tanaman oleh organisme pengganggu

tanaman dapat dipengaruhi oleh populasi dan kemampuan merusak dari

organisme tersebut. Serangga vektor penyakit seperti hama wereng kerusakan

akibat tusukan alat mulutnya terhadap bagian tanaman tidak berarti dibandingkan

jenis virus yang ditularkan yang dapat mengakibatkan puso (Rondonuwu, 2007).

Bagian tanaman padi yang diserang juga berpengaruh terhadap populasi

serangga hama tersebut. Sehingga dengan tingginya tingkat populasi hama maka

akan meningkat pula tingkat serangan pada tanaman padi oleh serangga hama

tersebut. Gejala serangan hama kepik terlihat pada daun tanaman padi menjadi

berwarna jingga kekuningan dan tanaman menjadi kering. Serangan hama terlihat

pada bulir padi yang berubah menjadi berwarna coklat kehitaman pada bekas

hisapan dan bulir yang terserang menjadi hampa (Anggraini et al., 2014).

Universitas Sumatera Utara

Page 22: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Ketahanan Tanaman

Ketahanan tanaman memiliki berbagai bentuk. Suatu tanaman mungkin

saja tahan terhadap infeksi dari sesuatu penyakit atau patogen. Sebaliknya, ada

kemungkinan pula bahwa tanaman yang tahan itu dapat mengalami atau kena

infeksi, tetapi tanaman tersebut dapat mengatasi aktivitas dari patogennya,

sehingga patogen itu tidak dapat membiak atau berkembang dengan bebas

padanya, dan tidak dapat menyebabkan kerusakan yang berat atau yang

menyebabkan kerugian yang berarti, hingga pertanaman dalam keseluruhannya

menjadi bebas dari penyakit (Djafaruddin, 2008).

Kerusakan tanaman oleh hama dapat mencapai lebih dari 50%, tetapi

belum pernah ada dalam sejarah bahwa suatu spesies tanaman musnah dari alam,

semata mata disebabkan oleh hama. Hal ini menggambarkan bahwa secara

alamiah tanaman mempunyai sistem perlindungan terhadap hama sehingga

menjadi tahan. Suatu varietas disebut tahan apabila memiliki sifat-sifat yang

memungkinkan tanaman itu menghindar, atau pulih kembali dari serangan hama

ada keadaan yang akan mengakibatkan kerusakan pada varietas lain yang tidak

tahan, memiliki sifat-sifat genetik yang dapat mengurangi tingkat kerusakan yang

disebabkan oleh serangan hama memiliki sekumpulan sifat yang dapat

diwariskan, yang dapat mengurangi kemungkinan hama untuk menggunakan

tanaman tersebut sebagai inang mampu menghasilkan produk yang lebih banyak

dan lebih baik dibandingkan dengan varietas lain pada tingkat populasi hama yang

sama (Ma’rufah, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Page 23: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Resistensi tanaman terhadap hama/penyakit adalah sekelompok faktor

yang pada hakekatnya telah terkandung dalam tanaman dan diperoleh secara

alamiah, sedang sifatnya adalah menolak, mencegah atau mentolerir serangan

hama/penyakit. Faktor yang mengendalikan sifat resistensi, sampai saat ini belum

diketahui dengan pasti, tetapi diduga adalah faktor fisis, kimiawi, anatomis,

fisiologis dan genetis (Sodiq, 2009).

Ketahanan padi terhadap hama tergantung stadia dan populasi hama yang

menyerangnya. Demikian juga dengan populasi yang sama ketahanan padi saat

pesemaian, anakan maksimum, premordia, berbunga, pengisian bulir, dan

pematangan sangat berbeda. Ketahanan padi terhadap hama yang diterakan dalam

deskripsi varietas adalah ketahan relatif dan bukan absolut. Ketahan yang

dimaksud adalah ketahanan relatif (tidak permanen) bila populasi hama atau

jumlah hama berada pada ambang kerusakan maupun ambang ekonomi.

Ketahanan dapat bervariasi antara dua kutub ekstrim imun dan sangat rentan.

Tanaman imun tidak akan menjadi tanaman inang bagi pemakan tumbuhan

(herbivora) dan biasanya berada di laur kisaran tanaman inang untuk serangga.

Sehubungan dengan tanaman tahan mungkin diklasifikasikan sebagai ketahanan

genetik yang sifat ketahanannya dikendalikan terutama oleh faktor genetik dan

ketahanan lingkungan yang sifat ketahanannya dikendalikan terutama oleh

lingkungan (Sinar Tani, 2014).

Perbedaan ketahanan tanaman terhadap serangga tertentu banyak sekali

disebabkan oleh faktor kimia yang terdapat pada tanaman, baik secara kualitatif

maupun secara kuantitatif. Faktor biokimia ini dalam dua golongan, yaitu yang

menghambat proses fisiologi dan kurangnya salah satu unsur pakan yang

Universitas Sumatera Utara

Page 24: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

diperlukan oleh serangga pada tanaman. Penghambat fisiologi antara lain adalah

alkaloida beracun yang banyak pada tumbuhan. Unsur pakan (gizi) berpengaruh

terhadap kehidupan serangga. Bagi serangga, karbohidrat (sukrose, fuktose)

merupakan sumber energi terbesar guna keperluan sistem reproduksi dan lama

hidup (Sodiq, 2009).

Berdasarkan efek yang dapat dilihat, mengelompokkan sistem ketahanan

tanaman terhadap serangga herbivora menjadi tiga, yaitu antixenosis, antibiosis,

dan toleran. Antixenosis merupakan proses penolakan tanaman terhadap serangga

ketika proses pemilihan inang karena terhalang oleh adanya struktur morfologi

tanaman seperti trikoma pada batang, daun, dan kulit yang tebal dan keras yang

bertindak sebagai barier mekanis bagi serangga hama (Suharsono, 2006).

Kerusakan tanaman oleh hama dapat mencapai lebih dari 50%, tetapi

belum pernah ada dalam sejarah bahwa suatu spesies tanaman musnah dari alam,

disebabkan oleh hama. Hal ini menggambarkan bahwa secara alamiah tanaman

mempunyai sistem perlindungan terhadap hama sehingga menjadi tahan. Suatu

varietas disebut tahan apabila : (1) Memiliki sifat-sifat yang memungkinkan

tanaman itu menghindar, atau pulih kembali dari serangan hama pada keadaan

yang akan mengakibatkan kerusakan pada varietas lain yang tidak tahan, (2)

Memiliki sifat-sifat genetik yang dapat mengurangi tingkat kerusakan yang

disebabkan oleh serangan hama, (3) Memiliki sekumpulan sifat yang dapat

diwariskan, yang dapat mengurangi kemungkinan hama untuk menggunakan

tanaman tersebut sebagai inang, atau (4) Mampu menghasilkan produk yang lebih

banyak dan lebih baik dibandingkan dengan varietas lain pada tingkat populasi

hama yang sama (Muhuria, 2003).

Universitas Sumatera Utara

Page 25: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Salah satu upaya dalam peningkatan ketahanan tanaman adalah varietas

yang digunakan dalam budidaya. Varietas dengan tingkat ketahanan yang lebih

tinggi terhadap serangga hama telah berevolusi terhadap beberapa tanaman.

Strategi untuk memproduksi varietas resisten terhadap serangga adalah dengan

mengidentifikasi sumber gen resistansi untuk hama tertentu dan

menggabungkannya menjadi varietas tanaman yang lebih baik melalui silsilah /

penyulingan silang balik. Varietas tanaman tahan membantu untuk mencapai

peningkatan besar dalam produksi tanaman yang menghasilkan di banyak belahan

dunia. Varietas seperti itu telah memainkan peran penting dalam 'revolusi hijau' di

Asia Selatan dan Tenggara. Namun, strategi tersebut tidak membantu

menstabilkan hasil panen, karena varietas dibentuk untuk ketahanan suatu hama.

Ketahanan tanaman berhubungan dengan ekspresi toleransi ditentukan oleh

genetik yang melekat untuk kemampuan tanaman

(Sadasivam dan Thayumanavan, 2003).

Varietas Padi (Oryza sativa L.)

Varietas Ciherang merupakan salah satu varietas padi sawah yang berasal

dari persilangan IR18349-53-1-3-1-3/3*IR19661-131-3-1-3//4*IR64 dan

mempunyai bentuk gabah panjang ramping, warna gabah kuning bersih dan

memiliki tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa 23% dan kadar glikemik 54%.

Tekstur nasi pulen dan rata-rata hasil 6 ton/ha. Varietas Ciherang tahan terhadap

wereng batang coklat biotipe 2 dan 3 serta tahan terhadap bakteri hawar daun

(HDB) strain III dan IV (Suprihatno et al., 2009).

Varietas Mekongga merupakan salah satu varietas padi sawah yang

berasal dari persilangan S4663-5D-KN-5-3-3-A2790/2* dan mempunyai bentuk

Universitas Sumatera Utara

Page 26: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

gabah panjang ramping, warna gabah kuning bersih dan memiliki tekstur nasi

pulen dengan kadar amilosa 23% dan kadar glikemik 88%. Tekstur nasi pulen dan

rata-rata hasil 6 ton/ha. Varietas Mekongga agak tahan terhadap wereng batang

coklat biotipe 2 dan 3 serta agak tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri

(HDB) strain IV (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2017).

Varietas Inpari 32 merupakan salah satu varietas padi sawah yang berasal

dari persilangan BP10620F-BB4-14-BB8/IRBB*IR64 dan mempunyai bentuk

gabah panjang ramping, warna gabah kuning bersih dan memiliki tekstur nasi

pulen dengan kadar amilosa 23,46%. Tekstur nasi pulen dan rata-rata hasil 6,30

ton/ha. Varietas Inpari 32 agak tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1, 2

dan 3 serta tahan terhadap bakteri hawar daun (HDB) strain III, tahan blas ras 073,

dan agak tahan tungro ras lanrang (Wahab et al., 2017).

Varietas Mapan P-05 merupakan salah satu varietas padi hibrida yang

berasal dari persilangan antar CMS Jinzao A dengan Restorer Minghui 63 dan

mempunyai bentuk gabah ramping, warna gabah kuning bersih dan memiliki

tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa 23,48%. Tekstur nasi pulen dan rata-rata

hasil 9,52 ton/ha. Varietas Mapan P-05 agak peka terhadap wereng batang coklat

biotipe 1, 2 dan 3 serta agak tahan terhadap tungro dan bakteri hawar daun (HDB)

strain IV dan VIII (Kementerian Pertanian, 2006).

