Top Banner
TUGAS ELEMEN MESIN II RODAGIGI ANGGOTA: ADITYA DWI SAPUTRA 3331120428 ADI CITA 3331121270 JOHAN ANDRIAN 3331121741 BAGUS DWI HARTANTO 3331121268 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON-BANTEN APRIL 2015
19

Tugas Elmes II 15 April

Nov 10, 2015

Download

Documents

bickjsbnauxcidsnklsa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

TUGAS ELEMEN MESIN IIRODAGIGI

ANGGOTA:ADITYA DWI SAPUTRA 3331120428ADI CITA 3331121270JOHAN ANDRIAN 3331121741BAGUS DWI HARTANTO 3331121268

JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASACILEGON-BANTENAPRIL 2015

Nomor I1. Roda gigi lurus (external gearing)Rodagigi lurus (external gearing) ditunjukkan seperti gambar 2.2. Pasangan rodagigi lurus ini digunakan untuk menaikkan atau menurunkan putaran dalam arah yang berlawanan.

Rodagigi Lurus Luar2. Roda gigi dalam (internal gearing)Rodagigi dalam dipakai jika diinginkan alat transmisi yang berukuran kecil dengan perbandingan reduksi besar.

3. Rodagigi Rack dan PinionRodagigi Rack dan Pinion (gambar 2.3) berupa pasangan antara batang gigi dan pinion rodagigi jenis ini digunakan untuk merubah gerakan putar menjadi lurus atau sebaliknya.

Rodagigi Rack dan Pinion

4. Rodagigi permukaanRodagigi lurus permukaan (gambar 2.4) memiliki dua sumbu saling berpotongan dengan sudut sebesar 90.

Rodagigi Permukaan5. Rodagigi MiringRoda gigi miring kriterianya hampir sama dengan rodagigi lurus, tetapi dalam pengoperasiannya rodagigi miring lebih lembut dan tingkat kebisingannya rendah dengan perkontakan antara gigi lebih dari 1.

Rodagigi MiringCiri-ciri rodagigi miring adalah :1. Arah gigi membentuk sudut terhadap sumbu poros.2. Distribusi beban sepanjang garis kontak tidak uniform.3. Kemampuan pembebanan lebih besar dari pada rodagigi lurus.4. Gaya aksial lebih besar sehingga memerlukan bantalan aksial dan rodagigi yang kokoh.

Jenis-jenis rodagigi miring antara laina. Rodagigi miring biasa

b. Rodagigi miring silang

c. Rodagigi miring ganda

d. Rodagigi ganda bersambung

6. Rodagigi KerucutRodagigi kerucut (gambar 2.10) digunakan untuk mentransmisikan 2 buah poros yang saling berpotongan.

Jenis-jenis rodagigi kerucut antara lain :

a. Rodagigi kerucut lurus

b. Rodagigi kerucut miring

c. Rodagigi kerucut spiral

d. Rodagigi kerucut hypoid

7. Rodagigi Cacing Ciri-ciri rodagigi cacing adalah: 1. Kedua sumbu saling bersilang dengan jarak sebesar a, biasanya sudut yang dibentuk kedua sumbu sebesar 90. 2. Kerjanya halus dan hampir tanpa bunyi. 3. Umumnya arah transmisi tidak dapat dibalik untuk menaikkan putaran dari roda cacing ke cacing (mengunci sendiri). 4. Perbandingan reduksi bisa dibuat sampai 1 : 150. 5. Kapasitas beban yang besar dimungkinkan karena kontak beberapa gigi 6. Rodagigi cacing efisiensinya sangat rendah, terutama jika sudut kisarnya kecil. Batasan pemakaian rodagigi cacing adalah: a) Kecepatan rodagigi cacing maksimum 40.000 rpmb) Kecepatan keliling rodagigi cacing maksimum 69 m/sc) Torsi rodagigi maksimum 70.000 m kgf d) Gaya keliling rodagigi maksimum 80.000 kgf e) Diameter rodagigi maksimum 2 mf) Daya maksimum1.400 Hp Peningkatan pemakaian rodagigi cacing, dibatasi pada nilai i antara 1 sampai dengan 5, karena dengan ini bisa digunakan untuk mentransmisikan daya yang besar dengan efisiensi yang tinggi dan selanjutnya hubungan seri dengan salah satu tingkat rodagigi lurus sebelum atau sesudahnya untuk dapat mendapat reduksi yang lebih besar dengan efisiensi yang lebih baik.

