Top Banner
TUGAS KELOMPOK KEUTAMAAN KONTAK-KONTAK PERSONAL DALAM INOVASI PENDIDIKAN Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Inovasi Pendidikan Dosen : 1. Prof. Dr. Azis Wahab, , M.A. (Ed). 2. Dr. S. Marten Yogaswara, M.M. Disusun oleh, Depi Ardian Nugraha 128612025 Keuis Letti 128612026
86

Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Aug 02, 2015

Download

Documents

Diandra Lele
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

TUGAS KELOMPOK

KEUTAMAAN KONTAK-KONTAK PERSONAL DALAM

INOVASI PENDIDIKAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Inovasi Pendidikan

Dosen : 1. Prof. Dr. Azis Wahab, , M.A. (Ed).2. Dr. S. Marten Yogaswara, M.M.

Disusun oleh,

Depi Ardian Nugraha128612025

Keuis Letti128612026

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKAPASCA SARJANA UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

TAHUN AKADEMIK 2012-2013Jalan Wartawan IV No.22 Kliningan III Bandung

Page 2: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, karena

berkat kemurahan-Nya, karunia-Nya dan kemudahan yang diberikan oleh-

Nya Laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta

salam semoga juga terlimpah pada Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam perkuliahan

Inovasi Pendidikan. Dalam laporan ini diuraikan keutamaan kontak-kontak

personal dalam inovasi pendidikan. Keutamaan kontak-kontak personal ini

merupakan sesuatu yang sangat penting dalam menyebarkan atau

mensosialisasikan suatu inovasi, khususnya di bidang pendidikan. Kontak-

kontak personal ini juga yang mempengaruhi cepat atau lambatnya suatu

inovasi dapat diterima atau ditolak oleh masyarakat sosial.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai salah satu

tugas kelompok mata kuliah Inovasi Pendidikan Program Magister

Pendidikan Matematika Pasca Sarjana Universitas Pasundan Bandung

Tahun Akademik 2012-2013, dan agar kita mengetahui kontak-kontak

personal dalam inovasi pendidikan.

Dengan penuh hormat yang sebesar-besarnya saya ucapkan

kepada:

1. Prof. Dr. Azis Wahab, , M.A. (Ed). dan Dr. S. Marten Yogaswara, M.M.

selaku Dosen mata kuliah Inovasi Pendidikan.

2. Kedua Orang tua yang telah memberi dukungan yang luar biasa.

3. Kepada Rekan Rekan Kuliah Program Magister Pendidikan

Matematika Pasca Sarjana Universitas Pasundan Bandung Tahun

Akademik 2012-2013 yang telah banyak memberikan masukan dalam

pembuatan makalah kelompok ini.

4. Dan untuk semua orang yang telah mendukung saya yang tidak dapat

saya sebutkan satu-persatu.

ii

Page 3: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak

kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan saran serta kritik

yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan

untuk perbaikan saya dimasa yang akan datang. Penulis berharap

semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para

pembaca pada umumnya.

Bandung, September 2012 Penulis,

Depi Ardian Nugraha danKeuis Letti

iii

Page 4: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang Masalah........................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................4

C. Tujuan Makalah.....................................................................4

D. Kegunaan Makalah................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................6

A. Hambatan-Hambatan dalam Inovasi Pendidikan...................6

B. Kontak-Kontak Personal dalam Inovasi Pendidikan............10

C. Peranan Agen Pembaharu (agent of change) dalam inovasi pendidikan...........................................................................19

BAB III SIMPULAN DAN SARAN.............................................................57

A. SIMPULAN..........................................................................57

B. SARAN................................................................................58

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................52

iv

Page 5: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan pendidikan secara teknis berlangsung secara

sederhana walaupun dalam konteks sosial sangat kompleks. Ada

empat faktor yang mempengaruhi implementasi inovasi. Pertama

karakteristik dari perubahan, perlu dilihat masalah kebutuhan dan

relevansi dari perubahan, kejelasan, kompleksitas, dan kualitas serta

kepraktisan dari program. Kedua karakteristik dari tingkat wilayah

sekolah, terdiri atas: sejarah dari upaya-uapaya inovasi, proses adopsi,

dukungan dan keterlibatan administratur pusat, pengembangan dan

partisipasi staf, sistem ketepatan waktu dan informasi, dan karakteristik

dewan dan komunitas. Ketiga karakteristik pada tingkat sekolah, yang

terdiri atas kepala sekolah, hubungan antara guru, dan karakteristik

dan orientasi guru. Keempat karakteristik eksternal terhadap sistem

lokal, yang terdiri atas peran pemerintah dan bantuan eksternal.

Kemajuan dan perubahan kehidupan sosial yang serba cepat,

merupakan tantangan atau masalah baru dalam duania pendidikan.

Bagaimana kita harus menyiapkan anak didik kita agar mereka mampu

menghadapai kehidupan modern ini serta bagaimana agar mereka

mampu mengembangkannya. Untuk menjawab semua persoalan itu

haruslah di dukung oleh berbagai pihak tidak hanya masyarakat

sekolah tetapi masyarakat umum juga harus mendukung. Karena

pendidikan merupakan sub sistem dari sistem sosial. Pemerintah

dalam hal ini sebagai pembuat kebijakan haruslah bisa menyusun

kebijakan-kebijakan khsusnya dalam bidang pendidikan, Karakteristik

suatu bangsa dapat dilihat dari kurikulum pendidikan yang ada pada

suatu bangsa tersebut. Oleh karena itu hendaknya kurikulum dibuat

dan dirancang relevan dengan tantangan kemajuan teknologi dan ilmu

pengetahuan. Guru sebagai fasilitator harus bisa mendayagunakan

fasilitas peralatan elektronik untuk mengefektifkan proses belajar,

Page 6: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 2

kemudian guru juga harus bisa memilih metode, strategi dan model

pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mengajar, dan masih

banyak lagi permasalahan dalam pendidikan yang tidak akan pernah

habis karena tantangan kehidupan juga akan selalu berubah dan

berkembang. Untuk menjawab semua tantangan atau permasalahan

tersebut maka perlu adanya suatu inovasi pendidikan.

Inovasi pendidikan di sini mengandung makna suatu perubahan

yang bersifat pembaharu dan kualitatif yang berbeda dari hal yang ada

sebelumnya serta sengaja diselenggarakan untuk menibngkatkan

kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan Pendidikan Nasional.

Dengan kata lain, suatu perubahan yang baru yang menunjukkan ke

arah perbaikan atau berbeda dari yang telah ada sebelumnya.

Inovasi pendidikan adalah inovasi  dalam bidang pendidikan

atau inovasi untuk memecahkan maslah pendidikan. ( Ibrahim : 1988 ).

Jadi sebuah inovasi pendidikan adalah suatu ide , barang, metode,

yang dapat dirasakan atau diamati berbagai hal yang baru bagi hasil

seseorang atau kelompok orang ( masyarakat ), baik berupa hasil

inversi atau discovery yang digunakan untuk mencapai tujuan

pendidikan atau untuk memecahkan masalah kependidikan. Inovasi

menurut Roger Miller ( 1971 ) dalam Suherli Kusmana ( 2010 )

menerangkan bahwa “innovation is an idea, practice, or object

perceived as new by the relevan unti of adoption, weather it is an

individual or an organization”. Artinya,” inovasi adalah ide, kegiatan,

atau obyek yang diterima sebagai sesuatu yang baru sesuai dengan

bagian yang diadopsi, baik oleh individu maupun kelompok”. Secara

umum dapat dinyatakan bahwa inovasi merupakan sebuah pemikiran,

praktek, atau object yang dianggap sesuatu yang baru yang dianggap

mampu mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi.( Suherli

Kusmana: 2010 : 1 )

Kemampuan inovasi suatu gagasan baru biasanya dibatasi oleh

waktu dan sistem sosial yang ada. Dengan kata lain, di kemudian hari

barang atau gagasan baru bisa jadi tidak lagi memiliki nilai inovatif,

Page 7: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 3

karena sudah tergantikan oleh barang atau gagasan baru yang lebih

inovatif. Juga dimungkinkan, suatu barang atau gagasan baru tetap

tidak inovatif pada waktu kapan saja, selama sistem sosial yang ada

tidak mau dan tidak mampu menerima barang atau gagasan baru

tersebut.

Sistem sosial (masyarakat) adalah variabel yang cukup penting

dalam menyebarkan, menerapkan dan mensosialisasikan suatu produk

inovatif. Anggota sistem sosial dapat individu, kelompok-kelompok

informal, dan sub sistem yang lainnya. Sistem sosial ini bisa

mempengaruhi diterima atau ditolaknya suatu produk inovatif. Diterima

atau tidaknya suatu produk inovatif tergantung dari daya respon dan

adopsi dari sistem sosial yang ada.

Suatu inovasi akan benar-benar bermanfaat untuk

menyelesaikan atau memecahkan masalah dalam dunia pendidikan,

jika inovasi itu dapat diterima dan diterapkan oleh pelaksana kegiatan

pendidikan (pendidik). Tetapi dalam kenyataannya banyak sekali

hambatan-hambatan dalam proses inovasi itu sendiri terutama dalam

hal komunikasi inovasi pendidikan. Oleh karena iti haruslah ada

dukunnga dari berbagai pihak terutama dengan lembaga-lembaga

pendidikan lainnya. Hubungan antara lembaga pendidikan dan system

social sangat erat dan saling mempengaruhi. Misalnya suatu sekolah

telah dapat sukses menyiapkan tenaga yang terdidik sesuai dengan

kebutuhan masyarakat, maka dengan tenaga terdidik berarti tingkat

kehidupannya meningkat, dan cara bekerjanya juga lebih baik. Tenaga

terdidik akan merasa tidak puas jika bekerja yang tidak menggunakan

kemampuan inteleknya, sehingga perlu adanya penyesuaian dengan

lapangan pekerjaan. Dengan demikian akan selalu terjadi perubahan

yang bersifat dinamis, yang disebabkan adanya hubungan interaktif

antara lembaga pendidikan dan masyarakat sebagai kontak personal

dalam inovasi pendidikan. Yang menjadi kunci keberhasilan dalam

pengelolaan kegiatan belajar mengajar ialah kemampuan guru sebagai

tenaga professional.

Page 8: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 4

Oleh karena itu pendidik perlu memahami tentang inovasi

pendidikan yang baik, pengertian, penyebaran, proses keputusan

penerima atau penolakan, serta peran wahana pembaharu atau yang

lebih akrab disebut dengan agen perubahan.

Berbicara tentang agen perubahan (agent of change) dalam

dunia pendidikan, siapa saja agen perubahan dalam dunia

pendidikan?, kemudian apa fungsi atau peranan dari agen perubahan

tersebut?, dan siapa saja kontak-kontak personal dalam dunia

pendidikan tersebut?. Berdasarkan alasan tersebut di atas, pada

kesempatan ini kami akan mencoba membahas tentang keutamaan

kontak-kontak personal dalam inovasi pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah yang telah dikemukakan,

maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa hambatan-hambatan yang mempengaruhi inovasi pendidikan?

2. Siapa saja kontak-kontak personal dalam inovasi pendidikan?

3. Bagaimana peranan agen pembaharu (agent of change) dalam

inovasi pendidikan?

C. Tujuan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas

maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :

1. Hambatan-hambatan yang mempengaruhi inovasi pendidikan.

2. Siapa saja kontak-kontak personal dalam inovasi pendidikan.

3. Bagaimana peranan agen pembaharu (agent of change) dalam

inovasi pendidikan.

Page 9: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 5

D. Kegunaan Makalah

Adapun kegunaan dan harapan dari pembuatan makalah ini

yaitu agar kita mengetahui Hambatan-hambatan yang mempengaruhi

inovasi pendidikan, kontak-kontak personal dalam inovasi pendidikan,

dan bagaimana peranan agen pembaharu (agent of change) dalam

inovasi pendidikan. Selain itu mudah-mudahan pembuatan makalah ini

dapat dijadikan bahan sumber untuk diskusi-diskusi yang akan datang,

khususnya tentang inovasi pendidikan.

Page 10: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

BAB IIPEMBAHASAN

A. Hambatan-Hambatan dalam Inovasi Pendidikan

Lembaga pendidikan formal atau sekolah merupakan suatu

subsistem dari sistem sosial yang saling mempengaruhi. Apabila

terjadi perubahan dalam sistem sosial maka terjadi pula perubahan

dalam lembaga pendidikan. Sebagai contoh bila dalam masyarakat

dibutuhkan seorang ahli atau orang yang mempunyai keterampilan

dalam bidang komputer, maka lembaga pendidikan akan mengadakan

program pendidikan dalam bidang komputer. Jadi jelaslah bahwa

hubungan antara lembaga pendidikan sangat erat dengan sistem

sosial.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam lembaga

pendidikan formal seperti sekolah dapat diciptakan inovasi-inovasi

baru dalam setiap komponennya. Inovasi ini harus disebarkan agar

terjadi perubahan sosial. Usaha penyebaran inovasi ini bukan hal

yang mudah untuk dilaksanakan. Ada kalanya inovasi cepat diterima

oleh masyarakat, terkadang sulit untuk diterima. Oleh karena itu

keberhasilan suatu inovasi ditentukan oleh banyak faktor. Di bawah

ini merupakan enam faktor utama penghambat inovasi yang

dikemukakan oleh Ibrahim, antara lain :

1. Estimasi Tidak Tepat terhadap Inovasi

Hambatan yang disebabkan oleh tidak tepatnya

perencanaan atau estimasi dalam proses difusi inovasi antara lain,

tidak tepat dalam mempertimbangkan implementasi inovasi,

kurang adanya kerja sama antarpelaksana inovasi, tidak adanya

persamaan pendapat tentang tujuan yang akan dicapai, tidak jelas

struktur pengambilan keputusan, komunikasi yang tidak lancar,

adanya tekanan dari pemerintah untuk mempercepat hasil inovasi

dalam waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu para pelaksana

inovasi agar benar-benar merencanakan dan mempertimbangkan

Page 11: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 7

segala kemungkinan yang akan terjadi pada tempat yang menjadi

sasaran inovasi.