Universitas Sumatera Utara

Page 27: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan (25 meter dpl) mulai bulan Juli sampai dengan November

2017.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah kepik hitam P.pallicornis sebagai objek

penelitian,benih padi varietas Ciherang, Inpari 32, Mekongga, dan Mapan P-05,

Pupuk dasar yaitu Urea, KCL dan SP36 sesuai dengan dosis anjuran, tanah sawah

yang di campur dengan bahan organik sebagai media tanam dan fungisida untuk

mencegah penyakit busuk daun (blast) pada persemaian dan penanaman.

Alat yang digunakan adalah cangkul, ember 18 liter, toples/wadah

perbanyakan hama, sungkup bulat terbuat dari kasa dan kerangka bambu

berukuran 30 x 30 x 150 cm, timbangan analitik, mistar, jangka sorong, sabit

bergerigi, plastik, karet gelang, kayu label, ajir bambu, botol film atau pial, pinset,

kuas, kamera dan alat-alat tulis.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial

dengan dua faktor yaitu dengan waktu introduksi kepik hitam dan varietas padi.

Masing-masing diulang dengan 4 ulangan.

Faktor I : waktu introduksi kepik hitam, terdiri dari :

Universitas Sumatera Utara

Page 28: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

W0 : kontrol, tanpa P. pallicornis

W1 : introduksi P. pallicornis saat tanaman padi berumur 4 (mst)

W2 : introduksi P. pallicornis saat tanaman padi berumur 6 (mst)

W3 : introduksi P. pallicornis saat tanaman padi berumur 8 (mst)

W4 : introduksi P. pallicornis saat tanaman padi berumur 10 (mst)

Faktor II : Varietas Padi, yaitu terdiri dari :

V1 :Padi varietas Ciherang (tahan WBC biotipe 2, agak tahan WBC biotipe 3)

V2 :Padi varietas Inpari 32 (tahan WBC biotipe 1,2, agak tahan WBC

biotipe3)

V3 : Padi varietas Mekongga (agak tahan WBC biotipe 2 dan 3)

V4 : Padi varietas Mapan P-05 (agak rentan WBC 1,2 dan 3, agak tahan

tungro)

Masing-masing varietas padi yang akan diuji, ditanam pada ember

volume 18 liter dengan jumlah 1 tanaman per ember dan diulang empat kali,

sehingga didapatkan populasi 80 ember tanaman.

Jumlah ulangan sebanyak 4ulangan ,dua ulangan yang diperoleh dari:

(t-1) (r-1) ≥ 15

15r – 19 ≥ 15

19r ≥ 34

r ≥ 34/19

r ≥ 1,8

Jumlah tanaman seluruhnya : 80 tanaman

Model linier dari rancangan yang digunakan adalah:

Universitas Sumatera Utara

Page 29: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Yij = µ + αi + ∑ij

Dimana:

Yij : Nilai pengamatan pada suatu percobaan yang memproleh

perlakuan taraf ke-i dan taraf ke-j dari ulangan

µ : Nilai tengah umum

αi : pengaruh taraf ke-i dari perlakuan

∑ijk : pengaruh galat suatu percobaan yang memproleh perlakuan taraf

ke-i dan taraf ke-j dari ulangan.

Data hasil penelitian dianálisis secara statistik dengan menggunakan sidik

ragam. Terhadap sidik ragam yang nyata, maka dilanjutkan analisis lanjutan

dengan menggunakan UJGD (Uji Jarak Ganda Duncan) dengan taraf 5% (Stell

dan Torrie, 1993).

Universitas Sumatera Utara

Page 30: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Pelaksanaan Penelitian

Pengisian Media Tanam

Media tanam berupa ember berjumlah 80 ember dengan ukuran 22 liter

yang berisi tanah sawah yang telah dicampur dengan pupuk organik dengan

perbandingan 3 : 1. Tanah dimasukkan ke dalam ember sebanyak 4/5 bagian,

dengan menggunakan cangkul. Selanjutnya diberi pupuk dasar yang terdiri dari

Urea, KCL dan SP36 sesuai dengan dosis anjuran.

Persemaian dan Penananam

Untuk mencegah penyakit busuk daun (blast), sebelum benih ditabur

terlebih dahulu dicampur fungisida yang mengandung bahan aktif Simoksanil 8%

dan Mankozeb 64% dengan dosis 8 g/kg benih. Selanjutnya benih disemai

diwadah persemaian kemudian saat bibit berdaun 2 – 3 atau berumur 10 – 15 hari

bibit dari persemaian dipindahkan ke ember yang telah berisi media tanam. Pada

kondisi ini tanaman baru pindah tanam, dan menjadi dasar penghitungan hari

setelah tanam (hst). Setiap ember diberi air hingga ketinggian 3 cm.

Pemeliharaan

Pengelolaan hama dan penyakit dilakukan secara intensif, dimulai dengan

perlakuan benih. Untuk pengendalian gulma dilakukan sesuai dengan kondisi

pertanaman.

Pengaturan Air

Pengairan diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan saat introduksi

Universitas Sumatera Utara

Page 31: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

hama, air diberikan secukupnya sehingga kondisi macak-macak.

Pemupukan

Pemupukan Urea dilakukan 3 kali dengan dosis 2 gr/ember yang diberikan

masing-masing pada 7 hst, 21 hst dan 42 hst. Pemberian SP36 dan KCl sebanyak

3 kali dan dilakukan bersama-sama dengan dosis sesuai anjuran. Urea pada tahap

kedua didasarkan pada BWD sesuai rekomendasi jenis pupuk dan dosis

pemupukan.

Penyediaan Paraeucosmetus pallicornis

P. pallicornis yang digunakan dalam penelitian berasal dari sentra

pertanaman padi di Kabupaten Langkat.P. pallicornis diambil dari lapangan

dengan menggunakan jaring serangga atau penangkapan secara langsung dari

pangkal batang dan bulir padi.Serangga uji diperoleh dengan mengumpulkan

serangga nimfa dari lahan pertanian padi sawah di Kabupaten Langkat Desa

Padang Cermin kemudian dipelihara sampai serangga menjadi imago dengan

memberi pakannya yaitu batang dan bulir padi.

Inokulasi Imago Paraeucosmetus pallicornis ke Tanaman Uji

Imago P. pallicornis diinokulasi dengan cara memasukkan 3 pasang kepik

hitam/ember ke bagian pangkal daun dekat batang sesuai dengan masing-masing

perlakuan. Selanjutnya setiap tanaman disungkup dan pengamatan dilakukan

seminggu sekali setelah introduksi.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Peubah Amatan

1. Diameter batang tanaman padi

Pengamatan ketebalan batang tanaman padi menggunakan jangka sorong

digital dengan mengukur ketebalan batang tanaman padi tepat dibawah titik

tumbuh daun pertama.

2. Jumlah anakan/rumpun

Jumlah anakan/rumpun dihitung tiap rumpun yang ditetapkan dengan cara

menghitung semua jumlah batang dikurangi dua batang. Penghitungan jumlah

anakan per rumpun dilakukan pada setiap perlakuan.

3. Persentase gabah hampa/malai (%)

Gabah hampa dipisahkan dari gabah yang bernas atau berisi, kemudian

dihitung persentase gabah hampa dengan rumus sebagai berikut :

100%

4. Bobot 100 butir gabah

Sampel gabah bernas diambil secara acak pada setiap kombinasi

perlakuan, selanjutnya dikeringkan menggunakan oven sampai kadar air +13%

dan ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik.

5. Jumlah populasi P. pallicornis setelah introduksi

Populasi dari P. pallicornisdihitung pada setiap kombinasi perlakuan

dengan cara menghitung satu persatu pada setiap tanaman.

6. Bobot Kering Tanaman

Persentase gabah hampa = Jumlah gabah hampa x 100% Jumlah gabah total

Universitas Sumatera Utara

Page 33: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Seluruh tajuk tanaman dikeringkan dalam oven kemudian ditimbang

dengan menggunakan timbangan analitik.

7. Intensitas Serangan (%)

Kerusakan akibat serangan kepik hitam dikategorikan pada kerusakan

mutlak sebagaimana pada serangan WBC. Sehingga, intensitas serangan dihitung

dengan rumus sebagai berikut :

𝐼𝐼 =Σ𝑖𝑖=0𝑧𝑧 (𝑛𝑛1𝑣𝑣1)𝑍𝑍.𝑁𝑁

× 100%

Keterangan :

I : Intensitas serangan kerusakan tanaman (%)

ni : Banyaknya bagian tanaman dengan contoh skala kerusakan ke -i

vi : Nilai skala kerusakan contoh ke-i

N : Jumlah tanaman atau bagian tanaman yang diamati

Z : Nilai skala kerusakan tertinggi. (Sumber : Deptan, 2007)

Penghitungan intensitas dilakukan seminggu setelah serangga

diinokulasikan pada setiap perlakuan. Nilai skala kerusakan akibat serangan kepik

hitam berpedoman terhadap skala kerusakan yang ditetapkan oleh Deptan (2007)

yaitu sebagai berikut :

0 : tanaman sampel tidak menunjukkan gejala kerusakan

1 : sebagian daun pertama menguning, belum terjadi kelayuan tanaman

3 : sebagian daun pertama dan kedua menguning, daun agak layu

5 : sebagian besar daun menguning, bagian bawah layu, tanaman agak kerdil

atau 10–25% bagian tanaman layu.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

7 : daun mengeriting dan hampir layu semua, tanaman sangat kerdil atau

lebih dari setengah tanaman layu.

9 : layu sempurna, tanaman mati. (Sumber : Deptan, 2007).

Secara kuantitatif, kerusakan akibat serangan hama tanaman padi

dikategorikan dalam : kerusakan ringan (intensitas serangan < 25 %), kerusakan

sedang (intensitas serangan 25 – 50 %), kerusakan berat (intensitas serangan 50 –

90%), dan kategori puso bila kerusakan > 90 % (Deptan, 2007).

