Top Banner
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ginjal (Ren) 2.1.1 Anatomi Ginjal (Drake et al., 2014) Gambar 2.1 Letak Anatomis Ginjal (Ren) Ginjal memiliki bentuk seperti kacang polong yang terletak pada retroperitoneal (antara dinding tubuh dorsal dan peritoneum parietal) di daerah lumbal superior. Proyeksi ginjal terhadap tulang belakang setinggi T12 samapi L3. Ginjal kanan terdesak oleh hepar dan terletak sedikit lebih rendah dari ginjal kiri. Ginjal orang dewasa memiliki massa sekitar 150 g (2 ons) dan dimensi rata- rata panjangnya 12 cm, lebar 6 cm, dan tebal 3 cm atau seukuran sabun besar. Permukaan lateral berbentuk cembung. Permukaan medial berbentuk cekung dan memiliki celah vertikal yang disebut hilus renal yang mengarah ke ruang internal di dalam ginjal yang disebut sinus ginjal. Saluran ureter, pembuluh darah ginjal, limfatik, dan saraf semuanya bergabung dengan masing-masing ginjal di hilum dan menempati sinus. Di atas setiap ginjal terdapat kelenjar adrenal (atau
36

TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

Jul 11, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ginjal (Ren)

2.1.1 Anatomi Ginjal

(Drake et al., 2014)

Gambar 2.1

Letak Anatomis Ginjal (Ren)

Ginjal memiliki bentuk seperti kacang polong yang terletak pada

retroperitoneal (antara dinding tubuh dorsal dan peritoneum parietal) di daerah

lumbal superior. Proyeksi ginjal terhadap tulang belakang setinggi T12 samapi

L3. Ginjal kanan terdesak oleh hepar dan terletak sedikit lebih rendah dari ginjal

kiri. Ginjal orang dewasa memiliki massa sekitar 150 g (2 ons) dan dimensi rata-

rata panjangnya 12 cm, lebar 6 cm, dan tebal 3 cm atau seukuran sabun besar.

Permukaan lateral berbentuk cembung. Permukaan medial berbentuk cekung dan

memiliki celah vertikal yang disebut hilus renal yang mengarah ke ruang internal

di dalam ginjal yang disebut sinus ginjal. Saluran ureter, pembuluh darah ginjal,

limfatik, dan saraf semuanya bergabung dengan masing-masing ginjal di hilum

dan menempati sinus. Di atas setiap ginjal terdapat kelenjar adrenal (atau

Page 2: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

6

suprarenal), merupakan kelenjar endokrin yang secara fungsional tidak terkait

dengan ginjal (Marieb & Hoehn., 2015).

Ginjal memiliki tiga lapis jaringan penyokong yang mengelilinginya:

1. Fascia renalis, merupakan lapisan terluar berupa jaringan ikat fibrosa padat

yang menyandarkan ginjal dan kelenjar adrenal ke struktur sekitarnya.

2. Perirenal fat capsule, merupakan massa lemak yang mengelilingi ginjal dan

bantalannya terhadap pukulan.

3. Fibrous capsule, merupakan kapsul transparan yang mencegah infeksi di

daerah sekitarnya menyebar ke ginjal (Marieb & Hoehn, 2015).

(Drake et al., 2014)

Gambar 2.2

Penampang Ginjal (Ren)

Ginjal memiliki korteks ginjal di bagian luar yang berwarna coklat

terang dan medula ginjal di bagian dalam yang berwarna coklat gelap. Korteks

ginjal mengandung jutaan alat penyaring disebut nefron. Setiap nefron terdiri dari

glomerulus dan tubulus. Medula ginjal terdiri dari beberapa massa-massa

Page 3: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

7

triangular disebut piramida ginjal dengan basis menghadap korteks dan bagian

apeks yang menonjol ke medial. Piramida ginjal berguna untuk mengumpulkan

hasil ekskresi yang kemudian disalurkan ke tubulus kolektivus menuju pelvis

ginjal (Tortora, 2011; Moore & Anne, 2012).

Nefron adalah kesatuan unit fungsional dari ginjal, tiap nefron terdiri dari

glomerulus, kapsula Bowman, tubulus contortus proksimalis, loop henle, tubulus

contortus distalis. Bagian luar ginjal disebut korteks dan bagian dalam disebut

medulla, serta bagian paling dalam disebut pelvis. Dibagian medulla ada bentukan

piramida sebagai saluran pengumpul (tubulus collectivus) yang membawa filtrat

dari nefron korteks menuju pelvis. Permukaan medial ginjal yang cekung ada

bentukan Hilus. Hilus merupakan tempat keluar-masuknya vasa renalis, dan

tempat keluarnya pelvis renalis. Ginjal Mempunyai pembungkus dari dalam ke

luar yaitu capsula renalis, perirenal fat dan paling luar adalah fascia renalis

(Maulana, 2014).

Aliran darah ginjal berasal dari arteri renalis yang merupakan cabang

langsung dari aorta abdominalis, sedangkan yang mengalirkan darah balik adalah

vena renalis yang merupakan cabang vena kava inferior (Marieb & Hoehn, 2015).

Sistem arteri ginjal adalah end arteries yaitu arteri yang tidak mempunyai

anastomosis dengan cabang–cabang dari arteri lain, sehingga apabila terdapat

kerusakan salah satu cabang arteri, berakibat timbulnya iskemia/nekrosis pada

daerah yang dilayaninya (Purnomo, 2012). Persarafan ginjal berasal dari pleksus

simpatikus renalis dan tersebar sepanjang cabang-cabang arteri vena renalis.

Serabut aferen yang berjalan melalui pleksus renalis masuk ke medulla spinalis

melalui Nervus Torakalis X, XI, dan XII (Netter, 2014).

Page 4: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

8

(Martini, Nath & Bartholomew, 2012)

Gambar 2.3

Struktur pada Ginjal

2.1.2 Fisiologi Ginjal

(Slomianka, 2009).

Gambar 2.4

Struktur Fisiologi Ginjal Umum

Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengekresikan zat

Page 5: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

9

terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma

darah melalui glomerulus dengan reabsorpsi sejumlah zat terlarut dan air dalam

jumlah yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal. Kelebihan zat terlarut dan air di

eksresikan keluar tubuh dalam urin melalui sistem pengumpulan urin (Price &

Wilson, 2012).

Menurut Sherwood (2013), ginjal memiliki fungsi yaitu:

a. Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh

b. Memelihara volume plasma yang sesuai sehingga sangat berperan dalam

peraturan jangka panjang tekanan darah arteri.

c. Membantu memelihara keseimbangan asam basa pada tubuh.

d. Mengekskresikan produk-produk sisa metabolisme tubuh.

e. Mengekskresikan senyawa asing seperti obat-obatan.

Ginjal menjalankan banyak fungsi homeostatik penting, antara lain

ekskresi produk sisa metabolik dan bahan kimia asing, pengaturan

keseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan

konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan keseimbangan asam

basa, sekresi, metabolisme, dan ekskresi hormon (Guyton & Hall, 2008).

