Top Banner
TRUBUS GOLD EDITION - III 98 10 obat favorit tradisional 1 1 0 0 0 oba bat fa fa av vo ori rit t t trad di isiona nal surga buah nusantara Di depan cempedak, durian, langsat, rambutan, dan kacang panjang, bibir pemuka adat Suku Dayak Manyan itu berkomat-kamit. Dari buah-buahan itu sepasang pengantin berharap berkah. Seutas tali yang membentang di pintu gerbang keluarga mempelai wanita itu digelayuti buah. Janur kelapa memperindah untaian tali katun itu. Usai do’a dan mantra ditahbiskan tali dipotong. Buah yang berserakan jadi rebutan tamu yang hadir. Begitu tali terputus maka keluarga mempelai wanita menerima keluarga mempelai pria. Buah Mengharap Berkah dari
56

trubus kalbar

Nov 29, 2015

Download

Documents

Reky Revizal

xzdsc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III98

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddiisionanal

surgabuah

nusantara

Di depan cempedak, durian, langsat, rambutan, dan kacang panjang, bibir pemuka adat Suku Dayak Manyan

itu berkomat-kamit. Dari buah-buahan itu sepasang pengantin berharap berkah.

Seutas tali yang membentang di pintu gerbang keluarga mempelai

wanita itu digelayuti buah. Janur kelapa memperindah untaian tali katun itu. Usai do’a dan mantra ditahbiskan tali dipotong. Buah yang berserakan jadi rebutan tamu yang hadir. Begitu tali terputus maka keluarga mempelai wanita menerima keluarga mempelai pria.

Buah

Mengharap

Berkahdari

Page 2: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 99

Cempedak, pohon subur beri pasangan subur

Foto

-fot

o: D

estik

a C

ahya

na &

Vin

a Fi

tria

ni

Page 3: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III100

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddiisionanal

surgabuah

nusantara

Ritual potong tali bajang di setiap pesta pernikahan menggambarkan dekatnya suku Dayak Manyan, Kalimantan Tengah, dengan buah dan hasil pertanian lain. “Di sana terkandung do’a dan harapan 2 keluarga mempelai terhadap sifat dan nama buah-buahan,” kata Amik Hewu, warga Dayak Manyan, di Barito Timur. Sebut saja pada kacang panjang, keluarga berharap kedua mempelai berumur panjang. Begitu pula umur pernikahannya.

Cempedak, rambutan, durian, dan langsat pun sarat dengan makna. Dalam 1 pohon kerap ditemukan buah itu dalam jumlah ratusan hingga ribuan. “Itu bermakna kesuburan dan kemampuan tanaman menghasilkan buah. Diharapkan kedua mempelai subur dan memiliki keturunan yang menjadi pewaris generasi,” katanya. Di masa kini macam buah itu semakin kaya, tak hanya buah lokal Kalimantan. Anggur dan apel yang tumbuh di luar Kalimantan pun kerap terlihat digantung.

Pisang atau kelapaSuku Banjar, Kalimantan Selatan, pun

menganggap buah tertentu—seperti pisang dan

kelapa—sebagai simbol penting. Pada proses maantar jujuran alias seserahan sebelum pesta perkawinan, biasanya keluarga mempelai pria membawa pakaian wanita, perlengkapan sholat, sepatu, tas, alat kosmetik, perhiasan, dan uang mahar untuk keluarga wanita. Di dalam rangkaian barang itu selalu diselipkan sebatang anak tanaman pisang.

Terkadang pisang digantikan oleh kelapa yang bertunas. Bibit pisang atau kelapa itu dihiasi permen beraneka warna dan uang kertas recehan. Menurut Hj Mardiana, kurator dari Museum Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan, pisang dipilih karena mudah beranak pinak, hidup bergerombol, dan semua bagian pohon bermanfaat—dari daun hingga ke akar.

Itu semua menjadi simbol kehidupan agar kedua mempelai cepat mendapat keturunan, serta keluarga yang dibangun berguna bagi lingkungan sekitar. Hiasan berupa permen dan uang kertas memberi makna agar pasangan bahagia, aman, dan tentram, serta kaya raya. “Intinya berharap agar dimurahkan rezeki oleh Tuhan,” katanya.

Peran pisang ternyata jauh lebih besar. Sebelum pesta perkawinan kedua mempelai di

Kiri:Tin, pohon perdamaian 5 agama

Kanan:Anggur, lambang sukacita

Page 4: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 101

Pisang digulai batangnya, dipercaya beri ketenangan dan kesabaran

Page 5: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III102

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddiisionanal

surgabuah

nusantara

Suku Banjar “diwajibkan” mencicipi hidangan berupa gangan gadang. Gangan ialah sayur dan gadang berarti inti batang pisang. Yang paling banyak dipakai pisang awa atau manurun. Gulai batang pisang itu dipercaya bersifat mendinginkan sehingga penyantapnya menjadi tenang dan sabar. Diharapkan kehidupan kedua mempelai rukun sepanjang hidup.

Sifat pisang lainnya yang diharapkan menular ke pengantin ialah cepat beranak, tidak mati sebelum berbuah, dan kehidupan damai di tengah masyarakat banyak. Namun, warga Banjar di wilayah utara Kalimantan Selatan yang disebut Banua Anam mempunyai keyakinan berbeda. Mereka justru menyantap makanan yang gurih itu sebagai lambang kesuburan dan ketentraman hidup yang dinikmati sehari-hari.

Simbol Kebudayaan manusia memang selalu

berhubungan erat dengan materi di alam sekitar termasuk dengan ora dan fauna. “Tak hanya buah-buahan lezat yang kerap menjadi simbol kehidupan, pohon yang memiliki nilai historis pun biasanya dihargai,” kata Yos Sutiyoso, praktikus pertanian di Jakarta. Yos menyebut pohon bodhi Ficus religiosa sebagai pohon yang dihormati oleh pemeluk Budha di seluruh dunia. Di bawah pohon itulah diceritakan Sang Budha bertapa dan memperoleh pencerahan luar biasa dari Yang Maha Kuasa. Makanya kerabat beringin itu disebut pohon pencerahan.

Eka Budianta, budayawan di Jakarta pun mengamini pendapat Yos. Menurutnya banyak ora bernilai historis yang menjadi sumber inspirasi umat manusia. Sebut saja ranting dan daun zaitun yang menjadi simbol perdamaian. Sebuah kisah nyata dan terkenal tentang zaitun muncul ke dunia internasional 34 tahun silam. Ketika itu Yasser Arafat, pemimpin Palestina, pertama kali muncul di panggung politik internasional.

Di depan Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa ia berpidato dengan sebuah metafora: satu tangan memegang tangkai zaitun dan tangan lain memegang senjata api. Tiga kali ia mengatakan, jangan sampai tangkai zaitun jatuh dari tangannya. Zaitun Olea europaea lalu menjadi simbol perdamaian yang mendunia. Di Qana, Libanon Selatan, pohon zaitun ditanam di makam korban peperangan sebagai simbol keinginan warga untuk mengecap perdamaian. Ranting zaitun pun kerap dipersembahkan pada para pemenang berbagai kejuaraan.

Menurut Reza Tirtawinata, pakar buah di Bogor, yang juga pantas menjadi buah perdamaian ialah tin Ficus carica. Buah yang juga dikenal sebagai buah ara itu tercatat di 3 kitab suci agama besar dunia. Bahkan, Eka Budianta menyebut 5 kitab suci—Amzal, Taurat, Zabur, Injil, dan Qur’an—mencatat keberadaan buah segar yang dapat dikeringkan itu. Kitab suci itu masing-masing dibawa oleh Sulaiman, Musa, Daud, Isa, dan Muhammad. “Ia dihargai oleh umat 5 nabi itu. Ara menjadi tanaman yang universal,” kata Eka. Di Indonesia, dikenal tanaman lambang perdamaian yang diakui pemerintah yaitu keben Barringtonia asiatica.

Penelusuran wartawan Trubus, Vina Fitriani, beberapa buah dan umbi yang tak bernilai historis tetap menjadi simbol kehidupan berdasarkan sifat buah atau fungsinya. Misalnya, pisang melambangkan kasih sayang; anggur, sukacita; delima, perdamaian; nanas, kesabaran; sawo, kemurahan; dan jeruk, kebaikan. Sedang bengkoang berarti kesetiaan dan salak, lemah-lembut.

Rambutan, simbol keturunan pewaris generasi

Kacang panjang, berharap panjang umur

Page 6: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 103

Cordyline atau sawang ditanam di 4 penjuru rumah

CordylineDi Kalimantan, tanaman yang juga mendapat

tempat istimewa ialah cordyline. Suku Dayak Manyan menyebut tanaman hias itu sebagai sawang. “Semua penduduk Manyan menanam sawang di 4 penjuru rumahnya,” kata Amik Hewu. Mereka menganggap sawang—terutama yang berdaun merah—sebagai penolak bala. Karena semua rumah suku Dayak Manyan menanam sawang, maka cordyline pun menjadi identitas

yang membedakan dengan pemukiman nondayak, misal dari suku Banjar atau Jawa.

Sawang pun kerap ditanam ketika anak manusia dilahirkan. Sebelum anak itu menjadi dewasa, maka sawang tak boleh dirusak. Mengganggu dan merusak sawang dianggap melecehkan hargadiri keluarga. Tak jarang pelecehan karena merusak sawang mesti ditebus dengan nyawa. Menurut Anton, warga setempat, sawang juga sering diibaratkan dengan mandau, senjata khas suku dayak. “Ada istilah mandau terbang. Yang terlihat seperti sawang terbang,” katanya.

Menurut Yos, buah, tanaman hias, dan tanaman lain itu hanyalah sekadar simbol. “Terkadang kita tak tahu asal dan musababnya. Namun, itu sudah berkembang turun-temurun,” katanya. Ia merujuk pada kamboja di Pulau Jawa yang kerap menjadi tanaman kuburan. Padahal, di Thailand ia tenar sebagai tanaman hias. Di Bali, bunga kamboja diselipkan di telinga gadis Bali untuk menambah kecantikannya. Yang terpenting menurut Eka, tanaman mesti menjadi sumber inspirasi bagi kehidupan manusia. (Destika Cahyana/Peliput: Vina Fitriani)

Masyarakat suku Dayak menggunakan buah-buahan, sayuran, dan tanaman hias

sebagai simbul kehidupan pada upacara-upacara ritual. Pelecehan

terhadap keyakinan itu bisa berisiko kehilangan nyawa.

Page 7: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III104

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddisisionanal

rrsurga

buah

nusantara

Sepuluh tahun! Itulah lamanya waktu untuk memastikan durian terbaik Kalimantan Barat di wilayah Balaikarangan, Kabupaten Sanggau.

daridariBalaikaranganBalaikarangan

ZibethinusZibethinusPilihanPilihan

10obat

favorittradisionalsurga

buah

nusantara

Page 8: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 105

Page 9: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III106

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddisisionanal

rrsurga

buah

nusantara

Rimba Kalimantan menyimpan banyak buah hutan unggul

Durian batangtarang

Meski terhitung uzur, daya juang lelaki 76 tahun itu tetap berkobar untuk

menemukan tempat durian terbaik di Kalimantan Barat. Duapuluh delapan tahun lalu, pensiunan pegawai bank itu menyusuri jalan-jalan setapak dari kampung ke kampung hingga hutan belantara di berbagai k a b u p a t e n s e p e r t i Pontianak, Sambas, Sintang, Sekadau, dan Kapuas Hulu. Semua memang untuk Durio zibethinus t e r l e z a t . “ A d a sekitar 80 jenis zibethinus yang d idapat , ” kenang Baharudin, lelaki uzur itu.

Secuil informasi penting sampai di telinganya pada 1990. Baharudin yang saat itu masih sanggup berhari-hari jalan di hutan diminta datang ke Balaikarangan. Dari sebuah dusun

berjarak 310 km atau 5 jam perjalanan mobil dari Pontianak ke arah timur laut, salah satu

zibethinus terlezat ditemukan. “Di sana asal durian raja mabah,” katanya. Raja mabah yang ditabalkan sebagai varietas unggul nasional pada 17 Januari 1995 itu sohor karena daging buahnya manis dan legit. Bobotnya 2 , 5 — 5 k g / b u a h . D i luar itu, Balaikarangan juga menelurkan durian

istimewa lain: sawah mas dan aspar. Keduanya juga

ditahbiskan sebagai king of fruit unggul nasional pada

tahun yang sama. Durian-durian unggul Balaikarangan

itu punya ciri khas serupa. Warna dagingnya kuning terang. “Durian unggul pasti buahnya berdaging kuning dan bercitarasa manis dan legit,” ujar Baharudin. Kuningnya warna daging buah jelas menggugah selera. Apalagi bila

Page 10: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 107

Selama eksplorasi di Kalimantan Barat, pohon berbuah yang ditemukan hanya sedikit. Mentawak, peluntan, rambutan hutan, langsat, dan belimbing darah yang setahun silam mudah didapat kini seolah menghilang dari peredaran. Tidak menentunya musim hujan dan kemarau dianggap sebagai biang kerok masalah itu.