Tingkat ketahanan terhadap hama dihitung dengan menggunakan skoring

sebagai berikut :

Intensitas serangan Skala Ketereangan 0 0 sangat tahan

1- 20 1 tahan 21 – 40 2 agak tahan 41 – 60 3 agak peka 61 – 80 4 peka 81 - 100 5 sangat peka

Sumber : International Rice Research Institute (IRRI), 2005.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gejala Serangan Paraeucosmetus pallicornis

Hasil pengamatan terhadap tanaman yang diintroduksi Paraeucosmetus

pallicornismenunjukkan gejala dibagian permukaan daun dan bulir padi. Gejala

yang ditimbulkan oleh hama ini adalah adanya bercak kehitaman akibat tusukan

stilet pada permukaan daun pada fase vegetatif dan bulir berwarna hitam serta

hampa pada fase generatif. Pada berbagai varietas yang diuji persentase tertinggi

dari serangan P. pallicornis adalah varietas Mapan P-05 dengan rataan intensitas

serangan 7,48% dan tingkat terendah yaitu varietas Ciherang dengan rataan

intensitas serangan 2,29%. Padavarietas Ciherang gejala terdapat pada helaian

daun dan bulir tetapi gejalanya tidak terlalu luas, sedangkan pada varietas Mapan

p-05 gejala terdapat pada daun dan juga bulir tetapi gejala serangan yang jelas

terlihat terdapat dibagian bulir padi dan serangannya begitu tampak jelas. Helaian

daun terlihat bintik-bintik kehitaman bekas dari tusukan stilet P. pallicornis dan

bulir berwarna kehitaman serta isi dari bulir menjadi hampa. Salaki dan senewe

(2012) menyatakan bahwa intensitas serangan ditunjukan adanya bercak di bagian

daun dan pangkal batang serta adanya kerusakan bulir yang terdapat pada malai

tanaman padi. Sedangkan gejala serangannya yaitu berupa tusukan stilet berwarna

bintik hitam dan perubahan warna bulir tanaman padi menjadi coklat kehitaman.

Gejala serangan pada tanaman padi dapat dilihat pada Gambar 3.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Gambar 3. Tanaman padi yang terserang hamaP. pallicornis(a) bagian bulir yang menunjukkan gejala (b) bagian daun yang menunjukkan gejala

Pengaruh Jenis Varietas terhadap intensitas serangan P. pallicornispada

tanaman padi

Hasil analisis statistik diperoleh bahwa intensitas serangan berpengaruh

nyata terhadap varietas yang diuji. Tabel 1 menunjukkan bahwa pada pengamatan

W1 (4 mst) intensitas serangan tertinggi P. pallicornisterdapat pada perlakuan V4

(varietas Mapan P-05) sebesar 13,49% dan terendah pada perlakuan V1 (varietas

Ciherang) sebesar 1,35%. Pada pengamatan W4 (11 mst) intensitas serangan

tertinggi P. pallicornisterdapat pada perlakuan V4 (varietas Mapan P-05) sebesar

14,50%, V2 (varietas Inpari 32) sebesar 7,91%, V1 (Varietas Ciherang) sebesar

7,62%, dan terendah pada perlakuan V3 (varietas Mekongga) sebesar 7,53%. Hal

ini menunjukkan bahwa jenis varietas yang lebih baik digunakan untuk

mengendalikan P. pallicornisadalah varietas Ciherang. Hal ini sesuai dengan

pernyataanSalaki dan Senewe (2012) bahwa P. pallicornismenyerang bulir

a b

a b

Universitas Sumatera Utara

Page 37: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

tanaman padi mulai pengisian susu, matangsusu sampai padi mulai menguning.

Jadi terlihat terjadi kompetisi dalam memperebutkan makanan karena adanya

keinginan untuk mempertahankan kelangsungan hidup.

Intensitas serangan (%)

Tabel 1. Rataan Intensitas serangan pada setiap waktu introduksi

Varietas

Waktu Infestasi 4 MST (W1)

6 MST (W2)

8 MST (W3)

10 MST (W4) Rataan

-----------------------Intensitas serangan (%)------------------

Ciherang (V1) 1.35 cd 1.29 cd 1.22 cd 7.62 ab 2.29 Inpari 32 (V2) 1.50 cd 1.43 cd 2.79 cd 7.91 ab 2.73

Mekongga (V3) 3.61 c 1.10 cd 3.21 cd 3.61 bc 3.09 Mapan P-05 (V4) 13.49 ab 1.41 cd 8.00 ab 14.50 a 7.48

Rataan 4.99 1.31 3.81 9.39 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang

sama menunjukkan berbeda nyata pada Uji Duncan taraf 5%.

Dari Tabel 1 di atas dan berdasarkan analisa sidik ragam intensitas

serangan (Lampiran 6), menunjukkan bahwa varietas padi berpengaruh nyata

terhadap intensitas serangan P. pallicornis. Intensitas serangan pada varietas

Mapan P-05 pada perlakuan W1 lebih besar dan berbeda nyata berdasarkan uji

lanjut dibandingkan varietas lainnya sejak pengamatan pertama hingga terakhir

(11 mst). Sedangkan pada perlakuan W2, intensitas serangan tertinggi varietas

Inpari 32 dan tidak berbeda nyata dengan varietas lainnya pada pengamatan W2.

Selanjutnya pada pengamatan W3 dan W4 cenderung intensitas tertinggi adalah

varietas Mapan P-05 dan bebrbeda nyata berdasarkan uji lanjut dibandingkan

varietas lainnya pada pengamatan W3 dan W4 sampai pengatan terakhir yaitu 11

mst. Varietas yang memiliki intensitas serangan terendah pada pengamatan 1

mingguan pada setiap perlakuan waktu introduksi cenderung berubah-ubah.

Namun secara umum, V1 (Ciherang) memiliki tingkat serangan yang relatif lebih

Universitas Sumatera Utara

Page 38: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

rendah dibandingkan rataan umum serangan pada varietas lainnya. Namun

demikian, berdasarkan skoring yang ditetapkan oleh Deptan (2007), dari keempat

varietas yang diuji sampai pada pengamatan 11 mst pada setiap perlakuan W

maka keempat varietas dapat dikategorikan pada skala 1 (tahan). Terdapat

perbedaan intensitas serangan pada varietas padi yang diuji, hal ini

mengindikasikan adanya perbedaan ketahanan varietas tersebut terhadap

P. pallicornis. Smith (2005) menyatakan bahwa ketebalan jaringan pembuluh

pada tanaman merupakan bentuk reaksi pertahanan tanaman terhadap gangguan

serangga. Ketebalan dan bentuk dinding sel merupakan struktur fisik yang dapat

menjadi penghalang bagi aktifitas makan serangga.

Dari Tabel 1 berdasarkan sidik ragam intensitas serangan (lampiran 6)

bahwa seluruh tanaman dari berbagai varietas yang diuji terserang hamaP.

pallicornishal ini dapat dilihat dari grafik pengamatan pada minggu intensitas

serangan hama dari W1 (5 mst) sampai dengan W4 (11 mst).Persentase intensitas

serangan hamadilihat di Gambar 3.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

V1 V2 V3 V4

Inte

nsita

s ser

anga

n (%

)

Perlakuan

W0

W1

W2

W3

W4

V1 : Ciherang V2 : Inpari 32 V3 : Mekongga V4 : Mapan P-05

Universitas Sumatera Utara

Page 39: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Gambar 4. Histogram persentase intensitas serangan yang disebabkan oleh P. pallicornis (5 mst sampai dengan 11 mst)

Pada Gambar 3 menunjukkan bahwa padaW1 (5 mst) sudah ada intensitas

serangan pada seluruh varietas yang diuji. Pada perlakuan W1 (5 mst) sebesar

1,35% mulai muncul tanaman yang terserang. Pada perlakuan Mapan P-05

sebesar 14,50% yang memiliki intensitas tertinggi kemudian menyusul dengan

perlakuan mekongga, inpari 32, dan ciherang sebesar 7,62% pada W4 (11 mst).

Dari W1-W4 menunjukkan hasil yang berbeda nyata antar varietasnya. Pada 5

mstintensitas serangan tertinggi di perlakuan Mapan P-05 dan Mekongga.

Untung (2010) menyatakan adanya populasi serangga hama di suatu tanaman

akan menimbulkan luka (njury) pada tanaman. Dimana setiap bentuk

penyimpangan fisiologis tanaman sebagai akibat aktivitas serangga hama yang

hidup, berada dan makan pada tanaman tersebut. Luka tanaman dapat

mengakibatkan terjadinya kerusakan. Kerusakan adalah kehilangan hasil yang

dirasakan oleh tanaman (petani) akibat adanya populasi hama atau serangan hama

antara lain dalam bentuk penurunan kuantitas dan kualitas hasil.

Hasil studi Ashari dan Rusastra (2014) menunjukkan bahwa secara teori

dan faktual di beberapa negara lain padi hibrida memiliki potensi hasil lebih tinggi

dari inbrida asalkan memenuhi persyaratan agronomis. Namun demikian,

pengembangan hibrida di luar negara Cina secara umum masih menghadapi

sejumlah kendala di antaranya ketidakstabilitan produksi, kerentanan terhadap

hama penyakit, harga benih yang mahal, kualitas gabah yang rendah, dan rasa nasi

yang belum sesuai dengan keinginan konsumen. Dalam konteks Indonesia, di

mana padi hibrida masih menjadi komoditas yang relatif baru (inovasi), maka

dalam pengembangan memerlukan tahapan-tahapan yang terencana dan proses

Universitas Sumatera Utara

Page 40: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

sosialisasi yang matang. Massalisasi padi hibrida melalui program dan hanya

berorientasi pada target realisasi menyebabkan ketidakefektifan baik dari sisi

capaian output maupun anggaran. Kondisi agroekosistem serta karakteristik petani

baik aspek sosial, ekonomi dan budaya menjadi faktor kunci bagi keberhasilan

pengembangan padi hibrida ke depan.

Diameter Batang Tanaman Padi Berbagai Varietas (mm)

Data pengamatan diameter batang diambil dengan menggunakan jangka

sorong digital pada batang tanaman padi. Diameter batang tanaman padi berbagai

tebu varietas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan diameter batang pada setiap varietas dan waktu introduksi

Varietas

Waktu Infestasi Tanpa

Infestasi (W0)

4 MST (W1)

6 MST (W2)

8 MST (W3)

10 MST (W4) Rataan

-------------------- Diameter Batang (mm)----------

Ciherang (V1) 3.95 f 4.19 ef 4.67 ef 8.48 bc 9.54 a 6.17 Inpari 32 (V2) 3.95 f 4.69 ef 4.12 ef 8.68 abc 7.42 d 5.78

Mekongga (V3) 3.98 f 4.45 ef 4.15 ef 9.06 ab 8.36 bcd 6.00 Mapan P-05 (V4) 4.13 ef 5.02 e 4.84 ef 9.05 ab 9.04 ab 6.42

Rataan 4.00 4.59 4.45 8.82 8.60 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang

sama menunjukkan berbeda nyata pada Uji Duncan taraf 5%.