2. Konflik dan Motivasi

Hambatan ini diakibatkan karena adanya masalah-masalah

pribadi, seperti  adanya pertentangan antaranggota tim, adanya

rasa iri antara anggota yang satu dengan yang lain, ada anggota

tim yang tidak semangat kerja, pimpinan yang terlalu kaku dan

berpandangan sempit, kurang adanya penguatan atau hadiah

terhadap anggota yang melaksanakan tugas dengan baik.

3. Inovasi Tidak Berkembang

Inovasi tidak berkembang karena hal-hal seperti, lambatnya

material yang diterima, alokasi dana yang tidak tepat, terjadi

inflasi, pergantian pengurus  yang terlalu cepat sehingga

mengganggu kontinuitas tugas.

4. Masalah Keuangan

Yang termasuk dalam hambatan keuangan yaitu tidak

memadainya dana dari pemerintah daerah atau pemerintah pusat,

kondisi perekonomian secara nasional dan penundaan

penyampaian dana. Oleh karena itu dituntut kemampuan untuk

mencari sumber-sumber dana lain yang akan digunakan untuk

pembiayaan pelaksanaan inovasi.

5. Penolakan Inovasi dari Kelompok Tertentu

Penolakan inovasi yang dimaksud bukan penolakan karena

kurang dana atau masalah personalia, tetapi penolakan masuknya

inovasi karena beberapa faktor berikut, yaitu  adanya

pertentangan dalam memandang inovasi, adanya kecurigaan

masyarakat akan masuknya inovasi tersebut.

6. Kurang Adanya Hubungan Sosial

Faktor terakhir ini terdiri dari dua hal, yaitu hubungan

antaranggota kelompok pelaksana inovasi dan hubungan dengan

masyarakat. Hal ini disebabkan karena adanya ketidakharmonisan

antaranggota proyek inovasi.

Page 12: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 8

Selain hambatan-hambatan yang telah dijelaskan di atas, dari

penelitian dari beberapa  ahli ditemukan beberapa hambatan dalam

penyebaran inovasi antara lain:

1. Hambatan Geografi

Indonesia sebagai negara kepulauan tentu saja merupakan

tantangan dalam penyebaran inovasi. Hambatan geografis

mencakup jarak yang jauh, transportasi yang kurang lancar,

daerah yang terisolir, keadaan iklim yang tidak mendukung. Oleh

karena itu dalam perencanaan inovasi perlu dipertimbangkan

kondisi geografis dan sarana transportasi.

2. Hambatan Sejarah

Hambatan sejarah, meliputi hal-hal  peraturan-peraturan

yang diwariskan oleh kolonial, tradisi yang bertentangan dengan

inovasi.

3. Hambatan Ekonomi

Hambatan ekonomi meliputi ketersediaannya dana dari

pemerintah dan pengaruh adanya inflasi. Dari data hasil

penelitian, pelaksanaan inovasi kurang memperhitungkan

perencanaan penggunaan dana dan kurang memperhitungkan

adanya inflasi.

4. Hambatan Prosedur

Termasuk dalam hambatan prosedur ialah kurang

terampilnya tenaga pelaksana inovasi, kurang koordinasi

antarbagian pelaksana inovasi, tidak cukup persediaan material

yang digunakan.

5. Hambatan Personal

Hal-hal yang menjadi hambatan personal yaitu kurang

adanya penguatan (hadiah) bagi penerima dan pemakai inovasi,

orang yang memegang peranan penting dalam penyebaran

inovasi tidak terbuka, sikap kaku dan pengetahuan yang sempit

dari orang-orang yang melaksanakan inovasi serta adanya

pertentangan pribadi antarpelaksana proyek inovasi.

Page 13: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 9

6. Hambatan Sosial Budaya

 Hambatan sosial budaya yang dianggap penting adalah

adanya pertentangan ideologi tentang proyek inovasi. Hal lain

yang termasuk dalam hambatan sosial budaya yaitu kurang

adanya tukar pikiran, perbedaan budaya dan kurang harmonisnya

hubungan antara pelaksana proyek inovasi dengan penerima

inovasi.

7. Hambatan Politik

Hambatan politik merupakan peringkat terendah dari

berbagai aspek penghambat inovasi. Adapun yang termasuk

dalam hambatan politik ialah kurangnya hubungan baik dengan

pimpinan politik, adanya pergantian pemerintah sehingga

berpengaruh pada kontinuitas inovasi, adanya keberatan dari

pemerintah terhadap pelaksanaan inovasi dan kurangnya

pengertian dan perhatian dari pemerintah akan pelaksanaan

inovasi.

Fullan (1996) mengkategorikan 3 faktor kunci yang

mempengaruhi proses penerapan inovasi  dalam bidang pendidikan

yakni, karakteristik perubahan, karakteristik lokal dan faktor eksternal.

1. Karakteristik Perubahan:

Kebutuhan

Kejelasan

Kompleksitas

Kualitas

2. Karakteristik Lokal:  

Wilayah       

Komunitas   

Kepala Sekolah

Guru

3. Faktor Eksternal:

Pemerintah dan

Agen Lain

Page 14: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 10

B. Kontak-Kontak Personal dalam Inovasi Pendidikan

Dalam proses inovasi pendidikan banyak sekali hambatan-

hambatan yang ada dalam pelaksanaannya, seperti yang telah

diuraikan sebelumnya, baik hambatan yang dilihat dari karakteristik

perubahan, karakteristik lokal dan faktor eksternal lainnya. Oleh

karena itu perlu adanya suatu solusi agar suatu inovasi dalam

pendidikan dapat diterima. Berdasarkan dari berbagai macam

hambatan dalam inovasi pendidikan maka perlu ada kontak-kontak

personal dalam inovasi pendidikan agar proses inovasi khususnya di

bidang pendidikan itu dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Berbicara tentang kontak personal, apa yang dimaksud dengan

kontak personal itu?. Kontak personal adalah orang atau kelompok

orang yang melakukan proses komunikasi yang menetapkan titik-titik

tertentu dalam penyebaran informasi melalui ruang dan waktu dari

suatu agen ke agen lainnya.

Suatu sistem pendidikan tidak dapat berdiri sendiri, termasuk

sistem pendidikan di negara kita tercinta ini. Sistem pendidikan perlu

dukungan dan dorangan dari berbagai pihak, baik itu dari pemerintah,

masyarakat, kepala sekolah, guru, orang tua siswa atau lembaga-

lembaga pendidikan lainnya yang mendukung sistem pendidikan kita.

Begitu juga apabila terjadi suatu inovasi dalam bidang

pendidikan maka semua elemen sosial akan terlibat. Berdasarkan

hasil diskusi yang telah kami lakukan maka menurut kami ada dua

macam kontak personal dalam inovasi pendidikan, yaitu :

1. Kontak personal internal dalam inovasi pendidikan;

a. Guru

Guru sebagai agen pembaharu dalam bidang

penididikan, mengapa demikian? Karena menurut Rogers et.

al (1983 : 312), menjelaskan pengertian agen pembaharuan

sebagai berikut : "A change agent is an individual who

Page 15: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 11

influencies clients, innovation decisions in a direction deemed

desirable by a change agency". Seorang agen pembaharuan

adalah seseorang yang mempengaruhi keputusan inovasi

para klien (sasaran) ke arah yang diharapkan oleh lembaga

pembaharuan. Dengan demikian, seorang agen pembaharu

(guru) berperan sebagai penghubung antara lembaga

pembaharu dengan sasarannya.

Guru harus menjadi agen perubahan yang paling siap

dalam implementasi inovasi pendidikan. Guru harus

mengambil langkah dan inisiatif untuk mendesain proses

pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan. Guru memiliki peluang yang sangat besar

untuk menerapkan berbagai gaya dan kreativitasnya dalam

kegiatan pembelajaran. Melalui kegiatan pembelajaran yang

inovatif, atmosfer kelas akan menjadi lebih nyaman tidak kaku

dan monoton. Peserta didik pun memilki kesempatan untuk

lebih banyak diskusi, berinteraksi dan berdialog sehingga

mereka mampu mengkonstruksi konsep dan kaidah-kaidah

keilmuan sendiri. Mereka menjadi terbiasa untuk berbeda

pendapat dan menghargai perbedaan sehingga mereka

menjadi sosok manusia yang cerdas dan kritis serta selalu

siap dengan segala bentuk perubahan. Dengan demikian

masyarakat maju yang dinamis dan terbuka dengan

perubahan akan terbentuk dalam konteks kepribadian bangsa.

b. Peserta Didik,

Faktor internal yang mempengaruhi pelaksanaan

sistem inovasi pendidikan adalah peserta didik. Peserta didik

sangat besar pengaruhnya terhadap pencapaian inovasi

pendidikan. Hal ini menjadi sangat penting karena tujuan

pendidikan adalah pencapaian perubahan intelektual, spritual

Page 16: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 12

dan tingkah laku peserta didik, dimana peserta didik

mempunyai peranan sebagai subjek dan objek dari proses

inovasi itu sendiri. Proses perubahan dalam inovasi

pendidikan, pada umunya ditujukan untuk meningkatkan

prestasi peserta didik. Tetapi seringkali, inovator jarang

memikirkan peserta didik sebagai partisipan dalam suatu

proses perubahan dan kehidupan organisasi. Mereka

dianggap sebagai objek perubahan bukan sebagai subjek .

Padahal jika peserta didik berpikir bahwa guru tidak

memahami mereka, maka biasanya akan timbul kesenjangan

komunikasi diantara mereka, dan hanya sejumlah kecil siswa

ikut berpartisipasi dalam perubahan tersebut

c. Kepala sekolah,

Kepala Sekolah merupakan tempat ujung tombak untuk

terjadinya perubahan dalam pendidikan. Dan kepala sekolah

sebagai manajer sekolah memiliki peran yang sangat penting

sebagai agen perubahan. Kepala sekolah berada ditengah-

tengah hubungan antara guru dengan ide dari masyarakat luar

harus berperan aktif sebagai inisiator atau fasilitator dari

perubahan program. Kepala sekolah harus terlibat secara

langsung dalam perubahan. Kepala sekolah merupakan

pimpinan tertinggi di tingkat sekloah, yang mana tugas dan

fungsi utama dari kepala sekolah itu adalah memimpin,

mengawasi, dan pengambil kebijakan yang dianggap perlu

bagi kemajuan sekolah yang beliau pimpin. Begitu juga

terhadap proses inovasi pendidikan, peranan kepala sekolah

dalam inovasi pendidikan sangatlah penting.

d. Komite Sekolah,

Peran dan fungsi komite sekolah diantaranya pertama

sebagai advisor. Pada tahap ini komite sekolah mempunyai

Page 17: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 13

tugas memberikan masukan atau saran dalam kegiatan

pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler serta dalam

hal sarana dan prasarana sekolah. Yang kedua, peran komite

sekolah yakni supporting. Tindakan nyata dari persatuan

orang tua dan guru ini berupa memberikan dukungan

terhadap program-program sekolah, selama program tersebut

baik bagi siswa, guru maupun orang tua. Dukungan dapat

berupa dana, dan non dana (ide, pemikiran, dll).

Yang ketiga adalah controlling. Komite sekolah

berperan dalam mengawasi sejauh mana pelaksanaan

program, kurikulum, proses belajar-mengajar dan kegiatan-

kegiatan lainnya apakah sudah dilaksanakan optimal atau

belum juga dapat mengawasi apakah sarana dan prasarana

yang sudah ditetapkan atau dijanjikan dapat direalisasikan

atau tidak. Dan yang terakhir, komite sekolah berperan

sebagai  mediator  yakni antara orang tua dengan guru, orang

tua/ guru dengan perguruan/ yayasan. Semua saran, usualan

atau masukan yang diterima oleh komite sekolah disampaikan

kembali kepada sekolah/ perguruan/ yayasan. Komite sekolah

berfungsi sebagai mediator bukan sebagai pengambil

keputusan atau decision make.

e. Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP)

KKG

Kelompok Kerja Guru, adalah suatu organisasi

profesi guru non yang bersifat struktural yang dibentuk

oleh guru-guru di Sekolah Dasar, di suatu wilayah atau

gugus sekolah sebagai wahana untuk saling bertukaran

pengalaman guna meningkatkan kemampuan guru dan

memperbaiki kualitas pembelajaran. Oleh karena itu

Page 18: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 14

sangatlah tepat tempat ini saebagai wadah untuk

mensosialisasikan inovasi pendidikan khususnya di

Sekolah Dasar.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam

meningkatkan professional guru dalam pelaksanaan

pembelajaran di sekolah adalah Kelompok Kerja Guru

(KKG). Menurut Dirjen Dikdasmen tahun 1996/1997

Kelompok kerja guru (KKG) adalah kelompok kerja yang

berorientasi kepada peningkatan kualitas pengetahuan,

penguasaan materi, teknik mengajar, interaksi guru murid,

metode mengajar, dan lain lain yang berfokus pada

penciptaan kegiatan belajar mengajar yang aktif.

