Top Banner
1 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegagalan dan Kesuksesan Dalam Pembangunan dan Penerapan Sistem Informasi Di Suatu Perusahaan OLEH: Rudi Eko Setyawan P056132902.49 Dosen : PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR
37

Tugas SIM Rudi

Jan 01, 2016

Download

Documents

rudy fowler

Tugas MB
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tugas SIM Rudi

1

SISTEM INFORMASI MANAJEMENFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegagalan

dan Kesuksesan Dalam Pembangunan dan Penerapan Sistem Informasi

Di Suatu Perusahaan

OLEH:

Rudi Eko Setyawan

P056132902.49

Dosen :

Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNISINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: Tugas SIM Rudi

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kegagalan dan Kesuksesan Dalam Pembangunan dan Penerapan

Sistem Informasi Di Suatu Perusahaan”.

Dalam menghadapi perkembangan suatu perusahaan, perusahaan harus

mampu mengetahui faktor apa saja yang dapat membuat suatu sistem informasi

itu berhasil ataupun gagal, karena jika suatu sistem informasi gagal, maka akan

berdampak langsung pada kelancaran bisnis di perusahaan itu sendiri. Dalam

penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan. Dengan

demikian penulis sangat berharap semua pihak dapat memberikan kritik dan saran,

sehingga dapat menyempurnakan pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap orang yang

membutuhkan informasi mengenai bagaimana meminimalisir suatu kegagalan

system informasi dalam suatu perusahaan.

Bogor,

November 2013

Rudi Eko

Setyawan

2

Page 3: Tugas SIM Rudi

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR

....................................................................................................................................

i

DAFTAR ISI

....................................................................................................................................

ii

DAFTAR GAMBAR

....................................................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

..........................................................................................................................

1

1.2 Perumusan Masalah

..........................................................................................................................

2

1.3 Tujuan

..........................................................................................................................

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi

…………………………………................................................ 3

3

Page 4: Tugas SIM Rudi

2.2 Peran Sistem Informasi dalam Bisnis

....................................................................................................................................

4

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengembangan Software untuk Sistem Informasi

..........................................................................................................................

6

3.2 Implementasi Sistem Informasi

..........................................................................................................................

6

3.3 Contoh Kasus Implementasi Sistem Informasi

..........................................................................................................................

7

3.4 Kegagalan Implementasi Sistem Informasi

..........................................................................................................................

9

3.5 Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi

..........................................................................................................................

16

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

..........................................................................................................................

19

4.2 Saran

..........................................................................................................................

19

DAFTAR PUSTAKA

4

Page 5: Tugas SIM Rudi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Komponen Sistem Informasi

....................................................................................................................................

4

5

Page 6: Tugas SIM Rudi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini sangat membantu dunia bisnis khususnya dalam

menambah efisiensi dan keefektifan waktu serta biaya dalam kegiatan operasionalnya.

Persaingan yang sangat ketat dan kompetitif menuntut suatu perusahaan untuk terus

mengembangkan sistem informasinya guna mempertahankan posisi perusahaan dalam peta

persaingan agar tidak terlindas oleh para pesaingnya. Persaingan global yang meningkat

seiring dengan bertambahnya jumlah perusahaan di dunia. Persaingan global saat ini cukup

ketat sehingga perusahaan yang tidak memiliki daya saing, lamban dan menghasilkan produk

yang kurang berkualitas akan tergerus di pasaran, dan pada akhirnya perusahaan tersebut

akan bangkrut. Perusahaan yang mampu bersaing dan selalu meningkatkan kualitas produk

dan internal perusahaannya akan dapat berkembang. Perusahaan yang masuk ke dalam

persaingan global harus dapat mempertahankan competitive advantage yang dimilikinya.

Salah satu cara untuk mewujudkan kesuksesan perusahaan adalah dengan cara menerapkan

dan mengintegrasikan sistem informasi.

Sistem informasi sangat membantu perusahaan dalam mengolah dan menyimpan data.

Serta membantu para pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan, seperti

mengidentifikasi masalah peramalan bisnis. Sistem informasi Manajemen adalah serangkaian

sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang

mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna

meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria

mutu yang telah ditetapkan.

Sistem informasi juga diperlukan untuk membantu dan menunjang kinerja

perusahaan. Tujuan sistem informasi yaitu memenuhi kebutuhan informasi umum semua

manajer dalam perusahaan atau dalam sub-unit perusahaan. Sistem informasi menyediakan

informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model

matematika. Sistem informasi terdiri dari enam komponen yaitu : komponen input,

komponen model, output, teknologi, basis data dan kontrol. Setiap komponen diidentifikasi

dan dievaluasi apakah sudah sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, sinergi antar komponen ini

diperlukan agar kegagalan sistem informasi dapat dihindari.

Sistem informasi merupakan suatu sistim yang kompleks dan memerlukan

perencanaan dan pengembangan yang cermat agar sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

1

Page 7: Tugas SIM Rudi

Abdulkadir menjelaskan bahwa sistem informasi merupakan sebuah sistem yang menyajikan

informasi yang digunakan untuk operasi dan manajemen dalam pengambilan keputusan

dalam organisasi.

Manfaat dari penerapan sistem informasi bukan hanya dirasakan oleh perusahaan,

tetapi juga oleh para pemakai di luar perusahaan. Untuk keberhasilan penerapan sistem

informasi tersebut, dalam perancangan suatu sistem informasi harus melalui perencanaan

yang baik dan melibatkan aspek-aspek yang dianggap dapat mendukung keberhasilan

tersebut. Dalam makalah ini akan dibahas beberapa faktor yang menunjang kesuksesan

penerapan sistem informasi dan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan sistem informasi.

1.2 Perumusan Masalah

1. Faktor-faktor apa saja yang dapat menunjang kesuksesan penerapan sistem informasi

pada suatu perusahaan?

2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kegagalan penerapan sistem informasi pada

suatu perusahaan?

3. Bagaimanakah penerapan sistem informasi pada suatu perusahaan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui faktor-faktor yang menunjang kesuksesan penerapan sistem informasi

pada suatu perusahaan.