Dari Tabel 2 di atas dan berdasarkan analisa sidik ragam ketebalan diameter

batang tanaman padi (Lampiran 7), menunjukkan bahwa varietas padi

berpengaruh nyata terhadap diameter batang tanaman padi. Diameter batang

tanaman padi pada varietas Mapan P-05 pada W0, W1 dan W2 cenderung lebih

tebal dan berbeda nyata berdasarkan uji lanjut dibandingkan diameter batang

varietas lainnya. Sedangkan pada perlakuan W3, diameter batang tanaman padi

tertinggi pada varietas Mekongga dan tidak berbeda nyata terhadap varietas

Universitas Sumatera Utara

Page 41: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

lainnya. Selanjutnya pada pengamatan W4 diamater batang tertinggi pada varietas

ciherang dan berbeda nyata terhadap varietas lainnya. Varietas yang memiliki

ketebalan diameter terendah pada pengamtan 1 mingguan pada setiap perlakuan

cenderung berubah-ubah.

Pada pengamatan yang telah dilakukan diameter batang tanaman dengan

hasil tertinggi pada varietas Mapan P-05 (6,42 mm) dan diameter batang tanaman

terendah pada varietas Inpari 32 (5,78 mm). Besarnya diameter batang tentu

dipengaruhi oleh pertumbuhan setiap varietas yang berbeda dikarenakan pada

pembentukan pertumbuhan batang, dimana setiap varietas memiliki daya

konsumsi hara yang berbeda. Kerusakan langsung terjadi yang diakibatkan oleh

organisme pengganggu tanaman dapat mengakibatkan kerusakan pada batang,

daun, bunga, biji, dan cabang yang akhirnya membuat jaringan pada bagian

tanaman sulit untuk mengalami pertumbuhan kemudian tanaman layu (Kavitha

dan Reddy, 2012).

Jumlah Anakan Tanaman Padi Berbagai Varietas pada 5 - 11 MST (batang)

Hasil pengamatan jumlah anakan tanaman padi yang diuji pada 5-11 mst

dilakukan dengan cara menghitung anakan keseluruhan dikurangi 2 anakan yang

sebagai anakan utama. Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa jumlah anakan

berpengaruh nyata. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Tabel 3. Rataan jumlah anakan pada setiap varietas dan waktu introduksi

Varietas

Waktu Infestasi Tanpa

Infestasi (W0)

4 MST (W1)

6 MST (W2)

8 MST (W3)

10 MST (W4) Rataan

---------------------- Jumlah Anakan (Batang)---------

Ciherang (V1) 10.50 g 7.50 i 12.75 ef 14.75 bc 15.75 a 12.25 Inpari 32 (V2) 9.00 h 6.50 j 9.25 h 12.25 f 13.50 de 10.10

Mekongga (V3) 10.75 g 7.75 i 15.25 ab 14.50 bc 15.00 abc 12.65 Mapan P-05 (V4) 9.50 h 9.50 h 13.00 ef 13.50 de 14.25 cd 11.95

Rataan 9.94 7.81 12.56 13.75 14.63 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang

sama menunjukkan berbeda nyata pada Uji Duncan taraf 5%. Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah anakan pada berbagai verietas padi

dengan jumlah anakan tertinggi yaitu varietas Mekongga (12,65 batang) berbeda

nyata dengan varietas Inpari 32 (10,10 batang). Perbedaan pada jumlah anakan

tanaman padi dipengaruhi oleh jenis varietas serta morfologi dari varietas padi

tersebut. Pada varietas Mekongga, dalam deskripsi varietas berdasarkan Balai

Besar Tanaman Padi (2010) menyatakan bahwa jumlah anakan varietas ini

tergolong sedang(13-16 batang) (Lampiran 2). Banyaknya jumlah anakan padi

tentu berpengaruh pada produksi padi. Pengelolaan tanaman yang dapat

mengontrol munculnya anakan tanaman padi dapat meningkatkan jumlah biji

secara nyata, yang dapat memacu pembentukan gabah isi tiap malai (Lafarge et

al., 2004). Varietas Mekongga memiliki rumpun yang banyak walaupun

produksinya belum termasuk kategori produksi tertinggi dalam penelitian ini.

Jumlah anakan terendah didapatkan pada varietas Inpari 32 (10,10 batang)

Pada perlakuan ini persentase serangan hamahanya sebesar 5,38%. Intensitas

serangan hama pada varietas mekongga lebih rendah dari perlakuan varietas

Universitas Sumatera Utara

Page 43: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Mapan P-05. Kemungkinan hal ini dikarenakan sifat genetis dari ketahanan

varietas pada tanaman tersebut.

Bobot Kering Tajuk Tanaman Padi Berbagai Varietas (g)

Cara pengambilan tajuk tanaman adalah dengan memotong pangkal batang

tanaman padi agar terpisah dari akar dengan menggunakan alat pemotong berupa

pisau agar tajuk dapat terpisah dari akar. Tajuk tanaman dikeringkan di dalam

oven kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik yang bermerk Kenko.

Bobot kering tajuk tanaman tiap varietas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan bobot kering tajuk pada setiap varietas dan waktu introduksi

Varietas

Waktu Infestasi Tanpa

Infestasi (W0)

4 MST (W1)

6 MST (W2)

8 MST (W3)

10 MST (W4) Rataan

--------------------- Bobot Kering Tajuk(g)---------

Ciherang (V1) 104.65a 70.96 i 80.45 h 70.15 ij 67.03 l 78.65 Inpari 32 (V2) 86.95 fg 69.80 j 91.25 e 60.62 n 64.22 m 74.57 Mekongga (V3) 57.70 o 67.97 k 80.97 gh 66.32 l 53.66 v 65.33 Mapan P-05 (V4) 101.22c 94.30 d 102.95 b 81.87 g 64.40 m 88.95

Rataan 87.63 75.76 88.91 69.74 62.33 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang

sama menunjukkan berbeda nyata pada Uji Duncan taraf 5%. Dari Tabel 4 di atas dan berdasarkan analisa sidik ragam bobot kering

tanaman padi intensitas serangan (Lampiran 9), menunjukkan bahwa varietas padi

berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk tanaman padi. Bobot kering tajuk

tanaman padi pada varietas ciherang tertinggi terdapat di perlakuan W0 dan

berbeda nyata terhadap bobot kering tajuk pada varietas lainnya. Selanjutnya

Mapan P-05 pada W1, W2 dan W3 cenderung lebih berat dan berbeda nyata

berdasarkan uji lanjut dibandingkan bobot kering tajuk varietas lainnya.

Sedangkan pada perlakuan W4, bobot kering tajuk tanaman padi tertinggi pada

varietas Ciherang dan berbeda nyata terhadap varietas lainnya. Varietas yang

Universitas Sumatera Utara

Page 44: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

memiliki bobot kering tajuk tertinggi pada setiap mingguan perlakuan cenderung

berubah-ubah.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bobot kering tajuk pada berbagai

varietas tanaman padi tertinggi pada varietas Mapan P-05 (88,95g) dan berbeda

nyata dengan varietas Mekongga (65,33 g). Pada varietas memiliki rata-rata bobot

berat kering yang lebih berat dikarenakan pada varietas Mapan P-05 memiliki

daun yang banyak serta ketinggian tanaman varietas ini lebih tinggi dibandingkan

dengan varietas lain, dikarenakan ketinggian tanaman mempengaruhi bobot dari

tajuk tanaman. Sedangkan pada varietas Mekongga, tinggi tanamannya masih

dibawah tinggi tanaman varietas lainnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh Yulianingtyas et al. (2015) dan Siregar (2010) bobot kering total tanaman

dan bobot segar total tanaman saling mempengaruhi. Semakin besar bobot segar

total tanaman, maka nilai bobot kering total tanaman juga semakin besar serta

ukuran benih memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat kering tanaman.

Bobot 100 bulir Tanaman Padi Berbagai Varietas (g)

Pengambilan data bobot 100 bulir dengan cara bulir yang sudah dipanen

dikering ovenkan selama 24 jam dalam suhu 105 o

Tabel 5. Rataan bobot 100 bulir pada setiap varietas dan waktu introduksi

c. setelah di oven, ditimbang

dengan timbangan analitik yang bermerk Kenko. Bobot 100 bulir tanaman padi

berbagai varietas dapat dilihat pada Tabel 5.

Varietas

Waktu Infestasi Tanpa

Infestasi (W0)

4 MST (W1)

6 MST (W2)

8 MST (W3)

10 MST (W4) Rataan

-----------------------Bobot 100 bulir (g)-------------

Ciherang (V1) 1.87 f 2.10 ef 2.00 ef 2.05 bc 2.02 a 2.01 Inpari 32 (V2) 2.12 f 2.22 ef 2.22 ef 2.12 abc 1.92 d 2.12 Mekongga (V3) 1.80 cd 2.22 ef 1.77 ef 2.17 ab 1.85 ab 1.97

Universitas Sumatera Utara

Page 45: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Mapan P-05 (V4) 1.77 ef 1.37 e 0.67 ef 2.20 ab 1.12 ab 1.43 Rataan 1.89 1.98 1.67 2.14 1.73

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada Uji Duncan taraf 5%.

Tabel 5 menunjukkan bahwa bobot 100 bulir berbagai varietas tanaman

padi dengan bobot tertinggi pada varietas Inpari 32 yang berbedanyata dengan

varietas Mapan P-05. Sesuai dengan deskripsi varietas bobot padi Inpari 32

memiliki bobot yang tergolong sedang dikarenakan varietas ini merupakan

VUB(varietas unggul baru), dari deskripsi ini maka bobot 100 bulir berpengaruh

nyata dengan introduksi P. pallicornis.Wahyuni et al., (2010) menyatakanhasil

dari pertanaman padi (gabah) dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu genetik,

kondisi abiotik dan biotik. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa hasil gabah

(GKP) sangat dipengaruhi oleh kesesuaian varietas yang ditanam, keberadaan dan

keparahan serangan hama penyakit dan kondisi lingkungan tumbuh (ketersediaan

air, pemupukan yang sesuai, kerebahan tanaman karena angin)(Wahyuni et

al.,2010).

Bobot terendah didapat pada varietas Mapan P-05 (1,43 g) yang berbeda

nyata dengan varietas Inpari 32 (2,12 g), Ciherang (2,01 g), dan varietas

Mekongga (1,97 g). Terjadi pergeseran bobot berat yaitu pada deskripsi varietas

Mapan P-05 (3,7). Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan faktor genetik yang yang

mempengaruhi hasil gabah mencakup sifat fisiologik, morfologi tanaman,

danketahanan terhadap hama penyakit. Setiap karakter fisiologik tanaman dapat

mempengaruhi hasil dalam berbagai cara seperti efisiensi fisiologis tanaman

dalamsistem produksi, termasuk tingkat kegagalan dan sterilitas gabah. Hasil

gabah dipengaruhi oleh potensi genetik dari suatu varietas (Singh et al., 2013).

