Top Banner
PHENOL Jawahir Asy Mahdy Maro 13011077 Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung Maret, 2014
16

Tugas PIK 01_13011077

Sep 15, 2015

Download

Documents

Chem
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • PHENOL Jawahir Asy Mahdy Maro

    13011077

    Program Studi Teknik Kimia

    Fakultas Teknologi Industri

    Institut Teknologi Bandung

    Maret, 2014

  • TK3205 - Proses Industri Kimia Phenol

    1

    Phenol merupakan senyawa dengan gugus hidroksil yang berikatan dengan

    benzene maupun cincin benzenoid. Secara terminologi, phenol berasal dari kata

    phene yang merupakan nama lama dari benzene. Dengan adanya penambahan

    gugus hidroksil, nama senyawa ini berubah menjadi phenol. Struktur senyawa

    phenol ini ditunjukkan oleh Gambar 1.

    Gambar 1. Struktur Kimia Senyawa Phenol

    Karakateristik fisik dari phenol ini sangat dipengaruhi oleh gugus hidroksil

    karena adanya ikatan hidrogen. Secara umum, karakteristik fisik dari phenol ini

    direpresentasikan pada Tabel 1.

    Tabel 1. Tabel Karakteristik Phenol

    Physical Property Nilai

    Berat atom molekular 94

    Titik leleh 43oC

    Titik didih (1 atm) 132oC

    Kelarutan di air (25oC) 8,2 g/100 mL

    Senyawa phenol ini sendiri memiliki berbagai jenis turunan. Beberapa jenis

    turunan dari phenol ini antara lain :

    - Cresol

    - Xylenol

    - Resorcinol

    - Bisphenol

    Karakteristik fisik dari senyawa phenol dibandingkan dengan senyawa-

    senyawa turunannya dapat dilihat pada Tabel 2.

  • TK3205 - Proses Industri Kimia Phenol

    2

    Tabel 2. Tabel Karakteristik Senyawa Phenol dan Turunannya

    Nama MW MP (oC) BP (oC) pKa 25oC

    Phenol 94,1 40,9 181,8 10,00

    o-Cresol 108,1 31,0 191,0 10,32

    m-Cresol 108,1 12,2 202,2 10,09

    p-Cresol 108,1 34,7 201,9 10,27

    2,3-Xylenol 122,2 72,6 216,9 10,54

    2,4-Xylenol 122,2 24,5 210,90 10,60

    2,5-Xylenol 122,2 74,9 211,1 10,41

    2,6-Xylenol 122,2 45,6 201,0 10,63

    3,4-Xylenol 122,2 65,1 227,0 10,36

    3,5-Xylenol 122,2 63,3 221,7 10,19

    Resorcinol 110,1 109,8 276,5 -

    Bisphenol-A 228,3 157,3 - -

    A. BAHAN BAKU PEMBUATAN PHENOL

    Phenol pertama kali diisolasi dari coal tar pada awal abad ke-19. Secara

    umum, bahan baku dalam proses pembuatan phenol ini berbeda-beda

    bergantung dengan metode pembuatannya. Bahan baku dan utilitas pada

    pembuatan phenol bersama kapasitasnya dapat dilihat pada Tabel 3.

    Tabel 2. Kapasitas Bahan Baku dan Utilitas pada Pembuatan Phenol

  • TK3205 - Proses Industri Kimia Phenol

    3

    Dapat diperhatikan dari Tabel 3, bahan baku utama yang digunakan ialah

    benzene. Hal ini sesuai dengan struktur asal dari phenol itu sendiri yaitu cincin

    benzene. Properti fisik dari benzene dapat dilihat pada Tabel 4.

    Tabel 4. Tabel Karakteristik Benzene

    Properti Fisik Nilai

    Berat molekul 78,1121 g/mol

    Densitas (20oC) 0,8786 g/mL

    Titik leleh 5,5 oC

    Titik didih 80,1 oC

    Kelarutan dalam air (15 oC) 0,8 g/L

    Viskositas (20oC) 0,652 cP

    B. PROSES PEMBUATAN PHENOL

    Secara umum, pembuatan phenol dapat melalui 5 jenis proses. Kelima jenis

    proses pembuatan phenol tersebut ialah :

    a. Proses Preoksidasi Cumene

    Cumene merupakan nama umum dari isopropylbenzene. Proses

    pembuatan phenol dari cumene ini merupakan metode yang paling umum

    digunakan. Hampir 97% industri phenol di dunia, menggunakan proses

    pembuatan phenol dari cumene.

