Top Banner

of 29

Tugas Psda Fix Rio

Jan 05, 2016

Download

Documents

noviawanrio

pengelolaan sumber daya air
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSungai Siak merupakan sungai terdalam di Indonesia yang memiliki karakteristik unik. Sungai ini panjangnya mencapai 345 km dengan debit aliran berkisar antara 594-7859 m3/detik (antara tahun 1981-1992). Panjang Sungai Siak yang dapat dilayari mencapai 200 km. Lebar Sungai Siak bervariasi dari 20-200 m dan kedalaman antara 6-26 m, dengan penampang dasar berbentuk V. Saat ini debit minimum Sungai Siak sekitar 45 m3/detik dan debit maksimum rata-rata 1700 m3/detik, sedangkan debit normal sebesar 200 m3/detik. Rasio debit musim kemarau terhadap debit musim hujan dari waktu ke waktu menunjukkan peningkatan, karena semakin rusaknya daerah tangkapan air yang disebabkan oleh tingginya alih guna lahan hutan menjadi lahan perkebunan.

Sungai Siak merupakan salah satu sungai utama di Provinsi Riau. Sungai ini menjadi sumber air yang sangat penting bagi berbagai keperluan masyarakat yang tinggal di sekitarnya, baik untuk sumber air minum, keperluan rumah tangga, perikanan, industri maupun transportasi. Selain itu Sungai Siak juga menjadi habitat bagi berbagai biota air yang tinggal di dalamnya, yang merupakan sumber keanekaragaman hayati. Disepanjang bantaran Sungai Siak terdapat 43 buah dermaga, baik yang berskala besar maupun kecil, selain itu juga beberapa tempat pendaratan kayu (logpond) serta pabrik pengolahan kelapa sawit, karet, lem, pulp dan kertas maupun industri plywood, moulding, sawmill dan vulkanisir ban. Intensitas pelayaran di Sungai Siak dari tahun ke tahun semakin meningkat dengan ukuran kapal dan kecepatan kapal yang bervariasi.

Sungai Siak mengalirnya secara gravitasi dari hulu ke hilir. Secara alamiahnya sungai terutama pada bagian hilir, pada umumnya dipengaruhi oleh pasang surut sungai. Proses mengalirnya aliran sungai secara gravitasi maupun secara pasang surut, menyebabkan terjadinya dinamika aliran pada suatu penampang badan air. Hal ini terkecuali pada lingkupan Sungai Siak, kemampuanya untuk berbalik arah dari hilir ke hulu membuat sungai ini memiliki dinamika pasang surut yang berbeda. Kondisi ini terjadi dengan selang waktu selama 6 jam perharinya.

Hal ini membuat adanya dinamika aliran yang menimbulkan perubahan kualitas dan kuantitas sungai secara signifikan. Semakin tinggi aktivitas domestik dan industri disepanjang sungai, maka akan semakin signifikan terjadi perubahan kualitas air. Sejalan dengan kegunaan dan fungsi sungai tersebut, maka diperlukan suatu upaya untuk menjaga kuantitas, kontinuitas, dan kualitas dengan cara pemantauan pada badan air secara terus menerus untuk beberapa parameter kunci secara cepat yang mampu memberi tanda atau peringatan dini terhadap ketidaknormalan yang terjadi, sehingga dapat dilakukan antisipasi secara tepat dan cepat.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik dengan kehidupan yang ada disekitar bantaran Sungai Siak yang sering berinteraksi dengan sungai serta mengetahui pengelolaan sumber daya air terpadu dan berkelanjutan yang sudah diterapkan di DAS Siak.1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana rasa kepedulian maysarakat dibantaran Sungai Siak tehadap kebersihan lingkungan dan aliran sungai?2. Bagaimana sistem pengelolaan sumber daya air terpadu dan berkelanjutan yang sudah diterapkan di DAS Siak?1.3 Tujuan 1. Mengidentifikasi linkungan dan aliran Sungai Siak dengan bertanya langsung pada masyarakat yang bermukim disekitar sungai2. Mengetahui sistem pengelolaan sumber daya air terpadu dan berkelanjutan yang sudah diterapkan di DAS Siak3. Meninjau sumber air bersih yang digunakan masyarakat di sekitar DAS Siak1.4 Manfaatan Kegiatan1. Bagi Mahasiswa

Merupakan suatu kegiatan peran aktif mahasiswa dalam berinteraksi kepada masyarakat.

Menumbuhkan sikap dan sifat solidaritas pada masyarakat

Menambah pengetahuan dan inovasi terbaru tentang bagaimana sistem pengolahan sumber daya air terpadu dan berkelanjutan, khususnya pada DAS Siak.2. Bagi Masyarakat

Menyampaikan aspirasi tentang buruknya kualitas air Sungai Siak Memperoleh penjelasan tentang program pengelolaan sumber daya air terpadu dan berkelanjutan oleh pemerintah yang berbasis masyarakat3. Bagi Pemerintah

Membantu pemerintah dalam mewujudkan pencapaian progaram MDGs tujuan ke 7 sasaran ke 10 dan program PAMSIMAS.

BAB IIKONDISI EKSISTING

2.1 Gambaran Wilayah Daerah Aliran Sungai

Daerah ini menjadi sasaran khusus dikarenakan daerah ini terletak di sepanjang bantaran Sungai Siak, yaitu wilayah yang berada disekitarJembatan Siak I. Wilayah ini merupakan wilayah dengan tingkat penduduk yang tinggi tanpa dilengkapi dengan sanitasi yang baik. Banyaknya penduduk yang bermukim disini sampai memenuhi bibir sungai. Sungai Siak memiliki 3 anak sungai utama, yaitu Sungai Tapung Kiri dan Sungai Tapung Kanan yang keduanya menjadi upstream Sungai Siak, serta Sungai Mandau. Daerah Aliran Sungai (DAS) Siak merupakan salah satu dari 4 sungai besar di Provinsi Riau, yang seluruh wilayah DAS nya berada di Provinsi Riau. DAS Siak adalah DAS yang bertipe rawa dengan tanah gambut. Warna air DAS Siak coklat kehitaman dengan nilai pH 4,6-6,7. Luas total catchment area mencapai 1.132.776,05 ha.

Berdasarkan wilayah administratif DAS Siak meliputi 5 kabupaten yaitu Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru, Kabupaten Siak dan Kabupaten Bengkalis. Di bagian hulu DAS Siak tata guna lahan berupa perkebunan sawit dan perkebunan karet, sedangkan di bagian tengah dimanfaatkan untuk industri dan perkebunan rakyat.

