Top Banner
Trauma saraf perifer pada neonatus Pleksus Brachialis Ple ksu s bra kialis adalah sebuah jari nga n saraf tul ang bel aka ng yan g  berasal dari belakang leher, meluas melalui aksila, dan me nimbulkan sar af untuk ekstremitas atas. Pleksus brakialis dibentuk oleh penyatuan bagian dari kelima melalu i saraf servikal kedelapan dan saraf dada pertama, yang semuanya berasal dar i su msum tu la ng be la kan g. Ser ab ut sara f ak an di dis tr ib usi kan ke  beberapa bagian lengan. Jaringan saraf dibentuk oleh cervica l yang bersambungan dengan dada dan tulang belakang urat dan pengadaan di lengan dan bagian bahu. Trauma Pleksus Brachialis  Trauma lahir pada pleksu s brakia lis dapat dijumpai pada persali nan yang mengal ami kesukaran da lam melahi rkan ke pala atau bahu. Pa da kelahi ran  presentasi verteks yang mengalami kesukaran melahirkan bahu, dapat terjadi  penarikan balikcukup keras ke lateral yang berakibat terj adinya trauma di pleksus  brakialis. Trauma lahir ini dapat pula terjadi pada kelahiran letak sungsang yang menga lami kesukaran melahirka n kepala bayi. Gejala klinis trauma lahir pleksu s  brakialis berupa gangguan fungsi dan posisi otot ekstremitas atas. Gangguan otot tersebu t terg antung dari tingg i rendah nya serabut saraf pleks us braklialis yang rusak dan tergantung pula dari berat ringannya kerusakan serabut saraf tersebut. Paresis atau paralis is akibat kerusa kan saraf perifer ini dapat bersifat tempo rer atau permanen. al ini tergan tung kerusa kan yang terjad i pada serabu t saraf di  pangkal pleksus brakialis yang akut berupa edema biasa, perdarahan, perobekan atau tercabutnya serabut saraf. Sesuai dengan tinggi rendahnya pangkal serabut saraf pleksus brakialis, trauma lahir pada saraf tersebut dapat dibagi menjadi  paresis!paralisis "#$ paresis!paralisis %uchene&'rb "(.)&(.*$ yang ter seri ng dit emu kan "+$ par esis !pa ral isis lu mpk e "(. -. &Th.#$ yan g jara ng dit emu kan , dan "/$ kel ump uha n otot len gan bag ian dalam yan g lebih seri ng ditemukan dibanding dengan trauma lumpke. 0natomi dari anyaman ini, dibagi menjadi1 2oots, Trunks, %ivisions,(ords, dan Branches. 3aka cedera di masing& masing level ini akan memberikancacat!trauma yang berbeda&beda.
13

Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

Jul 06, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

8/16/2019 Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-saraf-perifer-pada-neonatus-brachial-palsy 1/13

Trauma saraf perifer pada neonatus

Pleksus Brachialis

Pleksus brakialis adalah sebuah jaringan saraf tulang belakang yang

 berasal dari belakang leher, meluas melalui aksila, dan menimbulkan saraf untuk 

ekstremitas atas. Pleksus brakialis dibentuk oleh penyatuan bagian dari kelima

melalui saraf servikal kedelapan dan saraf dada pertama, yang semuanya berasal

dari sumsum tulang belakang. Serabut saraf akan di distribusikan ke

 beberapa bagian lengan. Jaringan saraf dibentuk oleh cervical yang bersambungan

dengan dada dan tulang belakang urat dan pengadaan di lengan dan bagian bahu.

Trauma Pleksus Brachialis

  Trauma lahir pada pleksus brakialis dapat dijumpai pada persalinan yang

mengalami kesukaran dalam melahirkan kepala atau bahu. Pada kelahiran

 presentasi verteks yang mengalami kesukaran melahirkan bahu, dapat terjadi

 penarikan balikcukup keras ke lateral yang berakibat terjadinya trauma di pleksus

 brakialis. Trauma lahir ini dapat pula terjadi pada kelahiran letak sungsang yang

mengalami kesukaran melahirkan kepala bayi. Gejala klinis trauma lahir pleksus brakialis berupa gangguan fungsi dan posisi otot ekstremitas atas. Gangguan otot

tersebut tergantung dari tinggi rendahnya serabut saraf pleksus braklialis yang

rusak dan tergantung pula dari berat ringannya kerusakan serabut saraf tersebut.

