Top Banner

of 56

Tugas Bench Marking Sriyanti p1802210502 - Copy (2)

Jul 20, 2015

Download

Documents

sriyanti10ambar
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Tugas

: Makalah Benchmarking

Tour Hong Kong, Macau, Guanzhou Dan Shenzhen

SRIYANTI AMBAR N I M : P1802210502

MAGISTER ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA UNHAS TAHUN AJARAN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benchmarking yang merupakan salah satu program studi mahasiswa pascasarjana konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Universitas Hasanuddin yang telah lama dinanti akhirnya terealisasi juga, tepatnya tanggal 05 desember 2011 11 desember 2011 di Republik Rakyat China yakni mengunjungi empat (4) kota : Hong Kong, Macau, Guangzhou dan Shenzhen. Menganalisa sistem kesehatan yang ada di negara lain adalah salah satu kebutuhan mahasiswa pascasarjana yang sangat mendukung dalam wawasan keilmuan, yang entah itu didapatkan dari informasi-informasi media ataupun melalui pengamatan langsung seperti yang menjadi rutinitas dari program pascasarjana AKK yakni kegiatan Benchmarking yang merupakan suatu kunjungan wisata sekaligus mempelajari kebijakan-kebijakan yang diterapkan di negara lain khususnya di bidang kesehatan. B. Tujuan Benchmarking Dengan melakukan tur ini diharapkan para mahasiswa dapat : 1. Mempelajari sistem dan mekanisme koordinasi antara penyelenggara pendidikan dan pelayanan yang menjadi tatanan praktik. 2. Mempelajari sistem manajemen layanan kesehatan di universitas yang salah satu kontributornya adalah peserta didik kesehatan masyarakat. C. Manfaat Benchmarking Dengan bechmarking ini maka mahasiswa mendapatkan manfaat : 1. Memiliki pemahaman dan wawasan yang luas tentang IPTEK di bidang kebijakan dan manajemen kesehatan dengan membandingkannya di negara lain; 2. Mampu mengaplikasikan IPTEK dalam bidang kebijakan dan manajemen kesehatan serta merumuskan pendekatan yang sesuai untuk memecahkan

berbagai masalah dalam masyarakat, sesuai penalaran ilmiah serta memiliki wawasan global dalam mengelola pelayanan kesehatan BAB II PENGALAMAN BENCHMARKING Sebagai negara terluas nomor 3 di dunia (setelah rusia dan canada), china mempunyai luas daratan yang ampun-ampunan gedenya. beberapa kali lipat lebih gede dari Indonesia. jadi gak mungkin kita bisa ngelilingin china dalam 1 kali kunjungan. Hongkong dengan disneylandnya, guangzhou dan shenzhen selalu diceritakan sebagai bagian china baru yang modern. pasti menarik untuk diliat, sedang macao kata orang adalah negri yang cantik dan unik. tanah bekas jajahan portugis yang sekarang jadi gudangnya kasino itu terlalu berharga buat dilewatkan. secara jarak tempuhnya dari main land china juga cuman sejengkal raksasa doang. lagian, masuk keluar macao itu harus lewat imigrasi. jadi lumayan juga lah, buat menuh2in lembaran paspor . Uuuups, hampir lupa...menurut info awal dari kampus bahwa suhu disana

berkisar 4 derajat, hal ini sangat merisaukan saya karna kondisi kesehatan yang kurang bisa menerima suhu tersebut, akhirnya saya berburu jaket sampai kaos kaki sampai beberapa lembar di berbagai tempat bersama teman-teman. Menjelang keberangkatan, travel agen pun memberikan info terakhir tentang suhu disana berkisar 10-15 derajat dan hal ini membuat saya sedikit lega akhirnya jaket yang semula dipersiapkan 4 potong untuk dibawa menjadi 2 potong saja. Yang menjadi beban selanjutnya adalah bagaimana menjalin komunikasi dengan warga China di sana? Dengan modal pemahaman bahasa Inggris yang pas-pasan dan ketika mendengar percakapan warga setempat agak sulit di mengerti karena pengaruh dialek setempat yang sengau. Travel agen menjelaskan bahwa di sana kita didampingi oleh guide yang fasih bahasa Indonesia. Alhamdulilah.

Hari 01 : MAKASSAR-JAKARTA-HONGKONG Pada hari senin 05 Desember 2011 yang telah ditentukan, seluruh peserta yang berjumlah 45 orang berkumpul di Bandara Hasanuddin Makassar untuk selanjutnya bersama-sama berangkat ke Jakarta. Tiba di bandara sekitar pukul 05.15 Wita. Kelihatan sudah beberapa orang yang datang. Setelah check in jam 05.30 bersama-sama rombongan kami menuju waiting room di lantai dua. Waktu menunjukkan pukul 06.30 ketika pesawat Garuda Soekarno-Hatta Jakarta. Sesampainya di Jakarta sekitar pukul 08.45 melaksanakan proses bagasi dan imigrasi. Pukul 09.46 take off dengan pesawat Garuda GA 860 menuju Hongkong. Perjalanan ke Hong Kong akan ditempuh dalam waktu 4,5 jam. Salah satu hal yang menenangkan adalah selain awak kapal adalah orang Indonesia, mayoritas penumpangnya pun juga orang Indonesia. Sepertinya orang Indonesia pergi ke Hong Kong nggak berbeda dengan ia pergi ke Singapura atau mungkin ke Bali. Beberapa TKW pula ikut di pesawat ini. Mereka berangkat berkelompok. Logat Jawa mereka terdengar kental. Pesawat GA 860 sempat berguncang beberapa kali di awan. Beberapa kali pula pilot mengingatkan penumpang untuk tetap mengenakan sabuk pengaman, dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Sepertinya guncangan seperti ini sudah sering terjadi, sehingga sudah disiapkan pula rekaman dengan pesan serupa dalam bahasa Mandarin. Pesawat Boeing seri A330-200 ini juga dilengkapi dengan televisi mini di setiap seat. Penumpang bisa memilih film, musik, dan bermain game di televisi mini yang menempel di belakang seat orang yang duduk di depan. Ada remote berkabel untuk memilih menu dan berinteraksi dengan game. Layarnya pun menggunakan layar sentuh. Dari kecepatan peralihan gambar, tidak ada adanya peta yang menampilkan posisi pesawat saat ini, hingga kurang banyaknya koleksi film, musik, dan game membuat kita sering tidak tertarik untuk memainkannya. Namun, setidaknya tetap punya media hiburan. Nomor penerbangan GA 611 take off menuju Bandara