Pencemaran sungai siak sulit diidentifikasi karena salah satu karakteristik sungai siak adalah pasang surut yang terjadi 6 jam sekali. Limbah cair industri, saluran drainase kota, kamar mandi masyarakat tanpa septictank dan sampah pemukiman penduduk sekitar dibuang ke Sungai Siak. Hal ini yang menjadi inti masalah dari menurunnya kualitas air sungai siak.

Sungai siak dilengkapi dengan pintu air untuk mangatur debit air ketika meluap. Namun, kondisi pintu air yang dipenuhi sampah membuat pintu air tersebut tidak berfungsi dengan baik sehingga setiap tahun apabila air sungai siak meluap akan mengakibatkan banjir. Banjir terbesar terjadi pada tahun 2008 yang berlangsung hingga 4 hari.2.2 Penduduk

2.2.1 Tingkat Pendidikan

Dari survey yang telah dilakukan, rata-rata tingkat pendidikan warga sekitar sungai siak paling tinggi adalah lulusan SMA. Tingkat pendidikan yang rendah berkaitan dengan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan. Fokus pada penyediaan air bersih masyarakat hanya menerima dan meminta bantuan sumur artesis dari pemerintah tanpa pernah berpikir untuk melakukan pengolahan air bersih secara mandiri. Sulitnya pendistribusian air bersih dengan perpipaan karena sebagian besar rumah tidak dilengkapi kamar mandi dan jika ada maka kamar mandi tersebut sudah tidak bisa difungsikan.2.2.2 Pekerjaan dan Perekonomian

Pekerjaan masyarakat yang bermukim di sepanjang DAS siak bermacam-macam, yaitu wiraswasta, tukang kara, nelayan, PNS, Ibu Rumah Tangga, dan lain-lain. Dominasi pekerjaan masayarakat disekitar DAS siak adalah wiraswasta dengan penghasilan berkisar 500.000 rupiah sampai 2.000.000 rupiah.

Masyarakat dengan penghasilan 2.000.000 rupiah sanggup untuk membeli air kemasan dan membayar air PDAM sehingga mereka jarang berinteraksi dengan sungai bahkan tidak pernah sama sekali. Untuk masyarakat yang berpenghasilan lebih rendah tidak mampu untuk membeli air kemasan maupun membayar air PDAM sehingga mereka harus melakukan MCK di sungai dan mengangkat air dari sumur artesis ke rumah untuk kebutuhan domestik.2.2.3 Kesadaran Sosial

Kesadaran masyarakat terhadap buruknya kualitas air sungai siak sangat tinggi sehingga tidak ada masyarakat yang menggunakan air sungai siak untuk dikonsumsi. Masyarakat masih menggunakan air sungai siak hanya untuk kegiatan MCK di WC umum yang dibangun masyarakat diatas sungai dan mencuci pakaian.

Namun, kesadaran sosial masyarakat terhadap pengelolaan sumber daya air terpadu dan berkelanjutan masih rendah. Masyarakat seolah telah dimanjakan oleh adanya bantuan sumur artesis dari pemerintah, penyedaian air oleh PDAM dan air kemasan. Padahal ketiga sumber air bersih diatas bisa dianggap sebagai sumber air bersih yang berkelanjutan bagi kebanyakan orang. Sumur artesis semakin lama alirannya semakin kecil dan akan mati. Air PDAM yang didistribusikan ke masyarakat tidak selamanya bersih dan hanyan masyarakat dengan penghasilan tertentu yang bisa membeli air kemasan.

Budaya gotong royong sudah punah dari masyarakat yang bermukim di sekitar DAS siak. Tidak ada gerakan untuk membersihkan lingkungan atau jika ada sedikit masyarakat yang mau berpartisipasi. Tetapi masih ada individu yang mau meluangkan waktu untuk membersihkan sungai. Padahal gotong royong ini sangat penting untuk membersihkan lingkungan, seperti lingkungan sungai yang terdapat banyak sekali tumpukan sampah sehingga pintu air tidak bekerja optimal yang dapat mendatangkan bencana banjir, namun, anehnya masyarakat menunggu banjir dating sebab jika banjir air sungai menjadi bersih dan banyak ikan.

Peran perempuan sangat dominan dalam penyedian air bersih dirumah untuk kegiatan domestik, walaupun ada juga laki-laki yang mau ringan tangan membantu mangangkat air dari sumur artesis kerumah tetapi jumlahnya sangat sedikit.

2.2.4 Kesehatan

Secara garis besar sungai siak tidak mendatangkan penyakit bagi masyarakat yang bermukim disekitarnya sehingga masyarakay merasa tidak terganggua dengan kualitas air sungai yang butuk. Penyakit yang paling sering adalah gatal-gatal pada saat baru selesai hujan. Sebab ketika hujan turun air sungai siak semakin kotor dikarenakan air dari daratan terbawa mengalir ke sungai jadi sering terlihat ulat dari sampah-sampah ikut mengotori sungai.

Selain air sungai, biota sungai juga mengancam kesehatan masyarakat. Ular-ular air dan biawak tidak jarang ditemui masyarakat naik kedaratan. Ketika masyarakat, khususnya perempuan mandi disungai sering diserang oleh lintah bahkan ada yang sampai masuk ke tubuh korban.2.3 Sarana dan Prasarana

Pemerintah memiliki peran dalam penyediaan air bersih dengan membuat sumur bor artesis berkedalaman 300m dari permukaan tanah. Setiap RT tersedia satu sampai dua sumur. Terdapat beberapa sumur yang telah mati tetapi pemerintah tetap memberi bantuan dengan membuat sumur baru. Sumur-sumur ini dibuat berdasarkan proposal yang diajukan oleh RW setempat.

Selain sumur artesis, pendistribusian PAM ke masyarakat sudah baik, meskipun sesekali dijumpai air yang masih keruh sehingga masyarakat juga tidak dapat menggunakan air PAM tersebut. Namun, sangat disayangkan air PAM ini hanya bisa dinikmati oleh mereka yang mampu membayar. Tagihan air PAM perbulan berkisar 60.000 rupiah. Selain itu, air PAM tidak terdistribusi kerumah-rumah yang tidak tersedia kamar mandi. Sebenarnya ada penampungan PAM yang dibuat didepan rumah tetapi sudah beralih fungsi menjadi tempat sampah karena air PAM diputus akibat tidak mampu membayar.

Didaerah sekitar DAS Siak ini tidak tersedia sarana pembuangan sampah yang seharusnya. Dinas kebersihan juga hanya mengumpulkan sampah dari daerah yang masih dekat dengan jalan protokol, sedangkan kawasan yang sudah berada dekat dengan sungai tidak terlayani selain mereka tidak mampu membayar retribusi. Tidak memadainya sarana ini menyebabkan masyarakat masih membakar sampah dan/atau yang lebih sering membuang sampah kesungai.

