LAPORAN MEMBUAT FOOT STAPE
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik Permesinan
Lanjut Dosen Pengampu : Drs. H. Boenasir, M.Pd.
Disusun oleh Nama NIM Prodi : Prastian Dwija Permana :
5201408107 : Pend. Teknik Mesin, S1.
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Teknologi industri saat ini berkembang sangat
cepat, begitu juga perkambangan dalam industri permesinan. Banyak
sekali teknologi-teknologi baru yang digunakan dan diterapkan dalam
bidang ini, salah satunya adalah penggunaan mesin-mesin perkakas
otomatis dan sistem kontroler sebagai penggeraknya sehingga dapat
memudahkan dalam pengoperasian. Walaupun dengan adanya hal tersebut
bukan berarti teknologi yang lama serta pengoperasian dengan cara
konvensional ditinggalkan. Masih banyak industri permesinan
contohnya untuk bidang konstruksi logam, mesin-mesin perkakas masih
digunakan, antara lain : mesin bubut, mesin frais, mesin bor, dan
masih banyak lagi. Dengan itu, sebagai mahasiswa terutama bagi
mahasiswa teknik mesin diharapkan harus memiliki ketrampilan yang
cukup untuk
mengoperasikan mesin-mesin tersebut. Untuk memenuhi hal
tersebut, maka didalam perkuliahan terdapat mata kuliah yang
mengajarkan tentang penggunaan atau pengopersian mesin-mesin
tersebut yang terkhususkan dalam kuliah praktik pemesinan.
B. Tujuan Tujuan dari praktik ini adalah : 1. Agar mahasiswa
dapat menerapkan teori yang didperoleh untuk diterapkan dalam
praktek dilapangan. 2. Agar mahasiswa mengetahui peralatan dan
mesin perkakas yang digunakan. 3. Agar mahasiswa dapat
mengoperasikan mesin-mesin perkakas yang digunakan. 4. Agar
mahasiswa dapat menggunakan peralatan dan mesin sesuai fungsinya.
5. Agar mahasiswa dapat menggunakan alat ukur dengan baik dan
benar.
2
6. Agar mahasiswa memiliki keterampilan dalam mengerjakan benda
kerja sesuai dengan langkah pengerjaan. 7. Agar mahasiswa bisa
bertanggung jawab dan bisa mengerjakan benda kerja sesuai dengan
permintaan.
C. Landasan Teori 1. Mesin Bubut a. Pengertian Mesin bubut
adalah suatu mesin perkakas dengan gerak utama berputar dengan
kedudukan pahat bubut tetap pada rumah pahat dengan gerakan
bergeser dan maju mundur dalam melakukan penyayatan. Masin bubut
dapat melakukan pekerjaan seperti membubut luar, membubut dalam,
membubut tirus, memotong, membuat ulir dan lain-lain.
Keterangan : 1. Motor Penggerak 2. Kepala Tetap 3. Eretan
Lintang 4. Wadah tatal 5. Saklar motor 6. Kotak kunci 7. Kepala
beba/lepas 8. Kaki 10. Eretan dasar 11. Cakra/Penjepi/Chuck 12.
Batang gigi 13. Poros Ulir/Transporteur 14. Poros luncur/Vuding as
15. Batang penghubung saklar 16. Meja mesin 17. Eretan atas/support
Spindel utama
3
b. Jenis-jenis mesin bubut Mesin bubut terdiri dari mesin bubut
biasa dan mesin bubut khusus. 1. Mesin bubut biasa Biasa dijumpai
di sekolah-sekolah kejuruan, tempat pelatihan, bengkel mesin umum
dan lain-lain. 2. Mesin bubut khusus Ada 3 mesin bubut khusus yaitu
: a. Mesin bubut kepala dan Mesin bubut kaursel, khusus untuk
membubut pekerjaan dengan diameter besar tetapi dengan jarak
pendek. Misalnya: roda pada mesin penggiling jalan. b. Mesin bubut
sumbu khusus, digunakan unutk membubut porosporos yang panjang. c.
