Page 1
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI
LEMBAGA PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
TOMMY KUNCARA, SE., MMSI
1 ISSN- 1411- 3880
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE
GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI LEMBAGA
PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
Oleh :
Tommy Kuncara SE., MMSI 1)
FAHRI RACHMANSYAH 2)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI, UNIVERSITAS GUNADARMA
[email protected] [email protected]
ABSTRAK
Pengelolaan perusahaan (corporate governance) dalam dunia ekonomi merupakan hal yang dianggap penting sebagaimana yang terjadi dalam pemerintahan negara. Penelitian ini meneliti bagaimana prinsip-prinsip Good Corporate Goverence terhadap prosedur pemberiankredit di lembagaperbankan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk. penelitian ini adalah sebuah penelitian studi kasus yang dilakukan di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang perbankan di Indonesia.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara penerapan prinsip tata kelola perusahaan (GCG) terhadap prosedur pemberian kredit dalam perusahaan. Corporate Governance sebagai perangkat peraturan yang menetapkan hubungan para pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Dimana terdapat lima prinsip-prinsip Good Corporate Governance yakni: a) Keterbukaan informasi, b) Akuntabilitas, c)Pertanggungjawaban, d) Kemandirian, e) Kewajaran. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan analisis dokumen perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peranan penting antara penerepan GCG terhadap prosedur pemberian kredit. Hasil penelitian ini mendorong dan memotivasi perusahaan agar prinsip GCG dijadikan sebagai budaya perusahaan. Kata Kunci : Good Corporate Goverence (GCG),Bank Tabungan Negara
Page 2
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI
LEMBAGA PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
TOMMY KUNCARA, SE., MMSI
2 ISSN- 1411- 3880
ABSTRACT
Corporate governance in the world of economics is considered as important in the case of state government. This study examines how the principles of Good Corporate Goverence on the procedure of crediting in the denagerberbankan at PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. This research is a case study research conducted in a private company engaged in banking in Indonesia. The purpose of this study is to know the relationship between the implementation of corporate governance (GCG) principles on credit procedures in the company. Corporate Governance as a set of rules that establishes the relationships of shareholders, managers, creditors, governments, employees and other internal and external stakeholders in respect of their rights and obligations, or in other words the systems that direct and control the company. Where there are five principles of Good Corporate Governance namely: a) Information disclosure, b) Accountability, c) Accountability, d) Independence, e) Fairness. Data collection methods used in this study are interview and document analysis company. The results of this study indicate an important role between GCG forwarding on lending procedures. The results of this study encourage and motivate the company to make GCG principles as a corporate culture.
Keyword: Good Corporate Goverence (GCG),Bank Tabungan Negara
Page 3
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI
LEMBAGA PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
TOMMY KUNCARA, SE., MMSI
3 ISSN- 1411- 3880
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Krisis yang melanda pada pertengahan 1997 membuat perekonomian Indonesia tidak
stabil. Kondisi ini diperparah dengan rendahnya corporate governance. Hal ini ditandai dengan
kurang transparannya pengelolaan perusahaan sehingga control public menjadi sangat lemah dan
terkonsentrasinya pemegang saham besar pada beberapa keluarga yang menyebabkan campur
tangan pemegang saham mayoritas pada manajemen perusahaan sangat terasa dan menimbulkan
konflik kepentingan yang sangat menyimpang dari norma-norma tata kelola perusahaan yang
baik ditambah lagi globalisasi yang sedang terjadi saat ini mengakibatkan terjadinya perubahan
besar-besaran dalam bidang sosial politik dan ekonomi. Oleh karena itu diperlukan tata kelola
yang baik (good corporate governance) pada setiap sektor perekonomian di Indonesia agar dapat
menjaga kelangsungan (survive) demi meningkatkan perekonomian Indonesia.
Kajian mengenai corporate governance meningkat dengan pesat seiring dengan
terbukanya skandal keuangan berskala besar seperti skandal Enron, Tyco, WorldCom, Maxwell,
Polypec dan lain-lain. Oleh karena itu saat ini isu good corporate governance menjadi sangat
penting. Keruntuhan perusahaan-perusahaan publik tersebut dikarenakan oleh strategi, prosedur
maupun praktik curang (fraud) dari manajemen puncak yang berlangsung cukup lama karena
lemahnya pengawasan yang independen oleh corporate boards.
