Gari Kharisma11.2013.262Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Bedah
RSUD Koja.
1. Definisi dan Klasifikasi Syok.Syok adalah sindrom gangguan
perfusi dan oksigenasi sel secara menyeluruh sehingga kebutuhan
metabolism jaringan tidak terpenuhi. Akibatnya terjadi gangguan
fungsi sel atau jaringan atau organ, berupa gangguan kesadaran,
fungsi penafasan, system pencernaan, perkemihan, serta system
sirkulasi itu sendiri. KlasifikasiSyok dapat diglongkan menjadi 5
klasifikasi, meliputi :1. Syok hipovolemik(disebabkan oleh
kehilagan cairan / darah)2. Syok kardiogenik (disebabkan oleh
masalah pada jantung)3. Syok anafilaktik (disebabkan oleh reaksi
alergi)4. Syok Septik (disebabkan oleh infeksi)5. Syok Neurogenik
(disebabkan oleh kerusakan sistem saraf) Syok HipovolemikSyok
hipovolemik disebabkan oleh menurunnya volume darah di sirkulasi
diikuti dengan menurunnya Cardiac Output (Curah Jantung). Beberapa
contoh penyebab dari syok hopovolemik, seperti pendarahan baik
eksternal maupun internal, luka bakar, diare, muntah, peritonitis,
dll Syok KardiogenikSyok kardiogenik digolongkan menjadi
intrakardia atau ekstrakardia berdasarkan penyeba/kausa berasal,
apakahdari dalam jantung atau luar jantung. Syok kardiogenik
intrakardiak disebabkan karena kematian otot jantung (myocardiac
infarct) atau pun terdapat sumbatan didalam jantung yang membuat
curah jantung menjadi menurun. Beberapa contoh penyebab syok
kardiogenik diantaranya, aritmia, AMI (Acute Myocard Infarct), VSD
(Ventricular Septal Defect), Valvular lesion, CHF(Chronic Heart
Disease) yang berat, Hypertrophic Cardiomyopathy. Syok kardiogenik
ini terjadi ketika ventrikel gagal manejadi pompa disertai dengan
menurunnya tekanan darah sistolik < 90mmHg minimal dalam waktu
30 menit, dan terjadi peningkatan tekanan kapiler pulmo yang
disebabkan oleh kongesti pary, atau edema pulmo.
Syok kardiogenik ekstrakardiak disebabkan oleh adanya obstruksi
pada aliran sirkuit kardiovaskular dengan karakteristik terdapat
gangguan pada pengisisan diastolik ataupun adanya afterload yang
berlebihan. Penyebab dari syok kardiogenik ini diantaranya,
Pulmonary embolism, Cardiac temponade, Tension Penumothorax,
dll
Syok AnafilaktikSyok anafilaktik ini terjadi akibat reaksi
alergi yang dimediasi oleh IgE pada sel mast dan basofil yang
diakibatkan oleh antigen tertentu yang menyebabkan terjadinya
pelepasan mediator - mediator sepagai respon imun. Hal ini
mengakibatkan terjadinya vasodilatasi perifer, konstriksi bronkhus,
ataupun dilatasi pembuluh darah lokal. Mediator yang terlepas
terdiri dari primer dan sekunder. mediator primer meliputi
histamin, serotonin, Eosinofil chemotactic factor dan enzim
proteoitik. Sedangkan mediator sekunder meliputi PAD, bradikinin,
prostagandin, dan leukotriene.
Beberapa penyebab syok anafilaktik diantaranya, insect venom,
antibiotik (beta lactams, vancomycin, sulfonamide), heterologues
serum (anti toxin, anti sera), latex, vaksin yang berbasis telur,
tranfusi darah, immunogobulin.
Syok SeptikTerjadinya syok septik diawali dengan adanya infeksi
pada darah yang menyebar ke seluruh tubuh. Penyebab yang sering
meliputi peritonitis, pyelonefritis. Dengan adanya infeksi tersebut
tubuh melakukan respon dengan terlepasnya mediator inflamasi
seperti il-1, TNF, PGE2, NO, dan leukotriene yang menyebabkan
berbagai kejadian berikut :1. relaksasi vaskular2. meningkatnya
permeabilitas endotel (sehingga menyebabkan defisit volume
intravaskular)3. Menurunya kontraktilitas jantungKarakteristik
tanda dan gejala dari syok septik adalah demam tinggi,
vasodilatasi, meningkatanya / Cardiac Output tetap normal akibat
vasodilatasi dan laju metabolime yang meningkat, serta adanya DIC
yang menyebabkan pendarahan terutama di saluran cerna.
