TUGAS AKHIR MODIFIKASI ANTENA TV BENTUK PARABOLIC MENJADI ANTENA WIRELESS USB PENERIMA DENGAN MEDIA REFLEKTOR BERUPA ALUMINIUM DI SMP NEGERI 1 MAGETAN Oleh AGUS EKO PRATOMO NIM. 0753061 PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER POLITEKNIK MADIUN 2010
TUGAS AKHIR
MODIFIKASI ANTENA TV BENTUK PARABOLIC MENJADI
ANTENA WIRELESS USB PENERIMA DENGAN MEDIA
REFLEKTOR BERUPA ALUMINIUM
DI SMP NEGERI 1 MAGETAN
Oleh
AGUS EKO PRATOMO
NIM. 0753061
PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTERPOLITEKNIK MADIUN
2010
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
MODIFIKASI ANTENA TV BENTUK PARABOLIC MENJADI ANTENA
WIRELESS USB PENERIMA DENGAN MEDIA REFLEKTOR BERUPA
ALUMINIUM DI SMP NEGERI 1 MAGETAN
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya
( A.Md )
Program Studi Teknik Komputer Politeknik Madiun
Oleh :
AGUS EKO PRATOMO0753061
Laporan Tugas Akhir ini telah diterima dan disetujui
Dosen Pembimbing I
Drs.SUWASONO, MTNIDN : 0026055303
Dosen Pembimbing II
SUYITNO, S.STNIDN : 07310046703
Madiun, 20 September 2010Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Komputer
R.JASA KUSUMO HARYO, ST, MTNIDN : 0707077601
iii
HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Tugas Akhir Oleh : AGUS EKO PRATOMONIM : 0753061Angkatan : 2007/2008Program Studi : DIPLOMA III TEKNIK KOMPUTERJudul : Modifikasi Antena TV Bentuk Parabolic Menjadi Antena
Wireless USB Penerima Dengan Media Reflektor BerupaAluminium di SMP Negeri 1 Magetan
Telah diujikan pada
Hari : SabtuTanggal : 28 Agustus 2010Tempat : Politeknik Madiun
Mengetahui / Menyetujui :Nama Dosen Penguji
1. Drs.SUWASONO, MTNIDN. 0026055303 ....................................
2. Ir.BAMBANG MOERTIJOSONIDN. 0706055901 ....................................
3. SUYITNO, S.STNIDN. 07310046703
....................................
MengetahuiPembantu Direktur I
Ir.H.SUHADINIDN. 002034701
iv
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur alhamdulillah penulis panjatkan
kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, petunjuk dan
tuntunannya kepada penulis, sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
Adapun penyelesaian penulisan Tugas Akhir ini dalam rangka memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya ( A.Md ) di bidang
Teknik Komputer pada Program Studi Diploma III Teknik Komputer Politeknik
Madiun.
Untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini tak lepas dari motivasi serta
bantuan dari berbagai pihak baik berbentuk moral maupun spiritual. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs.Suwasono, MT selaku Direktur Politeknik Madiun dan Dosen
Pembimbing Teknis yang telah sudi meluangkan waktunya untuk
membimmbing terselesainya Tugas Akhir ini.
2. Bapak Ir.H. Suhadi selaku Pembantu Direktur I Politeknik Madiun
3. Bapak R. Jasa Kusumo, ST, MT selaku Ketua Program Studi Teknik
Komputer Politeknik Madiun
4. Bapak Suyitno,S.ST selaku Dosen Pembimbing Teknis yang telah sudi
meluangkan waktunya untuk membimbing terselesainya tugas akhir ini
v
5. Bapak Imam Basuki, S.Pd selaku Dosen Pembimbing Penulisan Laporan yang
telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam membimbing penyusunan
laporan tugas akhir ini .
6. Dosen Pengajar D3TKJ Politeknik Madiun
7. Bapak Drs.Djoko Santoso, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1
Magetan Kabupaten Magetan.
8. Bapak / Ibu Guru beserta staf Tata Usaha SMP Negeri 1 Magetan Kabupaten
Magetan.
9. Teman-teman D3TKJ Politeknik Madiun
10. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
hingga terselesainya penulisan laporan tugas akhir ini.
Semoga Tuhan YME memberikan balasan yang bermanfaat bagi kita semua,
Amin.
Madiun , Agustus 2010
Penulis
vi
ABSTRAK
MODIFIKASI ANTENA TV BENTUK PARABOLIC MENJADIANTENA WIRELESS USB PENERIMA DENGAN MEDIA
REFLEKTOR BERUPA ALUMINIUMDI SMP NEGERI 1 MAGETAN
Oleh : AGUS EKO PRATOMO, 2010
Tujuan tugas akhir adalah : (1) Memodifikasi antena TV bentukparabolic menjadi menjadi antena wireless USB penerima , dimana sebagai bentukutama adalah antena TV bentuk parabolic, (2) Merancang antena TV bentukparabolic menjadi antena wireless USB penerima, dalam hal ini penulismenyiapkan desain dalam membuat antena wireless USB dan penempatan USBwireless penerima, (3) Membuat antena TV bentuk parabolic menjadi antenawireless USB penerima yang reflektornya berupa aluminium sebagai penerimasinyal wireless dan dibiaskan ke titik fokus yang disitu terdapat wireless USBpenerima yang ditempatkan dalam sebuah tempat bentuk silinder (kaleng), (4)Menguji antena TV bentuk parabolic menjadi antena wireless USB penerima ditempat kerja penulis yaitu di SMP Negeri 1 Magetan dengan Hotspot Sekolahyang ada khususnya di area Perpustakaan dan area Bimbingan Konseling (BK),dikarenakan di area tersebut sulit dijangkau dengan kabel (LAN).
Tugas akhir ini merupakan memodifikasi antena TV bentuk parabolicsebagai kerangka penopang reflektor, dan lempeng/lembar aluminium sebagaireflektornya menjadi antena wireless USB yang bisa kita sebut dengan antena TVbolic wifi. Antena ini hanya sebagai penerima sinyal wireless 2,4 Ghz. Padaprinsipnya antena ini seperti antena parabola lainnya yaitu menempatkan bagiansensitif antena pada titik fokus parabola sehingga semua gelombangelektromagnetik yang mengenai reflektor akan terkumpul dan diterima padabagian sensitif tersebut. Pada bagian sensitif ini akan diletakkan sebuah tabung /Pipa PVC ukuran 3" yang berisi USB wireless. Antena TV bolic wifi ini akandipergunakan untuk memperluas penerimaan jaringan wireless di SMP Negeri 1Magetan khususnya di area Perpustakaan dan area Bimbingan Konseling (BK),karena di area Perpustakaan dan area BK SMP Negeri 1 Magetan untuk jaringankabel (LAN) terlalu jauh dijangkau sehingga bisa menggunakan jaringan wirelessyang dihubungkan dengan hotspot di SMP Negeri 1 Magetan
Setelah melakukan penelitian ini penulis memperoleh hasil sebagaiberikut : (1) Sinyal wireless akan diterima dengan baik jika ada antena penerimasinyal wireless bisa berupa antena TV bolic USB wireless penerima. (2) Semakintinggi letak antena penerima maka semakin baik penerimaan sinyal wireless. (3)Dengan menggunakan bahan reflektor berupa aluminium bisa untuk menerimasinyal wireless. (4) Area yang sulit dijangkau dengan jaringan kabel (LAN) bisamenggunakan jaringan wirelessKata Kunci : Antena TV parabolic, USB wireless, WLAN dan hotspot
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR.................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
DAFTAR ISI......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5
A. Antena ................................................................................................ 5
B. Antena TV bentuk parabolic ............................................................ 11
C. USB Wireless Penerima................................................................... 11
D. Wireless............................................................................................ 12
E. Karasteristik Sinyal Wireless ........................................................... 18
F. Antena TV bolic USB Wifi Salah Satu Alternatif Penerima Signal
Hotspot Yang Murah....................................................................... 23
viii
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 25
A. Definisi Operasional......................................................................... 25
B. Obyek Penelitian .............................................................................. 26
C. Alat dan Bahan................................................................................. 27
D. Prosedur Pengumpulan Data / Tata Kerja........................................ 29
E. Teknik Pembahasan ......................................................................... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 32
A. Tahap Persiapan ............................................................................... 32
B. Tahap Pembuatan / Kegiatan ........................................................... 34
C. Tahap Hasil / Uji Coba..................................................................... 48
BAB V PENUTUP.............................................................................................. 63
A. Kesimpulan ...................................................................................... 63
B. Saran................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 65
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Pola radiasi antena Isotropis .........................................................7
Gambar 2.2 : Pola radiasi antena Monopol.........................................................7
Gambar 2.3 : Pola radiasi antena Dipol ..............................................................8
Gambar 2.4 : Pola radiasi antena Sektoral ..........................................................8
Gambar 2.5 : Polarisasi linear vertikal ................................................................9
Gambar 2.6 : Polarisasi Linear Horisontal........................................................10
Gambar 2.7 : Polarisasi Circular atau Elliptical X............................................10
Gambar 2.8 : Polarisasi Circular atau Elliptical Y ............................................10
Gambar 2.9 : Konektor USB dan Penetapan Kaki............................................11
Gambar 2.10 : Penetapan Kaki USB dan Fungsi ................................................12
Gambar 2.11 : Pemantulan sinyal pada antena TV bentuk parabolic .................23
Gambar 2.12 Antena TV Bolic USB wireless ..................................................24
Gambar 3.1 : Konfigurasi TV bolic USB wireless dengan komputer...............26
Gambar 3.2 : Antena TV Bentuk parabolic.......................................................27
Gambar 4.1 : Alat-alat untuk pembuatan antena TV bolic USB.......................32
Gambar 4.2 : Bahan-bahan untuk pembuatan antena TV bolic USB................33
Gambar 4.3 : Antena TV parabolic yang asli....................................................34
Gambar 4.4 : Antena TV parabolic yang sedang dimodifikasi denganmenempelkan lembar aluminium sesui dengan ukuranrangka..........................................................................................35
Gambar 4.5 : Antena TV parabolic yang sudah dimodifikasi denganlembar aluminium sebagai reflektronya......................................35
Gambar 4.6 : Gambar Sketsa Antena TV Bolic USB Penerima .......................36
x
Gambar 4.7 : Penghitungan Rumus Antena Parabolic dengan .xls...................37
Gambar 4.8 : Penampang Wiveguide dengan Ukurannya ................................38
Gambar 4.9 : Penghitungan rumus wiveguide dengan .xls...............................39
Gambar 4.10 : Pemasangan USB wireless ke pipa PVC 3"................................40
Gambar 4.11 : Antena TV bolic USB wireless dengan wiveguide.....................41
Gambar 4.12 : Pembuatan dudukan penyangga dan klem ..................................41
Gambar 4.13 : Skeme Pembuatan USB “Extender .............................................42
Gambar 4.14 : Kabel USB, UTP dan USB wireless ...........................................43
