Top Banner
37 BAB III METODE PENELITIAN III.1. Umum Penelitian ini menggunakan metode analisis perencanaan yang difokuskan untuk mengetahui perbandingan perilaku kekuatan dan stabilitas antara desain dimensi struktur baja menara tungku pembakaran (furnace) batu bara dengan pengaruh berat sendiri struktur dan berat dua buah tungku pembakaran yang ditopang struktur baja terhadap keadaan desain struktur baja menara tersebut setelah ditambahkan pengaruh gempa, beban angin dan pengaruh temperatur dari tungku pembakaran batu bara terhadap struktur baja. Analisis perancangan yang digunakan pada penelitian ini didasarkan pada Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung menurut SNI 03-1729-2002 dan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Gedung menurut SNI 03-1726-2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dibagi dalam tiga tahap yaitu desain beban struktur, analisis dan output. Yang termasuk dalam tahap desain beban struktur antara lain penentuan jenis beban untuk desain struktur tiga dimensi berdasarkan peraturan. Sedangkan tahap analisis antara lain analisis struktur tiga dimensi dengan memasukan analisis beban sendiri struktur, beban tungku, pengaruh gempa, beban angin, dan temperatur pada SAP 2000 untuk mengetahui kekuatan dan stabilitas struktur pada desain. Tahap yang terakhir yaitu tahap output yang didalamnya menunjukkan besarnya nilai simpangan terbesar pada struktur dengan kondisi pembebanan yang berbeda. Universitas Sumatera Utara
92

Transmission Tower

Feb 20, 2016

Download

Documents

Ikhlas Kitta

transmission tower plan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Transmission Tower

37

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Umum

Penelitian ini menggunakan metode analisis perencanaan yang difokuskan

untuk mengetahui perbandingan perilaku kekuatan dan stabilitas antara desain

dimensi struktur baja menara tungku pembakaran (furnace) batu bara dengan

pengaruh berat sendiri struktur dan berat dua buah tungku pembakaran yang ditopang

struktur baja terhadap keadaan desain struktur baja menara tersebut setelah

ditambahkan pengaruh gempa, beban angin dan pengaruh temperatur dari tungku

pembakaran batu bara terhadap struktur baja. Analisis perancangan yang digunakan

pada penelitian ini didasarkan pada Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk

Bangunan Gedung menurut SNI 03-1729-2002 dan Tata Cara Perencanaan

Ketahanan Gempa Untuk Struktur Gedung menurut SNI 03-1726-2012.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini dibagi dalam tiga tahap yaitu

desain beban struktur, analisis dan output. Yang termasuk dalam tahap desain beban

struktur antara lain penentuan jenis beban untuk desain struktur tiga dimensi

berdasarkan peraturan. Sedangkan tahap analisis antara lain analisis struktur tiga

dimensi dengan memasukan analisis beban sendiri struktur, beban tungku, pengaruh

gempa, beban angin, dan temperatur pada SAP 2000 untuk mengetahui kekuatan dan

stabilitas struktur pada desain. Tahap yang terakhir yaitu tahap output yang

didalamnya menunjukkan besarnya nilai simpangan terbesar pada struktur dengan

kondisi pembebanan yang berbeda.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Transmission Tower

38

III.2. Kerangka Pikiran

Penelitian ini akan membandingkan perilaku kekuatan dan stabilitas antara

desain dimensi struktur baja menara tungku pembakaran (furnace) batu bara dengan

pengaruh berat sendiri struktur dan berat dua buah tungku pembakaran yang ditopang

balok diatas struktur baja yang dianggap sebagai beban terbagi rata terhadap keadaan

desain struktur baja menara tersebut setelah ditambahkan pengaruh gempa, beban

angin dan pengaruh temperatur dari tungku pembakaran batu bara terhadap struktur

baja. Desain struktur yang digunakan dalam penelitian ini telah direncanakan terlebih

dahulu besaran dimensi profilnya. Berikut deskripsi struktur baja yang digunakan

dalam penelitian, antara lain :

1. Tinggi Menara (18.15 m)

2. Luas Dimensi Menara (7m x 9m)

3. Portal baja tiga dimensi dengan Profil WF

4. Berat Tungku Pembakaran (Furnace) 2 x 1100 ton suhu 300 C

5. Pembebanan (beban mati, hidup, angin, gempa dan temperatur)

6. Wilayah Gempa Kota Medan

7. Tanah dasar jenis Tanah Sedang

8. Fungsi bangunan Industri

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Transmission Tower

39

Gambar 3.2 Tampak Depan Desain Rangka Bangunan

Gambar 3.1 Tampak Atas Desain Rangka Bangunan

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Transmission Tower

40

III.3. Tahap Analisis

III.3.1. Studi Literatur

Studi literatur dari jurnal dan buku yang terkait dalam perencanaan bangunan

struktur baja. Buku acuan yang dipakai antara lain SNI 03-1729-2002 Tata Cara

Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2012 Tata Cara

Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Gedung, Peraturan pembebanan berdasarkan

Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, dan jurnal-jurnal yang

berkaitan dengan analisis bangunan menara.

Gambar 3.3 Tampak Samping Desain Rangka Bangunan

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Transmission Tower

41

III.3.2. Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Data primer

merupakan data yang diperoleh dari hasil perhitungan atau desain. Yang termasuk

data primer adalah dimensi geometri struktur. Data ini digunakan untuk pemodelan

struktur 3D yang selanjutnya dianalisis dengan bantuan SAP 2000. Berdasarkan

referensi, data tanah kota medan merupakan wilayah yang memilik data tanah

sedang. Data tanah digunakan untuk menentukan besarnya gaya dukung tanah.

