Top Banner
MAKALAH LABOR FISIKA SEKOLAH HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM Oleh : Maytika Sari 1101377/2011 Pendidikan Fisika R Dosen : Dra.Yenni Darvina, M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
36

TUMBUKAN DAN MOMENTUM

Nov 23, 2015

Download

Documents

Maytika Sari

RANCANGAN ALAT SEDERHANA PRATIKUM TUMBUKAN DAN MOMENTUM
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

MAKALAH LABOR FISIKA SEKOLAHHUKUM KEKEKALAN MOMENTUM

Oleh :Maytika Sari1101377/2011Pendidikan Fisika RDosen :Dra.Yenni Darvina, M.Si

JURUSAN FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI PADANG2014KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga makalah Labor Fisika Sekolah dapat diselesaikan dengan judul MOMENTUM DALAM PERISTIWA TUMBUKAN.Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Labor Fisika Sekolah. Dalam penulisan makalah ini penulis banyak menemui kesulitan. Namun berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing dan pihak-pihak lainnya.Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca untuk dapat penulis perbaiki dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Padang, 26 May 2014

Penulis

DAFTAR ISIKATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiMENYELIDIKI MOMENTUM DALAM EPRISTIWA TUMBUKAN1A.Kompetensi Inti1B.Kompetensi Dasar2C.Tujuan Percobaann2D.Alat dan Bahan untuk Membuat Alat3E.Prosedur Kerja Pembuatan Alat4F.Teori Dasar6G.Hasil Pengamatan11H.Pengolahan Data11I.Grafik22J.Kesimpulan22K.Saran24L.Daftar Pustaka25

2

MENYELIDIKI MOMENTUM DALAM EPRISTIWA TUMBUKANA. Kompetensi IntiKI. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.KI. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.KI. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.B. Kompetensi Dasar1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya1.2 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi3.5 Mendeskripsikan momentum dan impuls, hukum kekekalan momentum, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari4.5 Memodifikasi roket sederhana dengan menerapkan hukum kekekalan momentumC. Tujuan Percobaann Setelah melakuakan pratikum siswa diharapkan dapat:1. Menyelidiki kekekalan momentum dalam tumbukan tidak elastic sama sekaliD. Alat dan Bahan untuk Membuat Alat1. Alat yang digunakan dalam proses pembuatan alat pratikumNO.ALATFUNSIGAMBAR

1GergajiMenggergaji/ memotong kayuGambar 1. Gergaji

2Bor Melubangi kayu balokGambar 2. Bor

3KhatamMeratakan permukaan kayuGambar 3. Khatam

4Ampelas Menghaluskan/ melicinkan permukaan kayuGambar 4. Ampelas

5KuasMengecat kayuGambar 5. Kuas

6Palu Mamakukan paku pada kayuGambar 6. Palu

2. Bahan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan alata) Kayu balok berukuran 20 cm x 10 cm x 7cm untuk membuat troli dan bebanb) Kayu balok berukuran 120 cm x 2 cm x 2 cm sebagai dinding lintasanc) Triplek putih berukuran 120 cm x 18 cm sebagai landasan d) Paku kecil untuk memasang dinding lintasan pada triplek landasane) Paku besar untuk memasang kepala troli pada badan trolif) Cat pernis warna solar untuk mewarnai dinding lintasan, troli dan bebang) Sepasang roda mobil-mobilan anak-anakh) Sebuah mobil-mobilan anak-anak.i) Ticker timer lengkap dengan pita ticker timerj) Plastisin E. Prosedur Kerja Pembuatan Alat1. Sediakan semua alat dan bahan yang dibutuhkan2. Potonglah kayu balok menjadi 3 bagian yang masing-masing berukuran 14 cm x 5.5 cm x 4 cm sebagai badan troli, 5.5 cm x 5.5 cm x 3.5 cm sebagai kepala troli dan 6 cm x 5 cm x 3.5 cm sebagi beban seperti pada gambar dibawah ini

