Top Banner
EVOLUSI TERJADI MELALUI MUTASI DAN REPRODUKSI SEKSUAL Oleh : Kelompok 3 Aris Purnomo Edi B1J012107 Imam Agus Faisol B1J012125 Ika Syiami Fitri B1J012127 Gita Nurani Ramadhan B1J013036 Yogyian Mansturlloh B1J013080 Iis Islamiyah B1J013092
33

tuters evolusi

Nov 16, 2015

Download

Documents

IisIslamiyah

evolusi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

EVOLUSI TERJADI MELALUI MUTASIDAN REPRODUKSI SEKSUAL

Oleh :Kelompok 3Aris Purnomo EdiB1J012107Imam Agus FaisolB1J012125Ika Syiami FitriB1J012127Gita Nurani Ramadhan B1J013036Yogyian MansturllohB1J013080Iis IslamiyahB1J013092

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO2014

HALAMAN PENGESAHANMAKALAH MATA KULIAH EVOLUSI

Oleh :Aris Purnomo EdiB1J012107Imam Agus FaisolB1J012125Ika Syiami FitriB1J012127Gita Nurani Ramadhan B1J013036Yogyian MansturllohB1J013080Iis IslamiyahB1J013092

Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan tugas terstruktur mata kuliah evolusi Fakultas Biologi Universitas Jenderal SoedirmanPurwokerto

Purwokerto, September 2014Menerima dan menyetujui

Drs. Slamet Santoso Sp, MS.NIP 19580526 198410 1 001

KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Evolusi tentang EVOLUSI TERJADI MELALUI MUTASI DAN REPRODUKSI SEKSUAL. Makalah ini kami susun dengan harapan agar teman-teman, khususnya kami sendiri dapat mengetahui serta lebih mudah memahami tentang bencana alam dengan membaca makalah ini. Terlebih agar kita semua dapat terhindar dari perilaku tidak peduli terhadap sesama . Makalah ini pun mempunyai tujuan lain agar kita dapat menerapkan hal-hal positif yang dapat diambil dari materi makalah ini, yang nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dari lingkup terkecil di masyarakat,bangsa, dan negara.Ibarat pepatah Tiada Gading yang Tak Retak maka dari itu apabila ada kesalahan dalam makalah ini kami mohon maaf, karena segala kesempurnaan hanyalah milik Allah semata dan segala kesalahan hanyalah untuk makhluk-Nya. Penulis mengharapkan saran-saran dan koreksi demi untuk perbaikan yang akan datang.Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada penulis dan para pembaca makalah ini. Karena sesungguhnya dengan membaca merupakan jalan untuk membuka jendela dunia.Purwokerto, September 2014

DAFTAR ISIHALAMAN PENGESAHANiKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiABSTRAKSIivI. PENDAHULUANA. Latar belakang masalah1B. Perumusan masalah3C. Tujuan3D. Manfaat3II. METODE PENULISANA. Objek penulisan4B. Dasar pemilihan objek4C. Metode pengumpulan data4D. Metode analisis6III. ANALISIS PERMASALAHANA. Pembahasan7IV. Kesimpulan dan saran14DAFTAR REFERENSIv

ABSTRAKSIDalam evolusi Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa olehgenyang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibatmutasiataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi. Mutasi dapat memperkenalkan sifat yang benar-benar baru dan tidak pernah muncul pada spesies yang sebelumnya. Mutasi merupakan mekanisme evolusi yang penting dan dapat memunculkan spesies baru dengan sifat yang umumnya lebih baik, tergantung dari angka laju mutasi. Angka laju mutasi adalah angka yang menunjukkan jumlah gen yang bermutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh suatu individu dari suatu spesies. Reproduksi seksual mencampur gen dari masing-masing induk dengan membelah, memecah dan pencampuran kromosom (untaian yang mengandung DNA) selama penciptaan setiap sperma dan sel telur. Saat sperma dan telur menggabungkan, beberapa gen dari induk jantan dan beberapa gen dari induk betina yang dicampur secara acak, menciptakan campuran unik dari alel pada keturunan mereka. Reproduksi seksual itu sendiri merupakan produk seleksi alam organisme yang berbaur gen dengan cara ini mendapatkan akses ke berbagai besar ciri-ciri, membuat mereka lebih mungkin untuk menemukan ciri-ciri yang tepat untuk bertahan hidup.

I. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangTeori evolusi sudah dikemukakan sejak zaman Aristoteles dimana teori tersebut berusaha menjelaskan proses evolusi yang meliputi sumber variabilitas, organisasi variasi genetic dalam populasi, diferensiasi populasi, isolasi reproduktif, asal mula spesies dan hibridisasi. Biologi Evolusi ilmu yang lunak yang mempunyai daya prediksi lemah. Teorinya tersusun atas data yang tidak lengkap atau yang belum sempurna dipahami, meskipun ia tergolong ilmu hayat, bahasannya lebih cenderung ke kutup humanika daripada ke kutup eksakta. Teori evolusi sendiri berevolusi sejak zaman Aritoteles melalui Cuvier, lamarck, ke Erasmus Darwin dan Charles Darwin/Alfred Wallace. Tokoh yang paling terkenal adalah Darwin. Darwin banyak terpengaruh oleh Linnaeus dan Malthus. Teori evolusi sendiri lebih banyak dipengaruhi oleh de Vries dan Mendel, Morgan dan Muller, lalu Mayr, Dobhansky. Di jaman Darwin belum ada genetika, paleantropologi dan geokronologi, bahkan ilmu-ilmu lain juga belum berkembang, seperti geologi, paleogeografi, dan embriologi komparatif.Pemikiran tentang teori evolusi sebenarnya telah ada dan tercetus paling tidak sejak abad ke 6 SM. Namun baru pada sekitar abad ke 18 pemikiran tentang gagasan teori evolusi mulai ditelusuri lagi oleh para filsuf dan bilogiawan, dimana salah satu tokoh yang paing terkenal dalam Teori Evolusi adalah Charles Darwin. Perdebatan mengenai mekanisme yang terjadi dalam teori tersebut terus berlanjut. Sehingga ada banyak kontradiksi yang terjadi mengenai pendapat para pakar. Namun pada akhirnya sekitar tahun 1930-an para pakar berhasil menyimpulkan sebuah teori yang dianggap mampu menyatukan perbedaan pendapat yang ada sebelumnya, sehingga munculah istilah biologi evolusioner. Evolusiberarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatupopulasiorganismedari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama : variasi,reproduksi, dan seleksi. Suatu individu tidak dapat mengalami evolusi, hanyalah suatupopulasi yang dapat mengalami hal tersebut . Komposisi genetik dari suatu individu sudah ditentukan semenjak terjadinya fertilisasi, yakni persatuan antara spermatozoid dengan sel sel telur. Kebanyakan dari perubahan sepanjang hidupnya ialah suatu perubahan dialam eksperesi dari potensi pertumbuahan yang terkandung didalam gen. Didalam populasi , baik komposisi genetik maupun dari potensi pertumbuhan dapat berubah. Perubahan komposisis genetik populasi adalah evolusi. Keanekaragaman merupakan faktor utama dari evolusi. Meskipun prosesnya diketahui pada masa dikemukan oleh lamarck dan darwin, tanpa ada variasi (kenanekaragaman), evolusi tidak akan terjadi , dialam ada faktor yang bekerja untuk memepertahankan keutuhan suatu jenis . bila ada secara sendiri maka kedu faktor tersebut seakan-akan bertentangan dengan kedua faktor tersebut bekerja secara harmonis.The origin of Species Darwin mengungkapkan seleksi alam merupakan mekanisme utama dari evolusi. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Seleksi alam bukanlah satu-satunya penyebab dari evolusi. Dalam evolusi Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa olehgenyang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibatmutasiataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yangbereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan olehrekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana Evolusi Berlangsung?2. Bagaimana Reproduksi Seksual dan Mutasi Menyebabkan Evolusi ?1.3 Tujuan 1. Mengetahui proses terjadinya evolusi2. Mempelajari bagaimana reproduksi seksual dan mutasi menyebabkan evolusi

