Top Banner
PENDAHULUAN BAB I A. Latar Belakang Salah satu alasan yang membuat orang mau beragama atau memutuskan untuk seseorang memilih beragama adalah karena ada hal-hal seperti penderitaan, malapetaka alam, dan bahkan kematian yang akan menjemput manusia tak dapat diatasi oleh kemampuan dan pengetahuan manusia, sehingga ia memutuskan untuk berpaling kepada Tuhan dan mencari perlindungan kepadaNya melalui agama. 1 Setelah memilih untuk beragama manusia juga masih bimbang tentang kemana setelah ia meninggal nanti apakah ia akan pergi ke surga atau neraka dan bagaimana syarat- syarat untuk dapat ia mencapai surga, di kehidupan kekal bersama dengan Tuhan. Penghalang manusia untuk dapat hidup bersama-sama dengan Tuhan adalah dosa, dan yang menentukan apakah 1 A.M.Hardjana, Penghayatan Agama Yang Otentik dan Tidak Otentik, (Yogyakarta, Kanisius, 2008), p. 15-16
38

Tugas Bu Dike.

Jul 07, 2016

Download

Documents

Klin3foryou

fff
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tugas Bu Dike.

PENDAHULUAN

BAB I

A. Latar Belakang

Salah satu alasan yang membuat orang mau beragama atau memutuskan untuk

seseorang memilih beragama adalah karena ada hal-hal seperti penderitaan,

malapetaka alam, dan bahkan kematian yang akan menjemput manusia tak dapat

diatasi oleh kemampuan dan pengetahuan manusia, sehingga ia memutuskan untuk

berpaling kepada Tuhan dan mencari perlindungan kepadaNya melalui agama.1

Setelah memilih untuk beragama manusia juga masih bimbang tentang kemana

setelah ia meninggal nanti apakah ia akan pergi ke surga atau neraka dan bagaimana

syarat-syarat untuk dapat ia mencapai surga, di kehidupan kekal bersama dengan

Tuhan.

Penghalang manusia untuk dapat hidup bersama-sama dengan Tuhan adalah

dosa, dan yang menentukan apakah manusia layak untuk dapat hidup bersama-sama

dengan Tuhan di surga adalah bagaimana dosa manusia diampuni.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia dikatakan dosa adalah perbuatan yang

melanggar hukum Tuhan atau agama2. Dari Definisi diatas penulis dapat mengambil

kesimpulan bahwa Dosa adalah pelanggaran manusia terhadap perintah Tuhan dan

agama, dan siapa yang melanggar tidak akan mendapatkan kehidupan di surga

bersama-sama dengan Tuhan dan hidup di neraka kalau tidak diampuni dosanya.

1 A.M.Hardjana, Penghayatan Agama Yang Otentik dan Tidak Otentik, (Yogyakarta, Kanisius, 2008), p. 15-16

2 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta, Pusat Bahasa, 2008), p. 382

Page 2: Tugas Bu Dike.

Dari pemaparan diatas penulis tertarik untuk bertujuan membahas bagaimana

konsep dosa dan pengampunan dosa di dalam agama, khususnya di dalam agama

Kristen dan Islam. Oleh karena itu penulis memberi judul makalah ini “Konsep Dosa

dan Pengampunan Dosa dalam Pandangan Agama Islam dan Kristen”

2

Page 3: Tugas Bu Dike.

BAB II

Konsep Dosa dan Pengampunan Dosa dalam Pandangan Agama Islam dan

Kristen

A. Dosa Menurut Agama Islam

a. Pengertian Dosa

Dalam buku membuka pintu taubat, jauhkan maksiat karangan H. Koko Liem

SQ., MA penulis menemukan banyak konsep dosa menurut agama Islam. Ada

beberapa pengertian dosa yang dituliskan yaitu :

1. Pengertian dosa berdasarkan hadis:

“An-Nawas bin Sam’an r.a berkata bahwa Rasulullah SAW. Bersabda “Kebajikan adalah budi pekerti yang baik. Dan dosa (kejahatan) adalah sesuatu yang menimbulkan keresahan pada dirimu, di mana kamu merasa tidak senang apabila perbuatan itu diketahui orang lain ’ (HR. Muslim).”3

2. Pengertian dosa dalam bahasa Arab.

Dosa dalam bahasa arab disebut (rijzun) atau (dzanbun). Kata rijzun selain

berarti dosa juga bisa bermakna keji, kotor, dan azab.4

3. Pengertian dosa menurut fikih:

Menurut istilah ulama fukaha (ahli hukum Islam), dosa adalah melaksanakan

perintah A l l a h S W T y a n g h u k u m n y a w a j i b d a n mengerjakan

larangan Allah SWT yang hukumnya haram.5

Merujuk pada pengertian-pengertian dosa di atas, dapat disimpulkan bahwa

dosa adalah suatu akibat dari terlanggarnva ketentuan wajib dari Allah. Sementara itu,

3 H. Koko Liem, Membuka Pintu Tobat, Jauhkan Maksiat, (Jakarta, Raih Asa Sukses, 2011), p.414 Ibid5 H. Koko Liem, p.42

3

Page 4: Tugas Bu Dike.