    Secara umum, proses pembuatan phenol ini dilakukan dengan cara oksidasi

    cumene menggunakan oksigen (udara) untuk membentuk cumene

    hydroperoxide (CHP). Gugus peroksida dari senyawa tersebut akan

    terdekomposisi menjadi phenol dan aseton, menggunaan mineral asam kuat.

    Proses tersebut dibantu menggunakan katalis. Reaksi pembuatan phenol dari

    cumene ini dapat dilihat pada Gambar 2.

    Gambar 2. Reaksi Proses Pembuatan Phenol dari Cumene

  • TK3205 - Proses Industri Kimia Phenol

    4

    Gambar 2. Reaksi Proses Pembuatan Phenol dari Cumene (lanjutan)

    Secara umum, pada proses ini mula-mula cumene diemulsikan kedalam

    larutan natrium karbonat menggunakan natrium stearate sebagai emulsifier.

    Kemudian emulsi cumen inilah yang dioksidasi dalam oxidizer menggunakan

    udara pada tekanan atmosfer selama 3 hingga 4 jam menggunakan katalis

    seperti tembaga, kobalt, maupun garam mangan (manganese salt).

    Temperatur reaksi tersebut dijaga pada 160-260oC. Sedangkan tingkat

    keasamannya dijaga pada 8,5-10,5. Sebagai hasil oksidasi ini, cumene

    hydroperoxide terbentuk. Kemudian, peroksida yang terbentuk didekomposisi

    menggunakan sulphuric acid 5-50% pada acidifier. Kondisi yang digunakan pada

    umumnua berkisar pada 45-46oC di bawha tekanan. Hasil dekomposisi ini

    merupakan phenol (15%), acetone (9%) dan cumene (73%). Sisanya merupakan

    senyawa-senyawa seperti methylstyrene dan acetophenone. Senyawa-senyawa

    tersbeut kemudian dipisahkan pada separator.

    Hasil pemisahan tersebut merupakan cumene dan aseton. Untuk

    meningkatkan kemurnian dari phenol ini, maka proses yang dilakukan ialah

    sebagian dari campuran tersebut didaur ulang menggunakan ekstraktor maupun

    distilasi. Sehingga hasil akhir dari produksi phenol ini ialah phenol dengan

    kemurnian hingga 92% dan aseton sebagai produk sampingan.

    Salah satu industri yang mengguanakan metode ini ialah INEOS phenol.

    Diagram alir proses dari pembuatan phenol menggunakan metode preoksidasi

    cumene pada industri ini dapat dilihat pada Gambar 3.

  • TK3205 - Proses Industri Kimia Phenol

    5

    Gambar 3. Diagram Alir Proses Pembuatan Phenol secara Preoksidasi Cumene

    Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa, cumene dioksidasi menggunakan

    oksigen menggunakan oksigen dari udara menjadi CHP. Aliran cumene ini

    kemudian mengalir kedalam kolom bubble. Udara ditambahkan pada bagian

    bawah reaktor. Transfer oksigen terjadi dari gelembung udara menuju cumene.

    Pada reaksi ini terjadi autokatalisasi. Kolom bubble ini beroperasi pada tekanan

    sekitar 700 kPa dengan rentang temperatur sekitar 80-120oC. Reaksi yang terjadi

    ialah -117 kJ/mol. Waktu tinggal dalam reaktor ini terjadi dalam beberapa jam.

    Temperatur dari kolom ini diatur menggunakan internal maupun eksternal heat

    exchanger. Konsentrasi keluaran dari CHP ini berada pada rentang 20-40%w/w.