2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan penerapan sistem informasi

pada suatu perusahaan.

3. Mengetahui penerapan sistem informasi pada suatu perusahaan.

2

Page 8: Tugas SIM Rudi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi

Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang

yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen.Dalam arti yang

sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara

orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan

untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan

komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini

dalam mendukung proses bisnis (Kroenke, 2008).

Ada yang membuat perbedaan yang jelas antara sistem informasi, dan komputer

sistem TIK, dan proses bisnis. Sistem informasi yang berbeda dari teknologi informasi dalam

sistem informasi biasanya terlihat seperti memiliki komponen TIK. Hal ini terutama berkaitan

dengan tujuan pemanfaatan teknologi informasi. Sistem informasi juga berbeda dari proses

bisnis. Sistem informasi membantu untuk mengontrol kinerja proses bisnis (O’Brien, 2003).

Alter berpendapat untuk sistem informasi sebagai tipe khusus dari sistem kerja.

Sistem kerja adalah suatu sistem di mana manusia dan/atau mesin melakukan pekerjaan

dengan menggunakan sumber daya untuk memproduksi produk tertentu dan/atau jasa bagi

pelanggan. Sistem informasi adalah suatu sistem kerja yang kegiatannya ditujukan untuk

pengolahan (menangkap, transmisi, menyimpan, mengambil, memanipulasi dan

menampilkan) informasi (Alter, 2006).

Sistem informasi merupakan suatu pengumpulan data yang terorganisir berserta tata

cara penggunaannya yang mencakup lebih jau daripada sekedar penyajiaannya. Istilah

tersebut menyiratkan seuatu maksud yang ingin dicapai dengan jalan memilih dan mengatur

data serta menyusun tata cara penggunaannya. Alter berpendapat untuk sistem informasi

sebagai tipe khusus dari sistem kerja. Dengan demikian, sistem informasi saling berhubungan

dengan sistem data di satu sisi dan sistem aktivitas di sisi lain. Sistem informasi adalah suatu

bentuk komunikasi sistem di mana data yang mewakili dan diproses sebagai bentuk dari

memori sosial. Sistem informasi juga dapat dianggap sebagai bahasa semi formal yang

mendukung manusia dalam pengambilan keputusan dan tindakan.

3

Page 9: Tugas SIM Rudi

Sistem kerja adalah suatu sistem di mana manusia dan atau mesin melakukan pekerjaan

dengan menggunakan sumber daya untuk memproduksi produksi tertentu dan atau jasa bagi

pelanggan. Sistem informasi adalah sistem kerja yang kegiatannya ditunjukkan untuk

pengolahan (menangkap, transmisi, menyimpan, mengambil, memanipulasi dan

menampilkan) informasi (Alter, 2008).

Setiap sistem informasi menyajikan tiga pokok : 1) pengumpulan dan pemasukan data,

2) penyimpanan dan pengambilan kembali (retrieval) data, dan 3) penerapan data, dalam hal

sistem informasi terkomputer termasuk penayangan (display) (Lynch, LG. 1977). Menurut

O’Brien (2000) Sistem Informasi manajemen merupakan kombinasi yang teratur antara

people, hardware, software, network dan data resources (kelima unsur ini disebut komponen

sistem informasi) yang mengumpulkan, merubah dan menyebarkan informasi dalam

organisasi seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Komponen Sistem Informasi (Sumber : O’Brien, 2000)

2.2     Peran Sistem Informasi dalam Bisnis

Sistem informasi mempunyai 3 tugas utama dalam sebuah organisasi, yaitu:

Mendukung kegiatan-kegiatan usaha/operasional

Mendukung pengambilan keputusan manajemen

Mendukung persaingan keuntungan strategis

Beberapa sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai sistem informasi operasi

atau manajemen, sementara yang lainnya menjalankan berbagai macam fungsi. Peranan

sistem informasi untuk operasi bisnis adalah untuk memproses transaksi bisnis, mengontrol

proses industrial, dan mendukung komunikasi serta produktivitas kantor secara efisien.

a. Transaction Processing Systems (TPS)

TPS berkembang dari sistem informasi manual untuk sistem proses data dengan

bantuan mesin menjadi sistem proses data elektronik (electronic data processing systems).

TPS mencatat dan memproses data hasil dari transaksi bisnis, seperti penjualan, pembelian,

4

Page 10: Tugas SIM Rudi

dan perubahan persediaan/inventori. TPS menghasilkan berbagai informasi produk untuk

penggunaan internal maupun eksternal. Sebagai contoh, TPS membuat pernyataan konsumen,

cek gaji karyawan, kuitansi penjualan, order pembelian, formulir pajak, dan rekening

keuangan.

b. Process Control Systems (PCS)

Sistem informasi operasi secara rutin membuat keputusan yang mengendalikan proses

operasional, seperti keputusan pengendalian produksi. Hal ini melibatkan process control

systems (PCS) yang keputusannya mengatur proses produksi fisik yang secara otomatis

dibuat oleh komputer. Kilang minyak petroleum dan assembly lines dari pabrik-pabrik yang

otomatis menggunakan sistem ini.

c. Office Automation Systems (OAS)

OAS mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mengirim data dan informasi

dalam bentuk komunikasi kantor elektronik. Contoh dari office automation (OA) adalah word

processing, surat elektronik. electronic mail, teleconferencing, dan lain-lain (Deny, 2009).

5

Page 11: Tugas SIM Rudi

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengembangan Software untuk Sistem Informasi

Pada tahun 1980-an adalah awal mulainya pembuatan software aplikasi secara

factory- centric. Jadi semakin banyak kode pemrograman yang dibuat maka dibutuhkan juga

semakin banyak programmer. Cara-cara pembuatan program sekarang ini telah mengalami

banyak perubahan. Perubahan tersebut sangat mempengaruhi suplier dan konsumen dari

sistem informasi tersebut. Menurut Aoyama (1998) Faktor faktor yang mempengaruhi

perubahan pembuatan sistem informasi tersebut antara lain adalah tekanan untuk dapat

mencapai pasar dengan cepat, kebutuhan konsumen yang selalu berubah, internet, dan

bahasa pemrograman yang berkemampuan tinggi.