perbuatan dosa itu sendiri mempunyai ciri, bila dilakukan akan meresahkan kita dan

(normalnya) kita tak ingin orang lain mengetahui perbuatan tersebut.

b. Klasifikasi Dosa

1. Keterkaitannya dengan pihak lain

Apabila ditinjau dari keterkaitannya dengan pihak lain, dosa terbagi menjadi dua

bagian.

a) Dosa yang berkaitan dengan hak-hak manusia (hak adami). Bentuk dosa yang

berkaitan dengan hak-hak manusia permasalahannva agak rumit. Hal ini

disebabkan dosa seperti ini tidak akan bebas (diampuni), selama orang vang

terkait belum memaafkan dan menghalalkannva.

b) Dosa yang berkaitan langsung dengan Allah swt. Allah Mahasuci untuk

didurhakai. Pengampunan dari segala dosa yang berkaitan dengan Allah

Rabbul Alamin lebih dekat dan lebih dapat diharapkan, kecuali dosa

menyekutukannya (dosa syirik). Hal ini disebabkan dosa tersebut tidak akan

diampuni.

Berkaitan dengan dua bentuk dosa di atas, Rasulullah SAW. bersabda dalam

sebuah hadis vang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin, Aisyah r.a.

“Mahkamah peradilan Allah itu ada tiga. Pertama, peradilan yang Allah tidak memedulikannya. Kedua, peradilan di mana Allah tidak meninggalkan urusan sekecil apapun. Ketiga, peradilan dimana Allah tidak memberikan ampunan di dalamnya. Adapun peradilan yang tidak ada ampunan di dalamnya adalah kemusyrikan. Allah swt. berfirman,“..Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan baginya surga ’(QS. Al-Maidah:72). Adapun peradilan yang Allah tidak memedulikannya adalah

4

Page 5: Tugas Bu Dike.

peradilan hamba yang menzalimi dirinya sendiri, dan dosanya terkait antara dia dan Allah swt, maka Allah akan mengampuninya dan Insya Allah dianggap tidak ada. Adapun peradilan yang Allah swt. tidak meninggalkan sekecil apa pun (teliti) adalah kezaliman yang terjadi antara hamba dengan yang lainnya, maka qishash pasti terjadi. ” (HR. Ahmad).6

c. Besar dan Kecilnya Dosa

Jika dilihat dari ukuran besar dan kecilnya dosa terbagi menjadi dua bagian.

a) kabaair (dosa-dosa besar) dan

b) shagir (dosa-dosa kecil).

Perbedaan pendapat tentang dosa-dosa besar (kabaair) ini sangat banyak. Hadis

yang membahasnya pun jumlahnya berbeda-beda. Setidaknva, ada lima hadis sahih

yang membahas dosa-dosa besar tersebut.

Pertama, hadis yang disampaikan Abi Khurairah r.a.,

“Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, Jauhilah tujuh dosa yang menghancurkan.’Para sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, apa saja yang dimaksud dengan tujuh dosa tersebut? Rasululllah menjawab, 'Mempersekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang telah diharamkan oleh Allah tanpa hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri dari medan juang ketika perang dalam keadaan sengit, dan menuduh wanita-wanita mukmin yang baik berzina.”' (HR. Bukhari).

Kedua, hadis yang disampaikan Ibnu Mas’ud r.a.,

“Sesungguhnya Rasulullah saw. telah ditanya, Apakah yang dimaksud dengan dosa besar itu? Maka, Rasulullah bersabda, Kamu menjadikan sesuatu sebagai sekutu Allah, padahal Dia-lah yang telah menciptakanmu. Kemudian Rasul ditanya lagi, Apalagi? 'Rasulullah menjawab, ‘Kamu membunuh anakmu karena takut makan bersamamu. Kemudian ditanya lagi Apalagi? Rasul menjawab, ‘Kamu melakukan zina bersama istri tetanggamu.” (HR. Bukhari).

6 H. Koko Liem, p.43

5

Page 6: Tugas Bu Dike.

Ketiga, Rasulullah SAW. bersabda,

“Maukah kalian aku beritahukan dosa yang paling besar? Dia adalah perkataan yang keji.” Dalam riwayat lain, “Menjadi saksi atas perbuatan keji.” (HR. Bukhari).

Keempat, Anas bin Malik berkata,

“Rasulullah saw.menyebutkan dosa-dosa besar atau Beliau ditanya tentang dosa-dosa besar, maka Beliau bersabda, ‘Dosa-dosa besar itu adalah menyekutukan Allah, bunuh diri, dan durhaka kepada orang tua Lalu, Beliau bertanya, ‘Maukah kalian kuberitahu tentang dosa terbesar? Yaitu perbuatan dusta atau sumpah palsu.

Mengenai dosa kabaair, para ulama berbeda pendapat. Mereka mempunyai

banyak pendapat tentang hal tersebut. Hadis-hadis Rasulullah saw. tentang kabaair

tidak bisa dihitung karena banyaknya. Mungkin, syariat tidak menjelaskan dengan

gamblang dan jelas dengan tujuan agar manusia sangat berhati-hati dengan urusan

dosa.

