LAPORAN HASIL PRAKTIKUM CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP 1. Ciri-Ciri Makhluk Hidup A. Tujuan Praktikum Mengamati cirri-ciri makhluk hidup yang ada disekitar tempat tinggal B. Alat dan Bahan Alat-alat tulis Tabel pengamatan Alam sekitar C. Cara Kerja 1) Siapkan alat-alat tulis dan table pengamatan yang diperlukan. 2) Pergi ke lingkungan yang ada di sekitar tempat tinggal, seperti kebun, sawah, hutan, atau lingkungan lainnya, sesuai tempat tinggal anda. 3) Menentukan 10 makhluk hidup (5 hewan dan 5 tumbuhan). 4) Mencatat kesepuluh jenis makhluk hidup tersebut dalam lembar pengamatan. 5) Mengamati ciri-ciri setiap makhluk hidup. 6) Membubuhkan tanda cek (√) sesuai dengan ciri yang diamati, pada tabel. D. Kajin Teori Seperti yang telah kita ketahui, makhluk hidup terdiri dari beragam jenisnya. Bahkan, jika kita mampu menghitungnya terdapat milyaran jenis makhluk hidup yang ada di alam ini. Setiap makhluk hidup memiliki karakter dan ciri tertentu yang tidak dimiliki individu lain. Tentunya akan sulit
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP
1. Ciri-Ciri Makhluk Hidup
A. Tujuan Praktikum
Mengamati cirri-ciri makhluk hidup yang ada disekitar tempat tinggal
B. Alat dan Bahan
Alat-alat tulis
Tabel pengamatan
Alam sekitar
C. Cara Kerja
1) Siapkan alat-alat tulis dan table pengamatan yang diperlukan.
2) Pergi ke lingkungan yang ada di sekitar tempat tinggal, seperti kebun, sawah, hutan,
atau lingkungan lainnya, sesuai tempat tinggal anda.
3) Menentukan 10 makhluk hidup (5 hewan dan 5 tumbuhan).
4) Mencatat kesepuluh jenis makhluk hidup tersebut dalam lembar pengamatan.
5) Mengamati ciri-ciri setiap makhluk hidup.
6) Membubuhkan tanda cek (√) sesuai dengan ciri yang diamati, pada tabel.
D. Kajin Teori
Seperti yang telah kita ketahui, makhluk hidup terdiri dari beragam jenisnya. Bahkan,
jika kita mampu menghitungnya terdapat milyaran jenis makhluk hidup yang ada di alam
ini. Setiap makhluk hidup memiliki karakter dan ciri tertentu yang tidak dimiliki individu
lain. Tentunya akan sulit mempelajari makhluk hidup yang sangat beranekaragam
tersebut. oleh karena itu, perlu dicari cara penyelesaiannya. Para ilmuwan telah melakukan
pengelompokkan atau klasifikasi makhluk hidup sebagai solusinya. Klasifikasi akan
mempermudah kita dalam mempelajari makhluk hidup. Dengan klasifikasi objek kajian
akan lebih sederhana. Para ahli Biologi telah membuat cabang Biologi khusus yang
disebut Taksonomi. Taksonomi merupakan ilmu tentang identifikasi tatanama dan
klasifikasi makhluk hidup berdasarkan aturan tertentu.
Klasifikasi yang dilakukan oleh para ahli Biologi bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-iap jenis,
agar mudah dikenal;
2. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri-cirinya;
3. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup; dan
4. Mengetahui evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya.
Klasifikasi makhluk hidup menggunakan dasar atau kriteria tertentu, yaitu persamaan
ciri atau sifat morfologi, fisiologi, dan anatomi yang terdapat pada makhluk hidup. Sistem
klasifikasi makhluk hidup terus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya Taksonomi. Saat ini diketahui terdapat 3 (tiga) system klasifikasi
makhluk hidup, yaitu Sistem Artifisial (Buatan), Sistem Alami, dan Sistem Filogenetik.
Secara berurutan kita mulai dari klasifikasi makhluk hidup menurut Sistem Artifisial atau
buatan.