Salah satu proses pembaharuan dari proses pembuatan software adalah dengan

adanya iterative methods (Royce,1998). Metode ini memperbaiki original waterfall process.

Disamping itu terdapat pula banyak model model lain dalam melakukan pembuatan

software misalnya Spiral model oleh Boehm, yang melihat pembuatan software dari

manajemen risikonya. Model model pembuatan software muncul dari pertengahan 1980, dan

masih berlanjut sampai sekarang.

3.2 Implementasi Sistem Informasi

Setelah sistem telah dianalisis dan didesain secara rinci dan teknologi telah diseleksi

dan dipilih, tiba saatnya sekarang sistem untuk diimplementasikan. Tahap implementasi

sistem sendiri terdiri dari langkah - langkah sebagai berikut ini :

1. Menerapkan rencana implementasi.

2. Melakukan kegiatan implementasi.

3. Tindak lanjut implementasi

Konsep siklus hidup proyek mempunyai implikasi bahwa setiap proyek

pengembangan sistem harus dibagi dalam tahap - tahap berbeda dengan titik pengendalian

manajemen yang formal diletakkan diantara tahap - tahap. Prinsip pengendalian dasar adalah

setiap tahap harus menghasilkan dokumentasi secara formal ditelaah dan disetujui sebelum

memulai tahap berikutnya dari siklus hidup proyek.

6

Page 12: Tugas SIM Rudi

Pada literatur yang ada banyak contoh dari kegagalan dalam pengimplementasian

sistem informasi. Menurut (Bowtell et all, 1999) yang mencoba menjelaskan mengapa sering

terjadi kegagalan pada proyek sistem informasi dan bagaimana menjamin kesuksesan proyek.

Sampai sekarang belum ada suatu kesepakatan tentang bagaimana mengukur kesuksesan

suatu proyek sistem informasi. Faktor faktor yang menyebabkan kesuksesan suatu proyek

implementasi sistem informasi tersebut sangat bervariasi, tergantung dari sudut pandang

stakeholders, karakteristik proyek yang berbeda beda dan beberapa sudut pandang lain.

Markus and Tanis (2000) menulis bahwa kesuksesan tersebut tergantung pada

beberapa hal tergantung siapa yang mendefinisikannya. Dari sudut pandang manajer proyek

dan konsultan implementasi sistem informasi tersebut, mereka sering kali mendefinisikan

implementasi tersebut sukses jika telah menyelesaikan proyek tersebut tepat waktu dan biaya.

Tapi dari sudut pandang organisasi pengguna sistem informasi, kesuksesan didefinisikan

sebagai kegunaan sistem tersebut untuk bisa mencapai hasil yang maksimal bagi bisnis

mereka, dan biasanya mereka mengharapkan transisi yang mulus dari sistem lama ke sistem

baru, mendapatkan peningkatan dari bisnis mereka seperti pengurangan inventori, atau dapat

memperbaiki ketepatan dalam pengambilan keputusan.

Pada waktu suatu sistem informasi selesai dibuat, dan akan diimplementasikan ke

suatu organisasi, maka akan mempengaruhi proses yang sudah ada dalam organisasi

tersebut. Disinilah biasanya pandangan antara stakeholder dengan konsultan pembuat sistem

informasi saling bertemu. Keluhan yang sering dikeluarkan adalah : “you built what I told

you, but not what I actually wanted“.

3.3 Contoh Kasus Implementasi Sistem Informasi

Contoh implementasi sistem informasi yang gagal :

Kodak, industri foto.

Mengimplementasikan SAP senilai US$ 500 juta

Penyebab kegagalan : belum diketahui

Dell, industri komputer

Penyebab kegagalan : perubahan tidak bisa dilakukan secara cepat untuk

melakukan ordering, manufacturing dan pada sistem sistem yang lain.

Boeing, industri manufaktur pesawat terbang.

Mengimplementasi beberapa modul dari Baan

7

Page 13: Tugas SIM Rudi

Penyebab kegagalan : tidak melakukan perencanaan sumber daya dengan baik

The Kellog’s Company, industri makanan

Mengimplementasi Oracle.

Penyebab kegagalan : keadaan ekonomi yang tidak berkembang, dan tidak ada

pengurangan dalam biaya operasional bisnis (tapi berhasil melangsingkan bisnisnya

senilai US$ 70 juta)

Nash Finch Co. industri supermarket

Menginvestasikan SAP US$70 juta, dan proyek dibatalkan

Siemens Power Transmission , industri telekomunikasi.

Menginvestasikan Baan senilai US$ 12 juta, tapi proyek tidak bisa dilanjutkan lagi,

karena kekurangan dana.

A-Dec Inc. pabrik pembuatan peralatan yang berhubungan dengan gigi

Penyebab kegagalan : karena biaya training yang terlalu mahal.

Reebok , industri peralatan olahraga

Mengimplementasi SAP, tetapi sistem yang dibuat tidak sesuai dengan bisnis proses

yang ada dalam organisasi

Nike, industri peralatan olahraga

Mengimplementasikan teknologi i2, dengan module demand and supply planning

senilai US$ 400 juta.

Penyebab kegagalan : software sistem yang kurang memenuhi kebutuhan Nike

Contoh implementasi sistem informasi yang sukses :

Earth Grains, industri : roti dan kue

Mengimplementasi R/3.

Penyebab sukses : strategi implementasi yang jelas, setiap departemen menganalisis

isu isu yang ada dan melaporkan ke pihak manajemen, adanya sistem

penghargaan untuk menyukseskan sistem tersebut, pengetahuan yang mendalam

tentang industri mereka sehingga mengetahui bisnis proses yang penting/tidak

penting.

Compaq Computers.

Penyebab sukses : karena compaq mengimplementasi sistem ERP diluar bisnis inti

mereka, sehingga tidak mengganggu jalannya bisnis, contoh nya untuk product

forecasting.