Besarnya gaya dukung tanah mempengaruhi struktur bangunan yang akan dianalisis

dalam pemodelan 3D.

III.3.3. Perhitungan Beban

Perhitungan beban dan penentuan jenis beban antara lain beban gravitasi

yaitu beban mati dan beban hidup serta beban lateral yaitu beban gempa, beban angin

dan temperatur, kemudian meletakkan beban pada model struktur. Perhitungan dan

penentuan beban mati, beban hidup dan beban angin mengacu pada Peraturan

Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983 dan beban gempa mengacu pada SNI 03-

1726-2012.

III.3.4. Analisis Respon Spektrum

Metode analisis model struktur ini dengan analisis respon spektrum untuk

mendapat kurva respon spektrum sesuai wilayah gempa yang dianalisis dengan

bantuan program SAP 2000. Data yang dibutuhkan dalam analisis respon spektrum

adalah fungsi bangunan, letak bangunan terhadap wilayah gempa, jenis tanah dan

tipe struktur. Data fungsi bangunan digunakan untuk mendapatkan nilai faktor

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Transmission Tower

42

keutamaan (I), letak bagunan terhadap wilayah gempa dan jenis tanah dipakai untuk

mendapatkan nilai waktu getar alami (Tc) dan kurva respon spektrum gempa rencana

sedangkan tipe struktur dipakai untuk mentukan faktor reduksi gempa.

Mulai

Mencari data-datapendukung perencanaan

struktur

Melakukan pemodelanstruktur 3D

Menghitung beban kemudianmelakukan analisis struktur

Analisis strukturterhadap pengaruhaplikasi temperatur

Analisis strukturterhadap pengaruh beban

tungku dan angin

Analisis strukturterhadap pengaruh beban

gempa

Membuat tabelperbandingan

Mengambil kesimpulan

Selesai

Gambar 3.4 Diagram Alir Metodologi Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Transmission Tower

43

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

IV.1. Permodelan Struktur

IV.1.1. Data Struktur

Struktur bangunan berupa struktur baja 3 dimensi portal sederhana yang

berfungsi sebagai penopang tungku pembakaran batu bara. Struktur bangunan

merupakan menara 7 lantai dengan jarak tiap lantai sekitar 2 – 3 m, bangunan

terletak di area Medan dengan fungsi bangunan untuk perindustrian. Bangunan

berada di atas tanah sedang. Ukuran bangunan arah x dan y adalah 6,92m dan 8,32

m. Adapun gambar permodelan dapat dilihat pada Gambar berikut.

Data bangunan adalah sebagai berikut:

1. Fungsi bangunan : Gedung Perindustrian

2. Letak bangunan : Medan

3. Jenis tanah dasar : Tanah Sedang (Situs SD)

4. Jumlah lantai : 7 lantai

5. Tinggi total gedung : 18,15 m

6. Tinggi antar lantai : 2 - 3 m

7. Panjang bangunan arah x : 6,92 m

8. Panjang bangunan arah y : 8,32 m

9. Faktor keutamaan, I : 1,5

10. Beban Tungku Pembakaran : 2200 Ton

11. Suhu Tungku Pembakaran : 300 C

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Transmission Tower

44

Gambar 4.1 Gambar Portal Arah X

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Transmission Tower

45

Gambar 4.2 Gambar Portal Arah Y

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Transmission Tower

46

IV.1.2. Konfigurasi Gedung

No Lantai Tinggi Bangunan

1 Pondasi 0 m

2 Lantai 1 3,30 m

3 Lantai 2 6,40 m

4 Lantai 3 9,30 m

5 Lantai 4 11,40 m

6 Lantai 5 13,50 m

7 Lantai 6 16,15 m

8 Atap 18,15 m

Gambar 4.3 Gambar Portal pada Elevasi + 3,30 m

Tabel 4.1 Konfigurasi Gedung

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Transmission Tower

47

IV.1.3. Permodelan di SAP

Sistem Struktur Rangka Baja 3D

Gambar 4.4 Permodelan Gedung 3D

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Transmission Tower

48

Gambar 4.5 Permodelan Struktur Arah XY

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Transmission Tower

49

Gambar 4.6 Permodelan Struktur Arah XZ

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Transmission Tower

50

Gambar 4.7 Permodelan Struktur Arah YZ

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Transmission Tower

51

IV.1.4. Data Material

Mutu Profil Baja

Mutu material digunakan untuk struktur bangunan ini diasumsikan :

Berat jenis baja

γs = 78.5 kN /m2

Mutu Baja (BJ41),

Tegangan leleh (fy) = 250 Mpa

Tegangan ultimate (fu) = 410 MPa

Modulus elastisitas baja

Es = 200000 MPa

IV.1.5. Dimensi dan Penampang Struktur

IV.1.5.1 Dimensi Balok

BALOK Gambar Penampang Profil

BALOKWF 300x150x6,5x9 mm

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Transmission Tower

52

BALOK Gambar Penampang Profil

BALOKBOX 300x500x12x12 mm

BALOKBOX 400x900x20x20 mm

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Transmission Tower

53

IV.1.5.2 Dimensi Kolom

KOLOM Gambar Penampang Profil

KOLOMWF 400x400x13x21 mm

IV.2. Pembebanan Struktur

IV.2.1. Berat Sendiri

Berat sendiri adalah beban mati yang diperoleh dari material. Dalam studi ini

material yang digunakan adalah baja dengan berat jenis 78,5 kN/m2

IV.2.2. Beban Mati (Dead Load)

Beban mati pada atap berupa beban tungku pembakaran batu bara dengan berat 2200

ton = 22000 kN yang dianggap sebagai beban terbagi rata pada balok – balok atap

struktur baja 3D.

