Top Banner
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 137 UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK GREEN TEA DENGAN FASE MINYAK VCO dan MINYAK ZAITUN DENGAN METODE DPPH Uswatun Chasanah Universitas Muhammadiyah Malang Alamat Korespondensi : Jl. Bendungan Sutami no 188a Malang, 65145, Telp/Fax 0341 551149 E-mail: [email protected] Abstrak Katekin adalah komponen utama daun teh hijau (Camelia sinensis) yang memiliki aktivitas aktioksidan yang sangat kuat, oleh sebab itu dapat dimanfaatkan untuk mengatasi photoageng dalam bentuk sediaan krim. Virgin Coconut Oil (VCO) dan minyak zaitun adalah minyak lemak yang dapat dimanfaatkan sebagai basis krim yang berfungsi sebagai emollient, selain itu juga memiliki aktivitas antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh VCO dan minyak zaitun terhadap aktivitas antioksidan krim ekstrak teh hijau. Dibuat tiga formulasi krim ekstrak teh hijau 1%, yang pertama merupakan formula kontrol adalah krim teh hijau dengan fase minyak paraffin cair, formula kedua VCO, dan formula ketiga minyak zaitun. Uji aktivitas antioksidan krim teh hijau menggunakan metode DPPH menunjukkan bahwa krim dengan paraffin cair, VCO, dan minyak zaitun memiliki aktivitas antioksidan yang sama (Anova, =0.05). Kata kunci: antioksidan, krim teh hijau, minyak zaitun, Virgin Coconut Oil (VCO). 1. PENDAHULUAN Penuaan merupakan proses fisiologis alamiah, sedangkan photoaging tergantung pada tingkat paparan sinar matahari dan jumlah melanin di kulit. Individu yang memiliki riwayat terpapar sinar matahari secara intensif, tinggal di tempat yang cerah, dan memiliki kulit yang kuning langsat akan mengalami resiko terbesar terkena radiasi sinar ultraviolet dan akibatnya mengalami photoaging yang fatal, hal ini sebagai akibat dari terbentuknya radikal bebas dan spesies oksigen reaktif yang merupakan bagian dari metabolisme dalam tubuh [1,2]. Tanda-tanda klinis photoaging antara lain berupa keriput, pigmentasi berbintik-bintik (hipo atau hiperpigmentasi), kulit kasar, hilangnya warna kulit, kekeringan, warna pudar, alur-alur yang dalam, atrofi parah, telangiectasias, , actinic purpura, lesi prakanker, kanker kulit, dan melanoma [3,4]. Ada beberapa cara untuk mengurangi kerusakan kulit dari radikal bebas akibat sinar UV, yaitu menghindari paparan UV yang berlebihan, pemakaian pakaian pelindung sinar UV, pemakaian tabir surya, obat topikal vitamin A atau turunannya, atau obat topikal yang mengandung antioksidan, serta mengkonsumsi antioksidan, baik yang terdapat pada makanan maupun yang berupa suplemen [5,6]. Salah satu sumber antioksidan alami adalah teh hijau (Camelia sinensis L) dikarenakan kandungan polifenol dalam jumlah yang tinggi berupa flavonol atau lebih dikenal dengan nama katekin. Produk ekstrak teh hijau baik berupa cairan maupun serbuk mengandung polifenol berkisar 45-90% [7]. Sebagai bahan bioaktif, katekin berfungsi menangkap radikal bebas sehingga dapat menghambat terjadinya kerusakan pada sel [7]. Teh hijau sebagai sumber antioksidan dapat diformulasikan menjadi sediaan topikal berbentuk krim. Krim merupakan sediaan emulsi berbentuk setengah padat yang terdiri dari minyak dan air. Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) atau disingkat VCO dan minyak zaitun merupakan minyak lemak yang dapat dimanfaatkan sebagai basis krim. Kedua minyak ini merupakan pelembab alami. VCO mampu mencegah kerusakan jaringan dan memberikan perlindungan terhadap kulit [8], selain itu juga memiliki kandungan antioksidan yang tinggi [9]. Untuk minyak zaitun juga kaya akan antioksidan seperti alpha-tocopherol, karotenoid [10]. Berdasarkan kelebihan dari sifat VCO dan minyak zaitun tersebut maka dibuat formulasi krim ekstrak teh hijau menggunakan fase minyak VCO dan minyak zaitun, selanjutnya akan diperiksa aktivitas antioksidan dari krim tersebut, dan sebagai
5

