Top Banner
MIRZA ANDREAS K OMISI Nasional Hak Asasi Manu- sia (Komnas HAM) mengungkapkan pembantaian warga di Mesuji di Lampung dan Sumatra Sela- tan terjadi secara sporadis dan sistematis sejak 2010. “Setiap perusahaan punya konik masing-masing dengan warga, kejadiannya berbeda-be- da,” ujar Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim di kantornya, Ja- karta, kemarin. Dia menjelaskan pembunuh- an keji terhadap petani itu akibat sengketa tanah yang me- libatkan tiga perusahaan, yakni PT Silva Inhutani, PT Barat Se- latan Makmur Investindo (PT BSMI), dan PT Sumber Wangi Alam (PT SWA). “Yang paling banyak konik dengan warga PT Silva. Konik terjadi di beberapa lokasi, tetapi berdekatan,” paparnya. Menurutnya, PT Silva mengu- sir ribuan warga dari perkam- pungan mereka di lima desa di Mesuji. Hal itu terjadi sejak hak guna usaha (HGU) perusa- haan itu bertambah dari 35 ribu hektare (ha) menjadi 45 ribu ha, beberapa tahun lalu. Awalnya, HGU yang mereka beli dari Perhutani sekitar 35 ribu ha. “Perusahaan mungkin ti- dak tahu ada perkampungan warga di situ. Akhirnya peru- sahaan membentuk tim terpadu yang terdiri dari pamswakarsa, aparat Brimob, dan TNI un- tuk mengusir warga. Pamswa- karsa berada di depan dibantu aparat,” katanya. Sejauh ini Komnas HAM be- lum bisa memastikan jumlah korban dari aksi pelanggaran HAM berat itu. “Kami belum bisa merinci secara pasti data jumlah korbannya,” ujarnya. Menurut warga di Mesuji da- lam pengaduannya ke Komisi III DPR (14/12), korban tewas mencapai 30 orang dan ratusan lainnya luka-luka (Media Indo- nesia, 15/12). Mengenai dugaan keterlibat- an aparat, Ifdhal belum berani memastikannya. “Indikasi ke arah itu ada. Namun, hal ini per- lu investigasi,” tandasnya. Kolaborasi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menyatakan pemban- taian di Mesuji merupakan ko- laborasi antara aparat keamanan dan pebisnis. “Yang harus diusut itu pam- swakarsa. Kenapa polisi di sana membolehkan pamswakarsa memegang senjata,” ujar Koor- dinator Kontras Haris Azhar. Pada bagian lain, Indonesian Police Watch (IPW) menyimpul- kan kasus tersebut tidak menda- pat perhatian serius dari polisi. “Kapolda Lampung yang saat itu menjabat ha rus dimintai pertanggungjawabannya. Ada semacam pembiaran terhadap pembantaian,” kata Presidium IPW Neta S Pane. Dalam menindaklanjuti kasus itu, Mabes Polri telah memben- tuk tim dengan anggota dari Ba- reskrim dan inspektorat peng- awasan umum. “Apakah ada hambatan atau penyimpangan dalam penanganan kasus di Me- suji,” kata Kepala Bagian Pene- rangan Umum Mabes Polri, Kombes Boy Rai Amar. Sementara itu, Desa Sungai Sodong, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), salah satu wilayah terjadinya pembantaian, saat ini kondisinya normal. (*/NY/ Bhm/NV/X-5) [email protected] Berita terkait hlm 4 SETELAH empat hari dirawat di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto, Kra- mat Jati, Jakarta Timur, kondisi Nunun Nurbaeti mulai normal dan dapat tidur pulas. “Tensinya 130/90, normal. Tadi saya cek pukul 08.00 WIB masih tidur. Saya biarkan saja, enggak usah dibangunin,” kata Kabid Pelayanan Kedokteran Kepolisian RS Polri, Kombes Mas Ibnu Hadjar, kemarin. Menurut Ibnu, tersangka kasus suap cek pelawat dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Miranda Goeltom itu ditangani oleh enam dokter spesialis yang dibentuk RS Polri, yakni spesia- lis kejiwaan, gizi, saraf, jantung, dan penyakit dalam. Selain itu, lanjutnya, tim dok- ter dari RS Polri juga mengon- sultasikan hasil diagnosis me- reka kepada tim dokter dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang turut memantau kondisi Nunun. Di sisi lain, pimpinan KPK Chandra M Hamzah mengata- kan saat ini KPK belum memu- tuskan untuk mencari second opinion dari dokter lain terkait dengan kesehatan Nunun. First opinion saja belum