Gambar 7.a. Badan troli b. kepala troli c. beban 3. Ampelas potongan kayu tersebut beserta kayu balok panjang yang digunakan sebagai dinding lintasan4. Cat semua kayu yang telah di ampelas menggunakan cat pernis warna solar, kemudian biarkan cat mengering5. Pasang dinding lintasan pada sisi-sisi triplek seperti pada gambar

Gambar 8. Landasan troli6. Pasangkan kepala troli dengan badan troli kemudian lubangi troli dengan bor sebagai tempat pemasangan roda.7. Pasangkan roda mobil-mobilan pada badan troli

Gambar 9. Troli8. Letakkan landasan troli diatas bidang datar kemudian letakkan mobil maian di salah satu ujung landasan menghadap ke ujung landasan yang lain.9. Tempelkan plastisin pada bagian depan mobil mainan dan bagian belakang troli sejajar dengan plastisin yang tertempel pada mobil mainan.10. Letakkan troli pada jarak 75 cm di depan mobil mainan11. Pasangkan pita yang telah terhubung ke ticker timer pada bagian belakang mobil-mobilan dan hubungkan ticker timer dengan power supply (pada keadaan off) dengan output 6 volt seperti pada gambar

Gambar 10. Set alat pratikumF. Teori Dasar1. Momentum sebuah benda

(1)Sebuah mobil yang bergerak dijalanan yang memiliki massa m bergerak dengan kecepatan sebesar memiliki sebuah momentum. Momentum adalah besaran yang merupakan perkalian massa dan kecepatan.= m Dimana,= momentum (kg m/s)m= massa benda (kg)kecepatan benda (m/s)Dari persamaan diatas tampak bahwa momentum merupakan besaran vector yang arahnya versis sama dengan arah kecepatan benda.

(2)Satu dimensi. Untuk gerak satu dimensi, momentum benda cukup ditulis dalam bentuk scalar, yaitu:p=m

Momentum Sistem BendaJika suatu system yang kita amati terdiri dari sejumlah partikel, maka momentum total system merupakan jumlah vector dari momentum masing-masing partikel. Misalkan benda terdiri dari tiga partikel dengan momentum masing-masing , . Momentum total system adalah

(3)= +

Ingat, penjumlahan harus dilakukan secara vector. Namun demikian, kita juga bias melakukan penjumlahan secara scalar untuk masing-masing komponen momentum. Untuk gerak dua dimensi, kita dapatkan bentuk penjumlahan untuk dua komponen momentum, yaitu:

(4)= = 2. Hokum kekekalan momentum Hukum kekekalan momentum menyebutkan bahwa: Jumlah momentum benda-benda sebelum dan sesudah tumbukan adalah tetap, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda-benda itu

Ini berarti momentum total suatu sistem yang terisolasi setiap saatnya sama dengan momentum awalnya. Jika digambarkan:

Gambar 11. Momentum yang terjadi antara dua benda

Gambar di atas menunjukkan bola dengan massa 1 ( m1) dan massa 2 ( m2) yang bergerak berlawanan arah dalam satu garis lurus dengan kecepatan berturut-turut sebesar v1 dan v2. Setelah keduanya bertumbukan masing-masing kecepatannya berubah menjadi v1 dan v2.Secara matematis hukum kekekalan momentum dapat dinyatakan dengan:

(5)p1+ p2 = p1+ p2m1v1 + m2 v2 = m1v1 + m2v2

Dengan:p1, p2 : momentum benda 1 dan 2 sebelum tumbukan (kg.m/s)p1, p2 : momentum benda 1 dan 2 setelah tumbukan (kg.m/s)m1, m2 : massa benda 1 dan 2 (kg)v1, v2 : kecepatan benda 1 dan 2 sebelum tumbukan (m/s)v1, v2 : kecepatan benda 1 dan 2 sesudah tumbukan (m/s)disini kita anggap massa benda yang mengalami tumbukan tidak berubah. Dalam peristiwa tumbukan, massa benda sebelum dan sesudah tumbukan bisa saja berubah. Contohnya: kedua benda bergabung setelah tumbukan atau ada benda yang pecah setelah tumbukan.Energy kinetic benda sebelum dan sesudah tumbukan dapat dinyatakan sebagai berikut:1

