Top Banner
LAPORAN TUGAS PEMERIKSAAN DAN KELAINAN PADA MAMMAE Disusun Oleh: DONI TRINANDA H1A010028 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN 1
47

Tugas Doni Trinanda

Dec 04, 2015

Download

Documents

fk unib
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tugas Doni Trinanda

LAPORAN TUGAS

PEMERIKSAAN DAN KELAINAN PADA MAMMAE

Disusun Oleh:

DONI TRINANDA

H1A010028

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2014

1

Page 2: Tugas Doni Trinanda

KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum, Wr, Wb

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang masih melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya selaku penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemeriksaan dan Kelainan pada Mammae”. Tidak lupa pula salawat dan salam saya kirimkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan umat manusia hingga akhir zaman.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, kelancaran, kesehatan, dan rahmatNya.

2. dr. Raymond, Sp.B, dr. Julian, Sp.B, dr Amir, Sp.B, dr. Yanuar, Sp.B dan dr. Meirizal,

Sp.OT selaku dokter pembimbing koas state bedah yang telah banyak mengajarkan,

memberikan ilmunya dan menasehati sehingga memperkuat semangat dan kepercayaan

diri.

3. Dr. Ahmad Azmi Nasution selaku sekretaris modul state bedah yang telah banyak

membantu dan membimbing penulis dalam melaksanakan state bedah.

4. Mbak Fitri, selaku sekretaris bakordik state bedah di RSUD M. Yunus yang telah

membantu penulis selama belajar di ruang O.K RSUD M. Yunus.

5. dr. Aini, dr. Nancy, Ibu Nerry, Kak Oscar , selaku bakordik di RS. Bhayangkara Polda

Bengkulu, yang sudah sangat sabar mengajari, membimbing, memberikan ilmunya

kepada penulis selama belajar di RS. Bhayangkara Polda Bengkulu.

6. Seluruh dokter- dokter jaga di RS. Bhayangkara Polda Bengkulu,yang telah membimbing

penulis selama belajar di RS. Bhayangkara polda Bengkulu

7. Uni Deti, Mba bela, Kak Romi, Kak Boank, Kak Randi, Kak Anggi, Kak Surya, Kak

Heru, Kak Jono, Kak Heri, Kak Dodi, ayuk Ela, Mbak Tuti dan semua kakak-kakak

perawat jaga yang ada di ruang O.K RS. Bhayangkara yang telah membantu,

mengajarkan, memberikan ilmunya kepada penulis selama belajar di ruang O.K RS.

Bhayngkara Polda Bengkulu.

8. Teman-teman seperjuangan stase bedah , Bayu, Jemi, Arsy, Fanny, Mbak Selvi, Siti,

Tiwul dan Mbak Epi.

2

Page 3: Tugas Doni Trinanda

Demikianlah, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita dalam

menunjang proses belajar dan menambah pengetahuan pembaca terutama penulis mengenai

Monitoring Anestesi. Dan apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini saya mohon maaf yang

sebesar-besarnya. Saya juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

perbaikan ke depan.Terima kasih.

Wassalamu’alaikum, Wr, Wb

Bengkulu, Juni 2014

DONI TRINANDA

3

Page 4: Tugas Doni Trinanda

1. Anamnesis

Gejala yang yang paling sering meliputi 1 :

1. Penderita merasakan adanya perubahan pada payudara atau pada puting susunya

a. Benjolan atau penebalan dalam atau sekitar payudara atau di daerah ketiak

b. Puting susu terasa mengeras

2. Penderita melihat perubahan pada payudara atau pada puting susunya

a. Perubahan ukuran maupun bentuk dari payudara

b. Puting susu tertarik ke dalam payudara

c. Kulit payudara, areola, atau puting bersisik, merah, atau bengkak. Kulit mungkin

berkerut-kerut seperti kulit jeruk.

3. Keluarnya sekret atau cairan dari puting susu

Pada awal kanker payudara biasanya penderita tidak merasakan nyeri. Jika sel kanker

telah menyebar, biasanya sel kanker dapat ditemukan di kelenjar limfe yang berada di

sekitar payudara. Sel kanker juga dapat menyebar ke berbagai bagian tubuh lain, paling

sering ke tulang, hati, paru-paru, dan otak.2

Pada 33% kasus kanker payudara, penderita menemukan benjolan pada payudaranya.

Tanda dan gejala lain dari kanker payudara yang jarang ditemukan meliputi pembesaran

atau asimetrisnya payudara, perubahan pada puting susu dapat berupa retraksi atau keluar

sekret, ulserasi atau eritema kulit payudara, massa di ketiak, ketidaknyamanan

muskuloskeletal. 50% wanita dengan kanker payudara tidak memiliki gejala apapun. Nyeri

pada payudara biasanya berhubungan dengan kelainan yang bersifat jinak.3

2. Pemeriksaan fisik payudara

SADARI (Pemeriksaan payudara sendiri)

Tujuan dari pemeriksaan payudara sendiri adalah mendeteksi dini apabila terdapat

benjolan pada payudara, terutama yang dicurigai ganas, sehingga dapat menurunkan angka

kematian.Meskipun angka kejadian kanker payudara rendah pada wanita muda, namun sangat

penting untuk diajarkan SADARI semasa muda agar terbiasa melakukannya di kala tua 1.Wanita

4

Page 5: Tugas Doni Trinanda

premenopause (belum memasuki masa menopause) sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan,

1 minggu setelah siklus menstruasinya selesai 1.

Cara melakukan SADARI adalah :

1. Wanita sebaiknya melakukan SADARI pada posisi duduk atau berdiri menghadap cermin.

2. Pertama kali dicari asimetris dari kedua payudara, kerutan pada kulit payudara, dan

puting yang masuk.

3. Angkat lengannya lurus melewati kepala atau lakukan gerakan bertolak pinggang untuk

mengkontraksikan otot pektoralis (otot dada) untuk memperjelas kerutan pada kulit

payudara.

4. Sembari duduk / berdiri, rabalah payudara dengan tangan sebelahnya.

5. Selanjutnya sembari tidur, dan kembali meraba payudara dan ketiak

6. Terakhir tekan puting untuk melihat apakah ada cairan.

1. Inspeksi

1. Duduk tegak tangan di sisi tubuh, yang dinilai: ukuran dan kesimetrisan mamae,

perubahan warna kulit, ulserasi, kulit berlekuk, edema, deformitas dan retraksi mamae 4.

5

Page 6: Tugas Doni Trinanda

2. Tangan diangkat tegak lurus ke atas dan turun ke bawah, yang dinilai: fiksasi kulit atau

papillae mamae, axilla diamati untuk melihat pembengkakan limfonodi 4.

3.Manuver kontraksi m. Pectoralis dengan kedua lengan menekan di pinggang,

penderita duduk, yang dinilai: mamae yang menderita kanker tampak lebih menonjol

daripada kulit yang melekuk atau terfiksir akan terlihat lebih jelas 4.

2. Palpasi

Dalam posisi duduk paling baik untuk palpasi lnn. Supraklavikuler dan aksiler.4 Palpasi lnn.

Supraklavikular dilakukan dari depan dan belakang penderita dengan ujung jari. Untuk

palpasi lnn. Aksiler, m. Pektoralis harus betul-betul relaksasi dengan menyokong lengan

yang bersangkutan dengan satu tangan sedang ujung jari tangan yang lain meraba lnn.

Aksiler pasien. 4

Penderita tidur telentang pertama dengan posisi tangan penderita di samping tubuhnya

kemudian kedua tangan diangkat di atas kepala.

Melalui inspeksi dan palpasi nilailah:

Massa tumor: ukuran, lokasi, bentuk, konsistensi, terfiksir atau tidak ke kulit atau dinding

dada

Perubahan kulit: kemerahan, edema, peau d’orange, dimpling, nodul satelit, ulserasi

Perubahan puting: tertarik, kemerahan, erosi, krusta, perubahan warna, cairan (discharge)

hemorrhagis atau tidak.