KKG merupakan organisasi guru yang dibentuk

untuk menjadi forum komunikasi yang bertujuan untuk

memecahkan masalah yang dihadapi guru dalam

pelaksanaan tugasnya sehari-hari di lapangan

MGMP

Musyawah Guru Mata Pelajaran, awalnya disebut

Musyawarah Guru Bidang Studi, adalah suatu organisasi

profesi guru yang bersifat non struktural yang dibentuk

oleh guru-guru di Sekolah Menengah (SLTP atau SLTA) di

suatu wilayah sebagai wahana untuk saling bertukaran

pengalaman guna meningkatkan kemampuan guru dan

memperbaiki kualitas pembelajaran. Musyawarah Guru

Mata Pelajaran sama halnya dengan KKG, merupakan

suatu organisasi guru yang dibentuk untuk menjadi forum

komunikasi yang bertujuan untuk memecahkan masalah

yang dihadapi guru dalam pelaksanaan tugasnya sehari-

hari di lapangan. MGMP berada di tingkat sekolah lanjutan,

baik SMP maupun SMA. Oleh karena itu sangatlah tepat

Page 19: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 15

tempat ini saebagai wadah untuk mensosialisasikan

inovasi pendidikan khususnya di SMP dan SMA.

2. Kontak personal eksternal dalam inovasi pendidikan

a. Lembaga Pendidikan

Lembaga Pendidikan (baik formal, non formal atau

informal) adalah tempat transfer ilmu pengetahuan dan

budaya (peradaban). Melalui praktik pendidikan, peserta didik

diajak untuk memahami bagaimana sejarah atau pengalaman

budaya dapat ditransformasi dalam zaman kehidupan yang

akan mereka alami serta mempersiapkan mereka dalam

menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada di dalamnya.

Dengan demikian, makna pengetahuan dan kebudayaan

sering kali dipaksakan untuk dikombinasikan karena adanya

pengaruh zaman terhadap pengetahuan jika

ditransformasikan. Dalam proses sebuah inovasi pendidikan

ada beberapa lembaga informal yang sangat besar

pengaruhnya dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan

sosialisasi inovasi pendidikan, diantaranya :

KEMENDIKBUD (Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan);

KEMENAG (Kementerian Agama);

BPSDMPPMP (Badan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Pendidikan dan Penjamin Mutu Pendidikan);

LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan);

BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan);

Dewan Pendidikan

Dewan Pendidikan merupakan badan yang bersifat

mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan

Dinas Pendidikan Kabupaten maupun dengan lembaga-

Page 20: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 16

lembaga pemerintah lainnya. Posisi Dewan Pendidikan

maupun Dinas Pendidikan Kabupaten maupun lembaga-

lembaga pemerintah lainnya mengacu pada kewenangan

(otonomi) masing-masing berdasarkan ketentuan yang

berlaku. Dewan Pendidikan dibentuk berdasarkan

kesepakatan dan tumbuh dari bawah berdasarkan

sosiomasyarakat dan budaya serta sosiodemografis dan

nilainilai daerah setempat) sehingga lembaga tersebut

bersifat otonom yang menganut asas kebersamaan

menuju ke arah peningkatan kualitas pengelolaan

pendidikan di daerah yang diatur oleh Anggaran Dasar

dan Anggaran Rumah Tangga. Kondisi mi hendaknya

dijadikan dasar pertimbangan oleh masing-masing pihak

atau stakeholder pendidikan di daerah agar tidak terjadi

adanya pelanggaran hukum administrasi negara yang

mengakibatkan adanya konsekuensi hukum baik perdata

maupun pidana di kemudian hari. Dewan Pendidikan

memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen

masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan

yang bermutu.

2) Melakukan kerjasama dengan masyarakat

(perorangan/organisasi), pemerintah dan DPRD

berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang

bermutu.

3) Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan,

dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan

oleh masyarakat.

4) Memberikan masukan, pertimbangan, dan

rekomendasi kepada pemerintah daerah/DPRD

Page 21: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 17

mengenai:  a). kebijakan dan program pendidikan; b).

kriteria kinerja daerah dalam bidang pendidikan, c).

kriteria tenaga kependidikan, khususnya guru/tutor dan

kepala satuan pendidikan; d). kriteria fasilitas

pendidikan; dan e). hal-hal lain yang terkait dengan

pendidikan.

5) Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi

dalam pendidikan.

6) Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap

kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran

pendidikan

Dinas Pendidikan Setempat

Dinas Pendidikan merupakan unsur pelaksana

pemerintahan daerah, dipimpin oleh seorang Kepala

Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas

Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan urusan

pemerintahan Daerah di bidang pendidikan dan

perpustakaan.  Dalam menyelenggarakan tugas tersebut

Dinas Pendidikan mempunyai fungsi : Perumusan

kebijakan teknis di bidang pendidikan;  Penyelenggaraan

urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum

di bidang pendidikan ; Pembinaan terhadap Unit

Pelaksana Teknis Dinas di bidang pendidikan; Sosialisasi

kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan anak

usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Oleh karena itu peran Dinas pendidikan dalam

meyebarluaskan inovasi di bidang pendidikan sangatlah

strategis.

Page 22: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 18

Tugas Dinas Pendidikan setempat adalah untuk

mengarahkan pengembangan dan pelaksanaan suatu

rencana, menunjukkan dan memasukan seluruh

perubahan pada tingkat wilayah, sekolah, dan kelas.

Dinas Pendidikan setempat merupakan individu penting

untuk melaksanakan harapan dari pola perubahan dalam

wilayahnya. Mereka berperan pada tiga tahap utama dari

perubahan, yaitu keputusan inisial atau mobilisasi,

implementasi, dan institusionalisasi

b. Masyarakat Umum

Peran masyarakat umum dalam proses inovasi

pendidikan sangatlah penting karena masyarakat merupakan

kelompok sosial terbesar yang di dalamnya banyak terdapat

perbedaan, khususnya dalam bidang pendidikan. Oleh karena

itu peran masyarakat umum dalam pendidikan adalah

Masyarakat/orang tua bisa menyampaikan keganjalan yang

dirasakan mengenai pendidikan kepada pihak sekolah untuk

menjadi evalusai tersendiri bagi sekolah itu, bahkan akan

menjadi sebuah solusi atau inovasi dalam proses pendidikan

yang akan datang.

c. Orang tua.

Orang tua peserta didik mempunyai peranan yang

penting dalam menunjang keberhasilan proses inovasi

pendidikan, karena ia telah menjadi pejuang moral yang

memberi dukungan kepada peserta didik yang dalam hal ini

adalah anaknya sendiri, agar merka menjadi orang yang

berguna bagi bangsa dan akhirat kelak. Kebanyakan orang

tua memperhatikan dan tertarik dalam program dan

perubahan yang bersangkutan dengan siswa. Namun dalam

pelaksanaanya sering terdapat beberapa rintangan yang

Page 23: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 19

dihadapi keterlibatan orang tua. Rintangan ini dikategorikan

dalam rintangan fenomenologis dan logistis. Rintangan

fenomenologis berhubungan dengan kurang pengetahuan dan

pemahaman bahwa administratur dan orang tua memiliki

dunia yang berbeda. Sedangkan rintangan logistis atau teknis

berkaitan dengan kurangnya waktu, kesempatan. Aktivitas

atau bentuk keterlibatan orang tua akan lebih efektif untuk

tercapainya perubahan sebagai implementasi inovasi di

sekolah

C. Peranan Agen Pembaharu (agent of change) dalam inovasi pendidikan

Dalam suatu proses komunikasi inovasi, apabila sekiranya tidak

ada jurang sosial dan teknis antara lembaga pembaharu dan sistem

klien maka agen pembeharu tidaklah dibutuhkan tetapi sebaliknya

apabila ada jurang sosial dan teknis antara lembaga pembaharu dan

sistem klien maka agen pembeharu sangatlah diperlukan. Oleh

karena itu pada kesempatan ini kami akan mencoba memaparkan

mengenai peranan agen pembaharu, hubungan komunikasinya

dengan para klien

Lembaga pendidikan membutuhkan agen-agen perubahan

yang dapat mendorong perubahan (drive to change), bukannya

dipimpin oleh perubahan (lead by change), atau menolak perubahan

(resist to change). Agen perubahan yang dibutuhkan adalah agen

perubahan yang memiliki pengetahuan tentang perubahan serta

pengetahuan terhadap aspek dasar perubahan sebagai sesuatu yang

kritis bagi proses perencanaan, kepemimpinan, pengelolaan, dan

evaluasi perubahan terutama dalam bidang pendidikan.

Untuk suatu usaha perubahan yang berhasil, tindakan, dan

peristiwa perlu didasari pada pemahaman tentang bagaimana transisi

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh proses organisasi. Evaluasi

Page 24: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 20

perubahan item-item dalam dimensi ini menggambarkan pentingnya

mempertahankan momentum perubahan dan energy positif terarah

menuju sasaran perubahan, memonitor perkembangan. Untuk

menggali potensi yang dimiliki seseorang sebagai agen perubahan

dipergunakan instrument Change Agent Questionnaire (CAQ).

Semakin tinggi potensi sebagai agen perubahan yang dimiliki

seseorang diharapkan akan semakin tinggi kemampuan orang

tersebut melakukan perubahan organisasi secara efektif.

Seorang agen pembaharu adalah individu yang mempengaruhi

keputusan inovasi pada klien kearah yang diharapkan oleh lembaga

pembaharu. Dalam kebanyakan kasus seorang agen pembaharu

mencoba untuk memastikan adopsi dari ide-ide baru, tetapi ia dapat

juga mencoba untuk memperlambat proses difusi dan mencegah

pengadopsian inovasi-inovasi tertentu.

Sebagian besar dari bab ini kelihatannya berkenaan dengan

komunikasi satu arah yang bertujuan merubah tingkah laku inovasi

seorang klien. Tetapi meskipun dalam usaha mempengaruhi yang

dilakukan para agen pembaharu, hubungan komunikasi antara agen

dank lien merupakan hal yang penting, dan kenyataannya dalam

situasi seperti ini banyak terjadi pertukaran informasi timbale-balik

(dua arah). Terutama pada sistem difusi yang di desentralisasi,

adopter potensial dapat mengontrol agen pembaharunya; dalam

beberapa kasus, klien-klien tertentu bertindak sebagai agen

pembaharu bagi dirinya sendiri. Bahkah pada sistem difusi yang di

desentralisasi secara relatif, tujuan jangka panjang dari kebanyakan

agen pembaharu adalah untuk menciptakan suasana dimana para

klien dapat menolong dirinya sendiri sehingga nantinya agen

pembaharu bebas dari tugasnya. Jadi definisi kita tentang komunikasi

sebagai proses dimana partisipan menciptakan dan berbagi informasi

satu sama lainnya untuk mencapai saling pengertian adalah sesuai

Page 25: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 21

untuk menggambarkan kontak antara para agen pembaharu dengan

klien-kliennya.

Sampai dengan tahun 1970-an diasumsikan bahwa agen-agen

pembaharu yang professional merupakan suatu unsur yang

diperlukan dalam suatu program difusi yang efektif. Dewasa ini kita

lihat bahwa mereka tidak selalu penting; dalam beberapa kegiatan

difusi, para aide (pembantu agen pembaharu yang kurang

professional) menggantikan peranan para agen pembaharu.

Keuntungan-keuntungan khusus dari para aide dalam menjembatani

jurang heterofili antara kaum agen pembaharu yang professional

dengan kliennya, pertama kali disadari pada program-program

Keluarga berencana (KB) di Asia, dan pada program-program yang

berorientasi kemiskinan di AS. Alternatif lain untuk mempekerjakan

agen-agen pembaharu professional diselenggarakan oleh sisitem

difusi yang di desentralisasi, yang akan didiskusikan juga dalam bab

ini.

Pada bab-bab sebelumnya sudah dinyatakan bahwa inovasi

bukan hanya diperlukan pada bidang-bidang social dan kesehatan,

tetapi juga pada bidang pendidikan. Oleh sebab itu maka diperlukan

juga sosok agen pembaharu dalam dunia pendidikan. Stephen, J.C. et

al. (2008) menyatakan bahwa universitas sebagai institusi pendidkan

yang lebih tinggi dapat menjadi agen pembaharu untuk kemampuan

yang lebih tahan (sustainability). Sementara pada penelitian lain yang

dilakukan oleh Lane et al. (2009) menggambarkan bagaimana guru-

guru pemula dari Fakultas Pendidikan UCLA (University of California,

Los Angeles) dapat menjadi agen pembaharu dan mempunyai

pengaruh pada praktek memandu guru-guru di sekolah-sekolah di

kota.