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK GREEN TEA …

Apr 09, 2022

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK GREEN TEA …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 137

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK GREEN TEA DENGAN FASE

MINYAK VCO dan MINYAK ZAITUN DENGAN METODE DPPH

Uswatun Chasanah

Universitas Muhammadiyah Malang

Alamat Korespondensi : Jl. Bendungan Sutami no 188a Malang, 65145, Telp/Fax 0341 551149

E-mail: [email protected]

Abstrak

Katekin adalah komponen utama daun teh hijau (Camelia sinensis) yang memiliki aktivitas

aktioksidan yang sangat kuat, oleh sebab itu dapat dimanfaatkan untuk mengatasi photoageng dalam

bentuk sediaan krim. Virgin Coconut Oil (VCO) dan minyak zaitun adalah minyak lemak yang

dapat dimanfaatkan sebagai basis krim yang berfungsi sebagai emollient, selain itu juga memiliki

aktivitas antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh VCO dan minyak

zaitun terhadap aktivitas antioksidan krim ekstrak teh hijau. Dibuat tiga formulasi krim ekstrak teh

hijau 1%, yang pertama merupakan formula kontrol adalah krim teh hijau dengan fase minyak

paraffin cair, formula kedua VCO, dan formula ketiga minyak zaitun. Uji aktivitas antioksidan krim

teh hijau menggunakan metode DPPH menunjukkan bahwa krim dengan paraffin cair, VCO, dan

minyak zaitun memiliki aktivitas antioksidan yang sama (Anova, =0.05).

Kata kunci: antioksidan, krim teh hijau, minyak zaitun, Virgin Coconut Oil (VCO).

1. PENDAHULUAN

Penuaan merupakan proses fisiologis alamiah, sedangkan photoaging tergantung pada tingkat

paparan sinar matahari dan jumlah melanin di kulit. Individu yang memiliki riwayat terpapar sinar

matahari secara intensif, tinggal di tempat yang cerah, dan memiliki kulit yang kuning langsat akan

mengalami resiko terbesar terkena radiasi sinar ultraviolet dan akibatnya mengalami photoaging

yang fatal, hal ini sebagai akibat dari terbentuknya radikal bebas dan spesies oksigen reaktif yang

merupakan bagian dari metabolisme dalam tubuh [1,2]. Tanda-tanda klinis photoaging antara lain

berupa keriput, pigmentasi berbintik-bintik (hipo atau hiperpigmentasi), kulit kasar, hilangnya warna

kulit, kekeringan, warna pudar, alur-alur yang dalam, atrofi parah, telangiectasias, , actinic purpura,

lesi prakanker, kanker kulit, dan melanoma [3,4]. Ada beberapa cara untuk mengurangi kerusakan kulit dari radikal bebas akibat sinar UV, yaitu

menghindari paparan UV yang berlebihan, pemakaian pakaian pelindung sinar UV, pemakaian tabir

surya, obat topikal vitamin A atau turunannya, atau obat topikal yang mengandung antioksidan, serta

mengkonsumsi antioksidan, baik yang terdapat pada makanan maupun yang berupa suplemen [5,6].

Salah satu sumber antioksidan alami adalah teh hijau (Camelia sinensis L) dikarenakan

kandungan polifenol dalam jumlah yang tinggi berupa flavonol atau lebih dikenal dengan nama

katekin. Produk ekstrak teh hijau baik berupa cairan maupun serbuk mengandung polifenol berkisar

45-90% [7]. Sebagai bahan bioaktif, katekin berfungsi menangkap radikal bebas sehingga dapat

menghambat terjadinya kerusakan pada sel [7].