Menurut Sherwood pada tahun 2013, dalam pembentukan urin terdapat

tiga proses dasar yang terlibat yakni filtrasi glomerulus, reabsorbsi tubulus, dan

sekresi tubulus.

2.1.2.1 Filtrasi Glomerulus

Sewaktu darah mengalir melalui glomerulus, plasma bebas protein tersaring

melalui kapiler glomerulus ke dalam kapsul Bowman. Dalam keadaan normal,

20% plasma yang masuk ke glomerulus tersaring. Proses ini, dikenal sebagai

Page 6: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

10

filtrasi glomerulus, adalah langkah pertama dalam pembentukan urin. Secara

rerata, 125 ml filtrat glomerulus terbentuk secara kolektif dari seluruh glomerulus

setiap menit. Jumlah ini sama dengan 180 liter setiap harinya. Dengan

memepertimbangkan bahwa volume rerata plasma pada orang dewasa adalah

2,75 liter, maka hal ini berarti bahwa ginjal menyaring keseluruhan volume

plasma sekitar 65 kali sehari. Jika semua yang difiltrasi keluar sebagai urin,

semua plasma akan menjadi urin dalam waktu kurang dari setengah jam. Namu,

hal ini tidak terjadi karena tubulus ginjal dan kapiler peritubulus berhubungan

erat di seluruh panjangnya, sehigga bahan-bahan dapat diperlukan antara cairan di

dalam tubulus dan darah dalam kapiler peritubulus.

2.1.2.2 Reabsorbsi Tubulus

Sewaktu filtrat mengalir melalui tubulus, bahan-bahan yang bermanfaat

bagi tubuh dikembalikan ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan selektif

bahan-bahan dari bagian dalam tubulus (lumen tubulus) ke dalam darah ini

disebut reabsorbsi tubulus. Bahan-bahan yang direabsorbsi tidak keluar dari

tubuh melalui urin tetapi dibawa oleh kapiler peritubular ke sistem vena dan

kemudian ke jantung untuk diresirkulasi. Dari 180 liter plasma yang disaring per

hari, sekitar 178,5 liter direabsorbsi. Sisa 1,5 liter di tubulus mengalir ke dalam

pelvis ginjal untuk dikeluarkan sebagai urin. Secara umum, bahan-bahan yang

perlu dihemat oleh tubuh secara selektif direabsorbsi, sementara bahan – bahan

yang perlu dihemat oleh tubuh secara selektf direabsorbsi, seentara bahan –

bahan yang tidak dibutuhkan dan harus dikeluarkan tetap berada di urin.

Page 7: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

11

2.1.2.3 Sekresi Tubulus

Proses ginjal ketiga, sekresi tubulus, adalah pemindahan selektif bahan-

bahan dari kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus. Proses ini merupakan

rute kedua bagi masuknya bahan ke dalam tubulus ginjal dari darah sedangkan

yang pertama adalah melalui filtrasi glomerulus. Hanya sekitar 20% dari plasma

yang mengalir melalui kapiler glomerulus difiltrasi ke dalam kapsul bowman,

80% sisanya mengalir melalui arteriol eferen ke dalam kapiler peritubulus.

Sekresi tubulus merupakan mekanisme untuk mengeluarkan bahan dari plasma

secara cepat dengan mengekstraksi sejumlah tertentu bahan dari 80% plasma

yang tidak terfiltrasi di kapiler peritubulus dan memindahkannya ke bahan yang

suda ada di tubulus sebagai hasil filtrasi.

2.3.2.4 Ekskresi urin

Ekskresi urin adalah pengeluaran bahan-bahan dari tubuh ke dalam urin.

Ini bukan merupakan proses terpisah tetapi merupakan hasil dari tiga proses

pertama di atas. Semua konstituen plasma yang terfiltrasi atau disekresikan

tetapi tidak direabsorbsi akan tetap di tubulus dan mengalir ke pelvis ginjal

untuk dieksresikan sebagai urin dan dikeluarkan dari tubuh. Perhatikan bahwa

semua yang difiltrasi dan kemudian direabsorbsi, atau tidak difiltrasi sama

sekali, masuk ke darah vena dari kapiler peritubulus dan karenanya

dipertahankan di dalam tubuh dan tidak dieksresikan di urin, meskipun mengalir

melewati ginjal.

Page 8: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

12

(Sherwood, 2011)

Gambar 2.5

Struktur Nefron

2.2..Gagal ginjal kronik

2.2.1..Definisi

Penyakit ginjal kronik merupakan suatu proses patofisiologis dengan

etiologi beragam yang menyebabkan turunnya fungsi ginjal secara progresif dan

pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selain itu, gagal ginjal merupakan

suatu keadaan klinis dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel sebagai

salah satu tandanya, pada derajat tertentu yang memerlukan terapi pengganti

ginjal yang tetap berupa dialysis atau transplantasi ginjal.(Suwitra, 2014)...

Page 9: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

13

Tabel 2.1. Kriteria Penyakit Ginjal Kronik

Penanda kerusakan Ginjal (≥1 selama

>3 bulan)

Albuminuria (AER ≥ 30 mg/dl; ACR ≥

30 mg/g)

Kelainan sedimen urin

Kelainan elektrolit karena tubular

disorder

Kelainan berdasarkan pemeriksaan

histologi

Kelainan struktur berdasarkan imaging

Riwayat transplantasi ginjal

Penurunan GFR selama >3 bulan GFR <60 mL/menit per 1.73 m2

Sumber : Turner, Bauer, Abramowitz, Melamed, & Hostetter, 2012

.Menurut Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) Penyakit

ginjal bisa menjadi akut ataupun kronik. Penyakit ginjal yang terjadi selama lebih

dari 3 bulan dikategorikan sebagai penyakit ginjal kronik. Ginjal mempunyai

banyak fungsi diantaranya, fungsi ekskretori, endokrin serta fungsi metabolisme.

Glomerular Filtration Rate (GFR) merupakan salah satu komponen dari fungsi

ekskretoris. Namun secara luas GFR diyakini sebagai indeks untuk menilai semua

fungsi ginjal. Secara umum GFR berkurang setelah struktural yang luas

mengalami kerusakan. pemeriksaan laboratorium yang dilakukan rutin dapat

mendeteksi GFR bernilai <60ml/min/1.73m2. Sedangkan pada ginjal yang rusak

dapat terjadi pada parenkim ginjal, pembuluh darah, dan sistem kolektivus ginjal.

Ginjal yang rusak lebih sering menggunakan marker (penanda) ginjal daripada

menggunakan pemeriksaan langsung jaringan ginjal untuk pemeriksaan. petunjuk

Page 10: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

14

pada kerusakan ginjal dapat diberikan marker pada tempat ginjal yang mengalami

kerusakan. (NKF-KDIGO, 2013)...