    Pada proses oksidasi ini, terdapat beberapa produk samping seperti

    pembentukan DMBA (dimethylbenzyl alcohol) dan acetophenone (ACP). Selain

  • TK3205 - Proses Industri Kimia Phenol

    6

    itu terdapat pula beberapa produk samping seperti asam format dan asam

    asetat. Untuk itu ditambahkan beberapa unit untuk menghilangkan pengotor-

    pengotor hasil proses oksidasi. Salah satu unit tersebut ialah unit distilasi vakum

    multitahap.

    Produk dari proses oksidasi setelah melewati unit pemurnian ialah 65-

    90%w/w CHP. Selanjutnya setelah melewati beberapa reaksi, produk keluaran

    proses ini masuk kedalam plug flow reactor. Kondisi operasi reaktor ini diatur di

    atas 100oC. Temperatur dari reaksi ini akan semakin meningkat dengan

    penambahan CJP atau mengontakkan reaksi dengan steam. Selanjutnya, proses

    berlangsung hingga phenol masuk ke dalam kolom phenol untuk dimurnikan

    mendapatkan phenol dengan kemurnian tinggi.

    b. Proses Raschig

    Proses ini pertama kali dilakukan pada tahun 1932 oleh Khoene-Poulenc.

    Pembuatan phenol ini menggunakan chlorobenzene yang dibuat melalui

    oksiklorinasi benzene dengan campuran HCl dan udara pada kondisi operasi

    tekanan udara dan temperatur 240oC.

    Gambar 3. Reaksi pembuatan klorobenzen

    Pada proses tersebut katalis yang digunakan ialah CuCl2.FeCl3/Al2O3.

    Konversi benzene yanga ada dijaga pada rentang 10-15% untuk mengatur evolusi

    panas pada fixed-bed catalyst dan untuk menekan pembentukan diklorobenzen.

    Kemudian untuk menghasilkan fenol, maka dilakukan hidrolisis dengan

    pemanasan menggunakan steam pada suhu 400 hingga 500oC menggunakan

    katalis silika. HCl yang terbentuk pada proses ini kemudian di-recycle .

    Selanjutnya phenol yang terbentuk dimurnikan menggunakan distilasi vakum.

    Salah satu contoh diagram alir proses dari proses ini dapat dilihat pada Gambar

    4.

  • TK3205 - Proses Industri Kimia Phenol

    7

    Gambar 4. Diagram Alir Proses Raschig dalam Pembentukan Phenol

    c. Proses oksidasi dua tahap toluene

    Pada metode ini, toluene dalam fasa cair dioksidasi menggunakan udara

    pada reaktor. Kondisi operasi reaksi yaitu pada 40-70 psi dengan kehadiran

    katalis kobalt pada temperatur 150oC. Keluaran reaktor ini ialah asam benzoat

    dan juga air. Reaksi berlangsung secara eksotermik sehingga untuk menjaga

    temperatur, perlu dilakukan pendinginan secara eksternal.

    Kemudian asam benzoat pada suhu 150-200oC yang merupakan keluaran

    reaktor ini kemudian ditransfer menuju kolom distilasi. Pada kolom distilasi ini

    dilakukan pemisahan asam benzoat terhadap toluen dan air. Toluen yang

    terpisahkan kemudian didaur ulang menuju reaktor oksidasi yang pertama.

    Selanjutnya, asam benzoat murni ini diumpankan kedalam reaktor kedua

    untuk dilakukan oksidasi menggunakan udara dan steam pada tekanan 20-25 psi

  • TK3205 - Proses Industri Kimia Phenol

    8

    dan temperatur 230oC. Selama reaksi berlangsung katalis yang diguanakn ialah

    tembaga benzoat/mangan. Selanjutnya proses berlangsung di dalam extractor

    untuk memisahkan tar dan asam benzoat dari reaktor kedua.

    Kemudian phenol yang telah terbentuk bersama asam benzoat

    dimasukkan ke dalam dua buah kolom distilasi untuk dilakukan pemurnian

    secara seri. Phenol yang didapatkan memiliki kemurnian hingga 80%. Reaksi dari

    proses ini ditunjukkan pada Gambar 5.

