Top Banner

of 34

Troubleshooting Jaringan

Jan 09, 2016

Download

Documents

Dadan Dahroni

Materi Troubleshooting Jaringan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 1

    1. Mengidentifikasi Masalah Fungsionalitas Jaringan pada Perangkat

    Mendiagnosis permasalahan perangkat yang tersambung jaringan merupakan

    pekerjaan yang harus dilakukan oleh administrator jaringan. Pekerjaan ini memerlukan

    ketelitian dan kesabaran yang tinggi agar di dapat hasil yang baik.

    Komputer yang terhubung jaringan sering kali mengalami gangguan maupun

    kerusakan baik dari sisi hardware atau software. Hal ini disebabkan oleh banyaknya

    pengguna komputer yang terhubung dalam sistem jaringan. Jaringan komputer sangat

    rawan terhadap ganguan atau kerusakan dikarenakan banyak sekali faktor yang dapat

    menyebabkan terjadi ganguan atau kerusakan pada jaringan tersebut. Faktor-faktor

    yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan adalah:

    1) Tegangan Listrik

    Tegangan listrik dapat menyebabkan ganguan apabila tegangan yang dihasilkan

    tidak stabil, sering terjadi naik dan turun atau mati mendadak dari sumber PLN. Hal

    tersebut sangat mempengaruhi dikarenakan semua peralatan yang kita gunakan

    bersumber pada listrik. Sumber listrik yang kita gunakan tidak baik atau tidak

    stabil, dapat menyebabkan peralatan yang kita gunakan mudah rusak.

    Komputer yang kita gunakan sering mati mendadak karena sumber listrik mati

    dapat menyebabkan komputer yang kita gunakan akan cepat rusak. Sehinga akan

    mempengaruhi jaringan apabila terjadi kerusakan pada komputer workstation

    maupun di komputer server.

    2) Mati atau tidak berfungsinya komponen pada jaringan

    Mati atau tidak berfungsinya komponen pendukung jaringan disebabkan oleh

    korosi (berkarat) dan rusak. Korosi yang terjadi dikarenakan ruang atau tempat

    jaringan yang lembab dan juga pemakaian yang suah terlalu lama tanpa adanya

    perawatan yang berkala.

    Dalam sistem jaringan LAN sering kita menyebut permasalahan yang

    menyebabkan seluruh atau sebagian jaringan terganggu disebut jaringan dalam

    kondisi down. Down dalam jaringan bisa kita artikan sedang turun atau tidak

    bekerja secara maksimal. Down dapat menyebabkan komunikasi dalam jaringan

    menjadi lambat atau tidak bekerja sama sekali. Kondisi tersebut yang perlu

    ditangani sehingga jaringan dapat bekerja dengan baik dan kembali normal. Istilah

    Down dalam jaringan komputer LAN berbeda dengan Down pada jaringan Warnet

    (warung Internet). Down pada jaringan LAN disebabkan sistem dalam jaringan

    LAN tersbut atau karena tidak berfungsinya peralatan maupun komponen dalam

    jaringan LAN tersebut. Down pada Warnet disebabkan oleh banyak sekali faktor

    diantaranya pengaruh dari jaringan LAN yang ada dalam warnet, dari Provider (jasa

    pelayanan akses internet) yang mengalami gangguan dan bisa juga dari line telphon

    yang penuh sehingga menyebabkan akses ke internet tidak dapat dilakukan.

    Down dalam jaringan LAN lebih mudah penanganannya apabila dibandingkan

    dengan Down pada Warnet. Down dalam jaringan LAN lebih mudah diatasi karena

    kita dapat mendeteksi melalui indikatorindikator yang dapat kita lihat. Indikator-

    indikator tersebut memberikan isarat jika terjadi kerusakan atau tidak berfungsinya

    komponen.

    Indikasi kerusakan pada masing masing komponen dapat diuraikan sebagai berikut:

    a) Server

    Server adalah komputer yang biasanya dikhususkan sebagai pusat

    penyimpanan data atau system operasi berbasis network (Network Operating

    System), berisikan daftar user yang diperbolehkan masuk ke server tersebut.

    Jadi apabila komputer server mengalami kerusakan atau gangguan secara

    otomatis seluruh jaringan tidak berfungsi karena server merupakan pintu

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 2

    masuk dan sebagai pusat jaringan tersebut. Jadi apabila seluruh jaringan tidak

    dapat berfungsi berarti terjadi gangguan atau kerusakan pada server.

    b) Workstation

    Workstation adalah komputer yang memanfaatkan jaringan untuk

    menghubungkan komputer tersebut dengan komputer lain atau komputer

    tersebut dengan server. Pemanfaatan jaringan tersebut dapat berupa sharing

    data, sharing printer dan sebagainya. Apabila terjadi kerusakan pada komputer

    workstation berarti komputer yang digunakan tidak dapat masuk dalam

    jaringan sehingga tidak dapat berkomunikasi dengan komputer server maupun

    komputer lain dalam jaringan tersebut.

    c) Hub/Switch

    Hub/switch merupakan terminal atau pembagi signal data bagi kartu jaringan

    (Network Card). Jika Hub mengalami kerusakan berarti seluruh jaringan juga

    tidak dapat berfungsi untuk berkomunikasi antar workstation atau komputer

    workstation dengan server. Apabila terjadi kerusakan pada Hub dapat dilihat

    pada lampu indikator power dan lampu indikator untuk masing masing

    workstation. Apabila lampu indikator power Hub/switch mati berarti

    kemungkinan besar Hub tersebut rusak. Jika ada lampu indikator workstation

    yang tidak menyala menyatakan bahwa komputer workstation sedang tidak

    aktif (tidak hidup) atau ada gangguan pada komputer workstation tersebut.

    d) Network Interface Card (Kartu jaringan)

    Sebuah kartu jaringan (LAN Card) yang terpasang pada sebuah komputer

    server maupun workstation sehingga komputer dapat dihubungkan ke dalam

    sistem jaringan. Apabila terjadi gangguan atau kerusakan pada kartu jaringan

    berakibat pada komputer tersebut tidak dapat masuk dalam sistem jaringan.

    Indikator yang dapat dilihat dalam kerusakan kartu jaringan adalah matinya

    lampu indikator yang terdapat pada kartu jaringan dan lampu indikator di

    Hub/switch saat komputer telah hidup dan konektifitas kabel dari kartu

    jaringan dan hub/switch telah baik.

    a. Kartu Jaringan (LAN Card) PCI dengan Konektor BNC dan RJ45

    b. Kartu Jaringan (LAN Card) ISA dengan Konektor BNC

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 3

    e) Kabel dan konektor

    Kabel dan konektor untuk membuat jaringan LAN yang banyak digunakan ada

    3 jenis yaitu:

    (1) Jenis kabel serat optik menggunakan konektor SC dan ST. Gangguan atau

    kerusakan pada kabel dan konektor jenis serat optik sangat jarang, tetapi

    memerlukan penanganan secara khusus untuk perawatan jaringan.

    (2) Jenis Kabel UTP dengan konekor RJ45. Gangguan atau kerusakan pada

    kabel jenis ini adalah konektor yang tidak terpasang dengan baik (longgar),

    susunan pengkabelan yang salah dan kabel putus. Indikasi yang dapat

    dilihat adalah lampu indikator yang tidak hidup pada kartu jaringan atau

    pada Hub/switch. Jaringan menggunakan kabel UTP kesalahan yang

    muncul relatif sedikit, karena jaringan terpasang menggunakan topologi

    star, workstation terpasang secara paralel dengan menggunakan swicth/hub.

    Sehingga yang terjadi gangguan hanya pada workstation yang kabelnya

    mengalami gangguan saja.

    (3) Jenis kabel Coaxial dengan konektor BNC. Kabel jenis coaxial memiliki

    akses yang cukup lambat bila dibandingkan jenis kabel lainnya dan sering

    terjadi gangguan karena konektor yang longgar (tidak konek), kabel short

    dan kabel terbuka resistor pada terminating conector. Short pada

    pemasangan kabel dengan plug konektor ini menyebabkan system jaringan

    akan down dan komunikasi antar komputer berhenti.

    Dalam sistem jaringan LAN komponen satu dengan yang lainnya adalah saling

    berkaitan dan berhubungan, maka dalam proses diagnosa kerusakan pada

    jaringan harus dilakukan dengan terstruktur dan sistematis. Hal ini untuk

    mempermudah dalam proses perbaikan jaringan. Selain perbaikan perlu juga

    dilakukan perawatan jaringan agar kondisi jaringan optimal dan normal. Jangan

    sampai melakukan perawatan jika terjadi kerusakan saja, karena dengan

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 4

    melakukan perawatan secara berkala biaya yang dikeluarkan akan lebih sedikit

    dibandingkan melakukan perawatan saat terjadi kerusakan saja. Kinerja

    jaringan yang tidak terawat menyebabkan komunikasi data menjadi lambat.

    EVALUASI 1

    1. Sebutkan dan jelaskan gangguan jaringan yang berasal dari internal, dan jelaskan

    solusi pencegahannya!

    2. Sebutkan dan jelaskan gangguan jaringan yang berasal dari eksternal, dan jelaskan

    solusi pencegahannya!

    3. Sebutkan peralatan vital yang harus dimiliki untuk membangun sebuah jaringan

    beserta fungsinya masing-masing dalam jaringan tersebut!

    4. Sebutkan dan jelaskan topologi fisik jaringan yang ada minimal 2 buah serta

    keuntungan dan kerugiannya!

    5. Dalam Jaringan apakah perlu dilakukan perawatan? Kalau perlu berapa jangka

    waktu perawatannya? Mengapa harus dilakukan perawatan? Pada bagian apa saja?

    PRAKTIKUM

    Alat dan bahan :

    1 (Satu) unit komputer yang telah terinstali sistem operasi jaringan sebagai server,

    1 (Satu) unit komputer yang telah terinstall sistem operasi sebagai workstation (client),

    Network Interface card (kartu jaringan) yang telah terpasang pada komputer server

    maupun workstation kabel UTP untuk menghubungkan komputer server dengan

    komputer client, switch/hub, Konektor RJ45, Tang (Crimping tooll)

    Langkah Kerja

    1) Persiapkan semua peralatan dan bahan pada tempat yang aman.