Berikut ini adalah macam-macam dosa besar.

a) Menyekutukan Allah (syirik);

b) Membunuh orang dengan sengaja;

c) Sihir;

d) Meninggalkan salat fardu;

e) Enggan membayar zakat;

f) Tidak puasa Ramadhan tanpa alasan;

g) Enggan menunaikan haji;

h) Durhaka kepada kedua orang tua;

6

Page 7: Tugas Bu Dike.

i) Menjauhi kerabat (memutus hubungan silaturahmi);

j) Zina;

k) Homoseksual;

l) Riba;

m) Memakan harta anak vatim dengan cara zalim;

n) Dusta;

o) Melarikan diri dari peperangan;

p) Pemimpin yang menipu rakyat;

q) Berlaku sombong;7 dan masih banyak lagi dosa-dosa besar manusia yang

dilaknat oleh Tuhan.

B. Pengampunan Dosa Menurut Agama Islam.

Pengampunan dosa merupakan harapan yang sangat berarti bagi setiap insan

beragama. Karena itu, petuah serta nasehat agama adalah hal penting yang harus

diperhatikan di dalam kehidupan. Dengan begitu, eksistensi agama merupakan

instrumen vital bagi manusia. Artinya, manusia tanpa beragama nyatalah

kesengsaraannya yang akan diperoleh kelak. Sebaliknya, seseorang yang taat kepada

agamanya, akan senantiasa memperoleh kebahagiaan.

Di dalam ajaran Islam dikenal pula akibat dari perbuatan manusia yang disebut

pahala dan dosa. Dengan dua akibat itu, manusia dimungkinkan untuk selalu berbuat

dan bertindak sesuai dengan ajaran agama. Dengan mengikuti petunjuk-Nya

diharapkan manusia mendapatkan pahala dan akhirnya kebahagiaannya dapat diraih.

7 H. Koko Liem, p.44-45

7

Page 8: Tugas Bu Dike.

Tetapi, tidak semua manusia selalu berdiri pada petunjuk Allah. Tidak sedikit

manusia melampaui batas-batas yang telah ditetapkan Allah dalam syariat-Nya.

Mungkin, karena khilaf manusia bisa berdosa, tetapi kadang karena faktor-faktor

tertentu manusia berani melanggar larangandan pedoman umum yang telah menjadi

ketetapan itu. Tidak sedikit pula manusia terjebak dalam prinsip hidup diluar

keterangan Nabi melalui hadits-haditsnya. Faktor pelanggaran itulah yang

menyudutkan manusia mendapatkan predikat yang berdosa. Namun, bukan berarti

manusia tidak bisa keluar dari predikat tersebut. Manusia di dalam keterangan agama

tetap diberikan kesempatan untuk menuju kepada keluhuran harkat dan martabatnya.

Manusia pasti dapat menuju ketinggian dan kemuliaan hidup. Jalan satu-satunya

untuk memperoleh ketinggian derajat hidup adalah dengan berupaya sedapat mungkin

selalu dekat dengan Allah. Tingkat kedekatan manusia dengan Allah inilah yang akan

menjadi ukuran sejauh mana manusia terkontrol di dalam hidupnya. Pensucian diri

adalah usaha awal yang akan mengantar manusia pada puncak ketinggian. Allah

berfirman dalam Q.S. Al-A‟laa (87): 14

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang membersihkan diri (dengan beriman)’8

8 (Dep. Agama RI., 1994/1994: 1052)”

8

Page 9: Tugas Bu Dike.

Dengan demikian maka sesungguhnya hanyalah orang yang mensucikan diri

yang akan mencapai derajat itu. Mensucikan diri dari hal-hal yang tidak baik,

termasuk didalamnya adalah dosa.

Di dalam ajaran Islam, khususnya yang bermaktub di dalam Al-Qur‟an,

terdapat berbagai istilah untuk menyebutkan istilah pengampunan. Seperti halnya

yang dikemukakan M. Quraish Shihab sebagai berikut: “terdapat beberapa istilah

yang digunakan Al-Qur‟an untuk menyebutkan pengampunan (pembebasan dosa),

dan upaya menjalin hubungan serasi antara manusia dengan Tuhannya, antara lain

taba (taubat), „afa (memaafkan), ‘Ghafara (mengampuni), kaffara (menutupi), dan

shafah”.9

Dari beberapa istilah tersebut yang menjadi intinya adalah usaha terpenting

yang dapat dilakukan oleh manusia sehingga manusia dapat mencapai pengampunan

dari Tuhan dan mencapai kesucian dirinya. Agar, dengan usahanya itu manusia dapat

mencapai kemuliaan kembali. Supaya manusia dapat kembali berkomunikasi secara

wajar kepada Allah. Islam melihat hanya dengan upaya diri sendiri yang dapat

mengentaskan manusia dari dosa, dan bukan semata-mata campur tangan orang lain.

Dari sudut pandang ini, sepertinya ada hal-hal penting yang dapat diupayakan

manusia untuk mencapai pengampunan itu, diantaranya adalah:

1. Mengucapkan dua kalimat syahadat dengan lisan dan pengakuan dalam hati,

bagi orang yang terkena dosa kekafiran.