Baharudin (X) menyaksikan panen pekawai di Desa Sotok

dipadu dengan serat buah nan halus dan memiliki kadar air rendah sehingga buah tidak lembek. “Itu ada semua pada rajah mabah, aspar, dan sawah mas,” kata penangkar di Pontianak itu.

Cuma itu? Tentu tidak. Kelompok durian yang dapat dikonsumsi itu punya ciri lain yakni memiliki 5 juring dengan 14—18 pongge. Bahkan ukuran biji durio itu cukup kecil hingga nyaris hepe. Menurut Baharudin itu tanda-tanda durian berkualitas tinggi. Dengan biji hepe rendemen buah juga besar. Rendemen durian unggul mencapai 40%. Nah, durian non-unggulan persentasenya separuhnya, 20%. “Produktivitas durian itu juga tinggi mencapai 200—300 buah/pohon/tahun,” kata Baharudin. Memang produksi itu lazim diperoleh untuk durian berumur di atas setengah abad.

Musim kacau“Kita akan berburu durian-durian itu ke

Balaikarangan dan mencari buah lain,” ujar Baharudin pada medio Januari 2008. Kijang kapsul keluaran 2000 menjadi teman perjalanan panjang

Foto

-fot

o: D

ian

Adi

jaya

S &

Sar

di D

urya

tmo

Page 11: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III108

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddisisionanal

rrsurga

buah

nusantara

itu. Selain Baharudin, seorang rekan dari Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Barat yang ikut merancang jalur eksplorasi Trubus di Borneo itu, Simbul Haryadi ikut serta.

Pasar Melaban di Kabupaten Sanggau jadi lokasi persinggahan pertama untuk berburu durian. “Siapa tahu ada durian unggul di sini,” kata Baharudin. Tak salah untuk berharap. AJGH Koestermans, peneliti Belanda, menyebutkan Kalimantan adalah jantung penyebaran keluarga durio. Bayangkan dari 27 jenis durian di dunia, 18 jenis di antaranya tumbuh di Kalimantan. Untuk mendapati durian-durian itu cara paling mudah mengunjungi pasar.

Melaban adalah pusat penjualan durian batangtarang yang berasal dari wilayah perbukitan. Namun asa mencicipi kelezatan batangtarang lenyap saat mendapati 2 kios penjual tak dapat memberi buah yang manis terlebih legit.

Menurut Sugianto sejatinya durian-durian cukup enak disantap. “Entah mengapa musim

buah kali ini banyak yang jelek. Mungkin itu akibat gerhana beberapa waktu lalu,” katanya. Saat buah kedua muncul pada Desember memang terjadi gerhana bulan selama 10 menit. Bagi pekebun itu

pertanda buruk. Pohon memang berbunga, tapi banyak bunga yang gugur.

Entah ada hubungan atau tidak, kejadian alam itu juga berdampak

pada buah lain. Yosef Andi, kepala Balai Penyuluhan

Pertanian di Kembayan, Kabupaten Sanggau, memberi informasi yang menciutkan hati. Menurut Yosef Januari 2008 ini mestinya mentawak

d a n p e l u n t a n , keduanya anggota

keluarga nangka-n a n g k a a n m u d a h

dijumpai. “Sekarang sulit apalagi kalau mau melihat

pohonnya berbuah,” tuturnya. Nasib serupa terjadi pada buah eksotis lain

seperti belimbing darah Baccaurea reticulata, rambutan hutan Nephelium sp, dan tampoi

Kemayau, mirip buah kurma

Durian dengan kelainan di kulit buah di Pasar Melaban

Page 12: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 109

Durian pekawai

Page 13: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III110

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddisisionanal

rrsurga

buah

nusantara

kuning Baccaurea pyriformis. Padahal setahun lalu, saat Trubus singgah sepulang berburu buah-buah eksotis di Nangapinoh, Kabupaten Sintang, buah-buah itu cukup mudah dijumpai, di pasar sekalipun. “Semoga durian di Balaikarangan ada yang masih berbuah,” ujar Simbul.

BalaikaranganBalaikarangan dicapai saat sang surya

condong ke barat. “Kita langsung ke Desa Sotok,” kata Baharudin. Desa Sotok di Kecamatan Sekayam yang mayoritas penduduknya suku Dayak Bedayah itu adalah sentra durian di Balaikarangan. Sepanjang jalan tanah menuju

desa sejauh 5 km dari pusat kota Balaikarangan itu tampak jejeran puluhan pohon durian yang ditaksir berumur di atas 40 tahun. Garis tengah pohon-pohon setinggi 30—40 m itu mencapai setengah meter.

Sayang, sepanjang jalan yang penuh lubang-lubang selebar ember itu tak terlihat zibethinus yang memamerkan buah. Titik terang muncul saat beberapa orang melintas dengan memikul karung berisi durian. “Ini pekawai,” kata Baharudin yang menggenggam durian sekepal tangan orang dewasa itu. Durio kutejensis itu hasil panen di kebun Busrah. “Saya hanya punya 2 pohon dan ini panen kedua,” kata Busrah yang sore itu mendapat 7 karung pekawai dari sebuah pohon

Kedadai Ficus sp

Kiri:Sulit masuk ke lokasi durian raja mabah. Mobil terpaksa balik arah

Kanan:Lapak-lapak durian di Singkawang

Page 14: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 111

setinggi 40 m. Dengan daging buah kuning dan legit, pekawai cukup mengobati dahaga Trubus menyantap durian.

Makarius di Desa Sotok beruntung masih menyimpan durian unggul: trenggiling. Dengan bobot sekitar 5 kg, saat dibelah warna kuning daging buah sudah menggoda. Tak salah, rasanya memang mantap. Dengan daging buah kering, rasa legitnya melekat kuat di lidah. Selain trenggiling Makarius juga memiliki durian unggul lain seperti tembaga sotok mas yang merebut juara lomba buah unggul nasional Trubus pada 2005. “Durian ini jadi incaran cukong-cukong durian Malaysia. Harganya bisa mencapai Rp300.000/buah,” kata Makarius. Ingat itu harga di kebun!

Makarius memang dikenal sebagai penghasil durian unggul di Desa Sotok. Lokasi kebunnya sekitar 10 m dari tepi Sungai Sekayam. “Saat banjir, kebun durian akan terendam selama 2—3 hari,” katanya. Endapan humus pun menjadi sumber nutrisi bagi trenggiling, tembaga sotok mas, dan tengkurup di kebun 4 ha miliknya. Ini yang membuat lezatnya durian milik Makarius, selain 50 kg garam dapur yang ditebar. Harap mafhum durian lain yang tidak terendam banjir, berjarak sekitar 200—300 m dari sungai, mayoritas rasa buahnya hambar.

Puas dengan trenggiling, lokasi raja mabah di Mabah menjadi tujuan berikutnya. Sayang, jalan menuju lokasi durian yang ada di Gunung Nyiut

Kiri:Lokasi durian unggul di Desa Sotok, Balaikarangan

Kanan:Gali informasi pohon berbuah dengan berbincang-bincang

Asam mawang sulit ditemukan selama eksplorasi

Page 15: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III112

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddisisionanal

rrsurga

buah

nusantara

itu tak bersahabat. Berkali-kali roda terantuk sisi lubang bak kubangan kerbau di tengah gelapnya malam. “Mobil ini bisa hancur gardannya,” ujar Maman sang sopir. Berkali-kali Maman berhenti lalu mengecek kedalaman lubang agar kendaraan bisa melintas. Namun, setelah 4 km menyusuri jalan superjelek itu, Maman angkat tangan. Padahal lokasi istirahat masih berjarak 3 km lagi. Dari sana masih perlu berkendaraan ojek selama 3 jam. Bila berjalan kaki, lokasi rajah mabah dicapai setelah 2 hari. “Kita berputar balik saja,” kata Baharudin.

Sesudah bermalam di Menyuke berjarak 5 jam perjalanan dari Balaikarangan, durian berenong dan

selabu di Desa Bange, Kecamatan Sanggauledo menjadi target berikutnya. Berenong dan selabu berdaging kuning dengan rasa manis. Namun, dibandingkan trenggiling atau tembaga, jelas kalah jauh. “Tapi jenis ini termasuk durian unggul di Sanggauledo,” kata Baharudin. Pohon induk berenong sudah berumur lebih dari seabad.

Duku punggur Ide menyambangi Pasar Serikin di Serawak

Malaysia terlintas saat sulit menemukan buah-buah lain. “Mungkin di sana banyak buah, apalagi pekebun-pekebun di sini menjual ke sana

Rambutan budidaya, jenis taiwan (kiri) dan binjai (kanan) dijumpai berbuah

Tengit, lengkeng lokal

Page 16: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 113

karena harganya tinggi,” kata Sarjo, transmigran sukses di Sanggauledo. Tantangan itu membuat adrenalin menggelegak, terlebih lagi Trubus tidak membawa paspor. “Ya untung-untungan saja untuk masuk,” ujar Sarjo.

Setelah disepakati untuk menyewa ojek Rp600.000, perjalanan menegangkan itu dimulai. Iskandar MS, staf imigrasi Indonesia di Jagoibabang yang dimintai izin memberi bekal secarik kertas tanda lintas batas. Di atas kertas itu hanya tertulis nama dan nomor tanda penduduk, serta stempel imigrasi. “Jangan lama-lama di sana,” ujarnya. Peringatan berikutnya cukup membuat ciut nyali setelah Asok, penguasa ojek di lintas batas, mewanti-wanti agar tidak memotret. “Jangan coba-coba, kameramu bisa dirampas,” tutur Asok.

Setelah diperiksa 8 Tentara Diraja Malaysia, Trubus, Baharudin, dan Simbul, melaju menuju Pasar Serikin yang jaraknya 10 km. Namun tak diduga 4 personil tentara itu membuntuti memakai kendaraan defender. Di tengah pasar yang mirip pasar kaget di Cibinong, Bogor, pada setiap Ahad, mereka terus membuntuti sambil berjalan. Saat terpergok, para tentara itu berpura-pura memilih-milih barang.

Memang tak banyak buah dijumpai di pasar sepanjang 1,5 km itu. Selain pedagang jeruk, beberapa pedagang dari Indonesia terpergok menjual mangga arumanis. Uniknya mangga yang dikebunkan di Jawa Timur itu dijajakan

Banyak pekebun di Kabupaten Sanggauledo menjual hasil

bumi ke Pasar Serikin,

Serawak, Malaysia. Selain

akses lebih mudah, harga jual komoditas itu lebih tinggi daripada di Pontianak, Kalimantan

Barat.

sebagai mangga jakarta seharga 5 ringgit/kg. “Di sini ternyata tidak ada buah yang bagus,” ujar Simbul. Kunjungan di Pasar Serikin usai setelah 20 menit berkeliling. Itu pun lantaran Asok memberi peringatan. “Ayo keluar dari sini, mereka sudah mengincar kalian,” katanya terburu-buru.

Harapan terakhir menjumpai pohon yang berbuah kini tertuju pada sentra duku punggur di Kabupaten Kubu Raya. Januari memang saat tepat panen raya Lansium domesticum itu. Namun di Desa Punggur, lagi-lagi sulit dijumpai pohon berbuah. “Sudah 2 tahun ini bahkan tidak ada yang berbuah,” ujar Abdul Kadir, pekebun dengan 300 pohon. Abdul sulit mencari sebab mogok berbuahnya lansium-lansium itu. “Saya duga ini akibat pemanasan global karena hutan di Kalimantan ditebangi,” tuturnya.

Eksplorasi selama 7 hari melintasi 6 kabupaten dengan jarak tempuh hingga 1.082 km itu memang jauh dari memuaskan. Namun, tak ada yang bisa dikambinghitamkan akibat ketidaksesuaian dari musim buah-buah itu. Toh Kalimantan tetap salah satu surganya buah tropis tanahair. (Dian Adijaya S)

Perjalanan ke Sintang lewati air terjun Tjikalong

Page 17: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III114

Terungkap rahasia perut langsing kaum hawa di Pagarlembata, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Mereka rajin meminum perasan buah asam kandis Garcinia parviflora sebagai obat

susut perut.

samBADi

Rasaalik

Page 18: trubus kalbar

10obat

favorittradisional

obbaattraddiisionanal

surgabuahnusantara

Gandaria Bouea macrophyla seukuran telur ayam, di Jawa cuma sebesar telur puyuh

Page 19: trubus kalbar

10obat

favorittradisional11000obabat

ffaavvooriritttraddiisionanal0000surgabuah

nusantara

TRUBUS GOLD EDITION - III116

Kegunaan a n g g o t a k e l u a r g a

Garcinia itu tersibak saat menyusuri Sungai Melawi sepanjang 100 km di Nangapinoh. Di Pagarlembata, 1—2 pohon asam kandis setinggi 10 m mudah dijumpai di pekarangan rumah penduduk. “Buahnya cocok untuk bumbu masak dan ibu yang habis melahirkan,” kata Saidah. Ibu yang melahirkan? Tanpa memakai kain gurita, perut melar sehabis mengandung buah hati sulit langsing kembali. Asam kandis bekerja tanpa pamrih menyusutkan perut itu. Pantas meski berputra 3 Saidah terlihat langsing.