Mesin bubut revolver, khusus unutk membubut pekerjaan yang sama
dalam jumlah yang banyak. Seiring dengan kemajuan pada saat ini,
telah ada mesin bubut yang telah dilengkapi dengan perangkat
komputer sebagai acuan pemrograman yang disebut mesin bubut CNC (
EMCO TU 2 A ) c. Bagian dan perlengkapan mesin bubut Bagian dari
mesin bubut Bagian mesin ini merupakan suatu bagian khusus yang
dimiliki oleh mesin bubut yang meliputi : 1. Kepala tetap Kepala
tetap merupakan lemari gigi. Dengan jalan memindahkan tua-tuas
dalam posisi tertentu menurut daftar yang tertera pada mesin, kita
dapat merubah putaran sumbu utama sepanjang sumbu utama dari mesin
bubut dibuat berlubang, bagian ujung lubangnnya di tiruskan untuk
menempatkan senter kepala tetap. Bagian yang menonjol keluar dari
sumbu utama digunakan unutuk
menempatkan pelat cekam / pelat pembawa. Benda pekerjaan dicepit
pada pelat pembawa. Didalam kepala tetap ini terdapat
4
sumbu utama dan bagian-bagian lainnya untuk medapatkan
perputaran dengan perantara sabuk pejalan / tali V. 2. Kepala lepas
Kepala lepas digunakan untuk mendukung pekerjaan yang akan dipasang
diantara dua senter. Senter yang satu ditempatkan pada kepala tetap
sedangkan yang lainnya pada kepala lepas. Kepala lepas dan kepala
tetap berdiri diatas bed mesin bubut tetapi kepala lepas dapat
bergerak sepanjang bed mesin bubut.
Kepala lepas terdiri dari 2 bagian, kedua bagiannya dapat
digeser satu sama lain. Bagian bawah dapat bergeser sepanjang alas
mesin bubut dan bagian atasnya bergerak dengan arah melintang
diatas bagian bawah. Ini diperlukan untuk : a. Penyetelan kepala
lepas agar kedua senter dapat dibuat garis (senter). b. Penyetelan
kepala lepas bilamana akan membubut tirus. 3. Support Support
merupakan bagian utama penggerak penghantar pahat yang berjalan
sepanjang bed mesin dengan perantara poros (sumbu) pembawa atau
sumbu transporteur dan batang bergigi dipasang pada bed mesin.
Support terdiri dari eretan bawah, eretan lintang dan eretan atas
yang dilengkapi dengan penjepit pahat.
5
Perlengkapan mesin bubut Perlengkapan dari mesin bubut meliputi
: 1. Rahang atau cekam Rahang penempatannya di sumbu utama pada
kepala tetap mesin bubut yang berfungsi sebagai penjepit benda
kerja yang akan kita kerjakan. Biasanya rahang ini dilengkapi
dengan pelat pembawa dalam pemasangannya.
Macam-macam rahang : a. Rahang dua b. Rahang tiga c. Rahang
empat
6
Rahang dua, tiga, dan empat ini mempunyai fungsi yang sama
tetapi rahang dua hanya dapat menjepit benda kerja segi empat
dengan ukuran tertentu. Rahang yang terdiri dari 4 rahang
kedudukannya dapat secara bebas dan posisi rahang dapat di balik 2.
Kaca mata Kaca mata ini ada dua macam yang fungsinya sama sama
sebagai penyangga yaitu : a. Kaca mata jalan, sebagai penyangga
benda yang panjang dengan diameter kecil agar tidak melentur pada
waktu membubut. Kaca mata ini dipasang pada supor melintang. b.