Disekitar DAS Siak ini terdapat kegiatan PPM Mandiri yang berkontribusi terhadap infrastruktur desa, seperti pembuatan sumur bor artesis, pembuatan jalan, dan unit-unit fasilitas umum desa. Selain itu PPM Mandiri juga menggalakkan ekonomi berbsaih masyarakat dengan pinjaman modal yang berbunga rendah.

Pernah dilakukan sosialisasi dan simulasi oleh badan-badan instansi pemerintah mengenai daerah aliran sungai dan pengolahan air secara sederhana. Sosialisi yang pernah dilakukan mengenani banjir oleh Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Menurut masyarakat setempat, Badan Lingkungan Hidup tidak pernah sekalipun turun ke daerah aliran sungai siak untuk meliahat dan menganalisis kondisi tetapi BLH selalu membuat keputusan yang tidak rasional.BAB III

ANALISIS MASALAH

?Gambar 1. Fishbone Penurunan Kualitas Air Sungai Siak

Masalah sumber daya air sangat berkaitan dengan kondisi sumber daya air, ketersediaan dan kinerja sarana prasarana, kelembagaan pemerintah yang menangani pengelolaan sumber daya air, perilaku masyarakat pengguna sumber daya air, kondisi dan penggunaan ruang di daerah aliran sungai serta peraturan sebagai pedoman.

Analisis masalah dilakukan berdasarkan 5 konsep pengelolaan sumber daya air terpadu dan berkelanjutan, sebagai berikut: Teknis

Secara teknis penurunan kualitas air sungai siak dipengaruhi oleh ketersediaan dan kinerja sarana dan prasarana yang tidak tepat guna. Kamar mandi umum yang tersedia di atas sungai, septictank yang dibuat dipinggir sungai, tidak tersedia pelayanan pengumpulan sampah dan pintu air yang dipenuhi sampah.

Selain sarana dan prasarana yang tidak tepat guna, perencanaan yang kurang matang juga menjadi masalah. Banyak rencana yang telah dirumuskan oleh pemerintah tetapi hanya menjadi wacana yang tidak pernah diaplikasikan. Pemerintah pernah berencana dan menjanjikan akan membangun kamar mandi umum untuk masyarakat tetapi karena keterbatasan lahan rencana tersebut tidak pernah terlaksana.

Pemantauan kualitas air sungai siak juga seharusnya dilakukan, mengingat dibantaran sungai siak terdapat pabrik karet dan kelapa sawit yang menghasilkan limbah cair. Selain itu limbah domestik dan drainase kota juga langsung dialirkan ke sungai siak. Limbah-limbah ini berpotensi besar mencemari air Sungai Siak.

Ekonomi

Masyarakat didominasi oleh tingkat perekonomian menengah kebawah yang tidak semuanya mampu membangun sistem sanitasi dirumah. Sebagian besar masyarakat melakukan kegiatan MCK disungai. Kegiatan ini jelas membuat air sungai tercemar oleh limbah domestik setiap harinya. Sebagian kecil masyarakat yang mampu membuat kamar mandi dirumah tidak dilengkapi dengan sistem sanitasi yang baik. Minimal terdapat septictank untuk menampung air hitam dan saluran drainase yang baik untuk air abu-abu sisa kegiatan domestik tapi pada kenyataannya air hitam dan air abu-abu tersebut lansung dialirkan ke sungai.

Sampah juga berperan besar dalam penurunan kualitas air Sungai Siak. Sebagian besar masyarakat masih membuang sampahnya ke sungai dan selebihnya membakar atau mengumpulkan sampah agar dapat dikumpulkan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Namun, pelayanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan tidak untuk semua masyarakat yang berdomisili di bantaran Sungai Siak, hanya masyarakat yang mampu membayar retribusi yang dikumpulkan sampahnya. Sehingga masyarakat yang tidak mampu membayar, membuang sampahnya kesungai atau membakar sampah. Kelembagaan

Interaksi masyarakat dengan pemerintah hanya sebatas pemerintah menyetujui proposal bantuan yang diajukan masyarakat. Setelah disetujui maka pembangunan sumur artesis dibangun tanpa bermusyawarah dan melibatkan masyarakat. Hal ini membuat masyarakat merasa tidak memiliki dan tidak berupaya untuk menjaganya. Sehingga banyak ditemui lingkungan sekitar sumur yang kotor.

Selain itu, keputusan pemerintah kerap kali tidak rasional. Keputusan yang dibuat pemerintah hanya berdasarkan kepentingan dan berbau politik. Pada saat terjadinya pencemaran limbah yang menyebabkan hilangnya kehidupan di sungai, Badan Lingkungan Hidup hanya memberi penjelasan pada masyarakat bahwa sungai siak kekurangan oksigen tanpa alasan kenapa hal itu bisa terjadi. Keputusan pemerintah juga sering bertentangan, apabila air Sungai Siak dianalisis kandungannya terhadap parameter limbah cair maka pemerintah menyatakan bahwa kualitas air Sungai Siak masih baik tetapi bila dianalisis sebagai air baku untuk air minum pemerintah menyatakan bahwa kualitas air Sungai Siak buruk.

Beberapa instansi pemerintah pernah melakukan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat tentang pengolahan air bersih secara sederhana tetapi program tersebut tanpa implementasi. Pernah juga pemerintah membuat program pembangunan kamar mandi umum dan sistem pengomposan tetapi tidak diaplikasikan karena keterbataan lahan. Banyak program pemerintah yang sudah terencana tapi tidak ada aksi nyata.

Peraturan dan hukum yang mengatur sumber daya air banyak disahkan tetapi hukum dan peraturan tersebut tidak dijalankan sebagaimana mestinya. Bahkan untuk DAS Siak terdapat regulasi sendiri yaitu, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 424 Tahun 2013 Tentang Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Siak. Kepmen tersebut juga hanya terlihat sebagai wacana tanpa realisasi. Peraturan Pemerintah Kota Pekanbaru Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan atau Kebersihan juga tidak berjalan. Dalam peraturan tersebut jelas tertulis sanksi bagi yang membuang sampah sembarangan tetapi penerapannya tidak terlihat. Sosial

Kurangnya kerjasama antar masyarakat dalam mengelola lingkungan dan sumber daya air. Tidak pernah dilakukan program gotong royong untuk melestarikan lingkungan. Hanya individu yang peduli saja yang mau turun tangan dalam menjaga kelestarian lingkungan. Sifat individualisme terlihat jelas dengan efek NIMBY (Not In My Back Yard) bahwa masyarakat hanya peduli pada kebersihan lingkungan sekitar rumahnya tanpa memperhatikan lingkungan keseluruhan.

