Top Banner
LAPORAN ORAL MEDICINE (Untuk Kasus Tidak Memerlukan Perawatan) Traumatic Ulcer A. IDENTITA PAIEN Nama pasien : Silvi Maria Tempat/tanggal lahir : Palembang / 16 Mei 1987 Suku :Tionghoa Jenis kelamin : Perempuan Status Perkainan: !elum Menikah "gama :#atolik "lamat : Jl$ Segaran No$ %&1'! / ()( Pen*i*ikan terakhir : S1 Peker+aan : Mahasisa No$ ,ekam Me*ik : ))))$8)$&1$8% Peserta "suransi : ' !. ANAMNEA a$ #eluhan -tama Pasien *atang *engan keluhan ter*apat luka pa*a bibir baah sebelah ka .ang *irasakan se+ak & hari .ang lalu$ 0uka tersebut terasa sakit *a Pasienmenggunakan sikat gigi*engan bulu sikat .ang mengembang semen+ak minggu .ang lalu2 sehingga menimbulkan luka tersebut$ Pas merasa perih *an n.eri ketika makan maupun kumur'kumur *an berbi3ara sehingga pasien ingin *iraat$ #eluhan Tambahan: Ter*apat karang gigi *i gigi'gigi *epan baah$
11

Traumatic Ulcer dan Penanganannya

Oct 08, 2015

Download

Documents

ardyvanviesta

case report traumatic ulcer, fkg unsri, oral medicine, penanganan dan perawatan traumatic ulcer
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LAPORAN ORAL MEDICINE

(Untuk Kasus Tidak Memerlukan Perawatan)

Traumatic Ulcer

A. IDENTITAS PASIEN

Nama pasien

: Silvi Maria

Tempat/tanggal lahir: Palembang / 16 Mei 1987

Suku

: Tionghoa

Jenis kelamin

: Perempuan

Status Perkawinan: Belum Menikah

Agama

: KatolikAlamat: Jl. Segaran No. 341-B / 505Pendidikan terakhir: S1

Pekerjaan

: Mahasiswa

No. Rekam Medik: 0000.80.41.83

Peserta Asuransi : -B. ANAMNESA

a. Keluhan Utama

Pasien datang dengan keluhan terdapat luka pada bibir bawah sebelah kanan yang dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Luka tersebut terasa sakit dan perih. Pasien menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat yang mengembang semenjak 2 minggu yang lalu, sehingga menimbulkan luka tersebut. Pasien merasa perih dan nyeri ketika makan maupun kumur-kumur dan berbicara sehingga pasien ingin dirawat. Keluhan Tambahan:

Terdapat karang gigi di gigi-gigi depan bawah.

b. Riwayat perawatan gigi

Pencabutan beberapa gigi bawah belakang kanan dan kiri pada saat pasien SD.

Pencabutan gigi belakang kanan atas 2 tahun yang lalu.

Penambalan beberapa gigi bawah kanan dan kiri dengan tambalan hitam pada saat pasien SD.

Penambalan gigi belakang kiri atas dengan tambalan sewarna gigi 4 tahun yang lalu

Penambalan gigi belakang kanan atas dengan tambalan putih 2 tahun yang lalu.

Pembersihan karang gigi terakhir 8 bulan yang lalu.c. Kebiasaan buruk Tidak ada

d. Riwayat sosialPasien adalah seorang mahasiswa PSKG UNSRI, pasien tinggal bersama ibu dan kemenakannya. Pasiean adalah seorang anak tunggal dan ibunya adalah seorang dokter. Pasien memiliki kondisi ekonomi yang berkecukupan.e. Riwayat penyakit sistemik

Pasien pernah menderita penyakit hepatitis A pada tahun 2012.C. PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL

Wajah

: Simetris

Bibir

: Terdapat nodul dengan diameter 2,5 mm di bagian luar

bibir bawah sebelah kiri dekat dengan sudut mulut,

berwarna kecoklatan, padat, lunak, berbatas tegas, dan

tidak sakit.

Kelenjar getah bening submandibula: Kanan : tidak teraba dan tidak sakit

Kiri : tidak teraba dan tidak sakit

D. PEMERIKSAAN INTRA ORAL

Debris

: ada, regio a, c, d, f

Plak

: ada, regio a, b, c, d, e, f

Kalkulus

: ada, regio a, b, c, d, e, f

Pendarahan papila interdental: ada, regio a, b, c, d, e, f

Gingiva : Gingiva oedem dan kemerahan pada regio e sebelah lingual, tidak sakit.Mukosa : Lesi berupa ulkus di mukosa bibir bawah kanan berukuran 5 mm berbentuk cekung oval, tunggal, berwarna putih kekuningan, dikelilingi daerah merah, berbatas jelas dan terasa perih saat dipalpasi.Palatum : Sehat

