PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan Pembuatan Database Gardu Distribusi 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Di Indonesia kebutuhan tenaga listrik disupply oleh PLN kecuali untuk daerah-daerah yang jauh dari jaringan PLN. Kebutuhan tenaga listrik terus meningkat sesuai dengan tingkat industrialisasi dan tingkat kemakmuran masyarakat. Untuk itu PT PLN (Persero) Distribusi Bali sebagai perusahaan dengan mutu pelayanan kelas dunia (World Class Services) dituntut untuk memberikan pelayanan yang prima kepada konsumen. PT PLN (Persero) Area Jaringan Bali Selatan merupakan unit pelaksana yang mengelola dan mengendalikan kurang lebih 60% pengusahaan ketenagalistrikan di PT PLN (Persero) Distribusi Bali. Berdasarkan data pengusahaan Area Jaringan Bali Selatan, tercatat pertumbuhan permintaan energi listrik sebesar 7-9 % tiap tahunnya, sehingga menuntut pengoperasian, pemeliharaan dan perkembangan aset ketenagalistrikan yang sejalan dengannya. Dengan demikian, telah menjadi keharusan bahwa PT PLN (Persero) Area Jaringan Bali Selatan harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dengan memberikan sistem tenaga listrik yang andal dan kualitas listrik yang baik. Trafo distribusi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Kerusakan pada trafo distribusi menyebabkan kontinuitas pelayanan kepada konsumen akan terganggu (terjadinya pemutusan aliran listrik atau pemadaman). Pemadaman listrik yang terlalu sering dengan waktu padam yang lama dan tegangan listrik yang tidak stabil, merupakan refleksi dari keandalan dan kualitas listrik yang kurang baik, dimana akibatnya dapat dirasakan secara langsung oleh pelanggan, dan PLN sebagai pembangkit dan penyalur tenaga listrik akan ikut terkena dampaknya. Angka kegagalan / kerusakan trafo di Area Jaringan Bali Selatan pada tahun 2008 yang mencapai 2,28% dari total aset Area Jaringan Bali Selatan yaitu 3292 buah, mengindikasikan perlunya review ulang manajemen transformator distribusi. Resiko akibat kegagalan transformator distribusi tidak hanya pada initial cost yang ditimbulkan tetapi juga pada performance SAIDI / SAIFI dan losses yang mempengaruhi kinerja sistem distribusi secara keseluruhan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 1
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Di Indonesia kebutuhan tenaga listrik disupply oleh PLN kecuali untuk
daerah-daerah yang jauh dari jaringan PLN. Kebutuhan tenaga listrik terus
meningkat sesuai dengan tingkat industrialisasi dan tingkat kemakmuran
masyarakat. Untuk itu PT PLN (Persero) Distribusi Bali sebagai perusahaan
dengan mutu pelayanan kelas dunia (World Class Services) dituntut untuk
memberikan pelayanan yang prima kepada konsumen.
PT PLN (Persero) Area Jaringan Bali Selatan merupakan unit pelaksana yang
mengelola dan mengendalikan kurang lebih 60% pengusahaan ketenagalistrikan di
PT PLN (Persero) Distribusi Bali. Berdasarkan data pengusahaan Area Jaringan
Bali Selatan, tercatat pertumbuhan permintaan energi listrik sebesar 7-9 % tiap
tahunnya, sehingga menuntut pengoperasian, pemeliharaan dan perkembangan
aset ketenagalistrikan yang sejalan dengannya. Dengan demikian, telah menjadi
keharusan bahwa PT PLN (Persero) Area Jaringan Bali Selatan harus memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dengan memberikan sistem tenaga
listrik yang andal dan kualitas listrik yang baik.
Trafo distribusi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam
penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Kerusakan pada trafo
distribusi menyebabkan kontinuitas pelayanan kepada konsumen akan terganggu
(terjadinya pemutusan aliran listrik atau pemadaman). Pemadaman listrik yang
terlalu sering dengan waktu padam yang lama dan tegangan listrik yang tidak stabil,
merupakan refleksi dari keandalan dan kualitas listrik yang kurang baik, dimana
akibatnya dapat dirasakan secara langsung oleh pelanggan, dan PLN sebagai
pembangkit dan penyalur tenaga listrik akan ikut terkena dampaknya.