Karena bantuan pemerintah dalam penyediaan air bersih berupa sumur artesis yang tidak melibatkan masyarakat dalam pembuatannya, menumbuhkan sifat malas dan ketergantungan sehingga masyarakat tidak berpikir kreatif dan inovatif untuk mengolah air menjadi air bersih secara sederhana. Masyarakat menyadari bahwa air artesis akan habis tetapi karena sifat malas dan ketergantungan tersebut masyarakat hanya berpikir untuk meminta dibuatkan sumur yang baru tanpa mencari solusi alternatif. Padahal sumur artesis dapat mengubah kontur bumi karena ketika air habis terbentuk ruang kosong. Lingkungan

Lingkungan sangat mempengaruhi kualitas air. Apabila lingkungan bersih, maka air pun akan bersih. Namun, yang terlihat bahwa lingkungan di bantaran Sungai Siak kotor dan banyak sampah yang berserakan. Sampah yang dibuang ke sungai menyebabkan penumpukan sampah dan menutup pintu air. Hal ini menyebabkan Sungai Siak sering sekali meluap dan menimbulkan bencana banjir.

Buruknya sistem sanitasi yang memadai membuat lingkungan semakin kotor. Banyak genangan-genangan air, septictank yang bocor, selokan-selokan tanpa perencanaan yang baik, sebagian besar selokan sumbat membuat lingkungan pemukiman semakin kotor.Kondisi dan penggunaan ruang di daerah aliran sungai dipadati oleh rumah penduduk yang padat dan tidak tertata rapi. Padahal kondisi dan penggunaan ruang di daerah aliran sungai mempunyai andil besar terhadap kelangsungan aliran air sepanjang waktu serta kualitasnya. Tidak ditemui lagi pohon di daerah aliran sungai mengakibatkan rendahnya kemampuan DAS dalam menyimpan air. Penghilangan lahan untuk dataran banjir, kawasan resapan air, dan daerah sempadan sungai menyebabkan perubahan morfologi sungai dan penurunan kapasitas tampung sungai sehingga meningkatkan frekuensi, sebaran dan resiko atau tingkat kerawanan banjir.Drainase kota yang mengandung limbah cair semua aktivitas di Kota Pekanbaru seperti limbah cair rumah sakit, perhotelan, perkantoran, pusat perbelanjaan, dan sebagainya dialirkan langsung ke Sungai Siak dengan selokan-selokan besar. Menurut masyarakat sekitar limbah cair ini sangat berbau busuk.BAB IVPEMBAHASAN

Gambar 2. Fishbone Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu dan BerkelanjutanPengelolaan sumber daya air terpadu dan berkelanjutan menuntut semua pihak yang ada untuk saling berupaya dalam pencapaian yang diharapkan. Permasalahan-permasalahan yang ada di sekitaran sungai tersebut menjadi awal dari identifikasi dalam pengelolaan sumber daya air. Permasalahan ini menjadi tugas besar bagi semua pihak yang terkait untuk mencari solusi dan melakukan aksi-aksi nyata. Suatu pengelolaan sumber daya air yang terpadu dapat dilihat potensi keberlanjutannya dengan menilai beberapa aspek. Adapun aspek-aspek yang menyokong keberlanjutan dari pengelolaan sumber daya air tersebut adalah teknis, ekonomi, kelembagaan, sosial dan lingkungan. Beragam aspek tersebut bersinergi dan saling berkaitan dalam mencapai pengelolaan sumber daya air yang terpadu. Dari aspek-aspek ini akan diberikan solusi mengenai pengelolaan sumber daya air yang bersifat keberlanjutan.1. TeknisPenanganan masalah sarana dan prasarana perlu dilakukan untuk menghindarkan masyarakat dari segala potensi penyakit yang timbul. Dalam penanganannnya pemerintah adalah pihak yang memiliki peran penting dalam menyediakan sarana dan prasarana. Pembangunan sarana dan prasarana seperti WC umum, kamar mandi umum dan sarana sanitasi lainnya yang bersifat komunal dapat dilakukan untuk mengurangi limbah domestik yang dihasilkan oleh masyarakat sekitaran sungai Siak tersebut. Selain saran sanitasi perlu juga disediakan sarana persampahan berupa wadah untuk masyarakat sekitar. Penyediaan wadah persampahan tersebut nantinya dapat menekan jumlah sampah yang dibuang ke badan sungai Siak.

Perencanaan yang matang dari segi teknis juga perlu dilakukan untuk menghindari hambatan-hambatan yang dapat menjadi penghalang dalam konsep keberlanjutan. Salah satunya dengan memikirkan alternatif-alternatif yang dapat dilakukan untuk penyediaan sumber air baku sesuai standar dengan melihat potensi yang ada.Pengetatan atau menaikkan kelas Baku Mutu Lingkungan secara bertahap dan sistematis, dan dipantau secara terus menerus secara konsisten. Secara teknis ini dapat mempermudah penelolaan sumber daya air yang terpadu. Karena dengan adanya pemantauan secara konsisten maka akan Bahas pengelolaan yang tepat guna.2. Ekonomi

Perekonomian masyarakat disekitaran sungai Siak yang masih tergolong menengah ke bawah memaksa mereka untuk menggunakan air sungai Siak sebagai sumber air baku. Sehingga perlu bantuan pihak pemerintah dalam memberikan subsidi dan keringanan biaya penyaluran air PAM bagi masyarakat sekitaran sungai Siak. Hal ini ditujukan untuk menekan aktivitas masyarakat yang menggunakan air sungai Siak untuk aktivitas MCK maupun sumber air minum. Hasil lain dari penanganan ini adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar. Selain subsidi air bersih, perlu juga dilakukan penerapan Pamsimas bagi pemerintah dalam menanggulangi pengeluaran dana yang terbilang cukup berlebihan.

Implementasi Program Pamsimas ini berbasis masyarakat yang mana dana yang digunakan berasal dari kontribusi masyarakat, pemerintah daerah, pemerintah pusat dan Bank Dunia. Dengan sistem ini dapat membuat masyarakat melakukan pengelolaan, sehingga dapat memperpanjang jangka pemakaian sarana dan prasarana yang ada.3. Kelembagaan

Pemerintah tidak dapat berdiri sendiri dalam melaksanakan usaha pengelolaan sumber daya air terpadu dan berkelanjutan, perlu dukungan dan kerjasama dengan masyarakat dalam melakukan hal tersebut. Perlu disadari bahwa masyarakat sebagai objek dan menjadi pengelola pula dalam memanfaatkan sarana dan prasarana sanitasi yang diberikan. Sehingga cara pemerintah dalam memberikan sarana dan prasarana tanpa melakukan pendekatan kepada masyarakat akan pentingnya kerjasama suatu pengelolaan tersebut, maka sudah dapat dipastikan tidak ada suatu keberlanjutan.

