Top Banner

of 27

TUGAS ileus paralitik

Mar 01, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    1/27

    BAB I

    ILEUS PARALITIK

    I.1. PENDAHULUAN

    Ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan dimana usus gagal/ tidak mampu

    melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya. Ileus paralitik ini bukan suatu

    penyakit primer usus melainkan akibat dari berbagai penyakit primer, tindakan (operasi) yang

    berhubungan dengan rongga perut, toksin dan obat-obatan yang dapat mempengaruhi kontraksi

    otot polos usus.

    Gerakan peristaltik merupakan suatu aktifitas otot polos usus yang terkoordinasi dengan

    baik, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti keadaan otot polos usus, hormon-hormon

    intestinal, sistem saraf simpatik dan parasimpatik, keseimbangan elektrolit dan sebagainya.

    Ileus paralitik hampir selalu dijumpai pada pasien pasca operasi abdomen. Keadaan ini

    biasanya hanya berlangsung antara !-" jam. #eratnya ileus pasca operasi bergantung pada

    lamanya operasi/ narcosis, seringnya manipulasi usus dan lamanya usus berkontak dengan udara

    luar. $encemaran peritoneum dengan asam lambung, isi kolon, en%im pankreas, darah, dan urin

    akan menimbulkan paralisis usus. Kelainan peritoneal seperti hematoma retroperitoneal, terlebih

    lagi bila disertai fraktur &ertebra sering menimbulkan ileus paralitik yang berat. 'emikian pula

    kelainan pada rongga dada seperti pneumonia paru bagian baah, empiema dan infark miokard

    dapat disertai paralisis usus. Gangguan elektolit terutama hipokalemia merupakan penyebab

    yang cukup sering.()

    *otal angka kejadian dari obstruksi usus yang disebabkan oleh mekanik dan non mekanik

    mencapai kasus diantara +++ orang.ileus akibat meconium tercatat - dari obstruksi ileuspada kelahiran baru.(!)

    1

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    2/27

    BAB II

    PEMBAHASAN

    II.1. Definisi Ileus Paralitik

    Ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan dimana usus gagal/ tidak mampu

    melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya.()

    Ileus merupakan kondisi dimana terjadi kegagalan neurogenik atau hilangnya peristaltic usus

    tanpa adanya obstruksi mekanik.()

    II.2. Anatoi Usus!"#

    sus halus merupakan tabung yang kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

    pilorus sampai katup ileosekal. $ada orang hidup panjang usus halus sekitar kaki ( kaki

    pada kada&er akibat relaksasi). sus ini mengisi bagian tengah dan baah abdomen. jung

    proksimalnya bergaris tengah sekitar ,0 cm, tetapi semakin kebaah lambat laun garis

    tengahnya berkurang sampai menjadi sekitar ,1 cm.

    sus halus dibagi menjadi duodenum, jejenum, dan ileum. $embagian ini agak tidak tepat

    dan didasarkan pada sedikit perubahan struktur, dan yang relatif lebih penting berdasarkan

    perbedaan fungsi. 'uodenum panjangnya sekitar 1 cm, mulai dari pilorus sampai kepada

    jejenum. $emisahan duodenum dan jejunum ditandai oleh ligamentum treitz, suatu pita

    muskulofibrosa yang berorigo pada krus dekstra diafragma dekat hiatus esofagus dan berinsersio

    pada perbatasan duodenum dan jejenum. 2igamentum ini berperan sebagai ligamentum

    suspensorium (penggantung). Kira-kira duaperlima dari sisa usus halus adalah jejenum, dan tiga

    perlima terminalnya adalah ileum.. 3ejenum terletak di region abdominalis media sebelah kiri,

    sedangkan ileum cenderung terletak di region abdominalis baah kanan. 3ejunum mulai pada

    junctura denojejunalis dan ileum berakhir pada junctura ileocaecalis.

    2ekukan-lekukan jejenum dan ileum melekat pada dinding posterior abdomen dengan

    perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas yang dikenal sebagai messenterium usus

    halus. $angkal lipatan yang pendek melanjutkan diri sebagai peritoneum parietal pada dinding

    posterior abdomen sepanjang garis berjalan ke baah dan ke kanan dari kiri &ertebra lumbalis

    2

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    3/27

    kedua ke daerah articulatio sacroiliaca kanan. 4kar mesenterium memungkinkan keluar dan

    masuknya cabang-cabang arteri &ena mesenterica superior antara kedua lapisan peritoneum yang

    memgbentuk messenterium.

    sus besar merupakan tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 1 kaki (sekitar

    ,1 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalis ani. 'iameter usus besar sudah pasti lebih

    besar daripada usus kecil. 5ata-rata sekitar ,1 inci (sekitar 6,1 cm), tetapi makin dekat anus

    semakin kecil.

    sus besar dibagi menjadi sekum, kolon dan rektum. $ada sekum terdapat katup

    ileocaecaal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. 7ekum menempati sekitar dua atau

    tiga inci pertama dari usus besar. Katup ileocaecaal mengontrol aliran kimus dari ileum ke

    sekum. Kolon dibagi lagi menjadi kolon asendens, transversum, desendens dansigmoid. Kolon

    ascendens berjalan ke atas dari sekum ke permukaan inferior lobus kanan hati, menduduki regio

    iliaca dan lumbalis kanan. 7etelah mencapai hati, kolon ascendens membelok ke kiri,

    membentuk fleksura koli dekstra (fleksura hepatik). Kolon trans&ersum menyilang abdomen

    pada regio umbilikalis dari fleksura koli dekstra sampai fleksura koli sinistra. Kolon

    trans&ersum, aktu mencapai daerah limpa, membengkok ke baah, membentuk fleksura koli

    sinistra (fleksura lienalis) untuk kemudian menjadi kolon descendens. Kolon sigmoid mulai pada

    pintu atas panggul. Kolon sigmoid merupakan lanjutan kolon descendens. Ia tergantung ke

    baah dalam rongga pel&is dalam bentuk lengkungan. Kolon sigmoid bersatu dengan rektum di

    depan sakrum. 5ektum menduduki bagian posterior rongga pel&is. 5ektum ke atas dilanjutkan

    oleh kolon sigmoid dan berjalan turun di depan sekum, meninggalkan pel&is dengan menembus

    dasar pel&is. 'isisni rektum melanjutkan diri sebagai anus dalan perineum.

    3

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    4/27

    $a%ar 1. 7istem saluran pencernaan.

    II.2.1. Histolo&i!"#

    'inding usus halus dibagi kedalam empat lapisan8

    . Tunica Serosa. *unica serosa atau lapisan peritoneum, tak lengkap di atas duodenum, hampir

    lengkap di dalam usus halus mesenterica, kekecualian pada sebagian kecil, tempat lembaran

    &isera dan mesenterica peritoneum bersatu pada tepi usus.

    . Tunica Muscularis. 'ua selubung otot polos tak bergaris membentuk tunica muscularis usus

    halus. Ia paling tebal di dalam duodenum dan berkurang tebalnya ke arah distal. 2apisan luarnya

    stratum longitudinale dan lapisan dalamnyastratum circulare. 9ang terakhir membentuk massa

    dinding usus. $le:us myentericus saraf (4uerbach) dan saluran limfe terletak diantara kedua

    lapisan otot.