(6)EK = m1v12 + m2v22EK = m1v12 + m2v22Dalam proses tumbukan slalu memenuhi

(7)EK EKDari persamaan (5) kita dapat menulis

(8)m1 (v1- v1) = -m2 (v2 + v2)

dari persamaan (6) dan (7) kita dapat menulis

m1v12 + m2v22 m1v12 + m2v22

(9)m1v12 + m2v22 m1v12 + m2v22-m2 (v22 - v22) m1 (v12- v12)

(10)Dengan menggunakan sifat (a2-b2) = (a-b)(a+b), kita dapat menulis persamaan (9) menjadi -m2 (v2 - v2) (v2 + v2) m1 (v1- v1) (v1+ v1)

Dengan membagi persamaan (10) dengan persamaan (8) maka diperoleh:

(11)

Dengan demikian defenisi koefisien elastisitas dan persamaan koefisien restitusi sebagai:

(12)e = -

berdasarkan devenisi koefisien elastisitas dan persamaan (11), kita dapatkan bahwa untuk semua jenis tumbukan antara dua benda maka berlaku:

(13)0 3. Tumbukan antara dua bendaa. Tumbukan elasticJika pada tumbukan dipenuhi e = 1 maka tumbukan tersebut dinamakan tumbukan elastic (tumbukan lenting sempurna). Kondisi ini hanya dipengaruhi bila momentum total sebelum dan sesudah tumbukan sama besar, serta energy kinetic total sebelum dan sesudah tumbukan juga sama besar (energy kinetic kekal). Contoh tumbukan yang yang mendekati tumbukan elastic sempurna adalah tumbukan antara dua bola biliar.b. Tumbukan tidak elasticPada proses tumbukan yang memenuhi e < 1, maka tumbukan tersebut dikategorikan sebagai tumbukan tidak elastic ( tubukan tidak lenting sempurna). Pada tumbukan ini energy kinetic kinetic total sesudah tumbukan lebih kecil dari pada energy kinetic total sebelum tumbukan. Makin kecil nilai e maka makin besar energy kinetic yang hilang akibat tumbukan.c. Tumbukan tidak elastic sama sekaliTumbukan tidak elastic (tidak lenting sama sekali) adalah jenis tumbukan khusus dimana e = 0. Berdasarkan persamaan (12) jenis tumbukan ini dicapai jika

Hal ini bararti kecepatan kedua benda setelah tumbukan adalah sama. Kondisi ini umumnya dicapai jika setelah tumbukan kedua benda menyatu. Contoh: tumbukan antara plastisin dengan kelereng, tumbukan peluru pada balok dimana peluru menancap kedalam balok dan tumbukan mobil terhadap pohon besar.

G. Hasil PengamatanMassa troli = 263,5 gramMassa beban = 55,7 gramMassa mobil-mobilan = 98,5 gramTable 1. Tumbukan mobil-mobilan dengan troliNO.Mobil mainanMobil mainan + troli

v (m/s)v (m/s)

10,540,16

20,530,15

30,590,17

40,590,17

53,580,17

Table 2. Tumbukan mobil-mobilan dengan troli + bebanNO.Mobil mainanMobil mainan + troli

v (m/s)v (m/s)

