Top Banner

of 23

Tugas Ekonomi Managerial Kami

Oct 16, 2015

Download

Documents

diantamitia

ekonomi managerial
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

TUGAS EKONOMI MANAJERIAL INDUSTRI KOMUNIKASI

Disusun Oleh:Dian Tamitiadini (1206190040)Hafizha Hudaya Attahiyyat (1206190450)Firliardy Kusmara (1206299206)Laila Nur Fitriani (1206190766)Yunessha Puti Lalita (1206191951)

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN KOMUNIKASIUNIVERSITAS INDONESIA JUNI 2013

1. PT Cat Bagus PT (CB), mau ikut lelang (tender) untuk pengadaan 10.000 liter cat khusus (untuk rambu lalu lintas), berwarna biru cerah, dan harus dikirimkan 2 (dua) bulan setelah menang dan selesai penandatanganan kontrak. informasi dari kontrak yang pernah diikuti selama 2 tahun terakhir, adalah sebagai berikut:

Tingkat Markup (%)Probabilita Menang (%)

095,9

1084,8

1565,4

2041,3

2515,7

303,0

350,2

PT CB, menetapkan kebijakan markup terhadap Incremental Cost (IC)-nya untuk menentukan harga penawaran. Incremental Cost (IC) dari kontrak ini diperkirakan sebesar Rp 760.200.000,- Sehubungan dengan informasi diatas, Saudara ditanya:a. Kenapa PT CB menetapkan Zero Markup bukan Incremental Cost-dalam menetapkan harga penawaran? Kenapa Zero Mark up tidak dapat memenangkan seluruh tender? b. Pada harga lelang berapa EPVC dapat maksimum dalam kontrak ini?

c. Dengan asumsi ceteris paribus. Hal apa yang harus ditetapkan untuk tidak dirubah agar laba dari proyek yang dimenangkan dalam teder menjadi optimal? d. Kapan bisa dan kapan tidak berlaku, model fixed-price (harga tetap) jadi pilihan dalam kontrak untuk memenang tender?

---jawaba. Penetapan kebijakan mark up dipilih karena informasi akan spesifikasi barang yang dilelangkan kurang detil. Zero mark up memiliki kesempatan yang paling besar dalam memenangkan tender walapun tak menjamin 100% kemenangan. Apalagi jika ditambah adanya kemungkinan peserta lelang lain yang juga menggunakan zero mark up dan dengan harga dasar yang ditawarkan lebih rendah. Selain itu penunjukkan pemenangan tender belum tentu dapat dilakukan secara fair karena masih adanya kemungkinan ada permainan yang telah diatur oleh pihak-pihak terkait. Disisi lain, karena waktu pengerjaan dari proyek ini relatif cepat, hanya 2 bulan setelah ditandatangani. Sehingga faktor perubahan harga bisa diabaikan, dan kita bisa memperkirakan secara pasti berapa cost yang dibutuhkan. Selain itu dengan kondisi ini akan menyebabkan sangat banyak kompetitor yang akan ikut bersaing, sehingga kita tidak bisa menerapkan sistem Incremental Cost karena potensi persaingan sangat tinggi. Padahal kita punya pekerja yang harus digaji, dan sumber pembiayaannya hanya dari nilai kontrak yang dimenangkan.Konsep Zero Markup hanya bisa diterapkan pada proyek yang diperkirakan akan mendatangkan kompetisi yang sangat ketat. Cukup beresiko apabila menerapkan konsep ini pada proyek yang pesaingnya tidak kuat, karena perusahaan tidak bisa mendapatkan revenue yang maksimal dari konsep ini.

b. Data yang diketahui bisa dilihat dari tabel berikut:Tingkat MarkupProbabilita MenangIC (juta)Bid Price (juta)Margin (juta)EPVC (juta)

095.90%760.2760.200.0

10%84.80%760.2836.2276.0264.5

15%65.40%760.2874.23114.0374.6

20%41.30%760.2912.24152.0462.8

25%15.70%760.2950.25190.0529.8

30%3%760.2988.26228.066.8

35%0.20%760.21026.27266.070.5

Dari table terlihat EPVC tertingggi ketika mark up berada di 15% dan ketika bid price di Rp. 874.230.000

c. Dalam contoh ini, penggunaan ceteris paribus adalah untuk menyatakan hubungan operasional antara harga dan kuantitas barang. Faktor-faktor mempengaruhi ceteris paribus diantaranya: harga barang substitusi, tingkat penghindaran risiko peserta tender, atau adanya tingkat permintaan keseluruhan terhadap suatu barang tanpa memperhatikan tingkat harganya. Yang tidak boleh berubah adalah harga atau cost production. Sehingga berapapun inflasi atau perubahan yang terjadi, margin revenue masih bisa dipertahankan. Cost production ini juga termasuk gaji pegawai.

