Top Banner
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Syamir (2012), Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, memiliki lebih kurang 30.000 spesies tumbuhan dan 940 spesies di antaranya termasuk tumbuhan berkhasiat. Tumbuhan berkhasiat tersebut, 180 spesies telah dimanfaatkan oleh industri jamu tradisional yang juga merupakan potensi pasar obat herbal dan fitofarmaka. Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu terbukti dari adanya naskah lama pada daun lontar Husodo (Jawa), Usada (Bali), Lontarak pabbura (Sulawesi Selatan), dokumen Serat Primbon Jampi, Serat Racikan Boreh Wulang Dalem dan relief candi Borobudur yang menggambarkan orang sedang meracik obat (jamu) dengan tumbuhan sebagai bahan bakunya. Obat herbal telah diterima secara luas di negara berkembang dan di negara maju. Menurut WHO (Badan Kesehatan Dunia) hingga 65% dari penduduk negara maju dan 80 % dari  penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal. Faktor pendorong t erjadinya peningkatan  penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi  penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu di antaranya kanker serta semakin luas akses informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia. Untuk meningkatkan keselektifan pengobatan dan mengurangi pengaruh musim dan tempat asal tanaman terhadap efek, serta lebih memudahkan dalam standardisasi bahan obat maka zat aktif diekstraksi lalu dibuat sediaan fitofarmaka atau bahkan dimurnikan sampai diperoleh zat murni.Di Indonesia, dari tahun ke tahun terjadi peningkatan industri obat tradisional, karena banyaknya variasi sediaan bahan alam maka untuk memudahkan pengawasan dan perizinan maka Badan POM mengelompokkan dalam sediaan  jamu, sediaan herbal terstandar dan sediaan fitofarmaka. Dengan melihat jumlah tanaman di Indonesia yang berlimpah dan baru 180 tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional oleh industri, maka peluang bagi profesi kefarmasian dan agroindustri untuk meningkatkan peran sediaan herbal dalam pembangunan kesehatan masih terbuka lebar. Standardisasi bahan baku dan obat jadi, pembuktian efek farmakologi dan informasi tingkat keamanan obat herbal merupakan tantangan bagi farmasi dan agroindustri agar obat herbal semakin dapat diterima oleh masyarakat luas. Selain itu, peran mahasiswa dalam meningkatkan inovasi bagi produk jamu, herbal terstandar, dan fitofarmaka sangat berpengaruh untuk kehidupan manusia.Hal ini dikarenakan, penggunaan bahan kimia untuk obat-obatan mempunyai efek samping yang berbahaya untuk tubuh.Penggunaan jangka  panjang obat-obatan kimia dapat memberikan efek yang permanen bahkan kerusakan pada organ manusia.Oleh karena itu, penggunaan tanaman herbal untuk jamu, obat terstandar dan fitofarmaka sangat  bermanfaat baik dalam mencegah maupun mengobati dari serangan penyakit. B. Tujuan Mengetahui pemanfaatan tanaman-tanaman herbal yang dapat diolah menjadi jamu, herbal standar, dan fitofarmaka
26

Tugas Jamu

Oct 30, 2015

Download

Documents

Kayyis Assegaf
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 1/26

I.  PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Menurut Syamir (2012), Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, memilikilebih kurang 30.000 spesies tumbuhan dan 940 spesies di antaranya termasuk tumbuhan berkhasiat.

Tumbuhan berkhasiat tersebut, 180 spesies telah dimanfaatkan oleh industri jamu tradisional yang juga

merupakan potensi pasar obat herbal dan fitofarmaka. Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di

Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu terbukti dari adanya

naskah lama pada daun lontar Husodo (Jawa), Usada (Bali), Lontarak pabbura (Sulawesi Selatan),

dokumen Serat Primbon Jampi, Serat Racikan Boreh Wulang Dalem dan relief candi Borobudur yang

menggambarkan orang sedang meracik obat (jamu) dengan tumbuhan sebagai bahan bakunya. Obat herbal

telah diterima secara luas di negara berkembang dan di negara maju.

Menurut WHO (Badan Kesehatan Dunia) hingga 65% dari penduduk negara maju dan 80 % dari

 penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal. Faktor pendorong terjadinya peningkatan

 penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi

 penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu di

antaranya kanker serta semakin luas akses informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia.

Untuk meningkatkan keselektifan pengobatan dan mengurangi pengaruh musim dan tempat asal

tanaman terhadap efek, serta lebih memudahkan dalam standardisasi bahan obat maka zat aktif diekstraksi

lalu dibuat sediaan fitofarmaka atau bahkan dimurnikan sampai diperoleh zat murni.Di Indonesia, dari

tahun ke tahun terjadi peningkatan industri obat tradisional, karena banyaknya variasi sediaan bahan alam

maka untuk memudahkan pengawasan dan perizinan maka Badan POM mengelompokkan dalam sediaan

 jamu, sediaan herbal terstandar dan sediaan fitofarmaka.

Dengan melihat jumlah tanaman di Indonesia yang berlimpah dan baru 180 tanaman yang

digunakan sebagai bahan obat tradisional oleh industri, maka peluang bagi profesi kefarmasian dan

agroindustri untuk meningkatkan peran sediaan herbal dalam pembangunan kesehatan masih terbuka

lebar. Standardisasi bahan baku dan obat jadi, pembuktian efek farmakologi dan informasi tingkat

keamanan obat herbal merupakan tantangan bagi farmasi dan agroindustri agar obat herbal semakin dapat

diterima oleh masyarakat luas.

Selain itu, peran mahasiswa dalam meningkatkan inovasi bagi produk jamu, herbal terstandar,

dan fitofarmaka sangat berpengaruh untuk kehidupan manusia.Hal ini dikarenakan, penggunaan bahan

kimia untuk obat-obatan mempunyai efek samping yang berbahaya untuk tubuh.Penggunaan jangka

 panjang obat-obatan kimia dapat memberikan efek yang permanen bahkan kerusakan pada organ

manusia.Oleh karena itu, penggunaan tanaman herbal untuk jamu, obat terstandar dan fitofarmaka sangat

 bermanfaat baik dalam mencegah maupun mengobati dari serangan penyakit.

B.  Tujuan 

Mengetahui pemanfaatan tanaman-tanaman herbal yang dapat diolah menjadi jamu, herbal

standar, dan fitofarmaka

Page 2: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 2/26

 

II.  METODOLOGI

A.  Alat dan Bahan

Pada praktikum kali ini, alat yang dipakai adalah pisau, oven, alat pelebur atau mortar, dan

wadah. Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum adalah kunyit putih

B.  Metodologi

Bahan kunyit putih dicuci bersih pada air mengalir 

Bahan dipotong tipis 5-7 mm

Bahan dikeringkan dalam oven atau blower (45-50oC) selama 2 hari

Bahan diserbukan menggunakan alat penyerbuk atau mortar 

Page 3: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 3/26

 

III.  HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.  Hasil

Hasil pada praktikum terlampir 

3.2.  Pembahasan

3.2.1.  Jamu, Herbal Terstandar dan Fitofarmaka

Jamu merupakan bahan obat alam yang sediannya masih berupa simplisia sederhana, seperti irisan

rimpang, daun atau akar kering.Sedang khasiatnya dan keamanannya baru terbukti setelah secara empiris

 berdasarkan pengalaman turun-temurun.Sebuah ramuan disebut jamu jika telah digunakan masyarakat

melewati 3 generasi.Artinya bila umur satu generasi rata-rata 60 tahun, sebuah ramuan disebut jamu jika

 bertahan minimal 180 tahun.Sebagai contoh, masyarakat telah menggunakan rimpang temulawak untuk 

mengatasi hepatitis selama ratusan tahun.Pembuktian khasiat tersebut baru sebatas pengalaman, selama

 belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa temulawak sebagai antihepatitis.Jadi Curcuma xanthorriza itu tetaplah jamu. Artinya ketika dikemas dan dipasarkan, produsen dilarang mengklaim

temulawak sebagai obat (Anonim. 2011).

Selain tertulis "jamu", dikemasan produk tertera logo berupa ranting daun berwarna hijau dalam

lingkaran. Di pasaran banyak beredar produksi kamu seperti Tolak Angin (PT Sido Muncul), Pil Binari

(PT Tenaga Tani Farma), Curmaxan dan Diacinn (Lansida Herbal), dll.

Page 4: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 4/26

 

Gambar 1. Logo Jamu

Jamu dapat dinaikkan kelasnya menjadi herbal terstandar dengan syarat bentuk sediaannya berupa

ekstrak dengan bahan dan proses pembuatan yang terstandarisasi. Disamping itu herbal terstandar harus

melewati uji praklinis seperti uji toksisitas (keamanan), kisaran dosis, farmakodinamik (kemanfaatan) dan

teratogenik (keamanan terhadap janin).Uji praklinis meliputi in vivo dan in vitro. Riset in vivo dilakukan

terhadap hewan uji seperti mencit, tikus ratus-ratus galur, kelinci atau hewan uji lain. Sedangkan in

vitro dilakukan pada sebagian organ yang terisolasi, kultur sel atau mikroba. Riset in vitro bersifat parsial,

artinya baru diuji pada sebagian organ atau pada cawan petri.Tujuannya untuk membuktikan klaim sebuah

obat.Setelah terbukti aman dan berkhasiat, bahan herbal tersebut berstatus herbal terstandar.Meski telah

teruji secara praklinis, herbal terstandar tersebut belum dapat diklaim sebagai obat.Namun konsumen

dapat mengkonsumsinya karena telah terbukti aman dan berkhasiat.Hingga saat ini, di Indonesia baru 17

 produk herbal terstandar yang beredar di pasaran.Sebagai contoh Diapet (PT Soho Indonesia), Kiranti (PT

Ultra Prima Abadi), Psidii (PJ Tradimun), Diabmeneer (PT Nyonya Meneer), dll.Kemasan produk Herbal

Terstandar berlogo jari-jari daun dalam lingkaran (Syamir, Hasnidar. 2012).

Gambar 2. Logo Herbal Terstandar 

Sebuah herbal terstandar dapat dinaikkan kelasnya menjadi fitofarmaka setelah melalui uji klinis

 pada manusia.Dosis dari hewan coba dikonversi ke dosis aman bagi manusia. Dari uji itulah dapat

diketahui kesamaan efek pada hewan coba dan manusia.Bisa jadi terbukti ampuh ketika diuji coba pada

hewan, belum tentu ampuh juga ketika dicobakan pada manusia. Uji klinis terdiri atas single center yang

dilakukan di laboratorium penelitian dan multicenter di berbagai lokasi agar lebih obyektif. Setelah lolosuji fitofarmaka, produsen dapat mengklaim produknya sebagai obat. Namun demikian, klaim tidak boleh

menyimpang dari materi uji klinis sebelumnya.Misalnya, ketika uji klinis hanya sebagai antikanker,

 produsen dilarang mengklaim produknya sebagai antikanker dan antidiabetes.