Rodagigi Cacing

Pemakaian dari rodagigi cacing meliputi: gigi reduksi untuk semua tipe transmisi sampai daya 1.400 Hp, diantaranya pada lift, motor derek, untuk mesin tekstil, rangkaian kemudi kapal, mesin bor vertikal, mesin freis dan juga untuk berbagai sistim kemudi kendaraan. Adapun bentuk profil dari rodagigi cacing ditunjukkan seperti pada gambar 2.16

Profil Rodagigi Cacing

1. N-worm atau A-worm Gigi cacing yang punya profil trapozoidal dalam bagian normal dan bagian aksial, diproduksi dengan menggunakan mesin bubut dengan pahat yang berbentuk trapesium, serta tanpa proses penggerindaan.2. E-worm Gigi cacing yang menunjukkan involut pada gigi miring dengan antara 87sampai dengan 45o .3. K-worm Gigi cacing yang dipakai untuk perkakas pahat mempunyai bentuk trapezoidal, menunjukkan dua kerucut.4. H-worm Gigi cacing yang dipakai untuk perkakas pahat yang berbentuk cembung.

Tipe-tipe dari penggerak rodagigi cacing antara lain :a. Cylindrical worm gear dengan pasangan gigi globoid

b. Globoid worm gear dipasangkan dengan rodagigi lurus

c. Globoid worm drive dipasangkan dengan rodagigi globoid

d. Rodagigi cacing kerucut dipasangkan dengan rodagigi kerucut globoid yang dinamai dengan rodagigi spiroid

Nomor IIJenis-jenis kerusakan rodagigiCacat pada rodagigi dapat dibedakan atas :a. Cacat pada proses pembuatan, misalnya : Kesalahan profil involute gigi Massa tak seimbang pada roda gigi Kesalahan jarak pitch antar gigi 218Analisis Eksperimental Ciri Kerusakan Roda Gigi Lurus Berbasis Spektrum Getaran(Awal Syahrani Sirajuddin) Ketakbulatan roda gigi Roda gigi yang eksentrik.b. Cacat pada proses pemasangan, misalnya : Ketaksesumbuan antar poros roda gigi Backlas yang terlalu kecil atau besar Eksentrisitas antara roda gigi dan porosnya.c. Cacat pada proses pemakaian, misalnya : Keausan Pecah (spalling) Patah gigi

Nomor IIINama-nama Bagian Rodagigi Berikut beberapa buah istilah yang perlu diketahui dalam perancangan rodagigi yang perlu diketahui yaitu :

Bagian-bagian dari roda gigi kerucut lurus

1. Lingkaran pitch (pitch circle) Lingkaran khayal yang menggelinding tanpa terjadinya slip. Lingkaran ini merupakan dasar untuk memberikan ukuran-ukuran gigi seperti tebal gigi, jarak antara gigi dan lain-lain.2. Pinion Rodagigi yang lebih kecil dalam suatu pasangan roda gigi.3. Diameter lingkaran pitch (pitch circle diameter) Merupakan diameter dari lingkaran pitch.4. Diametral Pitch Jumlah gigi persatuan pitch diameter5. Jarak bagi lingkar (circular pitch)Jarak sepanjang lingkaran pitch antara profil dua gigi yang berdekatan atau keliling lingkaran pitch dibagi dengan jumlah gigi, secara formula dapat ditulis :