Gambar 4.15 : Kabel USB, UTP dan USB wireless ...........................................43
Gambar 4.16 : Kabel UTP yang sudah dikelupas dan dikelompokkan...............44
Gambar 4.17 : Kabel USB wireless yang sudah dipotong ..................................44
Gambar 4.18 : Penampang kabel USB wifi ........................................................45
Gambar 4.19 : Pengelompokan kabel UTP dan USB .........................................45
Gambar 4.20 : Penyolderan Kabel UTP dan USB ..............................................45
Gambar 4.21 : Kabel USB “Extender” sudah jadi ..............................................46
Gambar 4.22 : Proses pendeteksian USB wireless oleh komputer .....................46
Gambar 4.23 : Proses intalasi driver USB wireless ............................................47
Gambar 4.24 : Proses intalasi driver USB wireless selesai.................................47
Gambar 4.25 : Proses intalasi utility USB wireless ............................................48
Gambar 4.26 : Network conections pada Laptop................................................49
Gambar 4.27 : Hotspot SMP Negeri 1 Magetan .................................................49
Gambar 4.28 : Denah Hotspot dan Site Survei ...................................................50
Gambar 4.29 : Koneksi USB wireless dengan Laptop di area perpustakaanSMPN 1 Magetan........................................................................50
xi
Gambar 4.30 : Mendeteksi sinyal wireless tanpa antena di areaPerpustakaan SMPN 1 Magetan .................................................51
Gambar 4.31 : Mendeteksi sinyal wireless dengan antena TV bolic di areaPerpustakaan SMPN 1 Magetan ketinggian 0-1 m .....................52
Gambar 4.32 : Test Koneksi dan Ping sinyal wireless dengan antena TVbolic penerima pada ketinggian 0-1 meter di areaPerpustakaan SMPN 1 Magetan .................................................52
Gambar 4.33 : Mendeteksi sinyal wireless dengan antena TV bolic di areaPerpustakaan SMPN 1 Magetan ketinggian 0-1 metermenggunakan TP-Link Utility ....................................................52
Gambar 4.34 : Mengkoneksi ke Internet dengan antena TV bolic di areaPerpustakaan SMPN 1 Magetan ketinggian 0-1 meter ...............53
Gambar 4.35 : Mendeteksi sinyal wireless dengan antena TV bolic di areaPerpustakaan SMPN 1 Magetan ketinggian 10 meter ................54
Gambar 4.36 : Test Koneksi dan Ping sinyal wireless dengan antena TVbolic penerima pada ketinggian 10 meter di areaPerpustakaan SMPN 1 Magetan .................................................54
Gambar 4.37 : Mendeteksi sinyal wireless dengan antena TV bolic di areaPerpustakaan SMPN 1 Magetan ketinggian 10 metermenggunakan TP-Link Utility ....................................................54
Gambar 4.38 : Mengkoneksi ke Internet dengan antena TV bolic di areaPerpustakaan SMPN 1 Magetan ketinggian 10 meter ................55
Gambar 4.39 : Koneksi USB wireless dengan Laptop di area BK SMPN 1Magetan.......................................................................................56
Gambar 4.40 : Mendeteksi sinyal wireless tanpa antena di area BK SMPN 1Magetan.......................................................................................56
Gambar 4.41 : Mendeteksi sinyal wireless dengan antena TV bolic di areaBK SMPN 1 Magetan ketinggian 0-1 meter ...............................57
Gambar 4.42 : Test Koneksi dan Ping sinyal wireless dengan antena TVbolic penerima pada ketinggian 0-1 meter di area BK SMPN1 Magetan....................................................................................57
xii
Gambar 4.43 : Mendeteksi sinyal wireless dengan antena TV bolic di areaBK SMPN 1 Magetan ketinggian 0-1 meter menggunakanTP-Link Utility............................................................................58
Gambar 4.44 : Mengkoneksi ke Internet dengan antena TV bolic di area BKSMPN 1 Magetan ketinggian 0-1 meter......................................58
Gambar 4.45 : Mendeteksi sinyal wireless dengan antena TV bolic di areaBK SMPN 1 Magetan ketinggian 10 meter ................................59
Gambar 4.46 : Test Koneksi dan Ping sinyal wireless dengan antena TVbolic penerima pada ketinggian 10 meter di area BK SMPN1 Magetan ...................................................................................60
Gambar 4.47 : Mendeteksi sinyal wireless dengan antena TV bolic di areaBK SMPN 1 Magetan ketinggian 10 meter menggunakanTP-Link Utility............................................................................60
Gambar 4.48 : Mengkoneksi ke Internet dengan antena TV bolic di area BKSMPN 1 Magetan ketinggian 10 meter.......................................60
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Perkembangan standarisasi 802.IEEE.........................................13
Tabel 2.2 : Perkembangan standar 802.11.....................................................14
Tabel 4.1 : Alat-alat yang dibutuhkan ...........................................................32
Tabel 4.2 : Bahan-bahan yang dibutuhkan....................................................33
Tabel 4.3 : Tabel Ukuran Wiveguide bentuk silinder (circular)....................39
Tabel 4.4 : Tabel Penyambungan Kabel USB dengan UTP..........................42
Tabel 4.5 : Tabel Site Surve di area perpustakaan dengan antena TVbolic USB pada ketinggian 0 -1 meter ........................................53
Tabel 4.6 : Tabel Site Surve di area perpustakaan dengan antena TVbolic USB pada ketinggian 10 meter ..........................................55
Tabel 4.7 : Tabel Site Surve di area BK dengan antena TV bolic USBpada ketinggian 0 -1 meter..........................................................58
Tabel 4.8 : Tabel Site Surve di area BK SMP Negeri 1 Magetan denganantena TV bolic USB pada ketinggian 10 meter.........................61
Tabel 4.9 : Tabel Hasil Site Surve.................................................................62
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman seperti saat ini yang tingkat mobilitasnya sangat tinggi,
internet tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Kapanpun dan
dimanapun, koneksi internet harus tetap ada. Namun sayangnya, internet
murah sepertinya hanya menjadi impian setiap orang yang ada di Indonesia
ini. Keadaan saat ini, di kota-kota besar sudah banyak sekali tersedia
jaringan hotspot yang gratis.
Bagi mereka yang tempat tinggalnya dekat dengan free hotspot,
maka hal itu adalah sesuatu yang sangat menyenangkan. Tapi lain halnya
bagi mereka yang letak rumahnya jauh dari fasilitas tersebut. Mereka akan
kesulitan untuk mengaksesnya. Solusinya mereka harus membeli antena
grid, pigtail, AP client, outdoor box, POE (Power Over Ethernet), pipa
tower, beberapa puluh meter kabel UTP, dan biaya instalasi. Jika dihitung
tentu akan sangat mahal sekali. Maka sebagai solusi murahnya adalah
dengan membuat antena wireless USB. Selain itu dengan antena wireless
USB bisa didapat gain yang lebih besar. Dengan gain yang lebih besar maka
secara otomatis jangkauan juga akan menjadi lebih jauh.
Penggunaan antena ini yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz
sebagai solusi murah untuk membuat koneksi internet didasari Keputusan
Menteri No.2 tahun 2005 tentang frekuensi 2,4 GHz yang ditandatangani
oleh Hatta Rajasa. Keputusan Menteri ini pada dasarnya
2
(http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Sejarah_Internet_Indonesia:Pembebasan_Frekuensi_2.4Ghz )
• Membebaskan izin frekuensi bagi penggunaan frekuensi 2,4 GHz• Membatasi daya pancar maksimum sebesar 100 mW atau 20 dBm• Membatasi EIRP (Effective Isotropic Radiated Power) pada pancaran
antena sebesar 36 dBm• Semua peralatan yang digunakan harus mendapat sertifikasi dari
POSTEL
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana memodifikasi antena TV bentuk parabolic menjadi antena
wireless USB?
2. Bagaimana merancang antena TV bentuk parabolic menjadi antena
wireless USB?
3. Bagaimana membuat antena TV bentuk parabolic menjadi antena
wireless USB?
4. Bagaimana menguji antena TV bentuk parabolic menjadi antena
wireless USB?
C. Tujuan Penelitian
1. Memodifikasi antena TV bentuk parabolic menjadi menjadi antena
wireless USB penerima , dimana sebagai bentuk utama adalah antena
TV bentuk parabolic.
2. Merancang antena TV bentuk parabolic menjadi antena wireless USB
penerima, dalam hal ini penulis menyiapkan desain dalam membuat
antena wireless USB dan penempatan USB wireless penerima.
3
3. Membuat antena TV bentuk parabolic menjadi antena wireless USB
penerima yang reflektornya berupa aluminium sebagai penerima sinyal
wireless dan dibiaskan ke titik fokus yang disitu terdapat wireless USB
penerima yang ditempatkan dalam sebuah tempat bentuk silinder
(kaleng)
4. Menguji antena TV bentuk parabolic menjadi antena wireless USB
penerima di tempat kerja penulis yaitu di SMP Negeri 1 Magetan
dengan Hotspot Sekolah yang ada khususnya di area Perpustakaan dan
area Bimbingan Konseling (BK), dikarenakan di area tersebut sulit
dijangkau dengan kabel (LAN)
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari pada pembuatan antena ini sangatlah
banyak antara lain :
a. Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian yang dilakukan, penulis berharap dapat
menyelesaikan tugas dan pekerjaan sehari-hari ataupun transfer data
dengan cepat, tepat, efektif dan efesien.
b. Bagi Pembaca
Dengan membaca dan memahami dari isi penelitian ini diharapkan
pembaca dapat mempraktikkan sendiri dan juga menambah wawasan
ilmu pengetahuan yang nantinya bisa diterapkan dan dikembangkannya
sendiri lebih luas.
4
c. Bagi Lembaga
Memberikan sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan dan memperkaya ide untuk
pengembangan lebih lanjut.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Antena
Untuk memancarkan dan menerima sinyal diperlukan sebuah alat
yang dinamakan antena. Antena dibuat dari berbagai macam bahan dan
bentuk sesuai dengan funginya masing-masing
1. Pengertian Antena
Antena merupakan benda yang terbuat dari bahan tertentu sepertialumunium, alloy, tembaga dan sebagainya, juga mempunyai bentukyang berbeda-beda (parabola, horn, lingkaran, bar, yagi, dsb). Fungsiantena adalah alat untuk meradiasikan atau menerima gelombang radio(IEEE Standard Definition).
Bagian Antena terdiri dari konduktor atau kumparan konduktoryang bertanggung jawab untuk meradiasikan energi elektromagnetik keudara bebas (sebagai transmitter) dan mengumpulkannya (sebagaipenerima) energi elektromagnetik lain dari udara bebas. Prosesperubahan energi listrik menjadi elektromagnetik ini terjadi karenaadanya perubahan waktu dan arus yang mengalir pada saat membawainformasi dalam sebuah kabel dan melepaskan energi listrik ketika telahmencapai ujung kawat melalui media antena menjadi energielektromagnetik.
http://rakadima.blogspot.com/2008/04/pengertian-antenna.html(18-8-2010)
Antena merupakan pasangan dari energi gelombang RadioFrequency (RF) yang merambat melalui media udara. Energi elektronisakan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dalam satu jalan, yaituenergi mengalir melalui konduktor, kemudian melalui udara dalambentuk gelombang tidak terlihat.
