Top Banner
KL4211 Operasi dan Manajemen Pelabuhan TUGAS ke – 3 Disusun oleh : NAMA : Kadek Pradnyana Sasmitha NIM : 15012087 Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung
12

Tugas 3 Kadek Pradnyana Sasmitha_15012087

Nov 26, 2015

Download

Documents

qw
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

KL4211 Operasi dan Manajemen PelabuhanTUGAS ke 3

Disusun oleh :NAMA : Kadek Pradnyana SasmithaNIM : 15012087

Program Studi Teknik SipilFakultas Teknik Sipil dan LingkunganInstitut Teknologi Bandung2013

1. Susun tabel disertai ilustrasi (berdasarkan jumah petikemas, panjang dan berat draft), (gambar,foto, diagram) generasi kapal petikemas dari awal sampai terkini

2. Susun table disertai ilustrasi yang memuat jenis petikemas lengkap dengan spesifikasi petikemasDry Cargo Container (= General Cargo Container)Container semacam ini digunakan untuk mengangkut bermacam-macam muatan yang tidak memerlukan perhatian secara khusus mengenai temperatur, peranginan (ventilasi) dan factor-faktor lain. Container semacam ini sangat sesuai untuk memuat barang yang dibungkus dalam karton. Lantai dan dinding-dindingnya dipasang alat-alat pengikat untuk mengikat muatan. Dry Cargo Container ada yang berukuran 20' x 8' x 8' 6 yang mempunyai volume 3 dalam 31,8 m dan dapat menampung muatan maksimum 18,350 kg. Sedangkan container yang berukuran 40' x 8' x 8' x 6 3 mempunyai volume dalam 68 m dengan kapasitas muat maksimum 27.000 kg.

Reefer (Refrigerated) ContainerContainer ini dioperasikan untuk mengangkut muatan yang harus didinginkan sampai 30 C, seperti daging, ikan buah-buahan, obat-obatan, minuman, dll. Container ini, yang berukuran 20' x 8' x 3 8'6 dengan volume 23,2 m dapat menampung muatan maksimum 23,880 kg.

Bulk ContainerContainer ini dikhususkan untuk mengangkut muatan curah, seperti butirbutiran,tepung dan lainnya. Di tempat tujuan, container ini dikosongkan dengan menggunakan peralatan hidrolis.

Open - Sided ContainerKata lain : Side-Loading Container ; Curtainsided Container ; Open Wall Container. Suatu container yang dapat dibuka dari samping. Juga diberi pintu padapsalah satu ujungnya (end door) untuk memudahkan keluar/masuk barang yang berukuran normal. Pada dinding yang dapat dibuka, diberi pelindung dari terpal yang cukup kuat untuk melindungi muatan secara efektif. Container ini lazimnya berukuran 20' x 8' 3 x8'6 dan isi dalamnya 30 m serta dapat menampung muatan maksimum 17.690 kg.

Open - Top ContainerKata lain : Soft Top Container ; Top-Loading Container ; Removable Roof Container. Open-top container lazim juga disebut Toploader Container, yaitu container yang bagian atasnya (atap) dapat dibuka. Bagian atas container ini diberi terpal (tarpaulins) dan batang-batang penyangga yang dapat digulung (digeser) untuk memudahkan pemuatan oleh kran ,biasanya dipergunakan untuk mengangkut alat-alat berat, mesin, spare-part dan lain-lain.Ukuran Open-top Container adalah 20' x 8' 3 x 8'6, isi dalam 31,2 m dan beban maksimum yang dapat ditampung adalah 18.170 kg. Sedang container yang berukuran 40' x 8' x 8'6 mempunyai 3 volume dalam 65 m dengan beban maksimum 26.480 kg.