    Gambar 5. Reaksi Oksidasi Toluene

    d. Proses sulfonasi benzene

    Metode ini merupakan metode yang paling tua untuk digunakan pada

    sintesis fenol. Prosesnya secara umum dibagi menjadi empat tahap yaitu :

    - Sulfonasi, dimana benzene direaksikan dengan asam sulfat untuk

    membentuk asam benzene sulfonat pada temperatur 150-170 oC

    - Neutralisasi, asam benzene sulfonat kemudian direaksikan dengan

    natrium sulfat untuk membentuk natrum benzene sulfonat

    - Peleburan, natrium benzene sulfonat dilebur dengan natirum hidroksida

    untuk membentuk natrium fenoksida

    - Asidifikasi, asam suldat dan natrium fenoksida direaksikan untuk

    membentuk phenol dan natrium sulfat

    Secara umum, proses ini menggunakan tipe proses batch karena reaksi

    pada fusionator sangat lambat. Waktu tinggal reaktor yang dibutuhkan pada

    proses tersebut ialah 5 hingga 6 jam. Secara umum diagram alir proses dari

    proses sulfonasi benzene menjadi phenol ini ditunjukkan pada Gambar 6.

  • TK3205 - Proses Industri Kimia Phenol

    9

    Gambar 6. Process Flow Diagram Proses Sulfonasi Benzene Menjadi Phenol

  • TK3205 - Proses Industri Kimia Phenol

    10

    e. Hidrolisis kaustik benzene

    Diagram alir proses pembuatan phenol melalui metode ini dapat dilihat

    pada Gambar 7.

    Gambar 7. Process Flow Diagram Pembuatan Phenol melalui Hidrolisis

    Kaustik Benzene

    Metode pembuatan fenol melalui reaksi hidrolisis kaustik benzene ini

    secara umum terbagi menjadi tiga tahap yaitu :

    1. Klorinasi

    C6H6 + Cl2 ---> 850C , Fe- --> C6H5Cl (klorobenzene)

    2. Kaustisasi

    C6H5Cl +NaOH (aq)---> C6H5NaO

    3. Hidrolisis

    C6H5NaO + HCl(aq) ---- > C6H5OH + NaCl(aq)

    Mula-mula benzene yang berada pada kondisi keringnya direaksikan

    dengan klorin bersama katalis besi maupun besi klorida anhidrat pada

    temperatur 85oC. Hasil reaksi ini membentuk klorobenzen pada tower klorinasi.

  • TK3205 - Proses Industri Kimia Phenol

    11

    Kemudian benzene yang tidak terkonversi akan didaur ulang. Selanjutnya

    klorobenzen ini direaksikan dengan 10% larutan soda kaustik. Hasilnya ialah

    senyawa diphenly oxide yang kemudian dipompa menuju preheater dan masuk

    ke dalam multi tubes reactor sehingga reaksi kautisasi berlangsung. Kondisi

    reaksi yang terjadi ialah pada 425oC dan tekanan 350 atm. Selanjutnya campuran

    hasil reaksi ditransfer menuju neutralizer melalui eeffluent heat exchanger. Pada

    neutralizer ini phenol dihasilkan.

    C. MANFAAT

    Dalam kehidupan sehari-hari, fenol biasa dimanfaatkan sebagai berikut :

    - Sebagai antiseptik. Hal ini disebabkan oleh sifat fenol yang mampu

    mengkoagulasi protein. Dalam hal ini dikenal istilah koefisien fenol (KF),

    yaitu perbandingan konsentrasi fenol atau konsentrasi zat untuk

    mematikan suatu macam bakteri dalam waktu yang sama

    - Sebagai bahan baku dalam pembuatan obat obatan misalnya asam

    salisilat, asam pikrat dan lain lain

    - Sebagai zat warna, fenol dapat digunakan sebagai pewarna buatan tapi

    dengan konsentrasi yang kecil.

    - Sebagai lem kayu, fenol mempunyai daya rekat yang kuat jika fenol telah

    direduksi menjadi resin, dan lain lain

    Jika ditinjau lebih dalam, phenol memiliki peran penting dalam pembuatan

    polikarbonat dimana turunan phenol yang digunakan ialah senyawa bisphenol-A.

