Top Banner
LI. 1 Memahami dan Mnejelaskan Anatomi Organ Limfoid 1.1. Makroskopis OrganLimfoid a. Lien (Limpa) Organ limfoid terbesar, lunak, rapuh dan vascular berwarna kemerahan dan bentuk oval Besar lien sebesar kepalan tangan sendiri Dibungkus oleh jaringan perlekatan peritoneum pada permukaan yang disebut kapsula fibrosa lienalis Fiksasi lien ke ginjal melalui ligamentum renolienalis dan ke lambung melalui ligamentum gastrolienalis Pembuluh darah masuk daerah hilus lienalis adalah arteri lienalis dan darah vena masuk melalui vena lienalis (vena port untuk dibawa ke hepar) Terdapat pusat immunologis yaitu folikel limfoid (pulpa alba / folikel putih ) yang tersebar di seluruh sinusoid yang sangat vaskular (pulpa rubra / folikel merah) Memiliki serat otot polos yang membantu pengaturan volume darah didalam lien, juga serat kolagen dan elastis Letak : Regio hipokondrium sinistra dalam ruang intraperitoneal. Diproyeksikan dari luar pada costae 9,10,11, setinggi vertebre thoracalis 11-12 Cauda pankreas menempel pada daerah hillus lienalis bersamaan masuknya arteria lienalis dan keluar vena lienalis Batas anatomis : Anterior = Gaster, cauda pankreas, fleksura colli sinistra, renalis sinistra SKENARIO 1 Adelia Putri Sabrina 1102013005
38

TUGAS MANDIRI VAKSIN

Dec 26, 2015

Download

Documents

vaksin
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: TUGAS MANDIRI VAKSIN

LI. 1 Memahami dan Mnejelaskan Anatomi Organ Limfoid 1.1. Makroskopis OrganLimfoid

a. Lien (Limpa)

Organ limfoid terbesar, lunak, rapuh dan vascular berwarna kemerahan dan bentuk oval

Besar lien sebesar kepalan tangan sendiri Dibungkus oleh jaringan perlekatan peritoneum pada permukaan yang disebut

kapsula fibrosa lienalis Fiksasi lien ke ginjal melalui ligamentum renolienalis dan ke lambung melalui

ligamentum gastrolienalis Pembuluh darah masuk daerah hilus lienalis adalah arteri lienalis dan darah vena

masuk melalui vena lienalis (vena port untuk dibawa ke hepar) Terdapat pusat immunologis yaitu folikel limfoid (pulpa alba / folikel putih ) yang

tersebar di seluruh sinusoid yang sangat vaskular (pulpa rubra / folikel merah) Memiliki serat otot polos yang membantu pengaturan volume darah didalam lien,

juga serat kolagen dan elastis Letak : Regio hipokondrium sinistra dalam ruang intraperitoneal. Diproyeksikan dari

luar pada costae 9,10,11, setinggi vertebre thoracalis 11-12 Cauda pankreas menempel pada daerah hillus lienalis bersamaan masuknya arteria

lienalis dan keluar vena lienalis

Batas anatomis : Anterior = Gaster, cauda pankreas, fleksura colli sinistra, renalis sinistra Posterior = Diaphragma, pleura dan pulmo sinistra, costae 9-12

b. Limfonodus/ Nodus Limfatikus/ Kelenjar Limfe

SKENARIO 1Adelia Putri Sabrina

1102013005

Page 2: TUGAS MANDIRI VAKSIN

Bentuk oval seperti kacang tanah, mempunyai pinggiran yang cekung disebut dengan hilus

Besarnya sebesar kepala peniti sampai sebesar buah kenari dan dapat diraba terutama pada daerah leher, axilla, inguinale dan lain-lain

Terletak disekitar pembuluh darah yang berfungsi memproduksi limfosit dan antibodi untuk mencegah penyebaran infeksi lanjutan

Daerah – daerah tubuh yang memiliki nodus limfatikus

1. Daerah kepala dan leher bagian lateral dan belakang : yaitu di sepanjang m.sternocleidomastoideus, lingual, pharynx, cavum nasi, palatum, muka, mandibula / dasar mulut

2. Daerah extrimitas superior : manus, antebrachi,brachi dan regio axilaris3. Daerah mamae di bawah m.pectoralis meliputi kulit dan otot4. Daerah torax : meliputi dinding torax, jantung, pericardium dan paru, pleura,

esophagus, aliran limfe thorax dan kelenjarr mamae masuk ke dalam node limfatikus anterior dan posterior

5. Daerah abdomen dan pelvis : meliputi daerah peritonium dan sekitar aorta dan vena cava inferior dan pembuluh darah intestinum. Aliran limfe superficialis bagian depan dan lateral dan belakang diatas pusat masuk, nn ll axilaris anterior dan posterior dan dibawah pusat, ke nn limfatisi inguinalis superficial

6. Daerah extrimitas inferior : disepanjang arteri,vena tibialis, regio poplitea, regio inguinale, alran limfe masuk limfonodus inguinale

c. Timus

Organ limfoid terletak pada sternum bagian atas belakang di daerah mediastinum superior dan bertumbuh terus sampai pubertas

Page 3: TUGAS MANDIRI VAKSIN

Setelah pubertas, timus mengalami involusi dan setalah dewasa semakin kecil tetapi masih berfungsi untuk menghasilkan limfosit T yang baru

Timus yang besar terlihat setelah lahir pada saat bayi dan neonatus Mempunyai 2 lobus, mempunyai bagian korteks dan medulla berbentuk segitiga, gepang

dan kemerahan Pendarahan timus berasal dari arteria thymica yang merupakan cabang dari arteria

thyroidea inferior dan mamaria interna

Batas-batas anatomi :

1. Batas anterior: Manubrium sterni & rawan Costae2. Batas atas: Regio Colli Inferior (trachea)

d. Tonsil

I. Tonsila palatine Terletak pada dinding lateralis, orofaring dekstra dan sinistra Terletak dalam satu lekukan yang dikenal dengan fossa tonsilaris, dasar dari lekukan itu

adal tonsil bed Tonsil membuka ke cavum oris terdiri dari 12-15 crypta tonsilaris Ditutupi oleh selapis jaringan ikat fibrosa yang berbentuk capsula Persyarafan tonsil oleh N IX (Glossopharyngues) dan N palatinus (N V2) Pendarahan berasal dari arteria tonsilaris cabang a.maxillaris externa (facialis) dan arteria

tonsilaris vabang a.pharyngica ascendens lingualis

II. Tonsila inguialis Terletak dibelakang lidah, 1/3 bagian posterior, tidak mempunya papilla sehingga terlihat

permukaan berbenjol-benjol (folikel). Pendarahan tonsil berasal dari arteria dorsalis lingue (cabang arteria lingualis), arteria

carotis eksterna

III. Tonsila pharyngealis Terdapat di daerah nasofaring dibelakang pintu hidung belakang Bila membesar disebut adenoid, dapat menyebabkan sesak nafas karena dapat menyumbat

pintu nares posterior (choanae), terletak di daerah nasopharynx, tepatnya diatas torus tobarius dan OPTA