Page 26: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 22

1. AGEN-AGEN PEMBAHARU SEBAGAI PENGHUBUNG

Banyak sekali ragam pekerjaan yang sesuai dengan definisi kita

tentang agen pembaharu. Misalnya: guru-guru, konsultan-konsultan,

karyawan kesehatan umum, agen perluasan pertanian,

Gambar 2-1 Agen pembaharu mengadakan hubungan antara lembaga pembaharu dengan sistem klien.

Peranan konvensional agen pembaharu adalah

mendifusikan inovasi-inovasi kepada klien, di sini kelihatan

sebagai suatu proses persuasi satu arah. Tetapi untuk

mengefektifkan perubahan ini, agen pembaharu harus pula

membuat hubungan dengan klien guna mengetahui kebutuhan

klien dan masalah-masalahnya untuk disalurkan ke lembaga

pembaharu, sehingga hal itu dapat dipertimbangkan dalam

menetapkan inovasi mana yang paling baik untuk didifusikan pada

para klien. Peranan agen pembaharu juga mencakup usaha

memperoleh umpan balik dari klien tentang program

pembaharuan itu. Posisi agen pembaharu sebagai penghubung

antara lembaga pembaharu dan sistem klien menimbulkan dua

masalah yaitu: marginalitas sosial dan kelebihan informasi.

Arus inovasi dari lembaga pembaharu ke klien

Arus kebutuhan dan umpan-balik dari klien ke lembaga pembaharu

SISTEM KLIEN(CLIENT SISTEM)

AGEN PEMBAHARUSEBAGAI

PENGHUBUNG

LEMBAGAPEMBAHARU

(CHANGE AGENCY)

Page 27: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 23

karyawan pembangunan, para pedagang dan lain-lainnya.

Semua agen pembaharu ini mengadakan hubungan komunikasi

antara sejenis sistem sumber (biasanya disebut lembaga

pembaharu) dan sistem klien (gambar 2-1). Salah satu peran

utama seorang agen pembaharu adalah memfasilitasi aliran bagi

arus komunikasi dari lembaga pembaharu kepada para klien.

Tetapi agar komunikasi ini efektif, inovasi harus diseleksi

agar sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien.

Dan agar keterhubungannya menjadi sangat efektif, maka

umpan balik dari sistem klien harus dialirkan melalui agen

pembaharu ke lembaga pembaharu sehingga para agen

pembaharu dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian yang baik

berdasarkan keberhasilan-keberhasilan dan kegagalan-kegagalan

sebelumnya.

Agen-agen pembaharu tidak akan diperlukan dalam proses

difusi inovasi sekiranya tidak ada jurang sosial dan teknis antara

lembaga pembaharu dan sistem klien. Biasanya, sistem lembaga

pembaharu terdiri dari individu-individu yang memiliki derajat

keahlian yang tinggi berkenaan dengan inovasi yang didifusikan;

personil-personil lembaga pembaharu mungkin para doctor (Ph.

D) dalam bidang pertanian, obat-obatan dan bidang-bidang teknis

lainnya. Keterampilan-keterampilan personil lembaga pembaharu

yang superior menimbulkan kesulitan bagi mereka dalam

melakukan komunikasi secara langsung dengan sistem klien. Di

samping heterofili karena kemampuan teknis, ada lagi heterofili

karena perbedaan-perbedaan bahasa sub- kultural (walaupun

agen pembaharu dan klien, keduanya mungkin menggunakan

bahasa sehari-hari yang sama), status sosio-ekonomi,

kepercayaan dan sikap. Sungguhpun agen pembaharu

menghubungkan kedua sistem sosial, mungkin mereka juga

sangat heterofili dalam hubungan dengan klien-klien mereka dan

dengan atasan mereka di lembaga pembaharu. Jurang heterofili

pada kedua sisi agen pembaharu ini menciptakan konflik dan

Page 28: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 24

problema-problema komunikasi. Sebagai jembatan antara kedua

sistem yang berbeda, agen pembaharu sesungguhnya merupakan

tokoh marginal dengan satu kaki berada pada masing-masing

kedua sistem itu. Keberhasilannya menghubungkan lembaga

pembaharu dengan sistem kliennya sering merupakan inti dari

proses difusi.

Disamping menghadapi masalah marginalitas sosial

ini, agen pembaharu juga harus menghadapi masalah informasi

yang berlebihan, yang didefinisikan sebagai keadaan individu atau

sistem dimana masukkan komunikasi yang terlalu banyak tidak

dapat diproses dan digunakan sehingga menimbulkan kekacauan.

Volume informasi yang besar tentang inovasi-inovasi yang

mengalir atau berasal dari lembaga pembaharu seringkali

mengancam karena melampaui kemampuan agen-agen

pembaharu untuk menyaring dan memilih pesan-pesan yang

paling relevan bagi sistem klien. Dengan memahami kebutuhan

dan masalah kliennya, seorang agen pembaharu dapat secara

selektif menyampaikan hanya informasi yang relevan pada

mereka.

2. URUTAN PERANAN-PERANAN AGEN PEMBAHARU

Jika seseorang mengikuti proses memoerkenalkan suatu

inovasi tunggal dalam suatu sisitem klien, ada 7 peranan agen

pembaharu yang dapat di identifikasi:

a. Mengembangkan Kebutuhan Untuk Perubahan

Seorang agen pembaharu sering diharuskan membantu

kliennya agar mereka menyadari akan kebutuhan untuk

merubah tingkah lakunya. Agar dapat memulai proses

perubahan, maka agen pembaharu itu menunjukkan alternatif-

alternatif baru bagi masalah-masalah yang ada, menjelaskan

(secara dramatis) pentingnya masalah-masalah tersebut, dan

dapat meyakinkan klien bahwa mereka mampu menghadapi

masalah-masalah tersebut. Pada tahap ini agen-agen

Page 29: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 25

pembaharu menilai kebutuhan klien dan membantu membuat

kebutuhan-kebutuhan sebagai hal yang dapat di

konsultasikan.

b. Menetapkan Hubungan Pertukaran Informasi.

Bila kebutuhan untuk perubahan telah ditimbulkan,

seorang agen pembaharu harus mengembangkan hubungan

dengan kliennya itu. Agen pembaharu dapat meningkatkan

hubungannya dengan para klien dengan menciptakan

kredibilitas kompetensinya, dapat dipercaya, empatinya

terhadap kebutuhan-kebutuhan dan masalah para klien. Para

klien harus menerima agen pembaharu dahulu sebelum

mereka menerima inovasi-inovasi yang dipromosikannya,

karena inovasi itu sering dinilai berdasarkan bagaimana

penerimaan mereka terhadap agen pembaharu.

c. Mendiagnosa Masalah-masalah Mereka

Agen pembaharu harus bertanggung-jawab untuk

menganalisa situasi problema kliennya untuk menetukan

mengapa alternative-alternatif yang ada tidak memenuhi

kebutuhan-kebutuhan mereka. Setelah adanya kesimpulan

berdasarkan diagnosa itu, agen pembaharu harus melihat

situasi dengan empati dari perspektif klien, dan bukan dari

perspektif dirinya sendiri. Agen pembaharu secara psikologis

harus secara cepat menempatkan dirinya sendiri ke dalam

keadaan klien, dan melihat situasi mereka melalui sudut

pandang mereka.

d. Menciptakan Niat untuk Berubah pada Klien

Setelah agen pembaharu menyelidiki berbagai jalan

atau cara bertindak yang mungkin ditempuh kliennya guna

mencapai tujuan-tujuannya, agen pembaharu berusaha untuk

memotivasi minat akan inovasi. Tetapi agen pembaharu harus

berpusat pada klien, bukan beroriantasi pada inovasi, dan

berfokus pada masalah klien.

Page 30: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 26

e. Mewujudkan Niat Kedalam Tindakan

Seorang agen pembaharu berusaha untuk

mempengaruhi tingkah laku para kliennya sesuai dengan

rekomendasi yang didasarkan pada kebutuhan klien. Seperti

yang telah kita ketahui dari bab-bab sebelumnya dari buku

ini, pengaruh jaringan kerja interpersonal Melalui teman-

teman dekat merupakan hal yang terpenting pada tingkat

persuasi dan tingkat keputusan dalam proses inovasi. Dengan

demikian agen pembaharu hanya dapat bekerja secara tidak

langsung di sini, yaitu dengan bekerja sama dengan para

pemimpin opini untuk menggiatkan jaringan kerja sama

teman.

f. Memantapkan Adopsi dan mencegah Terputusnya

(Ketaksinambungan) Adopsi

Agen-agen pembaharu dapat secara efektif

memantapkan tingkah laku baru dengan secara langsung

memberikan pesan penguatan kepada klien-klien yang telah

mengadopsi, jadi “memantapkan” tingkah laku yang baru.

Bantuan ini harus sering diberikan bila klien itu telah berada

pada tahap implementasi atau konfirmasi dalam proses

keputusan inovasi.

g. Mencapai Suatu Hubungan Terminal

Tujuan akhir bagi seorang agen pembaharu adalah

mengembangkan tingkah laku membaharui diri sendiri di pihak

sistem klien. Agen pembaharu harus berusaha untuk

menempatkan dirinya di luar urusan ini dengan jalan

mengembangkan kemampuan klien-kliennya untuk menjadi

agen pembaharu bagi dirinya sendiri. Dengan perkataan lain,

agen pembaharu harus berusaha untuk merubah para klien

dari posisi bergantung pada agen pembaharu menjadi

bergantung pada diri sendiri (mandiri).

Page 31: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 27

3. FAKTOR-FAKTOR DALAM KEBERHASILAN AGEN

PEMBAHARU

Mengapa beberapa agen pembaharu jauh lebih berhasil

dalam memperkenalkan inovasi? Kelihatannya jawaban terletak

pada sejumlah alasan yang diikhtisarkan pada sisa bab ini.

a. Usaha Agen Pembaharu

Salah satu factor keberhasilan agen pembaharu

terletak pada tingkat usaha yang dicurahkannya dalam

kegiatan berkomunikasi dengan para klien. Banyak bukti

menunjukkan Generalisasi 9-1: Keberhasilan agen pembaharu

secara positif berhubungan dengan tingkat usaha agen

pembaharu dalam menghubungi para klien. Derajat

keberhasilan agen pembaharu biasanya diukur (dalam studi-

sudi yang disintesakan dalam bab ini) dalam hal laju adopsi

inovasi oleh anggota-anggota sistem klien. Ukuran ini sama

dengan laju dimensi adopsi yang dipakai sebagai variabel

dependen pada bab 6. Ukuran keberhasilan ini sering

digunakan oleh karena tujuan pokok kebanyakan lembaga

pembaharu adalah memantapkan adopsi ide baru oleh para

klien. Sebagaimana yang akan didiskusikan dalam bab 11,

suatu ukuran yang dipakai tentang keberhasilan agen

pembaharu adalah derajat di mana akibat adopsi inovasi yang

dikehendaki terwujud diantara para klien. Akibat-akibat seperti

tingkat kehidupan yang bertambah baik, pendapatan yang

meningkat, dan sejenisnya.

Beberapa dukungan yang paling kuat bagi proposisi

ini berasal dari suatu penyelidikan komparatif tiga bangsa

berkenaan dengan keberhasilan relatif program difusi di 69

komunitas di Brasilia, 71 desa di Nigeria, dan 108 desa di

India. Konsep yang sama dan prosedur riset yang ekivalen

dipakai di setiap Negara, sehingga suatu gambaran umum

berkenaan dengan variabel yang berhubungan dengan

keberhasilan agen pembaharu dapat diperoleh. Prediktor yang

Page 32: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 28

terpenting dari keberhasilan program-program desa

berkenaan dengan perubahan pertanian merupakan tingkatan

usaha agen pembaharu (Withing dkk, 1968; Hurs dkk, 1969;

Fliegel dkk, 1967; Rogers dkk, 1970).

Desa-desa “yang berhasil”, sebagaimana dikontraskan

dengan desa “yang gagal”, dikelompokkan/dikarakteristikkan

oleh agen pembaharu yang menghubungi lebih banyak klien,

menggunakan sedikit saja hari-hari mereka di kantor dan lebih

banyak di desa-desa, dan pada umumnya memainkan

peranan lebih aktif dalam proses difusi. Ternyata bahwa

komunikasi interpersonal yang ditingkatkan dengan klien,

merupakan hal yang penting sekali bagi keberhasilan agen

pembaharu.

Penyelidikan berukuran besar lainnya yang

berkenaan dengan keberhasilan agen pembaharu yang

menggunakan pendekatan penelitian lain, memberikan

kesimpulan yang sama: Agen pembaharu membawa kepada

keberhasilan dalam memperkenalkan inovasi-inovasi kepada

klien. Huhoff (1964, 1966), dari analisisnya terhadap beratus-

ratus studi kasus, masing-masing berkenaan dengan usaha

agen pembaharu untuk mentransfer suatu inovasi secara

“cross cultural”, menyimpulkan bahwa salah satu dari faktor-

faktor fundamental dalam keberhasilan adalah tingkat

hubungan agen pembaharu dengan para klien. Komunikasi

tatap muka ini merupakan inti dari proses difusi.