Paresis atau paralisis akibat kerusakan saraf perifer ini dapat bersifat temporer 

atau permanen. al ini tergantung kerusakan yang terjadi pada serabut saraf di

 pangkal pleksus brakialis yang akut berupa edema biasa, perdarahan, perobekan

atau tercabutnya serabut saraf. Sesuai dengan tinggi rendahnya pangkal serabutsaraf pleksus brakialis, trauma lahir pada saraf tersebut dapat dibagi menjadi

 paresis!paralisis "#$ paresis!paralisis %uchene&'rb "(.)&(.*$ yang

tersering ditemukan "+$ paresis!paralisis lumpke "(.-.&Th.#$ yang jarang

ditemukan, dan "/$ kelumpuhan otot lengan bagian dalam yang lebih sering

ditemukan dibanding dengan trauma lumpke. 0natomi dari anyaman ini, dibagi

menjadi1 2oots, Trunks, %ivisions,(ords, dan Branches. 3aka cedera di masing&

masing level ini akan memberikancacat!trauma yang berbeda&beda.

Page 2: Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

8/16/2019 Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-saraf-perifer-pada-neonatus-brachial-palsy 2/13

#. 2oots 1 Berasal dari akar saraf di leher dan thora4 pada level ()&(,T#+.

+. Trunks 1 dari 2oots bergabung menjadi / thrunks

/. %ivisions 1 dari / thrunk masing&masing membagi + menjadi * division

5. (ords 1 * division tersebut bergabung menjadi / cords

). Branches 1 cords tersebut bergabung menjadi ) branches, yaitu 1

n.musculocutaneus, n.a4ilaris, n.radialis, n. medianus, dan n.ulnaris. 6uka

 pada pleksus brakialis mempengaruhi saraf memasok bahu, lengan atas,

lengan ba7ah, dan tangan yang menyebabkan mati rasa, kesemutan, nyeri,

kelemahan, gerakan terbatas, atau bahkan kelumpuhan ekstremitas atas.

3eskipun cedera bisa terjadi kapan saja, banyak cedera pleksus brakialis

terjadi selama kelahiran. Bahu bayi mungkin menjadi dampak selama

 proses persalinan, menyebabkan saraf pleksus brakialis untuk meregangatau robek. Secara garis besar macam&macam plesksus brachialis yaitu1

a$ Paralisis 'rb&%uchene1 erusakan cabang&cabang ()8(* dari

 pleksus brakialis menyebabkan kelemahan dan kelumpuhan

lengan untuk fleksi, abduksi, dan memutar lengan keluar serta

hilangnya refleks biseps dan morro. Gejala pada kerusakan

 pleksus ini, antara lain hilangnya reflek radial dan biseps,

refleks pegang positif. Pada 7aktu dilakukan abduksi pasif,

terlihat lengan akan jatuh lemah di samping badan dengan

 posisi yang khas. Pada trauma lahir 'rb, perlu diperhatikan

kemungkinan terbukannya pula serabut saraf phrenikus yang

menginervasi otot diafragma. Secara klinis di samping gejala

kelumpuhan 'rb akan terlihat pula adanya sindrom gangguan

nafas. Terjadi 7aiters&tip position yaitu rotasi medial pada

sendi bahu menyebabkan telapak tangan mengarah ke posterior.

6esi pada kelumpuhan 'rb terjadi akibat regangan atau robekan

 pada radiks superior pleksus brachialis yang mudah mengalami

tegangan ekstrim akibat tarikan kepala ke lateral, sehingga

dengan tajam memfleksikan pleksus tersebut ke arah salah satu

 bahu. 9ang paling sering terjadi, pada kasus dengan persentasi

kepala, janin yang menderita paralisis ini memiliki ukuran khas

abnormal yang besar, yaitu dengan berat 5::: gram atau lebih.