Lidah

: Sehat

Dasar Mulut

: Sehat

Hubungan rahang

: Orthognati

Kelainan gigi geligi

: Ada, malposisi gigi 36, 34, 43, 45.Pemeriksaan Gigi Geligi Lesi D4

: Gigi 27 (Pulpitis Reversible) Kalkulus regio

: a, b, c, d, e, f (Gingivitis Marginalis) Malposisi

: Gigi 36, 34, 43, 45

Gigi hilang

: Gigi 16, 35, 44 (Partial Edentulous RA-

RB)

Nodul dengan diameter 2,5 mm di bagian luar bibir bawah dekat dengan sudut mulut, berwarna kecoklatan, pat, lunak, berbatas tegas, dan tidak sakit. (Ds: Nevus Pigmentosa)

E. DIAGNOSA SEMENTARADiagnosa sementara: Traumatic ulcer Diagnosa Banding: Stomatitis Aphtousa Recurrent (SAR)F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak diperlukan dan tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.G. TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis, maka diagnosa lesi ulseratif berwarna putih kekuningan pada mukosa bibir bawah sebelah kiri adalah Traumatic ulcer. Traumatic ulcer merupakan kelainan yang berbentuk ulkus pada mukosa rongga mulut yang disebabkan oleh paparan trauma.1 Secara klinis, traumatic ulcer terlihat sebagai suatu lesi ulseratif, dapat tunggal atau multipel, berbentuk simetris atau asimetris, bentuk oval dan cekung, eritema di perifer, bagian tengah berwarna kuning-kelabu dan terasa sakit.1,2 Ukuran dari ulkus bervariasi tergantung dari trauma yang menjadi penyebab.1,3 Rongga mulut dilapisi oleh suatu mukosa tipis yang tersusun dari epithelium dan tidak setebal epithelium kulit sehingga mukosa tersebut lebih mudah mengalami luka trauma.2,3 Paparan trauma tersebut kemudian menyebabkan terjadinya kerusakan integritas epitel sehingga menimbulkan suatu bentuk lesi ulseratif, dapat meluas pada lapisan dalam mengenai jaringan ikat sehingga menimbulkan rasa nyeri yang berat.4 Traumatic ulcer secara umum dapat terjadi pada semua usia, baik pria maupun wanita dengan lokasi yang bervariasi yaitu pada mukosa pipi, mukosa bibir, palatum dan tepi perifer lidah dengan ukuran lesi bervariasi dari beberapa millimeter hingga centimeter.1,2,3 Lesi biasanya berwarna kemerahan dan dibagian tengahnya berwarna putih kekuningan berupa membran fibrinopurulen.2,3 Diagnosis dari keadaan ini sederhana dan seringkali diperoleh dari riwayat cermat dan pemeriksaan temuan fisik.2 Jika dilihat secara mikroskopis, gambaran histopatologi pada traumatic ulcer ringan menunjukkan epitel dalam keadaan normal, epitel dapat mengalami hiperkeratosis dan bisa juga tidak. Pada lapisan dalam, jaringan ikat yang terkena memperlihatkan banyak jaringan granulasi yang bercampur dengan infiltrat dari neutrofil, lymfosit, histiosit, dan sel plasma.2

Beberapa penyebab traumatic ulcer seperti trauma mekanik yaitu menggigit bibir, pipi atau lidah, mengonsumsi atau mengunyah makanan keras, gigitan dari tonjolan gigi yang tajam, trauma dari gigi yang patah dan iritasi gigi tiruan serta tumpatan yang tajam.2,4 Selain itu, pemasangan gigi tiruan yang tidak stabil dapat menyebabkan trauma karena tepi protesa atau klamer gigi tiruan yang tajam mengiritasi, gesekan yang terus menerus oleh karena gigi yang tajam atau tidak rata, atau trauma oleh karena penggunaan pesawat ortodontik ataupun sikat gigi yang digunakan dengan teknik yang salah sehingga menyebabkan erosi jaringan lunak disekitarnya.5 Tergigitnya mukosa saat berbicara, mengunyah ataupun tidur juga dapat menyebabkan traumatic ulcer.6 Penyebab iatrogenik dapat disebabkan antara lain akibat penyuntikan dan akibat berkontak dengan instrumen yang panas dan tajam yang melukai mukosa.6 Traumatic ulcer juga dapat disebabkan trauma kimia melalui kontak langsung dengan mukosa misalnya pada aspirin (chemical burn), iritasi penggunaan mouthwash, serta bahan bleaching.2,3