Kaca mata tetap gunanya untuk menyangga benda kerja pada ujung
lepas. Kacamata ini dapat dipasang pada bed mesin bubut. 3. Pahat
bubut Pahat bubut merupakan alat yang digunakan untuk menyayat
benda sehingga benda berkurang dari bentuk semula. Material pahat
bubut yang digunakan lebih keras dari pada benda yang disayat
sehingga pada waktu menyayat benda kerjalah yang berkurang.
Macam-macam pahat bubut : a. Pahat Potong b. Pahat Alur c. Pahat
Sorong d. Pahat Pisau e. Pahat Lurus Bulat Geometri Mata Pahat f.
Pahat Ulir Luar g. Pahat Rata Muka h. Pahat Sorong 450 i. Pahat
Rata Muka Bulat
7
= Sudut pasak berdampak ketajaman = Sudut penyayatan bebas utama
1 = Sudut bebas penyayatan samping mencegah gesekan paha dengan
bidang yang telah disayat = Sudut tatal, berdampak terhadap
pembentukan tatal dan tahanan tatal. ++ = 900 =Sudut penyetelan
berdampak kepada bentuk tatal. = Sudut tatal, berdampak kepada
serpihan tatal. latat nagnaubmep nad siri ayad kapmadreb nagnirimek
tuduS = . Ujung mata pahat memiliki radius r
d. Perhitungan dalam penggunaan mesin bubut 1. Kecepatan putar
mesin bubut Putaran mesin pada waktu membubut tergantung dari
diameter bahan dan kecepatan potong. Sedang kecepatan potong
tergantung pada kekerasan bahan. Besar angka kecepatan potong
diperoleh dari tabel. Putaran benda kerja ditentukan dengan rumus :
V=Dn n= Dimana : n = Kecepatan putar mesin putaran/menit V =
Kecepatan potongmeter/menit D = Diameter benda kerjam
8
Tabel kecepatan potong Bahan Benda Kerja Bj 44 Bj 60 Bj 70 Bj
tuang Besi tuang Aluminium Membubut halus (m/mnt) 50 70 35 40 30 35
40 45 25 30 200 - 225
2. Perhitungan membuat tirus dengan memutar eretan atas dimana
:Sisi yang berhadapan Sisi yang berbatasan D-d tg = 2L
tg =
= sudut putar eretan atas.. D = diameter besar..........mm d =
diameter kecil............mm L = panjang tirus..............mm
3. Perhitungan Waktu yang diperlukan untuk membubut t= Dimana, .
menit t = waktu ..menit s = tebal sayatan menit L = panjang benda
kerja .mm
2. Mesin Bor a. Pengertian Mesin bor adalah suatu alat perkakas
yang fungsinya untuk mengebor atau membuat lubang pada benda kerja
atau mengubah lubang yang sudah ada seperti memperluas lubang,
membentuk lubang bentuk tirus dan memperhalus lubang. b.
Macam-macam mesin bor 1. Mesin bor tiang Pada mesin bor tiang jarak
antara garis hati dan poros bor serta tiang lebih besar. Disamping
itu, mesin bor tiang mempunyai kapasitas
9
pengebortan diats 25 mm dan mempunyai shok bermacam-macam, meja
bisa naik turun maupun berputar pada tiangnya.
Gambar. Mesin bor tiang 2. Mesin bor meja Mesin bor bebentuk
sederhana karena dapat ditempatkan diatas bangku dan poros bornya
dengan perantara puli dihubungkan dengan sebuah motor listrik
dengan bantuan sebuah dawai V. Pada umumnya mesin bor meja
digunakan untuk mengebor lubang berdiameter 10mm, sedang penyayatan
bor dilakukan dengan tangan dan tidak otomatis. Kecepatan putarnya
dapat diubah dengan cara memindahkan dudukan sabuk/dawai V.