Selama perjalanan saya memutar film Get Married 3 dan diselingi dengan mendengarkan music. Di pesawat ini ju para penumpang sempat menikmati makan siang yang alhamdulillah dapat mengenyangkan, seperti Nasi, sapi, ayam, sayur bayam dan capcay, plus roti. Pesawat mendarat di Bandara International Hong Kong pukul 15.50. Tepat waktu. Waktu di Hong Kong sama dengan waktu di makasar dan satu jam lebih cepat dari waktu Jakarta. Hong Kong dilayani oleh Bandara Internasional Hong Kong di Chek Lap Kok namun lebih sering dikatakan terletak di Lantau. Bandara tersebut menggantikan Bandara Internasional Kai Tak di tahun 1998 dan menjadi pusat untuk Cathay Pacific Airways, Dragonair, Air Hong Kong, dan Hong Kong Express. Maskapai Cathay Pacific dan bandara ini pernah mendapatkan penghargaan sebagai yang terbaik di dunia oleh Skytrax. Pada 2004, bandara ini melayani 36 juta penumpang. Bandar Udara Internasional Hong Kong (b. Inggris: Hong Kong International Airport atau HKIA) adalah bandara internasional yang melayani daerah Hong Kong, Republik Rakyat Cina dengan kode IATA HKG dan kode ICAO VHHH. Nama lain dari bandara ini adalah Bandara Chek Lap Kok. Bandara ini terletak di pulau Chek Lap Kok dan sejak dibuka pada tahun 1998, menjadi salah satu pusat transit yang penting di dunia karena posisinya yang strategis. Bandara berkapasitas sebesar 45 juta penumpang dengan 3 juta ton kargo dan setelah landas pacu kedua dibuka pada Mei 1999, kapasitas meningkat menjadi 87 juta penumpang dan 9 juta ton kargo. Bandara yang menjadi pusat operasi Cathay Pacific, Dragonair, Air Hong Kong, CR Airways, dan Hong Kong Express ini mendapatkan penghargaan sebagai bandara terbaik dari majalah Skytrax selama lima tahun berturut-turut (2001-2005). Saat ini terdapat 2 buah landas pacu dengan panjang 3.800 meter dan selebar 60 meter. Nama landasan tersebut adalah 07L/25R dan 07R/25L yang berarti bisa juga dibedakan sebagai landasan utara dan selatan. Bandara ini dibangun untuk menggantikan Bandara Internasional Kai Tak di atas pulau buatan yang direklamasi dari pulau Chek Lap Kok dan Lam Chau. Luas

lahan bandara ini adalah 12,48 km yang 25% dari luas tersebut adalah kedua pulau yang direklamasi tadi. Bandara ini dibuka pada 6 Juli 1998 dengan desain dari arsitek Foster and Partners serta memakan waktu 6 tahun dengan biaya 20 milyar dolar AS. Selama tiga sampai lima bulan pertama beroperasi, berbagai masalah melanda bandara ini bahkan kargo sempat dipindahkan kembali ke Kai Tak. Di lobi kedatangan, penumpang harus melalui pemeriksaan imigrasi, mengambil bagasi, dan melalui pemeriksaan bea cukai. Walaupun Bandara Internasional Hong Kong hanya memiliki satu buah terminal, tetapi keluar melalui pintu yang salah akan menyebabkan kesalahan yang fatal terutama bila penumpang akan bertemu dengan seseorang yang bukan penumpang. Pemungutan bagasi pada karousel 1-7

mengharuskan penumpang untuk keluar dari pintu keluar A. Sedangkan pemungutan bagasi pada karousel 8-14 mengharuskan penumpang untuk keluar dari pintu keluar B. Hanya Cathay Pacific yang mempunyai karousel pemungutan bagasi dan pintu keluar yang tetap (yaitu 7-8). Setibanya kami di Hongkong, bus penjemput langsung mengantar kami ke pulau Kowloon, perjalanan dari Hongkong ke Kowloon melewati terowongan bawah laut. Perjalanan dengan bus sungguh menarik karena melewati jembatan besar yang menghubungkan Lantau Island, tempat bandara dengan daratan Kowloon. Perjalanan puluhan meter di atas laut naik dan turun melewati jalan sambil melihat bangunan-bangunan tinggi yang berada di perbukitan. Serasa jalan-jalan raya pun memiliki banyak tingkat. Setelah perjalanan sekitar 20 menit, bus pun akhirnya sampai ke pusat kota. Jalan raya Nathan Road membelah Kowloon dari utara ke selatan, dengan toko-toko komersial penuh berdempet di kiri kanannya. Bus melewati area Mong Kok hingga sampai di Yau Ma Tei. Saya sempat memperhatikan ritme penduduk kota Hong Kong. Kalau diperhatikan toko-toko yang berada di kiri kanan jalan, tak berbeda jauh dengan daerah kota. Dus-dus berantakan di dalam toko, dan tempat-tempat penjualan material sama tak rapihnya seperti di Jakarta. Bedanya, begitu

sudah menyentuh area publik, seperti trotoar dan jalan semuanya tetap dijaga kebersihannya. Hong Kong (Mandarin: ; Pinyin: Xinggng; resminya Daerah Administratif Khusus Hong Kong) merupakan satu dari dua Daerah Administratif Khusus yang merupakan bagian dari negara Republik Rakyat Cina, satunya lagi adalah Makau. Pada tanggal 1 Juli 1997, daerah ini secara resmi diserahkan oleh pemerintah Britania Raya kepada Republik Rakyat Cina. Sebelum diserahkan pada tahun 1997, Hong Kong adalah koloni Britania Raya. Di bawah kebijakan Satu Negara Dua Sistem ciptaan Deng Xiaoping, Hong Kong menikmati otonomi dari pemerintah RRC seperti pada sistem hukum, mata uang, bea cukai, imigrasi, peraturan jalan yang tetap berjalan di jalur kiri. Urusan yang ditangani oleh Beijing adalah pertahanan nasional dan hubungan diplomatik. Otonomi ini berlaku di Hong Kong (minimal) untuk 50 tahun dihitung dari tahun 1997. Wilayah Hong Kong diperkirakan sudah mulai ditinggali manusia sejak zaman Neolitikum namun baru dikenal secara luas saat Hong Kong diserahkan kepada Britania Raya setelah Perang Opium di abad ke-19. Sebelumnya pada 1513, pelaut Portugis Jorge lvares, menjadi orang Eropa pertama yang mengunjungi Hong Kong. Dalam Konvensi Peking tahun 1860 setelah Perang Opium Kedua, Semenanjung Kowloon dan Stonecutter's Island diserahkan kepada Britania Raya sedangkan New Territories, termasuk Pulau Lantau, disewakan pada Britania untuk 99 tahun sejak 1 Juli 1898 dan berakhir 30 Juni 1997. Sebagian besar penduduk Hong Kong beragama Buddha 700.000, Katholik 353.000, Protestan 320.000, Islam 90.000, Hindu 40.000, Sikh 8.000. Yahudi 4.000. Hong Kong terdiri dari Pulau Hong Kong, Kowloon, dan New Territories jika diurutkan dari selatan . Di sebelah utara New Territories terdapat kota Shenzhen di seberang Sungai Sham Chun (Sungai Shenzhen). Di antara 236 pulau di Hong Kong, Pulau Lantau adalah yang terbesar sedangkan Hong Kong adalah yang kedua terbesar dan populasinya adalah yang terbesar. Pulau yang paling padat adalah Ap Lei Chau. Semenanjung Kowloon menempel ke New Territories di utara, dan New

