Top Banner
UJI KEAUSAAN (WEAR TEST) Oleh : Putri Mawardani
24

Uji keausaan (wear test)

Jun 20, 2015

Download

Documents

Putri Mawardani
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Uji keausaan (wear test)

UJI KEAUSAAN (WEAR TEST)

Oleh : Putri Mawardani

Page 2: Uji keausaan (wear test)

Keausan dapat didefinisikan sebagai rusaknya permukaan padatan, umumnya melibatkan kehilangan material yang progesif akibat adanya gesekan (friksi) antar permukaan padatan. Keausan bukan merupakan sifat dasar material, melainkan respon material terhadap sistem luar (kontak permukaan). Keausan merupakan hal yang biasa terjadi pada setiap material yang mengalami gesekan dengan material lain.

Keausan

Page 3: Uji keausaan (wear test)

Pengujian keausan dapat dilakukan dengan berbagai macam metode dan teknik, yang semuanya bertujuan untuk mensimulasikan kondisi keausan aktual. Salah satunya adalah metode Ogoshi dimana benda uji memperoleh beban gesek dari cincin yang berputar (revolving disc). Pembebanan gesek ini akan menghasilkan kontak antar permukaan yang berulang-ulang yang pada akhirnya akan mengambil sebagian material pada permukaan benda uji.

Page 4: Uji keausaan (wear test)

Besarnya jejak permukaan dari material tergesek itulah yang dijadikan dasar penentuan tingkat keausan pada material.

Semakin besar dan dalam jejak keausan maka semakin tinggi volume material yang terkelupas dari benda uji.

Page 5: Uji keausaan (wear test)

Ilustrasi skematis dari kontak permukaan antara revolving disc dan benda uji diberikan oleh Gambar berikut ini.

Page 6: Uji keausaan (wear test)

Dengan B adalah tebal revolving disc (mm), r jari-jari disc (mm), b lebar celah material yang terabrasi (mm) maka dapat diturunkan besarnya volume material yang terabrasi (W) :

Laju keausan (V) dapat ditentukan sebagai perbandingan volume terabrasi (W) dengan jarak luncur x (setting pada mesin uji) :

Page 7: Uji keausaan (wear test)

1. Keausan adhesive (Adhesive wear)Terjadi bila kontak permukaan dari dua material atau lebih mengakibatkan adanya perlekatan satu sama lainnya (adhesif) serta deformasi plastis dan pada akhirnya terjadi pelepasan/ pengoyakan salah satu material, seperti diperlihatkan pada Gambar 2 :

Mekanisme Keausan tdd :

Page 8: Uji keausaan (wear test)

Gambar 2

Page 9: Uji keausaan (wear test)

Keausan Abrasif (Abrasive wear)Terjadi bila suatu partikel keras (asperity) dari material tertentu meluncur pada permukaan material lain yang lebih lunak sehingga terjadi penetrasi atau pemotongan material yang lebih lunak, seperti diperlihatkan pada Gambar 3 di bawah ini. Tingkat keausan pada mekanisme ini ditentukan oleh derajat kebebasan (degree of freedom) partikel keras atau asperity tersebut.

Page 10: Uji keausaan (wear test)

Gambar 3

Page 11: Uji keausaan (wear test)

3. Keausan Lelah (Fatigue wear)Merupakan mekanisme yang realtif berbeda dibandingkan dengan dua mekanisme sebelumnya, yaitu dalam hal interaksi permukaan. Baik keausan adhesive maupu abrasif melibatkan hanya satu interaksi, sementara pada keausan fatik dibutuhkan interaksi multi.Keausan ini terjadi akibat interaksi permukaan dimana permukaan yang mengalami beban berulang akan mengarah pada pembentukan retak-retak mikro. Retak-retak mikro tersebut pada akhirnya menyatu dan menghasilkan pengelupasan material. Tingkat keausan sangat bergantung pada tingkat pembebanan. Gambar 4 memberikan skematis mekanisme keausan lelah :

Page 12: Uji keausaan (wear test)

Gambar 4

Page 13: Uji keausaan (wear test)

Gambar 4

Page 14: Uji keausaan (wear test)

4. Keausan Oksidasi/Korosif (Corrosive wear)Proses kerusakan dimulai dengan adanya perubahan kimiawi material di permukaan oleh faktor lingkungan. Kontak dengan lingkungan ini menghasilkan pembentukan lapisan pada permukaan dengan sifat yang berbeda dengan material induk. Sebagai konsekuensinya, material akan mengarah kepada perpatahan interface antara lapisan permukaan dan material induk dan akhirnya seluruh lapisan permukaan itu akan tercabut.

Page 15: Uji keausaan (wear test)

Gambar 5

Page 16: Uji keausaan (wear test)

5. Keausan Erosi (Erosion wear)Proses erosi disebabkan oleh gas dan cairan yang membawa partikel padatan yang membentur permukaan material. Jika sudut benturannya kecil, keausan yang dihasilkan analog dengan abrasive.Namun, jika sudut benturannya membentuk sudut gaya normal (90o), maka keausan yang terjadi akan mengakibatkan brittle failure pada permukaannya, skematis pengujiannya seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

Page 17: Uji keausaan (wear test)

Gambar 6

Page 18: Uji keausaan (wear test)

Alat Penguji

Page 19: Uji keausaan (wear test)

Dari hasil pengujian yang dilakukan dan perhitungan specific wear rate, didapatkan bahwa nilai specific wear rate pada material resin akrilik ditunjukkan pada table 1.

Analisa Sampel

Page 20: Uji keausaan (wear test)

Grafik Specifiec wear rate pada load 2kg dan kecepatan 0.07 m/s

Page 21: Uji keausaan (wear test)

Grafik Volume Aus pada uji keausan resin akrilik berpenguat serat

Page 22: Uji keausaan (wear test)

Foto Mikro Spesimen

Foto mikro spesimen 0% serat dengan perbesaran 200x

Foto mikro spesimen 1% serat dengan perbesaran 200x

Page 23: Uji keausaan (wear test)

Foto mikro spesimen 2% serat dengan perbesaran 200x

Foto mikro spesimen 3% serat dengan perbesaran 200x

Page 24: Uji keausaan (wear test)

Foto mikro spesimen5% serat dengan perbesaran 200x

Foto mikro spesimen 7% serat dengan perbesaran 200x