Top Banner

of 24

Tugas Kewirausahaan Mae

Jul 20, 2015

Download

Documents

Shetie Mae
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

UPAYA MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA BAGI KALANGAN MUDA

Disusun oleh : Siti Maemunah 200821500041

Dosen Pembimbing : Yayan Sudrajat, M.Pd.

Universitas Indraprasta PGRI Jl. Nangka No. 58 Tanjung Barat, Jagakarsa Jakarta Selatan Telp. 021-78835283-7818718, www.Unindra.ac.id

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan. Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Kewirausahaan dengan judul Upaya Menumbuhkan Minat Berwirausaha Bagi Kalangan Muda. Terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Yayan Sudrajat, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Kewirausahaan yang telah membimbing dan memberikan materi kuliah demi lancarnya tugas ini. Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan.

Bekasi, April 2012 Penyusun

Siti Maemunah

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah Tantangan utama yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia adalah terus

meningkatnya jumlah pengangguran. Data tahun 2004 menunjukkan jumlah pengangguran terbuka lulusan universitas berjumlah 348.107 atau sebesar 3.40% dari keseluruhan angkatan kerja, bulan Februari tahun 2005 berjumlah 385.418 orang atau sebesar 3.55% dari keseluruhan angkatan kerja, bulan November tahun 2005 berjumlah 395.538 orang atau sebesar 3.13% dari keseluruhan angkatan kerja, bulan Februari tahun 2006 berjumlah 375.601 orang atau sebesar 3.38% dari keseluruhan angkatan kerja, bulan Agustus tahun 2006 berjumlah 395.554 atau sebesar 3.62% dari keseluruhan angkatan kerja, bulan Februari tahun 2007 berjumlah 409.890 orang atau sebesar 3.89% dari keseluruhan angkatan kerja, bulan Agustus 2007 berjumlah 566.588 orang atau sebesar 5.66% dari keseluruhan angkatan kerja, bulan Februari 2008 626.202 orang atau sebesar 6.64 % dari keseluruhan angkatan kerja, bulan Agustus 2008 berjumlah 598.318 orang atau sebesar 6.37 % dari keseluruhan angkatan kerja, bulan Februari 2009 berjumlah 626.621 orang atau sebesar 6.77% dari keseluruhan angkatan kerja, bulan Agustus 2009 berjumlah 701.651 orang atau sebesar 7.83% dari keseluruhan angkatan kerja, bulan Februari 2010 berjumlah 820.020 orang atau sebesar 9.54% dari keseluruhan angkatan kerja, bulan Agustus 2010 berjumlah 710.128 atau 8.54% dari

keseluruhan angkatan kerja, bulan Februari 2011 612.717 orang atau sebesar 7.55%, dan bulan Agustus 2011 berjumlah 492.343 atau sebesar 6.39%. Meski pertumbuhan global menghasilkan jutaan lapangan kerja baru setiap tahun , tetapi tingkat pengangguran tetap tinggi dan dapat beranjak ke suatu tingkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Meski jumlah orang yang bekerja lebih banyak dari tahun sebelumnya, tetapi bukan berarti pekerjaan yang dimiliki adalah pekerjaan yang layak dan mengurangi angka pengangguran secara eksplisit atau tidak ada lagi pengangguran di Indonesia. Disadari atau tidak, setelah kalangan muda diwisuda bukan berarti selesai belajar dan berjuang. Justru ketika seseorang diwisuda, berarti dia resmi dilantik menjadi pengangguran dan otomatis menambah angka pengangguran. Setelah diwisuda inilah eks kalangan muda mulai berusaha agar mendapatkan perkerjaan yang layak untuk masa depannya sendiri, entah itu 3 bulan, 6 bulan, atau bahkan berbulan-bulan dia akan melepas status penganggurannya itu. Usai diwisuda, mantan kalangan muda akan dihadapkan pada beberapa pilihan yang nantinya akan menentukan jalan hidup mereka. Sebagain dari mereka memilih mencari pekerjaan, dan sebagian lagi memilih berwirausaha. Ada pula yang memutuskan langsung melanjutkan pendidikan ke jenjang S2, dan bahkan ada yang langsung menikah. Dengan berwirausaha dapat membuka lapangan kerja baru dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia setiap tahunnya tetapi minimnya minat kalangan muda untuk berwirausaha dapat dilihat dari banyaknya sarjana yang lebih memilih menjadi tenaga pengajar atau bekerja di perusahaan. Dari beberapa lowongan

pekerjaan yang dikabarkan melalui jurusan, para pendaftar tidak pernah surut untuk mengikuti tes penerimaan karyawan baru. Mereka siap bersaing untuk mendapatkan posisi yang diperebutkan. Sedangkan sarjana yang memilih untuk berwirausaha sangat minim. Untuk itu penyusun menyusun makalah ini untuk menumbuhkan minat para kalangan muda untuk berwirausaha.

A. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut : 1. 2. Minat para kalangan muda untuk berwirausaha masih rendah Upaya menumbuhkan minat kalangan muda untuk berwirausaha sangat kurang 3. Kurikulum pendidikan kurang mempersiapkan kalangan muda memiliki jiwa wirausaha 4. 5.6.

untuk

Menjelaskan manfaat dan keuntungan berwirausaha Bagaimana menumbuhkan minat berwirausaha bagi kalangan muda?Bagaimana mengembangkan jiwa wirausaha bagi kalangan muda?

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Upaya menumbuhkan minat berwirausaha bagi kalangan muda

C. TujuanTujuan dari pembuatan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1.

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan

2. Memberi solusi untuk menumbuhkan dan mengembangkan minat wirausahabagi kalangan muda

BAB II PEMBAHASAN

A.

Pengertian Wirausaha Kata entrepreneur berasal dari kata Prancis entreprendre yang berarti berusaha. Dalam bahasa Indonesia, kata "wiraswasta" berasal dari Wira yang berarti utama, gagah, berani, luhur, teladan atau pejuang. Swa berarti sendiri dan Sta berarti berdiri. Jadi wiraswasta (entrepreneur ) berarti pejuang yang utama, gagah, luhur, berani dan layak menjadi teladan dalam bidang usaha dengan landasan berdiri diatas kaki sendiri. Wirausaha adalah suatu kemauan keras dalam melakukan kegiatan yang bermanfaat (Tarmudji, 1996). Wira : pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah

berani dan berwatak agung. Usaha : perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Wirausaha sebagai sikap dan perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa, dan karsa serta karya atau mampu menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja keras dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal. Wirausaha mengarahkan kepada orang yang melakukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya.

B.

Pengertian Minat Wirausaha Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luarnya. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minatnya (Djaali, 2008). Jika sesorang telah melaksanakan kesungguhannya kepada suatu objek maka minat ini akan menuntun seseorang untuk memperhatikan lebih rinci dan mempunyai keinginan untuk ikut atau memiliki objek tersebut. Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang mendorongnya untuk memperoleh sesuatu atau untuk mencapai suatu tujuan, sehingga minat mengandung unsur keinginan untuk mengetahui dan mempelajari dari sesuatu yang diinginkannya itu sebagai kebutuhannya. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh sebab itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Minat merupakan suatu keinginan yang cenderung menetap pada diri seseorang untuk mengarahkan pada suatu pilihan tertentu sebagai kebutuhannya, kemudian dilanjutkan untuk diwujudkan dalam tindakan nyata dengan adanya perhatian pada objek yang diinginkanya itu.

C.

Menumbuhkan

dan Mengembangkan Sikap / Jiwa

Wirausaha Kalangan muda Dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa minat merupakan faktor utama yang tidak dimiliki oleh kalangan muda dalam bidang menghasilkan uang. Padahal dari segi manfaat dengan melakukan aktivitas yang modal utamanya berani ini selain untuk pribadi kalangan muda juga untuk negeri ini yang membutuhkan pribadi-pribadi yang kompeten yang bisa menanggulangi kemiskinan di negeri berasas demokrasi ini. Sikap dapat ditumbuhkan dan dikembangkan melalui proses belajar. Memiliki jiwa tinggi dalam hal wirausaha bukan hanya untuk dijadikan penghuni di kepala namun juga harus dikembangkan dan diaplikasikan. Untuk mengembangkan apa yang tersimpan di otak ini dengan mencari informasi merupakan hal yang paling utama. Dengan adanya info-info yang berguna kita bisa belajar dan melihat peluang bisnis apa yang bisa diterapkan. Usaha-usaha yang bisa dilakukan untuk menyalurkan ilmu yaitu: 1. Mendirikan Bimbingan Belajar Seiring dengan semakin banyaknya orang tua yang sibuk bekerja yang tidak sempat mendidikan anaknya mempelajari pelajaran dari sekolah memerlukan jasa untuk memberikan les tambahan. Dan ini merupakan kesempatan emas untuk mendirikan bimbel. Bimbel ini bisa didirikan oleh beberapa orang untuk bekerja sama. Yang perlu diperhatikan dalam usaha ini adalah lokasi,dan penentuan tarif yang sesuai.

