Click here to load reader
TUGAS FINAL
MATA KULIAH KOSMETOLOGI
RESUME KOSMETIK
OLEH:
R U D I N I70100110107
FARMASI C2
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA – GOWA
2013
BAGIAN 1
SEJARAH KOSMETIK
Kata “kosmetik” berasal dari bahasa Yunani yang berarti
kemampuan menghias dan mengatur pada kisaran tahun 400-300 SM.
Namun demikian, penggunaan kosmetik telah ada ribuan abad sebelum
masa itu. Berdasarkan hasil riset antropologi, arkeologi dan etnologi
penggunaan kosmetik dimulai sejak tahun 10.000 SM.
Era Sebelum Masehi
10.000 – 4.000 SM, bangsa mesir kuno telah menggunakan parfum,
eyeliner, eyeshadow, blush on, pewarna bibir, pewarna kuku dan rambut.
Pada 6000 SM, Cloepatra (ratu Mesir) menggunakan susu sebagai
rendaman saat mandi untuk memutihkan kulit.
3.000 SM, orang cina mulai menggunakan pewarna kuku dengan permen
karet arab, Gelatin, lilin lebah dan telur.
1.500 SM, bangsa Jepang menggunakan bedak beras untuk memutihkan
kulit.
1.000 SM, bangsa Yunani dan Romawi mulai mengenal pemutih kulit
dengan menggunakan kapur atau bubuk bedak, dan lipstick untuk
mendapatkan warna orange atau kuning tua.
400 SM, Hipocrates dan kawan-kawan mulai memperkenalkan ilmu
kesehatan dan kecantikan.
Era Awal Masehi
100-400 M, bangsa Eopa mulai mengenal kosmetik untuk menutupi
kekurangan. Tepung terigu dan gandum mulai digunakan untuk menutupi
jerawat, dan kuku dicat dengan darah dan lembak lembuh. Pada masa ini
istilah mandi lumpur mulai popular di masyarakat Roma.
500 M – hingga awal masa pertengahan Pihak Gereja Eropa melarang
penggunaan kosmetik, karena menganggap bahwa kosmetik adalah produk
untuk pelacuran. Dimasa ini pula Islam mulai muncul dan berkembang.
Islam justru menekankan sebaliknya, bahwa kecantikan dan keindahan itu
penting, karena Allah menyukai keindahan.
Era Pertengahan
Islam terus berkembang, dan penggunan kosmetik tidak dilarang.
Era Renaisance, bangsa eropa kembali menggunakan kosmetik dan ilmu
kedokteran mulai memisahkan kosmetik.
1.300 – 1.600 M, ratu Elizabeth dan masyarakat inggris mulai
menggunakan pewarna rambut dan produk untuk mencerahkan kulit.
Era Modern (abad 20-21)
1.900 M, raja Edward menghimbau agar para wanita tampil lebih muda
dan cantik. Di masa ini, salon-salon kecantikan mulai bertebaran.
1920, Penemuan makam Tutan khamun membuktikan penggunaan
eyeliner oleh dunia Barat. Liquid eyeliner digunakan untk memberi garis
hitam tebal dan garis putih pada sekitar mata untuk menunjang Fashion.
1940, konsep Kosmetologi mulai dilatakan dan Istilah Kosmetologi mulai
diperkenalkan dan dikembang oleh Jerman, Perancis, Belanda dan Inggris.
1970, Jellinek mengartikan kosmetologi sebagai ilmu yang memperlajari
hokum fisika, kimia, biologi maupun mikrobiologi tentang pembuatan,
penyimpanan dan penggunaan aplikasi kosmetik.
1997, Mitsui menyebut kosmetologi sebagai ilmu baru yang lebih
mendalami dan menyeluruh. kosmetik tidak hanya untuk kecantikan saja,
melainkan juga untuk kesehatan. Ilmu kosmetik dan industry kosmetik
mengalami perkembangan besar-besaran dan menjadi sebuah ala usaha.
Awal abad 21, kemajuan tekhnologi mejadikan kosmetik sebagai sebuah
perpaduan antara kosmetik dan obatyang di kenal dengan istilah kosmetik
Medik (cosmeticals).
Kosmetik di Nusantara
Penggunaan kosmetik di Indonesia telah ada sejak zaman-zaman
kerajaan, jauh sebelum kedatangan bangsa Portugis dan Belanda. Putri –
putri raja pada zaman dulu suka mandi dengan kembang bunga , bahkan
para wanita Indonesia mulai menggunakan kosmetik tradisional seperti lulur
sebelum mandi, mangir, bedak dingin dan air mawar. Penggunaan kosmetik
selanjutnya berkembang dengan adanya komunikasi dari para saudagar
asing hingga kedatang bangsa penjajah di Indonesia.
PANDANGAN ISLAM
Dalam islam, penggunaan kosmetik tidak dilarang asalkan untuk
kebaikan dan tidak merusak. Selain itu, hukum islam juga sangat
menekankan keindahan dan kecantikan karena pada dasarnya bahwa Allah
SWT itu indah dan menyukai keindahan. Kendati demikian, penggunaan
kosmetik untuk pri dan wanita tidak sama. Sebagai contoh, pria dianjurkan
untuk memakai wewangian saat bepergian (diluar rumah) sedangkan wanita
dilarang memakai wewangian kecuali hanya dalam rumah, karena tujuan
utama wanita mempercantik diri adalah hanya untuk suaminya.
BAGIAN 2
K U L I T
Anatomi dan Struktur
Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam
gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui
sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara
terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati),
respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta
pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra
violet matahari.
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis),
sebagai lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan
jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atau
subkutis).
1. Epidermis
Stratum corneum
Terdiri atas beberapa lapis sel pipih, mati, tidak memiliki inti, tidak
mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit
mengandung air. Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin
yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap
bahan-bahan kimia sehingga sulit untuk ditembus. Permukaannya dilapisi
oleh mantel asam yaitu lapisan pelindung lembab tipis yang bersifat asam.
Stratum lucidum
Lapisan sel gepeng tanpa inti, protoplasma berubah menjadi
protein eleidin. Antara stratum lucidum dan stratum granulosom terdapat
lapisan keratin tipis (reins barrier) yang tidak bisa ditembus.
Stratum granulosum
Merupakan 2 atau 3 lapis sel gepeng. Sitoplasma berbutir kasar
yang terdiri atas keratohialin dan banyak terdapat filaggrin merupakan
bahan penghubung sel keratin dengan bagian luar sel untuk tetap
memberikan nutrisi bagi sel keratin melalui cairan antar sel karena bagian
sel ini semakin jauh dari aliran darah. Pada orang kekurangan filaggrin
dapat menyebabkan kulit kering bersisik dan mengelupas secara terus
menerus.
Stratum spinosum
Memiliki sel yang berbentuk kubus dengan inti besar dan oval.
Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein.
Dan terdapat sel Langerhans (system imun).
Stratum germinativum
Di dalam lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak melalui
mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya
menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening
(clear cells, melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.
2. Darmis
Dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat membuat
kulit berkerut, akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang
disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang,
karena fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga
kekeringan dan kelenturan kulit. Berkurangnya protein akan menyebabkan
kulit menjadi kurang elastis dan mudah mengendur hingga timbul kerutan.
Di lapisan dermis sangat kaya dengan pembuluh darah yang memberi
nutrisi penting untuk kulit, pembuluh darah juga bertugas mengatur suhu tubuh
melalui mekanisme proses pelebaran atau dilatasi pembuluh darah bila kita
berada dilingkungan yang hangat.
3. Subkutan
Tersusun dari sel kolagen dan lemak tebal untuk menyekat panas sehingga kita
dapat beradaptasi dengan perubahan temperatur luar tubuh kita karena
perubahan cuaca, selain itu juga lapisan subcutis dapat menyimpan cadangan
nutrisi bagi kulit.
Jenis-jenis kulit
1. Kulit normal
Kulit normal mudah dirawat karena pengeluaran sebum seimbang atau
tidak berlebihan.
2. Kulit berminyak
Penyebab kulit berminyak adalah karena kelenjar minyak (sebaceous
gland) sangat produktif, hingga tidak mampu mengontrol jumlah minyak
(sebum) yang harus dikeluarkan. Makanan yang dapat merangsang
keluarnya keringat seperti makanan yang terlalu pedas baik karena cabai
atau merica, makanan yang terlalu asin, makanan yang berbumbu
menyengat seperti bawang putih, makanan yang terlalu berminyak serta
makanan dan minuman yang terlalu panas.
Ciri-ciri kulit berminyak yaitu : minyak di daerah T tampak
berlebihan, tekstur kulit tebal dengan pori-pori besar hingga mudah
menyerap kotoran, mudah berjerawat, tampilan wajah berkilat,
3. Kulit kering
Kulit kering memiliki kadar minyak atau sebum yang sangat rendah
dan cenderung sensitive. Kandungan lemak pada kulit kering sangat
sedikit, sehingga mudah terjadi penuaan dini yang ditandai keriput dan
kulit terlihat lelah serta terlihat kasar.