Penatalaksanaan traumatic ulcer meliputi eliminasi faktor penyebab, menggunakan obat kumur antiseptik atau obat topikal selama fase penyembuhan ulkus.3 Setelah pengaruh trauma hilang, ulkus akan sembuh dalam waktu 6-10 hari, jika tidak maka penyebab lain harus dicurigai dan dilakukan biopsi.2,3Kortikosteroid topikal telah lama digunakan secara umum untuk mengobati lesi inflamasi pada mukosa.7 Beberapa mekanisme terjadi untuk mengurangi inflamasi dengan menggunakan kortikosteroid, yaitu berupa berkurangnya eksudasi dari leukosit dan konstituen plasma, sehingga mengurangi edema, menjaga integritas membrane seluler dengan mencegah membesarnya sel, inhibisi lysozyme yang mengandung enzim hidrolitik yang menghancurkan sel dan memperluas jaringan terinflamasi.8 Kortikosteroid juga menghambat proliferasi fibroblast kemudian memberi efek positif dari berkurangnya fibrosis. 8Secara topikal, terapi dengan menggunakan kortikosteroid biasanya menjadi pilihan perawatan pada awalnya, karena secara efektif dapat langsung masuk ke permukaan lesi dengan efek samping sistemik yang minimal.7,8 Beberapa agen yang biasa digunakan untuk aplikasi topikal seperti : 0.05% flucocinonide, 0.05% clobetasol, 0.1 sampai 0.2 % triamcinolone acetonide (Kenalog), dexamethasone dan betamethasone.8

Kortikosteroid topikal ini berupa gel, krim, ointment dengan orabase (Kenalog in Orabase) atau obat kumur. Formulasi dengan orabase lebih disukai karena kemampuannya dalam infiltrasi kedalam mukosa mulut lebih baik. 8Berdasarkan anamnesa, maka pada kasus ini penggunaan sikat gigi dengan bulu sikat yang mengembang menjadi penyebab traumatic ulcer sehingga menyebabkan lesi berupa ulkus berbentuk oval, dengan tepi kemerahan dan berbatas jelas, terasa nyeri dan perih, berukuran 5 mm pada mukosa bibir bawah sebelah kanan. Sehingga untuk penatalaksanaannya pasien diminta untuk mengganti sikat giginya dan sebaiknya menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat lembut, selain itu menggunakan obat kumur antiseptik atau obat topikal selama fase penyembuhan ulkus. Pada kasus ini pasien diberi medikasi berupa steroid topical (kenalog) dalam bentuk ointment yang mengandung triamcinolone acetonide 0,1% sebagai antiinflamasi dan untuk mengurangi rasa sakit, di oleskan 2 kali sehari.

H. DIAGNOSA

Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis, maka diagnosa lesi berupa ulkus di mukosa bibir atas kiri tersebut adalah traumatic ulcer. Diagnosa ditegakkan berdasarkan etiologi yaitu karena trauma akibat bulu sikat gigi yang mengembang.

I. RENCANA PERAWATAN

I. PEMBAHASAN

Berdasarkan anamnesa, pasien mengaku menggunakan sikat gigi dengan bulu yang mengembang semenjak 1 minggu yang lalu. Ketika pemeriksaan klinis dilakukan ketika pasien datang ditemukan lesi berupa ulkus berbentuk oval, dengan tepi kemerahan dan berbatas jelas, terasa nyeri dan perih, berukuran 5 mm pada mukosa bibir bawah sebelah kanan. Maka berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan klinis maka diagnosa dari lesi ulseratif berwarna putih kekuningan pada mukosa bibir bawah sebelah kanan adalah traumatic ulcer.Traumatic ulcer merupakan kelainan yang berbentuk ulkus pada mukosa rongga mulut yang disebabkan oleh paparan trauma.1 Secara klinis, traumatic ulcer terlihat sebagai suatu lesi ulseratif, dapat tunggal atau multipel, berbentuk simetris atau asimetris, bentuk oval dan cekung, eritema di perifer, bagian tengah berwarna kuning-kelabu dan terasa sakit.1,2 Ukuran dari ulkus bervariasi tergantung dari trauma yang menjadi penyebab.1 Traumatic ulcer secara umum dapat terjadi pada semua usia, baik pria maupun wanita dengan lokasi yang bervariasi yaitu pada mukosa pipi, mukosa bibir, palatum dan tepi perifer lidah dengan ukuran lesi bervariasi dari beberapa millimeter hingga centimeter.1,2,3 Lesi biasanya berwarna kemerahan dan dibagian tengahnya berwarna putih kekuningan berupa membran fibrinopurulen.2,3

Traumatic ulcer dapat disebabkan oleh trauma mekanik seperti menggigit bibir, pipi atau lidah, mengonsumsi atau mengunyah makanan keras, gigitan dari tonjolan gigi yang tajam, trauma dari gigi yang patah dan iritasi gigi tiruan serta tumpatan yang tajam.5 Selain itu, trauma berupa penggunaan protesa yang tidak stabil, penggunaan pesawat orthodontic dan trauma iatrogenik seperti penyuntikan, juga dapat menyebabkan traumatic ulcer.5,6

Penatalaksanaan meliputi eliminasi faktor penyebab.6 Pasien diminta untuk mengganti sikat giginya dan sebaiknya menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat lembut, selain itu menggunakan obat kumur antiseptik atau obat topikal selama fase penyembuhan ulkus. Pada kasus ini pasien diberi medikasi berupa steroid topical (kenalog) dalam bentuk ointment yang mengandung triamcinolone acetonide 0,1% sebagai antiinflamasi dan untuk mengurangi rasa sakit, di oleskan 2 kali sehari.