2.

Mendirikan Rental KomputerUsaha rental komputer merupakan jenis usaha yang cukup menjanjikan di sekitar kampus. Hampir setiap hari tempat-tempat rental komputer di kawasan kampus selalu penuh terutama menjelang akhir semester. Dan ini merupakan peluang emas untuk dijadikan lahan penambah uang saku. Usaha ini cukup memerlukan modal yang cukup besar.

D. Perkembangan Kewirausahaan Kalangan muda Ada yang antusias dan bersemangat mengikutinya, ada yang semangatnya hanya di mulut saja namun tidak diaplikasikan, ada yang bersemangat namun dengan alasan tidak memiliki bakat, dan yang lebih parahnya ada yang tidak tahu sama sekali. Banyak manfaat yang bisa diambil, terutama untuk kalangan muda tingkat akhir mendapat modal untuk mendirikan usaha. Dengan adanya program ini diharapkan mengurangi pengangguran intelektual. Namun, dari sekian ribu orang mayoritas masyarakat penghuni kampus hanya 60 kelompok yang mengajukan proposal. Dengan 1 kelompok terdiri dari 5 orang berarti hanya 300 orang yang tergerak untuk berkompetensi, walau yang lulus hanya setengah yang mengaplikasikan proposal secara nyata. Tidak berbakat merupakan alasan terbesar dari kalangan muda yang tidak ikut bersaing.

E. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk merangsang pertumbuhan jiwa wirausaha

Hal-hal yang bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Menggalakkan Arti Pentingnya Wirausaha Penyadaran arti penting wirausaha bisa dilakukan dengan melakukan seminar kewirausahaan dan pelatihan. Menjelaskan manfaat apa saja yang bisa diambil dari kegiatan mengambil rezeki ini seperti manfaat menambah uang saku, menambah pengalaman kalangan muda , melahirkan kemandirian mahasiwa, turut berpartisipasi membantu perekonomian bangsa, mengurangi pengangguran di tanah air dan manfaat lain yang bisa diambil kegiatan ini. Dengan mengetahui arti penting dari wirausaha ini diharapkan dapat menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan kalangan muda . 2. Menghilangkan Mitos yang Berkembang di Kalangan Muda Mitos yang selama ini berkembang seperti tidak berbakat, tidak memiliki waktu, dan bukan jurusan yang tepat harus di eleminasi dan di subsitusi dengan kata semangat, Aku bisa karena aku mencoba. Bakat yang dibawa sejak lahir tidak berarti apa-apa jika tidak diasah, orang sukses melakukan sesuatu bukan karena bakat tapi melakukan sesuatu hingga menjadi bakat. Waktu dapat digunakan jika dioptimalkan dengan baik, ingat hukum percepatan. Jalur pendidikan bukan menjadi masalah untuk meraup rupiah di bangku kuliah.

F. Strategi Wirausaha Ada beberapa tips agar usaha yang kita jalankan berjalan lancar dan penuh dengan kemajuan, yaitu:

Atur Waktu Secara Bijak Seimbangkanlah dengan membagi waktu. Fokus berarti mengerjakan sesuatu

dengan baik dan profesional, setelah selesai lakukan dengan baik dan profesional juga aktivitas lainnya. Aturlah waktu belajar, organisasi, dan bekerja. Buat Skala Prioritas Orang sukses lebih sering menggunakan prioritas yang penting dan mendesak, sehingga tugas atau target dapat tercapai lebih cepat dan dengan waktu yang tidak terlalu mendesak. Buatlah kegiatan apa saja yang tergolong penting mendesak, penting dan kurang mendesak. Belajar lebih Tekun, bekerja Lebih baik Tekadkanlah untuk belajar dan bekerja keras dan lebih cerdas. Sehingga suatu saat hasil yang didapatkan lebih besar daripada energi yang dikeluarkan. Jalin Relasi dan Tumbuhkan Kepercayaan