d. Model fixed-price (harga tetap) jadi pilihan dalam kontrak untuk memenang tender jika:a. Peserta tender Risk Neutral, sedangkan pemilik proyek Risk Averse dimana peserta tender memiliki resiko nol dan pelelang juga menghindari kesalahan prosedur pelalangan karena penyelenggara lelang sudah detil merinci barang yang diinginkan beserta harganya. Sehingga kemungkinan resiko dalam pelelangan kecil dan cenderung aman. b. Peserta tender memiliki banyak proyek yang sudah menang tender peserta lelang merupakan perusahaan yang memiliki kualitas baik dan selalu berhasil ketika diamanati untuk menyediakan barang dalam suatu pelelangan. c. Harga input relatif stabil dimana barang atau jasa yang menjadi perhitungan utama biaya dasar ini adalah barang yang harganya cenderung tidak mudah naik turun. Sehingga additional dan incidental cost tidak terlalu diperhitungkan saat harga barang tersebut mengalami kenaikan.d. Nilai kontrak dinilai sangat besar menurut penilaian peserta tender. Nilai kontrak yang sangat besar ini menjadikan perhitungan merupakan saat awal yang penting dimana ketika proses penyediaan itu berlangsung, kedua belah pihak tidak merasa dirugikan akibat dari perubahan biaya dasar. Karena ketika biaya dasar sudah diperkirakan fluktuasinya, maka hal tersebut sudah akan di tutupi oleh penaikan biaya di awal mengajukan diri menjadi peserta lelang. e. Peserta tender hanya bertindak sebagai agen, dari kontraktor yang sebenarnya. peseta tender hanyalah perusahaan penyalur yang perusahaan itu sendiri tidak bergerak atau tidak memproduksi barang yang dilelangkan namun memiliki koneksi atau jaringan kepada penyedia barang namun belum memenuhi syarat mengikuti lelang.

2. CV ANEKA KRAN (CV AK) memproduksi katup dan kran untuk pipa air maupun minyak, yang dapat digunakan rumah tangga, maupun pabrikan yang memerlukannya. dalam kontrak untuk berbgai klien baik industri maupun komersial. CV AK dapat memproduksi rata rata 5000 kran perminggu dan dijual dengan harga Rp 3.000,- per unit, atau 50% diatas Biaya Variable. CV AK saat ini sedang mengikuti lelang atau bidding produksi katup untuk digunakan pada industri pembuatan pulp. CV AK mengeluarkan biaya Rp 17.000.000,- untuk mendapatkan spesifikasi yang jelas guna pengujian awal dalam rangka persiapan lelang tersebut. Manjemen CV AK memperkirakan biaya untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

Upah langsung (300 Jam orang @ Rp 20.000 ) Rp 6.000.000Bahan langsungRp 8.650.000Biaya Variable lainnyaRp 4.270.000Biaya Tetap (overhead 150% of Tenaga Kerja langssung)Rp 9.000.000

Bila CV AK menang kontrak, dibutuhkan dana lagi sebesar Rp 50.000 untuk biaya perancangan (disain) sebelum memulai proses produksi, yang diperkirakan akan menggunakan 300 jam kerja atau 3 minggu waktu pabrik. Proses produksi ini tidak perlu mempekerjakan tenaga tambahan, sepanjang tenaga yang ada sudah cukup untuk melakukan pekerjaan ini. Kebijakan tender (bidding policy) CV AK adalah markup terhadap biaya tambahan (incremental cost, IC) dari setiiap pekerjaan untuk memaksimalkan hasil yang diharapkan. Dari pengalaman 300 pekerjaan kontrak yang diikuti, menunjukkan bahwa probabilitas memenangkan kontrak berkaitan dengan rasio antara harga penawaran (Bid Price) dengan Incremental Cost untuk setiap kontrak, dengan cara sebagai berikut : P= 2,825 0,115 R 1,427 R2

P: adalah probabilita keberhasilan (menang tender) dan R adalah rasio antara bid price dengan incremental cost untuk setiap kontrak yang ditenderkan. Sehubungan dengan informasi diatas, Saudara ditanya:

a. Berapakah probabilitas memenangkan kontrak secara berturut turut, pada tingkat mark-up 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% b. Berapakah harga yang harus diajukan CV AKc. Gambarkan syarat atau kualifikasi yang anda miliki berkaitan dengan Bid Price yang direkomendasikan.