Sumber : Buku Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer, Edi S.Mulyanta, S.Si, MT (2005 : 30)
6
2. Fungsi Antena
Fungsi antena pemancar dan antena penerima sama-sama
mengolah sinyal, akan tetapi cara kerjanya berbeda. Antena pemancar
berfungsi untuk meradiasikan sinyal ke udara, sedangkan antena
penerima berfungsi sebagai pengumpul sinyal yang diradiasikan
tersebut.
Antena pemancar yang baik mengubah energi radio frequensi (rf)yang diproduksi oleh pemancar radio menjadi medan elektromagnetikyang akan dipancarkan ke udara. Antena pemancar mengubah energidari satu bentuk ke bentuk lain. Antena penerima melakukan hal yangsama, tetapi dengan arah kebalikannya. Antena penerima mengubahmedan elektromagnetik menjadi energi rf yang kemudian diteruskan keradio penerima.
Yohanes Tri Joko (2008:13).
Fungsi antena adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadisinyal elektromagnetik, lalu meradiasikannya. Dan sebaliknya, antenajuga dapat berfungsi untuk menerima sinyal elektromagnetik danmengubahnya menjadi sinyal listrik.
http://id.wikipedia.org/wiki/Antena_(radio), (26-8-2010)
3. Pola / arah radiasi antena
Antena karena memencarkan sinyal yang melaluinya, maka setiap antena
memiliki karakteristik yang berbeda juga. Kita mengenal empat (4) arah
radiasi antena diantaranya:
a. Antena Isotropis
antena isotropis hanya digunakan sebagai antena model saja. Hal ini
dikarenakan antena isotropis memiliki sifat sebagai berikut:
7
a. Besarnya daya terima (rsl/receive signal level) adalah sama
disemua titik. Jadi tidak ada rugi-rugi (loss daya) yang
ditimbulkan. Hal ini tentunya berlawanan dengan didunia nyata,
dimana redaman yang disebabkan ruang bebas adalah besar.
b. Bentuk/pola radiasi yang ditimbulkan dari antena isotropis adalah
sama seperti bola. Tentunya hal ini juga berbeda dengan antena
nyata.
Gambar 2.1 : Pola radiasi antena IsotropisSumber : http://learn-antenna.blogspot.com/2010/07/arah-radiasi-
antena.html (08-08-2010)
a. Antena monopol
Arah radiasi antena monopole berarti setengah bola. Karena element
yang meradiasi hanya satu saja
Gambar 2.2 : Pola radiasi antena monopolSumber : http://learn-antenna.blogspot.com/2010/07/arah-radiasi-
antena.html (08-08-2010)
8
c. Antena Dipol
Arah radiasi merupakan bentuk tiga dimensinya. Bentuk radiasi dari
dipol ini seperti bola. Namun bukan bola penuh, tetapi hanya bola
yang berlubang ditengahnya.
Gambar 2.3 : Pola radiasi antena dipolSumber : http://learn-antenna.blogspot.com/2010/07/arah-radiasi-
antena.html (08-08-2010)
Antena dipol termasuk non-directive antenna. Dengan karakter
seperti ini, antena dipol banyak dimanfaatkan untuk sistem
komunikasi dengan wilayah cakupan yang luas. Pada astandaronomi
radio, antena dipol digunakan pada teleskop radio untuk melakukan
pengamatan pada rentang High Frekuensi (HF). Bentuk data yang
dapat diperoleh adalah variabilitas intensitas sinyal yang dipancarkan
oleh sebuah objek astandaronomi
d. Antena Sektoral
Gambar 2.4 : Pola radiasi antena sektoralSumber : http://learn-antenna.blogspot.com/2010/07/arah-radiasi-
antena.html (08-08-2010)
9
4. Gain
Gain (directive gain) adalah karakter antena yang terkait dengan
kemampuan antena mengarahkan radiasi sinyalnya, atau penerimaan
sinyal dari arah tertentu. Gain bukanlah kuantitas yang dapat diukur
dalam satuan fisis pada umumnya seperti watt, ohm, atau lainnya,
melainkan suatu bentuk perbandingan. Oleh karena itu, satuan yang
digunakan untuk gain adalah desibel (db).
5. Polarisasi antena
Polarisasi didefinisikan sebagai arah rambat dari medan listrik (E) pada
beberapa titik di ruang bebas yang disesuaikan dengan fisik dari antena
tersebut. Mengenali polarisasi antena amat berguna dalam sistem
komunikasi, khususnya untuk mendapatkan efisiensi maksimum pada
transmisi sinyal. Ada beberapa jenis polarisasi diantaranya :
a. Polarisasi Linear Vertikal
Gambar 2.5 : Polarisasi linear vertikalSumber : http://learn-antenna.blogspot.com/2010/07/polarisasi-
antena.html (8-8-2010)
10
b. Polarisasi Linear Horisontal
Gambar 2.6 : Polarisasi Linear HorisontalSumber : http://learn-antenna.blogspot.com/2010/07/polarisasi-
antena.html (8-8-2010)
c. Polarisasi Circular atau Elliptical X
Gambar 2.7 : Polarisasi Circular atau Elliptical XSumber : http://learn-antenna.blogspot.com/2010/07/polarisasi-
antena.html (8-8-2010)
d. Polarisasi Circular atau Elliptical Y
Gambar 2.8 : Polarisasi Circular atau Elliptical YSumber : http://learn-antenna.blogspot.com/2010/07/polarisasi-
antena.html (8-8-2010)
11
B. Antena TV bentuk parabolic
Antena TV bentuk parabolic merupakan antena penerima sinyal VHF
dan UHF pada Televisi. Dalam hal ini kita bisa mengambil kerangka dari
antena TV bentuk parabolic ini yang dimodifikasi, dirancang dan dibuat
sedemikian rupa menjadi antena TV bolic USB wireless penerima yaitu
hanya menerima sinyal wireless pada frekuensi 2.4 GHz.
C. USB Wireless Penerima
Universal Serial Bus (USB) adalah standar bus serial untukperangkat penghubung, biasanya kepada komputer namun juga digunakan diperalatan lainnya seperti konsol permainan, ponsel dan PDA.
Sistem USB mempunyai desain yang asimetris, yang terdiri daripengontrol host dan beberapa peralatan terhubung yang berbentuk pohondengan menggunakan peralatan hub yang khusus.
Desain USB ditujukan untuk menghilangkan perlunya penambahanexpansion card ke ISA komputer atau bus PCI, dan memperbaikikemampuan plug-and-play (pasang-dan-mainkan) dengan memperbolehkanperalatan-peralatan ditukar atau ditambah ke sistem tanpa perlu merebootkomputer. Ketika USB dipasang, ia langsung dikenal sistem komputer danmemroses device driver yang diperlukan untuk menjalankannya.
USB dapat menghubungkan peralatan tambahan komputer sepertimouse, keyboard, pemindai gambar, kamera digital, printer, hard disk, dankomponen networking. USB kini telah menjadi standar bagi peralatanmultimedia seperti pemindai gambar dan kamera digital.Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:USB (7-8-2010)
Gambar 2.9 : Konektor USB dan Penetapan KakiSumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:USB (7-8-2010)
12
Gambar 2.10 : Penetapan Kaki USB dan FungsiSumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:USB (7-8-2010)
Jadi USB wireless disini adalah USB yang fungsinya hanya sebagai
penerima dari sinyal wireless 2.4 GHz. Dinamakan USB wireless
dikarenakan menggunakan koneksi ke Laptop / Komputer melalui port USB.
D. Wireless
Jaringan wireless menggunakan gelombang radio (Radio
Frequency/RF) atau gelombang mikro untuk hubungan komunikasi antar
perangkat jaringan komputer. Jaringan wireless merupakan alternatif yang
lebih modern dan tepat untuk melakukan interkoneksi dibandingkan dengan
jaringan kabel biasa yang menggunakan kabel tembaga maupun serat optik.
Jaringan wireless mempunyai keuntungan dan kerugian. Keuntungan
yang paling utama adalah mobilitas serta terbebasnya perangkat jaringan
dari belitan kabel. Kerugiannya adalah adanya interfensi radio oleh cuaca,
peralatan wireless lain, atau bahkan halangan gedung seperti tembok,
pepohonan, atau perbukitan.
Jaringan wireless yang sangat populer adalah jaringan Wireless Local
Area Networking (WLAN) yang distandarisasi oleh IEEE (Institute of
Electrical and Electronic Engineers). Sedangkan yang meregulasi teknologi
WLAN adalah Federal Communications Commision (FCC).
13
Jaringan wireless semakin berkembang dan mempunyai
perkembangan teknologi yang semakin maju. Beberapa vendor pun telah
menyediakan perangkat jaringan fisik yang semakin beragam dengan tujuan
melakukan interkoneksi antar node-node untuk dapat saling bertukar data
maupun resource. Protokol yang dikenal di Wireless Local Area Networking
(WLAN) adalah IEEE 802.xx.
IEEE 802 merupakan subkomite yang bekerja untuk melakukan
standarisasi jaringan baik jaringan lokal maupun jaringan metropolitan.
Komite ini bertemu pada bulan Februari 1980, sehingga mereka
memberikan nama proyek ini sebagai nama standar yang mereka bentuk.
Angka ‘80’ berasal dari angka tahun, sedangkan ‘2’ berasal dari angka pada
bulan kedua, yaitu bulan Februari.
Tabel 2.1 : Perkembangan standarisasi 802.IEEE
Standar Topik802.1 LAN/MAN Management dan Media Access Control Bridges802.2 Logical Link Control802.3 CSMA/CD802.4 Token Bus802.5 Token Ring802.6 Distandaributed Queue Dual Bus (DQDB) Metropolitan Area
Network (MAN)802.7 Broadband Local Area Networks802.8 Fiber-Optic LAN dan MAN802.9 Integrated Services LAN Interface802.10 LAN/MAN Security802.11 Wireless LAN802.12 Demand Priority Access Method802.15 Wireless PAN (Personal Area Network)802.16 Broadband Wireless Access
Sumber : Buku Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer, Edi S.Mulyanta, S.Si, MT. (Th.2005 : 43)
14
1. 802.11 Wireless
Wireless networking biasanya membutuhkan investasi yang lebih
besar jika dibanding dengan jaringan cable-based. Kompensasi biaya ini
telah tergantikan dengan kemampuan mobile pada setiap station yang
berspesifikasi 802.11a, yaitu menggunakan teknik OFDM, sehingga
dapat menghasilkan troughput (persentase perbandingan input dan
outputnya) hingga 54 Mbps (sama seperti pada 802.11a). Kombinasi dari
fitur ini menghasilkan infrastruktur yang lebih cepat, lebih murah, serta
koneksi yang lebih luas. Pengguna 802.11b perlu melakukan upgrading
agar kompatibel dengan produk 802.11g.