Dengan memiliki banyak relasi dapat mempermudah memajukan usaha. Kita bisa saling berbagi pengalaman dan dapat saling membantu dalam hal memajukan usaha yang dibangun. Usaha dan Doa Manusia hanyalah perencana, namun Tuhanlah pemilik nasib kita. Doa tanpa usaha itu bohong, sedangkan usaha tanpa doa itu sombong. Keseimbangan doa dan usaha menuntun ke jalan kesuksesan.

G. Pendidikan Berwirausaha

Kewirausahaan

yang

dapat

Meningkatkan

Minat

Wirausahawan dan innovator memiliki tiga karakteristik utama, yang terdiri dari: pengetahuan, sikap dan ketrampilan (Garavan dan Barra, 1994). Pengetahuan adalah seperti pengetahuan industri, produk, teknik atau proses. Ketrampilan adalah seperti ketrampilan networking, ketrampilan manajemen, ketrampilan keuangan, ketrampilan komunikasi, ketrampilan pengambilan keputusan, ketrampilan personal (seperti ketekunan dan kerjakeras). Sikap adalah sikap terhadap pengambilan resiko (risk-taking ), seperti halnya kekuatan psycho-social individu dan kontek budaya, mempengaruhi perilaku bersifat wirausahawan. Sebagai konsekwensi, Pembelajaran kewirausahaan perlu memusatkan perhatian pada: (a Penyebarluasan pengetahuan tentang manfaat kewirausahaan, (b) Memperoleh alat untuk menganalisis dan membaca lingkungan bisnis dalam mengembangkan perencanaan bisnis, (c)Mengembangkan ketrampilan

wirausahawan, pengelolan dan bakat, (d) Motivasi individu untuk mendukung kewirausahaan, (e) Stimulasi Pemikiran kreatif, (f) Mengembangkan sikap yang positif dan keinginan untuk berubah, (g) Memberi harapan dan mendukung wirausaha baru. Pendidikan kewirausahaan tradisional memfokuskan pada penyusunan rencana bisnis, bagaimana mendapatkan pembiayaan, proses pengembangan usaha dan manajemen usaha kecil (Solomon dan Fernald , 1991 dan Hisrich dan Peters, 2002 dikutip Bell, 2008). Pendidikan tersebut juga memberikan

pengetahuan mengenai prinsip-prinsip kewirausahaan dan keterampilan teknis bagaimana menjalankan bisnis. Namun demikian, peserta didik yang mengetahui prinsip-prinsip kewirausahaan dan pengelolaan bisnis tersebut belum tentu menjadi wirausaha yang sukses (Bell, 2008). Lekhotla (2007) menemukan bahwa faktor personal seperti: keramahan, ketegasan, aktif, ambisi, inisiatif,ekspresi, suka berteman, komunikasi, dan kemampuan menjual tidak dibutuhkan untuk menjadi wirausaha sukses. Untuk memulai usaha memerlukan keahlian, ketrampilan, persiapan, melalui suatu perencanaan bisnis yang efektif. maka pembelajaraan kewirausahaan dalam upaya untuk meningkatkan minat kalangan muda untuk berwirausaha memerlukan: pengetahuan, ketrampilan,sikap yang akhirnya

menumbuhkan perilaku berwirausaha yang dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Pendidikan kewirausahaan akhir-akhir ini lebih memfokuskan pada keterampilan dan perilaku yang dapat meningkatkan kemampuan kewirausahaan mereka seperti melalui experiental learning ,action based learning dan consultation based learning

H. Manfaat Berwirausaha Manfaat yang didapat dari berwirausaha Menambah daya tampung tenaga kerja Generator pembangunan Menjadi contoh kepada anggota masyarakat lain Menghormati Hukum dan Perundang-undangan

Mendidik karyawan untuk mandiri Menjadi contoh bagaimana bekerja keras Hidup secara efisien