Status kelenjar getah bening (axilla, infraklavikula, supraklavikula): jumlah, lokasi, ukuran,

terfiksasi atau tidak.

2. Pemeriksaan penunjang

6

Page 7: Tugas Doni Trinanda

1. Mammografi

Mammografi merupakan pemeriksaan yang paling dapat diandalkan untuk mendeteksi

kanker payudara sebelum benjolan atau massa dapat dipalpasi. Karsinoma yang tumbuh

lambat dapat diidentifikasi dengan mammografi setidaknya 2 tahun sebelum mencapai

ukuran yang dapat dideteksi melalui palpasi.5

Mammografi mempunyai 2 jenis gambaran, yaitu kraniokaudal (CC) dan oblik

mediolateral (MLO). MLO memberikan gambaran jaringan mammae yang lebih luas,

termasuk kuadran lateral atas . Dibandingkan dengan MLO, CC memberikan visualisasi yang

lebih baik pada aspek medial dan memungkinkan kompresi payudara yang lebih besar.

Gambaran mammografi yang spesifik untuk karsinoma mammae antara lain massa

padat dengan atau tanpa gambaran seperti bintang (stellate), penebalan asimetris jaringan

mammae dan kumpulan mikrokalsifikasi. Mammografi lebih akurat daripada pemeriksaan

klinis untuk deteksi karsinoma mammae stadium awal, dengan tingkat akurasi sebesar 90%.

Protokol saat ini berdasarkan National Cancer Center Network (NCCN) menyarankan bahwa

setiap wanita diatas 20 tahun harus dilakukan pemeriksaan payudara setiap 3 tahun 6. Pada

usia di atas 40 tahun, pemeriksaan payudara dilakukan setiap tahun disertai dengan

pemeriksaan mammografi. Pada suatu penelitian atas screening mammography,

menunjukkan reduksi sebesar 40% terhadap karsinoma mammae stadium II, III dan IV pada

populasi yang dilakukan skrining dengan mammografi 6.

2. Ultrasonografi (USG)

Penggunaan USG merupakan pemeriksaan penunjang yang penting untuk membantu

hasil mammografi yang tidak jelas atau meragukan, baik digunakan untuk menentukan

massa yang kistik atau massa yang padat. Pada pemeriksaan dengan USG, kista mammae

mempunyai gambaran dengan batas yang tegas dengan permukaan yang halus dan daerah

bebas echo di bagian tengahnya. Massa payudara jinak biasanya menunjukkan kontur yang

halus, berbentuk oval atau bulat, echo yang lemah di bagian sentral dengan batas yang

tegas. Karsinoma mammae disertai dengan dinding yang tidak beraturan, tetapi dapat juga

7

Page 8: Tugas Doni Trinanda

berbatas tegas dengan peningkatan akustik. USG juga digunakan untuk mengarahkan fine-

needle aspiration biopsy (FNAB), core-needle biopsy dan lokalisasi jarum pada lesi payudara.

USG merupakan pemeriksaan yang praktis dan sangat dapat diterima oleh pasien tetapi

tidak dapat mendeteksi lesi dengan diameter ≤ 1 cm.6

3. Biopsi

Fine-needle aspiration biopsy (FNAB) dilanjutkan dengan pemeriksaan sitologi

merupakan cara praktis dan lebih murah daripada biopsi eksisional dengan resiko yang

rendah. Teknik ini memerlukan patologis yang ahli dalam diagnosis sitologi dari karsinoma

mammae dan juga dalam masalah pengambilan sampel, karena lesi yang dalam mungkin

terlewatkan. Insidensi false-positive dalam diagnosis adalah sangat rendah, sekitar 1-2% dan

tingkat false-negative sebesar 10% 7.

Large-needle (core-needle) biopsy mengambil bagian sentral atau inti jaringan dengan

jarum yang besar. Alat biopsi genggam membuat large-core needle biopsy dari massa yang

dapat dipalpasi menjadi mudah dilakukan di klinik dan cost-effective dengan anestesi lokal 7

Open biopsy dengan lokal anestesi sebagai prosedur awal sebelum memutuskan

tindakan defintif merupakan cara diagnosis yang paling dapat dipercaya. FNAB atau core-

needle biopsy, ketika hasilnya positif, memberikan hasil yang cepat dengan biaya dan resiko

yang rendah, tetapi ketika hasilnya negatif maka harus dilanjutkan dengan open biopsy.

Open biopsy dapat berupa biopsy insisional atau biopsi eksisional. Pada biopsi insisional

mengambil sebagian massa payudara yang dicurigai, dilakukan bila tidak tersedianya core-

needle biopsy atau massa tersebut hanya menunjukkan gambaran DCIS saja atau klinis

curiga suatu inflammatory carcinoma tetapi tidak tersedia core-needle biopsy. Pada biopsi

eksisional, seluruh massa payudara diambil.2,7

4. Skrining

8

Page 9: Tugas Doni Trinanda

Rekomendasi untuk deteksi kanker payudara dini menurut American Cancer Society 4 :

Wanita berumur ≥ 40 tahun harus melakukan screening mammogram secara terus-

menerus selama mereka dalam keadaan sehat, dianjurkan setiap tahun.

Wanita berumur 20-30 tahun harus melakukan pemeriksaan klinis payudara (termasuk

mammogram) sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan yang periodik oleh dokter,

dianjurkan setiap 3 tahun.

Setiap wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri mulai umur 20

tahun. untuk kemudian melakukan konsultasi ke dokter bila menemukan kelainan.

Wanita yang berisiko tinggi (>20%) harus melakukan pemeriksaan MRI dan mammogram

setiap tahun.

Wanita yang risiko sedang (15-20%) harus melakukan mammogram setiap tahun, dan

konsultasi ke dokter apakah perlu disertai pemeriksaan MRI atau tidak.

Wanita yang risiko rendah (<15%) tidak perlu pemeriksaan MRI periodik tiap tahun.

Wanita termasuk risiko tinggi bila :

- mempunyai gen mutasi dari BRCA1 atau BRCA2

- mempunyai kerabat dekat tingkat pertama (orang tua, kakak-adik) yang memiliki gen

mutasi dari BRCA1 atau BRCA2 tetapi belum pernah melakukan pemeriksaan genetik

- mempunyai risiko kanker ≥ 20-25% menurut penilaian faktor risiko terutama berdasarkan

riwayat keluarga

- pernah mendapat radioterapi pada dinding dada saat umur 10-30 tahun

Wanita dengan risiko sedang bila :

- mempunyai risiko kanker 15-20% menurut penilaian faktor risiko terutama berdasarkan

riwayat keluarga

- mempunyai riwayat kanker pada satu payudara, ductal carcinoma in situ (DCIS), lobular

carcinoma in situ (LCIS), atypical ductal hyperplasia (ADH), atau atypical lobular

hyperplasia (ALH)

- mempunyai kepadatan yang tidak merata atau berlebihan terlihat pada pemeriksaan

mammogram

9

Page 10: Tugas Doni Trinanda

Tabel 1.5. Penilaian risiko kanker payudara6

Faktor risiko Relative Risk

Usia menarche (tahun)

>14 1.00

12–13 1.10

<12 1.21

Umur (tahun)

Pasien tanpa saudara yg menderita kanker

<20 1.00

20–24 1.24

25–29 or nullipara 1.55

≥ 30 1.93

Pasien dengan saudara dekat tingkat satu yg menderita kanker

<20 1.00

20–24 2.64

25–29 or nullipara 2.76

≥ 30 2.83

Pasien dengan saudara dekat tingkat dua yg menderita kanker

<20 6.80

20–24 5.78

10

Page 11: Tugas Doni Trinanda

25–29 or nullipara 4.91

≥30 4.17

Breast biopsies (n)

Pasien berumur < 50 tahun saat konseling

0 1.00

1 1.70

2 2.88

Pasien berumur 50 tahun saat konseling

0 1.00

1 1.27

2 1.62

Atypical hyperplasia

No biopsies 1.00

At least 1 biopsy, no atypical hyperplasia 0.93

No atypical hyperplasia, hyperplasia status unknown for at least 1 biopsy

1.00

Atypical hyperplasia in at least 1 biopsy 1.82

3.Tumor Jinak Payudara

11

Page 12: Tugas Doni Trinanda

Definisi

Tumor jinak mammae ialah lesi jinak yang berasal dari dari parenkim, stroma, areola dan

papilla mamma termasuk tumor jinak jaringan lunak mamma, lipoma, hemangioma mamma dan

displasia mamma 3.