Tabel 2.2. Perkembangan standar 802.11.
802.11Standar dasar WLAN yang mendukung transmisi data 1 Mbpshingga 2 Mbps
802.11aStandar High Speed WLAN untuk 5 GHz band yang mendukunghingga 54 Mbps.
802.11bStandar WLAN untuk 2,4 GHz band yang mendukung hingga 11Mbps atau disebut Wi-Fi.
802.11ePerbaikan dari QoS (Quality of Service) pada semua interfaceradio IEEE WLAN.
802.11fMendefinisikan komunikasi inter-access point untuk menfasilitasibeberapa vendor yang mendistandaribusikan WLAN.
802.11gMenetapkan teknik modulasi tambahan untuk 2,4 GHz band,yang dimaksudkan untuk menyediakan kecepatan hingga 54Mbps
802.11hMendefinisikan pengaturan spektrum 5 GHz band yangdigunakan di Eropa dan Asia Pasifik.
802.11IMenyediakan keamanan yang lebih baik. Penentuan alamatdimana terdapat kelemahan keamanan pada protokol autentikasidan enkripsi.
802.11jPenambahan pengalamatan pada chanel 4,9 GHz hingga 5 GHzuntuk standar 802.11a di Jepang.
Sumber : Buku Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer,Edi S. Mulyanta, S.Si, MT. (Th.2005 : 48)
15
2. 802.11a Wireless
Pada akhir 1999, IEEE mengeluarkan 802.11a yang beroperasi
pada pita 5 GHz dengan menggunakan Orthogonal Frequency Division
Multiplexing (OFDM) serta data rate hingga 54 Mbps. Namun, sampai
tahun 2000 produk ini tidak tersedia karena terdapat kesulitan dalam hal
pengembangan pada band 5 GHz. Standar ini secara aktual mempunyai
jangkauan 50 m tergantung data rate-nya. Access point dan NIC dengan
standar 802.11a mulai tersedia pada akhir tahun 2001.
Keuntungan utama dari standar 802.11a adalah kapasitasnya
yang cukup tinggi, yaitu mencapai 12 channel yang terpisah secara non-
overlapping, yang menjadikan standar ini sebagai pilihan yang tepat
untuk mendukung aplikasi yang membutuhkan performa tinggi, seperti
standareaming video. Keuntungan lain adalah pita 5 GHz tidak begitu
padat, sehingga user dapat menerima performa yang sangat tinggi. Perlu
ketahui bahwa beberapa peralatan seperti oven microwave dan telephone
cordless menggunakan pita 2.4 GHz. Dengan potensi interferensi RF
yang kecil, pengembangan sistem standar wireless ini tidak begitu
beresiko.
Kekurangan dari standar ini adalah terbatasnya cakupan range
pancarnya karena menggunakan pita frekuensi 5 GHz, sehingga range
cakupannya tidak lebih dari 50 m pada berbagai fasilitas. Akibatnya,
standar ini memerlukan access point banyak.
16
Standar 802.11a tidak kompatibel dengan 802.11b/g, sehingga
kartu radio standar 802.11b tidak dapat bergabung dengan access point
802.11a, akan tetapi dapat beroperasi apabila dibalik. Beberapa vendor
memecahkan masalah ini dengan cara memproduksi kartu radio yang
dapat diimplementasikan pada standar 802.11a dan 802.11b
3. 802.11b Wireless
Bersama standar 802.11a, IEEE juga meratifikasi standar baru
802.11b, yaitu dengan menambahkan rate yang lebih tinggi dibanding
dengan standar asli direct sequence pada pita 2.4 GHz hingga data rate
11 Mbps. Access point dan NIC radio standar ini telah tersedia di pasaran
sejak tahun 1999. Saat ini, standar ini menjadi standar yang paling
banyak digunakan.
Keuntungan yang sangat signifikan dari keberadaan standar
802.11b adalah mempunyai range yang relatif panjang hingga 100 m
pada fasilitas dalam gedung. Range ini sangat efektif dipergunakan
untuk mengembangkan LAN secara wireless dibandingkan dengan
standar sebelumnya.
Kerugian saat menggunakan standar 802.11b adalah penggunaan
channel pada pita 2.4 GHz dibatasi, yaitu hanya 3 buah channel,
sedangkan standar 802.11 menggunakan 14 channel untuk melakukan
konfigurasi access point. Beberapa perusahaan hanya menggunakan
channel 1, 6, dan 11 untuk pemasangan access point, namun antara satu
dengan yang lain tidak timbul interferensi. Pembatasan secara
17
keseluruhan kapasitas 802.11b membuat dukungannya pada performa
aplikasi menengah, seperti aplikasi e-mail atau web surfing, menjadi
lebih baik.
Kerugian lain adalah terdapatnya kemungkinan interferensi RF
dengan peralatan radio peralatan radio yang lain, seperti telephone
cordless dan oven microwave 2.4 GHz karena akan mengurangi secara
signifikan performa dari standar ini. 802.11b menggunakan DSSS untuk
menyebarkan sinyal frame data melalui 22 MHz, yang merupakan
bagian dari pita frekuensi 2.4 GHz sehingga menjadi kebal terhadap
interferensi RF
3. 802.11g Wireless
IEEE mengsertifikasi standar 802.11 pada tahun 2003. Standar
ini kompatibel dengan 802.11b dan dapat meningkatkan performa hingga
54 Mbps pada pita frekuensi 2.4 GHz dengan menggunakan OFDM.
Keunggulan dari standar 802.11g adalah kompatibilitasinya
dengan standar sebelumnya, yaitu 802.11b. Beberapa perusahaan yang
telah menggunakan jaringan 802.11b meng-update access point mereka
ke standar 802.11g dengan cara cukup sederhana. Selanjutnya, migrasi
ini menjadikan pengembangan wireless LAN sangat efektif. Yang
menjadi pertanyaan adalah apakah ada beberapa keterbatasan saat klien
menggunakan peralatan jaringan 802.11b pada lingkungan standar
802.11g?. Permasalahannya ialah karena peralatan dengan standar
802.11b tidak memahami transmisi peralatan 802.11g. Hal ini
18
dikarenakan perbedaan modulasi pada kedua tipe ini.
Kerugian yang lain adalah adanya interferensi RF secara
potensial dan keterbatasan dari tiga channel yang tidak saling overlap
pada standar 802.11g karena standar ini masih menggunakan frekuensi
2.4 GHz yang sarat dengan interferensi.
E. Karasteristik Sinyal Wireless
Jaringan Wireless mempunyai karakteristik yang berbeda dengan
jaringan kabel pada umumnya. Pada Jaringan Wireless / Wifi / Nirkabel
banyak faktor yang mempengaruhi kinerja dan kehandalan dari jaringan
wireless. Beberapa hal secara teknisnya adalah Panjang Gelombang
(Wavelength), Frekuensi yang digunakan dalam transmisi data, dan
Amplitudo (kekuatan sinyal), dan EIRP (Effective Isotropic Radiated
Power). Hal tersebut diatas biasa dibicarakan juga pada sinyal gelombang
Radio. Tentunya karena Jaringan Wireless menggunakan Gelombang Radio
untuk transmisi datanya.
1. Panjang Gelombang (Wavelength)
Panjang Gelombang adalah jarak antara 1 ujung puncak gelombang
dengan puncak lainnya secara horizontal. Gelombang / sinyalnya adalah
sinyal Sinus, sinyal ini awalnya di mulai sebagai sinyal AC yang di
generate oleh transmitter / pemancar didalam sebuah Access Point (AP)
dan dikirim ke antena, dimana di radiasikan sebagai gelombang
19
sinus. Selama proses ini, arus mengubah medan elektromagnetik
disekitar antena, sehingga antena mengirim sinyal elektrik dan magnetik.
2. Frekuensi (Hz)
Frekuensi menentukan seberapa sering singnal terlihat / muncul.
Frekuensi biasa diukur dalam besaran detik, direferensikan sebagai
cycle. Beberapa fakta tentang Frekuensi :
- 1 Cycle = 1 Hz
- Frekuensi tinggi memiliki jangkauan jarak lebih pendek
- Ketika sinyal muncul 1 x dalam 1 detik = 1 Hz
- 10 x dalam 1 detik = 10 Hz
- 1 Juta x dalam 1 detik = 1 MHz
- 1 milliar x dalam 1 detik = 1 GHz
3. Amplitudo
Jarak Vertikal antara satu puncak gelombang dengan gelombang lainnya
adalah amplitudo. Amplitudo adalah jumlah energi yang di berikan
dalam sebuah signal
4. EIRP (Effective Isotropic Radiated Power)
EIRP adalah total energi yang di keluarkan oleh sebuah access point
dan antena. Saat sebuah access point mengirim energinya ke antena
untuk di pancarkan, sebuah kabel mungkin ada diantaranya. Beberapa
pengurangan besar energi tersebut akan terjadi di dalam kabel. Untuk
mengimbangi hal tersebut, sebuah antena menambahkan power / gain,
dengan demikian power bertambah. Jumlah penambahan power tersebut
20
tergantung tipe antena yang digunakan. FCC dan ETSI mengatur besar
power yang bisa dipancarkan oleh antena. EIRP inilah yang digunakan
untuk memperkirakan area layanan sebuah alat wireless.
Kemudian ada beberapa faktor yang mempengaruhi transmisi sinyal
wireless di udara, seperti Free Path Loss, Penyerapan Sinyal,
Pemantulan Sinyal, Pemecahan Sinyal, Pembelokan Sinyal dan Line of
Sight (LOS).
a. Free Path Loss
Model dimana sebuah sinyal yang menjauhi sumbernya makin lama
akan menghilang. Ilustrasinya seperti saat anda menjatuhkan batu
secara vertikal ke sebuah kolam air, akan terbentuk gelombang yang
menjauhi titk batu dijatuhkan dan semakin jauh semakin menghilang,
namun tidak berhenti, hanya menghilang. Sama halnya seperti sinyal
Gelombang Radio
a. Absorption ( Penyerapan/Peredaman Sinyal )
semakin besar Amplitudo gelombang (Power) Semakin jauh sinyal
dapat memancar. Ini baik karena dapat menghemat acess point dan
menjangkau lebih luas. Dengan mengurangi besar amplitudo (Power)
suatu sinyal, maka jarak jangkauan sinyal tersebut akan berkurang.
Faktor yang mempengaruhi transmisi wireless dengan mengurangi
Amplitudo (Power) disebut Absorption (Penyerapan sinyal). Efek
dari Penyerapan adalah panas. Masalah yang dapat dihadapi ketika
signal di serap seluruhnya adalah, sinyal berhenti. Namun efek ini
21
tidak mempengaruhi / merubah panjang gelombang dan frekuensi
dari sinyal tersebut.
c. Pemantulan Sinyal
Sinyal radio bisa memantul bila menemui cermin / kaca. Biasanya
banyak terjadi pada ruangan kantor yang di sekat. Pemantulan ini
pun tergantung dari frekuensi signalnya. Ada beberapa frekuensi
yang tidak terpengaruh sebanyak frekuensi yang lainnya. Dan salah
satu efek dari pemantulan sinyal ini adalah terjadinya Multipath.