Kemasan produk fitofarmaka berupa jari-jari daun yang membentuk bintang dalam lingkaran. Saat

ini di Indonesia baru terdapat 5 fitofarmaka, contoh Nodiar (PT Kimia Farma), Stimuno (PT Dexa

Medica), Rheumaneer PT. Nyonya Meneer), Tensigard dan X-Gra (PT Phapros). Itulah tiga kriteria

Page 5: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 5/26

 produk bahan alam dan tahapan panjang yang harus dilalui oleh produsen obat bahan alam untuk 

mendapatkan status tertinggi sebagai obat yaitu fitofarmaka.Semua uji tersebut ditempuh demi keamanan

konsumen (Anonim. 2011).

Gambar 3. Logo Fitofarmaka

3.2.2.  Tanaman Herbal

a.  Pegagan

Klasifikasi tanaman Pegagan:

Kerajaan : Plantae

Divis : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledone

Ordo : Umbillales

Familia : Umbilliferae (Apiaceae)

Genus : Centella

Species : C. asiatica & Hydrocotyle asiatica 

 Nama Binominal : Centella asiatica 

Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dan berbunga sepanjang tahun.

Tanaman akan tumbuh subur bila tanah dan lingkungannya sesuai hingga dijadikan penutup tanah. Jenis

 pegagan yang banyak dijumpai adalah pegagan merah dan pegagan hijau.Pegagan merah dikenal juga

dengan tanaman kebun atau tanaman batu karena banyak ditemukan di daerah bebatuan, kering dan

terbuka. Pegagan merah tumbuh merembat dengan stolon (geragih) dan tidak mempunyai batang, tetapi

mempunyai rhizoma (rimpang pendek).

Pegagan berasa manis, bersifat mendinginkan, memiliki fungsi membersihkan darah, melancarkan

 peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun panas (antipiretika), menghentikan pendarahan

(haermostatika), meningkatkan syaraf memori, anti bakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensis,

insektisida, antialergi dan stimulun. Saponin yang ada menghambat produksi jaringan bekas luka yang

 berlebihan (menghambat terjadinya keloid). Manfaat pegagan lainnya yaitu meningkatkan sirkulasi darah

 pada lengan dan kaki: mencegah varises dan salah urat; meningkatkan daya ingat, mental stamina tubuh,

serta menurunkan gejala dan depresi.

Pegagan mengandung bahan aktif seperti triterpenoid glikosida (terutama asiatikosida, asid asiatik,

asid madecassik, madikassosida), flavenoids (kaemferol dan guercetin), volatile oils (vallerin, camphor,

ciniole dan sterols tumbuhan seperti campesterol, stigmasterol, sitosterol), pektin, asid amino, alkaloidhydrocotyline, mysitol, asid bramik, asid centelik, asid isobrahmik, asid betulik, tanin serta garam mineral

seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi. Diduga glikosida triterpenoida yang disebut

asiaticoside merupakan antilepra dan penyembuh luka yang sangat luar biasa.Zat vellarine yang ada

memberikan rasa pahit.

Beberapa bahan aktif yang terkandung di dalam pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) antara lain

adalah triterpenoid saponin yang unsur utamanya terdiri dari asiatikosida dan madekassosida, genin

Page 6: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 6/26

triterpen, minyak esensial, flavonoid, fitosterol, gula dan bahan aktif lain seperti tannin, asam amino, asam

lemak, alkaloid dan garam-garam mineral (Kumar dan Gupta, 2006). Berdasarkan penelitian Noor dan Ali

(2004), pegagan (Centella asiatica (L.)Urban) bahan aktif yang terdapat pada pegagan diduga mampu

menekan produksi spermatozoa.

b.  Meniran

Herba meniran (Phyllanthus niruri L.) memiliki sistematika sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Phyllanthus

Spesies : Phyllanthus niruri Linn

Meniran ( Phyllanthus niruri L.) tumbuh liar di tempat yang lembab dan berbatu, seperti di

sepanjang saluran air, semak-semak, dan tanah diantara rerumputan.Tumbuhan ini bisa ditemukan di

daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dari permukaan laut. Meniran merupakan terna,

semusim, tumbuh tegak, tinggi 30-50 cm, bercabang – cabang. Batang berwarna hijau pucat. Daun tunggal,

letak berseling. Helaian daun bundar memanjang, ujung tumpul, pangkal membulat, permukaan bawah

 berbintik kelenjar, tepi rata, panjang sekitar 1,5 cm, lebar sekitar 7 mm, berwarna hijau. Dalam satu

tanaman ada bunga betina dan bunga jantan.Bunga jantan keluar di bawah ketiak daun, sedangkan bunga

 betina keluar di atas ketiak daun. Buahnya kotak, bulat pipih, licin, bergaris tengah 2-2,5 mm. Bijinya

kecil, keras, berbentuk ginjal, berwarna coklat (Syamsyuhidayat dan Hutapea, 1991).

Meniran (Phyllanthus niruri L.) banyak mengandung beberapa zat kimia yaitu:

  Flavonoid

Merupakan senyawa larut dalam air yang dapat diekstraksi dengan etanol 70% dan tetap ada

lapisan air setelah dikocok dengan eter minyak bumi. Flavonoid berupa senyawa fenol, karena itu

warnanya berubah apabila ditambah basa atau amoniak. Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan

terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon. Flavonoid yang merupakan bentuk kombinasi glikosida,

terdapat dalam semua tumbuhan berpembuluh. Beberapa turunan flavonoid terdapat pada tumbuhan

tingkat tinggi dan hanya terdapat pada organ-organ tertentu dari tumbuhan seperti akar, batang, daun,

 bunga, bij i, dan kulit kayu (Harborne, 1987). Menurut Suprapto (2006), flavonoid pada meniran banyak 

ditemukan di bagian akar dan daun. Flavonoid pada meniran menempel pada sel imun dan memberikan

sinyal intraseluler atau rangsangan untuk mengaktifkan kerja sel imun lebih baik. Selain itu, meniran

 berfungsi juga sebagai senyawa antioksidan yang mampu merangsang kekebalan tubuh.

  Lignan

Lignan berupa zat padat hablur tanpa warna yang menyerupai senyawa aromatik sederhana yanglain dalam sifat kimianya. Lignan tersebar luas pada tumbuhan, terdapat dalam kayu, daun, eksudat,

damar, dan bagian tumbuhan lain. Lignan terkadang dijumpai sebagai glikosida.Lignan digunakan sebagai

antioksidan dalam makanan.Selain itu lignan juga merupakan kandungan kimia yang aktif dalam

tumbuhan obat tertentu. Lignan dapat diekstraksi dengan aseton atau etanol dan seringkali diendapkan

sebagai garam kalium yang sukar larut (Robbinson, 1995).

Page 7: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 7/26

 

  Tanin

Tanin tersebar dalam setiap tanaman yang berbatang. Tanin berada dalam jumlah tertentu, biasanya

 berada pada bagian spesifik tanaman seperti daun, buah, akar, batang. Tanin merupakan senyawa

kompleks, biasanya merupakan campuran polifenol yang sukar untuk dipisahkan karena tidak dalam bentuk kristal. Di dalam tumbuhan letak tanin terpisah dari protein dan enzim sitoplasma, tetapi bila

 jaringan rusak maka reaksi penyamaan dapat terjadi. Reaksi ini menyebabkan protein lebih sukar dicapai

oleh cairan pencernaan. Salah satu fungsi utama tanin yaitu sebagai penolak hewan pemakan tumbuhan

karena rasanya yang sepat.Tanin dapat meringankan diare dengan menciutkan selaput lendir usus (Tjay

dan Raharja, 1991).

  Alkaloid

Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Alkaloid termasuk senyawa

 bersifat basa yang mengandung satu atau atom nitrogen dan berbentuk kristal. Untuk alkaloid dalam daun

atau buah segar adalah rasanya pahit di lidah serta mempunyai efek fisiologis kuat atau keras terhadap

manusia. Sifat lain yaitu sukar larut dalam air dengan suatu asam akan membentuk garam alkaloid yang

lebih mudah larut (Harborne, 1987).

  Saponin

Saponin adalah senyawa aktif yang menimbulkan busa jika dikocok dengan air.Pada konsentrasi

rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah.Saponin dapat bekerja sebagai antimikroba. Kelarutan

saponin dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter (Robbinson, 1995).

Meniran ( Phyllanthus niruri Linn.) adalah salah satu tumbuhan obat Indonesia yang telah lama

digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan berbagai penyakit seperti diuretik, ekspektoran dan

 pelancar haid. Selain itu herba meniran juga digunakan untuk pengobatan sembab (bengkak), infeksi dan

 batu saluran kencing, kencing nanah, menambah nafsu makan, diare, radang usus, konjungtivitas,

hepatitis, sakit kuning, rabun senja, sariawan, digigit anjing gila, rabun senja, dan rematik gout

(Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991). Herba meniran telah terbukti mempunyai berbagai efek 

farmakologis, antara lain sebagai hepatoprotektif (Munjrekar et al., 2008), antidiabetes (Nwanjo, 2007)

dan antioksidan (Ahmeda et al. 2005). Berdasarkan hasil penelitian terhadap kandungan kimia herba

meniran (Phyllanthus niruri L.), senyawa phyllanthinmempunyai efek menurunkan kadar asam urat tikus

yang dibuat hiperurisemia dengan potassium oxonate (Murugaiyah dan Chan, 2006).

Penelitian terbaru mengenai meniran ternyata bisa digunakan untuk penderita HIV AIDS, dimana

ekstrak meniran bersifat sebagai “adjuvant” , terutama untuk meningkatkan T-helpernya. Adjuvant artinya

membantu dalam menanggulangi suatu infeksi. Selain diberikan obat standar, ditambah dengan stimulan.

Dengan terapi adjuvant , proses penyembuhan penyakit bisa lebih cepat dan yang lebih penting adalah

menghilangkan proses kekambuhan. Ektrak meniran dapat digunakan sebagai terapi adjuvant  pada

 pengobatan infeksi yang membandel seperti infeksi virus, infeksi jamur, infeksi bakteri, intraseluler dan

 penyakit infeksi kronis lainnya.Ekstrak meniran ini bersifat membantu, bukan mengobati, penyembuhanHIV/AIDS. Setidaknya memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang umur penderita, selain itu

meniran juga dapat menyembuhkan hepatitis B. Senyawa aktif dalam meniran adalah filantin dan

hipofilantin yang berfungsi mengeluarkan racun dalam tubuh. Selain itu, perdu bertinggi satu meter ini

 juga sanggup memacu kekebalan tubuh.

Selain itu meniran memiliki aktivitas imunomodulator.Imunomodulator berperan membuat sistem

imun lebih aktif dalam menjalankan fungsinya, menguatkan sistem imun tubuh (imunostimulator) atau

Page 8: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 8/26

menekan reaksi sistem imun yang berlebihan (imunosuppressan).Dengan demikian, kekebalan atau daya

tahan tubuh dapat selalu optimal sehingga tetap sehat ketika diserang virus, bakteri, dan mikroba

lainnya.Sebagai imunomodulator, meniran tidak semata-mata berefek meningkatkan sistem imun, namun

 juga menekan sistem imun apabila aktivitasnya berlebihan. Jika aktivitas sistem imun berkurang, maka

kandungan flavonoid dalam meniran akan mengirimkan sinyal intraseluler pada reseptor sel untuk meningkatkan aktivitasnya. Sebaliknya jika sistem imun kerjanya berlebihan, maka meniran berkhasiat

dalam mengurangi kerja sistem imun tersebut.Sehingga meniran berfungsi sebagai penyeimbang sistem

imun.

c.  Kunyit Putih

Klasifikasi tanaman Kunyit Putih:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)

Genus : Kaempferia

Spesies : Kaempferia rotunda L.