US Mint, industri pencetak logam koin

8

Page 14: Tugas SIM Rudi

Mengimplementasikan People Soft senilai US$ 40 juta

Penyebab sukses : semua kebutuhan bisnis dapat di penuhi oleh sistem, karyawan

mendapatkan training penggunaan sistem, senior manajemen dari vendor ikut terlibat,

organisasi mengetahui bahwa perubahan tersebut mahal dan menyakitkan. US

Mint dapat menghemat US$ 80 juta selama 7 tahun setelah sukses mengimplementasi

system

Mc Donalds, industri makanan cepat saji

Mengimplementasi Lawson Software

Penyebab sukses : software yang diimplementasi sudah stabil dan methodologi dari

implementasi sudah jelas.

Dirona SA, produksi persediaan truk

Mengimplementasi Thru-Put Tech.

Berhasil mengurangi inventori, dan meningkatkan kecepatan pelayanan

pemesanan sampai 85% dari waktu sebelum implementasi sistem tersebut.

Moore Corp, industri manufaktur

Mengimplementasi SyncQuest Inc. Berhasil memperbaiki proses manufaktur,

meningkatkan skedul produksi sampai ke beberapa menit saja.

Kesuksesan dan kegagalan proyek - proyek sistem informasi diatas adalah sedikit

dari beberapa contoh kasus yang ada. Contoh diatas hanya menunjukkan kepada kita bahwa

implikasi negatif yang akan terjadi bila terjadi kegagalan dalam implementasi proyek sistem

informasi yang kompleks.

Banyak paper, jurnal dan buku yang mengatakan bahwa investasi yang mahal di

bidang sistem informasi tidak selalu menggaransi akan mendatangkan keuntungan bisnis

atau pembayaran kembali yang positif seperti yang dijanjikan (Wheatley, 2000). Tetapi

kenyataannya ditemukan bahwa hanya sepuluh sampai limabelas persen saja yang

mendatangkan keuntungan yang diharapkan.

3.4 Kegagalan Implementasi Sistem Informasi

Kegagalan sistem infomasi perusahaan mencakup proyek yang ditinggalkan sebelum

penerapan atau diterapkan begitu gagal sehingga organisasi kembali  ke sistem infomasi yang

dahulu . Ini merupakan biaya yang buruk karena organisasi umumnya telah menginvestasikan

jutaan dolar dan banyak jam kerja dalam proyek system informasi manajemen perusahaan.

9

Page 15: Tugas SIM Rudi

Faktor-faktor serta indikator yang menunjukkan kegagalan sistem informasi dalam

perusahaan :

1. Kurangnya dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen

Persetujuan dari semua level manajemen terhadap suatu proyek sistem

informasi membuat proyek tersebut akan dipersepsikan positif oleh pengguna dan staf

pelayanan teknis informasi. Dukungan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk

penghargaan terhadap waktu dan tenaga yang telah dicurahkan pada proyek tersebut,

dukungan bahwa proyek akan menerima cukup dana, serta berbagai perubahan

organisasi yang diperlukan. Dengan demikian, kurangnya komitmen eksekutif puncak

untuk terlibat lebih jauh dalam proyek mengakibatkan penerapan sistem informasi

perusahaan menjadi sia-sia.

Pihak manajemen perusahaan yang menyerahkan seluruh penerapan sistem

informasi pada bagian TI, dan enggan untuk mempelajari sistem informasi yang baru

atau tidak mereka mengerti sama sekali, menjadi faktor penghambat atau kegagalan

dalam penerapan SI yang besar dalam suatu perusahaan. Hal ini diakibatkan karena

rasa kurang memilki terhadap sistem informasi yang diterapkan oleh perusahaan dan

akan menyebabkan banyak satuan kerja dalam perusahaan yang belum dapat

mengoptimalkan fungsi dan petensi dari sistem informasi untuk mempermudah

komunikasi antar satuan kerja. Transfer informasi dan data perusahaan, serta sharing

pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk kemajuan perusahaan.

Kurangnya komitmen dari pihak top manajemen untuk lebih terlibat dan

menunjang lancarnya implementasi sistem informasi dalam perusahaannya serta

prosedur yang jelas dalam penerapan sistem informasi, akan menyebabkan  penerapan

sistem informasi menjadi sia-sia.

Keterlibatan manajemen dalam pengembangan sistem informasi di perusahaan

juga menentukan kesuksesan proses sosialisasi sistem informasi. Proses sosialisasi

sistem informasi yang baru merupakan proses perubahan organisasional. Kebanyakan

orang dalam organisasi akan bertahan, karena perubahan mengandung ketidakpastian

dan ancaman bagi posisi dan peran mereka. Akan tetapi, proses perubahan

organisasional ini diperlukan untuk manajemen perubahan selama proses sosialisasi

sistem informasi baru. Beberapa resiko dan konsekuensi manajemen yang tidak tepat

dalam pengembangan sistem informasi adalah sebagai berikut.

Biaya yang berlebihan sehingga melampaui anggaran.

Melampaui batas waktu yang telah diperkirakan.

10

Page 16: Tugas SIM Rudi

Kelemahan teknis yang berakibat pada kinerja yang berada dibawah tingkat dari

yang diperkirakan.

Kegagalan dalam memperoleh manfaat yang diperkirakan.

2. Kurangnya keterlibatan atau input dari end user (pemakai akhir)

Sikap positif dari pengguna terhadap sistem informasi akan sangat mendukung

berhasil atau tidaknya penerapan sistem informasi. Sikap positif dalam bentuk

dukungan dan kompetensi dari user, serta hubungan yang baik antara user dengan

teknisi merupakan faktor sikap yang menguntungkan (favorable attitudes) dan sangat

penting bagi berhasilnya penerapan sistem informasi. Sikap positif menentukan

tindakan, dan akan berkaitan dengan tingkat penggunaan yang tinggi (high levels of

use) serta kepuasan (satisfaction) terhadap sistem tersebut.

Disamping itu, keterlibatan pengguna dalam desain dan operasi sistem

informasi memiliki beberapa hasil yang positif. Pertama, jika pengguna terlibat secara

mendalam dalam desain sistem, ia akan memiliki kesempatan untuk mengadopsi

sistem menurut prioritas dan kebutuhan bisnis, dan lebih banyak kesempatan untuk

mengontrol hasil. Kedua, pengguna cenderung untuk lebih bereaksi positif terhadap

sistem karena mereka merupakan partisipan aktif dalam proses perubahan itu sendiri.