Multipath artinya singnal datang dari 2 arah yang berbeda.
Karakteristiknya adalah penerima kemungkinan menerima signal
yang sama beberapa kali dari arah yang berbeda. Ini tergantung dari
panjang gelombang dan posisi penerima. Karakteristik lainnya
adalah Multipath dapat menyebabkan sinyal yang = nol, artinya
saling membatalkan, atau dikenal dengan istilah Out Of Phase signal.
d. Pemecahan Sinyal / Scattering
Isu dari pemecahan sinyal terjadi saat sinyal dikrim dalam banyak
arah. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa objek yang dapat
memantulkan signal dan ujung yang lancip, seperti partikel debu di
air dan udara. Ilustrasinya dalah menyinari lampu ke pecahan kaca.
Cahaya akan dipantulkan ke banyak arah dan menyebar. Dalam skala
besar adalah bayangkan saat cuaca hujan. Hujan yang besar
mempunyai kemampuan memantulkan sinyal. oleh karena itu disaat
hujan , sinyal wireless dapat terganggu.
22
e. Pembelokan Sinyal / Refraction
Refraction adalah perubahan arah, atau pembelokan dari sinyal disaat
sinyal melewati sesuatu yang beda massanya. Sebagai contoh sinyal
yang melewati segelas air. Sinyal ada yang di pantulkan dan ada
yang dibelokkan.
e. LOS / Line of Sight
Line of Sight artinya suatu kondisi dimana pemancar dapat melihat
secara jelas tanpa halangan sebuah penerima. Walaupun terjadi
kondisi LOS, belum tentu tidak ada gangguan pada jalur tersebut.
Dalam hal ini yang harus diperhitungkan adalah penyerapan sinyal,
pemantulan sinyal, pemecahan sinyal. Bahkan dalam jarak yang
lebih jauh bumi menjadi sebuah halangan, seperti kontur bumi,
gunung, pohon, dan halangan lingkungan lainnya.
E. Reflektor pada antena
Reflektor adalah pemantulan, disini yang dimaksud reflektor pada
antena adalah penerimaan sinyal wireless yang diterima dan dipantulkan kke
satu arah tertentu sehinga sinyal diterima menjadi semakin besar.
Karakteristik dasar sebuah reflektor bentuk parabola sempurna
adalah reflektor tersebut mengubah gelombang yang berbentuk bola
menyinari dari sumber titik ditempatkan di fokus menjadi gelombang planar.
Sebaliknya, seluruh energi yang diterima oleh piringan parabola dari sumber
23
yang jauh dipantulkan sampai ke satu titik pada fokus parabola. Posisi fokus,
atau pusat panjang
Gambar 2.11 : Pemantulan sinyal pada antena TV bentuk parabolicSumber : Diolah penulis
F. Antena TV bolic USB Wifi Salah Satu Alternatif Penerima Signal
Hotspot Yang Murah
Berbagai macam antena yang digunakan sebagai penerima hotspot
antara lain adalah Antena Yagi, Antena Kaleng, antena Omni, antena Panel,
antenna sectoral, Antena wajanbolic dan lainnya. Disini akan diperkenalkan
hasil penelitian yang memodifikasi antena TV bentuk parabolic menjadi
antena penerima sinyal wireless dengan menggunakan USB wireless yang
bisa kita sebut dengan TV bolic USB wireless.
Salah satu cara untuk menghemat investasi peralatan yang bisa
dijangkau dalam mengakses ke server, transfer data dan koneksi ke internet
dengan peralatan USB Wireless adalah menggunakan teknik TV bolic USB
wireless. TV bolic USB wireless sebagai penerima hotspot adalah
merupakan antena TV yang berbentuk parabolic yang di rakit sebagai antena
Reflektor antennaBentuk parabolicSinyal wireless
24
yang bisa digunakan untuk menerima jaringan internet melalui acces point
(AP) dengan menggunakan teknologi Wifi LAN (WLAN).
Gambar 2.12 : Antena TV Bolic USB wirelessSumber : diolah penulis
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Didalam dunia wireless, atena merupakan elemen yang sangat
penting karena dengan antena sinyal-sinyal dengan media udara bisa
didapat. Dewasa ini banyak jenis antena beredar dipasaran namun antena
tersebut relative mahal. Pada Tugas Akhir ini penulis mencoba untuk
memodifikasi antena TV bentuk parabolic sebagai kerangka penopang
reflektor, dan lempeng/lembar aluminium sebagai reflektornya menjadi
antena wireless USB yang bisa kita sebut dengan antena TV bolic wifi.
Adapun Fungsi dari antena yang kami buat hanya sebagai
penerima sinyal wireless 2,4 Ghz. Pada prinsipnya antena ini seperti antena
parabola lainnya yaitu menempatkan bagian sensitif antena pada titik fokus
parabola sehingga semua gelombang elektromagnetik yang mengenai
reflektor akan terkumpul dan diterima pada bagian sensitif tersebut. Pada
bagian sensitif ini akan diletakkan sebuah tabung / Pipa PVC ukuran 3" yang
berisi USB wireless.
Antena TV bolic wifi ini akan dipergunakan untuk memperluas
penerimaan jaringan wireless di SMP Negeri 1 Magetan khususnya di area
Perpustakaan dan Area Bimbingan Konseling (BK), karena di area
Perpustakaan dan area BK SMP Negeri 1 Magetan untuk jaringan
26
kabel (LAN) terlalu jauh dijangkau sehingga bisa menggunakan jaringan
wireless yang dihubungkan dengan hotspot di SMP Negeri 1 Magetan.
.
Gambar 3.1 : Konfigurasi TV bolic USB wireless dengan komputerSumber : diolah penulis
B. Obyek Penelitian
Memodifikasi antena TV berbentuk parabolic menjadi antena
wireless USB atau bisa disebut dengan antena TV bolic wifi USB. Pada
dasarnya kerangka antena TV berbentuk parabolic inilah sebagai penyangga
yang nantinya akan diberi lembaran aluminium yang gunanya sebagai
reflektor sinyal wireless, kemudian dibiaskan lagi ke tabung wiveguide
berbentuk silinder dalam hal ini berupa Pipa PVC 3" yang dalamnya dilapisi
aluminium dan didalam wiveguide inilah USB wireless penerima
ditempatkan.
Selain hal itu kita membuat perpanjangan kabel USB dengan UTP
RJ.45 sepanjang kurang lebih 10 – 15 m sehingga antena bisa dinaikkan
sesuai dengan perpanjangan kabel tersebut. Dalam hal ini kabel USB ada 4
macan warna yaitu merah, putih, hijau dan hitam, sedangkan kabel UTP ada
Kabel USB
extender dg
kabel UTP
Konektor
USB Female
Konektor
USB Male
USB WirelessAdapter
27
8 macam warna yaitu orange, putih orange, hijau, putih hijau, biru, putih
biru, coklat, puith coklat.
Antena TV bolic wifi USB ini hanya berjalan di frekwensi 2.4 GHz
dan berfungsi sebagai penerima sinyal wireless yang ditangkap reflector dan
dibiaskan ke USB wifi. Dalam penggunannya antena TV bolic wifi ini harus
di arahkan ke Access Point (AP) ataupun Hotspot.
Gambar 3.2 : Antena TV Bentuk parabolicSumber : diolah penulis
C. Alat dan Bahan
Adapun peralatan dan bahan yang digunakan dalam pembuatan
antena TV bolic wifi USB ini adalah :
1. Alat
Alat yang diperlukan diantaranya :
a. Gergaji besi
b. Mesin bor
d. Penggaris / alat ukur
e. Cutter
f. Solder dan timah
28
g. Alat klem aluminium
h. Gunting
i. Kunci baut
j. Palu
k. Spidol penanda
l. Laptop / PC Komputer
2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang diperlukan adalah :
a. Antena TV bentuk parabolic dengan diameter 48 cm
b. plat/lembar aluminium
c. Wireless USB 1 buah
d. Kabel UTP
e. Kabel USB
f. Isolatif pembungkus (plastik kresek)
g. Pipa PVC 3" dengan panjang 25 cm s.d 30 cm.
h. Tutup pipa PVC 3" 2 buah
i. Plat “L” dari bahan non logam untuk tempat USB wireless
j. Mur dan Baut
k. Klem Pipa
l. Karet pembungkus tepi antena (keliling antena)
29
D. Prosedur Pengumpulan Data / Tata Kerja
Perancangan pembuatan antena TV bolic wireless USB dapat
digambarkan sesuai diagram alur berikut :
Mulai
Persiapan :Mengumpulkan Teori dan Komponen
yang dibutuhkan serta menentukanparameter yang ingin dicapai
PerancanganAntena
MerakitAntena
Menguji antena apakahsudah berfungsi dengan baik
sesuai yang diharapkan Tidak
Ya
Membuat Kesimpulan
Selesai
30
E. Teknik Pembahasan
Untuk membuat antena TV bolic USB wifi yang bisa berfungsi
dengan baik maka harus dipersiapkan langkah-langkah yang memungkinkan
antena TV bolic USB wifi maupun pembuatan kabel USB extender atau
perpanjangan kabel dengan UTP dengan USB bisa berfungsi dengan baik.
1. Tahap Persiapan
Mempersiapkan alat dan bahan untuk pembuatan TV bolic USB wifi dan
mencari referensi yang berkaitan dengan TV bolic USB wifi.
2. Tahap Kegiatan / Pembuatan
Untuk membuat antena TV bolic USB wifi yang baik waktu yang tepat
sangat diperlukan, hal ini dikarenakan pembuatannya memerlukan waktu
yang tidak sebentar, dalam hal ini bisa kita bagi menjadi 4 tahap
pembuatan :
a. Tahap memodifikasi dan merancang antena TV bentuk parabolic
menjadi antena TV Bolic USB wireless penerima.
b. Tahap pembuatan wiveguide untuk penempatan USB wireless
penerima.
c. Tahap membuat perpanjangan kabel UTP dengan USB atau bisa kita
kenal dengan “kabel USB extender”.
d. Tahap penginstalan driver USB wireless ke komputer
3. Tahap Hasil / Uji Coba
Uji coba antena TV bolic USB wifi dilakukan disekitar area SMP Negeri
1 Magetan atau bisa juga area yang mempunyai sinyal hotspot dan
31
kemudian di tes apakah sinyal yang diterima sebelum dan sesudah
mendapatkan hasil yang berbeda setelah menggunakan antena TV bolic
USB wifi. Dalam pengujian kali ini penulis mengkhususkan pada
pengujian di perpustakaan SMP Negeri 1 Magetan, dikarenakan area
yang tidak memungkikan membuat jaringan kabel sehingga memerlukan
jaringan nirkabel / jaringan wireless dalam hal ini akan kami tes sebelum
USB wireless menggunakan antena dan sesudah menggunakan antena.