ada. KPK juga belum bisa mencari dokter lain untuk memastikan apakah Nunun sakit atau ti- dak, seperti yang dikemukakan dokter Nunun sebelumnya,” ujarnya. Untuk itu, Chandra meminta masyarakat bersabar. Pemimpin KPK lainnya, Bibit Samad Rianto, menambahkan pihaknya akan segera memang- gil Adang Daradjatun sebagai saksi. “Prinsipnya KPK akan memanggil semua pihak yang terkait dengan tersangka.” Adang berharap sang is- tri segera sembuh agar bisa membuka siapa pelaku utama yang menyebarkan cek pela- wat tersebut. Ia ingin sang istri bisa mengungkap bagaimana hubungannya dengan Miranda Goeltom selama ini. “Saya minta doa supaya ibu cepat sembuh, lalu diperiksa, dan menyatakan memang ber- temu Miranda untuk menyiap- kan pemenangannya sebagai Deputi Gubernur BI. Itu saja, ibu tahunya sampai situ,” kata Adang. Untuk itu, Adang meminta kesehatan Nunun dijaga supaya istrinya itu bisa ngomong. “Ca- rilah tempat yang nyaman bagi ibu,” ujar Adang. (*/X-8) SAAT ini 19 gunung api di In- donesia berstatus waspada dan 5 berstatus siaga. Semuanya memasuki tahap awal erupsi. Salah satunya Gunung Sindo- ro di perbatasan Kabupaten Temanggung-Wonosobo, Jawa Tengah. Meski Sindoro berstatus waspada, warga sekitar mulai bersiaga. Bahkan ada yang ter- pancing kabar bahwa Sindoro yang tingginya 3.155 meter itu segera meletus sehingga warga berinisiatif mengungsi. Kepala Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindung- an Masyarakat Temanggung, Istantiyono, membenarkan hal itu. Dia mengaku didatangi warga Kecamatan Bansari yang berniat mengontrak salah satu rumahnya. “Warga tersebut ketakutan jika sewaktu-waktu Gunung Sindoro meletus,” tuturnya di Temanggung, kemarin. Kepanikan juga dialami war- ga Dusun Gondangan, Desa Watukumpul, Kecamatan Para- kan, juga di lereng Gunung Sin- doro. Sebanyak 59 jiwa dalam 13 KK dusun itu mengungsi sejak Kamis (8/12). Namun, setelah mendengar imbauan pemerin- tah kabupaten, empat KK di antaranya kembali ke rumah masing-masing. Sebagian lain masih mengungsi. Aktivitas Gunung Sindoro beruktuasi sehingga masih su- lit diprediksi. Data kegempaan yang terekam di Pos Pengamat- an Gunung Sindoro dan Gu- nung Sumbing di Gentingsari, Temanggung, pada 14 Desem- ber, telah terjadi 2 kali gempa vulkanis dalam, 3 kali gempa vulkanis dangkal, 1 kali gempa tektonik lokal, 2 kali tektonik jauh, dan 77 kali hembusan. Tidak siap Pemerintah Kabupaten Te- manggung menyatakan tidak siap menghadapi bencana besar seperti letusan Gunung Sindoro. Itu terlihat dari ketersediaan ba- han makanan dan perlengkapan untuk pengungsi yang minim. Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Temanggung, Teguh Suyanto, di Temanggung kemarin me- ngatakan ketersediaan beras di gudang dinsos tinggal 13.175 kg dari semula sebanyak 100 ton. Bupati Temanggung Hasyim Affandi menambahkan, dana bencana dalam APBD Rp500 juta sudah habis. “Tetapi kalau terjadi letusan, dana bencana bisa kita siapkan.” (TS/X-4) JUMAT, 16 DESEMBER 2011 | NO.11232 | TAHUN XLII | 40 HALAMAN Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected] Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) KEADABAN sebuah bangsa amat ditentukan se- berapa besar bangsa itu menaruh penghormatan yang tinggi kepada manusia dan kemanusiaan. Sayangnya, justru di titik itulah negara terlihat masih kedodoran. Beragam kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di sejumlah tempat di Tanah Air, baik yang lama maupun yang anyar, menunjukkan manusia dan kemanusiaan masih dipandang sekadar tulang belulang. Harkat dan martabat manusia masih tera- mat jauh dari kemuliaan. Nyawa manusia teramat murahnya. Kekejian terakhir yang baru saja diungkap media massa ialah peristiwa di Mesuji, Lampung, dan Me- suji, Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan. Kasus yang bermula dari sengketa lahan itu berubah men- jadi