Buah asam seukuran telur puyuh itu berwarna kekuningan saat matang. Buah-buah itu diparut, diperas, lantas diminum

seperempat gelas 2 kali sehari. Bila terlalu masam, Saidah mengencerkan dengan

air dan memberi potongan-potongan gula merah. Dari pengalaman Saidah, sebulan mengkonsumsi, perut segera

langsing. Sejak lama asam kandis di berbagai

daerah, terutama Sumatera, dipakai sebagai bumbu masak. Namun, manfaatnya untuk

peluruh lemak belum banyak diteliti meski bukti empiris menunjukkan hal itu. Masakan kaya lemak seperti rendang dan gulai selalu menyisipkan asam kandis itu. Hanya saja prevalensi penyakit penyumbatan pembuluh darah

akibat tumpukan lemak bagi pencinta masakan bersantan itu tergolong kecil.

Asam kandis susutkan perut mekar

Pelenduk diduga beracun karena daging buahnya biru

Page 20: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 117

Kambing Tumbuhan yang berbunga 2 kali setahun

itu hanya satu dari sekian banyak buah hutan yang didapat selama eksplorasi di Kalimantan Barat. Masih di Kabupaten Melawi, pelir (maaf) kambing menjadi buah eksotis lain. Dengan kulit merah darah, buah itu mudah terlihat di antara rerimbunan pohon. Penyebutan organ genital Capra aegagrus itu merujuk pada bentuk buah lonjong mirip skrotum kambing. “Saya tidak tahu masuk kelompok famili mana,” ujar Baharudin, penangkar buah di Pontianak. Penduduk setempat yang ditanyai sulit menjelaskan perihal buah itu.

Penamaan organ reproduksi beruk Macaca nemestrina, pelir beruk juga melekat pada buah empaung kuning yang dijumpai di Bukit Beruang. Anggota keluarga Baccaureae itu dominan masam. Sebab itu tak banyak orang setempat menyukainya. Namun bagi pemilik kebun karet, pelir beruk banyak gunanya. Getahnya dipakai untuk menggumpalkan lateks—getah karet—pengganti asam semut. Di sana harga asam semut Rp20.000/liter. Getah empaung? Selama tangan masih kuat menoreh, berapa pun jumlahnya silakan ambil!

Pelir kambing

Empaung kuning yang disebut pelir beruk

Page 21: trubus kalbar

10obat

favorittradisional11000obabat

ffaavvooriritttraddiisionanal0000surgabuah

nusantara

TRUBUS GOLD EDITION - III11818

Artocarpus sp

Page 22: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 119

Soal gumpal-menggumpal lateks, getah pohon ipoh memiliki fungsi serupa. Bahkan daya kerjanya lebih mantap karena dapat menutupi pori-pori lateks. Contoh lateks berbobot 5 kg. Setelah direndam air lalu diberi getah berwarna bening itu, bobotnya melejit sampai 8 kg. Harap mafhum getah ipoh menyumbat aliran air yang seharusnya keluar. “Tapi ini jarang dipakai karena pohonnya langka,” ujar Sameh, pemandu.

Di Bukit Beruang, Pagarlembata, Trubus menjumpai buah pelenduk. Pelenduk demikian istimewa karena kulit buahnya jingga cenderung kemerahan. Daging buah pun biru. Kartiman, pemandu setempat, menyebutkan buah itu tidak dikonsumsi. Jaal tak tahu pasti penyebabnya selain mengikuti tradisi secara turun-temurun. “Buahnya dipakai anak-anak untuk main lempar-lemparan,” katanya.

Menurut Drs Razali Yusuf buah yang punya daging warna mencolok memang jarang di-konsumsi manusia bahkan hewan sekalipun. Saat

Asam kandis, pelir kambing, gandaria, berangan, semulan,

dan pelenduk bukanlah buah unggulan dari rimba

Borneo. Namun, pengalaman empiris menunjukkan mereka

berkhasiat obat.

Buah berangan

Page 23: trubus kalbar

10obat

favorittradisional11000obabat

ffaavvooriritttraddiisionanal0000surgabuah

nusantara

TRUBUS GOLD EDITION - III120

disodori foto buah pelenduk, ahli ekologi tumbuhan dari Puslit Biologi LIPI di Cibinong, Bogor itu, langsung menduga Garcinia sp itu beracun. “Buah beracun umum memiliki daging buah biru,” katanya. Untungnya buah-buah dengan warna daging seperti itu langka dijumpai di alam.

Pasar becekKalimantan memang kaya buah-buah hutan

unggul. Contoh berangan Castanopsis sp. Saat bermalam di Seruwai, Melawi, di rumah Lameh Bahtiar, tuan rumah tiba-tiba menyodorkan

beberapa buah hijau daun yang tak beraturan sosoknya. “Ini buah berangan dari hutan untuk obat mencret,” ujar pengobat tradisional itu.

Heyne dalam buku Tumbuhan Berguna Indonesia, menyebutkan ada sekitar 8 jenis anggota famili Fagaceae itu di tanahair seperti C. argentea, C. javanica, C. sativa, dan C. wallichii. Sayang jenis di Kalimantan Barat tidak diketahui. Begitu pula informasi perannya sebagai obat diare, tidak terungkap. Heyne malah menyebutkan orang mudah murus dan mengalami pembengkakan—opgezethid—saat sedikit saja memakannya. Namun, berangan yang pohonnya bisa setinggi 25 m itu dipuji karena kayunya kuat dan tahan lama untuk bahan bangunan.

Pengalaman Lamen boleh jadi terjawab di buku Prosea Edible and Nut. Di sana diungkapkan pohon berangan kaya tanin. Tanin merupakan astringen—senyawa polifenol yang pahit. Pantas saat diicip-icip rasa buah itu kelat. Fungsi tanin dalam Prosea bertolak belakang dengan Heyne. Prosea mengungkapkan berangan justru mengatasi diare berkepanjangan. Itu sama seperti menambahkan irisan pisang batu saat merujak. Karena kaya tanin sang pisang itu membuat perut bebas murus-murus meski diasup pedasnya sambal rujak.

Semulan, keluarga duku-dukuan

Getah ipoh dipakai untuk menutup pori-pori lateks

Page 24: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 121

Menurut Greg Hambali, pakar tanaman di Bogor, biji berangan dapat dikonsumsi. “Bijinya punya potensi seperti chestnut,” ujarnya. Di negeri Jiran berangan sudah dipakai dalam campuran permen cokelat. Greg menuturkan berangan punya prospek cerah jika dapat dibuat pendek, tidak menjulang setinggi 25 m. “Dengan pendek perawatannya lebih mudah. Cara yang memungkinkan dengan okulasi,” tambahnya.

Penelusuran buah-buah hutan juga menyuruk sampai ke pasar becek. Di Pasar Sekadau, Kabupaten Sekadau, beberapa lapak buah tampak menjual gandaria Bouea macrophyla. Tidak seperti di Pulau Jawa yang ukuran buahnya paling pol seukuran bola pingpong, anggota keluarga Anacardiaceae di pasar itu mencapai sebesar telur ayam. “Dari ukurannya gandaria ini luar biasa,” kata Baharudin.

Buah yang matangnya berwarna kuning itu didatangkan dari daerah pinggiran Kabupaten Sekadau. Buan, penjual, tak tahu persis lokasi pohon itu. “Saya hanya menerima dari yang mengantarkan ke sini,” katanya. Untuk sekilo gandaria yang dominan manis asam itu dijual seharga Rp12.000/kg. Angka itu pun sulit ditawar lantaran saat Trubus datang panen gandaria itu di ujung penghabisan.

Asam kandis, berangan, dan gandaria, hanya segelintir dari buah-buah hutan yang terserak di rimba Borneo. Buah-buah itu sebagian besar sudah diketahui manfaatnya. Namun sebagian lainnya berupa susunan puzzle yang perlu dirangkai. Seperti eksotisnya buah pelir kambing. Siapa duga di balik warna merah darah itu terkandung secuil nilai penting, mengutip sebuah ungkapan, “Tuhan menciptakan sesuatu pasti ada sebabnya”. (Dian Adijaya S)

Buah hutan eksotis yang ditemukan di tepi Sungai Melenyiu, Kalimantan Timur

Page 25: trubus kalbar

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddiisionanalsurga

buah

nusantara

TRUBUS GOLD EDITION - III1222

Durian dan manggis dijuluki raja dan ratunya buah. Namun siapa yang pantas menyandang sebutan pangeran buah?

Jawabnya boleh jadi gitak madu.

Masih segar dalam ingatan saat Trubus menemukan lokasi gitak madu di

Kalimantan Barat pada Februari 2007. Saat itu Sardi Duryatmo dan Dian Adijaya menyusuri jalan setapak menuju Bukit Londai, 800 m dpl, di Nangapinoh, Kabupaten Melawi. Tiga jam berjalan kaki di hutan belantara bukit itu membuat tubuh kuyup dan napas tersengal. Di puncak keletihan datang pelepas lelah saat Jaal, sang pemandu setempat, berseru,”Ini pohon gitak madunya”.

Gitak madu matang

Borneo

Pangeran

Buahdari

Page 26: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 123

Erick, suku Dayak Beruag sering makan gitak madu hutan

Page 27: trubus kalbar

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddiisionanalsurga

buah

nusantara

TRUBUS GOLD EDITION - III124

Berguna Indonesia menyebutkan, pohon gitaan warna batangnya cokelat tua seukuran lengan orang dewasa dan mengeluarkan getah. Getahnya dapat dipakai sebagai campuran getah perca dan lem burung. Dalam literatur The International Plant Index suku willughbeia disebutkan memiliki anggota sampai 56 jenis.

Varian willughbeia banyak terutama di hutan hujan tropis. “Di Indonesia sampai di Halmahera, Maluku, juga ditemukan,” kata Greg Hambali. Ukuran buahnya dari mulai telur hingga melon. Warna kulitnya juga beragam. Di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Maluku didapati kulit berwarna kuning. Namun, pitabu—sebutan di Brunei Darussalam—juga ada yang jingga. Daging buahnya bervariasi dari warna putih sampai jingga.

Meski jenisnya banyak, tapi hanya sekitar 5 jenis yang baru teridenti kasi di tanahair seperti W. apiculata, W. angustifolia, dan W. blumea. Dibandingkan apiculata dan blumea, informasi mengenai angustifolia memang tergolong minim.Dalam buku Prosea Edible Fruit & Nut angustifolia hanya dideskripsikan dalam 4 kata: pohon yang menghasilkan eksudat—getah. Tidak ada kete-rangan lain. Pantas bila Dr Jawaludin, peneliti buah dari Balai Penelitian Tanaman Buah di

Rasa gitak madu campuran sirsak, manggis, dan tumpahan manis, asam, serta gurih

Pohon Willughbeia angustifolia seukuran pinang itu merambat tinggi di samping meranti Shorea sp. Maman (15 tahun) yang ikut mendampingi Trubus cekatan memanjat. Tak berapa lama sekitar 3 gitak madu ada di tangannya. Buah gitak itu ukurannya beragam, setara bola pingpong hingga sebesar bola tenis. Warna kulitnya kuning cerah. Begitu pula warna daging buah, kuning terang. Di dalamnya seolah penjelmaan sang ratu buah, manggis, terdiri atas 6—10 biji per buah.

Saat daging buah bersentuhan dengan lidah, alamak rasanya seperti kembang gula nano-nano. Aneka citarasa campur menjadi satu. Nah rasa gitak madu itu paduan sirsak dan manggis dengan sedikit tumpahan manis, asam, dan gurih. Lezat. Jadi pantas bila Gregori Garnadi Hambali, pakar tanaman, dan Dr Mohamad Reza Tirtawinata, pakar buah, menyebut anggota famili Apocynaceae itu sebagai buah surga. “Rasanya enak sekali,” ujar Greg dan Reza sepakat. Reza bahkan memberi julukan gitak madu: missing fruit of paradise.

LianaSejatinya kelompok willughbeia adalah liana

berkayu. K. Heyne dalam bukunya Tanaman

Foto

-fot

o: S

ardi

Dur

yatm

o &

Dia

n A

dija

ya S

Page 28: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 125

Buah gitak madu berada di ketinggian 15 —20 m

Page 29: trubus kalbar

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddiisionanalsurga

buah

nusantara

TRUBUS GOLD EDITION - III126

Solok, Sumatera Barat, sulit bercerita banyak tentang gitak saat dihubungi Trubus. “Jangankan buahnya, namanya pun belum saya kenal,” katanya.