Pengelolaan perusahaan (corporate governance) dalam dunia ekonomi merupakan hal
yang dianggap penting sebagaimana yang terjadi dalam pemerintahan negara. Implementasi
good corporate governance (GCG) pada saat ini bukan lagi sekedar kewajiban, namun telah
menjadi kebutuhan bagi setiap perusahaan dan organisasi. Pernyataan tersebut telah menegaskan
bahwa perusahaan-perusahaan memiliki kedudukan penting dalam menjalankan perannya dalam
kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat.
Krisis perbankan di Indonesia yang dimulai pada akhir tahun 1997 bukan semata-mata
diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga di akibatkan oleh belum di implementasikannya
good corporate governance dan etika yang melandasinya. Oleh karena itu, usaha
mengembalikan kepercayaan kepada dunia perbankan Indonesia melalui restrukturisasi dan
rekapitalisasi, hanya dapat mempunyai dampak jangka panjang apabila disertai tiga tindakan
Page 4
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI
LEMBAGA PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
TOMMY KUNCARA, SE., MMSI
4 ISSN- 1411- 3880
penting, yakni: (1) Ketaatan terhadap prinsip kehati-hatian ; (2) Pelaksanaan Good Corporate
Governance; (3) Pengawasan yang efektif dari otorisasi pengawasan bank.
Banyak ahli yang berpendapat bahwa kelemahan di dalam penerapan good corporate
governance merupakan salah satu sumber kerawanan ekonomi yang menyebabkan
memburuknya perekonomian negara-negara tersebut pada tahun 1997 dan 1998 (Husnan, 2001).
Kendala yang dihadapi dalam penerapan prinsip good corporate governance saat ini di
Indonesia adalah maraknya praktik korupsi, pengelembungan biaya, kolusi serta nepotisme yang
masih tumbuh subur dan terus dipupuk dibanyak perusahaan swasta maupun pemerintah.
Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) sangat diperlukan untuk membangun
kepercayaan masyarakat dan dunia internasional sebagai syarat mutlak bagi dunia perbankan
untuk berkembang dengan baik dan sehat. Oleh karena itu ketaatan akan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance antara lain transparansi (transparency), kemandirian (independence),
akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), dan kewajaran (fairness)
dalam menjalankan perbankan dan segala prosedur yang ada didalamnya haruslah terlaksana
dengan baik agar perbankan dapat berkembang dengan baik dan sehat. Salah satunya dalam
pemberian kredit, dalam hal ini prinsip-prinsip good corporate governance haruslah
dilaksanakan dengan baik agar dapat mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan signifikan dalam
prosedur dan strategi serta memastikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki.
Pada masa sekarang banyak masalah yang dihadapi oleh pihak bank terutama yang
menyangkut kondisi kesehatan keuangan dikarenakan kurangnya penerapan prinsip-prinsip good
corporate. Masalah yang sering muncul adalah kredit bermasalah, bahkan ada kredit yang
menjadi macet sehingga harus diputihkan.Secara teori banyak bank yang memberikan pinjaman
dengan jaminan yang tidak sesuai dengan jumlah pinjaman akan berakibat buruk pada bank
tersebut misalnya mengalami kebangkrutan dan likuidasi dari pemerintah. Untuk mengatasi
terjadinya hal ini, maka pihak bank harus melakukan upaya pencegahan seperti meneliti apakah
barang jaminan melebihi nilai pinjaman, apakah pihak keditur mempunyai kemampuan
menyelesaikan utangnya pada bank dan berapa lama batas waktu yang dapat diberikan pada
pihak kreditur terhadap penyelesaian utangnya pada bank.
Proses pemberian piutang pada perusahaan dagang sebenarnya dimulai pada saat
persetujuan untuk mengirimkan barang dagangan, sampai penyiapan dan penerbitan faktur, serta
berhasil dengan hasil penagihan. Proses ini dimulai dari :
Page 5
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI
LEMBAGA PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
TOMMY KUNCARA, SE., MMSI
5 ISSN- 1411- 3880
1. Memeriksa kelengkapan berkas permohonan kredit
2. Wawancara
3. Investigasi kredit
4. Peninjauan di lapangan
5. Menghitung resiko perkreditan
6. Proses pengumpulan data atau informasi kredit
7. Penetapan titik kritis
8. Analisa kredit bank
9. Keputusan kredit bank
Setelah melakukan analisis kredit dengan bank, maka kegiatan yang harus dilakukan oleh
bank dalam rangka mengamankan fasilitas kredit yang diberikan adalah kegiatan pengelolaan
dan pengawasan kredit yang dilakukan secara administratif maupun langsung.