10,610,14

20,610,15

30,550,14

40,720,17

50,610,15

H. Pengolahan DataBerdasarkan data yang diperoleh pada ticker timer maka pengolahan data dari kegiatn pratikum ini adalah sebagi berikut:(waktu yang digunakan yaitu 0,4 s masing-masing untuk sebelum tumbukan dan setelah tumbukan, pada ticker timer yaitu ditunjukan dengan 20 ketikan pada pita ticker timer) Kecepatan benda sebelum dan setelah tumbukan 1. Tumbukan mobil mainan dengan troli troli tanpa bebana. Untuk percobaan pertama Sebelum tumbukans = 21,5 cmt = 0,4 sv = v = = 53,75 cm/s = 0,54 m/s Setelah tumbukans = 6,25 cmt = 0,4 sv = v = = 15,625 cm/s = 0,16 m/sb. Untuk percobaan kedua Sebelum tumbukans = 21,3 cmt = 0,4 sv = v = = 53,25 cm/s = 0,53 m/s Setelah tumbukans = 6 cmt = 0,4 sv = v = = 15 cm/s = 0,15 m/sc. Untuk percobaan ketiga Sebelum tumbukans = 23,75 cmt = 0,4 sv = v = = 59,375 cm/s = 0,59 m/s Setelah tumbukans = 6,75 cmt = 0,4 sv = v = = 16,875 cm/s = 0,17 m/sd. percobaan keempat sebelum tumbukans = 23,75 cmt = 0,4 sv = v = = 59,375 cm/s = 0,59 m/s Setelah tumbukan s = 6,75 cmt = 0,4 sv = v = = 16,875 cm/s = 0,17 m/se. pecobaan kelima Sebelum tumbukans = 23,35 cmt = 0,4 sv = v = = 60,875 cm/s = 0,58 m/s Setelah tumbukans = 6,7 cmt = 0,4 sv = v = = 21,5 cm/s = 0,17 m/s

2. Tumbukan mobil maian dengan troli + bebana. Untuk percobaan pertama

Sebelum tumbukans = 24,35 cmt = 0,4 sv = v = = 60,875 cm/s = 0,61 m/s Setelah tumbukans = 5,65 cmt = 0,4 sv = v = = 14,125 cm/s = 0,14 m/sb. Untuk percobaan kedua Sebelum tumbukans = 24,4 cmt = 0,4 sv = v = = 56 cm/s = 0,61 m/s Setelah tumbukans = 5,9 cmt = 0,4 sv = v = = 14,75 cm/s = 0,15 m/sc. Untuk percobaan ketiga Sebelum tumbukans = 22,1 cmt = 0,4 sv = v = = 55,25 cm/s = 0,55 m/s Setelah tumbukans = 5,45 cmt = 0,4 sv = v = = 13,625 cm/s = 0,14 m/sd. percobaan keempat sebelum tumbukans = 29 cmt = 0,4 sv = v = = 72,5 cm/s = 0,72 m/s setelah tumbukan s = 6,95 cmt = 0,4 sv = v = = 17,375 cm/s = 0,17 m/se. percobaan kelima Sebelum tumbukans = 24,3 cmt = 0,4 sv = v = = 48,25 cm/s = 0,61m/s Setelah tumbukans = 5,9 cmt = 0,4 sv = v = = 9,75 cm/s = 0,15 m/s Momentum benda sebelum dan setelah tumbukanSebelum tumbukan Pw = p1 + p2 Pw = m1 v1 + m2 v2 Pw = m1 v1 + 0Pw = m1 v1 setelah tumbukanpa = (m1 + m2 ) v