IV.2.3. Beban Hidup (Live Load)

Beban hidup pada struktur dianggap sangat kecil sehingga tidak diperhitungkan

karena beban hidup hanya bekerja saat maintenence struktur bangunan.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Transmission Tower

54

IV.2.4. Perhitungan Beban Gravitasi

Sketsa Pembebanan Tungku Pembakaran Pada Struktur

Gambar 4.8 Sketsa Pembebanan Tungku

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Transmission Tower

55

Beban Tungku Pembakaran = 2200 Ton/m2 (Beban Terbagi Rata)

=2200000 / = (8,23 6,92 )= 220000056,9516= 38629,29 = 40000

Gambar 4.9 Sketsa Pembebanan Balok Atap Arah Memanjang

Gambar 4.10 Sketsa Pembebanan Balok Atap Arah Melintang

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Transmission Tower

56

IV.2.5. Perhitungan Beban Angin

IV.2.5.1. Perhitungan Beban Angin Arah Memanjang (XZ)

Gambar 4.11 Sketsa Pembebanan Angin Arah Memanjang

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Transmission Tower

57

Beban Angin = 25 kg/m2

1 = 3 = 12 12 3,3 1,65 + 12 3,46 + 0,162 1,65 25= 2,8545 25 = 71,36252 = 2 1 = 2 71,3625 = 143,254 = 6 = 12 12 3,1 1,55 + 12 3,46 + 0,362 1,55 + 2,8545 25= (2,6815 + 2,8545) 25= 5,536 25 = 138,45 = (2 2,8545) + (2 2,6815) 25= 11,072 25 = 276,87 = 9 = 12 12 2,9 1,45 + 12 3,46 + 0,562 1,45 + 2,6815 25= (2,5085 + 2,6815) 25= 5,19 25 = 129,758 = (2 2,5085) + (2 2,6815) 25= 10,38 25 = 259,510 = 12 == 12 12 2,1 1,05 + 12 3,46 + 1,362 1,05 + 2,5085 25= (1,8165 + 2,5085) 25= 4,325 25 = 108,12511 = (2 2,5085) + (2 1,8165) 25= 8,65 25 = 216,25

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Transmission Tower

58

13 = 15 = 2 12 12 2,1 1,05 + 12 3,46 + 1,362 1,05 25= 2 1,8165 25 = 90,82514 = 4 1,8165 25 = 181,6516 = 18 == 12 12 2,65 1,325 + 12 3,46 + 0,812 1,325 + 1,8165 25= (2,29225 + 1,8165) 25= 4,10875 25 = 102,7187517 = (2 2,29225) + (2 1,8165) 25= 8,2175 25 = 205,437519 = 21 == 12 12 2 1 + 12 3,46 + 1,462 1 + 2,29225 25= (1,73 + 2,29225) 25= 4,02225 25 = 100,5562520 = (2 2,29225) + (2 1,73) 25= 8,0445 25 = 201,112522 = 24 == 12 12 2 1 + 12 3,46 + 1,462 1 25= 1,73 25 = 43,2523 = 2 22 = 2 43,25 = 86,5

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Transmission Tower

59

IV.2.5.2. Perhitungan Beban Angin Arah Melintang (YZ)

Beban Angin = 25 kg/m2

1 = 4 = 12 12 2,84 1,42 + 12 3,3 + 0,462 1,42 25= 2,343 25 = 58,575

Gambar 4.12 Sketsa Pembebanan Angin Arah Melintang

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Transmission Tower

60

2 = 3 = 12 12 2,64 1,32 + 12 3,3 + 0,662 1,32 + 2,343 25= (2,178 + 2,343) 25= 4,521 25 = 113,025

5 = 8 = 12 12 2,84 1,42 + 12 3,1 + 0,262 1,42 + 2,343 25= (2,201 + 2,343) 25= 4,544 25 = 113,6

6 = 7 == 12 12 2,64 1,32 + 12 3,1 + 0,462 1,32 + 2,178 + 4,544 25= (2,046 + 2,178 + 4,544) 25= 8,768 25 = 219,29 = 12 = 12 12 2,84 1,42 + 12 2,9 + 0,062 1,42 + 2,201 25

= (2,059 + 2,201) 25= 4,26 25 = 106,510 = 11 == 12 12 2,64 1,32 + 12 2,9 + 0,262 1,32 + 2,046 + 4,26 25= (1,914 + 2,046 + 4,26) 25= 8,22 25 = 205,5

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Transmission Tower

61

13 = 16 = 12 12 2,1 1,05 + 12 2,84 + 0,742 1,05 + 2,059 25= (1,491 + 2,059) 25= 3,55 25 = 88,75

14 = 15 == 12 12 2,1 1,05 + 12 2,64 + 0,542 1,05 + 1,914 + 3,55 25= (1,386 + 1,914 + 3,55) 25= 6,85 25 = 171,25

17 = 20 = 2 12 12 2,1 1,05 + 12 2,84 + 0,742 1,05 25= 2 1,491 25 = 74,55

18 = 19 == 12 12 2,1 1,05 + 12 2,64 + 0,542 1,05 + 1,386 + 2,982 25= (1,386 + 1,386 + 2,982) 25= 5,754 25 = 143,85