9 M.Quraish. Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudhu’I atas Pelbagai Persoalan Ummat, Cet. Kedua. (Bandung: Nizam, 1996), p.244

9

Page 10: Tugas Bu Dike.

2. Tobat kepada Allah yang dilakukan sendiri oleh orang Islam karena berdosa

besar.

3. Permohonan ampunan kepada Tuhan yang dilakukan orang Islam mengenai

dosa kecil yang dilakukan oleh orang Islam.

4. Dengan memperbanyak amal kebajikan yang dilakukan oleh orang yang

berdosa.

5. Pengampunan langsung dari Tuhan karena kemurahan-Nya semata-mata

kepada siapapun yang dikehendaki-Nya.

6. Saling memaafkan jika kesalahannya sesama antar manusia10

Seorang kafir dapat menerima kebenaran Islam melalui hatinya, lantas

mengucapkan kalimat syahadat, maka seorang kafir tersebut dijamin oleh Allah suatu

ampunan dari dosa-dosanya yang dilakukan semasa kekafirannya. Firman Allah di

dalam Q.S. Al-Anfaal (8): 38

"Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang dahulu"11

Seorang Islam yang dalam hidupnya melakukan perbuatan dosa, jalan yang

harus ditempuh adalah memohon ampunan kepada Allah disamping selalu mengiringi

perbuatan-perbuatan itu dengan amal kebajikan. Sebagaimana Allah berfirman dalam

Q.S. Huud (11), 11:

10, Sunardji Dahri dan Ummu Azizah. tth. Benarkah Isa Al-Masih di Salib Sebagai Penebus Dosa Manusia?. (Surabaya: Jembatan Merah). 34.35

11 (Dep. Agama RI., 1994/1995: 266).

10

Page 11: Tugas Bu Dike.

"Kecuali orang-orang yang sabar, dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar”12

untuk mendapatkan ampunan dosa dari Allah tidak semata-mata bertobat untuk

tidak mengulangi suatu kesalahan, tetapi yang lebih penting lagi adalah

memperbanyak amal kebajikan untuk menunjukkan kebenaran tobat yang ditujukan

kepada Allah. Di dalam ayat lain Allah pun menegaskan hal ini dalam firman-Nya

Q.S. Al Ankabut (29), 7:

"Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan kami hapuskan dari dasa-dosanya dan benar-benar akan kami beri balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan"13

Di dalam ajaran Islam, manusia dituntut aktif untuk mendapatkan magfirah

(ampunan) dari Allah. Tidak melakukan hal-hal yang salah dan melanggar petunjuk-

Nya. Dan di dalam mencapai ampunan ini, Islam mengajarkan dan menganjurkan

kepada yang bersangkutan langsung mengetuk pintu ampunan Allah tanpa

menggantungkan diri kepada orang lain. Allah tidak menghendaki kehadiran pihak

ketiga sebagai perantara antara hamba dengan Allah. Allah berfirman dalam Q.S. Al

Baqarah (2), 152:

"Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku"14

12 (Dep. Agama RI., 1994/1995: 328).13 (Dep. Agama RI., 1994/1995: 629).14 (Dep. Agama RI., 1994/1995: 38).

11

Page 12: Tugas Bu Dike.

Demikian pula ketika seorang manusia berniat mengharap anugerah-Nya, dia

boleh secara langsung menyeru dalam kondisi apapun dan waktu kapanpun. Seperti

Yusuf Al Qardhawi yang menyatakan bahwa: “seorang muslim dapat bermunajat

langsung kepada Allah swt. pukul berapapun ia suka, malam atau siang. Di depan

pintu-Nya tidak ada pengawal atau penjaga pintu….. pintu Allah itu terbuka lebar-

lebar bagi semua ummat-Nya yang berdoa memohon kepada-Nya itu dalam keadaan

tunduk dan pasrah disertai istighfar (memohon ampunan) sekalipun sebelumnya

pernah (telah) berbuat dosa-dosa besar dan kebajikan”.15

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pengampunan dosa adalah atas

inisiatif manusia, dan Tuhan hanya merespon terhadap apa yang dilakukan oleh

manusia.

Penulis juga melihat bagaimana perspektif yang lain mengenai pengampunan

dosa khususnya pengampunan dosa menurut Agama Kristen, karena menurut penulis

salah satu aspek yang berbeda dan selalu ditentang oleh umat Islam adalah mengenai

keIlahian Yesus Kristus dan penulis melihat salah satu pembuktiannya adalah melalui

bagaimana Ia dapat mengampuni dosa.

15 Yusuf. Al-Qardhawi, Al-Khahoish al-Ammah li al-Islam, Diterjemahkan Oleh Rofi‟ Munawar dan Tajuddin dengan judul Karakteristik Islam: Kajian Analitik, (Surabaya: Risalah Gusti. 1995.). p. 87

12

Page 13: Tugas Bu Dike.