    2) Periksa bahwa Kartu jaringan telah terpasang dengan baik pada komputer server

    maupun workstation (client).

    3) Periksa semua konektor kabel telah terhubung dengan baik (tidak longgar) pada

    komputer server dan workstation (client).

    4) Periksa kabel penghubung antara komputer server ke switch/hub dan komputer

    workstation (client) ke switch/hub.

    5) Hidupkan komputer server dan masuklah sebagai admin (root) dengan user name

    dan pasword admin.

    6) Hidupkan Komputer client.

    7) Periksa setting alamat IP dan subnet mask pada komputer server dan client.

    8) Cek koneksi antar komputer workstation (client) maupun komputer server dengan

    workstation (client).

    9) Matikan komputer dengan benar.

    10) Rapikan dan bersihkan tempat praktek.

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 5

    2. Memahami Prinsip Komunikasi Data Dalam Sebuah Jaringan

    Pernahkah Saudara melihat seorang turis dengan pemandunya? Jika Saudara

    perhatikan guide tersebut membantu turis untuk berdialog dengan penduduk lokal

    dalam menterjemahkan atau menjelaskan maksud pembicaraan di antara mereka.

    Demikian juga komunikasi dalam jaringan komputer. Untuk dapat mengatur

    komunikasi di dalam jaringan komputer haruslah dibuat suatu standar yang berfungsi

    memudahkan dalam komunikasi di antara mereka.

    Jika dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat berkomunikasi dengan orang di

    seluruh dunia digunakan bahasa yang suatu standar yaitu bahasa Inggris, maka dalam

    dunia komputer ada badan dunia yang menangani masalah suatu standarisasi, yaitu

    International Standardization Organization (ISO).

    ISO membuat aturan baku yang dikenal dengan nama Open System

    Interconnection (OSI). Aturan baku OSI ini selanjutnya akan digunakan oleh

    perusahaanperusahaan yang mengembangkan perangkat jaringan agar dapat

    berkomunikasi satu dengan lainnya. OSI menjelaskan bagaimana data dan informasi

    sebuah aplikasi pada komputer melewati media jaringan berkomunikasi ke aplikasi

    pada komputer lain.

    Model OSI terdiri dari 7 lapisan/layer, mulai dari lapisan fisik sampai dengan

    aplikasi seperti berikut ini:

    1) Fisik (Physical)

    Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana NIC(Network Interface Card) dapat

    berinteraksi dengan kabel atau media transmisi lainnya.

    2) Data-link

    Berfungsi untuk menentukan bagaimana data dikelompokan dan menjadi format

    yang disebut frame. Pada layer ini juga terjadi koreksi kesalahan Flow Control.

    3) Network

    Berfungsi untuk melakukan pemetaan/routing terhadap paket-paket jaringan,

    membangun / memutus koneksi serta mengkonfirmasi pengiriman data. Protocol

    yang bekerja pada lapisan ini adalah IP, ICMP, IGMP, OSPF, MTP.

    4) Transport

    Berfungsi Untuk membagi data menjadi segmen / memcah data menjadi paket-

    paket untuk di transmisikan sehingga dapat disusun kembali di perangkat penerima.

    selain itu layer ini jugaberfungsi untuk mengkonfirmasi bahwa data berhasil

    ditransmisikan. Protocol yang bekerja pada layer ini adalah TCP, UDP, SCTP,

    SPX, DCCP.

    5) Sessi (Session)

    Berfungsi untuk mengatur bagaimana koneksi dibangun, dipelihara dan

    dihancurkan antar proses aplikasi. Protocol yang bekerja pada lapisan ini adalah

    NetBIOS, SAP, PPTP, RTP, SPDY.

    6) Presentasi (Presentation)

    Berfungsi untuk mengatur format data yang akan ditransmisikan melalui jaringan.

    Layer ini terkadang juga disebut Syntax Layer. protocol yang bekerja pada lapisan

    ini adalah LPP, ICA, XDR.

    7) Aplikasi (Application)

    Berfungsi sebagai antarmuka yang berhubungan dengan aplikasi yang

    menggunakan fungsionalitas jaringan. Protocol yang ada pada lapisan ini adalah

    HTTP, FTP, SMTP, DNS, Telnet, NFS, SMPP, SIP, NNTP, DHCP.

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 6

    Model Layer OSI dibagi dalam dua group: upper layer dan lower layer.

    Upper layer fokus pada applikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di

    komputer. Untuk Network Engineer, bagian utama yang menjadi perhatiannya adalah

    pada lower layer. Lower layer adalah intisari komunikasi data melalui jaringan

    aktual.

    Tujuan utama penggunaan model OSI adalah untuk membantu desainer

    jaringan memahami fungsi dari tiap-tiap layer yang berhubungan dengan aliran

    komunikasi data. Termasuk jenis-jenis protokol jaringan dan metode transmisi.

    Kesimpulannya adalah OSI layer dapat memudahkan seorang network engineer

    untuk melakukan troubleshooting atau pemasangan jaringan baru. Agar data dapat

    ditransmisikan ke komputer lain data tersebut haruslah melalui protokol-protokol yang

    terdapat pada OSI layer.

    Model OSI juga menyediakan dasar yang sistematis untuk mengatasi

    masalah jaringan. Dalam setiap skenario troubleshooting, prosedur pemecahan

    masalah dasar meliputi langkah-langkah berikut:

    1. Mengidentifikasi dan memprioritaskan solusi alternatif.

    2. Pilih salah satu alternatif sebagai solusinya.

    3. Mengimplementasikan solusi.

    4. Mengevaluasi solusi.

    Model OSI dapat digunakan sebagai pedoman untuk pemecahan masalah.

    Menggunakan model berlapis, ada tiga pendekatan pemecahan masalah yang

    berbeda yang teknisi dapat digunakan untuk mengisolasi masalah:

    1) Bottom-Up

    Pendekatan bottom-up dimulai dengan komponen fisik dari jaringan dan

    bekerja dengan cara naik lapisan dari model OSI. Pemecahan masalah bottom-up

    merupakan pendekatan yang efektif dan efisien untuk tersangka masalah fisik.

    2) Top-Down

    Pendekatan top-down dimulai dengan aplikasi pengguna dan bekerja dengan cara

    menuruni lapisan dari model OSI. Pendekatan ini dimulai dengan asumsi

    bahwa masalahnya adalah dengan aplikasi dan bukan infrastruktur jaringan.

    3) Divide-and-Conquer

    Digunakan oleh teknisi jaringan lebih berpengalaman. Teknisi membuat

    tebakan menargetkan lapisan masalah dan kemudian berdasarkan hasil

    pengamatan, bergerak ke atas atau bawah lapisan OSI.

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 7

    EVALUASI 2

    1. Layer apakah yang bertanggung jawab untuk melakukan konversi paket data dari layer

    data link menjadi sinyal-sinyal elektronik?

    2. Pada layer apa dijalan routing, memungkinkan koneksi dan memilih lintasan antara

    dua buah sistem akhir?

    3. Layer apakah yang mendefinisikan bagaimana data di format, dipresentasikan,

    diencode dan dikonversi untuk digunakan di jaringan ?

    4. Layer apakah yang bertanggung jawab untuk menciptakan, mengolah dan mengakhiri

    session antara aplikasi?

    5. Layer apakah yang menyediakan pengalamatan logika yang digunakan router untuk

    menentukan lintasan?

    6. Model layer OSI dibagi dalam dua grup, jelaskan!

    7. Jelaskan tujuan utama penggunaan model OSI!

    8. Jelaskan langkah-langkah troubleshooting menggunakan model OSI!

    9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Bottom-Up dalam pemecahan masalah jaringan!

    10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Top-Down dalam pemecahan masalah jaringan!

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 8

    3. Memahami Troubleshooting Lapisan Fisik Jaringan LAN

    Lapisan fisik (Physical Layer) merupakan lapisan dasar dari semua jaringan

    dalam model referensi OSI dimana lapisan ini berfungsi untuk mentransmisikan sinyal

    data analog maupun digital. Selain itu, lapisan fisik dapat digunakan untuk menentukan

    karakteristik dari kabel yang digunakan untuk menghubungkan komputer dalam

    jaringan sehingga sarana sistem pengiriman data ke perangkat lain yang terhubung

    dalam suatu jaringan komputer. Pada lapisan ini yang akan menjelaskan mengenai

    jarak terjauh yang mungkin digunakan oleh media fisik serta mengatur bagaimana cara

    melakukan collision control. Physical Layer juga memiliki tujuan utama, seperti:

    Menspesifikasikan standar untuk berinteraksi dengan media jaringan.

    Menspesifikasikan kebutuhan media untuk jaringan.

    Menentukan karakteristik kabel untuk menghubungkan komputer dengan

    jaringan.

    Mentransfer dan menentukan bagaimana bit data dikodekan.

    Format sinyal electrical untuk transmisi lewat media jaringan.

    Sinkronisasi transmisi sinyal.

    Menangani interkoneksi fisik (kabel), mekanikal, elektrikal dan procedural.

    Mendeteksi error selama transmisi.

    a) Identifikasi masalah dan lapisan fisik

    Lapisan ini mendefinisikan antarmuka dan mekanisme untuk meletakkan bit-bit

    data diatas media jaringan seperti kabel, radio dan cahaya. Selain itu, lapisan ini

    dapat mendefinisikan tegangan listrik, arus listrik, modulasi sinkronisasi antar bit,

    pengaktifan dan pemutusan koneksi serta beberapa karakteristik kelistrikan untuk

    media transmisi seperti kabel UTP / STP, kabel koaksial atau kabel fiber optic.

    b) Standart pengkabelan EIA 506

    Standar pengkabelan UTP diatur oleh Electronics Industry Alliance/

    Telecommunication Industry Association (EIA/TIA). Jika kita lihat, maka urutan

    warna T568A dari kiri ke kanan adalah:

    putih-hijau, hijau, putih-oranye, biru, putih-biru, oranye, putih-coklat, coklat.