Gambar. Mesin bor meja 3. Mesin bor radial Pada mesin ini kepala
mesin bor dapat digerakkan sepanjang lengan radial. Lengan radial
juga dapat digeser sekitar tiang. Kepala mesin bor dapat
ditempatkan dimana saja seperti yang dikehendaki asalkan sepanjang
lengan dan dapat dinaik turunkan setinggi tiang. Jadi pada mesin
bor ini, benda kerja kerja yang akan 10
dibor berada dalam keadaan diam, sedang porosnya bergerak
keposisi benda kerja yang akan dibor. Kapasitas mesin bor ini lebih
besar jika dibandingkan dengan mesin bor lantai/tiang maupun mesin
bor meja.
Gambar. Mesin bor radial c. Macam-macam mata bor Macam dari mata
bor adalah bor spiral, bor pin, bor alur rata, bor perseng, bor
dada, bor mata cecak, bor kombinasi, bor senter, core drills dan
counter sink. d. Mengasah mata bor Untuk mendapatkan hasil asahan
yang baik pada mata bor perlu diperhatikan tiga hal yaitu. 1. Sisi
potong sering kita jumpai menggunakan sisi bor yang mempunyai sudut
118. Besar sudut sisi potong ini tergantung dari bahan yang akan
dibor. Misal: Baja mesin = 118 Baja keras = 150 Baja Tuang = 90
Kuningan = 130 Tembaga = 100 Aluminium = 80 Gambar. Pengukur sisi
potong 2. Kelonggaran bibir besarnya sudut dari kelonggaran
bibir/ruang bebas pada umumnya 12-15, penetapan sudut ini
tergantung dari bahan yang akan dikerjakan. 11
Misalnya: Kuningan = 12 Aluminium = 7-12 Baja mesin = 12-15
Gambar. Sudut kelonggaran bibir 3. Titik mati bor Titik mati bor
harus berada ditengah-tengah ujung bor. Apabila tidak berpusat
ditengah, maka hasil pengeboran terjadi pembesarab lubang.
Gambar. Titik mati bor e. Perlengkapan mesin bor 1. Alat
pengukur mata bor Untuk memeriksa besarnya ukuran diameter mata bor
biasannya menggunkan alat ukur micrometer atau jangka sorong.
Pengukuran dilakukan dengan melalui sisi tepi mata bor sehingga
dapat terbaca besarnya diameter pada ukur tersebut.
Gambar. Alat pengukur mata bor 2. Penjepit mata bor Konstruksi
penjepit mata bor mempunyai tiga cekam yang dapat bergerak dan
mengikat bersama-sama pada tangkai mata bor lurus apabila salah
satu lubang penguncinya diputar dengan alat kunci. Ujung poros
penjepit mata bor bentuknya bulat tirus dan dipasang pada poros
mesin bor 12
dengan cara memasukkan secara mengejut atau dipukul
perlahan-lahan dengan palu kayu. Lubang poros mesin bor dan ujung
penjepit mata bor akan saling mengikat karena konstruksi keduanya
mempunyai ketirusan yang sama.
Gambar. Penjepit mata bor 3. Sarung bor Sarung bor ada 2 macam
yaitu sarung bor pengurang dan sarung bor penambah yang fungsinya
sarung bor untuk membantu memasang mata bor kedalam poros mesin
bor. Bentuk dari sarung bor pada bagian luar dan dalamnya berbentuk
tirus yang sesuai dengan poros mesin bor dan tingkat mata bor.
Gambar. Sarung bor 4. Penjepit benda kerja Penjepit benda kerja
berfungsi agar supaya benda kerja pada waktu dibor tidak bergetar
atau bergerak dari posisinya. Macam dari penjepit benda kerja,
yaitu: a. Ragum tangan b. Penjepit blok V c. Penjepit klem C
f. Perhitungan 1. Kecepatan bor
13
Kecepatan bor yang dimaksud dengan menghitung kecepatan bor
adalah menentukan kecepatan putar bor (rpm) yang digunakan
tergantung dari bahan bor, bahan yang dibor dan diameter bor.