Benjolan jinak pada payudara 3,4

Kebanyakan benjolan jinak pada payudara berasal dari perubahan normal pada

perkembangan payudara, siklus hormonal, dan perubahan reproduksi. Terdapat 3 siklus

kehidupan yang dapat menggambarkan perbedaan fase reproduksi pada kehidupan wanita

yang berkaitan dengan perubahan payudara, yaitu :

1. Pada fase reproduksi awal (15-25 tahun) terdapat pembentukan duktus dan stroma

payudara. Pada periode ini umumnya dapat terjadi benjolan Fibroadenoma mammae

dan juvenil hipertrofi (perkembangan payudara berlebihan).

2. Periode reproduksi matang (25-40 tahun). Perubahan siklus hormonal mempengaruhi

kelenjar dan stroma payudara.

3. Fase ketiga adalah involusi dari lobulus dan duktus yang terjadi sejak usia 35-55 tahun.

Jenis-Jenis Tumor Jinak Payudara

1 Fibrokistik

Penyakit fibrokistik atau dikenal juga sebagai mammary displasia adalah benjolan

payudara yang sering dialami oleh sebagian besar wanita. Benjolan ini harus dibedakan dengan

keganasan. Penyakit fibrokistik pada umumnya terjadi pada wanita berusia 25-50 tahun (>50%) 8.

Kelainan fibrokistik pada payudara adalah kondisi yang ditandai penambahan jaringan

fibrous dan glandular. Manifestasi dari kelainan ini terdapat benjolan fibrokistik biasanya

multipel, keras, adanya kista, fibrosis, benjolan konsistensi lunak, terdapat penebalan, dan rasa

nyeri. Kista dapat membesar dan terasa sangat nyeri selama periode menstruasi karena

hubungannya dengan perubahan hormonal tiap bulannya 8. Wanita dengan kelainan fibrokistik

mengalami nyeri payudara siklik berkaitan dengan adanya perubahan hormon estrogen dan

12

Page 13: Tugas Doni Trinanda

progesteron. Biasanya payudara teraba lebih keras dan benjolan pada payudara membesar

sesaat sebelum menstruasi. Gejala tersebut menghilang seminggu setelah menstruasi selesai.

Benjolan biasanya menghilang setelah wanita memasuki fase menopause 8.

Pembengkakan payudara biasanya berkurang setelah menstruasi berhenti. Kelainan

fibrokistik dapat diketahui dari pemeriksaan fisik, mammogram, atau biopsi. Biopsi dilakukan

terutama untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis kanker. Perubahan fibrokistik biasanya

ditemukan pada kedua payudara baik di kuadran atas maupun bawah 8.

Evaluasi pada wanita dengan penyakit fibrokistik harus dilakukan dengan seksama untuk

membedakannya dengan keganasan. Apabila melalui pemeriksaan fisik didapatkan benjolan

difus (tidak memiliki batas jelas), terutama berada di bagian atas-luar payudara tanpa ada

benjolan yang dominan, maka diperlukan pemeriksaan mammogram dan pemeriksaan ulangan

setelah periode menstruasi berikutnya. Apabila keluar cairan dari puting, baik bening, cair, atau

kehijauan, sebaiknya diperiksakan tes hemoccult untuk pemeriksaan sel keganasan. Apabila

cairan yang keluar dari puting bukanlah darah dan berasal dari beberapa kelenjar, maka

kemungkinan benjolan tersebut jinak 8.

2 Fibroadenoma

Fibroadenoma merupakan tumor payudara jinak yang terkadang terlalu kecil untuk

dapat teraba oleh tangan, walaupun diameternya bisa saja meluas beberapa inchi.

Fibroadenoma dibentuk baik itu oleh jaringan payudara glandular maupun stroma, dan

biasanya terjadi pada wanita muda berusia 15-25 tahun 8. Setelah menopause, tumor tersebut

tidak lagi ditemukan. Fibroadenoma sering membesar mencapai ukuran 1 atau 2 cm. Kadang

fibroadenoma tumbuh multiple (lebih 5 lesi pada satu mammae) tetapi sangat jarang 9.

Etiologi dari fibroadenoma masih tidak diketahui pasti tetapi dikatakan bahwa

hipersensitivitas terhadap estrogen pada lobul dianggap menjadi penyebabnya.Usia menarche,

usia menopause dan terapi hormonal termasuklah kontrasepsi oral tidak merubah risiko

terjadinya lesi ini. Faktor genetik juga dikatakan tidak berpengaruh tetapi adanya riwayat

keluarga (first-degree) dengan karsinoma mammae dikatakan meningkatkan risiko terjadinya

penyakit ini.

13

Page 14: Tugas Doni Trinanda

Fibroadenoma mammae dianggap mewakili sekelompok lobus hiperplastik dari

mammae yang dikenal sebagai “kelainan dari pertumbuhan normal dan

involusi”.Fibroadenoma sering terbentuk sewaktu menarche (15-25 tahun), waktu dimana

struktur lobul ditambahkan ke dalam sistem duktus pada mammae.Lobul hiperplastik sering

terjadi pada waktu ini dan dianggap merupakan bagian dari perkembangan mammae 9.

Gambaran histologi dari lobul hiperplastik ini identik dengan fibroadenoma 9.

Biasanya wanita muda menyadari terdapatnya benjolan pada payudara ketika sedang

mandi atau berpakaian. Kebanyakan benjolan berdiameter 2-3 cm, namun FAM dapat tumbuh

dengan ukuran yang lebih besar (giant fibroadenoma). Pada pemeriksaan, benjolan FAM kenyal

dan halus. Benjolan tersebut tidak menimbulkan reaksi radang (merah, nyeri, panas), mobile

(dapat digerakkan) dan tidak menyebabkan pengerutan kulit payudara ataupun retraksi puting

(puting masuk). Benjolan tersebut berlobus-lobus 9.

Pemeriksaan mammografi menghasilkan gambaran yang jelas jinak berupa rata dan

memiliki batas jelas. Pada masa adolesens, fibroadenoma tumbuh dalam ukuran yang besar.

Pertumbuhan bisa cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, saat

rangsangan estrogen meningkat.

Fibroadenoma teraba sebagai benjolan bulat atau berbenjol-benjol, dengan simpai licin

dan konsistensi kenyal padat. Tumor ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah

digerakkan kesana kemari 8. Biasanya fibroadenoma tidak nyeri bila ditekan. Kadang-kadang

fibroadenoma tumbuh multipel. Pada pasien dengan usia kurang dari 25 tahun, diagnosa bisa

ditegakkan melalui pemeriksaan klinik walaupun dianjurkan untuk dilakukan aspirasi sitologi 8.

Konfirmasi secara patologi diperlukan untuk menyingkirkan karsinoma seperti kanker tubular

karena sering dikelirukan dengan penyakit ini 8. Fine-needle aspiration (FNA) sitologi

merupakan metode diagnosa yang akurat walaupun gambaran sel epitel yang hiperplastik bisa

dikelirukan dengan neoplasia.