    Sedangkan untuk jenis T568B urutannya adalah:

    putih-oranye, oranye, putih-hijau, biru, putih-biru, hijau, putih-coklat, coklat.

    Dua urutan warna diatas adalah urutan warna yang telah menjadi standar

    internasional dalam Cabling jaringan. selanjutnya, berdasarkan perbedaan urutan

    warna kedua Pin dari suatu kabel masih dapat dibagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu

    straight-through dan cross-over:

    (1) Straight-Through

    Istilah Straigh-Through digunakan untuk kabel LAN yang memiliki urutan

    warna yang sama pada kedua ujung Pin. misalnya ujung Pin yang satu

    memiliki urutan warna jenis T568A (putih-hijau, hijau, putih-oranye, biru,

    putih-biru, oranye, putih-coklat, coklat), maka ujung Pin yang lainnya juga

    harus memiliki urutan warna berdasarkan standar T568A. jika yang digunakan

    oleh salah satu Pin adalah standar T568B, maka ujung Pin lainnya juga harus

    memiliki urutan warna berdasarkan standar T568B. anda dapat membuat kabel

    jenis straigh-through tanpa menggunakan aturan warna T568A maupun

    T568B asalkan dikedua ujung Pin memiliki urutan warna yang sama.

    Kabel jenis Straigh-through digunakan untuk menghubungkan dua buah

    device yang tidak sejenis (mis: komputer-Switch/Hub, Komputer-Router,

    Router-Switch, dlsb)

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 9

    (2) Cross-Over

    Berbeda dengan kabel jenis straigh-trough, kabel jenis Crossover memiliki

    urutan warna yang berbeda dikedua ujungnya. namun, perbedaan warna ini

    tidak boleh sembarangan, karena kedua ujung ini juga memiliki aturan urutan

    warna.

    Pada kabel jenis Crossover standar, jika salah satu ujung Pin memiliki susunan

    warna berdasarkan aturan T568A, maka ujung Pin yang lain harus memiliki

    urutan warna berdasarkan standar T568B.

    jika anda membuat urutan sendiri pada sebuah kabel LAN, maka urutan warna

    pada Pin Crossover-nya adalah : urutan warna ke-1 Pin pertama menjadi

    urutan ke-3 pada Pin kedua, urutan ke-2 pada Pin pertama menjadi urutan

    warna ke-6 pada Pin kedua.

    Kabel jenis Crossover digunakan pada saat kita menghubungkan 2 buah

    device yang sejenis (mis:komputer-komputer, komputer-Router, Switch-Hub,

    Router-router, Switch).

    c) Pengujian kabel pada jaringan.

    Jika lampu led yang pada LAN tester menyala semua, dari nomor 1 sampai 8

    berarti telah sukses. Kalau ada salah satu yang tidak menyala berarti kemungkinan

    pada pin nomor tersebut ada masalah. Cara paling mudah yaitu tekan (press) lagi

    menggunakan tang. Kemungkinan pinnya belum tembus. Kalau sudah kita tekan

    tetapi masih tidak nyambung, maka coba periksa korespondensinya antar pin udah

    1-1 atau belum.

    Layer 1 berkaitan dengan konektivitas fisik dari perangkat jaringan.

    Permasalahan layer 1 sering melibatkan kabel dan listrik, dan merupakan alasan untuk

    memanggil help desk. Beberapa masalah umum layer 1 meliputi :

    Daya perangkat mati

    Daya perangkat dicabut

    Koneksi jaringan kabel yang longgar

    Jenis kabel yang salah

    Kabel jaringan yang rusak

    Titik akses nirkabel rusak

    Pengaturan nirkabel yang salah, misalnya SSID

    Untuk memecahkan masalah pada Layer 1, periksa dahulu bahwa semua

    perangkat listrik telah menyala. Hal ini mungkin tampaknya menjadi solusi yang

    jelas, tetapi banyak kali orang yang melaporkan masalahnya mungkin mengabaikan

    perangkat yang berada dalam jalur jaringan dari sumber ke tujuan. Jika ada

    LED yang menampilkan status keterhubungan, mem-verifikasi dengan pelanggan

    bahwa mereka sedang menandakan secara benar. Secara visual memeriksa semua

    pemasangan kabel jaringan dan menyambung kembali kabel untuk memastikan

    koneksi yang benar. Jika masalahnya adalah dengan nirkabel, pastikan titik akses

    nirkabel operasional dan bahwa pengaturan nirkabel dikonfigurasi dengan benar.

    EVALUASI 3

    1. Jelaskan fungsi dari lapisan fisik!

    2. Jelaskan tujuan utama dari lapisan fisik!

    3. Sebutkan apa saja yang dapat didefinisikan oleh lapisan fisik!

    4. Sebutkan urutan warna kabel T568A dan T568B!

    5. Jelaskan cara menguji kabel pada jaringan yang telah sukses!

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 10

    4. Memahami Troubleshooting Lapisan Data Link Jaringan LAN

    Lapisan Data Link (data link layer) adalah lapisan kedua dari bawah dalam

    model OSI, yang dapat melakukan konversi frame-frame jaringan yang berisi data yang

    dikksi kesalahan dan pentransmisian ulang terhadap frame yang dianggap gagal. MAC

    address juga diimplementasikan di dalam lapisan ini. Selain itu, beberapa perangkat

    seperti Network Interface Card (NIC), switch layer 2 serta bridge jaringan juga

    beroperasi di sini.

    Lapisan data-link menawarkan layanan pentransferan data melalui saluran

    fisik. Pentransferan data tersebut mungkin dapat diandalkan atau tidak: beberapa

    protokol lapisan data-link tidak mengimplementasikan fungsi Acknowledgment untuk

    sebuah frame yang sukses diterima, dan beberapa protokol bahkan tidak memiliki fitur

    pengecekan kesalahan transmisi (dengan menggunakan checksumming). Pada kasus-

    kasus tersebut, fitur-fitur acknowledgment dan pendeteksian kesalahan harus

    diimplementasikan pada lapisan yang lebih tinggi, seperti halnya protokol

    Transmission Control Protocol (TCP) (lapisan transport).

    Tugas utama dari data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi data mentah

    dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi.

    Sebelum diteruskan ke Network Layer, lapisan data link melaksanakan tugas ini

    dengan memungkinkan pengirim memecah-mecah data input menjadi sejumlah data

    frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte). Kemudian lapisan data link

    mentransmisikan frame tersebut secara berurutan dan memproses acknowledgement

    frame yang dikirim kembali oleh penerima. Karena lapisan fisik menerima dan

    mengirim aliran bit tanpa mengindahkan arti atau arsitektur frame, maka tergantung

    pada lapisan data-link-lah untuk membuat dan mengenali batas-batas frame itu. Hal ini

    bisa dilakukan dengan cara membubuhkan bit khusus ke awal dan akhir frame.

    a) Deteksi kesalahan

    Strategi pertama menggunakan kode-kode pengkoreksian error (error-correcting

    codes) dan strategi kedua menggunakan kode-kode pendeteksian error (error-

    detecting codes). Ketika penerima melihat codeword yang tidak valid, maka

    penerima dapat berkata bahwa telah terjadi error pada tranmisi (Codeword

    Hamming). Salah satu kode pendeteksian yang digunakan adalah kode

    polynomial/cyclic redundancy code (CRC).

    CRC (Cyclic Redundancy Check) adalah algoritma untuk memastikan integritas

    data dan mengecek kesalahan pada suatu data yang akan ditransmisikan atau

    disimpan. Cara CRC mengatasi masalah overhead dan disebut pengujian

    berorientasi bit, karena dasar pemeriksaan kemungkinan kesalahan adalah bit atau

    karakter dan menggunakan rumus matematika yang khusus.

    CRC bekerja secara sederhana, yakni dengan menggunakan perhitungan

    matematika terhadap sebuah bilangan yang disebut sebagai Checksum, yang dibuat

    berdasarkan total bit yang hendak ditransmisikan atau yang hendak disimpan.

    Dalam transmisi jaringan, khususnya dalam jaringan berbasis teknologi Ethernet,

    checksum akan dihitung terhadap setiap frame yang hendak ditransmisikan dan

    ditambahkan ke dalam frame tersebut sebagai informasi dalam header atau trailer.

    Penerima frame tersebut akan menghitung kembali apakah frame yang ia terima

    benar-benar tanpa kerusakan, dengan membandingkan nilai frame yang dihitung

    dengan nilai frame yang terdapat dalam header frame. Jika dua nilai tersebut

    berbeda, maka frame tersebut telah berubah dan harus dikirimkan ulang.

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 11

    b) IEEE lapisan MAC48-bit addressing

    MAC Address terdiri dari 48 bit tetapi biasanya ditulis dalam 12 bit Heksadesimal

    dengan ketentuan 6 bit sebagai kode pabrik yang ditentukan oleh IEEE dan 6 bit

    berikunya adalah nomor serial peralatan yang dikeluarkan oleh pabrik.

    Untuk melakukan pengiriman data diperlukan kombinasi antara pengalamatan

    secara fisik dan pengalamatan secara logik pengalamatan secara logik biasa

    disebut dengan IP Address (nomor IP), berada pada layer network nomor IP

    diperlukan oleh perangkat lunak untuk mengidentifikasi komputer pada jaringan

    namun nomor identitas yang sebenarnya diatur oleh NIC (Network Interface

    Card) atau kartu Jaringan yang juga mempunyai nomor unik.

    c) Switch sebagai multi port jembatan (multi-port bridge)

    Pengalih jaringan (atau switch) adalah sebuah alat jaringan yang melakukan

    penjembatan taktampak (penghubung penyekatan (segmentation) banyak jaringan

    dengan pengalihan berdasarkan alamat MAC).