Syok NeurogenikSyok neuro genik disebabkan oleh cideranya medula
spinalis terutama pada segment thoracolumbal, sehingga menebabkan
hilangnya tonus simpatis. Hal ini menyebabkan hilangnya tonus
vasomotor, bradikardi, hipotensi. Biasanya pasien tampak sadar
namun hangat dan kering akibat hipotensi.
2. Penanganan kekurangan cairan atau dehidrasiPada dehidrasi
sedang sampai dapat diberikan rehidrasi parenteral. Jika cairan
tubuh yang hilang terutama adalah air, maka jumlah cairan rehidrasi
yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus Cairan Badan Total
[CBT] (liter): CBT yang diinginkan = kadar Na serum x CBT saat
ini/140 CBT saat ini (pria) = 50% x berat badan (kg) CBT saat ini
(perempuan) = 45% x berat badan (kg) Jenis cairan kristaloid yang
digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis rehidrasinya. Pada
dehidrasi isotonik dapat diberikan cairan NaCl 0,9% atau dekstrosa
5% dengan kecepatan 25-30% dari defisit cairan total perhari. Pada
dehidrasi hipertonik digunakan cairan NaCl, 45%. Dehidrasi
hipotonik ditatalaksanakan dengan mengatasi penyebab yang
mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan
hipertonik.
3. Perdarahan dan ATLSPerdarahan adalah peristiwa keluarnya
darah dari pembuluh darah karena pembuluh tersebut mengalami
kerusakan.kerusakan ini bisa disebabkan oleh benturan fisik,
sayatan, atau pecahnya pembuluh darah yang tersumbat. Berdasarkan
letak keluarnya darah, perdarahan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Perdarahan luar (terbuka)Kerusakan dinding pembuluh darah yang
disertai kerusakan kulit sehingga darah keluar dari tubuh dan
terlihat jelas keluar dari luka tersebut dikenal dengan nama
Perdarahan Luar (terbuka). Berdasarkan pembuluh darah yang
mengalami gangguan, perdarahan luar ini dibagi menjadi tiga bagian:
Perdarahan nadi (arteri), ditandai dengan darah yang keluar
menyembur sesuai dengan denyutan nadi dan berwarna merah terang
karena kaya dengan oksigen. Perdarahan ini sulit untuk dihentikan,
sehingga harus terus dilakukan pemantauan dan pengendalian
perdarahan hingga diperoleh bantuan medis. Perdarahan Balik (Vena),
darah yang keluar berwarna merah gelap, walaupun terlihat luas dan
banyak namun umumnya perdarahan vena ini mudah dikendalikan. Namun
perdarahan vena ini juga berbahaya bila terjadi pada perdarahan
vena yang besar masuk kotoran atau udara yang tersedot ke dalam
pembuluh darah melalui luka yang terbuka.Pengendalian perdarahan
bisa bermacam-macam, tergantung pada jenis dan tingkat
perdarahannya. Untuk perdarahan terbuka, pertolongan yang dapat
diberikan antara lain: Tekanan Langsung pada Cedera. Penekanan ini
dilakukan dengan kuat pada pinggir luka. Setelah beberapa saat
sistem peredaran darah akan menutup luka tersebut. Teknik ini
dilakukan untuk luka kecil yang tidak terlalu parah (luka sayatan
yang tidak terlalu dalam). Cara yang terbaik pada umumnya yaitu
dengan mempergunakan kassa steril (bisa juga dengan kain bersih),
dan tekankan pada tempat perdarahan. Tekanan itu harus
dipertahankan terus sampai perdarahan berhenti atau sampai
pertolongan yang lebih baik dapat diberikan. Kasa boleh dilepas
jika sudah terlalu basah oleh darah dan perlu diganti dengan yang
baru.