---jawaba. Pada Mark-Up 10% P= 2,825 0,115 R 1,427 R2= 2,825 0,115 (0,1) 1,427 (0,1)2= 2,825 0,0115 0,01427= 2,799

Pada Mark-Up 15% P= 2,825 0,115 R 1,427 R2= 2,825 0,115 (0,15) 1,427 (0,15)2= 2,825 0,01725 0,0321= 2,775

Pada Mark-Up 20% P= 2,825 0,115 R 1,427 R2= 2,825 0,115 (0,2) 1,427 (0,2)2= 2,825 0,023 0,057= 2,745

Pada Mark-Up 25% P= 2,825 0,115 R 1,427 R2= 2,825 0,115 (0,25) 1,427 (0,25)2= 2,825 0,02875 0,0891= 2,70

Pada Mark-Up 30% P= 2,825 0,115 R 1,427 R2= 2,825 0,115 (0,3) 1,427 (0,3)2= 2,825 0,0345 0,12843= 2,66

b. IC = Rp 17.000.000 + Rp 6.000.000 + Rp 8.650.000 + Rp 4.270.000 + Rp 50.000 + Rp 9.000.000 = Rp 44,970,000

Pada mark-up 10% maka bid price :Margin= %mark-up x IC= 0,1 x Rp 44,970,000= Rp 4,497,000

Bid Price= IC + Margin= Rp 44,970,000+ Rp 4,497,000= Rp 49,467,000

Pada mark-up 15% maka bid price :Margin= %mark-up x IC= 0,15 x Rp 44,970,000= Rp 6,745,500

Bid Price= IC + Margin= Rp 44,970,000 + Rp 6,745,500= Rp 51,715,500

Pada mark-up 20% maka bid price :Margin= %mark-up x IC= 0,2 x Rp 44,970,000= Rp 8,994,000

Bid Price= IC + Margin= Rp 44,970,000 + Rp 8,994,000= Rp 53,964,000

Pada mark-up 25% maka bid price :Margin= %mark-up x IC= 0,25 x Rp 44,970,000= Rp 11,242,500

Bid Price= IC + Margin= Rp 44,970,000 + Rp 11,242,500= Rp 56,212,500

Pada mark-up 30% maka bid price:Margin= %mark-up x IC= 0,3 x Rp 44,970,000= Rp 13,491,000

Bid Price= IC + Margin= Rp 44,970,000 + Rp 13,491,000= Rp 58,461,000

sehingga :

Mark-Up(%)Kenaikan Biaya (IC)Harga(Bid Price)MarginPeluang MenangEPVC

0,1Rp 44,970,000Rp 49,467,000Rp 4,497,0000,0278Rp 125.016,6

0,15Rp 44,970,000Rp 51,715,500Rp 6,745,5000,0277Rp 186.850,35

0,2Rp 44,970,000Rp 53,964,000Rp 8,994,0000,0274Rp 246.435,6

0,25Rp 44,970,000Rp 56,212,500Rp 11,242,5000,0270Rp 303.547,5

0,3Rp 44,970,000Rp 58,461,000Rp 13,491,0000,0266Rp 358.860,6

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka rekomendasi yang dimungkinkan adalah dengan menggunakan mark-up terendah pada posisi 10% yaitu sebesar Rp 49,467,000 dengan harapan penawaran dari peaing lebih baik. Kesimpulannya, peluang kemenangan tender dipengaruhi oleh faktor persaiangan harga.

c. Kualifikasi yang dapat menambah kredibilitas perusahaan dalam memenangkan tender adalah sebagai berikut : Pengalaman dalam mengerjakan 300 project terdahulu Tenaga kerja yang lebih efisien Dapat memberikan penawaran dengan terendah dan mampu memenuhi persyaratan lelang teknis

3. CV. Bendung Air (CV BA) mengikuti lelang atau tender untuk membangun Bendungan Irigasi di suatu Kabupaten di Wilayah Sumatera. Untuk mengikuti proses tender ini, CV BA telah mengeluarkan biaya sebesar Rp 2,0 Milyar. Pengalaman perusahaan menunjukkan, perusahaan akan berhasil setelah mengikuti tender sebanyak 3 kali. Kebijakan perusahaan dalam menawarkan harga tender adalah menetapkan 15% margin diatas Incremental Cost. Berdasarkan perhitungan teknisi dan bagian keuangan, harga penawaran (Bid Price) untuk tender ini adalah Rp 138,.23 Milyar dengan rincian perhitungan sebagai berikut :

Biaya Persiapan tender (preparation cost)2,000M

Bahan Langsung (Direct materials) 18,600M

Tenaga Kerja Langsung (Direct labor)33,200M

Biaya Variable untuk overhead14,400M

Biaya Tetap (Fixed) overhead52,000M

Laba usaha (Profit margin)18,.030M

Harga Penawaran yang diusulkan (bid price)138,.230M

Informasi tambahan: karena kondisi ekonomi nasional makin memburuk, sekarang pekerjaan kontraktor sudah mulai berkurang, disamping juga terlihat beberapa perusahaan pesaing beroperasi dibawah kapasitasnya, dan para pengamat ekonomi menduga bahwa pemintaan akan pekerjaan sejenis akan sangat berkurang paling tidak untuk 2 (dua) tahun kedepan. Sehubungan dengan informasi diatas, Sudara ditanya:a. Pada harga Penawaran minimum yang akan diajukan dalam tender ini ? Jelaskan jawaban Saudara!b. Berdasarkan informasi ada, berapa harga penawaran yang optimal untuk ikut tender ini ?c. Faktor-faktor apa yang perlu diketahui dan dievaluasi sebelum memilih harga tender yang sesungguhnya ?