pembantaian sadis terhadap 30 warga lokal. Sejumlah warga yang menjadi korban kebrutalan di dua tempat tersebut mengadu ke Komisi III DPR pada Rabu (14/12) dengan diantar kuasa hukum mereka, Bob Hasan, dan mantan Asisten Teritorial KSAD Mayjen (Purn) Saurip Kadi. Mereka membawa video yang merekam pemban- taian dan menuntut penyelenggara negara bertindak cepat. Mereka menuturkan peristiwa itu berawal ketika perusahaan sa- wit hendak memper- luas lahan. Namun, mereka gagal mengusir penduduk dari lahan yang hendak diincar. Karena gagal meng- usir penduduk itulah, kata Saurip, perusaha- an tersebut meminta bantuan aparat dan membentuk pasukan sipil pamswakarsa. Dua organ itulah yang digunakan untuk membunuh dengan kekerasan. Kepolisian sudah mengakui adanya puluhan war- ga yang tewas tersebut, lengkap dengan kronologi versi mereka. Kepolisian juga mengaku sudah me- nindak aparat yang terlibat dan kasusnya sudah dibawa ke pengadilan. Namun, mengapa peristiwa itu tidak pernah di- publikasikan sebelumnya oleh aparat? Setelah ber- juang dalam kesunyian sekian lama, publik akhirnya tahu bahwa telah terjadi kekejian. Terlalu banyak kejanggalan dan hal-hal misterius yang menguatkan kesan bahwa kasus tersebut se- ngaja ditutup-tutupi. Pola lama di era Orde Baru, yang hampir saban hari kita kutuki, hendak diha- dirkan kembali. Tidak ada upaya lain, negara harus bertindak keras terhadap para pelanggar HAM. Negara tidak boleh membiarkan, apalagi diam-diam merestui kekejian. Komnas HAM harus menginvestigasi secara cepat dan menyeluruh agar tidak ada lagi nyawa anak negeri melayang sia-sia. Bopeng dalam penegakan HAM terlalu banyak dan jorok. Aparatur bersenjata tidak boleh mela- curkan diri menjadi kacung pengusaha dan perusa- haan. Semua warga negara, tanpa kecuali, berhak menikmati perlindungan negara, dengan atau tanpa senjata. Silakan tanggapi Editorial ini melalui: mediaindonesia.com Aparatur bersenjata tidak boleh melacurkan diri menjadi kacung pengusaha dan perusahaan.’’ EDITORIAL Kekejian di Mesuji PERINGATAN bagi ayah perokok. Hasil pengamatan terbaru peneliti Institut Telethon, Australia, menun- jukkan ayah yang merokok berpotensi membuat anaknya terkena leukemia atau kanker darah hingga 15%. Peneliti menyurvei keluarga-keluarga dari 300 anak yang menderita kanker anak. Dalam survei tersebut, peneliti menanyakan kebiasaan merokok para orangtua mereka. Selain itu, peneliti membandingkan kondisinya dengan keluarga 800 anak yang tidak mengidap leukemia. Hasil penelitian itu menyebutkan kebiasaan merokok sang ibu tidak berdampak dalam potensi kanker darah tersebut. Namun, ayah yang memiliki kebiasaan merokok menyebabkan potensi anaknya mengidap leukemia hingga 15%. Dari pengamatan tersebut, peneliti juga menemukan ayah yang merokok hingga 20 batang setiap hari berpo- tensi hingga 44% membuat anaknya mengidap leukemia. (Reuters/DK/X-5) Perokok dan Leukemia PAUSE BONA SUTIRTO MERANCANG REHAT Setiap orang memiliki tujuan berbeda saat liburan. Apa pun itu, pasti persiapannya membutuhkan waktu dan trik yang tidak sedikit. Katalog Belanja, Hlm 33-40 Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: [email protected] atau mediaindonesia.com Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @MIdotcom Pembantaian di Mesuji Sporadis dan Sistematis Komnas HAM menyebut ada tiga perusahaan perkebunan terlibat dalam pembunuhan warga. Kesehatan Nunun Berangsur Normal TUNJUKKAN BUKTI: Dua perwakilan warga korban kekerasan di Mesuji, Lampung, mengadu ke Kantor Komnas HAM di Jakarta, dengan menunjukkan bukti-bukti kekerasan di lokasi kejadian, kemarin. Warga Lereng Gunung Sindoro Mulai Mengungsi Tensinya 130/90, normal. Tadi saya cek pukul 08.00 WIB masih tidur. Saya biarkan saja, enggak usah dibangunin.” Mas Ibnu Hadjar Kabid Pelayanan Kedokteran Kepolisian RS Polri MI/SUSANTO SENO
1