Universitas Sumatera Utara

Page 46: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Gabah Hampa Tanaman Padi Berbagai Varietas (%)

Persentase gabah hampa dihitung dengan cara memisahkan gabah hampa

dari gabah yang bernas/berisi, kemudian dihitung dengan menggunakan rumus.

Persentase gabah hampa tanaman padi dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rataan persentase gabah hampa pada setiap varietas dan waktu introduksi

Varietas

Waktu Infestasi Tanpa

Infestasi (W0)

4 MST (W1)

6 MST (W2)

8 MST (W3)

10 MST (W4) Rataan

--------------Rataan Persentase gabah hampa (%)---------

Ciherang (V1) 27.19 i 21.71 k 15.10 m 27.43 i 21.27 k 22.54 Inpari 32 (V2) 20.65 k 24.78 j 40.38 f 32.84 h 42.28 e 32.19 Mekongga (V3) 24.98 j 27.99 i 18.56 l 37.08 g 25.69 j 26.87 Mapan P-05 (V4) 52.42 c 54.75 b 72.06 a 44.89 d 45.12 d 53.86

Rataan 31.31 32.31 36.53 35.56 33.60 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang

sama menunjukkan berbeda nyata pada Uji Duncan taraf 5%.

Dari Tabel 6 di atas dan berdasarkan analisa sidik ragam persentase gabah

hampa tanaman padi (Lampiran 10), menunjukkan bahwa varietas padi

berpengaruh nyata terhadap persentase gabah hampa. Persentase gabah hampa

padi pada varietas mapan p-05 tertinggi terdapat pada perlakuan W0 dan berbeda

nyata terhadap varietas lainnya. Selanjutnya pada pengamatan W1 sampai dengan

W4 rataan persentase gabah hampa cenderung tertinggi terdapat pada varietas

Mapan P-05. Pada Pengamatan rataan mingguan persentase gabah hampa tertinggi

pada pengamatan introduksi W4 dan rataan persentase gabah hampa berdasarkan

perlakuan terdapat pada perlakuan W0 (tanpa introduksi).

Universitas Sumatera Utara

Page 47: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Pada hasil pengamatan menunjukkan bahwa persentase gabah tanaman

padi dengan persentase tertinggi didapat pada varietas mapan p-05 (53,86%) dan

berbeda nyata dengan varietas ciherang (22,54%). Dari hasil penelitian P.

pallicornis lebih nenyukai varietas Mapan P-05. Varietas ini merupakan varietas

hibridayang memiliki deskripsi bobot bulir 100 gram yaitu 3,7 gram. Dari

deskripsi tersebut maka bobot 100 bulir berpengaruh nyata terhadap introduksi

hama dan berbeda nyata terhadap varietas. Hal ini sesuai dengan literatur Salaki

dan Senewe (2012) yang menyatakan bahwa serangga Paraeucosmetus sp.

merupakan salah satu hama tanaman padi yang merusak isi bulir tanaman padi

sampai matang. Populasi dan tingkat serangan hama ini telah tersebar di beberapa

lokasi sentra produksi tanaman padi.

Populasi P. pallicornis setelah introduksi (ekor)

Jumlah populasi akhir P. pallicornisdihitung pada saat pemanenan bulir dan

tajuk tanaman dengan menghitung populasi setiap perlakuan. Jumlah populasi

akhir P. pallicornis dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rataan populasi akhir pada setiap varietas dan waktu introduksi

Varietas

Waktu Infestasi 4 MST (W1)

6 MST (W2)

8 MST (W3)

10 MST (W4) Rataan

----------------------------(ekor)-------------------------

Ciherang (V1) 16.00 c 11.50 f 11.50 f 6.75 g 9.15 Inpari 32 (V2) 12.50 ef 12.50 ef 14.50 d 12.00 f 10.3 Mekongga (V3) 16.00 c 13.25 e 14.75 d 16.50 c 12.1 Mapan P-05 (V4) 20.00 b 21.00 b 21.00 b 23.50 a 17.1

Rataan 16.125 14.5625 15.4375 14.6875 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang

sama menunjukkan berbeda nyata pada Uji Duncan taraf 5%. Dari Tabel 7 di atas dan berdasarkan analisa sidik ragam populasi akhir P.

pallicornis (Lampiran 12), menunjukkan bahwa varietas padi berpengaruh nyata

Universitas Sumatera Utara

Page 48: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

terhadap populasi akhir P. pallicornis. Populasi akhir P. pallicornis pada varietas

Mapan P-05 tertinggi terdapat pada perlakuan W1 dan berbeda nyata terhadap

varietas lainnya. Selanjutnya pada pengamatan W1 sampai dengan pengamatan

W4 populasi akhir P. pallicornis cenderung tertinggi terdapat pada varietas

Mapan P-05 dan berbeda nyata terhadap varietas lainnya. Populasi akhir P.

pallicornisterendah pada setiap rataan perlakuan varietas terdapat pada varietas

ciherang dan populasi akhir P. pallicornisterendah pada rataan perlakuan W

terdapat pada W2 (6 MST).

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa populasitertinggi terdapat pada

varietas Mapan P-05 (17,10 ekor) dan berbeda nyata dengan varietas Ciherang

(9,15 ekor) dan Inpari 32 (10,130 ekor). Perbedaan jumlah populasi P. pallicornis

dipengaruhi oleh perkembangbiakan hama pada tiap varietas. persentase gabah

hampa dipengaruhi oleh banyak hal. Diantaranya perbedaan salah satunya ialah

daya tarik hama terhadap varietas. Dari hasil penelitian P. pallicornis lebih

nenyukai varietas Mapan P-05. Perbedaan jumlah populasi dipengaruhi oleh

banyak hal. Anggraini et al., (2014) menyatakan tinggi rendahnya serangan hama

pada tanaman padi bergantung pada bagian tanaman padi yang diserang, baik

pada fase vegetatif atau pada fase generatif. Bagian tanaman padi yang diserang

juga berpengaruh terhadap populasi serangga hama tersebut. Sehingga dengan

tingginya tingkat populasi hama maka akan meningkat pula tingkat serangan pada

tanaman padi oleh serangga hama tersebut.

Tinggi populasi hama pada varietas Mapan P-05 dikarenakan pada varietas

ini merupahan varietas hibrida. Dimana deskripsi ketahanan hama terhadap

varietas ini ialah agak peka. Satoto et al.,(2009) menyebutkan bahwa kendala

Universitas Sumatera Utara

Page 49: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

utama yang aktual adalah beberapa varietas padi hibrida ada yang rentan terhadap

beberapa hama penyakit utama serta benih sulit diperoleh. Di samping itu, varietas

padi hibrida umumnya masih rentan terhadap hama dan penyakit menjadi

penghambat minat petani untuk adopsi. Selanjutnya, keragaman hasil panen pun

masih tidak stabil atau fluktuatif baik antarlokasi dan antarmusim. Sementara dari

sisi petani, sebagian belum memahami teknik budidaya padi hibrida dengan baik

dan benar.

Kriteria Ketahanan Berbagai Varietas pada Tanaman Padi

Penetapan ketahanan tanaman padi terhadap hamaP. pallicornis dilakukan

berdasarkan Standard Evaluation System for Rice (IRRI 2002)yaitu dengan

persentase intensitas serangan hama. Kriteria ketahanan 4 varietas diuji dapat

dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Ketahanan 4 varietas padi terhadap P.pallicornis Varietas Ketahanan Ciherang Tahan Inpari 32 Tahan Mekongga Tahan Mapan P-05 Tahan

Dari hasil penelitian didapatkan ketahanan beberapa varietas yang diujitahan

terhadap serangan P. pallicornis walaupun persentase intensitas serangan setiap

varietas berbeda. Seluruh varietas yang diuji diduga dikategorikan sebagai

kerusakan ringan.

Varietas Ciherang merupakan varietas yang tahan terhadap wereng coklat

biotipe 2 dan agak tahan dengan biotipe 3 (Lampiran 4), sehingga sesuai dengan

penelitian ini yang menunjukkan tahan. Ketahanan P. pallicornis dengan

intensitas serangannya sampai 50% disesuaikan dengan ketahanan tanaman

terhadap wereng coklat (Kaparang, 2011). Varietas Mekongga, Inpari 32 dan

Universitas Sumatera Utara

Page 50: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Mapan P-05 dari deskripsi tanaman agak tahan terhadap wereng coklat, maka

pada penelitian ini terjadi pergeseran ketahanan menjadi tahan terhadap P.

pallicornis. Berdasarkan penelitian ini terlihat bahwa beberapa varietas yang diuji

semula agak tahan (Lampiran 5) ternyata mengalami pergeseran menjadi tahan.

Keller et al., (2000) menyatakan terjadinya pergeseran ketahanan ini diduga

karena adanya perbedaan ketahanan hanya bersifat semu, yang akhirnya pada

suatu saat akan muncul kembali sifat rentan terhadap patogen. Disamping itu P.

pallicornismempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan

sehingga dapat mematahkan ketahanan varietas yang semula.

Berdasarkan hasil pengamatan dengan berbagai peubah amatan seperti

diameter batang, berat kering tajuk, jumlah anakan, bobot 100 bulir menunjukkan

hasil yang hampir sama. Varietas yang memiliki hasil cenderung tertinggi pada

berbagai peubah amatan tersebut. Intensitas serangan pada varietas-varietas

tersebut menunjukkan persentase yang cukup rendah secara berturut-turut (7,48%,

3,09%, 2,73%, dan 2,30%). Chamzurni et al., (2010) menyatakan hal ini diduga

karena tanaman memiliki ketahanan yang baik dari segi morfologinya. Hal ini

sesuai dengan mekanisme perlawanan yang diekspresikan oleh tanaman inang

baik perlawanan dalam bentuk ketahanan morfologi maupun biokimia .

Universitas Sumatera Utara

Page 51: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Gejala serangan hama kepik hitam Paraeucosmetus pallicornis adalah

adanya bintik kehitaman bekas tusukan stilet pada daun dan bulir

berwarna coklat kehitaman serta bulir menjadi hampa.

2. Intensitas serangan disebabkan olehP. pallicornislebih tinggi diperoleh

pada varietas Mapan P-05 pada 11 mst.

3. Pada berbagai peubah amatan agronomis menunjukkan hasil yang

hampir sama. Varietas yang berdasarkan deskripsitahan (Ciherang),

agak tahan (Mekongga), agak rentan (Inpari 32), agak peka (Mapan P-

05) menjadi varietas yang tahan terhadap serangan P. pallicornis.