4. Kulit sensitive
Kulit sensitif biasanya lebih tipis dari jenis kulit lain sehingga sangat
peka terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan alergi (allergen). Warna
kemerahan pada kulit sensitive disebabkan allergen memacu pembuluh
darah dan memperbanyak aliran darah ke permukaan kulit.
Keratinisasi
Sel-sel keratinosit pada lapisan basal akan memperbanyak diri,
berdiferensiasi, terdesak menuju permukaan kulit sehingga menjadi sel yang
mati, kering dan pipih dalam stratum corneum. Proses ini dinamakan
keratinisasi atau pendewasaan sel tanduk yang berlangsung selama 14-28
hari.
Tipe Ikatan Dalam Keratin
1. Ikatan amida/peptide (-CO-NH-)
Menghubungkna masing-masing asam amino ke rantai polipeptida
(mungkin merupakan ikatan silang). Hubungan ini dapat di putus oleh
larutan konsentrasi tinggi asam atau basa keras dalam air. Selain itu
enzim-enzim tertentu dapat memutuskan ikatan amida dimana enzim
tersebut digunakan dalam perparat pembersih dan masker wajah untuk
menghancurkan keratin tua dan menghasilkan lapisan baru yang segar.
2. Ikatan Garam (-COO-+ NH3)
Ikatan yang berperan dalam menghubungkan rantai keratin. Rantai
ini jelas terlihat pada pH asam lemah dan jarang trdapat dalam suasana
alkalis atau asam kuat krena kerati akan membengkak dan kehilangan daya
tahan mekanis dan kimianya. Berbagai bahan pembersih kulit dan rambut
(terutama yang berdasar sabun) menyebabkan pelunakan keratin akibat
reaksi alkalis.
3. Ikatan Hidrogen (-CO…NH- atau –CO…HO-)
Melekatkan rantai keratin dalam posisi tertekuk. Pembengkakan
oleh air memperlemah ikatan hydrogen dan larutan jenuh garam-garam
akan merusak ikatan ini.
4. Ikatan Disulfida (-S-S-)
Ikatan ini bertahan dalam rambut yang basah dan dapat diputuskan
oleh bahan-bahan kimia pereduksi serta enzim-enzim dan oleh hidrolisa
yang bersifat alakalis.
Mekanisme Pigmentasi
Melanin dibentuk oleh melanosit dengan enzim tirosinase yang memainkan
peranan penting dalam proses pembentukannya. Sebagai akibat dari kerja
enzim tironase, tiroksin diubah menjadi 3,4 dihidroksiferil alanin (DOPA)
dan kemudian menjadi dopaquinone, yang kemudian dikonversi, setelah
melalui beberapa tahap transformasi menjadi melanin. Enzim tirosinase
dibentuk dalam ribosom, ditransfer dalam lumer retikulum endoplasma
kasar, melanosit diakumulasi dalam vesikel yang dibentuk oleh kompleks
golgi. 4 tahapan yang dapat dibedakan pada pembentukan granul melanin
yang matang. Vesikel yang bebas sekarang dinamakan melanosom. Sintesis
melanin dimulai pada melanosom tahap II, di mana melanin diakumulasikan
dan membentuk melanosom tahap III. Terakhir struktur ini hilang dengan
aktivitas tirosinase dan membentuk granul melanin. Granul melanin
bermigrasi ke arah juluran melanosit dan masuk ke dalam keratinosit.
Gambar mekanisme Pigmentasi.
Mekanisme Jerawat
Pada kulit yang semula dalam kondisi normal, sering kali terjadi
penumpukan kotoran dan sel kulit mati karena kurangnya perawatan dan
pemeliharaan, akibatnya saluran kandung rambut (folikel) menjadi
tersumbat. Sel kulit mati dan kotoran yang menumpuk tersebut apabila
terkena bakteri acne, maka timbulah jerawat, dimana bakteri acne ini berasal
dari dalam ataupun terikut dengan kotoran.
Dalam waktu tertentu, jerawat yang tidak diobati akan mengalami
pembengkakan (membesar dan berwarna kemerahan), disebut papule. Bila
peradangan semakin parah, sel darah putih mulai naik ke permukaan kulit
dalam bentuk nanah (pus), jerawat tersebut disebut pastules. Jerawat radang
terjadi akibat folikel yang ada di dalam dermis mengembang karena berisi
lemak padat, kemudian pecah, menyebabkan serbuan sel darah putih ke area
folikel sebasea, sehingga terjadilah reaksi radang. Peradangan akan semakin
parah jika kuman dari luar ikut masuk ke dalam jerawat akibat perlakuan
yang salah seperti dipijat dengan kuku atau benda lain yang tidak steril.
BAGIAN 3
ADNEKSA KULIT
1. KELENJAR KULIT
a. Kelenjar Keringat
Kelenjar keringat terbagi atas Ekrin dan Apokrin.
Ekrin Apokrin
kecil-kecil, terletak dangkal
di dermis dengan sekret
encer
lebih besar, terletak lebih
dalam dan sekretnya lebih
kental.
Terletak di telapak tangan
dan kaki, dahi
Terdapat di aksila, pubis,
labia minora dan saluran
telinga luar
sekresi keringat umumnya
sedikit asam dan
menurunkan aktivitas dari
bakteri
Keringat yang dihasilkan oleh
kelenjar apokrin bersifat
alkalis lemah dan infeksi
bakteri dapat dengan
mudah terjadi
b. Kelenjar palit
Terletak di seluruh permukaan kulit manusia kecuali tapak tangan dan
kaki. Biasanya terdapat disamping akar rambut dan muaranya terdapat di
folikel rambut. Kelenjar ini berguna untuk meminyaki kulit dan rambut agar
tidak kering.
2. KUKU
Kuku merupakan modifikasi dari epidermis yang tersusun oleh gabungan
sel-sel epitel lapisan germinatif (stratum germinativum) dan lapisan Malpighi
yang bersatu.
Bagian-bagian kuku:
1. Matriks kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
2. Dinding kuku (nail wall): merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi
bagian pinggir dan atas.
3. Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
4. Lekukan kuku (nail groove): merupakan celah antara dinding dan dasar
kuku.
5. Akar kuku (nail root): merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi
dinding kuku.
6. Lempeng kuku (nail plate): merupakan bagian tengah kuku yang
dikelilingi dinding kuku.
7. Lunula : merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih dekat akar
kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
8. Eponikium: merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya
menutupi bagian permukaan lempeng kuku.
9. Hiponikium : merupakan dasar kuku, tempat dimana kuku terlepas dari
dasar kuku.
3. Rambut
Bagian-bagian rambut
a. Folikel rambut, terdiri dari:
1. Akar Rambut : tertanam secara miring dalam kulit, dikelilingi pembuluh
darah.
2. Umbi rambut (bulbus pili): Bagian terbawah umbi rambut adalah matriks
rambut, terdiri dari sel- sel yang membelah cepat dan berperan dalam
pembentukan batang rambut. Fungsi bulbus adalah menyerap udara dan
penimbunan kotoran dari sebum
3. Papilla rambut ; tempat membuat sel-sel tunas rambut & sel” pigem
melanin
b. Batang Rambut, terdiri dari:
1. Kutikula : tersusun dari 6-10 lapis sel tanduk
2. Korteks: Menentukan tipe rambut yang terdiri dari serabut polipeptida
yg memanjang, mengandung pigmen
3. Medulla : terdiri dari 3-4 lapis sel kubus yg berisi keratohialin, lemak
dan rongga udara.
c. Otot penegak rambut (muskulus arector pili): dipersarafi oleh saraf-saraf
adrenergic, berperan untuk menegakkan rambut bila kedinginan serta
sewaktu mengalami tekanan emosional.
Fase Pertumbuhan Rambut
1. Masa anagen
Fase rambut tumbuh, dimana sel” matriks (bagian bwh umbi rambut) melalui
mitosis membentuk sel” baru yang mendorong sel” tanduk yg lebih tua ke
atas.berlangsung 2-6 tahun.
2. Masa katagen
rambut berhenti tumbuh, umbi rambut mengkerut dan menjauhkan diri dari
papil rambut, membentuk bonggol rambut atau rambut gada (club hair),
tetapi rambut belum rontok. 2-3 minggu.
3. Masa telogen
Papil Rambut yang mengeriput selama masa katagen akan berkembang
kembali. Umbi rambut baru terbentuk sekeliling papil rambut ini dan
rambut baru tumbuh dibawah rambut gada atau bonggol rambut, yang
kemudian didorong keluar dan rontok.