    . Tela Submucosa. *ela submucosa terdiri dari jaringan ikat longgar yang terletak diantara

    tunica muskularis dan lapisan tipis lamina muskularis mukosa, yang terletak di baah mukosa.

    'alam ruangan ini berjalan jalinan pembuluh darah halus dan pembuluh limfe. 'i samping itu, di

    sini ditemukan neurople:us meissner.

    !. Tunica Mucosa. *unica mucosa usus halus, kecuali pars superior duodenum, tersusun dalam

    lipatan sirkular tumpang tindih yang berinterdigitasi secara trans&ersa. ;asing-masing lipatan ini

    ditutup dengan tonjolan, villi..

    4

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    5/27

    sus halus ditandai oleh adanya tiga struktur yang sangat menambah luas permukaan dan

    membantu fungsi absorpsi yang merupakan fungsi utamanya8

    . 2apisan mukosa dan submukosa membentuk lipatan-lipatan sirkular yang dinamakan valvula

    koniventes (lipatan kerckringi) yang menonjol ke dalam lumen sekitar ampai + mm. 2ipatan-

    lipatan ini nyata pada duodenum dan jejenum dan menghilang dekat pertengahan ileum. 4danya

    lipatan-lipatan ini menyerupai bulu pada radiogram.

    . Vili merupakan tonjolan-tonjolan seperti jari-jari dari mukosa yang jumlahnya sekitar ! atau 1

    juta dan terdapat di sepanjang usus halus. . , yaitu menigkat seribu kali lipat.

    sus besar memiliki empat lapisan morfologik seperti juga bagian usus lainnya. 4kan

    tetapi, ada beberapa gambaran yang khas pada usus besar saja. 2apisan otot longitudinal usus

    besar tidak sempurna, tetapi terkumpul dalam tiga pita yang dinamakan taenia koli. *aenia

    bersatu pada sigmoid distal, dengan demikian rektum mempunyai satu lapisan otot longitudinal

    yang lengkap. $anjang taenia lebih pendek daripada usus, hal ini menyebabkan usus tertarik dan

    berkerut membentuk kantong-kantong kecil peritoneum yang berisi lemak dan melekat di

    sepanjang taenia. 2apisan mukosa usus besar jauh lebih tebal daripada lapisan mukosa usus halus

    dan tidak mengandung &illi atau rugae. Kriptus lieberk?n (kelenjar intestinal) terletak lebih

    dalam dan mempunyai lebih banyak sel goblet daripada usus halus.

    II.2.2 'askularisasi!"#

    $ada usus halus, arteri mesentericus superior dicabangkan dari aorta tepat di baah arteri

    seliaka. 4rteri ini mendarahi seluruh usus halus kecuali duodenum yang sebagian atas duodenum

    adalah arteri pancreotico duodenalis superior, suatu cabang arteri gastroduoodenalis. 7edangkan

    separoh baah duodenum diperdarahi oleh arteri pancreoticoduodenalis inferior, suatu cabang

    5

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    6/27

    arteri mesenterica superior. $embuluh-pembuluh darah yang memperdarahi jejenum dan ileum

    ini beranastomosis satu sama lain untuk membentuk serangkaian arkade. #agian ileum yang

    terbaah juga diperdarahi oleh arteri ileocolica. 'arah dikembalikan leat &ena messentericus

    superior yang menyatu dengan &ena lienalis membentuk &ena porta.

    $ada usus besar, arteri mesenterika superior memperdarahi belahan bagian kanan

    (sekum, kolon ascendens, dan dua pertiga proksimal kolon trans&ersum) 8 () ileokolika, ()

    kolika dekstra, () kolika media, dan arteria mesenterika inferior memperdarahi bagian kiri

    (sepertiga distal kolon trans&ersum, kolon descendens dan sigmoid, dan bagian proksimal

    rektum) 8 () kolika sinistra, () sigmoidalis, () rektalis superior.

    II.2.(. Pe%ulu) Life!"#

    $embuluh limfe duodenum mengikuti arteri dan mengalirkan cairan limfe ke atas melalui

    nodi lymphatici pancreoticoduodenalis ke nodi lymphatici gastroduodenalis dan kemudian ke

    nodi lymphatici coeliacus8 dan ke baah, melalui nodi lymphatici pancreoticoduodenalis ke nodi

    lyphatici mesentericus superior sekitar pangkal arteri mesenterica superior.

    $embuluh limfe jejenum dan ileum berjalan melalui banyak nodi lymphatici

    mesentericus dan akhirnya mencapai nodi lymphatici mesentericus suprior, yang terletak sekitar

    pangkal arteri mesentericus superior.

    $embuluh limfe sekum berjalan meleati banyak nodi lymphatici mesentericus dan

    akhirnya mencapai nodi lymphatici mesentericus superior.

    $embuluh limfe untuk kolon mengalirkan cairan limfe ke kelenjar limfe yang terletak di

    sepanjang perjalanan arteri &ena kolika. ntuk kolon ascendens dan dua pertiga dari kolon

    trans&ersum cairan limfenya akan masuk ke nodi limphatici mesentericus superior, sedangkan

    yang berasal dari sepertiga distal kolon trans&ersum dan kolon descendens akan masuk ke nodi

    limphatici mesentericus inferior.

    II.2.*. Persarafan Usus!"#

    7araf-saraf duodenum berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (&agus) dari pleksus

    mesentericus superior dan pleksus coeliacus. 7edangkan saraf untuk jejenum dan ileum berasal

    dari saraf simpatis dan parasimpatis (ner&us &agus) dari pleksus mesentericus superior.

    5angsangan parasimpatis merangasang akti&itas sekresi dan pergerakan, sedangkan rangsangan

    6

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    7/27

    simpatis menghambat pergerakan usus. 7erabut-serabut sensorik sistem simpatis menghantarkan

    nyeri, sedangkan serabut-serabut parasimpatis mengatur refleks usus. 7uplai saraf intrinsik, yang

    menimbulkan fungsi motorik, berjalan melalui pleksus 4uerbach yang terletak dalam lapisan

    muskularis, dan pleksus ;eissner di lapisan submukosa.

    $ersarafan usus besar dilakukan oleh sistem saraf otonom dengan perkecualian sfingter

    eksterna yang berada dibaah kontrol &oluntar. 7ekum, appendiks dan kolon ascendens

    dipersarafi oleh serabut saraf simpatis dan parasimpatis ner&us &agus dari pleksus saraf

    mesentericus superior. $ada kolon trans&ersum dipersarafi oleh saraf simpatis ner&us &agus dan

    saraf parasimpatis ner&us pel&ikus. 7erabut simpatis berjalan dari pleksus mesentericus superior

    dan inferior. 7erabut-serabut ner&us &agus hanya mempersarafi dua pertiga proksimal kolon

    trans&ersum@ sepertiga distal dipersarafi oleh saraf parasimpatis ner&us pel&ikus. 7edangkan

    pada kolon descendens dipersarafi serabut-serabut simpatis dari pleksus saraf mesentericus

    inferior dan saraf parasimpatis ner&us pel&ikus. $erangsangan simpatis menyebabkan

    penghambatan sekresi dan kontraksi, serta perangsangan sfingter rektum, sedangkan

    perangsangan parasimpatis mempunyai efek berlaanan.