21 = 24= 12 12 2,65 1,325 + 12 2,84 + 0,192 1,325 + 1,491 25= (1,8815 + 1,491) 25= 3,3725 25 = 84,3125

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Transmission Tower

62

22 = 23 == 12 12 2,64 1,32 + 12 2,65 + 0,012 1,32 + 1,386 + 3,3725 25= (1,749 + 1,386 + 3,3725) 25= 6,5075 25 = 162,687525 = 28= 12 12 2 1 + 12 2,84 + 0,842 1 + 1,8815 25= (1,42 + 1,8815) 25= 3,3015 25 = 82,5375

26 = 27= 12 12 2 1 + 12 2,64 + 0,642 1 + 1,749 + 3,3015 25= (1,32 + 1,749 + 3,3015) 25= 6,3705 25 = 159,2625

29 = 32= 12 12 2 1 + 12 2,84 + 0,842 1 25= 1,42 25 = 35,5

30 = 31= 12 12 2 1 + 12 2,64 + 0,642 1 + 1,42 25= (1,32 + 1,42) 25= 2,74 25 = 68,5

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Transmission Tower

63

IV.3. Gempa

IV.3.1. Data Gempa

Lokasi : Medan

Tanah dasar : Tanah Sedang ( Kelas D )

Kategori resiko bangunan : II ( le = 1,5 )

Fungsi bangunan : Industri

Tinggi antar lantai : 2 - 3 m

Jumlah lantai : 7 lantai

Letak gedung pada situs kelas D dengan nilai :

SS : 0,5

S1 : 0,3

Koefisien situs :

FA : 1,4

FV : 1,8

Parameter percepatan respon spektrum pada perioda pendek (SMS) dan perioda 1

detik (SM1):

SMS = FA x SS

= (1,4) x (0,5)

= 0,7

SM1 = FV x S1

= (1,8) x (0,3)

= 0,54

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Transmission Tower

64

Perhitungan nilai SDS & SD1 :

SDS = 2/3 x SMS

= 2/3 x 0,7

= 0,467

SD1 = 2/3 x SM

= 2/3 x 0,54

= 0,36

Penentuan desain respon spektrum :

T0 = 0,2 x ( SD1 /SDS)

= 0,2 x (0,36 / 0,467)

= 0,1543

TS = ( SD1 / SDS )

= (0,36 / 0,467)

= 0,7714

Untuk T ≤ T0

Sa = SDS x (0,4 + 0,6 x ( T / T0 ))

= 0,467 x (0,4 + 0,6 x (0 / 0,1543))

= 0,467 x 0,4

= 0,1867

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Transmission Tower

65

Dari perhitungan diatas didapat grafik :

IV.3.2. Faktor Reduksi Gempa

Faktor reduksi gempa diambil dari tabel nilai R, Ω0 dan Cd RSNI 1726-

2010, nilai faktor reduksi gempa dengan jenis sistem rangka penahan momen

dengan rangka baja adalah 3,5

IV.4. Perhitungan Dengan Program SAP 2000

Adapun langkah-langkah pemodelan struktur rangka baja sampai

dengan tahap analisisnya pada program SAP 2000 yaitu:

1. Menentukan Satuan

Pertama-tama kita buat satuannya dengan klik tanda panah pada sudut

kanan bawah dan memilih KN,m,C.

Gambar 4.13 Respon Spektrum Struktur Baja

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Transmission Tower

66

2. Membuat Geometri

Untuk memulai membentuk suatu model pilih File > New Model atau klik

icon New Model pada sudut kiri atas main window.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Transmission Tower

67

Setelah memilih New Model, akan muncul pop up menu untuk

memilih model struktur yang diinginkan. Untuk membuat model struktur

baja pilih 3D FRAME.

Setelah memilih 3D FRAME maka akan muncul pop up menu baru

untuk informasi dimensi struktur yang diperlukan.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Transmission Tower

68

Pada menu ini, centang kotak pada Use Custom Grid Spacing and

Locate Origin, kemudian klik Edit Grid. Setelah itu isi koordinat struktur

yang kita inginkan pada menu tersebut lalu klik Ok.

Setelah semua proses ini maka program secara otomatis menggambar

frame-frame portal berdasarkan koordinat yang telah diisi. Hasil

penggambaran frame oleh program akan terlihat seperti gambar berikut

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Transmission Tower

69

Untuk merubah perletakan yang terdapat pada struktur menjadi

seperti yang diinginkan adalah dengan mengklik setiap titik perletakan lalu

dari menu utama klik Assign > Joint > Restrain > pilih icon Jepit > Ok

3. Penentuan Sifat-sifat Material dan Penampang

Untuk mendefinisikan data material baik baja maupun beton, dari menu

utama klik Define > Materials > Add New Material > Isikan data yang

diinginkan lalu klik Ok dua kali.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Transmission Tower

70

Untuk mendefinisikan data Frame baik kolom maupun balok, dari

menu utama klik Define > Section Properties > Frame Properties > Add

New Property > Isikan data yang diinginkan lalu klik Ok dua kali.

Untuk memdefinisikan jenis – jenis beban yang akan bekerja pada

portal, dari menu utama klik Define > Load Patterns > Isikan data

yang diinginkan lalu klik Ok dua kali.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Transmission Tower

71

Untuk memdefinisikan kombinasi beban – beban yang bekerja pada

portal, dari menu utama klik Define > Load Combinations > Add New

Combo > isi kombinasi sebanyak yang diinginkan lalu klik Ok dua kali.