Protein Rambut
Protein yang membentuk rambut manusia, terdiri dari unsur sistein, yaitu
senyawa asam amino yang memiliki unsur sulfida dimana asam amino sistin
ini membentuk jembatan disulfida Jembatan disulfida –S–S– dari sistein
merupakan salah satu faktor utama yang bertanggung jawab atas berbagai
bentuk dari rambut kita. Asam amino tersebut memiliki gugus hidroksil dan
sulfida pada rantai sampingnya.Ikatan kovalen yang ada pada tiap2 rantai
samping merupakan jembatan disulfida (-S-S) pada molekul
protein.Jembatan ini adalah penyangga utama struktur tersier protein.Ikatan
ini sangat kuat namun dapat direduksi menjadi residu sistein dengan ikatan
sulfohidril (-S-H).
Proses reduksi dan oksidasi
Diberikan senyawa pereduksi (amonium tioglikolat ) yang membuka beberpa
ikatan S-S. Begitu thio mengenai ikatan disulfida (S-S) ataom hidrogenya
akan segera mengikat atom-atom (S) dalam ikatan disulfida, guna
membentuk ikatan baru (SH-HS) Molekul kehilangan daya kekakuannya
dan lebih lentur sehingga bisa ditata sesuai yang diinginkan. Kemudian
diberi senyawa pengoksidasi membentuk ikatan disulfide.
BAGIAN 4
PENGERTIAN DAN PEMBAGIAN KOSMETIK
Kosmetik berasal dari kata Yunani „kosmetikos’ yang mempunyai
arti keterampilan menghias atau mengatur. Pengertian kosmetik dalam
Peraturan menkes RI no 445 tahun 1998: Kosmetika adalah bahan atau
campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan
atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada badan atau
bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara,
menambah daya tarik atau mengubah rupa, melindungi supaya tetap dalam
keadaan baik memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk
mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.
Menurut peraturan menteri kesehatan RI kosmetik dibagi dalam 13
kelompok,yaitu:
Preparat untuk bayi,misalnya minyak bayi,bedak bayi,dll
Preparat untuk mandi,misalnya sabun mandi,dll
Preparat untuk mata,misalnya maskara,eye shadow,dll
Preparat untuk wangi-wangian,misalnya parfum,toilet water,dll
Preparat untuk rambut,misalnya cat rambut,dll
Preparat make-up (kecuali mata) misalnya bedak,lipstick,dll
Preparat untuk kebersihan mulut,misalnya pasta gigi,mouthwash,dll
Preparat untuk kebersihan mulut,misalnya deodorant
Preparat kuku,misalnya cat kuku,lotion kuku,dll
Preparat perawatan kulit,misalnya pembersih,pelembab,pelindung,dll
Preparat cukur,misalnya sabun cukur,dll
Preparat untuk suntan dan sunscreen misalnya sunscreen foundation,dll
Menurut sifat dan cara pembuatannya, kosmetik dibedakan atas:
1. Kosmetik modern: diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern
(termasuk kosmedik)
2. Kosmetik tradisional, dibagi atas
a. betul-betul tradisional, misalnya mangir,lulur,yang dibuat dari bahan alam
dan diolah menurut resep dan cara yang turun-temurun
b. Semi tradisional,diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar
tahan lama
c. Hanya namanya yang tradisional,tanpa komponen yang benar-benar
tradisional dan diberi zat warna yang menyerupaai bahan tradisional.
Menurut keguanaanya, kosmetik dibagi atas:
1. Kosmetik perawatan kulit,meliputi
Kosmetik untuk membersihkan kulit
Kosmetik untuk melembabkan kulit
Kosmetik pelindung kulit
Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit
2. Kosmetik riasan (pensil alis,eye shadow, lipstick dan lain-lain)
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga
menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek
psikologis yang baik, seperti percaya diri (self confident). Dalam kosmetik
riasan, peran zat warna dan pewangi sangat besar. Kosmetik dekoratif
terbagi menjadi 2 golongan, yaitu:
a. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan
pemakaian sebentar, misalnya lipstik, bedak, pemerah pipi, eyes shadow,
dan lain-lain
b. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam baru lama
baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, pengeriting
rambut, dan preparat penghilang rambut.
Berdasarkan bahan dan penggunaannya serta maksud evaluasi produk kosmetik
dibagi menjadi 2 golongan:
1. Kosmetik golongan I adalah:
a. Kosmetik yang digunakan untuk bayi
b. Kosmetik yang digunakan disekitar mata, rongga mulut dan mukosa
lainnya
c. Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan kadar dan
penandaan
d. Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum lazim serta
belum diketahui keamanan dan kemanfaatannya.
2. Kosmetik golongan II adalah kosmetik yang tidak termasuk ke dalam
golongan I.
BAGIAN 5
BAHAN – BAHAN KOSMETIK
Bahan Dasar Kosmetika
Dasar kosmetika biasanya terdiri dari bermacam-macam bahan
dasar, bahan aktif dan bahan pelengkap. Bahan-bahan tersebut mempunyai
aneka fungsi antara lain sebagai solvent (pelarut), emulsier (pencampur),
pengawet, adhesive (pelekat), pengencang, absortent (penyerap) dan
desinfektan. Pada umumnya 95 % dari kandungan kosmetika adalah bahan
dasar dan 5 % bahan aktif atau kadang-kadang tidak mengandung bahan
aktif. Hal ini mengandung arti bahwa kosmetika, sifat dan efeknya tidak
ditentukan oleh bahan aktif tetapi terutama oleh bahan dasar kosmetika.
Bahan dasar kosmetika dikelompokkan sebagai berikut :
1. Solvent (Pelarut), atau pelarut adalah bahan yang berfungsi sebagai zat
pelarut seperti air, alkohol, eter, dan minyak. Bahan yang dilarutkan dalam
zat pelarut terdiri atas 3 bentuk yaitu padat (garam), cair (gliserin) dan gas
(amoniak).
2. Emulsier (Pencampur), merupakan bahan yang memungkinkan dua zat yang
berbeda jenis dapat menyatu, misalnya lemak atau minyak dengan air
menjadi satu campuran merata (homogen). Emulgator, umumnya memiliki
sifat menurunkan tegangan permukaan antara dua cairan (surfactant).
Contoh emulgator yaitu lilin lebah, lanolin, alcohol atau ester asam-asam
lemak.
3. Preservative (Pengawet), digunakan untuk meniadakan pengaruh kuman-
kuman terhadap kosmetika, sehingga kosmetika tetap stabil tidak cepat
kadaluwarsa. Bahan pengawet yang aman digunakan biasanya yang bersifat
alami. Bahan pengawet untuk kosmetika dapat menggunakan senyawa asam
benzoat, alkohol, formaldehida dan lain-lain. Jenis pengawet kimia efeknya
pada kulit seringkali tidak baik. Untuk mengetahui efek yang ditimbulkan,
penggunaan kosmetik sebaiknya dicoba dulu misalnya pada kulit di
belakang telinga. Kosmetika yang sudah kadaluwarsa sebaiknya tidak
digunakan lagi. Batas kadaluwarsa beberapa jenis kosmetik, sejak kemasan
dibuka.
4. Adhesive (Pelekat), Bahan yang biasanya terdapat dalam kosmetika seperti
bedak, dengan maksud agar bedak dapat dengan mudah melekat pada kulit
dan tidak mudah lepas. Bahan pelekat dalam bedak antara lain
menggunakan seng stearat dan magnesium stearat.
5. Astringent (Pengencang), Merupakan bahan pengencang yang mempunyai
daya untuk mengerutkan dan menciutkan jaringan kulit. Bahan pengencang
biasanya menggunakan zat-zat yang bersifat asam lemah dalam kadar
rendah, alkohol dan zat-zat khusus lainnya.
6. Absortent (Penyerap), Bahan penyerap mempunyai daya mengabsorbsi
cairan, misalnya kalsium karbonat dalam bedak yang dapat menyerap
keringat di wajah.
7. Desinfektan, berguna untuk melindungi kulit dan bagian-bagian tubuh lain
terhadap pengaruh-pengaruh mikro-organisme. Desinfektan dalam
kosmetika sering menggunakan ethyl alkohol, propilalkohol, asam borat
fenol dan senyawa-senyawa amonium kuaterner.
Bahan dasar yang paling banyak digunakan dalam kosmetika
adalah lemak, air, alkohol dan serbuk. Lemak sebagai bahan dasar
kosmetika berfungsi untuk :
1. Lemak dapat membentuk lapisan tipis di permukaan kulit sehingga berfungsi
sebagai pelindung (ptotective film) yang berguna untuk menghalangi
terjadinya penguapan air sehingga mencegah terjadinya kekeringan pada
kulit.