    II.2.*.1. Kontrol saraf ter)a+a, fun&si &astrointestinal!-#

    7istem gastrointestinal memiliki sistem persarafan sendiri yang disebut sistem saraf

    enterik. 7istem ini seluruhnya terletak di dinding usus, mulai dari esophagus dan memanjang

    sampai ke anus. 3umlah neuron pada sistem enterik ini sekitar ++ juta, hampir sama dengan

    jumlah keseluruhan pada medulla spinalis@ hal ini menunjukkan pentingnya sistem enterik untuk

    mengatur fungsi gastrointestinal.

    7istem enterik terutama terdiri atas dua pleksus, satu pleksus bagian luar yang terletak

    diantara lapisan otot longitudinal dan sirkular, disebut pleksus ;ienterikus atau pleksus

    auerbach, dan pleksus bagian dalam, disebut pleksus submukosa atau pleksus ;eissner, yang

    terletak di dalam submukosa. $leksus ;ienterikus terutama mengatur pergerakan gastrointestinal

    dan pleksus submukosa terutama mengatur sekresi gastrointestinal dan aliran darah lokal.

    Kedua pleksus tersebut berhubungan dengan serat-serat simpatis dan parasimpatis.

    Aalaupun sistem saraf enterik dapat berfungsi dengan sendirinya, tidak bergantung pada saraf-

    saraf ekstrinsik ini, perangsangan oleh sistem parasimpatis dan simpatis dapat mengaktifakan

    atau menghambat fungsi gastrointestinal lebih lanjut.

    7

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    8/27

    jung-ujung saraf simpatis yang berasal dari epithelium gastrointestinal atau dinding

    usus dan kemudian mengirimkan serat-serat afferent ke kedua sistem enterik juga ke ganglia

    pre&ertebral dari sistem saraf simpatis, beberapa berjalan melalui saraf simpatis ke medulla

    spinalis dan yang lainnya berjalan melalui saraf &agus ke batang otak. 7araf-saraf sensoris ini

    mengadakan refleks-refleks local di dalam usus itu sendiri dan refleks-refleks lain yang disiarkan

    kembali ke usus baik dari ganglia pre&ertebral maupun dari daerah basal sistem saraf pusat.

    II.2.*.2. Pen&aturan otono traktus &astrointestinal!-#

    Persarafan ,arasi,atis. $ersarafan parasimpatis ke usus dibagi atas di&isi cranial dan

    di&isi sacral. Kecuali untuk beberapa serat parasimpatis di regio mulut dan faring dari saluran

    pencernaan, parasimpatis di&isi cranial hampir seluruhnya berasal dari saraf &agus. 7araf ini

    member iner&asi yang luas pada esophagus, lambung pankreas dan sedikit ke usus sampai

    separuh pertama bagian usus besar. $arasimpatis sacral berasal dari segmen sacral medulla

    spinalis kedua, ketiga dan keempat dari medulla spinalis serta berjalan melalui saraf pel&is ke

    separuh bagian distal usus besar. 4rea sigmoid, rectum dan anus dari usus besar diperkirakan

    mendapat persarafan parasimpatis yang lebih baik daripada bagian usus yang lain.

    Persarafan si,atis. 7erat-serat simpatis yang berjalan ke traktus gastrointestinal

    berasal dari medulla spinalis antara segmen *-1 dan 2-. 7ebagian besar preganglionik yang

    mempersarafi usus, sesudah meninggalkan medulla , memasuki rantai simpatis dan berjalan

    melalui rantai ke ganglia yang letaknya jauh, seperti ganglion seliakus dan berbagai ganglion

    mesenterikus. jung-ujung saraf simpatis mensekresikan norepineprin.

    $ada umunya, perangsangan sistem saraf simpatis menghambat akti&itas dalam traktus

    gastrointestinal, menimbulkan banyak efek yang berlaanan dengan yang ditimbulkan oleh

    sistem parasimpatis.

    II.2.*.(. Refleksrefleks &astrointestinal!-#

    . 5efleks-refleks yang seluruhnya terjadi di dalam sistem saraf enterik. 5efleks-refleks

    tersebut mengatur sekresi gastrointestinal, peristaltic, kontraksi campuran, efek

    penghambatan local dan sebagainya.

    . 5efleks-refleks dari usus ke ganglia simpatis pre&ertebral dan kemudian kembali ke

    traktus gastrointestinal. 5efleks ini mengirim sinyal untuk jarak yang jauh dalam

    8

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    9/27

    traktus gastrointestinal, seperti sinyal dari lambung untuk menyebabkan pengosongan

    kolon (refleks gastrokolik), sinyal dari kolon dan usus halus untuk menghambat

    motilitas lambung dan sekresi lambung (refleks enterogastrik) dan refleks dari kolon

    untuk menghambat pengosongan isi ileum ke dalam kolon (refleks kolonoileal).

    . 5efleks-refleks dari usus ke medulla spinalis atau batang otak dan kemudian kembali

    ke traktus gastrointestinal. ;eliputi refleks mengatur aktifitas motorik dan sekresi

    lambung, refleks nyeri yang menimbulkan hambatan umum pada seluruh traktus

    gastrointestinal dan refleks defekasi.(")

    II.(. /isiolo&i Usus!"#

    sus halus mempunyai dua fungsi utama 8 pencernaan dan absorpsi bahan-bahan nutrisi

    dan air. $roses pencernaan dimulai dalam mulut dan lambung oleh kerja ptialin, asam klorida,

    dan pepsin terhadap makanan masuk. $roses dilanjutkan di dalam duodenum terutama oleh kerja

    en%im-en%im pankreas yang menghidrolisis karbohidrat, lemak, dan protein menjadi %at-%at yang

    lebih sederhana. 4danya bikarbonat dalam sekret pankreas membantu menetralkan asam dan

    memberikan pB optimal untuk kerja en%im-en%im. 7ekresi empedu dari hati membantu proses

    pencernaan dengan mengemulsikan lemak sehingga memberikan permukaan lebih luas bagi

    kerja lipase pankreas.

    $roses pencernaan disempurnakan oleh sejumnlah en%im dalam getah usus (sukus

    enterikus). #anyak di antara en%im-en%im ini terdapat pada brush border &ili dan mencernakan

    %at-%at makanan sambil diabsorpsi.

    Isi usus digerakkan oleh peristalsis yang terdiri atas dua jenis gerakan, yaitu segmental

    dan peristaltik yang diatur oleh sistem saraf autonom dan hormon. $ergerakan segmental usus

    halus mencampur %at-%at yang dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar, dan sekresi usus,

    dan pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan

    yang sesuai untuk absorpsi optimal dan suplai kontinu isi lambung.