Elevasi. Teknik dilakukan dengan mengangkat bagian yang luka
(setelah dibalut) sehingga lebih tinggi dari jantung. Apabila darah
masih merembes, di atas balutan yang pertama bisa diberi balutan
lagi tanpa membuka balutan yang pertama. Elevasi dilakukan hanya
untuk perdarahan pada daerah alat gerak saja dan dilakukan
bersamaan dengan tekanan langsung. Metode ini tidak dapat digunakan
untuk korban dengan kondisi cedera otot rangka dan benda tertancap.
Tekanan pada titik nadi. Penekanan titik nadi ini bertujuan untuk
mengurangi aliran darah menuju bagian yang luka. Pada tubuh manusia
terdapat 9 titik nadi, yaitu temporal artery (di kening), facial
artery (di belakang rahang), common carotid artery (di pangkal
leher, dan dekat tulang selangka ), brachial artery (di lipat
siku), radial artery (di pergelangan tangan), femoral artery (di
lipatan paha), popliteal artery (di lipatan lutut), posterior
artery (di belakang mata kaki), dan dorsalis pedis artery (di
punggung kaki). Immobilisasi. Bertujuan untuk meminimalkan gerakan
anggota tubuh yang luka. Dengan sedikitnya gerakan, diharapkan
aliran darah ke bagian yang luka tersebut menurun.
Perdarahan dalam (tertutup)Perdarahan dalam umumnya disebabkan
oleh benturan tubuh korban dengan benda tumpul, atau karena jatuh,
kecelakaan kendaraan bermotor, ledakan, dan lain sebagainya. Luka
tusuk juga dapat mengakibatkan hal tersebut, berat ringannya luka
tusuk bagian dalam sangat sulit dinilai walaupun luka luarnya
terlihat nyata.Kita tidak akan melihat keluarnya darah dari tubuh
korban karena kulit masih utuh, tapi dapat melihat darah yang
terkumpul di bawah permukaan kulit seperti halnya kasus memar.
Perdarahan dalam ini juga bervariasi mulai dari yang ringan hingga
yang dapat menyebabkan kematian. Untuk kasus yang menyebabkan
kematian adalah karena:Rusaknya alat dalam tubuh dan pembuluh darah
besar yang bisa menyebabkan hilangnya banyak darah dalam waktu
singkat.Cedera pada alat gerak, contohnya pada tulang paha dapat
merusak jaringan dan pembuluh darah sehingga darah yang keluar
dapat menimbulkan syok.
Tanda-tanda yang mudah dikenali pada perdarahan dalam: Memar
disertai nyeri tubuh Pembengkakan terutama di atas alat tubuh
penting Cedera pada bagian luar yang juga mungkin merupakan
petunjuk bagian dalam yang mengalami cedera Nyeri, bengkak dan
perubahan bentuk pada alat gerak Nyeri bila ditekan atau kekakuan
pada dinding perut, dinding perut membesar Muntah darah Buang air
besar berdarah, baik darah segar maupun darah hitam seperti kopi
Luka tusuk khususnya pada batang tubuh Darah atau cairan mengalir
keluar dari hidung atau telinga Batuk darah Buang air kecil
bercampur darahCara cara penatalaksanaan untuk korban dengan
perdarahan dalam adalah sebagai berikut: Baringkan korban
Pertahanan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi Berikan oksigen
bila ada Periksa pernafasan dan nadi secara berkala Rawat sebagai
syok Jangan memberikan makan atau minum Jangan lupa mengenai cedera
atau gangguan lainnya Segera bawa ke fasilitas kesehatan
terdekatBerbeda dengan perdarahan terbuka, pertolongan yang bisa
diberikan pada korban yang mengalami perdarahan dalam adalah
sebagai berikut: Rest. Korban diistirahatkan dan dibuat senyaman
mungkin Ice. Bagian yang luka dikompres es sehingga darahnya
membeku. Darah yang membeku ini lambat laun akan terdegradasi
secara alami melalui sirkulasi dan metabolisme tubuh. Commpression.