Akan tetapi banyaknya hubungan dengan para klien

saja sama sekali bukan satu-satunya penjelasan tentang

keberhasilan para agen pembaharu. Sebagai contoh,

penentuan waktu kontak dengan klien yang berhubungan

dengan tahap difusi inovasi merupakan salah satu faktor

keberhasilan. Stone (1952) menganalisis banyaknya usaha

yang dicurahkan oleh agen-agen perluasan pertanian dalam

mempromosikan ide-ide baru kepada petani-petani Michigan.

Page 33: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 29

Pada tahun-tahun pertama kampanye difusi, laju adopsi

inovasi secara kasar sejajar dengan jumlah usaha para agen

pembaharu, sebagaimana diukur dengan jumlah hari-hari

dalam setahun yang dibaktikan oleh agen pembaharu untuk

inovasi itu. Akan tetapi setelah kira-kira 30% adopsi dicapai,

usaha-usaha agen pembaharu menurun, sedangkan para

petani terus mengadopsi ide baru pada suatu laju yang hampir

konstan. Segera setelah pemimpin opini melakukan adopsi,

maka kurva adopsi akan naik dalam satu cara yang

berkembang sendiri dan seorang agen pembaharu dapat

mulai bebas dari tugasnya. Kurva adopsi kemudian akan terus

menaik, bebas dari usaha agen pembaharu, dengan dorongan

lebih lanjut dari pemimpin opini.

b. Orientasi pada Lembaga Pembaharu versus Orientasi pada

Klien

Oleh karena posisi seorang agen pembaharu terletak di

pertengahan antara birokrasi pada tempat mana ia harus

bertanggung jawab dan pada sistem klien di mana ia bekerja,

maka agen pembaharu akan menghadapi konflik peranan.

Agen pembaharu sering diharapkan untuk melakukan tingkah

laku tertentu oleh lembaga pembaharu, dan pada saat yang

sama ia diharapkan juga oleh sistem kliennya untuk

melakukan kegiatan-kegiatan yang sangat berbeda.

Secara khas, seseorang menemukan perubahan

orientasi dari individual-individual yang dipekerjakan dalam

suatu lembaga pembaharu, yakni sewaktu ia turun ke bawah

dari puncak hirarki organisasi ke tingkat lapangan. Di puncak,

pegawai-pegawai lembaga pembaharu setia pada pemimpin-

pemimpin politik nasional dan kepada tujuan-tujuan Negara.

Tetapi di lapangan, agen pembaharu tingkat lokal

mengutamakan klien mereka dan memberikan prioritas pada

problema-problema klien. Kenyataannya, agen-agen

pembaharu sering secara pribadi sangat disukai oleh kliennya

Page 34: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 30

karena mereka berusaha untuk menghindari aturan-aturan

birokrasi. Situasi begini biasanya menimbulkan masalah

marginalisme bagi agen pembaharu lokal yang menjadi

penengah antara petinggi-petinggi dalam hirarki dan para

kliennya.

Sering terdapat ketidaksesuaian antara tujuan nasional

untuk program difusi versus tujuan individual dari mayoritas

klien. Sebagai contoh: Perhatikan bangsa Afrika yang 40%

makanan pokoknya diproduksi oleh beberapa ratus petani

komersial yang mengolah tanah pertanian berukuran luas

dengan mekanisme tinggi (Rogers, 1981). Kira-kira 600.000

petani tradisional bertanggung jawab terhadap 60% produksi

jagung lainnya; pada umumnya mereka tidak memakai pupuk

kimia, varitas jagung hibrida, atau mesin-mesin baru. Bangsa

itu sekarang mengimpor sejumlah besar jagung, dan

pemerintah nasional memberi prioritas tinggi untuk

meningkatkan produksi jagung dalam negerinya. Disana

hanya terdapat sejumlah kecil karyawan perluasan pertanian.

Tentu saja mereka ditugaskan untuk membantu petani,

terutama beberapa ratus petani komersial. Tetapi hasilnya

akan memperluas jurang sosio-ekonomik antara petani-petani

elit ini versus petani-petani pencari nafkah .

Keberhasilan agen pembaharu secara positif

berhubungan dengan orientasi klien, bukan dengan orientasi

pada lembaga pembaharu. Agen-agen pembaharu yang

berorientasi klien lebih mengutamakan umpan-balik untuk

memperoleh hubungan dekat dan kredibilitas yang tinggi

dimata para kliennya, dan mendasarkan kegiatan difusinya

pada kebutuhan klien.

c. Kesesuaian dengan Kebutuhan Klien.

Salah satu peranan terpenting dan tersulit bagi agen

pembaharu adalah mendiagnosa kebutuhan-kebutuhan klien.

Kampanye difusi sering gagal oleh karena agen pembaharu

Page 35: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 31

lebih “innovation minded” dari pada berorientasi pada klien.

Mereka “ menggaruk di tempat mana klien tidak merasa

gatal”.Keberhasilan agen pembaharu secara positif

berhubungan dengan derajat kesesuaian program difusi

dengan kebutuhan klien.

Proyek-proyek pembaharuan yang tidak didasarkan

pada kebutuhan yang dirasakan klien sering berjalan ngawur

atau menghasilkan akibat-akibat yang tidak diharapkan.

Sebagai contoh: Sebuah desa di India diberi dana-dana

pengembangan untuk membuat sumur-sumur irigasi yang

dapat meningkatkan hasil pertaniannya dua kali lipat. Tetapi

orang-orang desa menghendaki sumur-sumur untuk minum,

oleh karena mereka harus mengambil dan membawa air

minum sejauh lebih kurang 2 mil dari sebuah sungai. Para

petani membuat sumur di pusat desa, dan bukan di ladang

mereka, mereka meminum air itu, dan bukan memakainya

untuk mengairi ladang mereka. Jika agen pembaharu

mendasarkan programnya pada kebutuhan orang-orang desa,

ia tentu telah menyetujui untuk memberikan sekurang-

kurangnya satu sumur untuk keperluan minum, atau ia dapat

mencoba membangun suatu rasa kebutuhan untuk irigasi

dengan menunjukkan keuntungan-keuntungan finansial

dengan adanya inovasi ini.

Banyak program agen pembaharu gagal oleh karena

mereka berusaha untuk berenang melawan arus nilai kultural

klien tanpa pengendalian terhadap kebutuhan yang dirasakan

klien. Agen-agen pembaharu harus memiliki pengetahuan

tentang kebutuhan para klien, sikap-sikap, kepercayaan-

kepercayaan, norma-norma sosial dan struktur

kepemimpinan, jika program pembaharuan akan dibuat sesuai

untuk klien (tailored to fit the clients). Adalah mungkin untuk

membiarkan klien mengejar pemenuhan kebutuhan mereka

secara tuntas sehingga mereka melakukan kesalahan-

Page 36: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 32

kesalahan atau salah mengarahkan prioritas. Niehoff (1964b)

menceritakan sebuah kasus program berdikari yang tidak

disupervisi di Asia Tenggara yang menimbulkan hasil-hasil

yang tidak diharapkan. Pemimpin setiap desa diperkenankan

untuk memutuskan sendiri proyek pembangunan mereka;

kemudian suatu lembaga pembaharu menyediakan bahan

konstruksi seperti semen, perangkat keras, dan bahan-bahan

atap. Beratus-ratus proyek desa direncanakan, termasuk

membangun sekolah-sekolah, jalan-jalan, pasar-pasar,

saluran-saluran irigasi, dan bendungan-bendungan. Tetapi tak

lama kemudian, ternyata bahwa separuh dari proyek

pembangunan adalah kuil-kuil Budha, suatu hasil yang tidak

diharapkan oleh lembaga pembaharu pemerintah.

Pada kasus ini, prioritas nasional tidak sesuai dengan

kebutuhan orang-orang desa. Hal yang sama terjadi di Kenya.

Pada tahun 1970 pemerintah Kenya menekankan difusi dari

inovasi pertanian untuk meningkatkan produksi makanan.

Tetapi kebanyakan proyek swadaya masyarakat desa

membangun sekolah dasar atau klinik kesehatan. Selanjutnya,

pemerintah seringkali diyakinkan untuk mengirimkan seorang

guru atau seorang perawat untuk mengelola fasilitas yang

baru itu. Hasilnya menyimpang dari rencana pembangunan

pemerintah sehingga pertanian terlantar.

Dalam dunia pendidikan di Indonesia, terjadi juga

penyimpangan-penyimpangan. Contohnya: dana BOS. Dana

ini diperuntukkan untuk membantu anak-anak yang kurang

mampu dalam membiayai sekolah mereka, memperbaiki

sarana dan prasarana sekolah seperti, meningkatkan

kesehjahteraan guru honorer (20-40%), pengadaan buku teks

dan referensi, pendanaan kegiatan ekskul., dan lain

sebagainya. Akan tetapi pada kenyataannya dana tersebut

tidak digunakan untuk hal-hal tersebut diatas.

Page 37: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 33

Agen pembaharu harus sadar akan rasa kebutuhan

klien dan menyesuaikan program difusi mereka pada klien.

Bagaimanapun mereka tidak boleh melepaskan peran mereka

dalam membangun dan membentuk kebutuhan-kebutuhan ini,

sehingga dalam jangka panjang akan mensejahterakan para

klien.

d. Empati Agen Pembaharu

Empati agen pembaharu terhadap kliennya terutama

sulit bilamana para klien sangat berbeda dari para agen

pembaharu; kami harapkan para agen pembaharu akan lebih

berhasil jika mereka dapat ber-empati dengan kliennya. Walau

hanya sedikit dukungan empiris untuk pengharapan ini, secara

sementara kami menyarankan Generalisasi 9-4: Keberhasilan

agen pembaharu secara positif berhubungan dengan empati

pada para klien.

Jika empati adalah penting dalam ke-efektifan agen

pembaharu, bagaimana hal tersebut dapat ditingkatkan?

Salah satu cara adalah pada pemilihan para agen pembaharu;

mereka yang sudah pernah berperan sebagai klien mungkin

akan lebih mampu untuk ber-empati. Sebagai contoh,

lembaga pembaharu pertanian sering mempekerjakan agen-

agen pembaharu yang berlatar-belakang pertanian.

Hal-hal tersebut diatas diperlukan juga oleh seorang

pendidik sebagai agen pembaharu pendidikan. Tetapi hal-hal

tersebut belumlah cukup untuk reformasi pendidikan, pendidik

perlu menjadi agen pembaharu yang terampil. Fullan (Stetson,

2008) mengariskan empat kapasitas yang diperlukan seorang

pendidik untuk menjadi agen pembaharu yang terampil:

a. Membangun visi personal, memerlukan bukan hanya

pengujian terhadap tujuan seseorang untuk menjadi pendidik

dan kemampuan untuk melafalkan program untuk aksi masa

depan. Pendidik harus berpindah melewati suatu tempat yang

Page 38: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 34

biasa dan berdiri untuk masa depan yang diharapkan (Blog,

1987:102).

b. Sikap inkuiri, dalam arti pendidik harus menjadi pembelajar

secara berkesinambungan untuk dapat menanggapi secara

proaktif perubahan dunia yang semakin kompleks.

c. Penguasaan adalah perlu untuk membentuk agen

pembaharuan yang efektif. Penguasaan berpindah melewati

praktek pedagogi yang terampil dalam hubungannya dengan

materi subjek. Hal ini memerlukan pendidik untuk memelihara

sikap keahlian personal untuk mencapai pemahaman yang

lebih mendalam tentang kondisi yang ada, inovasi-inovasi

yang ditawarkan, dan masa depan yang potensial.

d. Kerja-sama juga diperlukan untuk membantu perkembangan

kapasitas seseorang sebagai agen pembaharu. Melalui kerja

sama, para pendidik memperluas secara eksponen kuasa dari

penguasaan personal mereka melalui pengusahaan dari

kelompok yang unggul.

Selain hal-hal tersebut diatas, masih ada satu hal lagi

yang oleh Penington (2008) diperlukan oleh seorang agen

pembaharu pendidikan yang mau berhasil, yaitu keberanian. Agen

pembaharu harus dikendalikan oleh nilai-nilai, artinya: (1)

melakukan apa yang benar, mengikuti kata hati, menolak untuk

mengkompromikan diri sendiri, prinsip-prinsip, meskipun memberi

tekanan dan godaan pada yang menentang; dan (2) berdiri

melawan yang salah, mengatakan dan bertindak, walaupun kita

melihat orang lain melakukan hal-hal yang tidak benar dan tidak

pantas. Tidak dapat disangkal bahwa kedua hal diatas

memerlukan ketekunan, kegelisahan, dan ketabahan …. Itu

memerlukan keberanian.

Page 39: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 35

4. HOMOFILI DAN KONTAK AGEN PEMBAHARU

Homofili adalah derajat dimana pasangan-pasangan

individu berinteraksi sama dengan atribut-atribut tertentu, dan

heterofili adalah derajat dimana mereka berbeda. Agen-agen

pembaharu biasanya berbeda dari klien-klien mereka dalam

banyak hal dan mereka cenderung melakukan kontak paling

banyak dengan klien-klien yang umumnya sama seperti mereka.

Pernyataan umum ini mengarah kepada sekumpulan generalisasi,

dimana terdapat dukungan empiris yang kuat.