Kesenjangan komunikasi antara pengguna dan perancang sistem informasi

terjadi karena pengguna dan spesialis sistem informasi cenderung memiliki perbedaan

dalam latar belakang, kepentingan dan prioritas. Inilah yang sering dikatakan sebagai

kesenjangan komunikasi antara pengguna dan desainer (user-designer communication

gap).

3. Tidak memiliki perencanaan yang matang mengenai tahapan dan arahan yang harus

dilakukan.

Dalam hal ini penerapkan sistem informasi dalam perusahan tidak didukung

dengan perencanaan yang matang dan tidak dapat menjembatani keinginan dan

kepentingan orang-orang dalam perusahaan dengan pihak yang mengerti dan

membuat sistem informasi tersebut. Hal ini menyebabkan sistem yang akan

dijalankan menjadi tidak terarah sesuai dengan tujuan perusahaan. Karyawan akan

kehilangan tanggung jawab dalam penerapan SI yang bertujuan untuk meningkatkan

keuntungan perusahaan dalam jangka panjang. Kemauan perusahaan dalam

merancang penerapan SI dalam perusahaan dan prosedur yang jelas tentang penerapan

sistem berdasarkan sumberdaya yang dimiliki perusahaan  dapat meningkatkan

kompetitif perusahaan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat.

11

Page 17: Tugas SIM Rudi

4. Tidak jelasnya kebutuhan terhadap sistem adalah salah satu penyebab gagalnya

implementasi sistem informasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan.

Mengidentifikasi kebutuhan terhadap sistem dalam suatu perusahaan

merupakan bagian dari perencanaan sistem informasi yang merupakan komponen

penting dalam perencanaan perusahaan. Implementasi sistem tertentu harus dapat

membantu perusahaan mencapai tujuannya yaitu memperkuat bisnis, memberikan

keunggulan kompetitif, mempermudah pengelolaan sumber daya perusahaan dan

penerapan teknologi dalam perusahaan. Ketidaktahuan saat berinvestasi menyebabkan

perusahaan harus mengeluarkan biaya lebih besar. Kondisi ini tidak disadari

perusahaan bahwa pihak manajemen harus dapat mengidentifikasi bagian mana dari

perusahaan yang butuh penguatan oleh teknologi informasi sehingga kemudian saat

akan mengimplementasikannya sudah dapat diketahui sistem bagaimana yang

dibutuhkan oleh perusahaan. Permasalahan yang muncul adalah ketika perusahaan

membeli peralatan teknologi informasi melebihi kebutuhan bisnis sehingga dana yang

tidak seharusnya keluar malah terbuang sia-sia. Perusahaan dapat mengalami kerugian

karena tidak dapat mempertimbangkan kemampuan perusahaan menggunakan capital

dan operating expenditure dalam hal pengadaan peralatan (Pambudi, 2003).

5. Inkompetensi teknologi

Kurangnya keterampilan dari tenaga-tenaga yang digunakan oleh perusahaan

untuk menjalankan TI dan kurangnya inisiatif dan keaktifan SDM dalam

mensosialisasikan keuntungan dan kemudahan dari sistem informasi yang ada, tentu

akan menyebabkan sistem yang diterapkan tidak akan berjalan seperti yang

diinginkan. Hal ini sering terjadi terutama pada perusahaan yang pengetahuan di

bidang TI-nya yang masih rendah. Kesalahannya adalah perusahaan sering

memaksakan SDM yang ada untuk menjalankan investasi TI, padahal SDM tersebut

belum mampu. Penyerahan pengerjaan sistem informasi kepada orang-orang TI yang

tidak mengerti dan ahli terhadap fungsi bisnis yang dijalankan perusahaan, akibatnya

akan muncul permasalahan ketika implementasi sistem telah berjalan.

Sistem yang ada tidak sesuai dengan yang diinginkan dan dibutuhkan oleh

perusahaan, bahkan mungkin tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang

dijalankan perusahaan dapat menjadi pemicu kegagalan penerapan SI. Minimnya

peran pengguna dalam dalam perencanaan sistem informasi akan berakibat pada

terhambatnya proses identifikasi input data yang diperlukan sehingga ini berakibat

pada tidak cocoknya setting software yang akan digunakan. Bahkan bisa

12

Page 18: Tugas SIM Rudi

menyebabkan kesalahan dalam pemilihan software sehingga tidak kompatibel dengan

kebutuhan sebenarnya. Untuk menghindari kegagalan dalam investasi SI perusahaan

dapat melakukan investasi untuk SDM nya dengan cara melakukan pelatihan tertentu

agar mereka dapat mengelola TI yang akan mereka terapkan.

6. Strategi dan tujuan yang tidak jelas ketika akan menerapkan sistem informasi

Kebanyakan pimpinan perusahaan tidak mengetahui apa visi, misi, strategi

ataupun rencana bisnis yang berkenaan dengan implementasi sistem informasi pada

perusahaannya. Strategi dan tujuan merupakan faktor penting yang menjadi penentu

seberapa besar pencapaian yang diinginkan ketika perusahaan akan melakukan

sesuatu. Tanpa strategi dan tujuan yang jelas maka apapun yang dilakukan menjadi

tidak terarah karena tidak ada batasan dimana sistem yang digunakan dapat dianggap

berhasil ataupun tidak.  Dengan tidak jelasnya strategi dan tujuan penerapan sistem

informasi, perusahaan tidak akan dapat menentukan tool apa yang mesti mereka

gunakan untuk mengukur tingkat pengembalian dari investasi (return on investment)

yang sudah dan akan dijalankan.

Pengembangan dan penerapan sistem informasi yang tidak didukung dengan

perencanaan yang matang tidak akan mampu menjembatani keinginan dan kepentingan

berbagai pihak di perusahaan. Hal ini dikarenakan sistem yang dijalankan tidak sesuai dengan

arah dan tujuan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang tidak memiliki kompetensi inti

dalam bidang teknologi informasi sebaiknya menjadi tidak memaksakan untuk menjadi

leader dalam investasi teknologi informasi.