---jawaba. Berdasarkan pemaparan pada soal diatas, maka harga penawaran terendah terjadi ketika CV.BA melakukan Zero Mark-Up, dimana margin yang ditetapkan adalah 0%. Dimana : Bid Price = IC + Margin Bid Price= Rp 138,230 MilyarSehingga : IC= Bid Price Margin= Rp 138,230 Milyar - Rp 18,030 Milyar= RP 120,2 MilyarMaka harga penawaran minimum adalah 120,2 Milyar.

b. Untuk menentukan harga optimal agar dapat mengikuti tender ini, kelompok kami menggunakan asumsi yaitu : Tender Th ke-Mark-UPIC(Rp milyar)Bid PriceMarginProb WinEPVC (milyar)

10,15120,200138,23018,0300,335,950

20,15120,200138,23018,0300,6611,900

30,15120,200138,23018,0300,9917,850

Keterangan :Berdasarkan tahun tendernya, CV.BA menggunakan Mark-Up 15% pada tahun pertama mengikuti tender, maka keuntungan yang didapat hanya 5,950 (Milyar) dengan kemungkinan menang hanya 0.33%. Jika CV.BA terus mengikuti tender hingga tahun ke-3, maka dengan mark-up 15%, akan mendapatkan keuntungan 17,850 (Milyar) dengan kemungkinan menang sebesar 99% pada harga optimal pada Rp. 138,230 (milyar).

Sehingga dari data diatas didapat kurva sebagai berikut :

Jika CV.BA tidak melakukan Mark-Up pada tender tahun pertama, maka keuntungan yang didapat adalah 0 dengan Bid Price pada Rp.120.200 (Milyar), bila tahun kedua dilakukan mark-up 10% maka didapat EPVC sebesar 7,933 (Milyar) dengan kemungkinan menang hanya 0.66% dengan Bid Price sebesar 132.220 (Milyar). Sedangkan apabila CV.BA terus mengikuti tender hingga tahun ke-3, maka dengan mark-up 15%, akan mendapatkan keuntungan 17,850 (Milyar) dengan kemungkinan menang sebesar 99% dengan Bid Price pada Rp.138,230 (Milyar). Dengan Asumsi Mark Up 0 s/d 15%

Tender Th ke-Mark-UPIC(Rp milyar)Bid PriceMarginProb WinEPVC (milyar)

10,00120,200120,2000,0000,330,000

20,10120,200132,22012,0200,667,933

30,15120,200138,23018,0300,9917,850

Sehingga dari data diatas didapat kurva sebagai berikut :

c. Faktor-faktor yang perlu diketahui dan dievaluasi sebelum memilih harga tender diantaranya : Berkurangnya pekerjaan kontraktor Kondisi ekonomi nasional yang semakin memburuk Persaingan yang semakin ketat Kelangkaan project serupa dalam 2 tahun kedepan

4. Perusahaan Konstruksi Rangka Jembatan, CV RJ memutuskan mengikuti tender proyrek pemerintah untuk membangun sebuah jembatan 150 km dari ibu kota Propinsi selama musim kemarau (untuk menghindari kelambatan kerja pada musim hujan) Jembatan tersebut dibangun dengan standar pemerintah dan oleh karena itu seharusnya tidak ada biaya proses (in proses cost) yang tidak diharapkan. Kapasitas CV RJ saat ini memungkinkan untuk menjalankan kontrak jika hitungan incremental cost sebesar Rp 268.000.000,- dan biaya konstruksi keseluruhan Rp 440.000.000,-. Disamping CV RJ, ada 3 (tiga) perusahaan lain mengikuti tender (A,B, dan C), dengan informasi yang anda kumpulkan sebagai berikut :PertimbanganPesaing APesaing BPesaing C

Kapasitas yang dipakaiHampir PenuhKurangSangat rendah

Pertimbangan niat baikSangat peduliCukup TerkaitTidak peduli

Tipe KontraktorKecil dan tidak efisienSedang Tidak EfisienBesar Tidak Efisien

Pola tender sebelumnyaIncrementalcost plus 35-50%Full Cost plus 8-12%Full Cost plus 10-15%

Struktur biayaIncremental cost