1.4 ManfaatPenulisan ini memberikan beberapa manfaat terutama dalam aspek akademis dimana masyarakat dapat mengetahui mekanisme evolusi, dan bagaimana reproduksi dan mutasi menyebabkan evolusi serta mengetahui mengapa variasi genetic menjadi dasar dari evolusi.

II. METODE PENULISAN2.1 Objek PenulisanObjek penulisan yang kami angkat dari tema Mutasi dan Reproduksi Seksual Penyebab Evolusi adalah populasi.2.2 Dasar Pemilihan ObjekDasar pemilihan objek yang kami gunakan adalah karena evolusi berlangsung pada populasi.2.3 Metode Pengumpulan Dataa. Kaji PustakaEvolusi merupakan perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Suatu individu tidak dapat mengalami evolusi , hanyalah suatu populasi yang dapat mengalami hal tersebut. Komposisi genetik dari suatu individu sudah ditentukan semenjak terjadinya fertilisasi, yakni persatuan antara spermatozoid dengan sel sel telur. Kebanyakan dari perubahan sepanjang hidupnya ialah suatu perubahan dialam eksperesi dari potensi pertumbuahan yang terkandung didalam gen. Didalam populasi, baik komposisi genetik maupun dari potensi pertumbuhan dapat berubah. Perubahan komposisis genetik populasi adalah evolusi. Keanekaragaman merupakan faktor utama dari evolusi. Meskipun prosesnya diketahui pada masa dikemukan oleh lamarck dan darwin, tanpa ada variasi (kenanekaragaman), evolusi tidak akan terjadi , dialam ada faktor yang bekerja untuk memepertahankan keutuhan suatu jenis. Bila ada secara sendiri maka kedua faktor tersebut seakan-akan bertentangan dengan kedua faktor tersebut bekerja secara harmonis. Mutasi diartikan sebagai perubahan faktor keturunan atau sifat keturunan (gen) dan perubahan itu bersifat fisikokimia. Mutasi terjadi secara acak, yang beradaptasi hanya sebagian kecil. Bila suatu mutasi mempunyai nilai ketahanan dan bentuk baru yang diturunkan telah nampak, maka ketahanan, kedewasaan dan reproduksi dari bentuk baru itu tidak bersifat acak lagi. Mereka, cenderung untuk bertambah dalam populasi dibandingkan dengan anggota populasi lain yang mempunyai nilai seleksif rendah. Walaupun mutasi adalah dasar variasi, tetapi peranannya hanya kecil. Yang lebih penting: kombinasi dan poliploidi. Faktor- faktor yang menjadi penyebab terjadinya mutasi adalah demikian banyak aspek variabel faktor lingkungan. Faktor- faktor tersebut dikenal sebagai mutagen. Pada umumnya faktor- faktor lingkungan penyebab mutasi (mutasi) dibagi menjadi : 1. Faktor Fisika atau RadiasiAgen mutagenik dari faktor fisika berupa radiasi. Radiasi yang bersifat mutagenik antara lain berasal dari sinar kosmis, sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar X, partikel beta, pancaran netron ion- ion berat, dan sina- sinar lain yang mempunyai daya ionisasi. Radiasi dipancarkan oleh bahan yang bersifat radioaktif. Suatu zat radioaktif dapat berubah secara spontan menjadi zat lain yang mengeluarkan radiasi. Ada radiasi yang menimbulkan ionisasi ada yang tidak. Radiasi yang menimbulkan ionisasi dapat menembus bahan, termasuk jaringan hidup, lewat sel-sel dan membuat ionisasi molekul zat dalam sel, sehingga zat- zat itu tidak berfungsi normal atau bahkan menjadi rusak. Sinar tampak gelombang radio dan panas dari matahari atau api, juga membentuk radiasi, tetapi tidak merusak.2. Faktor KimiaBanyak zat kimia bersifat mutagenik. Zat- zat tersebut antara lain adalah sebagai berikut: Pestisida, Industri, Makanan dan minuman dan Obat.3. Faktor Biologi Lebih dari 20 macam virus penyebab kerusakan kromosom. Misalnya virus hepatitis menimbulkan aberasi pada darah dan sumsum tulang. Virus campak, demam kuning, dan cacar juga dapat menimbulkan aberasi.Reproduksiadalah suatu prosesbiologisdi mana individuorganismebaru diproduksi. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis:seksualdan aseksual. Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya darijenis kelaminyang berbeda. Reproduksimanusianormal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih sederhana, biasanya satu sel, melakukan reproduksi secara aseksual (Gonnick, 2006). Reproduksi seksual merupakan proses penting untuk kelangsungan hidup organisme, termasuk manusia. Melalui pertukaran materi genetik, dan diversifikasi kombinasi gen dalam keturunan, organisme dapat memastikan kemampuan bertahan hidup dalam dunia yang terus berubah. Tanpa reproduksi seksual, itu akan menjadi masalah waktu sebelum banyak organisme di planet mengalami kepunahan besar-besaran. Misalnya yaitu anak bayi adalah hasil dari salah satu proses yang paling penting di alam.b. DiskusiDiskusi mengenai tema dalam makalah ini dilakukan secara diskusi kelompok antar anggota.