4. Ketahanan tanaman terhadap P. pallicornisberdasarkan hasil

pengamatan bahwa empat varietas yang diuji menunjukkan bahwa

varietas yang diuji tahanterhadap P. pallicornis dengan persentase

intensitas serangan berbeda dan dalam kategori serangan ringan.

5. Pergeseran ketahanan pada beberapa varietas diduga karena faktor

lingkungan serta genetik yang berbeda tiap varietas.

Universitas Sumatera Utara

Page 52: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Saran

1. Varietas Ciherang dan Inpari 32 dapat menjadi pilihan dalam budidaya

padi dengan pola rotasi setiap musim tanam, untuk menghindari kerugian

yang lebih besar akibat serangan P. pallicornis.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penentuan skala

kerusakan pada tanaman padi secara lebih akurat karena sampai saat ini

skala kerusakan masih disamakan dengan skala kerusakan akibat WBC.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, S., Herlinda, S., Irsan, C., dan Umayah., A. 2014. Serangan Hama Wereng dan Kepik pada Tanaman Padi di Sawah Lebak Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal. Palembang. Ashari ., Rusastra I. W. 2014. Hybrid Rice Development: Lessons Learned from Asia’s Experience and Its Prospect for Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor. 32(2):103-121. Balai Karantina Pertanian Gorontalo, 2013. Ancaman Kepik Hitam Paraeucosmetus pallicornis (Dallas) pada Pertanaman Padi. Diakses dari http://gorontalo.karantina.pertanian.go.id

(07 Maret 2017).

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2017. Deskripsi Varietas Padi Unggul Baru. Diakses dari http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/. (12 Desember 2017).

BPS. 2015. Statistik Tanaman Padi dan Palawija Kabupaten Langkat. Diakses dari

http:/bps.go.id

(01 Maret 2017).

Champagne, ET. 2004. Rice Chemistry and Technology. Minnesota: American Association of Cereal Chemists, Inc.

Chamzurni, T, Ulim, MA, Dinnur, E. 2010. Uji Ketahanan Beberapa Varietas

Tomat Terhadap Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum f.sp lycopersici). J. Agrista. 14(2):62-6.

Deptan. 2007. Pedoman Pengamatan dan Pelaporan Perlindungan Tanaman Pangan. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Jakarta. Djafaruddin. 2008. Dasar-dasar Pengendalian Penyakit Tanaman. Bumi Aksara.

Jakarta. Estoy, G.F., J. R., B.M. Tabudlong, 2013. Biology of the Rice Grain Bug, Paraeucosmetuspallicornis (Dallas) (Hemiptera:Lygaeidae), A new Emerging Innsect Pest Of Rice. Abstracts of Paper Poster Paper Presentation. J.EntomolPhilipp.27(2):199-215. FAO. 2001. Rice in the World. In Report of the Fifth ExternalProgramme and Management Review of the International Plant Genetic Resources Institute. Http://www.fao.org/wairdocs/tac/x5801e/x5801e08.htm (accessed on 18 November 2017). IRRI Rice Knowledge Bank , 2005. Informasi Ringkas Teknologi Padi. Diakses dari http : // balitpa. litbang.deptan.go.id. (30 Januari 2017).

Universitas Sumatera Utara

Page 54: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Kaparang, C.L., Pelealu., Salaki. Ch. L. 2011. Populasi dan Intensitas Serangan Paraeucosmetuspallicornis Pada Tanaman Padi di Kabupaten Minahasa Selatan. J. Eugenia. 17(3):173-176.

Kavitha, K., Dharma K. Reddy. 2013. Screening Techniques for Different Insect Pests in Crop Plants. Intern J. Biores Stress Manag. 3(2):188-195. Kementerian Pertanian. 2006. Pelepasan Galur Padi Hibrida P.05 Sebagai

Varietas Unggul Dengan Nama Varietas Mapan-P.05. Diakses dari http://perundangan.pertanian.go.id/. (12 Desember 2017).

Lafarge, T., B. Tubana., and E. Pasuquin. 2004. Yield advantage of hybrid rice

induced by its higher control in tiller emergence, New direction for a diverse planet: Proceedings of the 4th International Crop Science Congress. Brisbane, Australia.Http:// cropscience. org.au/icsc2004 /poster/2/7/1/862_lafargeta.htm

. Diakses (11 November 2017).

Ma’rufah, D. 2008. Mekanisme Ketahanan, Pola Pewarisan Genetik dan Screening pada Varietas Unggul Tahan Hama. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret Press. Surakarta. Manalo A. J., Berto C J., Layaoen G M. Abdilla E S. dan Briones T C. 2014. Milestones. Philippine Rice Research Institute (PhilRice)Maligaya, Science City of Muñoz. Nueva Ecija. Muhuria, L. 2003. Strategi Perakitan Gen-Gen Ketahanan Terhadap Hama. Pengantar Falsafah Sains. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Patihong, R. 2011. Mengenal Biologi Kepik Hitam (Paraeucosmetus pallicornisDallas), Hemiptera: Lygaeidea.sebagai OPT Baru pada Tanaman Padi Di Sulawesi Selatan. IP3 OPT. Sulawesi. Rahayu, M., Taufik M., Karimuna A., and Khaeruni A. 2015. The Biology of Black Ladybug (Paraeucosmetus pallicornis Dallas): A New Pest on Rice in Southeast Sulawesi. Australian J. 9(23):282-286.

Rauf, A. H., dan Lanya. 2009. Ekspedisi Kepik Hitam di Sulawesi Utara. Buletin Peramalam OPT. Sulawesi Utara. Risnandi. 2011. Kajian Perilaku Paraeucosmetus pallicornis di Kabupaten Wajo dan PinrangSulawesi Selatan. Buletin Peramalan OPT. Jatisari. Jawa Barat. Rondonuwu, S. L. 2007. Ekologi Serangga. Bahan Ajar Program Semi-Que. Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Universitas Sumatera Utara

Page 55: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Roy, P., T. Orikasa., H. Okadome., N. Nakamura., and T. Shiina. 2011. Processing Conditions, Rice Properties, Health and Environment. Intern J. Environ Res Public Health. 8:1957-1976. Sadasivam, S., and B. Thayumanavan. 2003. Molecular Host Plant Resistance to Pest. Marcel Dekker, Inc.New York. Satoto, B., Sutaryo., B., Suprihatno. 2009. Prospek Pengembangan Varietas Padi Hibrida. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Karawang. Http://www.litbang.deptan.go.id/special/-padi/bbpadi_2009_itp_02.pdf. Diakses Tanggal 11 November 2017. Sinar Tani. 2014. Mekanisme Dan Type Ketahanan Tanaman. Diakses dari http://www.litbang.pertanian.go.id (15 Februari 2017). Salaki. 2011. Populasi dan Intensitas Serangan Paeucosmetus pallicornis (Hemiptera: Lygaedae) pada Tanaman Padi di Kabupaten Minahasa Selatan. J. Eugenia. 17(3):171-177. Singh, Y. V., Singh, K.K., Sharma, S.K. 2013. Influence of crop nutrition on grain yield, seed quality and water productivity under two rive cultivation system. J. Intern Rice Science. 20(2):129-138. Siregar, N. 2010. Pengaruh ukuran benih terhadap perkecambahan benih terhadap perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit Gmelina(Gmelina arborea Linn.). J. Tekno Tanaman. 3(1):32-40. Sumarno., Wargiono., J., U.G. Kartasasmita., Ismail. G. G.I., U.G. Soejotno., J. 2008. Pemahaman dan Kesiapan Petani Mengabdopsi Padi Hibrida. Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Iptek Tanaman Pangan. 3(2):167-168. Sodiq, M. 2009. Ketahanan Tanaman terhadap Hama.UPN Press. Jawa Timur. Suharsono. 2006. Antixenosis Morfologis Salah Satu Faktor Ketahanan Kedelai Terhadap Hama Pemakan Polong. Buletin Palawija. 12:29-34. Suprihatno, B., Daradjat. A.A., Satoto., Baehaki., Widiarta. N.A., Setyono., Indrasari, D.S., Lesmana, O.S., Sembiring, H. 2009. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Jawa Barat. Untung, K. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Hama Tanaman.Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Watung, F. W. 1996. Morfologi dan Biologi Paraeucosmetus pallicornis sp. (Hemiptera: Lygaedae) yang hidup pada tanaman padi dan rumput paspalum (Paspalum conjugatum Berg.). Tesis Fakultas Pascasarjana IPB. Bogor.

Universitas Sumatera Utara

Page 56: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Wahab, I. M., Satoto, Rachmat, R., Guswara, A., dan Suharna. 2017. Deskripsi Varietas Unggul Padi. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jawa Barat. Yulianingtyas, AP. Sebayang, HT. Tyasmoro, SY. 2015. Pengaruh komposisi media tanam dan ukuran bibit pada pertumbuhan bibit tebu (Saccharum officinarum L.). J. Produksi Tanaman. 3(5):362-369.

Universitas Sumatera Utara

Page 57: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Lampiran 1. Bagan Penelitian 50 cm

U1 U2 U3

V2W0 V4W2 V2W0

V2W1 V4W1 V2W1

V2W3 V4W3 V2W3

V2W2 V4W0 V2W2

V2W4 V4W4 V2W4

V3W0 V2W2 V3W0

V3W1 V2W1 V3W1

V3W2 V2W0 V3W2

V3W3 V2W3 V3W3

U4

V4W1

V4W2

V4W3

V4W0

V2W3

V4W4

V2W1

V2W2

V2W0

W3W4 V2W4 W3W4

V1W0 V3W2 V1W0

V1W1 V3W1 V1W1

V1W3 V3W3 V1W3

V1W2 V3W0 V1W2

V2W4

V3W1

V3W2

V3W3

V3W0

Universitas Sumatera Utara

Page 58: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

V1W4 V3W3 V1W4

V4W0 V1W2 V4W0

V4W1 V1W1 V4W1

V4W2 V1W0 V4W2

V4W3 V1W3 V4W3

V1W3

V3W3

V1W1

V1W2

V1W0

V4W4 V1W4 V4W4

V1W4

Universitas Sumatera Utara

Page 59: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Lampiran 2. Deskripsi Varietas Padi

Deskripsi Varietas Mekongga Nomor seleksi : S4663-5D-KN-5-3-3 Asal persilangan : A2790/2 *IR64 Golongan : Cere Umur tanaman : 116-125 hari Bentuk tanaman : Tegak Tinggi tanaman : 91-106 cm Anakan produktif : 13-16 batang Warna kaki : Hijau Warna batang : Hijau Warna telinga daun : Tidak berwarna Warna lidah daun : Tidak berwarna Warna daun : Hijau Muka daun : Agak kasar Posisi daun : Tegak Daun bendera : Tegak Bentuk gabah : Ramping panjang Warna gabah : Kuning bersih Kerontokan : Sedang Tekstur nasi : Pulen Kadar amilosa : 23 % Indeks glikemik : 88 Bobot 1000 butir : 28 g Rata-rata hasil : 6,0 t/ha Potensi hasil : 8,4 t/ha Ketahanan terhadap Hama : • Agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan

3 dan, Penyakit • Agak tahan terhadap hawar daun bakteri strain IV

Anjuran tanam :Baik ditanam di lahan sawah dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl

Instansi pengusul : Balitpa dan BPTP Sultra Pemulia : Z. A. Simanullang, Idris Hadade, Aan A. Daradjat, dan Sahardi

Tim peneliti : B. Suprihatno, Y. Samaullah, Atito DS., Ismail B. P., Triny S. Kadir, dan A. Rifki

Teknisi : M. Suherman , Abd. Rauf Sery, Uan D., S. Toyib S. M., Edi S. MK, M. Sailan, Sail Hanafi, Z. Arifin, Suryono, Didi dan Neneng S.