Penegakan hukum lingkungan terhadap pelanggaran Baku Mutu Limbah yang telah ditetapkan, atau dengan menerapkan sistem polluter pay principle. Telah banyak aturan yang diciptakan untuk mengatur aspek-aspek yang ada di lingkungan DAS Siak, hanya saja penerapan yang masih terbilang belum maksimal adalah kendalanya.

Pemerintah haruslah bertindak adil dalam menerapkan segala jenis aturan untuk melancarkan pengelolaan sumber daya air terpadu ini, dengan mengambil keputusan yang tepat. Salah satu contoh kebijakan yang dapat dilakukan adalah menyiapkan infrastruktur kawasan pengembangan industri yang telah ditetapkan dalam RTRW untuk mengantisipasi pengembangan industri baru atau merelokasi industri yang sudah tidak tepat lagi lokasinya sejalan dengan pengembangan kota dan pengembangan wilayah. Hal ini dapat mengurangi aktivitas pembuangan limbah industri yang ada disepanjang bantaran sungai Siak.

Pemerintah memiliki cukup banyak ide untuk menanggulangi beragam bencana ataupun kendala yang berkemungkinan terjadi di sekitaran bantaran Siak. Sehingga perlu suatu aksi lapangan berupa kegiatan yang berbentuk aksi pencegahan, antisipasi maupun penanggulangan. Dengan lebih banyak dilakukannya aksi-aksi nyata maka akan menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara pemerintah dan masyarakat. Hal itu juga dapat menunjang dalam proses keberlanjutan dan pengelolaan sumber daya air.

Keterpaduan anar semua pihak yang terkait (stakeholder) dalam perencanaan dan pengambilan keputtusan. Keterpaduan dalam aspek ini merupakan elemen penting dalam menjaga kesinambungan dan keberlanjutan pendayagunaan air. Dalam kaitan ini juga perlu dikembangkan instrumen operasional untuk menggalang sinergi dan penyelesaian konflik.

4. Sosial

Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan air bersih yang sesuai dengan standar baku mutu menjadi permasalahan sosial yang memerlukan waktu yang lama untuk mengatasinya. Menumbuhkan persepsi pentingnya air di masyarakat dapat dimulai dari pengenalan sanitasi pada anak. Anak menjadi sasaran utama dalam mensosialisasikan pentingnya air dan sanitasi. Anak-anak memiliki dua peran penting sebagai bagian dari strategi sosialisasi sanitasi ini. Selain menanamkan pemahaman kepada anak-anak mengenai sanitasi sejak dini, mereka juga dapat mengingatkan orang tua mereka akan pentingnya menjaga air bersih. Pembelajaran kesadaran masyarakat melalui perantara anak-anak ini dapat menekan keberadaan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) masyarakat yang berada di sungai.

Selain sosialisasi dalam rangka upaya penanaman persepsi bahwa air dan sanitasi itu penting. Maka perlu juga menumbuhkan sifat individu masyarakat yang cinta lingkungan. Hal ini di tujukan agar upaya untuk menormalisasi sungai Siak mudah tercapai.

Pembangunan individu masyarakat yang memiliki pemikiran kreatif dan inovatif merupakan suatu pemberdaayaan yang bermanfaat untuk menunjang pengelolaan sumber daya air yang bersifat berkelanjutan. Melihat dari sumber air baku, yang mana masing-masing memiliki kendala maka masyarakatlah yang sebaiknya mencari solusi untuk menghindari kendala tersebut. pemberdayaan masyarakat sangat diperlukan, karena sesuai dengan sistem Pamsimas yang setiap perencanaan dan pelaksanaannya mengikutsertakan masyarakat agar terlaksananya program tersebut. 5. Lingkungan

Konservasi sungai Siak merupakan faktor utama yang harus dilakukan untuk menjadikan sungai memiliki potensi seperti sediakala. Kegiatan konservasi yang dilakukan diwilayah bantaran sungai Siak ini adalah :

Pelestarian dan perlindungan sumber daya air secara menyeluruh sehingga kerusakan ekosistem sumber daya air dapat dicegah.

Pengelolaan air tanah, dilakukan antara lain dengan : perbaikan drainase permukaan, drainase dalam, atau kombinasi keduanya yang akan meningkatkan efisiensi penggunaan air oleh tanaman,

Pengelolaan kali bersih dengan kontrol yang ketat terhadap pembuangan limbah domestik.

Pelaksanaan audit lingkungan untuk beberapa industri yang ada di sungai Siak. Penetapan pengelolaan Sempadan sungai. Keadaan masyarakat yang tinggal digaris sempadan sungai makin mempersulit pengelolaan sumber daya air. Sehingga perlu dilakukannya penetapan yang tegas untuk saling menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.BAB V

INTEGRATED WATER RESOURCE MANAGEMENTKompleksitas permasalahan SDA membutuhkan upaya pemecahan dan antisipasi yang tidak mungkin hanya dapat dilakukan oleh pemerintah saja tetapi harus mendapat respons semua pihak baik sebagai individu maupun kelompok atau badan hukum termasuk unsur legislatif. Area permasalahan dan pemecahannya harus dilihat secara menyeluruh dan melibatkan peran sebanyak-banyaknya pihak yang terkait.

Pengelolaan terpadu merupakan proses menerus yang tak boleh terhenti. Setiap proses harus memiliki target capaian berdasarkan tahapan yang jelas. Setiap tahapan proses yang dirancang harus dapat dinilai akuntabilitasnya. Keberhasilannya perlu terukur melalui tiga kriteria utama, yaitu:

a. Efisiensi ekonomi. Didepan mata, permintaan jasa pelayanan air kian meningkat, sementara itu di berbagai tempat terjadi kelangkaan atau keterbatasan air yang bersih dan sumber daya finansial. Dalam situasi seperti itu, efisiensi ekonomi dalam pendayagunaan SDA harus menjadi perhatian.b. Keadilan. Air adalah salah satu kebutuhan dasar yang mutlak diperlukan oleh setiap orang, karena itu akses untuk memperoleh air yang bersih perlu diupayakan bagi setiap orang untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup yang sehat dan produktif.c. Keberlanjutan fungsi lingkungan hidup. Pendayagunaan SDA tidak hanya mengejar kepentingan ekonomi jangka pendek, tetapi harus memperhatikan kepentingan generasi yang akan datang, karena itu setiap upaya pendayagunaannya harus diimbangi dengan upaya konservasi yang memadai.