Territories menempel ke Tiongkok daratan di seberang Sungai Sham Chun (Sungai Shenzhen). Hong Kong memiliki 236 pulau di Laut China Selatan, yang di mana Pulau Lantau merupakan pulau terbesar dan pulau Hong Kong yang kedua terbesar dan paling besar populasinya. Ap Lei Chau merupakan yang paling padat penduduknya di Hong Kong dan di dunia. Hong Kong memiliki sistem transportasi dalam kota yang mapan dan modern yang terdiri dari kereta api, bus, tram, feri, dan taksi. Hampir semua layanan transportasi dapat dibayar menggunakan Octopus Card. Jaringan kereta bawah tanah dikelola oleh MTR Corporation Limited yang mengelola MTR dan Kowloon-Canton Railway Corporation yang mengelola KCR sedangkan layanan tramnya adalah satu-satunya di dunia yang memakai kereta tram dua tingkat. Jaringan bus dikelola oleh 5 operator yang menggunakan bus dua tingkat seperti terdapat di London dan Singapura. Terdapat pula layanan taksi yang 99% armadanya menggunakan LPG. Pariwisata adalah salah satu tonggak utama perekonomian Hong Kong dengan 21,81 juta orang turis di tahun 2004. Selama Januari sampai April 2005, jumlah turis terus meningkat sebesar 11,1% dan mencapai 7,41 juta orang. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat setelah dibukanya Hong Kong Disneyland Resort pada bulan September 2005. Listrik di Hongkong memiliki daya sebesar 220 V/ 50 Hz. Zona Waktu Hongkong memakai sistem zona waktu GMT +8, Kode Panggilan Internasional Dial +852 untuk melakukan panggilan ke Hongkong dari luar negeri. Hongkong tidak memiliki kode daerah sebagaimana di Indonesia. Di bus saya sempat membeli kartu GSM yang ditawarkan oleh guide Miss Lucy seharga 100 HKD. Agenda pertama di Hongkong hari itu adalah makan malam di salah satu restoran korea di pusat kota Hongkong. Menunya lumayan nyambung di lidah meskipun agak berminyak. Tipe Makanan di Hong Kong, Mungkin ini yang paling menyebalkan bagi saya selama di Hong Kong. Aduuh, makanannya semua serba mengkilat klimis alias berminyak. Nasi Goreng aja sampe berkilau coba bayangkan. Bebek asap juga minyaknya kemana mana, bahkan dimsum yang kukusan pun tampak bak permata

(kinclong boooo). Aduuuh < Setelah dipikir pikir sih < mungkin minyak memang kebutuhan badan orang yang tinggal di Hong Kong. Karena disini kan udaranya sejuk dan berangin, jadi badan perlu dihangatkan, caranya??? dengan minyak dimakanan. Toh, buktinya saya nggak melihat orang gemuk disini, meski mereka makannya minyak. Orang orang tua juga sehat sehat < So, be nikmati aja kalau kesini. Agenda berikutnya adalah mengunjungi Ladies Market, sejenis pasar. Begitulah nama tempat ini. Orang Hongkong sendiri banyak yang menyebutnya dengan nama"loi yan kai'yang apabila di bahasa Indonesiakan atinya "jalan perempuan". Saya tidak mengerti

mengapa disebut seperti itu, padahal nama jalannya sendiri adalah Sai Yeung Choi Streeet. Sebenarnya pasar ini lebih tepat disebut dengan "Night Market"karena jalan ini kalau siang sampai malam hingga pagi lagi, berdiri stand-stand yang menjual berbagai pernak-pernik berbau Hongkong. Mulai dari souvenir sampai baju bahkan peralatan rumah tangga. Sedangkan pagi sampai siang jalanan ini sepi,paling-paling hanya beberapa kendaraan dan pejalan kaki yang lewat. Meski bukan tempat istimewa,tapi anehnya setiap hari selalu padat para pengunjung. Walaupun kesannya hanya seperti tempat para pedagang kaki lima, tetapi bukan hanya orang Hongkong sendiri yang banyak berada ditempat ini.Justru kebanyakan para turis asing dari berbagai negara yang menyusuri sepanjang jalan ini. Bahkan beberapa artis Indonesia yang berlibur ke Hongkong pun tak lupa menyempatkan diri mengunjungi tempat ini. Berbekal tips nawar dari hasil browsing internet, Saya mencoba menawar beberapa souvenir diantaranya gantungan kunci khas Hongkong. Dari harga HKD 100 menjadi HKD 40 untuk enam buah. Banyak pasar di jalanan di Hong Kong Kowloon, kebetulan yang sempat kami kunjungi adalah Ladies Market di Mong Kok (kalau gak salah masih di balik Nathan Road deh, Nathan road ini panjang sekali). Tipe pasarnya sama, yaitu menggunakan seluruh badan jalan (sejak pukul 6 sore kendaraan sudah nggak boleh masuk lagi, yang tersisa hanya jubelan manusia aja dengan lapak lapak pedagang yang dinaungi lampu warna warni. Mayoritas yang datang kemarin adalah remaja menanjak

dewasa dan para turis, kalau ada orang Hong Kong tua, mungkin ini pedagang hehehehee). Mereka disini berjualan mulai dari pakaian, makanan, mainan, sampai souvenir bertuliskan Hong Kong. Yang membedakan Temple street dan Ladies market mungkin hanya kalau di Mong Kok (ladies market) ada pusat elektronik yang murah meriah kalau bisa nawar. Oya, tips kalau kesini, mesti pandai pandai menawar. Kadang dibeberapa kios harga bisa ditawar sampai separoh harga bahkan lebih. Usai menawar dan harga deal, jangan bayar dulu, melainkan periksa barang yang anda beli, baru kalau sudah cocok, dibayar. Dan tips juga. Kalau anda berniat untuk datang ke Guang Zhou juga setelah dari Hong Kong sini, sebaiknya urungkan niat anda untuk berbelanja terlalu banyak. Karena mayoritas barang barang yang ada di pasar jalanan ini adalah barang yang kalau kita beli di Guang Zhou pasti lebih murah. Tapi kalau anda butuh souvenir bertuliskan Hong Kong, ya beli disini hehehee,< karena kalau belinya di tempat wisata harganya bisa mahal banget. Kalau disini meski mahal tapi bisa ditawar dan kita bisa dapat setengah dari harga yang dijual di tempat wisata. Setelah puas berbelanja dari jam 19.00 sampai 20.30 dengan bus rombongan kemudian bergerak menuju Charter House Hotel untuk beristrahat. Hotel Charter house adalah berjalan 310 menit ke mal perbelanjaan Times, Square, Hong Kong Convention & Exhibition Centre, Wan Chai, dan Causeway Bay perbelanjaan, MTR, Golden Bauhinia Square, Race Course Happy Valley dan banyak lagi lainnya. Semua 294 kamar di hotel bintang3 ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan para tamu. Para tamu akan menemukan papan setrika, akses internet, pengering rambut menanti di setiap kamar. Untuk kenyamanan dan kemudahan para tamu, Anda juga akan menikmati fasilitas rapat , bar/pub, coffee shop di tempat. Para tamu yang ingin berolahraga atau bersantai akan senang mendapati gym/fasilitas kebugaran di hotel ini. Properti yang mempesona ini telah lama menjadi favorit di Hong Kong baik untuk pelancong bisnis maupun rekreasi.