Teh hijau sebagai sumber antioksidan dapat diformulasikan menjadi sediaan topikal berbentuk

krim. Krim merupakan sediaan emulsi berbentuk setengah padat yang terdiri dari minyak dan air.

Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) atau disingkat VCO dan minyak zaitun merupakan

minyak lemak yang dapat dimanfaatkan sebagai basis krim. Kedua minyak ini merupakan pelembab

alami. VCO mampu mencegah kerusakan jaringan dan memberikan perlindungan terhadap kulit [8],

selain itu juga memiliki kandungan antioksidan yang tinggi [9]. Untuk minyak zaitun juga kaya akan

antioksidan seperti alpha-tocopherol, karotenoid [10]. Berdasarkan kelebihan dari sifat VCO dan

minyak zaitun tersebut maka dibuat formulasi krim ekstrak teh hijau menggunakan fase minyak VCO

dan minyak zaitun, selanjutnya akan diperiksa aktivitas antioksidan dari krim tersebut, dan sebagai

Page 2: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK GREEN TEA …

138 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

pembanding adalah krim teh hijau dengan fase minyak paraffin cair yang tidak memiliki daya

antioksidan.

2. METODE

Penelitian ini diawali dengan pembuatan ekstrak kental teh hijau.. Selanjutnya, pada ektrak

kental teh hijau diperiksa aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH. Berikut dibuat krim

teh hijau kadar dengan menggunakan fase minyak paraffin cair, VCO, dan minyak zaitun. Terakhir

dilakukan pemeriksaan daya antioksidan masing-masing krim dengan mengukur prosentase inhibitor

pada konsentrasi krim yang sama. Hasil prosentase inhibisi selanjutnya dianalisis dengan

menggunakan metode ANOVA Oneway pada derajat kepercayaan 5%.

2.1 Pembuatan ekstrak kental teh hijau

Ekstrak kental teh hijau dibuat dari serbuk kering tanaman teh hijau yang diperoleh dari

Kebun Wonosari Lawang. Serbuk kering teh hijau diekstraksi dengan cara maserasi kinetik

menggunakan pelarut etanol. Selanjutnya untuk memisahkan etanol, maka hasil maserasi dievaporasi

sampai diperoleh ekstrak yang kental.

2.2 Uji efektivitas antioksidan ekstrak kental teh hijau [11].

Uji aktivitas antioksidan ekstrak kental teh hijau menggunakan metode DPPH dan sebagai

kontrol adalah vitamin C. Untuk prosedurnya adalah dipersiapkan sampel uji dengan berbagai

konsentrasi, kemudian diinkubasi selama 30 menit, dan selanjutnya diukur absorpsinya

menggunakan alat Spektrofotometer UV-Vis pada pada panjang gelombang 515-520.

2.3 Rancangan formula krim teh hijau.

Dibuat formula krim ekstrak kental teh hijau sebagai antioksidan dengan konsentrasi yang

dirancang sebesar 1%. Formula pertama (F1) merupakan kontrol , adalah formula krim yang

menggunakan paraffin likuida sebagai bagian dari fase minyak, formula kedua (F2) dan ketiga (F3),

masing-masing menggunakan VCO dan minyak zaitun (Tabel 1).