TUNJUKKAN BUKTI: Pembantaian di Mesuji Sporadis dan … · “Indikasi ke arah itu ada. Namun, hal ini per-lu investigasi,” tandasnya. Kolaborasi ... Desa Watukumpul, Kecamatan

Mar 03, 2019

Download

Documents

lekhue
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: TUNJUKKAN BUKTI: Pembantaian di Mesuji Sporadis dan … · “Indikasi ke arah itu ada. Namun, hal ini per-lu investigasi,” tandasnya. Kolaborasi ... Desa Watukumpul, Kecamatan

MIRZA ANDREAS

KO M I S I N a s i o n a l Hak Asasi Manu-sia (Komnas HAM) m e n g u n g k a p k a n

pembantaian warga di Mesuji di Lampung dan Sumatra Sela-tan terjadi secara sporadis dan sistematis sejak 2010.

“Setiap perusahaan punya konfl ik masing-masing dengan warga, kejadiannya berbeda-be-da,” ujar Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim di kantornya, Ja-karta, kemarin.

Dia menjelaskan pembunuh-an keji terhadap petani itu aki bat sengketa tanah yang me-libatkan tiga perusahaan, yakni PT Silva Inhutani, PT Barat Se-latan Makmur Investindo (PT BSMI), dan PT Sumber Wangi Alam (PT SWA).

“Yang paling banyak konfl ik dengan warga PT Silva. Konfl ik terjadi di beberapa lo kasi, tetapi berdekatan,” papar nya.

Menurutnya, PT Silva mengu-sir ribuan warga dari perkam-pungan mereka di lima desa di Mesuji. Hal itu terjadi sejak hak guna usaha (HGU) perusa-haan itu bertambah dari 35 ri bu hektare (ha) menjadi 45 ri bu ha, beberapa tahun lalu. Awalnya, HGU yang mereka beli dari Perhutani sekitar 35 ribu ha.

“Perusahaan mungkin ti-dak tahu ada perkampungan warga di situ. Akhirnya peru-

sahaan membentuk tim terpadu yang terdiri dari pamswakarsa, aparat Brimob, dan TNI un-tuk mengusir warga. Pamswa-karsa berada di depan dibantu aparat,” katanya.

Sejauh ini Komnas HAM be-lum bisa memastikan jumlah korban dari aksi pelanggaran HAM berat itu. “Kami belum bisa merinci secara pasti data jumlah korbannya,” ujarnya.

Menurut warga di Mesuji da-lam pengaduannya ke Komisi III DPR (14/12), korban tewas mencapai 30 orang dan ratusan lainnya luka-luka (Media Indo-

nesia, 15/12). Mengenai dugaan keterlibat-

an aparat, Ifdhal belum berani memastikannya. “Indikasi ke arah itu ada. Namun, hal ini per-lu investigasi,” tandasnya.