Diagnosa fibroadenoma bisa ditegakkan melalui gambaran klinik pada pasien usia muda

dan karena itu, mammografi tidak rutin dikerjakan. Pada pasien yang berusia, fibroadenoma

memberikan gambaran soliter, lesi yang licin dengan densitas yang sama atau hampir

menyerupai jaringan sekitar pada mammografi 8. Ultrasonografi mammae juga sering

14

Page 15: Tugas Doni Trinanda

digunakan untuk mendiagnosa penyakit ini. Ultrasonografi dengan core-needle biopsy dapat

memberikan diagnosa yang akurat. Kriteria fibroadenoma yang dapat terlihat pada

pemeriksaan ultrasonografi adalah massa solid berbentuk bulat atau oval, berbatas tegas

dengan internal echoes yang lemah, distribusinya secara uniform. Diameter massa hipoechoic

yang homogenous ini adalah antara 1 – 20 cm 8.

Fibroadenoma dapat dengan mudah didiagnosa melalui aspirasi jarum halus atau biopsi

jarum dengan diameter yang lebih besar (core needle biopsi).

Pada umumnya dokter menyarankan untuk dilakukannya pengangkatan fibroadenoma

terutama jika pertumbuhan terus berlangsung atau terjadi perubahan bentuk payudara.

Terkadang (terutama pada usia petengahan atau wanita usia dewasa) tumor ini akan berhenti

tumbuh atau bahkan mengecil dengan sendirinya tanpa terapi apapun. Dalam hal ini, selama

dokter yakin massa tersebut adalah benar-benar fibroadenoma dan bukan kanker payudara,

pembedahan untuk mengangkat fibroadenoma mungkin tidak diperlukan. Pendekatan ini

berguna untuk wanita dengan fibroadenoma yang multipel yang tidak berlanjut

pertumbuhannya.

Pada beberapa kasus, pengangkatan fibroadenoma multipel berarti mengangkat

sejumlah besar jaringan payudara sekitar yang normal, sehingga menyebabkan jaringan parut

yang akan mengubah bentuk dan tekstur payudara. Hal ini juga nantinya akan menyebabkan

hasil pemeriksaan fisik serta mammografi menjadi sulit untuk diinterpretasikan. Sangat penting

bagi wanita yang tidak melakukan pengangkatan fibroadenoma tersebut untuk memeriksakan

payudaranya secara teratur untuk meyakinkan bahwa massa tersebut tidak berlanjut

pertumbuhannya. Terkadang satu atau lebih fibroadenoma akan tumbuh setelah salah satu

fibroadenoma diangkat. Hal ini berarti bahwa fibroadenoma baru telah terbentuk dan bukanlah

fibroadenoma yang lama yang tumbuh kembali.

3. Adenoma

Adenoma tubular dan lactatinal adalah lesi yang secara histologis jinak berhubungan dengan

FAM 8. Cirinya adalah struktur glandular dengan sedikit atau tanpa struktur stroma.Secara klinis

dan Radiologi, mirip dengan FAM. Lactation adenoma terjadi selama kehamilan dan laktasi,

15

Page 16: Tugas Doni Trinanda

membesar saat dipengaruhi hormon gestational, dan diferensiasi sekresi saat analisis PA.Sekali

lagi biopsi adalah diagnostik dan terapi 8.

4. Adenosis

Adenosis adalah temuan yang sering didapat pada wanita dengan kelainan

fibrokistik.Adenosis adalah pembesaran lobulus payudara, yang mencakup kelenjar-kelenjar

yang lebih banyak dari biasanya. Apabila pembesaran lobulus saling berdekatan satu sama lain,

maka kumpulan lobulus dengan adenosis ini kemungkinan dapat diraba 8.

Banyak istilah lain yang digunakan untuk kondisi ini, diantaranya adenosis agregasi, atau

tumor adenosis. Sangat penting untuk digarisbawahi walaupun merupakan tumor, namun

kondisi ini termasuk jinak dan bukanlah kanker 8. Adenosis sklerotik adalah tipe khusus dari

adenosis dimana pembesaran lobulus disertai dengan parut seperti jaringan fibrous. Apabila

adenosis dan adenosis sklerotik cukup luas sehingga dapat diraba, dokter akan sulit

membedakan tumor ini dengan kanker melalui pemeriksaan fisik payudara. Kalsifikasi dapat

terbentuk pada adenosis, adenosis sklerotik, dan kanker, sehingga makin membingungkan

diagnosis.Biopsi melalui aspirasi jarum halus biasanya dapat menunjukkan apakah tumor ini

jinak atau tidak.Namun dengan biopsi melalui pembedahan dapat dianjurkan untuk

memastikan tidak terjadinya kanker 8.

Sklerosing adenosis adalah proliferasi jinak baik jaringan stromal (sclerosis)

berhubungan dengan peningkatan ductules terminalis yang kecil (adenosis).Biasanya

merupakan komponen fibrocystic disease dan bermanifestasi sebagai mikrokalsifikasi yang

ditemukan saat screening mammogram.Stereotactic core atau wire localization biopsy adalah

diagnosis pastinya 8.

5. Tumor Filoides ( Sistosarkoma Filoides )

Tumor filodes atau dikenal dengan sistosarkoma filodes adalah tumor fibroepitelial yang

ditandai dengan hiperselular stroma dikombinasikan dengan komponen epitel. Tumor filodes

umum terjadi pada dekade 5 atau 6. Benjolan ini jarang bilateral (terdapat pada kedua

16

Page 17: Tugas Doni Trinanda

payudara), dan biasanya muncul sebagai benjolan yang terisolasi dan sulit dibedakan dengan

FAM. Ukuran bervariasi, meskipun tumor filodes biasanya lebih besar dari FAM, mungkin

karena pertumbuhannya yang cepat. Berdasarkan pemeriksaan histologi (sel), diketahui bahwa

tumor filodes jinak berkisar 10%, dimana tumor filodes ganas berkisar 40% 8.

Tumor filoides merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup secara lokal

dan mungkin ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran yang

besar. Tumor ini terdapat pada semua usia, tapi kebanyakan pada usia sekitar 45 tahun.

Tumor filoides adalah tipe yang jarang dari tumor payudara, yang hampir sama dengan

fibroadenoma yaitu terdiri dari dua jaringan, jaringan stroma dan glandular. Perbedaan antara

tumor filoides dengan fibroadenoma adalah bahwa terdapat pertumbuhan berlebih dari

jaringan fibrokonektif pada tumor filoides. Sel yang membangun jaringan fibrokonektif dapat

terlihat abnormalitasnya dibawah mikroskop. Secara histologis, tumor filoides dapat

diklasifikasikan menjadi jinak, ganas, atau potensial ganas (perubahan tumor ke arah kanker

masih diragukan). Tumor filoides pada umumnya jinak namun walaupun jarang dapat juga

berubah menjadi ganas dan bermetastase 8. Tumor filoides jinak diterapi dengan cara

melakukan pengangkatan tumor disertai 2 cm (atau sekitar 1 inchi) jaringan payudara sekitar

yang normal. Sedangkan tumor filoides yang ganas dengan batas infiltratif mungkin

membutuhkan mastektomi (pengambilan jaringan payudara). Mastektomi sebaiknya dihindari

apabila memungkinkan. Apabila pemeriksaan patologi memberikan hasil tumor filodes ganas,

maka reseksi komplit dari seluruh area harus dilakukan agar tidak ada sel keganasan yang

tersisa 8.

6. Nekrosis Lemak

Nekrosis lemak terjadi bila jaringan payudara yang berlemak rusak, bisa terjadi spontan

atau akibat dari cedera yang mengenai payudara.Nekrosis lemak dapat juga terjadi akibat terapi

17

Page 18: Tugas Doni Trinanda

radiasi.Ketika tubuh berusaha memperbaiki jaringan payudara yang rusak, daerah yang

mengalami kerusakan tergantikan menjadi jaringan parut 8.