    'alam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu8

    . Gerakan propulsif yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan sehingga

    berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana gerakan ini pada setiap segmen akan berbeda

    tingkat kecepatannya sesuai dengan fungsi dari regio saluran pencernaan, contohnya gerakan

    propulsif yang mendorong makanan melalui esofagus berlangsung cepat tapi sebaliknya di usus

    halus tempat utama berlangsungnya pencernaan dan penyerapan makanan bergerak sangat

    9

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    10/27

    lambat.

    . Gerakan mencampur, gerakan ini mempunyai fungsi yaitu mencampur makanan dengan

    getah pencernaan dan mempermudah penyerapan pada usus.

    4bsorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat, lemak dan protein

    (gula sederhana, asam-asam lemak dan asa-asam amino) melalui dinding usus ke sirkulasi darah

    dan limfe untuk digunakan oleh sesl-sel tubuh. 7elain itu air, elektrolit dan &itamin juga

    diabsorpsi. 4bsoprpsi berbagai %at berlangsung dengan mekanisme transpor aktif dan pasif yang

    sebagian kurang dimengerti.

    2emak dalam bentuk trigliserida dihidrodrolisa oleh en%im lipase pankreas @ hasilnya

    bergabung dengan garam empedu membentuk misel. ;isel kemudian memasuki membran sel

    secara pasif dengan difusif, kemudian mengalami disagregasi, melepaskan garam empedu yang

    kembali ke dalam lumen usus dan asam lemak serta monogliserida ke dalam sel. 7el kemudian

    membentuk kembali trigliserida dan digabungkan dengan kolesterol, fosfolipid, dan apoprotein

    untuk membentuk kilomikron, yang keluar dari sel dan memasuki lakteal. 4sam lemak kecil

    dapat memasuki kapiler dan secara langsung menuju ke &ena porta. Garam empedu diabsorpsi ke

    dalam sirkulasi enterohepatik dalam ileum distalis. 'ari kumpulan 1 gram garam empedu yang

    memasuki kantung empedu, sekitar +,1 gram hilang setiap hari@ kumpulan ini bersirkulasi ulang

    6 kali dalam ! jam.

    $rotein oleh asam lambung di denaturasi, pepsin memulai proses proteolisis. Cn%im

    protease pankreas (tripsinogen yang diaktifkan oleh enterokinase menjadi tripsin, dan

    endopeptidase, eksopeptidase) melanjutkan proses pencernaan protein, menghasilkan asam

    amino dan sampai 6 residu peptida. *ransport aktif membaa dipeptida dan tripeptida ke

    dalam sel untuk diabsorpsi.

    Karbohidrat, metabolisme aalnya dimulai dengan menghidrolisis pati menjadi maltosa

    (atau isomaltosa), yang merupakan disakarida. Kemudian disakarida ini, bersama dengan

    disakarida utama lain, laktosa dan sukrosa, dihidrolisis menjadi monosakarida glukosa,

    galaktosa, dan fruktosa. Cn%im laktase, sukrase, maltase, dan isimaltase untuk pemecahan

    disakarida terletak di dalam mikro&ili Dbrush borderD sel epitel. 'isakarida ini dicerna menjadi

    monosakarida seaktu berkontak dengan mikro&ili ini atau seaktu mereka berdifusi ke dalam

    mikro&ili. $roduk pencernaan, monosakarida, glukosa, galaktosa, dan fruktosa, kemudian segera

    disbsorpsi ke dalam darah porta.

    10

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    11/27

    4ir dan elektrolit, cairan empedu, cairan lambung, sali&a, dan cairan duodenum

    menyokong sekitar 0-+ 2/hari cairan tubuh, kebanyakan diabsorpsi. 4ir secara osmotik dan

    secara hidrostatik diabsorpsi atau melalui difusi pasif. Eatrium dan khlorida diabsorpsi dengan

    pemasangan %at telarut organik atau secara transport aktif. #ikarbonat diabsorpsi secara

    pertukaran natrium/hidrogen. Kalsium diabsorpsi melalui transport aktif dalam duodenum dan

    jejenum, dipercepat oleh hormon parathormon ($*B) dan &itamin '. Kalium diabsorpsi secara

    difusi pasif.

    sus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir isi

    usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah mengabsorpsi air dan elektrolit, yang sudah

    hampir lengkap pada kolon bagian kanan. Kolon sigmoid berfungsi sebagai reser&oir yang

    menampung massa feses yang sudah dehidrasi sampai defekasi berlangsung.

    Kolon mengabsorpsi air, natrium, khlorida, dan asam lemak rantai pendek serta

    mengeluarkan kalium dan bikarbonat. Bal tersebut membantu menjaga keseimbangan air dan

    elektrolit dan mencegah dehidrasi. ;enerima ++-1++ ml/hari, semua, kecuali ++-++ ml

    diabsorpsi, paling banyak di proksimal. Kapasitas sekitar 1 liter/hari.

    Gerakan retrograd dari kolon memperlambat transit materi dari kolon kanan,

    meningkatkan absorpsi. Kontraksi segmental merupakan pola yang paling umum, mengisolasi

    segmen pendek dari kolon, kontraksi ini menurun oleh antikolinergik, meningkat oleh makanan,

    kolinergik. Gerakan massa merupakan pola yang kurang umum, pendorong antegrad melibatkan

    segmen panjang +,1-,+ cm/detik, +-+ detik panjang, tekanan ++-++ mmBg, tiga sampai

    empat kali sehari, terjadi dengan defekasi.

    7epertiga berat feses kering adalah bakterri@ +-+>/gram. 4naerob H aerob.

    Bakteroides paling umum, Escherichia coli berikutnya. 7umber penting &itamin K. Gas kolon

    berasal dari udara yang ditelan, difusi dari darah, produksi intralumen. Eitrogen, oksigen, karbon

    dioksida, hidrogen, metan. #akteri membentuk hidrogen dan metan dari protein dan karbohidrat

    yang tidak tercerna. Eormalnya 6++ ml/hari.(1)

    Fungsi motorik pada saluran pencernaan tergantung pada kontraksi sel otot polos dan

    integrasi dan modulasi oleh saraf enterik dan ekstrinsik. Kontraksi yang terjadi sepanjang saluran

    11

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    12/27

    pencernaan dikendalikan oleh myogenic, mekanisme saraf dan kimia. Kekacauan mekanisme

    yang mengatur fungsi motorik pencernaan ini dapat menyebabkan motilitas usus berubah.

    . Neuro&enik.;odulator motilitas gastrointestinal meliputi sistem saraf pusat (77$), saraf

    otonom, dan sistem saraf enterik (CE7). CE7 merupakan cabang bebas dari sistem saraf

    perifer, terdiri dari sekitar ++ juta neuron dibagi dalam dua pleksus ganglion (Gambar

    -). $leksus myenteric yang lebih besar, juga dikenal sebagai pleksus 4uerbach,

    terletak di antara lapisan otot longitudinal dan sirkular dari e:terna muskularis@ pleksus

    ini berisi neuron yang bertanggung jaab atas motilitas gastrointestinal dan regulasi

    output en%imatik dari organ-organ yang berdekatan. $leksus submukosa yang lebih kecil

    disebut sebagai pleksus ;eissners. CE7 berhubungan langsung dengan usus sel otot

    polos, tetapi juga memainkan peran penting dalam fungsi aferen &isceral.