Penanganan pada kerusakan pleksus ini, antara lain meletakkan

Page 3: Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

8/16/2019 Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-saraf-perifer-pada-neonatus-brachial-palsy 3/13

lengan atas dalam posisi abduksi ;: derajat dalam putaran

keluar, siku dalam fleksi ;: derajat dengan supinasi lengan

 ba7ah dan ekstensi pergelangan tangan, serta telapak tangan

menghadap depan. erusakan ini akan sembuh dalam 7aktu /&

* bulan. Penanganan terhadap trauma pleksus brakialis

ditujukan untuk mempercepat penyembuhan serabut saraf yang

rusak dan mencegah kemungkinan komplikasi lain seperti

kontraksi otot. <paya ini dilakukan antara lain dengan jalan

imobilisasi pada posisi tertentu selama #8 + minggu yang

kemudian diikuti program latihan. Pada trauma ini imobilisasi

dilakukan dengan cara fiksasi lengan yang sakit dalam posisi

yang berla7anan dengan posisi karakteristik kelumpuhan 'rb.

 b$ Paralisis lumpke

erusakan cabang&cabang (-8 Th# pleksus brakialis

menyebabkan kelemahan lengan otot&otot fleksus pergelangan,

maka bayi tidak dapat mengepal. Secara klinis terlihat refleks

 pegang menjadi negatif, telapak tangan terkulai lemah,

sedangkan refleksi biceps dan radialis tetap positif. Jika serabut

simpatis ikut terkena, maka akan terlihat sindrom orner yang

ditandai antara lain oleh adanya

gejala prosis, miosis, enoftalmus, dan hilangnya keringat di

daerah kepala dan muka homolateral dari trauma lahir tersebut.

Penanganan pada kerusakan pleksus brachialis adalah

melakukan fisioterapi. erusakan akan sembuh dalam 7aktu /

sampai *minggu. =bu dari bayi harus diingatkan agar berhati&

hati ketika mengangkat bayi sehingga trauma tidak bertambah

 parah. %alam minggu pertama, membalut lengan untuk 

mengurangi rasa nyeri. Bila ibu dapat mera7at bayinya dan

tidak ada masalah lain, bayi bisa dipulangkan dan

menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang # minggu lagi untuk 

melihat kondisi bayi dan latihan pasif. 3elakukan tindak lanjut

setiap bulan dan menjelaskan bah7a sebagian besar kasus

sembuh *&; bulan.

Page 4: Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

8/16/2019 Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-saraf-perifer-pada-neonatus-brachial-palsy 4/13

c$ Paralisis otot lengan bagian dalam

Prognosis trauma pleksus brakialis tergantung pada berat

ringannya trauma tersebut. Pada trauma ringan berupa edema

atau perdarahan kecil dan tidak terdapat kerusakan serabut

saraf, maka gangguan fungsi lengan hanya bersifat sementara.

>ungsi otot akan kembali normal dalam beberapa hari setelah

edema atau perdarahan lokal hilang. Pada trauma lahir yang

lebih berat, yang menyebabkan rusaknya atau tercabutnya

serabut saraf dan rusaknya selaput saraf, secara klinis akan

dapat menimbulkan paralisis yang menetap. Pada kasus

demikian perlu dilakukan pemeriksaan neurologik. <saha pengobatan fisioterapi atau tindakan operatif terhadap

kerusakan berat serabut saraf ini, agaknya belum menunjukkan

hasil yang memuaskan. Paralisis ini bersifat sementara. 0da

empat jenis cedera pleksus brakialis1

#. 0vulsion, jenis yang paling parah, di mana saraf rusak di

tulang belakang

+. Pecah, di mana saraf robek tetapi tidak pada lampiran

spinal/. ?euroma, di mana saraf telah berusaha untuk 

menyembuhkan dirinya sendiri,tetapi jaringan parut telah

 berkembang di sekitar cedera, memberi tekanan pada saraf 

dan mencegah cedera saraf dari melakukan sinyal ke otot&

otot.