2.3 Metode AnalisisMetode analisis yang digunakan dalam makalah ini adalah metode deskriptif analitis yaitu mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada dan Menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung serta mencari alternatif pemecahan masalah.

III. PEMBAHASANKetika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru yang sebelumnya tidak dimiliki oleh sang induk. Sifat baru tersebut dapat diperoleh dari perubahan gen akibat terjadinya sebuah mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang mengalami reproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dapat terjadi oleh adanya rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan yang terwariskan dalam peristiwa ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi. Seleksi alam dan hanyutan genetik merupakan dua factor utama yang mendorong terjadinya teori evolusi.Teori Evolusi dapat mempengaruhi setiap aspek dari bentuk dan perilaku yang terdapat pada sebuah organisme. Hal yang paling terlihat adalah adaptasi dalam perilaku dan fisik yang disebabkan oleh seleksi alam. Adaptasi-adaptasi yang terjadi tersebut meningkatkan kebugaran dengan membantu aktivitas dari sebuah organisme seperti kemampuan menemukan makanan, menghindari predator atau pemangsa, dan menarik lawan jenis. Organisme juga dapat melakukan merespon terhadap seleksi yang terjadi dengan berkooperasi antara satu sama lainnya, biasanya dengan saling membantu dalam proses simbiosis. Dalam jangka waktu yang sangat lama, teori evolusi diyakini mampu menghasilkan spesies yang baru melalui pemisahan populasi leluhur organisme menjadi sebuah kelompok baru yang tidak akan bercampur kawin. Sangat penting untuk diingat bahwa perbedaan antara individu, bahkan individu dari generasi yang berbeda, tidak merupakan evolusi. Mereka hanya variasi dari sifat. Sifat adalah karakteristik yang diwariskan mereka dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tidak semua ciri-ciri yang fisik kemampuan untuk mentolerir kontak dekat dengan manusia adalah sifat yang berevolusi pada anjing. Berikut ini adalah contoh yang membantu menjelaskan konsep-konsep ini yaitu misalnya pemain basket umumnya tinggi, sementara joki umumnya pendek. Ini adalah variasi pada sifat tinggi. Orang tua tinggi cenderung memiliki anak yang tinggi, sehingga kita dapat melihat bahwa sifat yang diwariskan. Sekarang bayangkan bahwa beberapa kondisi yang timbul membuatnya lebih mungkin untuk joki untuk mereproduksi berhasil dari pemain basket. Joki memiliki anak lebih sering, dan anak-anak ini cenderung pendek. Pemain basket memiliki anak lebih sedikit, jadi ada orang-orang tinggi lebih sedikit. Setelah beberapa generasi, tinggi rata-rata manusia berkurang. Manusia telah berevolusi menjadi lebih pendek.Evolusi benar-benar terjadi dalam biologi seluruh organism mulai prokariot dan eukariot dengan bukti adanya mekanisme pertukaran genetik antar individu (rekombinasi) dan mutasi (Ayala, dkk, dalam Corebima 2010). Perubahan makhluk hidup (evolusi) terjadi yaitu pada tingkat gen dan kromosom (mikroevolusi) dan evolusi pada tingkat populasi. Perubahan di tingkat gen dan kromosom dapat menghasilkan karakter yang dapat menuju ke arah perbaikan sifat atau keanekaragaman sifat dan keburukan sifat yang merugikan makhluk hidup yang mengalaminya. Adanya variasi genetik hasil mutasi merupakan bahan mentah dari proses evolusi yang berlangsung dengan laju yang sangat lambat.Setiap makhluk hidup memiliki segala sesuatu tentang konstruksi dikodekan dalam struktur kimia khusus yang disebut DNA. Dalam DNA adalah urutan kimia yang mendefinisikan sifat atau set ciri-ciri tertentu. Urutan ini dikenal sebagai gen. Bagian dari setiap gen yang menghasilkan ekspresi yang berbeda-beda sifat disebut