Kunyit putih memiliki nama daerah kunci pepet , temu rapet , ardong (Jawa), kunir putih (Sunda),

konce pet  (Madura), temu putri, temu rapet (Melayu). Nama asing  –  Nama simplisia:  Kaempferiae

rotundae Rhizoma (kunci pepet). Perawakan herba, tinggi sampai 0,65 m. Batang berupa rimpang

 bercabang, pendek, sangat kuat, aromatik, warna putih kekuningan, batang semu kokoh, merah

kecoklatan, minimal 25 cm (Plantus, 2008). Daun tunggal, berpelepah 3-5, tegak, helaian; bentuk daun

 bulat memanjang lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, runcing, tumpul, daging daun tebal dan lunak,

 permukaan atas daun gundul, permukaan bawah berambut sangat pendek, warna permukaan atas hijau dan

sering seperti terbakar, permukaan bawah ungu gelap, panjang helaian daun 10-30 cm, lebar 4-10 cm,

tangkai daun besar, sampai 4 cm, lidah-lidah daun (ligula) kira-kira 4 mm, upih (pelepah) daun berambut,

 panjang 7-24 cm (Plantus, 2008).

Kunyit Putih (curcuma mangga), sebagai anggota keluarga besar Curcuma, mengandung zat

kurkumin.Kurkumin mempunyai khasiat anti-oksidan dan anti-inflamasi.Bahkan khasiat anti-oksidannya

lebih kuat dari vitamin E, sedangkan khasiat anti-inflamasinya lebih kuat daripada hidrokortison

kimia/sintetis. Zat anti-oksidan pada kunyit berfungsi mencegah kerusakan asam deoksiribonukleat

(senyawa yang menyusun gen), karena kerusakan gen adalah salah satu penyebab terjadinya kanker.

Sedangkan kurkumin bersama feruloyl dan 4-hydroxy-cinnamoyl adalah senyawa anti-inflamasi yangterdapat pada rimpang kunyit.Artinya, kedua kandungan kurkumin tersebut sangat berperan dalam

memerangi kanker, yaitu mencegah kerusakan gen sekaligus mencegah peradangan (inflamasi), karena

 pada penyakit kanker selalu terjadi inflamasi.

Manfaat kunyit putih dapat mengobati gangguan pencernaan, sakit perut, perut mulas, dan bengkak 

karena memar, keseleo. Menghentikan peredaran darah, anti inflamasi, menambah nafsu makan, dan anti

neoplastik (merusak pembentukan ribosom pada sel kanker), mengecilkan rahim, menambah nafsu

Page 9: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 9/26

makan, menghambat pertumbuhan sel kanker, mengobati sakit maag, dan nyeri lambung sedangkan umbi

kunyit putih dapat juga digunakan untuk obat penenang syaraf dan daunnya digunakan untuk  body lotion 

(Plantus, 2008).

d. 

SambilotoKlasifikasi tanaman Sambiloto:

Kerajaan : Plantae

Ordo : Lamiales

Family : Acanthaceae

Genus : Andrographis

Spesies : A. paniculata

 Nama binomial : Andrographis paniculata 

Sambiloto merupakan tumbuhan berkhasiat obat berupa terna tegak yang tingginya bisa mencapai

90 sentimeter.Asalnya diduga dari Asia tropika.Penyebarannya dari India meluas ke selatan sampai di

Siam, ke timur sampai semenanjung Malaya, kemudian ditemukan Jawa.Tumbuh baik di dataran rendah

sampai ketinggian 700 meter dari permukaan laut.Sambiloto dapat tumbuh baik pada curah hujan 2000-

3000 mm/tahun dan suhu udara 25-32 derajat Celcius.Kelembaban yang dibutuhkan termasuk sedang,

yaitu 70-90% dengan penyinaran agak lama. Nama daerah untuk sambiloto antara lain: sambilata

(Melayu); ampadu tanah (Sumatera Barat); sambiloto, ki pait, bidara, andiloto (Jawa Tengah); ki oray

(Sunda); pepaitan (Madura), sedangkan nama asingnya Chuan xin lien (Cina) (Mursito, 2002).

Zat aktif utama yang terdapat pada  Andrographis adalah andrographolide. Zat ini paling banyak 

terdapat pada daun (2,39%), sedangkan biji adalah bagian yang memiliki kandungan zat andrographolide

yang paling rendah. Andrographolide memiliki rasa yang sangat pahit.Menurut struktur kimianya dikenal

sebagai diterpene lactone.Zat aktif lainnya yang dimiliki Andrographis yang bersifat pahit dan termasuk 

golongan diterpenoid adalah deoxyandrographolide,19 β-D-glukodide dan neoandrographolide. Selain itu

terdapat zat aktif yang tidak bersifat pahit yaitu 14 deoxy-11,12-dehydroandrographolide (andrographolide

D), homoandrographolide, andrographan, andrographon, andrographosterin dan stigmasterol.

Khasiat sambiloto / manfaat sambiloto, antara lain:

  Anti Kanker.

Andrographis paniculata (Sambiloto) mempunyai kandungan senyawa yang berpotensi

menyebabkan terjadinya proses differensiasi sel-sel kanker, yaitu senyawa terpene. Selain itu ekstrak 

Sambiloto juga bertugas sebagai cytotoxic yang melawan sel-sel kanker.Kemampuan ini ditunjukkan saat

melawan sel-sel kanker nasopharynx (sel kanker squamosa) dan setelah mampu melawan sel-sel limfosit

yang terserang leukemia (Anonim, 2009).

Penelitian di Jepang melaporkan bahwa Sambiloto dapat menghentikan perkembangbiakan sel-sel

kanker lambung. Setelah 3 hari, hanya kurang dari 8 buah sel kanker yang tumbuh dengan kehadiran

Sambiloto.Penelitian lain menguji Sambiloto pada sel-sel sarcoma. Sambiloto ditemukan menghambat pertumbuhan tumor.Ekstrak Sambiloto lebih tidak berbahaya dibandingkan racun dari zat-zat kimia untuk 

kemotherapi melawan kanker.Ekstrak Sambiloto dinyatakan lebih aman dan efektif menahan pertumbuhan

kanker prostat dan payudara.

  Kekebalan terhadap HIV dan Antivirus.

Sambiloto dapat mengganggu enzim yang dihasilkan selama perkembangbiakan virus dan

sekaligus mendukung fungsi kekebalan yang normal.Beberapa peneliti percaya bahwa ekstrak Sambiloto

Page 10: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 10/26

dapat digunakan untuk memberantas virus lain seperti virus Ebola, herpes, hepatitis dan influenza. Sel-sel

leukemia khususnya telah terlihat sangat sensitive terhadap efek andrographolida.

  Masuk Angin, Demam dan Antiinflamasi.

Penelitian penggunaan ekstrak Sambiloto untuk mencegah masuk angin telah dilakukan dengan

memberikan Kan Jang yang mengandung ekstrak Sambiloto pada sekelompok siswa. Hasilnya, kelompok yang diberi perlakuan Kan Jang selama 3 bulan lebih sedikit yang terkena serangan flu (30 %)

dibandingkan kelompok yang tidak menerima perlakuan Sambiloto (62%). Sambiloto juga digunakan

untuk pengobatan demam, penyakit saluran pencernaan serta untuk pereda sakit.

Efek antiinflamasi dari Sambiloto ditunjukkan pada beberapa penelitian terhadap peradangan

(inflamasi) yang disebabkan karena zat-zat kimia, peradangan yang disebabkan oleh histamine, dimetil

 benzene, croton oil (hemolytic necrosis) dan pneumocystis akut yang oleh adrenalin secara nyata dapat

dikurangi. Pengaruh ini diamati terhadap sebagian besar kelompok Andrographolida, yaitu:

Deoxyandrographolida, Andrographolida, Neoandrographolida dan Dehydroandrographolida.

Dehydroandrographolida mempunyai efek yang paling besar kemudian diikuti Neoandrographolida dan

Andrographolida.

  Anti Bakteri, Anti Malaria dan Anti Cacing

Menurut Mursito (2002), Ekstrak Sambiloto berisi 4 senyawa aktif yang mempunyai aktivitas

antimalaria melawan Plasmodium berghei, salah satu parasit pembawa malaria. Ekstrak Sambiloto

menghasilkan penghambat perkembangan parasit.Senyawa aktif yang dikandung oleh Sambiloto yaitu

neoandrographolida dan deoxiandrographolida jika digunakan bersama diketahui lebih efektif dibanding

 jika menggunakan keempat senyawa yang dikandung oleh Sambiloto.Ekstrak Sambiloto juga efektif untuk 

membunuh filaria (cacing yang mikroskopis) yang menyebabkan sakit gajah, tanpa menimbulkan racun.

Penelitian baru dilakukan dengan hewan uji yaitu pada anjing tapi peneliti percaya bahwa ekstrak 

Sambiloto aman untuk manusia.Ekstrak Sambiloto mempunyai aktivitas antidiare, yaitu menghambat

respon usus terhadap enterotoksin dari bakteri Escherichia coli penyebab gejala diare pada percobaan

dengan ileum.

Andrographolida dan Neoandrographolida memiliki potensi kuat menghambat pengeluaran

enterotoksin E. coli penyebab diare in vivo. Andrographolida sama efektifnya dengan loperamid dalam

melawan enterotoksin termolabil dan lebih efektif daripada loperamid jika diuji melawan enterotoksin

termostabil. Sedangkan Neoandrographolida sama efektif dengan loperamid terhadap enterotoksin

termolabil dan sedikit kurang efektif dibanding loperamid dalam melawan enterotoksin termostabil.

  Protektor Liver dan Kandung Empedu

Dalam sistem pengobatan di India disebutkan bahwa terdapat 26 macam formulasi yang

didalamnya menggunakan Sambiloto untuk mengobati penyakit Liver.Senyawa-senyawa yang terkandung

dalam Sambiloto telah diuji efek perlindungannya melawan racun pada Liver.Hal ini telah diuji pada tikus

yang telah diberi Karbontetrachloride, alcohol dan bahan-bahan kimia beracun yang lain. Bahan kimia ini

merusak liver dengan menimbulkan peristiwa lipidperoksidasi. Ini adalah proses pelepasan radikal bebas(molekul reaktif) yang dihasilkan dengan reaksi kimia dan merusak membran sel yang berada disekeliling

sel-sel liver. Ketika senyawa Sambiloto diberikan pada hewan uji 3 hari sebelum terkena racun kimia,

terdapat perlindungan yang nyata terhadap liver. Efek ini menunjukkan kemampuan senyawa kandungan

Sambiloto sebagai antioksidan.Selain itu efek hepatoprotektif andrographolida ditunjukkan dengan adanya

hambatan kerja racun dari karbontetraklorida, paracetamol dan galaktosamin, senyawa yang dapat

Page 11: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 11/26

menginduksi toksisitas pada kultur hati tikus. Pemberian Sambiloto pada penderita infeksi Hepatitis

dilaporkan mengurangi gejala penyakit.

