Top Banner
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI BROWNIES COUNTRY VARIO JMP AP 1 / 4 NAMA NIM Gerry Akbar Putra J3E113008 Dessy Setiawanti J3E113024 Yohanes Pantau Gemilang J3E113030 Tri Ani Setiawati J3E113086
26

tugas makalah k3

Jan 24, 2016

Download

Documents

yohanesPG

Kesehatan Keselamatan Kerja
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: tugas makalah k3

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

DI BROWNIES COUNTRY VARIO

JMP AP 1 / 4

NAMA NIM

Gerry Akbar Putra J3E113008

Dessy Setiawanti J3E113024

Yohanes Pantau Gemilang J3E113030

Tri Ani Setiawati J3E113086

SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

KATA PENGANTAR

Page 2: tugas makalah k3

Puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini.

Rasa ingin tahu kami tentang perbuatan yang tidak aman serta kondisi yang

tidak aman pada saat proses produksi di salah satu tempat yaitu Brownies Country

Vario bertempat di membuat kami memilih topik makalah dengan judul Keselamatan

dan Kesehatan Kerja di Brownies Country Vario. Dalam penyusunan makalah ini, tak

lupa kami mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami, dosen

pembimbing, dan segenap teman-teman kami yang mendukung dan membantu kami

dalam pembuatan makalah ini. Sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada

waktunya.

Akhir kata kami mohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat banyak

kekurangan. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk memperbaiki makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Untuk itu, sebelumnya kami

mengucapkan terima kasih.

Bogor, February 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

Page 3: tugas makalah k3

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

1.2. TUJUAN

BAB II LANDASAN TEORI

1.1 PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1.2 TUJUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1.3 KONSEP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

1.4 LINGKUNGAN KERJA DI TEMPAT KERJA

1.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LINGKUNGAN KERJA

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV PENUTUP

1.1. KESIMPULAN

1.2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I

Page 4: tugas makalah k3

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Unsafe act atau perbuatan yang tidak aman adalah tindakan berbahaya yang

dapat menimbulkan penyakit akibat kerja.Unsafe condition atau kondisi yang tidak

aman adalah kondisi berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Tempat

kerja adalah salah satu tempat yang dapat menimbulkan berbahaya dengan beberapa

faktor yaitu adanya pekerjaan, adanya pekerja, dan adanya sumber-sumber bahaya.

Salah satu contoh tempat pekerjaan yaitu tempat produksi.

Brownies Country Vario milik Pak Subhi merupakan Usaha Kecil

Menengah (UKM) yang memiliki tempat produksi di dalam rumah. Setiap tempat

produksi harus memenuhi standar Good Manufacturing Practice (GMP) dan perlu

dilakukannya pemeriksaan atau analisa apakah di tempat produksi tersebut terdapat

sumber-sumber bahaya yang berasal dari unsafe act maupun dari unsafe condition.

Setelah dilakukannya analisa tentang adanya sumber bahaya maka kita dapat

mengeliminasi, substitusi, rekayasa teknik, administrasi, dan diadakannya Alat

Pelindung Diri (APD) sehingga dapat mengurangi sumber-sumber bahaya di tempat

produksi Brownies Country Vario tersebut.

1.2 Tujuan

Diadakannya kunjungan industri ini agar para mahasiswa dapat memahami konsep-konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan penerapannya dalam industri.

BAB II

Page 5: tugas makalah k3

LANDASAN TEORI

1.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu

kesehatan/ kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/ masyarakat

pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik,

atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap

penyakit-penyakit/ gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor

pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan

upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani

tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya

menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan

adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah

kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses

produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia

merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang

mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.Hal

tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam

mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis

kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan

tersebut maka disusunlah UU No.14 Tahun 1969 tentang Pokok-Pokok Mengenai

Tenaga Kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.12 Tahun 2003

Tentang Ketenaga kerjaan.

Dalam pasal 86 UU No.13 Tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau

buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan

kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan

martabat serta nilai-nilai agama. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka

dikeluarkanlah peraturan perundangan-undangan di bidang keselamatan dan

kesehatan kerja sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids

Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai menghadapi

kemajuan dan perkembangan yang ada.

Page 6: tugas makalah k3

Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja yang Ruang Lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di

darat, didalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di

dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Undang-undang tersebut juga

mengatur syarat-syarat keselamatan kerja dimulai dari perencanaan, pembuatan,

pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan,

pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan aparat produksi

yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Keselamatan kerja sama dengan Hygiene Perusahaan. Kesehatan kerja memiliki sifat

sebagai berikut :

a. Sasarannya adalah manusia

b. Bersifat medis.