alel. Karena sifat adalah sebuah ekspresi dari alel, kecenderungan sifat tertentu muncul dalam suatu populasi disebut sebagai frekuensi alel. Pada dasarnya, evolusi adalah perubahan pada frekuensi alel selama beberapa generasi.Kesalahan konsep bahwa mutasi mempunyai kepentingan dalam proses evolusi yaitu konsep yang benar bahwa mutasi terjadi tanpa ada kaitan dengan kepentingan apakah mutasi itu bermanfaat atau tidak atau bahkan merugikan bagi yang memiliki perangkat tersebut (Ayala, 1984). Di lain pihak sebenarnya mutasi banyak merugikan. Hal ini dapat dipahami bahwa gen-gen yang terkandung dalam tiap populasi sudah lolos dari seleksi alam. Varian alela dalam populasi bersifat adaptif, dan setiap mutan baru memang berpeluang merugikan sekalipun dapat menguntungkan. Contoh mutasi pada mamalia di Alaska yang berakibat tumbuhnya bulu lebat lebih menguntungkan daripada bila terjadi di Florida (Ayala, dkk, 1984) Jadi pada dasarnya mutasi tidak menguntungkan atau merugikan, efek ini baru dikualifikasi menguntungkan atau merugikan setelah dihubungkan dengan habitat lingkungan tempat hidup individu yang mengalami mutasi. Peluang tiap mutan memperbesar daya penyesuaian individu lebih besar bila populasi yang mengandung mutan menempati habitat baru atau terjadi perubahan lingkungan (Ayala, dkk, 1984). Catatan sejarah evolusi menunjukkan bahwa perubahan evolusioner yang besar misalnya dalam kaitan dengan munculnya vertebrata yang hidup di darat sering berkaitan dengan kolonisasi habitat baru.Mutasi dapat memperkenalkan sifat yang benar-benar baru dan tidak pernah muncul pada spesies yang sebelumnya. Mutasi merupakan mekanisme evolusi yang penting dan dapat memunculkan spesies baru dengan sifat yang umumnya lebih baik, tergantung dari angka laju mutasi. Angka laju mutasi adalah angka yang menunjukkan jumlah gen yang bermutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh suatu individu dari suatu spesies. Reproduksi seksual mencampur gen dari masing-masing induk dengan membelah, memecah dan pencampuran kromosom (untaian yang mengandung DNA) selama penciptaan setiap sperma dan sel telur. Saat sperma dan telur menggabungkan, beberapa gen dari induk jantan dan beberapa gen dari induk betina yang dicampur secara acak, menciptakan campuran unik dari alel pada keturunan mereka. Bakteri, yang tidak bereproduksi secara seksual, dapat menyerap bit DNA mereka hadapi dan memasukkan ke dalam kode genetik mereka sendiri melalui berbagai metode rekombinasi genetik. Reproduksi seksual itu sendiri merupakan produk seleksi alam organisme yang berbaur gen dengan cara ini mendapatkan akses ke berbagai besar ciri-ciri, membuat mereka lebih mungkin untuk menemukan ciri-ciri yang tepat untuk bertahan hidup.Mutasi merupakan kerusakan struktur yang terjadi disebabkan pergantian basa maupun aberasi kromosom. Rekombinasi merupakan pembentukan asosiasi baru dari gen-gen. Jadi rekombinasi bukan perubahan struktur DNA, tapi sesuatu yang sudah ada kemudian membentuk kombinasi baru. Mutasi dan rekombinasi tidak ada hubungan, kecuali bahwa kedua peristiwa ini samasama menimbulkan perubahan materi genetik, dan beberapa rekombinasi juga menimbulkan beberapa perubahan fenotifik yang lazim merupakan dampak mutasi (Brown 1989 dalam Corebima, 2002).Mutasi tidak berperan dalam evolusi, mutasi tidak menghasilkan suatu bentuk evolusi. Hal ini berdasarkan alasan bahwa DNA memiliki struktur kompleks, dan perubahan-perubahan acak merusak struktur DNA. Mutasi asli sangat jarang terjadi di alam, kebanyakan mutasi berbahaya karena terjadi secara acak, bukan secara teratur mengubah struktur gen; setiap perubahan acak dalam suatu sistem yang tertata rapi hanya memperburuk, bukan memperbaiki. Semua mutasi telah terbukti berbahaya. Gen termutasi ternyata membahayakan. Sebagai contoh percobaan untuk menghasilkan mutasi pada lalat buah, tidak ada yang menghasilkan mutasi bermanfaat. Lalat buah yang dikembangbiakkan selama lebih dari 60 tahun di laboratorium seluruh dunia yang menghasilkan keturunan baru setiap sebelas hari tidak pernah menghasilkan spesies baru (Effendi dkk,. 