Kecepatan sayat/kecepatan potong bor adalah panjang tatal yang
terpotong selama satu menit dalam satuan panjang kaki (feet) dimana
1 feet = 12 inci. Keliling bor = D inci, jika diubah menjadi feet,
maka , sehingga:
Rumus:
n=
, jika 3,14 dibulatkan menjadi 3, maka
n= n= Keterangan
..putaran/menit .putaran/menitn = kecepatan putaran dalam
putaran/menit V = kecepatan sayat dalam feet/menit D = diameter bor
dalam inci
Daftar Cutting Speed (kecepatan potong) dari bor HSSBahan Baja
Perkakas Baja Mesin Baja Tempa Besi tuang lunak Tembaga Aluminium
Cutting Speed 50 60 80 90 80 100 100 150 200 300
2. Feed bor Feed bor adalah penyayatan bor dalam inci tiap
putaran dan tergantung dari ukuran bor dan bahan yang akan dibor.
Pada mata bor yang berdiameter kecil, penyayatannya sesuai dengan
kekuatan dari mata bor karena penyayatan yang bessar dapat
menyebabkan mata bor patah. Semakin kecil diameter mata bor,
penyayatannya
14
makin kecil pula dan mata bor yang besar, penyayatan besar.
Untuk baja paduan maupun baja keras digunakan feed yang agak rendah
dari pada ketentuan. Daftar Feed Bor Ukuran bor 1/8 kebawah 1/8 1
Feed dalam inci tiap putaran 0,001 0,002 0,002 0,004 0,004 0,007
0,007 0,025
3. Waktu pengeboran Dalam mengebor benda kerja, waktu yang
digunakandapat dihitung dengan rumus : TM = Dimana: TM L s n =
waktu yang ditempuh selama pengeboran = jarak yang ditermpuh oleh
bor dalam inci = tebalnya sayatan/feed bor dalam inci = kecepatan
putar bor dalam menit menit
3. Mesin frais a. Pengertian Mesin Frais adalah mesin perkakas
yang digunakan untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda
kerja dengan
mempergunakan pisau milling (cutter) sebagai pahat penyayat yang
berputar pada sumbu mesin. Mesin Milling termasuk mesin perkakas
yang mempunyai gerak utama yang berputar, pisau frais dipasang pada
sumbu/arbor mesin yang didukung dengan alat pendukung arbor, jika
arbor mesin berputar melalui suatu putaran motor listrik maka pisau
frais akan ikut berputar, arbor mesin dapat ikut berputar kekanan
dan kekiri sedangkan banyaknya putaran dapat diatur sesuai
kebutuhan. 15
Gambar. Mesin frais Prinsip kerja dari mesin frais yaitu pahat
potong/pemotong frais melakukan gerak rotasi dan benda kerja
dihantarkan pada pemotong frais tersebut. Jenis-jenis pemotong
frais menurut desainnya ada 3 yaitu pemotong arbor, pemotong
tangkai, dan pemotong muka. b. Perlengkapan mesin frais 1. Pisau
frais Pisau frais digunakan untuk menyayat. Penyayatan pada mesin
frais dibedakan menjadi dua yaitu penyayatan searah dan penyayatan
berlawanan arah. Ada beberapa macam pisau frais yaitu : a. Pisau
frais rata b. Pisau frais sisi c. Pisau frais ujung d. Pisau frais
sudut e. Pisau frais gergaji belah metal f. Pisau frais profil g.
Pisau frais alur T
16
Gambar. Pisau frais 2. Kepala pembagi Kepala pembagi berfungsi
untuk membagi sudut, digunakan untuk membuat bentuk segi tiga, segi
empat segi enam, maupun bentuk roda gigi lurus. Ada beberapa bagian
dari kepala pembagi diantaranya : a. Poros pembagi b. Roda
cacing/roda ulir c. Ulir/cacing d. Piring pembagi dan kaki pelat
pembagi e. Engkol Kontruksi kepala pembagi terdiri dari roda gigi
cacing dengan jumlah 40 gigi.