2. Lemak memiliki sifat pembasah (wetting effect) bagi keratin, sehingga dapat
berguna untuk pemeliharaan elastisitas kulit dan mempertahankan kulit agar
tetap lembut dan halus.
3. Lemak dapat melarutkan kotoran-kotoran seperti sisa-sisa make-up, oleh
sebab itu baik digunakan dalam preparat pembersih.
4. Jenis lemak tertentu seperti lemak hewani, nabati dan malam mudah
diabsorpsi oleh kulit, sehingga merupakan bahan dasar yang baik untuk
bahan-bahan aktif masuk ke dalam kulit.
5. Lemak hewani dan lemak nabati tertentu mengandung bahan aktif seperti
vitamin, hormon, dan lestin yang bermanfaat bagi kulit.
Bahan Aktif Kosmetika
Bahan aktif yang sering ditambahkan ke dalam kosmetika antara
lain vitamin, hormon ekstrak tumbuh-tumbuhan dan hewan, asam alpha
hidroksil (AHA), merkuri, tretinoin, hidrokinon, dan hidrogen peroksida.
Manfaat preparat tropikal yang mengandung bahan-bahan aktif adalah
bahan aktif tersebut dapat diabsorpsikan oleh kulit, tidak mudah teroksidasi,
berkhasiat pada kulit, dan pemberian secara oral atau dengan cara lain tidak
mungkin dilakukan.
Kosmetika yang digunakan untuk perawatan kulit harus berfungsi
untuk memelihara kesehatan kulit, mempertahankan kondisi kulit agar tetap
baik dan mampu mencegah timbulnya kelainan pada kulit akibat proses
usia, pengaruh lingkungan dan sinar matahari. Kosmetika menurut
penggunaannya dibagi menjadi kosmetika untuk memelihara, merawat dan
mempertahankan kulit, serta kosmetika untuk mempercantik wajah yang
dikenal dengan kosmetika tata rias.
Biokosmetika adalah kosmetika yang mengandung zat-zat biologis
aktif, yang biasanya berasal dari hewani atau nabati. Zat aktif yang berasal
dari hewani yaitu sari placenta, sari embrio, air ketuban lembu, serum
lembu, sari jaringan tubuh, dan kolagen. Zat biologis aktif yang berasal dari
ekstrak tumbuh-tumbuhan mencakup sari berbagai tumbuh-tumbuhan,
minyak-minyak nabati, minyak-minyak atsiri, sari buah dan serbuk sari
bunga. Zat biologis aktif ekstrak tumbuhan ini bermanfaat untuk melicinkan
dan menghaluskan kulit, mempengaruhi keratinasasi dan hidrasi lapisan
epidermis serta dapat membantu dalam proses pemutihan kulit (bleaching
skin).
1. Placenta (lebih dikenal dengan ari-ari) adalah suatu media yang berkembang
di dalam rahim selama masa kehamilan yang berfungsi untuk memberikan
nutrisi dari induk kepada embrio. Plasenta akan keluar bersamaan dengan
lahirnya sang bayi. Sumber placenta bisa berasal dari manusia dan hewan
(sapi, kambing, biri-biri, domba maupun babi). Kebanyakan placenta yang
digunakan dalam produk kosmetika adalah ekstrak plasenta. Ekstrak
plasenta ini didapat dengan cara mencuci bersih placenta yang masih segar.
Proses selanjutnya adalah membekukan dan memotong placenta tersebut
hingga menjadi bubur placenta. Setelah itu placenta ini melalui proses
filtrasi hingga didapatkan ekstrak placenta. Selanjutnya ekstrak placenta
dikentalkan dengan cara memanaskannya kemudian dilakukan filtrasi steril.
Hasil inilah yang digunakan sebagai bahan baku kosmetik (sari placenta).
2. Sari embrio diperoleh dari telur ayam yang sudah dibuahi, air ketuban lembu
dan serum lembu yang diperoleh dari lembu hamil. Sari embrio
mengandung zat-zat yang dapat merangsang metabolisme sel sehingga
sangat baik untuk mengatasi keriput atau untuk mengencangkan kulit.
3. Sari jaringan tubuh berasal dari jaringan hewani yang sangat baik untuk
mengatasi masalah penuaan kulit.
4. Kolagen adalah suatu protein yang terdiri atas berbagai asam amino seperti
glisin, prolin, hidroksiprolin, alanin, leusin, arginin, asam aspartat, asam
glutamat, dan asam-asam amino lainnya dalam jumlah kecil. Serabut
kolagen adalah unsur penting yang memberi kekuatan kepada kulit jangat
dan sangat menentukan keadaan jaringan ikat. Dalam keadaan normal,
kolagen memungkinkan penyerapan dan pertukaran air serta gas. Dalam
jaringan ikat muda, kolagen terdapat dalam bentuk yang mudah larut
(soluble collagen). Bila kulit menua, kolagen berubah menjadi bentuk yang
sukar larut dan menjadi kaku. Serabut-serabut kolagen demikian akan
kehilangan daya mengembung dan daya untuk menyerap air. Untuk
menghambat perubahan-perubahan negatif pada permukaan kulit sebagai
akibat pengerasan serabut-serabut kolagen, karena proses penuaan, dapat
diberi hasil uraian (hydrolstate) kolagen yang mudah larut, semata-mata
untuk menggantikan kolagen yang telah mengeras. Kolagen yang mudah
larut diperoleh dengan cara ekstraksi kulit anak lembu. Cara ekstraksi sangat
menentukan mutu kolagen yang dihasilkan, karena pada proses tersebut
hendaknya struktur dan susunan kimiawi kolagen tidak mengalami
perubahan. Mekanisme perubahan kolagen adalah suatu proses yang sangat
kompleks, dan berkaitan dengan pembentukan fibril serta serabut, regulasi
enzim pada sintesis, modifikasi dan penguraian kolagen. Kosmetika yang
mengandung kolagen dapat memperbaiki kekenyalan kulit, melicinkan
permukaan kulit, meningkatkan kelembaban kulit, serta memperbaiki fungsi
pembuluh kapiler kulit sehingga dapat digunakan untuk peremajaan kulit.
Di dalam dermis, 70 % jaringan ikatnya adalah kolagen, sedangkan 5 %
adalah jaringan elastin.
5. Elastin sangat berpengaruh terhadap sifat elastisitas jaringan ikat yang secara
bersama-sama dengan kolagen dapat digunakan untuk produk kosmetik
perawatan kulit. Bahan dasar dermis terdiri dari garam, air, dan
glikosaminoglikan yang membentuk molekul kompleks.
6. Asam hialuronat, termasuk ke dalam kelompok glikosaminoglikan yang
terdapat dalam dermis. Manfaat asam hialuronat adalah sebagai pelumas
untuk jaringan kolagen, dan mencegah perubahan kolagen yang larut
menjadi kolagen yang tidak larut.
7. Asam alfa hidroksi (AAH atau Alfa Hidroxil Acid/AHA) adalah asam
karbosilat yang memiliki gugus hidroksi pada posisi alfa. Secara alamiah zat
ini terdapat dalam buah-buahan dan yoghurt, seperti asam glikogat pada
gula tebu, asam laktat pada yoghurt, asam tartat pada buah apel, dan asam
sitrat pada buah jeruk. Manfaat AAH atau AHA adalah sebagai emolien,
yang dapat meningkatkan pergantian sel kulit dan pembentukan sel kulit
baru, mengurangi ikatan antar komeosit dan mensintesis kolagen sehingga
dapat mengurangi keriput halus, membentuk kulit halus dan sehat serta
dapat memperbaiki tekstur kulit. Oleh karena itu emolien ini sangat baik
digunakan bagi perawatan kulit kering, perawatan dan peremajaan kulit
menua dan kulit yang terdapat parut bekas jerawat (acne scar). AHA hanya
cocok digunakan untuk mereka yang berusia antara 30-40 tahun, untuk usia
lebih dari 40 tahun sebaiknya memilih asam retinoat. Asam retinoat
(retinoic acid) mengandung vitamin A yang mampu menembus ke dalam sel
kulit, sedangkan AHA hanya bisa menembus sampai lapisan antar sel. Kulit
yang kusam pun menjadi lebih lembab,tebal, merah, dan segar lagi.
BAGIAN 6
UJI KEAMANAN KOSMETIK
Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembuatan produk
kosmetik yang aman :
1. alergen dan iritan yang ada harus dieliminasi dari formulasi atau jika hal
tersebut tidak memungkinkan, konsentrasinya harus dikurangi dalam
formulasi
2. kualitas hasil harus baik, bahan yang digunakan harus murni dari kontaminan
dan jika tidak memnungkinkan mendapatkan bahan yang murni kontaminan
maka dapat ditambahkan agen pengikat kontaminan tersebut
3. produk yang mengandung autooksidan yang bertanggung jawab dalam
reaksi hipersensitivitas harus dicegah dengan menggunakan antioksidan yang
cocok
4. substansi yang menguap dan mudah menimbulkan stimulasi kutaneus harus
dieliminasi atau dikurangi konsentrasinya
5. penggunaan pelarut yang dapat menyebabkan penetrasi kulit harus dihindari
6. penggunaan surfaktan harus dipilih secara hati-hati
7. zat pengawet dengan potensi sensitisasi yang rendah harus diseleksi dengan
zat yang memiliki potensi sensitisasi yang tinggi.