Nekrosis lemak berupa massa keras yang sering agak nyeri tetapi tidak membesar.

Kadang terdapat retraksi kulit dan batasnya tidak rata.Karena kebanyakan kanker payudara

berkonsistensi keras, daerah yang mengalami nekrosis lemak dengan jaringan parut sulit untuk

dibedakan dengan kanker jika hanya dari pemeriksaan fisik ataupun mammogram

sekalipun.Dengan biopsi jarum atau dengan tindakan pembedahan eksisi sangat diperlukan

untuk membedakan nekrosis lemak dengan kanker.Secara histopatologik terdapat nekrosis

jaringan lemak yang kemudian menjadi fibrosis 8.

Menurut American Cancer Society, beberapa area dari nekrosis dapat berespon

berbeda-beda terhadap cedera. Di samping pembentukan jaringan parut, sel-sel lemak akan

mati dan mengeluarkan isi sel, yang membentuk kumpulan seperti kantong-kantong berisi

cairan berminyak dan disebut kista minyak. Kista minyak dapat ditemukan melalui aspirasi

jarum halus, yang sekaligus merupakan tindakan untuk terapinya 8.

7. Intraductal Papilloma

Papilloma intraduktal adalah pertumbuhan menyerupai kutil dengan disertai tangkai

yang tumbuh dari dalam payudara yang berasal dari jaringan glandular dan jaringan

fibrovaskular. Papilloma seringkali melibatkan sejumlah besar kelenjar susu. Lesi jinak yang

berasal dari duktus laktiferus dan 75% tumbuh di bawah areola mamma ini memberikan gejala

berupa sekresi cairan berdarah dari puting susu. Hampir 90% dari Papilloma Intraduktus adalah

dari tipe soliter dengan diameternya kurang dari 1cm dan sering timbul pada duktus laktiferus

dan hampir 70% dari pasien datang dengan nipple discharge yang serous dan bercampur darah.

Ada juga pasien yang datang dengan keluhan massa pada area subareola walaupun massa ini

lebih sering ditemukan pada pemeriksaan fisis. Massa yang teraba sebenarnya adalah duktus

yang berdilatasi 8.

Pasien dengan Papilloma Intraduktus multiple biasanya tidak gejala nipple discharge dan

biasanya terjadi pada duktus yang kecil. Diperkirakan hampir 25% dari Papilloma Intraduktus

multiple adalah bilateral 8.

18

Page 19: Tugas Doni Trinanda

Perubahan payudara jinak yang menyebabkan keluarnya sekresi cairan dari puting,

hampir setengahnya adalah papilloma, dan sisanya adalah campuran perubahan fibrokistik.

Walaupun papilloma bisa dicurigai dari pemeriksaan terhadap discharge, namun banyak dokter

menganggap pemeriksaan tersebut tidak begitu bermanfaat. Apabila papilloma cukup besar,

biopsi jarum bisa dilakukan. Papilloma dapat juga didiagnosa melalui pemeriksaan pencitraan

pada duktus payudara yaitu dengan duktogram atau galaktogram.

Terapi untuk papilloma adalah dengan mengangkat papilloma serta bagian duktus dimana

papilloma tersebut ditemukan, dimana biasanya dengan melakukan insisi pada tepi sekeliling

areola 8.

Papilloma Intraduktus subareolar soliter atau intrakistik adalah benigna. Namun, telah

terjadi pertentangan apakah penyakit ini merupakan prekursor bagi karsinoma papillary atau

merupakan predisposisi untuk meningkatkan resiko terjadinya karsinoma. Menurut komuniti

dari College of American Pathologist, wanita dengan lesi ini mempunyai risiko 1,5 – 2 kali untuk

terjadinya karsinoma mammae 8.

8. Kista

Kista adalah ruang berisi cairan yang dibatasi sel-sel glandular.Kista terbentuk dari

cairan yang berasal dari kelenjar payudara.Mikrokista terlalu kecil untuk dapat diraba, dan

ditemukan hanya bila jaringan tersebut dilihat di bawah mikroskop. Jika cairan terus

berkembang akan terbentuk makrokista. Makrokista ini dapat dengan mudah diraba dan

diameternya dapat mencapai 1 sampai 2 inchi.(7,8)

Selama perkembangannya, pelebaran yang terjadi pada jaringan payudara menimbulkan

rasa nyeri.Benjolan bulat yang dapat digerakkan dan terutama nyeri bila disentuh, mengarah

pada kista. Walaupun penyebab kista masih belum diketahui, namun para ahli mengetahui

bahwa terdapat hubungan antara kista dengan kadar hormon. Kista muncul seminggu atau 2

minggu sebelum periode menstruasi mulai dan akan menghilang sesudahnya. Kista banyak

terjadi pada wanita saat premenopause, terutama bila wanita tersebut menjalani terapi sulih

hormon.Kista biasanya dipastikan dengan mammografi dan ultrasound (sonogram). Ultrasound

sangat tepat digunakan untuk mengidentifikasi apakah abnormalitas payudara tersebut

merupakan kista ataukah massa padat 8.

19

Page 20: Tugas Doni Trinanda

Kebanyakan kista yang simpel dapat digambarkan dengan baik, yaitu memiliki tepi yang

khas, dan sinyal ultrasound dapat dengan mudah melewati.Walaupun begitu, beberapa kista

didapatkan dengan tingkat ekoik internal yang rendah yang menyulitkan ahli radiologi untuk

mendiagnosis sebagai kista tanpa mengeluarkan cairan.Tipe kista yang seperti ini disebut kista

kompleks. Walaupun kista kompleks tersebut terlihat sebagai massa yang solid, namun kista

tersebut bukanlah kanker. Dalam keadaan tertentu, kista dapat menimbulkan nyeri yang hebat.

Mengeluarkan isi kista dengan aspirasi jarum halus akan mengempiskan kista dan mengurangi

ketidaknyamanan.Apabila cairan dari kista tampak seperti darah atau terlihat mencurigakan,

cairan tersebut harus diperiksakan ke laboratorium patologi untuk dilihat di bawah mikroskop.

Diagnosis kista mammae ditegakkan melalui aspirasi sitologi. Jumlah cairan yang diaspirasi

biasanya antara 6 atau 8 ml. Cairan dari kista bisa berbeda warnanya, mulai dari kuning pudar

sampai hitam, kadang terlihat translusen dan bisa juga kelihatan tebal dan bengkak 8.

Menurut kepustakaan dikatakan kista terjadi pada hampir 7% dari wanita pada suatu

waktu dalam kehidupan mereka.Dikatakan bahwa kista ditemukan pada 1/3 dari wanita berusia

antara 35 sampai 50 tahun. Secara klasik, kista dialami wanita perimenopausal antara usia 45

dan 52 tahun, walaupun terdapat juga insidens yang diluar batas usia ini terutamanya pada

individu yang menggunakan terapi pengganti hormon 8.

Kebiasaannya kista ini soliter tetapi tidak jarang ditemukan kista yang multiple. Pada

kasus yang ekstrim, keseluruhan mammae dapat dipenuhi dengan kista. Kista dapat

memberikan rasa tidak nyaman dan nyeri. Dikatakan bahwa terdapat hubungan antara ketidak

nyamanan dan nyeri ini dengan siklus menstruasi dimana perasaan tidak nyaman dan nyeri ini

meningkat sebelum menstruasi 8. Kista ini biasanya dapat dilihat. Karekteristiknya adalah licin

dan teraba kenyal pada palpasi. Kista ini dapat juga mobil namun tidak seperti fibroadenoma.

Gambaran klasik dari kista ini bisa menghilang jika kista terletak pada bagian dalam mammae.