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tahap Persiapan
Untuk membuat sebuah TV bolic USB wifi diperlukan persiapan-
persiapan terutama mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan
digunakan dalam pembuatannya seperti tampak pada tabel berikut.
Tabel 4.1 : Alat-alat yang dibutuhkan
No Nama Bahan Spesifikasi Keterangan1. Gergaji besi2. Mesin bor3. Penggaris / alat ukur4. Cutter5. Solder dan timah6. Alat klem
aluminium7. Gunting8. Kunci baut9. Spidol penanda Snowman permanen10. Tang11. Laptop / PC Laptop Compaq V3000
Sumber : diolah penulis
Gambar 4.1 : Alat-alat untuk pembuatan antena TV bolic USBSumber : diolah penulis
33
Tabel 4.2 : Bahan-bahan yang dibutuhkan
No Nama Bahan Spesifikasi Keterangan1. Antena TV bentuk
parabolicDiameter 48 cm,kedalaman 10 cm
Terbuat darialuminium
2. Wireless USBAdapter
Merk TP_Link jenis TL-WN 321G
3. plat/lembaraluminium
4. Kabel USB Bawaan TP-LINK5. Kabel UTP Belden USA panjang 10
s.d 15 m6. Isolatif pembungkus
(plastik kresek)7. Pipa PVC Ukuran 3" = 1 buah panjang 25 cm s.d
30 cm.8. Tutup pipa PVC Ukuran 3" = 2 buah9. Mur dan Baut10. Klem Pipa11. Karet pembungkus
tepi antena (kelilingantena)
Sumber : diolah penulis
Gambar 4.2 : Bahan-bahan untuk pembuatan antena TV bolic USBSumber : diolah penulis
34
Setelah alat dan bahan yang dibutuhkan telah ada maka bisa
dilanjutkan pada tahap proses memodifikasi dan pembuatan antena TV bolic
USB wireless penerima.
B. Tahap Pembuatan / Kegiatan
Dalam tahap ini akan kami bagi menjadi 4 tahap point pokok yang
menentukan pembutan dan modifikasi antena TV bentuk parabolic menjadi
antena TV bolic USB wireless penerima, yaitu memodifikasi antena TV
bentuk parabolic, pembuatan Wiveguide, pembuatan kabel USB Exteder dan
penginstalan driver USB wireless penerima.
1. Tahap memodifikasi dan Pengukuran antena TV bentuk parabolic.
Pada tahap ini kami merubah bentuk TV yang asli dengan penambahan
lapisan lembar aluminium untuk reflektor pada antena. Pada dasarnya
rangka dari TV bentuk parabolic tersebut sebagai rangka dari TV bolic
USB wireless penerima dengan reflektor berupa lembar aluminium
disesuaikan bentuknya dengan rangka antena yang asli yaitu bentuk
parabolic. Sehingga yang awalnya antena TV bentuk parabolic itu
berupa rangka kemudian di plat dengan lembar aluminium sebagai
reflektornya.
Gambar 4.3 : Antena TV parabolic yang asli.Sumber : diolah penulis
35
Adapun tahap-tahap memodifikasi dan pengukuran adalah :
a. Mengukur ukuran antena TV sepanjang rangka antena yang
disesuaikan dengan lembaran/plat aluminium.
b. Memotong lembaran/plat dari aluminium sesuai dengan ukuran
c. Menempelkan lembaran aluminium yang sudah dipotong ke dalam
rangka antena TV parabolic.
Gambar 4.4 : Antena TV parabolic yang sedang dimodifikasi denganmenempelkan lembar aluminium sesui dengan ukuran rangka
Sumber : diolah penulis
e. Kita tentukan titik tengah dari diameter dan kemudian dilubang
untuk tumpuan/meletakkan wiveguide.
f. Dibor titik tengah yang sudah ditandai dan tutup pipa PVC 3"
diletakaan di tengah antena dan di baut dengan body/rangka.
Gambar 4.5 : Antena TV parabolic yang sudah dimodifikasi denganlembar aluminium sebagai reflektronya
Sumber : diolah penulis
TitikTengahAntena TVBolic
36
Seteleh antena yang sudah selesai dimodifikasi dengan lembar
aluminium maka tahap selanjutnya pengukuran diameter (D) dan
kedalaman antena (d). Dengan demikian dapat diketahui titik fokus (F)
dari antena TV bentuk parabolic.
Gambar : 4.6 : Gambar Sketsa Antena TV Bolic USB PenerimaSumber : diolah penulis
Dengan gambar diatas kita bisa mengetahui rumus dari TV bolic dengan
mencari titik Fokusnya (F).
Rumus TV bolic = Rumus Wajan Bolic
F = Fokus dari Antena TV Bolic
F
USB Wireless
Wiveguide
d = kedalaman dariAntena TV Bolic(10 cm)
D= DiameterAntena TV Bolic(48 cm)
37
16d
DF
2
Sumber : - Buku panduan membuat wireless (Wireless Untuk Rakyat)Penerbit Andi Yogyakarta
- http://sandi-x.blogspot.com/2008_07_01_archive.html(19-8-2010)
Dengan Rumus diatas kita bisa mencari Fokus Antena TV bolic :
16d
DF
2
1610
48F
2
160
2304F
14,4cmF
Atau dengan menggunakan calculator penghitungan antena parabolic
dengan file .xls
Gambar 4.7 : Penghitungan Rumus Antena Parabolic dengan .xlsSumber : http://kambing.ui.ac.id/onnopurbo/orari-
diklat/teknik/2.4ghz/antenna/Link%20Budget%20dan%20Wajan%20Calculator.xls (19-9-10)
38
2. Tahap Pembuatan Wiveguide antena TV bentuk parabolic.
Dalam pembuatan wiveguide disini sangatlah penting karena
menentukan letak dan posisi USB wireless penerima bisa menerima
sinyal wireless dengan baik. Adapun langkah-langkah dalam
pembuatannya adalah :
a. Pengukuran wiveguide antena TV bolic USB wireless penerima.
Pertama kita harus mengetahui (D) diameter penampang wiveguide
dari antena TV bolic USB dulu, selanjutnya wiveguide tersebut
diukur dari titik (F) Fokus dari TV bolic USB maka diperoleh rumus
(menggunakan rumus antena kaleng) :
Keterangan :
3/4Lg = Panjang wiveguide optimal
Lo/4 = Ketinggian USB (standar frekuensi 2,4Ghz = 32mm = 3,2cm)
Lg/4 = Jarak USB dengan batas kaleng.
Gambar 4.8 : Penampang Wiveguide dengan UkurannyaSumber : Buku Antena wireless untuk rakyat, membuat sendiri antena
2,4 Ghz karangan Tri Joko, 2008 penerbit Andi Yogyakarta
3/4 Lg
Wifi USB
Lg/4
USB - Male Connector(data)
D = diameter
PIPA PVC 3"dilapisi Aluminium
Lo/4
L = Panjang Gelombang (λ)
F = Fokus
39
Berikut ini kami tunjukkan tabel diameter wiveguide (mm), panjang
Lg (mm) dan Lg/4 :
Tabel 4.3 : Tabel Ukuran Wiveguide bentuk silinder (circular)
Diameter wiveguide (mm) Panjang Lg (mm) Lg/490 202,7 5195 186,7 47100 175,7 44105 167,6 42110 161,5 40
Sumber : Buku Antena wireless untuk rakyat, membuat sendiriantena 2,4 Ghz karangan Tri Jok, 2008 penerbit Andi Yogyakarta
Dari Rumus dan Tabel diatas diambil kesimpulan ukuran wiveguide
yaitu :
Diameter = 3 dim = 89 mm dibulatkan 90 mm
Lg = 202,7 mm dan 1/4Lg = 51 mm
¾ Lg = (3 x 202,7)/4 = 152,035 mm
Atau dengan menggunakan calculator penghitungan antena parabolic
dengan file .xls
Gambar 4.9 : Penghitungan rumus wiveguide dengan .xlsSumber : http://kambing.ui.ac.id/onnopurbo/orari-
diklat/teknik/2.4ghz/antenna/Link%20Budget%20dan%20Wajan%20Calculator.xls (19-8-2010)
40
b. Pemotongan pipa PVC 3" untuk wiveguide antena TV bolic USB
wireless penerima dengan ukuran panjang Fokus+3/4Lg = 14,4 +
15,5 = 30 cm. Jadi panjang pipa PVC3" untuk wiveguide total=30cm
c. Tandai untuk titik fokus (F) dan tempat USB wireless
d. Potong seng aluminium dengan ukuran 3/4Lg = 15,5 cm untuk
bagian dalam pipa PVC 3" dan aluminium secukupnya yang
diletakkan pada tutup doff dan direkatkan sebagai penguat. Untuk
memperkuat aliminium foil bisa menggunakan double tape
e. Pembuatan lubang untuk tempat USB wireless lalu pasangkan USB
Wireless ke PVC Paralon yang telah dilubangi sesuai dengan ukuran
1/4Lg = 5,1cm dan ketinggian USB (1/4Lo = 3,2 cm)
Gambar 4.10 : Pemasangan USB wireless ke pipa PVC 3"Sumber : diolah penulis
f. Setelah wiveguide selesai dibuat kemudian digabungkan dengan
antena TV bolic dengan meletakkan tabung wiveguide (Pipa PVC ke
doff/tutup pipa yang sudah dibaut dengan antena TV bolic)
41
Gambar 4.11 : Antena TV bolic USB wireless dengan wiveguideSumber : diolah penulis
g. Pembuatan dudukan penyangga antena dan pemasangan klem yang
nantinya akan dipasang ke pipa dibuat sedemikian rupa sehingga bisa
pas ke menyangga antena.
Gambar 4.12 : Pembuatan dudukan penyangga dan klemSumber : diolah penulis
3. Pembuatan kabel “USB Extender” .
Yang dimaksud kabel “USB Extender” adalah perpanjangan kabel USB
yang disambungkan dengan kabel UTP.
Dalam hal ini ada pola ataupun aturan penyambungan kabel “USB
Extender”.
42
Gambar 4.13 Skeme Pembuatan “USB Extender”Sumber : http://solocybercity.wordpress.com/2009/03/19/cara-
menyambung-kabel-usb-dan-utp/ (2-8-2010)
Dari gambar diatas bisa dibuat Tabel Kabel USB Extender dan UTP.