6. Modul (module) perbandingan antara diameter lingkaran pitch dengan jumlah gigi.

7. Adendum (addendum)Jarak antara lingkaran kepala dengan lingkaran pitch dengan lingkaran pitch diukur dalam arah radial.8. Dedendum (dedendum) Jarak antara lingkaran pitch dengan lingkaran kaki yang diukur dalam arah radial.9. Working Depth Jumlah jari-jari lingkaran kepala dari sepasang rodagigi yang berkontak dikurangi dengan jarak poros.10. Clearance Circle Lingkaran yang bersinggungan dengan lingkaran addendum dari gigi yang berpasangan.11. Pitch point Titik singgung dari lingkaran pitch dari sepasang rodagigi yang berkontak yang juga merupakan titik potong antara garis kerja dan garis pusat.12. Operating pitch circlelingkaran-lingkaran singgung dari sepasang rodagigi yang berkontak dan jarak porosnya menyimpang dari jarak poros yang secara teoritis benar.13. Addendum circle Lingkaran kepala gigi yaitu lingkaran yang membatasi gigi.14. Dedendum circleLingkaran kaki gigi yaitu lingkaran yang membatasi kaki gigi.15. Width of space Tebal ruang antara rodagigi diukur sepanjang lingkaran pitch.16. Sudut tekan (pressure angle) Sudut yang dibentuk dari garis normal dengan kemiringan dari sisi kepala gigi.17. Kedalaman total (total depth) Jumlah dari adendum dan dedendum.18. Tebal gigi (tooth thickness)Lebar gigi diukur sepanjang lingkaran pitch19. Lebar ruang (tooth space)Ukuran ruang antara dua gigi sepanjang lingkaran pitch20. Backlash Selisih antara tebal gigi dengan lebar ruang.21. Sisi kepala (face of tooth)Permukaan gigi diatas lingkaran pitch22. Sisi kaki (flank of tooth) Permukaan gigi dibawah lingkaran pitch.23. Puncak kepala (top land) Permukaan di puncak gigi24. Lebar gigi (face width)

Nomor IVPelumasan celup

Pelumas jenis ini hanya efiesien untuk kecepatan rendah dan sering kali digunakan untuk pelumasan pada kotak roda gigi.Penutup bak oli harus betul-betul baik, sehingga tidak terjadi kebocoran.

a. Sistem pelumasan celup (percik)Sistem pelumasan celup ( percik ) menggunakan alat percik atua sendok pemercik yang terpasang pada Big End Stang Zuiger ( stang seher ). System ini bekerja secara otomatis. Jika mesin hidup maka minyak pelumas yang berada pada palung palung dipercikkan ke seluruh bagian terutama ke dinding silinder dan bagian bagian yang membutuhkan pelumasan.

Akan tetapi pelumasan percik sekarang sudah tidak lagi digunakan karena kurang memenuhi kebutuhan pelumasan pada motor yang mempunyai putaran tinggi. System ini digunakan pada Honda C 50 . Perlengkapannya sangat sederhana dan sumbu engkol tidak terdapat lubang untuk pengalir minyak. Pembagian minyak pelumas tidak sama banyaknya pada masing masing bagian mesin yang memerlukan pelumasan.

b. Sistem Pelumasan PercikanMerupakan sistem pelumasan yang sangat sederhana dan banyak dipakai pada motor-motor ukuran kecil, pada sistem ini dimana bagian batang penggerak dilengkapi dengan alat yang berbentuk sendok, sehingga pada saat bergerak bagian tersebut mencebur kedalam karter yang berisi minyak pelumas dan melemparkan minyak tersebut ke bagian-bagian yang memerlukan pelumasan

A. Pengertian Sistem Pelumasan Percik

Sistem pelumasan percik merupakan sistem pelumasan yang menggunakan sendok pemercik untuk menyebarkan oli atau memberi pelumasan pada bagian-bagian engine yang bergesekan agar tidak cepat rusak akibat panas yang timbul. Komponen yang bersinggung harus diberi lapisan film untuk mengurangi gesekan dengan menggunakan oli. Ada banyak sistem atau cara untuk melumasi komponen yang bergesekan diantaranya sistem pelumasan percik, sistem pelumasan campur, sistem pelumasan rendam, sistem pelumasan injeksi dan sistem pelumasan paksa yang sekarang banyak digunakan. Pada engine untuk mengoptimalisasi sistem pelumasan biasanya digunakan beberapa sisitem sekaligus misalnya pada transmisi digunakan sistem rendam, mekanisme katup digunakan sistem paksa dan lain sebagainya.Pada sistem pelumasan percik sendok pemercik dipasang pada poros engkol. Permukaan sendok permercik sebagian terendam oleh oli, jadi jika mesin berputar atau poros engkol berputar maka sendok pemercik juga ikut berputar sehingga memercikkan oli ke bagian engine yang dilumasi. Komponen yang sering dilumasi dengan sistem percik adalah dinding silinder, torak, pen torak, connectingrod dan poros engkol. Pada engine dengan katup samping sistem percik juga digunakan untuk melumasi mekanisme katup dan campshaft.