2.2.2..Etiologi

.Faktor utama PGK karena disebabkan oleh diabetes dan tekanan darah yang

tinggi (hipertensi). Diabetes dapat terjadi jika kadar gula darah lebih dari batas

normal yang telah ditentukan, hal tersebut juga dapat menyebabkan kerusakan

organ-organ vital tubuh seperti jantung dan ginjal, serta pembuluh darah, syaraf

dan mata. Tekanan darah yang tinggi atau hipertensi, terjadi apabila tekanan darah

pada pembuluh darah meningkat lebih dari nilai normal dan jika tidak dijaga,

hipertensi bisa menjadi penyebab serangan jantung, stroke dan gagal ginjal

kronik. Gagal ginjal kronik juga bisa menyebabkan hipertensi. (NKF-KDIGO,

2013)...

Berdasarkan pada laporan tahunan ke empat IRR oleh PERNEFRI tahun

2011, melaporkan bahwa urutan etiologi PGK dari nilai yang paling tinggi ialah

penyakit ginjal hipertensi 34%, nefropati diabetika 27%, glomerulonefropati

primer 14%, nefropati obstruksi 8%, pielonefritis kronik 6%, sistemik lupus

eritromatosus 1%, ginjal polikistik 1%, gout 2%, lain-lain 6%, dan tidak diketahui

1%...

2.2.3..Patofisiologi

Patofisiologi penyakit ginjal kronik pada awalnya tergantung pada penyakit

yang mendasarinya..Pengurangan massa ginjal mengakibatkan hipertrofi

struktural dan fungsional nefron yang masih tersisa sebagai upaya kompensasi.

Hal ini mengakibatkan terjadinya hiperfiltrasi, yang diikuti oleh peningkatan

tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus..Proses kompensasi ini kemudian

Page 11: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

15

diikuti oleh proses maladaptasi yaitu sklerosis nefron..Adanya aktivitas yang

meningkatkan aksis renin-angiotensin-aldosteron, ikut memberikan peran

terhadap terjadinya hiperfiltrasi, sklerosis, dan progresifitas tersebut..(Suwitra,

2014)...

Pada stadium dini penyakit ginjal kronik, kehilangan daya cadang ginjal

dapat terjadi. Kemudian terjadi penurunan fungsi nefron yang ditandai dengan

peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Pada keadaan LFG sebesar 60%

pasien masih asimtomatik. Selanjutnya pada LFG sebesar 30% mulai muncul

keluhan pada pasien seperti, nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan berkurang

dan berat badan turun. Setelah kadar LFG dibawah 30% pasien muncul gejala dan

tanda uremia yang nyata seperti anemia, tekanan darah yang meningkat,

metabolisme fosfor dan kalsium terganggu, keseimbangan elektrolit terganggu.

Pada saat LFG di bawah 15% muncul gejala dan komplikasi yang serius, pada

tahap ini pasien sudah harus melakukan terapi pengganti ginjal (Renal

Replacement Therapy) antara lain, hemodialisis, peritoneal dialisis, atau

transplantasi ginjal (Suwitra, 2014)...

2.2.4..Klasifikasi

.Kriteria penyakit ginjal kronik menurut Suwitra (2014):..

1..Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan

structural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus

(LFG), dengan manifestasi : ..

-.Kelainan Patologis..

-.Terdapat tanda kelainan ginjal termasuk kelainan dalam komposisi darah

atau urin, atau kelainan dalam tes pencitraan (imaging tests) ..

Page 12: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

16

2..Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) kurang dari 60 ml/menit/1,73m2 selama

3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal. ..

.Pada keadaan tidak terdapat kerusakan ginjal lebih dari 3 bulan, dan LFG

sama atau tidak lebih dari 60 ml/menit/1,73m2, tidak termasuk kriteria penyakit

ginjal kronik...

.Klasifikasi atas dasar (stage) penyakit,.dibuat berdasarkan LFG yang

dihitung dengan menggunakan rumus Kockkroft-Gaults sebagai berikut:..

.*) pada perempuan dikalikan 0,85..

.Klasifikasi PGK dibagi atas 5 tingkatan derajat yang didasarkan pada LFG

dengan ada atau tidaknya kerusakan ginjal. Pada derajat 1-3 biasanya belum

terdapat gejala apapun (asimptomatik). Manifestasi klinis muncul pada fungsi

ginjal yang rendah yaitu terlihat pada derajat 4 dan 5...

Page 13: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

17

Tabel 2.2. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas dasar derajat penyakit..

Derajat Penjelasan LFG

(ml/mn/1.73m2)

1 kerusakan ginjal dengan LFG

normal atau ↑..

≥ 90

2 kerusakan ginjal dengan LFG ringan

atau ↓..

60-89

3 kerusakan ginjal dengan LFG

sedang atau ↓....koj

30-59

4 kerusakan ginjal dengan LFG berat

atau ↓...

15-29

5 gagal ginjal.. < 15 atau dialysis

Sumber : Buku ajar IPD jilid II edisi V, 2010..

3. ekskresi albumin abnormal

Kadar serum albumin rendah merupakan prediktor penting dari mordibitas

dan mortalitas karena rendahnya serum albumin pada pasien gagal ginjal

menggambarkan rendahnya ketahanan dan daya hidup pasien gagal ginjal

terminal. Hal ini disebabkan adanya peningkatan inflamasi dan kekurangan

asupan protein pada penderita. Rendahnya serum albumin juga salah satu penanda

penting yang dapat digunakan untuk menunjukan fungsi ginjal dari seseorang.

Page 14: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

18

Tabel 2.3. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas dasar kadar albumin..

Kategori AER (mg/24

jam)

ACR (approximate

equivalent)

Keterangan

Mg/mmol Mg/g

A1 <30 <3 <30 Normal –

peningkatan

ringan

A2 30-300 30-300 30-300

Peningkatan

sedang

A3 >300 >30 >300

Peningkatan

Berat

Sumber: NKF- KDIGO, 2013

2.2.5..Manifestasi Klinis

Pada umumnya pada pasien PGK stadium satu sampai tiga tanda dan gejala

awal tidak dialami atau gangguan keseimbangan cairan tidak dialami, elektrolit,

endokrin dan metabolik. Sedangkan pasien PGK stadium empat dan lima

menunjukkan beberapa gejala klinis.

Terdapat beberapa tanda dan gejala PGK yaitu:..

Page 15: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

19

Tabel 2.4..Manifestasi PGK Berdasarkan Derajat..

Derajat PGK.. Manifestasi Klinis..

Derajat I.. Tekanan darah pasien normal, tidak terdapat tanda-tanda

abnormalitas hasil tes laboratorium dan manifestasi klinis.

Derajat II.... Tanpa manifestasi klinis, terdapat hipertensi, mulai muncul

hasil tes laboratorium abnormal. ..

Derajat III.. Tanpa gejala, hasil tes laboratorium abnormal pada beberapa

sistem organ, terdapat hipertensi...

Derajat IV Terdapat manifestasi klinis berupa kelelahan dan penurunan

rangsangan...