Ditinjau dari cara pendekatan manajemen preventif maka ada tiga bidang pengendalian
umum pada titik mana dapat diambil tindakan untuk mewujudkan penerapan prinsip - prinsip
good corporate governance melalui pengendalian piutang. Ketiga bidang tersebut adalah :
1. Pemberian kredit
2. Penagihan
3. Penetapan dan penyelenggaraan pengendalian intern yang layak
Manajemen kredit merupakan cara pengelolaan kredit yang harus dilakukan dengan
sebaik-baiknya mulai dari perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur
pemberian kredit, analisis pemberian kredit sampai pada kredit tersebut lunas. Sedangkan tujuan
utama dari manajeman kredit adalah meningkatkan penjualan yang menguntungkan bagi
perusahaan, dengan cara memberikan kredit kepada langganannya dengan layak, dengan
melakukan analisis informasi kredit yang telah diberikan sebelumnya. Dalam pembicaraan
sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima
simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bankjuga dikenal sebagai tempat untuk
meminjam kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. Di samping itu bank juga dikenal
sebagai tempat menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala bentuk pembayaran dan
setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, dan lain sebagainya.
Page 6
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI
LEMBAGA PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
TOMMY KUNCARA, SE., MMSI
6 ISSN- 1411- 3880
Berdasarkan UU No 10/1998 antara lain fungsi bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali ke masyrakat dalam bentuk
kredit maka PT. Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk. Sebagai salah satu bank umum di
Indonesia menyalurkan beberapa jenis kredit kepada masyarakat antara lain KI (Kredit
Investasi), KMK (Kredit Modal Kerja), KUMK (Kredit Usaha Mikro dan Kecil). Dan untuk
mencegah terjadinya kredit macet dimana debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya atas
kredit yang diperoleh dari bank maka PT. Bank Tabungan Negara menerapkan peraturan-
peraturan dan prosedur yang berlaku dalam menyalurkan dana atau pinjaman berupa kredit
kepada debiturnya.
Adapun prusedur pemberian kredit pada PT. Bank Tabungan Negara dimulai dari
permohonan kredit, yaitu calon debitur melakukan permohonan kredit dengan mengisi formulir
aplikasi kemudian pihak bank melakukan analisis dan evaluasi terhadap resiko kredit yang
dilakukan oleh pejabat kredit terhadap nasabah selanjutnya setelah melakukan analisis kredit
maka pejabat bank melakukan negosiasi kredit dengan pemohon untuk mencapai kesepakatan
mengenai jumlah, struktur, dan tipe kredit, kelengkapan dokumen serta syaratdan ketentuan
kredit yang harus dipenuhi pemohon dan kemudian memberikan putusan kredit apakah nasabah
telah memenuhi semua syarat-syarat dan layak untuk mendapatkan kredit lalu dana kredit di
cairkan atau diberikan ke pada nasabah setelah semua prosedur dipenuhi.
Rumusan Masalah
Apakah prinsip-prinsip good corporate governance (GCG) terhadap prosedur pemberian
kredit yang ditetapkan oleh PT. Bank Tabungan Negara (persero) Tbk dapat meningkatkan
efisiensi dan efektivitas perusahaan?
Batasan Masalah
Pada penulisan ilmiah ini, penulisan akan membatasi hanya pada masalah-masalah yang
berhubungan dengan Prinsip-prinsip dan asas-asas goodcorporate governance (GCG) terhadap
pemberian kredit dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Page 7
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI
LEMBAGA PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
TOMMY KUNCARA, SE., MMSI
7 ISSN- 1411- 3880
Tingkat efisiensi akan dihubungkan dengan seberapa lama waktu yang di butuhkan untuk
mempersiapkan dokumen perlengkapan perkreditan, sedangkan tingkat efektivitas adalah apakah
prosedur pemberian kredit telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tujuan Penelitian
1. Untuk menilai tingkat efisiensi dan efektivitas bagian kredit khususnya dalam hal
pemberian kredit.
2. Untuk memperoleh gambaran mengenai prinsip-prinsip dan asas - asas good corporate
governance terhadap prosedur pemberian kredit yang dilaksanaakan perusahaan.