Sebagian besar penyedia jasa teknologi informasi kurang sensitif  terhadap

manajemen perusahaan, tetapi hanya fokus pada tools yang akan dikembangkan. Kelemahan

inilah yang mengharuskan perusahaan untuk mengidentifikasi secara jelas kebutuhan dan

spesifikasi sistem informasi yang akan diterapkan berikut manfaatnya terhadap perusahaan.

Kemauan perusahaan dalam merancang penerapan sistem informasi berdasarkan sumberdaya

yang dimiliki diyakini dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.

Kegagalan dalam penerapan sistem informasi di perusahaan bukan merupakan hal

yang baru lagi, bahkan proyek sistem informasi yang gagal memiliki presentase lebih tinggi

dibanding penerapan sistem informasi yang sukses. Mawrey dalam

www.computerweekly.com (2004) menyebutkan bahwa penyebab terbesar kegagalan

penerapan sistem informasi adalah tidak adanya pembicaraan antara berbagai divisi yang ada

dalam perusahaan selama proses pembuatan sistem informasi. Direktur IT dan manajer dan

pengacara perusahaan tidak memiliki kesepakatan mengenai apa yang mereka inginkan dari

13

Page 19: Tugas SIM Rudi

sistem informasi tersebut. Orang-orang TI dengan sederhana memandang proyek secara

fungsional, orang-orang bisnis memandang proyek dari segi bisnis dan para pengacara ada

untuk memastikan proyek tersebut beroperasi secara pantas dalam kerangka kerja, namun

mereka tidak menyatukan ketiga hal tersebut. Dengan begitu produk informasi yang

dihasilkan akan memenuhi semua kebutuhan secara teknis namun pengoperasiannya tidak

cocok dengan cara kerja orang-orang di perusahaan.

Sugiarsono (2003) menyebutkan bahwa kegagalan proyek sistem informasi dapat

disebabkan karena ketidakpahaman top executive perusahaan tentang manfaat penerapan

sistem informasi di perusahaannya. Mereka tidak memahami sistem informasi tersebut dapat

membantu untuk proses bisnis apa saja. Hal tersebut dialami oleh salah satu stasiun televisi

lokal yang telah membeli software aplikasi canggih dan hardware pendukungnya namun

terpaksa menunda pengimplementasiannya lantaran tidak memahami pemanfaatannya.

Permasalahan dalam sistem informasi adalah keterlibatan pengguna (user) yang

terbatas, dukungan manajemen yang rendah, persyaratan fungsional yang tidak lengkap,

perencanaan yang tidak memadai, harapan yang tidak realistis, kurangnya keterampilan,

ketiadaan kepemilikan, strategi dan tujuan yang tidak jelas, kurangnya komitmen dan

keterlibatan, sumberdaya yang tidak cukup, tidak jelasnya kebutuhan terhadap sistem dan

kurangnya kendali terhadap teknologi informasi.

Kegagalan implementasi sistem informasi disebabkan karena keterlibatan pengguna

yang terbatas. Misalnya dalam penerapan sistem informasi, perusahaan hanya berfokus pada

level manajer sehingga dalam implementasinya sistem informasi kurang dapat digunakan

oleh seluruh karyawan dalam perusahaan tersebut. Selain itu, kegagalan implementasi juga

dapat dikarenakan para petinggi perusahaan enggan mempelajari mengenai sistem informasi

yang diterapkan, sehingga hal ini dapat menjadi penghambat misalnya dalam proses

pengambilan keputusan. Manajemen memiliki pengaruh terhadap kegagalan dari penerapan

sistem informasi. Hal ini dapat ditunjukan dari penerapan sistem yang tidak sesuai dengan

kebutuhan user.

Penyebab lain dari kegagalan penerapan sistem informasi dalam perusahaan adalah

kurangnya perencanaan. Tahapan pengimplementasian sistem informasi adalah : evaluasi

bisnis, penentuan tujuan bisnis yang ingin dicapai dengan implementasi sistem informasi,

pembuatan strategi bisnis, pendefinisian kebutuhan sistem informasi untuk menunjang

strategi bisnis dan inisiatif yang sudah dimiliki, pembuatan desain sistem informasi yang

disesuaikan dengan kebutuhan, dan evaluasi. Tahapan ini merupakan tahap yang penting dan

sebaiknya dilalui terutama untuk menilai tingkat kepentingan perusahaan terhadap

14

Page 20: Tugas SIM Rudi

implementasi sistem informasi. Dengan melalui tahap-tahapan ini, perusahaan dapat

mengenali permasalahan yang dihadapi sehingga kemudian memungkinkan pihak manajemen

dapat lebih objektif menentukan tujuan bisnis yang ingin dicapai melalui sistem informasi.

Salah satu penyebab kegagalan sistem informasi adalah tidak jelasnya kebutuhan

terhadap sistem. Perlunya identifikasi kebutuhan terhadap sistem dalam suatu perusahaan

merupakan bagian dari perencanaan sistem informasi yang merupakan komponen penting

dalam perencanaan perusahaan. Implementasi sistem sebaiknya dapat membantu perusahaan

mencapai tujuannya yaitu memperkuat bisnis, memberikan keunggulan kompetitif,

mempermudah pengelolaan sumber daya perusahaan dan penerapan teknologi dalam

perusahaan. Ketidaktahuan atau ketimpangan antara biaya dan sistem informasi yang

diberikan/dibuat menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan biaya lebih besar.

Permasalahan yang mungkin timbul adalah ketika perusahaan menerapkan sistem informasi,

namun pembelian tersebut melebihi kebutuhan bisnis sehingga alokasi biaya menjadi

bengkak. Perusahaan juga dapat mengalami kerugian jika tidak dapat mempertimbangkan

kemampuan perusahaan menggunakan capital dan operating expenditure dalam hal

pengadaan peralatan.