Adapun load combinations yang dipakai pada penelitian ini ada 14

kombinasi, yaitu:

1. 1,4 D 11. 0,9 D + 1,6 WY + 1,2 T

2. 0,9 D + 1,6 WX 12. 0,9 D - 1,6 WY + 1,2 T

3. 0,9 D – 1,6 WX 13. 1,0 EX + 0,3 EY + 1,2 D + 1.2 T

4. 0,9 D + 1,6 WY 14. 0,3 EX + 1,0 EY + 1,2 D + 1.2 T

5. 0,9 D – 1,6 WY

6. 1,0 EX + 0,3 EY + 1,2 D

7. 0,3 EX + 1,0 EY + 1,2 D

8. 1,4 D + 1,0 T

9. 0,9 D + 1,6 WX + 1,2 T

10. 0,9 D - 1,6 WX + 1,2 T

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Transmission Tower

72

4. Masukkan Data – Data Pembebanan pada Portal

Untuk memasukkan beban terpusat pada joint, pertama – tama klik

joint yang akan diberi beban, lalu dari menu utama klik Assign > Joint

Loads > Forces > Isi beban yang diinginkan lalu klik Ok.

Untuk memasukkan beban terpusat pada frame, pertama – tama klik

frame yang akan diberi beban, lalu dari menu utama klik Assign > Frame

Loads > Point > Isi beban yang diinginkan lalu klik Ok.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Transmission Tower

73

Untuk memasukkan beban terbagi rata pada frame, pertama – tama

klik frame yang akan diberi beban, lalu dari menu utama klik Assign >

Frame Loads > Distribute > Isi beban yang diinginkan lalu klik Ok.

5. Analisis Program

Setelah melakukan semua proses tersebut diatas, untuk memulai

proses analisis, dari menu utama klik Analyze > Set Analysis Option >

Space Trust (Tergantung jenis rangka) lalu klik Ok.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Transmission Tower

74

Setelah proses ini, dari menu utama klik Analyze > Set Load

Cases To Run > Run Now, maka program akan melakukan analisis.

IV.5. Hasil Analisis Gaya-Gaya Dalam dan Deformasi

1. Gaya Dalam dan Deformasi Struktur Akibat Kombinasi Beban

Hasil analisis yang diperoleh dari program SAP 2000 adalah gaya –

gaya dalam dan deformasi struktur dengan beberapa kombinasi beban.

Kombinasi beban yang dimaksudkan adalah sesuai SNI 03-1729-2002

(Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung)

diambil kombinasi beban yang terbesar. Tabel 4.2 – 4.3 menunjukkan

gaya – gaya dalam dan deformasi struktur maksimum akibat kombinasi

beban tungku dan angin.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: Transmission Tower

75

2. Gaya Dalam dan Deformasi Struktur akibat Kombinasi Beban Gempa

Hasil analisis menyatakan bahwa analisis gempa yang bekerja sesuai

dengan ketentuan SNI 03-1726-2012 yaitu untuk pengaruh pembebanan

gempa arah utama adalah 100% sedangkan pengaruh pembebanan gempa

dalam arah tegak lurus arah utama dianggap 30%, sehingga dari analisis

dihasilkan dua simpangan horisontal yaitu dengan gempa arah utama x dan

gempa arah utama y. Tabel 4.4 menunjukkan gaya – gaya dalam dan

deformasi struktur maksimum akibat beban gempa.

3. Gaya Dalam dan Deformasi Struktur Akibat Kombinasi Beban SaatPengaplikasian Suhu Tungku pada Struktur Bangunan

Hasil analisis yang diperoleh dari program SAP 2000 adalah gaya –

gaya dalam dan deformasi struktur dengan beberapa kombinasi beban.

Kombinasi beban yang dimaksudkan adalah sesuai SNI 03-1729-2002

(Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung)

diambil kombinasi beban yang terbesar dan pengaplikasian suhu pada

struktur bangunan baja. Tabel 4.2 – 4.4 menunjukkan gaya – gaya dalam

dan deformasi struktur maksimum akibat kombinasi beban tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: Transmission Tower

76

IV.5.1. Aplikasi Beban-Beban Pada Portal Dalam SAP 2000

Gambar 4.15 Aplikasi Beban Tungku Pada Struktur

Gambar 4.14 Hasil Permodelan 3D Struktur Bangunan Pada SAP2000

Universitas Sumatera Utara

Page 41: Transmission Tower

77

Gambar 4.16 Aplikasi Beban Angin Arah XZ Pada Struktur

Gambar 4.17 Aplikasi Beban Angin Arah YZ Pada Struktur

Universitas Sumatera Utara

Page 42: Transmission Tower

78

Gambar 4.18 Aplikasi Respon Spektrum Pada Struktur

Gambar 4.19 Aplikasi Temperatur Pada Struktur

Universitas Sumatera Utara

Page 43: Transmission Tower

79

Untuk mempermudah pembacaan hasil analisis Struktur Menara 3D dengan

program SAP 2000, maka hasil yang ditinjau adalah hasil analisis gaya-gaya pada

portal arah memanjang dan melintang. Untuk meninjau perilaku pada balok dan

kolom arah memanjang, maka balok dan kolom yang menjadi fokus adalah balok

dan kolom pada portal A – A , B - B dan 1 – 1 , 2 – 2. Dan untuk meninjau perilaku

pada balok dan kolom arah melintang, maka balok dan kolom yang menjadi fokus

adalah balok dan kolom pada portal A – A , B - B dan 1 – 1 , 2 – 2.