Bagian yang luka dibalut dengan kuat untuk membantu mempercepat
proses penutupan lubang/bagian yang rusak pada pembuluh darah
Elevation. Kaki dan tangan korban ditinggikan sehingga lebih tinggi
dari jantung.
ATLS (Advance Trauma Life Support) Primery Surveya. Airway: Look
(tanda hipoksia, sianosis, retraksi), Listen (snoring, crowing,
stridor, gurgling), Feel (bernafas/tidak, letak trakea)b.
Breathing: Inspeksi (deviasi trakea, RR), palpasi (deviasi trakea),
perkusi, auskultasic. Circulation: Sumber perdarahan, Tekanan
darah, nadi, warna kulitd. Disability: GCS (Glasgow Coma Skale),
pupile. Exposure: membuka pakaian
Secondary Surveya. AMPLE (Alergi, Medikasi, Post illness, Last
meal, Environment)b. Kepalac. Vertebracervikalis dan leherd. Thorax
(cor, pulmo)e. Abdomenf. Muskuloskeletal (Look, Feel, Move)
4. Jelaskan tentang keseimbangan asam-basa.
Keseimbangan asam basa adalah homeostasis dari kadar ion
hidrogen dalam tubuh Kadar normal ion hidrogen (H) arteri adalah:
4x10-8 atau pH = 7,4 (7,35 7,45) Asidosis = asidemia kadar pH darah
7,45 Kadar pH darah 7,8 tidak dapat diatasi oleh tubuh
Sistem Buffer Tubuh
Sistem buffer ECF asam karbonat-bikarbonat (NaHCO3 dan H2CO3)
Sistem buffer ICF fosfat monosodium-disodium (Na2HPO4 dan NaH2PO4)
Sistem buffer ICF eritrosit oksihemoglobin-hemoglobin (HbO2- dan
HHb) Sistem buffer ICF dan ECF protein (Pr- dan HPr)
Pertahanan pH darah normal tercapai melalui kerja gabungan dari
buffer darah, paru dan ginjal Persamaan Handerson Hasselbach: 20
[HCO3-]pH = 6,1 + log --------------------- 1PaCO2
[HCO3-] faktor metabolik, dikendalikan ginjal PaCO2 faktor
respiratorik, dikendalikan paru pH 6,1 efek buffer dari asam
karbonat-bikarbonat Selama perbandingan [HCO3-] : PaCO2 = 20 : 1 pH
darah selalu = 6,1 + 1,3 = 7,4
Gangguan Asam Basa darah
Asidosis metabolik [HCO3-] dikompensasi dengan PaCO2 Alkalosis
metabolik [HCO3-] dikompensasi dengan PaCO2 Asidosis respiratorik
PaCO2 dikompensasi dengan [HCO3-] Alkalosis respiratorik PaCO2
dikompensasi dengan [HCO3-]
Asidosis Metabolik
Ciri: [HCO3-] 7,2
Alkalosis Respiratorik
Ciri: penurunan PaCO2 7,45 kompensasi ginjal meningkatkan
ekskresi HCO3- Penyebab: hiperventilasi (tersering psikogenik
karena stress dan kecemasan), hipoksemia (pneumonia, gagal jantung
kongestif, hipermetabolik (demam), stroke, stadium dini keracunan
aspirin, septikemia
Gejala Alkalosis Respiratorik
Hiperventilasi (kadar gas, frekuensi nafas) Menguap, mendesak,
merasa sulit bernafas Kecemasan: mulut kering, palpitasi,
keletihan, telapak tangan dan kaki dingin dan berkeringat
Parastesia, otot berkedut, tetani Vasokontriksi serebal hipoksia
cerebral kepala dingin dan sulit konsentrasi
Penatalaksanaan Alkalosis Respiratorik
Menghilangkan penyebab dasar Kecemasan dapat dihilangkan dengan
pernafasan kantong kertas yang dipegang erat disekitar hidung dan
mulut dapat memulihkan serangan akut Hiperventilasi mekanik diatasi
dengan menurangi ventilasi dalam satu menit, menambah ruang hampa
udara atau menghirup 3% CO2 dalam waktu
5. Berbagai macam jenis luka..Kata Luka dalam bahasa latin
adalah Vulnus. Sehingga biasanya jika sebuah diagnosa di awali
dengan huruf V maka akan berhubungan dengan luka. Berikut adalah 10
jenis luka dan perawatan awalnya.1. Vulnus Laceratum
(Laserasi)Vulnus Laceratum atau di singkat VL adalah luka yang
mengakibatkan robek pada kulit dengan identifikasinya memiliki
dimensi panjang, lebar dan dalam. Biasanya Vulnus Laceratum
diakibatkan karena terjatuh, terkena ranting pohon, terkena batu
sehingga menimbulkan robekan pada kulit.