1. Momentum mobil-mobilan dan troli tanpa beban sebelum dan sesudah tumbukana. Percobaan pertamaps = m1 v1 = 98,5 x 10-3 kg . 0,54 m/s = 0,053 kg m/spa = (m1 + m2 ) v = (98,5 + 263,5) x 10-3 kg . 0,16 m/s = 0,058 kg m/sb. Percobaan kedua ps = m1 v1 = 98,5 x 10-3 kg . 0,53 m/s = 0, 052 kg m/spa = (m1 + m2 ) v = (98,5 + 263,5) x 10-3 kg . 0,15 m/s = 0,054 kg m/sc. Percobaan ketigaps = m1 v1 = 98,5 x 10-3 kg . 0,59 m/s = 0,058kg m/spa = (m1 + m2 ) v = (98,5 + 263,5) x 10-3 kg . 0,17 m/s = 0,062 kg m/sd. Percobaan keempatps = m1 v1 = 98,5 x 10-3 kg . 0,59 m/s = 0, 058 kg m/spa = (m1 + m2 ) v = (98,5 + 263,5) x 10-3 kg . 0,17 m/s = 0,062 kg m/se. Percobaan kelimaps = m1 v1 = 98,5 x 10-3 kg . 0,58 m/s = 0,057 kg m/spa = (m1 + m2 ) v = (98,5 + 263,5) x 10-3 kg . 0,17 m/s = 0, 06kg m/s2. Momentum mobil-mobilan dan troli + beban(m3) sebelum dan sesudah tumbukana. Percobaan pertamaps = m1 v1 = 98,5 x 10-3 kg . 0,61 m/s = 0,06 kg m/spa = (m1 + m2 + m3 ) v = (98,5 + 263,5 + 55,7) x 10-3 kg . 0,14 m/s = 0,058 kg m/sb. Percobaan keduaps = m1 v1 = 98,5 x 10-3 kg . 0,61 m/s = 0,06 kg m/spa = (m1 + m2 + m3 ) v = (98,5 + 263,5 + 55,7) x 10-3 kg . 0,15 m/s = 0,063 kg m/sc. Percobaan ketigaps = m1 v1 = 98,5 x 10-3 kg . 0,55 m/s = 0,054 kg m/spa = (m1 + m2 + m3 ) v = (98,5 + 263,5 + 55,7) x 10-3 kg . 0,14 m/s = 0,058 kg m/sd. Percobaan keempatps = m1 v1 = 98,5 x 10-3 kg . 0,72 m/s = 0,071 kg m/spa = (m1 + m2 + m3 ) v = (98,5 + 263,5 + 55,7) x 10-3 kg . 0,17 m/s = 0,071 kg m/s

e. Percobaan kelimaps = m1 v1 = 98,5 x 10-3 kg . 0,61 m/s = 0, 06 kg m/spa = (m1 + m2 + m3 ) v = (98,5 + 263,5 + 55,7) x 10-3 kg . 0,15 m/s = 0,063 kg m/s

Kecepatan akhir system secara perhitunganv = v1. Kecepatan akhir system tanpa tambahan bebana. Percobaan pertamav = 0,54m/sv = 0,15 m/sb. Percobaan keduav = 0,53 m/sv = 0,14 m/sc. Percobaan ketigav = 0,59 m/sv = 0,16 m/sd. Percobaan keampatv = 0,59 m/sv = 0,16 m/se. Percobaan kelimav = 0,58 m/sv = 0,16 m/s2. Kecepatan akhir system dengan tambahan beban m3Massa troli = massa troli + massa beban = 263,5 gr + 55,7 gr =319,2 x 10-3 kga. Percobaan pertamav = 0,61 m/sv = 0,14 m/s

b. Percobaan keduav = 0,61 m/sv = 0,14 m/sc. Percobaan ketigav = 0,55 m/sv = 0,13 m/sd. Percobaan keempatv = 0,72 m/sv = 0,17 m/se. Percobaan kelimav = 0,61m/sv = 0,14 m/s Perbandingan kecepatan akhir berdasarkan perhitungan dan pengukuran1. Perbandingan kecepatan akhir system tanpa tambahan bebanNO.vhitung (m/s)vukur (m/s)

10,150,16

20,140,15

30,160,17

40,160,17

50,160,17

2. Perbandingan kecepatan akhir system dengan tambahan beban m3NO.vhitung (m/s)vukur (m/s)

10,140,14

20,140,15

30,130,14

40,170,17

50,140,15

Kesalahan relative% Kr = x 100 % 1. % Kr untuk kecepatan akhir system tanpa tambahan bebana. %Kr = x 100 % = 6,6 %b. %Kr = x 100 % = 7,1 %c. %Kr = x 100 % = 6,25 %d. %Kr = x 100 % = 6,25 %e. %Kr = x 100 % = 6,25 %2. % Kr untuk kecepatan akhir system dengan tambahan beban m3a. %Kr = x 100 % = 0 %b. %Kr = x 100 % = 7,1 %c. %Kr = x 100 % = 7,7 %d. %Kr = x 100 % = 0 %e. %Kr = x 100 % = 7,1 %I. Grafik Grafik hubungan massa dengan momentum benda setelah tumbukan.Dari grafik dapat dilihat bahwa hubungan massa dengan momentum benda adalah sebanding, dimana semakin besar massa maka momentum benda juga akan semakin besar.J. Kesimpulan Momentum sistem1. Momentum mobil-mobilan dan troli sebelum dan sesudah tumbukanNO.ps (momentum sebelum tubukan) kg m/sPa (momentum setelah tumbukan )kg m/s