17
Gambar. Kepala pembagi 3. Senter Senter pada mesin frais
berfungsi untuk mendorong dan menumpu benda kerja agar tidak
bergerak dan tidak patah. c. Perhitungan dalam mesin frais Pada
meja kerja terdapat hendel-hendel pengatur gerakan meja arah
membujur, arah melintang, dan arah tegak. Jumlah putaran yang
digunakan tergantung dari kecepatan potong dan diameter pisau,
kecepatan potong pisau frais adalah jarak yang ditempuh oleh satu
gigi dalam meter/menit. Kecepatan potong dalam pemfraisan merupakan
kecepatan gerak putar pahat, kecepatan dinyatakan dalam meter/menit
atau ft/menit. Kecepatan gerak pahat ini tergantung dari beberapa
faktor yaitu: a. Bahan benda kerja yang akan difrais. b. Bahan
pahat potong. c. Umur ekonomis pahat potong sampai pahat tersebut
harus diasah kembali. Faktor lain yang bisa menyebabkan fariasi
kecepatan potong
adalah besarnya kecepatan makan yang diinginkan, hubungan antara
kecepatan pemakanan dan kedalaman pemotongan serta kondisi mesin.
18
1. Kecepatan potong (V) V=
.D.n60
(mm/detik) n = Kecepatan putaran per menit. D = Diameter alat
(mm) V = Kecepatan iris (m/detik) = 3,14
Dimana :
2. Waktu Total Pemotongan t = dimana: t = waktu pengefraisan
(menit) L = panjang gerak mesin (mm) s = kecepatan pemakanan
(mm/menit)
D. Keselamatan kerja Adapun keselamatan kerja dalam pembuatan
segi empat dan segi enam pada blok pejal dan pembuatan sambungan
pada plat yaitu : Berdoalah sebelum melakukan praktek. Memakai
wearpak, kaca mata kerja, sepatu, dan perlengkapan lainnya agar
tubuh terlindung dari geram dan kotoran. Menempatkan alat ukur
disebelah kiri dan alat kerja disebelah kanan. Siapkan peralatan
mesin dengan baik. Menggunakan alat sesuai fungsinya. Jangan pernah
memegang benda kerja yang masih terpasang pada mesin yang masih
berjalan. Mematuhi prosedur operasional mesin. Jangan bermain di
dalam bengkel saat praktek. Mematuhi peraturan dalam lab
permesinan. Membersihkan alat dan lingkungan setelah praktek
selesai.
19
BAB II POSES PEMBUATAN FOOT STAPE
1. Alat dan Bahan 1. Bahan alumunium 40 x 100 mm 2. Mesin bubut
3. Mesin gergaji 4. Tool box mesin bubut 5. Pahat rata kanan 6.
Pahat ulir 7. Pahat alur 8. Mistar sorong 9. Penggaris dan
penggores 10. Center 11. Kain majun 12. Kuas
2. Proses Pembuatan 1. Potong material dengan panjang 100 mm. 2.
Proses pertama yang dilakukan adalah proses pembubutan sehingga
mesin yang digunakan adalah mesin bubut. 3. Persiapkan peralatan
yang dibutuhkan dalam mesin bubut.
4. Pasangkan benda kerja yang sudah dipotong pada cekam dengan
jarak keluar 20 mm 5. Pasang, atur dan kencangkan pahat rata kanan
hingga sejajar dengan kedudukan senter. 6. Bubut muka benda kerja
hingga rata.
20
Jika benda kerja yang dibubut 40 mm dan kecepatan potong untuk
aluminium 200-250 m/menit (tabel) maka: Putaran mesin n = = =
1592,35 rpm
Persediaan yang tersedia dalam mesin bubut adalah .800, 1000,
1200, 1600, 2000,., maka putaran yang digunakan adalah 1200 rpm. 7.