Derajat V.. BUN meningkat, anemia, hipokalsemia, hiponatremia, asam urat

meningkat, proteinurea, pruritus, edema, hipertensi, kreatinin

meningkat, penurunan rangsangan, asidosis metabolik, mudah

mengalami perdarahan, hiperkalemia...

.Penderita gagal ginjal kronik akan menunjukkan beberapa tanda dan gejala

sesuai dengan tingkat kerusakan ginjal, kondisi lain yang mendasari dan usia

penderita. Gangguan akan ditimbulkan penyakit ini pada berbagai organ tubuh. ..

Page 16: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

20

Tabel 2.5. Manifestasi PGK menurut penyakit..

.Penyebab.. .Tanda dan gejala....

.Sistem hematopoeitik..

.Anemia akibat dari penurunan produksi eritropoetin

sehingga terjadinya penurunan rangsangan eritropoetis

pada sumsum tulang, cepat lelah, perdarahan akibat

terjadinya trombositopenia, ekimosis...

.Sistem

kardiovaskuler...

.Hipervolemia, hipertensi akibat penimbunan cairan dan

garam atau aktivitas renin-angiostensin dan aldosteron

meningkat, takikardia, disritmia, gagal jantung

kongestif akibat kelebihan cairan. ..

.Sistem pernapasan.. Takipnea, pernapasan kussmaul, sputum yang lengket,

batuk disertai nyeri, suhu tubuh meningkat, edema paru.

..

.Sistem

gastrointestinal..

Anoreksia, nausea, vomitus, perdarahan

gastrointestinal, distensi abdomen, diare dan

konstipasi...

.Sistem neurologi.. .Perubahan tingkat kesadaran, letargi, bingung, tupor,

koma, kejang, tidur terganggu, asiteriksis...

.Sistem skeletal.. .Osteodistrofi ginjal dan nyeri sendi. ..

.Sistem integumen.. .Tampak pucat akibat anemia, berwarna kekuningan

akibat penimbunan urokrom, pigmentasi, pruritus akibat

toksin dan endapan kalsium di pori-pori, lecet akibat

adanya bekas-bekas garukan karena rasa gatal...

.Sistem perkemihan.. .Haluaran urin berkurang, berat jenis urin menurun,

Page 17: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

21

proteinuria, fragmen dan sel dalam urin, natrium dalam

urin berkurang. ..

.Sistem reproduksi.. .Infertilitas, libido menurun, disfungsi ereksi akibat

penurunan produksi testosteron dan spermatogenesis,

Pubertas lambat...

2.2.6..Tindakan....

Tatalaksana penyakit ginjal kronik antara lain, terapi spesifik terhadap

penyakit yang mendasarinya, pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid,

pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskuar, pencegahan dan terapi

terhadap komplikasi, terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi

ginjal. Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya diberikan ketika sebelum terjadi

penurunan LFG, sehingga tidak terjadi ginjal yang semakin memburuk...

Penanganan PGK secara konservatif terdiri atas tindakan untuk

menghambat gagal ginjal yang semakin berkembang, keadaan pasien yang lebih

stabil, dan mengobati setiap faktor yang reversible. Pada saat tindakan konservatif

tidak lagi efektif dalam mempertahankan kehidupan pasien pada hal ini terjadi

penyakit ginjal stadium akhir satu-satunya pengobatan yang efektif adalah dialisis

intermiten atau transplantasi ginjal (Price and Wilson, 2012)...

Tujuan terapi konservatif yaitu mencegah faal ginjal yang semakin

memburuk secara progresif, meringankan keluhan-keluhan akibat akumulasi

toksin azotemia, memperbaiki metabolisme secara optimal dan memelihara

keseimbangan cairan dan elektrolit (Sukandar, 2016)...

Page 18: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

22

.Beberapa tindakan konservatif yang dapat dilakukan sebagai berikut:..

1..Diet protein..

Pada pasien PGK harus melakukan pembatasan asupan protein. Pembatasan

asupan protein telah terbukti dapat menormalkan kembali dan memperlambat

terjadinya gagal ginjal. Asupan rendah protein dapat membuat beban ekskresi

semakin berkurang sehingga menurunkan hiperfiltrasi glomerulus, tekanan

intraglomerulus dan cidera sekunder pada nefron intak. Asupan protein yang

berlebihan dapat berakibat hemodinamik ginjal berupa peningkatan aliran darah

dan tekanan intraglomerulus berubah yang justru meningkatkan progresifitas

ginjal semakin memburuk. (Suwitra, 2014)...

2..Diet Kalium..

Pembatasan kalium juga harus dilakukan pada pasien PGK dengan cara diet

rendah kalium dan tidak mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung kalium

tinggi. Pemberian kalium yang berlebihan akan menyebabkan hiperkalemia yang

berbahaya bagi tubuh. Jumlah yang diperbolehkan dalam diet adalah 40 hingga 80

mEq/hari. Makanan yang mengandung kalium seperti sup, pisang, dan jus buah

murni harus dihindari.

3..Diet kalori..

Kebutuhan kalori untuk pasien PGK harus adekuat yang bertujuan untuk

mempertahankan keseimbangan positif nitrogen, memelihara status nutrisi dan

memelihara status gizi (Sukandar, 2016)...

4..Kebutuhan cairan..

Asupan cairan membutuhkan regulasi yang perlu diperhatikan pada pasien

PGK. Asupan yang terlalu bebas dapat menyebabkan kelebihan beban sirkulasi,

Page 19: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

23

oedem dan intoksikasi cairan. Asupan yang kurang dapat menyebabkan dehidrasi,

hipotensi, dan pemburukan fungsi ginjal.

Pengobatan pada Penyakit ginjal kronik bertujuan untuk memperlambat

perkembangan penyakit menjadi End-Stage Renal Disease (ESRD). kontrol

tekanan darah menggunakan Angiotensin Converting Enzyme (ACE) Inhibitors

atau Angiotensin II Receptor Blockers (ARBs) secara efektif dapat membantu

memperlambat perkembangan dari PGK. Selain itu control glikemik pada pasien

dengan diabetes dapat menghambat perkembangan dari PGK (Turner et al., 2012).

Penatalaksanaan penyakit ginjal kronik meliputi, terapi spesifik terhadap

penyakit yang mendasarinya, penecegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid,

pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskuar, pencegahan dan terapi

terhadap komplikasi, terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi

ginjal. Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya diberikan ketika sebelum terjadi

penurunan LFG, sehingga tidak terjadi perburukan ginjal. Jika sudah terjadi

penurunan LFG maka terapi terhadap penyakit dasarnya ini sudah tidak banyak

bermanfaat.

.Pasien yang membutuhkan obat-obatan harus diperhatikan secara ketat

untuk memastikan kadar obat-obatan yang sedang dikonsumsi tersebut dapat

dipertahankan tanpa menimbulkan akumulasi toksik dalam darah dan jaringan

yang membuat efek toksik pada pasien PGK. ..