5. ?eurapra4ia atau peregangan, di mana saraf telah rusak teta

 pi tidak robek. ?eurapra4ia adalah jenis yang paling umum

dari cedera pleksus brakialis.

'T=@6@G=

'tiologi trauma pleksus brakhialis pada bayi baru lahir. Trauma

fleksus brakhialis pada bayi dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain

#. >aktor bayi sendiri 1 makrosomia, presentasi ganda, letak sunsang,

distosia bahu, malpresentasi, bayi kurang bulan

Page 5: Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

8/16/2019 Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-saraf-perifer-pada-neonatus-brachial-palsy 5/13

+. >aktor ibu 1 ibu sefalo pelvic disease "panggul ibu yang sempit$, umur 

ibuyang sudah tua, adanya penyulit saat persalinan

/. >aktor penolong persalinan 1 tarikan yang berlebihan pada kepala dan

lehersaat menolong kelahiran bahu pada presentasi kepala, tarikan yang

 berlebihan pada bahu pada presentasi bokong.

 =?S=%'? T20<30 >6'S<S B20(=06=S

=nsiden paralisis fleksus brachialis ialah :,)8 +,: per #.::: kelahiran

hidup. ebanyakan kasus merupakan paralisis 'rb. Paralisis pada seluruh fleksus

 brachialis terjadi pada #: A kasus. 6esi traumatik yang berhubungan dengan

 paralisisfleksus brachialis antara lain fraktur klavikula "#: A$, fraktur humerus "#: A$, su

 bluksasi cervikal spine ") A$, trauma cervikal cord ")&#: A$, dan paralisis nervus

fasialis "#:&+: A$.

Paralisis 'rb "()&(*$ paling sering terjadi dan berhubungan dengan

terbatasnya gerakan bahu. 0nggota gerak yang terkena akan berada dalam posisi

adduksi, pronasi dan rotasi internal. 2efleks moro, biseps dan radialis pada sisi

yang terkena akan menghilang. 2efleks menggenggam biasanya masih ada. Pada

) A disertai paresis nervus phrenikus ipsilateral. Paralisis lumpke jarang terjadi

dan mengakibatkan kelemahan pada otot&otot instrinsik tangan sehingga bayi

kehilangan refleks menggenggam. Bila serabut simpatis servikalis pada spina

torakal pertama terlibat, maka akan dijumpai sindromhorner. Tidak ada pedoman

dalam penentuan prognosis. ?arakas mengembangkan sistem klasifikasi "tipe = &

$ berdasarkan beratnya dan luasnya lesi dalam menentukan prognosis pada

+ bulan pertama setelah lahir. Berdasarkan studi kolaboratif perinatal yangmelibatkan ); bayi, A kasus sembuh pada 5 bulan pertama, ;+ A sembuh

dalam #+ bulan, dan ;/ A sembuh dalam 5 bulan. Penelitian lain pada + bayi

dengan paralisis pleksus parsial dan / bayi dengan paralisis pleksus total, ;+ A

 bayi sembuh spontan.

P0T@>=S=@6@G=S

Page 6: Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

8/16/2019 Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-saraf-perifer-pada-neonatus-brachial-palsy 6/13

Bagian cord akar saraf dapat terjadi avulsi atau pleksus mengalami traksi

ataukompresi. Setiap trauma yang meningkatkan jarak antara titik yang relatif 

fi4ed pada prevertebral fascia dan mid fore arm akan melukai pleksus. Traksi dan

kompresi dapat juga menyebabkan iskemi, yang akan merusak pembuluh darah.

(edera pleksus brakialis dianggap disebabkan oleh traksi yang berlebihan

diterapkan pada saraf. (edera ini bisa disebabkan karena distosia bahu,

 penggunaan traksi yang berlebihan atau salah arah, atau hiperekstensi dari alat

ekstraksi sungsang. 3ekanisme ukuran panggul ibu dan ukuran bahu dan posisi

 janin selama proses persalinan untuk menentukan cedera pada pleksus brakialis.