Meski tidak menemukan gitak madu saat meneliti pemanfaatan tumbuhan hutan oleh suku Dayak Punan Hovongan di Tanjung Lokang, Kalimantan Barat, Drs Razali Yusuf menyebutkan gitak madu umum dijumpai di Kalimantan. Sedangkan daerah-daerah lain, “Kecil kemungkinannya,” ujar peneliti ekologi tanaman Puslit Biologi LIPI di Cibinong, Bogor, itu. Wartawan Trubus Sardi Duryatmo yang melakukan eksplorasi di Kutai Barat mendapati suku Dayak Benuaq mengkonsumsinya sebagai buah selingan. “Buah itu dipetik saat menunggu durian jatuh,” ujar Erick, pemuda setempat.

Willughbeia bak sehidup semati dengan pohon besar sebagai tempat merambat. Borneo beruntung karena masih memiliki hutan relatif bagus. Gitak madu yang didapati Trubus di Bukit Londai merambat di pohon meranti setinggi 30 m dengan garis tengah batang lebih dari 1 m. Boleh jadi hutan perawan di Papua dan Sumatera menyimpan gitak madu.

Sejauh ini keberadaan gitak madu di Papua memang belum terlacak. Namun di Sumatera ada titik terang. Penelitian Momose Kuniyasu dari Asian and African Area Studies Kyoto University pada 2002 di Sungai Kampar Riau tentang interaksi manusia dan hutan mendapati angustifolia adalah salah satu jenis buah hutan yang dikonsumsi. Meski demikian Momose menuturkan buah dari Cagar Alam Kerumutan

Gitak madu perlu diperam 3 hari sebelum dikonsumsi

Gitak madu umum dijumpai di Kalimantan yang masih memiliki hutan dengan pohon besar untuk tempat merambat. Namun di Sumatera

teridentifikasi di Cagar Alam Kerumutan berdasarkan penelitian Momose Kumiyasu.

Page 30: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 127

itu bukanlah buah utama. Dari 36 tumbuhan dan buah hutan yang dikonsumsi, gitak madu ada di urutan buncit. Tempat teratas diduduki keluarga nangka-nangkaan Artocarpus sp.

Pasar Tabuan di Taruzan Pulau Palawan, Filipina, pantas disebut surganya gitak madu. Di sana palau biyok—sebutan di Palawan—mudah dijumpai di lapak-lapak pedagang buah. Dengan harga 10 peso setara Rp2.300, konsumen dapat membawa pulang 3 buah palau sagit-sagit—sebutan lokal lain. Namun, para peneliti buah dari Western Philippines University di Aborlan, Palawan, khawatir keberadaan gitak madu di alam.

Menurut Dr Elsa P Manarpaac dari departemen Plant Genetic Resources cara panen palau biyok yang serampangan oleh pemburu ditakutkan membuat willughbeia terancam punah. Bukan dipanjat untuk dipetik buahnya, para pencari gitak madu di Palawan itu suka menebang pohonnya. Setelah itu baru buah dikumpulkan. Harap mafhum mereka bertindak seperti itu. Buah gitak madu umumnya berada pada ketinggian 15—20 m.

BergetahJauh sebelum buah surga itu dikenal, beberapa

fauna sudah menjadi penggemarnya. Gabriella M Fredriksson dan Serge A Wich, masing-masing dari Institut for Biodiversity and Ecosystem Dynamic dan Utrecht University—keduanya di Belanda—mendapati angustifolia menjadi pakan beruang madu Helaryatos malayanus di Kalimantan Timur.

Bukti itu didapat setelah keduanya menguji jenis-jenis pakan helaryatos melalui analisis kotoran.

Ada peristiwa menarik terjadi saat wartawan Trubus Destika Cahyana dan Vina Fitriani berhenti di satu lokasi di Kecamatan Hayaping, Barito Timur, Kalimantan Tengah, untuk menga-badikan buah karamo, anggota keluarga kenari-kenarian. Tidak diduga sebelumnya tampak satu tanaman gitak madu merambat di pohon matakucing Euphoria malaiense. Begitu satu buahdilempar oleh pemandu dari atas pohon, serom-bongan babi hutan Sus scrofa mendadak lari mendekat. “Mereka juga ingin ikut memakannya,” kata Destika yang menjadi pemenang persaingan itu.

Bintaro, kerabat gitak madu

Getah gitak tidak disukai bajing

Page 31: trubus kalbar

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddiisionanalsurga

buah

nusantara

TRUBUS GOLD EDITION - III128

Menurut Dr Voon Boon Hoe, peneliti dari Agriculture Research Center, Semongkok, Serawak, ada satwa frugivorus—pemakan buah—justru tidak suka gitak madu. Contoh bajing. Anggota famili Sciuridae itu ogah menyantap gitak karena pahit. Rasa pahit itu muncul akibat jaringan kulit dan buah gitak kaya getah berwarna putih.

Beruang madu, salah satu satwa penyantap gitak madu

Sejatinya getah adalah rantai molekul besar—polimer—hidrokarbon. Menurut Katy Mackinnon, penulis buku Ekologi Kalimantan, getah itu merupakan bentuk pertahanan diri dari buah. Umumnya keluarga tanaman bergetah memiliki biji yang mudah hancur bila dimakan oleh predator. Oleh sebab itu tanaman akan membuat pertahanan diri, salah satunya dengan mengeluarkan getah. Pada beruang madu, buah gitak yang sekerabat dengan bintaro itu dibelah oleh kuku tajamnya sebelum disantap. Jadi, getah akan langsung kontak dengan mulut. Bajing? Sebagai hewan tipe pengerat akan menyantap gitak dimulai dari kulit kemudian daging lalu bijinya.

Menurut pengalaman Jaal getah buah gitak dapat hilang setelah 3 hari didiamkan. Voon Boon menduga getah itu pecah dan terurai menjadi glukosa—gula—sehingga itu penyebab gitak manis. Drs Mohamad Nasir dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, mengungkapkan getah-getah memang dapat “hilang” setelah didiamkan dalam jangka waktu tertentu. “Itu karena getah mengandung senyawa yang mudah menguap seperti air dan minyak atsiri,” kata dosen siologi tumbuhan itu.

Ragam bentuk gitak madu di hutan

Kol

eksi

Dr D

ewar

a B

roer

Page 32: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 129

gitak cocok untuk campuran jus, es krim, atau es campur. Di Semongkok, gitaan sudah dicoba dibudidayakan. Di sana pohon gitaan ditanam dengan penopang rangka tiang berbentuk tenda berukuran 10 m x 5 m x 2,5 m. Daun gitaan itu merambat memenuhi rangka sehingga cahaya sulit menembus tanah. Gitaan itu cukup produktif setelah berumur 5 tahun. “Dari satu tangkai muncul 4 buah,” kata Reza. Di sana kulit kubau—sebutan di Serawak—muda berwarna hijau seukuran melon kecil. Ketika matang kulit berubah hijau kekuningan.

Menurut Reza proses pengembangan gitaan tidak lama. Sebagai liana ia termasuk tanaman yang cepat tumbuh dan berbuah. Reza men-contohkan, 3 minggu setelah semai, 9 biji asal Semongkok yang dibawa mulai berkecambah. Setelah 2 bulan dipelihara tingginya mencapai 2 jengkal orang dewasa. “Bila serius, dalam waktu 2 tahun bisa dikembangkan,” kata doktor dari Institut Pertanian Bogor itu.

Dalam Lokakarya Domestikasi dan Komer-sialisasi Tanaman Hortikultura pada 2006, gitak disebut berpotensi untuk didomestikasi karena dianggap cocok sebagai buah olahan. Itu sejalan dengan penelitian EMJ Verheij dari Department of Tropical Crop Science Wageningen University di Belanda yang menyebutkan willughbeia satu dari 104 jenis buah di Asia Tenggara yang punya potensi tinggi tapi belum maksimal dimanfaatkan. Nah bila terwujud, gelar pangeran buah akan lekat dan mendunia seperti gelar pada raja dan ratu buah. (Dian Adijaya S/Peliput: Tri Susanti)

Hal serupa disampaikan oleh Budi Irawan, MS, dosen siologi dari Jurusan Biologi Universitas Padjadjaran Bandung. Menurut Budi senyawa yang tidak menguap lainnya akan mengeras atau menggumpal sehingga getah itu tampak lenyap. “Untuk buktinya perbandingkan tingkat kekerasan buah saat dipetik, setelah itu didiamkan beberapa waktu,“ katanya.

Beruntung pula getah gitak tidak seseram getah rengas Gluta renghas yang dapat membuat iritasi kulit. Getah gitaan hanya lengket seperti getah karet. Nah, pada rengas dilaporkan memiliki senyawa ursiol, rengol, dan glutarengol, Bambang Jati, rekan Trubus saat memandu eksplorasi banteng di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur, punya kenangan pahit. Gara-gara lupa mencuci tangan—setelah membersihkan potongan kayu rengas di satu lokasi di Kalimantan—usapan telapak tangan untuk menyingkirkan keringat di muka membuat kulit wajahnya seperti terbakar. “Pertama gatal, lalu kulit wajah melepuh tidak keruan,” ujar Bambang.

DibudidayaGitak madu memiliki potensi dikembangkan

secara komersial. Dengan rasa yang beraneka

Gitak madu berpotensi dibudidayakan seperti di

Semongkok, Serawak, Malaysia. Maklum gitak madu termasuk

tanaman yang cepat tumbuh dan berbuah. Dalam 5 tahun sejak bibit ditanam gitak madu dapat

dipanen.

Bibit gitak madu di hutan

Gitak madu lezat disantap segar

Page 33: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III130

PelandukDari

sampaiDaendles

Bukan sungai yang dicari pelanduk saat dahaga. Selama rimba menyediakan empaung, Tragulus javanicus itu lebih memilih

menyantap buah berasa masam yang muncul di bawah pohon itu.

10obat

favorittradisionalobbaat

ttraddiisionnaalsurga

buah

nusantara

Page 34: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 131

Empaung disukai pelanduk

Page 35: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III132

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddiisionanal

ororsurga

buah

nusantara

Rambai rasa buahnya asam menyegarkan

Umbing semakin sulit ditemukan

Pagi itu, Desember 2006, setelah berjalan sekitar 2 jam, wartawan Trubus

Sardi Duryatmo menyaksikan pemandangan luar biasa di balik rerimbunan pohon-pohon di Bukit Beruang, Pagarlembata, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. “Sudah pernah melihat buah empaung?” tanya Jaal, pemandu. Bagi mata awam sulit menangkap sesuatu yang istimewa di hutan. Namun Jaal yang telah bergaul puluhan tahun dengan rimba, mudah mendapatkan sesuatu nan spesial itu.

Baccaurea lanceolata itu tengah berbuah lebat. Buah-buahnya yang seukuran bola pingpong tampak membekap seluruh pangkal pohon. Tak hanya di pangkal, kumpulan buah itu seolah merambat sampai setinggi 0,7 m. Saat lidah mencicipinya, rasa masam lebih dominan. Namun beberapa buah yang berkulit kuning pekat, rasanya sedikit manis. “Masyarakat kami jarang memakannya, kecuali kalau musim buah sudah habis,” kata Jaal.

Bagi tragulus, buah anggota famili Euphorbiaceae itu dapat memancing kelenjar saliva alias liur bekerja aktif untuk mengenyahkan dahaga . Namun, baga imana mekanismenya belum terungkap. Menurut Gregorius Garnadi Hambali,

pakar tanaman di Bogor, empaung memang asam bagi manusia, “Tapi belum tentu bagi hewan,” katanya. Penjelasan yang hampir senada diungkapkan Dr Erry Noviar Megantara, ahli ekologi hewan dari Universitas Padjadjaran. “Ini faktor kebiasaan saja seperti manusia, ada yang tahan makanan pedas dan tidak. Pada tragulus mungkin sudah biasa makan buah yang asam

sehingga tidak mengganggu pencernaannya,” katanya.

Sebaran luasK . H e y n e d a l a m

buku Tumbuhan Berguna Indonesia menyebutkan

anggota famili Euphorbiaceae itu memiliki 43 spesies yang

tersebar mulai Asia Selatan sampai Kepulauan Pasi k. Pulau Borneo diperkirakan

memiliki 25 spesies. “Di Kebun Raya Bogor (KRB) ada

koleksi 20 spesies baccaurea, tapi kebanyakan dari Sumatera,” ujar Ir Esti Munawaroh dari Pusat Konservasi Tumbuhan KRB itu.