2. Vulnus Excoriasi (Luka Lecet)Vulnus Excoriasi atau di singkat
VE adalah luka yang di akibatkan terjadi gesekan dengan benda
keras. Cara mengidentifikasikan Vulnus Excoriasi adalah luka yang
memiliki Panjang dan Lebar, Berbeda dengan VL yang memiliki
kedalaman luka. Sebagai contoh luka lecet akibat terjatuh dari
motor sehingga terjadi gesekan antara anggota tubuh dengan
aspal.
3. Vulnus Punctum (Luka Tusuk)Vulnus Punctum atau di singkat VP
adalah luka akibat tusukan benda tajam, yang mengakibatkan luka
sempit dan dalam.
4. Vulnus Contussum (Luka Kontusiopin)Vulnus Contussum atau di
singkat VC adalah luka akibat pecahnya pembuluh darah di bawah
kulit, tidak terjadi robekan dan pendarahan keluar. Vulnus
Contussum terjadi akibat benturan keras sehingga menimbulkan warna
merah kehitaman atau kebiruan pada kulit.
5. Vulnus Insivum (Luka Sayat)Vulnus Insivum atau di singkat VI
adalah jenis luka kecil dan tipis yang di sengaja dalam proses
pengobatan.
6. Vulnus SchlopetorumVulnus Schlupetorum atau di singkat VS
adalah jenis luka yang dalam akibat terkena peluru atau tembakan
senjata.
7. Vulnus Morsum (Luka Gigitan)Vulnus Morsum atau di singkat VM
adalah jenis luka yang disebabkan oleh gigitan gigi, baik itu oleh
manusia ataupun hewan.
8. Vulnus PerforatumVulnus Perforatum adalah luka tembus yang
merobek dua sisi tubuh yang disebabkan oleh senjata tajam seperti
panah, tombak atau pun proses infeksi yang sudah meluas sehingga
melewati selaput serosa/epithel organ jaringan tubuh.
9. Vulnus AmputatumVulnus Amputatum adalah luka yang di
akibatkan terputusnya salah satu bagian tubuh, biasa di kenal
dengan amputasi. Luka yang di sebabkan oleh amputasi di sebut
Vulnus Amputatum.
10. Vulnus Combustion (Luka Bakar)Bulnus Combustion adalah jenis
luka bakar yang di akibatkan rusaknya jaringan kulit akibat
thermis, radiasi, elektrik ataupun kimia.Luka memiliki
karakteristiknya masing-masing, sehingga perawat jangan sampai
salah menentukan jenis luka pada pasien. Penasaran bagaimana
perawatan luka untuk setiap jenis luka, silahkan baca artikel 10
Perawatan Awal Untuk Luka.
1. Macam-macam jahitan:a. Jahitan simpul tunggal. Jarum masuk ke
dalam kulit yang membentuk sudut yang melewati dermis dalam pada
titik yang selanjutnya keluar ke titik berlainan. Setiap jahitan
terputus disimpul sendiri-sendiri. Umunya jahitan satu-satu ini
dianggap teknik yang aman, karena kegagalan satu jahitan tidak
mempengaruhi seluruh jahitan. Keuntungan luka jahitan ini adalah
bila terjadi infeksi, cukup dibuka jahitan di tempat yang
terinfeksi saja.b. Jahitan jelujur. Digunakan satu benang untuk
seluruh panjang luka sehingga pengerjaanya lebih cepat. Namun bila
benang yang putus, seluruh panjang luka dapat terkuak, dan bila
terjadi infeksi, luka akan mengalami dehisensi.c. Jahitan matras.