Sedangkan keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :

a. Sasarannya adalah lingkungan kerja

b. Bersifat teknik.

Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya) bermacam

macam; ada yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes)

dan ada yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal Occupational

Safety and Health.

1.2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan

produktif.

Tujuan hyperkes dapat dirinci sebagai berikut (Rachman, 1990) :

a. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan

sehat dan selamat.

b. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya hambatan.

1.1. Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri

A. Beban kerja

Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban dimaksud

mungkin fisik, mental, dan atau social. Seorang tenaga kerja yang secara fisik

bekerja berat seperti halnya buruh bongkar muat barang dipelabuhan, memikul

lebih banyak beban fisik dari pada beban mental maupun sosial. Berlainan dari itu

Page 7: tugas makalah k3

adalah beban kerja seorang pengusaha atau manjemen, tanggung jawabnya

merupakan beban mental yang relati jauh lebih besar dari beban fisik yang

dituntut oleh pekerjaannya.

B. Kapasitas Kerja

Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu dengan yang

lainnya dan sangat bergantung kepada motivasi kerja, pengalaman, latar belakang

pendidikan, keahlian, ketrampilan, kesesuaian terhadap pekerjaan, kondisi kesehatan,

keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran antropometri tubuh serta reaksi kejiwaan

1.1. LINGKUNGAN KERJA DI TEMPAT KERJA

Lingkungan kerja yang sering ditemukan ditempat kerja adalah;

a. Lingkungan Fisik: suhu,ekosistem tekanan udara, noise, penerangan, getaran,

dan radiasi

b. Lingkungan Kimia: Debu, uap, gas, larutan kimia, fume, mist/kabut, awan,

dsb.

c. Lingkungan Biologi: virus, bakteri, jamur, protozoa, cacing, serangga, dll.

d. Lingkungan Fisiologis: Kesalahan kontruksi, tataletak mesin, sikap badan

yang kurang baik sehingga menyebabkan kelelahan atau kecelakaan kerja.

e. Lingkungan Mental psikologis: kondisi yang membosankan, hubungan kerja

yang tidak baik sehingga menimbulkan gangguan psikis (gangguan

emosional, batin, atau neorosis), faktor kepemimpinan yang tidak baik,

kondisi materil dan psikologis kerja yang kurang baik, lingkungan sosial yang

tidak baik.

1.1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LINGKUNGAN KERJA

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja di tempat kerja,

yaitu;

1.    Penerangan

Penerangan memiliki manfaat yang sangat besar bagi karyawan yaitu untuk

proses kelancaran kerja, karena penerangan (cahaya) yang kurang cukup terang dapat

mengganggu penglihatan karyawan manjadi tidak jelas pada saat bekerja.

Page 8: tugas makalah k3

2.    Kebisingan

Kebisingan yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Maksud tidak

dikehendaki di sini yaitu karena dengan adanya kebisingan maka konsentrasi dalam

bekerja akan terganggu, sehingga pekerjaan yang dilakukan akan mengalami banyak

kesalahan atau rusak.

3.    Kebersihan

Kebersihan lingkungan kerja sangat perlu diperhatikan, karena lingkungan

kerja yang bersih akan menimbulkan rasa nyaman dan semangat kerja yang tinggi

bagi karyawan.

4.    Pertukaran udara

Pertukaran udara yang baik akan menyehatkan badan dan menimbulkan

kesegaran, sehingga dapat menimbulkan semangat kerja seseorang. Sumber utama

adanya udara segar adalah adanya tanaman disekitar tempat kerja. Dengan cukupnya

oksigen di sekitar tempat kerja, ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat

adanya tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan

kesegaran pada jasmani.

5.    Bau-bauan

Adanya bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran,

dan bau-bauan yang terjadi terus-menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman.

Pemakaian “air condition” yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat

digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang menggannggu di sekitar tempat

kerja.

Page 9: tugas makalah k3

BAB III

PEMBAHASAN

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan

upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani

tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya

menuju masyarakat makmur dan sejahtera.

Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan

penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan

penyakit akibat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan

dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan

setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja

yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.

Beberapa waktu yang lalu kami melakukan kunjungan industri ke Usaha Kecil

Menengah (UKM) Brownies Country Vario. Tujuan kami melakukan perkunjungan

ini adalah untuk mengetahui seberapa dalam Bapak Subhi selaku pemilik UKM ini

memahami dan menerapkan konsep-konsep Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada

kegiatan produksi. Kesempatan ini tidak kami sia-siakan untuk bertanya secara detail

mengenai usaha yang didirikan Pak Subhi sejak tahun 2004 hingga sekarang

berkembang begitu pesat. Pertanyaan yang kami ajukan berkaitan dengan sejarah

perkembangan usaha ini dan tidak menyimpang dari topik bahasan kali ini yaitu

mengenai unsafe act dan unsafe condition pada proses produksi.