Manfaat Penelitian
1. Penulis
Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan penulis terhadap suatu permasalahan
sesuai dengan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan.
2. Akademis
Dapat dijadikan bahan referensi dan untuk menambah pengetahuan mengenai good
corporate goverence di dunia perbankan pada umumnya, dan pelaksanaan good
corporate goverence dalam bagian kredit pada khususnya.
Page 8
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI
LEMBAGA PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
TOMMY KUNCARA, SE., MMSI
8 ISSN- 1411- 3880
LANDASAN TEORI
2.1 Good Corporate Governance
A. Defenisi Good Corporate Governance
Governance di ambil dari kata latin, gubernance yang artinya mengarahkan dan
megendalikan. Dalam ilmu manajemen bisnis, kata tersebut diadaptasi menjadi gorporate
governance yang sebagai upaya mengarahkan (directing) dan mengendalikan (control) kegiatan
organisasi, termasuk perusahaan.
Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, pertama, pentingnya hak pemegang
saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya dan, kedua,
kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu,
transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.
Komite Cadbury mendefenisikan corporate governance :
Corporate Governance adalah sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan
dengan tujuan : (1) agar mencapai kesimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan
oleh perusahaan, (2) untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban
kepada stakeholders. Hal ini berkaitan dengan peraturan kewenagan pemilik, direktur, manajer,
pemegang saham, dan sebagainya.
OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) yang anggota -
anggotanya antara lain, Amerika Serikat, Negara-negara Eropa (Austria, Belgia, Denmark,
Irlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Italia, Luxemburg, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal,
Swedia, Swiss, Turki, dan Inggris) dan negara-negara Asia Pasifik (Australia, Jepang, Korea,
Selandia Baru) mendefenisikan Corporate Governance sebagai :
Sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board dan pemegang saham,
dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Corporate Governance juga
mengisyaratkan adanya struktur, perangkat untuk mencapai tujuan, dan pengawasan atas kinerja.
Corporate Governance yang baik dapat memberikan perangsang atau insentif yang baik bagi
board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan atau
pemegang saham dan harus menfasilitasi pemonitoran yang efektif, sehingga mendorong
perusahaan untuk menggunakan sumber daya dengan lebih efisien.
Page 9
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI
LEMBAGA PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
TOMMY KUNCARA, SE., MMSI
9 ISSN- 1411- 3880
Dalam mendefenisikan corporate governance sebagai berikut : Corporate Governance
adalah kumpulan hukum, peraturan dan kaidah - kaidah yang wajib dipenuhi yang dapat
mendorong kinerja sumber - sumber perusahaan bekerja secara efisien, menghasilkan nilai
ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham mupun masyarakat
sekitar secara secara keseluruhan (World Bank).
Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa corporate governance adalah
sistem dan struktur untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang
saham (shareholder’ value) serta mengakomodasi berbagai pihak yang berkepentingan dengan
perusahaan (stakeholder) seperti kreditor, supplier, asosiasi usaha, konsumen, pekerja,
pemerintah dan masyarakat luas.
Penerapan GCG perlu didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu negara
dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai
pengguna produk (Wahyudin, 2008).
Prinsip dasar yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pilar adalah :
1. Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundang-undangan yang menunjang
iklim usaha yang sehat, efisien, dan transparan. Melaksanakan peraturan perundang-
undangan dan penegakan hukum secara konsisten (consistent law enforcement).
2. Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai pedoman pelaksanaan
usaha.
3. Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa serta pihak yang terkena dampak dari
beberapa perusahaan menunjukkan kepedulian dan melakukan control social secara
obyektif dan bertanggung jawab.
Page 10
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI
LEMBAGA PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
TOMMY KUNCARA, SE., MMSI
10 ISSN- 1411- 3880
METODE PENELITIAN
Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Bank BTN (persero), Tbk
Cabang Bekasi yang beralamat di Jl. Jend Sudirman No.19, Bekasi Barat (www.btn.co.id).
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer. Data ini diperoleh dari wawancara
langsung ke PT. Bank Tabungan Negara Cabang Bekasi.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data-data dengan menggunakan teknik-
teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data serta mempelajari literatur-literatur
yang ada berupa karya ilmiah. Buku-buku atau kepustakaan lain yang berhubungan erat
dengan masalah dalam penulisan ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat mengenai gambaran umum
perusahaan dan data-data yang relevan dengan subjek penelitian yang dilakukan dengan
cara wawancara.