Tabel 4.4 : Tabel Penyambungan Kabel USB dengan UTP
Jenis Kabel USB UTP+5V Merah Orang Putih, OrangeData - Putih Putih HijauData + Hijau HijauGround Hitam Biru, Putih Biru, Coklat, Putih Coklat
Sumber : http://ferrykoto.0fees.net/2009/08/23/membuat-kabel-usb-extended-untuk-usb-wifi/ (2-8-2010)
Adapun alat dan bahan yang diperlukan adalah :
a. USB wireless
b. Kabel UTP
c. Gunting
d. Cutter
e. Isolator
43
Gambar 4.14 : Kabel USB, UTP dan USB wirelessSumber : diolah penulis
Langkah-langkah pembuatan kabel “USB Extender” adalah :
a. Siapkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat USB
extender, yaitu kabel USB bawaan Wifi, kabel UTP, pipa pvc kecil,
rubber tape (isolasi bolak balik), dan thermofit / kondom kabel
(kalau ada), jika sulit utuk memperoleh thermofit, dapat di akali
menggunakan solder dan selotip
b. Kabel UTP untuk memperpanjang kabel USB dengan panjang antara
rentang 10-15 m Jenis kabel UTP yang bagus adalah Belden USA.
Gambar 4.15 Kabel UTP untuk perpanjangan dengan USBSumber : diolah penulis
44
c. Pisahkan dan kelompokkan kabel UTP menjadi 4 bagian yang
nantinya disambung dengan kabel USB. Kelupas kabel LAN / UTP di
kedua ujungnya. Bagian-bagian ini adalah :
1. Putih Orange dan Orange,
2. Hijau,
3. Putih Hijau,
4. Biru, Putih Biru, Coklat, Putih Coklat.
Gambar 4.16 : Kabel UTP yang sudah dikelupas dan dikelompokkanSumber : diolah penulis
d. Potong kabel USB bawaan Wifi dan kelupas ke dua ujungnya agar
terlihat kabel didalamnya.
Gambar 4.17 : Kabel USB wireless yang sudah dipotongSumber : diolah penulis
45
e. Perhatikan warna kabel USB, biasanya, ada warna merah, hitam, dan
putih, hijau. Merah untuk tegangan daya 5V. Hijau putih biasanya
merupakan kabel data USB dan kabel hitam untuk ground.
Gambar 4.18 : Penampang kabel USB wifiSumber : diolah penulis
f. Kabel UTP yang sudah dikelompokkan di sambungkan Kabel USB.
Gambar 4.19 : Pengelompokan kabel UTP dan USBSumber : diolah penulis
g. Kemudian siap disambung kabel UTP dengan USB dengan
penyolderan.
Gambar 4.20 : Penyolderan Kabel UTP dan USBSumber : diolah penulis
46
g. Kabel USB dan UTP yang telah tersambung di beri isolatif dan siap
untuk digunakan.
Gambar 4.21 : Kabel “USB Extender” sudah jadiSumber : diolah penulis
4. Penginstalan Driver USB wireless ke dalam Laptop atau Komputer.
Pada tahap ini adalah CD Driver USB wireless dan kemudian USB
wireless. Adapun langkah-langkah pembuatannnya sebagai berikut :
a. CD Driver USB dimasukkan dalam CD room Laptop / Komputer
dan USB Wireless dicolokkan pada port USB 2.0.
Gambar 4.22 : Proses pendeteksian USB wireless oleh komputerSumber : diolah penulis
47
b. Mulai instalasi driver secara otomatis yang telah di deteksi Laptop.
Gambar 4.23 : Proses intalasi driver USB wirelessSumber : diolah penulis
c. Instalasi selesai dan USB wireless bisa digunakan.
Gambar 4.24 : Proses intalasi driver USB wireless selesaiSumber : diolah penulis
d. Jika perlu bisa menambahkan Utility software bawaan dari CD
Driver USB wireless.
48
Gambar 4.25 : Proses intalasi utility USB wirelessSumber : dioleh penulis
C. Tahap Hasil / Uji Coba
a. Melakukan Koneksi
Antena yang sudah siap digunakan selanjutnya dicoba untuk melakukan
koneksi dengan area hotspot (Access Point / AP). Hotspot yang
dimanfaatkan penulis pada penelitian ini adalah hotspot SMP Negeri 1
Magetan. Sedangkan jarak titik hotspot dengan tempat pemasangan
antena TV bolic USB wireless penerima sekitar 50 – 150 Meter yaitu
area Perpustakaan dengan jarak 50 M dan area BK dengan jarak 150 M.
Sebelum melakukan koneksi, wireless yang terpasang pada laptop /
onboard didisable terlebih dahulu. Karena bila tidak didisable maka
yang akan menjadi wireless utama / primary adalah wireless yang
onboard. Setelah itu dihubungkan antara USB wireless penerima dengan
49
Laptop / Komputer dengan perpanjangan kabel UTP / RJ.45, Jika conect
maka akan tampak seperti gambar dibawah ini :
Gambar 4.26 : Network conections pada LaptopSumber : diolah penulis
Setelah Laptop dan antena TV bolic USB wireless penerima siap
kemudian antena dikoneksikan dengan hotspot.
Gambar 4.27 : Hotspot SMP Negeri 1 MagetanSumber : diolah penulis
b. Menganalisa kemampuan penerimaan sinyal wireless
Apabila koneksi berhasil dilakukan, langkah selanjutnya yaitu
menganalisa kemampuan penerimaan sinyal wireless yang didapat.
Analisa disini adalah membandingkan penerimaan sinyal wireless tanpa
menggunakan antena, jadi hanya USB wireless saja dengan
50
menggunakan antena TV bolic USB wireless penerima pada ketinggian 0
meter dan 10 meter di area Perpustakaan dengan jarak 50 meter dari
hotspot dan area BK dengan jarak 150 meter dari hotspot.
Gambar 4.28 : Denah Hotspot dan Site SurveiSumber : diolah penulis
Adapun hasil pengamatan yang penulis dapatkan sebagai berikut :
1. Site Survei Di area Perpustakaan
a. Tanpa antena (hanya menggunakan USB wireless penerima)
Dalam pengamatan / site survei di sini penulis hanya
menghubungkan USB wireless penerima dengan Laptop /
Komputer seperti gambar di bawah ini :
Gambar 4.29 : Koneksi USB wireless dengan Laptop di areaperpustakaan SMPN 1 Magetan
Sumber : diolah penulis
R.Perpus
R.BK
R.Kelas Lt.2
R.Kelas Lt.1R.Kelas Lt.1
R.Kelas Lt.2
R.Kelas Lt.1
Hotspot(AP)
51
Setelah itu kita deteksi hotspot yang ada di SMPN 1 Magetan
atau AP yang bisa diterima dan ternyata tidak mendeteksi sinyal
dari hotspot/AP.
Gambar 4.30 : Mendeteksi sinyal wireless tanpa antena di areaPerpustakaan SMPN 1 Magetan
Sumber : diolah penulis
Dari pengujian di atas ternyata sinyal hotspot di area
perpustakaan SMP Negeri 1 Magetan tidak bisa diterima /
dideteksi tanpa menggunakan antena penerima sinyal wireless,
sehingga tidak bisa koneksi ke hotspot dan internet
b. Menggunakan antena TV bolic USB wireless penerima dengan
ketinggian 0-1 meter.
Dalam pengamatan / site survei di sini penulis menggunakan
antena TV bolic USB wireless penerima dengan Laptop /
Komputer dengan ketinggian 0-1 meter seperti gambar di bawah
ini :
52
Gambar 4.31 : Mendeteksi sinyal wireless dengan antena TVbolic di area Perpustakaan SMPN 1 Magetan ketinggian 0-1 m
Sumber : diolah penulis
Gambar 4.32 : Test Koneksi dan Ping sinyal wireless denganantena TV bolic penerima pada ketinggian 0-1 meter di area
Perpustakaan SMPN 1 MagetanSumber : diolah penulis
Gambar 4.33: Mendeteksi sinyal wireless dengan antena TVbolic di area Perpustakaan SMPN 1 Magetan ketinggian 0-1
meter menggunakan TP-Link UtilitySumber : diolah penulis
53
Gambar 4.34 : Mengkoneksi ke Internet dengan antena TV bolicdi area Perpustakaan SMPN 1 Magetan ketinggian 0-1 meter
Sumber : diolah penulis
Dari Site Survei di area Perpustakaan SMPN 1 Magetan dengan
menggunakan Antena TV bolic USB wireless penerima pada
ketinggian 0 – 1 meter didapat hasil berikut :
Tabel 4.5 : Tabel Site Surve di area perpustakaan dengan antenaTV bolic USB pada ketinggian 0 -1 meter
Site Survei Antena TV bolic USB ketinggian 0-1 meterdi area perpustakaan SMPN 1 Magetan
Test Ping Sinyal Level % Sinyal InternetBisa level 1 15 % Bisa
Sumber : diolah penulis
Dari hasil uji coba di atas penerimaan sinyal wireless di area
Perpustakaan SMP Negeri 1 Magetan dapat diterima dengan
menggunakan antena TV bolic USB wireless penerima pada
ketinggian 0 sampai 1 meter walaupun hanya 15% penerimaan
sinyalnya dan koneksi ke internet juga bisa.
c. Menggunakan antena TV bolic USB wireless penerima dengan
ketinggian 10 meter.
Dalam pengamatan / site survei di sini penulis menggunakan
antena TV bolic USB wireless penerima dengan Laptop /
54
Komputer dengan ketinggian 10 meter seperti gambar di bawah
ini :
Gambar 4.35 : Mendeteksi sinyal wireless dengan antena TVbolic di area Perpustakaan SMPN 1 Magetan ketinggian 10 meter
Sumber : diolah penulis
Gambar 4.36 : Test Koneksi dan Ping sinyal wireless denganantena TV bolic penerima pada ketinggian 10 meter di area
Perpustakaan SMPN 1 MagetanSumber : diolah penulis
Gambar 4.37 : Mendeteksi sinyal wireless dengan antena TVbolic di area Perpustakaan SMPN 1 Magetan ketinggian 10 meter
menggunakan TP-Link UtilitySumber : diolah penulis
55
Gambar 4.38 : Mengkoneksi ke Internet dengan antena TV bolicdi area Perpustakaan SMPN 1 Magetan ketinggian 10 meter
Sumber : diolah penulis
Dari Site Survei di area Perpustakaan SMPN 1 Magetan dengan
menggunakan Antena TV bolic USB wireless penerima pada
ketinggian 10 meter didapat hasil berikut :
Tabel 4. 6 : Tabel Site Surve di area perpustakaan denganantena TV bolic USB pada ketinggian 10 meter
Site Survei Antena TV bolic USB ketinggian 10 meterdi area perpustakaan SMPN 1 Magetan
Test Ping Sinyal Level % Sinyal InternetBisa level 3 65 % Bisa
Sumber : diolah penulis
Dari hasil site survei di atas penerimaan sinyal wireless dari
hotspot di area perpustakaan SMP Negeri 1 Magetan pada
ketingian 10 meter antena TV bolic USB wireless penerima
sangatlah baik mencapai 65% dan koneksi ke internet juga bisa.
2. Site Survei Di area BK (Bimbingan Konseling)
a. Tanpa antena (hanya menggunakan USB wireless penerima)
Dalam pengamatan / site survei di sini penulis hanya
menghubungkan USB wireless penerima dengan Laptop /
Komputer seperti gambar di bawah ini :
56
Gambar 4.39 : Koneksi USB wireless dengan Laptop di area BKSMPN 1 Magetan
Sumber : diolah penulis
Setelah itu kita deteksi hotspot yang ada di SMPN 1 Magetan
atau AP yang bisa diterima dan ternyata tidak mendeteksi sinyal
dari hotspot/AP.