Pihak pihak yang terkait dalam sistem pengolahan sumber daya air diantaranya,a. Pemerintah

Kondisi yang ada di sepanjang bantran Sungai Siak menjadi peratian khusus pemerntah pusat terutama sekali ialah pemerintah daerah mengenai kondisi yang Sungai Siak yang ada. Permasalahan yang ditimbulkan dari kondisi ini adalah ketidak terjangakaunya air bersih bagi masyarakat, maka dari itu suatu komitmen sesuai dengan tujuan MGDs ke 7 dengan sasaran ke 10 dengan intinya menyebutkan bahwa sekitar 50% akan terpenuhinya kebutuhan air bersih oleh masyarakat. Hak ini merupakan komitmen dari pemerintah terhadap keberlangsungan hidup masyarakat.

UU No.7 Tahun 2004 telah mengamanatkan bahwa wewenang dan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan SDA didasarkan pada letak wilayah sungai (WS). SDA yang terletak pada WS dalam satu kabupaten/kota menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota, SDA yang terletak pada WS lintas kab/kota dalam satu provinsi menjadi tanggung jawab provinsi, sedangkan SDA yang terletak pada WS lintas provinsi atau WS lintas negara atau WS strategis nasional menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Tanggung jawab ini menyangkut tanggung jawab pengelolaan dan tanggung jawab pembiayaan. Lingkup pengelolaan SDA sebagaimana dimaksud dalam UU No.7 Tahun 2004 memiliki pengertian yang luas yaitu: upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi SDA, pendayagunaan SDA, dan pengendalian daya rusak air. Beberapa upaya atau kegiatan yang dilakukan diantaranya,

Pembuatan sumur bor atau sumur artesis

Sumur artesisadalah sumur yang bertekanan tinggi karena dia terjebakdalam batuan yang memiliki tekanan, sehingga ketika di lakukan pengeboran, air bisa naik sendiri tanpa harus di pompa. karena tekanannya cukup tinggi untuk menyembur sampai ke permukaan. Dari fakta sekarang ini dan kondisi alami dari lingkungan yang terdapat di sepanjang bantaran Sungai Siak terdapat kondisi dimana air baku ini merupakan sala satu bentuk komitmen yang dilakukan oleh pemerintah dalam menangani krisis air. Sumur ini merupakan sumur dengan dengan kedalaman air berkisar antar 270-300 meter. Sumur ini menjadi primadona bagi masyarakat sekitar. Dari segi kualitas dan kuantitas air ini dapat dikategorikan layak untuk dikonsumsi, namun kondisi ini belum bisa menjamin akan menjadi sumber yang berkelanjutan dan akan ada juga di kemudian harinya, maka dari itu dilakukan juga kegiatan-kegiatan yang menitik beratkan terhadap perubaha kualitas sungai.

Normalisasi Sungai

Merupakan salah satu kegiatan dengan menonaktifkan segala aktifitas yang berhubungan dengan Sungai Siak. Dari pemanfaatan sumur artesis diharapkan sebagai sir pengganti Sungai Siak. Namun ada beberapa permasalahan yang harus juga dicarikan solusi terhadap penormalisasian Sungai Siak dengan beberapa cara, diantaranya untuk masyarakat dengan mayoritas menggunakan Sungai Siak untuk segala aktifitas maka akan di lakukan suatu usaha preventif. Membuat wc umum, dengan memanfaatkan sumur artesis sebagai pengganti air Sungai Siak dan wc umum merupakan prasarana pengganti Sungai Siak itu sendiri. Bebeapa hal yang pertama kali dilakukan adalah melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat yang ada di sepanjang bantaran Sungai Siak.

Hal ini menjadi perhatian khusus yang harus dilakukan agar tidak terjadinya kesalah pahaman diantara segaka pihak. Semua ini dapat dicontoh dari kegiatan normalisasi Sungai Citarum. Kegatan ini juga di khususkan pada industri-industri dan segala aktifitas yang memanfaatkan Sungai Siak sebaigai sarana dan prasarana penunjang aktifitas. Dari kegiatan ini langkah kedepan yang dapat dilakukan berupa program Konservasi SDA, diarahkan untuk:

Meningkatkan, memulihkan dan mempertahankan daya dukung, daya tampung, dan fungsi SDA untuk menjamin ketersediaan air.

Memulihkan dan mempertahankan kualitas air.

Menerapkan prinsip pencemar membayar sebagai instrumen untuk mendorong pengendalian pencemaran air dan meningkatkan pengelolaan kualitas air.

Alternatif Konvensional

Pada kegiatan ini telah menjurus kepada sistem pengolahan apa saja yang dapat digunakan jika pemnafaatan air Sungai Siak yang akan menjadi sumber utama dikarenakan dari segala aktifitas pemanfaatan menggunakan sumur artesis tidak akan jadi pemanfaatan yang bersifat kontiunitas. Untuk hal tersbut masyakat tidak dapat memungkiri akan adanya pemanfaatan air Sungai Siak yang akan dijadikan sebgai sumber air utama. Oleh karena itu pengolahan yang dilakukan ialah dengan melakukan berbagai macam kegiatan diantaranya dengan pemanfaatan sistem penyaringan serta adanya aktifitas adsorbsi sebagai pelengkap dengan memanfaatkan segala yang ada pada lingkungan tersebut, dengan kata lain membuat teknologi pengolahan tepat guna. Membuat penampungan air hujan di bak-bak penmapungan, dilengkapi dengan keberlanjutan sistem untuk akhirnya air tesebut dapat menjadi sumber pengganti air Sungai Siak.

b. Team manajemen

Upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan SDA adalah menanamkan pemahaman terhadap konsepsi IWRM kepada semua pihak yang terkait untuk dimengerti. Dengan membentuk sistem koordinasi dengan tugas pokok menyusun dan merumuskan kebijakan. Wadah koordinasi beranggotakan unsur pemerintah dan unsur nonpemerintah dalam jumlah yang seimbang atas dasar prinsip keterwakilan, serta strategi pengelolaan Keterpaduan pengelolaan sumber daya air mencakup dua komponen besar yaitu sistem alami dan non alami. Keterpaduan pada komponen pengelolaan sistem alami, mencakup:

a. Kawasan hulu dengan kawasan hilir.b. Kuantitas air dengan kualitas air.c. Air hujan dengan air permukaan, dan air bawah tanah.d. Penggunaan lahan (land use) dengan pendayagunaan air (water use)Sedangkan keterpaduan pada komponen pengelolaan sistem non alami, sekurang-kurangnya mencakup:

1) Keterpaduan antar sektor yang terkait dalam perumusan kebijakan, dan program di tingkat pusat dan daerah, Keterpaduan dalam aspek ini diperlukan untuk menyelaraskan kebijakan pembangunan ekonomi dengan kebijakan pembangunan sosial serta lingkungan hidup.2) Keterpaduan antar semua pihak yang terkait (stakeholder) dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Keterpaduan dalam aspek ini merupakan elemen penting dalam menjaga keseimbangan dan keberlanjutan pendayagunaan air. Saat ini masing-masing pihak yang terkait masih menempatkan prioritas kepentingan yang berbeda-beda, bahkan seringkali bertentangan satu sama lain. Dalam kaitan ini perlu dikembangkan instrumen operasional untuk menggalang sinergi dan penyelesaian konflik.3) Keterpaduan antar wilayah administrasi baik secara horisontal maupun vertikal. Dalam aspek ini tidak saja perlu ada kejelasan tentang pembagian wewenang dan tanggung jawab pengelolaan, tetapi perlu juga dikembangkan pola kerjasama antar daerah atas dasar saling menggantungkan dan saling menguntungkan.