1.2. Mikroskopis Organ Limfoid

Page 4: TUGAS MANDIRI VAKSIN

a. Lien (limpa)

Merupakan tempat destruksi bagi banyak sel darah merah. Merupakan tempat pembentukan limfosit yang masuk ke dalam darah. Limpa bereaksi segera terhadap antigen yang terbawa darah dan merupakan organ

pembentuk antibodi penting Dibungkus oleh simpai jaingan ikat padat yang menjulurkan trabekula yang membagi

parenkim atau pulpa limpa menjadi kompartemen tidak sempurna Pulpa limpa tidak mempunyai pembuluh limfe Limpa dibentuk oleh jalinan kerja jaringan retikular yang mengandung sel limfoid,

makrofag dan sel-sel antigen-presenting Tidak memperlihatkan adanya daerah korteks dan medula yang jelas Kapsul pada limpa lebih tebal dibanding pada limfonodus

o Pulpa limpa

Pada permukaan irisan melalui limpa, tampak bintik-bintik putih dalam parenkim à nodulus limfatikus (pulpa putih/pulpa alba)

Pulpa alba terdapat dalam jaringan merah tua yang penuh dengan darah à pulpa merah/pulpa rubra.

Pulpa rubra terdiri atas bangunan memanjang yaitu korda limpa (korda billroth) yg terdapat diantara sinusoid

o Pulpa putih Terdiri dari jar. limfoid yang menyelubungi A. sentralis dan nodulus limfatikus Sel-sel limfoid yang mengelilingi A. sentralis terutama Limfosit T dan membentuk

selubung periarteri. Nodulus limfatikus terutama limfosit B Diantara pulpa putih dan pulpa merah terdapat zona marginalis

o Pulpa merah: jar.retikular dengan ciri khas, yaitu adanya: korda limpa yang terdiri dari sel dan serat retikular

Page 5: TUGAS MANDIRI VAKSIN

makrofag limfosit sel plasma dan banyak unsur darah (eritrosit, trombosit, granulosit) Banyak terdapat sinusoid

o Zona marginalis Terdiri dari banyak sinus dan jar.ikat longgar. Terdapat sedikit limfosit dan banyak makrofag yg aktif Banyak mengandung antigen darah à peran utama dalam aktivitas imunologis limpa

o Fungsi limpa Pembentukan limfosit

dibentuk dalam pulpa putih à pulpa rubra à sinusoid à bercampur darah Destruksi eritrosit

Dilakukan oleh makrofag dalam korda pulpa merah Pertahanan organisme

Oleh karena kandungan limfosit B, limfosit T, sel antigen presenting dan makrofag

b. Limfonodus/nodus limfatikus/kelenjar limfe

o Organ bersimpai berbentuk bulat / mirip ginjal, terdiri dari jaringan limfoid.o Tersebar diseluruh tubuh disepanjang jalannya pembuluh limfe o Nodus ditemukan di ketiak dan di lipat paha, sepanjang pembuluh-pembuluh besar di

leher dan dalam jumlah besar di toraks dan abdomen terutama dalam mesenterium o Limfonodus memiliki sisi konveks (cembung) dan konkaf (cekung) yg disebut hilus à

tempat arteri dan saraf masuk dan vena keluar dr organ

o Korteks luar

Page 6: TUGAS MANDIRI VAKSIN

Dibentuk oleh jar.limfoid yang terdiri dari satu jar. sel retikular dan serat retikular yang dipenuhi oleh limfosit B

Di dalam jar.limfoid korteks terdapat struktur berbentuk sferis yang disebut nodulus limfatikus

Terdapat sinus subkapsularis, yang dibentuk oleh suatu jar.ikat longgar dari makrofag, sel retikular dan serat retikular

o Korteks dalam Merupakan kelanjutan korteks luar, mengandung beberapa nodulus Mengandung banyak limfosit T

o Medulla Terdiri dari korda medularis yg merupakan perluasan korteks dalam Banyak mengandung Limfosit B dan beberapa sel plasma Korda medularis dipisahkan oleh struktur seperti kapiler yg berdilatasi à sinus

limfoid medularis yang mengandung cairan limfe

o Limfe mengalir ke nodus limfatikus untuk membersihkannya dari partikel asing sebelum kembali ke sirkulasi darah.

o Sewaktu cairan limfe mengalir melalui sinus, 99% atau lebih antigen dan kotoran lainnya dipindahkan oleh aktivitas fagositosis makrofag.

o Infeksi dan perangsangan antigenik menyebabkan limfonodus yang terinfeksi membesar dan membentuk pusat-pusat germinativum yang banyak dengan proliferasi sel yang aktif

c. Tonsil

I. Tonsila palatine

Terletak pada dinding lateral faring bagian oral Permukaan tonsila palatina dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk

yang juga melapisi bagian mulut lainnya

Page 7: TUGAS MANDIRI VAKSIN

Setiap tonsila memiliki 10-20 invaginasi epitel (epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk) yang menyusup ke dalam parenkim membentuk kriptus yang mengandung sel-sel epitel yg terlepas, limfosit hidup dan mati, dan bakteri dalam lumennya

Yang memisahkan jar.limfoid dari organ-organ berdekatan adalah satu lapis jaringan ikat padat yamgg disebut simpai tonsila yg biasanya bekerja sebagai sawar terhadap penyebaran infeksi tonsila

Di bawah tonsila palatina terdapat jar.ikat padat yang membentuk kapsul. Dari kapsul terbentuk trabekula dengan pembuluh darah, dibawah kapsul terdapat serat otot rangka

II. Tonsila lingualis

Lebih kecil dan lebih banyak Terletak pada pangkal lidah Ditutupi epitel berlapis gepeng Masing-masing mempunyai sebuah kriptus

III. Tonsila faringea

Merupakan tonsila tunggal yang terletak dibagian supero-posterior faring. Ditutupi epitel bertingkat silindris bersilia Terdiri dari lipatan-lipatan mukosa dengan jar. Limfoid difus dan nodulus limfatikus Tidak memiliki kriptus Simpai lebih tipis dari T. palatina

Page 8: TUGAS MANDIRI VAKSIN

d. Timus

Timus memiliki suatu simpai jaringan ikat yg masuk ke dlm parenkim dan membagi timus menjadi lobulus.

Setiap lobulus memiliki satu zona perifer gelap disebut korteks dan zona pusat yg terang disebut medula korteks dan medula berisi sel-sel limfosit.

Sel limfosit berasal dr sel mesenkim yg menyusup ke dlm suatu epitel primordium dr kantung faringeal ke 3 dan 4.

Korteks timus- limfosit T yg sangat banyak, - Sel retikular epitel yg tersebar - Bbrp makrofag

Medulla timus- Mengandung sel retikular dan limfosit - Sel2 ini menyebabkan medula tampak lebih pucat dibanding bgn korteks

Mengandung badan hassal (corpusculum tymicum) yang merupakan sel retikular epitel gepeng yg tersusun konsentris , mengalami degenerasi dan mengandung granula keratohialin.