Gambar 4.40 : Mendeteksi sinyal wireless tanpa antena di areaBK SMPN 1 Magetan
Sumber : diolah penulis
Dari pengujian di atas ternyata sinyal hotspot di area Bimbingan
Konseling (BK) SMP Negeri 1 Magetan tidak bisa diterima /
dideteksi tanpa menggunakan antena penerima sinyal wireless
sehingga tidak bisa konek ke hotspot maupun intenet.
57
b. Menggunakan antena TV bolic USB penerima dengan ketinggian
0-1 meter
Dalam pengamatan / site survei di sini penulis menggunakan
antena TV bolic USB wireless penerima dengan Laptop /
Komputer dengan ketinggian 0-1 meter seperti gambar di bawah
ini :
Gambar 4.41: Mendeteksi sinyal wireless dengan antena TVbolic di area BK SMPN 1 Magetan ketinggian 0-1 meter
Sumber : diolah penulis
Gambar 4.42 : Test Koneksi dan Ping sinyal wireless denganantena TV bolic penerima pada ketinggian 0-1 meter di area BK
SMPN 1 MagetanSumber : diolah penulis
58
Gambar 4.43 : Mendeteksi sinyal wireless dengan antena TVbolic di area BK SMPN 1 Magetan ketinggian 0-1 meter
menggunakan TP-Link UtilitySumber : diolah penulis
Gambar 4.44 : Mengkoneksi ke Internet dengan antena TV bolicdi area BK SMPN 1 Magetan ketinggian 0-1 meter
Sumber : diolah penulis
Dari Site Survei di area BK SMPN 1 Magetan dengan
menggunakan Antena TV bolic USB wireless penerima pada
ketinggian 0 – 1 meter didapat hasil berikut :
Tabel 4.7 : Tabel Site Surve di area BK dengan antena TVbolic USB pada ketinggian 0 -1 meter
Site Survei Antena TV bolic USB ketinggian 0-1 meterdi area BK SMPN 1 Magetan
Test Ping Sinyal Level % Sinyal InternetBisa level 1 10 % Bisa
Sumber : diolah penulis
59
Dari hasil uji coba di atas penerimaan sinyal wireless di area
Bimbingan Konseling (BK) SMP Negeri 1 Magetan dapat
diterima dengan menggunakan antena TV bolic USB wireless
penerima pada ketinggian 0 sampai 1 meter walaupun hanya 10%
penerimaan sinyalnya, sehingga bisa konek ke hospot dan juga
koneksi ke internet.
c. Menggunakan antena TV bolic USB penerima dengan ketinggian
10 meter
Dalam pengamatan / site survei di sini penulis menggunakan
antena TV bolic USB wireless penerima dengan Laptop /
Komputer dengan ketinggian 10 meter seperti gambar di bawah
ini :
Gambar 4.45: Mendeteksi sinyal wireless dengan antena TVbolic di area BK SMPN 1 Magetan ketinggian 10 meter
Sumber : diolah penulis
60
Gambar 4.46 : Test Koneksi dan Ping sinyal wireless denganantena TV bolic penerima pada ketinggian 10 meter di area BK
SMPN 1 MagetanSumber : diolah penulis
Gambar 4.47 : Mendeteksi sinyal wireless dengan antena TVbolic di area BK SMPN 1 Magetan ketinggian 10 meter
menggunakan TP-Link UtilitySumber : diolah penulis
Gambar 4.48 : Mengkoneksi ke Internet dengan antena TV bolicdi area BK SMPN 1 Magetan ketinggian 10 meter
Sumber : diolah penulis
61
Dari Site Survei di area BK SMPN 1 Magetan dengan
menggunakan Antena TV bolic USB wireless penerima pada
ketinggian 10 meter didapat hasil berikut :
Tabel 4.8 : Tabel Site Surve di area BK SMP Negeri 1 Magetandengan antena TV bolic USB pada ketinggian 10meter
Site Survei Antena TV bolic USB ketinggian 10 meterdi area BK SMPN 1 Magetan
Test Ping Sinyal Level % Sinyal InternetBisa level 4 70 % Bisa
Sumber : diolah penulis
Dari hasil site survei di atas penerimaan sinyal wireless dari
hotspot di area Bimbingan Konseling (BK) SMP Negeri 1
Magetan pada ketingian 10 meter antena TV bolic USB wireless
penerima sangatlah baik mencapai 70%, sehingga bisa konek ke
hostpot dan koneksi ke internet.
c. Membuat Analisa Penelitian
Dari site surve pengujian antena TV bolic USB wireless penerima dapat
dibuat tabel hasil site surve dengan data pengujian yaitu di area
perpustakaan tanpa antena, dengan menggunakan antena TV bolic USB
wireless pada ketinggian 0-1 meter, dan menggunakan antena TV bolic
USB wireless pada ketinggian 10 meter. Selain itu juga pengujian di are
Bimbingan Konseling (BK) tanpa menggunakan antena, menggunakan
antena TV bolic USB wireless pada ketinggian 0-1 meter dan
menggunakan antena TV bolic USB wireless pada ketinggian 10 meter.
62
Tabel 4.9 : Tabel Hasil Site Surve
SiteSurve
Tanpa AntenaDengan AntenaTV Bolic USBH = 0 – 1 M
Dengan AntenaTV Bolic USB
H = 10 M
JenisUji Coba
Tes
tP
ing
Sin
yal
Lev
el
%S
inyal
Inte
rnet
Tes
tP
ing
Sin
yal
Lev
el
%S
inyal
Inte
rnet
Tes
tP
ing
Sin
yal
Lev
el
%S
inyal
Inte
rnet
AreaPERPUSSMPN 1Magetan
Not
Conec
tN
ot
Conec
tN
ot
Conec
tN
ot
Conec
t
Bis
a
level
1
15
%
Bis
a
Bis
a
level
3
65
%
Bis
a
AreaBK
SMPN 1Magetan
Not
Conec
tN
ot
Conec
tN
ot
Conec
tN
ot
Conec
t
Bis
a
level
1
10
%
Bis
a
Bis
a
level
4
70
%
Bis
a
Sumber : Diolah Penulis
d. Kesimpulan dari Site Survei / Uji coba
Dari hasi site survei di atas dapat ditarik kesimpulan :
1. Sinyal wireless akan diterima dengan baik jika ada antena penerima
sinyal wireless bisa berupa antena TV bolic USB wireless penerima.
2. Semakin tinggi letak antena penerima maka semakin baik
penerimaan sinyal wireless.
3. Dengan menggunakan bahan reflektor berupa aluminium bisa untuk
menerima sinyal wireless.
4. Area yang sulit dijangkau dengan jaringan kabel (LAN) bisa
menggunakan jaringan wireless.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian penulis dapat mengambil beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Antena TV bentuk parabolic baik baru maupun bekas dimodifikasi
sedemikian rupa bisa digunakan untuk menerima sinyal wireless dengan
memakai USB wireless penerima.
2. Faktor ketinggian dalam pemasangan antena sangatlah mempengaruhi
penerimaan sinyal wireless.
3. Pembuatan antena TV bolic membutuhkan biaya yang sangat murah.
4. Alat-alat dalam pembutan mudah didapatkan.
5. Area tempat penulis site survei/uji coba adalah area Perpustakaan dan
Bimbingan Konseling (BK) yang letaknya sulit dijangkau dengan
jaringan kabel (LAN), akhirnya bisa teratasi dengan menggunakan
jaringan wireless, sehingga mempermudah dalam akses internet.
B. Saran
Meskipun memodifikasi dan membuat antena TV bolic USB
wireless penerima berhasil dilakukan dan terbukti bisa menerima sinyal
wireless dengan baik, namun masih ada beberapa kekurangan antara lain :
1. Sistem keamanan antena terhadap petir belum ada, sehingga masih
rawan terkena petir bila dimusim hujan/mendung.
64
2. Ketinggian antena sangatlah terbatas, hal ini dikarenakan penulis
menggunakan kabel USB yang tersambung dengan UTP (Kabel USB
Extender) yang panjang kabelnya terbatas.
3. Belum ada penguat daya yang terpisah untuk memperkuat USB wireless
penerima sehingga tergantung pada daya yang terhubung dari Laptop /
Komputer.
65
DAFTAR PUSTAKA
Abr.Sandi Kuzhin. 2008. http://sandi-x.blogspot.com/2008_07_01_archive.html.Diakses pada tanggal 19-8-2010
Arifin, Zaenal. 2006. Mengenal Wireless LAN (WLAN). Yogyakarta : Andi.
Gading 2 Comunity. 2009. Membuat Kabel USB Extended Untuk USB-Wifi.http://ferrykoto.0fees.net/2009/08/23/membuat-kabel-usb-extended-untuk-usb-wifi/. Diakses pada tanggal 2 Agustus 2010
Halriansyah, Atalaharik Rakadima. 2008. Pengertian Antena. http://rakadima.Blogspot.com/2008/04/pengertian-antena.html. Diakses pada tanggal18 Agustus 2010.
Joko, Yohanes Tri. 2008. Antena Wireless Untuk Rakyat. Yogyakarta : Andi.
Mulyanta, Edi S., S.Si, MT. 2005. Pengenalan Protokol Jaringan WirelessKomputer. Yogyakarta. Andi.
Ono Purbo. 2009. Link Budget dan Wajan Calkulator.http://kambing.ui.ac.id/onnopurbo/orari-diklat/teknik/2.4ghz/antenna/Link%20Budget%20dan%20Wajan%20Calculator.xls. Diakses pada tanggal 19 September 2010
Tim TKJ. 2010. Panduan Penulisan Tugas Akhir. Madiun. Politeknik Madiun.
Wikipedia Ensiklopedia Bebas. 2010. Antena (radio). http.//id.wikipedia.org/wiki/Antena_(radio). Diakses pada tanggal 26 Agustus 2010.
Wikipedia Ensiklopedia Bebas. 2010. Wi-Fi. http.//id.wikipedia.org/wiki/ Wi-Fi.Diakses pada tanggal 19 Mei 2010.
Wikipedia Ensiklopedia Bebas.2010. Universal Serial Bus.http://id.wikipedia.org/wiki/USB. Diakses pada tanggal 7 Agustus2010
Wong Ndeso. 2009. Cara Menyambung Kabel USB dan UTP.http://solocybercity.wordpress.com/2009/03/19/cara-menyambung-kabel-usb-dan-utp/. Diakses pada tanggal 2 Agustus 2010.
Yentazka. 2010.Learning Antena. http://learn-antenna.blogspot.com/2010/07/arah-radiasi-antena.html. Diakses pada tanggal 08 Agustus 2010
66
Yentazka. 2010.Learning Antena. http://learn-antenna.blogspot.com/2010/07/polarisasi-antena.html. Diakses padatanggal 8 Agustus 2010