2002).Konsep yang benar adalah pada umumnya laju mutasi yang teramati rendah tetapi beberapa gen sering bermutasi daripada yang lain atau mutasi spontan (Ayala, 1984). Gardner, dkk (1991) menyatakan bahwa laju mutasi yang rendah didasarkan pada mutasi yang dampaknya terdeteksi dan bukan mutasi yang dampaknya tidak terdeteksi, apalagi mutasi yang sudah sempat diperbaiki. Laju mutasi yang terdeteksi secara individual memang rendah, akan tetapi jika diperhatikan kenyataan bahwa tiap individu memiliki banyak gen dan tiap spesies tersusun dari banyak individu, maka (dalam batas mutasi yang terdeteksi sekalipun) sebenarnya mutasi merupakan peristiwa yang biasa, tidak merupakan peristiwa yang jarang (Ayala, 1984). Mutasi terjadi secara terus menerus dan sering terjadi, Mutasi adalah proses yang teratur, tapi sebagian besar mutasi itu sering dapat diperbaiki, sehingga yang tidak dapat diperbaiki tinggal sedikit. Efek mutasi terjadi ketika ada perubahan nukleotida yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Ada gengen tertentu yang sangat sering mengalami mutasi.Konsep yang benar adalah bahwa Mutasi terjadi secara acak maksudnya terkait dengan DNA pada urutan nukleotida yang mana yang mengalami mutasi tidak bisa ditentukan apakah pada kodegen atau non kodegen. Mutasi dapat terjadi pada kodegen yang mengekspresikan sifat (RNAd) maupun gen yang mengkode RNAt, RNAr atau juga terjadi pada sekuens yang tidak mengkode RNA (Ayala, 1984). Tidak ada cara mengetahui suatu gen mana yang mengalami mutasi dan mana yang tidak mengalaminya. Mutasi tidak terarah diartikan bahwa hasil mutasi tidak ada tujuan. Mutasi tidak bertujuan untuk kepentingan adaptasi. Mutasi memunculkan keragaman. Keragaman itulah yang akan menjadi sumber variasi. Variasi atau mutan yang sesuai dengan lingkungan maka dialah yang survive (Ayala, 1984).Menurut Clark (2005), Melalui pendekatan molekuler ini terbukti bahwa evolusi memang terjadi. Evolusi makhluk hidup terjadi akibat mutasi pada DNA, RNA dan Protein. Evolusi terjadi karena protein-protein yang berbeda berkembang dengan laju yang berbeda dengan contoh-contoh laju perubahan protein sehingga berpengaruh pada kecepatan evolusi. Sebagaimana dinyatakan di bagian awal tentang konsep mutasi yang tidak berperan dalam evolusi karena mutasi jarang terjadi, tidak menguntungkan, dan tidak berperan dalam evolusi terbukti tidak benarMenurut teori terdapat hubungan diantara reproduksi seksual dengan teori evolusi. Pada reproduksi seksual, terjadi pembuahan sel telur oleh sperma. Masing-masing sel telur dan sperma memiliki materi genetiknya sendiri-sendiri yang bersifat haploid (n). Hampir semua organisme tingkat tinggi merupakan organisme diploid (2n). Oleh karena itu, pada saat pembuahan akan terjadi proses peleburan materi genetik yang akan mengkode informasi-informasi dari organisme tersebut. Materi genetik yang melebur berasal dari sel telur dan sperma. Otomatis, akan muncul sifat baru pada organisme yang akan berkembang ini yang berasal dari peleburan materi genetik orang tuanya, dengan adanya reproduksi sexual sangat memungkinkan munculnya variasi genetic yang merupakan dasar dari evolusi. Variasi genetik dalam populasi yang merupakan gambar dari adanya perbedaan respon individu-individu terhadap lingkungan adalah bahan dasar dari perubahan adaptif. Suatu populasi terdiri dari suatu sejumlah individu. Dengan suatu kekecualian , maka, tidak ada dua individu