    Selain itu ketika phenol diolah menjadi sikloheksanol, senyawa ini dapat

    digunakan untuk produksi poliamida. Phenol juga digunakan untuk membuat

    polimer yang thermoset. Gambar 8 menunjukkan penggunaan phenol.

    Gambar 8. Diagram Penggunaan Phenol

    41%

    30%

    8%

    21%

    bisphenol-A

    phenolic resins

    cyclohexanol

    others

  • TK3205 - Proses Industri Kimia Phenol

    12

    D. INDUSTRI PEMBUATAN PHENOL

    Secara umum, phenol termasuk salah satu bahan kimia yang dibutuhkan

    sebagai bahan baku pembuatan senyawa lain. Kebutuhan dunia terhadap phenol

    ini diperkirakan pada Gambar 9. Sedangkan kapasitas produksi phenol di dunia

    dapat dilihat pada Gambar 10.

    Gambar 9. Total Kebutuhan Dunia akan Phenol (2009)

    Gambar 10. Kapasitas Produksi Phenol di dunia (2009)

    Di Indonesia sendiri masih belum ada pabrik yang secara murni

    memproduksi phenol. Menurut Independent Chemical Information Services,

    terdapat dua buah perusahaan phenol yang berencena didirikan di Indonesia

    seperti pada Tabel 5.

  • TK3205 - Proses Industri Kimia Phenol

    13

    Tabel 5. Daftar Perusahaan Phenol di Indonesia

    Nama Lokasi Kapasitas

    (ton/tahun)

    Status

    Kumenindo Kridanusa Balongan,

    Indramayu

    120.000 planned

    Makasar Petrosel Barru,

    Sulawesi

    Selatan

    120.000 planned

    Sementara itu, secara global, perusahaan yang memegang peran penting

    dalam produksi fenol ditunjukkan pada Tabel 6.

    Tabel 6. Daftar Produsen Major Phenol di Dunia (2008)

    Dapat dilihat dari Tabel 8 bahwa INEOS Phenol merupakan perusahaan

    phenol dengan kapasitas terbesar di dunia. Perusahaan ini terletak di Jerman.

    Gambar 11 menunjukkan plant phenol perusahaan ini.

  • TK3205 - Proses Industri Kimia Phenol

    14

    Gambar 12. Plant Produksi Phenol dari INEOS

    Sebagai tambahan, berikut adalah proyeksi kebutuhan dan kapasitas

    produksi phenol di dunia, yang ditunjukkan pada Gambar 13.

    Gambar 13. Proyeksi Kebutuhan dan Kapasitas Phenol di Dunia (IHS Chemical)

  • TK3205 - Proses Industri Kimia Phenol

    15

    DAFTAR PUSTAKA

    ACN. 1999. A Healthy Forecast. [online] https://www.icis.com/Articles/1999

    /11/01/97986/a-healthy-forecast.html diakses pada 12 Maret 2014 pukul

    22.45

    Baal, Roger Van. 2012. Phenol Capacity Expansions and Trade Flow Impacts.

    Integra : The 2nd ICICS Asian Phenol-Acetone Conference

    Pandia, Rajeev M. 2009. Global Phenol Global Phenol- -Acetone Markets.

    Cologne, Jerman : Global Petrochemicals Conference

    Phenol. The University of York. [online] http://essentialchemicalindustry.org/

    chemicals/phenol.html diakses pada 12 Maret 2014 pukul 20.22

    Rappoport, Z. 2003. The Chemistry of Phenols. England : John Wiley and Sons,

    Inc.

    Techonology in Indian Phenol Industry. 2009. India : Ministry of Science and

    Technology, Department of Scientific and Industrial Research

    Walter,Prahl. dan Mathes Wilhelm. 1933. Manufacture of Phenol. UNITED

    STATES PATENT OFFICE number US2035917 A

    Warren, Kaeding, Robert, Lindblom, Temple, dan Mahon. 1965. Oxidation of

    Toluene and Other Alkylated Aromatic Hydrocarbons to Benzoic Acids and

    Phenols. Ind. Eng. Chem. Process Des. Dev.journal halaman 97-101

    Weber, Manfred dan Markus Weber. 2010. Phenols. Phenolic Resins: A Century

    of Progress Journal halaman 9-23