    Switch jaringan dapat digunakan sebagai penghubung komputer atau penghala

    pada satu area yang terbatas, pengalih juga bekerja pada lapisan taut data (data

    link), cara kerja pengalih hampir sama seperti jembatan (bridge), tetapi switch

    memiliki sejumlah porta sehingga sering dinamakan jembatan pancaporta (multi-

    port bridge).

    Biasanya switch banyak digunakan untuk jaringan LAN token star. Dan switch ini

    digunakan sebagai repeater/penguat. Berfungsi untuk menghubungkan kabel-kabel

    UTP ( Kategori 5/5e ) komputer yang satudengan komputer yang lain. Dalam

    switch biasanya terdapat routing,routing sendiri berfungsi untuk batu loncat untuk

    melakukan koneksi dengan komputer lain dalam LAN.

    Switch adalah hub pintar yang mempunyai kemampuan untuk menentukan tujuan

    MAC address dari packet. Daripada melewatkan packet ke semua port, switch

    meneruskannya ke port di mana ia dialamatkan. Jadi, switch dapat secara drastis

    mengurangi traffic network. Switch memelihara daftar MAC address yang

    dihubungkan ke port-portnya yang ia gunakan untuk menentukan kemana harus

    mengirimkan paketnya. Karena ia beroperasi pada MAC address bukan pada IP

    address, switch secara umum lebih cepat daripada sebuah router.

    Masalah pada Layer 2 dapat disebabkan oleh peralatan yang rusak, driver

    perangkat yang salah, atau switch salah dikonfigurasi. Ketika troubleshooting suatu

    masalah, mungkin sulit untuk mengisolasi masalah pada layer 2.

    Seorang teknisi on-site dapat memeriksa apakah NIC terinstal dan bekerja

    dengan benar. Reseating NIC, atau mengganti NIC rusak dapat membantu untuk

    mengisolasi masalah. Proses yang sama dapat dilakukan dengan switch jaringan.

    EVALUASI 4

    1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Data Link Layer!

    2. Jelaskan tugas utama Data Link Layer!

    3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan CRC (Cyclic Redundancy Check)!

    4. Mengapa Switch dapat mengurangi traffic network? Jelaskan!

    5. Jelaskan langkah-langkah melihat nomor MAC address!

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 12

    5. Memahami Troubleshooting Lapisan Network Jaringan LAN

    Lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam

    model referensi jaringan OSI. Lapisan ini bertanggung jawab untuk melakukan

    beberapa fungsi berikut:

    Pengalamatan logis dan melakukan pemetaan (routing) terhadap paket-paket

    melalui jaringan.

    Membuat dan menghapus koneksi dan jalur koneksi antara dua node di dalam

    sebuah jaringan.

    Mentransfer data, membuat dan mengkonfirmasi penerimaan, dan mengeset ulang

    koneksi.

    Lapisan jaringan juga menyediakan layanan connectionless dan connection-

    oriented terhadap lapisan transport yang berada di atasnya. Lapisan jaringan juga

    melakukan fungsinya secara erat dengan lapisan fisik (lapisan pertama) dan lapisan

    data-link (lapisan kedua) dalam banyak implementasi protokol dunia nyata. Dalam

    jaringan berbasis TCP/IP, alamat IP digunakan di dalam lapisan ini. Router IP juga

    melakukan fungsi routing-nya di dalam lapisan ini.

    Network layer berfungsi untuk pengendalian operasi subnet. Masalah desain

    yang penting adalah bagaimana caranya menentukan route pengiriman paket dari

    sumber ke tujuannya. Route dapat didasarkan pada table statik yang dihubungkan ke

    network. Route juga dapat ditentukan pada saat awal percakapan misalnya session

    terminal. Terakhir, route dapat juga sangat dinamik, dapat berbeda bagi setiap

    paketnya. Oleh karena itu, route pengiriman sebuah paket tergantung beban jaringan

    saat itu. Bila pada saat yang sama dalam sebuah subnet terdapat terlalu banyak paket,

    maka ada kemungkinan paket-paket tersebut tiba pada saat yang bersamaan. Hal ini

    dapat menyebabkan terjadinya bottleneck. Pengendalian kemacetan seperti itu juga

    merupakan tugas network layer.

    Contoh penggunaan network layer:

    Perpindahan paket dari satu jaringan ke jaringan lainnya juga dapat

    menimbulkan masalah yang tidak sedikit. Cara pengalamatan yang digunakan oleh

    sebuah jaringan dapat berbeda dengan cara yang dipakai oleh jaringan lainnya. Suatu

    jaringan mungkin tidak dapat menerima paket sama sekali karena ukuran paket yang

    terlalu besar. Protokolnyapun bisa berbeda pula, demikian juga dengan yang lainnya.

    Network layer telah mendapat tugas untuk mengatasi semua masalah seperti ini,

    sehingga memungkinkan jaringan-jaringan yang berbeda untuk saling terinterkoneksi.

    Network Layer merupakan layer yang bertanggung jawab menentukan alamat

    jaringan, menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, dan menjaga antrian

    trafik di jaringan. Data pada layer ini berbentuk paket.

    Fungsi utama dari layer tiga, yaitu layer Network adalah pada referensi model

    OSI untuk enable message untuk melewati antar jaringan local yang terhubung, yang

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 13

    biasanya lebih banyak jaringan lewat link WAN. Piranti-piranti, protocol-protocol, dan

    program-program yang berjalan pada layer Network bertanggung jawab untuk

    mengidentifikasikan, memilah, dan mengarahkan traffic yang melalui antar-jaringan.

    Jaringan menjelaskan beberapa kumpulan dari piranti terhubung bersama-sama

    untuk berbagi informasi dan resources dan juga saling berkomunikasi. Secara fisik,

    jaringan-jaringan diidentifikasikan oleh segmen-segmen media transmisi dan juga oleh

    address-address jaringan.

    Pada Layer 3, teknisi perlu menyelidiki pengalamatan logis digunakan dalam

    jaringan, seperti skema alamat IP. Jika jaringan menggunakan alamat IP, teknisi

    memverifikasi bahwa perangkat tersebut memiliki pengaturan yang tepat, seperti:

    Alamat IP dalam jaringan yang ditetapkan

    Correct subnet mask

    Default gateway yang benar

    Pengaturan lain yang diperlukan, seperti DHCP atau DNS

    Pada Layer 3, beberapa utilitas dapat membantu dengan proses pemecahan

    masalah. Tiga command line yang paling umum adalah :

    ipconfig - Menunjukkan pengaturan IP pada komputer

    ping - Tes konektivitas jaringan dasar

    Tracert - Melihat jalur routing antara sumber dan tujuan tersedia

    EVALUASI 5

    1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Network Layer!

    2. Sebutkan fungsi-fungsi dari Network Layer!

    3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Bottleneck!

    4. Jelaskan pengaturan pengalamatan yang tepat pada Network Layer!

    5. Sebutkan command line yang digunakan untuk memecahkan masalah pada Network

    Layer! Jelaskan!

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 14

    6. Memahami Troubleshooting Lapisan Transportasi Jaringan LAN

    Lapisan transpor bertanggung jawab untuk pengiriman source-to-destination

    (endto-end) daripada jenis message tertentu. Tanggung jawab spesifik lapisan transpor

    ini adalah:

    Sevice-point addressing.

    Komputer sering menjalankan berbagai macam program atau aplikasi yang

    berlainan dalam saat bersamaan. Untuk itu dengan lapisan transpor ini tidak hanya

    menangani pengiriman/delivery source-to-destination dari computer yang satu ke

    komputer yang lain saja namun lebih spesifik kepada delivery jenis message untuk

    aplikasi yang berlainan. Sehingga setiap message yang berlainan aplikasi harus

    memiliki alamat/address tersendiri lagi yang disebut service point address atau port

    address.

    Segmentation dan Reassembly.

    Sebuah message dibagi dalam segmensegmen yang terkirim. Setiap segmen

    memiliki sequence number. Sequence number ini yang berguna bagi lapisan

    transpor untuk merakit/reassembly segmen-segman yang terpecah atau terbagi tadi

    menjadi message yang utuh.

    Connection control.

    Lapisan transpor dapat berperilaku sebagai connectionless atau connection-

    oriented.

    Flow control.

    Seperti halnya lapisan data link, lapisan transpor bertanggung jawab untuk kontrol

    aliran (flow control). Bedanya dengan flow control di lapisan data link adalah

    dilakukan untuk end-to-end.

    Error control.

    Sama fungsi tugasnya dengan error control di lapisan data link, juga berorientasi

    end-to-end.

    EVALUASI 6

    Praktikum:

    Temukan solusi troubleshooting jaringan pada transport layer!

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 15

    7. Memahami Troubleshooting Lapisan Sesi Jaringan LAN

    Layanan yang diberikan oleh tiga layer pertama (fisik, data link dan network)

    tidak cukup untuk beberapa proses. Maka pada lapisan session ini dibutuhkan dialog

    controller. Fungsi yang diberikan oleh lapisan session antara lain :

    EVALUASI 7

    1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan session layer!

    2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dialog control!

    3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sinkronisasi!

    Praktikum:

    Temukan solusi troubleshooting jaringan pada session layer!

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 16

    8. Memahami Troubleshooting Lapisan Presentasi Jaringan LAN

    Presentation layer lebih cenderung pada syntax dan semantic pada pertukaran

    informasi dua sistem. Tanggung jawab spesifik :

    Translasi

    Enkripsi

    Kompresi

    EVALUASI 8

    1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan translasi!

    2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan enkripsi!

    3. Jekaskan apa yang dimaksud dengan kompresi!

    Praktikum:

    Temukan solusi troubleshooting jaringan pada presentation layer!

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 17

    9. Memahami Troubleshooting Lapisan Aplikasi Jaringan LAN

    Sesuai namanya, lapisan ini menjembatani interaksi manusia dengan perangkat

    lunak/software aplikasi. Application Layer dalam TCP/IP adalah kombinasi lapisan-

    lapisan session, presentation dan application pada OSI.