1. METODE UJI IN VITRO
Metode uji secara in vitro digunakan untuk mengetahui produk yang sedang
dikembangkan apakah memiliki potensi iritasi jika digunakan.
Tes Pembengkakan Kolagen
Menggunakan lembaran kolagen seluas 1 cm yang diinkubasi selama 24 jam
pada suhu 50oC dengan larutan dari kosmetik yang akan diuji. Kolagen
ditimbang beratnya sebelum dan sesudah pemaparan untuk menentukan nilai
pembengkakan.Nilai pembengkakan yang besar menunjukkan peningkatan
iritasi yang dihasilkan oleh produk tersebut.
Tes Kenaikan pH
Nilai pH dari larutan diukur dengan indikasi bahwa kenaikan nilai pH
menandakan peningkatan tingkat iritasi produk.
Tes Zein
Dengan menggunakan protein yang tidak larut dalam larutan berair hingga
terdenaturasi oleh surfaktan dalam produk yangmengiritasi. Lebih banyak
protein yang terlarutkan maka tingkat iritasi produk juga besar.
2. METODE UJI HEWAN DALAM KEAMANAN KOSMETIK
Tes Potensi Iritasi Pada Kulit.
DRAIZE TEST
1. Mengevaluai potensi iritasi bahan kimiapada binatang dengan memakai
kelinci albino.
2. Kulit yang digunakan adalah kulit kelinci karena kulit kelinci lebih
terlihat iritasinya dibandingkan dengan hewan lainnya sehingga lebih
mudah untuk mengidentifikasi dan mengetahui efeknya terhadap
manusia.
FREUND’S COMPLETE ADJUVANT TEST(FCAT)
1. Untuk memilih bahan kimia berdasarkanreaksi imun (kekebalan).
2. Tes ini untuk menentukan kapasitassensitisasi bahan.
3. Tes yang dinyatakan allergik bila 1 dari 8 binatang dari kelompok
eksperimen menunjukan reaksi positif terhadap konsentrasi noniritan
yangdipakai untuk percobaan.
GUINEA PIG MAXIMIZATION TEST (GPMT)
1. Untuk mendeteksi kapasitassuatu bahan yang menyebabkan sensitisasi
langsung pada marmut.
2. Tes ini sangat baik untuk mengenal bahan-bahan yang menyebabkan
kontak alergi.
BUHLER TEST
1. Tes ini banyak keuntungannya, kurang menimbulkan iritasi, hanya
menimbulkan sedikit kesan positif yang palsu.
2. Digunakan sebagai penyaringan pertamauntuk produk jadi.
OPEN EPICUTANEOUS TEST ( OET )
Tes ini digunakan untuk contoh bahan-bahan kimia,campuran-campuran dan
produk-produk jadi, efek sensitisasi, dan iritasi.
Tes Potensi Iritasi pada Mata
Produk-produk yang harus dites:
1. Kosmetik mata : maskara, eye-shadow, eye-liner,eye make-up remover,
dan lain-lain .
2. Kosmetik wajah : foundation, blusher, facepowder, lipstick, dan lain-
lain.
3. Kosmetik lain : nail cosmetics, hair careproduct, body lotion, dan lain-
lain.
Tanda iritasi pada mata : merah, bengkak, sakit, panas( erythema,
edema, pain, heat)
PRECINICAL TEST
1. Tes yang dilakukan:DRAIZE EYE IRRITATION TEST pada kelinci
albino, karena mata kelinci lebih sensitif daripada mata manusia.
2. Iritasi pada mata karenabahan kimia dapat dites pada bagian mata
:conjuctiva, iris, dan cornea.
3. Reaksi yang timbul:conjuctiva ( eythema, edema), iris
( hyperamia),cornea (opacity).
Phototoxicity, Iritasi non-immunologis yang berhubungan dengan cahaya dan
terjadi setelah kulit dikenai cukup cahaya.
Toleransi Tes terhadap Detergen dalam Sampo
a. GUINEA PIGSKIN IRRITATION TEST (NON OCCLUSIVE)
b. RABBIT SKIN IRRITATION TEST(OCCLUSIVE)
c. RABBIT EYE IRRITATION TEST
Tes untuk Potensi Menimbulkan Komedo/Jerawat(Commedogemity)
1. Observasi timbulnya pembesaran pori-pori dan hiperkeratosis dari
folikel minyak dan dibandingkan dengan control
2. Hasil dinilai dengan angka 0 = negatif sampai dengan 5 = hebat.
3. PROSEDUR TES KEPADA MANUSIA
Patch Test
1. Digunakan untuk memeriksa kepekaan kulit terhadap suatu bahan
untuk mendiagnosis penyalit kulit : allergiccontact dermatitis.
2. Ada dua jenis tes : The AC test (Imeco, Sweden) dan The Silver
Patch.
3. Patch test dapat dilakukan di mana saja di kulit, tetapi umumnya
dilakukan di kulit belakang tubuh. Tester ditinggalkan ditempat
tersebut selama 48 jam. Setelah itu diangkat, dan tempat yang dites
diberi tanda.
4. Jika tes ini dilakukan pada pasien yang sedang menderita akut
dermatitis yang luas, tes ini akan menimbulkan reaksi false positive
dan akan memperberat erupsi. Jadi,prosedur dilakukan jika erupsi
telah terkendalikan, dan kulit yang dipilih harus bebas dari dermatitis
paling sedikit 4 minggu.
5. Klasifikasi reaksi Patch Test :
+ ? = meragukan, kemungkinan karena efek iritasi lemah berupa
kemerahan ringan tanpa infiltrasi yang terjadi perlahan-
lahan.
+ = erythema dengan infiltrasi.
++ = erythema, infiltrasi, papula.
+++ = disertai pembentukan vesicula.
++++ = reaksi positif kuat dengan edema danvesicula/bullae yang
confluent
.- = negatif.
IR = reaksi iritasi
NT = tidak dites.
Open Test
Reaksi yang positif menandakan bahwa reaksi patch test tersebut adalah
karena alergi, sedangkan jika hasil negatif,tidak menghilangkan kemungkinan
karena alergi.
Tes Potensi Iritasi pada Mata
1. Dengan memakai produk jadi untuk meneliti potensi iritasi pada mata.
2. Dilakukan pemeriksaan setiapminggu oleh dermatologis dan/atau oph-
thalmologist.
Phototoxicity
1. Tes inicukup aman karena hanya sebagian kecil daerah yang dites dan dapat
dilakukan di daerah lengan dan belakang tubuh, sehingga daerah wajah dapat
di hindari.
2. Tes ini menimbulkan dermatitis setempat yang mudah sembuh.
Tes Iritasi untuk Sabun dan Detergent Barsa.
CHAMBER TEST
1. Digunakan potongan sabun yangdicairkan dan dioleskan ke kulit
2. Reaksi kulit dinilai pada hari ke 8 sesudah aplikasi pertama, dengan
nilai sebagai berikut:
Erythema (kemerahan)
1+ = sedikit, flek, atau menyeluruh
2+ = sedang, merah seluruhnya
3+ = hebat
4+ = merah sekali, dengan pembengkakan/kerusakan epidermis (vesicula
atau nekrosis)
Scaling (penglupasan)
1+ = kekeringan
2+ = penglupasan ringan
3+ = penglupasan sedang
4+ = penglupasan hebat
Fissures (retak-retak)
1+ = retak halus
2+ = satu atau lebih retak yang lebih lebar
3+ = retak yang luas dengan perdarahan atau eksudasi Bila timbul
erythema hebat (4+), tes dihentikan.
WASH TEST
a. Antecubital Wash Test
i. Dilakuk an didaerah antecubital orang-orang yang dipilih
ii. Dilakuk an test yang sama dengan bahan yang sama didaerah
antecubital lain untuk perbandingan.
b. Facial Wash Test
i. Dilakukan di kedua belah pipi
ii. Reaksi di kulit dinila 30 menit setelah itu, dengan penilaian sebagai
berikut:
Erythema (kemerahan)
1+ = tipis, flek
2+ = sedang (diameter < 3 cm)
3+ = hebat (diameter > 3 cm)
4+ = sangat hebat (diameter > 10 cm, denganerasi punctata)
Discomfort (rasa terganggu)
1+ = sedikit tegang
2+ = tegang yang hebat
3+ = sakit ringan (rasa terbakar)
4+ = sakit hebatPencucian di kedua pipi dihentikan bila
segeratimbul iritasi hebat atau
3 +, 4+ ketidaknyamanan.