Dilepas tahun : 2004 Sumber : Balai Besar Tanaman Padi, Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian Departemen Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Page 60: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Lampiran 3.

Deskripsi Varietas Padi Hibrida Mapan P.05 Nomor seleksi : P.05 Asal : Hasil persilangan antara CMS Jinzao A dengan Restorer Minghui 63 Golongan : Indica Umur tanaman : 113 – 115 hari Bentuk tanaman : Tegak Tinggi tanaman : 103 cm Anakan produktif : 7 – 19 batang per rumpun Warna kaki : Hijau Warna batang : Hijau Warna telinga daun : Tidak berwarna Warna lidah daun : Tidak berwarna Warna daun : Hijau Muka daun : Kasar Posisi daun : Tegak Daun bendera : Miring Bentuk gabah : Ramping Warna gabah : Kuning bersih Tipe endosperm : Tidak berperut Kesuburan malai : Fertil Jumlai gabah isi per malai : 169 butir Kerontokan : Mudah rontok Kerebahan : Tahan Tekstur nasi : Pulen Bobot 1000 butir gabah : 30,70 gram Kadar amilosa : 23,48 % Potensi hasil : 9,52 ton / ha gabah kering giling Rata-rata hasil : 7,79 ton / ha gabah kering giling Ketahanan terhadap hama : Agak peka terhadap wereng coklat biotipe 1,2,3 Ketahanan terhadap penyakit : Agak tahan terhadap tungro dan peka terhadap HDB strain IV dan VIII Pemulia Utama : Li Yuan Ping dan Liu Zu Han Sumber : Balai Besar Tanaman Padi, Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian Departemen Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Page 61: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Lampiran 4.

Deskripsi Varietas Ciherang Nomor seleksi : S3383-1D-PN-41-3-1 Asal persilangan :IR18349-53-1-3-1-3/3*IR19661-131-3-1-

3//4 *IR64 Golongan : Cere Umur tanaman : 116-125 hari Bentuk tanaman : Tegak Tinggi tanaman : 107-115 cm Anakan produktif : 14-17 batang Warna kaki : Hijau Warna batang : Hijau Warna telinga daun : Tidak berwarna Warna lidah daun : Tidak berwarna Warna daun : Hijau Muka daun : Kasar pada sebelah bawah Posisi daun : Tegak Daun bendera : Tegak Bentuk gabah : Panjang ramping Warna gabah : Kuning bersih Kerontokan : Sedang Kerebahan : Sedang Tekstur nasi : Pulen Kadar amilosa : 23% Indeks Glikemik : 54 Bobot 1000 butir : 28 g Rata-rata hasil : 6,0 t/ha Potensi hasil : 8,5 t/ha Ketahanan terhadap Hama Penyakit : • Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3 • Tahan terhadap hawar daun bakteri strain III dan IV Anjuran tanam : Baik ditanam di lahan sawah irigasi dataran rendah sampai 500 m dpl. Pemulia : Tarjat T, Z. A. Simanullang, E. Sumadi dan Aan A. Daradjat Dilepas tahun : 2000 Sumber : Balai Besar Tanaman Padi, Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian Departemen Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Page 62: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Lampiran 5.

Deskripsi Varietas Inpari 32 Nomor seleksi : BP10620F-BB4-14-BB8 Asal persilangan : Ciherang/IRBB64 Golongan : Cere Umur tanaman : ±120 hari Bentuk tanaman : Tegak Tinggi tanaman : ±97 cm Anakan produktif : 14-17 batang Warna kaki : Hijau Warna batang : Hijau Warna telinga daun : Tidak berwarna Warna lidah daun : Tidak berwarna Warna daun : Hijau Muka daun : Kasar pada sebelah bawah Posisi daun : Tegak Daun bendera : Tegak Bentuk gabah : Panjang ramping Warna gabah : Kuning bersih Kerontokan : Sedang Kerebahan : Agak tahan Tekstur nasi : Sedang Kadar amilosa : 23,46% Bobot 1000 butir : 27,1 g Rata-rata hasil : 6,0 t/ha Potensi hasil : 8,4 t/ha Ketahanan terhadap Hama Penyakit : • Agak rentan terhadap wereng coklat

biotipe 1,2dan 3 dan tahan Tahan terhadap hawar daun bakteri strain III

Anjuran tanam : Cocok ditanam diekosistem tanah dataran rendah sampai ketinggian 600 mdpl

Pemulia : Aan A. Darajat, Cucu Gunarsih, Trias Sitaresmi, Nafisah

Dilepas tahun : 2013 Sumber : Balai Besar Tanaman Padi, Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian Departemen Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Page 63: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Lampiran 6. Diameter Batang Tabel Diameter batang tanaman padi berbagai varietas( 5 mst-11 mst)

Tabel Sidik Ragam

SK db JK KT FH ket F 0.05 F 0.01 Blok 3 0.89995 0.299983 0.933281 * 2.76643793 4.145066 perlakuan 19 382.4606 20.1295 62.62512 * 1.77197184 2.240626 Varietas (V) 3 4.43749 1.479163 4.601841 * 2.76643793 4.145066 Umur (w) 4 368.1765 92.04413 286.3595 * 2.53358327 3.667447 V x W 12 9.846573 0.820548 2.552815 * 1.92634081 2.513445 Galat 57 53.29515 0.321429

T 79 436.6557 FK 5800.321

KK 3.94% Keterangan: tn = tidak nyata

* = nyata

Perlakuan Blok Total Rataan I II III IV V1W0 4.03 3.97 3.59 4.22 15.81 3.9525 V1W1 3.72 4.78 3.93 4.36 16.79 4.1975 V1W2 3.9 3.67 5.71 5.42 18.7 4.675 V1W3 9.25 8.21 7.93 8.53 33.92 8.48 V1W4 9.29 8.38 11.81 8.71 38.19 9.5475 V2W0 3.86 2.32 5.46 4.17 15.81 3.9525 V2W1 4.84 5.02 5.7 3.22 18.78 4.695 V2W2 4.52 4.21 3.53 4.23 16.49 4.1225 V2W3 8.71 9.34 8.4 8.3 34.75 8.6875 V2W4 8.8 6.38 6.93 7.6 29.71 7.4275 V3W0 3.32 5.77 2.61 4.22 15.92 3.98 V3W1 5.29 2.41 5.76 4.37 17.83 4.4575 V3W2 2.76 5.04 4.55 4.28 16.63 4.1575 V3W3 9.21 8.73 7.35 10.95 36.24 9.06 V3W4 8.1 8.22 8.75 8.37 33.44 8.36 V4W0 4.12 3.39 4.46 4.56 16.53 4.1325 V4W1 4.91 5.77 5.31 4.12 20.11 5.0275 V4W2 5.28 4.84 5.24 4.02 19.38 4.845 V4W3 9.53 9.54 8.65 8.51 36.23 9.0575 V4W4 7.61 9.69 9.7 9.18 36.18 9.045

Total 121.05 119.68 125.37 121.34 487.44 Rataan 6.0525 5.984 6.2685 6.067 6.093

Universitas Sumatera Utara

Page 64: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Lampiran 7. Jumlah Anakan

Tabel Jumlah Anakan tanaman padi berbagai varietas( 5 mst-11 mst)

Tabel Sidik Ragam

SK db JK KT FH ket F 0.05 F 0.01 Blok 3 87.4375 29.14583 90.67593 * 2.76643793 4.145066 perlakuan 19 634.7375 33.40724 103.9336 * 1.77197184 2.240626 Varietas (V) 3 76.4375 25.47917 79.26852 * 2.76643793 4.145066 Umur (w) 4 507.425 126.8563 394.6639 * 2.53358327 3.667447 V x W 12 50.875 4.239583 13.18981 * 1.92634081 2.513445 Galat 57 317.3125 0.321429

T 79 1039.488

FK 580032%

KK 4% Keterangan: tn = tidak nyata

* = nyata

Perlakuan Blok Total Rataan I II III IV V1W0 12 11 9 10 42 10.5 V1W1 6 9 8 7 30 7.5 V1W2 11 19 13 8 51 12.75 V1W3 12 17 14 16 59 14.75 V1W4 13 18 16 16 63 15.75 V2W0 11 8 10 7 36 9 V2W1 8 4 7 7 26 6.5 V2W2 12 9 12 4 37 9.25 V2W3 15 13 10 11 49 12.25 V2W4 16 15 10 13 54 13.5 V3W0 13 15 7 8 43 10.75 V3W1 10 7 8 6 31 7.75 V3W2 14 19 16 12 61 15.25 V3W3 16 13 12 17 58 14.5 V3W4 17 16 12 15 60 15 V4W0 13 10 8 7 38 9.5 V4W1 11 9 8 10 38 9.5 V4W2 14 12 13 13 52 13 V4W3 17 15 12 10 54 13.5 V4W4 18 13 10 16 57 14.25

Total 259 252 215 213 939 Rataan 12.95 12.6 10.75 10.65 11.7375

Universitas Sumatera Utara

Page 65: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Lampiran 8. Bobot 100 Bulir Tabel Bobot 100 Bulir tanaman padi berbagai varietas( 5 mst-11 mst)