    Layer 4 Troubleshooting

    Jika Layers 1 sampai 3 semua muncul untuk menjadi beroperasi secara normal dan

    teknisi berhasil bisa nge-ping alamat IP dari server jauh, sekarang saatnya untuk

    memeriksa lapisan yang lebih tinggi. Sebagai contoh, suatu firewall jaringan

    digunakan sepanjang alur, penting untuk memeriksa bahwa aplikasi TCP atau UDP

    port terbuka dan tidak ada filter mendaftar sedang menghalangi lalu lintas ke port

    tersebut.

    Layer 5 -7 Troubleshooting

    Teknisi juga harus memeriksa konfigurasi aplikasi. Sebagai contoh, jika

    troubleshooting suatu email, pastikan bahwa aplikasi yang dikonfigurasi benar

    mengirim dan menerima informasi server email. Hal ini juga diperlukan untuk

    memastikan bahwa resolusi nama domain berfungsi seperti yang diharapkan.

    EVALUASI 9

    Praktikum:

    Temukan solusi troubleshooting jaringan pada aplication layer!

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 18

    10. Memahami Troubleshooting Jaringan WAN

    Mendiagnosis permasalahan perangkat yang tersambung jaringan luas atau

    Wire Less merupakan pekerjaan yang harus dilakukan oleh administrator

    jaringan/Teknisi. Pekerjaan ini memerlukan ketelitian dan kesabaran yang tinggi agar

    di dapat hasil yang baik. Komputer yang terhubung jaringan luas sering kali mengalami

    gangguanmaupun kerusakan baik dari sisi hardware atau software. Hal ini disebabkan

    oleh banyaknya pengguna frekuensi atau gelombang 2,4Mhz, gejala alam dan

    komputer yang terhubung dalam sistem jaringan berbasis luas (wireless) atau WAN.

    Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan adalah:

    1) Tegangan Listrik

    Tegangan listrik dapat menyebabkan ganguan apabila tegangan yang dihasilkan tidak

    stabil, sering terjadi naik dan turun atau mati mendadak dari sumber PLN. Hal tersebut

    sangat mempengaruhi dikarenakan semua peralatan yang kita gunakan bersumber pada

    listrik. Sumber listrik yang kita gunakan tidak baik atau tidak stabil, dapat

    menyebabkan peralatan yang kita gunakan mudah rusak. Perangkat wireless yang kita

    gunakan sering mati mendadak karena sumber listrik mati dapat menyebabkan

    perangkat WireLess yang kita gunakan akan cepat rusak. Sehinga akan mempengaruhi

    jaringan apabila terjadi kerusakan pada Wirelesss/radio workstation maupun di rooter

    server.

    2) Mati atau tidak berfungsinya komponen pada perangkat wireless

    Mati atau tidak berfungsinya komponen pendukung perangkat WireLess disebabkan

    oleh ganguan Petir ( gangguan alam), terjadi dikarenakan factor alam dan petir di saat

    cuaca hujan dan angin kencang yang menyebabkan perangkat akan terbakar juga

    pemakaian yang terlalu lama tanpa adanya perawatan yang berkala.

    3) Perangkat Software

    Ganguan juga dapat terjadi dari software yang ada di Server atau PC client, ganguan ini

    bisa disebabkan oleh tidak jalannya aplikasi di wireless, konflik IP (Internet Protocol),

    tidak jalannya proses proxy server pada server, dan masih banyak lagi jenis ganguan

    software lainnya, solusinya adalah Admin harus menguasai standart server dan client.

    Perangkat dasar WAN /Wifi

    a. Antena Grid 2,4 Mhz/Omni 19 Dbi

    b. Radio Outdoor/Indoor

    c. Wire Less Router

    d. Kabel UTP

    e. Conector RJ 45

    f. Switch Hub

    Monitoring Koneksi

    Salah satu bentuk paling mendasar dari monitoring koneksi berlangsung tiap hari pada

    jaringan. Proses user login ke jaringan akan memastikan bahwa koneksi itu sedang

    bekerja dengan baik atau jika tidak bagian jaringan akan segera dihubungi. Namun, ini

    bukanlah cara yang paling baik atau efisien dalam memonitoring jaringan yang ada.

    Tersedia program-program sederhana yang bisa digunakan oleh administrator untuk

    membuat daftar alamat IP host dan secara periodik mem-ping alamat tersebut. Jika ada

    masalah koneksi, program akan memperingati administrator melalui output ping. Ini

    merupakan cara yang paling kuno dan tidak efisien, tetapi masih lebih baik dibanding

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 19

    tidak melakukan apa-apa sama sekali. Aspek lain dari cara monitoring seperti ini

    adalah ia hanya memberitahu bahwa di suatu tempat antara stasiun monitoring dan

    perangkat target ada gangguan komunikasi. Gangguan bisa jadi router, switch, bagian

    jaringan yang tidak baik, atau memang host-nya yang sedang down. Test ping hanya

    mengatakan bahwa koneksi down, tetapi tidak mengetahui di mana yang mengalami

    down.

    Memeriksa semua host pada WAN dengan menggunakan monitoring semacam ini

    membutuhkan banyak resources. Jika jaringan mempunyai 3000 host, mem-ping semua

    perangkat jaringan dan host memakan resource sistem yang sangat besar. Cara lebih

    baik adalah hanya mem-ping beberapa host, server, router, dan switch yang penting

    untuk memastikan konektivitas mereka. Tes ping tidak akan memberikan data yang

    sebenarnya kecuali jika workstation selalu dalam keadaan menyala. Sekali lagi, cara

    monitoring seperti ini sebaiknya digunakan jika tidak ada lagi cara lain yang tersedia.

    Metode Troubleshooting

    Troubleshooting jaringan merupakan proses sistematis yang diaplikasikan untuk

    memecahkan masalah pada jaringan. Teknik Eliminasi dan Divide and Conquer

    merupakan metode paling berhasil untuk troubleshooting jaringan.

    User pada jaringan Anda menelepon help desk untuk memberitahukan bahwa komputer

    mereka tidak bisa lagi ke Internet. Help desk mengisi form error report dan

    memberikannya kepada Anda, bagian network support. Anda menelepon dan berbicara

    kepada user dan mereka mengatakan bahwa mereka tidak melakukan apapun yang

    berbeda selain yang selalu mereka lakukan untuk ke Internet. Anda mengecek log dan

    menemukan bahwa komputer user telah di-upgrade semalam. Solusi Anda yang

    pertama adalah bahwa driver jaringan komputer tersebut pasti konfigurasinya salah.

    Anda pergi ke komputer tersebut dan mengecek konfigurasi jaringannya. Tampaknya

    sudah benar, sehingga Anda mem-ping server. Tidak terhubung. Solusi berikutnya

    adalah mengecek apakah kabel komputer tersambung. Anda periksa kedua ujung kabel

    dan kemudian mencoba mem-ping server kembali.

    Selanjutnya Anda ping 192.168.9.1, alamat loopback komputer. Ping berhasil,

    sehingga ini mengeliminasi kemungkinan adanya masalah antara komputer,

    konfigurasi driver, dan kartu NIC. Anda kemudian memutuskan bahwa mungkin ada

    masalah dengan server untuk segmen jaringan tersebut. Ada komputer lain yang

    terhubung ke jaringan di meja sebelahnya, maka Anda mem-ping alamat server dan

    hasilnya sukses. Ini mengeliminasi server, backbone, dan koneksi server ke backbone

    sebagai masalah.

    Anda kemudian pergi ke IDF (intermediate distribution facilities) dan memindahkan

    port workstation, kembali ke workstation dan mencoba mem-ping server lagi. Namun,

    solusi tidak bekerja. Ini memperluas pencarian Anda sampai pemasangan kabel atau

    patch kabel workstation. Anda kembali ke IDF, mengembalikan kabel ke port asal,

    mencari patch kabel worksation baru dan kembali ke worksation. Ganti kabel

    workstation, dan mencoba mem-ping server lagi. Kali ini berhasil, maka Anda sudah

    memperbaiki masalah itu. Langkah terakhir adalah mendokumentasikan solusi

    masalah.

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 20

    1. Divide and Conquer

    Misalkan Anda mempunyai dua jaringan yang bekerja dengan baik, tetapi ketika

    keduanya dihubungkan jaringan gagal. Langkah pertama adalah membagi jaringan

    kembali menjadi dua jarigan terpisah dan memverifikasi bahwa keduanya masih

    beroperasi dengan benar ketika dipisahkan. Jika ya, pindahkan semua segmen ke

    jaringan yang lain. Periksa apakah masih bekerja dengan benar.

    Jika jaringan masih berfungsi, masukkan masing-masing segmen sampai seluruh

    jaringan gagal. Hilangkan koneksi terakhir yang ditambahkan dan lihat apakah seluruh

    jaringan kembali beroperasi normal. Jika ya, lepaskan semua perangkat dari segmen

    tersebut dan masukkan mereka satu per satu, kemudian periksa lagi kapan jaringan

    gagal. Pada waktu Anda menemukan perangkat yang mencurigakan, lepaskan dan

    periksa apakah jaringan kembali normal. Jika jaringan masih berfungsi normal, berarti

    Anda telah menemukan perangkat yang menjadi penyebab masalah.

    Sekarang Anda bisa menganalisis perangkat tersebut untuk mengetahui mengapa ia

    bisa menyebabkan seluruh jaringan crash. Jika tidak ada apapun yang salah, mungkin

    saja perangkat tersebut terhubung dengan perangkat yang bermasalah pada jaringan

    sebelah. Untuk mencari ujung lain permasalahan, Anda harus mengulangi proses yang

    dilakukan sebelumnya.

    Prosesnya adalah sebagai berikut: pertama sambungkan lagi perangkat yang

    menyebabkan jaringan gagal. Kemudian lepaskan semua segmen pada jaringan yang

    satunya. Periksa apakah jaringan kembali beroperasi. Jika jaringan berfungsi lagi,

    masukkan kembali segmen sampai seluruh jaringan gagal. Lepaskan segmen terakhir

    yang dimasukkan sebelum kegagalan dan lihat apakah seluruh jaringan kembali

    beroperasi normal. Jika ya, lepaskan semua perangkat dari segmen tersebut dan

    masukkan mereka satu per satu, periksa lagi untuk melihat kapan jaringan gagal.