I. Keuntungan Berwirausaha Keuntungan yang dapat menumbuhkan minat dan memotivasi memulai berwirausaha: Memiliki kebebasan untuk mencapai tujuan yang diimpikan Kebebasan untuk mencapai tujuan yang diimpikan, dapat didapatkan saat kita memilih untuk berwirausaha. Kebebasan untuk menentukan tujuan bisnis, kebebasan untuk mengatur rencana jenis bisnis Anda, kebebasan untuk mengatur jadwal operasional usaha Anda, termasuk kebebasan untuk menentukan besar laba yang ingin Anda peroleh. Jika memilih berwirausaha, Anda akan menjadi bos bagi usaha sendiri. Laba yang bisa melebihi gaji sebagai pegawai Jika para pegawai harus pada demo untuk kenaikan gaji mereka, para pengusaha bisa menentukan sendiri laba atau keuntungan yang ingin diraihnya. Dengan wirausaha bukan hanya laba materi yang diperoleh, tapi juga memperoleh pengakuan atas keberhasilan usaha yang dijalankannya. Kepuasan akan potensi dirinya Kebanyakan para pegawai merasa bosan atau jenuh dengan pekerjaan yang sama setiap harinya. Tapi bagi pengusaha, rasa bosan atau jenuh jarang ditemui.

Karena menjalankan sebuah usaha selalu memberikan tantangan yang dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang. Kreatifitas, semangat kerja, dan impian yang akan dituju selalu memberikan sensasi menyenangkan dalam menjalankan usaha. Terbuka peluang peluang baru Dengan membuka suatu usaha, banyak peluang peluang baru bagi para pengusaha. Misalnya saja peluang menjalin kerjasama dengan perusahaan perusahaan besar, peluang mengembangkan usaha dengan membuka cabang di berbagai kota, serta peluang untuk mencoba usaha baru yang masih berhubungan dengan induk usaha Anda. Menciptakan lapangan kerja yang bermanfaat Kelebihan berwirausaha juga bermanfaat bagi masyarakat, karena secara otomatis Anda membantu para pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan. Hal itu juga akan memberikan keuntungan sosial bagi Anda, karena masyarakat yang telah Anda bantu mendapatkan lapangan kerja akan menghargai keberadaan peran Anda sebagai seorang pengusaha, bukan hanya sebagai kalangan muda biasa yang sering dipandang sebelah mata.

Masih banyak lagi keuntungan yang dapat Anda peroleh dengan berwirausaha, untuk itu kita bisa mulai bekerja keras untuk menumbuhkan jiwa berwirausaha mulai dari sekarang. Kesuksesan entrepreneur muda dapat dijadikan sebagai bukti, tentukan bisnis Anda sekarang dan salam sukses.

J. Wirausaha Menekan Pengangguran Untuk menanggulangi masalah kemiskinan dan pengangguran, pemerintah diharapkan terus mendorong pertumbuhan dan perkembangan wirausaha kecil dan menengah pada generasi muda. Saat ini mayoritas lulusan sarjana dan sekolah menengah masih mendambakan status pegawai dibandingkan dengan menjadi wirausahawan. Sekitar 84% lulusan sarjana perguruan tinggi dan 3 persen lulusan sekolah menengah justru minatnya menjadi pegawai. Para lulusan sarjana yang memiliki minat di bidang wirausaha hanya sebesar 6,8%, sementara lulusan sekolah menengah hanya 20% yang berminat ke bidang wirausaha. Kondisi itu dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Faktor intelektual seharusnya mampu menginisiasi pelaku usaha. Dengan kondisi tersebut, pemerintah diharapkan terus mendorong para sarjana untuk terus mengembangkan diri, meningkatkan minat, dan mengubah pola pikirnya agar mau berwirausaha. Di Indonesia saat ini ada 113,8 juta angkatan kerja. Dari jumlah itu 8,96 juta orang (7,87 persen) masih menganggur. Dalam angka pengangguran itu, tercatat setidaknya 626.621 orang adalah mereka yang berpendidikan tinggi. Jika ditambah dengan mereka lulusan D-3, diperkirakan jumlahnya menjadi 1,1 juta orang, yang tergolong pengangguran intelektual.