Timus mengalami involusi stlh pubertas Timus ditempati oleh sel-sel yg dihasilkan dr sumsum tulang. Sel-sel ini mulai menjalani diferensiasinya mjd sel T Timus menghasilkan beberapa faktor pertumbuhan protein yg merangsang proliferasi dan

diferensiasi limfosit T

LI.2. Memahami dan Menjelaskan Sistem Imunitas2.1 Definisi

Sistem imunitas atau sistem kekebalan tubuh adalah mekanisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis kuman patogen dari luar, maupun sel kanker yang terjadi di dalam tubuh.

http://prodia.co.id/penyakit-dan-diagnosa/sistem-imunitas

Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam

Page 9: TUGAS MANDIRI VAKSIN

tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

2.2 Klasifikasi

A. Sistem Imunitas Innate (Nonspesifik) / Imunitas Alamiah:

Imunitas yang diperoleh tanpa didahului oleh kontak dengan antigen, bersifat nonspesifik.

Tidak ditujukan terhadap mikroba tertentu, telah ada dan siap berfungsi sejak lahir. Mekanismenya tidak menunjukan spesifitas terhadap benda asing dan mampu melindungi

tubuh terhadap banyak pathogen potensial. Pertahan terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroba dan dapat memberikan

respon langsung

Terdiri atas 3 mekanisme, yaitu: a.Fisik / Mekanik Contoh: kulit, selaput lendir, silia saluran nafas, batuk, dan bersin

Keratinosit dan lapisan epidermis kulit sehat dan epitel mukosa yangutuh tidak dapat ditembus kebanyakan mikroba. Kulit yang rusak akibat luka bakar dan selaput lendir saluran nafas yang rusak oleh asaprokok akan meningkatkan resiko infeksi.

b.LarutContoh: asam lambung, interferon, dan komplemen

KomplemenBerperan sebagai opsonin yang meningkatkan fagositosis, sebagaifaktor kemotaktik dan juga menimbulkan destruksi atau lisis bakteridan parasit

Page 10: TUGAS MANDIRI VAKSIN

Interferonc. SelularContoh: fagositosis, sel NK, sel mast, dan eosinofil

Mekanisme Fagositosis

Pertahanan fisik/mekanik: kulit, selaput lendir, silia saluran nafas, batuk dan bersin adalah pertahanan terdepan terhadap infeksi.

Pertahanan biokimia: beberapa mikroba bisa masuk melalui, Kelenjar sebaseus dan folikel rambut, pH asam keringat dan sekresi sebaseus,

berbagai asam lemak yang dilepas kulit mempunya efek denaturasi terhadap protein membrane sel sehingga dapat mencegah infeksi

Lizosim pada keringat,ludah, air mata dan air susu ibu melindungi tubuh dari kuman Gram (+) dengan menghancurkan lapisan peptidoglikan

Laktooksidase dan asam neuraminik di air susu ibu mempunyai sifat antibacterial terhadap E.coli dan stafilokokus

Di saliva mengandung laktooksidase yang merusak dinding sel mikroba dan menimbulkan kebocoran sitoplasma dan mengandung antibody yang komplemen yang berfungsi sebagai opsonin dalam lisis sel mikroba

Asam hidroklorida dalam lambung, enzim proteolitik, antibody dan empedu dalam usus halus membantu menciptakan lingkungan yang mencegah infeksi mikroba

Pertahanan humoral: sistem imun nonspesifik menggunakan berbagai molekul, diantaranya adalah peptide antimikroba seperti defisiensi, katelisidin dan IFN dengan efek antiviral.

Pertahanan selular: fagosit, sel NK, sel mast dan eosinofil berperan dalam sistem imun nonspesifik selular. Sel-sel tersebut dapat ditemukan di jaringan atau di dalam sirkulasi dan dapat mengenal produk mikroba esensial yang diperlukan untuk hidupnya.

B. Sistem imun Spesifik / Imunitas Adapatif: Didapat setelah terjadi paparan terhadap antigen, bersifat spesifik.

Imunitas pasif: diperankan oleh antibody atau limfosit yang telah dibentuk sebelumnya didalam tubuh pejamu yang lain,diberikan dalam antiserum

Imunitas aktif: diinduksi setelah kontak (klinis atau subklinis) dengan antigen Mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya.

Pajanan tersebut menimbulkan sensitasi, sehingga antigen yang sama dan masuk tubuh untuk kedua kali akan dikenal lebih cepat dan kemudian dihancurkan

Sistem imun spesifik humoral: yang berperan adalah limfosit B ata sel B yang berasal dari sel asal multipoten di sumsum tulang. Sel B yang dirangsang oleh benda asing akan berpoliferasi, berdefisiensi dan berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibody. Antibody yang dilepas ditemukan didalam serum, berfungsi untuk pertahanan terhadap infeksi ekstraselular, virus dan bakteri serta menetralkan toksinnya.

Sistem imun spesifik selular: yang berperan adalah limfosit T atau sel T yang dibentuk dalam sumsum tulang, tetapi proliferasi dan diferensiasinya terjadi di dalam kelenjar timus. Faktor timus disebut timosin yang dapat ditemukan dalam peredaran darah sebagai

Page 11: TUGAS MANDIRI VAKSIN

hormone asli dan dapat mempengaruhi diferensiasi sel T diperifer. Fungsi utama sistem imun spesifik selular adalah pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraselular,virus, jamur, parasit dan keganasan.

2.3 Fungsi

Kemampuannya untuk mengenali benda-benda asing seperti bakteri, virus, parasit, jamur, sel kanker, dll. Fungsi ini sangat penting, karena harus bisa membedakan mana kawan (bakteri yang menguntungkan dan sel tubuh yang baik) mana lawan (virus, bakteri jahat, jamur, parasit, radikal bebas dan sel-sel yang bermutasi yang bisa menjadi tumor/kanker) dan mana yang orang biasa (alergen, pemicu alergi) yang harus dibiarkan lewat.

Bisa bertindak secara khusus untuk menghadapi serangan benda asing itu Sistem Imun mengingat penyerang-penyerang asing itu (rupa & rumus kimiawi antibodi

yang digunakan untuk mengalahkan mereka yang disimpan didalam Transfer Factor tubuh) sehingga bisa dengan cepat menolak serangan ulang di masa depan.

2.4 Mekanisme MEKANISME IMUNITAS NONSPESIFIK

Mekanisme imunitas nonspesifik terhadap bakteri tingkat sawar fisik seperti kulit atau permukaan mukosa

Kulit merupakan sawar fisik efektif dan pertumbuhan bakteri dihambat sehingga agen pathogen yang menempel akan dihambat pH rendah dari asam laktat yang terkandung didalam sebum yang dilepas kelenjar kulit

Sekret dipermukaan mukosa mengandung enzim destruktif seperti lizosim Saluran napas dilindungi oleh gerakan mukosiliar sehingga lapisan mukosa secara

terus menerus digerakkan menuju arah nasofaring Bakteri ditangkap oleh mucus sehingga dapat disingkirkan dari saluran napas Sekresi mukosa saluran napas dan saluran cerna mengandung peptide antimicrobial

yang dapat memusnahkan mikroba pathogen Mikroba pathogen yang berhasil menembus sawar fisik dan masuk ke jaringan

dibawahnya dapt dimusnahkan dengan bantuan komplemen dan dicerna oleh fagosit

KomplemenIstilah gabungan dari sistem yang terdiri dari kira-kira 20 protein, yang kebanyakan merupakan prekursor enzim. Komplemen diaktifkan melalui 3 cara : Jalur klasik

Diaktifkan oleh antibodi-antigen, antibodi yang berikan dengan antigen akan membiarkan bagian “tetap”nya untuk berikatan dengan C1 komplemen, dan melakukan rangkaian reaksi-reaksi yang diawali dengan pengaktifkan proenzim C1 itu sendiri.