KolaborasiKomisi untuk Orang Hilang

dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menyatakan pemban-taian di Mesuji merupakan ko-laborasi antara aparat keamanan dan pebisnis.

“Yang harus diusut itu pam-swakarsa. Kenapa polisi di sana membolehkan pamswakarsa

memegang senjata,” ujar Koor-dinator Kontras Haris Azhar.

Pada bagian lain, Indonesian Police Watch (IPW) menyimpul-kan kasus tersebut tidak menda-pat perhatian serius dari polisi. “Kapolda Lampung yang saat itu menjabat ha rus dimintai pertanggungja wabannya. Ada semacam pembiaran terhadap pembantaian,” kata Presidium IPW Neta S Pane.

Dalam menindaklanjuti kasus itu, Mabes Polri telah memben-tuk tim dengan anggota dari Ba-reskrim dan inspektorat peng-awasan umum. “Apakah ada hambatan atau penyimpangan dalam penanganan kasus di Me-suji,” kata Kepala Bagian Pene-rangan Umum Mabes Polri, Kombes Boy Rafl i Amar.

Sementara itu, Desa Sungai Sodong, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), salah satu wilayah terja dinya pembantaian, saat ini kondisinya normal. (*/NY/Bhm/NV/X-5)

[email protected] terkait hlm 4

SETELAH empat hari dirawat di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto, Kra-mat Jati, Jakarta Timur, kondisi Nunun Nurbaeti mulai normal dan dapat tidur pulas.

“Tensinya 130/90, normal. Tadi saya cek pukul 08.00 WIB masih tidur. Saya biarkan saja, enggak usah dibangunin,” kata Kabid Pelayanan Kedokteran Kepolisian RS Polri, Kombes Mas Ibnu Hadjar, kemarin.

Menurut Ibnu, tersangka kasus suap cek pelawat dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Miranda Goeltom itu ditangani oleh enam dokter spesialis yang dibentuk RS Polri, yakni spesia-lis kejiwaan, gizi, saraf, jantung, dan penyakit dalam.

Selain itu, lanjutnya, tim dok-ter dari RS Polri juga mengon-sultasikan hasil diagnosis me-re ka kepada tim dokter dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang turut memantau kondisi Nunun.

Di sisi lain, pimpinan KPK Chandra M Hamzah mengata-kan saat ini KPK belum memu-tuskan untuk mencari second opinion dari dokter lain terkait dengan kesehatan Nunun.

“First opinion saja belum ada. KPK juga belum bisa mencari dokter lain untuk memastikan apakah Nunun sakit atau ti-dak, seperti yang dikemukakan dokter Nunun sebelumnya,” ujarnya.

Untuk itu, Chandra meminta masyarakat bersabar.

Pemimpin KPK lainnya, Bibit Samad Rianto, menambahkan pihaknya akan segera memang-gil Adang Daradjatun sebagai saksi. “Prinsipnya KPK akan memanggil semua pihak yang terkait dengan tersangka.”

Adang berharap sang is-tri segera sembuh agar bisa membuka siapa pelaku utama yang menyebarkan cek pela-wat tersebut. Ia ingin sang istri bisa meng ungkap bagaimana hubungannya dengan Miranda Goeltom selama ini.

“Saya minta doa supaya ibu cepat sembuh, lalu diperiksa, dan menyatakan memang ber-temu Miranda untuk menyiap-kan pemenangannya sebagai Deputi Gubernur BI. Itu saja, ibu tahunya sampai situ,” kata Adang.

Untuk itu, Adang meminta kesehatan Nunun dijaga supaya istrinya itu bisa ngomong. “Ca-rilah tempat yang nyaman bagi ibu,” ujar Adang. (*/X-8)

SAAT ini 19 gunung api di In-donesia berstatus waspada dan 5 berstatus siaga. Semuanya memasuki tahap awal erupsi.

Salah satunya Gunung Sindo-ro di perbatasan Kabupaten Temanggung-Wonosobo, Jawa Te ngah. Meski Sindoro berstatus waspada, warga sekitar mulai bersiaga. Bahkan ada yang ter-pancing kabar bahwa Sindoro yang tingginya 3.155 meter itu segera meletus sehingga warga ber inisiatif mengungsi.