Kontak agen pembaharu secara positif berhubungan

dengan para klien yang status sosialnya lebih tinggi. Kontak agen

pembaharu secara positif berhubungan dengan partisipasi sosial

yang lebih besar diantara para klien. Kontak agen pembaharu

secara positif berhubungan dengan pendidikan yang lebih tinggi

diantara para klien. Kontak agen pembaharu secara positif

berhubungan dengan kekosmopolitan diantara para klien.

Logika di balik semua generalisasi ini adalah bahwa lebih

banyak kontak komunikasi yang efektif antara agen-agen

pembaharu dan klien-kliennya terjadi apabila mereka homofilis.

Komunikasi efektif serupa itu patut dihargai dan mendorong agen-

agen pembaharu untuk melakukan kontak dengan para klien yang

kebanyakan sama dengan mereka.

Dalam bab terdahulu telah disajikan jumlah kontak agen

pembaharu pada tahun sebelumnya untuk sebuah sampel dari

1.307 tentang petani Brasil (Tabel 2.1).

Tabel 2.1Jumlah Kontak Agen Pembaharu

Inovator 20

Adopter Awal 15

Mayoritas Awal 12

Mayoritas Akhir 5

Adopter terbelakang 3

Page 40: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 36

Data ini menunjukkan kekhasan dari sejumlah studi-studi

lain. Kontak agen pembaharu adalah satu dari variabel-variabel

yang sangat berhubungan dengan keinovasian. Rogers dkk

(1970, p. 6-12) menyimpulkan, berdasarkan penyelidikan terhadap

15 buah variabel yang berhubungan dengan keinovasian diantara

hampir 4000 petani di 3 negara berkembang: “Variabel tunggal

yang timbul dan erat hubungannya dengan kontak agen

pembaharu, walaupun efek dari variabel lain dikontrol, adalah

keinovasian pertanian”. Dan setelah itu baru status sosial ekonomi

erat hubungannya dengan keinovasian. Jadi, dalam satu bentuk

diagram, variabel-variabel ini timbul sebagai:

Bentuk hubungan yang baik ini merupakan masalah bagi

beberapa agen pembaharu yang khawatir kalau-kalau mereka

terlalu sedikit membantu klien-klien yang paling banyak

memerlukan bantuan mereka. Selama tahun 1970-an,

sebagaimana kebanyakan lembaga pembaharu sangat

memperhatikan issue tentang kesamaan, maka dicari berbagai

alternatif terhadap hubungan status kontak keinovatifan yang

biasa.

a. Kontak Agen Pembaharu Dengan Klien Yang Berstatus Lebih Rendah

Mungkin ada sedikit kesangsian bahwa klien-klien yang

berpenghasilan rendah dan berpendidikan kurang

membutuhkan bantuan agen-agen pembaharu lebih banyak

dari klien-klien yang tergolong elit. Kalau demikian mengapa

agen-agen pembaharu tidak memusatkan usaha mereka pada

klien mereka yang paling beruntung?. Salah satu sebabnya

adalah prinsip homofili yang telah disebutkan. Lebih banyak

klien elit yang homofilis dengan agen-agen pembaharu, dan

Kontak agen pembaharu

[[

KeinovatifanStatus sosial ekonomi

Page 41: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 37

oleh karenanya komunikasi di antara keduanya menjadi lebih

mudah dan lebih efektif. Klien-klien berstatus lebih rendah

berbeda secara sosioekonominya dengan agen-agen

pembaharu, dan jurang heterofil ini menghambat komunikasi

yang efektif. Jika agen pembaharu adalah seorang pegawai

lembaga pemerintahan atau lembaga-lembaga lain yang

sudah mantap, maka klien berstatus lebih rendah mungkin

mencurigai agen pembaharu itu.

Selanjutnya klien-klien yang tergolong tingkat bawah

sering kekurangan sumber-sumber yang diperlukan untuk

mengadopsi inovasi-inovasi yang sedang dipromosikan oleh

agen pembaharu. Sebenarnya inovasi yang sedang

didifusikan oleh agen pembaharu mungkin hanya cocok

dengan keadaan klien yang lebih elit. Dalam kasus begini,

seseorang hampir tak dapat menyalahkan klien karena tidak

mengadopsi, tetapi agen-agen pembaharu cenderung untuk

menghindari kontak lebih lanjut dengan mereka sebab agen

pembaharu tak dapat melihat banyak keuntungan yang dapat

diperoleh dari kontak-kontak yang mereka lakukan

sebelumnya.

Akhirnya, banyak agen pembaharu tidak dengan

sungguh-sungguh mencoba melakukan kontak dengan klien-

klien yang sangat membutuhkan dan berstatus lebih rendah

karena ramalan yang mereka kembangkan sendiri dari

pengalamannya yang lalu, dan barangkali dari latihan yang

mereka peroleh tentang teori difusi (roling, 1981; Roling

dkk,1976). Agen pembaharu mengira bahwa kliennya yang

berstatus rendah tidak responsif terhadap uasaha difusi yang

mereka lakukan, pemikiran klise para agen-agen pembaharu

inilah yang kemudian menyebabkan mereka tidak berani untuk

memulai kontak dengan klien-klien berstatus rendah itu.

Mereka merasionalisasikan kekurangan kontak ini dengan

interpretasi mereka tentang teori difusi, yang mereka gunakan

Page 42: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 38

untuk membenarkan kontak yang dipusatkan pada klien-klien

elit (inovator-inovator dan adopter-adopter awal) yang pada

mereka diharapkan inovasi-inovasi merembes pada klien-

klien yang berstatus rendah. Jadi teori difusi seperti yang

mereka pahami itu, dipakai sebagai alasan bagi mereka untuk

tidak melakukan kontak dengan klien yang kurang elit.

Seharusnya tidak demikian.

Apakah yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa

klien yang berstatus terendah dan klien-klien yang paling tidak

inovatif mempunyai lebih banyak kontak dengan agen

pembaharu? Sebuah jawaban adalah menyeleksi agen-agen

pembaharu yang sedapat/sebanyak mungkin sama dengan

klien mereka. Jika kebanyakan klien hanya berpendidikan

formal beberapa tahun, seorang agen pembaharu terlatih

yang berpendidikan universitas kemungkinan akan lebih

banyak mengalami kesulitan komunikasi dibandingkan dengan

apabila dia berpendidikan lebih rendah. Bukti-bukti yang

mendukung pernyataan-pernyataan ini berasal dari penelitian

yang dilakukan oleh Institut Pertanian Allahabad (1957) di

India. Agen pembaharu tingkat desa yang berpendidikan

dasar saja, lebih efektif dalam mencapai orang-orang desa

India yang buta huruf dibandingkan dengan agen-agen

pembaharu yang berpendidikan Sekolah Lanjutan atau

Universitas. Penemuan yang sama dilaporkan pula oleh ahli-

ahli lain, yang membawa kepada Keberhasilan agen

pembaharu secara positif berhubungan dengan homofili

dengan para klien.

Meningkatkan latihan teknis para agen pembaharu

tidak selamanya meningkatkan performa mereka diukur dari

adopsi inovasi-inovasi oleh para klien. Kenyataannya, sering

dihasilkan performa yang lebih rendah dan bertentangan

dengan kebijaksanaan yang lazim, sebab profesionalisme

yang ditingkatkan di pihak agen-agen pembaharu

Page 43: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 39

menciptakan suatu jurang heterofili yang lebih lebar dengan

para klien.

Masalah heterofili antara agen pembaharu dengan klien

digambarkan oleh Placek (1975) dalam analisisnya tentang

difusi ide-ide KB yang tidak efektif yang dilakukan oleh

pegawai kesejahteraan sosial terhadap para kliennya di

sebuah kota di Tannesse. Peraturan-peraturan federal

menghendaki bahwa ibu-ibu yang sejahtera harus di beri

informasi oleh pegawai kesejahteraan sosial berkenaan

dengan masalah kontrasepsi. Walaupun profesional-

profesional kesejahteraan itu mencoba bertindak sebagai

agen pembaharu untuk mendifusikan KB kepada ibu-ibu

sejahtera, hampir tidak ada adopsi yang dihasilkan. Kenapa?

Bukan disebabkan ibu-ibu sejahtera menghendaki jumlah

anak yang lebih banyak; Placek menemukan bahwa 51% dari

1.141 kehamilan yang terjadi pada 300 orang respondennya

tidak diinginkan pada waktu terjadinya konsepsi.

Placek (1975) menyimpulkan bahwa alasan utama

kurangnya difusi KB disebabkan oleh heterofili yang ekstrim

antara agen-agen pembaharu yang profesional dan para

kliennya. Pegawai kesejahteraan sosial terutama lulusan

perguruan tinggi golongan menengah dan berkulit putih,

sementara 80% ibu-ibu sejahtera berkulit hitam dan

kebanyakan tidak tamat sekolah lanjutan. Mereka semua

wanita, para profesional sudah menikah namun tanpa anak.

Sedangkan para ibu-ibu yang menjadi klien tidak menikah

tetapi mempunyai tiga anak atau lebih. Selanjutnya para klien

tidak mempercayai para pekerja sosial oleh karena aturan

kedisiplinan mereka. Para pekerja sosial kadang-kadang

melakukan razia ditengah malam untuk mengetahui apakah

terjadi hubungan seksual terlarang yang akan menyebabkan

seorang ibu sejahtera dikeluarkan dari daftar program,

dibawah hukum “man in the house”. Para klien ini tidak

Page 44: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 40

mempercayai pekerja-pekerja sosial mereka yang merusak

kredibilitas rasa aman, karena ibu-ibu sejahtera tidak merasa

bahwa para profesional memperhatikan hal-hal yang

bermanfaat bagi para klien.

Apakah yang dapat dilakukan untuk menutup jurang

heterofili antara pekerja-pekerja sosial dan ibu-ibu sejahtera

ini? Placek merekomendasikan untuk mempekerjakan ibu-ibu

sejahtera tertentu sebagai pembantu agen pembaharu (aide)

untuk mendiseminasikan informasi KB.

b. Pembantu-pembantu (Aides) Semi Profesional

Seorang pembantu (Aide) adalah seorang yang kurang

profesional dibandingkan agen pembaharu resmi yang secara

intensif melakukan kontak dengan para klien untuk

mempengaruhi keputusan-keputusan inovasi mereka.

Terdapat banyak variasi dari para Aide semi profesional yang

berfungsi sebagai agen pembaharu, mulai dari “barefoot

doctors” (dokter-dokter tak bersepatu) di Cina, pembantu

penasehat hukum pada program kemiskinan di AS, sampai

para guru bantu. Salah satu keuntungan penting dari

pembantu-pembantu (aide) adalah biaya kontak per klien yang

jauh lebih rendah; suatu”rule of thumb” (petunjuk praktis) pada

program KB Negara Asia ialah 30 orang pembantu (aide)

dapat dipekerjakan dengan upah yang sama dengan seorang

dokter medis. Biaya mereka yang lebih rendah adalah suatu

alasan yang memaksakan untuk mempekerjakan aide, karena

dengan mempekerjakan mereka diperoleh rasio antara agen

pembaharu dengan klien yang lebih layak. Misalnya ada +

10.000 petani bagi setiap agen perluasan pertanian dibanyak

negara-negara berkembang (Rice, 1974, p.121.). Bagaimana

cara seorang pekerja perluasan menghubungi 10.000 klien?

Hal itu tidaklah mungkin dilakukan.

Sayangnya biaya dari kebanyakan lembaga-lembaga

pembaharu tidak dapat ditambah untuk mendapatkan suatu

Page 45: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 41

rasio agen pembaharu klien yang lebih layak, jika hanya agen

pembaharu yang profesional saja yang dipekerjakan.

Bagaimanapun juga tidak cukup profesional yang ada dalam

berbagai bidang pada bangsa-bangsa yang sedang

berkembang, dan akan memerlukan waktu bertahun-tahun

untuk melatih mereka dengan pendidikan universitas,

meskipun biaya untuk menyewa mereka tersedia. Dengan

demikian tidak banyak alternatif selain mempekerjakan aides

(pembantu-pembantu), terutama jika rasio 1:400 atau 1:500

hendak dicapai, sebagaimana yang direkomendasikan

sebagai suatu tingkatan yang ideal. Dengan jumlah agen

pembaharu dan klien yang intensif itu, maka agen pembaharu

dapat secara pribadi menghubungi masing-masing kliennya

yang berstatus rendah.

Tetapi keuntungan utama dari pekerja lapangan semi

profesional dibandingkan yang profesional adalah bahwa para

aide secara sosial lebih dekat kepada anggota-anggota yang

berstatus lebih rendah dalam sistem pemakai yang mereka

layani. Misalnya “barefoot doctors” di Cina menggunakan kira-

kira sepertiga waktu mereka untuk melakukan pekerjaan

bertani, mereka direkrut dari desa tempat yang sama dimana

mereka akan menyelenggarakan perawatan kesehatan, dan

mereka hanya diberi latihan preservice minimum (sebagian

saja, untuk menjaga supaya mereka tidak merasa asing

terhadap klien-kliennya). Sebagai hasilnya kebanyakan

penduduk desa di Cina dan para pendatang yang miskin

menerima “barefoot doctors” mereka sebagai teman,

walaupun seorang teman yang telah menerima beberapa

latihan khusus kesehatan /KB.