Langkah langkah dari terlaksananya suatu keterpaduan pelaksanaan sistem alami dan non alamiah tersebut diantaranya Merencanakan

Dalam perencanaan yang sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada, baik ilmu pengetahuan berupa seumber daya alam dan ekonomi yang sebagai faktor signifikan mengenai apa-apa saja yang sesuai dengan konsdisi yang ada. Kebijakan dan strategi pengelolaan sumber daya alam (natural resources) hanya dapat terlaksana secara efektif dan mencapai hasil yang optimal apabila dalam perencanaannya senantiasa berpatokan pada tiga pertimbangan yaitu: (i) sifat dan ciri khas kodrati SDA itu sendiri,(ii) disiplin teknologi di bidang SDA, dan (iii) society khususnya yang berkaitan dengan acceptance (bisa diterima atau tidaknya oleh masyarakat).

Keberadaan sumber daya air mengikuti siklus yang tidak pernah berhenti. Siklus tersebut kemudian dinamai siklus hidrologi. Berdasarkan fakta tersebut, maka teknologi pengelolaannyapun tidak terlepas dari sifat kodrati SDA. Karena itu lingkup wilayah pengelolaan SDA harus berdasarkan wilayah hidrografis yang kemudian dikenal dengan sebutan Daerah Aliran Sungai (DAS). Keberadaan sebuah DAS ada yang sepenuhnya berada dalam satu wilayah kabupaten/kota, bisa juga lintas kab/kota ataupun lintas provinsi dan lintas negara. Kategori dari perencanaan ini menjadi suatu ancangan yang bersifat terus-menerus. Seprti halnya sistem pengolahan air tepat guna yang mana disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta akan bersifat kontiniu.

Melaksanakan

Hasil perencanaan konsep yang akan diterapkan pada pengolahan air tepat guna ini, beroperasi secara terus-menerus dengan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan perorang perharinya yaitu sekitar 100-150 liter. Sebelum pengoperasian teknologi ini, akan ada suatu kegiatan pengenalan dan sosialiasasi bersifat audio visual dengan menunjukan seistem kerja teknologi tersebut serta apa-apa saja yang diperlukan dalam pendayagunaan alat tersebut.

Program Pendayagunaan SDA, diarahkan untuk:

Menyediakan air yang memenuhi persyaratan kualitas dan kuantitas sesuai dengan ruang dan waktu secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pokok kehidupan sehari-hari sebagai prioritas.

Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyediaan serta penggunaan air irigasi dengan lebih mengutamakan kegiatan operasi dan pemeliharaan, optimalisasi, rehabilitasi, dan peningkatan kinerja sistem irigasi yang ada daripada pembangunan baru.

Mendorong pengembangan irigasi dan rawa dalam rangka mendukung produktivitas usaha tani untuk meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan mensejahterakan masyarakat khususnya petani.

Melaksanakan pendayagunaan SDA untuk mendukung perkembangan ekonomi secara efektif dan efisien dengan mempertimbangkan kepentingan antarsektor, antarwilayah, dan dampak jangka panjang.

Menerapkan prinsip penerima manfaat menanggung biaya jasa pengelolaan SDA, kecuali untuk kebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian rakyat untuk mendorong penghematan penggunaan air dan meningkatkan kinerja pengelolaan SDA.

Meningkatkan peran dunia usaha dalam pemanfaatan SDA dengan tetap mengutamakan kepentingan publik.

Memantau

Melihat, serta mengkonsdisikan, bagaimana suatu teknologi akan berjalan semaksimal mungkin. Selain itu hal-hal yang dilakukan berupa penegcekan berkala dengan selang waktu yang ditentukan. Tidak hanya itu, pengkondisian seperti semula dikarenakan beberapa bahan dasar atau alat yang memerlukan perawatan atau pergantian atau hanya sekedar pembersihan saja. Kegiatan pemantauan ini dilakukan oleh mereka yang berpengalam dan mengerti dengan konsep teknologi yang akan di laksnakan

Mengevaluasi

Hasil yang diterima berupa kepuasan atau tidaknya pengolahan yang ada. Evaluasi teknologi ini berjalan dengan kurun yang ditentukan dan di sepakati sebelumnya pada perencanaan teknologi yang sesuai dengan lingkungan dan kondisi masyarakat. Hasil yang ada dapat berupa gambaran-gambaran hasil pemantauan yang dilaksanakan secara berkala. Teknologi tepat guna ini akan dinyatakan sukses apabila kecakupan serta keberlanjutan dari pengolahan ini berjalan sesuai mestinya dan terkendali. c. Kesadaran masyarakat

Banyak faktor yang melatar belakangi makhluk hidup dikategorikan indvisualisme, dengan kondisi sekarang ini. Apabila dilihat dari fakta lingkungan yang berada di wilayah sepanjang bantaran Sungai Siak dapat dilihat bahwa mereka dengan kecukupanya tidak akan peduli dengan yang ada disekitarnya termasuk halnya lingkungan. Beberapa faktor diantaranya

Pendidikan

Faktor utama wilayah tersebut dikatakan maju atau tidak dapat terlihat dari faktor utama ini. Kualitas pendidikan yang rendah, dengan rata-rata penduduknya merupakan penduduk yang hanya bersekolah di sekolah rakyat dan tidak meanjutkan ke jenjang berikutnya membuat salah satu faktor seperti lingkungan yang ada di didaerah tersebut sangatlah jauh dihapkan dibandingkan dengan lingkungan yang lainya. Rendahnya pendidikan di sekitar Bantaran Sungai Siak menjadi faktor utama yang membuat permasalahan berupa kualitas air yang sangat disepelekan.Kaegori dengan penduduk asli daerah setempat tidak membuat suatu upaya preventif mencoba mengendalikan dan menjadikan sumber air yang ada dapat teraga hingga dapat dimanfaatkan sekarang maupun yang akan datang. Rendahnya pendidikan membuat tidak adanya suatu upaya lanjutan seperti pengolahan air dengan memanfaatkan apa-apa saja yang ada pada daerah tersebut. Maka dari itu dilakukan suatu upaya pembenahan dan penyadaran akan pentingnya pendidikan pada kehidupan anak-anak dikemudian hari. Karena suatu daerah akan dikatakan maju bukan karena pemimpinya namun bagaimana masyarakatnya dapat menjalankan segala aktifitas dengan ilmu dan praktek yang ada. Dari hal tersebutlah diyakini kualitas air Sungai Siak yang ada sekaran dapat terjaga. Maka dari itu dilakukan konsep peningkatan pendidikan oleh pemerintah serta adanya penunjang dari dinas atau kelembagaan terkait mengenai standar pendidikan yang akan diterapkan disuatu negara dengan masing-masing wilayah.