Dari penelusuran Trubus pemanfaatan baccaurea sama seperti pada kasus

tragulus, masih remang-remang. “Saya tidak

Foto

-fot

o: S

ardi

Dur

yatm

o, D

ian

Adi

jaya

S, &

And

reth

a H

elm

ina

Page 36: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 133

Tampoi, juga ditemukan di Sumatera

Kiri:Mayoritas buah baccaurea berlokus tiga

Kanan:Empaung muda rasanya masam

tahu banyak pemanfaatan baccaurea selain untuk konsumsi,” kata Dr Reny Lestari, kolektor tanaman baccaurea dan keluarga nangka-nangkaan di Bogor. Dosen taksonomi tumbuhan Universitas Padjadjaran, Budi Irawan, MS menyebutkan telaah keluarga baccaurea di tanahair masih sangat jarang. “Di sini paling sebagai salah satu hasil analisis tegakan pohon untuk mengetahui distribusi dan populasi hewan,” ujarnya. Pantas saat beberapa peneliti yang dihubungi untuk menjelaskan duduk perkara munculnya buah baccaurea dari batang punya jawaban seragam: genetik!

Publikasi ilmiah internasional pun hanya segelintir. S. Kermasha dari Department of Food and Agricultural Chemistry MacDonal College of Mc Gill University di Kanada meneliti kandungan

Buah padat

hingga ke batang,

baccaurea menjadi

santapan favorit

binatang hutan.

kimia buah rambai Baccaurea motleyana. Riset itu mengungkapkan motleyana kaya vitamin C, 178 mg/100 g. Kadar itu 5 kali lebih tinggi daripada jeruk. Namun, tak hanya vitamin C,rambai itu juga punya kandungan protein sampai 5,5%.

Menurut RMAP Haegens dalam Malesia Euphorbiaceae Descriptions empaung banyak digunakan sebagai obat diare di Semenanjung Malaysia. Beberapa lembar daun dimasukkan dalam bambu berisi air. Setelah didiamkan semalam, air yang berubah agak keruh itu diminum. Namun, berapa lama perlakuan itu tidak terdeskripsi jelas.

Eksplorasi Trubus pada akhir Januari 2008 di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur banyak

Page 37: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III134

10obat

favorittradisionalsurga

buah

nusantara

Beberapa Baccaurea di IndonesiaNama spesies Distribusi Nama lokal Keterangan

B. angulata Kalimantan Asem ketiak, pidau, umbing, umbung,belimbing darah Buah dapat dimakan, rasa asam—manis

B. bracteata Sumatera,Kalimantan

Sumatera: berat mata, tampui kakaBangka: kelempaKalimantan: kapul pugi nentalon, pugiranau, tampoi paya, puak, puakburong, pugi burong, tampoi hutan,tampoi munyit

Batang digunakan sebagai bahanbangunan, buah dapat dimakan, berrasaasam

B. brevipesSumatera,Kalimantan bagianutara dan barat

Rambai, rambai hutan Buah dapat dimakan

B. costulata Sumatera, Kalimantan Kapul Buah dapat dimakan, rasa agak pahit

B. dolichobotrys Kalimantan Jelentikan Buah dapat dimakan

B. dulcis Sumatera, JawaBarat

Sumatera: kapunduang, cupak, ketoepa, menteng negri Buah dapat dimakan, rasa manis—asam

B. edulis Kalimantan Apor-apor, pendal nyumbo, tampoi paya Buah dapat dimakan, rasa manis—asam

B. javanicaSumatera, jawa, Kalimantan, Sulawesi

Sumatera: bosi, toepak rawangJawa: heuncit, heuntitKalimantan: mata plantok, sarakatBali: kepinding

Buah dapat dimakan, rasa manis—asam

B. lanceolata Sumatera, Jawa,Kalimantan

Sumatera: tegeiluk, kaloe gugur, lempaong, langsat gugurJawa: lingsoeKalimantan: limpasu, ampusu, asam pauh, lampaong, lempasu, kalmpesu,lempahong, lepesuh

Daun untuk mengobati sakit perut: daundiletakkan di dasar bambu dan diberi air

Buah dapat dimakan, rasa asamDimakan dengan nasi ayam

B. macrocarpaSumatera, Kalimantan, Ambon, Papua

Sumatera: tampoei daoen, tampoibenezBangka: medang, tampuiKalimantan: pasin, pegak, puak, tampoi

Buah dapat dimakan, rasa manis—asam

B. macrophylla Sumatera,Kalimantan

Sumatera: rambai, rambaiklih lanangKalimantan: jelenteh, keliw Buah dapat dimakan, rasa manis—asam

B. minor Sumatera,Kalimantan

Sumatra: petikKalimantan: sintak-nyabor, ubah merah,bua sarotic, obar nasi

Buah dapat dimakan asam—pahit

B. mollis Kalimantan Peka, telok kejira, lebek, tampoi Buah dapat dimakan manis—asam

B. motleyanaSumatera,Kalimantan,Halmahera

Sumatera: rambaiKalimantan: pekan, ulup-lavai

Buah dapat dimakan, rasa asam—manis Kambium dan cabang dalam yangdiremas digunakan untuk mengobatimata lebam

B. odoratissima Kalimantan Enkuni, kune madamayang, kukuau,mata pelanduk, rambai tikus Buah dapat dimakan

B. parvi ora Sumatera,Kalimantan

Bamotong, belaboh, belembikplandoek, engkuni

Buah dapat dimakan, rasa asam—manisKayu dijadikan kotak kayu

B. polyneura Sumatera,Kalimantan

Sumatera: djentikan betina, merahmata, petekanKalimantan: Jelintik, kayu masam,enyak beruk, kapul burung

Buah dapat dimakan, rasa manis—asam

B. pubera Sumatera, Kalimantan

Sumatera: sebenggang, sibongangKalimantan: puak, tampui, pugi, silubuang, paih, monyak buruk

Buah dapat dimakan, rasa manis

B. racemosa

Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan,Sulawesi, dan Halmahera

Sumatera: roesip, kisipJawa: MentengKalimantan: kokkonau,engkuni,enkunik, longkuno

Buah dapat dimakan, rasa asam—manis

B. reticulata Sumatera, Kalimantan Sumatera: kaloe merah, tampoei simba Buah dapat dimakan, rasa manis

Page 38: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 135

Kelili (kiri), gandaria (kanan), dan ceremai (bawah) buahnya mucul di batang meski bukan anggota baccaurea

menjumpai rambai yang mulai berbuah. Tak hanya di hutan, di pekarangan-pekarangan rumah di sepanjang jalan menuju Menyuke banyak pohon yang tumbuh liar sampai di pesisir pantai. “Buah ini hampir tak ada harganya di sini,” kata Simbul Haryadi, staf Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Barat yang menemani Trubus.

Mirip belimbingMeski lazimnya berbuah kuning, selama

penelusuran Trubus ditemukan pula baccaurea berkulit merah darah. Penduduk di Pagarlembata menyebut sebagai belimbing merah. Jenis yang diidenti kasi sebagai angulata itu memang mirip belimbing. Ia punya belahan obovoid—bentuk bintang. Boleh jadi karena itu angulata dapat disebut sebagai star baccaurea, mirip starfruit julukan Averrhoa carambola.

Umbing alias belimbing darah itu ternyata lezat dimakan segar. Rasanya dominan kecut dengan sedikit manis pada gigitan pertama. Menurut

Samen, pemandu, umbing menjadi andalan pencari gaharu di hutan saat haus. “Makan 1 buah saja sudah menyegarkan tubuh,” katanya. Sayang sejauh pengamatan Trubus cukup sulit menemukan pohon angulata. Di Bukit Londai, Nanga Pinoh, hanya ditemukan 1 pohon angulata setinggi 10 m yang tengah berbuah.

Boleh jadi racemosa alias menteng adalah jenis baccaurea populer. Buktinya sebuah wilayah di Jakarta Pusat menjadikannya sebagai nama lokasi pemukiman elit, Menteng! Adolf Heuken penulis buku Menteng, Kota Taman Pertama di Indonesia menyebutkan racemosa itu tanaman dominan saat kawasan Menteng itu berupa hutan pada 1810. Sir Herman Willem Daendles yang membuka jalur Anyer—Panarukan sejauh 1.000 kilometer dengan kerja paksa itu memberikan nama Menteng.

K. Heyne menyebutkan racemosa disukai lantaran kayunya lunak, halus, tapi kuat. Karena sifat itu racemosa dipakai sebagai bahan perabot rumahtangga. Nun di Besuki, Jawa Timur, kulit racemosa yang buahnya asam manis itu merupakan pewarna kain. Racemosa memberi warna ungu.

Selain empaung dan umbing, tampoi merupakan baccaurea lain yang ditemukan selama eksplorasi. Baccaurea macrocarpa itu berkulit cokelat dengan daging buah putih. Sayang, nasibnya tak jauh berbeda seperti empaung. Jarang disantap segar, paling banter digunakan sebagai penambah rasa asam pada masakan ikan. Bayangkan lebih dari setengah dari total jenis baccaurea dunia itu ada di Indonesia. Itu pun mayoritas belum tersibak gunanya lebih dalam. (Andretha Helmina)

Page 39: trubus kalbar

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddisisionanal

rrsurga

buah

nusantara

TRUBUS GOLD EDITION - III136

HF Chin di Serawak, Malaysia, dan Makarius di Balaikarangan, Kalimantan Barat, akur saat menyebutkan durian terlezat di ranah Borneo. Kedua telunjuk mereka mengarah pada durian

tembaga.

Dari sebuah rumah berdinding kayu di Desa Sotok, Kecamatan Sekayam,

Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Baharudin dan Simbul Haryadi penangkar buah di Pontianak melepas kangen dengan Makarius—sahabat lama. Di tengah perbincangan Makarius menyodorkan suguhan. “Nih, saya punya durian yang baru jatuh tadi pagi,” kata Makarius.

Borneo

TembagaPenguasa

Tapal Batas

Page 40: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 137

Tembaga dari Balaikarangan, Kalimantan Barat

Page 41: trubus kalbar

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddisisionanal

rrsurga

buah

nusantara

TRUBUS GOLD EDITION - III138

50 tahun menyebutkan seluruh produksi yang mencapai 400—500 buah/tahun diinden cukong-cukong Malaysia di perbatasan. “Mereka berani beli dengan harga tinggi,” kata Makarius. Dengan bobot sekitar 1,5—2,5 kg/buah, para cukong itu menebus dengan harga 150 ringgit setara Rp300.000.

Menurut Drs Hendro Soenarjono, mantan peneliti di Balai Penelitian Sayur mayur, Buah-buahan, dan Tanaman Hias—sekarang Balai Penelitian Hortikultura—Departemen Pertanian yang mencicipi saat lomba buah unggul Nasional Trubus 2005, “Dari segi kualitas daging buah—terutama rasa—punya kelebihan dibandingkan varietas unggul nasional yang sudah dilepas,” paparnya.

Zibethinus Indonesia surganya beragam jenis durio.

Data Herbarium Bogoriense menyebutkan ada 20 jenis durio di tanahair. Kalimantan

Penampilan Durio zibethinus berkulit kuning itu mengundang liur. Wartawan Trubus Sardi Duryatmo mencomot pongge berwarna kuning cerah itu. Penampilan itu tidak menipu. Rasa legit daging buah tersisa di langit-langit mulut. Bahkan setelah meminum air kemasan, sisa legitnya masih saja tertinggal. Makarius menyebut si lezat itu tembaga—mengacu pada warna daging dan kulit buah. “Sekarang di belakang namanya ditambah sebutan sotok mas untuk menunjukkan asal dari pokok durian itu,” tambahnya.

HF Chin yang sering melakukan eksplorasi buah di negeri jiran tegas-tegas menyebutkan durian tembaga sebagai zibethinus terbaik. Dalam bukunya Malaysian Fruits in Colour, Chin mengatakan anggota keluarga Bombacaceae itu punya keunggulan: daging buah tebal, creamy, dan memiliki biji hepe. “Daging buahnya kering dengan serat halus. Bau juga khas dan menggoda,” katanya. Chin tidak mengungkapkan jelas lokasi tembaga di Malaysia. Namun, Makarius yang punya 2 pohon berumur di atas

Berenong dari Sanggauledo, Kalimantan Barat

Makarius di Desa Sotok tangkarkan durian lokal unggul

Page 42: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 139

Durian unggul: tebal dan warna kuning cerah. Tebal tidak semata-

mata lantaran biji hepe. Intinya daging buah dapat dikonsumsi banyak, meski durian itu berbiji

besar.

Trenggiling dari Balaikarangan, Kalimantan Barat

Kumbokarno, zibethinus unggulan dari Jawa

Leko, unggulan dari Kalimantan Tengah

menyumbang keragaman tertinggi, 18 jenis. Beri-kutnya Sumatera, 7 jenis, dan masing-masing 1 jenis untuk Jawa, Bali, Sulawesi, dan Maluku. Menurut Drs Tahan Uji dari Puslitbang Biologi Lipi di Cibinong, empat belas jenis durio di Kalimantan adalah endemik. Itu artinya cuma tumbuh di Borneo. Durio-durio itu misalnya lahong D. dulcis, lai D. kutejensis, kura-kura D. testudinarium, dan apun D. exelcus. “Tapi terbanyak dikonsumsi D. zibethinus,” ujar alumnus Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada itu.