Keahlian teknis bisa tidak merupakan kualitas

terpenting dari seorang agen pembaharu dimata sistem

pemakai. Dapat diterimanya seorang pekerja secara pribadi

mungkin sama penting atau bahkan lebih penting

Page 46: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 42

dibandingkan dengan keahlian teknis. Jelaslah bahwa para

aide secara teknis kurang ahli dibandingkan dengan pekerja-

pekerja pengembangan yang profesional tetapi mereka

seringkali dapat mengimbangi derajat keahlian teknis mereka

melalui keahlian sosial mereka yang lebih besar. Sebagai

contoh pembantu-pembantu (aide) KB dibanyak bangsa-

bangsa Asia dan Amerika Latin umumnya terdiri dari semi

profesional wanita yang lebih mampu dalam hal

membicarakan topik-topik yang sensitif tentang kontrasepsi

dengan para klien wanita dibandingkan dengan para dokter

laki-laki (Rogers, 1973).

Jadi seleksi yang sesuai dengan faktor-faktor seperti

seks, pendidikan dan perkenalan secara pribadi dengan

sistem pemakai dapat membantu memperkecil jarak sosial

antara agen pembaharu dan sistem klien. Terutama dalam

program difusi yang ditujukan untuk mengurangi kemiskinan

dan memperoleh persamaan sosioekonomi yang lebih besar

dalam suatu sistem. Para aide dapat membagi dua jarak

sosial antara profesional dan klien-klien yang berstatus lebih

rendah.

Konsep “barefoot doctors” sesungguhnya merupakan

sebuah inovasi yang radikal, “barefoot doctors” bukanlah para

medis atau dokter pembantu, yang bekerja dibawah

pengawasan yang ketat. Mereka itu sesungguhnya dokter-

dokter paruh waktu yang dilatih untuk mendiagnosa dan

mengobati penyakit-penyakit yang umum/biasa tanpa bantuan

profesional. Dapat diharapkan bahwa ide yang radikal seperti

itu akan mengalami tantangan keras dari profesi kedokteran,

tetapi di Cina Mao sebenarnya telah menghapuskan Dep. Kes

pada tahun 1966 selama revolusi kebudayaan. Dengan

demikian profesi kedokteran pada hakekatnya telah dilewati

(bypassed) dalam memantapkan sistem kesehatan yang baru.

Page 47: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 43

Kami mewawancarai kira-kira 50 barefoot doctors

selama kunjungan kami ke Cina pada tahun 1978 sebagai

anggota delegasi kesehatan desa. Kami memeriksa isi kotak

perlengkapan kesehatan para barefoot doctors, dan secara

umum mencoba untuk menentukan ruang lingkup tugas para

aide itu dibidang medis dan kesehatan.

Salah satu tugas penting barefoot doctors ini adalah

merujuk kasus-kasus yang sulit ke rumah sakit komune

dimana tersedia alat-alat operasi, suplai darah dan mesin

sinar X. Kami menemukan hanya sedikit pasien yang dirujuk

ke rumah sakit, barefoot doctors hampir dapat menangani

semua penyakit pasien yang ada. Dengan demikian barefoot

doctors memberikan vaksinasi, menjahit luka, memasang IUD,

melakukan abortus dan membantu kelahiran bayi. Kami

menemukan juga beberapa barefoot doctors yang

membetulkan tulang-tulang patah yang melakukan

pembedahan usus buntu dalam keadaan darurat.

Sebagai tambahan terhadap pekerjaan kesehatan

mereka, barefoot doctors menggunakan sebagian waktunya

untuk menyelenggarakan taman obat (apotik hidup) dan

melakukan pekerjaan bertani. Sebuah apotik hidup biasanya

berdekatan dengan klinik barefoot doctors di desa. Obat-

obatan dari tanaman itu dapat mengurangi biaya perawatan

kesehatan. Barefoot doctors juga memberikan pelayanan

akupuntur dan menyediakan berbagai macam jenis perawatan

dengan pengobatan tradisional Cina.

Pekerjaan bertani yang dilakukan oleh barefoot doctors

kelihatannya secara simbolis dan secara sosial penting dalam

memfasilitasi homofili antara barefoot doctors dengan para

klien petani. Pekerjaan dengan tangan dipuji pada semua

tingkatan di Cina sebagai suatu alat yang menentukan tingkat

sosial. Keuntungan selanjutnya dari pekerjaan bertani yang

mereka lakukan ialah pekerjaan itu memberi jaminan kerja

Page 48: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 44

purna waktu bagi mereka, bahkan pada waktu pekerjaan

kesehatan mungkin lagi sepi. Homofili klien agen pembaharu

juga difasilitasi oleh prosedur seleksi bagi barefoot doctors,

yakni mereka harus belajar formal sedikitnya 6 tahun. Para

barefoot doctors berasal dari orang tua kelas rendah dan

menengah atau miskin, tetapi mempunya suatu tanggung

jawab alturistik untuk melayani orang. Calon dipilih oleh

teman-temannya di desa. Barefoot doctors yang baru

kemudian pergi ke rumah sakit komune selama 3-6 bulan

untuk “preservice training” (pelatihan sebelum melayani) baik

dalam pengobatan barat maupun pengobatan tradisional Cina.

Latihan jangka pendek serupa itu untuk menjaga supaya

mereka tidak merasa asing terhadap kliennya. Setelah

berpenglaman beberapa tahun seorang barefoot doctors

dapat kembali ke rumah sakit untuk beberapa latihan lanjutan,

barangkali dalam bidang spesialisasi seperti KB.

Dengan latihan singkat seperti itu, bagaimanakah

caranya barefoot doctors itu menyelenggarakan pelayanan

medis yang primer? Kebanyakan pasiennya menderita pilek,

luka atau masalah-masalah kecil lainnya; problema medis

yang serius jarang terjadi. Dan barefoot doctors itu bukan

manusia super para medis sehingga ia mampu membuat

perkiraan berdasarkan catatan-catatan yang diperolehnya

dalam training. Mereka juga melakukan beberapa kesalahan

dalam diagnosisnya, dalam keputusan=keputusan perujukan,

dan dalam pengobatan.

Dengan latihan yang terbatas dan kurangnya supervisi

medis, maka kesalahan sesekali berupa itu tidak dapat

dihindari. Tetapi Cina tidak mempunyai pilihan lain antara

pelayanan medis bermutu tinggi vs mutu rendah, sistem

kesehatan desa berbiaya rendah tentunya jauh lebih superior

dari pada tidak sama sekali bagi kebanyakan orang-orang

desa sebelum tahun 1965.

Page 49: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 45

Konsep barefoot doctors telah ditiru, sering dalam

bentuk yang dimodifikasi oleh sejumlah bangsa-bangsa

berkembang lainnya sejak 1970 an. Salah satu pelajaran

penting yang dipelajari dari barefoot doctors di Cina adalah

sangat pentingnya homofili klien-agen pembaharu dalam

menumbuhkan kredibilitas rasa aman yang digunakan para

klien untuk dapat menerima agen-agen pembaharu.

c. Kredibilitas Agen Pembaharu

Meskipun para aide kurang mempunyai kredibilitas

kemampuan, yang didefinisikan sebagai derajat di mana

sumber atau saluran komunikasi dipandang sebagai yang

berpengetahuan dan ahli, namun mereka mempunyai

keuntungan dari segi kredibilitas rasa aman, derajat di mana

suatu sumber atau saluran komunikasi dipandang sebagai

yang dapat dipercaya. Oleh karena itu seorang aide adalah

teman bagi klien-kliennya, maka mereka tidak akan

mencurigai para aide kalau-kalau mempunyai motif-motif yang

mementingkan diri sendiri atau niat-niat berbuat curang. Aide

itu serupa dengan klien yang melayani sebagai model

peranan yang dapat dibandingkan. Jika aide sudah

mengadopsi suatu inovasi yang sedang dipromosikannya,

maka pengalaman pribadinya dengan ide baru itu membantu

mengurangi ketidak pastian klien dalam mengevaluasi ide

baru tersebut.

Umumnya, sumber-sumber/saluran-saluran yang

heterofilis (seperti agen-agen pembaharu profesional)

dipandang sebagai orang yang mempunyai kredibilitas

kemampuan dan sumber-sumber/saluran-saluran homofilis,

(seperti aides) dipandang sebagai orang yang mempunyai

kredibilitas rasa aman. Barangkali agen pembaharu yang ideal

akan mempresentasikan/menyatakan kredibilitas kemampuan

dan kredibilitas rasa aman yang seimbang. Suatu kombinasi

adalah seorang agen pembaharu yang homofilis dengan klien-

Page 50: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 46

kliennya dalam karakteristik sosial (seperti status

sosioekonomi, kesukuan, dan yang serupa) tetapi heterofilis

berkenaan dengan kompetensi teknis inovasi yang sedang

didifusikan. Tentunya kombinasi yang ideal seperti itu sangat

tidak serupa sebab kompetensi teknis biasanya berasal dari

pendidikan di universitas, yang sebaliknya berarti bahwa agen

pembaharu secara sosial berbeda dari kebanyakan klien-

kliennya.

Aide yang telah menerima suatu inovasi yang sedang

dipromosikannya, bagaimanapun mencapai kombinasi

homofili/heterofili yang ideal ini. Sebuah ilustrasi yang menarik

diberikan oleh calo-calo (canvassers) vasektomi di India, yang

dibayar sedikit untuk setiap adopter sterilisasi pria yang

mereka bawa ke klinik kesehatan (Ropetto, 1969). Calo-calo

ini miskin, tidak berpendidikan dan rendah status

sosioekonominya. Sama seperti sistem klien, para aide ini

juga memiliki kredibilitas kemampuan, karena mereka telah

lebih dulu melakukan vasektomi. Dengan demikian para calo

vasektomi India ini memiliki kredibilitas rasa aman

berdasarkan homifili sosialnya maupun kredibilitas

kemampuan yang diperlihatkan dari heterofili teknisnya karena

telah mengadopsi inovasi itu sebelumnya.

Pegawai-pegawai negeri seperti pendidik kesehatan,

juga mempromosikan vasektomi di India. Tetapi mereka

kurang efektif dibandingkan para calo dalam meyakinkan klien

untuk melakukan adopsi. Para calo merupakan salesman

vasektomi yang super, yang bergerak melebihi radius 100 mil

dalam mencari adopter. Mereka bekerja 6 atau 7 jam dalam

seminggu. Satu hal yang penting pada proses keputusan

adopter terjadi bila para calo memperlihatkan perut bekas

operasinya, sebagai bukti bahwa ia tahu tentang apa yang

dibicarakannya. Tindakan ini membantu memantapkan

kredibilitas kemampuan para aide dengan para kliennya.

Page 51: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 47

Sebuah tes yang menarik tentang pentingnya persepsi

klien tentang kredibilitas agen pembaharu diselenggarakan

oleh dua lembaga perluasan pertanian di Taiwan. Satu

lembaga perluasan dilaksanakan oleh Departemen Pertanian

dan sebagai lazimnya di banyak negara, dipekerjakan tamatan

universitas di bidang pertanian sebagai agen perluasan lokal.

Dalam sistem lainnya para agen perluasan bekerja untuk

persatuan petani perkotaan. Pekerja perluasan ini kurang

latihan teknis dan kurang profesional. Kedua jenis pekerja

perluasan ini berusaha untuk mendifusikan inovasi pertanian

yang sama dengan sasaran para petani yang sama.

Tetapi agen-agen perluasan yang terdiri dari pegawai

pemerintahan kurang berhasil dibandingkan pekerja-pekerja

perluasan yang dipekerjakan oleh persatuan petani-petani

lokal (Lionberger and Chang, 1970). Mengapa demikian? Satu

alasan utama adalah persatuan petani perkotaan berperan

banyak dalam hal mempengaruhi langsung pekerja-pekerja

perluasan pertanian mereka (yang bekerja bagi para petani);

sebagai hasilnya hampir seluruh petani dapat secara reguler

dihubungi oleh para aide perluasan, dan kebutuhan-

kebutuhan pada masalah-masalah petani lebih diprioritaskan

dibandingkan dengan tujuan-tujuan yang telah digariskan

pemerintah. Selanjutnya para pekerja perluasan pertanian

yang kurang profesional adalah petani paruh waktu (part

time), dan tidak merekomendasikan suatu inovasi pertanian

kepada tetangganya/kliennya sebelum mereka sendiri

mengadopsi inovasi itu. Tife pekerja perluasan pertanian

pemerintah yang lebih profesional secara sosial kurang

homofili dengan para petani, dan tidak dapat memberikan

kesaksian secara personil untuk inovasi yang mereka

promosikan; sesungguhnya peraturan pemerintah melarang

agen-agen perluasan pertanian untuk ikut melaksanakan

usaha pertanian.

Page 52: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 48

Bukti yang baru saja direview menyarankan

keberhasilan agen pembaharu mempunyai hubungan positif

dengan kredibilitas dari sudut pandang para klien.

Satu tife agen pembaharu yang umumnya mendapat

kredibilitas yang rendah adalah sales people yang komersial.

Adopsi dari ide baru hampir selalu berujung penjualan produk

baru. Bagi beberapa inovasi dan kondisi tertentu, agen

pembaharu komersial memainkan peranan penting dalam

difusi inovasi. Tetapi agen pembaharu komersial sering

dianggap mempunyai kredibilitas yang rendah oleh klien-

kliennya. Sebagai contoh penulis menemukan bahwa 97%

dari responden yang terdiri dari petani Ohio menyatakan

bahwa mereka akan lebih bisa diyakinkan terhadap suatu

inovasi jika mereka membicarakannya dengan tetangga bukan

dengn seorang salesman.