yang serupa, pada populasi manusia dapat kita lihat dengan muda adanya perbedaan- perbedaan individu : misalnya dipunyainya ciri-ciri anatomi, fisiologi dan kelakuan yang khusus. Hal ini dapat kita lihat pada kucing dan anjing dan kuda., variasi individu pada cacing, burung jalak, bajing atau bayam sukar sekali kita dapatkan meskipun hal itu ada. Meskipun variasi individu ini terdapat dan hali ini mungkin tidak dapat kita lihat oleh mata kita, hal ini terjadi pada binatang bersel satu sampai dengan ikan paus. Dengan demikian, populasi terdiri dari sejumlah individu yang memiliki sifat penting tetapi berbeda satu sama lain didalam berbagai hal.Fenotipesuatu individu organisme dihasilkan darigenotipedan pengaruh lingkungan organisme tersebut. Variasifenotipeyang substansial pada sebuah populasi diakibatkan oleh perbedaan genotipenya.Sintesis evolusioner modernmendefinisikan evolusi sebagai perubahan dari waktu ke waktu pada variasi genetika ini. Frekuensialeltertentu akan berfluktuasi, menjadi lebih umum atau kurang umum relatif terhadap bentuk lain gen itu. Gaya dorong evolusioner bekerja dengan mendorong perubahan pada frekuensi alel ini ke satu arah atau lainnya. Variasi menghilang ketika sebuah alel mencapai titikfiksasi, yakni ketika ia menghilang dari suatu populasi ataupun ia telah menggantikan keseluruhan alel leluhur.Variasi berasal darimutasibahan genetika, migrasi antar populasi (aliran gen), dan perubahan susunan gen melaluireproduksi seksual. Variasi juga datang dari tukar ganti gen antara spesies yang berbeda: contohnya melaluitransfer gen horizontalpada bakteria dan hibridisasi pada tanaman.Walaupun terdapat variasi yang terjadi secara terus menerus melalui proses-proses ini, kebanyakangenomspesies adalah identik pada seluruh individu spesies tersebut. Namun, bahkan perubahan kecil pada genotipe dapat mengakibatkan perubahan yang dramatis pada fenotipenya. Misalnya simpanse dan manusia hanya berbeda pada 5% genomnya.Perbedaan- perbedaan diatas dapat kita lihat dengan nyata dan dapat pula sangat samar- samar. Dengan demikian, jika terjadi suatu seleksi yang menentang beberapa varian dan seleksi menguntungkan untuk varian lain didalam suatu populasi, maka komposisi kesehatan dari populasi itu dapat berubah dengan berjalannya waktu , sebab sifat dari populasi itu ditentukan oleh induvidu didalamnya. Secara umum variasi genetik dapat dibedakan menjadi 5 penyebab (agensia evolutif), yakni mutasi rekombinasi gen,genetic drift, gen flow danseleksi alam. Jadi, memang reproduksi seksual berhubungan dengan teori evolusi karena organisme yang dihasilkan akan memiliki sifat-sifat yang baru dan berbeda dari orang tuanya yang berasal dari peleburan materi genetik yang berasal dari orang tuanya.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN4.1 KesimpulanEvolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mutasi terjadi secara acak, yang beradaptasi hanya sebagian kecil. Bila suatu mutasi mempunyai nilai ketahanan dan bentuk baru yang diturunkan telah nampak, maka ketahanan, kedewasaan dan reproduksi dari bentuk baru itu tidak bersifat acak lagi. Evolusi makhluk hidup dapat terjadi akibat mutasi pada DNA, RNA dan Protein. Evolusi terjadi karena protein-protein yang berbeda berkembang dengan laju yang berbeda dengan contoh-contoh laju perubahan protein sehingga berpengaruh pada kecepatan evolusi. Reproduksi seksual merupakan proses penting untuk kelangsungan hidup organisme, termasuk manusia. Melalui pertukaran materi genetik, dan diversifikasi kombinasi gen dalam keturunan, organisme dapat memastikan kemampuan bertahan hidup dalam dunia yang terus berubah. Tanpa reproduksi seksual, itu akan menjadi masalah waktu sebelum banyak organisme di planet mengalami kepunahan besar-besaran.