SCARIFICATION TEST
Untuk menilai kerusakan jaringan yang sebenarnya
Reaksi dinilai pada hari terakhir dengan nilai:
0 =negatif,
4+ = kemerahan hebat dengan nekrosis.
Tes Potensi Menimbulkan Komedo / Jerawat (Commedogemity)
Dilakukan langsung pada wajah.
Dipilih remaja yang telah menderita jerawat atau mudah mengidap
jerawat.
Penilaian hasil tes inikurang objektif
Tes Sensoris
Tes sensoris merupakan tes terakhir dalam rangkaian tes kosmetik
pada manusia karena hanya mengandalkan penilaian dari stimuli sensoris.
Uji stabilitas kosmetik
a. Pemeriksaan Umum
1. Uji stabilitas terhadap temperature. Pada uji ini kosmetik ditempatkan
dalam berbagai macam suhu yang berbeda untuk mengetahui dan melihat
perubahan yang terjadi akibat temperatur tersebut. Hal yang dapat diamati
dalam uji stabilitas terhadap temperature ini dapat mencakup perubahan
pada penampilan luar seperti perubahan warna, pemudaran warna,
unevenness (ketidakrataan warna pada permukaan), scrathing (goresan),
pemisahan, sedimentasi, sweating, blooming, kristalisasi, gelling,
cracking, caking, perubahan aroma, dll.
2. Uji stabilitas terhadap cahaya1) Outdoors (sunlight) exposure test. Melihat
perubahan yang terjadi pada produk kosmetik setelah beberapa hari,
minggu, dan bulan terpapar cahaya matahari. Pengamatan yang
dilakukan seperti halnya pada uji stabilitas terhadap temperatur.
3. Inside (artificial light) exposure test.
Menggunakan suatu sinar buatan dengan spektrum atau panjang gelombang
yang mendekati panjang gelombang cahaya matahari. Metode ini dapat
menggunakan lampu karbon dan xenon. Lampu xenon dapat menghasilkan
sinar dengan panjang gelombang yang sangat dekat dengan cahaya matahari.
Sampel yang akan diuji dipaparkan terhadap sinar tersebut dengan cara
meletakkannya pada tempat yang dapat berputar. Kecepatan rotasi
spontan dan jarak sampel terhadap cahaya adalah sekitar 25 – 40 cm.
Biasanya, sample diamati pada suhu kamar atau suhu yang lebih tinggi
selama waktu tertentu dan stabilitas yang dievaluasi adalah tingkat
perubahan warna yang terjadi dibandingkan dengan control (sampel yang
tidak terpapar sinar).
4. Flourescent light exposure test.
Uji ini dilakukan mengingat bahwa kosmetik sering terpapar sinar fluoresensi
dari lampu toko pada etalase. Jumlah jam paparan terhadap sinar
fluoresensi dikalkulasikan dan perubahan warna diamati setelah beberapa hari
terpapar sinar fluoresensi.Untuk kosmetik perawatan kulit, perubahan
tekstur seperti extensibilitas dan lengket, keharuman,kemampuan untuk
dibersihkan dari kulit, pembusaan, dan lain-lain merupakan hal yang
penting. Untuk kosmetik powder, perubahan dalam kulitas akhir,
kemampuan untuk menutupi, warna dan lain sebagainya merupakan hal yang
penting untuk diamati. Seangkan untuk pewarna kuku dan lipstik, hal
yang harus diperhatikan adalah perubahan adhesi, aroma, kecepatan
mengering, kualitas akhir, kemampuan untuk memberi warna, daya tahan air,
daya tahan minyak dan lain sebagainya. Untuk kosmetik rambut, hal yang
harus diperhatikan adalah perubahan dalam kemampuan untuk mengatur
rambut, mengeriting, bau yang ditinggalkan pada rambut setelah
pemakaiannya, kemampuan memberikan warna, memutihkan, dan lain
sebagainya berdasarkan tujuan pembuatan kosmetik rambut itu sendiri.
Hasil evaluasi nantinya dapat digunakan sebagai acuan untuk
menghasilkan formula yang lebih baik lagi dengan kombinasi dan konsentrasi
masing-masing bahan yang lebih sempurna.
Uji Stabilitas yang Dipercepat
1. Temperature and humidity combination test. Evaluasi yang dilakukan
yaitu dengan mengkombinasikan kondisi dan kelembaban tertentu,
misalnya pada temperature 37oC - 50oC dengan kelembaban 75 – 89
%. Dengan demikian, kita dapat mengetahui stabilitas dari produk
kosmetik pada temperature dan kelembaban tertentu sehingga dapat
memprediksikan kualitas kosmetik tersebut.
2. Cyclical temperature test. Pada uji ini, evaluasi tidak hanya dilakukan
pada suatu temperature dan kelembaban tertentu dengan konstan, tapi
dilakukan pada temperature dan kelembaban yang berubah-ubah.
3. Stress test. Uji ini dilakukan dengan memberikan tekanan menyeluruh
pada produk kosmetik dengan pertimbangan waktu pemakaian
sesungguhnya. Perubahan fisik yang diamati adalah terjadi atau tidaknya
proses pemisahan seperti koalesen, koagulasi, perubahan bentuk dan
viskositas. Uji ini biasanya dilakukan pada sampo, pasta gigi, gel,krim,
dan maskara.
4. Centrifugal separation method. Pada uji ini, produk dalam kemasannya
diberikan tekanan sentrifugal dengan putaran pada kecepatan tertentu
dan pemisahan yang terjadi kemudian diamati.
5. Vibration test. Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh getaran terhadap
kosmetik terutama saat distribusi. Amplitude dan periode getaran
disesuaikan dengan getaran yang dialami selama proses distribusi.
6. Drop test. Uji ini dilakukan pada kosmetik bentuk powder seperti
foundation powder, eye-shadow, dan face powder. Produk dalam
kemasannya dijatuhkan berulang-ulang dari ketinggian tertentu
untuk melihat kemampuannya bertahan terhadap goncangan
7. Load test. Uji ini dilakukan pada kosmetik tipe stick seperti lipstick.
Beban pada saat pemakaian sesunggguhnya diukur, kemudian beban
ini diberikan pada produk kosmetik untuk melihat stabilitasnya terhadap
sejumlah beban tertentudan dilakukan pengamatan untuk mengetahui
beban maksimum yang masih dapat ditanggung oleh kosmetik tersebut.
BAGIAN 7
KOSMETIK PERAWATAN
A. PEMBERSIH
Pembersih kulit dinamakan dengan cleansing cream milk atau
krim/susu pembersih, yang gunanya untuk membersihkan kotoran, debu atau
make up pada kulit. Berdasarkan hal di atas, kosmetik pembersih di bagi
menjadi 6 macam yaitu:
1. Kosmetik pembersih kulit yang di dasarkan pada air
2. Kosmetik pembersih kulit yang didasarkan pada surfaktan
3. Kosmetik pembersih kulit yang di dasarkan pd minyak
4. Kosmetik pembersih kulit dalam bentuk padat
5. Kosmetik pembersih kulit yang diinamakan rolling creams
6. Kosmetik pembersih yang menipiskan kulit
Pembersih berdasar air
Bahan pembersih yang umum air karena selain ekonomis, tidak toksis,dan
tidak bahaya pada kulit. Tapi kekurangannya tidak punya daya pembasah
yang kuat, karena di tolak oleh keratin meskipun sebum banyak menyerap
air. Untuk memperbaiki daya pembersihnya ditambahkan alkohol.
Pembersih Berdasar Surfakatan
Daya pelarut terhadap kotoran masih kurang jikan menggunakan air, maka di
tambahkan surfaktan (surface active agents) adalah bahan yang dapat
memperbaiki daya pembersih air karena memperbesar daya pembasah kulit
dan mencegah partikel–partikel kotoran melekat pada kulit dengan jalan
mengemulsinya, melarutkan dan mendispersinya
Pembersih Berdasar Minyak
Keuntunganya :
1. Lebih efektif dalam membersihkan karena kotoran larut pada minyak
seperti make-up.
2. Resiko kulit menjadi kering dan pecah-pecah berkurrang. Pembengkakan
dan penghilangan lemak kulit oleh pembersih sabun dan air tidak terjadi
3. Surfaktan yang dikandung dalam kosmetik pembersih kulit yang
berdasarkan minyak lebih besar afinitasnya dengan kulit dari pada yang
berdasarkan air, sehingga daya pembersihnya lebih bagus.