3. Susun table disertai ilustrasi cara kerja alat angkut lokal petikemas (dermaga ke lapangan penumpukan atau dari lapangan penumpukan ke dermagaProses penanganan peti kemas dimulai sejak peti kemas ada di dalam kapal sampai ke tempat penampungan peti kemas (lapangan penumpukan peti kemas) atau sampai keluar dari teminal. Proses penanganan peti kemas di luar perairan dapat menggunakan lebih dari satu jenis alat penanganan. Alat-alat penanganan peti kemas yaitu antara lain Container-Crane, Tractor-Trailer, Straddle-Carrier, Side Loader, Rubber-Tyred Gantry-Crane, Top Loader, Reach Stacker, dan lain-lain. Secara umum seluruh proses penanganan peti kemas seperti terlihat pada Gambar 2.Tata letak peti kemas di lapangan penumpukan peti kemas atau Container Yard (CY) tergantung dari sistem penanganan peti kemas yang digunakan, karena setiap sistem penanganan peti kemas tergantung dari masing-masing jenis alat penanganan peti kemas yang digunakan pada sistem tersebut, yang memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyusun tinggi tumpukan peti kemas. Selain itu, setiap alat memiliki ukuran yang berbeda sehingga memerlukan lebar jalur yang berbeda dalam beroperasi. Berbagai macam tata letak peti kemas pada lapangan peti kemas berdasarkan alat penanganan peti kemas yaitu: Tractor-Trailer System, Tata letak peti kemas pada lapangan peti kemas dengan alat penanganan Tractor-Trailer dapat dilihat pada Gambar 3, Straddle-Carrier System, Tata letak peti kemas pada lapangan peti kemas dengan alat penanganan Straddle-Carrier dapat dilihat pada Gambar 4, dan Rubber-Tyred Gantry-Cranes System, Tata letak peti kemas pada lapangan peti kemas dengan alat penanganan Rubber-Tyred Gantry-Crane dapat dilihat pada Gambar 5.

Untuk melakukan bongkar muat dari kapal ke dermaga atau dari dermaga ke kapal digunakan Container-Crane yang diletakkan di tepi dermaga. Untuk melakukan pengangkutan peti kemas dari dermaga ke lapangan peti kemas maupun sebaliknya dari lapangan peti kemas ke dermaga digunakan Tractor-Trailer. Contoh alat penanganan peti kemas Container-Crane dapat dilihat pada Gambar 6. Kelebihan dari Container-Crane adalah: mempunyai kemampuan penanganan rata-rata 20-25 buah peti kemas/jam dan posisi operator Container-Crane berada di atas sehingga memiliki akurasi tinggi untuk meletakkan peti kemas.

4. Cari literatur kecepatan bongkar muat (petikemas/jam)Box Crane per Hour (BCH) yaitu banyaknya box peti kemas yang dilaksanakan oleh satu buah crane dalam waktu 1 jam. Indicator ini lebih ditujukan untuk kepentingan internal terminalBox Ship per Hour (BSH) yaitu banyaknya box peti kemas yang mampu dibangkar dan/atau dimuat oleh pihak terminal terhadap satu buah kapal dalam waktu 1 jam. Indicator ini leih ditujukan untuk kepentingan pihak pelayaran, karena semakin tinggi BSH berarti waktu pelayanan menjadi semakin pendek tentu saja akan mempengaruhi turn=araound time dan mengurangi okos sandar kapal.Biasanya container crane tersebut mampu melakukan pergerakan sebanyak 27 kali dalam 1 jam.

5. Item no 3, Alat handling lapangan penumpukan petikemasPelabuhan Indonesia (2000) menjelaskan beberapa peralatan bongkar muatpeti kemas sebagai berikut : a. Gantry crane yaitu kran peti kemas yang berada di dermaga untuk bongkarmuat peti kemas dari dan ke kapal container, yang dipasang di atas rel disepanjang dermaga. Gantry crane juga disebut container crane.

b. Forklift adalah peralatan penunjang pada terminal peti kemas untuk melakukan bongkar muat dalam tonase kecil, biasanya banyak digunakan pada CFS serta kegiatan delivery atau interchange.

c. Head truck atau chasis adalah trailer yang digunakan untuk mengangkut peti kemas dari dermaga ke lapangan penumpukan atau sebaliknya serta dari lapangan penumpukan peti kemas ke gudang CFS atau sebaliknya.

d. Straddle carrier, digunakan untuk bongkar muat peti kemas ke/dari chasis dan dapat menumpuk sampai tiga tingkat.

e. Side loader, digunakan untuk mengangkat peti kemas dan menumpuknya sampai tiga tingkat.

f. Transtainer, yaitu kran peti kemas yang berbentuk portal dan dapat berjalan pada rel atau mempunyai ban karet. Alat ini dapat menumpuk peti kemas sampai empat tingkat dan menempatkannya di atas gerbong kereta api atau chasis.

Referensi : http://portagent.wordpress.com/alat-bongkar-muat-di-pelabuhan/ http://portagent.wordpress.com/spesifikasi-peti-kemas-container/ http://mdk16.wordpress.com/2013/05/18/penanganan-handling-petikemas-di-pelabuhan/ http://www.maritimedia.com/artikel/Tipe%20Kargo%20&%20Kemasan.pdf http://eprints.undip.ac.id/34407/5/2151_chapter_II.pdf http://marinenaval.blogspot.com/2013/07/pelabuhan-oh-pelabuhan-part-2.html http://id.wikipedia.org/wiki/Peti_kemas