Bubut benda kerja hingga mendapatkan 25 mm dan panjang80 mm.
Putaran mesin yang digunakan 1200 rpm (sesuai perhitungan diatas).
Posisi pahat bubut sejajar dengan muka benda kerja. Waktu
pembubutan jika tebal sayatan (s) 0,5 mm, perhitungannya adalah
jika pembubutan dari 40 mm hingga 25mm, maka 40 mm 25 mm = 15 mm.
Sehingga tebal pembubutan benda kerja 15/2 =7,5 mm (benda bulat).
Jumlah sayatan 7,5/0,5 = 15 kali. Maka: t = = = 0,025 menit Waktu
seluruhnya t = 15 x 0,025 menit = 0,375 menit
21
8. Bubut benda kerja hingga 20 mm dengan jarak 25 mm dari muka.
Waktu pembubutan jika tebal sayatan (s) 1 mm. perhitungannya adalah
jika pembubutan dari 30 mm hingga 25 mm, maka 30 mm 25 mm = 15 mm.
Sehingga tebal pembubutan benda kerja 15/2 = 7,5 mm (benda bulat).
jumlah sayatan 7,5/1 = 5 kali (dibulatkan ke atas menjadi 8 kali
penyatan). Maka: t = = = 0,0125 menit Waktu seluruhnya : t = 8 x
0,0125 menit = 0,1 menit
9. Bubut tirus benda kerja. Putar eretan atas 11 sesuai
perhitungan berikut tg = = 0,2 = 11,3
22
10. Lepas benda kerja, balik dan dicekam pada 30 mm dengan
panjang 20 mm. 11. Bubut muka hingga mendapatkan panjang 95 mm. 12.
Bubut benda kerja hingga 15 mm, panjang 60 mm dan champer 1x45 pada
bagian yang runcing (ujung). Waktu pembubutan jika tebal sayatan
(s) 1 mm. Perhitungannya adalah jika pembubutan dari 40 mm hingga
15 mm, maka 40 mm 15 mm = 25 mm. Sehingga tebal pembubutan benda
kerja 25/2 = 12,5 (dibulatkan ke atas menjadi 13 kali sayatan).
Maka: t = = = 0,0375 menit Waktu seluruhnya t = 13 x 0,075 menit =
0,4875 menit
23
13. Kemudian bubut rata hingga mendapatkan panjang 35 mm dengan
diameter 15 mm.
14. Membuat alur pada benda kerja dengan jarak 30 mm dari muka
dan panjang 10mm. Untuk membubut alur maka gunakan pahat alur.
Putaran mesin yang digunakan: n = = = 4549,59 rpm
Karena putaran persediaan mesin yang tersedia adalah .800, 1000,
1200, 1200, 2000, 2400. Maka putaran mesin yang digunakan 2400 rpm.
Maka putaran mesin yang digunakan 2000 rpm. Waktu pembubutan jika
tebal sayatan (s) 0,5 mm. perhitungannya adalah jika pembubutan
dari 15 mm hingga 10 mm, maka 15 mm 10 mm = 5 mm. Sehingga tebal
pembubutan benda kerja 5/2 = 2,5 mm (benda bulat). jumlah sayatan
2,5/0,5 = 5 kali. Maka:
24
t = = = 0,0125 menit
Waktu seluruhnya t = 5 x 0,0125 = 0,0625 menit 15. Membuat ulir
pada benda kerja dengan panjang 30 mm dari muka. Gunakan pahat ulir
untuk membuat ulir. Karena ulir yang akan dibuat M14 maka atur
handle poros trasporteur pada M14. Putaran mesin yang digunakan
putaran rendah yaitu 70 rpm karena pengerjaannya manual. Waktu
pembubutan jika tebal sayatan (s) 0,2 mm. Perhitungannya adalah
jika pembubutan dari 15 mm hingga 14 mm, maka 15 mm 14 mm = 1 mm.