Bentuk Padat
1. Bentuk serpihan atau bubuk padat
2. Bentuk krim, dimana bubuk padat terbentuk setelah cairan pelarut menguap
di
Permukaan Kulit
Kebanyak preparat ini juga berisi bahan koloidal (selulosa atau derivat
protein), selain pada kemampuan menyerap kotoran , daya pembersih preparat
juga di dasarkan pada kemampuan bahan-baahan koloidal mensuspensi partikel
kotoran rolling Cream. Bahan aktif yaitu bahan yang “menjadi remah-remah‟
di permukaan kulit setelah preparat itu menguap biasanya adalah sellulosa eter
dan kadang2 tepung tapioka atau paraffin wax murni.
Preparat ini sering berisi alkohol dan air untuk merangsang pengeringan
bahan dalam larutan koloidal itu serta mengisap kotoran. Gliserol, lanolin, dan
disinfektan juga ditambahkan.
Penipis Kulit
Bahan2 dasar scrub cream mengandung lemak dan penyegar , scrub cream
dimasuki butir-butiran kasar yang bersifat sebagai pengampelas (abrasiver)
agar bisa mengangkat sel – sel yang sudah mati dari epidermis.
B. PELEMBABAB
Kosmetika pelembab biasanya berbentuk cream atau lotion,gunanya
untuk memberikan kelembaban terutama untuk kulit kering atau normal,
sehingga terjaga kelembabannya. Kulit memiliki lapisan lemak titpis
dipermukannya. Pembentukan lemak tersebut unutuk melindungi kulit dari
kelebihan penguapan air yang akan menyebabkan dehidrasi kulit. Kelembutan
dan elstisitas stratum corneum tergantung pda air yang dikandungnya. Stratum
corneum terbuat dari sisik-sisik keratin dan semen yang mirip lilin yang
mengisi celah-celah piringan keratin. Semakin sedikit jumlah air di antara
rantai-rantai semakin rendah elastisitas jaringan keratin. Kulit akan kering dan
pecah-pecah, mikroorganisme, debu, kotoran akan masuk dan menumpuk
celah-celah itu.
Jika bahan-bahan asing seperti sisa sabun, kotoran dan mikroorganisme
maasuk, maka kulit yang menjadi kering dan retak akan menimbulkan iritasi
dan peradangan atau keratinisasi. Disinilah perlunya kosmetik pelembab untuk
mencegah dehidrasi kulit yang menyebabkan kekeringan dan retak-retak pada
kulit.
Jenis Kosmetik Pelembab
1. Kosmetik pelembab berdasarkan lemak , membentuk lapisan lemak tipis
di permukaan kulit , sedikit banyak mencegah penguapan air kulit, serta
menyebabkan kulit menjadi lembab dan lembut. Bahan dasarnya adalah
lanolin, lemak wool, fatty alkohol tinggi, lanette wax, glycerol,
monostearat, dll.
2. Kosmetik di dasarkan pada gliserol dan sejenisnya, preparaat ini akan
mengering di permukaan kulit, membentuk lapisan yang bersifat
higroskopik, yang menyerap uap air dari udara dan mempertahakannya di
permukaan kulit. Stearalkonium clorida merupakan salah satu contoh
surfaktan kationik yang banyak digunakan sebagai pelembab
rambut.melembabkan rambut sehingga mudah untuk disisir. Dimana ion
negative yang terdapat pada rambut dan ion npositif yang terdapat pada
surfaktan kationik (Stearalkonium Chloride) saling tarik menarik. Ketika
rambut kering, akan terbentuk lapisan film tipis yang menambah bobot
rambut. Inilah yang menyebabkan rambut mudah diatur dan terlihat
indah. Lapisan flim ini mencegah terbentuk listrik statis pada rambut
yang bikin rambut berdiri dan tampak tak rapi.
C. PELINDUNG
Kosmetika pelindung biasanya disebut dengan sun screen atau tabir
surya, gunanya untuk melindungi kulit dari sengatan matahari. Preparatnya di
bagi menjadi :
1. Preparat melindungi dari bahan kimia
2. Untuk melindungi kulit dari debo, kotoran
3. Untuk melindungi kulit dari sinar uv
4. Untuk melindungi kulit dari luka mekanis
5. Untuk mengusir serangga
Sinar matahari terdiri dari sinar yang dapat dilihat, sinar inframerah
dan sinar ultraviolet yang terdiri dari UV-A (3200-3800 A), UV-B (2900-3200
A), dan sinar UV-C (2000-2900 A yang memiliki daya perusak paling besar
namun tidak sampai ke bumi karena diserap oleh lapisan ozon. Perlindungan
secara kimiawi meliputi:
Bahan yang menyerap UV-B tetapi meneruskan UV-A kedalam kulit
Misalnya para amino benzoic acid (PABA) dan derivatnya, derivate
cinnamates, anthranilates, benzophenon dan petrolatum veteriner merah.
Bahan pencegah efek terbakar sinar matahari (sunburn), Titanium oksida
dan seng oksida memantulkan dan menghamburkan semua radiasi sinar
UV dan cahaya tampak (290-777), dengan cara mencegah atau
meminimalkan efek terbakar matahari dan pencolatan kulit.
Bahan yang menimbulkan dan mempercepat proses penggelapan kulit
(tanning), Misalnya dioxy acetone dan 8-methoxy psoralen, yang
dikonsumsi 2 jam sebelum berjemur. Bahan ini mempercepat
pembentukan pigmen melanin di permukaan kulit. Bahan-bahan tersebut
mengabsorbsi radiasi sinar UV-B sekurang-kurangnya 85% pada panjang
gelombang 290-320 nm tetapi meneruskan sinar UV-A pada panjang
gelombang lebih dari 320 nm dan menyebabkan sedikit warna coklat
sementara kulit.
Vitamin E (Tokoferol) merupakan antioksida alami yang paling efektif,
yang banyak terdapat pada minyak nabati. Ada beberapa jenis tokoferol
yang mmpunyai aktivitas vitamin E dan yang paling potensial adalah alfa
tokoferol. Vitamin E dan karotenoid bertindak sebagai pemusnah radikal
bebas. Sebagai zat antipenuaan, tokoferol menjadi pemusnah radikal
bebas yang dapat mengendalikan reaksi metabolisme dalam tubuh ke
dalam keadaan normal, akibat percepatan reaksi oleh radikal bebas.
Terkendalinya radikal bebas dapat memperlambat lajunya prose penuaan.
Manfaat dan keunggulan vitamin E yang utama:
1. Sebagai antioksidan yang dapat melindungi sel dan kerusakan
oksidasi, menangkap radikal bebs yang sangat reaktif, dan
melindungi sel dari kerusakan
2. Memelihara stabilitas jaringan ikat didalma sel, misalnya menjaga
integritas serat elastin antara dermis dan kolagen, sehingga
keleneturan dan kekenyalan kulit tetap terjaga
3. Sebagai UV-Protection untuk melindungi kulit dari bahaya radiasi
sinar matahari yang dpat menyebabkan penuaan dini
4. Sebagai antiinflamasi yang dapt mencegah kerusakan kulit karena
UVL.
5. Sebagai pelembab kulit yang dapat mempertahankan ikatan air
didalam kulit dan melindungi lipid atau lipoprotein yang terddapat di
ddalam membrane sel.
Tokoferol merupaka antioksida terpilih pada preparat perlindungan kulit,
manfaat vitamin E selain di atas adalah sbb:
1. Meremajakan kulit dengan memperpanjang usia sel-sel kulit
2. Membantu mengaktifkan kembali regenerasi sel-sel kulit
3. Mencegah terjadinya bebas luka yang dalam (dalam pemberian topical
dapat langsung diserap kulit)
4. Mengangkat radikal bebas yang ada pada kulit, radikal-radikal bebas
dapat menyebabkan akumulasi (penumpukan sis-sisa partikel yang
seharusnya di keluarkan) yang menyebabkan kerusakan pada sel kulit.
5. Melindungi kulit dari zat-zat beracun seperti asap rokok, polusi udara
dan laian-lain
6. Berfungsi sebagai tabir surya.
BAGIAN 8
KOSMETIK DEKORATIF DAN TRADISIONAL
KOSMETIK DEKORATIF
Kosmetika yang dibuat dan digunakan untuk merias atau memperindah
kulit. Biasanya dibuat dengan berbagai macam warna dan aroma. Persyaratat
untuk kosmetik dekoratif antara lain adalah: Warna yang menarik, Bau harum
yang menyenangkan, Tidak lengket, Tidak menyebabkan kulit tampak berkilau,
Tidak merusak atau mengganggu kulit.
Kosmetik dekoratif dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu
1. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan
pemakaiannya sebentar, misalnya bedak, lipstik, pemerah pipi, eye hadow,
dan lain-lain.
2. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu
lama baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, dan
pengeriting rambut.