    . M0o&eni mekanisme kontrol termasuk faktor yang terlibat dalam mengatur akti&itas

    listrik yang dihasilkan oleh sel otot polos pada saluran pencernaan. 7ebuah komponen

    penting dari sistem kontrol myogenic adalah kegiatan pacu listrik yang berasal dari sel-

    sel interstisial dari Jajal (IJJ). IJJ membentuk sistem alat pacu jantung nonneural

    terletak di antara lapisan otot sirkuler dan longitudinal dari usus kecil. 9ang mana-mana

    gelombang lambat dari usus kecil, biasanya disebut sebagai akti&itas kontrol listrik

    (CJ4) dan potensi perintis ($$), berasal dari jaringan IJJ berhubungan dengan pleksus

    4uerbach. 7elain menghasilkan alat pacu jantung kegiatan, IJJ tampaknya berfungsisebagai perantara antara neurogenik (CE7) dan myogenic sistem kontrol karena mereka

    secara luas dipersarafi dan berada di dekat sel otot polos gastrointestinal.

    . Kiia kontrol mengacu pada pengamatan kontraksi otot polos gastrointestinal selama

    periode depolarisasi dari membran potensial, hanya terjadi jika ada neurotransmiter

    seperti asetilkolin. 3arak terjadinya kontraksi tergantung dari banyaknya panjang dari

    segmen yang menunjukkan akti&itas kontrol listrik dan panjang segmen neurokimia

    bersebelahan yang diaktifkan

    !. kontrol saraf ekstrinsikdari fungsi motorik gastrointestinal dapat dibagi lagi menjadialiran parasimpatis kranial dan sakral dan pasokan torakolumbalis simpatik. 7araf kranial

    terutama melalui saraf &agus, yang mempersarafi saluran pencernaan dari lambung ke

    usus besar kanan dan terdiri dari serat preganglionik kolinergik yang bersinaps dengan

    CE7. $asokan serat simpatis ke perut dan usus kecil muncul dari tingkat *1 sampai *+

    dari kolom intermediolateral sumsum tulang belakang. *he celiac pre&ertebral,

    12

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    13/27

    mesenterika superior, dan mesenterika inferior ganglia simpatis memainkan peran

    penting dalam integrasi impuls aferen antara usus dan 77$. ()

    II.*. Etiolo&i Ileus Paralitik

    Ileus pada pasien raat inap ditemukan pada8 () proses intraabdominal seperti

    pembedahan perut dan saluran cerna atau iritasi dari peritoneal (peritonitis, pankreatitis,

    perdarahan)@ () sakit berat seperti pneumonia, gangguan pernafasan yang memerlukan intubasi,

    sepsis atau infeksi berat, uremia, dibetes ketoasidosis, dan ketidakseimbangan elektrolit

    (hipokalemia, hiperkalsemia, hipomagnesemia, hipofosfatemia)@ dan () obat-obatan yang

    mempengaruhi motilitas usus (opioid, antikolinergik, fenotia%ine). 7etelah pembedahan, usus

    halus biasanya pertama kali yang kembali normal (beberapa jam), diikuti lambung (!-!0 jam)

    dan kolon (!0-" jam).()

    Ileus terjadi karena hipomotilitas dari saluran pencernaan tanpa adanya obstruksi usus

    mekanik. 'iduga, otot dinding usus terganggu dan gagal untuk mengangkut isi usus. Kurangnya

    tindakan pendorong terkoordinasi menyebabkan akumulasi gas dan cairan dalam usus.

    ;eskipun ileus disebabkan banyak faktor, keadaan pascaoperasi adalah keadaan yang paling

    umum untuk terjadinya ileus. ;emang, ileus merupakan konsekuensi yang diharapkan dari

    pembedahan perut. Fisiologisnya ileus kembali normal spontan dalam - hari, setelah motilitas

    sigmoid kembali normal. Ileus yang berlangsung selama lebih dari hari setelah operasi dapat

    disebut ileus adynamic atau ileus paralitik pascaoperasi. 7ering, ileus terjadi setelah operasi

    intraperitoneal, tetapi mungkin juga terjadi setelah pembedahan retroperitoneal dan e:tra-

    abdominal. 'urasi terpanjang dari ileus tercatat terjadi setelah pembedahan kolon. 2aparoskopi

    reseksi usus dikaitkan dengan jangka aktu yang lebih singkat daripada reseksi kolon ileus

    terbuka.

    Konsekuensi klinis ileus pasca operasi dapat mendalam. $asien dengan ileus merasa

    tidak nyaman dan sakit, dan akan meningkatkan risiko komplikasi paru. Ileus juga meningkatkan

    katabolisme karena gi%i buruk. 7ecara keseluruhan, ileus meningkatkan biaya peraatan medis

    karena memperpanjang raat inap di rumah sakit. ()

    #eberapa penyebab terjadinya ileus8

    13

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    14/27

    *rauma abdomen

    $embedahan perut (laparatomy)

    7erum elektrolit abnormalitas

    . Bipokalemia

    . Biponatremia

    . Bipomagnesemia

    !. Bipermagensemia

    Infeksi, inflamasi atau iritasi (empedu, darah)

    . Intrathorak

    . $neumonia

    . 2oer lobus tulang rusukpatah

    . Infark miokard

    . Intrapel&ic (misalnyapenyakit radang panggul)