HARI 02 : HONGKONG MACAU Setelah beristrahat semalaman, pukul 07.15 waktu setempat kami turun ke lobbi dengan membawa tas. Hari ini setelah sarapan langsung check out dan melanjutkan tour keliling Hongkong. Tentang menu sarapannya, hotel ini menyiapkan American breakfast pagi itu. Tentu saja, untuk amannya teman-teman pada umumnya memilih roti,salad dan buah-buahan. Agenda pertama hari itu adalah mengunjungi Avenue of Stars mengambil contoh dari Hollywood Walk of Fame, terletak di sepanjang jalan Victoria Harbour di Tsim Sha Tsui, Hong Kong. Ini adalah penghargaan yang diberikan pada para pesohor dari dunia Industri Perfilman Hong Kong. Di tahun 1982, kelompok New World Group membangun tempat pejalan kaki sepanjang tepi laut di sekitaran New World Centre di Tsim Sha Tsui East, Kowloon, Hong Kong. Di tahun 2003, mereka mengumumkan bahwa akan membelanjakan sekitar HK$40 juta untuk membangun "Avenue of Stars", sebuah proyek yang didukung oleh Hong Kong Tourism Board, Tourism Commission, Leisure and Cultural Services Department dari pemerintahan Hong Kong dan Hong Kong Film Awards Association. Tempat tersebut dibuka untuk umum pada 28 April 2004 dengan upacara pembukaan yang diadakan satu hari sebelumnya, 27 April. Upacara tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh pemerintahan dan kalangan industri termasuk Henry Tang (Financial Secretary), Stephen Ip (Secretary for Economic Development and Labour), Patrick Ho (Secretary of Home Affairs), Selina Chow (Chair of Hong Kong Tourism Board), Manfred Wong (Director/Actor), dan Cheng Yu Tung (Pimpinan dari New World Group); yang mendanai tempat ini dari anggaran mereka sendiri, akhiryna dikembalikan kepada pemerintahaan Hong Kong SAR sebagai milik umum. Pada saat pembukaan, area tersebut sudah dilengkapi dengan sekitar 73 cap tangan/kaki dari para kesohor yang sudah diseleksi oleh Hong Kong Film Awards Association dan para pembaca dari City Entertainment. Avenue of Stars sendiri

dibangun untuk menghargai tokoh tokoh perfilman Mandarin. Jadi, disini kita bisa melihat cap tangan seluruh artis Hong Kong, misalnya Jacky Chen, Andy Lau, Jet Lee, Michelle Yeoh, Sammo Hung, dan buanyak lagi < Beberapa diantaranya juga dibuatkan patung, seperti bintang kungfu legendaris, Bruce Lee. Selain itu, terdapat juga toko toko milik para artis yang menjual souvenir souvenir bergambar dan bertanda tangan artis tersebut. Avenue of Stars ini juga merupakan tempat yang ideal untuk orang orang narsis seperti kami berfoto foto hihihiiii < Biasanya juga tempat ini dijadikan tempat foto prewedding. Soalnya disini pemandangannya bagus sih, dari sini bisa keliatan gedung gedung yang menjulang tinggi di Hong Kong Island < oya katanya jika malam tiba, jam 7 malam, di sini juga ada pertunjukkan lampu bernama Symphony of Light. Pertunjukkan laser yang di tembakkan ke gedung gedung tinggi. Sayang saya tidak sempat melihat < Dengan bus kami melanjutan perjalanan ke toko emasnya Hongkong,disini tempat pembuatan sekaligus penjualan emas,dan kabarnya pemiliknya adalah artis Hongkong Jacky Chan namanya JCL Jewellery. Disini penjaga tokonya banyak yang bisa berbahasa Indonesia, ternyata mereka ada yang berasal dari Aceh, juga dari Kalimantan, mungkin pengunjungnya pasti banyak dari Indonesia, karena menurut guide kami toko ini hanya diperuntukkan bagi turis saja. Berbagai batu permata dijual disini, diamond, pearl, ruby, blue sapphire dan berbagai perhiasan lainnya. Setelah selesai melihat dan membeli beberapa perhiasan, kami menuju Herbal shop. Di beberapa tempat belanja, termasuk herbal shop ini, mereka gesit sekali menawarkan produk yang mereka jual, bahkan kesannya sedikit memaksa, bahkan kalau kita membayar dengan kartu kredit, mereka cepat sekali manariknya dari tangan kita, seolah mereka takut kita berubah pikiran. Dari sini kami melanjutkan perjalanan menuju Victoria Peak (the Peak), sebuah gunung dengan ketinggian 552 m, tertinggi di pulau Hongkong. Kami akan menuju

puncak dengan menggunakan jalur bus. Setelah beberapa menit bus mulai berjalan dan kami berada dikemiringan 50 derajat, serasa memanjat tebing dan orang yang berada dibelakang kami seperti berada dibawah. Dan memang betul, view dari gedung pencakar langit nampak indah dilihat dari dalam bus ini. Sekitar 10 menit kami sudah sampai dipuncak, hari sudah mulai sore ketika kami turun dari bus, udara cukup dingin, dari puncak ini kami dapat melihat pemandangan dari lampu-lampu gedung pencakar langit yang berpendar sangat indah, pantas saja kalau Hongkong mendapat julukan Mutiara dari Timur. Victoria Peak atau dikenal juga sebagai The Peak (bahasa Indonesia: Puncak Victoria) adalah sebuah gunung di Hong Kong bagian barat daya dengan ketinggian 552 meter, tertinggi di Pulau Hong Kong. The Peak adalah salah satu objek wisata yang paling populer di Hong Kong dengan 6 juta orang mengunjunginya tiap tahun. Hal yang menarik turis ke The Peak adalah pemandangannya yang indah mencakup Pulau Hong Kong dan Semenanjung Kowloon. Lokasi ini juga merupakan tempat tinggal elit. Bukti pemerintah setempat sangat memperhatikan benar kepariwisataanya adalah adanya The Peak. Sebetulnya The Peak ini hanyalah pegunungan yang dari atas sana kita bisa melihat Hong Kong secara keseluruhan. Kalau di Jakarta, namanya Puncak Pas. Tapi, disini nuansa wisatanya digali betul hingga perjalanan menuju ke The Peak terasa sangat menyenangkan dan memberikan sensasi pengalaman tersendiri. Tips buat yang mau ke The Peak, sebaiknya yang gak tahan dingin bawa jaket dan syal yach < Soalnya, udara Hong Kong yang sejuk + berangin, dijamin akan membuat tulang anda gemeretak. Tapi, kalau tahan dingin sih gak usah. Setelah puas berbelanja, kami harus turun dari puncak ini kami menggunakan bus tour kami. Ternyata Victoria Peak selain tempat wisata juga tempat tinggal kaum elit, tempat tinggal para borjuis, konglomerat, orang kaya dan para artis papan atas Hongkong. Termasuk si Stanley Ho (orang terkaya di Macau) dan Stephen Chow. Konon katanya pada jaman koloni Inggris,