Setelah itu pasien diminta untuk kontrol satu minggu kemudian. Pada kontrol pertama, dari hasil pemeriksaan subjektif yaitu pasien tidak ada rasa sakit dan dapat menjalankan instruksi yang diberikan, sedangkan dari hasil pemeriksaan objektif yaitu lesi traumatic ulcer telah hilang dan mukosa telah sembuh. Pada kontrol kedua, dari pemeriksaan subjektif, pasien dapat meneruskan instruksi yang diberikan serta tidak memiliki keluhan, sedangkan dari pemeriksaan objektif mukosa bibir telah sembuh.

Foto Awal Foto Kontrol Pertama

Foto Kontrol KeduaJ. KESIMPULAN

Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis, maka diagnosa lesi berupa ulkus berbentuk oval, dengan tepi kemerahan dan berbatas jelas, terasa nyeri dan perih, berukuran 5 mm pada mukosa bibir bawah sebelah kanan adalah traumatic ulcer. Diagnosa ditegakkan berdasarkan etiologi yaitu karena trauma akibat bulu sikat gigi yang mengembang.

Traumatic ulcer merupakan suatu lesi ulseratif di mana trauma merupakan penyebab yang paling umum. Traumatic ulcer dapat didiagnosa melalui anamnesa yang cermat dan melihat gejala klinis berupa luka terbuka, berbentuk cekung dan oval, bagian tengah berwarna kuning-kelabu dengan tepi kemerahan. Lesi ini akan sembuh dalam waktu beberapa hari setelah pengaruh traumatik dihilangkan. Jika tidak maka penyebab lain harus dicurigai dan dilakukan biopsi. Penatalaksanaannya adalah pasien diminta untuk mengganti sikat giginya dan sebaiknya menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat lembut, selain itu menggunakan obat kumur antiseptik atau obat topikal selama fase penyembuhan ulkus. Pada kasus ini pasien diberi medikasi berupa steroid topical (kenalog) dalam bentuk ointment yang mengandung triamcinolone acetonide 0,1% sebagai antiinflamasi dan untuk mengurangi rasa sakit, di oleskan 2 kali sehari. Kunjungan berikutnya dilakukan kontrol dan pasien diinstruksikan untuk tetap menjaga kebersihan rongga mulut.K. DAFTAR PUSTAKA1. Cawson R.A, Odell E.W. 2002. Cawsons Essentials of Oral Pathology And Oral Medicine.London: Churchill livingstone

2. Laskaris, George. 2006. Pocket Atlas of Oral disease, 2nd edition. New York: Thieme.

3. Eversole, Lewis. 2011. Clinical Outline of Oral Pathology. Shelton: Peoples Medical Publishing House.

4. Ghom, anil, Shubhangi Maskhe. 2008. Textbook of Oral Pathology. New Delhi: Jaypee Publishing.5. Shah, Ali Asif. 2011. Oral Mucosal Lesions in Complete Denture Wearers. Lahore: Journal of Pakistan Association of Dermatologists. Vol: 21 page :170-173.

6. Anura, Ariyawardhana. 2014. Traumatic Oral Mucosal Lesions : A Mini Review and Clinical Update. Smithfield: Oral Hygiene and Dental Magazine. Vol: 13 No 2

7. Krasteva, Adriana. 2010. Topical Corticosteroids in Oral Pathology. Sofia: Journal of IMAB. Vol 16. Book 4.

8. Kini, Raghavendra. 2012. Therapeutic Management of Oral Lichen Planus: A Review for the Clinicians. Karnataka: Jaypee Publishing.

FASE I (ETIOTROPIK)

Kontrol plak dan DHE (Edukasi, Motivasi, Instruksi)

Medikamen Ulkus Traumatikus

Scalling dan root planning

FASE II (BEDAH)

Tidak perlu dilakukan

FASE III (RESTORATIF)

Pro-konservasi: tumpatan resin komposit pada gigi 27

Pembuatan GTSL atau GTJ untuk menggantikan gigi 16, 35, 44 yang hilang

FASE IV (KONTROL BERKALA)

Kontrol plak dan DHE (Edukasi, Motivasi, Instruksi)

Kontrol traumatic ulcer

Kontrol gigi tiruan