K. Tindakan Penyadaran Berwirausaha

Pemberian kesadaran berwirausaha pada kalangan penganggur intelektual dapat dilakukan secara terpadu oleh berbagai pihak: pemerintah, LSM, lembaga agama, dll. Dalam rangka menciptakan efektifitas penyadaran ini, semua elemen masyarakat dilibatkan seperti tokoh agama, tokoh LSM, tokoh masyarakat, psikolog, tokoh politik/tokoh partai, tokoh adat, orang tua dan lain-lain. Proses sosialisasi ini bisa lebih efektif dilakukan juga melalui extension education, dimana di setiap kelurahan/Desa/RT/RW dibentuk kelompok-kelompok pembinaan dan penyadaran bagi para pengangguran. Lembaga-lembaga yang selama ini masih eksis di kelurahan/desa/RW/RT seperti lembaga pemberdayaan masyarakat, dan peranannya. Lembaga-lembaga ini harus dibina secara terpadu dalam rangka mendukung keseluruhan kegiatan pendidikan bagi penganggur yang ada. Fungsi analisis peranan keluarga. Lembaga ini didukung oleh lembaga-lembaga agama, lembaga adat dan sebagainya akan sangat membantuk efektivitas pelaksanaan proses penyadaran kepada

pengangguran intelektual ini. Upaya ini harus dilakukan secara sungguh-sungguh dan harus menjadi suatu gerakan sosial (social movement) yang berlaku secara nasional. Baik pemerintah pusat maupun daerah harus memberikan dukungan yang serius terhadap upaya penyadaran yang bersifat educatif, psikologis dan sosial ini. Dengan mengetahui apa yang mereka pikirkan, ikut merasakan apa yang mereka alami dan rasakan serta menyelami apa yang mereka lakukan, para penganggur ini bisa dibangkitkan harga dirinya bahwa masih ada orang yang mempedulikan mereka. Sebagai pihak yang netral, LSM harus menciptakan model-

model penyadaran ini sebagai cara menjembatani keadaan yang sekarang dengan keadaan yang diinginkan. Segala hal yang bertujuan agar terbentuk pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang positif dalam rangka menciptakan kehidupan sosial yang baik di kalangan para penganggur terdidik ini harus bangun dalam konteks penghormatan terhadap martabat manusia itu sendiri. Berbagai cara penyadaran dengan penggunaan audio visual, slide, film, sangat membantu di dalam prosesnya, sehingga tidak menimbulkan kebosanan. Metodemetode ceramah dan bersifat menggurui harus dihindari mengingat pesertanya adalah para penganggur yang kehilangan mata pencaharian harus lebih banyak diskusi dan seharing pengalaman untuk membangkitkan gairah mereka dalam situasi. Situasi sulit menghadapi kerasnya kehidupan sebagai penganggur intelek. Kondisi menganggur adalah kondisi dimana segala-galanya hilang dan tercabut dari seseorang, bukan saja sumber nafkah, tetapi juga pengakuan dan harga diri. Kehilangan jati diri inilah yang membuat orang yang menganggur akan mengalami stres yang tinggi dan apabila tidak mampu dikendalikan maka akan menjadi depresi yang mengarah kepada sakit mental atau gila. Karena pertimbangan itulah maka proses penyadaran ini harus melibatkan banyak pihak termasuk para psikolog dan psikiater. Bisa saja usaha penyadaran ini bagi sebagian besar penganggur dirasakan membuang-buang waktu. Karena mereka harus mencari kerja untuk bisa menghidupi anak istri (sudah berkeluarga). Untuk mengatasi masalah ini, diperlakukan upaya penyadaran yang lebih konkret dan realistis yaitu pemberdayaan secara ekonomis dan sosial.