Jalur alternatifSistem ini diaktifkan tanpa diperantarai antigen-antibodi, hal ini terutama terjadi dalam respon molekul-molekul polisakarida yang besar dalam membran sel mikroorganisme. Bahan beraksi dengan komplemen B dan D, menghasilkan bahan pengaktif yang mengaktifkan faktor C3 untuk memulai rangkaian selanjutnya. Jalur ini merupakan garis pertahanan pertama terhadap mikroorganisme, bahkan berfungsi sebelum orang tersebut terimunisasi.

Page 12: TUGAS MANDIRI VAKSIN

Jalur lektinSistem ini diaktifkan oleh ikatan manosa pada mikroba dengan manosa binding lectin yang selanjutnya akan mengaktifkan sistem komplemen.

MEKANISME IMUNITAS SPESIFIK

1. LIMFOSIT BBakteri membawa toksin → badan sel dan toksin berhasil di degradasi oleh makrofag. Namun, jika invasi bakteri banyak, makrofag tidak akan sanggup untuk memfagosit. Oleh karena itu, makrofag akan berubah fungsi menjadi APC (Antigen Presenting Cells) → toksin dan beberapa materi protein dari bakteri akan dipresentasikan oleh makrofag dan memberi marker → Marker di terima oleh sel B yang belum aktif dan masih beredar → Kemudian dikenali oleh limfosit B →

jika aktif akan berubah jadi sel plasma dan menghasilkan antibody yang spesifik dengan antigennya. Ada juga yang jadi sel B memori. Jika nanti ada kuman yang sama masuk, maka langsung menghasilkan antibodi tanpa harus berfungsi sebagai APC terlebih dahulu. Contohnya yaitu yang terjadi pada imunisasi.

2. LIMFOSIT T

Page 13: TUGAS MANDIRI VAKSIN

Sel T-HelperJika humoral masih kurang, maka seluler akan berperan atau bisa bekerja bersamaan. Sel T-Helper mengenali suatu antigen dan akan menghubungi Sel-T sitotoksik atau Sel B. Sel B akan aktif jadi sel plasma. Sel T-sitotoksik akan menghasilkan protein tertentu untuk menghancurkan antigen. Sel T-helper akan mencetuskan dirinya sendiri untuk membelah diri jadi banyak supaya bisa membantu sel yang lain dan sebagian jadi sel T-memori.

Kerja APC contohnya adalah pada sel dendritik. Bakteri dimakan → Bakteri diproses di dalam tubuh → protein yang identik dengan bakteri akan mempresentasikan di permukaan tubuhnya → Ditangkap oleh sel T-helper dan teraktivasi ,

Sel T-Helper membelah diri dan akan menghubungi sel B dan sel T yang lain. Begitu dikenali dengan antigen yang dihubungi sel T-Helper, sel akan

membelah diri dan mengejar bakteri. Sel akan menghasilkan beberapa protein yang menyebabkan bakteri akan apoptosis.

LI.3 Memahami dan Menjelaskan Antigen 3.1 Definisi

Secara umum Imunogen atau Antigen adalah bahan yang dikandung atau dihasilkan oleh patogen dan dapat menginduksi semua respons imun. Imunogen adalah bahan yang dapat merangsang sel B atau sel T ataupun keduanya. Antigen adalah bahan yang berinteraksi dengan produk respon imun yang dirangsang oleh imunogen spesifik.

3.2 Klasifikasia. Pembagian antigen menurut epitop

Unideterminan, univalent = hanya satu jenis determinan/epitop pada satu molekul

Page 14: TUGAS MANDIRI VAKSIN

Unideterminan, multivalent = hanya satu jenis determinan tetapi dua atau lebih determinan tersebut ditemukan pada satu molekul

Multideterminan, univalent = banyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya satu dari setiap macamnya (kebanyakan protein)

Multideterminan, multivalent = banyak macam determinan dan banyak dari setiap macam pada satu molekul (antigen dengan berat molekul yang tinggi dan kompleks secara kimiawi)

b. Pembagian antigen menurut spesifiksitas Heteroantigen = dimiliki oleh banyak spesies Xenoantigen = dimiliki spesies tertentu Aloantigen (isoantigen) = spesifik untuk individu dalam satu spesies Antigen organ spesifik = dimiliki organ tertentu Autoantigen = dimiliki alat tubuh sendiri

c. Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap sel T T dependent = memerlukan pengenalan oleh sel T terlebih dahulu untuk dapat

menimbulkan respons antibody. Kebanyakan antigen protein termasuk dalam golongan ini

T independent = dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel T untuk membentuk antibody. Kebanyakan antigen golongan ini berupa molekul besar poliremik yang dipecah di dalam tubuh secara perlahan-lahan, misalnya lipopolisakarida, ficcol, dekstran, levan dan flagelin polimerik bakteri

d. Pembagian antigen menurut sifat kimiawi Hidrat arang (polisakarida) = pada umumnya imunogenik, glikoprotein yang merupakan

bagian permukaan sel banyak mikroorganisme dapat menimbulkan respon imun terutama pembentukan antibody. Contoh lain adalah respon imun yang ditimbulkan golongan darah ABO, sifat antigen dan spesifitas imunnya berasal dari polisakarida pada permukaan sel darah merah

Lipid = biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat protein pembawa. Lipid dianggap hapten, contohnya adalah sfingolipid

Asam nukleat = tidak imunogenik, tetapi bisa menjadi imunogenik bila diikat protein molekul pembawa. DNA dalam bentuk heliksnya biasanya tidak imunogenik. Respons imun terhadap DNA terjadi pada penderita LES

Protein = biasanya imunogenik dan umumnya multideterminan dan univalent

Pada umumnya, antigen-antigen dapat di klasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu antigen eksogen dan antigen endogen.

Antigen eksogen adalah antigen-antigen yang disajikan dari luar kepada hospes dalam bentuk mikroorganisme,tepung sari,obat-obatan atau polutan. Antigen ini bertanggung jawab terhadap suatu spektrum penyakit manusia, mulai dari penyakit infeksi sampai ke penyakit-penyakit yang dibenahi secara immologi, seperti pada asma.