Infeksi hepatitis adalah kondisi liver yang mengalami peradangan akut. Hal ini sering diikuti

 penyakit sirosis hati dan berkembang menyebabkan koma atau kematian. Di India, Sambiloto digunakan

untuk mengobati penyakit-penyakit ringan pada liver yang mendorong untuk menguji efek Sambiloto terhadap infeksi hepatitis, yaitu memperbaiki nafsu makan dalam 15 hari pengobatan,

 jaundice(warna kuning pada mata dan kulit) secara bertahap berkurang dan tidak tampak sama sekali

dalam waktu 24 hari, demam turun setelah kira-kira 7 hari. Sehingga peneliti-peneliti menyimpulkan

 bahwa Sambiloto dapat digunakan untuk pengobatan infeksi hepatitis.

Pada penelitian yang lain menunjukkan bahwa Andrographolida dari Sambiloto dapat

menghasilkan pertambahan yang nyata dalam aliran cairan empedu. Cairan empedu dihasilkan di liver 

kemudian disimpan pada kandung empedu dan membantu pencernaan. Ketika bahan kimia seperti

 parasetamol diberikan kepada hewan uji yang sebelumnya telah diberi Andrographolida, berkurangnya

 produksi cairan empedu yang biasa terjadi karena adanya bahan kimia tersebut dapat dicegah.

Andrographolida yang terdapat pada Sambiloto berpotensi sebagai stimulator dari fungsi kandung

empedu.Pada percobaan dengan hewan uji yang diberi Andrographolida selama 7 hari berturut-turut

menunjukkan pertambahan cairan empedu, garam empedu dan asam-asam empedu.Pertambahan ini

adalah manfaat dan hasil dari peningkatan fungsi kandung empedu.Dengan menggunakan Sambiloto,

kemungkinan untuk pembentukan batu empedu berkurang.Andrographolida juga mencegah berkurangnya

 jumlah cairan empedu yang dapat disebabkan karena keracunan acetaminophen.

  Anti Hiperglikemia

Efek hipoglikemia diujicobakan dengan hewan uji kelinci dan terbukti dapat mencegah terjadinya

hiperglikemia yang diinduksi oleh glukosa yang mungkin disebabkan karena ekstrak Sambiloto

dapat mencegah absorbsi glukosa dari usus.

Efek samping sambiloto, penggunaan dosis tinggi menyebabkan perut mual, muntah bahkan

sampai kehilangan selera makan, karena rebusan Sambiloto memiliki rasa yang sangat pahit.Sambiloto

yang dapat digunakan untuk pengobatan penyakit yang ringan seperti diare, demam dan penyakit pada alat

 pencernaan, dianjurkan hanya digunakan dalam jangka waktu yang pendek.Hal ini karena Sambiloto

mengandung senyawa untuk kontrasepsi secara alami.Penelitian dilakukan di India dengan hewan uji tikus

 jantan, Sambiloto dalam bentuk serbuk daun kering dengan dosis 105 mg serbuk/kg berat badan diberikan

tiSambiloto hari selama 60 hari.Hasilnya ternyata dapat menghentikan spermatogenesis (perkembangan

dan pematangan sel-sel sperma).Disamping itu dilakukan pula penelitian pada tikus betina, yaitu dengan

 pemberian serbuk Sambiloto yang dikeringkan dengan panas matahari dengan dosis 2 gr/kg berat badan

setiap hari selama 6 minggu. Dilaporkan bahwa Sambiloto juga mempunyai efek antifertilitas pada tikus

 betina.Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya hewan percobaan yang hamil setelah dilakukan 5x

 perkawinan dengan hewan jantan yang subur dan tidak diberi Sambiloto.Berdasarkan penelitian tersebut

disimpulkan bahwa Sambiloto dapat mencegah ovulasi.Di Bangladesh, Sambiloto sering digunakansebagai anti fertilitas (Anonim, 2011).

Dalam uji yang dilakukan pada jaringan plasenta pada manusia menunjukkan bahwa

Andrographolida Sodium Succinate yang diperoleh dari Sambiloto efektif dalam menghambat produksi

 progesterone manusia.Hormon ini dibutuhkan untuk keberhasilan kehamilan. Sambiloto digunakan untuk 

 jaringan tertentu, artinya hanya berpengaruh pada jaringan yang dimaksud tanpa menimbulkan pengaruh

Page 12: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 12/26

yang mengganggu atau merusak pada jaringan lain yang normal meskipun pada dosis uji yang

 paling tinggi.

Para peneliti menyimpulkan bahwa senyawa turunan dari andrographolida yang lain dapat pula

menjadi bahan kontrasepsi. Studi yang lain pada tikus betina yang menggunakan dehydroandrographolida,

menunjukkan bahwa dosis yang dapat mempengaruhi kehamilan adalah 250 mg/kg berat badan. Dapatdisimpulkan bahwa senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam Sambiloto dapat menyebabkan

infertilitas adalah kelompok dari senyawa andrographolida.

e.  Tapak Dara

Klasifikasi tanaman tapak dara, yaitu (Plantamor, 2008):

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Gentianales

Famili : Apocynaceae

Genus : Catharanthus

Spesies : Catharanthus roseus (L.) G. Don

Tanaman yang termasuk dalam famili Apocynaceae ini merupakan jenis tumbuhan dengan

 berbagai kandungan kimia.Biasanya tanaman semak ini sering tumbuh liar dan dipelihara sebagai tanaman

hias. Tumbuhan semak tegak ini tingginya sekitar 100 cm, dan tumbuh subur di padang atau pedesaan

 beriklim tropis. Ada pun yang banyak dipakai sebagai obat adalah tapak dara yang tajuknya

 putih.Tapakdara memiliki rumah biji berbentuk silindris yang menggantung pada batang Penyebaran

tanaman ini dengan biji.Batangnya berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil, berkayu, beruas,

 bercabang dan berambut.Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau dan diklasifikasikan berdaun

tunggal.Bunga tapak dara mirip terompet dengan permukaan berbulu halus, ada yang tajuknya berwarna

 putih dan ada yang berwarna merah keunguan. 

Pada akar, batang, daun hingga bunga Tapakdara mengandung unsur-unsur zatkimiawi yang

 bermanfaat untuk pengobatan. Antara lain zat alkaloid (vinkristin,vinblastin, vinleurosin dan vinrosidin).

Zat vindolin yang berkhasiat menurunkan kadar gula darah, menurunkan tekanan darah dan dipakai

sebagai obat penenang. Kandungan zat vinblastin dan vincristine yangbterdapat pada tanaman tapak dara

 bermanfaat sebagai anti kanker.

Kandungan yang sangat penting dalam tanaman tapak dara adalah pada pokok bunganya yang di

anggap beracun dengan bahan aktif seperti vincristine, vinblastine, reserpine, ajmalicine dan serpentine.

Kandungan utama lainnya dari bunga tapak dara adalah catharanthine, leurosine, norharman, lochnerine,tetrahydroalstonine, vindoline, vindolinine, akuammine, vincamine, vinleurosin dan vinrosidin.

Di balik kesederhanaan tapak dara tersimpan manfaat yang besar terutama dalam bidang kesehatan,

terbukti bahwa terdapat empat zat dalam tapak dara yang bisa dimanfaatkan (meski diketahui itu

 beracun): Vinblasine, ternyata bisa dimanfaatkan dalam pengobatan penyakit leukemia. Vincristine,

disamping dipakai dalam pengobatan leukemia, juga kanker payudara, dan tumor ganas

lainnya.Vindesine, dipakai dalam pengobatan leukemia pada anak-anak, dan penderita tumor 

Page 13: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 13/26

 pigmen.Vinorelbine, seringkali digunakan sebagai bahan pengobatan untuk mencegah pembelahan

kelenjar.

Tapak dara mengandung lebih dari 70 macam alkaloid.2 jenis alkaloid yang ditemukan pada

daunnya, merupakan anti kanker aktif yang dapat digunakan pada kemoterapi.Vinblastine digunakan

untuk penderita Hodgkin‟s disease dan vincristine digunakan untuk anak-anak penderita leukemia.Dengandigunakannya vincristine, anak-anak penderita leukimia yang selamat meningkat dari 20 menjadi 80

 persen.Vincristine, disamping dipakai dalam pengobatan leukemia, juga kanker payudara, dan tumor 

ganas lainnya.Selain itu ada juga kandungan Vindesine yang dipakai dalam pengobatan leukemia pada

anak-anak, dan penderita tumor pigmen, dan Vinorelbine yang seringkali digunakan sebagai bahan

 pengobatan untuk mencegah pembelahan kelenjar.Selain vinblastine (VLB) dan vincristine (VCR),

alkaloid anti kanker lainnya adalah leurosine (VLR), vincadioline, leurosidine, catharanthine, dan

lochnerine. Sementara alkaloid berefek hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah) adalah leurosine,

catharanthine, lochnerine, tetrahydroalstonine, vindoline, dan vindolinine.

Senyawa aktif vinblastin dan vinkristin berkhasiat antikanker pada leukemia,ehrlich ascitic liver 

carsinoma dan walker carcinoma. Jugamenghentikan pembelahan sel (mitos) kanker pada tingkat metafase

dan menghambat sintetis purin, DNA dan RNA.Vimblastin terutama untuk penyakit hodgki"s dan

chorioepithelioma, juga efektif pada kanker payudara, indung telur (ovarium), testis dan

nephroblastoma.Vinkristin lebih efektif pada leukemia granulostik dan limfositik akut, terutama pada

leukemia limfositik dan mielositik akut pada anak-anak. Keduanya menyebabkan penekanan ringan pada

sumsum tulang (penyebab turunnya jumlah sel darah putih dan trombosit)

  Efek samping vinblastin berupa turunnya jumlah sel darah putih leukopenia) yang kembali

normal setelah 1 - 2 minggu obat dihentikan, tidak nafsu makan, mual, muntah, sulit buang air 

 besar dan gangguan neurokogis seperti susah tidur, sakit kepala, depresi mental, sensai abnormal.

  Efek samping vincristine muncul pada sistem saraf dengan gejala sensasi abnormal, kebas pada

tungkai, rasa sakit, lemah, kehilangan refleks dalam, gangguan pergerakan, kelumpuhan kelopak 

mata (ptosis), penglihatan (diplopia), serak dan botak (alopesia). Juga terjadi hambatan pada

sistem pembuatan sel darah, hemoglobin dan trombosit (platelet). sel darah putih menurun 1 - 2

minggu setelah pemakaian obat.

Tanaman tapak dara dapat dimanfaatkan untu menyembuhkan berbagai macam penyakit, antara

lain (Dalimartha 2007):

  Kanker 

15 gram tapak dara segar, 30 sampai 60 gram daun pepaya segar, 30 gram daun bayam merah, 30 gram

rumput mutiara, direbus dengan 700 cc air hingga tersisa 300 cc. Lalu disaring dan ditambahkan madu,

diminum tiga kali sehari sebanyak 100 cc (tetap konsultasi ke dokter).