Perlakuan Blok Total Rataan I II III IV V1W0 1.8 1.7 1.9 2.1 7.5 1.875 V1W1 3.1 2.5 1.7 1.1 8.4 2.1 V1W2 1.8 2.2 2.1 1.9 8 2 V1W3 2 2.1 2.1 2 8.2 2.05 V1W4 2.1 2.2 1.8 2 8.1 2.025 V2W0 2.4 1.8 1.9 2.4 8.5 2.125 V2W1 2.39 2.3 2.2 2 8.89 2.2225 V2W2 2.1 2.3 2.4 2.1 8.9 2.225 V2W3 2 2 2.1 2.4 8.5 2.125 V2W4 2.2 2.1 1.2 2.2 7.7 1.925 V3W0 1 2.1 1.9 2.2 7.2 1.8 V3W1 2.2 2.2 2.2 2.3 8.9 2.225 V3W2 1.8 1.2 2.3 1.8 7.1 1.775 V3W3 2.3 2.3 1.8 2.3 8.7 2.175 V3W4 1.1 2.4 1.9 2 7.4 1.85 V4W0 1 1.7 2.5 1.9 7.1 1.775 V4W1 1.8 1 2.1 0.6 5.5 1.375 V4W2 0.2 1.3 1.1 0.1 2.7 0.675 V4W3 2.2 2.4 2 2.2 8.8 2.2 V4W4 0.1 0.2 1.8 2.4 4.5 1.125

Total 35.59 38 39 38 150.59 Rataan 1.7795 1.9 1.95 1.9 1.882375

Tabel Sidik Ragam SK Db JK KT FH ket F 0.05 F 0.01 Blok 3 0.315554 0.105185 0.327241 * 2.76643793 4.145066 Perlakuan 19 12.34367 0.649667 2.021186 * 2.76643793 4.145066 Varietas(V) 3 5.727654 1.909218 5.939789 * 2.76643793 4.145066 Umur (w) 4 2.29353 0.573383 1.783857 * 2.76643793 4.145066 V x W 12 4.32249 0.360207 1.120646 * 2.76643793 4.145066 Galat 57 13.94602 0.321429

T 79 26.60525 FK 580032%

KK 4% Keterangan: tn = tidak nyata

* = nyata

Universitas Sumatera Utara

Page 66: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Lampiran 9 Tabel Bobot Kering Tajuktanaman padi berbagai varietas ( 5 mst-11 mst)

Tabel Sidik Ragam

SK db JK KT FH ket F 0.05 F 0.01 Blok 3 21328.72 7109.574 22118.67 * 2.76643793 4.145066 perlakuan 19 22759.05 1197.845 3726.629 * 1.77197184 2.240626 Varietas(V) 3 5975.965 1991.988 6197.297 * 2.76643793 4.145066 Umur (w) 4 10850.41 2712.602 8439.206 * 2.53358327 3.667447 V x W 12 5932.681 494.39 1538.102 * 1.92634081 2.513445 Galat 57 56651.63 0.321429

T 79 100739.4 FK 580032%

KK 4%

Perlakuan Blok Total Rataan

Universitas Sumatera Utara

Page 67: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Lampiran 10 Persentase Gabah Hampa (%) Tabel Persentase Gabah Hampa tanaman padi berbagai varietas( 5 mst-11 mst)

I II III IV V1W0 95.3 130.9 102.6 89.8 418.6 104.65 V1W1 97.7 33 77,,5 82.2 212.9 70.96667 V1W2 79.7 38.2 78.3 125.6 321.8 80.45 V1W3 74.5 50.9 82.3 72.9 280.6 70.15 V1W4 92.4 52.5 25,,6 56.2 201.1 67.03333 V2W0 153 109.3 47.5 38 347.8 86.95 V2W1 85.6 65.2 100.9 27.5 279.2 69.8 V2W2 81.6 27.1 84 172.3 365 91.25 V2W3 58.9 81.8 76.1 25.7 242.5 60.625 V2W4 68.5 34.9 32.3 121.2 256.9 64.225 V3W0 59.9 55.7 26.5 88.7 230.8 57.7 V3W1 80.8 67 22.7 101.4 271.9 67.975 V3W2 54.0 89.7 57.2 123 323.9 80.975 V3W3 125.8 35.3 47.9 56.3 265.3 66.325 V3W4 60.2 19.7 47.4 87.37 214.67 53.6675 V4W0 164.4 76.5 65.6 98.4 404.9 101.225 V4W1 113.4 67.5 62.8 133.5 377.2 94.3 V4W2 156 67.8 77.3 110.7 411.8 102.95 V4W3 115.3 82 47.9 82.3 327.5 81.875 V4W4 75.2 54.6 66.3 61.5 257.6 64.4

Total 1892.2 1239.6 1125.6 1754.57 6011.97 Rataan 94.61 61.98 62.53333 87.7285 77.07654

Perlakuan Blok Total Rataan I II III IV V1W0 17.69 32.63 23.64 34.83 108.79 27.1975 V1W1 15.93 21.71 33.71 15.49 86.84 21.71 V1W2 7.42 12.7 24.77 15.53 60.42 15.105 V1W3 30.19 28.39 37.2 13.95 109.73 27.4325 V1W4 27.8 11.15 31.2 14.95 85.1 21.275 V2W0 12.94 35.48 12.68 21.5 82.6 20.65 V2W1 19.39 25.15 27.29 27.29 99.12 24.78 V2W2 26.04 26.58 51.08 57.83 161.53 40.3825 V2W3 42.84 29.2 40.63 18.7 131.37 32.8425 V2W4 24.34 47.23 76.79 20.77 169.13 42.2825 V3W0 19.46 22.62 37.01 20.84 99.93 24.9825 V3W1 26.56 35.16 16.05 34.2 111.97 27.9925 V3W2 24.46 15.52 22.46 11.83 74.27 18.5675 V3W3 23.61 32.37 47.61 44.75 148.34 37.085 V3W4 12.86 16.76 35.62 37.55 102.79 25.6975

Universitas Sumatera Utara

Page 68: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Tabel Sidik Ragam SK db JK KT FH ket F 0.05 F 0.01 Blok 3 177.0186 59.00621 183.5749 * 2.76643793 4.145066 perlakuan 19 16117.02 848.264 2639.044 * 1.77197184 2.240626 Varietas(V) 3 11592.38 3864.127 12021.73 * 2.76643793 4.145066 Umur (w) 4 303.6495 75.91237 236.1718 * 2.53358327 3.667447 V x W 12 4220.985 351.7487 1094.329 * 1.92634081 2.513445 Galat 57 15405.35 0.321429

T 79 31699.39

FK 580032.1%

KK 4% Keterangan: tn = tidak nyata

* = nyata

Lampiran 11. Jumlah populasi akhir setelah introduksi Tabel Jumlah populasi akhir setelah introduksi (5 mst-11 mst)

Perlakuan Blok Total Rataan I II III IV V1W1 9 15 17 23 64 16 V1W2 13 13 11 9 46 11.5 V1W3 9 13 15 9 46 11.5 V1W4 9 6 6 6 27 6.75 V2W1 9 9 13 19 50 12.5 V2W2 9 9 17 15 50 12.5 V2W3 17 13 13 15 58 14.5 V2W4 17 11 9 11 48 12 V3W1 15 17 9 23 64 16 V3W2 12 9 13 19 53 13.25 V3W3 11 14 13 21 59 14.75 V3W4 12 9 25 20 66 16.5 V4W1 19 27 17 17 80 20 V4W2 21 21 21 21 84 21 V4W3 21 19 19 25 84 21 V4W4 27 25 19 23 94 23.5

V4W0 36.85 36.79 58.54 77.5 209.68 52.42 V4W1 44.55 76.85 13.36 84.34 219.1 54.775 V4W2 90.9 56.7 74.4 66.26 288.26 72.065 V4W3 59.41 70.16 33.12 16.88 179.57 44.8925 V4W4 71.39 69.46 10.32 29.34 180.51 45.1275

Total 634.63 702.61 707.48 664.33 2709.05 Rataan 31.7315 35.1305 35.374 33.2165 33.86313

Universitas Sumatera Utara

Page 69: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

Total 230 230 237 276 973 Rataan 11.5 11.5 11.85 13.8 12.1625

Tabel Sidik Ragam

SK db JK KT FH ket F 0.05 F 0.01 Blok 3 73.138 24.379 75.846 * 2.766 4.145 perlakuan 19 4119.638 216.823 674.561 * 1.772 2.241 Varietas(V) 3 738.538 246.179 765.891 * 2.766 4.145 Umur (w) 4 2983.825 745.956 2320.753 * 2.534 3.667 V x W 12 397.275 33.106 102.997 * 1.926 2.513 Galat 57 734.112 0.321

T 79 4926.888

FK 580032

% KK 4% Keterangan: tn = tidak nyata

* = nyata

Lampiran 12. Intensitas seranganP. pallicornis (5mst-11mst)

Tabel intensitas serangan (%) (5mst-11mst)

Perlakuan Blok Total Rataan I II III IV V1W1 1.11 1.02 1.58 1.72 5.43 1.3575 V1W2 1.23 0.92 0.98 2.04 5.17 1.2925 V1W3 1.12 0.89 1.69 1.19 4.89 1.2225 V1W4 7.81 7.81 7.65 7.22 30.49 7.6225 V2W1 1.36 1.36 1.58 1.72 6.02 1.505 V2W2 1.27 1.38 1.01 2.06 5.72 1.43 V2W3 1.15 1.36 7.17 1.51 11.19 2.7975 V2W4 8.92 7.73 7.73 7.29 31.67 7.9175 V3W1 1.85 2.06 2.22 8.33 14.46 3.615 V3W2 0.89 0.68 0.91 1.92 4.4 1.1 V3W3 2.19 1.58 1.85 7.22 12.84 3.21 V3W4 6.28 7.93 8.88 7.05 30.14 7.535 V4W1 9.44 10.67 23.45 10.41 53.97 13.4925 V4W2 1.12 1.14 1.36 2.04 5.66 1.415

Universitas Sumatera Utara

Page 70: UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI(Oryza sativa L ...

V4W3 7.22 8.43 7.45 8.92 32.02 8.005 V4W4 7.51 8.33 28.84 13.33 58.01 14.5025

Total 60.47 63.29 104.35 83.97 312.08 Rataan 3.0235 3.1645 5.2175 4.1985 3.901

Tabel Sidik Ragam SK db JK KT FH ket F 0.05 F 0.01 Blok 3 62.682 20.894 65.004 * 2.766 4.145 perlakuan 19 1493.552 78.608 244.558 * 1.772 2.241 Varietas(V) 3 348.457 116.152 361.363 * 2.766 4.145 Umur (w) 4 852.982 213.245 663.430 * 2.534 3.667 V x W 12 292.113 24.343 75.733 * 1.926 2.513 Galat 57 452.285 0.321

T 79 2008.519

FK 580032

% KK 4%

Keterangan: tn = tidak nyata

* = nyata

Universitas Sumatera Utara