Demikian pula beliau mulai menjelaskan dari awal mula merintis usaha ini

hanya dengan seorang diri dan menjajakan produk bolu kukus ini dengan

menggunakan metode door to door hingga akhirnya rumah yang dulu merupakan

tempat kediaman Bapak Subhi didedikasikan seebagai tempat produksi brownis

kukus hingga sekarang. Pada kenyataannya, keberhasilan beliau disertai dengan

banyaknya rintangan. Hal yang demikian tidak membuat semangat juang Bapak

Subhi surut, justru disaat seperti itulah ide-ide innovatif muncul dalam benak Pak

Subhi untuk bersaing dalam dunia industri. Beliau membeberkan rahasia untuk

Page 10: tugas makalah k3

mampu bertahan dalam kondisi sulit dan persaingan yang semakin ketat, yaitu:

semangat, tekad, dan inovasi. Tiga hal ini menjadi kunci utama untuk memacu beliau

dalam membangun usaha ini. Sosok beliau yang hangat dan supel membuat kami

semakin terpacu untuk semakin serius dalam menjalankan segala sesuatunya di

kemudian hari.

Dibalik kesibukan Pak Subhi yang begitu padat mengatur usaha yang

digelutinya, beliau juga ditengah-tengah waktu senggangnya menulis beberapa buku

yang menjadi kiat sukses untuk membangun sebuah usaha dengan berbagi kisah

hidupnya yang tertuang dalam bentuk tulisan. Ada satu buku yang sudah selesai dan

ada satu buku lagi yang masih dalam bentuk kerangka. Itu membuktikan bahwa

beliau sungguh menghargai waktu dan membayar sebuah kesuksesan dengan

sungguh-sungguh.Usai berbincang dengan Bapak Subhi, beliau langsung

memberikan kami kesempatan untuk melihat secara langsung proses produksi kue

brownies di dapur dan secara terbuka pula beliau menjelaskan detail setiap ruangan

yang menjadi tempat produksi.

Begitu menginjakkan kaki di dapur produksi, lantai terasa begitu licin akibat

bahan baku yang mungkin tertumpah jika tumpahan tersebut tidak di pel bersih maka

akan terjadi kecelakaan kerja yaitu tergelincir, Unsafe condition pertama telah kami

temukan. Tak selesai disitu saja, terlintas di penglihatan kami ruang produksi yang

gelap akibat kurangnya pencahayaan. Masuk lebih dalam kami melihat alat-alat

tercecer begitu rupa dan tidak tertata rapi pada tempatnya sehingga kemungkinan

kecelakaan akibat terkena alat cukup besar. Unsafe condition berikutnya ventilasi

udara di dapur tidak begitu lancar, sehingga suhu terasa panas dan sangat tidak

nyaman untuk bekerja dalam ruangan yang sempit dengan sirkulasi udara yang

kurang, hal itu dapat menyebabkan pekerja bisa sesak nafas.

Berikutnya kondisi alat-alat yang digunakan sudah tidak memungkinkan untuk

memproduksi brownis kukus dalam skala besar karena sudah terlihat tua dan

performanya yang kurang. Kondisi litrik di rumah tersebut pun menjadi sebuah

masalah. Ketika mixer besar dihidupkan, seketika listrik dirumah itu melemah dan

mati. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap tingkat ke kalisan adonan dan yang

Page 11: tugas makalah k3

terutama adalah sangat berpengaruh terhadap tekstur dan rasa kue pada saat

matang.Tempat produksi yang begitu sempit, menyebabkan kecelakaan kerja karena

ruang gerak yang terhalang dengan penempatan peralatan yang sudah memenuhhi

hampir setengah ruangan produksi sehingga dapat menyebabkan pekerja jatuh karena

tersenggol alat atau dengan pekerja lain. Dari unsafe act, terlihat pekerja tidak

memakai sarung tangan dalam melakukan proses produksi. Hal tersebut dapat

mengkontaminasi produk olahan.

Tindakan yang dapat membahayakan atau mencelakakan pekerja pada proses

produksi yaitu pekerja saling bercanda dan tidak konsentrasi dalam melakukan

pekerjaan. Serta bekerja dengan mesin produksi sambil mendegarkan musik dapat

menyebabkan pekerja tidak konsentrasi dalam bekerja.