  Kanker payudara

Sediakan 22 helai daun tapak dara, kulit kayu pulasari ( Alyxia reinwardti), dan buah adas ( Foeniculum

vulgare).Cuci bersih, lalu rebus dalam air bersih sebanyak 3 gelas.Tambahkan gula merah secukupnya,dan biarkan mendidih, hingga nantinya tinggal separuhnya.Setelah dingin, saring, lalu diminum.Lakukan

sehari 3 kali, setiap kali minum sebanyak setengah gelas.Minum selama sebulan.

  Kanker rahim

15 gram bunga tapak dara, 30 gram rumput lidah ular, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 200 cc dan

diminum airnya.

  Anemia

Page 14: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 14/26

Ambil empat putik bunga tapak dara, cuci, lalu rendam dalam segelas air.Sebaiknya perendaman

dilakukan di luar rumah selama semalam.Lalu esoknya, saring, dan minum.

  Asma dan Bronkhitis

Gunakan sepotong bonggol akar tapak dara, lantas rebus dalam lima gelas air. Biarkan mendidih hingga

tinggal setengahnya.Setelah dingin, saring, dan minum dua kali sehari.  Batu ginjal

a) Ambil segenggam daun tapak dara, cuci bersih, lalu rebus dalam tiga gelas air sampai airnya tinggal

setengah. Minumlah dua kali sehari.

 b) 30 gram daun tapak dara, 30 gram daun keji beling, 15 gram daun tempuyung, direbus dengan 600 cc

air hingga tersisa 300 cc. Kemudian, disaring dan diminum dua kali sehari.

  Bisul

Cuci segenggam daun tapak dara, lalu lumatkan.Sebelum ditempelkan pada bisul, sebaiknya permukaan

 bisul dibersihkan lebih dahulu.

  Diabetes

a) Kumpulkan 10  –  16 lembar daun tapak dara, lantas rebus dalam tiga gelas air. Biarkan mendidih,

hingga sisanya segelas.Setelah dingin, saring dan minum.

 b) enam lembar daun tapak dara, 15 kuntum bunga tapak dara, direbus dengan 800 cc air hingga tersisa

400 cc. Kemudian, disaring dan diminum airnya dua kali sehari, pagi dan sore.

  Hipertensi

a) Siapkan sekitar 15 – 20 gram daun tapak dara kering dan 10 gram bunga krisan. Rebus keduanya dalam

2 setengah gelas air sampai mendidih. Setelah dingin, saring, lalu minum.Biasanya diminum menjelang

tidur.

 b) 15 gram daun atau bunga tapak dara direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan

diminum airnya menjelang tidur.

  Leukemia

Siapkan 20  – 25 gram daun tapak dara kering, dan juga buah adas.Rebus dalam seliter air, dan biarkanmendidih hingga sisanya tinggal separuh.Setelah dingin, saring.Minum dua kali sehari.

  Tangan gemetar 

Ambil lima lembar daun tapak dara, lalu seduh dengan segelas air panas. Setelah dingin, saring dan

minum dua kali sehari.

  Demam

Satu genggam (12-20 gram) daun tapak dara, 3 potong batang dan akar tapak dara, direbus dengan 4 gelas

air sampai mendidih hingga tinggal 1,5 gelas. Diminum pagi dan sore ditambah gula kelapa.

  Radang perut dan Disentri

15-30 gram daun tapak dara direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih. Diminum pagi dan sore dan

ditambah dengan gula kelapa.

  Luka bakar 

Beberapa daun tapak dara, 0,5 genggam beras direndam dengan air, kemudian ditumbuk bersama-sama

sampai halus. Cara menggunakan, ditempelkan pada luka bakar.

  Luka baru

2-5 lembar daun tapak dara dikunyah sampai lembut dan ditempelkan pada luka baru.

  Haid yang tidak teratur 

Page 15: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 15/26

Herba 6  – 15g direbus dalam 5 gelas air hingga tersisa 2 gelas dengan api kecil. Setelah dingin, disaring

lalu diminum beberapa kali hingga habis dalam sehari.

Senyawa aktif vinblastin dan vinkristin berkhasiat antikanker pada leukemia, ehrlich ascitic liver 

carsinoma dan walker carcinoma. Juga menghentikan pembelahan sel (mitos) kanker pada tingkat

metafase dan menghambat sintetis purin, DNA dan RNA.Vimblastin terutama untuk penyakit hodgki”sdan chorioepithelioma, juga efektif pada kanker payudara, indung telur (ovarium), testis dan

nephroblastoma.Vinkristin lebih efektif pada leukemia granulostik dan limfositik akut, terutama pada

leukemia limfositik dan mielositik akut pada anak-anak.Keduanya menyebabkan penekanan ringan pada

sumsum tulang (penyebab turunnya jumlah sel darah putih dan trombosit). Efek samping vinkristin

muncul pada sistem saraf dengan gejala sensasi abnormal, kebas pada tungkai, rasa sakit, lemah,

kehilangan refleks dalam, gangguan pergerakan, kelumpuhan kelopak mata (ptosis), penglihatan

(diplopia), serak dan botak (alopesia). Juga terjadi hambatan pada sistem pembuatan sel darah,

hemoglobin dan trombosit (platelet).sel darah putih menurun 1  –  2 minggu setelah pemakaian obat

(Dalimartha 2007).

f.  Temu Kunci

Klasifikasi tanaman Temu Kunci:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Boesenbergia

Spesies : B. rotunda 

 Nama Binomial : Boesenbergia rotunda

Tanaman temu kunci ( Kaempheria pandurata Ridl) termasuk famili Zingiberaceae, banyak tumbuh

di hutan jati, tinggi tanaman dapat mencapai 80 cm, warna kulit rimpang coklat dan warna daging rimpang

 putih. Selain digunakan sebagai bumbu masak, rimpang temu kunci jugam miliki khasiat sebagai

obat.Rimpang temu kunci memiliki khasiat memperkuat lambung. Apabila dikunyah dengan pinang dapat

digunakan sebagai obat batuk kering dan peringitis, obat sakit perut serta obat suka kencing pada anak-

anak. Pada wanita, rimpang temu kunci dapat digunakan sebagai obat pembengkakan kandungan serta

obat infeksi alat reproduksi.Temu kunci dapat digunakan untuk obat diare, disentri, batu, pelangsing, dan

obat keputihan.Pengujian secara in vitro menunjukkan temu kunci dapat meningkatkan jumlah limfosit,

antibodi spesifik, dan dapat membunuh sel kanker.Berbagai hasil pengkajian menunjukkan bahwa

tanaman daerah tropis mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai obat (Hayani,

2007).

Rimpang temu kunci mengandung minyak atsiri yaitu metilsinamat, kamper, sineol, dan terpena.Disamping minyak atsiri, temu kunci mengandung saponin dan flavonoid. Senyawasenyawa yang

mempunyai prospek cukup baik biasanya berasal dari golongan flavonoid, kurkumin, limonoid, vitamin C,

vitamin E (tokoferol), dan katekin yang bisa digunakan sebagai obat antikanker. Senyawa-senyawa

tersebut biasanya bermanfaat pula sebagai antioksidan (Hayani, 2007).

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam rimpang temu kunci terkandung senyawa-

senyawa selain pinostrobin, pinocembrin dan minyak atsiri yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan

Page 16: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 16/26

yang dapat terdeteksi dengan DPPH.Senyawa-senyawa tersebut termasuk golongan flavonoid. Adapun

 beberapa kandungan lain senyawa flavonoid atau turunannya dalam rimpang temu kunci yang berpotensi

sebagai antioksidan. Masing-masing senyawa tersebut berpotensi untuk berperanan dalam aktivitas

antioksidan ekstrak etanol (Hayani, 2007).

Flavonoid dari tumbuhan dilaporkan dapat berefek sebagai antioksidan disebabkan kemampuannyamenangkap radikal-radikal bebas dan oksigen aktif.Salah satu senyawa flavonoid yang telah diketahui

efektif sebagai antioksidan adalah kuersetin. Aktivitas antioksi dan kuersetin yang sangat kuat disebabkan

kemampuannya menangkap radikal bebas oleh adanya beberapagugus hidroksi fenolik yang dimilikinya

dengan membentuk radikal baru.Radikal kuersetin yang terbentuk tersebut mampu distabilisasi lebih

lanjut dengan adanya gugus ortho dihidroksi fenolik pada cincin B nya.Selain oleh gugus fenolik pada

cincin B, stabilisasi radikal bebas juga dapat dilakukan oleh gugus fenolik pada cincin A (Elfahmi dkk,

2011).

Panduratin, turunan chalcone yang terisolasi dari Kaemferia hitam rhizome telah dilaporkan untuk 

menekan carcinogenesis di lini sel kanker usus manusia. Pinostrobin, flavonoid dari tanaman ini

menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap manusia kelenjar susu karsinoma sel. Kaempferol dan luteolin

dilindungi sel-sel ini terhadap stres oksidatif. Kemampuan kaempferol dan luteolin untuk menghambat

oksidatif DNA untai istirahat mendukung peran mereka disarankan sebagai agen perlindungan terhadap

 penyakit seperti kanker (Elfahmi dkk, 2011).

Pinostrobin merupakan senyawa antioksidan.Perannya menangkal zat radikal bebas penyebab

kanker.Radikal bebas adalah molekul, atom, atau grup atom yang tidak berpasangan.Ia berbahaya jika

 jumlahnya lebih banyak ketimbang senyawa antioksidan dalam tubuh. Akibatnya radikal bebas yang

 bersifat elektrofil menyerang tubuh dan merusak DNA, sehingga kanker mudah menyerang.Agar 

ketahanan tubuh kuat, sistem ketahanan tubuh harus dijaga. Selain itu pinostrobin juga mampu

menghambat kerja enzim topoisomerase I. „Biasanya pada penderita kanker, aktivitas enzim itu

meningkat,‟ katanya. Dampaknya topoisomerase meningkat jumlahnya.Peningkatan itu sebagai akibat

tingginya aktivitas transkripsi dan translasi DNA. Transkripsi perubahan dari DNA menjadi

messanger ribonucleid acid (mRNA), pembawa kode genetik. Translasi adalah penggabungan asam

amino dalam DNA.Berkat pinostrobin itulah penambahan jumlah topoisomerase I dihambat.Caranya

dengan menghambat transkripsi DNA. Sedangkan aktivitas kerja enzim dihambat dengan cara

mengeluarkan zat yang akan mengikat enzim. Akibatnya, sel kanker mati.Dengan demikian rutin

mengkonsumsi temukunci tokcer mengatasi kanker.Bagi konsumen sehat, kebiasaan meminum rebusan

kerabat jahe itu mujarab mencegah serangan kanker (Elfahmi dkk, 2011).

g.  Temulawak 

Klasifikasi tanaman Temulawak:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Subdivisi :Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Family : Zingiberaceae

Genus : Curcuma 

Spesies : Curcuma xanthorrhiza 

Page 17: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 17/26

Temu lawak  (Curcumaxanthorrhiza) adalah tumbuhan obat yang tergolong dalam suku temu-

temuan  Zingiberaceae.Tanaman ini merupakan tanaman asli Indonesia, khususnya Pulau Jawa. Tanaman

 beraroma tajam dengan rasa pahit dan agak sedikit pedas ini sangat banyak kandungan yang bermanfaat

 bagi tubuh, tidak salah jika penjual  jamu menjadikan tanaman ini sebagai primadona jualannya. Bagian

yang biasa dimanfaatkan untuk pembuatan jamu godok adalah rimpang temu lawak. Rimpang inimengandung 48-59,64 % zat tepung, 1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya

dapat meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman ini adalah sebagai

obatjerawat, meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol, antiinflamasi, anemia, antioksidan, pencegah

kanker, dan antimikroba.