    . 5ongga perut

    . 5adang usus buntu

    . 'i&ertikulitis

    . Eefrolisiasis

    !. Kolesistitis

    1. $ankreatitis

    6. $erforasi ulkus duodenum

    14

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Renal/Potassium/Hypklm.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhXraKotuWisf273eGN3qV7UK4QRghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Renal/Sodium/Hypntrm.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjNT2FJXhsfs1hYh3jduDYUabzxqwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Renal/Magnesium/Hypmgnsm.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiKeCXOkZqQB1KuSEFEBziSKiWgtAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Lung/ID/Pnmn.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiL_yQBlIQT08uoyYquWjlsJxK9Wghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Ortho/Fracture/Frctr.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjSPVCnitCo2U4UnB-CLJb8AuKJLwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/CV/CAD/ActCrnrySyndrm.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiu47bXO-ONisFxm1PpOUjFj2OjiAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/CV/CAD/ActCrnrySyndrm.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiu47bXO-ONisFxm1PpOUjFj2OjiAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Gyn/ID/PlvcInflmtryDs.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhickrNHdmYs8NXts8DNc2xpk_GS0Ahttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Surgery/GI/Apndcts.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgSDzvCVS_0rxmkHCp_T8gm9FelfQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Surgery/GI/Apndcts.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgSDzvCVS_0rxmkHCp_T8gm9FelfQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/GI/ID/Dvrtclts.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhiliABR2cesEkn8MlkN4n2r9XgPwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Urology/Renal/Nphrlths.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgW9-lAVDDQbPWD6fBwrwLzl18smQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Surgery/GI/ActChlcysts.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhnAguZRkNksKGT-_R7EjXlGdnAdghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/GI/Pancreas/ActPncrts.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiQF8NOHwuFQIUBYFFhP6ET44AtTwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/GI/PUD/PptcUlcrDs.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjqT_npLq3SBBtwedfMyPjvEaAw5Ahttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Renal/Sodium/Hypntrm.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjNT2FJXhsfs1hYh3jduDYUabzxqwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Renal/Magnesium/Hypmgnsm.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiKeCXOkZqQB1KuSEFEBziSKiWgtAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Lung/ID/Pnmn.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiL_yQBlIQT08uoyYquWjlsJxK9Wghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Ortho/Fracture/Frctr.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjSPVCnitCo2U4UnB-CLJb8AuKJLwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/CV/CAD/ActCrnrySyndrm.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiu47bXO-ONisFxm1PpOUjFj2OjiAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Gyn/ID/PlvcInflmtryDs.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhickrNHdmYs8NXts8DNc2xpk_GS0Ahttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Surgery/GI/Apndcts.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgSDzvCVS_0rxmkHCp_T8gm9FelfQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/GI/ID/Dvrtclts.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhiliABR2cesEkn8MlkN4n2r9XgPwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Urology/Renal/Nphrlths.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgW9-lAVDDQbPWD6fBwrwLzl18smQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Surgery/GI/ActChlcysts.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhnAguZRkNksKGT-_R7EjXlGdnAdghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/GI/Pancreas/ActPncrts.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiQF8NOHwuFQIUBYFFhP6ET44AtTwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/GI/PUD/PptcUlcrDs.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjqT_npLq3SBBtwedfMyPjvEaAw5Ahttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Renal/Potassium/Hypklm.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhXraKotuWisf273eGN3qV7UK4QRg
  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    15/27

    Iskemia usus

    . ;esenterika emboli, trombosis iskemia

    Jedera tulang

    . $atah tulang rusuk

    .

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    16/27

    neuron bersifat inhibitorik, ujung seratnya mensekresikan suatu transmitter inhibitor,

    kemungkinan peptide intestinal &asoaktif dan beberapa peptide lainnya.

    ;enurut beberapa hipotesis, ileus pasca operasi dimediasi melalui akti&asi hambat busur

    refleks tulang belakang. 7ecara anatomis, refleks berbeda yang terlibat8 ultrashort refleks

    terbatas pada dinding usus, refleks pendek yang melibatkan ganglia pre&ertebral, dan refleks

    panjang melibatkan sumsum tulang belakang. 5efleks panjang yang paling signifikan.

    5espon stres bedah mengarah ke generasi sistemik endokrin dan mediator inflamasi yang juga

    mempromosikan perkembangan ileus. ()

    $enyakit/ keadaan yang menimbulkan ileus paralitik dapat diklasifikasikan seperti yang

    tercantum dibaah ini8

    Kausa Ileus $aralitik

    Neuro&enik. $asca operasi, kerusakan medulla spinalis, keracunan timbal, kolik ureter, iritasi

    persarafan splanknikus, pankreatitis.

    Meta%olik. Gangguan keseimbangan elektrolit (terutama hipokalemia), uremia, komplikasi ';,

    penyakit sistemik seperti 72C, sklerosis multiple

    %ato%atan. Earkotik, antikolinergik, katekolamin, fenotia%in, antihistamin.

    Infeksi3 inflaasi. $neumonia, empiema, peritonitis, infeksi sistemik berat lainnya.

    Iskeia Usus.

    Neuro&enik

    - 5efleks inhibisi dari saraf afferent8 incisi pada kulit dan usus pada operasi

    abdominal.

    - 5efleks inhibisi dari saraf efferent8 menghambat pelepasan neurotransmitter

    asetilkolin.(0)

    Horonal

    16

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    17/27

    Kolesistokinin, disekresi oleh sel I dalam mukosa duodenum dan jejunum terutama

    sebagai respons terhadap adanya pemecahan produk lemak, asam lemak dan

    monogliserida di dalam usus. Kolesistokinin mempunyai efek yang kuat dalam

    meningkatkan kontraktilitas kandung empedu, jadi mengeluarkan empedu kedalam usus

    halus dimana empedu kemudian memainkan peranan penting dalam mengemulsikan

    substansi lemak sehingga mudah dicerna dan diabsorpsi. Kolesistokinin juga

    menghambat motilitas lambung secara sedang. leh karena itu disaat bersamaan dimana

    hormon ini menyebabkan pengosongan kandung empedu, hormon ini juga menghambat

    pengosongan makanan dari lambung untuk memberi aktu yang adekuat supaya terjadi

    pencernaan lemak di traktus gastrointestinal bagian atas.

    Bormon lainnya seperti sekretin dan peptide penghambat asam lambung juga memiliki

    fungsi yang sama seperti kolesistokinin namun sekretin berperan sebagai respons darigetah asam lambung dan petida penghambat asam lambung sebagai respons terhadap

    asam lemak dan asam amino. (")

    Inflaasi

    - ;akrofag8 melepaskan proinflammatory cytokines (E).- prostaglandin inhibisi kontraksi otot polos usus.

    /arakolo&i

    pioid menurunkan akti&itas dari neuron eksitatorik dan inhibisi dari pleksus

    mienterikus. 7elain itu, opioid juga meningkatkan tonus otot polos usus dan menghambat

    gerak peristaltik terkoordianasi yang diperlukan untuk gerakan propulsi.(0)

    - pioid8 efek inhibitor, blockade e:citatory neurons yang mempersarafi otot polos

    usus.(0)

    II.4. Manifestasi Klinik

    Ileus adinamik (ileus inhibisi) ditandai oleh tidak adanya gerakan usus yang

    disebabkan oleh penghambatan neuromuscular dengan aktifitas simpatik yang berlebihan.

    7angat umum, terjadi setelah semua prosedur abdomen, gerakan usus akan kembalinormal pada8 usus kecil ! jam, lambung !0 jam, kolon -1 hari. (!)

    $asien ileus paralitik akan mengeluh perutnya kembung ( abdominal distention),

    anoreksia, mual dan obstipasi. ;untah mungkin ada, mungkin pula tidak ada. Keluhan

    perut kembung pada ileus paralitik ini perlu dibedakan dengan keluhan perut kembung

    17

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    18/27

    pada ileus obstruksi. $asien ileus paralitik mempunyai keluhan perut kembung, tidak

    disertai nyeri kolik abdomen yang paroksismal.$ada pemeriksaan fisik didapatkan adanya distensi abdomen, perkusi timpani

    dengan bising usus yang lemah dan jarang bahkan dapat tidak terdengar sama sekali.

    $ada palpasi, pasien hanya menyatakan perasaan tidak enak pada perutnya. *idak

    ditemukan adanya reaksi peritoneal (nyeri tekan dan nyeri lepas negatif). 4pabila

    penyakit primernya peritonitis, manifestasi klinis yang ditemukan adalah gambaran

    peritonitis.()

    II.-. Dia&nosa

    $ada ileus paralitik ditegakkan dengan auskultasi abdomen berupasilentabdomenyaitu bising

    usus menghilang. $ada gambaran foto polos abdomen didapatkan pelebaran udara usus halus

    atau besar.