Tabel 1 Formula krim ekstrak teh hijau

Nama Bahan Fungsi Formula

F0 (%) F1 (%) F2 (%)

Ekstrak kental teh hijau bahan aktif 1 1 1

Asam stearat emulgator 12,5 12,5 12,5

pembentuk matrik

Cera alba pembentuk matrik 0,5 0,5 0,5

Vaselinum album Fase minyak 10 10 10

Parafin cair Fase minyak 10 -- --

VCO Fase minyak -- 10 --

Minyak zaitun Fase minyak -- -- 10

Propilenglikol humektan 15 15 15

Trietanolamin emulgator 1,5 1,5 15

Aqua destilata sampai 100 100 100

Proses pembuatan krim dimulai dengan pembuatan basis vanishing cream dengan

mencampurkan semua fase minyak yaitu: asam stearat, cera alba, vaselinum dan paraffin cair atau

VCO atau minyak zaitun dengan cara dilebur menjadi satu pada suhu 700C sampai cair. Kemudian

fase air yaitu: TEA, propilen glikol dan aquadest dicampur dalam beaker glass, dipanaskan sampai

mencapai suhu lebih tinggi ±5oC dari fase minyak. Selanjutnya, fase air dimasukkan kedalam fase

minyak dalam mortar panas, diaduk konstan sampai terbentuk massa krim yang baik. Setelah basis

krim dingin dimasukkan ekstrak kental teh hijau dan diaduk sampai homogen.

2.2 Uji efektivitas antioksidan krim ekstrak kental teh hijau [11].

Page 3: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK GREEN TEA …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 139

Uji aktivitas antioksidan krim ekstrak kental teh hijau menggunakan metode DPPH.

konsentrasi dari masing-masing krim yang diperiksa dibuat sama adalah 0,4mg/ml. Pada

pemeriksaan ini sebagai pelarut digunakan isopropanol. Mula-mula dipersiapkan larutan DPPH dan

sampel uji, kemudian diinkubasi selama 30 menit, dan selanjutnya diukur absorpsinya menggunakan

alat Spektrofotometer UV-Vis.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pemeriksaan organoleptis ekstrak kental teh hijau

Ekstrak teh hijau yang didapatkan berupa massa kental berwarna coklat dan aromatik (Gambar

1).

Gambar 1: Ekstrak kental teh hijau

3.2 Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak kental teh hijau. Dari hasil uji aktivitas antioksidan didapatkan bahwa IC50 dari ekstrak kental teh hijau adalah

tidak berbeda secara bermakna jika dibandingkan dengan vitamin C. Nilai IC50 ekstrak kental teh

hijau adalah sebesar 8,22±0,83ppm ppm dan vitamin C sebagai pembanding adalah sebesar

7,99±0,43 ppm (Anova, =0,05). Karena nilai IC50 ekstrak teh hijau adalah kurang dari 50 ppm,

maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak kental teh hijau dapat dikategorikan sebagai antioksidan yang

sangat kuat [11]. Teh hijau mengandung senyawa polifenol dalam jumlah yang tinggi berupa

flavonol atau lebih dikenal dengan nama katekin berkisar 45-90% [7], senyawa inilah yang

berpotensi sebagai antioksidan.

3.3 Hasil formulasi krim ekstrak teh hijau

Dari ketiga formulasi krim teh hijau yang telah dibuat tersebut diperoleh bentuk sediaan krim

yang homogen dengan tekstur yang lembut, berwarna coklat muda dan memiliki bau aromatik khas

teh hijau.

Gambar 2 Krim ekstrak teh hijau dengan basis minyak paraffin cair (F1), VCO (F2), dan minyak

zaitun (F3

3.2 Hasil uji aktivitas antioksidan krim ekstrak kental teh hijau. Hasil dari uji aktivitas antioksidan krim green tea dengan berbagai basis minyak dapat dilihat

pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Aktivitas antioksidan krim ekstrak teh hijau

Formula % inhibisi

Page 4: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK GREEN TEA …

140 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

Rerata ± SD

F1 86.08 ± 3.98

F2 84.82 ± 4.15

F3 87.28 ± 1.62

Dari data tersebut di atas selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji One way Anova

dengan derajat kepercayaan ά=0,05 didapatkan nilai p = 0,696 adalah lebih besar dari ά=0,05,

maknanya bahwa pemakaian basis minyak yang berbeda tidak berpengaruh terhadap prosen inhibisi

sediaan. Walaupun telah dilaporkan bahwa sebagai antioksidan VCO mempunyai nilai IC50 1,24 –

2,33mg/ml [7], namun hal ini tidak berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan dari krim green tea,

boleh jadidisebabkan konsentrasi VCO dalam formulasi hanya sebesar 10%. Minyak zaitun juga

dinyatakan sebagai bahan yang mempunyai kapasitas antioksidan yang kuat adalah ±56 ppm [12].