Angka kegagalan / kerusakan trafo di Area Jaringan Bali Selatan pada tahun
2008 yang mencapai 2,28% dari total aset Area Jaringan Bali Selatan yaitu 3292
buah, mengindikasikan perlunya review ulang manajemen transformator distribusi.
Resiko akibat kegagalan transformator distribusi tidak hanya pada initial cost yang
ditimbulkan tetapi juga pada performance SAIDI / SAIFI dan losses yang
mempengaruhi kinerja sistem distribusi secara keseluruhan.
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 2
Untuk mendukung visi 2012 PT PLN (Persero) Disribusi Bali sebagai
perusahaan kelas dunia (World Class Company) dan sesuai kesepakatan PLN
Distribusi Se-Jawa dan Bali tentang Manajemen Trafo Distribusi dan Penekanan
Gangguan Distribusi, maka dalam telahaan staf ini akan dibuat program / database
manajemen gardu distribusi untuk mengendalikan dan mengelola aset sistem
distribusi.
I.2 PERMASALAHAN Dari uraian latar belakang diatas, permasalahan yang ingin dibahas oleh
penulis adalah bagaimana cara membenahi pengelolaan aset jaringan distribusi
melalui database manajemen gardu distribusi sehingga dapat meminimalkan atau
menekan penyebab gangguan jaringan distribusi.
I.3 PRA ANGGAPAN
Berdasarkan permasalahan yang ada diatas maka penulis menganggap
bahwa selama ini aset jaringan distribusi belum dikelola secara maksimal karena
tidak semua trafo memiliki data historical, kebanyakan petugas pelaksana hanya
melakukan pengukuran dan pemeliharaan tanpa mengisi form data historical trafo.
Sehingga perlu untuk dilakukan pembenahan pengelolaan gardu distribusi dengan
memperbaiki data historical trafo sebagai dasar untuk perencanaan pemeliharaan
dan analisa kegagalan trafo yang meliputi data spesifikasi trafo, merk, tahun
pembuatan, tahun pemasangan, historical pengoperasian trafo, pemeliharaan
gardu, pengukuran beban, pengukuran tegangan ujung, inspeksi gardu dan data
LV Board.
I.4 TUJUAN
Pembuatan database manajemen gardu distribusi ini bertujuan untuk :
1. Membenahi pengelolaan aset distribusi (trafo dan LV Board).
2. Mengetahui prosentase pembebanan trafo.
3. Mengetahui data tegangan ujung.
4. Mengetahui data trafo yang OB.
5. Sebagai antisipasi dalam menghindari trafo OB.
6. Menekan biaya investasi trafo.
7. Menekan biaya pemeliharaan gardu distribusi.
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 3
I.5 BATASAN MASALAH Dalam telaahan staf ini supaya pembahasan lebih terarah maka penulis
membatasi permasalahan yang ada meliputi :
1. Pembuatan program database menggunakan MS Access.
2. Program yang dibuat hanya mencakup database untuk Pengukuran
Gardu, LV Board, Pemeliharaan Trafo yang meliputi Threatment Oil
dan Ganti Oil, Inspeksi Gardu serta Gangguan Trafo.
3. Permasalahan gangguan trafo yang dibahas dalam database ini hanya
didasarkan pada penyebab gangguan saja sehingga diperlukan analisa
lebih lanjut.
4. Data pengukuran gardu, treatment minyak trafo dan ganti minyak trafo
diperoleh dari data pengukuran yang sudah ada di wilayah kerja Area
Jaringan Bali Selatan pada tahun 2008.
I.6 SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan Telaahan Staf ini terdiri dari 4 Bab, yaitu :
Bab I Pendahuluan
Berisi latar belakang penulisan, permasalahan, pra anggapan,
tujuan penulisan, batasan masalah yang dikaji serta sistematika
penulisan.