Pada proses produksi sebaiknya manajer menggunakan prinsip Three E, yang

pertama Enforcement yaitu dengan memberi sanksi kepada pelanggar K3, kedua

Education yaitu dengan memberikan pelajaran atau sosialisasi kepada pekerja tentang

pentingnya K3, penggunaan alat, dan cara penggunaan serta pentingnya Alat

Pelindung Diri dan yang terakhir adalah Enginering yaitu memperhitungkan dan

merencanakan tata letak mesin dengan benar, dan penggunaan listrik yang harus di

perhatikan.

Pengendalian teknis secara K3 sangat perlu dilakukan agar kecelakaan kerja

dapat di kurangi. Dimulai dari yang pertama eliminasi yaitu alat-alat yang dapat

membahayakan ditempat produksi disingkirkan, kedua adalah substitusi yaitu alat –

alat yang berbahaya diganti dengan alat yang fungsinya sama tetapi tidak

membahayakan, ketiga adalah rekayasa teknik yaitu penambahan alat-alat yang dapat

membantu ketika adanya kecelakaan dan diberitahu cara penggunaan alat tersebut

contoh diadakannya Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan diberi pengetahuan

tentang penggunaannya, keempat adalah administrasi yaitu diadakannya pergantian

jam kerja bagi si pekerja atau diadakannya jam istirahat yang teratur bagi si pekerja,

dan yang terakhir adalah Alat Pelindung Diri (APD) yaitu diadakannya alat pelindung

diri bagi pekerja dan setiap pekerja diwajibkan menggunakan alat pelindung diri bagi

pekerja,manajer dan semua orang yang masuk di tempat produksi.

Page 12: tugas makalah k3

BAB IV

PENUTUP

1.1. Kesimpulan

Dari kunjungan industri di tempat produksi brownis country vario yang terletak di

bogor raya permai blok FD 4 no 23 B tentang pengamatan sumber-sumber bahaya.

Dari unsafe act atau tindakan berbahaya yang dilkukan oleh si pegawai yaitu tidak

menggunakan APD secara lengkap. Dari unsafe condition atau kondisi yang

berbahaya yaitu tempat yang licin, tempat yang sempit, alat tidak tertata dengan rapi,

listrik yang sering mati, tidak bersih, dan kayu langit-langit ada yang rapuh.

1.2. Saran

Sumber-sumber bahaya yang berasal dari unsafe act sebaiknya diminimalisir

dengan cara rekayasa teknik (sosialisasi tentang penggunaan alat dan bahaya yang

diakibatkan) serta penggunaan APD secara lengkap. Pada sumber bahaya yang

berasal dari unsafe conditions sebaiknya diminimalisir dengan cara melakukan

pembersihan setelah selesai proses produksi,alat-alat yang tidak digunakan pada

proses produksi tidak seharusnya diletakkan pada tempat produksi,alat-alat ditata rapi

sehingga tempat produksi tidak sempit,penambahan daya listrik agar proses produksi

berjalan dengan lancer dan pencahayaan lampu yang kurang sehingga dapat

menimbulkan penurunan kemampuan untuk melihat.

Page 13: tugas makalah k3

DAFTAR PUSTAKA

Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Indonesia. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Rachman, Abdul, et al. 1990. Pedoman Studi Hiperkes pada Institusi Pendidikan Tenaga Sanitasi. Jakarta: Depkes RI, Pusdiknakes.

Suma'mur .1988. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta :Gunung Agung, 1988

http://blog.ilmukeperawatan.com/peran-fungsi-perawat-dan-tugas perawat.html

http://sis-doank27.blogspot.com/2010/11/peran-dan-fungsi-perawat-komunitas.html

Page 14: tugas makalah k3

LAMPIRAN

Gambar 1 Perkembangan industry Brownies Country Vario (kemasan)

Gambar 2 kondisi ruangan yang tidak nyaman

Page 15: tugas makalah k3

Gambar 3 kondisi kabel listrik yang teruntai di lantai

Gambar 4 kondisi bahan yang dibiarkan terbuka

Gambar 5 kondisi alat yang tidak tertata rapi

Page 16: tugas makalah k3

Gambar 6 kondisi lantai yang licin dan kotor

Gambar 7 sampah yang berserakan disekitar tempat kerja

Gambar 8 peralatan masak tidak tersusun rapi pada rak piring

Page 17: tugas makalah k3

Gambar 9 kain lap kotor dibiarkan begitu saja

Gambar 10 kondisi alat yang sudah tidak layak pakai

Gambar 11 penempatan bahan dekat dengan tempat sampah

Page 18: tugas makalah k3

Gambar 12 kondisi pencahayaan yang kurang

Gambar 13 kondisi keadaan kemasan produk yang berantakan

Gambar 14 pekerja yang tidak memakai sarung tangan dalam proses produksi