hanya para pejabat Inggris saja yang boleh tinggal di Victoria Peak, tapi sekarang sudah terbuka bagi orang yang berkantong tebal. Victoria Peak bisa dicapai lewat jalan biasa dan Peak Tram, sebuah kereta funikular. Apabila menggunakan tram, penumpang bisa melihat pemandangan Pulau Hong Kong di satu sisi sedangkan jika menggunakan jalan, bisa melihat seluruh bagian dari Hong Kong. Peak Tower adalah sebuah menara di Victoria Peak yang juga menjadi pemberhentian paling atas dari Peak Tram. Perancangnya menginginkan desain yang secara jelas menarik perhatian namun tidak mengganggu pemandangan sekitar. Arsitek Terry Farrell merancang menara ini dengan bentuk wajan (setengah lingkaran dengan sisi lurus di bagian atas) dan memiliki 7 lantai dengan total luas 10,400 m. Destinasi selanjutnya adalah Macau. Untuk ke sana, kami harus naik ferry dari Park Island ke Central (Hong Kong Island) kemudian lanjut dengan ferry ke Macau. Terkesan ribet ya? Tapi jangan salah, naik ferry di Hong Kong terasa seperti naik busway tanpa macet. Dan benar saja beberapa saat berjalan kaki, terlihat banyak orang bergegas dengan pakaian rapi keluar dari kompleks apartemen menuju terminal ferry. Namun di antara kerumunan orang-orang tersebut, tampak beberapa orang (yang lagilagi para orang tua) berjalan santai sambil menuntun anjing mereka. Di sisi lainnya beberapa orang sedang melakukan gerakan senam ala Taichi di bawah pepohonan yang teduh. Mengesankan. Orang-orang ini menjalani hidup yang berkualitas dengan cara mereka. Setelah berjalan kira-kira 15 menit, akhirnya kami sampai di terminal ferry. Terminal ini melayani penghuni dan pengunjung Park Island menuju Central (Hong Kong Island) dan Tsuen Wan (wilayah New Territory). Terlihat kerumunan orang ke Central lebih padat. Ferry ke Central dijadwalkan berangkat setiap 15 menit dengan harga tiket 22 HKD. Meskipun jumlah penumpang terlihat banyak

tapi kapasitas tempat duduk masih cukup untuk mengangkut semuanya disamping karena frekuensinya yang cukup banyak dan jadwalnya yang tepat waktu. Kami

berangkat jam 08.00 HK tepat sesuai jadwal. Di dalam kabin semua orang terlihat sibuk dengan kegiatan masing-masing dari baca koran sampai autis dengan gadget masingmasing. Kebanyakan Iphone atau Ipad. Mirip suasana di Singapore. Perjalanan dari Parks Island ke Central hanya butuh waktu 1/2 jam. Cukup untuk browsing beberapa tempat di Macau yang akan didatangi. Counter penjualan tiket ferry ke Macau terletak di lantai 3, 1 lantai di atas gerai KFC. Terdapat beberapa operator ferry yang melayani rute Central - Macau. Salah satunya adalah TurboJet yang kami pilih dengan pertimbangan jadwal

keberangkatannya 15 menit lagi. Jadi waktu menunggu tidak terlalu lama. Harga tiket Hong Kong Macau adalah 134 HKD sementara tiket Macau Hong Kong Rp 142 HKD. Tiket balik ke Hong Kong lebih mahal karena jadwalnya sore hari jam 17.15. Begitu masuk ferry, kami segera mencari nomor tempat duduk yang tercantum di tiket. Tidak seperti ferry Park Island - Central, tempat duduk di ferry Hong Kong - Macau telah ditentukan pada saat masuk kapal. Selanjutnya nikmatilah perjalanan ke Macau selama 1 jam. Begitu sampai di dermaga Macau, kami segera menuju ruang imigrasi. Ternyata proses imigrasi berlangsung singkat hanya sekitar 15 menit. Dan tentu saja tidak perlu visa untuk masuk ke Macau sama seperti Hong Kong. Selesai proses imigrasi kami berjalan keluar hotel ke arah terminal papan shuttle nama bus. hotel Di luar sambil

terminal berjejer petugas

memegang

membagikan brosur masing-masing. Dan mungkin karena tingkat persaingan yang tinggi, masing-masing hotel telah menyiapkan free shuttle bus. Jangan membayangkan shuttle bus itu hanya menjemput tamu yang akan menginap saja karena rata-rata hotel tersebut menyediakan casino. Jadi bukan hanya untuk tamu yang menginap tetapi juga untuk pengunjung casino. Dari terminal ferry kami diantar oleh guide ke hotel president macau. Hotel Presidente, Macau terletak di pusat kota, dekat dengan sejumlah kasino terkenal,

tempat wisata, museum, bisnis dan pusat perbelanjaan, hanya 20 menit dengan taksi ke bandara dan 5 menit ke Terminal Ferri Hong Kong Macau. Sebagai hotel bintang empat dengan 270 kamar berperabotan lengkap, keanggunan dan kenyamanan terjamin bersama dengan fasilitas berkualitas tinggi.yang lengkap. Anda dapat menikmati berbagai pilihan Kuliner Cina dan Barat, Kedai Kopi dan layanan kamar yang menyediakan layanan kamar 24 jam. Makau terletak pada 70 km sebelah barat daya Hong Kong dan 145 km dari Guangzhou. Ia adalah koloni Eropa tertua di Cina, sejak abad ke-16. Pemerintahan Portugal menyerahkan kedaulatan terhadap Makau kepada Republik Rakyat Cina (RRT) pada 1999, dan Makau kini merupakan sebuah Daerah Administratif Khusus Cina. Penduduk Makau kebanyakan bertutur dalam Bahasa Kantonis; selain itu, Bahasa Mandarin, Bahasa Portugis dan Bahasa Inggris juga digunakan. Hari 03 : Macau Zhuhai-Guanzhou Ruins of St. Pauls Di bagian pusat wilayah kota tua, berdiri tegak batu besar berukir yang merupakan bagian depan dari St Paul, dengan anak tangganya yang megah. Hanya bagian itu yang tersisa dari college dan gereja pertama milik Serikat Jesus (Jesuits) di China. Di desain oleh Carlo Spinola seorang Serikat Jesus dari Italia, dengan bantuan tukang batu dari Jepang - yang melarikan diri dari siksaan di Jepang gereja ini dibangun pada masa awal abad 17. Di tahun 1835, api melahap hampir semua bagian gereja dan hanya menyisakan bagian depannya saja. Jadi The Ruins of St Pauls itu merujuk ke bagian depan dari (dulunya) Gereja Mater Dei yang dibangun tepatnya tahun 1602-1640. Bagian tersebut terdiri dari 4 tingkatan/row dan dihiasi dengan ukiran dan patungpatung yang menggambarkan sejarah awal gereja di Asia. Juga terdapat patung Bunda Maria dan patung-patung santo lainnya. Dapat pula dilihat symbol dari Taman Eden, peristiwa penyaliban, tak ketinggalan donk angels and the devil. Simbol dari Chinese

dragon, Japanese chrysanthemum, Portugueses sailing ship dan pepatah moral dalam bahasa China, juga ada lho. Secara keseluruhan, Gereja Mater Dei, St Paul College dan Mount Fortress (struktur pertahanan utama militer kota) yg kesemuanya itu merupakan konstruksi dari kelompok Serikat Jesus - membentuk Macaus acropolis.. Ummm< mirip acropolis di Yunani ga sich? Hehhehee ga tau juga dech secara belum pernah pergi ke Yunani. Bentuk arkeologi yang tertinggal dari St Paul College menjadi saksi bisu dari universitas pertama berpola barat di Far East, dengan program academiknya yang terperinci. Sekarang, bagian muka dari reruntuhan St Paul tersebut secara simbolik dianggap sebagai altar kota. Tempat ini merupakan reruntuhan dari gereja St Paul yang didirikan pada tahun 1602, yang terbakar pada 1835 dan hanya menyisakan bangunan bagian depan saja. Merupakan salah satu icon dari Macau, pastikan JJH-lovers mengunjungi dan berfoto di depan nya. Di sini sering diadakan acara & pertunjukkan. Tidak dikenakan biaya masuk. Setelah puas berfoto-foto, kami berjalan keluar reruntuhan gereja St Paul. Kanan kiri jalan dipenuhi gerai-gerai makanan dan pakaian. Menarik untuk dijelajahi lebih lanjut sebenarnya. Tapi karena guide sepertinya tahu tujuan menarik berikutnya bagi turis Indonesia tak lain adalah Souvenirs Shop. Toko ini menjual berbagai pernik khas Macau dan Hongkong. Pemiliknya fasih berbahasa Indonesia. Lotus Square Lotus Square atau Golden Lotus Square ( Cina : ; Portugis : Sebuah Praa Flor de Lodo) adalah daerah terbuka di mantan Portugis koloni dari Makau , sekarang Daerah Administratif Khusus dari Republik Rakyat Cina .Daerah ini memiliki patung besar "Bunga Lotus Dalam Bloom Kendali" ( Tionghoa : ) disampaikan oleh Dewan Negara Republik Rakyat Cina pada tahun 1999, menandai pengalihan kedaulatan Makau dari Portugal ke Republik Rakyat Cina . Patung , terbuat dari perunggu berlapis emas dan bobot 6,5 ton, tinggi 6 meter dan