Secara umum, bahu anterior terlibat ketika distosia bahu, namun lengan posterior 

 biasanya terpengaruh tanpa adanya distosia bahu. arena traksi yang kuat

diterapkan selama distosia bahu adalah mekanisme yang tidak bisa dipungkuri

dapat menyebabkan cedera, cedera pleksus brakialis. ompresi yang berat dapat

menyebabkan hematome intraneural, dimana akan menjepit jaringan saraf 

sekitarnya.

T0?%0 %0? G'J060

Tanda dan gejala trauma fleksus brachialis antara lain 1

#. Gangguan motorik pada lengan atas

+. Paralisis atau kelumpuhan pada lengan atas dan lengan ba7ah

/. 6engan atas dalam keadaan ekstensi dan abduksi

5. Jika anak diangkat maka lengan akan lemas dan tergantung

). 2efle4 moro negative

*. Tangan tidak bisa menggenggam

-. 2efle4 meraih dengan tangan tidak ada

@3P6=0S= T20<30 >6'S<S B20=06=S

#. ontraksi otot yang abnormal "kontraktur$ atau pengencangan otot&otot,

yang mungkin menjadi permanen pada bahu, siku atau pergelangan tangan

+. Permanen, parsial, atau total hilangnya fungsi saraf yang terkena,

menyebabkan kelumpuhan lengan atau kelemahan lengan

P'?0?G0?0? T20<30 >6'S<S B20(=06=S

Page 7: Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

8/16/2019 Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-saraf-perifer-pada-neonatus-brachial-palsy 7/13

Penanganan atau penatalaksanaan meliputi rujukan untuk membebat yang

terkena dekat dengan tubuh dan konsultasi dengan tim pediatric. Penanganan

terhadap trauma pleksus brakialis ditujukan untuk mempercepat penyembuhan

serabut saraf yang rusak dan mencegah kemungkinan komplikasi lain seperti

kontraksi otot. <paya ini dilakukan antara lain dengan cara 1

#. Pada trauma yang ringan yang hanya berupa edema atau perdarahan ringan

 pada pangkal saraf, fiksasi hanya dilakukan beberapa hari atau #8 +

minggu untuk memberi kesempatan penyembuhan yang kemudian diikuti

 program mobilisasi atau latihan.

+. =mmobilisasi lengan yang lumpuh dalam posisi lengan atas abduksi ;:

derajat, siku fleksi ;: derajat disertai supine lengan ba7ah dan

 pergelangan tangan dalam keadaan ekstensi

/. Beri penguat atau bidai selama #8+ minggu pertama kehidupannya dengan

cara meletakkan tangan bayi yang lumpuh disebelah kepalanya

5. 2ujuk ke rumah sakit jika tidak bisa ditangani. Penatalaksanaan dengan

 bentuk kuratif atau pengobatan. Pengobatan tergantung pada lokasi dan

 jenis cedera pada pleksus brakialis dan mungkin termasuk terapi okupasi

dan fisik dan dalam beberapa kasus, pembedahan. Beberapa cedera

 pleksus brakialis menyembuhkan sendiri. 0nak&anak dapat pulih atau

sembuh dengan / sampai 5 bulan. Prognosis juga tergantung pada lokasi

dan jenis cedera pleksus brakialis menentukan prognosis. <ntuk luka

avulsion dan pecah tidak ada potensi untuk pemulihan kecuali rekoneksi

 bedah dilakukan pada 7aktu yang tepat. <ntuk cedera neuroma dan

neurapra4ia potensi untuk pemulihan bervariasi. ebanyakan pasien

dengan cedera neurapra4ia sembuh secara spontan dengan kembali ;:&

#::A fungsi. Penanganan lesi pleksus brachialis efektif bila cepat

terdeteksi atau dimulai pada usia antara / sampai * bulan. 0da dua terapi

utama untuk lesi pleksus brachialis yaitu 1

a$ 6atihan fisik melalui fisioterapi "occupational therapy$

Penanganan bedah, penanganan a7al penderita lesi plekus

 brachialis pada bayi lebih difokuskan pada mempertahankan

 pergerakan seluruh sendi disamping terapi fisik sebagai antisipasi

 bila tidak terjadi perbaikan spontan dari fungsi saraf. Perbaikan

Page 8: Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

8/16/2019 Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-saraf-perifer-pada-neonatus-brachial-palsy 8/13