Jika dibandingkan dengan VCO, maka kapasitas antioksidan Oleum Olive adalah lebih besar, namun

karena kadar Oleum Olive dalam formulasi hanya 10 %, maka keberadaannya tidak berpengaruh

terhadap aktivitas antioksidan krim green tea.

Walaupun dari hasil uji aktivitas antioksidan krim teh hijau dengan fase minyak paraffin cair,

VCO, dan minyak zaitun memiliki daya antioksidan yang tidak berbeda, namun jika penggunaan

krim adalah untuk untuk wajah, disarankan untuk memilih basis minyak lemak baik VCO atau

minyak zaitun.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa aktivitas

antioksidan krim teh hijau dengan fase minyak paraffin cair, VCO dan minyak zaitun adalah tidak

berbeda. Selanjutnya perlu dilakukan penelitian tentang aktivitas krim ekstrak tehh hijau secara in

vivo sehingga akan dapat dibuktikan bahwa krim the hijau benar-benar dapat dimanfaatkan sebagai

krim antioksidan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] G. J. Fisher, S. Kang, J. Varani et al. 2002. “Mechanisms of photoaging and chronological skin

aging,” Archives of Dermatology. 138(11): 1462–1470.

[2] L. H. Kligman and A. M. Kligman. 1986. “The nature of photoaging: its prevention and

repair,” Photodermatology. 3 (4): 215–227.

[3] M. Yaar, M. S. Eller, and B. A. Gilchrest. 2002. “Fifty years of skin aging,” Journal of

Investigative Dermatology Symposium Proceedings. 7(1): 51–58

[4] B. A. Gilchrest. 1990. “Skin aging and photoaging,” DermatologyNursing. 2(2): 79–82

[5] Baumann, L & Allemann, IB, 2009, Antioxidants. in: Baumann L, Saghari,S, Weisberg (eds).

Cosmetic dermatology principles and practice, 2nd edn. New York: McGraw-Hill,: 292-311.

[6] Burke, KE. 2010, Antiaging regimens In: Draelos, ZO (eds). Cosmetic Dermatology Products

& Procedures. Willey-Blackwell UK: 480-7

[7] Vinson JA. 2000. Black and green tea and heart disease: a review. Biofactors 13:127-132.

[8] Agero AL, Verallo-Rowell VM. 2004. Randomized double-blind controlled trial comparing

extra virgin coconut oil with mineral oil as a moisturizer for mild to moderate xerosis.

Dermatitis, 15:109–16

[9] M. Marina, Y. B. Che man, S. A. H. Nazimah & I. Amin. 2009. Antioxidant capacity and

phenolic acids of virgin coconut oil. International Journal of Food Sciences and Nutrition, 60:

114-123.

[10] Dimitrios Boskou, Georgios Blekas, and Maria Tsimidou, 2006, Olive Oil Composition.

https://www.researchgate.net/publication/289706334_Olive_Oil_Composition

[11] Molyneux, P. 2004. The use of the stable free radical diphenylpicryl-hydrazil (DPPH) for

estimating antioxidant avtivity. Songklanakarin J. Science Techmology, 26 (2): 211-219

[12] Blois, M.S. 1958. Antioxidant deteminations by the use of stable free radical. Nature. 181:119-

1200.

Page 5: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK GREEN TEA …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 141

[13] Faradella C dan IIs W, 2015. Pengaruh variasi konsentrasi Tween 80 dan Sorbitol terhadap

aktivitas antioksidan minyak zaitun (Oleum Olivae) dalam formulasi nanoemulsi. Farmasains,

2(5).