Sistem Artifisial atau Buatan
Sistem Artifisial adalah klasifikasi yang menggunakan satu atau dua ciri pada makhluk
hidup. Sistem ini disusun dengan menggunakan ciri-ciri atau sifat-sifat yang sesuai
dengan kehendak manusia, atau sifat lainnya. Misalnya klasifikasi tumbuhan dapat
menggunakan dasar habitat (tempat hidup), habitus atau berdasarkan perawakan
(berupa pohon, perdu, semak, ternak dan memanjat).
Tokoh sistem Artifisial antara lain Aristoteles yang membagi makhluk hidup menjadi
dua kelompok, yaitu tumbuhan (plantae) dan hewan (animalia). Ia pun membagi
tumbuhan menjadi kelompok pohon, perdu, semak, terna serta memanjat. Tokoh
lainnya adalah Carolus Linnaeus yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan alat
reproduksinya.
Sistem Alami
Klasifikasi sistem alami dirintis oleh Michael Adams dan Jean Baptiste de Lamarck.
Sistem ini menghendaki terbentuknya kelompok-kelompok takson yang alami. Artinya
anggota-anggota yang membentuk unit takson terjadi secara alamiah atau sewajarnya
seperti yang dikehendaki oleh alam.
Klasifikasi sistem alami menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi
(bentuk luar tubuh) secara alami atau wajar. Contoh, hewan berkaki dua, berkaki
empat, tidak berkaki, hewan bersayap, hewan bersirip, hewan berbulu, bersisik,
berambut dan lain-lain. Sedangkan pada tumbuhan, ada kelompok tumbuhan berkeping
biji satu, berkeping biji dua.
Sistem Filogenetik
Klasifikasi sistem filogenetik muncul setelah teori evolusi dikemukakan oleh para ahli
biologi. Pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin pada tahun 1859. Menurut
Darwin, terdapat hubungan antara klasifikasi dengan evolusi.
Sistem filogenetik disususn berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antara takson yang
satu dengan yang lainnya. Selain mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat
morfologi dan anatomi maupun fisiologinya, sistem ini pun menjelaskan mengapa
makhluk hidup semuanya memiliki kesamaan molekul dan bio kimia, tetapi berbeda-
beda dalam bentuk susunan dan fungsinya pada setiap makhluk hidup.
Nama Ilmiah
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita menemukan suatu jenis makhluk hidup
dengan sebutan yang berbeda-beda sesuai daerahnya. Misalnya orang Jawa Tengah
menyebutnya pelem, paoh bagi orang Jawa Timur, sedangkan di Sumatera Barat
disebut pauh. Nama tersebut hanya dapat dimengerti oleh masyarakat setempat saja.
Untuk memperoleh keseragaman, Corolus Linnaeus meletakkan dasar pemberian
nama makhluk hidup. Dasar cara pemberian nama tersebut dikenal dengan istilahsistem
tata nama ganda atau binomial nomenklatur. Sistem ini digunakan sebagai nama
ilmiah, artinya setiap jenis makhluk hidup mempunyai nama ilmiah yang terdiri atas
dua kata. Kata di depan penulisannya menggunakan huruf kapital menunjukkan nama
marga atau genusnya. Kata di belakang merupakan penunjuk jenis atau epitheton
specificum. Contoh, nama ilmiah padi Oryza sativa. Oriza adalah marganya,
sedangkansativa adalah penunjuk jenisnya.
Bahasa yang digunakan untuk nama ilmiah adalah bahasa Latin. Bahasa Latin
digunakan karena bahasa ini tidak berubah. Sistem klasifikasi yang berkembang saat ini
dikelompokkan ke dalam satu kelompok besar yang disebut dengan kingdom. Ada
sistem klasifikasi tertentu yang mengelompokkan makhluk hidup ke dalam lima
kingdom (kerajaan). Lima kingdom tersebut adalah Monera, Protista, Fungi, Plantae
(tumbuhan) dan Animalia (hewan). Penempatan makhluk hidup dalam suatu kingdom
ini didasarkan atas empat karakteristik. Karakteristik pertama didasarkan pada ada atau
tidak adanya membrane inti sel, kedua atas dasar organisme bersel saru uniseluler) atau
organisme bersel banyak (multiseluler), ketiga yaitu cara membuat makanan (dilakukan
sendiri atau menggantungkan pada makhluk hidup lain) dan yang keempat adalah
didasarkan pada cara gerak dari makhluk hidup tersebut.