Kepala Kantor Kesatuan Bang sa, Politik, dan Perlindung-

an Masyarakat Temanggung, Is tantiyono, membenarkan hal itu. Dia mengaku didatangi war ga Kecamatan Bansari yang berniat mengontrak salah satu rumahnya.

“Warga tersebut keta kutan jika sewaktu-waktu Gunung Sindo ro meletus,” tuturnya di Te mang gung, kemarin.

Kepanikan juga dialami war-ga Dusun Gondangan, Desa Watukumpul, Kecamatan Para-kan, juga di lereng Gunung Sin-doro. Sebanyak 59 jiwa dalam 13 KK du sun itu mengungsi sejak

Ka mis (8/12). Namun, setelah men dengar imbauan pemerin-tah kabupaten, empat KK di an taranya kembali ke rumah ma sing-masing. Sebagian lain masih mengungsi.

Aktivitas Gunung Sindoro

berfl uktuasi sehingga masih su-lit diprediksi. Data kegempaan yang tere kam di Pos Pengamat-an Gunung Sindoro dan Gu-nung Sumbing di Gentingsari, Temanggung, pada 14 Desem-ber, telah terjadi 2 kali gempa vulkanis dalam, 3 kali gempa vulkanis dangkal, 1 kali gempa tektonik lokal, 2 kali tektonik jauh, dan 77 kali hembusan.

Tidak siapPemerintah Kabupaten Te-

manggung menyatakan tidak siap menghadapi bencana besar

seperti letusan Gunung Sindoro. Itu terlihat dari ketersediaan ba-han makanan dan perlengkapan untuk pengungsi yang minim.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Temanggung, Teguh Suyanto, di Temanggung kemarin me-ngatakan ketersediaan beras di gudang dinsos tinggal 13.175 kg dari semula sebanyak 100 ton.

Bupati Temanggung Hasyim Affandi menambahkan, dana bencana dalam APBD Rp500 juta sudah habis. “Tetapi kalau terjadi letusan, dana bencana bisa kita siapkan.” (TS/X-4)

JUMAT, 16 DESEMBER 2011 | NO.11232 | TAHUN XLI I | 40 HALAMAN

Pemasangan Iklan & Customer

Service:021 5821303

No Bebas Pulsa:08001990990

e-mail:[email protected]

Rp2.900/eks(di luar P. Jawa Rp3.100/eks)

Rp67.000/bulan(di luar P.Jawa

+ ongkos kirim)

KEADABAN sebuah bangsa amat ditentukan se-be rapa besar bangsa itu menaruh penghormatan yang tinggi kepada manusia dan kemanusiaan. Sayangnya, justru di titik itulah negara terlihat masih kedodoran.

Beragam kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di sejumlah tempat di Tanah Air, baik yang lama maupun yang anyar, menunjukkan manusia dan kemanusiaan masih dipandang sekadar tulang belulang. Harkat dan martabat manusia masih tera-mat jauh dari kemuliaan. Nyawa manusia teramat murahnya.

Kekejian terakhir yang baru saja diungkap media massa ialah peristiwa di Mesuji, Lampung, dan Me-suji, Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan. Kasus yang bermula dari sengketa lahan itu berubah men-jadi pembantaian sadis terhadap 30 warga lokal.

Sejumlah warga yang menjadi korban kebrutalan di dua tempat tersebut mengadu ke Komisi III DPR pada Rabu (14/12) dengan diantar kuasa hukum mereka, Bob Hasan, dan mantan Asisten Teritorial KSAD Mayjen (Purn) Saurip Kadi.

Mereka membawa video yang merekam pemban-taian dan menuntut penyelenggara negara bertindak cepat.

Mereka menuturkan peristiwa itu berawal ketika perusahaan sa-wit hendak memper-luas lahan. Namun, mereka gagal mengusir penduduk dari lahan yang hendak diincar.