Dari hasil tes uji yang dilakukan oleh Balai penelitian tanaman dan obat, diperoleh sejumlah zat /

senyawa dalam rimpang temulawak antara lain : Air 19,98%, pati 41,45%, serat 12,62%, abu 4,62%, abu

tak larut asam 0,56%, sari air 10,96%, sari alkohol 9,48%, dan kurkumin 2,29%.Dari hasil pengujian

tersebut, ditemukan juga kandungan alkaloid, flavonoid, fenolik, triterpennoid, glikosida tannin, saponin

dan steroid.Selain itu, terdapat juga kandungan minyak atsiri sebesar 3,81%, meliputi: d-kamfer,

sikloisoren, mirsen,p-toluil metikarbinol, pati, d-kamfer, siklo isoren, mirsen, p-toluil metilkarbinol,

falandren, borneol, tumerol, xanthorrhizol, sineol, isofuranogermakren, zingiberen, zingeberol, turmeron,

artmeron, sabinen, germakron, dan atlantone.

Peranan temulawak sebagai obat diketahui dan pemanfaatannya sudah dilakukan sejak dulu hingga

sekarang berdasarkan pengalaman turun temurun.Umumnya temulawak terutama bagian rimpangnya

dijadikan sebagai salah satu bahan ramuan untuk membuat jamu tradisional. Jamu temulawak ini diyakini

dapat mengatasi pegal linu, rhematik, rasa lelah, diare, wasir, disentri, pembengkakan akibat infeksi,

cacar, jerawat, eksim, sakit kuning, sembelit, kurang nafsu makan, radang lambung, kejang kejang,

kencing darah, kurang darah dan ayan (Hidayat, 2008).

Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh institusi kesehatan untuk mengetahui lebih jauh tentang

manfaat tanaman ini bagi manusia.Dari beberapa penelitian didapatkan bahwa kandungan kimia dalam

rimpang temulawak seperti flavonida berkhasiat dalam menyembuhkan radang, kandungan minyak atsiri

 berkhasiat fungistatimk pada beberapa jenis jamur dan bakteriostatik pada mikroba Staphylococcus sp.

Dan Salmonella sp. (Dalimartha,2007).Laporan penelitian lainnya menyebutkan bahwa rimpang

temulawak bisa dijadikan sebagai obat jerawat, anti kolesterol, meningkatkan nafsu makan, anemia, anti-

inflamasi, anti mikroba dan pencegah kanker (Anonim 2008 ).

Rimpang temulawak juga diketahui sebagai obat fitofarmaka, berkhasiat dalam mengatasi

gangguan pada saluran pencernaan, kandung empedu, kelainan hati, pankreas, tekanan darah tinggi, usus

halus, kontraksi usus, TBC, sariawan dan dapat dipergunakan sebagai tonikum (Syukur dan Hernani,

2002).Penelitian lainnya yang dilakukan oleh beberapa universitas berhasil membuktikan bahwa rimpang

temulawak bisa juga digunakan sebagai obat antistroke, antioksidan, menghambat osteoporosis, sebagai

antiplasmodial, anti plak dan pertahanan gigi.

h.  Sidaguri

Sidaguri merupakan salah satu jenis tanaman obat dari famili Malvaceae.Tanaman ini adalah

tanaman semak yang tumbuh liar dan banyak ditemui di pinggir selokan, sungai dan di bawah pohon

 besar.Sidaguri tersebar pada daerah tropis di seluruh dunia dari dataran rendah sampai ketingian 1450 m di

atas permukaan laut.Bentuk batang agak berkayu, bulat dan bewarna cokelat.Daunnya berjenis tunggal

dengan letak daun berseling berbentuk jantung.Buahnya buah batu terdiri dari 8  –  10 kendaga, dengan

Page 18: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 18/26

 buah muda berwarna hijau dan buah tua berwarna hitam. Salah satu khasiat utama Sidaguri adalah

menyembuhkan penyakit asam urat yang sering diderita baik lelaki maupun perempuan di atas usia tiga

 puluh tahun (Holm et al,1997) 

Daunnya mengandung alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino, dan minyak 

asiri.Batang Sidaguri mengandung kalsium oksalat dan tanin.Sementara bagian akar mengandungalkaloid, steroid, dan efedrine.Alkaloid dan efedrine yang terkandung dalam Sidaguri menyebabkan orang

harus berhati-hati dalam mengkonsumsinya.Orang yang sensitif terhadap alkaloid efedrine tidak 

disarankan untuk menggunakannya.Begitu pula anak-anak, wanita hamil dan menyusui (Djauhariya,

2004).

Kandungan polifenol dan flavonoid pada akar bersifat diuretik, sehingga asam urat akan luruh dan

terbuang bersama urin. Sidaguri juga dapat menghambat produksi enzim xantin oksidase (XO), yang

merupakan enzim penting yang turut berperan dalam sintesa asam urat. Tanpa adanya XO, maka asam

urat tidak akan terbentuk dan serangan gout tidak dapat terjadi. Kemampuan ekstrak kasar flavonoid

sidaguri sebagai penghambat aktivitas XO mencapai 55.29% melalui mekanisme inhibisi

kompetitif.Selain untuk asam urat dan rematik, Sidaguri bermanfaat untuk flu, demam, malaria, radang

amandel, radang usus, disentri, sakit perut, sakit kuning, kencing batu, bisul, radang kulit bernanah, dan

eksim. Khusus untuk akarnya, digunakan untuk mengatasi influenza, asma, sakit gigi, sariawan, disentri,

susah buang air besar/sembelit dan rematik (Prakoso, Budi. 2007).

i.  Kunyit

Kunyit atau kunir, (Curcuma longa Linn. syn.Curcuma domestica Val.), adalah termasuk salah satu

tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara.Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran

ke daerah Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika.Hampir setiap orang Indonesia dan India serta

 bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu

masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.Dalam bahasa Banjar kunyit atau kunir ini

dinamakan Janar.Kunyit tergolong dalam kelompok   jahe-jahean,  Zingiberaceae. Kunyit dikenal di

 berbagai daerah dengan beberapa nama lokal, seperti turmeric (Inggris), kurkuma (Belanda), kunyit  

(Indonesia dan Malaysia), kunir (Jawa), koneng (Sunda), konyet (Madura).

Kunyit adalah rempah-rempah yang biasa digunakan dalam masakan di negara-negara Asia.Kunyit

sering digunakan sebagai bumbu dalam masakan sejenis gulai, dan juga digunakan untuk memberi warna

kuning pada masakan, atau sebagai pengawet. Produk farmasi berbahan baku kunyit, mampu bersaing

dengan berbagai obat paten, misalnya untuk peradangan sendi (arthritis- rheumatoid) atau osteo-arthritis

 berbahan aktif  natrium deklofenak, piroksikam, dan fenil butason dengan harga yang relatif mahal atau

suplemen makanan (Vitamin-plus) dalam bentuk kapsul. Dalam bahasa Banjar kunyit biasa pula disebut

Janar.

Produk bahan jadi dari ekstrak kunyit berupa suplemen makanan dalam bentuk kapsul (Vitamin-

 plus) pasar dan industrinya sudah berkembang. Suplemen makanan dibuat dari bahan baku ekstrak kunyitdengan bahan tambahan Vitamin B1, B2, B6, B12, Vitamin E, Lesitin, Amprotab, Mg-stearat, Nepagin

dan Kolidon 90. 

Umbi (rimpang) yang berumur lebih dari satu tahun dapat dipakai sebagai obat, umbi (rimpang)

kunyit berkhasiat untuk mendinginkan badan, membersihkan, mempengaruhi bagian perut Khususnya

 pada lambung , merangsang, melepaskan lebihan gas di usus, menghentikan pendarahan dan mencegah

 penggumpalan darah, selain dari itu juga digunakan sebagai bahan dalam masakan.

Page 19: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 19/26

Kunyit juga digunakan sebagai obat anti gatal, anti septik dan anti kejang serta mengurangi

 pembengkakan selaput lendir  mulut.Kunyit dikonsumsi dalam bentuk perasan yang disebut filtrat, juga

diminum sebagai ekstrak atau digunakan sebagai salep untuk mengobati bengkak dan terkilir.Kunyit juga

 berkhasiat untuk menyembuhkan hidung yang tersumbat, caranya dengan membakar kunyit dan

menghirupnya.

 

Kunyit bisa dipakai untuk menyembuhkan beberapa hal yang berkaitan dengan penyimpangan pada

kerja ginjal, terutama pada bebrapa kasus-kasus yang ditandai dengan bau badan yang tidak sedap dan

mata yang tidak tahan terhadap sinar, penggunaan kunyit adalah sangat effektif, yaitu dengan meminum

segelas juice kunyit (dibuang ampasnya), selama 2 minggu berturut-turut.

Cara sederhana adalah :

1. Ambil segenggam kunyit, lalu kupas

2. Parut atau jus dengan blender (biasa ditambahkan air secukupnya)

3. Didihkan 2-3 kali (biasa ditandai dengan pemuaian)

4. Tambahkan garam sedikit (seujung sendok)

5. Saring dan Peras

6. Tuangkan perasan jeruk nipis (1 - 3 biji, sesuai selera)

7. Tambahkan gula atau madu

8. Minum (lebih baik dalam keadaan hangat)

Ramuan diatas juga sangat efektif untuk menyembuhkan flu/demam pada ibu-ibu yang hamil (tidak 

 perlu dilakukan setiap hari, biasanya 1-2 hari sudah bisa sembuh), sehingga terhindar dari penggunaan

obat-obatan kimia yang bisa berbahaya terhadap janin yang dikandungnya. Bila dikonsumsi oleh para ibu

hamil, dipercaya bayi yang lahir akan bersih dari lemak-lemak yang seringkali menempel/menutupi

seluruh badan bayi.Penggunaan kunyit instant, sebaiknya tidak dilakukan untuk pengobatan (khususnya

untuk ibu-ibu hamil), karena ada kandungan-kandungan lain yang mungkin bisa berbahaya bagi

kandungan terutama obat pengawet dan pewarna.