Jaringan normal dari nodular mammae yang meliputi kista bisa menyembunyikan gambaran

klasik dari lesi yakni licin semasa dipalpasi. Mammografi dan ultrasonografi membantu dalam

penegakkan diagnosis tetapi pemeriksaan ini tidak begitu penting bagi pasien yang simptomatik 9.

20

Page 21: Tugas Doni Trinanda

Massa soliter dengan dilatasi dari duktus retroareolar merupakan gambaran yang bisa

terlihat pada mammografi atau ultrasonografi sekiranya massa yang terbentuk agak besar.

Massa yang kecil tidak memberikan gambaran khas pada mammografi dan ultrasonografi.

Gambaran kalsifikasi jarang terlihat pada penyakit ini namun bisa terjadi pada massa yang kecil

maupun besar. Pemeriksaan lain yang bisa dilakukan adalah eksisi massa dan diperiksa dengan

teknik histopatologi konvensional 8.

Sebelum ini, eksisi merupakan tatalaksana bagi kista mammae. Namun terapi ini sudah

tidak dilakukan karena simple aspiration sudah memadai. Setelah diaspirasi, kista akan menjadi

lembek dan tidak teraba tetapi masih bisa dideteksi dengan mammografi. Walau

bagaimanapun, bukti klinis perlu bahwa tidak terdapat massa setelah dilakukan aspirasi 7.

Terdapat dua cardinal rules bagi menunjukkan aspirasi kista berhasil yakni :

(1) massa menghilang secara keseluruhan setelah diaspirasi .

(2) cairan yang diaspirasi tidak mengandungi darah.

Terdapat dua indikasi untuk dilakukan eksisi pada kista. Indikasi pertama adalah

sekiranya cairan aspirasi mengandung darah (selagi tidak disebabkan oleh trauma dari jarum),

kemungkinan terjadinya intrakistik karsinoma yang sangat jarang ditemukan. Indikasi kedua

adalah rekurensi dari kista 7. Hal ini bisa terjadi karena aspirasi yang tidak adekuat dan terapi

lanjut perlu diberikan sebelum dilakukan eksisi. Apabila kista masih terus membesar, eksisi

direkomendasikan 7.

Teknik yang digunakan untuk aspirasi kista mammae yang dapat dipalpasi sama dengan

teknik yang digunakan untuk pemeriksaan sitologi FNA. Permukaan kulit dibersihkan dengan

alkohol. Biasanya digunakan jarum 21-gauge dan juga syringe 20 ml 7. Kista di fiksasi

menggunakan ibu jari dan jari telunjuk atau jari telunjuk dan jari tengah. Syringe dipegang oleh

tangan yang lain dan kista dipalpasi sehingga sudah tidak teraba. Volume dari cairan kista

biasanya 5 ml sampai 10 ml tetapi dapat mencapai 75 ml atau lebih. Cairan dari kista biasanya

berwarna coklat, kuning atau kehijauan. Sekiranya didapatkan cairan sedemikian, pemeriksaan

sitologi tidak diperlukan. Apabila ditemukan cairan kista bercampur darah, 2 ml dari cairan

diambil untuk pemeriksaan sitologi 7.

21

Page 22: Tugas Doni Trinanda

Apabila kista ditemukan pada ultrasound tetapi tidak bisa dipalpasi, aspirasi dengan

ultrasound-guided needle bisa dilakukan. Kulit dibersihkan dengan alkohol. Probe ultrasound

dipegang dengan satu tangan untuk mengidentifikasi kista. Syringe dipegang dengan tangan

lain dan kista diaspirasi 7.

9. Ektasia Duktus

Ektasia duktus merupakan pelebaran dan pengerasan dari duktus, dicirikan dengan

sekresi puting yang berwarna hijau atau hitam pekat, dan lengket.Pada puting serta daerah

disekitarnya akan terasa sakit serta tampak kemerahan 9. Ektasia duktus adalah kondisi yang

biasanya menyerang wanita usia sekitar 40 sampai 50 tahun. Ektasia duktus adalah kelainan

jinak yang walaupun begitu dapat mengacaukan diagnosis dengan kanker dikarenakan benjolan

yang keras di sekitar duktus yang abnormal akibat terbentuknya jaringan parut.

Kondisi ini umumnya tidak memerlukan tindakan apapun, atau dapat membaik dengan

melakukan pengkompresan dengan air hangat dan obat-obat antibiotik. Apabila keluhan tidak

membaik, duktus yang abnormal dapat diangkat melalui pembedahan dengan cara insisi pada

tepi areola 9.

10. Mastitis

Mastitis adalah infeksi yang sering menyerang wanita yang sedang menyusui atau pada

wanita yang mengalami kerusakan atau keretakan pada kulit sekitar puting. Kerusakan pada

kulit sekitar puting tersebut akan memudahkan bakteri dari permukaan kulit untuk memasuki

duktus yang menjadi tempat berkembangnya bakteri dan menarik sel-sel inflamasi 8. Sel-sel

inflamasi melepaskan substansi untuk melawan infeksi, namun juga menyebabkan

pembengkakan jaringan dan peningkatan aliran darah.Perubahan ini menyebabkan payudara

menjadi merah, nyeri, dan terasa hangat saat perabaan 8.

Gambaran klinisnya sukar dibedakan dengan karsinoma, yaitu massa berkonsistensi

keras, bisa melekat ke kulit, dan menimbulkan retraksi puting susu akibat fibrosis periduktal,

dan bisa terdapat pembesaran kelenjar getah bening aksila. Kondisi ini diterapi dengan

antibiotik.Pada beberapa kasus, mastitis berkembang menjadi abses atau kumpulan pus yang

harus dikeluarkan melalui pembedahan 9.

13. Galaktokel

22

Page 23: Tugas Doni Trinanda

Galaktokel adalah kista berisi susu yang terjadi pada wanita yang sedang hamil atau

menyusui. Seperti kista lainnya, galaktokel tidak bersifat seperti kanker. Biasanya galaktokel

tampak rata, benjolan dapat digerakkan, walaupun dapat juga keras dan susah digerakkan.

Penatalaksanaan galaktokel sama seperti kista lainnya, biasanya tanpa melakukan tindakan

apapun. Apabila diagnosis masih diragukan atau galaktokel menimbulkan rasa tidak nyaman,

maka dapat dilakukan drainase dengan aspirasi jarum halus 8.

4.Tumor Ganas Payudara

4.1 Epidemiologi

23

Page 24: Tugas Doni Trinanda

Kanker payudara merupakan kanker yang sering terjadi pada negara berkembang, yaitu sekitar

18% dari seluruh kelompok kanker. Insidensi di negara Inggris yaitu 2 : 1000 wanita tiap tahun,

dengan prevalensi yaitu 2% wanita pada umur 50 tahun. Kurva insidensi Ca mammae menurut

usia terus meningkat sejak usia 30 tahun. Ca mammae jarang sekali ditemukan pada usia

kurang dari 20 tahun 1.

Gambar 2.12 Prevalensi Carcinoma mammae

(Henry M.M, Thompson J.N, 2007).

4.2 Klasifikasi Kanker Payudara

1. Non invasive carcinoma

a) Ductal carcinoma in situ

Ductal carcinoma in situ, juga disebut intraductal cancer, merujuk pada sel kanker

yang telah terbentuk dalam saluran dan belum menyebar.Saluran menjadi tersumbat

dan membesar seiring bertambahnya sel kanker di dalamnya.Kalsium cenderung

terkumpul dalam saluran yang tersumbat dan terlihat dalam mamografi sebagai

kalsifikasi terkluster atau tak beraturan (clustered or irregular calcifications) atau disebut

kalsifikasi mikro (microcalcifications) pada hasil mammogram seorang wanita tanpa

gejala kanker 7.