.Apabila sudah terjadi penurunan LFG maka terapi pada penyakit dasarnya

ini sudah tidak banyak manfaatnya. Pencegahan dan terapi terhadap kondisi

komorbid juga penting. Sedangkan untuk terapi pengganti ginjal dilakukan pada

Page 20: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

24

penyakit ginjal kronik stadium 5, yaitu pada LFG kurang dari 15ml/menit.

(Suwitra, 2014)...

2.3..Hemodialisis..

.Terdapat 3 jenis terapi pengganti ginjal untuk pasien dengan End-Stage

Renal Disease yaitu, Hemodialisis (HD), peritoneal dialisis, dan transplantasi

ginjal. Lamanya pasien menjalani terapi hemodialisis dapat mempengaruhi

keberhasilan terapi. (Wein AJ, 2012)...

2.3.1..Definisi.

Hemodialisis dapat diartikan sebagai suatu proses komposisi yang berubah

yaitu solute darah oleh larutan lain (cairan dialisat) melalui membran semi

permeabel (membran dialisis). Pada prinsipnya, hemodialisis merupakan suatu

proses pemisahan atau penyaringan atau pembersihan darah melalui suatu

membran semipermeabel yang dilakukan pada pasien dengan gangguan fungsi

ginjal yang akut maupun kronik. (Suhardjono, 2014)...

2.3.2..Prinsip.. ..

Terdapat 3 komponen utama yang terlibat dalam proses hemodialisis yaitu,

alat dialiser, cairan dialisat dan sistem penghantaran darah. Dialiser adalah alat

dalam proses dialisis yang mampu mengalirkan darah dan dialisat dalam

kompartemen-kompartemen di dalamnya, dengan dibatasi membran semi

permeabel (Depner, 2013).

Hemodialisis merupakan gabungan dari proses difusi dan ultrafiltrasi. Difusi

adalah perpindahan zat terlarut melalui membran semipermeabel. Laju difusi

terbesar terjadi pada perbedaan konsentrasi molekul terbesar. Ini adalah

mekanisme utama untuk mengeluarkan molekul kecil seperti urea, kreatinin,

Page 21: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

25

elektrolit, dan untuk menambahkan serum bikarbonat. Zat terlarut yang terikat

dengan protein tidak dapat dibuang melalui difusi karena protein yang terikat

ridak dapat menembus membran. (Suhardjono, 2014).

Sedangkan ultrafiltrasi adalah aliran konveksi (air dan zat terlarut) yang

terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik maupun tekanan osmotik.

Ultrafiltrasi terjadi karena perbedaan positif pada kompartemen darah dengan

tekanan negatif yang terbentuk pada kompartemen dialisat yang dihasilkan oleh

pompa dialisat (Transmembran Pressure). Pada proses hemodialisis, proses difusi

dan filtrasi berjalan secara bersamaan serta dapat diprogram sesuai dengan

keadaan klinis pasien. Dalam proses hemodialisis, cairan dialisat mengalir

berlawanan arah dengan darah, sehingga tetap mempertahankan kecepatan difusi

yang optimal (Suhardjono, 2014).

2.3.3..Indikasi dan kontraindikasi..

Pada pasien dengan Penyakit Ginjal Kronik tahap 5, inisiasi hemodialisis

dimulai dengan indikasi sebagai berikut :..

1..Kelebihan (Overload) cairan ekstraseluler yang sulit dikendalikan dan/

hipertensi...

2..Hiperkalemia yang refrakter terhadap restriksi diit dan terapi

farmakologis...

3..Asidosis metabolik yang refrakter terhadap pemberian terapi bikarbonat...

4..Hiperfosfatemia yang refrakter terhadap restriksi diet dan terapi pengikat

fosfat...

5..Anemia yang refrakter terhadap pemberian eritropoetin dan besi...

Page 22: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

26

6..Adanya penurunan kapasitas fungsional atau kualitas hidup tanpa sebab

yang jelas...

7..Penurunan berat badan atau malnutrisi, terutama apabila disertai gejala

mual, muntah, atau adanya bukti lain gastroduodenitis...

8..Adanya gangguan neurologis (neuropati ensefalopati, gangguan psikiatri),

pleuritis atau perikarditis yang tidak disebabkan oleh penyebab lain, serta

diatesis hemoragik dengan pemanjangan waktu perdarahan...

.Kontraindikasi dilakukannya hemodialisis dibedakan menjadi 2 yaitu,

kontraindikasi absolut dan kontraindikasi relatif. Kontraindikasi absolut apabila

akses vascular tidak didapatkan. Sedangkan untuk kontraindikasi relatif apabila

akses vaskular kesulitan untuk ditemukan, fobia terhadap jarum, gagal jantung,

dan koagulopati. (Suhardjono, 2014)...

2.3.4..Dosis dan Adekuasi..

.Kecukupan dialisis ditentukan berdasarkan kriteria klinis dan atas dasar

formula K x t/V, seperti yang direkomendasikan oleh KDOQI. K adalah klirens

urea dari dialiser, t adalah lama dialisis, dan V adalah volume distribusi urea

(Rocco et al., 2015)...

.Dosis hemodialisis merupakan jumlah bersihan fraksi urea dalam satu sesi

dialisis yang dipengaruhi oleh ukuran tubuh pasien, fungsi ginjal sisa, asupan

protein dalam makanan, derajat anabolisme atau katabolisme, dan adanya

komorbid. Kecukupan (adequacy) dialisis menjadi target dosis dialisis Saat ini

dipakai juga URR (% Urea Reduction Rate) atau besarnya penurunan ureum

dalam persen. URR = 100% x (1-(ureum sebelum/ureum sesudah dialisis)). Pada

Page 23: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

27

hemodialisis yang dilakukan 3 kali seminggu dianjurkan target URR setiap kali

hemodialisis adalah diatas 65%. (Suhardjono, 2014)...

Hemodialisis merupakan tindakan untuk menggantikan sebagian dari fungsi

ginjal. Pada penderita penyakit ginjal kronik (PGK) stadium V atau gagal ginjal

kronik (PGK) rutin melakukan tindakan ini. Meskipun tindakan hemodialisis

masa ini berkembang cukup pesat, akan tetapi masih banyak pasien PGK yang

mengalami masalah medis saat menjalani hemodialisis. Komplikasi yang sering

sekali terjadi pada penderita yang menjalani hemodialisis adalah gangguan

hemodinamik. Menurunnya tekanan darah dengan dilakukannya UF (ultrafiltrasi)

atau penarikan cairan saat hemodialisis. Hipotensi intradialitik terjadi pada 5-40%

penderita yang menjalani hemodialisis reguler. Namun sekitar 5-15% dari pasien

hemodialisis tekanan darahnya justru meningkat. Kondisi ini disebut hipertensi

intradialitik atau HID (intradialytic hypertension). (Agarwal dan Light, 2010)...

2.3.5..Komplikasi..

.Komplikasi akut yang sering paling terjadi adalah hipotensi terutama pada

pasien diabetes. Hipotensi pada hemodialisis dapat dicegah dengan dilakukannya

evaluasi berat badan dan modifikasi dari ultrafiltrasi, dengan harapan jumlah

cairan yang dikeluarkan lebih banyak pada awal dibandingkan di akhir dialisis.