Bab II Landasan Teori
Memuat tentang gardu distribusi dan transformator distribusi.
Bab III Pembahasan
Berisi tentang data pengukuran dan pembahasan database gardu
distribusi yang dibuat.
Bab IV Kesimpulan dan Saran
Memuat kesimpulan dari pembuatan database gardu distribusi yang
telah dibuat dan saran-saran untuk perbaikan database.
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 4
BAB II LANDASAN TEORI
II.1 GARDU DISTRIBUSI
Fungsi dari gardu adalah sebagai tempat pengumpul, pembagi dan penyalur
energi listrik. Gardu distribusi terdiri dari panel-panel pengatur Tegangan
Menengah, dan trafo. Selain itu fungsi dari gardu distribusi adalah sebagai
pengubah tegangan sebelum disalurkan ke pelanggan.
Berdasarkan fungsinya gardu dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Gardu Induk sisi 20 kV Gardu induk berfungsi untuk mengubah tegangan transmisi menjadi
tegangan distribusi primer (20kV) dan membaginya menjadi beberapa
penyulang saluran.
2. Gardu Hubung Gardu hubung berfungsi sebagai penghubung antara beberapa penyulang
sehingga terjadi interkoneksi antar penyulang. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan dalam melakukan manuver pada saat terjadi suatu gangguan.
3. Gardu Distribusi Gardu distribusi berfungsi sebagai pengubah tegangan distribusi primer
menjadi tegangan distribusi sekunder atau dari 20 kV menjadi 400/231 V.
Berdasarkan bentuk kontruksinya, gardu distribusi dibagi menjadi dua
macam yaitu :
1. Gardu Distribusi Pasangan Dalam Ada dua macam tipe gardu pasangan dalam yaitu gardu tembok (beton) dan
gardu kios.
2. Gardu Distribusi Pasangan Luar Gardu distribusi pasangan luar biasa disebut dengan gardu tiang dimana
terdapat dua tipe yaitu gardu cantol, menggunakan satu tiang dan gardu
portal, menggunakan dua tiang. Yang dilengkapi dengan FCO (Fuse Cut
Out), Trafo, dan PHB-TR yang diletakkan pada tiang.
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 5
II.2 TRANSFORMATOR DISTRIBUSI Transformator Distribusi atau disebut trafo distribusi, merupakan suatu alat
listrik yang mengubah tegangan arus bolak-balik dari suatu tingkat ke tingkat yang
lain melalui suatu gandengan magnet yang cara kerjanya berdasarkan prinsip
induksi elektromagnetik, mentransformasikan tegangan dan arus dari listrik diantara
dua belitan atau lebih dengan frekuensi yang sama dan dengan nilai arus dan
tegangan berbeda antara primer dan sekunder. Konstruksi utama dari trafo terdiri
dari sebuah inti yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan yaitu
kumparan primer dan kumparan sekunder, dapat dilihat dalam Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Bagian Trafo
Penggunaan transformator yang sederhana dan handal memungkinkan
dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan serta
merupakan salah satu sebab penting bahwa arus bolak-balik sangat banyak
dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik.
II.2.1 Teori Dasar Trafo Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum Ampere dan hukum
Faraday, yaitu arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya
medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada kumparan primer
diberikan tegangan yang menyebabkan timbulnya arus sinusoida, maka arus
tersebut menimbulkan terjadinya medan magnet yang dapat menimbulkan
terjadinya fluk yang juga berbentuk sinusoida pada inti besi. Pada kumparan
sekunder yang mendapatkan perubahan fluk dari inti akan mengakibatkan
terjadinya induksi, akibatnya antara dua ujung terdapat beda tegangan, sehingga
menghasilkan gaya gerak listrik (GGL) yang berbentuk sinusoida.
INTI
KUMPARAN PRIMER
KUMPARAN SEKUNDER
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 6
Trafo dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan tegangan. Naik
turunnya tegangan pada trafo tergantung dari jumlah lilitan pada kumparan primer
dan kumparan sekunder trafo. Dimana dengan rumus dapat di tuliskan :