DCIS dapat menyebabkan keluarnya cairan puting atau munculnya massa yang

secara jelas terlihat atau dirasakan, dan terlihat pada mammografi. DCIS kadang

24

Page 25: Tugas Doni Trinanda

ditemukan dengan tidak sengaja saat dokter melakukan biopsy tumor jinak 7.Sekitar

20%-30% kejadian kanker payudara ditemukan saat dilakukan mamografi.Jika diabaikan

dan tidak ditangani, DCIS dapat menjadi kanker invasif dengan potensi penyebaran ke

seluruh tubuh 7.

DCIS muncul dengan dua tipe sel yang berbeda, dimana salah satu sel cenderung

lebih invasif dari tipe satunya.Tipe pertama, dengan perkembangan lebih lambat,

terlihat lebih kecil dibandingkan sel normal 8.Sel ini disebut solid, papillary atau

cribiform.Tipe kedua, disebut comedeonecrosis, sering bersifat progresif di awal

perkembangannya, terlihat sebagai sel yang lebih besar dengan bentuk tak beraturan 9.

AB

Gambar 2.14 Ductal Carcinoma in situ (A) dan Sel-sel kanker menyebar keluar dari ductus, menginvasi jaringan sekitar dalam mammae (B)

b) Lobular carcinoma in situ

Meskipun sebenarnya ini bukan kanker, tetapi LCIS kadang digolongkan sebagai tipe

kanker payudara non-invasif. Bermula dari kelenjar yang memproduksi air susu,

tetapi tidak berkembang melewati dinding lobulus. Mengacu pada National Cancer

Institute, Amerika Serikat, seorang wanita dengan LCIS memiliki peluang 25%

munculnya kanker invasive (lobular atau lebih umum sebagai infiltrating ductal

carcinoma) sepanjang hidupnya.

25

Page 26: Tugas Doni Trinanda

Gambar 2.15 Lobular carcinoma in situ

2. Invasive carcinoma

I. Paget’s disease dari papilla mammae

Paget’s disease dari papilla mammae pertama kali dikemukakan pada tahun 1974.

Seringnya muncul sebagai erupsi eksim kronik dari papilla mammae, dapat berupa lesi

bertangkai, ulserasi, atau halus. Paget's disease biasanya berhubungan dengan DCIS (Ductal

Carcinoma in situ) yang luas dan mungkin berhubungan dengan kanker invasif. Biopsi papilla

mammae akan menunjukkan suatu populasi sel yang identik (gambaran atau perubahan

pagetoid). Patognomonis dari kanker ini adalah terdapatnya sel besar pucat dan bervakuola

(Paget's cells) dalam deretan epitel. Terapi pembedahan untuk Paget's disease meliputi

lumpectomy, mastectomy, atau modified radical mastectomy, tergantung penyebaran tumor

dan adanya kanker invasif.

II. Invasive ductal carcinoma

a. Adenocarcinoma with productive fibrosis (scirrhous, simplex, NST) (80%)

26

Page 27: Tugas Doni Trinanda

Kanker ini ditemukan sekitar 80% dari kanker payudara dan pada 60% kasus kanker

ini mengadakan metastasis (baik mikro maupun makroskopik) ke KGB aksila. Kanker ini

biasanya terdapat pada wanita perimenopause or postmenopause dekade kelima

sampai keenam, sebagai massa soliter dan keras. Batasnya kurang tegas dan pada

potongan meilntang, tampak permukaannya membentuk konfigurasi bintang di bagian

tengah dengan garis berwarna putih kapur atau kuning menyebar ke sekeliling jaringan

payudara. Sel-sel kanker sering berkumpul dalam kelompok kecil, dengan gambaran

histologi yang bervariasi.

b. Medullary carcinoma (4%)

Medullary carcinoma adalah tipe khusus dari kanker payudara, berkisar 4% dari

seluruh kanker payudara yang invasif dan merupakan kanker payudara herediter yang

berhubungan dengan BRCA-1. Peningkatan ukuran yang cepat dapat terjadi sekunder

terhadap nekrosis dan perdarahan. 20% kasus ditemukan bilateral. Karakterisitik

mikroskopik dari medullary carcinoma berupa (1) infiltrat limforetikular yang padat

terutama terdiri dari sel limfosit dan plasma; (2) inti pleomorfik besar yang

berdiferensiasi buruk dan mitosis aktif; (3) pola pertumbuhan seperti rantai, dengan

minimal atau tidak ada diferensiasi duktus atau alveolar. Sekitar 50% kanker ini

berhubungan dengan DCIS dengan karakteristik terdapatnya kanker perifer, dan kurang

dari 10% menunjukkan reseptor hormon. Wanita dengan kanker ini mempunyai 5-year

survival rate yang lebih baik dibandingkan NST atau invasive lobular carcinoma.

c. Tubular carcinoma (2%)

Tubular carcinoma merupakan tipe khusus lain dari kanker payudara sekitar 2% dari

semua kanker payudara yang invasif. Biasanya ditemukan pada wanita perimenopause

dan pada periode awal menopause. Long-term survival mendekati 100%.

III. Invasive lobular carcinoma (10%)

27

Page 28: Tugas Doni Trinanda

Invasive lobular carcinoma sekitar 10% dari kanker payudara.Gambaran histopatologi

meliputi sel-sel kecil dengan inti yang bulat, nucleoli tidak jelas, dan sedikit

sitoplasma.Pewarnaan khusus dapat mengkonfirmasi adanya musin dalam sitoplasma, yang

dapat menggantikan inti (signet-ring cell carcinoma).Seringnya multifokal, multisentrik, dan

bilateral.Karena pertumbuhannya yang tersembunyi sehingga sulit untuk dideteksi.

4.3 Staging 6

Tabel 1.3. TNM Staging System untuk Breast Cancer

Tumor Primer (T)

TX Tumor primer tidak dapat dinilai

T0 Tidak ada bukti terdapat tumor primer

Tis Carcinoma in situ

Tis(DCIS) Ductal carcinoma in situ

Tis(LCIS) Lobular carcinoma in situ

Tis(Paget's) Paget's disease dari papilla mammae tanpa tumor (Catatan : Paget's disease yang berhubungan dengan tumor diklasifikasikan menurut ukuran tumor)

T1 Tumor ≤ 2 cm

T1mic Microinvasion ≤ 0.1

T1a Tumor > 0.1 cm tetapi tidak lebih dari 0.5 cm

T1b Tumor > 0.5 cm tetapi tidak lebih dari 1 cm

T1c Tumor > 1 tetapi tidak lebih dari 2 cm

T2 Tumor > 2 cm tetapi tidak lebih dari 5 cm

T3 Tumor > 5 cm

T4 Tumor ukuran berapapun dengan perluasan langsung ke dinding dada atau kulit,

28

Page 29: Tugas Doni Trinanda

seperti yang diuraikan dibawah ini :

T4a Perluasan ke dinding dada, tidak melibatkan otot pectoralis

T4b Edema (termasuk peau d'orange), atau ulserasi kulit [ayudara, atau ada nodul satelit terbatas di kulit payudara yang sama

T4c Kriteria T4a dan T4b

T4d Inflammatory carcinoma

Kelenjar Getah Bening—Klinis (N)

NX KGB regional tidak dapat dinilai (misalnya sebelumnya telah diangkat)

N0 Tidak ada metastasis ke KGB regional

N1 Metastasis ke KGB aksilla ipsilateral tetapi dapat digerakkan

N2 Metastasis KGB aksilla ipsilateral tetapi tidak dapat digerakkan atau terfiksasi, atau tampak secara klinis ke KGB internal mammary ipsilateral tetapi secara klinis tidak terbukti terdapat metastasis ke KGB aksilla ipsilateral

N2a Metastasis ke KGB aksilla ipsilateral dengan KGB saling melekat atau melekat ke struktur lain sekitarnya.