Kram otot juga sering terjadi selama proses hemodialisis. Beberapa faktor

pencetus yang ada hubungannya dengan kejadian kram otot ini adalah adanya

gangguan perfusi otot karena pengambilan cairan yang agresif dan pemakaian

dialisat rendah sodium. Reaksi anafilaktoid juga merupakan salah satu komplikasi

dari hemodialisis. Reaksi anafilaktoid terhadap dialiser sering dijumpai pada

pemakaian pertama. (Suhardjono, 2014)...

Page 24: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

28

.Komplikasi kronik pasien hemodialisis dapat dibagi menjadi dua kategori

yaitu :..

1. Komplikasi yang terjadi dikarenakan terapi hemodialisis seperti,

hipotensi; anemia; endocarditis, dll...

2. Komplikasi yang terjadi dikarenakan penyakit ginjal primer seperti

nefropati, kronik gromeluropati, glomerulonefritis, dll. (Checheita et al., 2010)...

2.3.6..Lama Terapi Hemodialisis..

Rekomendasi KDOQI bahwa pasien dengan residual kidney function rendah

(kurang dari 2 ml/menit) menjalani hemodialisis tiga kali seminggu dengan durasi

3 jam setiap kali hemodialisis...

Pranoto (2010) membagi lama terapi hemodialisis menjadi 3 yaitu, kurang

dari 12 bulan, 12-24 bulan, dan lebih dari 24 bulan.

.Pasien yang menjalani hemodialisis selama lebih dari 10 tahun kemudian

melakukan transplantasi ginjal memiliki outcome yang lebih buruk dibandingkan

dengan pasien yang melakukan transplantasi ginjal yang sebelumnya melakukan

terapi hemodialisis dalam waktu yang lebih singkat (Wein AJ, 2012)...

2.4..Kualitas Hidup ..

2.4.1..Definisi..

Kualitas hidup merupakan suatu bentuk multidimensional, terdapat tiga

konsep kualitas hidup yaitu menunjukan suatu konsep multidimensional, yang

berarti bahwa informasi yang dibutuhkan mempunyai rentang area kehidupan dari

penderita itu, seperti kesejahteraan fisik, kemampuan fungsional, dan

kesejahteraan emosi atau sosial, menilai celah antara keinginan atau harapan

dengan sesuai kemampuan untuk melakukan perubahan dalam diri.

Page 25: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

29

.Kualitas hidup meliputi bagaimana individu mendapatkan presepsi

kebaikan dari beberapa aspek kehidupan mereka. Kualitas hidup dalam

mempertahankan individu yang lebih luas merupakan faktor yang penting dalam

memastikan bahwa orang tersebut bisa hidup dengan baik dengan perawatan dan

dukungan hingga datangnya kematian...

.Persepsi individu terkait dampak dan kepuasan tentang derajat kesehatan

dan keterbatasannya menjadi penting sebagai evaluasi akhir terhadap pengobatan.

(Reis, 2013)...

.Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang definisi kualitas hidup,

mengacu pada teori dari WHOQOL bahwa kualitas hidup merupakan persepsi

individu terhadap kondisi di dalam hidupnya yang sesuai dengan budaya ataupun

norma-norma yang dianut di lingkungan tempat tinggalnya terkait kebaikan di

dalam kehidupannya.

Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup antara lain faktor sosial

demografi seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, status pernikahan dan

pendidikan serta faktor lain seperti depresi, stage penyakit, lama hemodialisis,

adekuasi hemodialisis, dll. (Maliani, 2014).

2.4.2..Kualitas Hidup Terkait Kesehatan..

Konsep Health Related Quality Of Life (HRQOL) merupakan suatu konsep

yang mencakup aspek-aspek kualitas hidup yang bisa mempengaruhi kesehatan

fisik maupun mental. Pada tingkat individu, HRQOL mencakup faktor resiko

kesehatan, status fungsional, dan status sosial ekonomi. Sedangkan pada tingkat

komunitas, HRQOL meliputi sumber daya, kebijakan-kebijakan yang dapat

mempengaruhi kesehatan suatu populasi dan status fungsional. Kualitas hidup

Page 26: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

30

merupakan sebuah persepsi individu terhadap posisi mereka dalam kehidupan

konteks budaya dan nilai di tempat mereka tinggal serta berkaitan dengan tujuan

mereka, harapan, standar dan kekhawatiran. (Anees et al., 2011)...

Berawal dari pemikiran mengenai aspek kualitas hidup yang dapat berbeda

antara individu satu dengan individu lainnya, berbagai studi kualitas

hidupmeneliti aspek-aspek kehidupan yang penting bagi individu dalam

hubungannyadengan kualitas hidup.Ada banyak aspek kualitas hidup menurut

para ahli,diantaranya dapat dilihat pada tabel 2.6

Tabel2.6 Aspek-Aspek Kualitas Hidup Menurut Para Ahli

Felce (1996) Schalock

(2000)

WHO-

QOLdefinition

(1993)

Hagerty et

al(2001)

Cummins(199

7)

Cacat/Psikolo

gi

Cacat /

Psikologi

IndikatorKese

hatanSosial

Penelitian Cacat

6kemungkina

ndomain:

8 domain inti: 6 domain: 7 domain inti: 7 domain inti:

Kesejahteraan

fisik

Kesejahteraan

fisik

Fisik Kesehatan Kesehatan

Kesejahteraan

material

Kesejahteraan

material

Lingkungan Kesejahteraan

material

Kesejahteraan

material

Kesejahteraan

sosial

Keterlibatans

osial

Hubungansosi

al

Merasa

satubagian

darimasyaraka

Kesejahteraan

masyarakat.

Page 27: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

31

tsetempat.

Kesejahteraan

produktif

- - Pekerjaan

&aktivitas

Pekerjaan/akti

vitas

produktif.

Kesejahteraan

emosional

Kesejahteraan

emosional

Psikologis Kesejahteraan

emosional

Kesejahteraan

emosional

Hak

ataukesejatera

anwarga

negara

Hak - - -

- Hubungan

antarpribadi

- Hubunganden

gankeluarga

danteman-

teman.

Hubungansosi

al/keluarga

- Pengembanga

npribadi

- - -

- Penentuan

nasibsendiri

Tingkatkeman

dirian

- -

- - Spiritual - -

- - - Keselamatanpr

ibadi

Rasa aman

Berdasarkan perbandingan aspek-aspek kualitas hidup oleh beberapa

ahli,maka aspek kualitas hidupyang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

Page 28: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

32

aspek-aspek kualitas hidup yang terdapat padaWorld Heath Organization Quality

of Life Bref version (WHOQoL-BREF) karena sudah mencakup keseluruhan

kualitas hidup. Menurut WHOQOL Group (Power dalam Lopers dan

Snyder,2004), kualitas hidup memiliki enam aspek yaitu kesehatan fisik,

kesejahteraanpsikologis, tingkat kemandirian, hubungan sosial, hubungan dengan

lingkungan,dan keadaan spiritual. WHOQoL ini kemudian dibuat lagi menjadi

insturment WHOQoL–BREF dimana enam aspek tersebut dipersempit menjadi

empat aspek yaitu kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosialdan

hubungan dengan lingkungan.