    Ketika Anda menemukan perangkat yang mencurigakan, lepas dan periksa apakah

    jaringan kembali normal.

    Jika jaringan masih berfungsi secara normal, itu berarti Anda telah menemukan

    perangkat penyebab masalah. Sekarang Anda bisa menganalisis perangkat tersebut

    untuk mengetahui mengapa ia bisa menyebabkan seluruh jaringan crash. Jika tidak ada

    apapun yang salah, bandingkan kedua host cari tahu penyebab mereka konflik. Dengan

    memecahkan konflik ini, Anda akan bisa menghubungkan kembali kedua perangkat ke

    dalam jaringan dan akan berfungsi secara normal.

    2. Tool Software

    Bersama dengan proses yang diuraikan sebelumnya, ada tool software bagi

    administrator jaringan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah konektivitas

    jaringan. Tool ini dapat membantu dalam troubleshooting Local Area Network, tetapi

    terutama pada Wide Area Network. Kita akan lihat perintah yang tersedia pada

    sebagian besar software client. Perintah ini meliputi Ping, Tracert (traceroute), Telnet,

    Netstat, ARP, dan Ipconfig (WinIPcfg)

    Ping

    Memverifikasi koneksi ke komputer lain dengan mengirim pesan Internet Control

    Message Protocol (ICMP) Echo Request. Tanda terima berupa pesan Echo Reply akan

    ditampilkan, bersama dengan waktu pulang-pergi. Ping merupakan perintah utama

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 21

    TCP/IP yang digunakan untuk men-troubleshoot konektivitas, jangkauan, dan resolusi

    nama.

    Syntax ping adalah: ping [-t] [-a] [-n Count] [-l Size] [-f] [-i TTL] [-v TOS] [-r Count]

    [-s Count] [{-j HostList | -k HostList}] [-wTimeout] [TargetName].

    3. Tracert (Traceroute)

    Menunjukkan rute yang dilewati paket untuk mencapai tujuannya. Ini dilakukan

    dengan mengirim pesan Internet Control Message Protocol (ICMP) Echo Request ke

    tujuan dengan nilai Time to Live yang semakin meningkat. Rute yang ditampilkan

    adalah daftar interface router (yang paling dekat dengan host) yang terdapat pada jalur

    antara host dan

    tujuan. Syntax tracert adalah: tracert [-d] [-h MaximumHops] [-j HostList] [-

    wTimeout] [TargetName].

    4. Telnet

    Telnet Client dan Telnet Server bekerja sama supaya user dapat berkomunikasi dengan

    komputer remote. Telnet Client memungkinkan user untuk menghubungi komputer

    remote dan berinteraksi dengan komputer tersebut melalui jendela terminal. Telnet

    Server memungkinkan user Telnet Client untuk masuk ke dalam komputer yang

    menjalankan Telnet Server dan menjalankan aplikasi pada komputer tersebut. Telnet

    Server berfungsi sebagai gateway yang digunakan Telnet client untuk berkomunikasi.

    Telnet cocok untuk testing login ke remote host. Syntax telnet adalah: telnet

    [\\RemoteServer].

    5. Netstat

    Menampilkan koneksi TCP yang aktif, port yang didengarkan komputer, statistik

    Ethernet, tabel routing IP, statistik IPv4 (protokol IP, ICMP, TCP, dan UDP), dan

    statistik IPv6 (protokol IPv6, ICMPv6, TCP over IPv6, dan UDP over IPv6). Syntax

    netstat adalah: netstat [-a] [-e] [-n] [-o] [-p Protocol] [-r] [-s] [Interval].

    6. ARP

    Menampilkan dan mengubah entri pada cache Address Resolution Protocol (ARP),

    yang berisi satu atau beberapa tabel yang digunakan untuk menyimpan alamat IP dan

    alamat fisik Ethernet dan Token Ring dari alamat IP yang bersangkutan. Masing-

    masing kartu jaringan Ethernet atau Token Ring yang terinstalasi pada komputer Anda

    mempunyai tabel terpisah. Syntax arp adalah: arp [-a [InetAddr] [-NIfaceAddr]] [-g

    [InetAddr] [-N IfaceAddr]] [-d InetAddr [IfaceAddr]] [-s InetAddr EtherAddr

    [IfaceAddr]].

    7. Ipconfig

    Menampilkan semua konfigurasi jaringan TCP/IP dan memperbarui setting Dynamic

    Host Configuration Protocol (DHCP) dan Domain Name System (DNS). Digunakan

    tanpa parameter, ipconfig menampilkan alamat IP, subnet mask, dan gateway default

    untuk semua kartu jaringan. Ipconfig merupakan commandline yang ekivalen dengan

    winipcfg yang terdapat pada Windows MilleniumEdition, Windows 98, dan Windows

    95. Meskipun Windows XP tidak menyertakan utiliti grafis yang ekivalen dengan

    winipcfg, Anda bisa menggunakan Network Connections untuk melihat dan

    memperbarui alamat IP. Syntax ipconfig adalah: ipconfig [/all] [/renew[Adapter]]

    [/release [Adapter]] [/flushdns] [/displaydns] [/registerdns] [/showclassid Adapter]

    [/setclassid Adapter [ClassID]].

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 22

    EVALUASI 10

    Tugas

    1. Perhatikan dan catatlah kondisi peralatan yang digunakan dalam jaringan berbasis

    luas/wireless pada saat bekerja secara normal!

    2. Periksa dan catatlah secara hardware dengan mengindikasikan bahwa jaringan

    berbasis luas/wireless tersebut sudah dapat bekerja dengan baik serta alasannya!

    3. Periksa dan catatlah jenis topologi fisik jaringan yang digunakan dalam

    laboratorium anda, jenis kabel dan indentifikasikan IP (internet protocol) yang

    digunakan oleh radio atau Wire less router.

    Nb: Jika disekolah anda tidak mempunyai WAN (Wide Area Network) dapat

    digantikan dengan WireLess Router, untuk instalasi di Lab computer sekolah

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 23

    11. Memahami Troubleshooting Berdasarkan Kelompoknya

    Permasalahan yang sering muncul baik dalam pemasangan maupun setelah

    pemasangan jaringan LAN komputer secara garis besar dapat dibagi atas:

    Kerusakan atau kesalahan Hardware

    Kerusakan atau kesalahan pada bagian hardware mencakup seluruh komponen

    jaringan antara lain mencakup server, workstation (client), Kartu Jaringan,

    Pengkabelan dan konektor, serta komponen jaringan tambahan lainnya seperti

    Hub/switch, router, dan sebagainya.

    Kesalahan software

    Kesalahan bagian software berhubungan dengan kesalahan bagaimana setting dan

    konfigurasi jaringan yang berkaitan dengan system operasi baik pada komputer

    server maupun komputer workstation (client) yang digunakan, jenis protokol yang

    dipakai serta topologi jaringan.

    1) Kerusakan atau kesalahan Hardware

    Kerusakan atau kesalahan hardware yang sering terjadi adalah pada Network

    Interface Card (kartu jaringan), pengkabel dan konektor. Kerusakan atau kesalahan

    pada Jaringan sering disebabkan oleh koneksi (hubungan) yang tidak baik antar

    komponen dan tidak berfungsinya komponen dikarenakan sudah mati atau rusak.

    a) Network Interface Card (kartu jaringan)

    Secara fisik untuk mengenali bahwa kartu jaringan tersebut telah atkif atau

    tidak aktif dapat dilihat pada lampu indikator yang terdapat dalam Kartu

    jaringan tersebut saat komputer hidup dan kartu jaringan telah dihubungkan

    dengan kabel jaringan maka lampu indikator harus sudah menyala. Apabila

    belum menyala berarti terdapat permasalahan atau kerusakan pada kartu

    jaringan tersebut.

    Secara software untuk mengetahui bahwa kartu jaringan telah bekerja atau aktif

    dapat dilihat pada : Control Panel Device Manager

    Di sana dapat dilihat bahwa kartu jaringan tersebut telah dikenal atau belum.

    Bila sudah dikenal maka kartu jaringan komputer dapat bekerja atau aktif.

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 24

    b) Pengkabelan dan Konektor

    Pemilihan media komunikasi menggunakan kabel sebagai penghubung antar

    komputer memang merupakan media yang cukup ideal dibandingkan dengan

    media lainnya seperti RF (radio frekuensi), IR (Infra Red) atau jalur telephone

    karena murah, mudah dan mempunyai kecepatan data yang cukup tinggi.

    Tetapi kesalahan dalam aturan pemasangan kabel, kualitas kabel itu sendiri,

    serta layout atau topologi jaringan seringkali mengganggu dalam system

    jaringan kabel.

    (3) Untuk pengunaan kabel Thin Coax

    Seperti dalam gambar berikut permasalahan yang sering terjadi pada jenis

    kabel ini adalah seperti dalam gambar:

    Keterangan Gambar:

    6. Kabel Terbuka (open). Kondisi ini menyatakan bahwa telah terjadi

    putusnya kabel dalam jaringan yang menyebabkan kabel tidak dapat

    menghantarkan data.

    7. Konektor longgar (tidak terhubung). Kondisi ini terjadi pada pada

    koneksi antar kartu jaringan dengan konektor kabel.

    8. Kabel short. Kondisi ini menyatakan bahwa telah terjadi kabel yang

    hubung singkat dalam jaringan.

    9. Resistor pada terminating Connector

    10. Short pada pemasangan kabel dengan plug konektor

    11. Longgar pada male connector

    Untuk kasus nomor 1,3,4 dan 5 akan mengakibatkan system jaringan akan

    mengalami down (komunikasi antar komputer berhenti). Untuk kasus

    konektor yang longgar hanya terjadi pada workstation (client) yang

    bersangkutan saja yang berhenti. Tetapi bila terjadi pada terminating resistor

    maka menyebabkan jaringan akan down juga.