diameter bunga adalah 3,6 meter pada maksimum. Bagian utama terdiri dari kelopak batang, dan putik, dengan total 16 komponen. Dasar bunga terdiri dari 23 potongan granit merah . Patung teratai ini umumnya dikenal oleh pemain skateboard karena kelimpahan karang, trotoar dan tangga. Bunga teratai, yang mekar penuh, melambangkan kemakmuran abadi Makau. Ada tiga lapisan granit merah di dasar, yang dalam bentuk daun teratai, menandakan Semenanjung Makau , Pulau Taipa dan Coloane Pulau . Setelah dari patung lotus perjalanan dilanjutkan ke toko kue tradisional China. Penulis membeli teng-teng khas Macau yang terbuat dari kacang dan susu. Yang menarik adalah kue suami dan kue istri. Saya ingin tahu mengapa kue tersebut

memiliki nama seperti itu. Oleh guidenya menjelaskan dalam bahasa indonesia yang kurang jelas bahwa kue istri rasanya manis dan kue suami asam. Entah benar atau tidak. City of Dream City of Dream merupakan kota impian bagi anda yang ingin berliburan bersama keluarga. Dibuka pada tanggal 1 june 2009, dengan menghabiskan dana sebesar $2.1 billion dollar amerika dan project ini sudah berjalan mulai dari 2006. City of Dreams berlokasi di sebelah utara timur Cotai Strip diseberang Venetian Macau Resort dan merupakan casino yang paling dekat dengan airport international Macau. City of Dreams yang juga terkenal dengan the place of dreams, merupakan satu satunya resort di macau yang menyatukan antara casino, hiburan dan resort. Disini anda akan menemukan casino pertama di Asia yang bertema Underwater dan 4 Hotel termewah dengan standard international bintang lima (5*) dengan memiliki 2000 kamar tamu dan suite; Hard Rock Hotel (400 kamar tamu), the Crown Towers (300 suites ) Grand Hyatt dan Hyatt Regency(1005 kamar tamu). Selain itu anda juga bisa menikmati daerah Shopping yang menarik didalam City of

Dreams, yang terkenal dengan sebutan The Boulevard, dengan luas 175,000 square feet (2 lantai), dengan bentuk yang unik mengelilingi casino dan merupakan penghubung antara 4 hotel di City Of Dreams. Di lantai pertama anda akan menemukan berbagai toko fashion, accessories .Di lantai kedua anda akan menemukan berbagai toko yang menjual watches and jewellery. Selain bangunan yang mewah dan daerah shopping yang unik, anda juga akan terpesona dengan pertunjukan multimedia international di The Bubble Theater dan The Dragon Theater (2000 kursi), salah satu pertunjukan yang terkenal adalah: The Dragons Treasure . Bagi anda yang suka menikmati makanan dengan berbagai macam variasi, City of Dreams adalah surga makanan anda, disini menyediakan lebih dari 20 restaurant dan bar yang terbesar di macau, mulai dari japanese, seafood sampai ke western food bisa anda temukan disini. City of Dreams Casino: Dengan tema Underwater, Casino ini memiliki luas sebesar 430,000 square feet dan memiliki 550 meja gaming (sebagian besar baccarat) and 3,000 mesin slot. The Dragon Treasure Show : Hiburan yang paling terkenal di City of Dreams adalah The Dragon Treasure Show. Dengan durasi 10 menit, anda dapat menikmati pertunjukan yang mengisahkan tentang Naga Mutiara dan kekuatan misteri dari 4 Raja Naga yang di pertunjukan secara magis mengajak para penonton untuk mengikuti petualangan ke 4 kerajaan berbeda yang berhubungan dengan filsafat dan mitos china. Anda akan dimanjakan dengan berbagai multimedia, animasi dan pertunjukan air mancur yang spektakular. Pertunjukan ini diadakan setiap 30 menit sekali. The Venetian The Venetian merupakan mal dan kasino yang besar dan mewah, tidak jauh dari airport Macau. Anda dapat memanfaatkan waktu dengan berkeliling di tempat ini,

karena mal ini merupakan salah satu tempat yang dikunjungi wisatawan. Yang menarik adalah design mal yang seolah-olah berada di Venice Italy, dengan awan yang cerah, mengarungi kanal yang mengitari gedung, bahkan lengkap dengan gondola yaitu perahu yang dikayuh oleh petugas sambil menyanyikan lagu. Petugasnya ini asli di import loh. Siapkan dana MOP118 untuk dewasa, MOP88 untuk anak-anak, dan MOP472 untuk Private Gondola. Setelah dari The Venetian, kami melanjutkan perjalanan dengan bus ke Guangzhou dengan melewati kota Zhuhai. Yang unik, masuk ke Zhuhai dari Macau tetap harus melewati imigrasi yang begitu melelahkan. Untungnya kami memakai visa grup jadi antrinya paling tidak sedikit nyaman karena berkelompok. Zhuhai adalah kota romantis di Pantai Selatan China. Secara administratif Zhuhai adalah kota setingkat kabupaten di provinsi Guangdong. Letaknya di muara Sungai Mutiara. Julukan bagi kota yang baru berusia 29 tahun ini adalah Kota Romantis atau Kota Bunga. Zhuhai dikenal sebagai jembatan China bagi Makau karena itu pemerintah China memberi status kota ini Special Economic Zones (SEZ). Sama halnya dengan jembatan China atas Hong Kong, Shenzhen yang mendapat status keistimewaan ekonomi setahun sebelum Zhuhai atau tahun 1978.Dengan status SEZ, pembangunan di Zhuhai dan Shenzhen diarahkan sebagai kota pelabuhan modern, ilmu pengetahuan, kota pariwisata dan kota transit. Artinya sebuah kota modern yang nyaman, aman dan bersih. Pemerintahan Zhuhai ada di dua tangan politik dan administrasi. Untuk urusan politik dikendalikan Sekretaris Komite Partai Komunis China, Gan Lin sedangkan urusan administrasi dikendalikan bupati berpangkat Mayor. Saat ini Mayor Zhuhai adalah Zhong Shijian. Dengan sistem yang terpusat namun otonom, Zhuhai jelas sangat berbeda dengan Batam yang carut marut karena adanya dualisme perizinan dan kewenangan antara Otorita Batam dan Kotamadya Batam.Kota yang berdiri di atas