.Menurut The World Health Organization Quality of Life (WHOQoL)

kualitas hidup terdiri dari 4 bidang. Keempat bidang dari WHOQoL BREF

meliputi :..

a. Kesehatan fisik berhubungan dengan kesakitan dan kegelisahan,

ketergantungan pada perawatan medis, energi dan kelelahan, mobilitas, tidur

dan istirahat, aktifitas kehidupan sehari-hari, dan kapasitas kerja.

b. Kesehatan psikologis berhubungan dengan pengaruh positif dan negatif

spiritual, pemikiran pembelajaran, daya ingat dan konsentrasi, gambaran

tubuh dan penampilan, serta penghargaan terhadap diri sendiri.

c. Hubungan sosial terdiri dari hubungan personal, aktivitas seksual dan

hubungan sosial.

d. Dimensi lingkungan terdiri dari keamanan dan kenyamanan fisik,

lingkungan fisik, sumber penghasilan, kesempatan memperoleh informasi,

partisipasi dan kesempatan untuk rekreasi, atau aktifitas pada waktu luang.

Page 29: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

33

Kualitas hidup secara langsung dipengaruhi oleh pengalaman positif

pengasuhan, pengalaman pengasuhan negatif, dan stres kronis. Sumber

dayaekonomi dan sumber daya sosial memiliki dampak langsung pada

kualitas hidup. Empat domain yang sangat penting untuk kualitas hidup

yaitu kesehatan dan fungsi, sosial ekonomi, psikologis,spiritual, dan

keluarga. Domain kesehatan dan fungsi meliputi aspek-aspek seperti

kegunaan kepada orang lain dan kemandirian fisik. Domain sosial

ekonomiberkaitan dengan standar hidup, kondisi lingkungan, teman-teman,

dan sebagainya. Domain psikologis/spiritual meliputi kebahagiaan,

ketenangan pikiran, kendali atas kehidupan, dan faktor lainnya. Domain

keluarga meliputi kebahagiaan keluarga, anak-anak, pasangan, dan

kesehatan keluarga. Meskipun sulit untuk membuang semua elemen

kehidupan, keempat domain mencakup sebagian besar elemen dianggap

penting untuk kualitas hidup. (WHOQOL, 1998).

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup adalah sebagai berikut:

a. Jenis kelamin

Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam peran serta akses dan

kendali terhadap berbagai sumber sehingga kebutuhan atau hal-hal yang penting

bagi laki-laki dan perempuan juga akan berbeda. Hal ini mengindikasikan adanya

perbedaan aspek-aspek kehidupan dalam hubungannya dengan kualitas hidup

pada laki-laki dan perempuan. Secara umum, kesejahteraan laki-laki dan

perempuan tidak jauh berbeda, namun perempuan lebih banyak terkait dengan

Page 30: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

34

aspek hubungan yang bersifat positif sedangkan kesejahteraan tinggi pada pria

lebih terkait dengan aspek pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik.

b. Usia

Terdapat perbedaan yang terkait dengan usia dalam aspek-aspek

kehidupan yang penting bagi individu. Individu dewasa mengekspresikan

kesejahteraan yang lebih tinggi pada usia dewasa madya.

c. Pendidikan

Pendidikan juga merupakan faktor kualitas hidup, kualitas hidup akan

meningkat seiring dengan lebih tingginya tingkat pendidikan yang didapatkan

oleh individu. Tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kualitas hidup, hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya

signifikansi perbandingan dari pasien yang berpendidikan tinggi meningkat dalam

keterbatasan fungsional yang berkaitan dengan masalah emosional dari waktu ke

waktu dibandingkan dengan pasien yangberpendidikan rendah serta menemukan

kualitas hidup yang lebih baik bagipasien berpendidikan tinggi dalam domain

fisik dan fungsional, khususnya dalam fungsi fisik, energi/kelelahan, social

fungsi, dan keterbatasan dalam peran berfungsi terkait dengan masalah emosional.

d. Pekerjaan

Kualitas hidup diperoleh hasil penelitian yang tidak jauh berbeda dimana

individu yang bekerja memiliki kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan

individu yang tidak bekerja.

2.6 Dampak hemodialisis terhadap kualitas hidup

Dampak hemodialisis akan berakibat terhadap respon pasien. Hal ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya karakteristik individu, pengalaman

Page 31: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

35

sebelumnya dan mekanisme koping. Masing– masing dimensi mempunyai

pengaruh tersendiri terhadap kualitas hidup.

1.Dimensi fisik

Dimensi fisik mempunyai beberapa dampak terhadap kualitas hidup

penderita gagal ginjal kronik. Dimensi fisik merujuk pada gejala – gejala yang

terkait penyakit dan pengobatan yang dijalani. Pada penderita gagal ginjal kronik

akan mengalami perubahan fisik. Kelemahan merupakan hal utama yang

dirasakan oleh pasien gagal ginjal kronik. Kelemahan berhubungan dengan

gangguan pada kondisi fisik, termasuk malnutrisi, anemia uremia. Kelemahan

fisik dapat menurunkan motivasi. Kelemahan secara signifikan berhubungan

dengan timbulnya gejala gangguan masalah tidur, status kesehatan fisik yang

menurun dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. (Farida 2010).

2.Dimensi psikologi

Respon psikologis pada pasien gagal ginjal kronik dapat bervariasi dan

sering berhubungan dengan kerugian, baik aktual maupun potensial, dan telah

disamakan dengan proses kesedihan. Depresi merupakan respon psikologis yang

paling umum dan telah dilaporkan berhubungan dengan kualitas hidup yang

rendah yang berhubungan dengan kesehatan. Kemarahan dan penolakan yang

sering dilakukan oleh pasien untuk melindungi diri dan emosi tak terkendali, ini

dapat memiliki efek negatif yang dapat menyebabkan penurunan kepatuhan pasien

terhadap rejimen pengobatan dan mengurangi komunikasi yang efektif antara

pasien dan tim kesehatan. Penderita gagal ginjal kronik akan mengalami

perubahan dalam hal spiritual. Pasien lebih mendekatkan diri kepada Tuhan

dibandingkan sebelum terkena gagal ginjal dan melakukan hemodialisis.

Page 32: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

36

Mendekatkan diri kepada Tuhan dilakukan dengan menjalankan aturan agama dan

tidak berbuat hal yang dilarang agama. Lebih memikirkan kehidupan untuk bekal

diakherat. Kualitas hidup secara spiritual dirasakan lebih meningkat dengan cara

mendekatkan diri kepada Tuhan dan berbuat baik. (Farida 2010).