    (4) Untuk pengunaan kabel Thick Coax

    Untuk jenis penggunaan kabel thick coax sama dengan jenis kabel thin coax

    karena menggunakan jenis topologi jaringan yang sama seperti dalam

    gambar berikut:

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 25

    (5) Untuk penggunaan kabel UTP

    Untuk kabel UTP, kesalahan yang muncul relatif sedikit, karena jaringan

    model ini relatif sedikit, karena jaringan model ini menggunakan topologi

    star, dimana workstation (client) terpasang tersebar secara paralel dengan

    menggunakan switch atau Hub. Sehingga pengecekan kerusakan kabel ini

    dapat dengan mudah diketahui. Seperti dalam gambar berikut:

    Keterangan gambar:

    1. Konektor longgar (tidak terhubung)

    2. Kabel short

    3. Kabel terbuka (open)

    Untuk mengecek kabel yang terbuka (open) dan kabel yang short dapat

    dilakukan dengan menggunakan Multimeter dengan mengetes ujung-ujung

    kabel.

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 26

    2) Kesalahan software

    Permasalahan yang sering muncul pada bagian software ini pada umumnya

    bisa dikelompokkan atas:

    a) Kesalahan setting konfigurasi jaringan

    Kesalahan setting konfigurasi sering terjadi pada kartu jaringan yang

    menggunakan model ISA karena kita harus menentukan :

    (1) Alamat port I/O

    (2) Nomor Interupt

    (3) Direct Memory Access Request line

    (4) Buffer memory Address

    Berbeda dengan kartu model ISA Kartu jaringan yang menggunakan

    model PCI tidak perlu mengeset karena secara otomatis telah tersedia.

    b) Kesalahan Protocol yang digunakan

    Hal ini sering terjadi pada kartu jaringan yang menggunakan slot ISA

    karena penentuan harus dilakukan secara manual. Apabila kita

    menggunakan protocol kartu jaringan model PCI hal tersebut jarang terjadi

    apabila kita telah menginstall driver dengan benar.

    c) Kesalahan pengalamatan IP

    Setiap komputer dalam suatu jaringan merupakan identifikasi alamat yang

    unik, sehingga tidak diperbolehkan ada alamat yang sama. IP Address

    dalam jaringan tidak diperbolehkan sama karena merupakan identitas

    untuk masing-masing komputer dalam jaringan untuk komunikasi data,

    jika terjadi alamat yang sama maka kedua komputer tidak dapat

    mengakses jaringan karena terjadi perebutan nomor alamat tersebut.

    d) Kesalahan Indentifikasi Client dan server komputer

    Penentuan antara komputer server dan komputer client harus jelas untuk

    jaringan client server, berbeda pada jaringan peer to peer tidak ada

    penentuan client dan server.

    e) Kesalahan Service Network (file and print sharing)

    Service network (file and print sharing) yang tidak aktif bisa dikarenakan

    file and print sharing yang kita hubungi sedang tidak aktif atau kita belum

    melakukan file and print sharing.

    f) Kesalahan Security System

    Kesalahan pemasukan password pada saat kita masuk dalam jaringan

    sehingga kita tidak dapat masuk dalam jaringan karena kesalahan

    pengamanan (password).

    g) Kerusakan file program, sehingga perlu di update.

    Kerusakan file program yang menyebabkan sistem operasi tidak bisa

    berjalan atau menyebabkan kartu jaringan tidak dapat bekerja (tidak aktif).

    Untuk dapat melakukan perbaikan dalam kesalahan-kesalahan software tersebut

    dapat dilakukan dengan setting ulang software sesuai dengan ketentuan dalam

    jaringan tersebut. Berikut beberapa kasus yang sering disebabkan oleh sistem

    operasi networking:

    Tidak bisa Login dalam jaringan

    Tidak bisa masuk dalam jaringan berarti client tidak dapat mengakses jaringan

    secara keseluruhan.

    Tidak bisa menemukan komputer lain pada daftar network neighborhood.

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 27

    Apabila secara hardware dan software tidak ada masalah komputer harus

    dilakukan restart untuk menyimpan semua data yang telah kita update ke

    sistem operasi.

    Tidak bisa sharing files atau printer.

    Sharing file atau printer adalah membuka akses agar komputer lain dapat

    mengakses atau melihat data kita. Tidak dapat sharing file atau printer dapat

    dikarenakan data atau printer tersebut belum di sharing. Untuk dapat

    melakukan sharing dapat dilakukan dengan klik kanan share.

    Tidak bisa install network adapter.

    Kasus ini biasanya disebabkan oleh sorfware kartu jaringan yang tidak sesuai

    antara driver dengan kartu jaringannya atau pemasangan kartu jaringan yang

    tidak sempurna pada mainboard sehingga komputer tidak dapat mengenal kartu

    jaringan tersebut. Hal yang harus dilakukan dengan pengecekan pada kartu

    jaringan apakah telah terpasang dengan benar atau kartu jaringan telah

    terinstall dengan driver bawaannya.

    Komputer lain tidak dapat masuk ke komputer kita.

    Komputer lain yang tidak dapat masuk ke komputer kita padahal komputer kita

    dapat masuk ke komputer lain disebabkan karena kita belum melakukan

    sharing data atau sharing printer.

    Kasus-kasus tersebut dapat teratasi apabila tidak terjadi kesalahan-kesalahan

    software pada saat setting kartu jaringan. Setting kartu jaringan sangat penting

    untuk terjadinya hubungan antar komputer, apabila terjadi kesalahan maka

    menyebabkan komputer tersebut tidak dapat terhubung dalam jaringan.

    Pengecekan kesalahan harus dilakukan satu persatu dengan teliti sesuai dengan

    ketentuan yang telah ditetapkan pada jaringan tersebut diantaranya pemberian

    nomor IP dan subnetmask pada protocol yang digunakan, nama Workgroupnya

    dan sebagainya.

    EVALUASI 11

    1. Apakah ada kesamaan dan perbedaan fungsi antara HUB, Repeater, Bridge, dan Router

    dalam jaringan?

    2. Apa yang dimaksud dengan protokol dalam jaringan IPX dan TCP/IP?

    3. Apa yang dimaksud dengan jaringan peer to peer dan peer to server (client server) apa

    keuntungan dari masing-masing?

    PRAKTIKUM

    1. Periksa dan catat jenis kartu jaringan yang digunakan pada client dan server serta jenis

    kabel yang digunakan dalam jaringan tersebut.

    2. Periksa dan catatlah seting konfigurasi jaringan yang digunakan dalam praktik tersebut!

    3. Lakukan konfigurasi ulang pada kartu jaringan di komputer client anda pada nomor

    TCP/IP yang berbeda catat hasilnya! Apakah masih dapat berkomunikasi komputer

    lain? Kenapa?

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 28

    12. Memahami Troubleshooting Dengan Mengisolasi Permasalahan

    Mengisolasi permasalahan merupakan tindakan yang dilakukan untuk mencegah

    hal-hal yang berakibat lebih fatal dalam jaringan. Hal ini dilakukan agar jaringan dapat

    berfungsi secara baik dan normal kembali. Tindakan pengisolasian termasuk

    didalamnya merupakan jalan keluar (pemecahan) dari permaslahan yang dihadapi.

    Tindakan pengisolasian untuk melakukan perbaikan dalam jaringan dapat dipisahkan

    menjadi dua juga yakni pengisolasian secara hardware dan secara software.

    1) Pengisolasian permasalahan secara Hardware

    Tindakan pengisolasian kerusakan yang disebabkan oleh hardware harus dilakukan

    dengan cara yang terstruktur dan sistematis. Cara yang terstruktur dan sistematis

    diharapkan dengan cepat dapat menemukan sumber kerusakan atau sumber

    permasalahan. Tindakan pengisolasian secara terstruktur dan sistematis dapat

    dilakukan sebagai berikut:

    a) Tindakan pertama (mengisolasi kerusakan pada kartu jaringan)

    Tindakan pengisolasian dapat dilakukan denga cara melihat indikator pada

    lampu kartu jaringan tersebut jika kartu jaringan dalam kondisi yang atau

    bekerja baik maka lampu menyala dan saat tidak aktif atau rusak maka lampu

    tidak menyala saat komputer telah dihidupkan dan terhubungkan dengan

    jaringan komputer yang lain ataupun dengan Hub/switch. Dapat juga dilihat

    pada window Control Panel > double klik system pilih menu Device Manager.

    Disana dapat dilihat bahwa kartu jaringan tersebut telah dikenal atau belum

    dengan melihat pada Network adapter. Apabila sudah dikenal maka tinggal

    melakukan setting konfigurasi jaringan. Apabila kartu jaringan belum dikenal

    atau sudah dikenal tetapi ada tanda (!), (?) dan tanda (X) menyatakan bahwa

    perlu dilakukan instalasi software driver dari kartu jaringan tersebut. Apabila

    dari kedua hal tersebut indikator lampu yang ada kartu jaringan tetap tidak

    menyala saat telah terhubungkan dengan jaringan komputer lain atau dengan

    Hub/switch atau tidak dikenal oleh device manager maka perlu dilakukan

    penggantian kartu jaringan karena kartu jaringan tersebut dalam kondisi yang

    rusak.

    Keterangan Gambar:

    1. Konsidi sudah dikenal tetapi instalasi software belum sempurna.

    2. Sudah dikenal dan Siap untuk di setting konfigurasi jaringannya.

    b) Tindakan kedua (mengisolasi permasalahan pengkabelan dan konektor)

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 29

    Tindakan pengisolasian untuk pengkabelan dan konektor terdapat perbedaan

    antara model coaxial dengan konektor BNC dan pengkabelan UTP dengan

    konektor RJ45.

    - Pengisolasian untuk pengkabelan coaxial dengan konektor BNC.

    Pengisolasian untuk pengkabelan jenis coaxial lebih rumit, karena apabila

    terjadi jarigan yang down untuk jaringan bertopologi Bus atau ring

    menggunakan kabel coaxial harus dilakukan pengecekan satu persatu.