Motif-motif agen pembaharu komersial, seperti

diperkirakan klien-kliennya mungkin merupakan satu alasan

bagi rendahnya kredibilitas mereka dalam rekomendasi-

rekomendasinya. Mereka merasa bahwa sales people

mungkin berusaha untuk mempromosikan adopsi yang

berlebihn untuk ide-ide baru mungkin dalam usaha untuk

meningkatkan penjualan. Agen pembaharu komersial adalah

orang yang terpenting pada tahap implementasi percobaan

dalam proses keputusan inovasi (Ryan + Gross, 1943; Beal

dan Rogers, 1957; dan Copp dkk. 1958). Klien mungkin

membeli sedikit dari produk baru itu untuk percobaan. Pada

saat itu ia sangat bergantung pada agen pembaharu

komersial untuk memperoleh informasi tentang cara memakai

inovasi itu. Kredibilitas mereka terbatas kepada informasi.

“Bagaimana caranya” dan biasanya tidak meningkat/meluas

sampai pada suatu kemampuan yang mengajak individu untuk

membentuk suatu sikap suka terhadap inovasi.. Kredibilitas

persuasif serupa itu sebaiknya dari teman-teman yang bukan

Page 53: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 49

agen pembaharu komersial dan sumber-sumber lain yang

tidak mempunyai tujuan apapun atau minimal tidak sejauh apa

yang dipikirkan oleh agen pembaharu komersial itu.

Dalam beberapa kasus, sumber atau saluran

komunikasi komersial juga penting untuk menciptakan

kesadaran pengetahuan tentang suatu inovasi. Misalnya

penelitian Coleman, dkk. (1966) tentang obat-obatan

menemukan bahwa pengecer dan publikasi komersial

dilaporkan oleh 80% dokter medis sebagai sumber

pengetahuan merek tentang ........Pengecer adalah pegawai

perusahaan farmasi yang mengunjungi dokter-dokter untuk

memberi mereka keterangan yang mendetail tentang inovasi

medis, dan sampel-sampel gratis untuk obat-obat baru.

Dewasa ini kira-kira 25.000 pengecer obat dipekerjakan di AS

untuk menghubungi dokter-dokter, ahli farmasi dan agen-agen

pembeli di rumah sakit (Banta, 1981,p.367). Nilai dari kontak

agen pembaharu serupa itu pada perusahaan obat-obatan

ditunjukkan dengan fakta bahwa pengecer itu dibayar kira-kira

$ 150, untuk setiap dokter medis yang dihubunginya. Tetapi

pengecer obat itu tidak dapat dipercaya pada tahap-tahap

persuasi dan keputusan inovasi., yakni pada saat seorang

dokter memutuskan untuk melakukan adopsi atau tidak

(Coleman, dkk. 1966). Agen-agen pembaharu komersial tidak

dipandang sebagai yang dapat dipercaya untuk informasi

yang bersifat penilaian berkenaan dengan suatu inovasi;

ketidakpastian tentang nilai suatu inovasi paling baik diatasi

melalui komunikasi interpersonal dengan teman-teman.

d. Profesionalisasi Yang Tidak Autentik dari Para Aide

Telah kita tunjukkan bahwa para aide mempunyai

kelebihan dalam hal biaya kontak per klien yang lebih rendah

dan kemampan yang lebih besar dalam menjembatani jurang

heterofili bila dibandingkan dengan agen-agen pembaharu

yang profesional. Akan tetapi kelebihan-kelebihan ini tidak

Page 54: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 50

berarti bahwa para profesional sudah tidak diperlukan lagi

dalam program-program difusi. Mereka itu tetap penting untuk

melatih serta mengawasi para aide dan berfungsi sebagai

pendukung teknis untuk problem-problem tertentu yang tidak

dapat diatasi oleh para aide. Tetapi peranan profesional

sebagai seorang supervisor bagi para aide agak berbeda dari

pada peranannya untuk menghubungi klien secara langsung.

Satu dari problem-problem khusus yang sering

ditemukan pada para aide adalah profesionalisasi yang tidak

autentik, yakni proses bagaimana para aide berpakaian,

berbicara atau tanda-tanda identifikasi lainnya dari seorang

profesional dalam bidangnya. Misalnya para calo vasektomi di

India menuntut pakaian seragam, lencana pengenal dan

simbol-simbol lain dari agen pembaharu prpfesional (Repetto,

1969). Para aide KB di indonesia mendesak agar mereka

dilengkapi dengan sepeda dan motor. Kendaraan ini tidak

hanya sebagai alat transportasi ke rumah-rumah klien, tetapi

juga sebagai tanda status profesional. Para aide umumnya

mengagumi gen-agen pembaharu profesional yang

mengawasinya dan dengan demikian wajarlah jika mereka

ingin menjadi serupa dengan mereka. Mereka tidak dapat

memperoleh gelar universitas yang dimiliki para profesional

dan oleh karenanya mereka berusaha untuk tampil dan

kelihatan seperti profesional. Tetapi profesionalisasi yang

tidak autentik seperti itu merusak fungsi menjembatani

heterofili, karena untuk tujuan itulah mereka dipekerjakan

(Rogers, 1973, p.130). Biasanya jika para aide diberitahu

tentang masalah profesionalisme yang tidak autentik, maka

mereka akan bertindak dengan berbagai cara untuk

mengoreksi hal-hal yang merupakan ancaman terhadap

kefektifan mereka.

Page 55: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 51

5. Pemimpin Opini

Kepemimpinan opini adalah derajat dimana seseorang

individu secara informal mampu mempengaruhi sikap atau tingkah

laku yang nyata dari individu lain dalam suatu cara yang

diharapkan dalam frekuensi relatif. Kampanye difusi tampaknya

akan lebih berhasil jika agen-agen pembaharu mengidentifikasi

dan memanfaatkan pemimpin opini.

Keberhasilan agen pembaharu berhubungan secara positif

dengan keluasan usahanya melalui pemimpin opini. Waktu dan

energi dari agen pembaharu merupakan sumber-sumber yang

langka. Dengan memusatkan kegiatan komunikasi pada pemimpin

opini dalam sebuah sistem sosial, agen pembaharu dapat

mempercepat laju difusi. Penghematan usaha diperoleh karena

menghubungi pemimpin opini menggunakan jauh lebih sedikit

sumber-sumber agen pembaharu (waktu dan energi) dari pada

jika harus menghubungi tiap anggota dari sistem klien.

Secara esensial pendekatan pemimpin memperbesar

usaha-usaha dari agen pembaharu. Dengan mendaftarkan

bantuan pemimpin opini, agen pembaharu memberikan

perlindungan bagi keseponsoran lokal dan sanksi bagi ide-ide

baru. Seperti telah ditunjukkan pada bagian lain dari buku ini.

Pesan-pesan jaringan kerja dari teman-teman dekat seperti

pemimpin-pemimpin opini, dianggap kredibel dalam meyakinkan

individu untuk mengadopsi suatu inovasi. Kenyataannya, setelah

pemimpin opini dalam suatu sistem sosial mengadopsi suatu

inovasi, maka tidak mungkin menghentikan penyebaran

selanjutnya.

Agen-agen pembaharu kadang-kadang salah menganggap

inovator-inovator sebagai pemimpin opini. Mereka mungkin

merupakan individu yang sama, terutama dalam sistem dengan

norma-norma yang sangat modern, namun sering tidak demikian

halnya.

Page 56: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 52

Pemimpin opini mempunyai pengikut-pengikut, sedangkan

inovator hanya merupakan orang pertama yang mengadopsi ide

baru. Bila agen pembaharu memusatkan usaha-usaha komunikasi

pada para inovator, dan bukan pada para pemimpin opini,

hasilnya dapat meningkatkan pengetahuan tentang inovasi-

inovasi, tetapi hanya sedikit klien yang akan terbujuk untuk

mengadopsi.

Tingkah laku inovator tidak perlu meyakinkan rata-rata klien

untuk mengikutinya. Kesulitan lain terjadi bila seorang agen

pembaharu secara tepat mengidentifikasi pemimpin opini dalam

suatu sistem tetapi kemudian terlalu memusatkan perhatiannya

pada beberapa pemimpin opini, sehingga mereka mungkin terlalu

inovatif di mata para pengikutnya, atau dirasakan terlalu

bersahabat dan diidentifikasi secara berlebihan oleh agen

pembaharu.Jadi seorang agen pembaharu dapat menghapuskan

(wear out) kredibilitas pemimpin opini dengan membuatnya terlalu

inovatif. Problema semacam ini telah terjadi dalam berbagai

program difusi; hal tersebut agaknya analog dengan masalah

profesionalisasi yang tidak autentik dari para pembantu (aides).

6. Kemampuan Para Klien untuk Mengevaluasi

Salah satu kontribusi agen pembaharu yang unik pada

proses difusi adalah kompetensi teknis, yang memungkinkannya

memberi keahlian ini kepada para klien untuk membuat

keputusan-keputusan inovasi, tetapi apabila agen pembaharu

mengambil satu pendekatan jangka panjang untuk

perubahan,maka ia harus berusaha untuk meningkatkan

kompetensi teknis dari para klien dan kemampuan untuk

mengevaluasi inovasi potensial itu sendiri. Selanjutnya para klien

dapat menjadi agen pembaharu sendiri. Hal ini menyarankan

keberhasilan agen pembaharu berhubungan secara positif dengan

peningkatan kemampuan klien untuk mengevaluasi inovasi.

Page 57: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 53

Dukungan empiris yang terbatas untuk pernyataan ini

sebagian besar berasal dari berbagai studi kasus deskriptif.

Sayangnya, agen-agen pembaharu sering lebih terpaku pada

tujuan jangka pendek seperti mempercepat laju adopsi inovasi.

Sebaliknya kepercayaan pada diri sendiri seharusnya menjadi

tujuan dari lembaga-lembaga pembaharu, mengarah pada

penghentian ketergantungan klien pada agen pembaharu, tetapi

tujuan ini jarang dicapai oleh kebanyakan lembaga pembaharu.

Mereka biasanya mempromosikan adopsi dari inovasi-inovasi, dan

bukannya berusaha mendidik para klien untuk memperoleh

kemampuan dasar tentang cara mengevaluasi inovasi itu sendiri

Page 58: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

BAB IIISIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Dalam proses suatu inovasi pendidikan banyak sekali

hambatan-hambatan yang harus dilalui, diantaranya karakteristik dari

perubahan itu sendiri, karakteristik lokal yang meliputi wilayah,

lembaga pendidikan, Kepala Sekolah dan guru. Serta faktor eksternal

yaitu kebijakan pemerintah dan peran agen pembaharu.

Agar hambatan-hambatan tersebut tidak menjadi kendala dalam

proses inovasi pendidikan maka diperlukan kontak-kontak personal

dalam inovasi pendidikan. Kontak-kontak personal menurut sifatnya

dibagi menjadi 2, yaitu kontak-kontak personal internal yang meliputi

guru, peserta didik, kepala sekolah, komite sekolah, staf tata

administrasi sekolah. Dan kontak-kontak personal eksternal yang

meliputi lembaga-lemabaga pendidikan informal, masyarakat dan

orang tua.

Apabila dalam proses inovasi terdapat jurang sosial dalam

proses sosialisai inovasi pendidikan maka diperlukan agen perubahan

atau agen pembaharu (agen of change). Untuk tercapainya perubahan

dalam implementasi pendidikan diperlukan adanya agen-agen

perubahan yang memahami makna perubahan itu sendiri. Dalam

tataran mikro, guru, kepala sekolah, siswa, dinas pendidikan dan orang

tua siswa harus menjadi agen perubahan yang handal yang selalu siap

untuk mendorong perubahan (drive to change), bukan dipimpin oleh

perubahan (lead by change) atau menolak perubahan (resist to

change).

Page 59: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

Depi Ardian Nugraha 55

B. SARAN

Berdasarkan hasil studi literatur yang telah kami lakukan, saya

menghimbau kepada seluruh elemen pendidikan, mulai dari tingkat

keluarga sampai pemerintah sebagai penentu kebijakan mari kita terus

bekerja sama dalam melakukan inovasi pendidikan baik secara

pandangan kritis kita sebagai guru atau masukan dari berbagai pihak

lainnya, agar proses inovasi pendidikan dapat berjalan secara efektif

dan efisian sehingga tujuan pendidikan kita dapat tercapai.

Page 60: Tugas Kelompok Kontak -Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan

A. DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim. 1988. Inovasi Pendidikan: Pengantar untuk Memahami Apa dan Bagaimana Difusi dan Implementasi Inovasi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

Rogers, E.M. 1983. Diffusion Of Innovations. London : Collier Macmillan Publisher.

Tersedia [Online] di http://enewsletterdisdik.wordpress.com/2009/05/30/ fungsi-dewan-pendidikan/. Download 07 Oktober 2012

Tersedia [Online] di http://ariswahyu.blogspot.com/2011/07/ peranan-kelompok-kerja-kkg-mgmp-kkks.html. Download 26 September 2012