C. Dosa Menurut Agama Kristen

Menurut Browning dosa di dalam kitab Perjanjian Lama adalah apa yang tidak

dapat diterima (bagi Allah, atau umat manusia); tidak harus berupa ketidaktaatan

kepada Allah atau pemberontakan terhadapNya (bdk. 1 Raja. 8:50); dan tidak dapat

disamakan dengan perbuatan Kriminal, yang adalah pelanggaran terhadap

masyarakat. Apapun yang salah dalam hubungan dengan Allah adalah dosa (Roma

14:23). Maka penyembahan berhala adalah dosa utama. (Roma 1:23). Ada satu kata

Yunani dalam Perjanjian Baru yang mempunyai arti meleset dari sasaran (Yoh.8:46;

Rom 5:12). Kata lain berarti pelanggaran hukum (2 Korintus.6:14) atau kebejatan

moral. (1 Yoh 3:12). Pada saat dosa masuk kedalam dunia, murkalah Allah (Kej.

3:24) dan dijelaskan bahwa fakta kematian akhirnya harus dikaitkan pada dosa (Kej

2:17). Semua orang dirasuki oleh dosa dan kesalahannya menyombongkan diri dan

bukan iman (Rom 5:12 dst). Keadaan ini tidak dapat diubah oleh upaya manusia

(Rom 7) dan hanya oleh prakarsa Allah sendiri suatu perubahan dapat terjadi

(Yoh.3:3).16

Bila dilihat dari akar katanya, ada 8 kata dalam Perjanjian Lama (Ibrani) yang

menunjuk istilah dosa ini :

1. Khata artinya tidak mengenai sasaran, bahkan mengenai sasaran lain.

(sepadan dengan hamartano dalam PB)

2. Ra artinya menghentikan atau menghancurkan ( sepadan dengan kakos,

poneros dalam PB )

16 W.R.F. Browning, Kamus Alkitab. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013). p. 84-85

13

Page 14: Tugas Bu Dike.

3. Pasha artinya pemberontakan atau sering diterjemahkan "pelanggaran".

4. Awon , kata ini mencakup pengertian perbuatan salah atau rasa bersalah.

5. Shagag berarti melakukan kesalahan atau penyimpangan (seperti yang

dilakukan seorang pemabuk atau domba ).

6. Asham, kata ini berkenaan dengan kesalahan yang dilakukan di bait Allah

atau Tabernakel.

7. Rasha berarti kejahatan, kata ini lawan kebenaran.

8. Taah, arti kata ini adalah menyimpang atau tersesat, dosa yang dilakukan

secara sengaja.

Adapun dalam Perjanjian Baru ada 12 kata yang menunjuk istilah dosa ini.

Yaitu :

1. Kakos, artinya buruk (tidak baik), kata ini kadang-kadang menunjuk keadaan

fisik yang buruk seperti penyakit.

2. Poneros, ini merupakan istilah dasar untuk kejahatan dan hampir selalu

menunjuk kepada kejahatan moral.

3. Asebes, artinya tanpa Allah.

4. Enokhos, berarti kesalahan dan biasanya menyatakan seseorang yang

melakukan kejahatan sehingga patut dihukum mati.

5. Hamartia, artinya tidak kena sasaran. kata ini paling banyak digunakan

dalam PB.

14

Page 15: Tugas Bu Dike.

6. Adikia, kata ini berarti setiap tingkah laku yang tidak benar dalam arti yang

sangat luas. Kata ini untuk menyatakan orang-orang yang belum

diselamatkan. Kata ini juga menunjuk kepada suatu keadaan hati/pikiran.

7. Anomos, seringkali kata ini diterjemahkan "kedurhakaan".Kata ini berarti

melanggar hukum dalam arti yang luas.

8. Parabates, artinya pelanggar hukum atau orang berdosa; Biasanya

dihibungkan dengan pelanggaran khusus terhadap hukum.

9. Agnoein, kata ini berhubungan dengan ibadah yang keliru yang ditujukan

kepada Allah lain.

10.Planao, kata ini berarti menyimpang atau tersesat dalam arti sebagai

perbuatan yang patut dicela.

11.Paraptoma, kata ini mengandung arti pelanggaran yang dilakukan secara

sengaja.

12.Hipokrisis, kata ini lebih mendekati pengertian munafik dalam bahasa

Indonesia.17

Dijelaskan lebih rinci lagi bahwa ada beberapa pengertian dosa yaitu :

Dosa adalah tindakan yang bertentangan dengan kehendak Allah. Bagi bangsa

Israel pengertian dosa ini berarti "kesesatan", yaitu bahwa mereka telah memilih 17 http://yuniasministry.blogspot.co.id/2008/11/dosa-menurut-alkitab.html diakses 21 Juni

2016

15

Page 16: Tugas Bu Dike.

jalannya sendiri ( Yesaya 53:6 - "taah".) Dosa ini berarti tindakan pemberontakan

(Hubungkan dengan Lukas 15:11-32). Perumpamaan ini ditujukan khusus untuk umat

Israel). Dalam kisah anak yang terhilang yang menjadi tekanannya bukan pada

pemborosan si anak bungsu, tetapi penolakan si bungsu untuk hidup sesuai dengan

rencana bapaknya, penolakannya untuk bertindak sebagai seorang anak sebagaimana

mestinya.