Page 11
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI
LEMBAGA PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
TOMMY KUNCARA, SE., MMSI
11 ISSN- 1411- 3880
Teknik Analisis Data
Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif
maka dari itu penulis memiliki beberapa langkah dalam melakukan teknik analisis secara
kualitatif yaitu :
1. Mentranskrip data yang masih mentah dari wawancara terstruktur.
2. Hasil dari penelitian berupa data kemudian disorting (mengolah informasi yang diperoleh
sehingga sistematis berdasarkan variabel yang diteliti) dengan cara mereduksi data yang
diperoleh. Proses reduksi data berarti merangkum, memilih, hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting dan membuang yang tidak diperlukan.
3. Sedangkan untuk menganalisis data dipakai content analysis (teknik yang digunakan
untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan yang dilakukan
secara objektif dan sistematis).
4. Setelah peneliti menarik kesimpulan dari hasil penelitian, kemudian meminta
pertimbangan kepada berbagai pihak mengenai data-data yang diperoleh dari lapangan.
Isi kesimpulan tersebut akan menyatakan kredibilitas dari asumsi awal yang ditentukan
oleh peneliti.
Page 12
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI
LEMBAGA PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
TOMMY KUNCARA, SE., MMSI
12 ISSN- 1411- 3880
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Dari hasil wawancara yang di peroleh penulis diperoleh informasiBTN memiliki
komitmen untuk mempertahankan standar tertinggi dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan
yang baik (Good Corporate Governance - GCG) sebagai salah satu persyaratan utama bagi
keberhasilan dan keberlanjutan usaha dan BTN menjunjung tinggi etika dan standar
profesionalisme pada seluruh jenjang organisasi.
Bank BTN juga memiliki beberapa komite yang menunjang berjalannya operasional perusahaan yaitu Komite Remunerasi, Komite Nominasi, Komite Pemantau Resiko, dan Komite Audit. tugas pokok komite-komite yang mengawasi dan menunjang operasional perusahaan dan prosedur pemberian kredit di Bank BTN
Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance di Bank BTN
Dari hasil wawancara maka penulis memperoleh informasi mengenai prinsip-prinsip
GCG yang diterapkan di Bank BTN yang antara lain :
a. Keterbukaan (Transparency)
1. Bank mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan
dapat diperbandingkan serta dapat diakses oleh stakeholderssesuai dengan haknya.
2. Prinsip keterbukaan itu tetap memperhatikan ketentuan rahasia bank, rahasia jabatan
dan hak-hak pribadi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Akuntabilitas (Accountability)
1. Bank menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing organ bank yang
selaras dengan visi, misi sasaran usaha dan strategi bank serta menetapkan
kompetensi kepada organ tersebut sesuai tanggung jawab masing-masing.
2. Bank juga memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran berdasarkan ukuran yang
disepakati konsisten dengan nilai perusahaan (corporate values), sasaran usaha dan
strategi bank serta memiliki reward and punishment system.
3. Bank meyakini bahwa semua organ organisasi Bank mempunyai kompetensi sesuai
dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam implementasi GCG.
c. Tanggung Jawab (Responsibility)
Page 13
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI
LEMBAGA PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
TOMMY KUNCARA, SE., MMSI
13 ISSN- 1411- 3880
1. Bank berpegang pada prinsip kehati - hatian (prudential banking practices) dan
menjamin kepatuahan terhadap peraturan yang berlaku.
2. Bank sebagai good corporate citizen peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan
tanggung jawab social secara wajar.
d. Independensi (Independency)
1. Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholders manapun
dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta terbebas dari benturan
kepentingan (conflict of interest).
2. Bank mengambil keputusan secara obyektif dan bebas dari segala tekanan dari pihak
manapun.
e. Kewajaran (fairness)
1. Bank memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan asas kesetaraan
dan kewajaran (equal treatment).
2. Bank memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders untuk memberikan
masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan bank serta mempunyai
akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.
Perbankan sebagai lembaga keuangan mempunyai peranan yang besar dalam menunjang
keberhasilan berbagai program pemerataan pendapatan dan kesempatan berusaha. PT Bank
Tabungan Negara Tbk sebagai salah satu bank umum dalam hal ini telah merespon keinginan
para nasabahnya yakni bukan saja bank yang hanya mengumpulkan dana dan menerima
simpanan masyarakat dalam tabungan, deposito dan giro tetapi juga sebagai lembaga keuangan
yang memberikan perhatian terhadap pengembangan usaha kecil dan menengah.