10,0530,058

20,0520,054

30,0580,062

40,0580,062

50,0570,06

Dari tabel diatas dapat dilihat hasil percobaan menyelidiki kekekalan momentum benda sebelum dan setelah tumbukan. Berdasarkan teori momentum benda sebelum dan setelah tumbukan adalah adalah sama, hal ini sesuai dengan hokum kekekalan momentum. Namun berdasarkan hasil percobaan diperoleh momentum benda sebelum tumbukan tidak sama persis dengan momentum benda setelah tumbukan, antara momentum benda sebelum dan setelah tumbukan dan setelah tumbukan terdapat selisih yang berkisar antara 0,002 hingga 0,005.2. Momentum mobil-mobilan dan troli + beban sebelum dan setelah tumbukanNO.ps (momentum sebelum tubukan) kg m/sPa (momentum setelah tumbukan )kg m/s

10,060,058

20,0550,063

30,0540,058

40,0710,071

50,0470,042

Dari tabel diatas dapat dilihat hasil percobaan menyelidiki kekekalan momentum benda sebelum dan setelah tumbukan dengan tambahan beban. Berdasarkan teori momentum benda sebelum dan setelah tumbukan adalah adalah sama, hal ini sesuai dengan hokum kekekalan momentum. Namun berdasarkan hasil percobaan diperoleh momentum benda sebelum tumbukan tidak sama persis dengan momentum benda setelah tumbukan, antara momentum benda sebelum dan setelah tumbukan dan setelah tumbukan terdapat selisih yang berkisar antara 0 hingga 0,008.Selisih data yang diperoleh dari hasil percobaan dapat disebabkan oleh beberapa kesalahan, diantaranya yaitu: kurang telitinya praktikan dalam melakukan pengukuran, kesalahan paralaks, alat yang belum sempurna dan kalibrasi alat ukur massa.

Perbandingan kecepatan akhir system secara perhitungan dan pengukuran1. Perbandingan kecepatan akhir system tanpa tambahan beban

NO.vhitung (m/s)vukur (m/s)

10,150,16

20,140,15

30,160,17

40,160,17

50,160,17

2. Perbandingan kecepatan akhir system dengan tambahan beban m3NO.vhitung (m/s)vukur (m/s)

10,140,14

20,140,15

30,130,14

40,170,17

50,140,15

Dari grafik dapat dilihat bahwa kecepatan akhir benda setelah mengalami tumbukan antar perhitungan dan pengukuran berbeda, secara teori seharusnya kecpatan akhir secar perhitungan dan pengukuran adalah sama. Disini terdapat % kesalahan yang berkisar antara 0 % sampai 7,7 %. Kesalahan-kesalahan ini dapat disebabkan oleh ketidak telitian dari pratikan dan juga alat pratikum itu sendiri.K. Saran Kegiataan menyelidiki momentum pada peristiwa ini hendaknya dilakukan oleh dua orang siswa atau lebih agar percobaan dapat lebih teramati dengan teliti dan kertas karbon pada pita karbon sebaiknya diganti setiap 2 atau 3 kali percobaan agar mendapatkan hasil ketikan yang jelas pada pita ketik.L. Daftar PustakaAbdullah, mikrajuddin. 2007. FISIKA 2A. Jakarta: Erlangga.Tim pendidikan fisika FMIPA. 2014. Hukum Kekekalan Momentum. Yogyakarta: UNY. Dakses pada 17/05/2014 dari http:// duniafisikakita.blogspot.com