Antigen endogen adalah antigen yang terdapat didalam tubuh dan meliputi antigen-antigen berikut: antigen senogeneik (heterolog), antigen autolog dan antigen idiotipik atau antigen alogenik (homolog). Antigen senogeneik adalah antigen yang

Page 15: TUGAS MANDIRI VAKSIN

terdapat dalam aneka macam spesies yang secara filogenetik tidak ada hubungannya, antigen-antigen ini penting untuk mendiagnosa penyakit. Kelompok-kelompok antigen yang paling banyak mempunyai arti klinik adalah kelompok-kelompok antigen yang digunakan untuk membedakan satu individu spesies dengan individu spesies yang sama. Pada manusia determinan antigen semacam ini terdapat pada sel darah merah,sel darah putih trombosit, protein serum, dan permukaan sel-sel yangmenyusun jaringan tertentu dari tubuh, termaksud antigen-antigen histokompatibilitas. Antigen ini dikenal antigen polomorfik, karena adanya dua atau lebih bentuk-bentuk yang berbeda secaragenetik didalam populasi.

3.3 Fungsi Menginduksi respons imun terhadap dirinya sendiriSel B dan T harus mampu secara

spesifik mengenal sel atau bahan lain yang tidak diperlukan untuk dihancurkan atau dinetralkan karena berbeda dari sel normal tubuh sendiri.Keberadaan antigen memungkinkan limfosit melakukan pembedaan tersebut.

Antigen adalah molekul asing besar yang unik yang memicu respons imun spesifik terhadap dirinya jika masuk ke dalam tubuh. Secara umum, semakin kompleks suatu molekul, semakin besar antigenisitasnya. Protein asing adalah antigen yang paling umum karena ukuran dankompleksitasnya, meskipun makromolekul lain, misalnya polisakarida dan lemak, juga dapat berfungsi sebagai antigen. Antigen dapat berdiri sendiri, misalnya toksin bakteri, ataumerupakan bagian integral dari suatu struktur multimolekul, misalnya antigen di permukaansuatu mikroba asing.

Merangsang sel B untuk berubah menjadi sel plasma yang menghasilkan antibody

3.4 Sifat Keasingan Molekul harus bersifat nonself Ukuran molecular Imunogen yang paling poten adalah imunogen yang berukuran

besar. Hapten dapat menjadi imunogenik jika berikatan dengan protein pembawa Kompleksitas struktural dan kimiawi Diperlukan tingkat kompleks tertentu.

Contoh homopolimer kurang bersifat imunogenik dibandingkan heteropolimer yang menganduk 2-3 AA yang berbeda.

Determinan antigen ( Epitop) Merupan unit terkecil dr suatu antigen kompleks yang mampu berikatan dengan antibodi.

Konstitusi penjamu Dosis, rute dan waktu pemberian antigen

LI.4 Memahami dan Menjelaskan Antibodi4.1 Definisi

Antibodi adalah molekul immunoglobulin yang bereaksi dengan antigen spesifik yang menginduksi sintesisnya dan dengan molekul yang sama; digolongkan menurut cara kerja seperti agglutinin, bakteriolisin, hemolisin, opsonin, atau presipitin. Antibodi disintesis oleh limfosit B yang telah diaktifkan dengan pengikatan antigen pada reseptor permukaan sel. Antibodi biasanya disingkat penulisaanya menjadi Ab.

Antibodi terdiri dari sekelompok protein serum globuler yang disebut sebagai immunoglobulin (Ig). Sebuah molekul antibody umumnya mempunyai dua tempat pengikatan antigen yang identik dan spesifik untuk epitop (determinan antigenik) yang menyebabkan produksi antibody tersebut. Masing-masing molekul antibody terdiri atas

Page 16: TUGAS MANDIRI VAKSIN

empat rantai polipeptida, yaitu dua rantai berat (heavy chain) yang identik dan dan dua rantai ringan (light chain) yang identik, yang dihubungkan oleh jembatan disulfida untuk membentuk suatu molekul berbentuk Y. Pada kedua ujung molekul berbentuk Y itu terdapat daerah variabel (V) rantai berat dan ringan. Disebut demikian karena urutan asam amino pada bagian ini sangat bervariasi dari satu antibodi ke antibodi yang lain. Daerah V rantai berat dan daerah V rantai ringan secara bersama-sama membentuk suatu kontur unik tempat pengikatan antigen milik antibodi. Interaksi antara tempat pengikatan antigen dengan epitopnya mirip dengan interaksi enzim dan substratnya: ikatan nonkovalen berganda terbentuk antara gugus-gugus kimia pada masing-masing molekul. (Campbell).

4.2 Struktur

4.3 KlasifikasiIgG (Imuno globulin G)

Merupakan antibodi yang paling umum. IgG mempunyai struktur dasar imunoglobulin yang terdiri dari 2 rantai berat H dan 2 rantai ringan L. Dihasilkan hanya dalam waktu beberapa hari, ia memiliki masa hidup berkisar antara beberapa minggu sampai beberapa tahun. IgG beredar dalam tubuh dan banyak terdapat pada darah, sistem getah bening, dan usus. Mereka mengikuti aliran darah, langsung menuju musuh dan menghambatnya begitu terdeteksi. Mereka mempunyai efek kuat anti-bakteri dan penghancur antigen. Mereka melindungi tubuh terhadap bakteri dan virus, serta menetralkan asam yang terkandung dalam racun. Selain itu, IgG mampu menyelip di antara sel-sel dan menyingkirkan bakteri serta musuh mikroorganis yang masuk ke dalam sel-sel dan kulit. Karena kemampuannya serta ukurannya yang kecil, mereka dapat masuk ke dalam plasenta ibu hamil dan melindungi janin dari kemungkinan infeksi. Jika antibodi tidak diciptakan dengan karakteristik yang memungkinkan mereka untuk masuk ke dalam plasenta, maka janin dalam rahim tidak akan terlindungi melawan mikroba. Hal ini dapat menyebabkan kematian sebelum lahir. Karena itu, antibodi sang ibu akan melindungi embrio dari musuh sampai anak itu lahir

IgA (Imuno globulin A)Terdapat pada daerah peka tempat tubuh melawan antigen seperti air mata, air liur,

ASI, darah, kantong-kantong udara, lendir, getah lambung, dan sekresi usus. Kepekaan daerah tersebut berhubungan langsung dengan kecenderungan bakteri dan virus yang lebih menyukai media lembap seperti itu. Secara struktur, IgA mirip satu sama lain. Mereka mendiami bagian tubuh yang paling mungkin dimasuki mikroba. Mereka menjaga daerah itu dalam pengawasannya layaknya tentara andal yang ditempatkan untuk melindungi

Page 17: TUGAS MANDIRI VAKSIN

daerah kritis. Antibodi ini melindungi janin dari berbagai penyakit pada saat dalam kandungan. Setelah kelahiran, mereka tidak akan meninggalkan sang bayi, melainkan tetap melindunginya. Setiap bayi yang baru lahir membutuhkan pertolongan ibunya, karena IgA tidak terdapat dalam organisme bayi yang baru lahir. Selama periode ini, IgA yang terdapat dalam ASI akan melindungi sistem pencernaan bayi terhadap mikroba. Seperti IgG, jenis antibodi ini juga akan hilang setelah mereka melaksanakan semua tugasnya, pada saat bayi telah berumur beberapa minggu.