Jahitan matras digunakan bila diperlukan pertautan tepi luka yang
tepat yang tidak dapat dicapai dengan jahitan satu-satu biasa.
Keuntungan jahitan ini adalah luka tertutup rapat sampai ke dasar
lka sehingga terjadinya rongga dalam luka dapat dihindari. Terdiri
dari matran vertical dan matras horizontal. d. Jahitan subkutkuler.
Jahitan subkutikuler adalah jahitan jelujur yang dibuat pada
jaringan lemak tepat di bawah dermis. Keuntungan: benang jahit
tidak terlihat sehingga jahitan tampak lebih rapi (segi kosmetik).
Kerugian: jahitan tampak lebih kompleks dan membutuhkan waktu yang
lebih lama. e. Teknik jahitan Dalam (deep suturing). Jahitan dalam
dilakukan jika robekan jaringan mencapai fascia. f. Jahitan delapan
(figure of eight)2. Set minorAdapun yang termasuk di dalam kelompok
alat bedah minor berdasarkan Bachsinar 1992 adalah:a. Nald
vooder/Needle Holder/Nald Heacting. Gunanya adalah untuk memegang
jarum jahit (nald heacting) dan sebagai penyimpul benang.b. Gunting
Gunting Diseksi (disecting scissor)Gunting ini ada dua jenis yaitu,
lurus dan bengkok. Ujungnya biasanga runcing. Terdapat duatipe yabg
sering digunakan yaitu tipe Moyo dan tipe Metzenbaum. Gunting
BenangAda dua macam gunting benang yaitu bengkok dan lurus,
kegunaannya adalah memotong benang operasi, merapikan lukan.
Gunting Pembalut/PerbanKegunaannya adalah untuk menggunting plester
dan pembalut.c. Pisau BedahPisau bedah terdiri dari dua bagianyaitu
gagang dan mata pisau (mess/bistouri/blade).Kegunaanya adalah untuk
menyayat berbagai organ atau bagian tubuh manusia. Mata
pisaudisesuaikan dengan bagian tubuh yang akan disayat.d. Klem
(Clamp) Klem Arteri Pean. Ada dua jenis yang lurus dan bengkok.
Kegunaanya adalah untuk hemostatis untuk jaringan tipisdan lunak.
Klem Kocher. Ada dua jenis bengkok dan lurus. Sifatnya mempunyai
gigi padaujungnya seperti pinset sirugis.Kegunaannya adalah untuk
menjepit jaringan. Klem Allis. Penggunaan klem ini adalah untuk
menjepit jaringan yang halus dan menjepit tumor. Klem Babcock.
Penggunaanya adalah menjepit dock atau kain operasi.e. Retraktor
(Wound Hook)Retraktor langenbeck, US Army Double Ended Retraktor
dan Retraktor Volkmanpenggunaannya adalah untuk menguakanluka.f.
Pinset Pinset Sirugis. Penggunaannya adalah untuk menjepit jaringan
pada waktu diseksi dan penjahitan luka, memberitanda pada kulit
sebelum memulai insisi. Pinset Anatomis. Penggunaannya adalah untuk
menjepit kassa sewaktu menekan luka, menjepit jaringan yang
tipisdan lunak. Pinset Splinter. Penggunaannya adalah untuk
mengadaptasi tepi-tepi luka ( mencegah overlapping).g. Deschamps
Aneurysm NeedlePenggunaannya adalah untuk mengikat pembuluh darah
besar.h. Wound CuretPenggunaannya dalah untuk mengeruk luka kotor,
mengeruk ulkus kronis.i. Sonde (Probe)Penggunaannya adalah untuk
penuntun pisau saat melakukan eksplorasi, dan mengetahuikedalam
luka.j. Korentang Penggunaannya adalah untuk mengambil instrumen
steril, mengambil kassa, jas operasi, doek,dan laken steril.k.
Jarum JahitPenggunaanya adalah untuk menjahit luka yang dan
menjahit organ yang rusak lainnya. Untukmenjahit kulit digunakan
yang berpenampang segitiga agar lebih mudah mengiris kulit
(scharpenald). Sedangkan untuk menjahit otot dipakai yang
berpenampang bulat ( rounde nald ).3. Macam-macam anastesia.