E. Hasil Praktikum
Tabel 1.1 Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
Makhluk
Hidup
Klasifikasi
Kingdom Fillum/Divisio Ordo Famili Genus Spesies
Tikus
Sawah
Animalia Chordata Rodentia Muridae Rattus Rattus
argentiventer
Cacing Animalia Annelida Haplotaxida Lumbricidae Lumbricus Lumbricus
rubellus
Katak
Sawah
Animalia Chordata Anura Ranidae Fejervarya Fejervarya
cancrivora
Keong
Sawah
Animalia Mollusca Gastropoda Ampullaridae Pila Pila
ampullacea
Belalang Animalia Arthopoda Orthoptera Arccrididae Dissosteira Dissosteria
a. Sambungkan salah satu ujung selang dengan kaki corong
Lapisi sambungan itu dengan plastisin
b. Guru menutup salah satu ujung selang dengan ibu jari, kemudian memasukan ujung selang yang
disambung corong kedalam air pada gelas kimia. Corong menghadap ke bawah. Gelas kimia diisi air ±3/4
bagian ( gambar 2 )
c. Siswa mengamati dari dekat apakah ada bagian dari corong yang tidak terisi air, walaupun corong yang
tidak terisi air, walaupun corong itu ditenggelamkan lebih kedalam air. Masing-masing kelompok
mediskusikan hasil pengamatannya.
Langkah 2
Corong di keluarkan dari gelas kimia. Memasukan ujung selang yang disambungkan corong kedalam gelas
kimia, tanpa menutup ujung selang lainnya. ( gambar 3 )
Langkah 3
membalikan labu Erlenmeyer yang penuh berisi air kedalam bejana serbaguna yang berisi air, kemudian
meniupkan udara secara perlahan kedalam labu Erlenmeyer melalui selang plastic. ( gambar 4 )
Langkah 4
siswa mengamati dari dekat apakah ada ruang yang semula di tempati air, kemudian ditempati udara.
D. Kajian Teori
Udara tidak dapat kitra lihat, akan tetapi keberadaannya dapat kita rasakan. Udara menmpati ruang. Di alam ada tiga macam zat, yaitu zat padat, zat cair dan zat gas. Udara yang kita hirup setiap detik itu terdiri dari bermacam-macam gas. Kandungan gas-gas dalam udara tersebut pada keadaan normal (tanpa polutan) yaitu gas nitrogen (N2) 78%, gas oksigen (O2) 21%, karbondioksida (CO2) 0,03%, dari gas-gas lainnya 0,07% . disekeliling kita ada udara walaupun tidak terlihat. Permukaan bumi ini diselimuti udara yang biasa kita sebut atmosfer. Oleh karena itu udara sangat diperlukan bagi makhluk hidup dalam kehidupannya sehari-hari
E. Hasil Praktikum
Tabel 1.1 perbandingan Lamanya Waktu Menyala
Perlakuan Waktu Menyala (maksimal 5 menit)
Lilin 1 ditutup dengan gelas Lilin akan padam
Lilin 2 dibiarkan terbuka Lilin akan tetap menyala
Tabel 1.2 Lamanya Waktu Menyala Lilin saat Mulai ditutup
Perlakuan Lilin menyala ditutup dengan
gelas
Lamanya Waktu dari mulai ditutup
sampai padam (sekon)
Pengulangan 1 ± 08.35 detik
Pengulangan 2 ± 08.45 detik
Pengulangan 3 ± 08.78 detik
Pengulangan 4 ± 08.78 detik
Pengulangan 5 ± 08.81 detik
Rata-rata 08.634 detik
Tabel 1.3. Perubahan Permukaan Air akibat Tekanan
Perlakuan Perubahan Permukaan Air
Mangkok A Ketika lilin ditutup dengan gelas dalam keadaan lilin tidak menyala maka
tidak ada terjadi perubahan permukaan air.
Mangkok B Ketika lilin dalam keadaan menyala kemudian ditutup dengan gelas, lilin
pelan-pelan redup kemudian padam. Lalu air yang berada di luar gelas
tersedot masuk kedalam gelas dan permukaannya naik.