Kosmetika dekoratif pada umumnya terdiri dari :
1. Bedak dasar ( Foundation), Foundation adalah kosmetika yang
mengandung foundation cream dan bubuk bedak. Kosmetika ini
berguna untuk melindungi kulit dan berfungsi sebagai penolak sinar
matahari.Disamping itu, dapat menyehatkan kulit dan melembabkan
kulit jika kulit kering. Bentuk foundation antara lain padat
(pancake),cair (liquid), krim (Crim), dan stik/batang (stick).
2. Bedak (Face Powder), Bedak dapat berbentuk bedak bubuk (face
powder). Disamping sebagai kosmetika riasan, bedak juga dapat
melindungi kulit dari sinar matahari. Bedak dipakai sebagai sentuhan
terakhir setelah pemakaian alas bedak.
3. Cat bibir, adalah cat warna bibir yang dapat berbentuk batangan
(stick),krim, atau cair, dimana yang paling dikenal adalah berbentuk
batangan (lipstick).
4. Pemerah pipi (rouge/blush on), Pemerah pipi dapat berbentuk krim
dan bubuk dengan warna yang mencolok, umumnya merah sampai
coklat. Pemerah pipi ini dipakai pada kedua belah pipi diluar bedak
agar pipi nampak kemerah-merahan (bersemu merah) sehingga
nampak sehat dan segar.
5. Pewarna kelopak mata (Eye Shadow), Pewarna kelopak mata dapat
berbentuk krim, bubuk, padat, dan cairan berguna untuk mewarnai
kelopak mata.
6. Pembuat garis mata (Eyeliner), Bentuk eyeliner antara lain padat,
pensil dan cair. Kosmetika ini mengandung lemak dan zat pewarna.
Berfungsi untuk mempertegas garis mata pada tepi kelopak mata atas
dan bawah.
7. Maskara, Berguna untuk mewarnai bulu mata agar lebih tegas, lebih
panjang dan lentik.
Peranan Zat Pewarna dalam Kosmetik Dekoratif
Dalam kosmetik dekoratif, zat pewarna memegang peranan sangat besar.
Zat warna untuk kosmetik dekoratif berasal dari berbagai kelompok :
1. Zat warna alam yang larut.
Zat ini sekarang sudah jarang dipakai dalam kosmetik. Sebetulnya dampak
zat alam ini pada kulit lebih baik dari pada zat warna sintetis, tetapi
kekuatan pewarnaanya relatif lemah, tak tahan cahaya, dan relatif mahal.
Misalnya carmine zat warna merah yang diperoleh dari dari tubuh
serangga coccus cacti yang dikeringkan , klorofil daun-daun hijau, henna
yang diekstraksi dari daun Lawsonia inermis, carotene zat warna kuning.
2. Zat warna sintetis yang larut.
Zat warna sintetis pertama kali disintetis dari anilin, sekarang benzena,
toluena, anthracene yang berfungsi sebagai produk awal bagi kebanyakan
zat warna. Sifat-sifat zat warna sintetis yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Intensitas harus kuat sehingga jumlah sedikit pun sudah memberi
warna.
b. Harus bisa larut dalam air, alkohol, minyak, atau salah satunya. Yang
larut air untuk emulsi O/W dan larut minyak untuk emulsi W/O. Yang
larut air hamper selalu juga larut dalam alkohol encer, gliserol, dan
glikol. Yang larut minyak juga larut dalam benzena, karbon
tetraklorida, dan pelarut organik lainnya, kadang-kadang juga dalam
alkohol tinggi. Tidak pernah ada zat warna yang sekaligus larut dalam
air dan minyak.
c. Sifat yang berhubungan dengan pH. Beberapa zat warna hanya larut
dalam pH asam, lainnya hanya dalam pH alkalis.
d. Kelekatan pada kulit atau rambut. Daya lekat berbagai zat warna pada
kulit dan rambut barbeda-beda. Terkadang kita memerlukan daya
lekat besar seperti cat rambut, namun terkadang kita menghindarinya
misalnya untuk pemerah pipi.
e. Toksisitas. Yang toksis harus dihindari, tetapi ada derajat
keamanannya.
3. Pigmen alam.
Pigmen alam adalah pigmen warna pada tanah yang memang terdapat
secara alamiah, misalnya aluminium silikat, yang warnanya tergantung pada
kandungan besi oksida atau mangan oksidanya (misalnya kuning, coklat,
merah bata, coklat tua). Zat warna ini murni, sama sekali tidak berbahaya,
penting untuk mewarnai bedak-krim dan make-up sticks. Warnanya tidak
seragam, tergantung asalnya, dan pada pemanasan kuat menghasilkan
pigmen warna baru.
3. Pigmen sintetis.
Besi oksida sintetis sering menggantikan zat warna alam. Warnanya lebih
intens dan lebih terang. Pilihan warnanya antara lain kuning, coklat sampai
merah, dan macam-macam violet. Pigmen sintetis putih seperti zinc oxida
dan titanium oxida termasuk dalam kelompok zat pewarna kosmetik yang
terpenting. Zinc oxida tidak hanya memainkan satu peran dalam
pewarnaan kosmetik dekoratif, tetapi juga dalam preparat kosmetik dan
farmasi lainnya.
Kosmetik Dekoratif Untuk Rambut
1. Hair brilliantine
Briliantine adalah kosmetika berupa larutan encer atau kental, lembek dan
padat, mengandung lemak atau minyak, sehingga menjadikan rambut
erkilau dan licin. Komposisi:
- Isoprofil 850
- Paraffin cair 150
-Paraffin dan zat warna secukupnya
2. Hair Sparay
Hair spray adalah kosmetika yang digunakan pada rambut untuk
mempertahankan bentuk tataan rambut agar tetap pada letaknya tanpa
mengurangi keindahan penataan akhir. Polimer pembentuk Film
merupakan bahan utama yang sering digunakan. Sediaan ini berupa kabut
atau disemprot.
3. Hair Cream
Hair cream adalah kosmetika yang digunakan untuk melemaskan rambut
dan melicinkan rambut sehingga rambut mudah diatur, lembut, berkilau
dan dapat memberikan penampilan rapi dan memberikan kesan sehat.
Komposisi:
- Parffin cair 250
- Malam 50
- Asam stearat 60
-Trietano lamina 10
- Air 0,3
- Metil paraben 0,15
- Profil paraben 0,02
- Parfum secukupnya
4. Hair dyes
Hair dyes adalah kosmetika yang digunakan dalam tata rias rambut untuk
mewarnai rambut, baik mengembalikan warna rambut asalnya atau warna
lain.
Komposisi: (zat warna alam/coklat mahogani)
Hena, serbuk 400
Besi, serbuk 200
Kobalt nitrat 40
Pirigalol 20
Boraks 20
Amonium klorida 20
Dekoratif Wajah/Make Up
1. Pinsil Alis, berfungsi untuk membentuk alis agar tampak serasi dengan
wajah.
2. Lipstick,m ake-up bibir cair modern terdiri dari bahan pembentuk
lapisan/film dipermukaan bibir misalnya cellulose acetate.
3. Bedak, Bedak hamper selalu berisi bahan-bahan dasar dengan sifat-sifat
penutup yang paling efektif yaitu zinc oxide dan titan dioxide, yang daya
penutupnya tidak menurun jika terkena air atau petrolatum Pelekat
(adhesive) yang dapat melekatksn kosmetika ke kulit, seng, magnesium
stearat.Talk merupakan komponen utama dari bedak wajah. Dalam beberapa
formulasi dapat mengandung talk 70-75%.
KOSMETIK TRADISIONAL
Kosmetika alamiah atau kosmetika asli yang dapat dibuat sendiri langsung
dari bahan bahan segar atau yang telah dikeringkan, buah-buahan dan tanam-
tanaman disekitar kita. Cara tradisional ini merupakan kebiasaan atau tradisi yang
diwariskan turun-temurun dari leluhur atau nenek moyang kita.
PENGGOLONGAN
1. Kosmetika Tradisional Murni
Kosmetika yang berasal dari alam dan diolah secara tradisional. Jadi yang
dimaksud dengan kosmetika tradisional murni adalah kosmetika yang
membuatannya tanpa menggunakan bahan kimia dan pengolahannya
menggunakan cara yang sangat sederhana. Kosmetika tradisional murni
bisa diperoleh dari penjual jamu. Kosmetika yang termasuk kosmetika
tradisional murni misalnya bedak dingin.
2. Kosmetika Semi Tradisional
Kosmetika tradisional yang pengolahannya dilakukan secara modern
dengan mencampurkan bahan kimia, seperti bahan pengawet. Jadi yang
dimaksud kosmetika semi tradisional adalah kosmetika yang
membuatannya masih menggunakan bahan yang bersasal dari alam, tetapi
dengan memberikan tambahan bahan kimia sebagai pengawet dan cara
pengolahannya sudah dilakukan dengan menggunakan peralatan yang
lebih canggih. CONTOH: lulur, air mawar, masker.