Penyadaran melalui pembentukan sikap dan mental seperti di atas, harus diikuti dengan pemberdayaan bersifat ekonomis dan sosial. Kebutuhan para penganggur dalam jangka pendek adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Tenaga-tenaga para penganggur intelektual ini, bisa dimanfaatkan dierbagai lapangan pekerjaan sesuai bidang keahliannya, sehingga mereka bisa mendapatkan kembali harga dirinya yang telah hilang karena terkena pemutusan hubungan kerja, pemulangan TKI dll. Untuk itu perlu ada pendampingan psikologis dan yang bersifat agamis serta permanen agar ketahanan mental para penganggur ini tetap aik. Community group discusion bisa digunakan sebagai sarana atau media untuk memperkenalkan mereka satu sama lain, sehingga terjalin suatu komunikasi sosial diantara mereka. Dengan mereka saling menganal satu sama lain mereka bisa saling mengontrol kelakuannya masing-masing baik di tengah lingkungan mereka sendiri maupun lingkung masyarakat pada umumnya. Jadi proses penyadaran mental dan pemberdayaan sosial dan ekonomi dan berdampak pada peningkatan martabat manusia. Para penganggur intelektual mempunyai hak syah untuk diorangkan atau dimanusiakan. Dengan kata lain, perlu disikapi sebagai subjek dari dirinya. Mereka adalah pemilik dan ahli waris yang syah dari diri, hidup dan masa depannya. Mereka sendirilah si empunya diri, hidup dan masadepannya sikap batin yang demikian itu, rasanya sejalan dengan kesaksian dan komitmen akan harkat dan martabat manusia dan karenanya mereka, bukan hanya punya keinginan untuk memperoleh kehidupan yang lebih sejahtera dan bahagia selaku makhluk berbudaya dan bermartabat kemanusiaan, tetapi di dalam diri mereka juga tekandung

(terpendam) daya dan potensi yang bisa membebaskan dan menolong dirinya di dalam rangka mencapai tata kehidupan dan penghidupan yang lebih sejahtera dan bahagia. Bersikap mengabaikan atau menganggap sepi daya-daya dan potensi rubah diri, maknanya sama dengan mengingkari warisan kodrati yang melekat pada setiap diri para penganggur lebih dari itu, sikap tadi tidak sejalan dengan semangat menghormati harkat dan martabat manusia subyek, manusia si empunya diri, si empunya hidup dan masa depannya.

L. Mutiara Kegiatan Menurut Islam 1) Allah mengisihi orang yang bermurah hati waktu menjual, waktu membeli dan waktu menagih piutang 2) Sekali-kali tidaklah seorang muslim akan merasa kenyang (puas) mengerjakan (HR.Tirmidzi) 3) Altruisme, berbuat baik dapat mengurangi stress. Ringankan atau mudahkanlah, jangan mempersukar, gembirakanlah jangan menggusarkan dan saling mengalahlah diantaramu (HR.Bukhari) 4) Berdosalah seseorang, apabila ia sia-siakan nafkah orang yg menjadi tanggungannya (HR.Nasai) 5) Surat Al-Jumuah ayat 10 : Apabila selesai salat, maka bertebaranlah kalian di muka bumi dan carilah karunia Allah, dan banyak-banyaklah mengingat Allah agar kamu beruntung kebaikan, sampai puncaknya ia memasuki surga

BAB III Kesimpulan

Minat merupakan suatu keinginan yang cenderung menetap pada diri seseorang untuk mengarahkan pada suatu pilihan tertentu sebagai kebutuhannya, kemudian dilanjutkan untuk diwujudkan dalam tindakan nyata dengan adanya perhatian pada objek yang diinginkanya itu. Pandangan tradisional beranggapan bahwa kewirausahaan itu bakat dari lahir dan karenanya tidak dapat diajarkan. Namun sebenarnya kewirausahaan dapat diajarkan, diantaranya melalui pendekatan action based learning, experiental learning dan consultation-based learning. Minat kalangan muda untuk berwirausaha diperlukan faktor pendorong (push) baik dari personal dan lingkungan serta faktor penarik (pull) yang berupa kesempatankesempatan untuk berwirausaha. Faktor pendorong adalah seperti: pendidikan, pengalaman, ketrampilan, keahlian, dukungan keluarga, keinginan untuk

memperoleh pendapatan, kerja keras, semangat inovasi dan pengambilan resiko. Faktor penarik adalah seperti: kesempatan-kesempatan untuk berwirausaha seperti peluang pasar, peluang inovasi dan kultur kewirausahaan dalam masyarakat. Pendidikan kewirausahaan yang dapat meningkatkan minat kalangan untuk berwirausaha adalah yang dapat mengoptimalkan faktor-faktor tersebut dalam diri kalangan muda seperti melalui experiental learning, action based learning dan consultation based learning

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir.Kewirausahaan.2006.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada. St.Kristanto, Jack, dkk. Belajar Bisnis Dimulai dari Usia Muda. 2008. Jakarta : PT. Gamejack Indonesia. Sudrajat, Yayan. Diktat Mata KuliahKewirausahaan.2012. Jakarta www.google.co.id