Pekerjaan

Faktor yang akan diperoleh dengan pendidikan yang tinggi. Ini terbukti dengan hampir mayoritas penduduk yang berada di wilayah tersebut bermata pencahariaan sebagai nelayan dan wiraswasta. Hal ini terbukti dengan masyarakat yang membuka warung-warung banyaknya perahu-perahu nelayan yang menepi di sepanjang pantai. Namun dengan kondisi Sungai Siak sekarang membuat salah satu dari pekrjaan tersebut terhenti. Buruknya kualitas Sungai Siak membuat sedikitnya makhluk hidup yang hidup di air. Akibat dari hal tersebut timbulah pengangguran dan membuat kondisi lingkungan menadi buruk. Rendah pendidikan tidak ada pekerjaan membuat masyarakat menjadi memeiliki sifat konsumtif dan menunggu perubahan dari masyarakat. Namun dengan adanya perubahan sistem yang di latarbelakangi oleh pendidikan membuat jaminan mutu kehidupan melalui pekerjaan dapat terpenuhi. Hal ini membuat elangsungan SDA akan sesuai dengan selayaknya. Baik konstribusi mauoun konsumsinya. Perekonomian

Kelangsungan pengelolaan SDA membutuhkan dukungan pendanaan yang konsisten dan menerus. UU No.7 Tahun 2004 mengamanatkan bahwa sumber pembiayaan pengelolaan SDA dapat berasal dari: i. anggaran pemerintah;ii. anggaran swasta; daniii. hasil penerimaan Biaya Jasa Pengelolaan SDA.

Anggaran pemerintah yang bersumber dari APBN atau APBD diprioritaskan untukmenutup kebutuhan biaya pengelolaan yang bersifat melaksanakan fungsi sosial, kesejahteraan umum dan keamanan. Sumber pendanaan dari anggaran swasta di bidang SDA pada umumnya hanya terbatas pada investasi pembangunan prasarana dan sarana yang bersifat cost recovery misalnya pembangunan PLTA, dan pembangunan sistem penyediaan air minum. Sumber pendanaan yang berasal dari hasil penerimaan Biaya Jasa Pengelolaan SDA (BJP-SDA) menurut UU No.7 Tahun 2004 boleh dibebankan kepada penerima manfaat jasa pengelolaan SDA misalnya pengguna air

Kesadaran sosial

Program Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat, Swasta, dan

Pemerintah, diarahkan untuk:

Meningkatkan prakarsa dan peran masyarakat secara terencana dan sistematis dalam pengelolaan SDA. Meningkatkan peran dan tanggung jawab swasta untuk berpartisipasi dalam pengelolaan SDA. Meningkatkan kinerja lembaga pemerintah dalam pengelolaan SDA melalui penyesuaian dan penyempurnaan kelembagaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia sesuai standar kompetensi, dan peningkatan sistem koordinasi antar lembaga pemerintah. Mengoptimalkan peran wadah koordinasi dan konsultasi para pemilik kepentingan dalam rangka pengelolaan SDA yang berdasarkan asas transparansi, keadilan, pelestarian, keterpaduan, dan akuntabilitas.Program Keterbukaan dan Ketersediaan Data/Informasi SDA, agar diarahkan untuk: Menyediakan data dan informasiHal ini yang menjadi tolak ukur semua faktor diatas, selain dengan kerjasama di tiap element. Faktor terpenting ialah kualitas dari masyarakat terhadap lingkunganya. Dikarenakan kurangnya pendidikan bergitu jga tidak ada pekerjaan dan perekonomianpun rendah membuat masyarakat lebih cenderung bersifat individualism dan konsumtif. Hal ini dapat terlihat dari lingkuangan yang ada di sepanjang bantaran Sungai Siak. Sampah berserakan, MCK disungai, dan segala aktifitas termasuk mencari kebutuhan disungai. Namun dari sekian banyak hal tidak ada satupun upaya kepedulian terhadap lingkungan. Upaya upaya perubahan yang minim nilah membuat tidak adanya perubahan terhadap linkungan termasuk dalam kategori perubahan kebiasaan dengan pemanfaatan air bersih

30

_1474465153.vsdPenurunan Kualitas Air Sungai Siak

Finansial

Sosial

Teknis

Kelembagaan

Lingkungan

Buruknya sistem sanitasi

Permasalahan Sampah

Tingkat ekonomi masyarakat rendah

Ketergantungan terhadap pemerintah

Kurang kerjasama antar masyarakat

Perencanaan yang tidak sempurna

Kurangnya pemantauan secara berkala

Sarana dan prasarana yang tidak tepat guna

Kurang kerja sama antara pemerintah dengan masyarakat

Aksi < teori

Perilaku masyarakat yang tidak peduli lingkungan

Peraturan dan hukum tidak ditegakkan

Keputusan yang tidak rasional

Penataan ruang di sekitar DAS Siak buruk

Drainase kota yang langsung dialirkan ke sungai

_1474460380.vsdPengelolaan Sumber Daya Air Terpadu dan Berkelanjutan

Finansial

Lingkungan

Teknis

Sosial

Pemantauan kualitas Air sungai secara berkala

Perencanaan yang matang

Kinerja sarana dan prasarana yang memadai

Subsidi air bersih

Memperbaiki sistem sanitas

Pengelolaan sampah

Perbaikan tata ruang sekitar DAS Siak

Pengolahan air dari saluran drainase sebelum dibuang ke sungai

Menumbuhkan pikiran kreatif dan inovatif masyarakat

Menanamkan sifat cinta lingkungan

Program gotong royong

Kelembagaan

Penegakan hukum dan peraturan

Keputusan yang tepat

Membangun kerjasama masyarakat dan pemerintah

Meningkatkan aksi nyata