3.Dimensi hubungan sosial

Sebagian besar dari interaksi orang, melibatkan makan dan minum

sehingga tidak jarang untuk pasien dengan ESRF untuk mengurangi keterlibatan

sosial mereka karena pembatasan makanan dan minuman yang ketat. Masalah

sosial lainnya dapat dipengaruhi oleh penyakit kronik dan termasuk status kerja

pasien, hubungan antara keluarga dan teman-teman, dan bahkan keinginan untuk

melakukan kegiatan rekreasi.

4.Dimensi lingkungan

Mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi kemampuan dalam

melakukan koping pada pasien yang menjalani hemodialisis. Hasil penelitian

mengatakan penyebab stres utama adalah yang berhubungan dengan masalah

ekonomi dan ketidakmampuan untuk mendapatkan uang. (Farida 2010).

2.7..Pengaruh lamanya menjalani hemodialisis dengan kualitas hidup pasien PGK

yang menjalani hemodialisis

Lamanya hemodialisis diartikan sebagai seberapa lama individu telah

menjalani hemodialisis. Tujuan terapi hemodialisis bukan untuk menyembuhkan

pasien dari penyakit ginjal kronik, karena seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya, penyakit ini bersifat irreversible. Tujuan utamanya sebagai pengganti

fungsi ginjal untuk mempertahankan homeostasis tubuh manusia. semakin lama

seorang pasien menjalani terapi hemodialisis berbanding terbalik dengan kualitas

Page 33: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

37

hidup pasien penyakit ginjal terminal. Hal ini diikarenakan tingkat kekhawatiran

serta stress pasien yang semakin meningkat karena berpikir seharusnya

hemodialisis dapat menyembuhkan pasiennya. (Anees et al., 2011).

.Pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis mengalami

fisik, psiologis, dan sosial yang banyak berubah terkait dengan proses penyakit

dan kemampuan pasien untuk beradaptasi dengan perubahan. Penyakit ginjal

kronik dengan hemodialisis berhubungan dengan gejala fisik dan komplikasi.

Misalnya penyakit jantung, anemia, gangguan tidur yang dapat disebabkan oleh

uremia, durasi terapi dialisis, dan sakit kronik. Selain itu, hal tersebut

menyebabkan gangguan neurologis dan gangguan gastrointestinal yang

memberikan dampak bagi kualitas hidup penderita. Masing-masing perubahan

fisik memiliki potensial untuk menurunkan kualitas hidup. (Utami, 2014).

Terapi hemodialisis juga akan mempengaruhi keadaan psikologis pasien.

Pasien akan mengalami gangguan proses berpikir dan konsentrasi serta gangguan

dalam berhubungan sosial. Semua kondisi tersebut akan menyebabkan

menurunnya kualitas hidup pasien PGK yang menjalani terapi hemodialisis.

.Waktu yang dibutuhkan terapi hemodialisis yang lama, mahalnya biaya,

dan membutuhkan kepatuhan pasien terkait restriksi cairan dan diet. Pasien akan

kehilangan kebebasan karena banyaknya aturan, pasien sangat bergantung pada

pemberi layanan kesehatan. Pendapatan akan semakin berkurang atau bahkan

hilang, akibat pasien tidak bisa produktif. Didukung dengan beberapa aspek lain

seperti aspek fisik, psikologis, sosioekonomi dan lingkungan, maka hal tersebut

dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal ginjal.

Page 34: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

38

.Namun terdapat beberapa penelitian yang menyatakan tidak terdapat

hubungan antara lama menjalani hemodialisis dengan kualitas hidup pasien.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahman pada tahun 2016 di RSUP. Prof. DR. R.

D. Kondou Manado menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara lama

menjalani hemodialisis dengan kualitas hidup pasien. Peneliti menyebutkan, hal

ini terjadi dikarenakan waktu penelitian yang singkat dan jumlah sampel yang

sedikit serta beberapa pasien dalam kondisi yang tidak baik. (Rahman et al.,

2016).

2.8. Instrumen Untuk Pengukuran Kualitas Hidup

Penilaian atau pengukuran kualitas hidup terkait kesehatan dapat

menggunakan kuesioner. Menurut (Harmaini, 2006), terdapat 3 macam alat ukur

kualitas hidup, yaitu:

1..Alat ukur generik

.Alat ukur generik merupakan alat ukur yang dapat digunakan untuk

berbagai macam penyakit maupun usia. Kelebihan dari alat ukur ini adalah

penggunaannya dapat lebih luas, namun kekurangan dari alat ukur ini adalah tidak

mencakup hal-hal khusus pada penyakit tertentu. Contohnya adalah Short Form-

36 (SF-36).

2..Alat ukur spesifik

.Alat ukur spesifik merupakan alat pengukur kualitas hidup yang spesifik

untuk penyakit tertentu. Alat ukur ini berisikan pertanyaan-pertanyaan khusus

yang sering terjadi pada penyakit yang dimaksud. Kelebihan dari alat ukur ini

adalah dapat mendeteksi lebih tepat keluhan atau hal khusus yang berperan pada

penyakit tertentu. Kekurangan dari alat ukur ini adalah pada penyakit lain alat ini

Page 35: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

39

tidak dapat digunakan dan biasanya pertanyaannya lebih sulit dimengerti. Contoh

dari alat ukur ini adalah Kidney Disease Quality of Life –Short Form (KDQOL-

SF).

3..Alat ukur utility

Alat ukur utility merupakan dari suatu alat ukur yang berkembang, biasanya

dari alat ukur generic. Pengembangannya dari penilaian kualitas hidup menjadi

parameter lainnya, sehingga mempunyai manfaat yang berbeda. Contohnya adalah

European Quality of life – 5 Dimensions (EQ-5) yang dikonversi menjadi Time

Trade-Off (TTO) yang berguna untuk bidang ekonomi, yaitu dapat digunakan

untuk menganalisis biaya kesehatan dan perencanaan keuangan kesehatan negara.

Kuesioner KDQOL SF merupakan kuesioner spesifik yang digunakan pada pasien

dengan gangguan fungsi ginjal. KDQOL SF versi 1.3 mencakup 19 domain

kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis, 19

domain tersebut adalah:

1..Gejala/masalah yang menyertai

2..Efek penyakit ginjal

3..Beban akibatpenyakit ginjal

4..Status pekerjaan

5..Fungsi kognitif

6..Kualitas interaksi sosial

7..Fungsi seksual

8..Tidur

9..Dukungan yang diperoleh

10..Dorongan dari staf dialisis

Page 36: TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/56190/3/BAB II.pdfkeseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan

40

11..Kepuasan pasien

12..Fungsi fisik

13..Keterbatasan akibat masalah fisik

14..Rasa nyeri yang dirasakan

15..Persepsi kondisi kesehatan secara umum

16..Kesejahteraan emosional

17..Keterbatasan akibat masalah emosional

18..Fungsi sosial

19..Energi/kelelahan (Hays et al., 1997).

.Kuesioner ini mempunyai rentang nilai per-item 0-100. Dimana semakin

tinggi nilai berhubungan dengan kualitas hidup yang lebih baik (Fructuoso et al.,

2011).