IgM (Imuno globulin M)Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada permukaan sel B. Pada

saat organisme tubuh manusia bertemu dengan antigen, IgM merupakan antibodi pertama yang dihasilkan tubuh untuk melawan musuh. Janin dalam rahim mampu memproduksi IgM pada umur kehamilan enam bulan. Jika musuh menyerang janin, jika janin terinfeksi kuman penyakit, produksi IgM janin akan meningkat. Untuk mengetahui apakah janin telah terinfeksi atau tidak, dapat diketahui dari kadar IgM dalam darah.

IgD (Imuno globulin D)IgD juga terdapat dalam darah, getah bening, dan pada permukaan sel B. Mereka

tidak mampu untuk bertindak sendiri-sendiri. Dengan menempelkan dirinya pada permukaan sel-sel T, mereka membantu sel T menangkap antigen.

IgE (Imuno globulin E)IgE merupakan antibodi yang beredar dalam aliran darah. Antibodi ini bertanggung

jawab untuk memanggil para prajurit tempur dan sel darah lainnya untuk berperang. Antibodi ini kadang juga menimbulkan reaksi alergi pada tubuh. Karena itu, kadar IgE tinggi pada tubuh orang yang sedang mengalami alergi. (Yahya, Harun. 2005)

IgG1-4 IgA IgM IgD IgESifat utama Paling banyak

ditemukan dalam cairan tubuh terutama ekstravaskular untuk memerangi mikroorganisme dan toksinnya.

Ig utama dalam sekresi seromukosa untuk menjaga permukaan luar tubuh.

Aglutinator yang sangat efektif; diproduksi dini pada respons imun. Pertahanan terdepan terhadap bakteremia.

Umumnya ditemukan pada permukaan limfosit.

Pengerahan agens anti microbial. Meningkat pada infeksi parasit. Berperan pada gejala alergi atopi.

Fungsi OpsonisasiADCCImunitas neonatal

Ditemukan dalam sekresi (asam lambung)Proteksi terhadap mukosa disekresi dalam air susu.

Meningkat komplemenOpsonin baik

Menimbulkan alergi, syok anafilaksis.Pertahanan terhadap parasit.

Ikataan sel Mononuklear Limfosit Limfosit Reseptor sel Sel mast

Page 18: TUGAS MANDIRI VAKSIN

LimfositNeutrofilTrombosit

neutrofil Reseptor sel B B BasofilLimfosit

Fiksasi komplemen Klasik Alternatif

Nnnnnnnnnnnn nnnnnnnnnnn++-

Ghghghghgh hjhjhjhjhjh-+

Hjhjhjhjhh hjhjhjhjhj+++-

Ghghghghg ffgfgfgfg --

Fgfgfgfgfg fhfghghgh--

Lewat plasenta

++ - - - -

Sensitisasi sel mast dan basofil

- - - - +++

Ikatan dengan makrofag dan polimorfisme

+++ + - - +

LI.5 Memahami dan Menjelaskan Vaksinasi dan Imunisasi5.1 Vaksinasi

Vaksinasi merupakan Imunisasi aktif karena memasukkan antigen agar terbentuk antibodi spesifik atau sel limfosit T dalam tubuh. Vaksin mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga membantu sistem kekebalan melawan sel-sel degeneratif maupun kanker.

5.2. ImunisasiImunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan

memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Ada imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif : Upaya merangsang pembentukan sistem kekebalan tubuh, bisa

berupa pembentukan antibodi spesifik atau sel limfosit T. Imunisasi pasif : Dilakukan dg memasukkan antibodi yang berasal dari luar tubuh.

Bisa dari ibu ke janin melalui plasenta atau dari luar

Macam-macam Imunisasi :a. Imunisasi BCG

Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. BCG ulangan tidak dianjurkan karena keberhasilannya diragukan.

Vaksin disuntikkan secara intrakutan pada lengan atas, untuk bayi berumur kurang dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,05 mL dan untuk anak berumur lebih dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,1 mL.

Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan, sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis.

Page 19: TUGAS MANDIRI VAKSIN

Kontraindikasi untuk vaksinasi BCG adalah penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita leukemia, penderita yang menjalani pengobatan steroid jangka panjang, penderita infeksi HIV).

Reaksi yang mungkin terjadi:

1) Reaksi lokal : 1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustula (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut.

2) Reaksi regional : pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher, tanpa disertai nyeri tekan maupun demam, yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan.

Komplikasi yang mungkin timbul adalah: Pembentukan abses (penimbunan nanah) di tempat penyuntikan karena

penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini akan menghilang secara spontan. Untuk mempercepat penyembuhan, bila abses telah matang, sebaiknya dilakukan aspirasi (pengisapan abses dengan menggunakan jarum) dan bukan disayat.

Limfadenitis supurativa, terjadi jika penyuntikan dilakukan terlalu dalam atau dosisnya terlalu tinggi. Keadaan ini akan membaik dalam waktu 2-6 bulan.

Imunisasi DPTImunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap

difteri, pertusis dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat

menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai

dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak.

Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang.

Vaksin DPT adalah vaksin 3-in-1 yang bisa diberikan kepada anak yang berumur kurang dari 7 tahun.Biasanya vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada otot lengan atau paha.

Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak berumur 2 bulan (DPT I), 3 bulan (DPT II) dan 4 bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi DPT ulang diberikan 1 tahun setelah DPT III dan pada usia prasekolah (5-6 tahun). Jika anak mengalami reaksi alergi terhadap vaksin pertusis, maka sebaiknya diberikan DT, bukan DPT.

Page 20: TUGAS MANDIRI VAKSIN

Setelah mendapatkan serangkaian imunisasi awal, sebaiknya diberikan booster vaksin Td pada usia 14-16 tahun kemudian setiap 10 tahun (karena vaksin hanya memberikan perlindungan selama 10 tahun, setelah 10 tahun perlu diberikan booster). Hampir 85% anak yang mendapatkan minimal 3 kali suntikan yang mengandung vaksin difteri, akan memperoleh perlindungan terhadap difteri selama 10 tahun.

DPT sering menyebakan efek samping yang ringan, seperti demam ringan atau nyeri di tempat penyuntikan selama beberapa hari. Efek samping tersebut terjadi karena adanya komponen pertusis di dalam vaksin.

Pada kurang dari 1% penyuntikan, DTP menyebabkan komplikasi berikut :o demam tinggi (lebih dari 40,5 Celsius) o kejang o kejang demam (resiko lebih tinggi pada anak yang sebelumnya pernah

mengalami kejang atau terdapat riwayat kejang dalam keluarganya) o syok (kebiruan, pucat, lemah, tidak memberikan respon).

Jika anak sedang menderita sakit yang lebih serius dari pada flu ringan, imunisasi DPT bisa ditunda sampai anak sehat. Jika anak pernah mengalami kejang, penyakit otak atau perkembangannya abnormal, penyuntikan DPT sering ditunda sampai kondisinya membaik atau kejangnya bisa dikendalikan.