delta muara Sungai Mutiara ini memiliki luas daratan 1,653 kilometer persegi sedangkan wilayah airnya mencapai 690 kilometer persegi Sebagai kota industri Zhuhai terbagi menjadi tiga distrik yaitu Xiangzhou, Doumen dan Jinwan. Wilayah ini didiami 1.332.000 penduduk alias sebuah kota yang tak terlalu padat. Karena hanya 805,8 kilometer persegi yang ditinggali.Industri di Zhuhai difokuskan pada industri berteknologi tinggi dan industri berat a.l. elektronik, pengembangan software komputer, bioteknologi dan farmasi, permesinan dan industri perlengkapan petrokimia. Untuk mempermudah pengelolaannya, zona ekonomi diberlkamikan a.l. Wilayah industri teknologi tinggi, Wilayah bebas perdagangan, Wilayah industri pelabuhan, Wilayah pengujian dan pengembangan teknologi kelautan Wanshan dan Wilayah pengembangan ekonomi Heng Qin. Agar proses pengembangan teknologi terintegrasi dengan pengembangan manusia di China pemerintah Zhuhai membangun beberapa kampus yang terintegrasi a.l. Zhuhai College of Jinan University, Zhuhai College of Beijing Normal University, Zhuhai College of Beijing Institute of Technology, Zhuhai Campus of Sun Yat-Sen University, Zhuhai College of Jilin University dan Beijing Normal University-Hong Kong Baptist University United International College. Dengan pengelolaan yang tegas dan terpusat pada partai, Zhuhai adalah magnet bagi investor asing. Tahun 2002 saja sudah hampir semiliar dollar yang masuk ke wilayah ini dalam bentuk investasi.Diantara 500 perusahaan top dunia, 19 diantaranya bercokol di Zhuhai a.l. ExxonMobil, British Petroleum, Siemens, Carrefour dan Matsushita. Namun investor terbesar Zhuhai adalah warga Hong Kong (22%).Tidak seperti Batam yang digadang-gadang sebagai daerah perdagangan bebas yang serba nanggung karena tak dilengkapi sarana dan prasarana nomor satu. Sejak awal Zhuhai sudah mempersiapkan infrastruktur terbaik.Untuk bandaranya, Zhhai memiliki Zhuhai

Sanzao

Airport

di

Distrik

Doumen

yang

mengantungi

sertifikasi

bandara

internasional.Kemacetan yang menjadi ancaman setiap wilayah industri diatasi dengan perencanaan jalan bebas hambatan penghubung Zhuhai dan Foshan. Untuk jalur penghubung Zhuhai dan Macau dibangun Lotus Bridge pada 1999 agar kemacetan di pintu Gongbei berkurang. Dengan fasiltas yang serba lengkap dan jaminan keamanan ditandai penghargaan dari PBB, Zhuhai menggoda turis datang. Tahun 2002 ada 1,3 juta wisatawan internasional dan 3,64 juta wisatawan lokal yang berkunjung. Hal ini mendongkrak posisi Zhuhai sebagai wilayah yang meraup banyak rejeki dari industri pariwisata setelah Guangzhou dan Shenzhen. Pendapatan dari pariwisata bagi Zhuhai pada 2002 mencapai US$500 juta.Pencapaian tersebut tak membuat pemerintah Zhuhai berpuas diri. Mereka bertekad menaguk lebih banyak duit lewat kegiatan olahraga. Dana kemudian dikucurkan untuk membangun fasilitas olahraga canggih di Hengqin, Dongao, Hebao, Qiao, dan Yeli.Puncaknya tentu saja ketika Zhuhai lewat tangan kontraktor membangun sirkuit intenasional Zhuhai di tahun 1996 di Jinding yang berbatasan dengan Zhongshan. Malamnya kami menginap di Carat Hotel Guangzhou. Terletak di utara pusat kota Guangzhou, menghadap ke Gunung Baiyun dan Yuntai Gardens yang indah, Carat Hotel menawarkan kamar-kamar elegan dengan internet gratis, restoran gourmet, serta kolam renang indoor dan outdoor. Kamar di Carat Hotel Guangzhou cerah dan bersih. Tiap kamar menyediakan kamar mandi en-suite yang mewah dan TV layar datar. Para tamu bisa berolahraga di pusat kebugaran lengkap Carat atau bersantai dengan pijatan ahli di spa. Meja layanan wisata bisa membantu untuk mengatur wisata sehari dan penyewaan mobil. Carat Hotel menyediakan berbagai pilihan hidangan kelas satu, termasuk restoran China dan Barat. Sarapan prasmanan yang bervariasi disajikan setiap hari. Para tamu dapat menikmati minuman dan koktail di bar besar Carat. Carat berjarak kurang dari 5

km dari Stasiun Kereta Api Guangzhou East dan kurang dari 25 km dari Bandara Internasional Baiyun. Parkir tersedia gratis di dalam kompleks hotel. Hari 04 : Guangzhou Shenzhen Dengan dipandu oleh guide miss cesilia, kami naik bus menuju Guangzhou. Guangzhou (Hanzi tradisional: ; Hanzi sederhana: ; pinyin: Gungzhu; Wade-Giles: Kuang-chou; Jyutping: Gwong2zau1; Yale: Gwngja; transliterasi Indonesia: Kuangcou) ialah kota terbesar di Cina selatan dan ibukota Provinsi Guangdong. Guangzhou merupakan kota terbesar di dunia di awal abad ke-19. Penduduknya yang berpendidikan tinggi selalu aktif dalam kegiatan politik, terlibat dalam Kebangkitan Kanton 1911 yang mengarah pada Revolusi China menentang Dinasti Manchu. Di sini Festival Musim Semi tahunan memperlihatkan koleksi bunga tak tertandingi, museum kota yang penuh, serta universitas berkembang pesat termasuk Universitas Sun Yat Sen, Perguruan Tinggi Guangzhou untuk Pengobatan Tradisional Cina dan Lembaga Teknik Mesin Guangzhou. Guangzhou terletak terutama di tepi utara Sungai Mutiara. Distrik Yueh Hsiu di lokasi tua tetap menjadi pusat perdagangan dan kedudukan pemerintahan. Seperti lalu, jalanan berliku yang dipadati manusia bisa ketemu, namun gedung pencakar langit, taman, dan jalan raya lebih mendominasi. Di antara monumen terbaik di distrik ini ialah Museum Pemerintah Kota Guangzhou, mengambil tempat di sebuah pagoda merah sejak 1380, Lembaga Gerakan Petani, terletak dekat pusat kota, dan Masjid Huai Sheng (dibangun pada 627 M) dianggap masjid tertua di Cina. Penduduk Juga memadati pusat kota ialah kebanyakan penduduk Guangzhou sejumlah 3 juta jiwa, dengan logat Cina yang digunakan dikenal sebagai logat Guangzhou. Kota ini berdiri di tahun 214 SM. Kota ini tumbuh makmur di bawah rezim Cina asli, membangun kuil Buddha dan mengembangkan komunitas yang dikelola pedagang Arab dan Hindu. Tembok kota diperluas buat menampung pertumbuhan selama Dinasti Sung (960-1279) dan banyak