Kandungan utama kunyit adalah kurkumin dan minyak atsiri yang berfungsi untuk pengobatan

hepatitis,  antioksidan, gangguan pencernaan, anti mikroba, anti kolesterol, anti HIV, anti tumor 

(menginduksi apostosis), menghambat perkembangan sel tumor payudara, menghambat ploriferasi sel

tumor pada usus besar, anti invasi, anti rheumatoid arthritis (rematik).Diabetes melitus, Tifus, Usus buntu,

Disentri, Sakit keputihan; Haid tidak lancar, Perut mulas saat haid, Memperlancar ASI; Amandel, Berak 

lendir, Morbili, Cangkrang (Waterproken).Kunyit mempunyai prospek yang cerah pada sektor industri

hilir dalam berbagai bentuk seperti ekstrak, minyak, pati, makanan/minuman, kosmetika, produk farmasi

dan IKOT/IOT.

Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari

kurkumin , desmetoksikumin sebanyak 10% dan  bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5% dan zat- zat

 bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri yang terdiri dari Keton sesquiterpen,  turmeron, tumeon 60%,

Zingiberen 25%, felandren , sabinen , borneol dan sineil. Kunyit juga mengandung Lemak sebanyak 1 -3%, Karbohidrat sebanyak 3%, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu

zat besi, fosfor, dan kalsium (Anonim, 2013).

Page 20: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 20/26

 

3.2.3.  Simplisia KERING DAN SEGAR 

Simplisia merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut bahan-bahan obat alam yang berada

dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk. Pengertian simplisia menurut Departemen

Kesehatan RI adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apa pun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibagi menjadi

tiga golongan, yaitu : Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman,

eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya, misalnya  Datura folium dan  Piperis nigri Fructus.

Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja

dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-bahan nabati lainnya yang

dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari tanamannya. Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat

 berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni,

misalnya minyak ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu ( Mel depuratum). Simplisia pelikan atau mineral

adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara

sederhana dan belum berupa bahan kimia murni

Pengeringan ialah suatu proses untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu

 bahan, dengan cara menguapkan sebagian besar air yang dikandungnya dengan menggunakan energi

 panas. Biasanya kandungan air bahan dikurangi sampai batas dimana mikroba tidak dapat tumbuh lagi di

dalamnya. Pengeringan dapat pula diartikan sebagai suatu penerapan panas dalam kondisi terkendali,

untuk mengeluarkan sebagian besar air dalam bahan pangan melalui evaporasi (pada pengeringan umum)

dan sublimasi (pada pengeringan beku). Prinsip dari pengerinagn adalah mengurangi kadar air dalam

 bahan dengan memanfaatkan sumber panas dari kompor listrik sebagai sumber panas. Efek pengeringan

terhadap bahan baku adalah terjadi pengurangan berat disebabkan oleh kehilangan kadar air pada saat

 proses pengeringan.

Pada praktikum acara I Simplisia Kering bahan yang digunakan adalah bawang putih. Cara kerja

dalam pembuatan simplisis kering adalah pertama bawang putih dikupas dan dicuci bersih, setelah bersihdirajang dengan ukuran dan bentuk melintang, kemudian bawang putih dikeringkan dengan cabinet dryer 

selama 8 jam dengan suhu 50oC. Setelah kering bawang putih di hitung rendemen dan kadar airnya. Dari

hasil praktikum simplesia kering didapatkan % rendemen simplisia kering bawang putih sebesar 35 %,

dengan berat awal bawang 3000 gram, dan berat akhir 1050 gram. Dilihat dari hasil praktikum tersebut

 bawang putih mengalami penurunan berat dari 3000 gram menjadi 105 gram. Hal ini sudah sesuai dengan

teori bahwa bawang putih mengalami penurunan berat karena pada proses pengeringan kadar air bawang

 puting berkurang. Prinsip utama dari pengeringan adalah penurunan kadar air untuk mencegah aktivitas

mikroorganisme. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendemen simplisia kering bawang putih adalah berat

awal sampel. Semakin besar berat awal sampel yang digunakan maka akan semakin kecil rendeman yang

dihasilkan. Jenis bahan juga mempengaruhi besarnya randemen yang dihasilkan. Jika bahan yang

digunakan mengandung kadar air yang tinggi maka randemen yang dihasilkan semakin kecil. Ketebalan

 bahan, lama waktu pengeringan juga merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya rendemen.

Prinsip kesetimbangan massa banyak diaplikasikan dalam mendesain suatu proses pengolahan

 pangan (pengupasan, sortasi, ekstraksi, pengeringan, evaporasi) atau formulasi produk baru. Jadi Prinsip

dari kesetimbangan massa adalah total berat yang masuk (input) ke dalam suatu tahap proses atau proses

keseluruhan akan sama dengan total berat dari outputnya. Perubahan yang terjadi adalah perubahan wujud

Page 21: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 21/26

dari input menjadi bentuk lainnya. Kesetimbangan massa antara rendemen dengan % kadar air adalah

 berbanding lurus.

Tabel 1 Kadar Air Simplesia

Sampel Berat Sampel (A) Berat Bobol

(B)

Berat Botol +

Sampel (C)

Kadar Air %

Perlakuan I S1 4,4208 gr 20,1047 gr 24,2299 gr 6,7

Perlakuan II S2 4,6798 gr 20,0094 gr 24,4283 gr 5,6

Perlakuan III S3 4,3960 gr 18,2525 gr 22,4054 gr 5,5

Rata-rata 5,9 %

Saat ini industri tanaman obat tradisional telah berkembang pesat di Indonesia, tetapi apakah

 produknya sudah optimal dan memenuhi standar mutu, terutama pada skala industri rumah tangga. Pada

kesempatan ini kami menginformasikan bagaimana teknik pengolahan dari beberapa jenis tanaman obat

yang baik (jahe, temulawak, kunyit, kencur, sambiloto, pegagan). Teknik pengolahan sangat berpengaruh

terhadap khasiat dari produk tanaman yang diperoleh. Jika penanganan ataupun pengolahannya tidak 

 benar maka mutu produk yang dihasilkan kurang berkhasiat atau kemungkinan dapat menimbulkan toksik 

apabila dikonsumsi.

Teknik pengolahan tanaman obat terdiri dari sortasi, pencucian, penjemuran/penirisan,

 pengirisan/perajangan, dan pengolahan lebih lanjut menjadi berbagai produk/diversifikasi

 produk. Tanaman obat dapat diolah menjadi simplisia, serbuk, minyak atsiri, ekstrak kental/kering,

kapsul, tablet dan minuman (sirup, instant, permen) dll.

a. Penyortiran 

Penyortiranharus segera dilakukan setelah bahan selesaidipanen, terutamauntuk komoditas temu-

temuan, seperti: kunyit, temulawak, jahe dan kencur. Rimpang yang baik dengan yang busuk harus segera

dipisahkan juga tanah, pasir maupun gulma yang menempel harus segera dibersihkan. Demikian juga

untuk tanaman obat yang diambil daunnya maupun herba (Sambiloto, pegagan), setelah dipanen langsung

disortir, daun yang busuk, kering maupun gulma lainnya harus segera dipisahkan.b. Pencucian 

Setelahdisortir bahan harus segera dicuci sampaibersih jangan dibiarkan tanah berlama-lama

menempel pada rimpang karena dapat mempengaruhi mutu bahan. Pencucian harus menggunakan air 

 bersih, seperti : air dari mata air, sumur atau PAM. Cara pencucian dapat dilakukan dengan cara

merendam sambil disikat menggunakan sikat yang halus. Perendaman tidak boleh terlalu lama karena zat-

zat tertentu yang terdapat dalam bahan dapat larut dalam air sehingga mutu bahan menurun. Penyikatan

diperbolehkan karena bahan yang berasal dari rimpang pada umumnya terdapat banyak lekukan sehingga

 perlu dibantu dengan sikat. Tetapi untuk bahan yang berupa daun-daunan cukup dicuci dibak pencucian

sampai bersih dan jangan sampai direndam berlama-lama.

c. Penirisan dan Pengeringan 

Selesai pencucian rimpang, daun atau herbal ditiriskan dirak-rak pengering. Hal ini dilakukansampai bahan tidak meneteskan air lagi.Untuk komoditas temu-temuan pengeringan rimpang dilakukan

selama 4-6 hari dan cukup didalam ruangan saja. Setelah kering rimpang disortir kembali sesuai dengan

standar mutu perdagangan atau mungkin dapat diolah lebih lanjut. Khusus untuk rimpang jahe, standar 

 perdagangan dikategorikan sbb: Mutu I : bobot 250 g/rimpang, kulit tidak terkelupas, tidak mengandung

 benda asing dan tidak berjamur, Mutu II : bobot 150-249 g/rimpang, kulit tidak terkelupas, tidak 

Page 22: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 22/26

mengandung benda asing dan tidak berjamur dan Mutu III: bobot lebih kecil, kulit terkelupas maksimum

10%, benda asing maksimum 3% dan kapang maksimum 10%.

d. Penyimpanan 

Jika belum diolah bahan dapat dikemas dengan menggunakan jala plastik, kertas maupun karung

goni yang terbuat dari bahan yang tidak berracun/tidak bereaksi dengan bahan yang disimpan. Padakemasan jangan lupa beri label dan cantumkan nama bahan, bagian tanaman yang digunakan, no/kode

 produksi, nama/alamat penghasil dan berat bersih.Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk ruang

 penyimpanan, yaitu gudang harus bersih, ventilasi udara cukup baik, tidak bocor, suhu gudang maksimal

30°C, kelembaban udara serendah mungkin 65% dan gudang bebas dari hewan, serangga maupun tikus

dll.

e. Pengolahan 

Dalam pengolahan tanaman obat perlu diperhatikan teknik pengolahan yang baik karena

menyangkut standar mutu. Hal ini ada hubungannya dengan masalah kebersihan maupun bahan aktif.

f. Simplisia Pengirisan/Perajangan 

Pengirisan dilakukan bertujuan untuk mempercepat proses pengeringan. Hasil dari pengeringan

diperoleh produk berupa simplisia. Ketebalan perajangan berbeda-beda, untuk temulawak 7-8 mm dan

 jahe, kunyit maupun kencur 3-5 mm. Perajangan terlalu tebal memerlukan waktu lama dalam pengeringan

dan kemungkinan besar bahan mudah terkontaminasi baik oleh bakteri maupun jamur. Sedangkan jika

terlalu tipis dapat menyebabkan kadar minyak atsiri maupun zat aktif yang terdapat pada bahan menurun.

Teknik perajangan dapat dilakukan dengan menggunakan pisau tajam yang terbuat dari bahan steinles

ataupun menggunakan mesin perajang. Kemudian bentuk irisan membujur (split). Sedangkan bahan

yang berupa daun atau herba tidak perlu dirajang langsung dikeringkan saja.

g. Pengeringan 

Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan air dari suatu bahan

dengan menggunakan sinar matahari. Pengeringan dapat memberikan keuntungan antara lain:

memperpanjang masa simpan, mengurangi penurunan mutu sebelum diolah lebih lanjut, memudahkan

dalam pengangkutan, menimbulkan aroma khas pada bahan serta memiliki nilai ekonomi lebih

tinggi. Pengeringan temu-temuan dapat dilakukan diatas para-para dengan menggunakan sinar matahari

dan ditutupi dengan kain hitam juga dapat dilakukan dengan kombinasi antara sinar matahari dengan alat.