    Ananesa

    $ada anamnesa ileus paralitik sering ditemukan keluhan distensi dari usus, rasa mual dan

    dapat disertai muntah. $asien kadang juga mengeluhkan tidak bisa #4# ataupun flatus,

    rasa tidak nyaman diperut tanpa disertai nyeri.

    Peeriksaan fisik

    - Ins,eksi

    'apat ditemukan tanda-tanda generalisata dehidrasi, yang mencakup kehilangan

    turgor kulit maupun mulut dan lidah kering. $ada abdomen harus dilihat adanya

    distensi, parut abdomen, hernia dan massa abdomen. $ada pasien yang kurus tidak

    terlihat gerakan peristaltik.

    Pal,asi$ada palpasi bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum apapun atau nyeri

    tekan, yang mencakup Ldefence muscularD in&olunter atau rebound dan

    pembengkakan atau massa yang abnormal untuk mengetahui penyebab ileus.

    Perkusi

    Bipertimpani

    Auskultasi

    18

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    19/27

    #ising usus lemah atau tidak ada sama sekali (silent abdomen) dan borborigmi

    Peeriksaan ,enun5an&

    $emeriksaan laboratorium mungkin dapat membantu mencari kausa penyakit. $emeriksaan

    yang penting untuk dimintakan adalah leukosit darah, kadar elektrolit, ureum, glukosa darah dan

    amylase. Foto polos abdomen sangat membantu untuk menegakkan diagnosis. $ada ileus

    paralitik akan ditemukan distensi lambung, usus halus dan usus besar. 4ir fluid le&el ditemukan

    berupa suatu gambaran line up (segaris). Bal ini berbeda dengan air fluid le&el pada ileus

    obstruktif yang memberikan gambaran stepladder (seperti anak tangga). 4pabila dengan

    pemeriksaan foto polos abdomen masih meragukan, dapat dilakukan foto abdomen dengan

    mempergunakan kontras.

    II.6. Penatalaksanaan

    $engelolaan ileus paralitik bersifat konser&atif dan suportif. *indakannya berupa

    dekompresi, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mengobati kausa dan penyakit primer

    dan pemberiaan nutrisi yang adekuat. ()$rognosis biasanya baik, keberhasilan dekompresi kolon

    dari ileus telah dicapai oleh kolonoskopi berulang.

    ()

    #eberapa obat-obatan jenis penyekatsimpatik (simpatolitik) atau parasimpatomimetik pernah dicoba, ternyata hasilnya tidak

    konsisten. ntuk dekompresi dilakukan pemasangan pipa nasogastrik (bila perlu dipasang juga

    rectal tube). $emberian cairan, koreksi gangguan elektrolit dan nutrisi parenteral hendaknya

    diberikan sesuai dengan kebutuhan dan prinsip-prinsip pemberian nutrisi parenteral. #eberapa

    obat yang dapat dicoba yaitu metoklopramid bermanfaat untuk gastroparesis, sisaprid bermanfaat

    untuk ileus paralitik pascaoperasi, dan klonidin dilaporkan bermanfaat untuk mengatasi ileus

    paralitik karena obat-obatan.() Eeostigmin juga efektif dalam kasus ileus kolon yang tidak

    berespon setelah pengobatan konser&atif.()

    1. Konser7atif

    $enderita diraat di rumah sakit.

    19

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    20/27

    $enderita dipuasakan

    Kontrol status airway, breathingand circulation.

    'ekompresi dengan nasogastrictube.

    Intravenousfluidsandelectrolyte

    'ipasang kateter urin untuk menghitung balancecairan.

    2. /arakolo&is

    4ntibiotik broadsectrumuntuk bakteri anaerob dan aerob.

    4nalgesik apabila nyeri.

    $rokinetik8 ;etaklopromide, cisapride

    $arasimpatis stimulasi8 bethanecol, neostigmin

    7impatis blokade8 alpha adrenergik antagonis

    (. ,eratif

    Ileus paralitik tidak dilakukan inter&ensi bedah kecuali disertai dengan peritonitis.

    perasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastric untuk mencegah sepsis sekunder

    atau rupture usus.

    perasi diaali dengan laparotomi kemudian disusul dengan teknik bedah yang disesuaikan

    dengan hasil e:plorasi melalui laparotomi.

    o $intas usus 8 ileostomi, kolostomi.

    o 5eseksi usus dengan anastomosis

    20

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    21/27

    o 'i&ersi stoma dengan atau tanpa reseksi.()

    II.8. Dia&nosis %an+in&

    Masala) lain 0an& ,erlu +i,erti%an&kan

    umum untuk ileus adalah pseudo-obstruksi, juga disebut sebagai sindrom gil&ie, dan obstruksi

    usus mekanik.

    Pseu+oo%strutionPseu+oo%struksi(6)

    $seudo-obstruksi didefinisikan sebagai penyakit akut, ditanda dengan distensii dari usus

    besar. 7eperti ileus, itu terjadi didefinisikan karena tidak adanya gangguan mekanik. #eberapa

    teks dan artikel cenderung menggunakan ileus sinonim dengan pseudo-obstruksi. Eamun, kedua

    kondisi itu adalah hal yang berbeda. $seudo-obstruksi ini jelas terbatas pada usus besar saja,

    sedangkan ileus melibatkan baik usus kecil dan usus besar. sus besar kanan terlibat dalam

    klasik pseudo-obstruksi, yang biasanya terjadi pada pasien yang terbaring lama di tempat tidur

    dengan gambaran penyakit ekstraintestinal serius atau pada pasien trauma. 4gen farmakologis,

    aerophagia, sepsis, dan perbedaan elektrolit juga dapat berkontribusi untuk kondisi ini.Kondisi

    kronis pada pseudo-obstruksi usus juga diamati pada pasien dengan penyakit kolagen-

    &askular, miopati &iseral, atau neuropati. #entuk kronis dari pseudo-obstruksi melibatkan

    dismotilitas baik dari usus besar dan kecil. 'ismotilitas ini disebabkan hilangnya kompleks

    motorik yang berpindah dan bakteri berlebih. semua hal ini bermanifestai klinik sebagai

    obstruksi usus kecil.

    $emeriksaan fisik biasanya menunjukkan tanda perut kembung tanpa rasa sakit, namun

    pasien bisa juga mempunyai gejala mirip obstruksi. 5adiografi dari foto polos abdomen

    mengungkapkan adanya keadaan yang terisolasi, dilatasi usus proksimal yang membesar, seperti

    yang ditunjukkan pada gambar di baah, dan pencitraan kontras membedakan ini dari obstruksi

    mekanik.

    21

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    22/27

    &il7ie ,seu+oo%struksi ,a+a ,asien +en&an infeksi . Per)atikan %esar +ilatasi kolon9

    terutaa kolon kanan +an seku.