Foto

-fot

o: D

ian

Adi

jaya

S, S

ardi

D, d

an D

estik

a C

ahya

na

Page 43: trubus kalbar

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddisisionanal

rrsurga

buah

nusantara

TRUBUS GOLD EDITION - III140

Zibethinus menjadi favorit, baik untuk dimakan maupun dibudidaya. Hal itu tidak lepas dari jumlah kultivar zibetto—asal nama zibethinus dalam bahasa Italia—dengan rasa, aroma, dan warna daging buah beraneka. Donny Endrasanto Baharuddin, SH, mania zibethinus di Jakarta tak pernah bosan menyambangi tempat H. Arif di Baros, Serang, Provinsi Banten—penyedia durian jatuhan—untuk memburu durian enak demi memuaskan selera.

Dr M. Reza Tirtawinata memberi batasan zibethinus lezat: tebal dan warna kuning cerah. Tebal tidak semata-mata lantaran biji hepe. Intinya daging buah dapat dikonsumsi banyak, meski durian itu berbiji besar. Pakar buah di Bogor itu mencontohkan durian timas, kampiun Lomba Buah Unggul Nasional 2006.

Tanah leluhur zibethinus, Kalimantan, adalah jantung penyebaran zibethinus. “Ini disebabkan karena jenis tanah dan lingkungannya sesuai pertumbuhan marga itu,” kata Drs Razali Yusuf dari Puslitbang Biologi LIPI di Bogor. Zibethinus yang banyak hidup liar di hutan primer atau hutan campuran meranti—mixed dipterocarp—itu tumbuh di tipe tanah liat atau liat berpasir. “Mayoritas buah durian ditemukan di hutan-hutan dataran rendah kurang dari 1.000 m dpl,” kata Razali.

SerikinDi tapal batas Kalimantan Barat dan Malaysia

tak hanya tembaga jadi superstar. Di Desa Sotok

Penjual durian hutan di Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat

Taitungen dari Kalimantan Tengah

Page 44: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 141

masih ada trenggiling, manjar, dan tangkurup. Trenggiling punya keistimewaan daging tebal, sedikit berair, dan ukurannya kecil, berbobot 1,5 kg. Nasib durian yang dipanen Juli, September, dan Desember itu serupa tembaga. Belum dipanen sudah dipanjar cukong Malaysia.

Tangkurup yang memiliki daging buah kering dan manis lebih banyak dijual di perbatasan Entikong. Menurut Makarius tengkurup seharga Rp25.000—Rp30.000/bulan itu disukai karena sosoknya kecil, lebih besar sedikit dari kepalan tangan orang dewasa. Penampakan sik itu mirip durian terong—bentuknya melonjong seperti terung. “Durian ini juga kecil, tapi rasanya manis dan enak,” kata Baharudin. Bahar menyebutkan konsumen tak peduli ukuran, ”Yang penting rasanya mantap,” tambahnya.

Penelusuran ke Kabupaten Sanggauledo yang berjarak 1 jam dari tapal batas Jagoibabang, mendapatkan zibethinus bagus lainnya. Desa Bange menjadi lumbung lain durian enak. Di sana terdapat durian mas, sejajah, selabu, dan berenong. Yang disebut terakhir pohon induknya tinggal 1 dan mencapai umur 80 tahun. “Pohon ini 2 kali berbuah setiap tahun dengan hasil sekitar 100—150 buah,” ujar Idang, sang pemilik.

Wartawan Trubus Andretha Helmina yang mencoba beberapa pongge sedikit mabuk. “Manis tapi alkoholnya agak tinggi sehingga kalau makan banyak malah pusing,” ujar alumnus Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran yang punya rekor sanggup menghabiskan sebuah durian monthong itu.

Idang menuturkan durian-durian itu tidak dijual ke Pontianak. “Terlalu jauh meski harga jualnya bisa tinggi,” katanya. Paling jauh Idang menitipkan pada pedagang sayuran yang menjual ke Pasar Serikin di Serawak Malaysia. Harganya? Terhitung murah untuk ukuran zibethinus unggul. Sejajah dan selabu misalnya dengan bobot hampir

Pekawai, durian hutan yang punya penggemar tersendiri

Pedagang zibethinus di tepi Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimantan Timur

Pintaruan, dipakai obat asma

2 kg dijual paling tinggi Rp30.000. Bahkan kadang durian itu tidak laku. “Paling jadi tempoyak,” tambah Idang.

Borneo lainDi belahan borneo lain wartawan Trubus,

Destika Cahyana dan Vina Vitriani, juga berburu zibethinus enak pada Februari 2007. Sayang saat singgah di Pasar Tamianglayang, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, zibethinus itu seakan hilang. Ketika menyusuri pasar seluas 1 ha itu hanya dijumpai seorang penjaja durian. “Silakan coba ini ada durian leko, taitungen, dan papaken,” ujar Misra. Kecuali leko, kelompok zibethinus, taitungen D. oxyleanus dan papaken D kutejensis adalah durian spesies.

Page 45: trubus kalbar

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddisisionanal

rrsurga

buah

nusantara

TRUBUS GOLD EDITION - III142

Meski leko zibethinus lebih unggul tapi banyak orang memilih papaken. Dengan aroma buah tidak tajam kutejensis seharga Rp15.000/buah untuk ukuran sebesar 2 kepal tangan orang dewasa itu disukai karena tak beralkohol. Bandingkan dengan leko yang mengeluarkan aroma tajam serta daging buahnya manis dan legit. “Ini juga terkait dengan masa berbuah leko yang 5 tahun sekali. Jadi jarang ada di pasaran. Berbeda dengan papaken yang setiap tahun ada,” ujar Amik Hewu, teknisi Badan Pengembangan Teknologi Pertanian Provinsi Kalimantan Tengah.

Menurut Masri durian-durian itu diperolehnya dari lokasi sejauh 200 km di Buntok di Kabupaten Barito Utara. “Saat ini harusnya musim durian, tapi banyak pohon tidak berbuah,” katanya. Masri yang datang setiap senin itu hanya bisa mengangkut 10% dari total volume 400—500 buah/minggu. Trubus yang coba mencari tahu mendapat jawaban hampir seragam. “Musim durian kali ini mundur”.

Dr Reny Lestari dari LIPI Pusat Konservasi Tumbuhan Kebon Raya Bogor yang dikon rmasi —ia karena datang ke tempat sama setahun silam—mengatakan sulitnya memprediksi musim hujan dan kemarau menjadi biang kerok zibethinus macet berbuah. “Saat ini mestinya musim hujan selesai, tapi nyatanya tidak. Akibatnya pasti banyak buah durian rontok,” ujar peneliti tumbuhan itu.

Memang saat Trubus datang hujan di Kali-mantan Tengah sedang deras-derasnya. Setiap

Durian-durian lokal sudah terbukti kelezatannya. Jadi sudah

sepantasnya mereka dihargai dengan diperbanyak agar

kenikmatannya tak hanya menjadi kabar burung semata

Lahong, langka dijumpai di pasaran

Durian lokal unggul jadi rebutan tua dan muda

Page 46: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 143

sore, butiran-butiran air dari langit tumpah dengan lebatnya. Bahkan Banjarbaru sejauh 500 km dari Barito Timur dilanda banjir hingga setinggi kepala orang dewasa.

Pelacakan di Kalimantan Selatan pun menunjukkan hasil serupa. “Di sini malah musim durian sudah lewat. Musimnya sekitar Oktober—Desember,” ujar Sujarwo, penangkar buah di Karangintan, Kalimantan Selatan. Saat itu Trubus sedang melacak keberadaan varietas unggul si japang dan si dodol ditemani staf Balai Pengawasan dan Serti kasi Benih Provinsi Kalimantan Selatan.

Dari pinggir Sungai Mahakam di Samarinda, Kalimantan Timur pada bulan yang sama, sempat dicicipi lezatnya durian melak di bawah sorotan petromaks. Nama melak bak bangkok. Tanpa ada embel-embel melak—naman sebuah kecamatan berjarak sekitar 9 jam perjalanan dari Samarinda—zibethinus-zibethinus itu sulit dijual dengan harga tinggi. Melak mencapai Rp50.000/buah, non-melak berselisih harga separuhnya. Rasanya legit dan daging buahnya kering.

Tembaga, trenggiling, melak, sejajah, atau pun leko merupakan zibethinus-zibethinus yang sudah terbukti kelezatannya. Jadi sudah sepantasnya

mereka dihargai dengan diperbanyak agar kenikmatannya tak hanya menjadi kabar burung semata. “Tugas itu tidak ringan, tapi harus dilakukan,” ujar Baharudin. (Dian Adijaya S/Peliput: Destika Cahyana, Vina Vitriani, Sardi Duryatmo, dan Imam Wiguna)

Durian lokal siap dikirim ke Serawak, Malaysia

Variasi durio yang banyak dijumpai di hutan

Page 47: trubus kalbar

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddisisionanal

rrsurga

buah

nusantara

TRUBUS GOLD EDITION - III144

Varietas durian Durio zibethinus unggul di Indonesia No Varietas Daerah Karakteristik daging buah

1. Emas Pandeglang (Jawa Barat) Daging buah tebal, kuning keemasan, manis, tekstur kering2. Hepe Pandeglang (Jawa Barat) Daging buah tebal, kuning pucat, manis, tekstur kering3. Si kuning Pandeglang (Jawa Barat) Daging buah manis, tekstur kering, berbiji besar4. Si boboko Serang (Banten) Daging buah tebal5. Si bongkok Serang (Banten) Daging buah tebal dan beraroma tajam6. Si liter Serang (Banten) Daging buah kuning pucat dan tidak berbau7. Matahari Cianjur (Jawa Barat) Daging buah tebal dan manis8. Bokor Cianjur (Jawa Barat) Daging buah tebal, kuning, manis, tekstur kering, berbiji kecil9. Gandaria Sukabumi (Jawa Barat) Daging buah tebal, manis, pulen, tekstur kering

10. Petruk Jepara (Jawa Tengah)Daging buah tebal, manis, kuning, berserat halus, dan berbiji kecil

11. Vera Semarang (Jawa Tengah) Daging buah tebal, kuning, manis, harum, tekstur kering

12. Bubur Semarang (Jawa Tengah)Daging buah tebal, putih, manis, tekstur lembek seperti bubur, berbiji besar

13. Kopek/ kempis Semarang (Jawa Tengah)Daging buah tebal, kuning keemasan, aroma tajam, berbiji kecil

14. Kendi Semarang (Jawa Tengah) Daging buah kuning cerah, manis, harum, tekstur kering15. Kerikil Semarang (Jawa Tengah) Daging buah kuning keputihan, manis, tekstur lembek

16. Menoreh YogyakartaDaging buah tebal, kuning cerah, manis agak pahit, harum, tekstur kering

17. Sukun Malang (Jawa Timur) Daging buah tebal, kering, tekstur halus, putih kekuningan, manis, dan berbiji 1 atau kempes

18. Sunan Malang (Jawa Timur) Daging buah tebal, kering, tekstur halus, krem, manis, harum, dan berbiji kecil

19. Bajul Malang (Jawa Timur) Daging buah tebal dan kering20. Depok 1 Malang (Jawa Timur) Daging buah tebal, kuning keputihan, manis, aroma tajam21. Depok 2 Malang (Jawa Timur) Daging buah tebal, kuning keputihan, manis aroma tajam22. Simas Malang (Jawa Timur) Daging buah kuning pucat, manis, tekstur kering23. Sukarno/ Ajimah Malang (Jawa Timur) Daging buah tebal dan manis

24. Bido Jombang (Jawa Timur)Daging buah tebal, manis agak pahit, aroma merangsang, tekstur kering

25. Wonosalam Mojokerto (Jawa Timur) Daging buah tebal, kuning, manis, tekstur kering26. Bestala Buleleng (Bali) Daging buah kuning terang, manis, aroma kuat, tekstur kering27. Jering Buleleng (Bali) Daging bua keperakan pucat, manis agak pahit28. Gloso Buleleng (Bali) Daging buah manis, tekstur kering

29. Setapak Pasaman (Sumatera Barat)Daging buah tebal, kuning pucat, manis, aroma tajam, tekstur kering

30. Belimbing Pasaman (Sumatera Barat) Daging buah kuning, manis, tekstur kering, lembut

31. Jantung Pasaman (Sumatera Barat)Daging buah kuning, manis, aroma kurang kuat, lembut, berbiji besar

32. Sari kampihTanah Datar (Sumatera Barat)

Daging buah tebal, kuning kusam, manis, tekstur kering, berbiji kempes

33. Bantal Bengkulu Daging buah tebal, putih keperakan, manis34. Tembago Bengkulu Daging buah tebal, kuning tembaga, manis35. Mentega Bengkulu Daging buah tebal, kuning terang, manis