Memperhatikan peranan perbankan yang sedemikian strategis dalam mencapai tujuan
nasional dan sebagai intermediasi dalam menghimpun dana dan menyalurkannya kembali dalam
bentuk kredit serta dilihat dari sumber pendapatan utama bank, dimana sumber pendapatan
utamanya adalah dari pemberian kredit, dengan demikian dalam pemberian kredit harus
memperhatikan prinsip kehati-hatian dan melaksanakan prosedur perkreditan yang sehat untuk
menghindari masalah yang akan timbul, dikarenakan banyak sekali terjadi kredit bermasalah di
dunia perbankan antara lain kredit kurang lancar atau kredit macet.
Kredit macet adalah keadaan dimana debitur tidak dapat memenuhi kewajiban atas kredit
yang ia peroleh dari bank, yaitu kewajiban atas pembayaran bunga dan pokok pinjaman. Oleh
Page 14
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI
LEMBAGA PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
TOMMY KUNCARA, SE., MMSI
14 ISSN- 1411- 3880
karena itu, tidaklahmengherankan banyak bank di Indonesia, baik bank pemerintah maupun bank
swasta menerapkan aturan kredit tersendiri, peraturan yang berlaku dalam menyalurkan dana atas
pinjaman berupa kredit kepada debiturnya. Semua ini dilakukan pihak bank untuk mengamankan
bisnis bank tersebut dari bahaya kredit macet.Apabila ada kredit macet, tindakan bank dalam
usaha menyelamatkan dan menyelesaikan kredit bermasalah akan sangat bergantung pada
kondisi kredit yang bermasalah itu sendiri. Untuk menyelamatkan dan menyelesaikan kredit
bermasalah ada dua strategi yang di tempuh:
1. Jalur non litigasi
Penyelesaian melalui jalur ini dilakukan melalui perundingan kembali antara kreditor dan
debitor dengan memperingan syarat – syarat dalam perjanjian kredit. Jadi dalam tahap
penyelamatan kredit ini belum memanfaatkan lembaga hukum karena debitor masih
kooperatif dan dari prospek usahanya masih feasible.
2. Jalur litigasi
Penyelesaian melalui jalur ini dilakukan melalui mengajukan gugatan ke pengadilan.
Prosedur Pemberian Kredit Pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk
Sistem pemberian kredit yang terdiri atas beberapa prosedur secara hierarki dan
terstruktur, dimana setiap prosedur terdiri atas langkah-langkah yang konkrit sebagai wujud
nyata dari sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan. Adapun prosedur pemberian kredit yang
diberikan oleh Bank BTN adalah sebagai berikut :
a. Pengenalan produk
Pihak bank mengenalkan macam-macam produk kredit yang dimiliki oleh
pihak bank kepada calon debitur agar calon debitur dapat mengetahui keunggulan dan
kekurangan produk yang ditawarkan untuk dijadikan dasar memilih produk kredit yang
akan diambil sesuai kebutuhan dan kemampuanya.
b. Penjelasan syarat dan ketentuan pengajuan kredit
Dalam mengajukan Kredit Agunan Rumah (KAR), sebelumnya nasabah harus
mengetahi mengenai syarat dan ketentuan pengajuan Kredit Agunan Rumah (KAR)
terlebih dahulu. Syarat dan ketentuan akan dijelaskanloan service.
c. BI cheking
Page 15
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI
LEMBAGA PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
TOMMY KUNCARA, SE., MMSI
15 ISSN- 1411- 3880
Pengecekan pinjaman calon debitur pada bank lain dan kemampuan calon
debitur mengangsur (mampu atau tidak mengangsur) pinjaman yang ada pada 2 tahun
terakhir. Apabila calon debitur memenuhi syarat maka permohonan kredit dikabulkan.
Apabila tidak bisa mengangsur maka permohonan kredit ditolak dengan memberikan
surat penolakan kepada calon debitur.
d. Penyelidikan berkas pinjaman
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap
sesuai dengan persyaratan. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau cukup
maka maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas waktu
yang telah ditentukan tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya
permohoan kredit dibatalkan.
e. Wawancara
Tujuan wawancara kredit yaitu untuk mencocokan dokumen yang telah
diterima oleh bank. Dalam melakukan wawancara bank mengajukan beberapa
pertanyaan kepada nasabahnya. Hal - hal yang perlu dipertanyakan dalam wawancara
adalah data - data pemohon, data – data pekerjaan dan pengeluaran atau biaya hidup.