1-2 hari setelah mendapatkan suntikan DPT, mungkin akan terjadi demam ringan, nyeri, kemerahan atau pembengkakan di tempat penyuntikan. Untuk mengatasi nyeri dan menurunkan demam, bisa diberikan asetaminofen (atau ibuprofen). Untuk mengurangi nyeri di tempat penyuntikan juga bisa dilakukan kompres hangat atau lebih sering menggerak-gerakkan lengan maupun tungkai yang bersangkutan.

b. Imunisasi DTImunisasi DT memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang

dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus. Vaksin DT dibuat untuk keperluan khusus, misalnya pada anak yang tidak boleh

atau tidak perlu menerima imunisasi pertusis, tetapi masih perlu menerima imunisasi difteri dan tetanus.

Cara pemberian imunisasi dasar dan ulangan sama dengan imunisasi DPT. Vaksin disuntikkan pada otot lengan atau paha sebanyak 0,5 mL. Vaksin ini tidak boleh diberikan kepada anak yang sedang sakit berat atau menderita demam tinggi. Efek samping yang mungkin terjadi adalah demam ringan dan pembengkakan lokal di tempat penyuntikan, yang biasanya berlangsung selama 1-2 hari.

c. Imunisasi TTImunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) memberikan kekebalan aktif

terhadap penyakit tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum) juga dapat digunakan untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit tetanus.

Kepada ibu hamil, imunisasi TT diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat kehamilan berumur 7 bulan dan 8 bulan. Vaksin ini disuntikkan pada otot paha

Page 21: TUGAS MANDIRI VAKSIN

atau lengan sebanyak 0,5 mL. Efek samping dari tetanus toksoid adalah reaksi lokal pada tempat penyuntikan, yaitu berupa kemerahan, pembengkakan dan rasa nyeri.

d. Imunisasi PolioImunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit

poliomielitis. Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan kematian.

Terdapat 2 macam vaksin polio :o IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk), mengandung virus polio

yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan o OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang

telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan. Bentuk trivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk polio, bentuk monovalen (MOPV) efektif melawan 1 jenis polio.

Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I,II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun).

Di Indonesia umumnya diberikan vaksin Sabin. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 mL) langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang berisi air gula.

Kontra indikasi pemberian vaksin polio: o Diare berat o Gangguan kekebalan (karena obat imunosupresan, kemoterapi,

kortikosteroid) o Kehamilan.

Efek samping yang mungkin terjadi berupa kelumpuhan dan kejang-kejang. Dosis pertama dan kedua diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan

primer, sedangkan dosis ketiga dan keempat diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibobi sampai pada tingkat yang tertinggi.

Setelah mendapatkan serangkaian imunisasi dasar, kepada orang dewasa tidak perlu dilakukan pemberian booster secara rutin, kecuali jika dia hendak bepergian ke daerah dimana polio masih banyak ditemukan. Kepada orang dewasa yang belum pernah mendapatkan imunisasi polio dan perlu menjalani imunisasi, sebaiknya hanya diberikan IPV. Kepada orang yang pernah mengalami reaksi alergi hebat (anafilaktik) setelah pemberian IPV, streptomisin, polimiksin B atau neomisin, tidak boleh diberikan IPV. Sebaiknya diberikan OPV. Kepada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita AIDS, infeksi HIV, leukemia, kanker, limfoma), dianjurkan untuk diberikan IPV. IPV juga diberikan kepada orang yang sedang menjalani terapi penyinaran, terapi kanker, kortikosteroid atau obat imunosupresan lainnya.

Page 22: TUGAS MANDIRI VAKSIN

IPV bisa diberikan kepada anak yang menderita diare. Jika anak sedang menderita penyakit ringan atau berat, sebaiknya pelaksanaan imunisasi ditunda sampai mereka benar-benar pulih.

IPV bisa menyebabkan nyeri dan kemerahan pada tempat penyuntikan, yang biasanya berlangsung hanya selama beberapa hari.

e. Imunisasi Campak Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak

(tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan pada umur 6 bulan dan diulangi 6 bulan kemudian. Vaksin disuntikkan secara subkutan dalam sebanyak 0,5 mL.

Kontra indikasi pemberian vaksin campak : o infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38?Celsius o gangguan sistem kekebalan o pemakaian obat imunosupresan o alergi terhadap protein telur o hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin o wanita hamil.

Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare, konjungtivitis dan gejala kataral serta ensefalitis (jarang).

f. Imunisasi MMRImunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak, gondongan dan

campak Jerman dan disuntikkan sebanyak 2 kali. Campak menyebabkan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler dan mata berair.

Campak juga menyebabkan infeksi telinga dan pneumonia. Campak juga bisa menyebabkan masalah yang lebih serius, seperti pembengkakan otak dan bahkan kematian. Gondongan menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar liur utama yang disertai nyeri. Gondongan bisa menyebabkan meningitis (infeksi pada selaput otak dan korda spinalis) dan pembengkakan otak. Kadang gondongan juga menyebabkan pembengkakan pada buah zakar sehingga terjadi kemandulan. Campak Jerman (rubella) menyebabkan demam ringan, ruam kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening leher. Rubella juga bisa menyebakban pembengkakan otak atau gangguan perdarahan.

Jika seorang wanita hamil menderita rubella, bisa terjadi keguguran atau kelainan Jika anak sakit, imunisasi sebaiknya ditunda sampai anak pulih. Imunisasi MMR

sebaiknya tidak diberikan kepada: o anak yang alergi terhadap telur, gelatin atau antibiotik neomisin o anak yang 3 bulan yang lalu menerima gamma globulino anak yang mengalami gangguan kekebalan tubuh akibat kanker, leukemia,

limfoma maupun akibat obat prednison, steroid, kemoterapi, terapi penyinaran atau obati imunosupresan.

Page 23: TUGAS MANDIRI VAKSIN

o wanita hamil atau wanita yang 3 bulan kemudian hamil.

g. Imunisasi Hib Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b.

Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia dan infeksi tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak tersedak.

Vaksin Hib diberikan sebanyak 3 kali suntikan, biasanya pada saat anak berumur 2, 4 dan 6 bulan.

h. Imunisasi Varisella Imunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air.

Cacar air ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, kemudian secara perlahan mengering dan membentuk keropeng yang akan mengelupas.

Anak yang berumur 12-18 bulan dan belum pernah menderita cacar air dianjurkan untuk menjalani imunisasi varisella. Anak-anak yang mendapatkan suntikan varisella sebelum berumur 13 tahun hanya memerlukan 1 dosis vaksin. Kepada anak-anak yang berumur 13 tahun atau lebih, yang belum pernah mendapatkan vaksinasi varisella dan belum pernah menderita cacar air, sebaiknya diberikan 2 dosis vaksin dengan selang waktu 4-8 minggu.

Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster dan sangat menular. Biasanya infeksi bersifat ringan dan tidak berakibat fatal; tetapi pada sejumlah kasus terjadi penyakit yang sangat serius sehingga penderitanya harus dirawat di rumah sakit dan beberapa diantaranya meninggal. Cacar air pada orang dewasa cenderung menimbulkan komplikasi yang lebih serius.