N2b Metastasis hanya tampak secara klinis ke KGB internal mammary ipsilateral dan tidak terbukti secara klinis terdapat metastasis ke KGB aksilla ipsilateral

N3 Metastasis ke KGB infraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB aksilla, atau secara klinis ke KGB internal mammary ipsilateral tetapi secara klinis terbukti terdapat metastasis ke KGB aksilla ipsilateral; atau metastasis ke KGB supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB infraklavikula atau aksilla ipsilateral

N3a Metastasis ke KGB infraklavikula ipsilateral

N3b Metastasis ke KGB internal mammary dan aksilla

N3c Metastasis ke KGB supraklavikula ipsilateral

29

Page 30: Tugas Doni Trinanda

Kelenjar Getah Bening Regional—Patologia anatomi (pN)

pNX KGB regional tidak dapat dinilai (sebelumnya telah diangkat atau tidak dilakukan pemeriksaan patologi)

pN0b

Secara histologis tidak terdapat metastasis ke KGB, tidak ada pemeriksaan tambahan untuk isolated tumor cells (Catatan : Isolated tumor cells (ITC) diartikan sebagai sekelompok tumor kecil yang tidak lebih dari 0.2 mm, biasanya dideteksi hanya dengan immunohistochemical (IHC) atau metode molekuler

pN0(i–) Tidak ada metastasis ke KGB regional secara histologis, IHC (-)

pN0(i+) Tidak ada metastasis ke KGB regional secara histologis, IHC (+), IHC cluster tidak lebih dari 0.2 mm

pN0(mol–) Tidak ada metastasis ke KGB regional secara histologis, pemeriksaan molekuler (-) (RT-PCR)

pN0(mol+) Tidak ada metastasis ke KGB regional secara histologis, pemeriksaan molekuler (+) (RT-PCR)

pN1 Metastasis ke 1-3 KGB aksila, dan atau KGB internal mammary terdeteksi secara mikroskopis melalui diseksi sentinel KGB, secara klinis tidak tampak

pN1mi Micrometastasis (> 0.2 mm, < 2.0 mm)

pN1a Metastasis ke 1-3 KGB aksila

pN1b Metastasis ke KGB internal mammary terdeteksi secara mikroskopis melalui diseksi sentinel KGB, secara klinis tidak tampak

pN1c Metastasis ke 1-3 KGB aksila dan ke KGB internal mammary terdeteksi secara mikroskopis melalui diseksi sentinel KGB, secara klinis tidak tampak (jika berhubungan dengan >3 (+) KGB aksila, KGB internal mammary diklasifikasikan sebagai pN3b)

pN2 Metastasis ke 4-9 KGB aksila, atau tampak secara klinis ke KGB internal

30

Page 31: Tugas Doni Trinanda

mammary tetapi secara klinis tidak terbukti terdapat metastasis ke KGB aksilla

pN2a Metastasis ke 4-9 KGB aksila (sedikitnya 1 tumor > 2 mm)

pN2b tampak secara klinis ke KGB internal mammary tetapi secara klinis tidak terbukti terdapat metastasis ke KGB aksilla

pN3 Metastasis ke 10 KGB aksila, atau KGB infraklavikula, atau secara klinis ke KGB internal mammary ipsilateral dan terdapat 1 atau lebih metastasis ke KGB aksilla atau > 3 metastasis ke KGB aksilla tetapi secara klinis microscopic metastasis (-) ke KGB internal mammary; atau ke KGB supraklavikular ipsilateral

pN3a Metastasis ke ≥10 KGB aksila (minimal 1 tumor > 2 mm), atau metastasis ke KGB infraklavikula

pN3b Secara klinis metastasis ke KGB internal mammary ipsilateral dan terdapat 1 atau lebih metastasis ke KGB aksilla atau > 3 metastasis ke KGB aksilla dan dalam KGB internal mammary dengan kelainan mikroskopis yang terdeteksi melalui diseksi KGB sentinel, tidak tampak secara klinis

pN3c Metastasis ke KGB supraklavikular ipsilateral

Metastasis Jauh (M)

MX Metastasis jauh tidak dapat dinilai

M0 Tidak terdapat metastasis jauh

M1 Terdapat metastasis jauh

Tampak secara klinis didefinisikan bahwa dapat dideteksi melalui alat pencitraan atau dengan pemeriksaan klinis atau kelainan patologis terlihat jelas.Tidak tampak secara klinis berarti tidak terlihat melalui alat pencitraan (kecuali dengan lymphoscintigraphy) atau dengan pemeriksaan klinis.Klasifikasi berdasarkan diseksi KGB aksila dengan atau tanpa diseksi sentinel dari KGB. Klasifikasi semata-mata berdasarkan diseksi sentinel KGB tanpa diseksi KGB aksila yang selanjutnya direncanakan untuk "sentinel node", seperti pN-(l+) (sn).RT-PCR = reverse transcriptase polymerase chain reaction.SOURCE: Modified with permission from American Joint Committee on Cancer: AJCC Cancer

31

Page 32: Tugas Doni Trinanda

Staging Manual, 6th ed. New York: Springer, 2002, pp 227–228.

Tabel 1.4. TNM Stage Groupings

Stage 0 Tis N0 M0

Stage I T1a N0 M0

Stage IIA T0 N1 M0

T1a N1 M0

T2 N0 M0

Stage IIB T2 N1 M0

T3 N0 M0

Stage IIIA T0 N2 M0

T1a N2 M0

T2 N2 M0

T3 N1 M0

T3 N2 M0

Stage IIIB T4 N0 M0

T4 N1 M0

T4 N2 M0

Stage IIIC Any T N3 M0

Stage IV Any T Any N M1

T1 termasuk T1 mic.

SOURCE: Modified with permission from American Joint Committee on Cancer: AJCC Cancer

32

Page 33: Tugas Doni Trinanda

Staging Manual, 6th ed. New York: Springer, 2002, p 228.

DAFTAR PUSTAKA

1. Moningkey, Shirley Ivonne, 2000. Epidemiologi Kanker Payudara. Medika; Januari 2000.

Jakarta

2. Cohen S.M, Aft R.L, and Eberlein T.J. 2002. Breast Surgery. In: Doherty G.M et all, ed. The

Washington Manual of Surgery. Third edition. Philadelphia: Lippincott Williams and

Wilkins. p 40.

33

Page 34: Tugas Doni Trinanda

3. Tjindarbumi, 2000. Deteksi Dini Kanker Payudara dan Penanggulangannya, Dalam: Deteksi Dini

Kanker. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

4. Kumpulan Naskah Ilmiah Muktamar Nasional VI Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi

Indonesia. Semarang.2003

5. Evans A, Ellis I. 2002. Breast Benign Calcification. In: Evans A, Pinder S, Wilson R, Ellis I,

ed. 2002. Breast Calcification a Diagnostic Manual. London: Greenwich Medical Media.

p 4, 5-6, 12, 20

6. Vaidya, M.P, and Shukla, H.S. A textbook of Breast Cancer. Vikas Publishing House PVT LTD.

7. Jatoi I, Kaufmann M, Petit J.Y. 2006. Diagnostic Procedures. In: Schroder G, ed. Atlas of

Breast Surgery. Berlin: Springer-Verlag Berlin Heidelberg. p 19-21

8. Cohen S.M, Aft R.L, and Eberlein T.J. 2002. Breast Surgery. In: Doherty G.M et all, ed. The

Washington Manual of Surgery. Third edition. Philadelphia: Lippincott Williams and

Wilkins. p 40.

9. Evans A, Ellis I. 2002. Breast Benign Calcification. In: Evans A, Pinder S, Wilson R, Ellis I,

ed. 2002. Breast Calcification a Diagnostic Manual. London: Greenwich Medical Media.

p 4, 5-6, 12, 20

10. Greenall M.J, Wood W.C. 2000. Cancer of the Breast. In: Morris J.P, Wood W.C, ed.

Oxford Textbook of Surgery. Second edition. Oxford University Press

34