Pengalihan system informasi lama dapat berakibat kegagalan dalam

pengimplementasian sistem informasi baru. Hal ini dapat terjadi karena sumber daya belum

siap dalam implementasi, adanya kesalahan prosedur pelaksanaan, dan kurangnya

komunikasi. Contoh kegagalan sistem informasi adalah yang terjadi pada Hershey Food

Corporation tahun 1996. Saat itu, sistem informasi mereka diperbaharui baik dari software

maupun hardware. Namun, karena sumberdaya manusia belum siap menghadapi perubahan

sistem informasi yang baru, maka implementasi ini mengalami kegagalan dan diperbaiki

selama bertahun-tahun. Contoh lain adalah sistem infomasi yang diterapkan di New Zealand.

SI ini berisi mengenai metode penggajian para guru. Pada 6 bulan pertama, sistem ini

berjalan dengan baik dan mampu menghemat dana anggaran. Namun kemudian diprotes oleh

beberapa guru sehingga pemerintah New Zealand memutuskan menarik kembali sistem ini.

Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan banyak organisasi dalam membangun

sistem informasi adalah : (1) Pengorganisasian perusahaan yang kurang wajar; (2) Kurangnya

perencanaan yang memadai; (3) Kurang personil yang handal; (4) Kurangnya partisipasi

manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancang sistem,

mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat

Kegagalan implementasi sistem informasi disebabkan karena keterlibatan pengguna yang

terbatas. Misalnya dalam penerapan sistem informasi, perusahaan hanya berfokus pada level

15

Page 21: Tugas SIM Rudi

manajer sehingga dalam implementasinya sistem informasi kurang dapat digunakan oleh

seluruh karyawan dalam perusahaan tersebut. Selain itu, penyebab lain dari kegagalan

penerapan sistem informasi dalam perusahaan adalah kurangnya perencanaan, tidak jelasnya

kebutuhan terhadap sistem. Pengalihan sistem informasi lama ke sistem informasi baru .

Dari pemaparan diatas diketahui bahwa penerapan sistem informasi dalam suatu

perusahaan merupakan salah satu cara dalam memenangkan persaiangan yang semakin ketat

dan menjadikan informasi sebagai salah satu sumberdaya yang harus dikelola secara tepat

guna sehingga tercipta suatu sistem terpadu yang menyediakan informasi untuk mendukung

kegiatan operasional, manajemen dan fungsi penentu pengambilan keputusan bisnis yang

tepat. Akan tetapi dalam kenyataannya sistem informasi masih menemui beberapa kegagalan

dalam penerapannya. Oleh karena itu, menurut saya faktor-faktor yang menyebabkan

kegagalan dalam penerapan sistem informasi antara lain :

Sebuah informasi dapat menjadi tidak sempurna karena beberapa hal seperti:

1. Tidak praktis dan terlalu mahal.

2. Ketidak tersedianya informasi secara lengkap.

3. Tidak mampu meramalkan dan mengontrol masa depan

4. Tidak diketahuinya keberadaan informasi. Misalnya informasi dalam format yang

salah.

3.5 Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi

Critical Success Factors di bawah ini dapat membantu kinerja organisasi dalam

proses mengimplementasikan sebuah system informasi. Faktor faktor yang mungkin dapat

mempengaruhi proses implementasi suatu sistem informasi adalah (Applegate,1999) :

Bantuan dan keterlibatan dari top manajemen, Kebutuhan akan project champion, user

training, kemampuan organisasi menyerap teknologi, kemampuan untuk mengerti proses

bisnis, project planning, change management, dan manajemen proyek.

Tabel 1. Berbagai CSF Berdasarkan Beberapa Penulis.

CSFNo.

Critical Success Factors Penulis

1 Framework pengambilan keputusanyang tepat

(McCredie and Updegrove 1999)

2 Struktur manajemen (Sumner 1999) (Nelson and Somers 2001)

3 Bantuan dari Top manajemen (Holland and Light 1999; Sumner 1999;Kuang et al. 2001; Nelson and Somers 2001)

16

Page 22: Tugas SIM Rudi

4 Keahlian pihak luar (penggunaankonsultan)

(McCredie and Updegrove 1999; Sumner1999; Nelson and Somers 2001)

5 Team proyek yang seimbang (Wee 1999; Kuang et al. 2001)

6 Riset (McCredie and Updegrove 1999)

7 Tujuan, fokus dan batasan proyek yangjelas

(Holland and Light 1999; Kuang et al. 2001)

8 Manajemen proyek (Holland and Light 1999; McCredie andUpdegrove 1999; Kuang et al. 2001; Nelson and Somers 2001)

9 Manajemen yang mau berubah (Holland and Light 1999; McCredie andUpdegrove 1999; Kuang et al. 2001; Nelson and Somers 2001)

10 Keikutsertaan user (McCredie and Updegrove 1999)

11 Training dan pendidikan tentang proyekterkait

(McCredie and Updegrove 1999; Sumner1999; Nelson and Somers 2001)

12 Kehadiran champion (Sumner 1999; Kuang et al. 2001; Nelson andSomers 2001)

13 Customisasi software yang minimal (Kuang et al. 2001; Nelson and Somers 2001)

14 BPR (Business process reengineering) (Kuang et al. 2001; Nelson and Somers 2001)

15 Disiplin dan standarisasi (Sumner 1999)

16 Komunikasi yang efektif (Sumner 1999; Kuang et al. 2001)

17 Menugaskan orang untuk full timemengawasi implementasi sistem

(McCredie and Updegrove 1999)

18 Pengetahuan yang cukup tentang teknikdan bisnis proses

(Sumner 1999)

19 Kultur (Kuang et al. 2001)

20 Memonitor dan mengevaluasiperformance

(Kuang et al. 2001)

21 Testing and troubleshooting padasoftware

(Kuang et al. 2001)

22 Ekspektasi manajemen (Nelson and Somers 2001)

23 Hubungan kerja dengan vendor / pelanggan

(Nelson and Somers 2001)

24 Penggunaan alat alat development darivendor

(Nelson and Somers 2001)

25 Pemilihan paket yang tepat dari vendor (Nelson and Somers 2001)

17

Page 23: Tugas SIM Rudi

26 Kooperasi dan komunikasi antardepartemen

(McCredie and Updegrove 1999; Nelson andSomers 2001)