36. LepotKutai Barat (Kalimantan Timur)

Daging buah tebal, manis, tekstur kering

37. Gajah Manado (Sulawesi Utara) Daging buah kuning38. Mentega Manado (Sulawesi Utara) Daging buah tebal, kekuningan, manis, tekstur kering

39. Kumbakarno Kendal (Jawa Tengah)Daging buah tebal, tekstur lembut dan sangat manis, pongge bertumpuk

40. Sumarni Jepara (Jawa Tengah) Tekstur lembut tak berserat, pulen, manis dan legit41. Karman Jepara (Jawa Tengah) Sangat kering42. Darsono Jepara (Jawa Tengah) Daging kuning, tebal, serat halus, rasa manis, lengket di lidah

43. Tarmin Jepara (Jawa Tengah) manis agak pahit, serat halus, warna kuning, rasa lengket di lidah

44. Khotimah Jepara (Jawa Tengah) -

Page 48: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 145

48. Strum Semarang (Jawa Tengah)Daging buah berwarna kuning, aroma sangat tajam, rasa pahit, agak panas di tenggorokan

49. Merica Kendal (Jawa Tengah) Daging pulen, tebal, sedikit beraroma alkohol, rasa manis50. Nonot Kendal (Jawa Tengah) Daging tebal, rasa manis legit, pulen

51. Kuningan Kendal (Jawa Tengah) Daging buah tebal, warna kuning, empuk, lembut, manis, aroma kuat

52. Bawor Banyumas (Jawa Tengah) Kulit buah kuning, duri tajam, daging buah tebal, rasa manis dan legit, aroma wangi

58. SikonengBandar Lampung (Lampung)

Daging buah tidak berserat, kuning, manis tanpa pahit, tekstur lembut dan kering

59. SiorenBandar Lampung (Lampung)

Daging buah tebal, manis, buah terdiri atas 4-6 juring

60. SiawiBandar Lampung (Lampung)

Daging buah jingga muda, sangat kering, rasa manis tanpa pahit

61. SilodongBandar Lampung (Lampung)

Daging tebal, warna kuning pucat, sedikit lengket, rasa dominan pahit

62. Tong medaye Narmada (Lombok Barat) Daging buah kuning, tebal, lembut bagai es krim, manis legit, kulit buah hijau bersih

63 Seraye Seraye (Lombok Tengah) Daging buah kuning, tekstur lembut, rasa manis legit64. Sigadung Narmada (Lombok Barat) Daging kuning, manis, biji agak besar

65. Baturaja Narmada (Lombok Barat)Daging buah kuning, kering, rasa gurih, legit, biji besar, kulit buah tidak berduri

66. Trenggaluh Narmada (Lombok Barat)Juring tanpa sekat, daging buah menempel pada kulit bagian dalam, warna putih krem, rasa manis gurih

67. Gantang/ Bahar Sanggau (Kalimantan Barat) Daging buah putih agak kekuningan, manis, pulen, kering68. Tembaga Sanggau (Kalimantan Barat) Daging buah tebal, kekuningan, kering, manis, legit, biji hepe69. Raja Mabah Sanggau (Kalimantan Barat) bentuk khas, belimbing sangat kentara70. Sawah Mas Kalimantan Barat Daging buah kuning, lembut, manis, gurih dan harum71. Kalapet Kalimantan Barat biji hepe72. Aspar Sanggau (Kalimantan Barat) Ukuran besar, daging buah sanagt tebal73. Lai mansau Kalimantan Barat daging buah merah74. Tenggiling Sanggau (Kalimantan Barat) Daging buah tebal, manis, sedikit berair, ukuran kecil

79. Watani maz Az-Zaitun (Jawa Barat)daging buah kuning tua, tekstur halus tanpa serat, kering, aroma lembut, rasa manis legit

80. Si mentega Serang (Banten) Daging kuning, manis, tekstur lembut81. Si dompet Serang (Banten) Daging kuning, manis legit, sedikit pahit

83. Si malam Serang (Banten)Daging kuning seperti emas 24 karat, rasa manis , tekstur lembut, lengket di lidah, biji kecil

84. Si koma Serang (Banten)Daging kuning pucat, tebal, rasa manis legit seperti kurma, biji sedang

85. Si endog Serang (Banten)Bentuk bulat, daging putih kekuningan, lunak, manis legit tanpa pahit

86. Si manalagi Serang (Banten) Daging buah kuning, lembut dengan biji kecil, rasa manis pahit98. Perwira Wonosalam (Jawa Timur) Daging buah tebal, kuning, kering99. Kendil Wonosalam (Jawa Timur) Daging kuning muda, tekstur basah, rasa manis100. Ngembal Pasuruan (Jawa Timur) Rasa manis legit, sedikit pahit

101. Ripto Trenggalek (Jawa Timur)Daging buah tebal, lembut, kering, rasa manis legit, aroma tidak menyengat

103. CumasiPulau Timah (Bangka Belitung)

-

104. Sutra manisPulau Timah (Bangka Belitung)

Daging buah kering, manis, warna jingga

105. Pledes Pulau Timah (Bangka Belitung)

-

106. Belawan Medan (Sumatera Utara) Daging buah tebal, memiliki perpaduan rasa manis, legit, pahit, aroma harum, agak mengeluarkan gas

107. Bintang 5 Medan (Sumatera Utara) Daging buah bersemburat merah108. Timah Medan (Sumatera Utara) -

110. Sekoceng Bangkalan (Madura)Daging buah kuning pekat, berserat, manis, legit sedikit pahit, aroma tajam

Sumber: Uji (2005), Marfu’ah (2005), Sofia (2006), Cahyana (2007), Duryatmo (2007), Syariefa (2007)

Page 49: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III146

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddiisionanalsurgabuah

nusantara

Bagai harimau yang kelaparan, 2 warta-wan Trubus Dian Adijaya S.

dan Sardi Duryatmo, berjalan kaki menelusuri hutan Pagarlembata, Kalimantan Barat, untuk menemukan durian macan. Jalan setapak sepanjang 16 km dilalui selama 5 jam. Tak jarang jalan setapak itu tertutup ilalang dan kayu merambat. Kartiman, penduduk setempat yang menemani, menebaskan parang untuk membuka jalan yang menyempit karena jarang dilalui.

Dari 28 spesies durian, sebanyak 19 spesies tumbuh di Kalimantan. Yang paling spektakuler

durian macan, kegemaran sang raja rimba.

budi prakoso:

Durian kura-kura, buah muncul di pangkal batang

Raja Buah

Borneo:Hunian

Kerabat

Page 50: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 147

Durian kura-kura

Page 51: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III148

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddiisionanalsurgabuah

nusantara

Duri rotan Calamus sp di tepi jalan kerap menggores lengan Dian. Kaos kuning yang dikenakan Sardi berlumuran getah gitaan Willughbeia sp. “Badan kita baret-baret dan terasa perih,” kata Sardi. Tengah hari, sekitar pukul 13.00 Wib, pohon durian macan raksasa—dengan lingkar batang setara 3 pelukan orang dewasa—ditemukan. Sebanyak 50 buah durian seukuran bola takraw bergeletakkan di permukaan tanah di sekitar pangkal batang.

Buah di pangkal batang itulah ciri khas durian macan. Letaknya dari permukaan tanah berjarak

SpektakulerSetengah abad silam, AJGH Kostermans,

botanis Herbarium, Bogor, menyebut Durio testudinarum sebagai durian kakura atau durian kura-kura. Dalam tulisannya yang terkenal berjudul “The Genus of Durio” Kostermans mencatat testudinarum sebagai salah satu spesies durian yang buahnya dapat dikonsumsi. Daging buah berwarna kuning dengan kulit buah hijau dan berubah kekuningan saat matang. Namun, testudinarum yang ditemukan Dian dan

15—30 cm. Tangkai buah sepanjang 10—15 cm tak membuatnya tergantung di batang. Buah ditopang serasah dedaunan yang menggunduk di sekeliling pohon. “Itu satu-satunya spesies durian yang buahnya keluar di pangkal batang,” kata Gregorius Garnadi Hambali, pakar botani di Bogor. Buah yang terletak dekat lantai hutan itulah yang membuatnya gampang diraih macan. Durio testudinarum pun dijuluki durian macan karena disukai si raja hutan.

Sardi berdaging buah putih. Itu karena variasi yang lazim terdapat dalam sebuah spesies.

Menurut Dr Reza Tirtawinata, pakar durian di Bogor, testudinarum yang berbuah di pangkal batang itu berpotensi sebagai pohon eksotis. “Bisa menjadi tanaman spektakuler: berbuah di cabang dan di batang sekaligus. Caranya testudinarum dipakai sebagai batang bawah, lalu disambung dengan durian biasa sebagai batang atas,” katanya.

Durian kura-kura, buah muncul di pangkal batang

Page 52: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 149

Tahan berpendapat testudinarum, grandiflorus, dan lowianus jauh lebih langka. Itu dengan asumsi 3 durian itu tergolong endemik (tumbuhan asli yang penyebarannya terbatas, red)

Riset terbaru Tahan Uji yang dirilis di Buletin Plasma Nuftah Vol 11 No.1 Th 2005, juga menyebutkan dari 27 anggota keluarga durian, terdapat 9 spesies yang daging buahnya dapat dimakan alias edible fruits. Yang terlezat ialah Durio zibethinus atau durian yang kita kenal. Namun, penelusuran Trubus menemukan pada awal 90-an Kostermans menambahkan Durio

macranthus sebagai spesies baru yang penting secara ekonomis karena dapat dimakan. Publikasi itu dimuat di majalah terkemuka Economic Botany terbitan 1992. Artinya, sejauh ini terdapat 28 spesies Durio spp dan 10 di antaranya dapat dikonsumsi.

Namun, Greg berpendapat macranthus hanyalah salah satu varian dari Durio zibethinus. Perbedaan hanya pada bunga yang lebih besar ketimbang zibethinus. “Selebihnya sama dengan zibethinus, “ kata Greg.

Durian kura-kura juga tergolong langka. Di hutan itu Sardi dan Dian hanya melihat 1 pohon yang tengah berbuah. “Di antara spesies durian yag dapat dikonsumsi, saya belum pernah melihat langsung bunga durian kura-kura. Sulit menemukannya,” kata Reza. Menurut Kostermans, bunga testudinarum berwarna putih. Warna dan bentuknya mirip dengan bunga durian yang kita kenal, D. zibethinus. Lantaran mirip, dilaporkan seorang peneliti pernah mengidentifikasi spesimen testudinarum sebagai zibethinus.

Greg berpendapat, macranthus yang disebut

Kostermans sebagai spesies baru pada 1992 adalah

varian dari Durio zibethinus. Semua ciri morfologi mirip

degan zibethinus.

Pendapat Reza diamini Drs Tahan Uji, peneliti durian di Herbarium, Bogor. Menurutnya di antara kelompok durian yang dapat dikonsumsi, testudinarum unik dan langka. “Habitat aslinya di Pulau Kalimantan, tapi dijamin hanya segelintir warga Kalimantan yang pernah melihat langsung,” katanya. Menurut Tahan literatur yang ditulis Kartika dan Purnomo pada 2001 menyebut 3 durio—yang dapat dimakan—tergolong langka yaitu oxleyanus, dulcis, dan kutejensis. Namun,

Page 53: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III150

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddiisionanalsurgabuah

nusantara

Durian merahYang juga tergolong unik dan mulai langka—

menurut Kartikasari—ialah lahong Durio dulcis. Disebut unik karena kulit buah tak hijau atau kekuningan seperti lazimnya. Kulit buah lahong merah, merah kecokelatan, sampai merah tua. Daging buah seperti namanya, dulcis, yang berarti manis. Daging buah putih hingga kuning. Daging buahnya tipis, kurang dari 1,5 cm. Beraroma keras seperti aroma aseton. Biji berwarna cokelat kehitaman. Bunga merah muda.

Meski langka, lahong kerap muncul di pasar lokal saat panen raya durian. “Terkadang 1—2 buah lahong dibawa penebas dari hutan di Kalimantan Barat,” kata Dr Ir Achmadi MS, kepala Balai Penelitian Tanaman Lahan Rawa (Balittra), Banjarbaru, Kalimantan Selatan, yang gemar berburu buah langka. Saat wartawan Trubus, Vina Fitriani, menelusuri puluhan penjaja durian di Banjarbaru tak ada penjual lahong. Vina mesti memesan untuk mencicipi. Lahong baru diserahkan 2 hari setelahnya dari penebas asal Buntok, Kalimantan Tengah, dengan harga selangit, Rp50.000 per buah. Padahal, durian lain hanya Rp15.000—Rp25.000.