keluarga Tionghoa membanjiri bagian selatan untuk menghindari serangan Mongol dari utara abad 13-14. Dinasti Man Chu memerintah 1644-1911, dan Guangzhou menjadi ibukota Guangdong dan Guangxi. EIC mulai berdagang pada 1699, dan Perang Candu I (1839-1842) pecah saat orang Guangzhou menyita dan menghancurkan canducandu ilegal selundupan Inggris, yang mendorong pemakainya melemahkan pekerja India dan Tionghoa. Perlu biaya $ 6 juta untuk menyelamatkannya dari kehancuran setalah kekalahan besar-besaran Cina. Perang Candu II terjadi antara Inggris, Prancis, dan Cina pada 1856, dan Guangzhou diduduki pasukan Inggris-Prancis sampai 1861. Saat itu juga permusuhan pada dinasti yang berkuasa meletuskan Pemberontakan Tai Ping (1820-1864). Gerakan ini menjadi gerakan bawah tanah setelah kekalahan pertama pemberontak dalam upayanya namun muncul lagi ke permukaan bersama Sun Yat Sen yang dinamis pada 1885. Pada 1949, setelah pendudukan Jepang dalam Perang Dunia II, pemerintahan komunis mengambil alih kekuasaan dan pertumbuhan kotapun berlanjut di tengah periode perselisihan yang berlanjut, termasuk dalam wujud Revolusi Kebudayaan pada 1966-1967. Kini Guangzhou muncul sebagai salah satu kota padat di Cina. Menjadi pusat dagang penting, dicirikan peradaban gaya Barat yang kian tumbuh dan menghargai kapitalisme. Guangzhou Medical University Guangzhou Medical University didirikan pada tahun 1958, terletak di dekat Danau Taman Liuhua di pusat kota Guangzhou. Oleh departemen pendidikan China

Universitas Guangzhou diberikan kualifikasi untuk merekrut mahasiswa kedokteran internasional dalam bahasa inggris sejak tahun 2010. Universitas Guangzhou terdiri dari empat kampus, Kampus Utama terletak di Dongfeng Xi Road dan tiga lainnya masing-masing kampus yang terletak di Longdong, Haizhu dan Jianggao. Ada

pendidikan Ilmu Dasar, pendidikan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Sekolah Perawat, pendidikan Pascasarjana, Pendidikan Berkelanjutan

dimana tiga pendidkan Universitas Guangzhou.

klinis dikombinasikan dengan rumah sakit afiliasi di

Setiap tahun, Universitas Guangzhou merekrut 1.500 mahasiswa dan 550 pasca sarjana (master dan doktor). Ada 18 program sarjana medis, termasuk Clinical

Medicine, Medical Laboratory, Medical Imaging, Keperawatan, Anestesiologi, Oral Medicine, Preventive Medicine, Farmasi, Rehabilitasi Terapi, Administrasi Kesehatan, Teknik Biomedis, Psikologi Terapan, Bioteknologi, Kedokteran Barat di Clinical Medicine , Hukum, Pemasaran, Statistik dan Informasi Manajemen & Sistem Informasi, Program MA dan Ph.D. totalnya ada 35 program studi Selain program akademik yang sangat baik dan fakultas terdiri dari para ahli dalam setiap bidang kedokteran, universitas dikhususkan untuk penelitian medis dan telah membuat prestasi besar di bidang medis yang membanggakan lembaga penelitian sebagai berikut: a. Institut Penyakit Pernafasan Guangzhou

b. Obstetri & Ginekologi Institut Guangzhou c. Institut Kimia Carcinogenesis

d. Institut Ortopedi Guangzhou e. f. Institute of Neuroscience Cancer Research Institute

g. Lembaga Penelitian Ular Venom Guangzhou h. Lembaga Penyakit Kardiovaskular Guangzhou i. Lembaga Penelitian Ilmu Humaniora dan Sosial

Dari Guangzhou Medical University kami menuju ke Sun Yat Sen Memorial Hall, yang terletak di Zhong Dong Feng Lu, bangunan ini didirikan sebagai dedikasi untuk pendiri Republik Cina, Dr. Sun Yat Sen, dibangun pada tahun 1931 di situs asli dari kantor kepresidenan Sun Yat Sen di Yue Xiu Hill. Di sini banyak photographer keliling

yang rela memotret anda, asal kita mau membeli hasil potretan mereka. Tukang foto sangat banyak berkeliaran. Biasanya selalu ada satu orang tukang foto yang akan ikut ke dalam bus yang kita tumpangi. Usahakan selalu menghindari tukang foto ginian. Bahkan jangan pula mau saat ia mencoba ramah dengan menawarkan diri mengambil foto dengan kamera anda. Sebab ia berusaha mencuri kesempatan untuk memotret anda dengan kamera miliknya. Bila Anda terlanjur difoto, nantinya Anda akan sangat sulit menolak saat ia menawarkan piring dengan gambar wajah Anda telah tercetak di bagian dasarnya. Piring dengan foto wajah Anda ini ditawarkan seharga 250 dolar. Juga ada foto berbingkai kertas seharga 100 dolar. Mau dibeli, sangat mahal. Tak dibeli, rasanya' tak enak hati'. Tapi jika anda terlanjur menghadapi kondisi demikian, usahakan bisa negosiasi di belakang bus. Tawarkan harga yang pantas. Misalnya 70 dolar untuk kedua produk tersebut (piring dengan foto dan foto berbingkai kertas). Dengan demikian anda tidak perlu merasa 'tak enak hati' dan kedua barang tersebut bisa dibawa pulang untuk menghiasi ruang tamu rumah anda. Selanjutnya perjalanan menuju Beijing Road.Kalau dalam bahasa Inggrisnya maksudnya Beijing Road. Kawasan pertokoan ini terkenal dengan tempat shopping yang relatif murah, karena dapat melakukan aktivitas tawar menawar. Dan Kondisinya tidak sama dengan Mal yang besar-besar itu. Satu hal yang membuat Beijing Lu ini menarik adalah keberadaanmonument sebuah jalan kuno [Relic of Millenium - Old Pavements on Beijing Road] yang dibangun oleh dinasti Qing. Kalau malam, kawasan ini menjadi cantik karena lampu-lampu lampion khas China yang bergantungan pada pohon-pohon besar yang ada di kawasan belanja yang hanya boleh dilewati oleh pejalan kaki tersebut.

Belanja di Beijing Lu ini harus pintar menawar.Jika suka pakaian mulai dari model terbaru hingga pakaian khas China ada disini. Kalau menawar juga jangan ragu-ragu. Ada beberapa tips yang dilakukan temen-temen selama belanja disini. Antara lain, jika belanja banyak, kumpulin aja dulu barang-barangnya lalu tanya berapa semua [tentu

dengan perkiraan kita sudah menghitung harga aslinya yang sudah tertera di pakaian atau barang tersebut]. Kemudian tawar harga dari jumlah keseluruhan. Untuk barang bermerek, tidak disarankan beli di Beijing Lu, karena hampir dapat dipastikan semua barang bermerek di kawasan ini adalah palsu. Namun istilah kerennya KW 1. Memang jagoan deh China kalau urusan pemalsuan, gak kalah bagus kualitasnya dari yang bermerek.Kalau mau beli koper juga di Beijing lu selain modelnya lucu-lucu dan bagus, juga kualitasnya lumayan. Disini juga kalau mau beli sandal/sepatu merek Crocs yang bergambar buaya itu dengan harga murah. Keluar dari beijing road kami menuju suatu ruangan/tempat penjualan kain sutra. Seprei, selimut, pakaian