27 Isu hardware (McCredie and Updegrove 1999)

28 Informasi dan akses sekuriti (McCredie and Updegrove 1999)

29 Pendekatan implementasi (McCredie and Updegrove 1999)

Sumber : Dzaky, Alfian Surury (2010)

Secara garis besar keberhasilan penerapan sebuah sistem informasi sangat bergantung

pada sistem apakah yang dibangun oleh perusahaan, apakah sistem ini mampu mengadaptasi

kebutuhan perusahaan, mudah digunakan dan mampu menyajikan segala jenis informasi yang

diperlukan. Dapat disimpulkan bahwa beberapa faktor yang dapat digunakan untuk mengukur

keberhasilan sistem informasi adalah :

a. Penggunaan sistem tingkat tinggi (High Levels of System Use)

Dengan penggunaan yang tinggi, artinya sistem informasi yang dibangun

memiliki manfaat yang sesuai dengan kebutuhan para user (dalam hal ini pegawai

perusahaan) sehingga mereka menggunakan sistem ini secara sering.

b. Kepuasan pengguna terhadap sistem (Users Satisfaction With The Systems)

Dengan semakin meningkatnya kepuasan para user terhadap sistem yang

dibangun, maka hal itu mengindikasikan bahwa sistem tersebut telah sesuai

dengan kebutuhan pengguna dan merupakan indikasi keberhasilan dari sistem.

Karena tidak mungkin sistem yang ada dianggap berhasil jika dalam

implementasinya banyak terjadi keluhan dari para penggunanya.

c. Sikap yang menguntungkan (Favourabel Attitude) para pengguna terhadap

sistem informasi dan staf dari sistem informasi

Jika para pengguna memiliki sikap yang positif terhadap sistem yang ada, maka

hal tersebut merupakan indikasi keberhasilan yang kuat. Karena tidak mungkin

para pengguna memiliki sifat yang positif jika sistem yang ada tidak memberi

dampak yang positif serta sesuai dengan yang dibutuhkan.

18

Page 24: Tugas SIM Rudi

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa mengenai faktor-faktor keberhasilan dan kegagalan dalam

implementasi sebuah system informasi dapat disimpulkan bahwa implementasi dan

pengembangan sistem informasi di perusahaan dapat membawa perusahaan kepada

kesuksesan, namun bisa juga membuat perusahaan menjadi rugi. Bahkan saat ini, lebih

banyak perusahaan yang gagal daripada yang berhasil menerapkan teknologi informasi.

Pernyataan ini ditunjukkan oleh hasil dari beberapa riset, yang membuktikan bahwa sebagian

besar perusahaan di dunia, termasuk di Indonesia, gagal menerapkan sistem informasi. Pada

umumnya, kegagalan tersebut diakibatkan oleh perencanaan perusahaan yang kurang matang

dan perusahaan tersebut belum siap dalam menerima teknologi baru. Ketidaksiapan ini dapat

berasal dari jumlah dana maupun dari sikap, budaya dan pengetahuan SDM yang telah

dimiliki. Dalam mengembangkan sebuah sistem informasi, perusahaan harus memperhatikan

beberapa hal :

a. Desain

b. Dana

c. Data

d. Operasi

Keempat hal tersebut harus mampu disinkronkan secara tepat oleh perusahaan agar tujuan

dari pengembangan sistem informasi tersebut dapat sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Adapun beberapa manfaat yang dapat diterima dari pengembangan sistem informasi ini

meliputi :

1. Sebagai salah satu sumberdaya organisasi yang menunjang kegiatan operasional

dan manajerial.

2. Memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu, dan tersaji dalam bentuk yang

sesuai.

3. Menunjang keunggulan kompetitif  perusahaan

4.2 Saran

Jika sebuah perusahaan ingin terus bisa berkompetisi dan menjadi “champion” dari

suatu segmen bisnis yang dijalaninya, maka dia harus mampu memanfaatkan sistem

19

Page 25: Tugas SIM Rudi

informasi tersebut secara optimal. Apalagi dengan teknologi yang semakin maju dan modern

dimana penggunaan sistem informasi telah menjadi suatu keharusan agar bisnis yang

dilakukan tidak lagi terbentur oleh jarak, waktu dan biaya. Sistem informasi pun akan sangat

membantu perusahaan dalam melakukan ekpansi bisnisnya, mencari kekuatan dan kelemahan

pesaing serta untuk mengetahui kebutuhan konsumen.

Agar tidak terjadi kegagalan sistem informasi maka diperlukan :

a. Pelatihan dan penginformasian kepada pengguna.

b. Perencanaan sistem informasi yang tepat dengan kebutuhan.

c. Menyesuaikan kemampuan perusahaan dengan sistem informasi yang akan

digunakan.

20

Page 26: Tugas SIM Rudi

DAFTAR PUSTAKA

Babu, A. Ramesh., Y. P. Singh, R.K. Sachdeva. 2000. Establishing a Management

Information System.

Bowtell DDL. Options available from start to finish for obtaining expression data by

microarray.Nat Genet. 1999 21:25–32

Dzaky, Alfian Surury. 2010. Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Berbasis Web

Pada Penerimaan dan Pengeluaran Zakat Infaq dan Sadaqah. [Skripsi]. Jakarta :

Program Studi Sisitem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah.

Markus, M.L. and Tanis, C. (2000) The enterprise systems experience – from adoption to

success. In Framing the Domains of IT Research: Glimpsing the Future Through the

Past, Zmud, R.W. (ed.) (Pinnaflex Educational Resources, Cincinnati, OH), 173–207.

McLeod, Raymond Jr,. 1995. Management Information System, sixth edition.    Prentice-Hall

Inc, New Jersey.

O’Brien, James., George M. Marakas.  2004.  Management Information System, Seventh

Edition.  Mc Graw-Hill Irwin Publisher, New York.

Peranan Sistem Informasi Dalam Bisnis http://denyoklex.blogspot.com/ Rabu, 23 Desember

2009

Sugiarsono, Joko.  2003.  Sajian Utama, Potret Kebingungan Investasi TI.  SWA Edisi

02/XIX/23 Januari – 5 Februari 2003.  P. 24 – 31.

[http://www.computerweekly.com/] Diakses Tanggal 21 November 2013.

21