Vaksin ini 90-100% efektif mencegah terjadinya cacar air. Terdapat sejumlah kecil orang yang menderita cacar air meskipun telah mendapatkan suntikan varisella; tetapi kasusnya biasanya ringan, hanya menimbulkan beberapa lepuhan (kasus yang komplit biasanya menimbulkan 250-500 lepuhan yang terasa gatal) dan masa pemulihannya biasanya lebih cepat.

Vaksin varisella memberikan kekebalan jangka panjang, diperkirakan selama 10-20 tahun, mungkin juga seumur hidup.

Efek samping dari vaksin varisella biasanya ringan, yaitu berupa : o demam o nyeri dan pembengkakan di tempat penyuntikano ruam cacar air yang terlokalisir di tempat penyuntikan.

Page 24: TUGAS MANDIRI VAKSIN

Efek samping yang lebih berat adalah :o kejang demam, yang bisa terjadi dalam waktu 1-6 minggu setelah

penyuntikan o pneumonia o reaksi alergi sejati (anafilaksis), yang bisa menyebabkan gangguan

pernafasan, kaligata, bersin, denyut jantung yang cepat, pusing dan perubahan perilaku. Hal ini bisa terjadi dalam waktu beberapa menit sampai beberapa jam setelah suntikan dilakukan dan sangat jarang terjadi.

o ensefalitiso penurunan koordinasi otot.

Imunisasi varisella sebaiknya tidak diberikan kepada : Wanita hamil atau wanita menyusui Anak-anak atau orang dewasa yang memiliki sistem kekebalan yang

lemah atau yang memiliki riwayat keluarga dengan kelainan imunosupresif bawaan

Anak-anak atau orang dewasa yang alergi terhadap antibiotik neomisin atau gelatin karena vaksin mengandung sejumlah kecil kedua bahan tersebut

Anak-anak atau orang dewasa yang menderita penyakit serius, kanker atau gangguan sistem kekebalan tubuh (misalnya AIDS)

Anak-anak atau orang dewasa yang sedang mengkonsumsi kortikosteroid Setiap orang yang baru saja menjalani transfusi darah atau komponen

darah lainnya Anak-anak atau orang dewasa yang 3-6 bulan yang lalu menerima

suntikan immunoglobulin.

i. Imunisasi HBV Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B adalah

suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian. Dosis pertama diberikan segera setelah bayi lahir atau jika ibunya memiliki

HBsAg negatif, bisa diberikan pada saat bayi berumur 2 bulan. Imunisasi dasar diberikan sebanyak 3 kali dengan selang waktu 1 bulan antara suntikan HBV I dengan HBV II, serta selang waktu 5 bulan antara suntikan HBV II dengan HBV III. Imunisasi ulangan diberikan 5 tahun setelah suntikan HBV III. Sebelum memberikan imunisasi ulangan dianjurkan untuk memeriksa kadar HBsAg. Vaksin disuntikkan pada otot lengan atau paha.

Kepada bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg positif, diberikan vaksin HBV pada lengan kiri dan 0,5 mL HBIG (hepatitis B immune globulin) pada lengan kanan, dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosis kedua diberikan pada saat anak berumur 1-2 bulan, dosis ketiga diberikan pada saat anak berumur 6 bulan.

Kepada bayi yang lahir dari ibu yang status HBsAgnya tidak diketahui, diberikan HBV I dalam waktu 12 jam setelah lahir. Pada saat persalinan, contoh darah ibu diambil untuk menentukan status HBsAgnya; jika positif, maka segera diberikan HBIG (sebelum bayi berumur lebih dari 1 minggu). Pemberian imunisasi kepada

Page 25: TUGAS MANDIRI VAKSIN

anak yang sakit berat sebaiknya ditunda sampai anak benar-benar pulih. Vaksin HBV dapat diberikan kepada ibu hamil.

Efek samping dari vaksin HBV adalah efek lokal (nyeri di tempat suntikan) dan sistemis (demam ringan, lesu, perasaan tidak enak pada saluran pencernaan), yang akan hilang dalam beberapa hari.

j. Imunisasi Pneumokokus Konjugata Imunisasi pneumokokus konjugata melindungi anak terhadap sejenis bakteri yang

sering menyebabkan infeksi telinga. Bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti meningitis dan bakteremia (infeksi darah).

Kepada bayi dan balita diberikan 4 dosis vaksin. Vaksin ini juga dapat digunakan pada anak-anak yang lebih besar yang memiliki resiko terhadap terjadinya infeksi pneumokokus.

5.3 Waktu Pemberian

LI.6 Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam tentang Pemberian Vaksin

Imunisasi hukumnya boleh dan tidak terlarang, karena termasuk penjagaan diri dari penyakit sebelum terjadi. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang

Page 26: TUGAS MANDIRI VAKSIN

memakan tujuh butir kurma ajwah, maka dia akan terhindar sehari itu dari racun dan sihir”(HR. Bukhari : 5768, Muslim : 4702).Hadits ini menunjukkan secara jelas tentang disyari’atkannya mengambil sebab untuk membentengi diri dari penyakit sebelum terjadi. Demikian juga kalau dikhawatirkan terjadi wabah yang menimpa maka hukumnya boleh sebagaimana halnya boleh berobat tatkala terkena penyakit.

Boleh dalam kondisi darurat dalil firman Allah : “… Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya….” (QS. Al- An’am [6]:119)

1. Dhorurat dalam Obat

Dhorurat (darurat) adalah suatu keadaan terdesak untuk menerjang keharaman, yaitu ketika seorang memilki keyakinan bahwa apabila dirinya tidak menerjang larangan tersebut niscaya akan binasa atau mendapatkan bahaya besar pada badanya, hartanya atau kehormatannya. Dalam suatu kaidah fiqhiyyah dikatakan:

“Darurat itu membolehkan suatu yang dilarang”

Namun kaidah ini harus memenuhi dua persyaratan: tidak ada pengganti lainya yang boleh (mubah/halal) dan mencukupkan sekadar untuk kebutuhan saja.

Oleh karena itu, al-Izzu bin Abdus Salam mengatakan : “Seandainya seorang terdesak untuk makan barang najis maka dia harus memakannya, sebab kerusakan jiwa dan anggota badan lebih besar daripada kerusakan makan barang najis.”20

2. Kemudahan Saat Kesempitan

Sesungguhnya syari’at islam ini dibangun di atas kemudahan. Banyak sekali dalil-dalil yang mendasari hal ini, bahkan Imam asy-Syathibi mengatakan: “Dalil-dalil tentang kemudahan bagi umat ini telah mencapai derajat yang pasti”.20

Semua syari’at itu mudah. Namun, apabila ada kesulitan maka akan ada tambahan kemudahan lagi. Alangkah bagusnya ucapan Imam asy-Syafi’i tatkala berkata :“Kaidah syari’at itu dibangun (di atas dasar) bahwa segala sesuatu apabila sempit maka menjadi luas.”