Melalui kisah Anak yang hilang tersebut dapat dilihat ada rencana

agung/pengaturan yang diberlakukan bagi "umat pilihan Allah". Paulus memakai kata

"parabasis" sebanyak 5 kali, dan dari pemakaian itu diperoleh kesan bahwa dosa

adalah gerakan membelok dari jalan yang lurus. Roma 2:23 menjelaskan bahwa

orang-orang Yahudi telah melanggar hukum Taurat. Hukum itu telah menetapkan

patokan dan orang-orang Yahudi tidak mematuhinya.18

Bagi umat perjanjian Baru , dosa berarti tidak mengenai sasaran-

hamartia).Kata ini paling banyak digunakan dalam Perjanjanjian Baru (296 kali).

Hamartia lebih luas artinya dari pada adikia - " kejahatan ". Sebenarnya kata ini tidak

mengandung makna "kejahatan" melainkan hanya kekeliruan atau pengaruh takdir.

Istilah yang lain ialah "parabasis" yang berarti melangkah ke samping, yaitu

menyimpang dari jalan yang benar, biasanya istilah ini diterjemahkan dengan kata

"pelanggaran" ( Roma 2:23 ;4:15 ; Gal 3:19 ). Kata yang agak berhubungan dengan

gagasan ini adalah kata "anomia" Dalam hal ini harus ditegaskan bahwa ada "moral

yang diperuntukkan bagi warga kerajaan sorga". Moral itu bertolak dari patokan yang

18 ibid

16

Page 17: Tugas Bu Dike.

tidak dapat direduksi yaitu"seperti Bapa" ( Mat 5:48 ). Keluncasan ini dalam tingkat

tertentu menjadi suatu tindakan yang tidak dapat ditoleransi lagi oleh Allah, yaitu

sebuah kedurhakaan .19

Bagi umat non-Yahudi ( Gentile ) dosa berarti ketidak tahuan . Diungkapkan

dalam Injil bahwa bangsa-bangsa yang tidak mendengar injil adalah bangsa- bangsa

yang hidup dalam kegelapan ( Matius 4:15-16 ). Kegelapan ini dimengerti sebagai

"tidak ada terang", oleh sebab itu Yesus datang sebagai terang ( Yoh 1:4,5,9 ; 8:12; 1

Yoh 2:8 dll ).Terang inilah yang ditawarkan kepada manusia, supaya manusia

menerimaNya. Dalam Yohanes 15:22 dan 15:24 yang memuat pernyataan bahwa

kedatangan dan karya Yesus merupakan dasar pertimbangan terhadap dosa. Jelaslah

disini bahwa dosa yang dipermasalahkan disini adalah sikap mereka terhadap Yesus.

Pada akhirnya dosa adalah "penolakan terhadap Terang " itu.20

Dari ketiga butir penjelasan diatas dapatlah disimpulkan bahwa dosa

merupakan keterasingan manusia dari Allah oleh karena manusia tidak hidup seturut

kehendak Allah.

D. Pengampunan Dosa Menurut Agama Kristen

Persoalan dosa dan pengampunan dosa di dalam iman Kristen, tidak pernah

terlepas dari bagaimana jatuhnya Adam ke dalam dosa dan penebusan oleh Yesus

19 Ibid20 Ibid

17

Page 18: Tugas Bu Dike.

Kristus. Keduanya merupakan fenomena keagamaan yang tidak pernah selesai

didiskusikan.

Seperti yang telah ditulis diatas Adam diyakini sebagai manusia pertama yang

menyebabkan manusia seluruhnya berdosa, dan Tuhan Yesus diimani sebagai juru

selamat. Keberdosaan yang menimpa manusia inilah yang menyebabkan

ketidakharmonisan/terputusnya hubungan antara manusia dengan Tuhan. Karena

dosa, arah dan tujuan manusia telah berubah. Mulanya Tuhan berkehendak manusia

tetap mengikuti perintah-perintah yang telah diberikan-Nya dan sedapat mungkin

menghindari segala larangan- Nya. Dengan demikian, manusia dapat mencapai

kebahagiaan dan kemuliaan.

Menurut R. Soedarmo dosa membelokkan jurusan ini kepada diri manusia

sendiri. Manusia tidak pernah berubah menjadi binatang, tetap menjadi manusia

hanya berlainan dari maksud asli.” Manusia telah mengingkari maksud sejati yang

harus dicapainya. Sesungguhnya, manusia dipersiapkan oleh Tuhan untuk mencapai

maksud-maksud yang asli. Maksud asli adalah dijadikannya menurut gambar Tuhan,

maksudnya menunjukkan Tuhan21

Namun, setelah manusia melakukan dosa, manusia sepenuhnya berbuat untuk

dirinya sendiri, bukan untuk Tuhan. Sebenarnya, dia dipersiapkan menjadi imam dan

pemimpin untuk Tuhan. Manusia menjadi raja atau nabi juga untuk Tuhan. Tetapi hal

21 R Soedarmo, Ikhsar Dogmatika. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996). p.154

18

Page 19: Tugas Bu Dike.

ini telah dirusaknya sejak manusia menjadi sosok yang berdosa. Keberdosaan itulah

secara spontan mengubah manusia menjadi budak dirinya sendiri. Dia bekerja bukan

untuk Tuhan tetapi untuk dirinya sendiri. Dengan begitu, seolah-olah manusia telah

begitu jauh dari Tuhan. Sepertinya, manusia telah begitu rupa terjebak karena

dosanya. Kejadian yang demikian ini, sesungguhnya Tuhan sejak awal telah

mengetahuinya. Tuhan telah mengetahui bahwa suatu saat manusia begitu rendah

nilainya sehingga tidak lagi berkomunikasi secara wajar dengan Tuhan.