Karena gagal meng-usir penduduk itulah, kata Saurip, perusaha-an tersebut meminta bantuan aparat dan mem bentuk pasukan sipil pamswakarsa. Dua organ itulah yang digunakan untuk membunuh dengan kekerasan.

Kepolisian sudah mengakui adanya puluhan war-ga yang tewas tersebut, lengkap dengan kronologi versi mereka. Kepolisian juga mengaku sudah me-nindak aparat yang terlibat dan kasusnya sudah di bawa ke pengadilan.

Namun, mengapa peristiwa itu tidak pernah di-pub likasikan sebelumnya oleh aparat? Setelah ber-juang dalam kesunyian sekian lama, publik akhirnya tahu bahwa telah terjadi kekejian.

Terlalu banyak kejanggalan dan hal-hal misterius yang menguatkan kesan bahwa kasus tersebut se-ngaja ditutup-tutupi. Pola lama di era Orde Baru, yang hampir saban hari kita kutuki, hendak diha-dirkan kembali.

Tidak ada upaya lain, negara harus bertindak keras terhadap para pelanggar HAM. Negara tidak boleh membiarkan, apalagi diam-diam merestui kekejian. Komnas HAM harus menginvestigasi secara cepat dan menyeluruh agar tidak ada lagi nyawa anak negeri melayang sia-sia.

Bopeng dalam penegakan HAM terlalu banyak dan jorok. Aparatur bersenjata tidak boleh mela-curkan diri menjadi kacung pengusaha dan perusa-haan. Semua warga negara, tanpa kecuali, berhak me nikmati perlindungan negara, dengan atau tanpa senjata.

Silakan tanggapiEditorial ini melalui:mediaindonesia.com

Aparatur bersenjata

tidak boleh melacurkan diri menjadi kacung pengusaha dan perusahaan.’’

EDITORIAL

Kekejian di Mesuji

PERINGATAN bagi a y a h p e ro k o k . Hasil pengamatan terbaru peneliti Institut Telethon, Australia, menun-jukkan ayah yang merokok berpotensi membuat anaknya terkena leukemia atau kanker darah hingga 15%.

Peneliti menyurvei keluarga-keluarga dari 300 anak yang menderita kanker anak. Dalam survei tersebut, peneliti menanyakan kebiasaan merokok para orangtua mereka. Selain itu, peneliti membandingkan kondisinya dengan keluarga 800 anak yang tidak mengidap leukemia.

Hasil penelitian itu menyebutkan kebiasaan merokok sang ibu tidak berdampak dalam potensi kanker darah tersebut. Namun, ayah yang memiliki kebiasaan me rokok menyebabkan potensi anaknya mengidap leukemia hingga 15%.

Dari pengamatan tersebut, peneliti juga menemukan ayah yang merokok hingga 20 batang setiap hari berpo-tensi hingga 44% membuat anaknya mengidap leukemia. (Reuters/DK/X-5)

Perokok dan Leukemia

PAUSE

BONA SUTIRTO

MERANCANG REHATSetiap orang memiliki

tujuan berbeda saat liburan. Apa pun itu, pasti persiapannya membutuhkan waktu dan trik yang tidak sedikit.

Katalog Belanja, Hlm 33-40

Kirimkan tanggapan Andaatas berita ini melalui e-mail:

[email protected] mediaindonesia.com

Facebook: Harian Umum Media Indonesia

Twitter: @MIdotcom

Pembantaian di Mesuji Sporadis dan SistematisKomnas HAM menyebut ada tiga perusahaan perkebunan terlibat dalam pembunuhan warga.

KesehatanNununBerangsurNormal

TUNJUKKAN BUKTI: Dua perwakilan warga korban kekerasan di Mesuji, Lampung, mengadu ke Kantor Komnas HAM di Jakarta, dengan menunjukkan bukti-bukti kekerasan di lokasi kejadian, kemarin.

Warga Lereng Gunung Sindoro Mulai Mengungsi

Tensinya 130/90, normal. Tadi saya

cek pukul 08.00 WIB masih tidur. Saya biarkan saja, enggak usah dibangunin.”Mas Ibnu HadjarKabid Pelayanan Kedokteran Kepolisian RS Polri

MI/SUSANTO

SENO