Pada tahap wawancara juga akan dijelaskan mengenai lebih lanjut mengenai ketentuan
pengajuan Kredit Agunan Rumah (KAR).
f. DUP (Daftar Usulan Pemohon) dan OTS (On The Spot)
DUP atau Daftar usulan Pemohon adalah daftar berkas kelengkapan mengenai
calon debitur dan hasil wawancara yang telah dilakukan. DUP langsung bisa dibuat
untuk calon debitur yang berpenghasilan tetap.
OTS (On The Spot) adalah kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau
berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian dicocokan dengan
hasil wawancara. Pada saat akan melakukan on the spot sebaiknya nasabah tidak
diberitahu, sehingga apa yang ada di lapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Dan pada saaat OTS dikenakan biaya appraisal untuk mengecek harga rumah Rp
1.000.000.
g. Analisa Pemohon
Tahap selanjutnya adalah bank melakukan analisa oleh loan service
terhadap permohonan kredit yang diajukan oleh nasabah dengan melakukan analisis
Page 16
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI
LEMBAGA PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
TOMMY KUNCARA, SE., MMSI
16 ISSN- 1411- 3880
kredit. Analisis kredit yang dilakukan oleh pihak bank merupakan bagian dari tahap
proses pemberian kredit. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui calon nasabah
apakah layak atau tidak untuk diberikan kredit serta sebagai bahan rekomendasi
dalam pemutusan kredit.
h. Keputusan kredit
Keputusan kredit adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak,
jika diterima akan dipersiapkan administrasinya dalam keputusan kredit ini biasanya akan
mencakup jumlah uang yang akan diterima, jangka waktu kredit dan biaya-biaya yang
harus dibayar.
i. Akad kredit
Syarat-syarat untuk akad kredit:
1) KTP, KK, Surat Nikah (Asli) Suami & Istri
2) Materai @Rp. 6.000 sebanyak 18 lembar
3) Sertifikat dan IMB Asli (diserahkan sebelum akad)
4) Buku tabungan Bank BTN
5) Suami Istri wajib hadir
4.1 Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Terhadap Prosedur
Pemberian Kredit PT. Bank Tabungan Negara Tbk. Implementasi Prinsip-Prinsip
Good Corporate Governance Terhadap Prosedur Pemberian Kredit PT. Bank
Tabungan Negara Tbk.
Dari prosedur pemberian kredit PT. Bank Tabungan Negara yang telah dijelaskan di atas,
Bank BTN telah menerapkan prinsip-prinsip GCG di setiap jenjang prosedur yang di butuhkan
dalam pemberian kredit yang antara lain :
Page 17
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI
LEMBAGA PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
TOMMY KUNCARA, SE., MMSI
17 ISSN- 1411- 3880
Tabel 4.2
Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Terhadap Prosedur Pemberian Kredit
PT. Bank Tabungan Negara Tbk.
No Keterangan Unsur-Unsur Sesuai Tidak Sesuai
1. Pertanggungjawaban
(Responsibility)
a. Mengembangkan
system akuntansi
berdasarkan standar
akuntasi.
√
b. Mengungkapkan
informasi secara tepat
waktu, memadai, jelas,
akurat, dan dapat
diperbandingkan.
√
c. Mengembangkan
teknologi informasi.
√
d. Mempublikasikan
informasi keuangan
dan informasi lain
yang material.
√
2. Akuntabilitas
(Accountability)
a. Terdapat pembagian
tugas (job desk) yang
jelas.
√
b. Menetapkan penilaian
kerja.
√
3. Transparansi
(Transparency)
a. Mempertimbangkan
tanggung jawab sosial
dalam setiap program
dan prosedur.
√
b. Membuat peraturan - √
Page 18
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI
LEMBAGA PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
TOMMY KUNCARA, SE., MMSI
18 ISSN- 1411- 3880
peraturan dalam
menghindari
penyalahgunaan
kekuasaan.
c. Mengedepankan
profesionalisme dan
pematuhan etika
perusahaan dan
peraturan perundang -
undangan yang
berlaku.
√
d. Berusaha menciptakan
lingkungan bisnis yang
baik dan terpercaya.
√
4. Kewajaran
(Fairness)
a. Menetapkan aturan
perusahaan.