Allah mengambil inisiatif untuk menyelamatkan manusia dari keberdosaan.

Tetapi, hal tersebut baru mungkin terjadi bilamana terpenuhi syarat-syarat

penyelamatan.Syarat yang dimaksud adalah terlaksananya perjanjian antara Allah

Bapa yang memberikan jalan dan syarat penyelamatan dan Allah Anak yang sanggup

untuk memenuhi persyaratan untuk penyelamatan. Sedangkan Roh Kudus yang akan

menyampaikan penyelamatan tersebut kepada manusia secara keseluruhan. Tanpa

kerjasama di antara tiga oknum Allah Tri Tunggal tersebut manusia tidak mungkin

terbebaskan dari dosa. Allah Anak itulah yang sesungguhnya menjadi substansi

penting dalam proses penyelamatan. Allah Anak yang juga disebut dengan Anak-Nya

yang tunggal itu sengaja dikirimkan ke dunia untuk menjadi kasih bagi seluruh umat

manusia. Hal ini diberitakan di dalam kitab Yohanes (3): 16 berikut ini:

“Karena begitu besar kasih Allah kepada dunia ini, sehingga Ia telah menganugerahkan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Yoh 3:16

19

Page 20: Tugas Bu Dike.

Dialah satu-satunya sosok yang memenuhi persyaratan. Dialah untuk pertama

kalinya yang mendatangkan anugerah Allah demi penyelamatan manusia dari

kebinasaan dan penderitaan abadi. Sedangkan jalan untuk penyelamatan itu adalah

melalui penyaliban Yesus di kayu Salib, sebagaimana dikatakan di dalam sejarah

secara mafhum. Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, di dalam keterangan itu

Yesus sengaja dikorbankan demi pengampunan bagi dosa-dosa manusia baik yang

terdahulu maupun yang sekarang dan masa datang.

Tuhan Yesus, karena kecintaan dan kasih-Nya pada manusia rela diriNya

disalib. Di dalam kitab Efesus (5): 2 diberitakan sebagai berikut:

“Dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah” Efesus 5:2

Dari ayat ini diketahui bahwa benar-benar Yesus mati di kayu Salib demi

manusia-manusia yang berdosa. Dia, “sebagai anak Tuhan dan Tuhan pula, sengaja

didatangkan ke dunia….. hanya untuk menyelamatkan dan menebus dosa manusia”

22. Melalui penebusan dosa inilah nasib manusia dapat diperbaiki. Karena itulah, tidak

ada jalan lain menurut pandangan iman Kristen, kecuali di dalam dirinya tertanam

keimanan pada pengampunan dosa melalui pengorbanan Yesus.

Tanpa hal ini, sesungguhnya manusia tetap dalam keberdosaannya.

Sebagaimana ulasan Harun Nasution berikut: “Dalam agama Kristen, berhubung

dengan ajarannya tentang dosa warisan yang melekat pada diri manusia, seseorang

22 Sunardji Dahri dan Ummu Azizah. tth. Benarkah Isa Al-Masih di Salib Sebagai Penebus Dosa Manusia?. (Surabaya: Jembatan Merah) p.28

20

Page 21: Tugas Bu Dike.

tidak akan dapat menjadi suci selama tidak menerima Yesus Kristus sebagai juru

selamat yang mengorbankan dirinya di atas salib untuk menebus dosa manusia.

Hanya dengan pengakuan ini, seseorang dapat menuju kepada pembersihan diri yang

sebenarnya dan akhirnya menjadi orang baik dan suci. Untuk itu seseorang harus

berusaha mengadakan kontak spiritual dengan Yesus Kristus. Dengan ini roh manusia

akan mendapat limpahan dari roh Yesus Kristus yang dalam ajaran agama Kristen

penuh dengan rahmat, kebaikan dan kasih sayang23.

Penyaliban Yesus dimaksudkan sebagai penebusan dosa bagi semua manusia;.

Di dalam Dalam kitab Roma (10): 9 dengan jelas disampaikan beritanya sebagai

berikut:

“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan” Roma 10:9

Jadi dengan keimanan itu, pengampunan dosa secara totalitas akan didapatkan

dan manusia akan menuai kebahagiaan. Sedangkan untuk mendapatkan pengampunan

atas dosa-dosa perbuatan, manusia haruslah bertobat.

Salah satu aspek yang sangat berbeda dengan pemahaman Agama Islam

adalah didalam pengampunan dosa, juga ditegaskan tentang bukan hanya Yesus

sebagai Juru Selamat bagi umat manusia, tetapi adalah bagaimana Pengampunan dosa

juga menunjukkan keIlahian dari Yesus, yang dianggap hanya sebagai Nabi saja oleh

keyakinan Agama Islam.