IV.5.2. Hasil Analisis Gaya-Gaya dan Deformasi Pada BangunanTanpa Aplikasi Temperatur

IV.5.2.1. Bidang Momen Portal Struktur Bangunan

Gambar 4.20 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal A-A

Universitas Sumatera Utara

Page 44: Transmission Tower

80

Gambar 4.21 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal B-B

Gambar 4.22 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal 1-1

Universitas Sumatera Utara

Page 45: Transmission Tower

81

Gambar 4.23 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal 2-2

Gambar 4.24 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Struktur 3D

Universitas Sumatera Utara

Page 46: Transmission Tower

82

Gambar 4.25 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal A-A

Gambar 4.26 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal B-B

Universitas Sumatera Utara

Page 47: Transmission Tower

83

Gambar 4.27 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal 1-1

Gambar 4.28 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal 2-2

Universitas Sumatera Utara

Page 48: Transmission Tower

84

Gambar 4.29 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Angin pada Struktur 3D

Gambar 4.30 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal A-A

Universitas Sumatera Utara

Page 49: Transmission Tower

85

Gambar 4.31 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal B-B

Gambar 4.32 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal 1-1

Universitas Sumatera Utara

Page 50: Transmission Tower

86

Gambar 4.33 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal 2-2

Gambar 4.34 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Struktur 3D

Universitas Sumatera Utara

Page 51: Transmission Tower

87

IV.5.2.2. Bidang Lintang Portal Struktur Bangunan

Gambar 4.35 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal A-A

Gambar 4.36 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal B-B

Universitas Sumatera Utara

Page 52: Transmission Tower

88

Gambar 4.37 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal 1-1

Gambar 4.38 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal 2-2

Universitas Sumatera Utara

Page 53: Transmission Tower

89

Gambar 4.39 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Struktur 3D

Gambar 4.40 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal A-A

Universitas Sumatera Utara

Page 54: Transmission Tower

90

Gambar 4.41 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal B-B

Gambar 4.42 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal 1-1

Universitas Sumatera Utara

Page 55: Transmission Tower

91

Gambar 4.43 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal 2-2

Gambar 4.44 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Angin pada Struktur 3D

Universitas Sumatera Utara

Page 56: Transmission Tower

92

Gambar 4.45 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal A-A

Gambar 4.46 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal B-B

Universitas Sumatera Utara

Page 57: Transmission Tower

93

Gambar 4.47 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal 1-1

Gambar 4.48 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal 2-2

Universitas Sumatera Utara

Page 58: Transmission Tower

94

IV.5.2.3. Bidang Normal Portal Struktur Bangunan

Gambar 4.49 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Struktur 3D

Gambar 4.50 Bidang Normal Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal A-A

Universitas Sumatera Utara

Page 59: Transmission Tower

95

Gambar 4.51 Bidang Normal Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal B-B

Gambar 4.52 Bidang Normal Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal A-A

Universitas Sumatera Utara

Page 60: Transmission Tower

96

Gambar 4.53 Bidang Normal Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal B-B

Gambar 4.54 Bidang Normal Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal A-A

Universitas Sumatera Utara

Page 61: Transmission Tower

97

IV.5.2.4. Deformasi Pada Portal Struktur Bangunan

Gambar 4.55 Bidang Normal Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal B-B

Gambar 4.56 Deformasi Arah YZ Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal 1-1

Universitas Sumatera Utara

Page 62: Transmission Tower

98

Gambar 4.57 Deformasi Arah XZ Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal A-A

Gambar 4.58 Deformasi Arah XZ Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal A-A

Universitas Sumatera Utara

Page 63: Transmission Tower

99

Gambar 4.59 Deformasi Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Struktur 3D

Gambar 4.60 Deformasi Akibat Kombinasi Beban Angin pada Struktur 3D

Universitas Sumatera Utara

Page 64: Transmission Tower

100

IV.5.3. Hasil Analisis Gaya-Gaya dan Deformasi Pada BangunanDengan Aplikasi Temperatur

IV.5.3.1. Bidang Momen Portal Struktur Bangunan

Gambar 4.61 Deformasi Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Struktur 3D

Gambar 4.62 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal A-A

Universitas Sumatera Utara

Page 65: Transmission Tower

101

Gambar 4.63 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal B-B

Gambar 4.64 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal 1-1

Universitas Sumatera Utara

Page 66: Transmission Tower

102

Gambar 4.65 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal 2-2

Gambar 4.66 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Struktur 3D

Universitas Sumatera Utara

Page 67: Transmission Tower

103

Gambar 4.67 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal A-A

Gambar 4.68 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal B-B

Universitas Sumatera Utara

Page 68: Transmission Tower

104

Gambar 4.69 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal 1-1

Gambar 4.70 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal 2-2

Universitas Sumatera Utara

Page 69: Transmission Tower

105

Gambar 4.71 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Angin pada Struktur 3D

Gambar 4.72 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal A-A

Universitas Sumatera Utara

Page 70: Transmission Tower

106

Gambar 4.73 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal B-B

Gambar 4.74 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal 1-1

Universitas Sumatera Utara

Page 71: Transmission Tower

107

Gambar 4.75 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal 2-2

Gambar 4.76 Bidang Momen Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Struktur 3D