√
b. Membuat kebijakan
untuk memproteksi
perushaan dari
kesalahan - kesalahan
yang biasa timbul dari
dalam perusahaan.
√
c. Setiap informasi sudah
diungkapkan dan
dipublikasikan secara
wajar.
√
5. Kemandirian
(Independency)
a. Dalam pengambilan
keputusan tidak ada
pengaruh dan
kepentingan dari
kelompok atau
√
Page 19
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI
LEMBAGA PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
TOMMY KUNCARA, SE., MMSI
19 ISSN- 1411- 3880
golongan tertentu.
b. Menggunakan tenaga
ahli yang bekerja
secara professional dan
independen.
√
c. Tidak melibatkan
pengaruh pihak luar
yang tidak sesuai
dengan prinsip
korporasi yang sehat.
√
d. Menghindari benturan
kepentingan.
√
e. Memiliki peraturan
tentang benturan
kepentingan.
√
Analisis
Hasil Rangkuman
Good Corporate Governance pada prosedur pemberian kredit PT. Bank Tabungan
Negara untuk aspek pertanggungjawaban dinyatakan sudah SESUAI.
Good Corporate Governance pada prosedur pemberian kredit PT. Bank Tabungan Negara untuk
aspek akuntabilitas dinyatakan sudah SESUAI.
Good Corporate Governance pada prosedur pemberian kredit PT. Bank Tabungan Negara untuk
aspek transparansi SESUAI.
Good Corporate Governance pada prosedur pemberian kredit PT. Bank Tabungan Negara untuk
aspek kewajaran dinyatakan sudah SESUAI.
Good Corporate Governance pada prosedur pemberian kredit PT. Bank Tabungan Negara untuk
aspek dinyatakan sudah SESUAI.
Page 20
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI
LEMBAGA PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
TOMMY KUNCARA, SE., MMSI
20 ISSN- 1411- 3880
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Prinsip-prinsip good corporate governance (GCG) terhadap prosedur pemberian kredit
yang ditetapkan oleh PT. Bank Tabungan Negara (persero) Tbk dapat meningkatkan efisiensi
dan efektivitas perusahaan karena dari kelima aspek prosedur pemberian kredit yaitu
pertanggungjawaban, akuntabilitas, transparasi, kewajaran dan kemandirian telah dinyatakan
SESUAI.
Saran
Hasil dari wawancara, narasi dalam annual report dan gambar dapat salah interpretasi
karena data dan fakta yang di analisis ada yang tanpa pengesahaan dari pihak ketiga yang tidak
memihak/netral. Meskipun demikian, hal-hal di atas seharusnya bukan menjadi suatu masalah
karena apapun pendekatannya atau paradigma penelitian yang digunakan, tidak ada yang bebas
dari bias subjektifitas. Akhirnya, dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada pada
penelitian ini, penelitian yang akan datang diharapkan dapat melibatkan lebih banyak bank dan
dengan berbagai model, baik konvensional maupun syariah. Serta waktu yang digunakan dalam
meneliti hendaknya lebih panjang, karena semakin lama waktunya maka data yang didapat akan
semakin lengkap dan validitasnya lebih terjamin.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia, 2004, Booklet Perbankan Indonesia, Direktorat Perizinan dan Informasi Pebankan.
Page 21
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERENCETERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDITDI
LEMBAGA PERBANKAN PADA PT. BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK.”
TOMMY KUNCARA, SE., MMSI
21 ISSN- 1411- 3880
Bank, World, 2005, Corporate Governance Country Assessment: Republic of Indonesia, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta:Salemba Empat.
Kasmir, 2012, Dasar-Dasar Perbankan, PT Raja Grafindo Persada:Jakarta.
Kasmir, 2014, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT Raja Grafindo Persada:Jakarta
Moh, Wahyudin, 2008, Good Corporate Governance pada badan Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya, Alfabeta, Bandung.
Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006, Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi
Bank Umum, Indonesia.
Sastradipoera, komaruddin, 2004, Strategi Manajemen Bisnis Perbankan: Konsep dan Implementasi Untuk Bersaing, Penerbit Kappa Sigma:Bandung.
Thamrin Abdullah, 2014, Bank dan Lembaga Keuangan , PT Raja Grafindo Persada:Jakarta.
Wahyudin, 2008, Good Corporate Governance pada badan Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya, Alfabeta:Bandung.