23 Harun Nasution,. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. ( Jakarta: UI. Press. 1995).p 68

21

Page 22: Tugas Bu Dike.

Penegasan Keilahian Yesus melalui Pengampunan dosa ini yaitu dalam

sebuah peristiwa di Markus 2:1-12

“Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. 2:2 Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, 2:3 ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. 2:4 Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. 2:5 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni! “ 2:6 Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: 2:7 “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?” 2:8 Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? 2:9 Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? 2:10 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” –berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu–: 2:11 “Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” 2:12 Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: “Yang begini belum pernah kita lihat.” Markus 2:1-12

Dari Kisah ini, kita dapat melihat bahwa Orang-orang Yahudi pun sebenarnya

mengakui bahwa hanya Allah yang dapat mengampuni dosa dan heran bahwa Yesus

menyamakan diriNya dengan Tuhan melalui pengampunan dosa seorang yang

lumpuh. Tetapi melalui peristiwa ini, Yesus sedang menegaskan keIlahiannya dengan

mengambil tanggung jawab Allah sebagai pengampun dosa manusia. (Lihat juga Luk

7:39-50)

BAB III

PENUTUP

22

Page 23: Tugas Bu Dike.

A.Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat kita

simpulkan bahwa diantara doktrin kedua ajaran agama, yaitu Kristen dan Islam,

khususnya mengenai dosa dan pengampunan dosa. Yaitu

1. Pengampunan dosa, baik bagi ajaran Kristen maupun Islam adalah hal penting

karena menyangkut nasib akhir yang harus dialami oleh manusia. Bilamana

dosa manusia tidak terampuni, maka manusia yang bersangkutan itu

mendapati dirinya dalam kesengsaraan yang tiada terkirakan. Agama Kristen

lebih menitikberatkan pada konsep pengampunan dari belas kasih Tuhan.

Karena ia tak mampu melepaskan diri dari dosa kecuali adanya rahmat Tuhan

melalui anugerah yang agung, yaitu kehadiran Tuhan sebagai Putra yang

disebut dengan Yesus sang penebus dosa. Sedangkan agama Islam melihat

bahwa berdosanya manusia, sepenuhnya tergantung pada manusianya sendiri.

Artinya, bila mau berusaha untuk melepaskan diri dari dosa, ia akan

mendapatkan ampunan dari Tuhan Yang Maha Pengampun, kecuali dosa

terhadap sesama manusia. Bila ini terjad,i satu-satunya yang harus ditempuh

adalah manusia yang berdosa tersebut harus mendapatkan ampunan dari

manusia yang ditempatinya berdosa agar dimaafkan.

2. Hal yang paling subtansial dari ajaran Kristen, pengorbanan Yesus di kayu

salib adalah pokok dari pengampunan dosa manusia. Tanpa pengorbanan-

Nya, manusia seluruhnya akan mendapati kebinasaan untuk selamanya.

Sedangkan bagi ajaran Islam yang menjadi hal penting tercapainya

23

Page 24: Tugas Bu Dike.

pengampunan dosa manusia adalah kesungguhannya dalam memohon

ampunan kepada Allah swt. tanpa kesungguhan itu manusia tidak mungkin

mendapatkan ampunan dari Allah swt.

3. Pengampunan dosa di dalam Kristen menegaskan tentang Keilahian dari

Yesus Kristus yang merupakan salah satu Pribadi dari Allah Tri Tunggal,

yang sampai hari ini ditolak oleh umat islam.

DAFTAR PUSTAKA

A.M.Hardjana, Penghayatan Agama Yang Otentik dan Tidak Otentik, (Yogyakarta:

24

Page 25: Tugas Bu Dike.

Kanisius, 2008)

Alquran dan Terjemahannnya (Jakarta: Dep. Agama RI., 1994/1995)

Harun Nasution,. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. ( Jakarta: UI. Press. 1995).

H. Koko Liem, Membuka Pintu Tobat, Jauhkan Maksiat, (Jakarta, Raih Asa Sukses, 2011)

Lembaga Alkitab Indonesia, (Jakarta: Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia 2006)

M.Quraish. Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudhu’I atas Pelbagai Persoalan Ummat, Cet. Kedua. (Bandung: Nizam, 1996)

R Soedarmo, Ikhsar Dogmatika. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996)

Sunardji Dahri dan Ummu Azizah. tth. Benarkah Isa Al-Masih di Salib Sebagai Penebus Dosa Manusia?. (Surabaya: Jembatan Merah)

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta, Pusat Bahasa, 2008)

W.R.F. Browning, Kamus Alkitab. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013)

Yusuf. Al-Qardhawi, Al-Khahoish al-Ammah li al-Islam, Diterjemahkan Oleh Rofi‟ Munawar dan Tajuddin dengan judul Karakteristik Islam: Kajian Analitik, (Surabaya: Risalah Gusti. 1995.).

Sumber Internethttp://yuniasministry.blogspot.co.id/2008/11/dosa-menurut-alkitab.html

,

25