spontan terjadi pada umumnya pada sebagian besar kasus dengan

terapi fisik sebagai satu& satunya penanganan. 0da atau tidaknya

fungsi motorik pada + sampai * bulan pertama merupakan acuan

dibutuhkannya penanganan bedah. Graft bedah mikro untuk 

komponen utama pleksus brachialis dapat dilakukan pada kasus&

kasus avulsi akar saraf atau ruptur yang tidak mengalami

 perbaikan. Penanganan sekunder dapat dilakukan pada pasien bayi

sampai orang de7asa. Prosedur ini lebih umum dilakukan daripada

 bedah mikro dan dapat juga dilakukan sebagai kelanjutan bedah

mikro. Penanganan bedah ini meliputi soft&tissue release,

osteotomi, dan transfer tendo "%r. umar adiyala$. Semua graft

saraf yang dibuat pada operasi diimobilisasi selama + sampai *

minggu. 2ehabilitasi sempurna diharapkan mulai setelah * minggu.

emudian dilanjutkan dengan fisoterapi setelah * minggu dan

follo7 up setiap / bulan.

P'?0T060S0?00? 0T0< P'?G@B0T0?

#. Penatalaksaana$ B'%0

2egangan dan memar pada pleksus brakialis diamati selama 5

 bulan, bila tidak ada perbaikan, pleksus harus dieksplor. ?erve

transfer "neurotiCation$ atau tendon transfer diperlukan bila perbaikan

saraf gagal.

Pembedahan Primer merupakan pembedahan dengan standart

microsurgery dengan tujuan memperbaiki injury pada ple4us serta

membantu reinervasi. Teknik yang digunakan tergantung berat ringan

lesi. "a$ ?eurolysis1 melepaskan constrictive scar tissue disekitar saraf 

"b$ ?euroma e4cision1 bila neuroma besar, harus dieksisi dan saraf 

dilekatkan kembali dengan teknik end&to&end atau nerve grafts "c$

 ?erve grafting1 bila DgapE antara saraf terlalu besar, sehingga tidak 

mungkin dilakukan tarikan. Saraf yang sering dipakai adalah n suralis,

n lateral dan medial antebrachial cutaneous, dan cabang terminal

sensoris pada n interosseus posterior "d$ =ntraple4ual neurotisation1

Page 9: Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

8/16/2019 Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-saraf-perifer-pada-neonatus-brachial-palsy 9/13

menggunakan bagian dari root yang masih melekat pada spinal cord

sebagai donor untuk saraf yang avulsi.

Pembedahan Sekunder, tujuan untuk meningkatkan seluruhfungsi e4tremitas yang terkena. =ni tergantung saraf yang terkena.

Prosedurnya berupa tendon transfer, pedicled muscle transfers, free

muscle transfers, joint fusions and rotational, 7edge or sliding

osteotomies.

 b$ Pengobatan

Pengobatan tergantung pada lokasi dan jenis cedera pada

 pleksus brakialis dan mungkin termasuk terapi okupasi dan fisik dan,

dalam beberapa kasus, pembedahan. Beberapa cedera pleksus

 brakialis menyembuhkan sendiri. 0nak&anak dapat pulih atau sembuh

dengan / sampai 5 bulan. Prognosis juga tergantung pada lokasi dan

 jenis cedera pleksus brakialis menentukan prognosis. <ntuk luka

avulsion dan pecah tidak ada potensi untuk pemulihan kecuali

rekoneksi bedah dilakukan pada 7aktu yang tepat. <ntuk cedera

neuroma dan neurapra4ia potensi untuk pemulihan bervariasi.

ebanyakan pasien dengan cedera neurapra4ia sembuh secara

spontan dengan kembali ;:&#::A fungsi.