Anestesi localAnestesi lokal, seperti namanya, digunakan untuk
operasi kecil pada bagian tertentu tubuh. Suntikan anestesi
diberikan di sekitar area yang akan dioperasi untuk mengurangi rasa
sakit. Anestesi juga dapat diberikan dalam bentuk salep atau
semprotan. Sebuah anestesi lokal akan membuat pasien terjaga
sepanjang operasi, tapi akan mengalami mati rasa di sekitar daerah
yang diperasi.Anestesi lokal memiliki pengaruh jangka pendek dan
cocok digunakan untuk operasi minor dan berbagai prosedur yang
berkaitan dengan gigi.b. Anestesi regionalAnestesi regional
diberikan pada dan di sekitar saraf utama tubuh untuk mematikan
bagian yang lebih besar.Pada prosedur ini pasien mungkin tidak
sadarkan diri selama periode waktu yang lebih panjang.Di sini, obat
anestesi disuntikkan dekat sekelompok saraf untuk menghambat rasa
sakit selama dan setelah prosedur bedah. Ada dua jenis utama dari
anestesi regional, yang meliputi: Anestesi spinalAnestesi spinal
atau sub-arachnoid blok (SAB) adalah bentuk anestesi regional yang
disuntikkan ke dalam tulang belakang pasien.Pasien akan mengalami
mati rasa pada leher ke bawah. Tujuan dari anestesi ini adalah
untuk memblokir transmisi sinyal saraf.Setelah sinyal sistem saraf
terblokir, pasien tidak lagi merasakan sakit.Biasanya pasien tetap
sadar selama prosedur medis, namun obat penenang diberikan untuk
membuat pasien tetap tenang selama operasi.Jenis anestesi ini
umumnya digunakan untuk prosedur pembedahan di pinggul, perut, dan
kaki. Anestesi epiduralAnestesi epidural adalah bentuk anestesi
regional dengan cara kerja mirip anestesi spinal.Perbedaannya,
anestesi epidural disuntikkan di ruang epidural dan kurang
menyakitkan daripada anestesi spinal.Epidural paling cocok
digunakan untuk prosedur pembedahan pada panggul, dada, perut, dan
kaki.c. Anestesi umumAnestesi umum ditujukan membuat pasien
sepenuhnya tidak sadar selama operasi.Obat bius biasanya
disuntikkan ke tubuh pasien atau dalam bentuk gas yang dilewatkan
melalui alat pernafasan.Pasien sama sekali tidak akan mengingat
apapun tentang operasi karena anestesi umum memengaruhi otak dan
seluruh tubuh.Selama dalam pengaruh anetesi, fungsi tubuh yang
penting seperti tekanan darah, pernapasan, dan suhu tubuh dipantau
secara ketat.
4. Tumor jinak:a. Kutil (Veruka vulgaris) yang umum dijumpai,
disebabkan oleh virus yang menular. Kutil biasanya terjadi pada
lengan atau telapak kaki.
b. Keratosis, adalah lesi prakanker yang ditandai dengan
hipertrofi epidermis.
c. Keloid, adalah penimbunan padat jaringan fibrosa yang meluas
di atas permukaan kulit yang mengalami luka traumatic atau insisi
bedah. Keloid timbul akibat kegagalan pemecahan kolagen dan lebih
sering terjadi pada orang berkulit hitam.
d. Malformasi kapiler lebih sering dikenal dengan port wine
stain pada kulit. Kelainan ini memperlihatkan dilatasi kapiler
abnormal pada pleksus subdermis. Lesinya halus dengan distribusi
bercak-bercak kemerahan atau keunguan.
e. Hemangioma, muncul pada saat bayi dan dapat membesar pada
tahun pertama kehidupan tetapi setelah itu mengecil. Lesi berwarna
merah terang, timbul, dan irregular. Timbulnya ulkus atau infeksi
superfisial sering kali memperlambat penyembuhan lesi.
f. Hemangioma kavernosa, sering disebut Malformasi
arteriovenosa. Lesi ini terlihat saat lahir dan tidak berubah
selama pertumbuhan anak. Sering kali melibatkan struktur profunda
seperti susunan saraf pusat atau otot.
g. Tumor Glomus, adalah tumor jinak, neoplasma kulit yang jarang
yang biasanya terjadi pada bantalan kuku tangan dan kaki. Lesi-lesi
ini sangat sakit karena mereka berasal dari end-organ glomus, organ
saraf yang fungsi normalnya mengatur aliran darah pada ekstremitas.