    'istensi kolon dapat mengakibatkan perforasi caecum, terutama jika diameter caecum melebihi

    cm. *ingkat kematian untuk pseudo-obstruksi adalah 1+ jika pasien berkembang menjadi

    nekrosis iskemik dan perforasi.

    $eraatan aal meliputi hidrasi, pemasangan EG* dan rectal tube, koreksi

    ketidakseimbangan elektrolit, dan penghentian obat yang menghambat motilitas usus.

    'ekompresi melalui kolonoskopi cukup efektif dalam mengurangi pseudo-obstruksi.

    Eeostigmine intra&ena mungkin juga efektif, menghasilkan perbaikan pseudo-obstruksi dalam

    aktu +-+ menit. 'osis ,1 mg dari neostigmine diinfuskan perlahan-lahan selama menit

    dengan pengaasan jantung untuk mengamati efek bradikardi. 3ika terjadi bradikardia, atropin

    harus diberikan. 2aparotomi dan reseksi usus untuk peritonitis dan iskemia merupakan jalan

    terakhir.

    %struksi Mekanik

    bstruksi mekanik usus dapat disebabkan oleh adhesi, &ol&ulus , hernia, intususepsi ,

    benda asing, atau neoplasma. $asien datang dengan nyeri kram perut berat yang paroksismal.

    $emeriksaan fisik ditemukan borborygmi bertepatan dengan kram perut. $ada pasien yang kurus,

    gelombang peristaltik dapat di&isualisasikan. 'engan auskultasi dapat terdengar suara bernada

    tinggi, denting suara bersamaan dengan aliran peristaltic. 3ika obstruksi total, pasien

    mengeluhkan tidak bisa #4#. ;untah mungkin terjadi tapi bisa juga tidak jika katup ileocecal

    22

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://emedicine.medscape.com/article/2966-overview&prev=/search%3Fq%3Dileus%2Bparalytic%26hl%3Did&rurl=translate.google.com&usg=ALkJrhgEaQKzwvUNcdvDPTGRo2DLVljTlghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://emedicine.medscape.com/article/197322-overview&prev=/search%3Fq%3Dileus%2Bparalytic%26hl%3Did&rurl=translate.google.com&usg=ALkJrhjdWp1QcLSjMYFcX3dTEkHW6t4x1Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://emedicine.medscape.com/article/930708-overview&prev=/search%3Fq%3Dileus%2Bparalytic%26hl%3Did&rurl=translate.google.com&usg=ALkJrhhPRBsSEunkYAVCZ8SI2qU5TQ-57ghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://emedicine.medscape.com/article/2966-overview&prev=/search%3Fq%3Dileus%2Bparalytic%26hl%3Did&rurl=translate.google.com&usg=ALkJrhgEaQKzwvUNcdvDPTGRo2DLVljTlghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://emedicine.medscape.com/article/197322-overview&prev=/search%3Fq%3Dileus%2Bparalytic%26hl%3Did&rurl=translate.google.com&usg=ALkJrhjdWp1QcLSjMYFcX3dTEkHW6t4x1Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://emedicine.medscape.com/article/930708-overview&prev=/search%3Fq%3Dileus%2Bparalytic%26hl%3Did&rurl=translate.google.com&usg=ALkJrhhPRBsSEunkYAVCZ8SI2qU5TQ-57g
  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    23/27

    kompeten dalam mencegah refluks. *anda peritoneal terlihat nyata jika pasien mengalami

    strangulasi dan perforasi.

    ;enegakkan diagnosis dari obstruksi usus mekanik dapat dibantu dengan pencitraan endoskopi

    menggunakan kontras.

    %struksi ekanik usus +ise%a%kan ole) karsinoa kolon kiri. Per)atikan ti+ak a+an0a

    &as usus se,an5an& usus %esar.!4#

    *abel berikut menyajikan perbedaan antara ileus, pseudo-obstruksi, dan obstruksi mekanis.

    *abel. Karakteristik ileus, $seudo-obstruksi, dan ;ekanik 7umbatan. (6)

    Ileus Pseu+oo%struksi Mekanikal %struksi

    $e5ala sakit perut,

    kembung, mual,

    muntah, konstipasi

    nyeri kram perut, konstipasi,

    obstipasi, mual, muntah,

    anoreksia

    nyeri kram perut,

    konstipasi, obstipasi, mual,

    muntah, anoreksia

    23

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    24/27

    Teuan

    Peeriksaan

    /isik

    7ilent abdomen,

    kembung, timpani

    #orborygmi, timpani,

    gelombang peristaltik,

    bising usus hiperaktif atau

    hipoaktif, distensi, nyeri

    terlokalisasi

    #orborygmi, timpani,

    gelombang peristaltik, bising

    usus hiperaktif ayau

    hipoaktif, distensi, nyeri

    terlokalisasi

    $a%aran

    Ra+io&rafi

    dilatasi usus kecil

    dan besar,

    diafragma

    meninggi

    dilatasi usus besar yang

    terlokalisir, diafragma

    meninggi

    #o-shaped loops in ladder

    pattern, berkurangnya gas

    kolon di distal, diafragma

    agak tinggi, air fluid le&el.

    Ta%el.$erbandingan Klinis bermacam-macam ileus.(6)

    Maa

    ileus

    N0eri Usus Distens

    i

    Munta)

    %or%ori&

    i

    Bisin& usus Kete&an&a

    n

    a%+oen

    bstruksi

    simple

    tinggi

    MM

    (kolik)

    M MMM ;eningkat -

    bstruksi

    simple

    rendah

    MMM

    (Kolik)

    MMM M

    2ambat,

    fekal

    ;eningkat -

    bstruksi

    strangulasi

    MMMM MM MMM *ak tentu M

    24

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    25/27

    (terus-

    menerus,

    terlokalisir)

    biasanya

    meningkat

    $aralitik M MMMM M ;enurun -

    klusi

    &askuler

    MMMMM MMM MMM ;enurun M

    II.1:. Pro&nosis

    $rognosis dari ileus ber&ariasi tergantung pada penyebab ileus itu sendiri. #ila ileus hasil

    dari operasi perut, kondisi ini biasanya bersifat sementara dan berlangsung sekitar !-" jam.

    $rognosis memburuk pada kasus-kasus tetentu dimana kematian jaringan usus terjadi@ operasi

    menjadi perlu untuk menghapus jaringan nekrotik. #ila penyebab primer dari ileus cepat

    tertangani maka prognosis menjadi lebih baik.

    25

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    26/27

    '4F*45 $7*4K4

    . 7jamsuhidajat, 5.@ 'ahlan, ;urni%at@ 3usi, 'jang. Gaat 4bdomen. 'alam #uku 4jar

    Ilmu #edah. Cdisi . Cditor8 7jamsuhidajat, 5. dan 'e 3ong, Aim. 3akarta8 CGJ, ++.

    Bal8 0-.

    . Fiedberg, #. and 4ntillon, ;.8 7mall-#oel bstruction. Cditor8

  • 7/26/2019 TUGAS ileus paralitik

    27/27

    6. Bebra, 4., and ;iller, ;.8 Intestinal