4.2 SaranSebaiknya dalam penulisan lebih baik lagi. Dan lebih memahami materi yang dikaji.

DAFTAR REFERENSIAstika, G.N, 2008. Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Airlangga, Surabaya.Ayala, F.J & Kiger, J.A. 1984. Modern Genetics. Menlo Prk. California: The Benyamin/Cumings Publishing Company, Inc.Clark, D.P.2005. Molecular Biologi. Understanding Genetik and Revolution Molecular Evolution. San Diego California. Elsevier Academic Press.Corebima, 2000. Evolusi Makhluk Hidup. Ikip. MalangCorebima, 2010. Genetika Mutasi dan Rekombinasi. Malang: Surya Pena Gemilang.Gardner, E.J., Simmons, M.J., dan D.P. Snustad. 1991. Principles of Genetics. Eight edition. New York: Jhon Wiley & Sons, Inc.Alen.Sukadana, A.A. 1983. Antropologi-Ekologi. UNAIR Press. MalangWaluyo, Lud. 2004. Evolusi Organic. UMM Press. Malang.Gonnick, 2006. Larry Kartun Riwayat Peradaban Jilid INusantari, Elya. 2013. Kesalahan Memahami Mutasi Terhadap Penolakan Teori Evolusi dan Mempersiapkan Pembelajaran Evolusi Masa Depan .Gorontalo. Jurnal penelitian kependidikan tahun 23 nomor 1 april 2013.