2'0B=6=T0S= P0S0 T20<30 P6'S<S B20=06=S

#. Paska operasi ?erve repair dan graft. Setelah pembedahan immobilisasi

 bahu dilakukan selama /&5 minggu. Terapi rehabilitasi dilakukan setelah 5

minggu paska operasi dengan gerakan pasif pada semua sendi anggota

gerak atas untuk mempertahankan luas gerak sendi. Stimulasi elektrik 

diberikan pada minggu ketiga sampai ada perbaikan motorik. Pasien

secara terus menerus diobservasi dan apabila terdapat tanda&tanda

 perbaikan motorik, latihan aktif bisa segera dimulai. 6atihan biofeedback 

 bermanfaat bagi pasien agar otot&otot yang mengalami reinnervasi bisa

mempunyai kontrol yang lebih baik.

Page 10: Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

8/16/2019 Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-saraf-perifer-pada-neonatus-brachial-palsy 10/13

+. Paska operasi free muscle transfer Setelah transfer otot, ekstremitas atas

diimobilisasi dengan bahu abduksi /:, fleksi *: dan rotasi internal, siku

fleksi #::. Pergelangan tangan posisi neutral, jari&jari dalam posisi fleksi

atau ekstensi tergantung jenis rekonstruksinya. %ilakukan juga latihan

gerak sendi gentle pasif pada sendi bahu, siku dan semua jari&jari, kecuali

 pada pergelangan tangan. 'nam minggu paska operasi selama menjaga

regangan berlebihan dari jahitan otot dan tendon, dilakukan ekstensi

 pergelangan tangan dan mulai dilatih pasif ekstensi siku. Sembilan minggu

 paska operasi, ortesa airbag dilepas dan ortesa elbo7 sling dipakai untuk 

mencegah subluksasi bahu.

/. Setelah reinervasi, /& bulan paska operasi teknik elektromiografifeedback di mulai untuk melatih otot yang ditransfer untuk menggerakkan

siku dan jari dimana pasien biasanya kesulitan mengkontraksikan ototnya

secara efektif. Pada alat biofeedback terdapat level nilai ambang yang

dapat diatur oleh terapis atau pasien sendiri. Saat otot berkontraksi pada

level ini, suatu nada berbunyi, layar osciloskop akan merekam respons ini.

6evel ini dapat diatur sesuai tujuan yang akan dicapai. Terapi okupasi

terutama diperlukan untuk 1

a$ 3emelihara luas gerak sendi bahu, membuat ortesa yg tepat untuk 

membantu fungsi tangan, siku dan lengan, mengontrol edema defisit

sensoris.

 b$ 3elatih kemampuan untuk menulis, mengetik, komunikasi.

c$ 3enggunakan teknik&teknik untuk aktivitas sehari&hari, termasuk teknik 

menggunakan satu lengan, menggunakan peralatan bantu serta latihan

 penguatan dengan mandiri.

Terapi 2ekreasi, terapi ini sebagai strategi dan aktivitas kompensasi sehingga

dapat menggantikan berkurang dan hilangnya fungsi ekstremitas.

Page 11: Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

8/16/2019 Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-saraf-perifer-pada-neonatus-brachial-palsy 11/13

Gambar #.# saraf yang terkena trauma fleksus brachialis

Page 12: Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

8/16/2019 Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-saraf-perifer-pada-neonatus-brachial-palsy 12/13

gambar #.+ tubuh anak yang terkena trauma fleksus brachialis sesuai letak tulang

Page 13: Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

8/16/2019 Trauma Saraf Perifer Pada Neonatus (Brachial Palsy)

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-saraf-perifer-pada-neonatus-brachial-palsy 13/13

%aftar pustaka

Behrman 2., aughan ., Trauma lahir, dalam ?elson& =lmu esehatan 0nak. 'd.

F==, 'G(, Jakarta, #;;5 1 *:&*#5.

asan 2., 0latas ., =lmu esehatan 0nak. Bagian =lmu esehatan 0nak > <=.

Jakarta, #;) 1 #:*;&#:-#.

iknjosastro ., Perlukaan persalinan, dalam =lmu ebidanan. 9ayasan Bina

Pustaka Sar7ono Pra7irohardjo. Jakarta, #;;- 1 -#*&-++.