Hasil dari pengeringan untuk temulawak diperoleh kadar kurkumin 1,36%, kadar xantorizol 1,92%, kadar 

minyak atsiri 6,48%, sedang kunyit kadar kurkuminnya 6,57% dan kadar minyak atsiri 4,39% dan jahe

kadar total fenolnya 3,79% dan minyak atsiri 2,80%. Untuk sambiloto dan pegagan cara pengeringan yang

 baik adalah mengeringkan bahan dipanas matahari sampai layu kemudian dimasukkan kedalam alat baik 

oven maupun fresh dryer. Penjemuran dilakukan sampai bahan atau simplisia dapat dipatahkan dan suhu

 pengeringan 30-50ºC. Untuk cabe jawa kadar piperin simplisia 2,88% dan kadar minyak atsiri

1,30%. Secara umum kadar air simplisia tanaman obat maksimal 10%.

h. Simplisia Simplisia merupakan hasil pengeringan dari tanaman obat yang belum diolah lebih lanjut atau baru

dirajang saja yang kemudian dijemur. Dari simplisia dapat diolah menjadi berbagai macam produk,

seperti : serbuk, minyak atsiri, ekstrak kental/oleoresin, ekstrak kering maupun kapsul.

Page 23: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 23/26

KESIMPULAN

Jamu merupakan ekstrak dari tanaman yang mempunyai kashiat herbal untuk tubuh manusia.

Jamu bisa diakui setelah mengalami pembuktian selama kurang lebih 180 tahun. Jamu dapat meningkat

menjadi herbal berstandar setelah pembuatan dari jamu tersebut sudah mengalami standarisasi dari badan

POM. Kemudian setelah mengalami uji klinis dan uji kelayakan, jamu berstandar atau herbal berstandar 

naik kelas menjadi fitofarmaka. Setelah menjadi fitofarmaka, jamu telah menjadi obat yang diakui dan

dapat dipertanggung jawabkan kesahihanya. Saat ini di Indonesia baru terdapat 5 fitofarmaka, contoh

 Nodiar (PT Kimia Farma), Stimuno (PT Dexa Medica), Rheumaneer PT. Nyonya Meneer), Tensigard dan

X-Gra (PT Phapros). Itulah tiga kriteria produk bahan alam dan tahapan panjang yang harus dilalui oleh

 produsen obat bahan alam untuk mendapatkan status tertinggi sebagai obat yaitu fitofarmaka.Semua uji

tersebut ditempuh demi keamanan konsumen.

Beberapa tanaman yang sering dimanfaatkan sebagai obat atau jamu sperti pegagan, meniran,

kunyit putih, sambiloto, tapak dara, temu kunci, temulawak, sidaguri dan kunyit. Tanaman tanaman ini

mempunyai manfaat yang berbeda tetapi sangat bermanfaat bagi manusia. Pegagan mengandung bahan

aktif seperti triterpenoid glikosida (terutama asiatikosida, asid asiatik, asid madecassik, madikassosida),

flavenoids (kaemferol dan guercetin), volatile oils (vallerin, camphor, ciniole dan sterols tumbuhan seperti

campesterol, stigmasterol, sitosterol), pektin, asid amino, alkaloid hydrocotyline, mysitol, asid bramik,

asid centelik, asid isobrahmik, asid betulik, tanin serta garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium,

kalsium dan besi. Diduga glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside merupakan antilepra dan

 penyembuh luka yang sangat luar biasa.Zat vellarine yang ada memberikan rasa pahit. Meniran memiliki

aktivitas imunomodulator.Imunomodulator berperan membuat sistem imun lebih aktif dalam menjalankan

fungsinya, menguatkan sistem imun tubuh (imunostimulator) atau menekan reaksi sistem imun yang

 berlebihan (imunosuppressan). Kemudian kunyit puti yang mempunyai manfaat dapat mengobati

gangguan pencernaan, sakit perut, perut mulas, dan bengkak karena memar, keseleo. Menghentikan

 peredaran darah, anti inflamasi, menambah nafsu makan, dan anti neoplastik (merusak pembentukan

ribosom pada sel kanker), mengecilkan rahim, menambah nafsu makan, menghambat pertumbuhan sel

kanker , mengobati sakit maag, dan nyeri lambung sedangkan umbi kunyit putih dapat juga digunakan

untuk obat penenang syaraf dan daunnya digunakan untuk body lotion. Kemudian kunyit yang mempunyai

kandungan utama kunyit adalah kurkumin dan minyak atsiri yang berfungsi untuk pengobatan hepatitis, 

antioksidan, gangguan pencernaan, anti mikroba, anti kolesterol, anti HIV, anti tumor   (menginduksi

apostosis), menghambat perkembangan sel tumor payudara, menghambat ploriferasi sel tumor pada usus

 besar, anti invasi, anti rheumatoid arthritis (rematik ).Diabetes melitus, Tifus, Usus buntu, Disentri, Sakit

keputihan; Haid tidak lancar, Perut mulas saat haid, Memperlancar ASI; Amandel, Berak lendir, Morbili,

Cangkrang (Waterproken).Kunyit mempunyai prospek yang cerah pada sektor industri hilir dalam

Page 24: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 24/26

 berbagai bentuk seperti ekstrak, minyak, pati, makanan/minuman, kosmetika, produk farmasi dan

IKOT/IOT. Beberapa tanaman mempunyai kandungan yang berbeda walaupun ada beberapa yang saling

mendukung dalam manfaatnya.

Simplisia merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut bahan-bahan obat alam yang berada

dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk. Pengertian simplisia menurut Departemen

Kesehatan RI adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apa

 pun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan. Tanaman yang dibuat

menjadi simplisia harus melewati beberapa proses seperti sortasi, pencucian, penjemuran/penirisan,

 pengirisan/perajangan, dan pengolahan lebih lanjut menjadi berbagai produk/diversifikasi produk.

Page 25: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 25/26

DAFTAR PUSTAKA

Ahira, A. 2011. Mengenal Khasiat Tapak Dara. [terhubung berkala] http://www.anneahira.com/tanaman-

obat/tapak-dara.htm. [02 Juni 2013].

Ahmeda, A., Ismail, Z., and Gabriel, A. 2005.  Antioxidants Properties of Phyllanthus niruri Extracts.

Malaysian Journal of Science. 24(1). 195-200.Anonim.2009. TanamanObat Anti Kanker .http://obatbahanalam.blogspot.com/2009/12/tanaman-obat-anti-

kanker-anti-virus-hiv.html. [01 Juni 2013].

Anonim. 2011.  Bedanya Jamu, Herbal Terstandar dan Fitofarmaka. http://lansida.blogspot.

com/2011/04/bedanya-jamu-herbal-terstandar-dan.html. [28 Mei 2013].

Anonim. 2011.  EfekSampingSambiloto. http://obatbahanalam.blogspot.com/2009/12/efek-samping-

sambilto.html. [1 Juni 2013].

Anonim. 2013. Temulawak. [terhubung berkala] http://toiusd.multiply.com/journal/item/240/

Curcuma_xanthorrhiza_ Temulawak_-_Morfologi_Anatomi_dan_Fisiologi. [02 Juni 2013].

Anonym. 2013. Kunyit . http://id.wikipedia.org/wiki/Kunyit. [03 Juni 2013].

Dalimartha, setiawan. 2007. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: AgroMedia.

Djauhariya, E. dan Hernani. 2004. Tanaman Berkhasiat Obat . Penebar Swadaya. Jakarta.

Elfahmi, KomarRuslan, Rein Bos, Oliver Kayser, Herman J. Woerdenbag, Wim J. Quax. 2011. Chapter 2

 Jamu: The Indonesian Traditional Herbal Medicine. 

Eni, Hayani1. .2007.  PemisahanKomponenRimpangTemuKunciSecaraKromatografiKolom.

BuletinTeknikPertanian Vol. 12 No. 1.

Harborne, J. B. 1987 . Metode Fitokimia. ITB: Bandung.

Hidayat, S. dan Tim Flona. 2008.  KhasiatTumbuhanBerdasarWarna, Bentuk, Rasa, Aroma, danSifat.

halaman 105. PT SamindraUtama.

Holm, L., J. Doll, E. Holm, J. Pancho, and J. Herberger. 1997. World weeds. John Wiley and Sons, Inc.

 New York. 1,129 p.

Kumar, Verendra dan Gupta. 2006. Asiatic Centella. Dalam Jurnal Penelitian. Provital Group

Munjrekar, A.P., Jisha, V., Bag, P.P. Adhikary, B., Pai, M.M., Hegde, A. and Nandini, M. 2008. Effect of 

 Phyllanthus niruri Linn. Treatment On Liver, Kidney, and Testes in CCL4 Induced Hepatotoxic

 Rats. Indian J. Exp. Biol., 46. 514-520

Mursito, B. 2002. Ramuan Tradisional untuk Penyakit Malaria, halaman 73-75. Penebar Swadaya. Jakarta.

Murugaiyah, V., Chan, K. 2009. Mechanisms of Antihyperuricemic Effect of Phyllanthus niruri and its

 Lignan Constituents. Journal of Ethnopharmacology. University Sains Malaysia.

 Noor, Mahanem Mat dan Norazalia Mohd Ali. 2004.  In Vivo Effects of Centella asiatica on the Histology

of Testis and Sperm Quality in Mice. Malaysia : Pusat Pengajian Biosains dan Bioteknologi.

 Nwanjo, H.U.,2007, Studies on The Effect of Aquous Extract of Phyllanthus niruri Leaf on Plasma

Glucose Level and Some Hepatospecific Markers in Diabetic Wistar Rats. Internet J. Lab. Med.,

2(2). 1-9Plantamor. 2008. TanamanTapakDara. http://www.plantamor.com. [02 Junii 2013].

Plantus., 2008. Anekaplantasia. Plants clipping infomations from all over media in Indonesia.

Prakoso, Budi. 2007. Sidaguri Meringankan Obat Asam Urat-Rematik . Penebar Swadaya. Jakarta

Robinson T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. ITB: Bandung.

Rukmana, Rahmat. 1995. Temu Lawak. Yogyakarta: Kanisius.

Page 26: Tugas Jamu

7/16/2019 Tugas Jamu

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-jamu 26/26

Syamir , Hasnidar. 2012.  Fitofarmaka. http://blogger-nidar.blogspot.com/2012/12/ fitofarmaka.html.[28

Mei 2013].

Syamsuhidayat, S.S and Hutapea, J.R. 1991.  Inventaris Tanaman Obat Indonesia, edisi kedua.

Departemen Kesehatan RI: Jakarta.

Syukur, C. dan Hernani. 2002.  Budi Daya Tanaman Obat Komersial . halaman 117-118. PT Penebar Swadaya.

Suprapto. 2006. Tubuh Kebal dengan Herba. http://www.depkes.go.id. [01 Juni 2013].

Tjay, T. H & Rahardja, K. 2002. Obat-obat Penting Khasiat dan Penggunannya. PT. Elex

Media Computindo: Jakarta.