Universitas Sumatera Utara

Page 72: Transmission Tower

108

IV.5.3.2. Bidang Lintang Portal Struktur Bangunan

Gambar 4.77 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal A-A

Gambar 4.78 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal B-B

Universitas Sumatera Utara

Page 73: Transmission Tower

109

Gambar 4.79 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal 1-1

Gambar 4.80 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal 2-2

Universitas Sumatera Utara

Page 74: Transmission Tower

110

Gambar 4.81 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Struktur 3D

Gambar 4.82 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal A-A

Universitas Sumatera Utara

Page 75: Transmission Tower

111

Gambar 4.83 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal B-B

Gambar 4.84 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal 1-1

Universitas Sumatera Utara

Page 76: Transmission Tower

112

Gambar 4.85 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal 2-2

Gambar 4.86 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Angin pada Struktur 3D

Universitas Sumatera Utara

Page 77: Transmission Tower

113

Gambar 4.87 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal A-A

Gambar 4.88 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal B-B

Universitas Sumatera Utara

Page 78: Transmission Tower

114

Gambar 4.89 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal 1-1

Gambar 4.90 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal 2-2

Universitas Sumatera Utara

Page 79: Transmission Tower

115

IV.5.3.3. Bidang Normal Portal Struktur Bangunan

Gambar 4.91 Bidang Lintang Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Struktur 3D

Gambar 4.92 Bidang Normal Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal A-A

Universitas Sumatera Utara

Page 80: Transmission Tower

116

Gambar 4.93 Bidang Normal Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal B-B

Gambar 4.94 Bidang Normal Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal A-A

Universitas Sumatera Utara

Page 81: Transmission Tower

117

Gambar 4.95 Bidang Normal Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal B-B

Gambar 4.96 Bidang Normal Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal A-A

Universitas Sumatera Utara

Page 82: Transmission Tower

118

IV.5.3.4. Deformasi Pada Portal Struktur Bangunan

Gambar 4.97 Bidang Normal Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal B-B

Gambar 4.98 Deformasi Arah XZ Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal A-A

Universitas Sumatera Utara

Page 83: Transmission Tower

119

Gambar 4.99 Deformasi Arah YZ Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Portal 1-1

Gambar 4.100 Deformasi Arah XZ Akibat Kombinasi Beban Angin pada Portal A-A

Universitas Sumatera Utara

Page 84: Transmission Tower

120

Gambar 4.101 Deformasi Arah XZ Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Portal A-A

Gambar 4.102 Deformasi Akibat Kombinasi Beban Tungku pada Struktur 3D

Universitas Sumatera Utara

Page 85: Transmission Tower

121

Gambar 4.103 Deformasi Akibat Kombinasi Beban Angin pada Struktur 3D

Gambar 4.104 Deformasi Akibat Kombinasi Beban Gempa pada Struktur 3D

Universitas Sumatera Utara

Page 86: Transmission Tower

122

IV.5.4. Hasil Analisis Gaya-Gaya dan Deformasi Maksimum PadaStruktur Bangunan

Gaya- Gaya Dalam DanDeformasi Kombinasi Beban

Portal Tanpa AplikasiTemperatur

Portal DenganAplikasi Temperatur

Balok

Momen 1061,7594 KNm 1061,7594 KNm

Lintang 1456,985 KN 1456,985 KN

Normal - 243,297 KN

Kolom

Momen - 396,371 KNm

Lintang - 120,112 KN

Normal 2755,095 KN 2755,095 KN

Deformasi 0,0115 m 0.0551 m

Gaya- Gaya Dalam DanDeformasi Kombinasi Beban

Portal Tanpa AplikasiTemperatur

Portal DenganAplikasi Temperatur

Balok

Momen 682,5596 KNm 682,5596 KNm

Lintang 936,633 KN 936,633 KN

Normal 1,089 KN 245,207 KN

Kolom

Momen 2,1682 KNm 398,5392 KNm

Lintang 1,191 KN 121,303 KN

Normal 1771,132 KN 1771,132 KN

Deformasi 0,00741 m 0,0612 m

Tabel 4.2 Gaya – Gaya Dalam dan Deformasi Terbesar Dengan Kombinasi Beban Tungku

Tabel 4.3 Gaya – Gaya Dalam dan Deformasi Terbesar Dengan Kombinasi Beban Angin

Universitas Sumatera Utara

Page 87: Transmission Tower

123

Gaya- Gaya Dalam DanDeformasi Kombinasi Beban

Portal Tanpa AplikasiTemperatur

Portal DenganAplikasi Temperatur

Balok

Momen 910,0795 KNm 910,0795 KNm

Lintang 1248,844 KN 1248,844 KN

Normal 1,106 KN 243,297 KN

Kolom

Momen 0,0013 KNm 396,3717 KNm

Lintang 0,00034 KN 120,113 KN

Normal 2361,510 KN 2361,510 KN

Deformasi 0,0099 m 0,0624 m

Tabel 4.4 Gaya – Gaya Dalam dan Deformasi Terbesar Dengan Kombinasi Beban Gempa

Universitas Sumatera Utara

Page 88: Transmission Tower

124

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dengan program SAP 2000 untuk kombinasi beban

gravitasi / tungku pembakaran batu bara (kombinasi beban 1 & 8) pada portal

struktur rangka baja maka di dapat kesimpulan bahwa :