Di Kalimantan, terdapat spesies lain—Durio graveolens—yang kerap tertukar sebutan dengan lahong. Graveolens dan dulcis sering disebut sebagai durian merah. Bedanya, pada graveolens bukan kulit buah yang merah, tapi daging buah. Daging buah relatif tipis dan nyaris tanpa aroma. Perbedaan graveolens dengan dulcis juga kentara dari bunga. Graveolens kentara dari daunnya yang lebih tebal dibanding dulcis.

Menurut Kostermans ciri utama graveolens dengan dulcis terlihat saat buah matang. Buah graveolens terbuka saat masih menempel di cabang. Sedang dulcis matang pohon dengan kondisi buah belum terbuka. Rasa graveolens pun kalah manis ketimbang dulcis. Buah graveolens yang terbuka dan memamerkan buah merah mengundang burung untuk menyantap. Diduga itulah sebabnya di Malaysia graveolens disebut durian burung. Orang Dayak Kenya menyebutnya durian anggang alias burung rangkong.

LaiSpesies durian yang tak kalah menarik ialah

Durio kutejensis. Di Bulungan, Kalimantan Timur,

Durian taitungen, buah kecil dan duri keras

Page 54: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 151

kutejensis disebut lai. Namun, di Barito Timur, Kalimantan Tengah, kutejensis populer dengan sebutan papaken. Ciri utama lai ialah daging buah kuning sampai oranye. Rata-rata 1 buah berisi 5 pongge. Kulit buah kekuningan. Makanya, ia disebut juga durian kuning. Kulit buah beserta duri lembut. Yang mencolok, pada ujung tangkai pangkal buah tumbuh bulu-bulu rambut yang menyelimuti pangkal buah. Warna bunga merah tua.

Menurut Reza di antara keluarga durian, warna daging kutejensis termasuk yang paling menarik. Sayang, ia tak semanis dan selegit durian yang kita kenal. Daging buah pun tipis, umumnya 1 cm. Itu pernah wartawan Trubus Destika Cahyana cicipi di Nunukan, Kalimantan Timur. Namun, papaken di Barito Timur, Kalimantan Tengah, dan Banjarbaru, Kalimantan Selatan, yang dicicipinya bersama Vina Ftriani berdaging buah lebih tebal, 1,5 cm. Rasanya pun lebih manis.

Papaken disukai warga Dayak Manyan, Kalimantan Tengah, karena beraroma lembut. “Saya lebih suka papaken ketimbang durian. Makan banyak pun tak mabuk,” kata Elizabeth Fransiska, warga Barito Timur. Lai alias papaken itu mudah ditemui karena kerap dijajakan di pasar tradisional kala musim tiba. Sayang, hingga saat ini belum ada seleksi kutejensis unggulan nasional. Padahal, daging buah yang menarik dan beraroma lembut menjadi keistimewaan kutejensis yang sulit ditemui pada zibethinus.

Spesies populer lain, Durio oxleyanus alias kerantungan. Di Barito Timur, ia disebut tetungon; di Sumatera disebut juga durian daun. Ciri utama: buah bulat berwarna hijau berdiameter 15—20 cm. Duri panjang dan keras sehingga sulit dibuka. Saking sulitnya, masyarakat Dayak membelah taitungen dengan parang tanpa mengikuti alur juring buah. Satu juring buah rata-rata berisi 1 pongge. Bunga berwarna hijau muda kekuningan. Di antara keluarga durian yang ditemukan di pasaran, taitungen tergolong termurah, Rp5.000 per buah.

BeragamTiga spesies lain—D. exelsus (apun),

D. lowianus (teruntung), dan D. grandiflorus (durian munyit)—yang juga dapat dikonsumsi tidak Trubus temukan. Sebenarnya habitat mereka sama dengan spesies durian lain. Namun, rasa mereka yang tak selezat 6 spesies lain membuatnya sulit ditemukan.

Menurut Greg secara alami buah yang rasanya lebih enak lebih mudah ditemukan. Itu karena buahnya dikonsumsi manusia dan hewan. Proses konsumsi serta pergerakan manusia dan hewan sekaligus menyebarkan biji. Generasi baru spesies itu pun tumbuh di banyak tempat.

Di habitat aslinya spesies itu tumbuh dari biji sehingga varian dalam 1 spesies sangat beragam. Penyerbukan alami yang dilakukan kelelawar pun memungkinkan terjadinya perkawinan antarspesies. “Bisa jadi menghasilkan spesies baru, tapi belum bernama,” kata Reza. Ia mencontohkan, banyak ditemukan bunga dari kerabat durian berwarna merah muda. Diduga merupakan silangan alami dari zibethinus dengan kutejensis.

Sumber keragamanKeragaman durian di Kalimantan memang luar

biasa. Itu diakui Dr Songpol Somsri, peneliti durian di Horticulture Research Institute Department of Agriculture, Thailand. “Di sana gudangnya keragaman durian. Kita mengoleksi indukan dari Kalimantan,” katanya kepada wartawan Trubus Rosy Nur Aprianti, 2 tahun silam. Menurut Songpol letak Kalimantan yang dilalui garis khatulistiwa dan beriklim tropis membuat keragaman flora—termasuk durian—dan fauna tinggi. Menurut Tahan dari 18 jenis durio yang tumbuh di Kalimantan, 14 jenis di antaranya tergolong endemik.

Menurut Greg iklim tropis membuat flora apa pun sanggup bertahan hidup. “Daerah tropis basah disukai tanaman karena kelembapan tinggi. Matahari pun bersinar sepanjang tahun. Beragam mutasi tanaman yang di tempat lain tak bisa tumbuh dapat hidup di daerah tropis seperti Kalimantan,” katanya. Dr Tukirin Partomihardjo, peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, LIPI, menyebutkan daratan Pulau Kalimantan yang luas menyebabkan tingkat keragaman tinggi. Menurutnya meski daratan itu beriklim tropis, keragaman tak akan tinggi bila daratan itu berupa pulau kecil.

Bunga lai, merah menarik

Page 55: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III152

10obat

favorittradisional11000obabat

fafaavvooririttttraddiisionanalsurgabuah

nusantara

Pulau Borneo memang tergolong pulau ketiga terbesar di dunia setelah Tanah Hijau, Denmark, dan New Guinea (meliputi Papua dan Papua New Guinea, red). Luas total Borneo—meliputi wilayah Kalimantan, Malaysia (Sarawak, Sabah), dan Brunei Darussalam—mencapai 736.561 km2. Faktor lain yang tak kalah penting ialah kondisi geografis Borneo yang memungkinkan biji-biji dari Selat Karimata dan Laut China Selatan terdampar dan tumbuh.

Menurut Tahan dari 9 jenis durio yang dapat dikonsumsi, terdapat 5 durio yang telah ditanam penduduk Kalimantan lebih dari 3 generasi. Mereka adalah dulcis, grandiflorus, kutejensis, oxleyanus, dan zibethinus. “Penduduk setempat memindahkan bibit durio dari hutan dan menanamnya di lingkungan dekat pemukiman,” katanya. Di Kalimantan Timur, kebun buah-buahan yang dihutankan disebut lembo. Namun, jangan bayangkan kebun itu menggunakan jarak tanam yang rapi. Mereka tumbuh tak beraturan. Yang juga banyak ditemukan ialah pohon yang tumbuh dari biji bekas konsumsi manusia dan hewan.

KalbarToh, tak semua provinsi di Kalimantan

memiliki sumber keragaman durian yang tinggi. Semua peneliti buah menyebut Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Malaysia (Kalimantan bagian utara, red) sebagai surga keragaman durian. “Semakin ke utara, daratan di Kalimantan

semakin tinggi. Yang di bagian selatan didominasi rawa. Kemungkinan tumbuh spesies durian lebih tinggi di daratan kering ketimbang di daerah tergenang,” kata Achmadi. Menurut Tahan durian menyukai tanah bertekstur liat atau liat berpasir.

Yang istimewa Kalimantan Barat tak hanya menyandang predikat sumber keragaman durian tertinggi. Ia juga dikenal sebagai gudangnya durian enak. Tepatnya di Balaikarangan, Kabu-paten Sanggau. Letaknya kira-kira 310 km—atau 5 jam perjalanan bermobil—dari Pontianak ke arah timur laut. Balaikarangan hanya berjarak 2 km dari perbatasan Indonesia—Malaysia. Dari kawasan itu telah lahir durian aspar, raja merah, dan sawah mas yang terkenal sebagai durian unggul nasional.

Penelusuran wartawan Trubus, Dian Adijaya Soesanto, sejak 1980 hingga kini terdapat 54 zibethinus yang telah dilepas sebagai varietas unggul nasional. Raja buah unggul itu tersebar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Lombok. Mereka disebut unggul karena punya ciri umum yang istimewa: lezat, daging buah tebal, biji kempes, dan warna daging buah menarik. Dari Kalimantan Barat tercatat 5 durian unggul nasional.

Durian unggul dari Kalbar itu umumnya tumbuh di tepian anak Sungai Kapuas yang disebut tembawang. Tembawang ialah daerah hutan di tepi sungai besar yang dulunya dijadikan lahan berladang. Kemudian daerah itu ditanami buah-buah terpilih yang umumnya telah berumur ratusan tahun. Yang terkenal ialah tembawang

Beragam warna papaken

Page 56: trubus kalbar

TRUBUS GOLD EDITION - III 153

dari Sungai Sekayam yang membelah Kabupaten Sanggau. Dua tahun silam Baharuddin, penangkar buah di Pontianak, memboyong 5 durian lezat—yang juga diusulkan sebagai durian unggul—dari tepian Sekayam ke Jakarta.

Menurut Greg durian yang tumbuh di tepian sungai cenderung tumbuh lebih baik ketimbang yang jauh dari sungai. “Di samping kesuburan tanah yang relatif tinggi, iklim mikro juga lebih stabil. Dia jarang mengalami kekeringan yang ekstrim,” katanya. Durian berumur ratusan tahun berasa lezat yang ditemukan di tepian sungai diduga hasil seleksi tradisional masyarakat setempat. Durian yang buahnya tak lezat ditebang untuk diambil kayunya, sementara yang enak dipertahankan. Apalagi sebetulnya daerah embawang merupakan tempat berladang manusia.

Beragam pilihanBeragamnya spesies durio yang ditemukan

di Borneo menjadi kekayaan tak ternilai bagi Indonesia. Menurut Tahan terbuka kemungkinan pemuliaan durian konsumsi yang berasal dari

beragam spesies tersebut. “Banyak bunga antarspesies yang bisa dikawinkan untuk memperoleh durian ideal,” katanya. Durio ideal menurut Tahan: produksi tinggi, berwarna menarik, berdaging tebal, berbiji kempes, beraroma lembut, dan berduri lembut sehingga mudah dibuka.

Keturunan silangan zibethinus dengan kutejensis berpotensi menghasilkan durian seperti itu. Produksi tinggi, daging tebal, dan biji kempes dapat diturunkan dari zibethinus unggul. Sedangkan warna menarik—kuning hingga oranye—aroma lembut, dan duri kulit lembut diturunkan dari kutejensis. Saat ini keturunan zibethinus dan kutejensis yang terkenal ialah lai mas, durian berwarna kuning yang berdaging buah relatif tebal.

Pemuliaan tak kawin pun dapat dilakukan. Durian kura-kura dapat dijadikan batang bawah untuk zibethius agar dihasilkan tanaman dengan buah di tanah dan di atas. Sedangkan D. oxleyanus berpotensi sebagai bahan baku obat. Kulit batang oxleyanus disebut-sebut sebagai antimalaria. (Destika Cahyana/Peliput: Dian Adijaya Susanto dan Vina Fitriani)

Ciri Utama Kerabat DurianSpesies Nama lokal Ciri Utama

D. zibethinus Durian, duren

Bunga putih hingga krem, buah bulat hingga lonjong, aroma lembut hingga menyengat. Daging buah putih, kuning, hingga krem. Rasa manis sampai manis sekali.

D. kutejensis Lai, papaken

Daging buah kuning hingga oranye, bunga merah, duri kulit buah lembut, pangkal buah diselimuti rambut sisa-sisa bunga, aroma lembut. Kemanisan buah sedang.

D. dulcis Lahong, lahungKulit buah merah, merah kecokelatan, sampai merah tua. Aroma seperti aseton. Warna daging buah krem. Bunga putih.

D. graveolens Durian burung, durian anggangDaging buah merah, tipis, aroma lembut. Bunga putih. Buah terbelah saat matang di pohon.

D. oxleyanusKerantungan, taitungen, tetungon, durian daun

Kulit buah keras dan bewarna hijau, duri panjang dan tajam. Bunga hijau muda kekuningan.

D. testudinarumDurian sekura, durian kura-kura, durian macan

Buah muncul di pangkal batang.