B. Cara Kerja Sistem Pelumasan PercikCara kerja sistem pelumasan percik menggunakan putaran poros engkol sebagai sumber energi putar. Semakin tinggi putaran mesin maka semakin besar jumlah pelumasan.Permukaan sendok pemercik sebagian terendam oli sehingga apabila poros engkol berputar maka sendok percik akan memercikkan oli. Volume oli dalam bak oli mempengaruhi jumah pelumasan. Semakin banyak jumlah oli dalam bak pelumas maka jumlah pelumasan akan semakin besar dan sebaliknya apabila jumlah volume oli berkurang maka jumlah pelumasan akan semakin berkurang juga. Oleh karena itu jumlah volume oli harus sesuai dengan spesifikasi. Gambar di atas, sistem pelumasan percik hanya digunakan untuk melumasi dinding silinder, torak bagian bawah dan samping, cincin torak, connectingrod dan poros engkol. Gambar di atas diterapkan pada sepeda motor dua langkah yang tidak menggunakan katup. Akan tetapi ada juga engine empat langkah yang menggunakan sistem pelumasan percik tetapi dengan konstruksi katup-katup samping.

C. Aplikasi Sistem Pelumasan Percik

Aplikasi sistem pelumasan percik banyak dijumpai pada kendaraan dua langkah yang kuno seperti pada vespa dan pada L2 Super. Sistem pelumasan percik hanya diterapkan pada engine yang mempunyai rpm dan daya rendah serta pada engine yang memiliki konstruksi katup-katup samping. Selain itu sistem ini hanya diaplikasikan pada kendaraan satu silinder dan bentuk engine yang relatif kecil. Pada engine multi silinder sudah menggunakan sistem paksa dan sistem rendam yang diterapkan pada transmisi dan differensial. Sekarang ini juga masih ada engine yang menggunakan sistem percik seperti pada motor bensin 5,5 HP yang banyak digunakan pada mesin penggerak kompresor. Mesin tipe ini mempunyai konstruksi katup-katup yang disamping sehingga memungkinkan untuk digunakan sistem percik sehingga biaya produksi yang murah serta dengan sistem pelumasan sudah cukup terpenuhi. Pada mesin ini, sistem pelumasan digunakan untuk melumasi katup-katup juga.

D. Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pelumasan Percik

Sistem pelumasan percik banyak memiliki kekuragan di bandingkan dengan keunggulan yang dimiliki, oleh karena itu sekarang sistem ini sudah jarang digunakan.

Beberapa kelemahan dari sistem pelumasan percik sebagai berikut :

1. Volume oli. Semakin tinggi volume oli maka sendok percik yang terendam akan semakin dalam maka jumlah oli yang dipercikkan akan bertambah, sebaliknya jika jumlah oli kurang maka jumlah oli yang dipercikkan akan berkurang juga.2. Putaran mesin. Jumlah oli juga bergantung pada rpm mesin, semakin tinggi rpm mesin maka jumlah oli semakin banyak dan sebaliknya.3. Posisi engine. Pada saat tanjakan dengan kondisi menurun maka jumlah oli yang dipercikkan akan berubah, jadi jumlah oli yang dipercikkan tidak stabil dan tidak sesuai dengan kebutuhan engine.4. Aplikasi sistem pelumasan percik terbatas pada engine dengan konstruksi mesin kecil, rpm rendah, daya rendah dan konstruksi katup samping serta single silinder. Oleh karena itu jika diaplikasikan pada engine yang selain spesifikasi di atas maka jumlah oli tidak memenuhi, sebagai contoh pada engine multi silinder maka jumlah oli tidak memenuhi sehingga tidak digunakan sistem ini. Pada multi silinder banyak digunakan sistem paksa.

Sedangkan keunggulan dari sistem pelumasan percik adalah sebagai berikut: 1. Konstruksi sederhana.2. Biaya produksi yang murah.3. Mudah dalam perawatan dan perbaikan.

Berdasarkan hal tersebut maka sistem pelumasan percik ditinggalkan diganti dengan sistem yang lebih baik yang tentunya lebih mudah diaplikasikan pada kendaraan jenis apapun dan tentunya yang terpenting adalah pulumasan sesuai dengan kebutuhan engine baik pada putaran tinggi maupun putaran rendah serta tidak terpengaruh oleh kondisi jalan.