1. Gaya – gaya dalam terbesar pada balok :

a. Tanpa aplikasi temperatur

Momen = 1061,7594 KNm

Lintang = 1456,985 KN

b. Dengan aplikasi temperatur

Momen = 1061,7594 KNm

Lintang = 1456,985 KN

Normal = 243,297 KN

2. Gaya – gaya dalam terbesar pada kolom :

a. Tanpa aplikasi temperatur

Normal = 2755,095 KN

b. Dengan aplikasi temperatur

Momen = 396,371 KNm

Lintang = 120,112 KN

Normal = 2755,095 KN

Universitas Sumatera Utara

Page 89: Transmission Tower

125

3. Deformasi terbesar pada portal struktur :

Tanpa Aplikasi temperatur = 0,0115 m

Dengan Aplikasi temperatur = 0.0551 m

Berdasarkan hasil analisis dengan program SAP 2000 untuk kombinasi beban

angin (kombinasi beban 2 s/d 5 dan 9 s/d 12) pada portal struktur rangka baja maka

di dapat kesimpulan bahwa :

1. Gaya – gaya dalam terbesar pada balok :

a. Tanpa aplikasi temperatur

Momen = 682,5596 KNm

Lintang = 936,633 KN

Normal = 1,089 KN

b. Dengan aplikasi temperatur

Momen = 682,5596 KNm

Lintang = 936,633 KN

Normal = 245,207 KN

2. Gaya – gaya dalam terbesar pada kolom :

a. Tanpa aplikasi temperatur

Momen = 2,1682 KNm

Lintang = 1,191 KN

Normal = 1771,132 KN

Universitas Sumatera Utara

Page 90: Transmission Tower

126

b. Dengan aplikasi temperatur

Momen = 398,5392 KNm

Lintang = 121,303 KN

Normal = 1771,132 KN

3. Deformasi terbesar pada portal struktur :

Tanpa Aplikasi temperatur = 0,00741 m

Dengan Aplikasi temperatur = 0,0612 m

Berdasarkan hasil analisis dengan program SAP 2000 untuk kombinasi beban

gempa (kombinasi beban 6, 7, 13, dan 14) pada portal struktur rangka baja maka di

dapat kesimpulan bahwa :

1. Gaya – gaya dalam terbesar pada balok :

a. Tanpa aplikasi temperatur

Momen = 910,0795 KNm

Lintang = 1248,844 KN

Normal = 1,106 KN

b. Dengan aplikasi temperatur

Momen = 910,0795 KNm

Lintang = 1248,844 KN

Normal = 243,297 KN

Universitas Sumatera Utara

Page 91: Transmission Tower

127

2. Gaya – gaya dalam terbesar pada kolom :

a. Tanpa aplikasi temperatur

Momen = 0,0013 KNm

Lintang = 0,00034 KN

Normal = 2361,510 KN

b. Dengan aplikasi temperatur

Momen = 396,3717 KNm

Lintang = 120,113 KN

Normal = 2361,510 KN

3. Deformasi terbesar pada portal struktur :

Tanpa Aplikasi temperatur = 0,0099 m

Dengan Aplikasi temperatur = 0,0624 m

Berdasarkan hasil – hasil diatas kita dapat mengambil beberapa kesimpulan bahwa :

Nilai gaya momen terbesar pada keseluruhan portal dengan semua kombinasi

beban terjadi pada kombinasi beban tungku (kombinasi 1) sebesar 1061,7594

KNm di frame 159 (balok atap Box 400 x 900 x 20 x20).

Nilai gaya lintang terbesar pada keseluruhan portal dengan semua kombinasi

beban terjadi pada kombinasi beban tungku (kombinasi 1) sebesar 1456,985

KN di frame 159 (balok atap Box 400 x 900 x 20 x 20).

Nilai gaya normal terbesar pada keseluruhan portal dengan semua kombinasi

beban terjadi pada kombinasi beban tungku (kombinasi 1) sebesar 2755,095

KN di frame 80 dan 119 (kolom WF 400 x 400 x 13 x 21).

Universitas Sumatera Utara

Page 92: Transmission Tower

128

Nilai deformasi terbesar terjadi pada kombinasi beban gempa dengan aplikasi

temperatur (kombinasi 13 & 14) sebesar 0,0624 m di joint 8, 24, 25, dan 27

(joint pada balok atap Box 300 x 500 x 12 x 12).

Struktur rangka baja yang dianalisis dengan pengaruh kombinasi – kombinasi

beban mengalami gaya momen, lintang dan normal terbesar saat pembebanan

gaya gravitasi dari berat tungku pembakaran batu bara (kombinasi 1).

Pengaruh kombinasi aplikasi temperatur pada struktur tidak mempengaruhi

peningkatan nilai gaya momen , lintang , normal yang terlalu signifikan tetapi

hanya terlihat pada perubahan nilai deformasi yang mengalami peningkatan.

Di lihat dari hasil analisis SAP 2000 yang terjadi pada struktur rangka baja

dapat kita simpulkan bahwa desain dimensi struktur dapat menahan semua

pengaruh kombinasi – kombinasi beban dan tergolong aman.

V.2. Saran

Adapun beberapa saran dari penulis setelah melakukan pembahasan pada bab

– bab sebelumnya ialah :

1. Dalam mendesain struktur bangunan gedung rangka baja sebaiknya kita

melakukan analisis terhadap gempa, angin dan pengaruh lain yang pernah

terjadi sebelumnya di wilayah perancangan gedung berdiri agar pendesainan

gedung menjadi lebih kompleks dan aman terhadap kondisi yang mungkin

terjadi.

2. Untuk pendesainan rangka struktur baja, kondisi pengaruh aplikasi

temperatur perlu diperhitungkan karena mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap struktur.

3. Bagi penulis yang lain dapat melakukan penelitian dengan kombinasi

pengaruh yang berbeda atau lebih tinggi untuk mendapat rancangan desain

yang lebih baik.

Universitas Sumatera Utara