Lesi ini juga disebut angiomioneuroma, dan umumnya benigna. Bentuk
ganas tumor ini disebut hemangiopericytoma.
h. Tumor neural, neurofibroma dan tumor sel schwann dapat
terjadi pada kulit. Tumor ganas:a. Karsinoma sel basal, adalah
keganasan yang tumbuh lambat dan menyebabkan sedikitnya
tigaperempat keganasanpada seri klinik. Lesi ini seperti lilin dan
berwarna kuning keabuan dan sering ada telangiektasis di bawah
kulit. Kebanyakan kanker sel basal timbul di leher dan kepala.
Mereka cenderug menginvasi dan mengerosi ke dalam struktur profunda
termasuk tengkorak, orbita, atau otak, jika tidak diobati.
b. Karsinoma sel skuamosa, biasanya muncul sebagai ulserasi
kulit yang cenderung tumbuh cepat daripada karsinoma sel basal.
Biopsy diperlukan untuk membedakan lesi ini dari jenis karsinoma
kulit lainnya. Juga paling sering terjadi di kepala dan leher.
Gambaran khas adalah ulkus dengan tepi timbul menyerupai kawah
gunung berapi. Karsinoma sel skuamosa lebih ganas daripada sel
basal dan akan bermetastasis ke limfonodus regional. Kanker sel
skuamosa ditemukan pada daerah yang sering teriritasi seperti tepi
bibir, atau daerah dermatitis pascaradiasi, atau ulserasi pada
jaringan parut pasca terbakar lama. Penyakit Bowen merupakan
penyakit karsinoma sel skuamosa in situ yang tumbuh lambat dimana
eksisi dianjurkan.
c. Karsinoma kelenjar keringat, tumor ini jarang dijumpai pada
dasawarsa keenam dan ketujuh. d. Fibrosarkoma, umumnya terjadi pada
wanita terutama di paha, bokong, atau region inguinal. Biasanya
terjadi derajat keganasan relative rendahdan bersifat
radioresisten.
e. Hemangiomaperisitoma, adalah tumor ganas yang berasal dari
angioblastik dan mungkin merupakan varian tumor glomus.
Prognosisnya jelas buruk, dengan hanya 27% harapan hidup 5 tahun
bebas peyakit.f. Sarcoma Kaposi, tumor ini meningkat jelas pada
kaum homoseksual. Sindroma penurunan kekebalan didapat (AIDS)
biasanya disertai sarcoma Kaposi. Biasanya tumor timbul di tangan
atau kaki sebagai plak multiple yang berwarna kemerahan sampai
keunguan dan dapat datar., berulserasi, atau polipoid. Sering
dijumpai keterlibatan limfonodus.
g. Dermatofibrosarkoma protuberans, tumor ini relative rendah
keganasannya dimana umumnya terjadi pada tubuh. Bersifat
radioresisten tapi memberikan respon pada bedah eksisi dengan 70%
harapan hidup 5 tahun bebas sakit.
5. Cairan yang sering digunakan dan cara menghitung tetesana.
Cairan hipotonik: osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum
(konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga
larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan
ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya
(prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas
tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan
pada keadaan sel mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien cuci
darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien
hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis
diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba
cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps
kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak)
pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa
2,5%.b. Cairan Isotonik: osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya
mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus
berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang
mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan
darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload
(kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif
dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan
normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).c. Cairan
hipertonik: osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum,
sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke
dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah,
meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak).
Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya
Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate,
Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin.Untuk
memahami lebih lanjut, terlebih dahulu kita harus mengetahui rumus
dasar menghitung jumlah tetesan cairan dalam satuan menit dan dalam
satuan jam:
Rumus dasar dalam satuan menit
Rumus dasar dalam satuan jam