    Seperti dalam gambar berikut untuk pengisolasian permasalahan yang

    sering terjadi:

    Keterangan Gambar:

    1. Kabel Terbuka (open). Kondisi ini menyatakan bahwa telah terjadi

    putusnya kabel dalam jaringan yang menyebabkan kabel tidak dapat

    menghantarkan data.

    2. Konektor longgar (tidak terhubung). Kondisi ini terjadi pada pada

    koneksi antar kartu jaringan dengan konektor kabel.

    3. Kabel short. Kondisi ini menyatakan bahwa telah terjadi kabel yang

    hubung singkat dalam jaringan.

    4. Resistor pada terminating Conector.

    5. Short pada pemasangan kabel dengan plug konektor.

    6. Longgar pada male connector

    Untuk pengisolasian permasalahan nomor 1,3,4 dan 5 dilakukan dengan

    pengecekan satu persatu dari terminal konektor dengan menggunakan

    multimeter. Pengecekan dilakukan satu persatu dengan melepaskan

    konektor BNC dari T BNC daru dilakukan pengetesan ujung ke ujung kabel

    tersebut apabila terjadi hubungan singkat pada pemasangan plug konektor

    maka pisahkan pisahkan yang menyebabkan hubungan singkat tersebut.

    Apabila terjadi open kabel atau kabel putus dalam kabel coaxial maka

    lakukan penggantian kabel. Jangan melakukan penyambungan kabel coaxial

    diantara plug konektor karena menyebabkan jaringan down karena nilai

    resistansi yang tidak sesuai pada sambungan tersebut dengan pada kabel

    tersebut. Pengisolasian pada permasalahan Resistor pada terminating

    Connector dilakukan dengan penggantian terminator BNC yang baru.

    Konektor yang longgar pada male conektor pengisolasiannya dapat

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 30

    dilakukan dengan mengencangkan T BNC pada konektor BNC secara

    keseluruhan.

    - Pengisolasian untuk pengkabelan yang menggunakan kabel UTP

    Pengisolasian pengkabelan pada permasalahan jaringan yang menggunakan

    kabel UTP relatif lebih mudah. Kemudahan pengisolasian kabel UTP pada

    jaringan dengan topologi Star hanya komputer yang bermasalah saja yang

    kita tangani tanpa mengganggu jaringan tersebut (komputer yang lainnya

    masih tetap bekerja normal. Setiap workstation (client) terpasang tersebar

    secara paralel dengan menggunakan switch atau Hub sehingga apabila

    komputer yang kita gunakan bermasalah maka komputer lain tidak

    terganggu. Seperti dalam gambar berikut pengisolasian permasalahan yang

    muncul dalam jaringan komputer dengan kabel UTP dengan topologi

    jaringan star.

    Keterangan Gambar:

    1. Konektor longgar (tidak terhubung)

    2. Kabel short

    3. Kabel terbuka (open)

    Perbaikan untuk jaringan yang longgar dilakukan pengencangan pada

    hub/switch dan pada kartu jaringan. Pengisolasian pada kabel yang terbuka

    (open) dan kabel yang short dapat dilakukan dengan menggunakan

    Multimeter dengan mengetes ujung-ujung kabel. Pengkabelan dengan

    menggunakan kabel UTP tidak boleh disambung karena akan

    mempengaruhi kinerja jaringan. Kalau sudah tidak memungkinkan lebih

    baik dilakukan penggantian kabel beserta konektornya, karena konektor

    RJ45 hanya digunakan sekali pakai jika sudah diCrimping maka sudah tidak

    dapat dipakai lagi.

    2) Pengisolasian permasalahan secara Software

    Pengisolasaian Protocol yang digunakan harus ditentukan pada saat instalasi

    software Kartu jaringan. Seperti pada contoh penggunakan protocol TCP/IP.

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 31

    Keterangan gambar:

    1. Memilih add pada configuration Network

    2. Memilih protocol

    3. Klik add

    4. Pilih TCP/IP

    5. Klik OK

    a) Kesalahan pengalamatan IP

    Setiap komputer dalam suatu jaringan merupakan identifikasi alamat yang

    unik, sehingga tidak diperbolehkan ada alamat yang sama. IP Address dalam

    jaringan tidak diperbolehkan sama karena merupakan identitas untuk masing-

    masing komputer dalam jaringan untuk komunikasi data jika terjadi alamat

    yang sama maka kedua komputer tidak dapat mengakses jaringan karena

    terjadi perebutan nomor alamat tersebut. Pengisolasian yang dapat dilakukan

    dengan melakukan seting ulang alamat IP Address dan subnetmasknya sesuai

    dengan jaringan yang digunakan. Seperti pada gambar berikut:

    1. Pilih TCP/IP

    2. Klik Propertis

    3. Pilih specify an IP Address

    b) Kesalahan Identifikasi Workgrup

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 32

    Workgroup merupakan kumpulan atau nama kelompok jaringan yang kita

    gunakan. Isolasi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perubahan

    nama workgroup sesuai dengan jaringan yang ada. Seperti gambar berikut

    merupakan cara untuk melakukan perubahan pada workgroup.

    Computer Name untuk memberikan nama komputer tersebut, Workgroup

    merupakan nama kelompok jaringan yang kita akan masuki, Computer

    Description merupakan diskripsi komputer.

    1. Pilih Identification

    2. Menu perubahan workgroup

    c) Kesalahan Service Network (file and print sharing)

    Service network (file and print sharing) yang tidak aktif bisa dikarenakan file

    and print sharing yang kita hubungi sedang tidak aktif atau kita belum

    melakukan sharing file and print.

    d) Kerusakan file program, sehingga perlu di update

    Kerusakan file program yang menyebabkan sistem operasi tidak bisa berjalan

    atau menyebabkan kartu jaringan tidak dapat bekerja (tidak aktif).

    Untuk dapat melakukan perbaikan dalam kesalahan-kesalahan software tersebut

    dapat dilakukan dengan setting ulang software sesuai dengan ketentuan dalam

    jaringan tersebut. Berikut beberapa kasus yang sering disebabkan oleh sistem

    operasi networking:

    a) Tidak bisa Login dalam jaringan

    Kasus tidak bisa masuk dalam jaringan berarti client tidak dapat mengakses

    jaringan secara keseluruhan. Apabila kita telah melakukan instalasi dan

    konfigurasi kartu jaringan dengan sempurna maka bisa juga karena kesalahan

    kita dalam memasukkan password yang salah saat kita Login ke jaringan.

    b) Tidak bisa menemukan komputer lain pada daftar network neighborhood

    Kasus ini sering terjadi karena sistem windows yang kurang baik sehingga

    perlu melakukan refresh apabila menutup program atau mau menjalankan

    program.

    c) Tidak bisa sharing files atau printer.

    Untuk dapat melakukan sharing data dapat dengan cara masuk ke windows

    explorer pilih data atau directory yang akah disharingkan kemudian klik kanan

    lalu klik sharing.

    d) Tidak bisa install Network Adapter

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 33

    Kasus ini biasanya disebabkan oleh sorfware kartu jaringan yang tidak sesuai

    dengan kartu jaringan yang dipasang, atau pemasangan kartu jaringan yang

    tidak sempurna sehingga komputer tidak dapat mengenal kartu jaringan

    tersebut.

    e) Komputer lain tidak dapat masuk ke komputer kita.

    Komputer lain yang tidak dapat masuk ke komputer kita padahal komputer kita

    dapat masuk ke komputer lain disebabkan kita belum melakukan sharing data

    atau sharing printer.

    Kasus-kasus tersebut lebih banyak disebabkan oleh instalasi software dan

    konfigurasi yang tidak teliti. Hal tersebut menyebabkan kesalahankesalahan yang

    menyebabkan tidak dapat mengakses jaringan.

    Pengisolasian dan pengecekan kesalahan harus dilakukan satu persatu dengan

    teliti sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan pada jaringan tersebut di antaranya

    pemberian nomor IP dan subnetmask pada protocol yang digunakan, nama Workgroup

    dan sebagainya sehingga didapatkan koneksi jaringan yang sempurna.

    EVALUASI 12

    1. Bagaimana penanganan pengisolasian kerusakan pada jaringan dengan topologi

    Bus dan pengaruhnya terhadap dengan topologi tersebut.

    2. Bagaimana penanganan pengisolasian kerusakan pada jaringan dengan topologi

    Star dan pengaruhnya terhadap sistem jaringan tersebut.

    3. Menurut anda lebih mudah pengisolasian pada jaringan pada topologi star atau

    topologi Bus? Apa kemudahannya?

    4. Pada saat isolasi permasalahan secara software hal-hal apa saja yang perlu

    diperhatikan? Mengapa?

    PRAKTIKUM

    1. Lakukan setting ulang untuk komputer server dan komputer workstation (client).

    Bagaimana hasilnya? Catat IP address subnet mask dan workgroup yang anda

    gunakan.

    2. Catat kinerja jaringan yang anda bangun apakah sudah dapat sharing data dan

    sharing printer dan bagaimana koneksinya.

  • Troubleshooting Jaringan - Kelas XII Hal. 34

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Modul Mendiagnosis Permasalahan Pengoperasian PC Yang Tersambung Jaringan -

    Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan

    Nasional 2004

    2. Modul Mendiagnosis Permasalahan Perangkat Yang Tersambung Jaringan Berbasis

    Luas (WAN) - Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen

    Pendidikan Nasional 2005

    3. Website: http://engineering.my.id/computer/networking/osi-layer/

    4. Website: https://yuliantisafitri.wordpress.com/7-layer-osi/

    5. Website: http://yyuniarti4.blogspot.co.id/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

    6. Website: https://tnsutah.wordpress.com/2014/02/04/using-the-osi-model-as-a-

    troubleshooting-model/

    7. Website: http://gunardisoft.blogspot.co.id/2012/05/lapisan-jaringan-network-

    layer.html

    8. Website: https://rizkifaisal17.wordpress.com/troubleshooting-wan/

    9. Website: http://ilmukomputer.org

    10. Website: https://id.wikipedia.org/