Sehingga tebal pembubutan benda kerja 1/2 = 0,5 mm (benda bulat).
Jumlah sayatan 1 /0,2 = 5 kali. Maka: t = = = 1,785 menit Waktu
seluruhnya t = 5 x 1,785 = 8,925 menit
25
16. Proses selanjutnya yaitu pengefraisan. 17. Lepas benda kerja
dari mesin bubut dan pasangkan benda kerja pada mesin frais dengan
menggunakan kepala pembagi sebagai pencekam benda kerja. Cekam
benda kerja pada 30 mm. 18. Pasang endmill 10 mm pada mesin frais.
19. Frais benda kerja hingga membentuk segi empat. Untuk pembagian
segi empat menggunakan pembagian dalam kepala pembagi. Jika lubang
dalam piring pembagi 24 lubang maka untuk membuat segi empat
putaran piring pembagi 6 lubang. Putaran mesin yang digunakan
adalah V = n = = = 382,16 rpm Waktu yang dibutuhkan jika kecepatan
pemakanan s = 120 mm/menit dan jumlah penyayatan 3 kali karena
setiap penyayatan persisinya 3mm/1 sayatan = 3 kali.
26
t
= = = 0.166 menit Waktu persisi t = 3 x 0,166 = 0,498 menit
Waktu total t = 4 x 0,498 = 1,992 menit
20. Proses selanjutnya yaitu pengeboran 21. Lepas benda kerja
dari mesin bubut dan pasangkan benda kerja pada mesin bor dengan
menggunakan kepala pembagi sebagai pencekam benda kerja. Cekam
benda kerja pada 30 mm. 22. Pasang mata bor 10 mm dan seting pada
benda kerja pada bagian tengah persegi. 23. Bor benda kerja hingga
tembus. Putaran mesin yang digunakan jika bor 10 mm = 0,3937 inci
dan cutting speed untuk aluminium 200 feet/menit (tabel)
27
n = = = 2032,004 rpm
Waktu pengeboran jika s = 0,003 (tabel) dari bor 0.0177.
TM = = = 0,1291 menit
24. Lepas benda kerja dan lakukan finishing dengan menghilangkan
bagian-bagian yang tajam. 25. Menghaluskan permukaan benda
kerja.
28
BAB III HAMBATAN, KESIMPULAN, DAN SARAN
A. Hambatan 1. Peralatan yang kurang memadai. 2. Kondisi mesin
bubut sangat mengkhawatirkan, sebagai contohnya hanya satu mesin
bubut yang dapat digunakan untuk membuat ulir. 3. Mesin frais rusak
sehingga pengefraisan menggunakan mesin bor. 4. Mesin yang
digunakan tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa. 5. Endmill
terbatas dan hanya tersedia yang diameter kecil sehingga
pengefraisan menggunakan mata bor yang bagian ujungnya
diluruskan.
B. Simpulan 1. Pekerjaan yang baik haruslah terdapat perencanaan
yang baik pula. 2. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya lebih
aman. 3. Untuk finishing dapat menggunakan putaran mesin yang
tinggi. 4. Mengecek ukuran setelah selesai melakukan penyayatan
dapat
menghasilkan hasil yang baik dengan ketepatan ukuran yang tepat.
5. Ketepatan memutar piring pembagi, akan menentukan simetrisnya
hasil pembagian sisi yang sama. 6. Faktor hati-hati dalam praktik
merupakan salah satu faktor keselamatan kerja.
C. Saran 1. Gunakanlah alat dan mesin dengan benar dan
hati-hati. 2. Pakailah alat penunjang keselamatan kerja. 3. Selalu
mematuhi peraturan dalam laboratorium permesinan dan prosedur
penggunaan alat dan mesin. 4. Dalam praktik pemesinan sebaiknya
didampingi instruktur lapangan. 29